PBL Ku Hidupku

18
Tinjauan Pustaka Pemeriksaan Gizi Khususnya Antropometri Nico Michael Muliawan 10-2010-194 23 Oktober 2011 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 Email: [email protected] Pendahuluan Pengertian istilah nutritional anthropometry mula-mula muncul dalam body measurements and Human nutrition yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe pada tahun 1966 sebagai pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajad nutrisi yang berbeda. Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu Blok 11 – Metabolik Endokrin 1 Page 1

description

makalah pbl

Transcript of PBL Ku Hidupku

Tinjauan Pustaka

Pemeriksaan Gizi Khususnya AntropometriNico Michael Muliawan10-2010-19423 Oktober 2011Mahasiswa Fakultas KedokteranUniversitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731Email: [email protected] istilah nutritional anthropometry mula-mula muncul dalam body measurements and Human nutrition yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966 yang telah didefinisikan oleh Jelliffe pada tahun 1966 sebagai pengukuran pada variasi dimensi fisik dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajad nutrisi yang berbeda. Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan dan ukuran komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak.. Namun tidak hanya dengan cara antropometri saja kita dapat menilai gizi, masih ada cara-cara lain seperti, laboratorik, dietetik, dan klinik.

Pemeriksaan gizi itu dibagi menjadi 4,tapi pada kenyataannya,hanya 3,terdiri atas,pemeriksaan gizi laboratorium, pemeriksaan gizi antropometri/klinis, dan pemeriksaan gizi dietik,berikut penjelasan dari ketiganyaPemeriksaan Gizi LaboratorikTes laboratorium meliputi pemeriksaan biokimia, hematologi, dan parasitologi. Pada pemeriksaan biokimia dibutuhkan spesimen yang akan diuji, seperti darah, urin, tinja, dan jaringan tubuh seperti hati, otot, tulang, rambut, kuku, dan lemak bawah kulit.1Beberapa kelebihan dari penggunaan tes biokimia yaitu:a. Objektifb. Gradable, dapat diranking apakah ringan, sedang, atau berat.Beberapa keterbatasan dari penggunaan ters laboratorium yaitu:a. Mahal, pada umumnya pemeriksaan laboratorium memerlukan biaya yang tidak sedikit karena berhubungan dengan peralatan dan reagennya.b. Keberadaan dari laboratorium, terkadang lokasi survei jauh dari laboratorium.Pemeriksaan laboratorium(biokimia darah) akan menghasilkan data-data yang membantu menegakkan diagnosis defisiensi mikronutrien dan protein. Disamping itu, parameter biokimia juga mempunyai peranan dalam menegakkan diagnosa penyakit yang ada kaitannya dengan gizi. Monitor penting dalam dari pemeriksaan laboratorium ini adalah parameter biokimia yang sering diperiksa pada pasien. Banyak biodata yang berubah akibat permasalahan medis(etiologi) yang terjadi bersamaan. Karena itu hasil tes harus dievaluasi dalam konteks status medis. Pemeriksaan medis itu sendiri dapat dituangkan kedalam tabel seperti dibawah ini:Tabel 1. Pemeriksaan laboratorium.2,3Monitor pentingBatas-batas normalEtiologi

Albumin3,5-5,0 mgMenurun(hipoalbuminemia): stress akut, katabolisme, overload cairan, gagal hati, pembedahanMeningkat(hiperalbuminemia): dehidrasi, gagal ginjal

Kalsium8,5-10,5 Menurun(hipokasemia): asupan yang tidak memadai(khususnya saat terapi suplemen fosfor atau pada defisiensi vitamin D), asupan magnesium yang tidak memadai, kadar serum albumin yang rendah, transfuse massif, pancreatitisMeningkat(hiperkalasemia): pemberian kalsium dan atau vitamin D yang berlebihan

Kreatinin0,3-1,3 ml/ dlMenurun: over load cairan, malnutrisiMeningkat: dehidrasi, gagal ginjal

Glikolisa60-110 mg/ dlMenurun(hipoglikemia): pemberian nutrisi parental total yang mendadak, pemberian insulin yang berlebihanMeningkat(hiperglikemia): kanker, diabetes mellitus, infuse dektrosa yang berlebihan

Hemoglobin glikosilasi5,0-9 total hemoglobinMeningkat: diabetes yang tidak terkendali dengan baik

HematokritLaki-laki: 47 7%Perempuan: 41 5%Menurun: anemia, perdarahan, overhidrasiMeningkat: dehidrasi

Kalium3,5-5,0 mEq/ dlMenurun(hipokalemia): diare/ fistula, keadaan dilusi, terapi insulin dosis tinggi, obat-obatan(diuretic steroid), sindrom refeeding khususnya pada pemberian dektrosa yang meningkat SIADHMeningkat(hiperkalemia): terapi replacement yang berlebihan, gagal ginjal, perbaikan permasalahan yang berhubungan dengan defisiensi(yaitu tidak terjadi diare setelah respon refeeding. Asidosis metabolik yang terjadi sekunder akibat insufiensi renal, difisiensi insulin

Prealbumin10-14 mg/ dlMenurun: katabolisme, asupan protein yang tidak memadaiMeningkat: anabolisme, gagal ginjal

Natrium135-145 mEq/ dlMenurun(hiponatremia): defisiensi(kehilangan natrium melalui traktus CL), diuretic, overloading cairan, sonde dengan formula susu rendah natrium untuk waktu yang lama, SIADH, dehidrasiMeningkat(hipernatremia): pemberian natrium yang berlebihan(nutrisi parenteral total, sonde, makanan enteral, cairan infuse), kehilangan cairan bebas yang terjadi di sekunder akibat interaksi obot

Pemeriksaan Gizi DietikSangat bermanfaat apabila disertai dengan survey diet yang memberikan informasi tentang jumlah dan jenis makanan yang di konsumsi oleh masyarakat sehingga dapat diketahui apakah terdapat kekurangan zat-zat tertentu dari makanan yang dikonsumsi.3Anamnese diet harus dilakukan bagi semua pasien yang beresiko untuk menderita penyakit yang berhubungan dengan gizi dan bagi pasienpasien yang mendapatkan terapi diet. Melakukan anamnesa riwayat diet ini dilakukan dengan metode food recall ini dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi dan pada masa lalu. Biasanya recal ini dilakukan untuk beberapa hari yang lalu. Penentuan jumlah hari recall ini dilakukan sangat ditentukan keragaman jenis konsumsi antar waktu atau tipe responden dalam memperoleh pangan, sebagai contoh antara petani tanaman pangan akan berbeda dengan pegawai negeri. urutan waktu makan sehari dapat disusun berupa makan pagi, makan siang, makan malam serta makanan sela atau jajan. Pengelompokan bahan makanan dapat berupa bahan makanan pokok, sumber protein nabati(kacang-kacangan), sumber protein hewani (daging, telur, susu), sayuran, buah-buahan dan lain lain Penaksiran jumlah pangan yang dikonsumsi diawali dengan menanyakan dalam bentuk ukuran rumah tangga(URT) seperti potong, ikat, gelas, piring, dan alat atau ukuran lain yang biasa digunakan dirumah tangga. Dari URT jumlah pangan dikonversikan kedalam satuan berat(gram) dengan menggunakan daftar URT yang umum berlaku.2,3Metode ini sering digunakan untuk survei konsumsi individu dibanding keluarga. Metode recall ini dapat digunakan untuk survei konsumsi keluarga bila semua anggota keluarga di wawancarai atau salah seorang keluarga mengetahui tentang konsumsi anggota keluarga yang lainnya, biasanya orang tersebut adalah ibu rumah tangga. Metode mengingat-ingat ini mempunyai kelemahan dalam tingkat ketelitiannya karena keterangan yang diperoleh adalah hasil ingatan responden. Namun kelemahan ini dapat diatasi dengan memperpanjang waktu survei. Pada dasarnya metode food recall ini dipergunakan untuk menilai keadaan konsumsi pangan yang nantinya dipergunakan untuk menilai status gizi. Keadaan konsumsi pangan dan gizi yang baik ditentukan oleh terciptanya keseimbangan antara banyaknya jenis-jenis zat gizi yang dikonsumsi dengan banyaknya yang dibutuhkan tubuh disertai dengan pendayagunaan biologis yang sebaik-baiknya dari setiap zat gizi yang dikonsumsi tersebut.2,3Penilaian status gizi kemudian menjadi sangat berguna, yang hasilnya dapat digunakan sebagai landasan untuk pengembangan program pangan dan gizi di masyarakat dalam membantu mangatasi masalah gizi kurang, menyediakan jumlah dan jenis pangan yang diperlukan untuk mencapai tingkat kesehatan penduduk yang cukup baik. Untuk menentukan atau menaksir status gizi seseorang, suatu kelompok penduduk atau masyarakat, perlu dilakukan pengukuran untuk menilai berbagai tingkatan kurang gizi yang ada atau indikator atau parameter yang berguna sebagai indeks untuk menunjukkan tingkatan status gizi dan kesehatan yang berbeda-beda. Meskipun penilaian status gizi dapat dilaksanakan untuk mengukur tingkat keadaan gizi sejumlah penduduk, namun penilaian tersebut juga berguna untuk menunjukkan jenis kurang gizi yang dijumpai dalam masyarakat pada umumnya dan disub-kelompok penduduk pada khususnya.2,3Pemeriksaan Gizi AntropometriAntopometri berasal dari kata antropos(tubuh) dan metros(ukuran), jadi antopometri merupakan ukuran tubuh.pada tahun 1966, Jellife mengatakan antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh, seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.2Pengukuran antropometri merupakan pengukuran tubuh, seperti tinggi dan berat badan serta pengukuran bagian tubuh lain, merupakan alat yang penting dalam menentukan dan mengevaluasi status nutrisi seseorang atau sekelompok masyarakat. Khusu untuk orang Indonesia juga telah dibuat tabel standar penilaian status gizi oleh DepKes RI, seperti tabel pengukuran tinggi dan berat badan dan lingkar lengan atas.4Ada beberapa syarat yang mendasari dalam penggunaan antropometri, seperti:1. Alat mudah didapat dan digunakan.1. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.1. Pengukuran tidak selalu harus oleh tenaga khusus profesional, dapat oleh tenaga lain setelah mendapat pelatihan.1. Biaya relatif murah.1. Hasilnya mudah disimpulkan, memiliki cutt of point dan baku rujukan yang sudah pasti1. Secara ilmiah diakui kebenarannya.2Antopometri itu sendiri memiliki beberapa keunggulan, seperti:1. Prosedur sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel cukup besar.1. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.1. Alat murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat.1. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibakukan.1. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.1. Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang, dan baik, karena sudah ada ambang batas yang jelas.1. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.1. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.2Namuu selain dari keunggulannya itu sendiri, antropometri juga memiliki kelemahan, seperti:1. Tidak sensitive, tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat, tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu, missal seperti Fe dan Zn.1. Faktor di luar gizi(penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri.1. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validitas pengukuran.1. Kesalahan terjadi karena pengukuran, perubahan hasil pengukuran(fisik dan komposisi jaringan), analisis, dan asumsi yang keliru.1. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan alat, dan kesulitan pengukuran.2Pengukuran antropometri itu sendiri mencakup pengukuran penilaian pertumbuhan, penilaian massa bebas lemak(fat free mass), dan penilaian massa lemak(fat mass). Dapat dilihat lebih jelas dari table di bawah ini:

Tabel 2. pengukuran antropometri.2Penilaian PertumbuhanPenilain Massa Lemak BebasPenilaian massa lemak

Lingkar kepalaLingkar lengan atas(LILA)Triceps skinfold

Berat badanMid upper arm muscle circumference(MUAMC)Biseps skinfold

Tinggi/panjang badanMid upper arm muscle(MUAMA)Subscapular skinfold

Perubahan berat badanSuprailiac skinfold

Rasio berat/tinggiMid upper arm fat area

Tinggi lututWaist hip circumference ratio

Lebar siku

Sebagai indikator status gizi, antropometri dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameternya adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia. Jenis parameter antropometri itu sendiri:1. Umur.1. Berat badan.1. Tinggi badan.1. Lingkar lengan atas.1. Lingkar kepala1. Lingkar dada1. Jaringan lunak.2Penggunaan antropometri, khususnya pengukuran berat badan pernah menjadi prinsip dasar pengkajian gizi dalam asuhan medik. Untuk mengkaji status gizi secara akurat, beberapa pengukuran secara spesifik diperlukan dan pengukuran ini mencakup pengukuran berat badan, indeks massa tubuh(IMT).4,5Gambar 1. BMI (http://www.andaka.com/normalkah-body-mass-index-bmi-anda.php)Ukuran antropometri dalam rangka penilaian status gizi digunakan dalam bentuk indikator yang dapat merupakan kombinasi antara masing-masingukuran indikator antropometri yang umum digunakan untuk menilai status gizi adalah BB/U, TB/U atau PB/U, BB/TB atau BB/PB, LILA/U, Lingkar dada/U (LD/U), Lingkar kepala/U (LK/U), TLBK/U, indeks Ponderal, indeks massa tubuh, rasio lingkar pinggang panggul(RLPP), dan tinggi lutut. ndeks BB/U adalah pengukuran total berat badan, termasuk air, lemak, tulang, dan otot, dan diantara beberapa macam indeks antropometri, indeks BB/U merupakan indikator yang paling umum digunakan. Indikator BB/U menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini(saat diukur) karena mudah berubah. Indeks TB/U atau PB/U adalah tinggi badan kurang peka dipengaruhi oleh pangan dibandingkan dengan berat badan. Oleh karena itu tinggi badan menurut umur yang rendah biasanya akibat dari keadaan kurang gizi yang kronis, tetapi belum pasti memberikan petunjuk bahwa konsumsi zat gizi pada waktu ini tidak cukup. TB/U lebih menggambarkan status gizi masa lalu. Indeks BB/TB atau BB/PB adalah ukuran antropometri yang terbaik adalah menggunakan BB/TB atau BB/PB karena dapat menggambarkan status gizi saat ini dengan lebih sensitif dan spesifik. Berat badan memiliki hubungan linier dengan berat badan. dalam keadaan normal akan searah dengan pertambahan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Pada tahun 1966 Jelliffe memperkenalkan penggunaan indeks BB/TB untuk identifikasi status gizi, indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menanyakan status gizi saat ini, terlebih bila data umur akurat sulit diperoleh, oleh karena itu indeks BB/TB disebut pula indicator status gizi yang independen terhadap umur. Karena indeks BB/TB dapat memberikan gambaran tentang proporsi berat badan relatif terhadap indikator kekurangan, seperti halnya dengan indeks BB/U.4,5Analisis dari hasil pengukuran antropometri terbagi atas 3 cara yang dapat digunakan, nilai skor-Z atau SD, nilai presentil, dan nilai % terhadap median.3Nilai skor-Z atau SD merupakan ukuran atropometrik(BB-U, TB-U, dan BB-TB) yang disajikan sebagai nilai SD atau skor-Z di bawah atau di atas nilai median rujukan. Normal bila antara -2SD sampai +2SD, kurang bila +2SD.3Nilai presentil merupakan ukuran antropometrik yang disajikan sebagai posisi individu dalam sebaran populasi rujukan. Normal bila antara presentil 5 dan 95, kurang bila kurang presentil 5, dan lebih bila lebih presentil 95.3Nilai % terahadap median merupakan ukuran antropometrik yang disajikan sebagai % dari nilai median rujukan. 90% median TB-U mendekati nilai -2SD, 80% median BB-TB mendekati nilai -2SD, dan 80% median BB-U mendekati nilai -2SD.3Interpretasi hasil dari kombinasi 3 indikator yag sudah dijelaskan sebelumnya BB terhada usia(kurang berat, normal, BB lebih), TB terhadap usia(pendek, normal, tinggi), dan BB terhadap TB(kurus, normal, gemuk). Status gizi dapat dikategorisasi menjadi 3 kategori, normal(antara -2SD samapai +2SD), di atas normal atau lebih(lebih dari 2SD di atas median), dan di bawah normal atau kurang(lebih dari 2SD di bawah median). Kombinasi dari 3 indikator tadi dapat dituangkan menjadi table sebagai berikut:Tabel 2. Kombinasi tiga indicator.3BB-UTB-UBB-TBInterpretasi

Di bawahDi bawahNormalRiwayat kurang gizi, normal

NormalNormalNormalNormal

Di atasDi atasNormalTinggi, normal

Di bawahDi atasDi bawahKurang gizi akut

Di bawahNormalDi bawahKurang gizi akut

NormalD atasDi bawahkurang gizi akut

Di atasDi bawahDi atasGemuk

NormaldibawahDi atasGemuk, riwayat kurang gizi

KarbohidratKarbohidrat adalah penghasil utama energi. Karbohidrat yang terdapat pada makanan umumnya hanya tiga jenis ialah monosakarida, disakarida, dan polisakarida. Mono dan disakarida terasa manis, sedangkan polisakarida tidak mempunyai rasa(tawar). Di dalam bahan makanan nabati terdapat dua jenis polisakarida yaitu dapat dicerna dan yang tidak dapat dicerna. Yang dapat dicerna ialah zat tepung(amylum) dan dekstrin. Yang tidak dapat dicerna ialah selulosa, pentosa dan galaktan. Polisakarida di dalam bahan makanan hewani dapat dicerna dan disebut glikogen. Tidak ada polisakarida hewani yang tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia.6,7Sumber utama karbohidrat di dalam makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan hanya sedikit saja yang termasuk bahan makanan hewani. Yang merupakan sumber energi utama terutama terdapat dalam bentuk zat tepung(amylum) dan zat gula(mono dan disakarida). Sumber yang kaya akan karbohidrat umumnya termasuk bahan makanan pokok. Bahan makanan pokok di Indonesia dapat berupa beras, serealia, akar, dan umbi, serta ekstrak tepung seperti sagu. Karbohidrat hewani berbentuk glikogen, terutama terdapat dalam otot(daging) dan hati.6,7Di dalam tubuh, karbohidrat merupakan salah satu sumber utama energi dan yang paling murah. Simpanan energi di dalam otot dan hati terdapat sebagai glikogen, salah satu bentuk karbohidrat yang mudah dimobilisasikan bila badan memerlukan banyak energi. Mono dan disakarida berfungsi sebagai pemanis di dalam makanan. Tingkat manis sebagai standar diambil sukrosa(100), dan berturut-turut, fruktosa(173), glukosa(74), galaktosa(32), maltosa(32) dan laktosa(16). Karbohidrat menghasilkan energi sebesar 4,1 kilokalori/gr, di mana komposisi gizi yang dibutuhkan adalah 60-70% total kalori/hari.6,7LemakLemak di dalam makanan yang memegang peranan penting ialah yang disebut lemak netral atau triglicerida, yang molekulnya terdiri atas satu molekul glycerol(glycerin) dan tiga molekul asam lemak, yang diikatkan pada glycerol tersebut dengan ikatan ester.6,7Menurut sumbernya dibedakan atas lemak nabati dan lemak hewani. Lemak nabati berasal dari bahan makanan tumbuh-tumbuhan, sedangkan lemak hewani berasal dari binatang termasuk ikan, telur, dan susu. Kedua jenis lemak ini berbeda dalam jenis asam lemak yang menyusunnya. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh, yang menyebabkan asam lemak tak jenuh, yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah, dan dalam suhu kamar berbentuk cair, disebut minyak. Lemak hewani mengandung terutama asam lemak jenuh, khususnya mempunyai rantai rantai karbon panjang yang mengakibatkan dalam suhu kamar berbentuk padat inilah yang biasa oleh awam disebut lemak atau gaji.6,7Fungsi lemak di dalam makanan memberikan rasa gurih, memberikan kualitas renyah, terutama pada makanan yang digoreng, memberikan kandungan kalori tinggi dan memberikan sifat empuk(lunak) pada kue yang dibakar. Di dalam tubuh, lemak berfungsi sebagai cadangan energi dalam bentuk jaringan lemak yang ditimbun di tempat-tempat tertentu, yang memberikan fiksasi organ tersebut, seperti biji mata dan ginjal. Jaringan di bawah kulit melindungi tubuh dari hawa dingin. Lemak menghasilkan 9 kilokalori/gr di mana komposisi gizi yang dibutuhkan 20-35%.6,7

