TOPROPOSALlab forensik

23
PROPOSAL PEMBENTUKAN LABORATORIUM REKAYASA FORENSIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

description

proposal

Transcript of TOPROPOSALlab forensik

Page 1: TOPROPOSALlab forensik

PROPOSAL PEMBENTUKAN

LABORATORIUM REKAYASA FORENSIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Page 2: TOPROPOSALlab forensik

1. LATAR BELAKANG

Bencana alam terdahsyat berupa gempa bumi yang pernah melanda Indonesia dalam

sepuluh tahun terakhir telah menimbulkan korban terhadap manusia dan harta benda

yang cukup besar adalah sebagai berikut :

Gempa Aceh 26 Desember 2004 dengan besaran 9 Skala Richter

Gempa Nias 28 Maret 2005 dengan besaran 8,7 Skala Richter

Gempa Yogyakarta 26 Mei 2006 dengan besaran 5,9 Skala Richter

Gempa Bengkulu 12 September 2007 dengan besaran 7,9 Skala Richter.

Daerah berwarna merah pada Gambar 1 adalah wilayah yang terkena gempa dalam 30

tahun terakhir. Semakin dahsyat gempanya, semakin besar pula warna merahnya. Di

Indonesia, hanya Pulau Kalimantan yang relatif aman dari ancaman gempa.

Gambar 1. Wilayah gempa di Indonesia

Page 3: TOPROPOSALlab forensik

Catatan Gempa di Indonesia

Dari grafik dapat kita amati bahwa gempa dengan magnitude di atas 7 Skala Richter di

Indonesia baru terjadi setelah tahun 2004. Walaupun Indonesia terletak pada daerah

rawan gempa, kejadian gempa-gempa besar memang baru terasa beberapa tahun ini.

Page 4: TOPROPOSALlab forensik

Salah satu diantaranya yaitu gempa Yogyakarta 27 Mei 2006 yang telah berlalu,

namun masih dapat diingat dengan bagaimana struktur bangunan telah

mengalami kerusakan akibat gempa tersebut. Tidak hanya sebatas itu bekas-

bekas kerusakannya sampai sekarang masih ada yang dapat dilihat. Menurut

Page 5: TOPROPOSALlab forensik

laporan dari Anonim (2006) bangunan non-teknis yang roboh di Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) mencapai lebih dari 88 000 buah sedang kerusakan bangunan

teknis mencapai puluhan buah. Otani (1999) mengatakan bahwa lebih dari 87,6 %

korban akibat gempa Kobe 1995 diakibatkan langsung terkena runtuhan bangunan

yang rusak akibat gempa. Sementara itu persoalan yang sama untuk gempa

Yogyakarta 27 Mei 2006 belum diketahui secara pasti. Gempa bumi ini adalah

bencana besar ketiga yang menimpa Indonesia dalam 18 bulan terakhir. Pada

bulan Desember 2004, gempa bumi yang dahsyat diikuti dengan gelombang

tsunami menghancurkan sebagian besar Aceh dan pulau Nias di Sumatera Utara,

dan pada bulan Maret 2005, gempa bumi kembali mengguncang pulau Nias.

Dengan lebih dari 18.000 kepulauan Indonesia yang berada di sepanjang “cincin

api” Pasifik yang berisi banyak gunung berapi aktif dan patahan tektonik, bencana

yang belakangan terjadi ini merupakan peringatan akan besarnya risiko alam yang

dihadapi negara ini. Mengingat begitu besarnya persentasi korban akibat

keruntuhan bangunan akibat gempa maka sudah selayaknya pembahasan tentang

kerusakan bangunan menjadi sesuatu hal yang sangat penting.

Selain gempa, beberapa hal yang dapat menjadikan suatu bangunan tersebut

mengalami kerusakan adalah korosi dan kebakaran. Korosi yang terjadi di bagian

bibir pantai serta kebakaran baik yang disengaja ataupun tidak oleh manusia juga

akan dievaluasi sehingga dapat diketahui sejauh mana kerusakan bangunan

tersebut masih dapat digunakan, memerlukan perbaikan atau bahkan sudah tidak

dapat dilakukan perbaikan dan harus dibongkar.

Page 6: TOPROPOSALlab forensik

Ditengah gencar dan semangatnya Pemerintah dalam membangun infrastruktur untuk meningkatkan perekonomian daerah di seluruh Nusantara, kita dikejutkan dengan runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegra yang menghubungkan Samarinda dan Tenggarong di Kalimantan Timur. Jembatan yang mulai dibangun tahun 1995 dan mulai dioperasikan tahun 2001 tersebut runtuh sehingga mengakibatkan korban jiwa, korban luka, dan korban materiil yang tidak sedikit.

Faktor Penyebab.Karena terjadinya keruntuhan baru tanggal 26 Nopember 2011, sekitar pukul 15:00, maka penyebab terjadinya keruntuhan belum bisa diuangkap secara pasti. Tetapi tim investigasi forensik penyebab terjadinya keruntuhan tentunya sudah mulai bekerja. Penyebabnya masih diselidiki oleh pakar yang kompeten.

Tidaklah mudah mencari penyebab keruntuhan struktur jembatan. Penelitian bisa dimulai dari meminta informasi saksi mata. Langkah selanjutnya adalah mempelajari model keruntuhan struktur, dengan mengamati kerusakan pada struktur yang telah berdiri maupun kerusakan ‘bangkai’ struktur yang telah roboh jatuh ke sungai. Semua kemungkinan penyebab keruntuhan dicatat untuk kemudian dianalisis dengan berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing) maupun gambar perencanaan (engineering drawing). Disilah diperlukan institusi Rekayasa Forensik yang independen untuk mengetahui penyebab runtuhnya struktur bangunan.

Banyak sekali kemungkinan penyebab runtuhnya jembatan Kutai Kartanegara. Mulai dari faktor beban tetap, beban angin, beban kendaraan, maupun faktor pengaruh alam. Yang paling sering mendapatkan perhatian terhadap kasus jembatan jenis Suspension Bridge ini adalah faktor beban angin. Beban angin yang meyebabkan terjadinya puntiran seperti pada dek jembatan Tacoma Narrows-Washington. Apakah saat runtuhnya jembatan Kukar bertiup angin kencang?. Apakah jembatan Kukar terlalu langsing?. Faktor kelelahan material juga tidak boleh diremehkan walaupun usia jembatan baru berumur 10 tahun. Disini yang menentukan adalah beban dinamis, baik oleh angin maupun kendaraan. Faktor penggerusan dasar sungai terhadap posisi pilar jembatan juga tidak boleh diabaikan, karena menurut informasi terdapat pergeseran posisi pilar akibat kejadian ditabrak kapal yang berlalu lintas di sungai Mahakam. Walaupun sudah memperhitungkan semua kemungkinan pembebanan, tidak mustahil ada beberapa bagian elemen struktur yang mengalami perlemahan akibat korosi. Perlu dievaluasi lebih mendalam.

ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) sebagai sebuah lembaga pendidikan

tinggi teknologi yang terkemuka di Indonesia telah menetapkan visinya untuk 10

tahun ke depan yaitu: “menjadi perguruan tinggi dengan reputasi internasional

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, terutama yang menunjang industri

dan kelautan yang berwawasan lingkungan”. Dalam mewujudkan visi tersebut,

misi ITS di bidang penelitian adalah berperan secara aktif dalam pengembangan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui kegiatan penelitian yang berkualitas

Page 7: TOPROPOSALlab forensik

internasional. Sedangkan misi di bidang pengabdian kepada masyarakat adalah

memanfaatkan segala sumberdaya yang dimiliki untuk ikut serta dalam

menyelesaikan problem-problem yang dihadapi oleh masyarakat, industri, dan

pemerintah. Visi dan misi di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat (PPM)

tersebut dalam implementasinya diemban oleh LPPM (Lembaga Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat) yang mengkoordinasi kegiatan PPM oleh seluruh

elemen ITS.

