PBL 6.docx

15
Gangguan Pendengaran Thesa Christi Foreverin Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Pendahuluan Telinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Bagian luar dan tengah telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan, untuk memperkuat energi suara dalam proses tersebut. Telinga dalam berisi dua sistem sensorik yang berbeda yaitu koklea, yang mengandung reseptor-reseptor untuk mengubah gelombang suara menjadi impuls-impuls saraf, sehingga kita dapat mendengar; dan aparatus vestibularis, yang penting untuk sensasi keseimbangan. Skenario Tuan D, berusia 65 tahun datang ke poliklinik mengeluh sejak 1 minggu yang lalu pendengaran telinga kiri terasa kurang jelas dibandingkan dengan telinga kanan. Oleh dokter Puskesmas dilakukan test ketajaman pendengaran telinga kiri dengan garpu penala dengan hasil sebagai berikut: Test cara Rinne : (-) , cara Weber : lateralisasi (+) ke kiri, cara Schwabach : memanjang. Kemudian ia disarankan ke dokter THT untuk pemeriksaan lebih lanjut. Hipotesis Pasien mengalami gangguan pendengaran pada telinga kiri. 1

Transcript of PBL 6.docx

Gangguan Pendengaran Thesa Christi ForeverinMahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

PendahuluanTelinga terdiri dari tiga bagian yaitu telinga luar, tengah dan dalam. Bagian luar dan tengah telinga menyalurkan gelombang suara dari udara ke telinga dalam yang berisi cairan, untuk memperkuat energi suara dalam proses tersebut. Telinga dalam berisi dua sistem sensorik yang berbeda yaitu koklea, yang mengandung reseptor-reseptor untuk mengubah gelombang suara menjadi impuls-impuls saraf, sehingga kita dapat mendengar; dan aparatus vestibularis, yang penting untuk sensasi keseimbangan.

SkenarioTuan D, berusia 65 tahun datang ke poliklinik mengeluh sejak 1 minggu yang lalu pendengaran telinga kiri terasa kurang jelas dibandingkan dengan telinga kanan. Oleh dokter Puskesmas dilakukan test ketajaman pendengaran telinga kiri dengan garpu penala dengan hasil sebagai berikut:Test cara Rinne : (-) , cara Weber : lateralisasi (+) ke kiri, cara Schwabach : memanjang. Kemudian ia disarankan ke dokter THT untuk pemeriksaan lebih lanjut.

HipotesisPasien mengalami gangguan pendengaran pada telinga kiri.

