PBL I
-
Upload
shizuka-poenya-nobita -
Category
Documents
-
view
59 -
download
10
Transcript of PBL I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memasuki milineum ketiga, Indonesia mengahadapi berbagai
perubahan dan tantangan mendasar baik eksternal maupun internal
dalam menghadapi bidang kesehatan. Target Global/ Milenium
Development Goals (MDGs), dituntut untuk meningkatkan Human
Development Index (HDI), solusi terhadap triple burden of disesase, serta
manajemen kesehatan era otonomi daerah masih menjadi main topik
fenomena dalam dua dekade kedepan yang akan mendapatkan perhatian
besar. Yang menjadi sasaran MDGs tersebut adalah : Menghapus
kemiskinan dan kelaparan berat, mencapai pendidikan dasar yang
menyeluruh, Memajukan kesetaraan gender, Menurunkan kematian bayi,
Meninkatkan kesehatanibu, Melawan HIV/AIDS, malaria, pentakit lainnya,
Meyakinkan ketahanan lingkungan, dan Menciptakan jaringan global
untuk pembangunan.
Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya
disebabkan karena rendahnya tingkat sosial ekonomi masyarakat yang
mengakibatkan ketidak mampuan dan ketidaktahuan dalam berbagai hal
khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam memelihara diri
mereka sendiri (self care). Bila keadaan ini di biarkan akan menyebabkan
masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok-kelompok dan
masyarakat. Dan sebagai dampaknya adalah menurunnya status
kesehatan keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Keadaan ini
akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas keluarga dan masyarakat
untuk menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang
selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan masyarakat
semakin rendah. Demikian seterusnya berputar sebagai suatu siklus yang
tak akan berujung.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia,
yang merupakan sebuah institusi pendidikan kesehatan turut mendukung
1
upaya pencapaian target MDGs dalam peningkatan status kesehatan
masyarakat melalui pembelajaran di masyarakat berupa kegiatan
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) untuk memotret derajat kesehatan
di suatu masyarakat. Kehadiran mahasiswa di tengah-tengah masyarakat
di harapkan menjadi agen perubahan, yang mampu mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, serta melakukan kegiatan
yang bertujuan untuk mendukung upaya kesehatan sekaligus memberikan
pemahaman keagamaan bagi masyarakat. Selain itu, di harapkan
mahasiswa juga mampu belajar dari masyarakat tentang berbagai hal
yang terkait dengan bidang kesehatan.
Pendidikan sebagai proses pembelajaran berarti pendidikan adalah
suatu proses yang tidak hanya melalui jenjang formal dan dalam ruang
kelas semata. Selain menjadi kognitif seseorang dalam ruang kelas
berbatas tembok, pendidikan harus memberikan pengembangan
keilmuan, keterampilan dan kemampuan karsa, pengembangan diri dan
kepribadian serta dapat hidup bermasyarakat. Hal inisejalan dengan
system pendidikan berbasis pada empat pilar yang dikembangkan
UNESCO yang meliputi (1) Learning to know, (2) Learning to do, (3)
Learning to be, dan (4) Learning to live together.
Fakultas Kesehatan Masyarakat merupakan salah satu fakultas
yang berada dalam lingkup Universitas Muslim Indonesia melaksanakan
Pengalaman Belajar Lapangan (PBL) sebagai upaya proses pembelajaran
bagi mahasiswa dalam program pengabdian masyarakat. Mahasiswa
akan diberi kesempatan berada di lapangan untuk lebih mengenal dengan
lebih dekat dan belajar dar imasyarakat.
1.2 Tujuan PBL
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan pemahaman dan keterampilan mahasiswa tentang
Ilmu Kesehatan Masyarakat dan aplikasinya di tengah-tengah
masyarakat.
2
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan community diagnosis melalui
kegiatan pengumpulan dan analisis data baik secara kuantitatif
maupun kualitatif dan melakukan analisis situasi.
2. Mahasiswa mampu mengenal struktur sosial dan budaya
masyarakat.
3. Mahasiswa mampu mengembangkan keterampilan dasar sebagai
seorang ” agent of change” di masyarakat.
4. Mahasiswa mampu menyusun laporan kegiatan pada setiap kegiatan
yang telah dilakukan.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI
2.1 Keadaan Geografi
2.1.1 Letak Wilayah
Desa Samalewa yang berada di Kecamatan Bungoro Kabupaten
Pangkep, letaknya kurang lebih 50 km dari arah utara kota Makassar.
Desa ini mempunyai luas sekitar 97,5 ha/m2. Desa Samalewa terdiri dari
2 dusun/ lingkungan, akan tetapi kegiatan PBL kami hanya berpusat pada
satu dusun/ lingkugan yaitu dusun/ lingkungan Mattampa.
Adapun batas-batas Dusun Mattampa yaitu sebagai berikut ;
1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Mangalekana
2. Sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Lejang
3. Sebelah timur berbatasan dengan Dusun Katapang
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bowocindea.
2.1.2 Luas Wilayah
Luas wilayah dusun/ lingkungan Mattampa sendiri sekitar 97.5
ha/m2 yang terdiri dari lahan pemukiman, persawahan, perkebunan,
kuburan, pekarangan, dan perkantoran.
2.1.3 Keadaan Iklim
Dusun/ lingkungan Mattampa keadaan iklimnya sama seperti di
daerah lain, yang berada di wilayah Indonesia. Wilayah Indonesia
memiliki dua musim yaitu, musim hujan dan musim kemarau. Pada saat
kami melakukan PBL di dusun/ lingkungan Mattampa selama 14 hari
yang di mulai pada tanggal 13-26 februari 2012, keadaan iklim daerah
tersebut yaitu musim hujan.
2.1.4 Keadaan Tanah
Keadaan tanah dusun/lingkungan Mattampa pada umumnya datar
dan subur, sehingga cocok ditanami beranekaragam tanaman, baik
jangka panjang maupun jangka pendek.
4
2.1.5 Sarana Perhubungan
Dusun/lingkungan Mattampa dapat dijangkau dengan sarana
perhubungan, baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Dengan memakan waktu sekitar 2-3 jam dari ibu kota Makassar.
2.2 Keadaan Demografi
Berdasarkan data primer yang berhasil diperoleh pada PBL I
khusus untuk dusun/lingkungan Mattampa yaitu dengan rincian sebagai
berikut:
a. Jumlah KK = 169 KK
b. Jumlah laki-laki = 355(49.4 %)Jiwa
c. Jumlah perempuan = 364 (50.6%)Jiwa
d. Jumlah penduduk seluruhnya = 719Jiwa.
2.3 Status Kesehatan ( H.L Blum )
Menurut Hendrik. L. Blum, ada 4 faktor yang mempengaruhi status
kesehatan, yaitu :
1. Lingkungan.
2. Perilaku Masyarakat.
3. Pelayanan kesehatan.
4. Hereditas atau genetika.
2.3.1 Lingkungan
Masyarakat Dusun/lingkungan Mattampa banyak yang memiliki
sepeda motor, ada juga beberapa warga yang sudah memiliki mobil,
sehingga akses dalam dusun cukup mudah.
Sarana Kesehatan( puskesmas) di Dusun Mattampa mudah untuk
dijangkau,begitupun dengan Sarana Pendidikan.
2.3.2 Perilaku Masyarakat
Masyarakat Dusun/lingkungan Mattampa sudah menyadari akan
bahaya rokok sehingga hanya sebagian kecil dari mereka yang masih
merokok, sama halnya dengan minuman keras. Minuman keras tidak
cukup berpengaruh bagi warga Dusun/lingkungan Mattampa.
5
Begitupun dengan para pengendara sepeda motor sudah cukup
taat dengan peraturan lalu lintas ini terbukti dengan penggunaan helm
pada pengendara sepeda motor baik untuk bepergian jauh maupun dekat.
2.3.3 Pelayanan Kesehatan
Dari segi pelayanan kesehatan di Dusun Mattampa Desa
Samalewa Kecamatan Bungoro sarana dan prasarana kesehatan sudah
tersedia berupa puskesmas dan tempat praktek dokter. Disamping itu
kebanyakan penduduk mencari pengobatan ke Rumah Sakit Umum yang
berada di Pangkajene sebagai rujukan untuk masyarakat setempat.
2.3.4 Hereditas dan Genetik
Penduduk di Dusun Mattampa terdiri dari berbagai macam suku
yang di dominasi oleh suku Makassar dan Bugis yang mayoritas
beragama Islam. Berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas tidak
ditemukan adanya penyakit turunan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor herediter dan genetik
tidak ada pengruhnya terhadap status kesehatan masyarakat di dusun
Mattampa.