Evaluasi terhadap kerusakan bangunan (post earthquake building evaluation)

akibat gempa, korosi maupun kebakaran mempunyai banyak tujuan dan manfaat.

Diantara tujuan-tujuan tersebut, tujuan pertama adalah untuk mengetahui pola-

pola kerusakan bangunan yang telah terjadi yang rusak akibat gempa, korosi

maupun kebakaran. Tujuan yang kedua adalah untuk mengatahui level/derajat

kerusakan elemen/struktur yang telah terjadi. Tujuan yang ketiga adalah untuk

mengetahui kekurangan atau kelemahan elemen atau struktur yang telah

mengalami kerusakan. Tujuan yang keempat adalah menentukan sikap terhadap

bangunan yang telah mengalami kerusakan (tanpa perbaikan, perbaikan ringan,

berat atau bahkan harus dirobohkan). Tujuan kelima adalah untuk memperkirakan

kerugian financial akibat kerusakan bangunan yang terjadi sekaligus untuk

menentukan polis ansuransi, bantuan dan sebagiainya. Sedangkan manfaatnya

adalah untuk menimbulkan atau membangkitkan kesadaran tentang perlunya

perbaikan disegala hal (bahan, konfigurasi bangunan, sistim dan jenis struktur,

metode analisis, disain, uji laboratorium maupun mutu pelaksanaan) agar hal-hal

tersebut tidak terjadi kembali

Studi Rekayasa Forensik Nasional yang akan dilakukan di ITS akan menjadi

sarana yang baik agar nantinya rehabilitasi yang dilakukan sesuai dengan hasil

evaluasi forensic yang telah diteliti. Dengan menjadikan forensik sebagai salah

satu dari penelitian yang dilakukan, maka ITS perlu mengintegrasikan berbagai

unit dan peneliti forensic di dalam ITS dalam suatu wadah tertentu di mana

sumber daya dan fasilitas riset forensik terkini tersedia dan digunakan bersama.

Wadah tersebut berupa Pusat Studi Rekayasa Forensik Nasional yang dikelola

oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM).

ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) sebagai sebuah lembaga pendidikan

tinggi teknologi yang terkemuka di Indonesia telah menetapkan visinya untuk 10

Page 8: TOPROPOSALlab forensik

tahun ke depan yaitu: “menjadi perguruan tinggi dengan reputasi internasional

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, terutama yang menunjang industri

dan kelautan yang berwawasan lingkungan”. Dalam mewujudkan visi tersebut,

misi ITS di bidang penelitian adalah berperan secara aktif dalam pengembangan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui kegiatan penelitian yang berkualitas

internasional. Sedangkan misi di bidang pengabdian kepada masyarakat adalah

memanfaatkan segala sumberdaya yang dimiliki untuk ikut serta dalam

menyelesaikan problem-problem yang dihadapi oleh masyarakat, industri, dan

pemerintah. Visi dan misi di bidang penelitian dan pengabdian masyarakat (PPM)

tersebut dalam implementasinya diemban oleh LPPM (Lembaga Penelitian dan

Pengabdian kepada Masyarakat) yang mengkoordinasi kegiatan PPM oleh seluruh

elemen ITS.

Evaluasi terhadap kerusakan bangunan (post earthquake building evaluation)

akibat gempa, korosi maupun kebakaran mempunyai banyak tujuan dan manfaat.

Diantara tujuan-tujuan tersebut, tujuan pertama adalah untuk mengetahui pola-

pola kerusakan bangunan yang telah terjadi yang rusak akibat gempa, korosi

maupun kebakaran. Tujuan yang kedua adalah untuk mengatahui level/derajat

kerusakan elemen/struktur yang telah terjadi. Tujuan yang ketiga adalah untuk

mengetahui kekurangan atau kelemahan elemen atau struktur yang telah

mengalami kerusakan. Tujuan yang keempat adalah menentukan sikap terhadap

bangunan yang telah mengalami kerusakan (tanpa perbaikan, perbaikan ringan,

berat atau bahkan harus dirobohkan). Tujuan kelima adalah untuk memperkirakan

kerugian financial akibat kerusakan bangunan yang terjadi sekaligus untuk

menentukan polis ansuransi, bantuan dan sebagiainya. Sedangkan manfaatnya

adalah untuk menimbulkan atau membangkitkan kesadaran tentang perlunya

perbaikan disegala hal (bahan, konfigurasi bangunan, sistim dan jenis struktur,

metode analisis, disain, uji laboratorium maupun mutu pelaksanaan) agar hal-hal

tersebut tidak terjadi kembali

Pada saat sekarang ini istilah Manajemen sudah banyak dikenal di berbagai

kalangan, baik di kalangan masyarakat secara luas maupun di kalangan Perguruan

Tinggi. Di kalangan perguruan tinggi sendiri, ternyata hampir semua disiplin ilmu telah

mengajarkan ilmu Manajemen. Juga terlihat pula di setiap organisasi masyarakat baik

yang mencari keuntungan maupun lembaga-lembaga sosial, hampir semua menyadari

Page 9: TOPROPOSALlab forensik

akan arti pentingnya Ilmu Manajemen yang diterapkan di dalam organisasi, untuk

memperlancar tugasnya sehari-hari.

Ilmu manajemen yang secara sederhana didefinisikan sebagai “suatu ilmu yang

memperlajari bagaimana cara mencapai suatu tujuan dengan efektif serta efisien dengan

menggunakan bantuan/melalui orang lain”, memiliki cakupan yang sangat luas. Menurut

Manullang manajemen adalah seni dan ilmu pengetahuan yang meliputi ilmu

perencanaan, pengorganisasian, penyusunan karyawan, pemberian perintah terhadap

“human and natural resources” terutama human resources untuk mencapai tujuan yang

telah ditentukan terlebih dahulu. Menurut Terry, manajemen lebih ditekankan pada segi

proses yaitu proses tertentu yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengawasan penggunaan setiap ilmu dan seni bersama-sama dan

selanjutnya menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan. Setiap organisasi mempunyai

tujuan yang hendak dicapainya atau telah ditetapkan terlebih dahulu. Tujuan tersebut

hanya akan dicapai jika organisasi tersebut mampu untuk membuat perencanaan,

mengorganisir, mengarahkan serta mengkoordinir dalam melaksanakan rencana tersebut

serta dapat mengawasi pelaksanaannya. Hal ini mengingat makin kompleksnya

permasalahan yang dihadapinya, maka dari definisi manajemen yang ada, setiap

organisasi membutuhkan suatu sistem manajemen yang baik.

Proyek adalah suatu kegiatan yang muncul oleh karena sesuatu yang belum

pernah dikerjakan, perlu dikerjakan. Proyek akan selalu menghasilkan sesuatu dalam

waktu tertentu, dapat berasal dari kita sendiri, atau pihak lain serta dapat berskala besar,

sedang maupun kecil. Proyek itu sendiri memerlukan sumber daya manusia, bahan

mentah, modal dan teknologi tertentu yang dianggarkan. Oleh karena kompleksnya

permasalahan, maka proyek perlu dikelola dengan baik. Proses pengelolaan tersebut

meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan serta penyelesaian. Dari permasalahan

tersebut maka proyek dikatakan membutuhkan manajemen untuk mengatur itu semua agar

tercapai hasil yang baik. Manajemen tersebut disebut Manajemen Proyek yang dapat

dikatakan sebagai usaha merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, mengkoordinasi

serta mengawasi kegiatan dalam proyek sedemikian rupa sehingga sesuai dengan jadwal

waktu, kualitas serta anggaran yang telah ditetapkan.

Dari teori manajemen dan manajemen proyek tersebut maka secara ideal hasil yang

diperoleh oleh kegiatan proyek akan sesuai dengan rencana yang ditetapkan, karena di

dalam manajemen proyek tersebut telah diatur sistem dan prosedur yang harus dikerjakan

oleh masing-masing pihak yang terkait dengan tugas dan wewenangnya masing-masing,

Page 10: TOPROPOSALlab forensik

sehingga tercipta kerjasama yang baik diantara mereka dalam suatu struktur tertentu sesuai

tujuan yang hendak dicapai.

Namun demikian dari kenyataan yang ada tidak sedikit suatu organisasi dalam

mencapai tujuannya, dengan menerapkan suatu sistem dan prosedur manajemen, tidak

selalu mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang telah direncanakan. Hal ini dapat

disebabkan oleh berbagai macam hal yang mungkin kurang diantisipasi terlebih dahulu.

Kekurangan tersebut dapat terjadi di setiap tahapan manajemen, baik dalam tahap

perencanaan, pelaksanaan maupun dalam tahap penyelesaian atau pengawasannya. Faktor

yang mempengaruhinya-pun sangat barvariasi. Dapat diakibatkan karena faktor

kesengajaan maupun faktor ketidaksengajaan, atau bahkan dapat disebabkan oleh

ketidaktepatan penerapan suatu sistem atau prosedur manajemen yang diterapkan. Oleh

karena itu diperlukan kejelian penerapan suatu sistem/prosedur manajemen yang hendak

diterapkan pada suatu pencapaian tujuan tertentu serta situasi baik waktu maupun tempat

tertentu.

Pada era globalisasi, tantangan di bidang industri konstruksi akan sangat ketat dan

kompleks. Peranan manajemen proyek/konstruksi menjadi sangat penting guna

mendukung industri konstruksi tersebut. Pada saat ini perkembangan manajemen

proyek/konstruksi khususnya di Indonesia masih belum menunjukkan kemajuan yang

berarti apabila dibandingkan dengan tantangan yang bakal dihadapi di era globalisasi.

Keadaan ini harus segera disadari dan dipahami oleh semua pihak termasuk institusi

pendidikan.

Kemajuan teknologi yang kian pesat serta tingginya tingkat

persaingan di dunia kerja pada saat ini mendorong pihak akademisi

untuk bekerja lebih keras dan meciptakan inovasi-inovasi dalam upaya

menghasilkan lulusan yang tidak hanya mempunyai kemampuan

intektual yang tinggi namun juga siap menghadapi persaingan global.

Sejalan dengan visi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

sebagai pusat pendidikan teknik sipil yang berwawasan global dan berdaya saing tinggi,

maka diperlukan langkah-langkah yang mendukung ke arah tersebut. Upaya peningkatan

sarana dan prasarana di lingkungan Jurusan Sipil FT UB terus ditingkatkan dalam

mendukung pencapaian visi tersebut.

Fasilitas pendidikan dan penelitian untuk mahasiswa yang mempunyai interest pada

bidang Manajemen Konstruksi dirasa masih kurang, sehingga perlu dibentuk Laboratorium

Page 11: TOPROPOSALlab forensik

Manajemen Konstruksi guna mendukung proses pendidikan, penelitian dan pengembangan

ilmu pengetahuan di bidang Manajemen Konstruksi.

Mengingat laboratorium merupakan salah satu perangkat yang sangat penting bagi

civitas akademika dalam kegiatan akademik dan riset, maka Jurusan Teknik Sipil FT UB

berkeinginan untuk membentuk Laboratorium Manajemen Konstruksi. Laboratorium ini

diharapkan mendukung kegiatan akademis di bidang Manajemen Konstruksi terutama

dalam hal riset dan perkembangan teknologi.

2. TUJUAN KEGIATAN

Tujuan dari Pembentukan Laboratorium Manajemen Konstruksi di Jurusan teknik

Sipil Universitas brawijaya adalah sebgai berikut :

1. Mendukung proses pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di

bidang Manajemen Konstruksi

2. Memberikan fasilitas bagi Mahasiswa Jurusan teknik Sipil Universitas Brawijaya pada

khususnya, dan masyarakat pada umunya untuk melakukan riset dan kegiatan akdemis

di bidang Manjemen Konstruksi.