Thesa Christi Foreverin, NIM: 102011298, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana. Jakarta. 2012. [email protected] Pembahasan Telinga terbagi menjadi bagian luar, tengah dan dalam.11. Telinga luar terdiri dari pinna, atau aurikula, yaitu daun kartilago yang menangkap gelombang bunyi dan menjalarkannya ke kanal auditori eksternal (meatus), suatu lintasan sempit yang panjangnya sekitar sekitar 2,5 cm yang merentang dari aurikula sampai membran timpani.2. Membran timpani (gendang telinga) adalah perbatasan telinga tengah. Membran timpani berbentuk kerucut dan dilapisi kulit pada permukaan eksternal dan membran mukosa pada permukaan internal. Membran ini memisahkan telinga luar dari telinga tengah, dan memiliki tegangan, ukuran, dan ketebalan yang sesuai untuk menggetarkan gelombang bunyi secara mekanis.3. Telinga tengah terletak di rongga berisi udara dalam bagian petrosus tulang temporal. Tuba eustachius (auditori) menghubungkan telinga tengah dengan faring. Tuba yang biasanya tertutup dapat terbuka saat menguap, menelan, atau mengunyah. Saluran ini berfungsi untuk menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membran timpani.4. Osikel auditori dinamakan sesuai bentuknya, terdiri dari maleus (martil), inkus (anvil) dan stapes (sanggurdi). Tulang-tulang ini mengarahkan getaran dari membran timpani ke fenestra vestibuli, yang memisahkan telinga tengah dari telinga dalam.a. Otot stapedius melekat pada stapes, yang ukurannya sesuai dengan fenestra vestibuli oval, dan menariknya ke arah luar. Otot tensor timpani melekat pada bagian pegangan maleus, yang berada pada membran timpani, dan menarik fenestra vestibuli ke arah dalam.b. Bunyi yang keras mengakibatkan suatu refleks yang menyebabkan kontraksi kedua otot yang berfungsi sebagai pelindung untuk meredam bunyi.5. Telinga dalam (interna) berisi cairan dan terletak dalam tulang temporal, di sisi medial telinga tengah. Telinga dalam terdiri dari dua bagian:labirin tulang dan labirin membranosa di dalam labirin tulang.a. Labirin tulang adalah ruang berliku berisi perilimfe, suatu cairan yang menyerupai cairan serebrospinalis. Bagian ini melubangi bagian petrosus tulang temporal dan terbagi menjadi tiga bagian: vestibula, saluran semisirkular, dan koklea berbentuk seperti siput. 1) Vestibula adalah bagian sentral labirin tulang yang menghubungkan saluran semisirkular dengan koklea. Dinding lateral vestibula mengandung fenestra vestibuli dan fenestra cochleae, yang berhubungan dengan telinga tengah. Membran melapisi fenestra untuk mencegah keluarnya cairan perilimfe.2) Rongga tulang saluran semisirkular menonjol dari bagian posterior vestibula. Saluran semisirkular anterior dan posterior mengarah pada bidang vertikal, di setiap sudut kanannya. Saluran semisirkular lateral terletak horizontal dan pada sudut kanan kedua saluran lainnya.3) Koklea mengandung reseptor pendengaran.b. Labirin membranosa adalah serangkaian tuba berongga dan kantong yang terletak dalam labirin tulang dan mengikuti kontur labirin tersebut. Bagian ini mengandung cairan endolimfe, cairan yang menyerupai cairan interselular. 1) Labirin membranosa dalam regia vestibula merupakan lokasi awal dua kantong, utrikulus dan sakulus yang di hubungkan dengan duktus endolimfe sempit dan pendek.2) Duktus semisirkular yang berisi endolimfe terletak dalam saluran semisirkular pada labirin tulang yang mengandung perilimfe.3) Setiap duktus semisirkular, utrikulus, dan sakulus mengandung reseptor untuk ekuilibrium statis (bagaimana cara kepala berorientasi terhadap ruang bergantung pada gaya gravitasi) dan ekuilibrium dinamis (apakah kepala bergerak atau diam dan kecepatan serta arah gerakan).4) Utrikulus terhubung dengan duktus semisirkular, sedang sakulus terhubung dengan duktus koklear dalam koklea.1

Gambar 1. Penampang telinga.2Mekanisme Pendengaran NormalMembran timpani berbentuk kerucut. Di bagian tengah membran melekat suatu pegangan yang dinamai maleus, yaitu bagian pertama dari serangkaian elemen tulang yang membentuk rantai osikulus. Inkus melekat ke maleus melalui ligamentum, sehingga kedua tulang bergerak bersama ketika membran timpani menggerakkan maleus. Di ujung lainnya, inkus bersendi dengan stapes, yang sebaliknya melekat ke jendela oval labirin membranosa. Maleus juga melekat ke otot tensor timpani, yang menjaga agar membran timpani tetap kencang.3Amplitudo gerakan stapes di jendela oval hanyalah tiga perempat dari gerakan maleus. Rantai osikulus tidak memperkuat gelombang suara dengan meningkatkan gerakan stapes seperti yang semula diperkirakan; sistem ini meningkatkan kekuatan gerakan sekitar 1,3 kali lipat. Karena luas membran timpani sangat besar dibandingkan dengan luas permukaan jendela oval, sistem tuas ini akan meningkatkan tekanan gelombang suara yang mengenai membran timpani sebesar 22 kali lipat. Cairan di labirin membranosa memiliki kelembaman (inersia) yang jauh lebih besar daripada udara; amplifikasi tekanan yang ditambahkan oleh rantai osikulus diperlukan untuk menimbulkan getaran di cairan. Membran timpani dan osikulus bersama-sama menghasilkan pencocokan impedansi antara gelombang suara di udara dan getaran suara di cairan labirin membranosa. Jika rantai osikulus tidak berfungsi, suara normal sulit terdengar.Ketika suara yang sangat keras disalurkan melalui rantai osikulus, terjadi peredaman refleks maleus oleh otot stapedius, yang bekerja sebagai antagonis tensor timpani. Dengan cara ini kekakuan rantai osikulus meningkat dan hantaran suara, terutama di frekuensi rendah, sangat berkurang. Yang menarik, mekanisme ini juga digunakan untuk memperkecil sensitivitas terhadap pembicaraan sendiri.Karena koklea seluruhnya terbenam dalam tulang, getaran tengkorak dapat merangsang koklea itu sendiri. Ketika sebuah garpu tala digetarkan dan ditempelkan ke tengkorak di daerah dahi atau mastoid, dapat terdengar suara berdengung. Namun, secara umum bahkan suara yang relatif keras di udara kurang memiliki energi yang memadai untuk menyebabkan pendengaran yang efektif melalui hantaran tulang.Koklea terdiri dari tiga saluran (tuba) yang membentuk kumparan berdampingan. Skala vestibuli dan skala media dipisahkan oleh membran vestibulus (membran Reissner); skala media dan skala timpani dipisahkan oleh membran basilar. Organ Corti terletak di permukaan membran basilar dan di dalam skala media. Atap organ corti dibentuk oleh membran tektorium. Di ujung koklea berlawanan dengan jendela oval dan bundar, skala vestibuli bersambungan dengan skala timpani di helikotrema. Kekakuan keseluruhan membran basilar adalah 100 kali lebih kecil di helikotrema dibandingkan di dekat jendela oval. Ini berarti bahwa bagian paling kaku dekat jendela oval paling peka terhadap getaran frekuensi tinggi sementara ujung dekat helikotrema yang lebih lentur peka terhadap getaran berfrekuensi rendah. Ketika sebuah gelombang suara mengenai membran timpani, osikulus-osikulus bergerak, dan lempeng kaki (footplate) stapes mendorong labirin membranosa di jendela oval. Hal ini memicu gelombang yang merambat di sepanjang membran basilar ke arah helikotrema.Pola getaran yang dimulai di membran basilar berbeda untuk frekuensi suara yang berbeda. Setiap gelombang relatif lemah pada permulaan