ProteinDi dalam sel, protein terdapat sebagai protein struktural maupun sebagai protein metabolik. Protein struktural merupakan bagian integral dari struktur sel dan tidak dapat diekstrak tanpa menyebabkan disintegrasi sel tersebut. Protein metabolik ikut serta dalam reaksi biokimiawi dan mengalami perubahan bahkan mungkin destruksi atau sintesa protein baru. Protein metabolik diekstrasi tanpa merusak integritas struktur sel itu sendiri. Kalau protein mengalami hidrolisa total, akan menghasilkan sejumlah 20-24 jenis asam amino, tergantung dari cara menghidrolisanya.6,7Dari 20-24 jeins asam amino yang dihasilkan dalam hidrolisa total suatu protein, ada yang dapat disintesa di dalam tubuh, tetapi ada pula yang tidak. Asam amino yang tidak dapat disintesa harus tersedia dalam makanan yang dikonsumsi, jadi merupakan bagian yang esensial dari makanan. Karena itu asam amino yang tidak dapat disintesa oleh tubuh, disebut asam amino esensial, sedangkan yang lainnya disebut asam amino non esensial. Terdapat delapan jenis asam amino esensial yaitu lysine, leucine, isoleucine, valine, threonin, phenylalanine, methionin, tryptophane, sedangkan untuk anak-ank yang sedang tumbuh ditambah dua jenis lagi yaitu histidin dan arginin. Asam amino nonesensial seperti glisin, arginin, prolin, asam glutamat, asam aspartat, serin dan alanin.6,7Berdasarkan sumbernya, protein diklasifikasikan menjadi protein hewani dan protein nabati. Protein hewani yaitu protein dalam bahan makanan yang berasal dari binatang seperti protein dari daging, protein susu, dan sebagainya. Protein nabati ialah protein yang berasal dari bahan makanan tumbuhan, seperti protein dari jagung(zein), dari terigu, dan sebagainya.6,7Fungsi protein sebagai zat pembangun. Selain itu, protein berfungsi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan, menggantikan sel-sel yang mati dan aus terpakai, sebagai protein struktural. Sebagai badan-badan anti, protein juga berfungsi dalam mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai mikroba dan zat toksik lain yang datang dari luar dan masuk ke dalam milieu interieur tubuh. Sebagi zat pengatur, protein mengatur proses-proses metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon. Protein juga adalah salah satu sumber energi. Dalam bentuk khromosom, protein juga berperan dalam menyimpan dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk gen. Protein menghasilkan 4,1 kilokalori/gr di mana komposisi gizi yang dibutuhkan 10-15% total kalori/hari.6,7

KesimpulanPengukuran antropometri merupakan pengukuran tubuh, seperti tinggi dan berat badan serta pengukuran bagian tubuh lain, merupakan alat yang penting dalam menentukan dan mengevaluasi status nutrisi seseorang atau sekelompok masyarakat. Pengukuran cara antropometri ini juga paling cocok dilakukan karena mudah dilakukan dan tidak memakan cukup banyak dana.

Daftar Pustaka1.Fatmah. Gizi lanjut usia. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2010.h.44-6.2.Hidayat AAA. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: 2001; Salemba Medika. h. 26-323.Penilain status gizu balita(antropometri). Di unduh dari http://staff.ui.ac.id/internal/140102741/material/PENILAIANSTATUSGIZIBALITAANTROPOMETRI.pdf. 22 Oktober 20114.Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: 2009; EGC. h. 260-5 5.Penilaian status gizi. Di unduh dari http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/11/jtptunimus-gdl-s1-2008-irwanrusta-539-3-babii.pdf. 22 Oktober 2011 6.Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: 2000; EGC. h. 723-427.Sheeve CM. Makanan pembakar lemak. Jakarta: 2005; Erlangga. h. 116-20

Blok 11 Metabolik Endokrin 1Page 9