PBL Modul 1 SS

10
1. Pterigium - Definisi Kelainan pada konjungtiva bulbi, berbentuk segitiga ,berada di fisura palpebra dan mengarah ke kornea - Epidemiologi - Etiologi Belum diketahui pasti Teori yang dikemukakan : a. Paparan sinar matahari (UV) b. Iritasi kronik dari lingkungan ( udara, angin, debu ) - Gejala Lesi bs terdpt disisi nasal konjungtiva bulbi atau ditemukan disisi nasal dan temporal pada satu mata pterigium dupleks. Lesi bs pd ke2 mata pterigium bilateral Gejala subjektif : perih, berair,ganjal sensasi benda asing, silau (fotofobia), gangguan kosmetik, gangguan visus. Gejala Obyektif : konjungtiva bulbi ( fissura palp ) jaringan Fibrovaskuler berbentuk segitiga (apeks menuju kornea atau di kornea). Di depan apeks kdg dijumpai : Yellow brown line = Pigmented, iron line = Stocker’s line, Grey cap ( Grey zone ). Pada pterigium yang besar, gerakan bola mata terbatas ke arah yang berlawanan dengan lesi. Gangguan visus stad III oleh karena : menutupi zona optik kornea kurvatur kornea terganggu astigmat. Diplopia timbul bila pterigium besar 2. Konjungtivitis - Definisi Radang konjungtiva atau radang selaput lender yang menutupi belakang kelopak dan bola mata, dalam bentuk akut maupun kronis. - Etiologi Bakteri, Klamidia, Alergi, Viral toksik, berkaitan dengan penyakit sistemik - Gejala Gejala Umum : Penglihatan tidak terganggu, mata kotor/belek terutama di pagi hari, mata merah, sensasi benda asing, edema palpebra, lakrimasi, kadang gatal

description

Modul 1 SS

Transcript of PBL Modul 1 SS

Page 1: PBL Modul 1 SS

1. Pterigium- Definisi

Kelainan pada konjungtiva bulbi, berbentuk segitiga ,berada di fisura palpebra dan mengarah ke kornea

- Epidemiologi- Etiologi

Belum diketahui pastiTeori yang dikemukakan :a. Paparan sinar matahari (UV)b. Iritasi kronik dari lingkungan ( udara, angin, debu )

- Gejala Lesi bs terdpt disisi nasal konjungtiva bulbi atau ditemukan disisi nasal dan temporal pada satu mata pterigium dupleks. Lesi bs pd ke2 mata pterigium bilateral

Gejala subjektif : perih, berair,ganjal sensasi benda asing, silau (fotofobia), gangguan kosmetik, gangguan visus.

Gejala Obyektif : konjungtiva bulbi ( fissura palp ) jaringan Fibrovaskuler berbentuk segitiga (apeks menuju kornea atau di kornea). Di depan apeks kdg dijumpai : Yellow brown line = Pigmented, iron line = Stocker’s line, Grey cap ( Grey zone ). Pada pterigium yang besar, gerakan bola mata terbatas ke arah yang berlawanan dengan lesi. Gangguan visus stad III oleh karena : menutupi zona optik kornea kurvatur kornea terganggu astigmat. Diplopia timbul bila pterigium besar

2. Konjungtivitis- Definisi

Radang konjungtiva atau radang selaput lender yang menutupi belakang kelopak dan bola mata, dalam bentuk akut maupun kronis.

- EtiologiBakteri, Klamidia, Alergi, Viral toksik, berkaitan dengan penyakit sistemik

- GejalaGejala Umum : Penglihatan tidak terganggu, mata kotor/belek terutama di pagi hari, mata merah, sensasi benda asing, edema palpebra, lakrimasi, kadang gatalHiperemi konjungtiva bulbi (injeksi konjungtiva), lakrimasi, eksudat dengan secret yang

lebih nyata di pagi hari, pseudoptosis akibat kelopak membengkak, kemosis, hipertrofi papil, folikel, membrane, pseudomembran, granulasi, flikten, mata merasa seperti adanya benda asing, dan adenopati preaurikular.

