Pbl Neuro 33

download Pbl Neuro 33

of 33

Transcript of Pbl Neuro 33

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    1/33

    WRAP UP SKENARIO 3SAKIT KEPALA MENAHUN

    KELOMPOK A-9

    Ketua : Fitriano Haniwieko 1102011108Sekretaris : Cattleya Ananda Vilda 1102011063Anggota : Chandra Dewi 1102011064

    Cindikia Ayu Sholekha Hani 1102011065Cindy Aulia Maessy 1102011066Dania Ahdariyah Putri 1102011069Danita Dwi Maryana 1102011070Frenji Afrita 1102011109Gabby Rachedia 1102010107

    Hadi Syarifudin 1102010116

    Fakultas Kedokteran Universitas YARSIPeriode 2013 2014

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    2/33

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    3/33

    STEP 1Kata Sulit

    1. Insomnia: gangguan tidur2. Somatoform: suatu gangguan bersifat psikologis berupa nyeri, mual,

    pusing yang tidak dapat dijelaskan secara medis.3. Nyeri kepala tipe tegang : Tension Type Headache, dengan karakteristik

    nyeri tekan4. Neurolog: orang yang mempelajari ilmu neurologi5. Mawaddah: selalu mencintai, Sakinah: fondasi rumah tangga, Waramah:

    kasih sayang6. Psikiater: ahli jiwa

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    4/33

    STEP 2 - BRAINSTORMINGPertanyaan

    1. Apakah terdapat hubungan bercerai yang dialami pasien dengan sakitkepala berulang dari 2 tahun yang lalu?

    2. Kenapa pusing bertahan selama dua tahun?3. Apakah terdapat hubungan antara insomnia dengan kasus?4. Apakah terdapat hubungan nyeri kepala tipe tegang denagn nyeri

    somatoform?5. Pemeriksaan apakah yang dilakukan neurolog dan psikiater dalam kasus

    ini?6. Apakah faktor penyebab terjadinya sakit kepala?7. Apa sajakah klasifikasi nyeri kepala ?8. Apakah mekanisme terjadinya nyeri kepala?9. Apa tatalaksana yang diberikan?10. Bagaimana menjalin keluarga yang sakinah, mawaddah dan waramah?

    Jawaban1 & 3 ( berhubungan ) - Hubungan dapat diuraikan sebagai berikut:

    2. Ada kemungkinan pasien tidak mengobati rasa nyeri tersebutt lebih lanjutatau faktor pencetus stress masih belum hilang.4. Tidak terdapat hubungan karena nyeri somatoform tidak dapat dijelaskansecara medis5. CT scan6. Etiologi dapat berupa: anxietas, stres otot, depresi atau drug abuse 7. Nyeri kepala dapat diklasifikasikan sebagai primer dan sekunder. Nyerikepala primer terdiri dari migrain, tension type headache , cluster headache,dan lain-lain. Nyeri kepala sekunder terdiri dari nyeri kepala yang disebabkantrauma, kelainan vaskular, dan infeksi.8. Mekanisme dapat diuraikan sebagai berikut:

    9. Tatalaksana yang diberikan bisa berupa analgesik, konsultasi, obat sedatif10. Dapat dimulai dengan membangun kasih sayang pada tingkat suami istri.

    cerai stress insomnia N eri ke ala

    stimulus Serabut aferennosiseptor

    Cornu posterior

    Tractusspinotalamikus

    lateral

    thalamus Gyrus postcentralis

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    5/33

    Hipotesis

    Wanita, 35 tahun

    Nyeri kepala

    cerai

    stress

    insomnia

    Anamnesis, PF

    Nyeri kepala tipetegang Nyeri somatoform

    Terapi:Analgesik,

    Konsultasi, Sedasi

    Sakinah,Mawaddah,

    Waramah (- )

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    6/33

    1. Memahami dan Menjelaskan Jaras Sensorik Nyeri

    Nyeri adalah sensasi subjektif, rasa yang tidak nyaman biasanya berkaitandengan kerusakan jaringan aktual atau potensial (Corwin J.E. ). Ketika suatu

    jaringan mengalami cedera, atau kerusakan mengakibatkan dilepasnya bahan

    bahan yang dapat menstimulus reseptor nyeri seperti serotonin, histamin, ionkalium, bradikinin, prostaglandin, dan substansi P yang akan mengakibatkanrespon nyeri (Kozier dkk). Nyeri juga dapat disebabkan stimulus mekanikseperti pembengkakan jaringan yang menekan pada reseptor nyeri. (Taylor C.dkk).

    Terdapat empat proses dalam rasa nyeri:

    1) Proses Transduksi ( Transduction )

    Proses transduksi merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri diubahmenjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Stimuliini dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia (substansinyeri). Transduksi rasa sakit dimulai ketika ujung saraf bebas (nociceptors)dari serat C dan serat A- neuron aferen primer menanggapi rangsangan

    berbahaya. Nosiseptor tersensitasi rangsangan berbahaya ketika kerusakan jaringan dan inflamasi terjadi sebagai akibat dari, misalnya, trauma, pembedahan, peradangan, infeksi dan iskemia.

    Nosiseptor akan didistribusikan pada : a) Struktur Somatik (kulit, otot, jaringan ikat, tulang, sendi)

    b) Struktur Viseral (organ viseral seperti hati, saluran gastro-intestinal)c) Serat C dan serat A- yang terkait dengan kualitas yang berbeda rasa

    sakit.

    Ada tiga kategori rangsangan berbahaya:

    a) Mekanik (tekanan, pembengkakan, abses, irisan, pertumbuhan tumor); b) Thermal (membakar, panas);c) Kimia (neurotransmitter rangsang, racun, iskemia, infeksi)

    Penyebab stimulasi bisa internal, seperti tekanan yang diberikan oleh tumoratau eksternal, misalnya, terbakar. Stimulasi ini menyebabkan pelepasanmediator kimia berbahaya dari sel-sel yang rusak, termasuk: prostaglandin,

    bradikinin, serotonin, substansi P, kalium, histamin. Mediator kimia inimengaktifkan nosiseptor terhadap rangsangan berbahaya. Dengan maksudmemperbaiki rasa nyeri, pertukaran ion natrium dan kalium (depolarisasi danrepolarisasi) terjadi pada membran sel. Hal ini menghasilkan suatu potensialaksi dan generasi dari sebuah impuls nyeri.

    2) Proses Transmisi ( Trasmision )

    Proses tranmisi dimaksudkan sebagai penyaluran impuls melalui sarafsensoris menyusul proses transduksi. Impuls ini akan disalurkan oleh serabut

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    7/33

    saraf A- dan serabut C sebagai neuron pertama, dari perifer ke medullaspinalis dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan kethalamus oleh traktus sphinotalamikus sebagai neuron kedua. Dari thalamusselanjutnya impuls disalurkan ke daerah somato sensoris di korteks serebrimelalui neuron ketiga, dimana impuls tersebut diterjemahkan dan dirasakan

    sebagai persepsi nyeri.

    3) Proses Modulasi ( Modulation )

    Proses modulasi adalah proses dimana terjadi interaksi antara sistemanalgesik endogen yang dihasilkan oleh tubuh pada saat nyeri masuk kekornu posterior medula spinalis. Proses acendern ini di kontrol oleh otak.Sistem analgesik endogen ini meliputi enkefalin, endorfin, serotonin, dannoradrenalin memiliki efek yang dapat menekan impuls nyeri pada kornu

    posterior medulla spinalis. Kornu posterior ini dapat diibaratkan sebagai

    pintu yang dapat tertutup atau terbukanya pintu nyeri tersebut diperankanoleh sistem analgesik endogen tersebut di atas. Proses modulasi inilah yangmenyebabkan persepsi nyeri menjadi sangat subyektif pada setiap orang. .Suatu jaras tertentu telah diternukan di sistem saran pusat yang secaraselektif menghambat transmisi nyeri di medulla spinalis. Jaras ini diaktifkanoleh stress atau obat analgetika seperti morfin (Dewanto).

    4) Persepsi

    Persepsi merupakan titik kesadaran seseorang terhadap nyeri. Pada saatindividu menjadi sadar akan nyeri, maka akan terjadi reaksi yang kompleks.

    Daerah otak yang berkaitan dengan sensasi nyeri :

    1) Korteks somatosensori: Ini adalah terlibat dengan persepsi daninterpretasi dari sensasi. Ini mengidentifikasi intensitas, jenis dan lokasisensasi rasa sakit dan sensasi yang berkaitan dengan pengalaman masa lalu,memori dan aktivitas kognitif. Ini mengidentifikasi sifat stimulus sebelummemicu respons, misalnya, di mana rasa sakit itu, seberapa kuat itu dan

    bagaimana rasanya.2) Sistem limbik: Hal ini bertanggung jawab untuk respon emosi dan

    perilaku terhadap rasa sakit misalnya, perhatian, suasana hati, dan motivasi,dan juga dengan pengolahan rasa sakit,dan pengalaman masa lalu rasa sakit.

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    8/33

    Pengolahan rasa nyeri melalui tiap jaras sensorik nyeri dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1) Reseptor Nyeri

    Aferen primer mencakup serat A-alfa dan A-beta yang besar dan bermielenserta membawa impuls yang besar dan tidak bermielin ( tidak diperlihatkan )serta membawa impuls yang memperantarai sentuhan, tekanan, dan

    propriosepsi dan serat A-delta yang kecil bermielin dan serat C yang tidak bermielin, yang membawa impuls nyeri. Aferen-aferen primer ini menyatu disel-sel kornu dorsalis medulla spinalis, masuk ke zona lissauer, serat

    pascaganglion simpatis adalah serat eferen dan terdiri dari serat-serat C tidak bermielin.

    2) Sensitisasi nosiseptor di daerah cedera jaringan

    Pengaktifan langsung dengan tekanan intensif yang menyebabkan kerusakan sel.Kerusakan sel menyebabkan dibebaskannya kalium ( K) intra sel dan sintesis

    prostaglandin (PgG) dan bradikinin (BK. Prostaglandin meningkatkan sensitivitasreseptor nyeri bradikinin, yaitu zat kimia penghsil nyeri yang paling kuat.

    http://1.bp.blogspot.com/-hWXPmlfLyV0/Tj7CT-era7I/AAAAAAAAAD4/u9f8R23X31w/s1600/9.pnghttp://3.bp.blogspot.com/-19A7hytBuFI/Tj7AWOPHsKI/AAAAAAAAADw/ce0LNOXP7O0/s1600/8.pnghttp://1.bp.blogspot.com/-hWXPmlfLyV0/Tj7CT-era7I/AAAAAAAAAD4/u9f8R23X31w/s1600/9.pnghttp://3.bp.blogspot.com/-19A7hytBuFI/Tj7AWOPHsKI/AAAAAAAAADw/ce0LNOXP7O0/s1600/8.png
  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    9/33

    3. Jalur-jalur nyeri

    Serat nyeri A-delta halus dan C, yang masing-masing membawa nyeri akut tajamdan kronik- lambat, bersinaps di substansia gelatinosa tanduk dorsal, memotongmedullaspinalis, dan naik ke otak di cabang neospinotalamikus atau cabang

    paleospinotalamikus traktus spinotalamikus, yang terutama diaktifkan oleh aferen perifer a-delta, bersinaps di nucleus vebtroposterolateralis (VPN) thalamus danmelanjutkan diri secara langsung ke korteks somatosensorik girus postsentralis,tempat nyeri dipersepsikan sebagai sensasi tajam dan berbatas tegas. Cabang

    paleospinotalamikus, yang terutama diaktifkan oleh aferen perifer C, adalah suatu jalur difus yang mengirim kolateral-kolateral ke formatio retikularis batang otak

    dan struktur lain, yang merupakan asal dari serat-serat lain, berjalan ke thalamus.Serat- serat ini memengaruhi hipotalamus dan system limbic serta korteksserebrum.

    Serat nyeri C aferen bersinaps terutama di substansia gelatinosa ( lamina I dan II)kornu dorsalis, sedangkan serat nyeri A delta terutama bersinaps di lamina I danV.

    Nyeri diawali sebagai pesan yang diterima oleh saraf-saraf perifer. Zat kimia(substansi P, bradikinin, prostaglandin) dilepaskan, kemudian menstimulasi saraf

    perifer, membantu mengantarkan pesan nyeri dari daerah yang terluka ke otak.Sinyal nyeri dari daerah yang terluka berjalan sebagai impuls elektrokimia disepanjang nervus ke bagian dorsal spinal cord (daerah pada spinal yangmenerima sinyal dari seluruh tubuh). Pesan kemudian dihantarkan ke thalamus ,

    pusat sensoris di otak di mana sensasi seperti panas, dingin, nyeri, dan sentuhan pertama kali dipersepsikan. Pesan lalu dihantarkan ke cortex , di mana intensitasdan lokasi nyeri dipersepsikan.

    Penyembuhan nyeri dimulai sebagai tanda dari otak kemudian turun ke spinalcord. Di bagian dorsal, zat kimia seperti endorphin dilepaskan untuk menguranginyeri di daerah yang terluka.

    Di dalam spinal cord, ada gerbang yang dapat terbuka atau tertutup. Saat gerbangterbuka, impuls nyeri lewat dan dikirim ke otak. Gerbang juga bisa ditutup.

    http://3.bp.blogspot.com/-HLv4ctD9X2U/Tj7D4DzlixI/AAAAAAAAAEA/a-qlWto1wPg/s1600/11.png
  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    10/33

    Stimulasi saraf sensoris dengan menggaruk secara perlahan di dekat daerah nyeridapat menutup gerbang sehingga rnencegah transmisi impuls nyeri. Impuls dari

    pusat juga dapat menutup gerbang, misalnya perasaan sernbuh dapat mengurangidampak atau beratnya nyeri yang dirasakan.

    Kozier, dkk. (1995) mengatakan bahwa nyeri akan menyebabkan respon

    tubuh meliputi :Respon fisiologis terhadap nyeri

    1) Stimulasi Simpatik:(nyeri ringan, moderat , dan superficial )

    a) Dilatasi saluran bronkhial dan peningkatan respirasi rate b) Peningkatan heart ratec) Vasokonstriksi perifer, peningkatan BPd) Peningkatan nilai gula darahe) Diaphoresisf) Peningkatan kekuatan ototg) Dilatasi pupilh) Penurunan motilitas GI

    2) Stimulus Parasimpatik (nyeri berat dan dalam)

    a) Muka pucat b) Otot mengerasc) Penurunan HR dan BPd) Nafas cepat dan irregulere) Nausea dan vomitusf) Kelelahan dan keletihan

    Respon tingkah laku terhadap nyeri

    1. Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup:

    http://3.bp.blogspot.com/-U8zbeeEz8rs/Tj7DesOXECI/AAAAAAAAAD8/envmoTxBhEI/s1600/10.png
  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    11/33

    2. Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas,Mendengkur)

    3. Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir)

    4. Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan

    gerakan jari & tangan5. Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan,

    Menghindari kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pdaktivitas menghilangkan nyeri)

    Pada nyeri yang parah dan serangan yang mendadak merupakan ancaman yangmempengaruhi manusia sebagai sistem terbuka untuk beradaptasi dari stressoryang mengancam dan menganggap keseimbangan. Hipotalamus meresponterhadap stimulus nyeri dari reseptor perifer atau korteks cerebral melalui sistemhipotalamus pituitary dan adrenal dengan mekanisme medula adrenal hipofiseuntuk menekan fungsi yang tidak penting bagi kehidupan sehingga menyebabkan

    hilangnya situasi menegangkan dan mekanisme kortek adrenal hopfise untukmempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dan menyediakan energikondisi emergency untuk mempercepat penyembuhan. Apabila mekanisme initidak berhasil mengatasi Stressor (nyeri) dapat menimbulkan respon stress sepertiturunnya sistem imun pada peradangan dan menghambat penyembuhan dan kalaumakin parah dapat terjadi syok ataupun perilaku yang meladaptif.

    Jenis jenis rasa nyeri:

    o Nyeri Somatik Superfisial (Kulit) Nyeri kulit berasal dari struktur-struktur superficial kulit dan jaringansubkutis. Stimulus yang efektif untuk menimbulkan nyeri di kulit dapat beruparangsangan mekanis, suhu, kimiawi, atau listrik. Kulit memiliki banyak sarafsensorik sehingga kerusakan di kulit menimbulkan sensai yang lokasinya lebihakurat dan presisi yang lebih luas dibandingkan di bagian tubuh lain.

    Nyeri Somatik Dalam Nyeri somatic dalam mengacu kepada nyeri yang berasal dari otot, tendon,ligamentum, tulang, sendi dan arteri. Struktur-struktur ini memiliki lebihsedikit reseptor nyeri sehingga lokalisasi nyeri serng tidak jelas. Nyeridirasakan lebih difus daripada nyeri kulit dan cenderung menyebar ke daerah

    di sekitarnya.

    Nyeri Viseral Nyeri visera mengacu kepada nyeri yang berasal dari organ-organ tubuh.Reseptor nyeri visera berada di dinding otot polos organ-organ berongga(lambung, kandung empedu, saluran empedu, ureter, dll) dan di kapsul organ-organ padat (hati, pancreas, ginjal). Mekanisme utama yang menimbulkannyeri visera adalah peregangan atau distensi abnormal dinding atau kapsulorgan, iskemia, dan peradangan. Visera dipersarafi oleh dua rute : melaluisaraf-saraf yang memiliki fungsi autonom (jalur visera sejati), seperti sarafsplanknikus, dan melalui saraf-saraf spinal yang mempersarafi struktursomatic (jalur parietal). Nyeri visceral disalurkan melalui serat simpatis dan

    parasimpatis SSO.

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    12/33

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    13/33

    kontraindikasi akibat dari lamanya penyakit yang dapat mengakibatkankecanduan.

    Menurut Berat Ringannya

    a. Nyeri ringan : dalam intensitas rendah

    b. Nyeri sedang : menimbulkan suatu reaksi fisiologis dan psikologisc. Nyeri Berat : dalam intensitas tinggi

    Menurut Waktu Serangan

    Terdapat beberapa cara untuk mengklasifikasikan tipe nyeri. Pada tahun 1986,The National Institutes of Health Concencus Conference of Painmengkategorikan nyeri menurut penyebabnya. Partisipan dari konferensitersebut mengidentifikasi 3 (tiga) tipe dari nyeri : akut, Kronik Malignan danKronik Nonmalignan.

    Nyeri akut timbul akibat dari cedera akut, penyakit atau pembedahan. NyeriKronik Nonmalignan diasosiasikan dengan cedera jaringan yang tidak

    progresif atau yang menyembuh. Nyeri yang berhubungan dengan kanker atau penyakit progresif disebut Chronic Malignant Pain. Meskipun demikian, perawat biasanya berpegangan terhadap dua tipe nyeri dalam prakteknya yaituakut dan kronis.

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    14/33

    2. Memahami dan Menjelaskan Nyeri Kepala

    2.1 Definisi

    Sakit kepala adalah rasa sakit atau tidak nyaman antara orbita dengan kepala yang berasal dari struktur sensitif terhadap rasa sakit ( sumber : Neurology and

    neurosurgery illustrated Kenneth). Prevalensi sakit kepala di USA menunjukkan 1dari 6 orang (16,54%) atau 45 juta orang menderita sakit kepala kronik dan 20 jutadari 45 juta tersebut merupakan wanita. 75 % dari jumlah di atas adalah tipetension headache yang berdampak pada menurunnya konsentrasi belajar dan

    bekerja sebanyak 62,7 %. Menurut IHS, migren sering terjadi pada pria denganusia 12 tahun sedangkan pada wanita, migren sering terjadi pada usia besar dari 12tahun. HIS juga mengemukakan cluster headache 80-90% terjadi pada pria dan

    prevalensi sakit kepala akan meningkat setelah umur 15 tahun.

    2.2 EtiologiSakit kepala bisa disebabkan oleh kelainan: (1) vaskular, (2) jaringan saraf, (3) gigi geligi, (4) orbita, (5) hidung dan (6) sinus paranasal, (7) jaringan lunak di kepala,kulit, jaringan subkutan, otot, dan periosteum kepala. Selain kelainan yang telahdisebutkan diatas, sakit kepala dapat disebabkan oleh stress dan perubahan lokasi(cuaca, tekanan, dll.) Faktor resiko terjadinya sakit kepala adalah gaya hidup,kondisi penyakit, jenis kelamin, umur, pemberian histamin atau nitrogliserinsublingual dan faktor genetik.

    Tension Type Headache (TTH)Stress, depresi, bekerja dalam posisi yang menetap dalam waktu lama, kelelahanmata, kontraksi otot yang berlebihan, berkurangnya aliran darah, dan

    ketidakseimbangan neurotransmitter seperti dopamin, serotonin, noerpinefrin, danenkephalin.

    Migren(1) perubahan hormon (65,1%), penurunan konsentrasi esterogen dan progesteron

    pada fase luteal siklus menstruasi, (2) makanan (26,9%), vasodilator (histaminseperti pada anggur merah, natrium nitrat), vasokonstriktor (tiramin seperti padakeju, coklat, kafein), zat tambahan pada makanan (MSG), (3) stress (79,7%), (4)rangsangan sensorik seperti sinar yang terang menyilaukan(38,1%) dan bau yangmenyengat baik menyenangkan maupun tidak menyenangkan, (5) faktor fisikseperti aktifitas fisik yang berlebihan (aktifitas seksual) dan perubahan pola tidur,

    (6) perubahan lingkungan (53,2%), (7) alkohol (37,8%), (7) merokok (35,7%).Faktor resiko migren adalah adanya riwayat migren dalam keluarga, wanita, danusia muda.

    Nyeri Kepala ClusterLebih sering pada pria usia dewasa muda (20-40 th). Pemicu adalah alkohol, stresdan makanan tertentu.

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    15/33

    1.2 Klasifikasi

    Sakit Kepala Primer Yang termasuk dalam jenis sakit kepala primer diantaranya : sakit kepala migrain,tension dan cluster. Sakit kepala primer ini dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.Beberapa orang yang sakit kepala jenis ini mudah sembuh sementara yang lain sulit sekalisembuh. Sakit kepala jenis ini tidak mengancam nyawa, namun bisa juga berhubungan dengangejala yang dapat menyerupai stroke atau perdarahan otak (intraserebral).

    1) Sakit kepala jenis tension/ Tension Type HeadacheSakit kepala tension ditandai dengan kepala terasa tegang dan berat, jenis sakit kepalaini merupakan jenis sakit kepala primer yang paling umum. sampai dengan 90% orangdewasa mengalami atau akan mengalami jenis sakit kepala ini. Sakit kepala tension lebih seringdiderita oleh wanita dibanding pria.

    Menurut International Headache Society, terdapat dua jenis tension type headache ,yaitu episodik dan kronik. Bentuk episodik ditandai dengan serangan sakit kepalayang terjadi kurang dari 15 hari dalam sebulan. Sementara jika lebih dari 15 haridalam sebulan disebut sebagai kronik. Keduanya memiliki bentuk bilateral serta

    terdapat sensasi seperti ditekan dan diikat pada sekeliling kepala.

    Selain itu, menurut International Headache Society , klasifikasi juga berdasarkan padafrekuensi sakit kepala. TTH episodik infrequent (kurang dari 12 sakit kepalapertahun), TTH episodik frequent (antara 12- 180 hari per tahun) dan kronik (lebihdari 180 hari per tahun).

    2) Sakit kepala migrainUrutan nomor dua untuk jenis sakit kepala primer yang paling umum adalah migrain.Diperkirakan 28 juta orang di Amerika Serikat (sekitar 12% dari populasi) akanmengalami sakit kepala migrain. Migrain mempengaruhi anak maupun orang dewasa.Sebelum pubertas, anak laki-laki dan perempuan dipengaruhi sama oleh sakit kepalamigrain, tapi setelah pubertas, perempuan lebih sering dari laki-laki. Diperkirakanbahwa 6% dari laki-laki dan sampai 18% wanita akan mengalami sakit kepala migrain

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    16/33

    dalam hidup mereka.

    Beberapa migrain didahului atau disertai dengan gejala peringatan sensorik (aura) padapenglihatannya, seperti kilatan cahaya, bintik-bintik buta, atau kesemutan di lengan atau kaki.

    3) Sakit kepala clusterSakit kepala cluster adalah jenis sakit kepala primer yang jarang yang mempengaruhi 0,1% daripopulasi (1 dalam 1.000 orang). Lebih sering mempengaruhi pria berusia dua puluhan,perempuan dan anak-anak juga dapat menderita jenis sakit kepala ini.

    Sakit kepala sekunder

    Sakit kepala sekunder merupakan jenis sakit kepala yang disebabkan oleh masalahstruktural di kepala atau leher. Ada banyak penyebab dari jenis sakit kepala ini mulaidari perdarahan di otak, tumor, atau meningitis dan ensefalitis.

    Gejala Sakit Kepala Sekunder :

    Sakit kepala jenis ini merupakan gejala yang terkait dengan banyak penyakit. Sakitkepala sekunder disebabkan oleh penyakit yang mendasari atau cedera yang perludidiagnosa dan diobati. Mengontrol atau mengobati gejala sakit kepala sangatdiperlukan sambil menunggu tes diagnostik untuk mengetahui penyakit yangmendasarinya. Beberapa penyebab sakit kepala sekunder dapat berpotensimengancam nyawa dan mematikan. Diagnosis dini dan pengobatan sangatlah penting.

    International Headache Society menyatakan ada delapan kategori sakit kepalasekunder. Beberapa contoh dalam setiap kategori dicatat. (Ini bukan daftar lengkap) : Trauma kepala dan leher Gangguan pembuluh darah pada kepala dan leher, seperti stroke, TIA, AVM. Gangguan pada otak selain pembuluh darah seperti tumor dan kanker. Akibat obat-obatan Infeksi seperti meningitis, ensefalitis, HIV/AIDS, pneumonia, flu,dan lain-lain Perubahan Lingkungan fisik Masalah dengan mats, telinga, tenggorokan hidung, gigi dan leher Masalah psikiatri

    Neuralgia

    Neuralgia berarti nyeri saraf (neur = saraf + algia = nyeri). Neuralgia kranialmenggambarkan jenis sakit kepala yang terjadi karena saraf di leher, kepala danbagian atas menjadi meradang dan menjadi sumber rasa sakit di kepala. Nyeri

    wajah dan berbagai penyebab lain untuk sakit kepala termasuk dalam kategori ini.

    2. 4. Patofisiologis

    Sakit Kepala Beberapa mekanisme umum yang tampaknya bertanggung jawabmemicu nyeri kepala adalah sebagai berikut(Lance,2000) : (1) peregangan atau

    pergeseran pembuluh darah; intrakranium atau ekstrakranium, (2) traksi pembuluhdarah, (3) kontraksi otot kepala dan leher ( kerja berlebihan otot), (3) peregangan

    periosteum (nyeri lokal), (4) degenerasi spina servikalis atas disertai kompresi padaakar nervus servikalis (misalnya, arteritis vertebra servikalis), defisiensi enkefalin(peptida otak mirip- opiat, bahan aktif pada endorfin).

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    17/33

    Tension Type Headache (TTH) Saat ini penyebab yang paling mungkin terjadinya TTH dipercayai adalah

    akibat sensitivitas neuronal yang abnormal dan fasilitasi nyeri, bukan kontraksiotot abnormal. Berbagai studi menunjukkan bahwa TTH berasosiasi dengansupresi eksteroseptif (ES2), serotonin platelet abnormal, dan penurunan beta-

    endorfin likuor serebrospinal. Nosisepsi miofasial ekstrakranial merupakansalah satu dari mekanisme nyeri kepala tegang. Nyeri kepala tidak secaralangsung berhubungan dengan kontraksi otot, dan dipikirkan kemungkinanhipersensitivitas neuron pada nucleus trigeminal kaudalis. Sensitisasi sentraltersebut dikarenakan adanya input nosiseptif yang berkepanjangan yangdihasilkan dari jaringan miofasial perikranial. Perubahan tersebut dapatmempengaruhi mekanisme perifer dan menimbulkan peningkatan aktivitas otot

    perikranial atau pelepasan neurotransmitter pada jaringan miofasial. Sensitisasisentral tersebut dapat bertahan bahkan setelah factor pencetus awal telahdihilangkan sehingga menimbulkan konversi dari nyeri kepala tegang episodikmenjadi kronik.

    Salah satu teori yang paling populer mengenai penyebab nyeri kepala ini adalahkontraksi otot wajah, leher, dan bahu. Otot-otot yang biasanya terlibat antaralain m. splenius capitis, m. temporalis, m. masseter, m. sternocleidomastoideus,m. trapezius, m. cervicalis posterior, dan m. levator scapulae. Penelitianmengatakan bahwa para penderita nyeri kepala ini mungkin mempunyaiketegangan otot wajah dan kepala yang lebih besar daripada orang lain yangmenyebabkan mereka lebih mudah terserang sakit kepala setelah adanyakontraksi otot. Kontraksi ini dapat dipicu oleh posisi tubuh yang dipertahankanlama sehingga menyebabkan ketegangan pada otot ataupun posisi tidur yangsalah.

    Sebuah teori juga mengatakan ketegangan atau stres yang menghasilkan kontraksiotot di sekitar tulang tengkorak menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darahsehingga aliran darah berkurang yang menyebabkan terhambatnya oksigen danmenumpuknya hasil metabolisme yang akhirnya akan menyebabkan nyeri. Rasa nyeri di dalam kepala, seperti halnya nyeri di bagian lain, akan

    dihantarkan ke korteks serebri oleh serabut-serabut saraf sensorik. Nyeri kepaladapat mempunyai distribusi permukaan yang terlokalisasi atau terasamenyeluruh (difus) di dalam kepala sebagai suatu kesatuan. Nervus yangterutama terlibat:

    1. Nervus Trigeminus atau nervus kelima yang mempersarafi wajah dan bangunandi wajah, bagian dua per tiga anterior kulit kepala dan periosteum di bawahnya

    di luar tulang tengkorak. Di dalam tengkorak, nervus ini mempersarafi duramater dan pembuluh-pembuluh darah pada fossa anterior dan media di depantentorium serebri.

    2. Tiga nervus servikalis pertama yang mempersarafi bagian sepertiga posteriorkulit kepala serta periosteum dan muskulus trapezius di luar tengkorak. Didalam tengkorak, ketiga saraf ini mempersarafi dura mater di sebelah posteriortentorium dan pembuluh-pembuluh darah pada fossa posterior.

    Migren

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    18/33

    Patofisiologi Migren Terdapat berbagai teori yang menjelaskan terjadinya migren.Teori vaskular, adanya gangguan vasospasme menyebabkan pembuluh darah otak

    berkonstriksi sehingga terjadi hipoperfusi otak yang dimulai pada korteks visualdan menyebar ke depan. Penyebaran frontal berlanjuta dan menyebabkan fase nyerikepala dimulai. Teori cortical spread depression, dimana pada orang migrain nilaiambang saraf menurun sehingga mudah terjadi eksitasi neuron lalu berlakushortlasting wave depolarization oleh pottasium-liberating depression (penurunan

    pelepasan kalium) sehingga menyebabkan terjadinya periode depresi neuron yangmemanjang. Selanjutnya, akan terjadi penyebaran depresi yang akan menekanaktivitas neuron ketika melewati korteks serebri.Teori Neovaskular (trigeminovascular), adanya vasodilatasi akibat aktivitas NOSdan produksi NO akan merangsang ujung saraf trigeminus pada pembuluh darahsehingga melepaskan CGRP (calcitonin gene related). CGRP akan berikatan padareseptornya di sel mast meningens dan akan merangsang pengeluaran mediatorinflamasi sehingga menimbulkan inflamasi neuron. CGRP juga bekerja pada arteriserebral dan otot polos yang akan mengakibatkan peningkatan aliran darah. Selainitu, CGRP akan bekerja pada post junctional site second order neuron yang

    bertindak sebagai transmisi impuls nyeri.Teori sistem saraf simpatis, aktifasi sistem ini akan mengaktifkan lokus sereleussehingga terjadi peningkatan kadar epinefrin. Selain itu, sistem ini jugamengaktifkan nukleus dorsal rafe sehingga terjadi peningkatan kadar serotonin.Peningkatan kadar epinefrin dan serotonin akan menyebabkan konstriksi dari

    pembuluh darah lalu terjadi penurunan aliran darah di otak. Penurunan aliran darahdi otak akan merangsang serabut saraf trigeminovaskular. Jika aliran darah

    berkurang maka dapat terjadi aura. Apabila terjadi penurunan kadar serotonin maka

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    19/33

    akan menyebabkan dilatasi pembuluh darah intrakranial dan ekstrakranial yangakan menyebabkan nyeri kepala pada migren.

    Cluster Headache

    Patofisiologi nyeri kepala klaster yang masih banyak dianut sampai saat ini : Focus patofisiologi di arteri karotis intrakavernosus yang merangsang pleksus

    perikarotis. Pleksus ini mendapat rangsangan dari cabang 1 dan 2 nervustrigeminus, ganglia servikalis superior/SCG (simpatetik) dan gangliasfenopalatinum/SPG (parasimpatetik). Diperkirakan focus iritatif di dan sekitar

    pleksus membawa impuls-impuls ke batang otak dan mengakibatkan rasa nyeri didaerah periorbital, retroorbital dan dahiHubungan polisinaptik dalam batang otak merangsang neuron-neuron dalamkolumna intermediolateral sumsum tulang belakang (simpatetik) dan nucleussalivatorius superior (parasimpatetik).Serat-serat preganglioner dari nucleus-nukleus ini membawa impuls-impuls untukmerangsang SCG (simpatetik) dan mengakibatkan sekresi keringat di dahi, sertarangsangan pada SPG (parasimpatetik) untuk sekresi air mata (lakrimasi) dan airhidung (rinorrhea).

    2. 5 Manifestasi Klinis

    Nyeri kepala Cluster Nyeri kepala yang dirasakan sesisi biasanya hebat seperti ditusuk tusuk pada

    separuh kepala ; di sekitar, di belakang atau di dalam bola mata, pipi, lubanghidung, langit langit, gusi dan menjalar ke frontal, temporal sampai ke oksiput.

    Nyeri kepala ini disertai gejala yang khas yaitu mata sesisi menjadi merah dan berair, konjugtiva bengkak dan merah, hidung tersumbat, sisi kepala menjadimerah panas dan nyeri tekan.

    Serangan biasanya mengenai satu sisi kepala, tapi kadang kadang berganti ganti kanan dan kiri atau bilateral.

    Nyeri kepala bersifat tajam, menjemukan dan menusuk serta diikuti mual ataumuntah.

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    20/33

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    21/33

    atau suatu keganasan. Nyeri kepala hebat yang akut disertai dengankehilangan kesadaran atau tanda-tanda gangguan neurological fokalmengarah kepada subaraknoid hemoragia atau meningitis. Nyeri kepalayang kronis misalnya pada migraine atau tension type headache.

    Sisi mana yang sakit. Tension type headache sering difuse dan bilateral.Migraine dapat bilateral tapi lebih sering unilateral. Cluster headacheselalu unilateral

    Kualitas nyeri kepala. Kualitas nyeri kepala sangat subyektif tergantung pada keadaan psikologi pasien.

    Saat timbulnya nyeri kepala. Cluster headache sering nyeri timbul padasaat pasien tidur sehingga sering membangunkan pasien. Tumor otakdalam ventrikel juga dapat menyebabkan nyeri kepala pada saat tidur.

    Fenomena lain yang menyertainya seperti photofobia,phonofobia,gangguan penglihatan, dizziness, kelemahan otot, febris.

    Hal hal lain yang memperburuk nyeri kepala misalnya batuk.

    Pemeriksaan Fisik Umum1. Keadaan umum pasien & mentalnya.2. Tanda tanda rangsangan meningeal3. Pemeriksaan khusus meliputi palpasi pada tengkorak untuk mencari

    kelainan bentuk, nyeri tekan dan benjolan. Palpasi pada otot untukmengetahui tonus dan nyeri tekan daerah tengkuk. Perabaan arteritemporalis superfisialis dan arteri carotis komunis. Pemeriksaan leher,mata, hidung, tenggorok, telinga, mulut dan gigi geligi perlu dilakukan.Pemeriksaan neurologis lengkap, ditekankan pada fungsi saraf otaktermsuk funduskopi, fungsi motorik, sensorik serta koordinasi

    Pemeriksaan Penunjang Umum1. Ro foto kepala melihat struktur tengkorak2. Ro foto servikal menentukan adanya spondiloartrosis dan fraktur

    servikal3. CT Scans/ MRI pada nyeri kepala yang menunjukkan kemungkinan

    penyakit intrakranial (tumor, perdarahan subarachnoid, AVM dll)4. EEG dilakukan bila ada riwayat kejang, kesadaran menurun, tauma

    kepala atau presinkop5. Foto sinus paranasal melihat adanya sinusitis6. Angiografi untuk kasus spesifik seperti aneurisma7. LP infeksi, perdarahan intrakranial8. EMG kontraksi otot yang terus menerus pada tengkuk, belakang dan

    depan kepala9. Labor pemeriksaan kimia darah

    Tension Type Headache (TTH) AnamnesisTension Type Headache harus memenuhi syarat yaitu sekurang kurangnyadua dari berikut ini : (1) adanya sensasi tertekan/terjepit, (2) intensitas ringan sedang, (3) lokasi bilateral, (4) tidak diperburuk aktivitas. Selain itu, tidakdijumpai mual muntah, tidak ada salah satu dari fotofobia dan fonofobia.

    PF dan PP

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    22/33

    Pemeriksaan Penunjang Tension Type Headache (TTH) Tidak ada uji spesifikuntuk mendiagnosis TTH dan pada saat dilakukan pemeriksaa neurologiktidak ditemukan kelainan apapun. TTH biasanya tidak memerlukan

    pemeriksaan darah, rontgen, CT scan kepala maupun MRI.

    Migren AnamnesisMigren dg aura 3 dr 4 kriteria berikut: (1) migren dengan satu atau lebih aurareversibel yang mengindikasikan disfungsi serebral korteks dan atau tanpadisfungsi batang otak, (2) paling tidak ada satu aura yang terbentuk berangsur angsur lebih dari 4 menit, (3) aura tidak bertahan lebih dari 60 menit, (4)sakit kepala mengikuti aura dalam interval bebas waktu tidak mencapai 60menitMigren tanpa aura sedikit lima kali serangan nyeri kepala seumur hidup yangmemenuhikriteria berikut :(a) berlangsung 4 - 72 jam, (b) paling sedikit memenuhi dua dari :(1) unilateral , (2) sensasi berdenyut, (3) intensitas sedang berat, (4)diperburuk oleh aktifitas, (3) bisa terjadi mual muntah, fotofobia danfonofobia.

    PF dan PPPemeriksaan Penunjang Migren Pemeriksaan untuk menyingkirkan penyakit

    lain ( jika ada indikasi) adalah pencitraan ( CT scan dan MRI) dan punksilumbal.

    Sakit Kepala Cluster AnamnesisDiagnosis nyeri kepala klaster menggunakan kriteria oleh IHS adalah sebagai

    berikut : (IHS,2005)a. Paling sedikit 5 kali serangan dengan kriteria seperti di bawah

    b. Berat atau sangat berat unilateral orbital, supraorbital, dan atau nyeritemporal selama 15 180 menit bila tidak di tatalaksana.

    c. Sakit kepala disertai satu dari kriteria dibawah ini :1. Injeksi konjungtiva ipsilateral dan atau lakriimasi2. Kongesti nasal ipsilateral dan atau rhinorrhea3. Edema ipsilateral kelopak mata4. berkeringat pada bagian depan dan wajah ipsilateral

    5.

    Ipsilateral miosis dan atau ptosis6. Sensasi agitasid. Serangan mempunyai frekuensi dari 1 kali setiap hari berbeda hingga 8

    kali pada hari yang samae. Tidak berhubungan dengan kelainan yang lain

    2.7 TatalaksanaNyeri kepala dapat diobati dengan preparat asetilsalisilat dan jika nyeri kepalasangat berat dapat diberikan preparat ergot (ergotamin atau dihidroergotamin).Bila perlu dapat diberikan intravena dengan dosis 1 mg dihidroergotaminmetansulfat atau ergotamin 0,5 mg. Preparat Cafergot ( mengandung kafein 100 mg

    dan 1 mg ergotamin) diberikan 2 tablet pada saat timbul serangan dan diulangi jam berikutnya.

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    23/33

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    24/33

    Gangguan somatoform adalah suatu kelompok gangguan yang memiliki gejalafisik (sebagai contohnya, nyeri, mual, dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan

    penjelasan medis yang adekuat. Gejala dan keluhan somatik adalah cukup seriusuntuk menyebabkan penderitaan emosional yang bermakna pada pasien ataugangguan pada kemampuan pasien untuk berfungsi di dalam peranan sosial atau

    pekerjaan. Suatu diagnosis gangguan somatoform mencerminkan penilaian klinisi bahwa faktor psikologis adalah suatu penyumbang besar untuk onset, keparahan,dan durasi gejala. Gangguan somatoform adalah tidak disebabkan oleh pura-purayang disadari atau gangguan buatan.

    3.2 EtiologiTerdapat faktor psikososial berupa konflik psikologis di bawah sadar yang.mempunyai tujuan tertentu. Pada beberapa kasus ditemukan faktor genetikdalam transmisi gangguan ini. Selain itu, dihubungkan pula dengan adanya

    penurunan metabolism (hipometabolisme) suatu zat tertentu di lobus frontalisdan hemisfer non dominan.

    Secara garis besar, faktor-faktor penyebab dikelompokkan sebagai berikut.a. Faktor-faktor BiologisFaktor ini berhubungan dengan kemungkinan pengaruh genetis (biasanya padagangguan somatisasi).b. Faktor Lingkungan SosialSosialisasi terhadap wanita pada peran yang lebih bergantung, seperti peran sakit yang dapat diekspresikan dalam bentuk gangguan somatoform. c. Faktor PerilakuPada faktor perilaku ini, penyebab ganda yang terlibat adalah:

    Terbebas dari tanggung jawab yang biasa atau lari atau menghindar dari situasi yang tidak nyaman atau menyebabkan kecemasan (keuntungan sekunder). Adanya perhatian untuk menampilkan peran sakit Perilaku kompulsif yang diasosiasikan dengan hipokondriasis atau

    gangguan dismorfik tubuh dapat secara sebagian membebaskan kecemasanyang diasosiasikan dengan keterpakuan pada kekhawatiran akan kesehatan ataukerusakan fisik yang dipersepsikan.

    d. Faktor Emosi dan KognitifPada faktor penyebab yang berhubungan dengan emosi dan kognitif, penyebabganda yang terlibat adalah sebagai berikut:

    Salah interpretasi dari perubahan tubuh atau simtom fisik sebagai tanda dari adanya penyakit serius (hipokondriasis). Dalam teori Freudian tradisional, energi psikis yang terpotong dari

    impuls- impuls yang tidak dapat diterima dikonversikan ke dalam simtom fisik (gangguan konversi). Menyalahkan kinerja buruk dari kesehatan yang menurun mungkin merupakan suatu strategis elf-handicaping (hipokondriasis).

