PBL 24 Anemia Hemolitik

24
Anemia Hemolitik Raditia Kurniawan 102011219 / D-9 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta 2015 Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731 Email : [email protected] Abstrak : Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin,hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal individu sehat, pada umur, jenis kelamin, ras yang sama dan dalam kondisi lingkungan yang serupa. Anemia Hemolitik adalah anemia yang terjadi karena meningkatnya penghancuran sel darah merah. Dalam keadaan normal, sel darah merah mempunyai waktu hidup 120 hari. Jika menjadi tua, sel pemakan dalam sumsum tulang, limpa dan hati dapat mengetahuinya dan merusaknya. Dari anamnesis dan pemeriksaan yang tepat gejala anemia dapat dideteksi secara dini. Serta penanganan yang tepat pada orang dengan anemia hemolitik dapat teratasi. Kata kunci : anemia hemolitik, sel darah merah, sumsum tulang. Skenario : 1 | Page

description

Makalah PBL Blok 24 Anemia Hemolitik

Transcript of PBL 24 Anemia Hemolitik

Anemia HemolitikRaditia Kurniawan102011219 / D-9Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJakarta 2015Jl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731Email : [email protected]

Abstrak : Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin,hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal individu sehat, pada umur, jenis kelamin, ras yang sama dan dalam kondisi lingkungan yang serupa. Anemia Hemolitik adalah anemia yang terjadi karena meningkatnya penghancuran sel darah merah. Dalam keadaan normal, sel darah merah mempunyai waktu hidup 120 hari. Jika menjadi tua, sel pemakan dalam sumsum tulang, limpa dan hati dapat mengetahuinya dan merusaknya. Dari anamnesis dan pemeriksaan yang tepat gejala anemia dapat dideteksi secara dini. Serta penanganan yang tepat pada orang dengan anemia hemolitik dapat teratasi.Kata kunci : anemia hemolitik, sel darah merah, sumsum tulang.Skenario :Seorang pasien Ny. B, 25 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mudah lelah kurang lebih 2-3 minggu ini dan wajahnya terlihat agak pucat. Pasien tidak merasakan demam, mual muntah, frekuensi serta warna BAK dalam batas normal, dan frekuensi, warna, konsisten BAB masih dalam batas normal.PF: BB -kg, TB: -cm, keadaan umum: tampak sakit ringan, kesadaran CM, TD: -mmHg, N: -x/menit RR:x/menit, T: 0C, mata: konjungtiva anemias +/+, sklera: ikterik, leher:JVP:-cmH2O, thorak:pulmo/cor dalam batas normal, abdomen: Hepar: tidak teraba membesar, Lien:SI-II, ektremitas: dalam batas normal.Lab: Hb 9,5g/dl, Ht 30%, Leukosit 8900/ul, trombosit 230.000/ul, MCV 82fl, MCH 30pg, MCHC 34g/dl, hitung Retikulosit 6%.PendahuluanAnemia adalah penurunan kadar hemoglobin,hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal individu sehat, pada umur, jenis kelamin, ras yang sama dan dalam kondisi lingkungan yang serupa. Sedangkan arti dari Anemia haemolitik adalah suatu keadaan anemia yang terjadi oleh karena meningkatnya penghancuran dari sel eritrosit yang diikuti dengan ketidakmampuan dari sumsum tulang dalam memproduksi sel eritrosit untuk mengatasi kebutuhan tubuh terhadap berkurangnya sel eritrosit untuk mengatasi kebutuhan tubuh terhadap berkurangnya sel eritrosit tersebut, penghancuran sel eritrosit yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya hiperplasi sumsum tulang sehingga produksi sel eritrosit akan meningkat dari normal., hal ini terjadi bila umur eritrosit berkurang dari 120 hari menjadi 15-20 hari tanpa diikuti dengan anemia, namun bila sumsum tulang tidak mampu mengatasi keadaan tersebut maka akan terjadi anemia.