6
BAB III
METODE DAN PENDEKATAN
3.1 Rancangan ( Survei Kuantitatif )Kuantitatif adalah sejenis metode yang di gunakan untuk
memperoleh informasi secara umum tentang keadaan suatu masyarakat
tertentu. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunjungi rumah-rumah
warga atau secara door to door kepada setiap rumah tangga untuk
menanyakan data rumah tangga pada responden (ibu rumah tangga
dan/atau kepala keluarga) dan individu (setiap individu) dengan
menggunakan kusioner yang terstruktur.
Setiap peserta PBL I melakukan pendataan kepada masyarakat (±
169 rumah tangga) yang termasuk dalam area kerja kelompok PBL
secara kontinyu, yang dimulai dari PBL I sampai PBL III. Hasil dari
kegiatan individu akan dikompilasi dengan anggota PBL lainnya (ingroup)
pada setiap PBL untuk menghasilkan laporan kondisi masyarakat yang
dibinanya.
3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan3.2.1 Lokasi Pelaksanaan
Dalam kegiatan pengalaman belajar lapangan (PBL) I yang menjadi
fokus deskriptif adalah Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan
Bongoro Kabupaten Pangkep. Dusun Mattampa merupakan Dusun yang
cukup luas terbukti dengan jumlah penduduk yang banyak dan lokasi
daratan yang besar.
3.2.2 Waktu Pelaksanaan Kegiatan PBL I ini berlangsung kurang lebih dua minggu yang
dilaksanakan pada tanggal 13-26 Februari 2012 di Dusun Mattampa,
Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep. Pelaksanaan Kegiatan PBL
disesuaikan dengan jadwal kuliah mahasiswa. PBL I ini merupakan salah
satu mata kuliah pada semester III yang dilaksanakan pada akhir
semester III hingga awal semester IV. Setiap tahapan PBL, mahasiswa
akan berada di lapangan atau wilayah kerja selama dua minggu.
7
3.3 Populasi
Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Kantor Desa/Lurah
Samalewa menyebutkan bahwa jumlah penduduk yang ada pada Dusun
Mattampa sebanyak 240 kepala keluarga. Namun jumlah Kepala Keluarga
yang berhasil kami data sebanyak 169 KK dengan jumlah penduduk 719
jiwa .Hal ini dikarenakan banyaknya responden yang susah ditemui (faktor
kesibukan/jam kerja responden), tidak bersedianya responden untuk
didata, faktor sedikitnya waktu untuk mendata.
3.4 Jenis dan Sumber DataJenis data yang di gunakan yaitu data kuantitatif dan data kuallitatif
sedangkan sumber data yang diperoleh adalah data primer dan data
sekunder,dimana data primer diperoleh dengan mengunjungi rumah-
rumah warga (door to door) sedangkan data sekunder diperoleh dari
Kantor Lurah Samalewa.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu mengunjungi
rumah-rumah masyarakat ( door to door ) dengan membawa kuesioner
yang telah terstruktur/tersusun dengan baik, sedangkan data sekunder
diperoleh dari kantor lurah.
8
BAB IV
METODOLOGI
4.1 Kegiatan PBL
Selama pelaksanaan PBL I, ada beberapa rangkaian kegiatan yang
dilakukan terdiri atas dua kegiatan yakni ;
4.1.1 Kegiatan PokokKegiatan pokok yang dilakukan selama berada di lokasi adalah
kegiatan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang telah
di siapkan oleh pengelola dengan mendatangi rumah-rumah warga ( door
to door ). Untuk selanjutnya di input kekomputer dengan menggunakan
program SPSS.
4.1.2 Kegiatan EkstraKegiatan ekstra yang dilakukan yaitu mengadakan kerja bakti di
kantor Lurah Samalewa bersama para staff. Serta penyuluhan kesehatan
di SDN 1 Lejang yang terletak di Desa Samalewa Dusun Mattampa.
4.2 Metode Pengumpulan Data4.2.1 Kuantitatif
Metode Kuantitatif adalah metode pengumpulan data yang menitik
beratkan pada jumlah responden yang menjadi sasaran obyek penelitian
untuk mendapatkan informasi atau data mengenai data rumah tangga dan
social ekonomi, kondisi kesehatan lingkungan, perilaku konsumsi rumah
tangga, perilaku konsumsi individu, status gizi dan kesehatan anak, status
gizi dan kesehatan ibu hamil dan ibu balita, imunisasi dan kesehatan
balita, keluarga berencana, serta pemahaman agama. Pengumpulan data
tersebut dengan mengunjungi rumah-rumah warga atau secara door to
door untuk menanyakan data rumah tangga pada responden (ibu RT dan
atau kepala keluarga) dengan menggunakan kusioner yang terustruktur.
Data sekunder diperoleh dari beberapa instansi yang mempunyai
keterkaitan dengan kegiatan PBL ini.
4.2.2 Kualitatif
Kualitatif adalah sejenis penelitian informatife yang secara khusus
memberikan teknik dalam memberikan jawaban atau informasi mendalam
9
tentang pendapat dan perasaan seseorang. Kualitatif dilaksanakan
dengan melihat masalah yang mendominasi di Dusun Mattampa melalui
data kuantitatif yang telah dilakukan sebelumnya. Pengumpulan data di
lakukan melalui wawancara oleh pewawancara yang terampil (dalam hal
bahasa) dengan responden-responden yang di tandai penggalian yang
mendalam dengan pertanyaan yang terbuka.
Berdasarkan data kualitatif inilah maka dapat di upayakan
bagaimana pemecahan masalah terhadap obyek yang menjadi sasaran
penelitian. Dan atas dasar metode inilah dapat ditentukan langkah
selanjutnya yang akan ditempuh dalam pelaksanaan PBL berikutnya.
4.3 PengolahandanAnalisa Data
4.3.1 KuantitatifSetelah dilakukan pengumpulan data pada siang hari maka pada
malam harinya dilakukan pengeditan data yang telah diperoleh kemudian
diedit secara bersilang di antara anggota kelompok. Data tersebut kami
masukkan kedalam komputer (format SPSS). Dari hasil tabulasi maka di
peroleh data tentang masalah yang mendominasi di wilayah yang telah
didata dan selanjutnya masalah tersebut akan dibahas pada data
kualitatif.
4.3.2 KualitatifPengolahan data kualitatif dilakukan berdasarkan kesimpulan yang
didapatkan dengan melihat obyek yang menonjol pada distribusi frekuensi
data kuantitatif. Hasil wawancara yang diperoleh dimasukkan kedalam
matriks tabel dan dibagi berdasarkan karakteristik informan, melalui
wawancara ini pula didapatkan kualitas jawaban yang aktual berdasarkan
kenyataan yang ada dilapangan.
10
BAB V
HASIL PENDATAAN
5.1 Data kuantitatif Rumah Tangga
5.1.1 Karakteristik Penduduk
Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang karakteristik penduduk
di Dusun Mattampa, Desa Samalewa di peroleh data sebagai berikut:
Tabel 5.1.1Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Rumah Tangga
Di Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro Kabupaten PangkepTahun 2012
No Variabel N %1 Jumlah ART 169 100
a.b.
≤ 5 orang> 5orang
9574
56,243,8
2 Kelompok umur 719 100%
a.b.c.d.e.f.g.h.i.j.
<5 tahun5 – 9 tahun10 – 19 tahun20 – 29 tahun30 – 39 tahun40 – 49 tahun50 - 59 tahun60 - 69 tahun70 – 79 tahun≥80 tahun
5970
1531051081146527126
8,29,721,314,615,015,99,03,81,70,8
3. Jenis kelamin 719 100%
a.b.
Laki-lakiPerempuan
355364
49,450,6
4 Pendidikan 719 1001. Tidak pernah sekolah2. Tidak tamat SD/MI3. Tamat SD/MI4. SMP/MTs/sederajat5. SMA/MA/sederajat6. Universitas/Diploma IV7. S18. S2/S39. Belum sekolah
2615
2581131711044472
3,62,135,915.723,81,46,10,610,0
Sumber : Data Primer 2012
11
Berdasarkan Tabel 5.1.1 diketahui bahwa sebagian besar jumlah
anggota rumah tangga (ART) dari setiap kepala keluarga (KK) yang
berjumlah > 5 orang adalah 74 KK (43,8%). Untuk kelompok umur yang
tertinggi yaitu kelompok umur 10-19 tahun sebanyak 153 orang (21,3%),
dan yang terendah yaitu kelompok umur ≥80 tahun berjumlah 6 orang
(0,8%).
Variabel jenis kelamin diketahui bahwa perempuan lebih banyak
dengan jumlah 364 orang (50,6%). Untuk tingkat pendidikan sebagian
besar masyarakat tamat SD/MI sebanyak 258 orang (35,9%), sedangkan
yang terendah yaitu tidak tamat SD/MI sebanyak 4 orang (0,6%).