    3.2 Klasifikasi

    PENGGOLONGAN GANGGUAN JIWA DALAM PPDGJ III

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    25/33

    Penggolongan Gangguan Jiwa (PPDGJ III) F0 : GMO, termasuk Gangguan Mental Simptomatik

    F1 : Ggn Mental & Perilaku Akibat Zat Psikoaktif

    F2 : Skizofrenia, Ggn Skizotipal dan Ggn Waham

    F3 : Gangguan Suasana Perasaan (Mood/Afektif)

    F4 : Ggn Neurotik, Ggn Somatoform dan Ggn ~ Stres

    F5 : Sind Tingkah Laku yg Berhub dg Ggn Fisiologis & Fisik

    F6 : Gangguan Kepribadian dan Perilaku Masa Dewasa

    F7 : Retardasi Mental

    F8 : Gangguan Perkembangan Psikologis

    F9 : Ggn Perilaku & Emosional dg Onset Biasanya pd Masa kanak danRemaja

    Somatoform berdasarkan PPDGJ III dibagi menjadi ,F.45.0 gangguan somatisasiF.45.1 gangguan somatoform tak terperinciF.45.2 gangguan hipokondriasisF.45.3 disfungsi otonomik somatoformF.45.4 gangguan nyeri somatoform menetapF.45.5 gangguan somatoform lainnyaF.45.6 gangguan somatoform YTTDSM-IV, ada tujuh kelompok, lima sama dengan klasifikasi awal dari PPDGJditambah dengan gangguan konversi, gangguan dismorfik tubuh.Pada bagian psikiatri, gangguan yang sering ditemukan di klinik adalah gangguiansomatisasi dan hipokondriasis.

    3.3 Kriteria DiagnosisKriteria diagnostik untuk Gangguan Somatisasi

    A.

    Riwayat banyak keluhan fisik yang dimulai sebelum usia 30 tahun yang terjadiselama periode beberapa tahun dan membutuhkan terapi, yang menyebabkangangguan bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

    B. Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan, dengan gejala individual yang terjadi pada sembarang waktu selama perjalanan gangguan:

    1. Empat gejala nyeri: riwayat nyeri yang berhubungan dengansekurangnya empat tempat atau fungsi yang berlainan (misalnyakepala, perut, punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum, selamamenstruasi, selama hubungan seksual, atau selama miksi)

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    26/33

    2. Dua gejala gastrointestinal: riwayat sekurangnya dua gejalagastrointestinal selain nyeri (misalnya mual, kembung, muntah selaindari selama kehamilan, diare, atau intoleransi terhadap beberapa jenismakanan)

    3. Satu gejala seksual: riwayat sekurangnya satu gejala seksual ataureproduktif selain dari nyeri (misalnya indiferensi seksual, disfungsierektil atau ejakulasi, menstruasi tidak teratur, perdarahan menstruasi

    berlebihan, muntah sepanjang kehamilan).

    4. Satu gejala pseudoneurologis: riwayat sekurangnya satu gejala ataudefisit yang mengarahkan pada kondisi neurologis yang tidak terbatas

    pada nyeri (gejala konversi seperti gangguan koordinasi ataukeseimbangan, paralisis atau kelemahan setempat, sulit menelan atau

    benjolan di tenggorokan, afonia, retensi urin, halusinasi, hilangnyasensasi atau nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang; gejaladisosiatif seperti amnesia; atau hilangnya kesadaran selain pingsan).

    C. Salah satu (1)atau (2):

    1. Setelah penelitian yang diperlukan, tiap gejala dalam kriteria B tidakdapat dijelaskan sepenuhnya oleh sebuah kondisi medis umum yangdikenal atau efek langsung dan suatu zat (misalnya efek cedera,medikasi, obat, atau alkohol)

    2. Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau gangguan sosialatau pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apa yangdiperkirakan dan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuanlaboratorium.

    D. Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti gangguan buatan atau pura-pura).

    Kriteria diagnostik untuk Gangguan Konversi A. Satu atau lebih gejala atau defisit yang mengenai fungsi motorik volunter atau

    sensorik yang mengarahkan pada kondisi neurologis atau kondisi medis lain.

    B. Faktor psikologis dipertimbangkan berhubungan dengan gejala atau defisitkarena awal atau eksaserbasi gejala atau defisit adalah didahului oleh konflikatau stresor lain.

    C. Gejala atau defisit tidak ditimbulkkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura).

    D. Gejala atau defisit tidak dapat, setelah penelitian yang diperlukan, dijelaskansepenuhnya oleh kondisi medis umum, atau oleh efek langsung suatu zat, atausebagai perilaku atau pengalaman yang diterima secara kultural.

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    27/33

    E. Gejala atau defisit menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis ataugangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain ataumemerlukan pemeriksaan medis.

    F. Gejala atau defisit tidak terbatas pada nyeri atau disfungsi seksual, tidakterjadi semata-mata selama perjalanan gangguan somatisasi, dan tidak dapatditerangkan dengan lebih baik oleh gangguan mental lain.Sebutkan tipe gejala atau defisit:Dengan gejata atau defisit motorikDengan gejala atau defisit sensorikDengan kejang atau konvulsiDengan gambaran campuran

    Kriteria Diagnostik untuk Hipokondriasis A. Pereokupasi dengan ketakutan menderita, atau ide bahwa ia menderita, suatu

    penyakit serius didasarkan pada interpretasi keliru orang tersebut terhadapgejalagejala tubuh.

    B. Perokupasi menetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan medis yang tepatdan penentraman.

    C. Keyakinan dalam kriteria A tidak memiliki intensitas waham (sepertigangguan delusional, tipe somatik) dan tidakterbatas pada kekhawatirantentang penampilan (seperti pada gangguan dismorfik tubuh).

    D. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara kilnis ataugangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

    E. Lama gangguan sekurangnya 6 bulan.

    F. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan kecemasanumum, gangguan obsesif-kompulsif, gangguan panik, gangguan depresif

    berat, cemas perpisahan, atau gangguan somatoform lain.

    Sebutkan jika: Dengan tilikan buruk: jika untuk sebagian besar waktu selamaepisode berakhir, orang tidak menyadari bahwa kekhawatirannya tentang menderita

    penyakit serius adalah berlebihan atau tidak beralasan.

    Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Dismorfik Tubuh A. Preokupasi dengan bayangan cacat dalam penampilan. Jika ditemukan sedikit

    anomali tubuh, kekhawatiran orang tersebut adalah berlebihan dengan nyat.

    B. Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis ataugangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

    C. Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain

    (misalnya, ketidakpuasan dengan bentuk dan ukuran tubuh pada anorexianervosa).

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    28/33

    Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Nyeri A. Nyeri pada satu atau lebih tempat anatomis merupakan pusat gambaran klinis

    dan cukup parah untuk memerlukan perhatian klinis.

    B. Nyeri menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguandalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.

    C. Faktor psikologis dianggap memiliki peranan penting dalam onset,kemarahan, eksaserbasi atau bertahannnya nyeri.

    D. Gejala atau defisit tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti pada gangguan buatan atau berpura-pura).

    E. Nyeri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mood, kecemasan,atau gangguan psikotik dan tidak memenuhi kriteria dispareunia.

    Tuliskan seperti berikut: Gangguan nyeri berhubungan dengan faktor psikologis: faktor psikologis dianggap memiliki peranan besar dalam onset, keparahan,eksaserbasi, dan bertahannya nyeri.Sebutkan jika:Akut: durasi kurang dari 6 bulanKronis: durasi 6 bulan atau lebih

    Gangguan nyeri berhubungan baik dengan faktor psikologls maupun kondisi

    medis umum Sebutkan jika:Akut: durasi kurang dari 6 bulanKronis: durasi 6 bulan atau lebihCatatan: yang berikut ini tidak dianggap merupakan gangguan mental dandimasukkan untuk mempermudah diagnosis banding.

    Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Somatoform yang Tidak Digolongkan A. Satu atau lebih keluhan fisik (misalnya kelelahan, hilangnya nafsu makan,

    keluhangastrointestinal atau saluran kemih)

    B. Salah satu (1)atau (2)

    1. Setelah pemeriksaan yang tepat, gejala tidak dapat dijelaskan sepenuhnyaoleh kondisi medis umum yang diketahui atau oleh efek langsung dansuatu zat (misalnya efek cedera, medikasi, obat, atau alkohol)

    2. Jika terdapat kondisi medis umum yang berhubungan, keluhan fisik ataugangguan sosial atau pekerjaan yang ditimbulkannya adalah melebihi apayang diperkirakan menurut riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau

    temuan laboratonium.

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    29/33

    C. Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguandalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lainnya.

    D. Durasi gangguan sekurangnya enam bulan.

    E. Gangguan tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain(misalnya gangguan somatoform, disfungsi seksual, gangguan mood,gangguan kecemasan, gangguan tidur, atau gangguan psikotik).

    F. Gejala tidak ditimbulkan dengan sengaja atau dibuat-buat (seperti padagangguan buatan atau berpura-pura)

    3.4 Tatalaksana

    Gangguansomatoform

    Tujuan pengobatan Strategi danteknikpsikoterapi danpsikososial

    Strategi danteknikfarmakologikaldan fisik

    1. mencegah adopsi darirasa sakit, invalidasi (tidakmembenrakan

    pemikiran/meyakinkannahwa gejala hanya adadlam pikiran tidak untukkehidupan nyata

    2. meminimalisir biaya dankomplikasi denganmenghindari tes-tesdiagnosis, treatment, danobat-obatan yang tidak

    perlu3. melakukan kontrolfarmakologis terhadapsindrom comorbid(memperparah kondisi)

    1. pengobatanyang konsisiten,ditangani olehdokter yangsama2. buat jadwal

    regular ddenganinterval waktukedatangan yangmemadai3. memfokuskanterapi secaragradual darigejala ke

    personal dan kemasalah sosial

    1. diberikan hanya bila indikasinya jelas2. hindari obat-obatan yang

    bersifat addiksiGangguan

    somatisasi

    1,2,3 1,2,3 1,2

    - anti anxietas danantidepressan

    Gangguansomatisasi takterperinci

    1,2,3 1,2,3 1 dan 2- obat antianxietas dan antidepresan (jika

    perlu)hipokondriasi 1,2,3 1,2,3

    Therapi kognitiv- behaviour

    2Usahakan untukmengurangi gejalahipokondriacaldengan SSRI(Fluoxetine 60-80

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    30/33

    mg/ hari)dibandingkandengan obat lain

    Gangguannyeri menetap

    1,2,3Jika nyeri nya akut (< 6

    bulan), tambahkan obtsimptomatik untuk gejalayang timbulJika nyeri bersifat kronik(>6 bulan ), fokus pada

    pertahankan fungsi danmotilitas tubuh daripadafokus pada penyembuhannyeri

    1,2,3 Nyeri kronik :

    pertimbangkanterapi fisik dan

    pekerjaan, sertaterapi kognitif-

    behavioural

    1 dan 2Akut :

    acetaminophendan NSAIDS(tidak dicampur)atau sebagaiyambahan pdaopioidKronik : Trisiklikanti depresan,acetaminophendan NSAIDPertimbangkanakupunnktur

    Gangguankonversi

    1,2,3 Akut : yakinkan,sugesti pasienuntukmengurangigejalaPertimbangkannarcoanalisis(sedativhipnotis),

    hipnoterapi, behaviouralterapiKronik : 1,2,dan 3Eksplorasi lebihlanjut mengenaikonflik yang

    bersifatunterpersonal

    pada pasien

    1 dan 2Pertimbangkannarcoanalisis(sedative hipnotic)

    Gangguandismorfiktubuh

    1,2,3Khususnya menghindari

    pembedahan

    1,2,3Terapi kognitif-

    behavioural

    2Usahakan untukmengurangi gejalahipokondriacaldengan SSRI(Fluoxetine 60-80mg/ hari)dibandingkandengan obat lain

    (Sumber dari DSM IV)

    Terapi kognitif-behavioural, untuk mengurangi pemikiran atau sifat pesimis pada pasien. Teknik behavioral, terapis bekerja secara lebih langsung dengan

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    31/33

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    32/33

    Rasa cinta yang tumbuh di antara suami istri adalah anugrah dari Allah Swt kepadakeduanya, dan ini merupakan cinta yang sifatnya tabiat. Tidaklah tercela orang yangsenantiasa memiliki rasa cinta asmara kepada pasangan hidupnya yang sah. Bahkanhal itu merupakan kesempurnaan yang semestinya disyukuri. Namun tentunyaselama tidak melalaikan dari berdzikir kepada Allah Swt, karena Allah berfirman,

    Wahai orang -orang yang beriman, janganlah harta-harta kalian dan anak-anak kalian melalaikan kalian dari dzikir kepada Allah. Barangsiapa yang berbuatdemikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (Al-Munafiquun [63]:ayat 9)

    Allah Swt tumbuhkan mawaddah tersebut setelah pernikahan dua insan. Padahal

    mungkin sebelumnya pasangan itu tidak saling mengenal dan tidak ada hubunganyang mungkin menyebabkan adanya rasa kasih sayang, apalagi rasa cinta.

    Rahmah mengandung arti Rasa Sayang.

    Rasa sayang kepada pasangannya merupakan bentuk kesetian dan kebahagiaanyang dihasilkannya.

    Perlu digaris bawahi bahwa sakinah mawaddah warahmah tidak datang begitu saja,tetapi ada syarat bagi kehadirannya. Ia harus diperjuangkan, dan yang lebihutama,adalah menyiapkan kalbu. Sakinah, mawaddah dan rahmah bersumber dari dalamkalbu, lalu terpancar ke luar dalam bentuk aktifitas sehari-hari, baik didalamkeluarga maupun dalam masyarakat.

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/11/2019 Pbl Neuro 33

    33/33