PembahasanAnamnesis1,2,4Anamnesis merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara. Anamnesis dapat dilakukan langsung kepada pasien, yang disebut autoanamnesis, atau dilakukan terhdap orangtua, wali, orang yang dekat dengan pasien, atau sumber lain, yang disebut aloanamnesis. Untuk pasien bayi dan anak yang belum dapat memberi keterangan, aloanamnesis paling sering digunakan.Pada pasien terutama pasien anak, sebagian terbesar data untuk menegakkan diagnosis diperoleh dari anamnesis. Hambatan langsung yang dijumpai dalam pembuatan anamnesis pasien anak ialah pada umumnya aloanamnesis, dan bukan autoanamnesis. Dalam hal ini, pemeriksa harus waspada akan terjadinya bias oleh karena data tentang keadaan pasien yang didapat mungkin berdasarkan asumsi orang tua atau pengantar.Langkah-langkah dalam pembuatan anamnesis: Identitas pasien: nama; umur; jenis kelamin; nama orangtua; alamat; umur, pendidikan dan pekerjaan orangtua; agama dan suku bangsa. Riwayat penyakit: keluhan utama Riwayat perjalanan penyakit Riwayat penyakit yang pernah diderita Riwayat kehamilan ibu Riwayat kelahiran Riwayat makanan Riwayat imunisasi Riwayat pertumbuhan dan perkembangan Riwayat keluarga

Kemudian dicari keterangan tentang keluhan dan gejala lain yang terkait. Setelah itu, pasien ditanyakan mengenai keluhan pada pasien tersebut: Mengeluh cepat lelah, Sering pusing, Mata berkunang- kunang, Merasakan demam, Lidah luka, Nafsu makan turun (anoreksia), Konsentrasi hilang, Nafas pendek (pada anemia parah) Perut membesar karena pembesaran lien dan hati

Pemeriksaan1,3,5,71.Pemeriksaan FisikA.InspeksiInspeksi dapat dilakukan secara umum untuk melihat perubahan yang terjadi secara umum dan secara lokal untuk melihat perubahan-perubahan lokal sampai yang sekecil-kecilnya. Bantuan pemeriksaan dengan kaca pembesar dapat dilakukan. Pemeriksaan ini mutlak dilakukan dalam ruangan yang terang. Anamnesis terarah biasanya ditanyakan pada penderita bersamaan dilakukan inspeksi untuk melengkapi data diagnostik. Untuk kasus anemia kita inspeksi keadaan umum pasien seperti kesadaran pasien, kulit pasien apakan pucat atau tidak, lihat apakah ada pembesaran pada hati dan lien nya. Serta didapatkan takikardi, takipnea, dan tekanan nadi yang melebar merupakan mekanisme kompensasi untuk meningkatkan aliran darah dan pengangkutan oksigen ke organ utama. Ikterus dapat dilihat pada anemia hemolitik.B.Palpasi Palpasi merupakan pemeriksaan dengan meraba, mempergunakan telapak tangan sebagai alat peraba. Pada penderita anemia hemolitik kita raba bagian hati dan lien nya apakah ada pembesaran atau tidak.C.AuskultasiAuskultasi merupakan pemeriksaan menggunakan stetoskop. Dengan cara auskultasi dapat didengar suara pernapasan, bunyi dan bising jantung, peristaltik usus, dan alirah darah dalam pembuluh darah. Pada auskultasi perlu diperhatikan adalah frekuensi denyut jantung.2.Pemeriksaan PenunjangA.Laboratorium1. Darah tepi : Hb rendah biasanya sekitar 9 10 g/dL Umur sel darah merah yang memendek Gambaran morfologi eritrosit : fragmentosit, mikrosferosit (warna tampak lebih gelap dengan diameter lebih kecil dibandingkan sel darah merah normal) Retikulosit meningkat 5 20 %

2. Pemeriksaan MCH, MCV, MCHC Mean Corpuscular Volume (MCV) Data yang diperlukan : nilai hematokrit (%) dan jumlah eritrosit (juta/uL) RumusVERHt (%)X 10 (fL)

E (juta/uL)

Nilai rujukan : 82-92 fL Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) Data yang diperlukan : kadar Hb (g/dl) dan jumlah eritrosit (juta/uL) RumusHERHb (g/dl)X 10 (pg)

E (juta/uL)

Nilai rujukan : 27-37 pg Mean Corpuscular Hemogloblin Concentration (MCHC) Data yang diperlukan : kadar Hb (g/dl) dan nilai hematokrit (%) RumusKHERHb (g/dl)X 100 (%)

Ht (%)

Nilai rujukan : 32-37 %Dalam kasus ini nilai MCV, MCH dan MCHC dalam nilai normal semua.Hasil pemeriksaan laboratorium pada anemia hemolitik dapat dibagi Dalam 3 kelompok:1. Gambaran peningkatan penghancuran sel darah merah Bilirubin serum meningkat Urobilinogen urin meningkat Sterkobilinogen feses meningkat Haptoglobin serum menurun2. Gambaran peningkatan produksi sel darah merah Retikulositosis Hiperplasia eritroid sumsum tulang

3. Sel darah merah rusak Morfologi: fragmentosit, mikrosferosit Umur sel darah merah yang memendek Kriteria Anemia (WHO)- dewasa: