PBL I

62
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Memasuki milineum ketiga, Indonesia mengahadapi berbagai perubahan dan tantangan mendasar baik eksternal maupun internal dalam menghadapi bidang kesehatan. Target Global/ Milenium Development Goals (MDGs), dituntut untuk meningkatkan Human Development Index (HDI), solusi terhadap triple burden of disesase, serta manajemen kesehatan era otonomi daerah masih menjadi main topik fenomena dalam dua dekade kedepan yang akan mendapatkan perhatian besar. Yang menjadi sasaran MDGs tersebut adalah : Menghapus kemiskinan dan kelaparan berat, mencapai pendidikan dasar yang menyeluruh, Memajukan kesetaraan gender, Menurunkan kematian bayi, Meninkatkan kesehatanibu, Melawan HIV/AIDS, malaria, pentakit lainnya, Meyakinkan ketahanan lingkungan, dan Menciptakan jaringan global untuk pembangunan. Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya disebabkan karena rendahnya tingkat sosial ekonomi masyarakat yang mengakibatkan ketidak mampuan dan ketidaktahuan dalam berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam memelihara diri mereka sendiri (self care). Bila keadaan ini di biarkan akan menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok-kelompok dan masyarakat. Dan sebagai 1

Transcript of PBL I

Page 1: PBL I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memasuki milineum ketiga, Indonesia mengahadapi berbagai

perubahan dan tantangan mendasar baik eksternal maupun internal

dalam menghadapi bidang kesehatan. Target Global/ Milenium

Development Goals (MDGs), dituntut untuk meningkatkan Human

Development Index (HDI), solusi terhadap triple burden of disesase, serta

manajemen kesehatan era otonomi daerah masih menjadi main topik

fenomena dalam dua dekade kedepan yang akan mendapatkan perhatian

besar. Yang menjadi sasaran MDGs tersebut adalah : Menghapus

kemiskinan dan kelaparan berat, mencapai pendidikan dasar yang

menyeluruh, Memajukan kesetaraan gender, Menurunkan kematian bayi,

Meninkatkan kesehatanibu, Melawan HIV/AIDS, malaria, pentakit lainnya,

Meyakinkan ketahanan lingkungan, dan Menciptakan jaringan global

untuk pembangunan.

Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya

disebabkan karena rendahnya tingkat sosial ekonomi masyarakat yang

mengakibatkan ketidak mampuan dan ketidaktahuan dalam berbagai hal

khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam memelihara diri

mereka sendiri (self care). Bila keadaan ini di biarkan akan menyebabkan

masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok-kelompok dan

masyarakat. Dan sebagai dampaknya adalah menurunnya status

kesehatan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Keadaan ini

akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas keluarga dan masyarakat

untuk menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang

selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan masyarakat

semakin rendah. Demikian seterusnya berputar sebagai suatu siklus yang

tak akan berujung.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia,

yang merupakan sebuah institusi pendidikan kesehatan turut mendukung

1

Page 2: PBL I

upaya pencapaian target MDGs dalam peningkatan status kesehatan

masyarakat melalui pembelajaran di masyarakat berupa kegiatan

Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) untuk memotret derajat kesehatan

di suatu masyarakat. Kehadiran mahasiswa di tengah-tengah masyarakat

di harapkan menjadi agen perubahan, yang mampu mengaplikasikan

pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, serta melakukan kegiatan

yang bertujuan untuk mendukung upaya kesehatan sekaligus memberikan

pemahaman keagamaan bagi masyarakat. Selain itu, di harapkan

mahasiswa juga mampu belajar dari masyarakat tentang berbagai hal

yang terkait dengan bidang kesehatan.

Pendidikan sebagai proses pembelajaran berarti pendidikan adalah

suatu proses yang tidak hanya melalui jenjang formal dan dalam ruang

kelas semata. Selain menjadi kognitif seseorang dalam ruang kelas

berbatas tembok, pendidikan harus memberikan pengembangan

keilmuan, keterampilan dan kemampuan karsa, pengembangan diri dan

kepribadian serta dapat hidup bermasyarakat. Hal inisejalan dengan

system pendidikan berbasis pada empat pilar yang dikembangkan

UNESCO yang meliputi (1) Learning to know, (2) Learning to do, (3)

Learning to be, dan (4) Learning to live together.

Fakultas Kesehatan Masyarakat merupakan salah satu fakultas

yang berada dalam lingkup Universitas Muslim Indonesia melaksanakan

Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) sebagai upaya proses pembelajaran

bagi mahasiswa dalam program pengabdian masyarakat. Mahasiswa

akan diberi kesempatan berada di lapangan untuk lebih mengenal dengan

lebih dekat dan belajar dar imasyarakat.

1.2 Tujuan PBL

1.2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa tentang

Ilmu Kesehatan Masyarakat dan aplikasinya di tengah-tengah

masyarakat.

2

Page 3: PBL I

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu melakukan community diagnosis melalui

kegiatan pengumpulan dan analisis data baik secara kuantitatif

maupun kualitatif dan melakukan analisis situasi.

2. Mahasiswa mampu mengenal struktur sosial dan budaya

masyarakat.

3. Mahasiswa mampu mengembangkan keterampilan dasar sebagai

seorang ” agent of change” di masyarakat.

4. Mahasiswa mampu menyusun laporan kegiatan pada setiap kegiatan

yang telah dilakukan.

3

Page 4: PBL I

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI

2.1 Keadaan Geografi

2.1.1 Letak Wilayah

Desa Samalewa yang berada di Kecamatan Bungoro Kabupaten

Pangkep, letaknya kurang lebih 50 km dari arah utara kota Makassar.

Desa ini mempunyai luas sekitar 97,5 ha/m2. Desa Samalewa terdiri dari

2 dusun/ lingkungan, akan tetapi kegiatan PBL kami hanya berpusat pada

satu dusun/ lingkugan yaitu dusun/ lingkungan Mattampa.

Adapun batas-batas Dusun Mattampa yaitu sebagai berikut ;

1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Mangalekana

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Lejang

3. Sebelah timur berbatasan dengan Dusun Katapang

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bowocindea.

2.1.2 Luas Wilayah

Luas wilayah dusun/ lingkungan Mattampa sendiri sekitar 97.5

ha/m2 yang terdiri dari lahan pemukiman, persawahan, perkebunan,

kuburan, pekarangan, dan perkantoran.

2.1.3 Keadaan Iklim

Dusun/ lingkungan Mattampa keadaan iklimnya sama seperti di

daerah lain, yang berada di wilayah Indonesia. Wilayah Indonesia

memiliki dua musim yaitu, musim hujan dan musim kemarau. Pada saat

kami melakukan PBL di dusun/ lingkungan Mattampa selama 14 hari

yang di mulai pada tanggal 13-26 februari 2012, keadaan iklim daerah

tersebut yaitu musim hujan.

2.1.4 Keadaan Tanah

Keadaan tanah dusun/lingkungan Mattampa pada umumnya datar

dan subur, sehingga cocok ditanami beranekaragam tanaman, baik

jangka panjang maupun jangka pendek.

4

Page 5: PBL I

2.1.5 Sarana Perhubungan

Dusun/lingkungan Mattampa dapat dijangkau dengan sarana

perhubungan, baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.

Dengan memakan waktu sekitar 2-3 jam dari ibu kota Makassar.

2.2 Keadaan Demografi

Berdasarkan data primer yang berhasil diperoleh pada PBL I

khusus untuk dusun/lingkungan Mattampa yaitu dengan rincian sebagai

berikut:

a. Jumlah KK = 169 KK

b. Jumlah laki-laki = 355(49.4 %)Jiwa

c. Jumlah perempuan = 364 (50.6%)Jiwa

d. Jumlah penduduk seluruhnya = 719Jiwa.

2.3 Status Kesehatan ( H.L Blum )

Menurut Hendrik. L. Blum, ada 4 faktor yang mempengaruhi status

kesehatan, yaitu :

1. Lingkungan.

2. Perilaku Masyarakat.

3. Pelayanan kesehatan.

4. Hereditas atau genetika.

2.3.1 Lingkungan

Masyarakat Dusun/lingkungan Mattampa banyak yang memiliki

sepeda motor, ada juga beberapa warga yang sudah memiliki mobil,

sehingga akses dalam dusun cukup mudah.

Sarana Kesehatan( puskesmas) di Dusun Mattampa mudah untuk

dijangkau,begitupun dengan Sarana Pendidikan.

2.3.2 Perilaku Masyarakat

Masyarakat Dusun/lingkungan Mattampa sudah menyadari akan

bahaya rokok sehingga hanya sebagian kecil dari mereka yang masih

merokok, sama halnya dengan minuman keras. Minuman keras tidak

cukup berpengaruh bagi warga Dusun/lingkungan Mattampa.

5

Page 6: PBL I

Begitupun dengan para pengendara sepeda motor sudah cukup

taat dengan peraturan lalu lintas ini terbukti dengan penggunaan helm

pada pengendara sepeda motor baik untuk bepergian jauh maupun dekat.

2.3.3 Pelayanan Kesehatan

Dari segi pelayanan kesehatan di Dusun Mattampa Desa

Samalewa Kecamatan Bungoro sarana dan prasarana kesehatan sudah

tersedia berupa puskesmas dan tempat praktek dokter. Disamping itu

kebanyakan penduduk mencari pengobatan ke Rumah Sakit Umum yang

berada di Pangkajene sebagai rujukan untuk masyarakat setempat.

2.3.4 Hereditas dan Genetik

Penduduk di Dusun Mattampa terdiri dari berbagai macam suku

yang di dominasi oleh suku Makassar dan Bugis yang mayoritas

beragama Islam. Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas tidak

ditemukan adanya penyakit turunan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor herediter dan genetik

tidak ada pengruhnya terhadap status kesehatan masyarakat di dusun

Mattampa.

6

Page 7: PBL I

BAB III

METODE DAN PENDEKATAN

3.1 Rancangan ( Survei Kuantitatif )Kuantitatif adalah sejenis metode yang di gunakan untuk

memperoleh informasi secara umum tentang keadaan suatu masyarakat

tertentu. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunjungi rumah-rumah

warga atau secara door to door kepada setiap rumah tangga untuk

menanyakan data rumah tangga pada responden (ibu rumah tangga

dan/atau kepala keluarga) dan individu (setiap individu) dengan

menggunakan kusioner yang terstruktur.

Setiap peserta PBL I melakukan pendataan kepada masyarakat (±

169 rumah tangga) yang termasuk dalam area kerja kelompok PBL

secara kontinyu, yang dimulai dari PBL I sampai PBL III. Hasil dari

kegiatan individu akan dikompilasi dengan anggota PBL lainnya (ingroup)

pada setiap PBL untuk menghasilkan laporan kondisi masyarakat yang

dibinanya.

3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan3.2.1 Lokasi Pelaksanaan

Dalam kegiatan pengalaman belajar lapangan (PBL) I yang menjadi

fokus deskriptif adalah Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan

Bongoro Kabupaten Pangkep. Dusun Mattampa merupakan Dusun yang

cukup luas terbukti dengan jumlah penduduk yang banyak dan lokasi

daratan yang besar.

3.2.2 Waktu Pelaksanaan Kegiatan PBL I ini berlangsung kurang lebih dua minggu yang

dilaksanakan pada tanggal 13-26 Februari 2012 di Dusun Mattampa,

Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep. Pelaksanaan Kegiatan PBL

disesuaikan dengan jadwal kuliah mahasiswa. PBL I ini merupakan salah

satu mata kuliah pada semester III yang dilaksanakan pada akhir

semester III hingga awal semester IV. Setiap tahapan PBL, mahasiswa

akan berada di lapangan atau wilayah kerja selama dua minggu.

7

Page 8: PBL I

3.3 Populasi

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Kantor Desa/Lurah

Samalewa menyebutkan bahwa jumlah penduduk yang ada pada Dusun

Mattampa sebanyak 240 kepala keluarga. Namun jumlah Kepala Keluarga

yang berhasil kami data sebanyak 169 KK dengan jumlah penduduk 719

jiwa .Hal ini dikarenakan banyaknya responden yang susah ditemui (faktor

kesibukan/jam kerja responden), tidak bersedianya responden untuk

didata, faktor sedikitnya waktu untuk mendata.

3.4 Jenis dan Sumber DataJenis data yang di gunakan yaitu data kuantitatif dan data kuallitatif

sedangkan sumber data yang diperoleh adalah data primer dan data

sekunder,dimana data primer diperoleh dengan mengunjungi rumah-

rumah warga (door to door) sedangkan data sekunder diperoleh dari

Kantor Lurah Samalewa.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu mengunjungi

rumah-rumah masyarakat ( door to door ) dengan membawa kuesioner

yang telah terstruktur/tersusun dengan baik, sedangkan data sekunder

diperoleh dari kantor lurah.

8

Page 9: PBL I

BAB IV

METODOLOGI

4.1 Kegiatan PBL

Selama pelaksanaan PBL I, ada beberapa rangkaian kegiatan yang

dilakukan terdiri atas dua kegiatan yakni ;

4.1.1 Kegiatan PokokKegiatan pokok yang dilakukan selama berada di lokasi adalah

kegiatan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang telah

di siapkan oleh pengelola dengan mendatangi rumah-rumah warga ( door

to door ). Untuk selanjutnya di input kekomputer dengan menggunakan

program SPSS.

4.1.2 Kegiatan EkstraKegiatan ekstra yang dilakukan yaitu mengadakan kerja bakti di

kantor Lurah Samalewa bersama para staff. Serta penyuluhan kesehatan

di SDN 1 Lejang yang terletak di Desa Samalewa Dusun Mattampa.

4.2 Metode Pengumpulan Data4.2.1 Kuantitatif

Metode Kuantitatif adalah metode pengumpulan data yang menitik

beratkan pada jumlah responden yang menjadi sasaran obyek penelitian

untuk mendapatkan informasi atau data mengenai data rumah tangga dan

social ekonomi, kondisi kesehatan lingkungan, perilaku konsumsi rumah

tangga, perilaku konsumsi individu, status gizi dan kesehatan anak, status

gizi dan kesehatan ibu hamil dan ibu balita, imunisasi dan kesehatan

balita, keluarga berencana, serta pemahaman agama. Pengumpulan data

tersebut dengan mengunjungi rumah-rumah warga atau secara door to

door untuk menanyakan data rumah tangga pada responden (ibu RT dan

atau kepala keluarga) dengan menggunakan kusioner yang terustruktur.

Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi yang mempunyai

keterkaitan dengan kegiatan PBL ini.

4.2.2 Kualitatif

Kualitatif adalah sejenis penelitian informatife yang secara khusus

memberikan teknik dalam memberikan jawaban atau informasi mendalam

9

Page 10: PBL I

tentang pendapat dan perasaan seseorang. Kualitatif dilaksanakan

dengan melihat masalah yang mendominasi di Dusun Mattampa melalui

data kuantitatif yang telah dilakukan sebelumnya. Pengumpulan data di

lakukan melalui wawancara oleh pewawancara yang terampil (dalam hal

bahasa) dengan responden-responden yang di tandai penggalian yang

mendalam dengan pertanyaan yang terbuka.

Berdasarkan data kualitatif inilah maka dapat di upayakan

bagaimana pemecahan masalah terhadap obyek yang menjadi sasaran

penelitian. Dan atas dasar metode inilah dapat ditentukan langkah

selanjutnya yang akan ditempuh dalam pelaksanaan PBL berikutnya.

4.3 PengolahandanAnalisa Data

4.3.1 KuantitatifSetelah dilakukan pengumpulan data pada siang hari maka pada

malam harinya dilakukan pengeditan data yang telah diperoleh kemudian

diedit secara bersilang di antara anggota kelompok. Data tersebut kami

masukkan kedalam komputer (format SPSS). Dari hasil tabulasi maka di

peroleh data tentang masalah yang mendominasi di wilayah yang telah

didata dan selanjutnya masalah tersebut akan dibahas pada data

kualitatif.

4.3.2 KualitatifPengolahan data kualitatif dilakukan berdasarkan kesimpulan yang

didapatkan dengan melihat obyek yang menonjol pada distribusi frekuensi

data kuantitatif. Hasil wawancara yang diperoleh dimasukkan kedalam

matriks tabel dan dibagi berdasarkan karakteristik informan, melalui

wawancara ini pula didapatkan kualitas jawaban yang aktual berdasarkan

kenyataan yang ada dilapangan.

10

Page 11: PBL I

BAB V

HASIL PENDATAAN

5.1 Data kuantitatif Rumah Tangga

5.1.1 Karakteristik Penduduk

Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang karakteristik penduduk

di Dusun Mattampa, Desa Samalewa di peroleh data sebagai berikut:

Tabel 5.1.1Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga

Di Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro Kabupaten PangkepTahun 2012

No Variabel N %1 Jumlah ART 169 100

a.b.

≤ 5 orang> 5orang

9574

56,243,8

2 Kelompok umur 719 100%

a.b.c.d.e.f.g.h.i.j.

<5 tahun5 – 9 tahun10 – 19 tahun20 – 29 tahun30 – 39 tahun40 – 49 tahun50 - 59 tahun60 - 69 tahun70 – 79 tahun≥80 tahun

5970

1531051081146527126

8,29,721,314,615,015,99,03,81,70,8

3. Jenis kelamin 719 100%

a.b.

Laki-lakiPerempuan

355364

49,450,6

4 Pendidikan 719 1001. Tidak pernah sekolah2. Tidak tamat SD/MI3. Tamat SD/MI4. SMP/MTs/sederajat5. SMA/MA/sederajat6. Universitas/Diploma IV7. S18. S2/S39. Belum sekolah

2615

2581131711044472

3,62,135,915.723,81,46,10,610,0

Sumber : Data Primer 2012

11

Page 12: PBL I

Berdasarkan Tabel 5.1.1 diketahui bahwa sebagian besar jumlah

anggota rumah tangga (ART) dari setiap kepala keluarga (KK) yang

berjumlah > 5 orang adalah 74 KK (43,8%). Untuk kelompok umur yang

tertinggi yaitu kelompok umur 10-19 tahun sebanyak 153 orang (21,3%),

dan yang terendah yaitu kelompok umur ≥80 tahun berjumlah 6 orang

(0,8%).

Variabel jenis kelamin diketahui bahwa perempuan lebih banyak

dengan jumlah 364 orang (50,6%). Untuk tingkat pendidikan sebagian

besar masyarakat tamat SD/MI sebanyak 258 orang (35,9%), sedangkan

yang terendah yaitu tidak tamat SD/MI sebanyak 4 orang (0,6%).

5.1.2 Karakteristik Sosial Ekonomi Rumah Tangga

Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang karakteristik sosial

ekonomi rumah tangga yang terdapat di Dusun Mattampa Desa

Samalewa yang telah didata diperoleh data seperti pada Tabel 5.1.2

berikut:

12

Page 13: PBL I

Tabel 5.1.2Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi

Rumah Tangga Di Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun 2012

No. Variabel N % 1. Pekerjaan : 719 100a.b.c.d.e.f.g.h.i.j.k.l.m.n.o.p.q.

PetaniTukang kayuNelayanPengrajinWiraswastaIbu Rumah TanggaPetani penggarapPedagang/penjualBuruh harianPeg. Negeri/TNI/polriPeg. SwastaTukang becak/gerobakTukang perahuSupirBelum bekerjaTidak bekerjaLainnya :

BidanKebersihanPemain bolaPenjaga sekolahPensiunanPeternakTenaga sukarelaTukang batuTukang Bentor

16112

54113

428203259818

2747820111181112

2,20,10,10,37,515,70,63,92,84,58,21,10,11,138,110,82,80,10,10,10,11,10,10,10,10,3

2. Pendapatan 169 1001. < Rp. 1.000.0002. ≥ Rp. 1.000.000

8782

51.5%48.5%

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 5.1.2 diketahui sebagian besar masyarakat

belum bekerja sebanyak 274 orang (38,1%). Pendapatan rata-rata ≥ Rp.

1.000.000 sebanyak 82 KK (48.5%).

13

Page 14: PBL I

5.1.3 Karakteristik Perumahan dan Lingkungan Rumah Tangga

Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang karakteristik

perumahan dan lingkungan rumah tangga yang terdapat di Dusun

Mattampa Desa Samalewa, diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 5.1.3Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Perumahan dan Lingkungan Rumah Tangga Di Dusun Mattampa Desa Samalewa

Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun 2012No. Variabel N %

1. Jenis rumah yang dimiliki 169 100

1. Panggung2. Permanen3. Semi Permanen4. Lainnya, sebutkan

7651420

45,030,124,9

02. 1. Rumah yang dialiri oleh listrik dari PLN

2. Rumah yang tidak dialiri listrik dari PLN168

199,40,6

3. Kepemilikan empang dan atau sawah 169 100

1. Punya2. Tidak

24145

14,285,8

4. Kepemilikan pekarangan 169 1001. Punya2. Tidak

55114

32,567,5

5. Penggunaan Pekarangan 55 1001. Ya2. Tidak

3421

20,812,4

6. Bila ya, digunakan untuk 34 1001. Ditanami sayur dan buah2. Tempat pemeliharaan hewan ternak3. Lainnya, sebutkan

34

27

1,83,0

16,07. Penggunaan pekarangan lainnya 27 100

1. Ditanami bunga2. Bengkel3. tempat parkir4. Ditanami pohon pisang5. Ditanami bamboo

161811

9,50,64,80,60,6

8. Pemanfaatan hasil pekarangan 40 1001. Ya2. Tidak

1228

30,070,0

9 Keadaan Lantai rumah 169 1001. Semen 16 23,2

14

Page 15: PBL I

2. Batu3. Tanah4. Kayu5. Bambu6. Lainnya (Narasikan pada interpretasi

data)Keadaan dinding rumah

1. Semen2. Batu3. Tanah4. Kayu5. Bambu6. Seng7. Lainnya (narasikan dalam

interpretasi data)Keadaan Atap rumah

1. Semen2. Batu3. Tanah4. Kayu5. Bambu6. Seng7. Lainnya (narasikan dalam

interpretasi data)

30

4802

280

320

261

00000

1690

4,30

69,60

2,9

2,911,6

046.4

037,71,4

00000

1000

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 5.1.3 diketahui bahwa jenis rumah yang dimiliki

sebagian besar adalah rumah panggung sebanyak 76 rumah (45.0%).

Untuk listrik, hampir semua dialiri dari PLN sebanyak 168 rumah (99.4%).

Kepemilikan empang/sawah sebanyak 24 KK (14.2%). Kepemilikan

pekarangan sebanyak 55 KK (32.5%). Dari pekarangan tersebut ada yang

tidak di manfaatkan sebanyak 21 KK (12.4%).Pekarangan yang ditanami

sayur dan buah sebanyak 10 rumah (76,9%). Sebagian besar tidak

memanfaatkan hasil pekarangan sebanyak 28 rumah (70,0%).

Untuk kondisi/keadaan lantai rumah rata-rata menggunakan lantai

kayu sebanyak 48 rumah (69.6%) dan untuk yang lainnya yaitu

menggunakan tegel sebanyak 2 rumah (2.9 %). Dinding rumah rata-rata

menggunakan kayu sebanyak 32 rumah (46,4%), atap yang digunakan

seluruh rumah yang ada di Dusun Mattampa adalah seng 169 (100%).

15

Page 16: PBL I

5.1.4 Kondisi Kesehatan Lingkungan Rumah Tangga

Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang Kondisi Kesehatan

lingkungan rumah tangga di Dusun Mattampa Desa Samalewa diperoleh

data sebagai berikut :

Tabel 5.1.4Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kesehatan Lingkungan

RumahTangga Di Dusun Mattampa Desa SamalewaKecamatan Bungoro Kab. Pangkep Tahun 2012

No. Variabel N %1 Kepemilikan Jamban 169 100

1. Ya2. Tidak

15613

92,37,7

2 Jenis jamban 156 1001. Kakus terbuka2. Kakus tertutup3. Cemplung4. Lainnya (Narasikan dalam

interpretasi data)

16140

00

10,182,2

00

3 Tempat BAB (bagi yang tidak memiliki jamban)

13 100

1. Di sawah/kebun2. Sungai/empang/pantai3. Semak-semak/tempat terbuka4. WC tetangga/umum5. Lainnya (narasikan dalam interpretasi

data)

60070

3,600

5,90

4 Pemanfaatan jamban untuk seluruh keluarga

156 100

1. Ya2. Tidak (termasuk apabila hanya

sebagian keluarga yang emanfaatkan)

1497

88,24,7

5 Pembuangan limbah 169 1001. Penampungan/peresapan2. Dialirkan ke got3. Dialirkan ke sawah/kebun4. Dialirkan ke sungai/pantai5. Dialirkan ke sekitar rumah

2577311

35

14,845,618,30,6

20,76 Pembuangan sampah 169 100

1. Dikumpul lalu dibakar2. Dikumpulkan lalu ditimbun

235

13,63,0

16

Page 17: PBL I

3. Kebun/semak/sawah/tempat terbuka4. Dibuang ke sekitar rumah5. Dibungkus lalu dibuang ke TPA6. Lainnya (narasikan dalam interpretasi

data)

63

1302

3,61,8

76,91,2

7. Sumber air minum (n=169) 100%

1. Empang/sungai/waduk2. Sumur bersemen3. Sumur tidak bersemen4. Tadah air5. Mata iar6. Pompa tangan7. Air ledeng8. Air gallon9. Sumur bor10.Lainnya (narasikan dalam interpretasi

data anda, disertai %)

0430020

585880

025,4

00

1,20

34,334,34,70

8 Memasak Air minum sebelum dikonsumsi 169 100

1. Ya2. Tidak

13732

81,118,9

9 Bila tidak, Alasan tidak memasak 32 18.91. Air sudah bersih2. Malas memasak3. Tidak praktis4. Lainnya,(Narasikan dalam interpretasi

data anda)

28130

17,20,61,80

10 Rumah memiliki ventilasi 169 1001. Ya2. Tidak

1690

1000

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 5.1.4 diketahui bahwa rumah yang memiliki

jamban sebanyak 156 rumah (92,3%). Jenis jamban yang digunakan (bagi

yang memiliki jamban) adalah jenis jamban dengan kakus tertutup

sebanyak 140 rumah (82,2%). Bagi yang tidak memiliki jamban,

kebanyakan dari mereka membuang air besar di WC tetangga/WC umum

sebanyak 7 orang (5,9%).

Untuk pembuangan limbah keluarga sebagian besar masyarakat

mengalirkannya ke got sebanyak 77 rumah (45,6%), dan untuk variabel

pembuangan sampah rata-rata dikumpul lalu dibuang ke TPA sebanyak

17

Page 18: PBL I

130 rumah (76,9%), ada juga yang membuang sampahnya ditanah

kosong sebanyak 2 rumah (1,2%).

Untuk sumber air bersih, mayoritas masyarakat menggunakan air

ledeng dan air galon sebanyak 58 KK (34,3%). Untuk air minum sebagian

besar masyarakat memasaknya sebanyak 137 KK (81,1%). Alasan

mereka tidak memasak air tersebut karena airnya sudah bersih sebanyak

28 KK (17,2%). Seluruh rumah di Dusun Mattampa memiliki ventilasi 169

rumah (100 %).

5.1.5 Pengeluaran Rumah Tangga

Berdasarkan hasil pandataan PBL I tentang pengeluaran rumah

tangga di Dusun Mattampa Desa Samalewa diperoleh data sebagai

berikut :

Tabel 5.1.5

Distribusi Responden Berdasarkan Pengeluaran Rumah TanggaDi Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro

Kabupaten Pangkep Tahun 2012

No. Variabel N %I Jenis pangan 169 100

1. Beras/ Gandum/ Jagung2. Umbi-umbian3. Ikan4. Daging5. Telur dan Susu6. Sayur-sayuran7. Kacang-kacangan8. Buah-buahan9. Minyak dan Lemak10.Minuman11. Rempah-rempah (bumbu)12.Makanan Bayi (susu, Makanan tambahan13. Konsumsi bahan makanan lain14. Makanan Olahan15. Tembakau dan sirih

16771

1697

11916448

10616284

1516

56

35

98.842.010041.070.497.028.462.795.949.789.33.6

3.03.6

20.7

Sub total pengeluaran (1-15) 169 100

1. < Rp 5.000.0002. Rp 10.000.000-15.000.0003. >Rp 15.000.000

397159

23.142.034.9

II a. Biaya pengeluaran untuk rumah, bahan bakar, listrik dan

18

Page 19: PBL I

air1. < Rp. 50.0002. 50.000 – Rp. 100.0003. > 100.000

b. Pakaian1. < Rp. 99.0002. 100.000 – Rp. 250.0003. > 251.0004. Tidak beli

c. Furniture1. < Rp. 99.0002. 100.000 – Rp. 250.0003. > 251.0004. Tidak beli

d. Pajak dan Asuransi1. < Rp. 5.00002. 5.000 – Rp. 10.0003. > 10.000

e. Pesta dan Perayaan1. < Rp. 99.0002. 100.000 – Rp. 250.0003. > 251.0004. Tidak ada

955023

000

169

000

169

1063726

000

169

56.229.613.6

000

100

000

100

62.721.915.4

000

100Subtotal pengeluaran (a-e) 169 100

1. < Rp. 500.0002. Rp 500.000-1.000.0003. ≥ Rp. 1.500.000

915325

53.831.414.8

Total Pengeluaran point I + II 169 100

1.< Rp 5.000.0002.Rp 5.000.000-10.000.0003.≥ Rp 15.000.000

398842

23.152.124.9

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 5.1.5 diketahui bahwa untuk pengeluaran

pangan rata-rata Rp 10.000.000-15.000.000, 71 KK (42.0%). Untuk

subtotal pengeluaran non pangan rata-rata Rp 500.000-1.000.000

sebanyak 91 KK (53.8%). Jadi total pengeluaran, baik pangan maupun

non pangan rata-rata Rp 5.000.000-10.000.000 sebanyak 88 KK (52.1%).

5.1.6 Status Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil dan Ibu Balita

Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang Status Gizi dan

Kesehatan Ibu Hamil dan Ibu Balita di Dusun Mattampa Desa Samalewa

diperoleh data sebagai berikut :

19

Page 20: PBL I

a. Status Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil

Tabel 5.1.6.a

Distribusi Responden Berdasarkan Satus Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil dan Ibu Balita Di Dusun Desa Samalewa Kec. Bungoro

Kabupaten Pangkep Tahun 2012No. Variabel N %1. Riwayat Kehamilan: 30 100

1. Gravid2. Partus3. Abortus

30271

10094,55,5

2. Ibu memeriksakan kehamilan pada kehamilan terakhir

30 100

3. Frekuensi pemeriksaan 30 1001. 1-2 kali2. 2- 3 kali3. > 4 kali

2622

6.720.073.3

4. Yang memeriksa kehamilan Ibu hamil? 30 100

1. Bidan2. Dokter3. Perawat4. Dukun5. Lainnya (narasikan dalam interpretasi

data)

2621100

86.76.73.33.300

5 Tempat memeriksakan kehamilan (bila petugas Kesehatan):

30 100

1. Posyandu2. Pustu3. Puskesmas4. Rumah Bidan5. Rumah Sakit6. Lainnya (narasikan dalam interpretasi)

0020712

00

66.723.33.33.3

6 Alasan memilih tempat pemeriksaan tersebut:

30 100

1. Mudah dijangkau2. Tidak bayar3. Pelayanan baik4. Lainnya (narasikan dalam interpretasi

data)

191100

63.33.333.3

0

7 Bentuk pelayanan yang diperoleh 30 100

20

Page 21: PBL I

1. Timbang berat badan2. Pengukuran tinggi badan3. Pengukuran lingkar lengan atas4. Pemeriksaan tekanan darah5. Imunisasi TT6. Pengukuran tinggi fundus uteri7. Pemberian tablet fe8. Penyuluhan gizi9. Lainnya (uraikan masing-masing)

3029283023273000

17,896.793.310076.790.0100

00

8 Penerimaan tablet tambah darah (Khusus yang menjawab menerima)

25 86.2

9 Kepemilikan buku KIA/ KMS (khusus yang menjawab Ya)

29 96.7

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 5.1.6.a diketahui bahwa untuk riwayat

kehamilan, partus sebanyak 27 orang (94,5%).Seluruh ibu hamil yang

memeriksakan diri pada kehamilan terakhir sebanyak 30 orang (100%).

Untuk frekuensi pemeriksaan kehamilan dengan frekuensi 1-2 kali

sebanyak 2 orang (6.7%).

Untuk variabel yang memeriksakan kehamilan rata-rata dengan

bantuan Bidan sebanyak 26 orang (86.7%), rata-rata tempat pemeriksaan

kehamilan yaitu puskesmas sebanyak 20 orang (66.7%). Adapun alasan

memilih tempat pemeriksaan tersebut, yaitu mudah dijangkau sebanyak

19 orang (63.3%), bentuk pelayanan yang diperoleh yaitu rata-rata

mendapat pemeriksaan berat badan, tekanan darah, dan pemberian tablet

Fe sebanyak 30 orang(100%). Dan yang mendapat tablet penambah

darah sebanyak 25 orang (86.2%). Untuk variabel kepemilikan buku

KIA/KMS sebanyak 29 orang (96.7%).

21

Page 22: PBL I

b. Status Gizi dan Kesehatan Anak

Tabel 5.1.6.b

Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi dan Kesehatan AnakDi Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro

Kabupaten Pangkep Tahun 2012

No. Variabel N %1. Yang membantu persalinan Ibu 33 100

1. Melahirkan sendiri (tidak ada)2. Keluarga3. Dukun4. Dokter5. Bidan

1211019

3.06.13.030.357.6

2. Status kelahiran : 33 1001. Aterm (lahir cukup bulan)2. Prematur ( lahir tidak cukup bulan)

303

90.99.1

3. Anak ditimbang 33 100

4 Berat anak yang ditimbang (waktu lahir) 33 1001. <2500 gram2. > 2500 gram3. Tidak ditimbang

16170

49.550.5

0

5 Anak diimunisasi (yang menjawab Ya) 31 96,0%

6. Imunisasi yang diperoleh 33 1001. BCG2. DPT13. DPT24. DPT35. Polio 16. Polio 27. Polio 38. Campak9. Hepatitis B110.Hepatitis B211.Hepatitis B3

2829292830303024242424

87.590.690.687.590.990.990.975.075.075.075.0

6. Anak pernah dan atau sedang sakit (dalam 1 bulan terakhir)

22 66.7

7. Gejala anak yang sakit: 33 1001. Demam2. Batuk3. Beringus4. Berak-berak5. Lainnya

135700

40.615.621.9

00

8. Tempat Orang tua/ kerabat membawa anak yang sakit:

33 100

22

Page 23: PBL I

1. Puskesmas/pustu2. Rumah sakit3. Rumah bidan/perawat4. Dirumah saja5. Tidak pernah sakit

125238

37.515.66.29.425.0

9. Balita pernah dibawa ke Posyandu 33 1001. Ya2. Tidak

321

97.03.0

10. Ibu yang diberikan Kartu Menuju Sehat (KMS)

33 100

1. Ya2. Tidak

321

97.03.0

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 5.1.6.b diketahui bahwa sebagian besar

masyarakat disana memilih bidan sebanyak 19 orang (57.6%) untuk

membantu dalam proses persalinan. Untuk status kelahiran yaitu rata-rata

status aterm sebanyak 20 bayi (90.9%). Untuk anak ditimbang waktu lahir

dengan berat rata-rata ≥ 2500 gram sebanyak 17 bayi (50.5%). Dan untuk

anak yang di imunisasi rata-rata sebanyak 31bayi (96,0%), dengan rata-

rata imunisasi yang mereka dapatkan adalah BCG dan DPT 3 sebanyak

28 balita (87,5%)

Untuk anak yang sakit dalam sebulan terakhir yaitu sebanyak 22

balita (66.7%), dengan sebagian besar gejala adalah demam sebanyak 13

(40.6%), dan rata-rata mereka memilih puskesmas/pustu sebanyak 12

(37.5%) sebagai tempat pengobatan saat anak mereka sakit.

Untuk variabel balita yang pernah di bawa ke posyandu yaitu

sebanyak 32 (97,0%). Adapun yang memiliki KMS/KIA rata-rata sebanyak

32 balita (97,0%).

5.1.7 Keluarga Berencana

Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang keluarga berencana

diperoleh data pada Tabel 5.1.7 :

23

Page 24: PBL I

Tabel 5.1.7Distribusi Responden Berdasarkan Keluarga Berencana

Di Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro Kabupaten PangkepTahun 2012

No.

Variabel N %

1. Penggunaan KB 67 39.62. Alasan tidak menggunakan KB 80 100

1. Ingin punya anak segera2. Dilarang suami atau keluarga3. Susah mendapatkan4. Tidak ada suami/istri5. Belum haid atau hamil6. Lainnya :

a. Monopouseb. Selesai melahirkan/hamilc. Sakitd. Tidak cocok

1261

213

27325

7.23.60.612.61.8

16.01.81.23.0

3. Tempat mendapatkan pelayanan KB 71 1001. Puskesmas/pustu2. Rumah sakit3. posyandu4. Lainnya :

a. Bidanb. Dokter

5952

23

34.93.01.2

1.21.8

4. Metode KB yang digunakan 67 1001. IUD/Spiral2. Kondom3. Suntikan4. Operasi5. Pil

44

333

23

2.42.419.51.813.6

. 5 Jenis keluhan pemakaian alat kontrasepsi

67 100

1. Tidak ada2. Sakit kepala3. Badan gemuk4. Badan kurus5. Mual-mual6. Haid tidak teratur

5171811

30.24.10.64.70.60.6

6. Umur saat melahirkan anak pertama 169 1001. < 18 tahun2. 18 – 35 tahun3. > 35 tahun4. Belum pernah melahirkan

53992

15

31.458.61.28.9

7. Jarak dengan anak yang terkecil 169 100

24

Page 25: PBL I

1. Anak pertama2. < 1 tahun3. 1 – 2 tahun4. 3-4 tahun5. ≥ 5 tahun6. Belum pernah melahirkan7. Tidak ingat

21162727461

32

12.49.516.016.027.20.618.9

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 5.1.7 diketahui bahwa masyarakat di Dusun

Mattampa yang menggunakan KB sebanyak 67 orang (39.6%), dengan

sebagian besar alasan sudah tua (lainnya). Dan bagi pengguna KB rata-

rata mendapatkan pelayanan KB dipuskesmas/pustu sebanyak 59 orang

(34.9%), Tempat mendapatkan pelayanan KB lainnya yaitu di bidan

sebanyak 2 orang (1.2%), dengan menggunakan metode KB rata-rata

berupa suntikan yaitu 33 orang (19.5%). Sebagian besar ibu pengguna KB

tidak memiliki keluhan selama pemakaian alat kontrasepsi sebanyak 51

orang (30.2%).

Untuk umur ibu saat melahirkan anak pertama rata-rata yaitu umur

18-35 tahun sebanyak 99 orang (58.6%). Jarak kelahiran ≥ 5 tahun

sebanyak 46 orang ( 27,2 %).

5.1.8 Gizi Keluarga

Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang status gizi keluarga

diperoleh data, sebagai berikut :

Tabel 5.1.8Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Keluarga di Dusun

Mattampa Desa Samalewa Kecamatan BungoroKabupaten Pangkep Tahun 2012

No.

Variabel N %

1. Frekuensi makan keluarga sehari 169 1001. 1 kali2. 2 kali3. 3 kali

228

139

1.216.682.3

2. Kebiasaan makan pagi 160 95,73. Jenis makanan pokok yang sering

dikonsumsi1. Beras 169 100

25

Page 26: PBL I

4. Jenis sayuran yang saring dikonsumsi 169 1001. Sayuran yang berwarna hijau

(kangkung, bayam, dsb)2. Sayuran yang berwarna hijau dengan

kekuningan (wortel, labu dsb)3. Sayuran tidak berwarna4. Sayuran berwarna hijau dengan tidak

berwarna5. Sayuran berwarna kekuningan

dengan tidak berwarna6. Sayuran berwarna hiau, kekuningan

dan tidak berwana

104

19

212

2

30

61.5

11.2

1.27.1

1.2

17.8

5. Pantangan makanan 49 29.0

6. Konsumsi garam beryodium 139 82.27. Garam beryodium 169 100

1. < 30 ppm2. ≥ 30 ppm3. 0 ppm

2915

125

17.215

74.08. Bentuk garam beryodium 169 100

1. Halus2. Kasar

8663

50.937.3

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 5.1.8 diketahui bahwa frekuensi makan

keluarga di masyarakat Dusun Mattampa sebanyak 3 kali yaitu 139 orang

(82.3%), dengan kebiasaan sarapan sebanyak 169 orang (95,7%),

dengan jenis makanan pokok yaitu beras sebanyak 169 KK (100%). Dan

jenis sayuran yang sering dikonsumsi yaitu sayuran berwarna hijau

sebanyak 104 orang (61.5%).

Untuk variabel pantangan makanan sebanyak 49 KK (30,4%). Dan

untuk konsumsi garam beryodium sebanyak 43 KK (29.0%). Garam

beryodium yang digunakan rata-rata ≥ 30 ppm sebanyak 29 KK (17.2%),

dengan bentuk garam beryodium yaitu garam halus sebanyak 86 KK

(50.9%).

5.1.9 Pencarian Pengobatan

Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang pencarian pengobatan

diperoleh data pada Tabel 5.1.9 :

26

Page 27: PBL I

Tabel 5.1.9Distribusi Responden Berdasarkan Pencarian Pengobatan Di Dusun

Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun 2012

No. Variabel N %1. Anggota keluarga yang sakit 1 bulan

terakhir(kecuali balita)169 100

1. Tidak ada2. Ada

7297

42.657.4

2. Tempat pertolongan anggota keluarga yang sakit

169 100

1. Posyandu2. Dokter/Mantri3. Puskesmas/Pustu4. Bidan5. Rumah Sakit6. Obati Sendiri7. Obat tradisional8. Dukun

522791461411

3.013.046.70.6

27.28.30.60.6

3. Terdaftar sebagai jaminan pemeliharaan kesehatan/asuransi kesehatan

169 100

1. Ya2. Tidak

13930

82.217.8

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 5.1.8 diketahui bahwa anggota keluarga

yang sakit dalam sebulan terakhir (kecuali balita) yaitu sebanyak 97 orang

(57.4%), dan sebagian besar memilih puskesmas/pustu sebagai tempat

pengobatan anggota keluarga yang sakit sebanyak 79 orang (46.7%).

Rata-rata terdaftar sebagai jaminan pemeliharaan kesehatan/asuransi

kesehatan sebanyak 139 orang (82.2%).

5.1.10 Pemahaman Keagamaan

Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang pemahaman

keagamaan diperoleh data pada Tabel 5.1.10 :

27

Page 28: PBL I

Tabel 5.1.10Distribusi Responden Berdasarkan Pamahaman Keagamaan Di

Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan BungoroKabupaten Pangkep Tahun 2012

No.

Variabel N %

1. Selalu shalat berjamaah 719 1001. Ya2. Tidak3. Jarang

37852

288

52.67.2

40.12. Tempat shalat berjamaah 719 100

1. Masjid2. Rumah3. musollah4. Tidak shalat barjamaah

320352

740

44.549.01.05.6

3. Mampu baca Al Quran 719 1001. Ya2. Tidak

64376

89.310.4

4. Mampu tulis arab 719 1001. Ya2. Tidak

119599

16.682.9

5. Tahu cara wudhu 719 1001. Ya2. Tidak

65069

90.59.5

6. Tahu cara mandi wajib 719 1001. Ya2. Tidak

62097

86.5513.5

7. Tahu tayamum 719 1001. Ya2. Tidak

598121

83.216.9

8. Tahu istinja’ 719 1001. Ya2. Tidak

589128

81.917.8

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 5.1.9 diketahui bahwa masyarakat Di Dusun

Mattampa selalu sholat berjamaah 378 orang (52.6 %). Mampu membaca

Al Quran sebanyak 642 orang (89.3%). Mampu menulis arab sebanyak

569 orang (82.9%). Mengetahui cara wudhu sebanyak 650 orang (90.5%).

Mengetahui cara mandi wajib sebanyak 97 orang (13.5%). Mengetahui

tayamum sebanyak 598 orang (83.2%).

28

Page 29: PBL I

5.2 DATA KUANTITATIF INDIVIDU

5.2.1 Perilaku Konsumsi Individu

Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang Perilaku Konsumsi

Individu diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 5.2.1Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Konsumsi Individu di

Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun 2012

No. Variabel N %1. Konsumsi buah dalam seminggu 719 100

1. < 3 hari2. ≥ 3 hari3. Tidak pernah

6292345

87.531.16.3

2. Besar porsi 719 1001. 1 – 2 porsi2. 3 – 4 porsi3. > 4 porsi

64700

89,70

03. Konsumsi sayuran segar dalam

seminggu 719 100

1. < 3 hari2. ≥ 3 hari3. Tidak pernah

119598

2

16.581.5

2

4. Besar porsi 719 1001. 1 – 2 porsi2. 3 – 4 porsi3. > 4 porsi4. Tidak pernah

6881901

95.62.601

5. Konsumsi makanan manis 719 1001. > 1 kali perhari2. 1 kali perhari3. 3-6 kali per minggu4. 1-2 kali per minggu5. ≤ 3 kali per bulan6. Tidak pernah

141523292222

19.672.74.03.10.30.2

6. Makanan asin 719 1001. > 1 kali per hari2. 1 kali per hari3. 3-6 kali per minggu4. 1-2 kali per minggu5. ≤ 3 kali per bulan6. Tidak pernah

283591331253638

3.949.918.517.45.05.3

29

Page 30: PBL I

7. Makanan berlemak1. > 1 kali per hari2. 1 kali per hari3. 3-6 kali per minggu4. 1-2 kali per minggu5. ≤ 3 kali per bulan6. Tidak pernah

71918

1243481398010

1002.5

17.248.419.311.11.4

8. Jeroan 719 1001. > 1 kali per hari2. 1 kali per hari3. 3-6 kali per minggu4. 1-2 kali per minggu5. ≤ 3 kali per bulan6. Tidak pernah

945

10819027691

1.36.3

15.026.438.412.7

9. Makanan dibakar/dipanggang 719 1001. > 1 kali per hari2. 1 kali per hari3. >3-6 kali per minggu4. 1-2 kali per minggu5. ≤ 3 kali per bulan6. Tidak pernah

6130357165547

0.818.149.722.97.51.0

10. Makanan yang diawetkan 719 1001. > 1 kali per hari2. 1 kali per hari3. 1-2 kali per minggu4. ≤ 3 kali per bulan5. Tidak pernah

2316219715299

3.222.527.4

12.013.8

11. Minuman berkafein 719 1001. > 1 kali per hari2. 1 kali per hari3. 3-6 kali per minggu4. 1-2 kali per minggu5. ≤ 3 kali per bulan6. Tidak pernah

5915819910313367

8.222.027.714.318.59.3

12. Bumbu penyedap 719 1001. > 1 kali per hari2. 1 kali per hari3. 3-6 kali per minggu4. 1-2 kali per minggu5. ≤ 3 kali per bulan6. Tidak pernah

33435120467114

4.660.516.76.49.91.9

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 5.2.1 diketahui bahwa masyarakat Desa

Samalewa, Dusun Mattampa yang mengkonsumsi buah-buahan segar

30

Page 31: PBL I

< 3 hari dalam seminggu sebanyak 629 orang (87.5%), dengan besar

porsi untuk buah yaitu 1-2 sebanyak 647 orang (89.7%).

Untuk konsumsi sayuran segar ≥ 3 hari dalam seminggu sebanyak

598 orang (81.5%), dengan besar porsi rata-rata 1-2 sebanyak 688 orang

(95.6%) .

Untuk konsumsi makanan manis rata-rata > 1 kali perhari sebanyak

141 orang (19.6%). Untuk konsumsi makanan asin rata-rata > 1 kali

perhari sebanyak 28 orang (3.9%). Untuk konsumsi makanan berlemak

yaitu rata-rata > 1 kali perhari sebanyak 18 orang (2.5%). Untuk konsumsi

jeroan rata-rata ≤ 3 kali perbulan sebanyak 276 orang (38.4%). Untuk

konsumsi makanan yang dibakar/panggang 1-2 kali perminggu sebanyak

165 orang (22.9%). Untuk konsumsi makanan yang diawetkan > 3-6 kali

perminggu sebanyak 99 orang (32,0%). Untuk konsumsi minuman

berkafein ≤ 3 kali perbulan sebanyak 162 orang (22.5%). Untuk konsumsi

bumbu penyedap > 1 kali per minggu sebanyak 33 orang (4.6%).

5.2.2. Perilaku Hygienis

Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang perilaku hygienis yang

telah didata sebagai berikut :

Tabel 5.2.2Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Hygienis

Di Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Samalewa Kabupaten Pangkep Tahun 2012

No.

Variabel N=719 100%

1. Cuci tangan pakai sabun sebelum makan 696 96.82. Cuci tangan pakai sabun sebelum

menyiapkan makanan563 78.4

3. Cuci tangan pakai sabun setelah BAB/menceboki bayi

686 95.5

4. Cuci tangan pakai sabun setelah memegang binatang

688 95.7

5. Tempat BAB 719 100

31

Page 32: PBL I

1. Jamban2. Kolam/ sawah/ selokan3. Sungai/ danau/ laut4. Pantai/ tanah lapang/ kebun/

halaman5. Lainnya :

Sembarang tempat Celana/popok

6892620

00

95.83.60.30

00

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 5.2.2 diketahui bahwa untuk variabel cuci

tangan pakai sabun sebelum makan sebanyak 696 orang (96.8%). Untuk

cuci tangan pakai sabun sebelum menyiapkan makanan sebanyak 563

orang (78.4%). Untuk cuci tangan pakai sabun setelah BAB/menceboki

bayi sebanyak 686 orang (95.5%). Untuk cuci tangan pakai sabun setelah

memegang binatang sebanyak 688 orang (95.7%). Untuk yang

menggunakan jamban sebagai tempat BAB sebanyak 689 orang (95.8%).

5.2.3 Penggunaan Tembakau dan Alkohol

Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang penggunaan tembakau

dan alkohol di Dusun Mattampa diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 5.2.3Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Tembakau Dan

Alkohol Di Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun 2012

No. Variabel N %1. Pernah merokok 104 14.52. Merokok selama sebulan terakhir 719 100

1. Ya, pernah2. Tidak pernah

82637

11.488.6

3. Satu tahun terakhir mengkonsumsi minuman beralkohol

1 0.1

4. Satu bulan terakhir mengkonsumsi minuman beralkohol

0 0

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 5.2.3 diketahui bahwa untuk yang pernah

merokok sebanyak 104 orang (14.5%). Untuk yang tidak pernah merokok

dalam sebulan terakhir sebanyak 637 orang (88.6%).

32

Page 33: PBL I

Untuk yang pernah mengkonsumsi minuman beralkohol dalam 1

tahun terakhir sebanyak 1 orang (0.1%), dan yang pernah

mengkonsumsi minuman berakohol dalam 1 bulan terakhir tidak ada.

5.2.4Penyakit Menular dan Tidak Menular

Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang Penyakit Menular dan

Tidak Menular di Dusun Mattampa diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 5.2.4Distribusi Responden Berdasarkan Penyakit Menular Dan Tidak

Menular Di Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun 2012

A. SELAMA SEBULAN TERAKHIR

No. Variabel (N=719) 100%1. Menderita pneumonia 5 0.7

Variabel (N=719) 100%2. Menderita thypoid 6 0.8

variabel (N=719) 100%3. Menderita malaria 0 0

Variabel (N=719) 100%4. Menderita diare/mencret 8 1.1B. SELAMA 12 BULAN TERAKHIR

No. Variabel (N=719) 100%5. Menderita hepatitis 0 0

Variabel (N=719) 100%6. Menderita DBD 0 0

Variabel (N=719) 100%7 Menderita asma 6 0.8

Variabel (N=719) 100%8. Menderita Campak 0 0

Variabel (N=719) 100%9. Menderita TBC 9 1.3

Variabel (N=719) 100%10 Menderita penyakit Jantung 3 0.4

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan Tabel 5.2.4 diketahui bahwa yang menderita

pneumonia selama sebulan terakhir 5 orang (0.7%). Menderita demam

thypoid selama sebulan terakhir sebanyak 6 orang (0.8%). Menderita

malaria selama sebulan terakhir tidak ada. Menderita diare/mencret

selama sebulan terakhir sebanyak 8 orang (1.1%).

33

Page 34: PBL I

Untuk yang menderita hepatitis selama 12 bulan terakhir tidak ada.

Menderita asma selama 12 bulan terakhir sebanyak 6 orang (0.8%).

Menderita TBC selama 12 bulan terakhir 9 orang (1.3%).

BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Data Kuantitatif Rumah Tangga

6.1.1. Karakteristik Rumah Tangga

Indikator dari karakteristik rumah tangga penduduk di Dusun

Mattampa yang memiliki jumlah anggota keluarga (ART) kurang dari 5

orang yaitu sebanyak 78.7 %.

Indikator pendidikan pada karakteristik rumah tangga

sebagaimana yang diungkapkan Daoed Joesoef tentang pentingnya suatu

pendidikan : “Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan dalam

memilih dan membina hidup yang baik sesuai dengan martabat manusia".

Dan tentulah pernyataan tersebut kita dapat mengambil kesimpulan

bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa

lepas dari kehidupan. Karena sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa

maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan,

suatu pendidikan tentunya akan melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM)

yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill, pendidikan

merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. bila output dari

proses pendidikan gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat

mencapai kemajuan. Bagi suatu bangsa pendidikan harus dipandang

sebagai suatu kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan

lainnya. Maka tentunya peningkatan mutu pendidikan juga berpengaruh

terhadap perkembangan suatu bangsa .Mayoritas pendidikan di Dusun

Mattampa tamatan SD/MI sekitar 258 orang dari 719 orang.

6.1.2 Karakteristik Sosial Ekonomi Rumah Tangga

Faktor sosial ekonomi merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan

dari keseharian masyarakat, dalam hal ini pekerjaan dan pendapatan.

34

Page 35: PBL I

Indikator dari karakteristik sosial ekonomi rumah tangga yang ada di

Dusun Mattampa yaitu untuk indikator pekerjaan, wiraswasta yang paling

banyak yaitu sebanyak 54 orang dari 719 orang yang ada di Dusun

Mattampa, pegawai swasta sebanyak 59 orang, ibu-ibu yang ada disana

mayoritas berperan sebagai ibu rumah tangga, tidak ada yang memiliki

pekerjaan yang spesifik. Sedangkan jumlah orang yang tidak bekerja

sebanyak 78 orang dari 719 orang yang ada di Dusun Mattampa.

Pendapatan merupakan pemasukan (penghasilan) untuk dapat

memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga baik dalam kategori

rendah maupun di atas rata-rata. Untuk indikator pendapatan yang ada di

Dusun Mattampa, mayoritas pendapatan masyarakat disana rata-rata

dibawah Rp 1.000.000.

6.1.3 Kondisi Perumahan dan Lingkungan Rumah Tangga

Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga

merupakan determinan kesehatan masyarakat. Perumahan yang layak

untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan sehingga

penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari

ketersediaan sarana dan prasarana yang terkait, seperti penyediaan air

bersih, sanitasi pembuangan sampah dan limbah, dan sarana pelayanan

sosial.

Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai

faktor yang dapat meningkatkan strandar kesehatan penghuninya. Konsep

tersebut melibatkan pendekatan sosiologis dan teknis pengelolaan faktor

resiko dan berorientasi pada lokasi pembangunan, kualifikasi, adaptasi,

manajemen, panggunaan dan pemeliharaan rumah dan lingkungan

sekitarnya, serta mencakup unsur apakah rumah tersebut memiliki

penyediaan air minum dan sarana yang memadai untuk memasak,

mencuci, menyimpan makanan, serta pembuangan kotoran manusia

maupun limbah lainnya.

Kondisi perumahan yang ada di Dusun Mattampa dapat

dikategorikan sudah memenuhi syarat sehat. Terlihat pada hasil observasi

35

Page 36: PBL I

dan pendataan Februari 2012 lalu, ketersediaan sarana pembuangan

limbah sebanyak 45.6% dialirkan ke got. Ketersediaan sarana jamban

sebanyak 92,3%, sedangkan yang lainnya tidak memiliki jamban

sebanyak 7.7%. Sumber air minum mayoritas bersumber dari air ledeng

dan air galon 68.6%. Sarana pembuangan sampah sebanyak 76,9% di

kumpulkan lalu di buang ke TPA.

Keadaan ini secara umum menunjukkan bahwa kondisi perumahan

dan lingkungan di Dusun Mattampa, Desa Samalewa dapat dikatakan

memenuhi syarat kesehatan.

6.1.4 Pengeluaran Rumah Tangga

Penghasilan mudah sekali berkurang namun susah sekali

bertambah, hal ini disebabkan karena lebih banyak faktor luar yang

mempengaruhi jumlah penghasilan. Sebaliknya yang terjadi dengan

pengeluaran, cara mengeluarkan uang sebenarnya sangat fleksibel.

Bahkan tidak seorangpun yang berhak melarang untuk mempunyai

pengeluaran yang lebih besar dari pada penghasilan. Tetapi satu-satunya

pihak yang akan menderita jika pengeluaran lebih besar dari penghasilan

adalah keluarga. Sebuah keluarga sebaiknya berusaha agar tidak

menghabiskan seluruh penghasilannya, maksimal sebesar 90% saja yang

digunakan untuk pengeluaran. Pengeluaran yang dimaksud disini sudah

termasuk cicilan hutang, premium, asuransi, dan belanja keperluan rumah

tangga.

Dalam rangka memahami potensi keluarga, konsep pengeluaran

minimal terdapat tiga potensi yang diamati, yaitu pertama kemampuan

dalam memenuhi kebutuhan dasar (pengeluaran rumah tangga),

kemampuan dalam pelaksanaan peran sosial (kegiatan utama dalam

mencari nafkah), serta kemampuan dalam menghadapi permasalahan

(upaya dalam mempertahankan diri dari tekanan ekonomi dan non

ekonomi).Berdasarkan hasil pendataan yang telah dilakukan di Dusun

Mattampa, rata-rata pengeluaran selama setahun di atas Rp 5.000.000-

10.000.000 sebanyak 52.1%.

36

Page 37: PBL I

6.1.5 Status Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil

Status gizi ibu hamil sebelum dan selama hamil dapat

mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status

gizi ibu hamil normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan

besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan

normal.  Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur

kehamilan. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat

tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.

Frekuensi pemeriksaan yang ada di Dusun Mattampa sudah 100%

terpenuhi, mereka memilih tempat-tempat pemeriksaan kehamilan di

Puskesmas sebanyak 66.7%. Tenaga medis yang biasanya

memeriksakan kehamilan kebanyakan pada bidan sebanyak 86.7%.

6.1.6 Status Gizi dan Kesehatan Anak (Balita)

Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh

setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia

balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas

ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Untuk mengatasi kasus kurang

gizi memerlukan peranan dari keluarga, praktisi kesehatan, maupun

pemerintah. Pemerintah harus meningkatkan kualitas posyandu, jangan

hanya sekedar untuk penimbangan dan vaksinasi, tapi harus diperbaiki

dalam hal penyuluhan gizi dan kualitas pemberian makanan tambahan,

pemerintah harus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat agar akses

pangan tidak terganggu. Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak hanya

merupakan masalah kesehatan, tetapi juga meliputi masalah sosial,

ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan dan lingkungan. Faktor pencetus

munculnya masalah gizi dapat berbeda antar wilayah maupun antar

kelompok masyarakat, bahkan akar masalah ini dapat berbeda antar

kelompok usia balita.

Keadaan mengenai status gizi dan kesehatan anak khususnya di

Dusun Mattampa, sudah cukup di perhatikan dari kalangan ibu balita

sendiri. Terlihat dengan frekuensi imunisasi balita di posyandu, sebanyak

37

Page 38: PBL I

96.0%. Untuk rata-rata berat badan balita di atas 2500 gram sebanyak

50.5% .

6.1.7 Keluarga Berencana

Sarana kesehatan yang ada di Desa Samalewa diantaranya

Puskesmas dan Rumah Bidan. Tempat mendapatkan pelayanan KB

mayoritas di Puskesmas/pustu sebanyak 34,9%. Metode KB yang

digunakan kebanyakan dengan suntikan sebanyak 19.5%. Tidak adanya

keluhan yang dirasakan selama pemakaian KB sebanyak 30.2%.

6.1.8 Status Gizi Keluarga

Masalah status gizi keluarga pada hakikatnya adalah masalah

kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan

dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab

timbulnya masalah gizi adalah multi faktor, oleh karena itu pendekatan

penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait. Suatu

penyakit timbul karena tidak seimbangnya berbagai faktor, baik dari

sumber penyakit (agen), pejamu (host) dan lingkungan (environment). Hal

itu disebut juga dengan istilah penyebab majemuk (multiple causation of

diseases) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation). Kurang

Energi Protein (KEP) merupakan salah satu masalah yang perlu

mendapatkan perhatian karena lebih menyangkut pada kualitas SDM.

Keadaan gizi kurang disebabkan oleh konsumsi gizi yang kurang

memenuhi angka kecukupan gizi yang dianjurkan oleh faktor tidak

langsung yaitu beberapa karakteristik keluarga (pendidikan, pengetahuan

gizi, waktu bekerja ibu, jumlah anggota keluarga dan pendapatan

keluarga) yang sangat erat hubungannya dengan penyediaan makanan.

Sehubungan dengan hal demikian, status gizi keluarga yang ada di Dusun

Mattampa dalam kategori baik.