Gejala penting konjungtivitis adalah sensasi benda asing, yaitu tergores atau panas,sensasi penuh di sekitar mata, gatal dan fotofobia. Jika ada rasa sakit agaknya korneaterkena. Sakit pada iris atau corpus siliaris mengesankan terkenanya kornea.Tanda penting konjungtivitis adalah hiperemia, berair mata, eksudasi, pseudoptosis,hipertrofi papiler, kemosis (edem stroma konjungtiva), folikel (hipertrofi lapis limfoidstroma), pseudomembranosa dan membran, granuloma, dan adenopati pre-aurikuler.

Page 2: PBL Modul 1 SS

Hiperemia adalah tanda paling mencolok pada konjungtiva akut. Kemerahan paling nyata pada forniks dan mengurang ke arah limbus disebabkan dilatasi pembuluh- pembuluh konjungtiva posterior. Warna merah terang mengesankan konjungtivitis bakteri dan keputihan mirip susu mengesankan konjungtivitis alergika.

Berair mata (epiphora) sering mencolok, diakibatkan oleh adanya sensasi benda asing,terbakar atau gatal. Kurangnya sekresi airmata yang abnormal mengesankan keratokonjungtivitis sicca.

Eksudasi adalah ciri semua jenis konjungtivitis akut. Eksudat berlapis-lapis danamorf pada konjungtivitis bacterial dan dapat pula berserabut seperti pada konjungtivitisalergika,yang biasanya menyebabkan tahi mata dan saling melengketnya palpebra saat bangun tdr pagi hari, dan jika eksudat berlebihan agaknya disebabkan oleh bakteri atauklamidia.

Pseudoptosis adalah turunnya palpebra superior karena infiltrasi ke muskullusmuller (M. Tarsalis superior). Keadaan ini ddijumpai pada konjuntivitis berat. Mis.Trachoma dan konjungtivitis epidemica.

Pseudomembran dan membran adalah hasil proses eksudatif dan berbedaderajatnya. Sebuah pseudomembran adalah pengentalan di atas permukaan epitel. Bila diangkat, epitel tetap utuh. Sebuah membran adalahpengentalan yang meliputi seluruhepitel dan jika diangkat akan meninggalkan permukaan yang kasar dan berdarah.

3. Keratitis- Definisi

Radang pada kornea yang ditandai dengan infiltrasi sel radang, edema kornea, neovaskularisasi.

- EtiologiBerbagai hal. Seperti berkurangnya air mata, keracunan obat, reaksi alergi pada

pemberian obat topical dan reaksi terhadap konjungtivitis menahum- Gejala

Subjektif : Sakit, fotofobia, lakrimasi, blefarospasme, gangguan penglihatanObjektif :a. Infiltrat : Infiltrasi sel radang, kebeningan kornea berkurang, supurasi, ulkusb. Neovaskularisasi : supefisial (bentuk bercabang-cabang seperti akar), profunda

(lurus, seperti sisir)c. Injeksi perikornead. Kongesti jaringan yang lebih dalam iridosiklitis yang kadang fisertai hipopion

4. Ulkus Kornea- Definisi

Page 3: PBL Modul 1 SS

Hilangnya sebagian permukaan kornea sampai lapisan stroma akibat kematian jaringan kornea.

- EtiologiBiasanya terjadi karena jamur, virus, protozoa atau karena beberapa jenis

bakteri, seperti stafilokokus, pseudomonas atau pneumokokus. Penyebab awal bisa karena mata kelilipan atau tertusuk benda asing

- GejalaGejalanya mata merah, nyeri, gatal, berair, muncul kotoran mata, peka terhadap

cahaya (photo phobia), pada bagian kornea tampak bintik nanah warna kuning

keputihan, dan gangguan penglihatan.

5. Episkleritis- Definisi

Episkleritis merupakan reaksi radang jaringan ikat vascular yang terletak antara konjungitva dan permukaan sclera. Episklera adalah pembungkus sclera yang merupakan jaringan tipis yang banyak mengandung pembuluh darah untuk memberi makan sclera.

- EpidemiologiPerempuan usia pertengahan dengan penyakit bawaan reumatik

- EtiologiReaksi hipersensitivitas terhadap penyakit sistemik seperti tuberculosis, rheumatoid

artritis, lues, SLE, dan lainnya. Merupakan suatu reaksi toksik, alergik atau merupakan bagian daripada infeksi. Dapat terjadi spontan dan idiopatik.

- GejalaUmumnya mengenai satu mata.Mata terasa kering, dengan rasa sakit yang ringan, mengganjal, dengan konjungtiva yang

kemotik.Bentuk radang yang terjadi pada episkleritis mempunyai gambaran khusus, yaitu berupa

benjolan setepat dengan batas tegas dan warna merah ungu dibawah konjungtiva. Bila benjolan ini ditekan pada kelopak di atas benjolan, akan memberikan rasa sakit, rasa sakit akan menjalar ke sekitar mata.

Penglihatan normal- Patomekanisme

Terlihat mata merah satu sector yang disebabkan melebarnya pembuluh darah di bawah konjungtiva.

Kadang-kadang merupakan kelainan berulang yang ringan.

6. Skleritis- Definisi

Radang pada lapisan sclera. - Epidemiologi

Page 4: PBL Modul 1 SS

Wanita, usia 50-60 tahun- Etiologi

Skleritis dapat merupakan insiden tersendiri (43%) atau berkaitan denganpenyakit sistemik lainnya (57%). Lebih sering disebabkan penyakit jaringan ikat, pasca herpes, sifilis, dan gout. Kadang-kadang disebabkan tuberculosis, bakteri (pseudomonas), sarkoidosis, hipertensi, benda asing, dan pasca bedah.

- GejalaBilateral.Terdapat perasaan sakit yang berat yang dapat menyebar ke dahi, alis, dan dagu yang

kadang-kadang membangunkan sewaktu tidur akibat sakitnya yang sering kambuh. Mata merah berair, fotofobiadengan penglihatan menurun

- KlasifikasiSKLERITIS ANTERIOR :Diffuse anterior scleritis. Ditandai dengan peradangan yang meluas padaseluruh permukaan sklera. Merupakan skleritis yang paling umum terjadi.Nodular anterior scleritis. Ditandai dengan adanya satu atau lebih nodulradang yang eritem, tidak dapat digerakkan, dan nyeri pada sklera anterior.Sekitar 20% kasus berkembang menjadi skleritis nekrosis.Necrotizing anterior scleritis with inflammation. Biasa mengikuti penyakitsistemik seperti rheumatoid arthtitis. Nyeri sangat berat dan kerusakan padasklera terlihat jelas. Apabila disertai dengan inflamasi kornea, dikenal sebagaisklerokeratitis.Necrotizing anterior scleritis without inflammation. Biasa terjadi pada pasienyang sudah lama menderita rheumatoid arthritis. Diakibatkan olehpembentukan nodul rematoid dan absennya gejala. Juga dikenal sebagaiskleromalasia perforansSKLERITIS POSTERIOR :Skleritis posterior ini jarang terjadi dan ditandai dengan adanya nyeri tekan bulbus okuli dan proptosis. Terdapat perataan dari bagian posterior bola mata, penebalan lapisan posterior mata (koroid dan slera), dan edema retrobulbar. Pada skleritis posterior dapat dijumpai penglepasan retina eksudatif, edema macular, dan papilledema.

7. Glaukoma- Definisi

Adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat, sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi penglihatan. Kerusakan saraf optik ini disebabkan oleh kelebihan cairan humor yang mengisi bagian dalam bola mata.

- EtiologiApabila terdapat ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengaliran humor

akueus. Pada sebagian besar kasus, tidak terdapat penyakit mata lain (glaucoma primer). Sedangkan pada kasus lainnya, peningkatan tekanan intraocular, terjadi sebagai manifestasi penyakit mata lain (glaucoma sekunder)

- Klasifikasi

Page 5: PBL Modul 1 SS

Terdapat 4 jenis glaukoma: Glaukoma Sudut Terbuka Glaukoma Sudut Tertutup Glaukoma Kongenitalis Glaukoma Sekunder (Akut): Mata merah dengan pengelihatan menurun mendadak,

tekanan intraokuler meningkat mendadak, nyeri/sakit pada mata dan kepala, melihat pelangi disekitar lampu dan gejala ini merupakan prodormal, mual dan muntah, kelopak mata bengkak, kornea suram, lensa keruh, tajam penglihatan sangat menurun.

8. Uveitis- Definisi

Peradangan dari lapisan uvea. Uvea termasuk iris (bagain mata yang berwarna), choroid (suatu selaput tipis yang mengandung banyak pembuluh-pembuluh darah) dan badan ciliary (bagian mata yang menyambungkan ini bersama-sama)

- EtiologiIdiopatikPenyakit sistemikTrauma dan Infeksi

- GejalaKemerahan dan iritasi mataPenglihatan yang kaburNyeri mataKepekaan yang meningkat pada sinarNoda-noda yang mengambang di depan mata-mata

9. Defisiensi vit A- Definisi : Kekurangan vit A- Etiologi

Primer : kekurangan vit A dalam dietSekunder : Ganggguan absorpsi saluran cerna (orang dewasa)

- GejalaPasien akan mengeluh mata kering, seperti kelilipan, sakit, buta senja dan penglihatan akan turun perlahan

10. Sindrom Vogt Koyanagi-Harada- Epidemiologi

20 tahun- Etiologi

Idiopatik- Gejala

Page 6: PBL Modul 1 SS

Keluhan bilateral, penglihatan menurun, sakit, mata merah, yang kadang-kadang disertai dengan sakit kepala, kaku tengkuk, mual dan muntah, demam

11. Endoftalmitis- Definisi

Peradangan berat dalam bola mata- Etiologi

Penyebabnya adalah kuman dan jamur yang masuk bersama trauma tembus atau sistemik melalui peredaran darah

- GejalaRasa sakit yang sangat, kelopak mata dan bengkak, kelopak sukar dibuka, konjungtiva kemotik dan merah, kornea keruh, bilik mata depan keruh, kadang disertai hipopion.

12. Selulitis Orbitalis (SO)

Yaitu peradangan pada jaringan di sekitar bola mata. Gejalanya berupa mata merah,

nyeri, kelopak mata bengkak, bola mata menonjol dan bengkak, serta penderita mengalami

demam. SO pada anak-anak sering terjadi akibat cedera mata, infeksi sinus atau infeksi yang

berasal dari gigi. Diagnosa pasti dapat ditegakkan melalui rontgen gigi dan mulut atau CT Scan

sinus. SO yang tak segera ditangani bisa berakibat fatal, seperti kebutaan, infeksi otak atau

pembekuan darah di otak.

13. Blefaritis

Di bagian bola mata terdapat lapisan air mata yang berfungi melindungi bola mata dari

iritasi. Lapisan yang sangat halus ini terdiri atas tiga kelenjar, yaitu kelenjar minyak, air dan

lendir. blefaritis adalah suatu peradangan pada kelopak mata karena terjadinya produksi minyak

yang berlebihan yang berasal dari kelenjar minyak tersebut. Tidak diketahui persis mengapa

produksi minyak bisa menjadi berlebihan. Sayangnya kelebihan minyak ini ada di dekat kelopak

mata yang juga sering didatangi bakteri.

Gejala blefaritis berupa mata merah, nyeri, panas, gatal, berair, ada luka di bagian

kelopak mata dan membengkak. Pada beberapa kasus sampai terjadi kerontokan bulu mata.

Ada dua jenis blefaritis yaitu blefaritis anterior dan blefaritis posterior. Yang pertama

merupakan peradangan di kelopak mata bagian luar depan yaitu di tempat melekatnya bulu

mata. Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus. Yang kedua adalah peradangan di kelopak mata

Page 7: PBL Modul 1 SS

bagian dalam, yaitu bagian kelopak mata yang bersentuhan dengan mata. Penyebabnya adalah

kelainan pada kelenjar minyak.

Sakit Foto-fobia Visus Injeksi

Konjungtivitis Ringan/Sedang Tak Ada, Ringan Suram ringan

karena kotoran

Kelopak dan mata

Keratitis Ringan sampai

sedang

Hebat atau Ringan Hebat atau Ringan Pembuluh darah

perikornea dan

konjungtiva

Uveitis Ringan sampai

sedang

Ringan sampai

sedang

Normal atau

menurun sedang

Dekat limbus

Glaukoma (akut) Hebat atau ringan Hebat atau ringan Menurun karena

edema kornea

Difus

Episkleritis Sedang Tak Ada Normal Pembuluh-

pembuluh dalam

sclera sering local

Skleritis

Pterigium

Ullkus Kornea Tak Ada sampai

hebat, rasa benda

asing

Bervariasi Biasanya menurun

sering mencolok

Difus

Sindrom Vigt

Koyanagi-Harada

Endoftalmitis Hebat Sedang mencolok Menurun secara

mendadak

Hebat

Selulitis Orbitalis Tak Ada, Hebat Tak Ada, Hebat Normal atau

menurun

Difus dengan

kemosis

Blefaritis

Def. Vit A