5.1.2 Karakteristik Sosial Ekonomi Rumah Tangga
Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang karakteristik sosial
ekonomi rumah tangga yang terdapat di Dusun Mattampa Desa
Samalewa yang telah didata diperoleh data seperti pada Tabel 5.1.2
berikut:
12
Tabel 5.1.2Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi
Rumah Tangga Di Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun 2012
No. Variabel N % 1. Pekerjaan : 719 100a.b.c.d.e.f.g.h.i.j.k.l.m.n.o.p.q.
PetaniTukang kayuNelayanPengrajinWiraswastaIbu Rumah TanggaPetani penggarapPedagang/penjualBuruh harianPeg. Negeri/TNI/polriPeg. SwastaTukang becak/gerobakTukang perahuSupirBelum bekerjaTidak bekerjaLainnya :
BidanKebersihanPemain bolaPenjaga sekolahPensiunanPeternakTenaga sukarelaTukang batuTukang Bentor
16112
54113
428203259818
2747820111181112
2,20,10,10,37,515,70,63,92,84,58,21,10,11,138,110,82,80,10,10,10,11,10,10,10,10,3
2. Pendapatan 169 1001. < Rp. 1.000.0002. ≥ Rp. 1.000.000
8782
51.5%48.5%
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan Tabel 5.1.2 diketahui sebagian besar masyarakat
belum bekerja sebanyak 274 orang (38,1%). Pendapatan rata-rata ≥ Rp.
1.000.000 sebanyak 82 KK (48.5%).
13
5.1.3 Karakteristik Perumahan dan Lingkungan Rumah Tangga
Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang karakteristik
perumahan dan lingkungan rumah tangga yang terdapat di Dusun
Mattampa Desa Samalewa, diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5.1.3Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Perumahan dan Lingkungan Rumah Tangga Di Dusun Mattampa Desa Samalewa
Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun 2012No. Variabel N %
1. Jenis rumah yang dimiliki 169 100
1. Panggung2. Permanen3. Semi Permanen4. Lainnya, sebutkan
7651420
45,030,124,9
02. 1. Rumah yang dialiri oleh listrik dari PLN
2. Rumah yang tidak dialiri listrik dari PLN168
199,40,6
3. Kepemilikan empang dan atau sawah 169 100
1. Punya2. Tidak
24145
14,285,8
4. Kepemilikan pekarangan 169 1001. Punya2. Tidak
55114
32,567,5
5. Penggunaan Pekarangan 55 1001. Ya2. Tidak
3421
20,812,4
6. Bila ya, digunakan untuk 34 1001. Ditanami sayur dan buah2. Tempat pemeliharaan hewan ternak3. Lainnya, sebutkan
34
27
1,83,0
16,07. Penggunaan pekarangan lainnya 27 100
1. Ditanami bunga2. Bengkel3. tempat parkir4. Ditanami pohon pisang5. Ditanami bamboo
161811
9,50,64,80,60,6
8. Pemanfaatan hasil pekarangan 40 1001. Ya2. Tidak
1228
30,070,0
9 Keadaan Lantai rumah 169 1001. Semen 16 23,2
14
2. Batu3. Tanah4. Kayu5. Bambu6. Lainnya (Narasikan pada interpretasi
data)Keadaan dinding rumah
1. Semen2. Batu3. Tanah4. Kayu5. Bambu6. Seng7. Lainnya (narasikan dalam
interpretasi data)Keadaan Atap rumah
1. Semen2. Batu3. Tanah4. Kayu5. Bambu6. Seng7. Lainnya (narasikan dalam
interpretasi data)
30
4802
280
320
261
00000
1690
4,30
69,60
2,9
2,911,6
046.4
037,71,4
00000
1000
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan Tabel 5.1.3 diketahui bahwa jenis rumah yang dimiliki
sebagian besar adalah rumah panggung sebanyak 76 rumah (45.0%).
Untuk listrik, hampir semua dialiri dari PLN sebanyak 168 rumah (99.4%).
Kepemilikan empang/sawah sebanyak 24 KK (14.2%). Kepemilikan
pekarangan sebanyak 55 KK (32.5%). Dari pekarangan tersebut ada yang
tidak di manfaatkan sebanyak 21 KK (12.4%).Pekarangan yang ditanami
sayur dan buah sebanyak 10 rumah (76,9%). Sebagian besar tidak
memanfaatkan hasil pekarangan sebanyak 28 rumah (70,0%).
Untuk kondisi/keadaan lantai rumah rata-rata menggunakan lantai
kayu sebanyak 48 rumah (69.6%) dan untuk yang lainnya yaitu
menggunakan tegel sebanyak 2 rumah (2.9 %). Dinding rumah rata-rata
menggunakan kayu sebanyak 32 rumah (46,4%), atap yang digunakan
seluruh rumah yang ada di Dusun Mattampa adalah seng 169 (100%).
15
5.1.4 Kondisi Kesehatan Lingkungan Rumah Tangga
Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang Kondisi Kesehatan
lingkungan rumah tangga di Dusun Mattampa Desa Samalewa diperoleh
data sebagai berikut :
Tabel 5.1.4Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Kesehatan Lingkungan
RumahTangga Di Dusun Mattampa Desa SamalewaKecamatan Bungoro Kab. Pangkep Tahun 2012
No. Variabel N %1 Kepemilikan Jamban 169 100
1. Ya2. Tidak
15613
92,37,7
2 Jenis jamban 156 1001. Kakus terbuka2. Kakus tertutup3. Cemplung4. Lainnya (Narasikan dalam
interpretasi data)
16140
00
10,182,2
00
3 Tempat BAB (bagi yang tidak memiliki jamban)
13 100
1. Di sawah/kebun2. Sungai/empang/pantai3. Semak-semak/tempat terbuka4. WC tetangga/umum5. Lainnya (narasikan dalam interpretasi
data)
60070
3,600
5,90
4 Pemanfaatan jamban untuk seluruh keluarga
156 100
1. Ya2. Tidak (termasuk apabila hanya
sebagian keluarga yang emanfaatkan)
1497
88,24,7
5 Pembuangan limbah 169 1001. Penampungan/peresapan2. Dialirkan ke got3. Dialirkan ke sawah/kebun4. Dialirkan ke sungai/pantai5. Dialirkan ke sekitar rumah
2577311
35
14,845,618,30,6
20,76 Pembuangan sampah 169 100
1. Dikumpul lalu dibakar2. Dikumpulkan lalu ditimbun
235
13,63,0
16
3. Kebun/semak/sawah/tempat terbuka4. Dibuang ke sekitar rumah5. Dibungkus lalu dibuang ke TPA6. Lainnya (narasikan dalam interpretasi
data)
63
1302
3,61,8
76,91,2
7. Sumber air minum (n=169) 100%
1. Empang/sungai/waduk2. Sumur bersemen3. Sumur tidak bersemen4. Tadah air5. Mata iar6. Pompa tangan7. Air ledeng8. Air gallon9. Sumur bor10.Lainnya (narasikan dalam interpretasi
data anda, disertai %)
0430020
585880
025,4
00
1,20
34,334,34,70
8 Memasak Air minum sebelum dikonsumsi 169 100
1. Ya2. Tidak
13732
81,118,9
9 Bila tidak, Alasan tidak memasak 32 18.91. Air sudah bersih2. Malas memasak3. Tidak praktis4. Lainnya,(Narasikan dalam interpretasi
data anda)
28130
17,20,61,80
10 Rumah memiliki ventilasi 169 1001. Ya2. Tidak
1690
1000
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan Tabel 5.1.4 diketahui bahwa rumah yang memiliki
jamban sebanyak 156 rumah (92,3%). Jenis jamban yang digunakan (bagi
yang memiliki jamban) adalah jenis jamban dengan kakus tertutup
sebanyak 140 rumah (82,2%). Bagi yang tidak memiliki jamban,
kebanyakan dari mereka membuang air besar di WC tetangga/WC umum
sebanyak 7 orang (5,9%).
Untuk pembuangan limbah keluarga sebagian besar masyarakat
mengalirkannya ke got sebanyak 77 rumah (45,6%), dan untuk variabel
pembuangan sampah rata-rata dikumpul lalu dibuang ke TPA sebanyak
17
130 rumah (76,9%), ada juga yang membuang sampahnya ditanah
kosong sebanyak 2 rumah (1,2%).
Untuk sumber air bersih, mayoritas masyarakat menggunakan air
ledeng dan air galon sebanyak 58 KK (34,3%). Untuk air minum sebagian
besar masyarakat memasaknya sebanyak 137 KK (81,1%). Alasan
mereka tidak memasak air tersebut karena airnya sudah bersih sebanyak
28 KK (17,2%). Seluruh rumah di Dusun Mattampa memiliki ventilasi 169
rumah (100 %).
