Pbl Forensik Kel.10

download Pbl Forensik Kel.10

of 7

description

forensik

Transcript of Pbl Forensik Kel.10

Skenario(Modul 1.11) Seorang pria berumur 19 tahun dibawa ke PUSKESMAS diantar oleh polisi. Ia ditemukan tewas oleh pejalan kaki; didadanya terdapat luka.

Kata Sulit :Luka adalah rusak atau hilangnya jaringan tubuh yang terjadi karena adanya suatu faktor yang mengganggu sistem perlindungan tubuh.(1)

Kata Kunci :1. Pria berumur 19 tahun2. Ditemukan tewas oleh pejalan kaki3. Luka pada dada

Pertanyaan :1. Jelaskan patomekanisme luka/trauma menggunakan pengetahuannya tentang histology, anatomi dan fisiologi tubuh manusia!2. Bagaimana deskripsi luka pada skenario?3. Jelaskan karakteristik kemungkinan agen penyebab luka!4. Jelaskan keparahan/derajat luka sesuai dengan hukum yang berlaku!5. Jelaskan penyebab kerusakan paling mungkin (COD)!

Jawaban :1. Patomekanisme lukaTrauma tajam pada rongga dada akibat luka tusukan akan menembus rongga dada. Mulai dari kulit, otot, tulang serta menembus bagian dalam toraks. Tusukan yang mengenai pembuluh darah di daerah paru bisa arteri intercostalis, arteri pulmonalis sinistra, vena pulmonalis sinistra akan menyebabkan robekan pada pembuluh darah tersebut sehingga darah akan keluar dan menempati cavum pleura. Penumpukan darah di cavum pleura ini menyebabkan tingginya tekanan intrapulmoner sehingga akan mendesak parunya. Paru yang terdesak akan mengganggu fungsi paru untuk melakukan proses respirasi.(2)

Histologi : lapisan kulit secara garis besar terdiri dari 3 lapisan yaitu epidermis, dermis dan subkutis. Lapisan Epidermis terdiri atas : stratum korneum yang merupakan lapisan terluar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk), stratum lusidum merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang disebut eleidin, stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya, stratum spinosum yang terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis dan terdapat sel langerhans serta mengandung banyak glikogen, stratum basale terdiri atas sel-sel berbentuk kubus(kolumner) dan melanosit. Lapisan Dermis adalah lapisan di bawah epidermis yang jauh lebih tebal dari epidermis. Dibagi menjadi 2 bagian yaitu pars papilare yang menonjol ke epidermis, berisi ujung saraf dan pembuluh darah, dan pars retikulare yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin, dan retikulin. Lapisan Subkutis dalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Anatomi : Dinding toraks dibentuk oleh tulang, otot, serta kulit. Tulang pembentuk dinding dada terdiri atas : tulang iga (12 buah), vertebra torakalis (12 buah), sternum (1 buah), klavikula (2 buah), dan skapula (2 buah). Otot pembatas rongga dada terdiri dari otot ekstremitas superior (Muskulus pectoralis mayor, muskulus pektoralis minor, muskulus serratus anterior, muskulus subklavius), otot anterolateral abdominal (muskulus abdominal oblikus eksternus, muskulus rectus abdominis), dan otot toraks intrinsik muskulus interkostalis eksterna, muskulus interkostalis interna, muskulus sternalis, muskulus toraksis transversus). Batas atas thoraks berada pada kalvikula di anterior dan pada perhubungan antara C7-T1 vertebra di posterior. Pintu atas thoraks terdapat arteri besar (A. carotis Communis, A. vertebralis), vena jugularis anterior dan vena jugularis interna, trachea, esophagus, dan medulla spinalis Daerah dalam thorak dapat ditemukan jantung dan permbuluh darah coroner, pembuluh darah besar termasuk aorta ascenden, arcus aorta, a. et v. anonima, a. et v. subclavia dextra, a. carotis communis, a. et v. subclavia sinister, aorta descenden, v. cava superior et sinister, v. azygos, v. brachiocephalica, a. et v. pulmonalis, trachea distal, broncus primer, paru, esophagus. Batas bawah dideskripsikan terdapat diaphragm yang melekat di anterior setinggi T6 dan bersambung membenruk garis miring / mengikuti arcus costa ke posterior setinggi T12.Jika terdapat penetrasi perlukaan thoraks di bawah T4 (nipple line) mempunyai kemungkinan yang besar melibatkan struktur abdomen. Fisiologi : Fungsi pernapasan meliputi : Ventilasi : menyangkut volume udara yang bergerak masuk dan keluar dari hidung atau mulut pada proses bernapas. Difusi : secara umum difusi diartikan sebagai peristiwa perpindahan molekul dari suatu daerah yang konsentrasi molekulnya tinggi ke daerah yang konsentrasinya lebih rendah. Peristiwa difusi yang terjadi di dalam paru adalah perpindahan molekul oksigen dari rongga alveoli melintasi membrana kapiler alveolar, kemudian melintasi plasma darah, selanjutnya menembus dinding sel darah merah, selanjutnya masuk ke inferior sel darah merah sampai berikatan dengan hemoglobin. Distribusi : udara yang telah memasuki saluran napas didistriusikan ke seluruh paru ; kemudian masuk ke dalam alveoli. Disrtibusi juga berlangsung di pembuluh darah yang mana darah yang telah mengandung oksigen akan didistribusikan ke jaringan dan sebaliknya darah yang mengandung karbondioksida didistrubusikan kembali ke paru. Perfusi : diartikan sebagai sikulasi darah di pembuluh kapiler.

2. Deskripsi lukaa. Jumlah luka : 1 buah lukab. Lokalisasi : terdapat satu buah luka pada bagian dada kiri atas1. Letak axis : tidak bisa dihitung karena pada foto tidak terlihat garis tengah tubuh2. Letak ordinat : tidak bisa dihitung karena pada foto tidak terlihat garis tengah tubuh3. Regio : Hemithoraks sinistra superiorc. Ukuran luka :d. Jenis luka : luka tusuke. Bentuk luka : lonjong luka terbukaf. Sifat luka : Warna merah, batas tegas, sekitar luka tidak terdapat memarg. Karakteristik luka :1. Tepi luka : regular2. Batas luka : tegas3. Ujung luka : runcing4. Jembatan jaringan : tidak ada5. Dasar luka : kotor(2)Berdasarkan deskripsi luka tersebut maka agen penyebab luka tersebut adalah benda tajam dengan mata 2

3. Karakteristik kemungkinan agen penyebab lukaLuka tusuk adalah luka yang disebabkan oleh karena alat dengan ujung-ujung runcing, mata tajam atau tumpul atau alat dengan ujung runcing dengan penampang bulat, segitiga dengan cara menusukkan sehingga masuk ke dalam jaringan tubuh. Contohnya : pisau, keris, pecahan kaca, kikir dengan penampang bulat atau segitiga, obeng.Penyebab kematian pada luka tusuk adalah cedera pada organ vital, perdarahan dari pembuluh darah yang mengenai cedera, dan infeksi. Penyebab kematian yang paling sering adalah cedera pada organ vital tubuh.(3)4. Derajat luka sesuai dengan hukum yang berlakua. Pada korban laki-laki ini ditemukan 1 buah luka tusuk oleh karena benda tajam yang mnegakibatkan korban meninggal dunia sehingga luka pada pasien dapat disebut luka berat yaitu pada pasal 90 KUHPb. Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.(3)

5. Cause of Damage (COD)Trauma tajam pada rongga dada akibat luka tusukan akan menembus rongga dada. Mulai dari kulit, otot, tulang serta menembus bagian dalam toraks. Sehingga bisa menyebabkan kerusakan kulit, otot, serta bagian dalam toraks.

Daftar Pustaka1. Suriyadi. A. 2013. Proses Penyembuhan dan Penangan Luka [pdf]. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana : Denpasar.2. Gani, M.Husni, dr. DSF. 2002. Ilmu Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas : Padang3. Hamdani, Njowito. 1992. Ilmu Kedokteran Kehakiman. Edisi kedua PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta4. Dahlan Sofwan, Thanatologi. 2000. Ilmu Kedokteran Forensik, Pedoman Bagi Dokter dan Penegak Hukum. Universitas Diponegoro : Semarang.