tetapi menjadi paling kuat di bagian membran basilar yang memiliki frekuensi resonansi sama dengan yang dimiliki gelombang suara. Gelombang pada hakikatnya lenyap di titik ini dan tidak mempengaruhi membran basilar sisanya. Selain itu kecepatan merambat gelombang paling besar di dekat jendela oval dan kemudian secara bertahap berkurang sewaktu mendekati helikotrema.Sel reseptor organ Corti terdiri dari dua jenis: sel rambut dalam dan luar. Terdapat satu barisan sel rambut dalam yang berjumlah sekitar 3500 dan tiga sampai empat baris sel rambut luar dengan jumlah total sekitar 12.000. Hampir 95% dari serat sensorik saraf kranialis kedelapan yang menyarafi koklea membentuk kontaks sinaps dengan sel rambut dalam. Badan sel dari serat sensorik ditemukan di ganglion spiralis, yang terletak di modiolus tulang (bagian tengah) yang berfungsi sebagai penunjang bagi membran basilar di salah satu ujung. Prosesus sentralis sel-sel ganglion ini masuk ke batang otak di medula rostal untuk bersinaps dengan nukleus koklearis.Permukaan apikal sel rambut membentuk banyak stereosilia dan satu kinosilium yang menonjol ke atas ke membran tektorium di atasnya. Ketika membran basal bergetar, silia sel rambut yang terbenam di membran tektorium melengkung ke satu arah dan kemudian ke arah lain; gerakan inilah yang secara mekanis membuka saluran ion dan menyebabkan depolarisasi sel rambut.Serat-serat sensorik primer dari ganglion spiralis masuk ke batang otak dan berakhir di nukleus koklearis dorsal dan ventral. Dari sini, sinyal di kirim ke nukleus olivarius superior kontralateral, tempat sel-sel membentuk serat yang masuk ke lemniskus lateralis, yang berakhir di kolikulus inferior. Sel-sel di kolikulus inferior berproyeksi ke nukleus genikulatum medial talamus, dan dari sini sinyal disalurkan ke korteks pendengaran primer, girus temporalis transversus Heschel.3Tes PendengaranUji pendengaran dilakukan dengan memakai garpu tala. Uji penala yang sering dilakukan adalah uji pendengaran Rinne dan Weber. Tes RinneUji Rinne dilakukan dengan menggetarkan garpu tala dengan jari atau mengetukkannya pada siku atau lutut pemeriksa. Pada tes ini diperiksa seberapa keras suara garpu tala didengar kalau pangkal garpu tala, setelah dipukul diletakkan di mastoid belakang telinga (hantaran tulang) dan dibandingkan dengan pendengaran dengan posisi garpu tala di depan telinga. Garpu tala, dalam hal ini harus diletakkan di depan telinga; kedua kakinya dan liang telinga terletak dalam satu garis. Kalau hantaran tulang didengar lebih lemah atau lebih kecil, hasil tes disebut Rinne positif. Hal ini ditemukan pada pendengaran normal dan pada gangguan pendengaran perseptif. Kalau hantaran tulangnya didengar lebih lama atau lebih jelas, hasil tes disebut Rinne negatif. Hal ini dijumpai pada gangguan pendengaran hantaran (konduktif).4 Tes WeberUji Weber dilakukan dengan meletakkan kaki penala yang telah digetarkan pada garis tengah wajah atau kepala dan ditanyakan pada telinga mana yang terdengar lebih keras. Pada keadaan normal pasien mendengar suara di tengah atau tidak dapat membedakan telinga mana yang mendengar lebih keras. Bila satu telinga menderita tuli sensorineural (perseptif) maka pasien akan mendengar lebih baik pada telinga yang baik (lateralisasi ke telinga yang baik) dan jika telinga tersebut menderita tuli konduktif maka telinga tersebut akan mendengar bunyi lebih keras (lateralisasi ke telinga yang sakit).5