5.1.5 Pengeluaran Rumah Tangga
Berdasarkan hasil pandataan PBL I tentang pengeluaran rumah
tangga di Dusun Mattampa Desa Samalewa diperoleh data sebagai
berikut :
Tabel 5.1.5
Distribusi Responden Berdasarkan Pengeluaran Rumah TanggaDi Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep Tahun 2012
No. Variabel N %I Jenis pangan 169 100
1. Beras/ Gandum/ Jagung2. Umbi-umbian3. Ikan4. Daging5. Telur dan Susu6. Sayur-sayuran7. Kacang-kacangan8. Buah-buahan9. Minyak dan Lemak10.Minuman11. Rempah-rempah (bumbu)12.Makanan Bayi (susu, Makanan tambahan13. Konsumsi bahan makanan lain14. Makanan Olahan15. Tembakau dan sirih
16771
1697
11916448
10616284
1516
56
35
98.842.010041.070.497.028.462.795.949.789.33.6
3.03.6
20.7
Sub total pengeluaran (1-15) 169 100
1. < Rp 5.000.0002. Rp 10.000.000-15.000.0003. >Rp 15.000.000
397159
23.142.034.9
II a. Biaya pengeluaran untuk rumah, bahan bakar, listrik dan
18
air1. < Rp. 50.0002. 50.000 – Rp. 100.0003. > 100.000
b. Pakaian1. < Rp. 99.0002. 100.000 – Rp. 250.0003. > 251.0004. Tidak beli
c. Furniture1. < Rp. 99.0002. 100.000 – Rp. 250.0003. > 251.0004. Tidak beli
d. Pajak dan Asuransi1. < Rp. 5.00002. 5.000 – Rp. 10.0003. > 10.000
e. Pesta dan Perayaan1. < Rp. 99.0002. 100.000 – Rp. 250.0003. > 251.0004. Tidak ada
955023
000
169
000
169
1063726
000
169
56.229.613.6
000
100
000
100
62.721.915.4
000
100Subtotal pengeluaran (a-e) 169 100
1. < Rp. 500.0002. Rp 500.000-1.000.0003. ≥ Rp. 1.500.000
915325
53.831.414.8
Total Pengeluaran point I + II 169 100
1.< Rp 5.000.0002.Rp 5.000.000-10.000.0003.≥ Rp 15.000.000
398842
23.152.124.9
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan Tabel 5.1.5 diketahui bahwa untuk pengeluaran
pangan rata-rata Rp 10.000.000-15.000.000, 71 KK (42.0%). Untuk
subtotal pengeluaran non pangan rata-rata Rp 500.000-1.000.000
sebanyak 91 KK (53.8%). Jadi total pengeluaran, baik pangan maupun
non pangan rata-rata Rp 5.000.000-10.000.000 sebanyak 88 KK (52.1%).
5.1.6 Status Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil dan Ibu Balita
Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang Status Gizi dan
Kesehatan Ibu Hamil dan Ibu Balita di Dusun Mattampa Desa Samalewa
diperoleh data sebagai berikut :
19
a. Status Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil
Tabel 5.1.6.a
Distribusi Responden Berdasarkan Satus Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil dan Ibu Balita Di Dusun Desa Samalewa Kec. Bungoro
Kabupaten Pangkep Tahun 2012No. Variabel N %1. Riwayat Kehamilan: 30 100
1. Gravid2. Partus3. Abortus
30271
10094,55,5
2. Ibu memeriksakan kehamilan pada kehamilan terakhir
30 100
3. Frekuensi pemeriksaan 30 1001. 1-2 kali2. 2- 3 kali3. > 4 kali
2622
6.720.073.3
4. Yang memeriksa kehamilan Ibu hamil? 30 100
1. Bidan2. Dokter3. Perawat4. Dukun5. Lainnya (narasikan dalam interpretasi
data)
2621100
86.76.73.33.300
5 Tempat memeriksakan kehamilan (bila petugas Kesehatan):
30 100
1. Posyandu2. Pustu3. Puskesmas4. Rumah Bidan5. Rumah Sakit6. Lainnya (narasikan dalam interpretasi)
0020712
00
66.723.33.33.3
6 Alasan memilih tempat pemeriksaan tersebut:
30 100
1. Mudah dijangkau2. Tidak bayar3. Pelayanan baik4. Lainnya (narasikan dalam interpretasi
data)
191100
63.33.333.3
0
7 Bentuk pelayanan yang diperoleh 30 100
20
1. Timbang berat badan2. Pengukuran tinggi badan3. Pengukuran lingkar lengan atas4. Pemeriksaan tekanan darah5. Imunisasi TT6. Pengukuran tinggi fundus uteri7. Pemberian tablet fe8. Penyuluhan gizi9. Lainnya (uraikan masing-masing)
3029283023273000
17,896.793.310076.790.0100
00
8 Penerimaan tablet tambah darah (Khusus yang menjawab menerima)
25 86.2
9 Kepemilikan buku KIA/ KMS (khusus yang menjawab Ya)
29 96.7
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan Tabel 5.1.6.a diketahui bahwa untuk riwayat
kehamilan, partus sebanyak 27 orang (94,5%).Seluruh ibu hamil yang
memeriksakan diri pada kehamilan terakhir sebanyak 30 orang (100%).
Untuk frekuensi pemeriksaan kehamilan dengan frekuensi 1-2 kali
sebanyak 2 orang (6.7%).
Untuk variabel yang memeriksakan kehamilan rata-rata dengan
bantuan Bidan sebanyak 26 orang (86.7%), rata-rata tempat pemeriksaan
kehamilan yaitu puskesmas sebanyak 20 orang (66.7%). Adapun alasan
memilih tempat pemeriksaan tersebut, yaitu mudah dijangkau sebanyak
19 orang (63.3%), bentuk pelayanan yang diperoleh yaitu rata-rata
mendapat pemeriksaan berat badan, tekanan darah, dan pemberian tablet
Fe sebanyak 30 orang(100%). Dan yang mendapat tablet penambah
darah sebanyak 25 orang (86.2%). Untuk variabel kepemilikan buku
KIA/KMS sebanyak 29 orang (96.7%).
21
b. Status Gizi dan Kesehatan Anak
Tabel 5.1.6.b
Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi dan Kesehatan AnakDi Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep Tahun 2012
No. Variabel N %1. Yang membantu persalinan Ibu 33 100
1. Melahirkan sendiri (tidak ada)2. Keluarga3. Dukun4. Dokter5. Bidan
1211019
3.06.13.030.357.6
2. Status kelahiran : 33 1001. Aterm (lahir cukup bulan)2. Prematur ( lahir tidak cukup bulan)
303
90.99.1
3. Anak ditimbang 33 100
4 Berat anak yang ditimbang (waktu lahir) 33 1001. <2500 gram2. > 2500 gram3. Tidak ditimbang
16170
49.550.5
0
5 Anak diimunisasi (yang menjawab Ya) 31 96,0%
6. Imunisasi yang diperoleh 33 1001. BCG2. DPT13. DPT24. DPT35. Polio 16. Polio 27. Polio 38. Campak9. Hepatitis B110.Hepatitis B211.Hepatitis B3
2829292830303024242424
87.590.690.687.590.990.990.975.075.075.075.0
6. Anak pernah dan atau sedang sakit (dalam 1 bulan terakhir)
22 66.7
7. Gejala anak yang sakit: 33 1001. Demam2. Batuk3. Beringus4. Berak-berak5. Lainnya
135700
40.615.621.9
00
8. Tempat Orang tua/ kerabat membawa anak yang sakit:
33 100
22
1. Puskesmas/pustu2. Rumah sakit3. Rumah bidan/perawat4. Dirumah saja5. Tidak pernah sakit
125238
37.515.66.29.425.0
9. Balita pernah dibawa ke Posyandu 33 1001. Ya2. Tidak
321
97.03.0
10. Ibu yang diberikan Kartu Menuju Sehat (KMS)
33 100
1. Ya2. Tidak
321
97.03.0
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan Tabel 5.1.6.b diketahui bahwa sebagian besar
masyarakat disana memilih bidan sebanyak 19 orang (57.6%) untuk
membantu dalam proses persalinan. Untuk status kelahiran yaitu rata-rata
status aterm sebanyak 20 bayi (90.9%). Untuk anak ditimbang waktu lahir
dengan berat rata-rata ≥ 2500 gram sebanyak 17 bayi (50.5%). Dan untuk
anak yang di imunisasi rata-rata sebanyak 31bayi (96,0%), dengan rata-
rata imunisasi yang mereka dapatkan adalah BCG dan DPT 3 sebanyak
28 balita (87,5%)
Untuk anak yang sakit dalam sebulan terakhir yaitu sebanyak 22
balita (66.7%), dengan sebagian besar gejala adalah demam sebanyak 13
(40.6%), dan rata-rata mereka memilih puskesmas/pustu sebanyak 12
(37.5%) sebagai tempat pengobatan saat anak mereka sakit.
Untuk variabel balita yang pernah di bawa ke posyandu yaitu
sebanyak 32 (97,0%). Adapun yang memiliki KMS/KIA rata-rata sebanyak
32 balita (97,0%).