6.1.9 Pencarian Pengobatan

38

Page 39: PBL I

Pencarian pengobatan merupakan salah satu indikator terpenting

dalam masalah kesehatan. Ketersediaan sarana kesehatan di Desa

Samalewa belum cukup memadai. Begitu pula untuk tenaga kesehatan

dan paramedis di Dusun Mattampa menyebabkan pelayanan kesehatan

masyarakat belum optimal. Sarana kesehatan yang ada di Desa

Samalewa diantaranya Puskesmas danPuskesmasPembantu.

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun Mattampa, diketahui

bahwa tempat mencari pertolongan atau pengobatan jika ada anggota

keluarga yang sakit kebanyakan di puskesmas/ pustu sebanyak 46.7%.

6.1.10 PemahamanKeagamaan

Berdasarkan dari hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa

masyarakat yang selalu shalat berjamaah di Dusun Mattampa yaitu

sebanyak 52.6%. Tempat shalat berjamaah yang paling dominan di

Rumah sebanyak 49.0 %,Mesjid 44.5%. Yang mampu membaca Al-

Qur’an sebanyak 89.3%, masyarakat yang mampu menulis huruf arab

yaitu 16,6%, masyarakat yang tahu cara wudhu yaitu sebanyak 90.5%,

masyarakat yang tahu cara mandi wajib sebanyak 86.55%, masyarakat

yang tahu cara tayammum sebanyak 83,2%, sedangkan pengetahuan

tentang Istinja yang paling dominan tahu yaitu sebanyak 81.9% .

Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan di Dusun Mattampa,

pemahaman keagamaan yang ada di sana di kategorikan baik.

2.1 Data Kuantitatif Individu

2.1.1 PerilakuKonsumsiIndividu

Pada dasarnya, manusia melakukan kegiatan konsumsi dalam

rangka memenuhi kebutuhan hidup, baik jasmani maupun rohani agar

eksistensinya terjaga. Perilaku setiap individu dalam melakukan konsumsi

jelas sangat berbeda karena kebutuhan setiap individu tersebut juga

berbeda. Perbedaan tersebut antara lain disebabkan oleh berbedanya

pendapatan dan latar belakang. Terkait dengan hal ini, maka berdasarkan

hasil pendataan di Dusun Mattampa, perilaku konsumsi yang ada disana

untuk frekuensi makan perhari, baik buah-buahan maupun sayuran sudah

39

Page 40: PBL I

tergolongan kategori cukup baik yaitu untuk buah sebanyak 87.5%

dengan < 3 hari dalam seminggu, dengan takaran 1-2 porsi per hari

sebanyak 89,7%. Sedangkan konsumsi sayur-sayuran 81.5% dalam

seminggu ≥ 3 hari,dengan tekaran 1-2 porsi per hari sebanyak 95.6%

2.1.2 Perilaku Hygienis

Perilaku hygienis merupakan faktor terpenting dalam mengurangi

angka kejadian penyakit, seperti kebiasaan mencuci tangan dan tempat

BAB yang sesuai dengan kriteria kesehatan. Pola mencuci tangan, baik

sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan/mencebok bayi, setelah

BAB, maupun setelah memegang binatang yang ada di Dusun Mattampa,

sudah mayoritas dilaksanakan dengan baik. Sebanyak 96.8% mereka

mencuci tangan sebelum makan. Selain itu, ketersediaan tempat BAB

juga merupakan faktor terpenting dalam perilaku hygienis. Hanya

sebanyak 95.8% mereka membuang hajat di jamban. Selebihnya mereka

membuang hajat di empang, sawah, maupun sembarangan tempat.

2.1.3 Penggunaan Tembakau dan Alkohol

Kesulitan utama mengenai tembakau dan alkohol sebagai faktor

risiko adalah bahwa sebagian besar mulut pasien telah menggunakan

kedua produk tersebut .Diterima secara luas bahwa menghilangkan

penggunaan tembakau oral, dan mengurangi atau menghilangkan asupan

alkohol, segera akan mengurangi resiko terkena kanker. Dilihat sesuai

dengan hasil pendataan bahwa penggunaan alkohol dan tembakau di

Dusun Mattampa, dilihat dari frekuensinya satu bulan terakhir, bahwa

hanya sedikit dari mereka yang mengkonsumsi alkohol sebanyak 0,1%,

sedangkan yang mengkonsumsi rokok hanya sekitar 11.4%.

2.1.4 Penyakit Menular dan Tidak Menular

Dewasa ini tingkat angka kematian baik di Indonesia maupun di

dunia secara globalnya relatif meningkat per tahunnya, hal ini baik

disebabkan kecelakaan, proses penuaan yang menyebabkan kelamahan

fungsi organ tubuh ataupun karena menderita berbagai macam penyakit.

40

Page 41: PBL I

Penyakit menular yang juga dikenal sebagai penyakit infeksi dalam

istilah medis adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen

biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik

(seperti luka bakar dan trauma benturan) atau kimia (seperti keracunan)

yang mana bisa ditularkan atau menular kepada orang lain melalui media

tertentu seperti udara (TBC, Infulenza dll), tempat makan dan minum yang

kurang bersih pencuciannya (Hepatitis, Typhoid/Types dll), Jarum suntik

dan transfusi darah (HIV/AIDS, Hepatitis dll).

Berdasarkan hasil pendataan di Dusun Mattampa,diketahui bahwa

yang menderita pneumonia selama sebulan terakhir tidak ada, yang

menderita demam thypoid selama sebulan terakhir sebanyak 6orang

(0.8%), yang menderita malaria selama sebulan terakhir tidak ada, yang

menderita diare/mencret selama sebulan terakhir sebanyak 8 orang

(1.1%).

Untuk yang menderita hepatitis selama 12 bulan terakhir tidak ada,

yang menderita asma selama 12 bulan terakhir sebanyak 6 (0.8%), yang

menderita TBC selama 12 bulan terakhir ada 6 orang (1.3%) serta yang

mendarita penyakit jantung sebanyak 3 orang (0.4%).

41

Page 42: PBL I

BAB VII

PENUTUP

1.1. Kesimpulan

1. Faktor pendidikan menjadi salah satu kendala di Dusun Mattampa,

yaitu minimnya pendidikan disana yang mayoritas tamatan SD/MI

sekitar 258 orang dari 719 orang penduduk yang terdapat di Dusun

Mattampa.

2. Keadaan menunjukkan bahwa kondisi perumahan dan lingkungan di

Dusun Mattampa, Desa Samalewa sudah memenuhi syarat

kesehatan, yaitu tersedianya sanitasi BAB yang memadai,

ketersediaan air bersih (kebanyakan menggunakan air ledeng dan air

galon), serta pembuangan limbah sebagian besar dialirkan ke got.

3. Ketersediaan sarana kesehatan di Desa Samalewa belum cukup

memadai. Begitu pula untuk tenaga kesehatan dan paramedis di

Dusun Mattampa menyebabkan pelayanan kesehatan masyarakat

belum optimal. Sarana kesehatan yang ada di Desa Samalewa yaitu

Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.

4. Kesadaran masyarakat setempat cukup tinggi dalam memperhatikan

pola hidup bersih dan sehat di dusun Mattampa.

5. Masyarakat di Dusun Mattampa memiliki asuransi kesehatan/ jaminan

pemeliharaan kesehatan yaitu 139 orang. Sehingga masyarakat lebih

mudah untuk mendapatkan pelayanan dengan biaya yang murah.

1.2. Saran

1. Adanya kerja sama antar pemerintah dengan masyarakat dalam

melaksanakan wajib belajar bagi seluruh generasi muda agar tingkat

pendidikan yang ada di Dusun Mattampa meningkat.

2. Diharapkan adanya kerja sama antara masyarakat Desa Samalewa

dan pemerintah setempat khususnya petugas kesehatan dalam upaya

peningkatan pelayanan kesehatan serta memecahkan permasalahan-

permasalahan yang ada.

42

Page 43: PBL I

3. Masalah kesehatan dan lingkungan merupakan masalah yang

kompleks dan merupakan masalah kita bersama. Jadi perlu adanya

kerja sama antara masyarakat, pemerintah, akademis, kesehatan

serta stakeholder.

4. Perlunya diadakan penyuluhan secara intensif dan kontinyu mengenai

sanitasi lingkungan. Hal yang paling penting adalah adanya kerja

sama dengan stakeholder sebab perilaku masyarakat yang

membuang sampah di sekitar rumah tidak hanya disebabakan oleh

ketidaksadaran masyarakat tetapi karena tidak adanya tempat

pembuangan sampah yang tersedia.

43

Page 44: PBL I

DAFTAR PUSTAKA

1. Panduan dan Jurnal Pengalaman Belajar Lapangan I, FKM UMI,

Makassar

2. Laporan Hasil Pengalaman Belajar LapanganI, Februari 2009. FKM

UMI Makassar

3. Laporan Hasil Pengalaman Belajar Lapangan I, Januari 2008. FKM

UMI Makassar

44

Page 45: PBL I

45