Gambar 2. Tes Rinne dan Tes Weber.6 Tes SchwabachTes Schwabach membandingkan pendengaran pasien dengan pendengaran pemeriksa. Garputala dibunyikan dan ditempatkan di processus mastoideus pasien. Setelah pasien tidak mendengar bunyi garputala tersebut, garputala ditempatkan di processus mastoideus pemeriksa. Apabila masih terdengar bunyi oleh pemeriksa, maka dikatakan Schwabach lebih pendek (untuk konduksi udara).7Bila penala digetarkan kembali, mula-mula diletakkan di processus mastoideus pemeriksa, kemudian sampai dikatakan tidak terdengar lagi oleh pemeriksa tetapi masih dapat didengar oleh pasien, maka dikatakan Schwabach memanjang.

Anatomi TelingaKoklea membentuk dua setengah putaran di sekitar inti tulang sentral, modiolus, yang mengandung pembuluh darah dan serabut saraf cabang koklear dari saraf vestibulokoklear (VII). Sekat membagi koklea menjadi tiga saluran terpisah.1Duktus koklear atau skala media, yang merupakan bagian labirin membranosa yang terhubung ke sakulus, adalah saluran tengah yang berisi cairan endolimfe. Dua bagian labirin tulang yang terletak di atas dan di bawah skala media adalah skala vestibuli dan skala timpani. Kedua skala tersebut mengandung cairan perilimfe dan terus memanjang melalui lubang pada apeks koklea, yang disebut helikotrema. Membran Reissner (membran vestibular) memisahkan skala media dari skala vestibuli, yang berhubungan dengan fenestra vestibuli. Membran Basilar memisahkan skala media dari skala timpani, yang berhubungan dengan fenestra cochleae.Skala media berisi organ Corti yang terletak pada membran basilar. Organ Corti terdiri dari reseptor, disebut sel rambut dan sel penunjang, yang menutupi ujung bawah sel-sel rambut dan berada pada membran basilar. Membran tektorial adalah struktur gelatin seperti pita yang merentang di atas sel-sel rambut. Ujung basal sel rambut bersentuhan dengan cabang bagian koklear saraf vestibulokoklear. Sel rambut tidak memiliki akson dan langsung bersinapsis dengan ujung saraf koklear.Gelombang bunyi (getaran) memasuki meatus auditori eksternal dan membentuk getaran dalam membran timpani. Getaran kemudian menjalar di sepanjang osikel telinga menuju fenestra vestibuli, mendorongnya masuk dan membentuk gelombang tekanan pada perilimfe skala vestibuli yang tidak dapat terkompresi.Gelombang tekanan dalam skala vestibuli menjalar sampai ke skala timpani dan menyebabkan fenestra cochleae menonjol keluar.Getaran yang dihantarkan cairan juga menyebabkan gelombang getar pada membran basilar, dengan luas gerakan yang berbeda sesuai dengan amplitudo dan frekuensi (kekuatan) getaran. Membran basilar secara bertahap melebar dari stapes sampai helikotrema. Ujung membran yang sempit bergerak untuk merespons seluruh frekuensi bunyi; gerakan ujung yang semakin melebar hanya terjadi untuk merespons frekuensi yang rendah. Nada bunyi adalah kumpulan frekuensi getaran (siklus) gelombang bunyi per detik. Manusia mampu mendengar bunyi yang berfrekuensi antara 20 dan 20.000 gelombang per detik. Intensitas bunyi adalah kumpulan amplitudo gelombang. Semakin besar amplitudo, semakin keras bunyi dan semakin besar getaran pada membran basilar. Sel-sel rambut melengkung akibat gerakan membran basilar, hal ini kemudian akan memicu impuls saraf. Serabut saraf koklear bersinapsis dalam medula dan dalam otak tengah untuk berasenden menuju korteks auditori, yang terletak jauh di dalam fisura lateral hemisfer serebral.Aparatus vestibular adalah istilah yang dipakai untuk utrikulus, sakulus dan duktus semisirkular, yang mengandung reseptor untuk ekuilibrium dan keseimbangan.1Aparatus vestibular mendeteksi perubahan posisi dan gerakan kepala. Seperti di koklea, semua komponen aparatus vestibular mengandung endolimfe dan dikelilingi oleh perilimfe. Juga, serupa dengan organ Corti, komponen vestibuler masing-masing mengandung sel-sel rambut yang berespons terhadap perubahan bentuk mekanis yang dicetuskan oleh gerakan-gerakan spesifik endolimfe.8Ekuilibrium statis adalah kesadaran akan posisi kepala terhadap gaya gravitasi jika tubuh tidak bergerak. Ini juga termasuk kesadaran untuk merespons perubahan dalam percepatan linear, yaitu kecepatan dan arah pergerakan kepala dan tubuh dalam satu garis lurus. Makula adalah reseptor untuk ekuilibrium statis. Satu makula terletak pada dinding utrikulus dan satu lagi pada dinding sakulus. Setiap makula terdiri dari sekumpulan sel penunjang dan sel reseptor khusus yang disebut sel rambut. Kumpulan rambut ini (sebenarnya silia yang dikelilingi mikrovili) menonjol membentuk massa gelatin, yang mengandung endapan kalsium yang disebut otolit. Saat kepala berada dalam posisi tegak lurus, otolit berada di bagian puncak sel rambut. Jika kepala dalam posisi miring, gaya gravitasi menyebabkan otolit berganti arah, sehingga melengkungkan sel-sel rambut, dan mengakibatkan aktivasi sel-sel reseptor. Sel-sel rambut juga mendeteksi percepatan atau perlambatan linear, seperti pada sebuah mobil atau sebuah lift. Perubahan berat pada otolit akan menstimulasi sel-sel rambut.1Aktivitas reseptor ditransmisi ke ujung saraf vestibular yang melilit di sekeliling dasar sel-sel rambut.

KesimpulanSetelah dilakukan tes ketajaman pendengaran, diketahui bahwa hasil tes pasien menunjukkan adanya gangguan pendengaran pada telinga kiri pasien. Dengan demikian hipotesis dapat diterima.

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,2004.2. Penampang telinga. Di unduh dari: http://hiruandon0abulcasis.blogspot.com/2011/08/pakai-headset-berbahaya.html , 18 April 2012.3. Hall JE. Buku saku fisiologi kedokteran Guyton & Hall. Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,2009.4. Van den Broek P, Feenstra L. Buku saku ilmu kesehatan tenggorok, hidung dan telinga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,2009.5. Soepardi EA, Iskandar HN. Buku ajar ilmu kesehatan telinga, hidung, tenggorok, kepala leher. Ed 5. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,2003.6. Tes rinne dan tes weber. Di unduh dari: http://hiruandon0abulcasis.blogspot.com/2011/08/pakai-headset-berbahaya.html , 16 April 2012.7. Satyanegara. Ilmu bedah saraf. Edisi 4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2010.8. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC,2001.1