5.1.7 Keluarga Berencana
Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang keluarga berencana
diperoleh data pada Tabel 5.1.7 :
23
Tabel 5.1.7Distribusi Responden Berdasarkan Keluarga Berencana
Di Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro Kabupaten PangkepTahun 2012
No.
Variabel N %
1. Penggunaan KB 67 39.62. Alasan tidak menggunakan KB 80 100
1. Ingin punya anak segera2. Dilarang suami atau keluarga3. Susah mendapatkan4. Tidak ada suami/istri5. Belum haid atau hamil6. Lainnya :
a. Monopouseb. Selesai melahirkan/hamilc. Sakitd. Tidak cocok
1261
213
27325
7.23.60.612.61.8
16.01.81.23.0
3. Tempat mendapatkan pelayanan KB 71 1001. Puskesmas/pustu2. Rumah sakit3. posyandu4. Lainnya :
a. Bidanb. Dokter
5952
23
34.93.01.2
1.21.8
4. Metode KB yang digunakan 67 1001. IUD/Spiral2. Kondom3. Suntikan4. Operasi5. Pil
44
333
23
2.42.419.51.813.6
. 5 Jenis keluhan pemakaian alat kontrasepsi
67 100
1. Tidak ada2. Sakit kepala3. Badan gemuk4. Badan kurus5. Mual-mual6. Haid tidak teratur
5171811
30.24.10.64.70.60.6
6. Umur saat melahirkan anak pertama 169 1001. < 18 tahun2. 18 – 35 tahun3. > 35 tahun4. Belum pernah melahirkan
53992
15
31.458.61.28.9
7. Jarak dengan anak yang terkecil 169 100
24
1. Anak pertama2. < 1 tahun3. 1 – 2 tahun4. 3-4 tahun5. ≥ 5 tahun6. Belum pernah melahirkan7. Tidak ingat
21162727461
32
12.49.516.016.027.20.618.9
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan Tabel 5.1.7 diketahui bahwa masyarakat di Dusun
Mattampa yang menggunakan KB sebanyak 67 orang (39.6%), dengan
sebagian besar alasan sudah tua (lainnya). Dan bagi pengguna KB rata-
rata mendapatkan pelayanan KB dipuskesmas/pustu sebanyak 59 orang
(34.9%), Tempat mendapatkan pelayanan KB lainnya yaitu di bidan
sebanyak 2 orang (1.2%), dengan menggunakan metode KB rata-rata
berupa suntikan yaitu 33 orang (19.5%). Sebagian besar ibu pengguna KB
tidak memiliki keluhan selama pemakaian alat kontrasepsi sebanyak 51
orang (30.2%).
Untuk umur ibu saat melahirkan anak pertama rata-rata yaitu umur
18-35 tahun sebanyak 99 orang (58.6%). Jarak kelahiran ≥ 5 tahun
sebanyak 46 orang ( 27,2 %).
5.1.8 Gizi Keluarga
Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang status gizi keluarga
diperoleh data, sebagai berikut :
Tabel 5.1.8Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi Keluarga di Dusun
Mattampa Desa Samalewa Kecamatan BungoroKabupaten Pangkep Tahun 2012
No.
Variabel N %
1. Frekuensi makan keluarga sehari 169 1001. 1 kali2. 2 kali3. 3 kali
228
139
1.216.682.3
2. Kebiasaan makan pagi 160 95,73. Jenis makanan pokok yang sering
dikonsumsi1. Beras 169 100
25
4. Jenis sayuran yang saring dikonsumsi 169 1001. Sayuran yang berwarna hijau
(kangkung, bayam, dsb)2. Sayuran yang berwarna hijau dengan
kekuningan (wortel, labu dsb)3. Sayuran tidak berwarna4. Sayuran berwarna hijau dengan tidak
berwarna5. Sayuran berwarna kekuningan
dengan tidak berwarna6. Sayuran berwarna hiau, kekuningan
dan tidak berwana
104
19
212
2
30
61.5
11.2
1.27.1
1.2
17.8
5. Pantangan makanan 49 29.0
6. Konsumsi garam beryodium 139 82.27. Garam beryodium 169 100
1. < 30 ppm2. ≥ 30 ppm3. 0 ppm
2915
125
17.215
74.08. Bentuk garam beryodium 169 100
1. Halus2. Kasar
8663
50.937.3
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan Tabel 5.1.8 diketahui bahwa frekuensi makan
keluarga di masyarakat Dusun Mattampa sebanyak 3 kali yaitu 139 orang
(82.3%), dengan kebiasaan sarapan sebanyak 169 orang (95,7%),
dengan jenis makanan pokok yaitu beras sebanyak 169 KK (100%). Dan
jenis sayuran yang sering dikonsumsi yaitu sayuran berwarna hijau
sebanyak 104 orang (61.5%).
Untuk variabel pantangan makanan sebanyak 49 KK (30,4%). Dan
untuk konsumsi garam beryodium sebanyak 43 KK (29.0%). Garam
beryodium yang digunakan rata-rata ≥ 30 ppm sebanyak 29 KK (17.2%),
dengan bentuk garam beryodium yaitu garam halus sebanyak 86 KK
(50.9%).
5.1.9 Pencarian Pengobatan
Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang pencarian pengobatan
diperoleh data pada Tabel 5.1.9 :
26
Tabel 5.1.9Distribusi Responden Berdasarkan Pencarian Pengobatan Di Dusun
Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun 2012
No. Variabel N %1. Anggota keluarga yang sakit 1 bulan
terakhir(kecuali balita)169 100
1. Tidak ada2. Ada
7297
42.657.4
2. Tempat pertolongan anggota keluarga yang sakit
169 100
1. Posyandu2. Dokter/Mantri3. Puskesmas/Pustu4. Bidan5. Rumah Sakit6. Obati Sendiri7. Obat tradisional8. Dukun
522791461411
3.013.046.70.6
27.28.30.60.6
3. Terdaftar sebagai jaminan pemeliharaan kesehatan/asuransi kesehatan
169 100
1. Ya2. Tidak
13930
82.217.8
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan Tabel 5.1.8 diketahui bahwa anggota keluarga
yang sakit dalam sebulan terakhir (kecuali balita) yaitu sebanyak 97 orang
(57.4%), dan sebagian besar memilih puskesmas/pustu sebagai tempat
pengobatan anggota keluarga yang sakit sebanyak 79 orang (46.7%).
Rata-rata terdaftar sebagai jaminan pemeliharaan kesehatan/asuransi
kesehatan sebanyak 139 orang (82.2%).
5.1.10 Pemahaman Keagamaan
Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang pemahaman
keagamaan diperoleh data pada Tabel 5.1.10 :
27
Tabel 5.1.10Distribusi Responden Berdasarkan Pamahaman Keagamaan Di
Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan BungoroKabupaten Pangkep Tahun 2012
No.
Variabel N %
1. Selalu shalat berjamaah 719 1001. Ya2. Tidak3. Jarang
37852
288
52.67.2
40.12. Tempat shalat berjamaah 719 100
1. Masjid2. Rumah3. musollah4. Tidak shalat barjamaah
320352
740
44.549.01.05.6
3. Mampu baca Al Quran 719 1001. Ya2. Tidak
64376
89.310.4
4. Mampu tulis arab 719 1001. Ya2. Tidak
119599
16.682.9
5. Tahu cara wudhu 719 1001. Ya2. Tidak
65069
90.59.5
6. Tahu cara mandi wajib 719 1001. Ya2. Tidak
62097
86.5513.5
7. Tahu tayamum 719 1001. Ya2. Tidak
598121
83.216.9
8. Tahu istinja’ 719 1001. Ya2. Tidak
589128
81.917.8
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan Tabel 5.1.9 diketahui bahwa masyarakat Di Dusun
Mattampa selalu sholat berjamaah 378 orang (52.6 %). Mampu membaca
Al Quran sebanyak 642 orang (89.3%). Mampu menulis arab sebanyak
569 orang (82.9%). Mengetahui cara wudhu sebanyak 650 orang (90.5%).
Mengetahui cara mandi wajib sebanyak 97 orang (13.5%). Mengetahui
tayamum sebanyak 598 orang (83.2%).
28
5.2 DATA KUANTITATIF INDIVIDU
5.2.1 Perilaku Konsumsi Individu
Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang Perilaku Konsumsi
Individu diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5.2.1Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Konsumsi Individu di
Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun 2012
No. Variabel N %1. Konsumsi buah dalam seminggu 719 100
1. < 3 hari2. ≥ 3 hari3. Tidak pernah
6292345
87.531.16.3
2. Besar porsi 719 1001. 1 – 2 porsi2. 3 – 4 porsi3. > 4 porsi
64700
89,70
03. Konsumsi sayuran segar dalam
seminggu 719 100
1. < 3 hari2. ≥ 3 hari3. Tidak pernah
119598
2
16.581.5
2
4. Besar porsi 719 1001. 1 – 2 porsi2. 3 – 4 porsi3. > 4 porsi4. Tidak pernah
6881901
95.62.601
5. Konsumsi makanan manis 719 1001. > 1 kali perhari2. 1 kali perhari3. 3-6 kali per minggu4. 1-2 kali per minggu5. ≤ 3 kali per bulan6. Tidak pernah
141523292222
19.672.74.03.10.30.2
6. Makanan asin 719 1001. > 1 kali per hari2. 1 kali per hari3. 3-6 kali per minggu4. 1-2 kali per minggu5. ≤ 3 kali per bulan6. Tidak pernah
283591331253638
3.949.918.517.45.05.3
29
7. Makanan berlemak1. > 1 kali per hari2. 1 kali per hari3. 3-6 kali per minggu4. 1-2 kali per minggu5. ≤ 3 kali per bulan6. Tidak pernah
71918
1243481398010
1002.5
17.248.419.311.11.4
8. Jeroan 719 1001. > 1 kali per hari2. 1 kali per hari3. 3-6 kali per minggu4. 1-2 kali per minggu5. ≤ 3 kali per bulan6. Tidak pernah
945
10819027691
1.36.3
15.026.438.412.7
9. Makanan dibakar/dipanggang 719 1001. > 1 kali per hari2. 1 kali per hari3. >3-6 kali per minggu4. 1-2 kali per minggu5. ≤ 3 kali per bulan6. Tidak pernah
6130357165547
0.818.149.722.97.51.0
10. Makanan yang diawetkan 719 1001. > 1 kali per hari2. 1 kali per hari3. 1-2 kali per minggu4. ≤ 3 kali per bulan5. Tidak pernah
2316219715299
3.222.527.4
12.013.8
11. Minuman berkafein 719 1001. > 1 kali per hari2. 1 kali per hari3. 3-6 kali per minggu4. 1-2 kali per minggu5. ≤ 3 kali per bulan6. Tidak pernah
5915819910313367
8.222.027.714.318.59.3
12. Bumbu penyedap 719 1001. > 1 kali per hari2. 1 kali per hari3. 3-6 kali per minggu4. 1-2 kali per minggu5. ≤ 3 kali per bulan6. Tidak pernah
33435120467114
4.660.516.76.49.91.9
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan Tabel 5.2.1 diketahui bahwa masyarakat Desa
Samalewa, Dusun Mattampa yang mengkonsumsi buah-buahan segar
30
< 3 hari dalam seminggu sebanyak 629 orang (87.5%), dengan besar
porsi untuk buah yaitu 1-2 sebanyak 647 orang (89.7%).
Untuk konsumsi sayuran segar ≥ 3 hari dalam seminggu sebanyak
598 orang (81.5%), dengan besar porsi rata-rata 1-2 sebanyak 688 orang
(95.6%) .
Untuk konsumsi makanan manis rata-rata > 1 kali perhari sebanyak
141 orang (19.6%). Untuk konsumsi makanan asin rata-rata > 1 kali
perhari sebanyak 28 orang (3.9%). Untuk konsumsi makanan berlemak
yaitu rata-rata > 1 kali perhari sebanyak 18 orang (2.5%). Untuk konsumsi
jeroan rata-rata ≤ 3 kali perbulan sebanyak 276 orang (38.4%). Untuk
konsumsi makanan yang dibakar/panggang 1-2 kali perminggu sebanyak
165 orang (22.9%). Untuk konsumsi makanan yang diawetkan > 3-6 kali
perminggu sebanyak 99 orang (32,0%). Untuk konsumsi minuman
berkafein ≤ 3 kali perbulan sebanyak 162 orang (22.5%). Untuk konsumsi
bumbu penyedap > 1 kali per minggu sebanyak 33 orang (4.6%).
5.2.2. Perilaku Hygienis
Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang perilaku hygienis yang
telah didata sebagai berikut :
Tabel 5.2.2Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Hygienis
Di Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Samalewa Kabupaten Pangkep Tahun 2012
No.
Variabel N=719 100%
1. Cuci tangan pakai sabun sebelum makan 696 96.82. Cuci tangan pakai sabun sebelum
menyiapkan makanan563 78.4
3. Cuci tangan pakai sabun setelah BAB/menceboki bayi
686 95.5
4. Cuci tangan pakai sabun setelah memegang binatang
688 95.7
5. Tempat BAB 719 100
31
1. Jamban2. Kolam/ sawah/ selokan3. Sungai/ danau/ laut4. Pantai/ tanah lapang/ kebun/
halaman5. Lainnya :
Sembarang tempat Celana/popok
6892620
00
95.83.60.30
00
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan Tabel 5.2.2 diketahui bahwa untuk variabel cuci
tangan pakai sabun sebelum makan sebanyak 696 orang (96.8%). Untuk
cuci tangan pakai sabun sebelum menyiapkan makanan sebanyak 563
orang (78.4%). Untuk cuci tangan pakai sabun setelah BAB/menceboki
bayi sebanyak 686 orang (95.5%). Untuk cuci tangan pakai sabun setelah
memegang binatang sebanyak 688 orang (95.7%). Untuk yang
menggunakan jamban sebagai tempat BAB sebanyak 689 orang (95.8%).
5.2.3 Penggunaan Tembakau dan Alkohol
Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang penggunaan tembakau
dan alkohol di Dusun Mattampa diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5.2.3Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan Tembakau Dan
Alkohol Di Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun 2012
No. Variabel N %1. Pernah merokok 104 14.52. Merokok selama sebulan terakhir 719 100
1. Ya, pernah2. Tidak pernah
82637
11.488.6
3. Satu tahun terakhir mengkonsumsi minuman beralkohol
1 0.1
4. Satu bulan terakhir mengkonsumsi minuman beralkohol
0 0
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan Tabel 5.2.3 diketahui bahwa untuk yang pernah
merokok sebanyak 104 orang (14.5%). Untuk yang tidak pernah merokok
dalam sebulan terakhir sebanyak 637 orang (88.6%).
32
Untuk yang pernah mengkonsumsi minuman beralkohol dalam 1
tahun terakhir sebanyak 1 orang (0.1%), dan yang pernah
mengkonsumsi minuman berakohol dalam 1 bulan terakhir tidak ada.
5.2.4Penyakit Menular dan Tidak Menular
Berdasarkan hasil pendataan PBL I tentang Penyakit Menular dan
Tidak Menular di Dusun Mattampa diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5.2.4Distribusi Responden Berdasarkan Penyakit Menular Dan Tidak
Menular Di Dusun Mattampa Desa Samalewa Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun 2012
A. SELAMA SEBULAN TERAKHIR
No. Variabel (N=719) 100%1. Menderita pneumonia 5 0.7
Variabel (N=719) 100%2. Menderita thypoid 6 0.8
variabel (N=719) 100%3. Menderita malaria 0 0
Variabel (N=719) 100%4. Menderita diare/mencret 8 1.1B. SELAMA 12 BULAN TERAKHIR
No. Variabel (N=719) 100%5. Menderita hepatitis 0 0
Variabel (N=719) 100%6. Menderita DBD 0 0
Variabel (N=719) 100%7 Menderita asma 6 0.8
Variabel (N=719) 100%8. Menderita Campak 0 0
Variabel (N=719) 100%9. Menderita TBC 9 1.3
Variabel (N=719) 100%10 Menderita penyakit Jantung 3 0.4
Sumber : Data Primer 2012
Berdasarkan Tabel 5.2.4 diketahui bahwa yang menderita
pneumonia selama sebulan terakhir 5 orang (0.7%). Menderita demam
thypoid selama sebulan terakhir sebanyak 6 orang (0.8%). Menderita
malaria selama sebulan terakhir tidak ada. Menderita diare/mencret
selama sebulan terakhir sebanyak 8 orang (1.1%).
33
Untuk yang menderita hepatitis selama 12 bulan terakhir tidak ada.
Menderita asma selama 12 bulan terakhir sebanyak 6 orang (0.8%).
Menderita TBC selama 12 bulan terakhir 9 orang (1.3%).
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Data Kuantitatif Rumah Tangga
6.1.1. Karakteristik Rumah Tangga
Indikator dari karakteristik rumah tangga penduduk di Dusun
Mattampa yang memiliki jumlah anggota keluarga (ART) kurang dari 5
orang yaitu sebanyak 78.7 %.
Indikator pendidikan pada karakteristik rumah tangga
sebagaimana yang diungkapkan Daoed Joesoef tentang pentingnya suatu
pendidikan : “Pendidikan merupakan segala bidang penghidupan dalam
memilih dan membina hidup yang baik sesuai dengan martabat manusia".
Dan tentulah pernyataan tersebut kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak bisa
lepas dari kehidupan. Karena sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa
maju atau tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan,
suatu pendidikan tentunya akan melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang berkualitas baik dari segi spritual, intelegensi dan skill, pendidikan
merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa. bila output dari
proses pendidikan gagal maka sulit dibayangkan bagaimana dapat
mencapai kemajuan. Bagi suatu bangsa pendidikan harus dipandang
sebagai suatu kebutuhan sama halnya dengan kebutuhan-kebutuhan
lainnya. Maka tentunya peningkatan mutu pendidikan juga berpengaruh
terhadap perkembangan suatu bangsa .Mayoritas pendidikan di Dusun
Mattampa tamatan SD/MI sekitar 258 orang dari 719 orang.
6.1.2 Karakteristik Sosial Ekonomi Rumah Tangga
Faktor sosial ekonomi merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan
dari keseharian masyarakat, dalam hal ini pekerjaan dan pendapatan.
34
Indikator dari karakteristik sosial ekonomi rumah tangga yang ada di
Dusun Mattampa yaitu untuk indikator pekerjaan, wiraswasta yang paling
banyak yaitu sebanyak 54 orang dari 719 orang yang ada di Dusun
Mattampa, pegawai swasta sebanyak 59 orang, ibu-ibu yang ada disana
mayoritas berperan sebagai ibu rumah tangga, tidak ada yang memiliki
pekerjaan yang spesifik. Sedangkan jumlah orang yang tidak bekerja
sebanyak 78 orang dari 719 orang yang ada di Dusun Mattampa.
Pendapatan merupakan pemasukan (penghasilan) untuk dapat
memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga baik dalam kategori
rendah maupun di atas rata-rata. Untuk indikator pendapatan yang ada di
Dusun Mattampa, mayoritas pendapatan masyarakat disana rata-rata
dibawah Rp 1.000.000.
6.1.3 Kondisi Perumahan dan Lingkungan Rumah Tangga
Perumahan merupakan kebutuhan dasar manusia dan juga
merupakan determinan kesehatan masyarakat. Perumahan yang layak
untuk tempat tinggal harus memenuhi syarat kesehatan sehingga
penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas dari
ketersediaan sarana dan prasarana yang terkait, seperti penyediaan air
bersih, sanitasi pembuangan sampah dan limbah, dan sarana pelayanan
sosial.
Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai
faktor yang dapat meningkatkan strandar kesehatan penghuninya. Konsep
tersebut melibatkan pendekatan sosiologis dan teknis pengelolaan faktor
resiko dan berorientasi pada lokasi pembangunan, kualifikasi, adaptasi,
manajemen, panggunaan dan pemeliharaan rumah dan lingkungan
sekitarnya, serta mencakup unsur apakah rumah tersebut memiliki
penyediaan air minum dan sarana yang memadai untuk memasak,
mencuci, menyimpan makanan, serta pembuangan kotoran manusia
maupun limbah lainnya.
Kondisi perumahan yang ada di Dusun Mattampa dapat
dikategorikan sudah memenuhi syarat sehat. Terlihat pada hasil observasi
35
dan pendataan Februari 2012 lalu, ketersediaan sarana pembuangan
limbah sebanyak 45.6% dialirkan ke got. Ketersediaan sarana jamban
sebanyak 92,3%, sedangkan yang lainnya tidak memiliki jamban
sebanyak 7.7%. Sumber air minum mayoritas bersumber dari air ledeng
dan air galon 68.6%. Sarana pembuangan sampah sebanyak 76,9% di
kumpulkan lalu di buang ke TPA.
Keadaan ini secara umum menunjukkan bahwa kondisi perumahan
dan lingkungan di Dusun Mattampa, Desa Samalewa dapat dikatakan
memenuhi syarat kesehatan.
6.1.4 Pengeluaran Rumah Tangga
Penghasilan mudah sekali berkurang namun susah sekali
bertambah, hal ini disebabkan karena lebih banyak faktor luar yang
mempengaruhi jumlah penghasilan. Sebaliknya yang terjadi dengan
pengeluaran, cara mengeluarkan uang sebenarnya sangat fleksibel.
Bahkan tidak seorangpun yang berhak melarang untuk mempunyai
pengeluaran yang lebih besar dari pada penghasilan. Tetapi satu-satunya
pihak yang akan menderita jika pengeluaran lebih besar dari penghasilan
adalah keluarga. Sebuah keluarga sebaiknya berusaha agar tidak
menghabiskan seluruh penghasilannya, maksimal sebesar 90% saja yang
digunakan untuk pengeluaran. Pengeluaran yang dimaksud disini sudah
termasuk cicilan hutang, premium, asuransi, dan belanja keperluan rumah
tangga.
Dalam rangka memahami potensi keluarga, konsep pengeluaran
minimal terdapat tiga potensi yang diamati, yaitu pertama kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan dasar (pengeluaran rumah tangga),
kemampuan dalam pelaksanaan peran sosial (kegiatan utama dalam
mencari nafkah), serta kemampuan dalam menghadapi permasalahan
(upaya dalam mempertahankan diri dari tekanan ekonomi dan non
ekonomi).Berdasarkan hasil pendataan yang telah dilakukan di Dusun
Mattampa, rata-rata pengeluaran selama setahun di atas Rp 5.000.000-
10.000.000 sebanyak 52.1%.
36
6.1.5 Status Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil
Status gizi ibu hamil sebelum dan selama hamil dapat
mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status
gizi ibu hamil normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan
besar akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan
normal. Berat badan ibu hamil harus memadai, bertambah sesuai umur
kehamilan. Dengan kata lain kualitas bayi yang dilahirkan sangat
tergantung pada keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil.
Frekuensi pemeriksaan yang ada di Dusun Mattampa sudah 100%
terpenuhi, mereka memilih tempat-tempat pemeriksaan kehamilan di
Puskesmas sebanyak 66.7%. Tenaga medis yang biasanya
memeriksakan kehamilan kebanyakan pada bidan sebanyak 86.7%.
6.1.6 Status Gizi dan Kesehatan Anak (Balita)
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh
setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih dalam tumbuh kembang di usia
balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi yang terjadi pada masa emas
ini, bersifat irreversible (tidak dapat pulih). Untuk mengatasi kasus kurang
gizi memerlukan peranan dari keluarga, praktisi kesehatan, maupun
pemerintah. Pemerintah harus meningkatkan kualitas posyandu, jangan
hanya sekedar untuk penimbangan dan vaksinasi, tapi harus diperbaiki
dalam hal penyuluhan gizi dan kualitas pemberian makanan tambahan,
pemerintah harus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat agar akses
pangan tidak terganggu. Masalah gizi memiliki dimensi luas, tidak hanya
merupakan masalah kesehatan, tetapi juga meliputi masalah sosial,
ekonomi, budaya, pola asuh, pendidikan dan lingkungan. Faktor pencetus
munculnya masalah gizi dapat berbeda antar wilayah maupun antar
kelompok masyarakat, bahkan akar masalah ini dapat berbeda antar
kelompok usia balita.
Keadaan mengenai status gizi dan kesehatan anak khususnya di
Dusun Mattampa, sudah cukup di perhatikan dari kalangan ibu balita
sendiri. Terlihat dengan frekuensi imunisasi balita di posyandu, sebanyak
37
96.0%. Untuk rata-rata berat badan balita di atas 2500 gram sebanyak
50.5% .
6.1.7 Keluarga Berencana
Sarana kesehatan yang ada di Desa Samalewa diantaranya
Puskesmas dan Rumah Bidan. Tempat mendapatkan pelayanan KB
mayoritas di Puskesmas/pustu sebanyak 34,9%. Metode KB yang
digunakan kebanyakan dengan suntikan sebanyak 19.5%. Tidak adanya
keluhan yang dirasakan selama pemakaian KB sebanyak 30.2%.
6.1.8 Status Gizi Keluarga
Masalah status gizi keluarga pada hakikatnya adalah masalah
kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan
dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Penyebab
timbulnya masalah gizi adalah multi faktor, oleh karena itu pendekatan
penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait. Suatu
penyakit timbul karena tidak seimbangnya berbagai faktor, baik dari
sumber penyakit (agen), pejamu (host) dan lingkungan (environment). Hal
itu disebut juga dengan istilah penyebab majemuk (multiple causation of
diseases) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation). Kurang
Energi Protein (KEP) merupakan salah satu masalah yang perlu
mendapatkan perhatian karena lebih menyangkut pada kualitas SDM.
Keadaan gizi kurang disebabkan oleh konsumsi gizi yang kurang
memenuhi angka kecukupan gizi yang dianjurkan oleh faktor tidak
langsung yaitu beberapa karakteristik keluarga (pendidikan, pengetahuan
gizi, waktu bekerja ibu, jumlah anggota keluarga dan pendapatan
keluarga) yang sangat erat hubungannya dengan penyediaan makanan.
Sehubungan dengan hal demikian, status gizi keluarga yang ada di Dusun
Mattampa dalam kategori baik.