3. SEKILAS RENCANA LABORATORIUM MANAJEMEN KONSTRUKSI

Adapun Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik sipil Universitas

Brawijaya direncanakan sebagai berikut :

a. Lokasi Laboratorium Manajemen Konstruksi

Terdapat 2 alternatif rencana lokasi Laboratorium Manajemen Konstruksi.

Kedua alternatif tersebut adalah :

Menggunakan ruangan bekas Program Hibah Kompetensi A2 yang berada pada

Gedung A Lantai 1 Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya.

Menyediakan bangunan baru (tambahan) di lingkungan Gedung B

(Laboratorium Mekanika Tanah) Jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya

Page 12: TOPROPOSALlab forensik

Denah detail mengenai laboratorium Manajemen Konstruksi dapat dilihat pada

Lampiran 1.

b. Agenda Kegiatan Laboratorium Manajemen Konstruksi

Praktikum yang berkaitan dengan mata kuliah

Kerjasama dengan pihak lain

Magang mahasiswa KKN-P (Kuliah Kerja Nyata Praktek) berkaitan dengan

PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat)

Proyek Pengabdian masyarakat

Training-training di bidang Manajemen Konstruksi

c. Fungsi Laboratorium Manajemen Kontruksi

Fasilitas pendidikan

Fasilitas penelitian

Pengembangan Ilmu Pengetahuan : seminar, training dan pelatihan

d. Fasilitas Laboratorium Manajemen Kontruksi

Ruang Laboratorium

Komputer

Software (Ms. Project, PRIMAVERA, dll)

Printer

Scanner

LCD

Peralatan Penelitian : Handy Cam, Camera Digital, Pengukur Waktu, dll

Screen

AC

e. Struktur Organisasi Laboratorium Manajemen dan Konstruksi

Page 13: TOPROPOSALlab forensik

Struktur organisasi Laboratorium Manajemen dan Konstruksi adalah sebagai

berikut :

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Laboratorium Manajemen dan Konstruksi

Tugas Kepala Laboratorium adalah :

a. Mempertanggungjawabkan semua kegiatan di laboratorium dengan dibantu oleh

sekretaris, bendahara dan laboran, agar kelancaran aktifitas laboratorium dapat

terjamin.

b. Memimpin, membina dan mengkoordinir semua aktifitas internal laboratorium, dan

mengadakan kerja sama dengan pihak luar semisal jurusan atau fakultas lain di

lingkungan UB, Perguruan Tinggi diluar UB dan pihak-pihak eksternal lain di

wilayah Malang dan sekitarnya. Kerjasama dengan pihak luar sangat penting

sebagai wahana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi.

Tugas Laboran adalah :

a. Bertanggungjawab dalam menyediakan, menyiapkan dan pengoperasian peraalatan

untuk keperluan kegiatan-kegiatan laboratorium.

b. Membantu kelancaran interaksi dosen dan mahasiswa pada saat melakukan

kegiatan yag ada di laboratorium.

c. Mengerjakan tugas di bidang administrasi, sehingga sistem administrasi yang ada

di laboratorium berjalan dengan lancar dan terjamin.

Page 14: TOPROPOSALlab forensik

d. Menginventarisasi jumlah dan kondisi peralatan yang ada di laboratorium, sirkulasi

pemakaian alat, surat menyurat apabila diperlukan.

4. RENCANA ANGGARAN BIAYA

Mengingat adanya dua alternatif lokasi Laboratorium Manajemen Konstruksi,

maka terdapat dua Alternatif Rencana Anggaran Biaya juga. Kedua alternatif Rencana

Anggaran Biaya tersebut adalah sebagai berikut :

1. Rencana Anggaran Biaya untuk Lokasi Laboratorium berada pada bekas Ruang A2 :

No. Kebutuhan Volume Satuan Harga Jumlah         Satuan  

1 Komputer 5 unit 5,000,000.00

25,000,000.00

2 Printer A3 1 unit 4,500,000.00

4,500,000.00

3 LCD 1 unit 9,000,000.00

9,000,000.00

4 Screen 1 unit 850,000.00

850,000.00

5 White Board 1 unit 250,000.00

250,000.00

6 Software 1 ls 6,000,000.00

6,000,000.00

7 AC 2 unit 3,500,000.00

7,000,000.00

8Journal (online 1 tahun) 1 ls

5,000,000.00

5,000,000.00

9 Handycam 1 unit 5,500,000.00

5,500,000.00

10 Kamera digital 1 unit 3,000,000.00

3,000,000.00

11 Lemari 2 unit 1,500,000.00

3,000,000.00

12 Jaringan internet 1 ls 1,500,000.00

1,500,000.00

13 Scanner 1 unit 1,500,000.00

1,500,000.00

14 Telp +fax 1 ls

Page 15: TOPROPOSALlab forensik

1,500,000.00 1,500,000.00            

TOTAL 73,600,000.00

Rencana Anggaran Biaya dia atas dibuat dengan asumsi terdapat beberapa

inventaris berupa meja dan kursi yang masih bias dimanfaatkan untuk Laboratorium

Manajemen Konstruksi

2. Rencana Anggaran Biaya untuk Lokasi Laboratorium Manajemen Konstruksi dengan

menyediakan bangunan tambahan pada Gedung B (Laboratorium Mekanika Tanah) :

No. Kebutuhan Volume Satuan Harga Jumlah         Satuan  

1 Pembangunan Ruang diaatas Lab Mektan 30 m2 3,000,000.00

90,000,000.00

2 meja panjang 1 unit 4,500,000.00

4,500,000.00

3 kursi rapat 1 unit 9,000,000.00

9,000,000.00

4 kursi komp 1 unit 850,000.00

850,000.00

5 meja komp 1 unit 250,000.00

250,000.00

6 meja kep. Lab + kursi 1 ls 6,000,000.00

6,000,000.00

7 Komputer 5 unit 5,000,000.00

25,000,000.00

8 Printer A3 1 unit 4,500,000.00

4,500,000.00

9 LCD 1 unit 9,000,000.00

9,000,000.00

10 Screen 1 unit 850,000.00

850,000.00

11 White Board 1 unit 250,000.00

250,000.00

12 Software 1 ls 6,000,000.00

6,000,000.00

13 AC 2 unit 3,500,000.00

7,000,000.00

14 Journal (online 1 tahun) 1 ls 5,000,000.00

5,000,000.00

15 Handycam 1 unit 5,500,000.00

5,500,000.00

Page 16: TOPROPOSALlab forensik

16 Kamera digital 1 unit 3,000,000.00

3,000,000.00

17 Lemari 2 unit 1,500,000.00

3,000,000.00

18 Jaringan internet 1 ls 1,500,000.00

1,500,000.00

19 Scanner 1 unit 1,500,000.00

1,500,000.00

20 Telp +fax 1 ls 1,500,000.00

1,500,000.00

           

TOTAL 184,200,000.00

Pada Rencana Anggaran Biaya alternatif 2, karena merupakan bangunan baru, maka

disumsikan inventaris berupa meja kursi belum tersedia.

5. SUSUNAN PANITIA

Ketua : M. Hamzah H, ST, M.Eng,Sc

Sekretaris : Eva Arifi, ST. MT.

Anggota : Dr. Eng. Achfas Zacoeb, ST, MT

Saifoe El Unas, ST, MT

Kartika Puspa Negara, ST, MT

Page 17: TOPROPOSALlab forensik

6. PENUTUP

Kami sangat berterimakasih apabila semua pihak memberikan kesempatan dan

kepercayaan untuk merealisasikan pembentukan Laboratorium Manajemen Konstruksi ini

dan kami sangat mengharapkan dukungan dan kerjasama dari semua pihak. Semoga

Laboratorium Menajemen Konstruksi ini nantinya dapat memberikan manfaat bagi kita

semua.

Malang, Februari 2011

Mengetahui, Ketua Panitia,

Ketua Jurusan Teknik Sipil

Ir. Sugeng P. Budio, MS M. Hamzah H, ST, M.Eng,Sc

NIP. 19610125 198601 1 001 NIP. 19721215 200112 1 003