6.1.9 Pencarian Pengobatan
38
Pencarian pengobatan merupakan salah satu indikator terpenting
dalam masalah kesehatan. Ketersediaan sarana kesehatan di Desa
Samalewa belum cukup memadai. Begitu pula untuk tenaga kesehatan
dan paramedis di Dusun Mattampa menyebabkan pelayanan kesehatan
masyarakat belum optimal. Sarana kesehatan yang ada di Desa
Samalewa diantaranya Puskesmas danPuskesmasPembantu.
Berdasarkan hasil pendataan di Dusun Mattampa, diketahui
bahwa tempat mencari pertolongan atau pengobatan jika ada anggota
keluarga yang sakit kebanyakan di puskesmas/ pustu sebanyak 46.7%.
6.1.10 PemahamanKeagamaan
Berdasarkan dari hasil pengumpulan data menunjukkan bahwa
masyarakat yang selalu shalat berjamaah di Dusun Mattampa yaitu
sebanyak 52.6%. Tempat shalat berjamaah yang paling dominan di
Rumah sebanyak 49.0 %,Mesjid 44.5%. Yang mampu membaca Al-
Qur’an sebanyak 89.3%, masyarakat yang mampu menulis huruf arab
yaitu 16,6%, masyarakat yang tahu cara wudhu yaitu sebanyak 90.5%,
masyarakat yang tahu cara mandi wajib sebanyak 86.55%, masyarakat
yang tahu cara tayammum sebanyak 83,2%, sedangkan pengetahuan
tentang Istinja yang paling dominan tahu yaitu sebanyak 81.9% .
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan di Dusun Mattampa,
pemahaman keagamaan yang ada di sana di kategorikan baik.
2.1 Data Kuantitatif Individu
2.1.1 PerilakuKonsumsiIndividu
Pada dasarnya, manusia melakukan kegiatan konsumsi dalam
rangka memenuhi kebutuhan hidup, baik jasmani maupun rohani agar
eksistensinya terjaga. Perilaku setiap individu dalam melakukan konsumsi
jelas sangat berbeda karena kebutuhan setiap individu tersebut juga
berbeda. Perbedaan tersebut antara lain disebabkan oleh berbedanya
pendapatan dan latar belakang. Terkait dengan hal ini, maka berdasarkan
hasil pendataan di Dusun Mattampa, perilaku konsumsi yang ada disana
untuk frekuensi makan perhari, baik buah-buahan maupun sayuran sudah
39
tergolongan kategori cukup baik yaitu untuk buah sebanyak 87.5%
dengan < 3 hari dalam seminggu, dengan takaran 1-2 porsi per hari
sebanyak 89,7%. Sedangkan konsumsi sayur-sayuran 81.5% dalam
seminggu ≥ 3 hari,dengan tekaran 1-2 porsi per hari sebanyak 95.6%
2.1.2 Perilaku Hygienis
Perilaku hygienis merupakan faktor terpenting dalam mengurangi
angka kejadian penyakit, seperti kebiasaan mencuci tangan dan tempat
BAB yang sesuai dengan kriteria kesehatan. Pola mencuci tangan, baik
sebelum makan, sebelum menyiapkan makanan/mencebok bayi, setelah
BAB, maupun setelah memegang binatang yang ada di Dusun Mattampa,
sudah mayoritas dilaksanakan dengan baik. Sebanyak 96.8% mereka
mencuci tangan sebelum makan. Selain itu, ketersediaan tempat BAB
juga merupakan faktor terpenting dalam perilaku hygienis. Hanya
sebanyak 95.8% mereka membuang hajat di jamban. Selebihnya mereka
membuang hajat di empang, sawah, maupun sembarangan tempat.
2.1.3 Penggunaan Tembakau dan Alkohol
Kesulitan utama mengenai tembakau dan alkohol sebagai faktor
risiko adalah bahwa sebagian besar mulut pasien telah menggunakan
kedua produk tersebut .Diterima secara luas bahwa menghilangkan
penggunaan tembakau oral, dan mengurangi atau menghilangkan asupan
alkohol, segera akan mengurangi resiko terkena kanker. Dilihat sesuai
dengan hasil pendataan bahwa penggunaan alkohol dan tembakau di
Dusun Mattampa, dilihat dari frekuensinya satu bulan terakhir, bahwa
hanya sedikit dari mereka yang mengkonsumsi alkohol sebanyak 0,1%,
sedangkan yang mengkonsumsi rokok hanya sekitar 11.4%.
2.1.4 Penyakit Menular dan Tidak Menular
Dewasa ini tingkat angka kematian baik di Indonesia maupun di
dunia secara globalnya relatif meningkat per tahunnya, hal ini baik
disebabkan kecelakaan, proses penuaan yang menyebabkan kelamahan
fungsi organ tubuh ataupun karena menderita berbagai macam penyakit.
40
Penyakit menular yang juga dikenal sebagai penyakit infeksi dalam
istilah medis adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh sebuah agen
biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan faktor fisik
(seperti luka bakar dan trauma benturan) atau kimia (seperti keracunan)
yang mana bisa ditularkan atau menular kepada orang lain melalui media
tertentu seperti udara (TBC, Infulenza dll), tempat makan dan minum yang
kurang bersih pencuciannya (Hepatitis, Typhoid/Types dll), Jarum suntik
dan transfusi darah (HIV/AIDS, Hepatitis dll).
Berdasarkan hasil pendataan di Dusun Mattampa,diketahui bahwa
yang menderita pneumonia selama sebulan terakhir tidak ada, yang
menderita demam thypoid selama sebulan terakhir sebanyak 6orang
(0.8%), yang menderita malaria selama sebulan terakhir tidak ada, yang
menderita diare/mencret selama sebulan terakhir sebanyak 8 orang
(1.1%).
Untuk yang menderita hepatitis selama 12 bulan terakhir tidak ada,
yang menderita asma selama 12 bulan terakhir sebanyak 6 (0.8%), yang
menderita TBC selama 12 bulan terakhir ada 6 orang (1.3%) serta yang
mendarita penyakit jantung sebanyak 3 orang (0.4%).
41
BAB VII
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
1. Faktor pendidikan menjadi salah satu kendala di Dusun Mattampa,
yaitu minimnya pendidikan disana yang mayoritas tamatan SD/MI
sekitar 258 orang dari 719 orang penduduk yang terdapat di Dusun
Mattampa.
2. Keadaan menunjukkan bahwa kondisi perumahan dan lingkungan di
Dusun Mattampa, Desa Samalewa sudah memenuhi syarat
kesehatan, yaitu tersedianya sanitasi BAB yang memadai,
ketersediaan air bersih (kebanyakan menggunakan air ledeng dan air
galon), serta pembuangan limbah sebagian besar dialirkan ke got.
3. Ketersediaan sarana kesehatan di Desa Samalewa belum cukup
memadai. Begitu pula untuk tenaga kesehatan dan paramedis di
Dusun Mattampa menyebabkan pelayanan kesehatan masyarakat
belum optimal. Sarana kesehatan yang ada di Desa Samalewa yaitu
Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.
4. Kesadaran masyarakat setempat cukup tinggi dalam memperhatikan
pola hidup bersih dan sehat di dusun Mattampa.
5. Masyarakat di Dusun Mattampa memiliki asuransi kesehatan/ jaminan
pemeliharaan kesehatan yaitu 139 orang. Sehingga masyarakat lebih
mudah untuk mendapatkan pelayanan dengan biaya yang murah.
1.2. Saran
1. Adanya kerja sama antar pemerintah dengan masyarakat dalam
melaksanakan wajib belajar bagi seluruh generasi muda agar tingkat
pendidikan yang ada di Dusun Mattampa meningkat.
2. Diharapkan adanya kerja sama antara masyarakat Desa Samalewa
dan pemerintah setempat khususnya petugas kesehatan dalam upaya
peningkatan pelayanan kesehatan serta memecahkan permasalahan-
permasalahan yang ada.
42
3. Masalah kesehatan dan lingkungan merupakan masalah yang
kompleks dan merupakan masalah kita bersama. Jadi perlu adanya
kerja sama antara masyarakat, pemerintah, akademis, kesehatan
serta stakeholder.
4. Perlunya diadakan penyuluhan secara intensif dan kontinyu mengenai
sanitasi lingkungan. Hal yang paling penting adalah adanya kerja
sama dengan stakeholder sebab perilaku masyarakat yang
membuang sampah di sekitar rumah tidak hanya disebabakan oleh
ketidaksadaran masyarakat tetapi karena tidak adanya tempat
pembuangan sampah yang tersedia.
43
DAFTAR PUSTAKA
1. Panduan dan Jurnal Pengalaman Belajar Lapangan I, FKM UMI,
Makassar
2. Laporan Hasil Pengalaman Belajar LapanganI, Februari 2009. FKM
UMI Makassar
3. Laporan Hasil Pengalaman Belajar Lapangan I, Januari 2008. FKM
UMI Makassar
44
45