Anemia Non Hemolitik

30
Hematopoi esi s ada lah pr oses pembentukan komponen sel darah melalui proses proliferasi, diferensiasi, dan maturasi. Pe mbentukan kompone n sel darah terbentuk dalam tempat yang berbeda sesuai dengan usia individu.  0-2 bulan (yolk sac)  2-7 bulan (hati, limpa)  5-9 bulan (sumsum tulang)  Sumsum tulang (pada semua tulang)  Ve rtebra, tulang iga, sternum, tulang tengkorak, sacrum dan pelis, u!ung pro"imal #emur  Secara garis besar perkembangan hematopoiesis dibagi dalam 3 periode: 1) Hematopoiesis yolk sac megaloblastik atau primitif) Sel darah dibuat dari !aringan mesenkim "#3 minggu setelah fertilisasi. $ula#mula terbentuk dalam blo od isl and yang merupakan pelopor dari sis tem vaskuler dan hemopoiesis. Selan!utnya sel eritroid dan megakariosit dapat diidentifikasikan dalam yolk sac pada masa gestasi 1% hari. Sel induk pri mitif hemato poies is berasal dari sel mesod er m mempu nya i res pon terhadap faktor pertumbuhan antara lain eritropoietin, &'#3, &'#% dan faktor stem. Sel induk hematopoiesis blood borne pluripotent hematopoietic pro genitors) mulai berkelompok dalam hati !anin pada masa gestasi (#% minggu dan pada masa gestasi minggu blood island mengalami regresi. ") Hematopoiesis hati definitif) Hematopoiesis hati berasal dari sel stem pluripotent yang berpindah dari yolk sac. Perubahan tempat hematopoiesis dari yolk sac ke hati dan kemudian sumsum tulang mempunyai hubungan dengan regulasi perkembangan oleh lingkungan mikro, produksi sitokin dan komponen merangsang adhesi dari matriks ekstraseluler, dan ekspresi pada reseptor. Pada masa ge st asi * mi ng gu , hemato po ie sis su da h terbentuk dalam hati. Hemato poi esi s dalam hati yang terutama adalah er itr opoiesis , +al aup un ma sih ditemukan sirkulasi granulosit dan trombosit. Hematopoiesis hati mencapai puncaknya pada masa gestasi #( bulan kemudian mengalami regresi perlahan#lahan. Pada massa pertengahan kehamilan, tampak pelopor hematopoietik terdapat di limpa, thimus, kelen!ar limfe dan gin!al. 3) Hematopoiesis medular $erupakan priode terakhir pembentukan sistem hematopoiesis dan dimulai se!ak masa gestasi bulan. -uang medular terbentuk dalam tulang ra+an dan tulang pan!ang dengan proses reabsorpsi.

Transcript of Anemia Non Hemolitik

Page 1: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 1/30

Hematopoiesis adalah proses pembentukan komponen sel darah melalui proses

proliferasi, diferensiasi, dan maturasi. Pembentukan komponen sel darah terbentuk

dalam tempat yang berbeda sesuai dengan usia individu.

  0-2 bulan (yolk sac)  2-7 bulan (hati, limpa)

  5-9 bulan (sumsum tulang)

  Sumsum tulang (pada semua tulang)  Vertebra, tulang iga, sternum, tulang tengkorak, sacrum dan pelis,

u!ung pro"imal #emur

  Secara garis besar perkembangan hematopoiesis dibagi dalam 3 periode:

1)  Hematopoiesis yolk sac megaloblastik atau primitif)

Sel darah dibuat dari !aringan mesenkim "#3 minggu setelah fertilisasi. $ula#mula

terbentuk dalam blood island yang merupakan pelopor dari sistem vaskuler dan

hemopoiesis. Selan!utnya sel eritroid dan megakariosit dapat diidentifikasikan dalam

yolk sac pada masa gestasi 1% hari.

Sel induk primitif hematopoiesis berasal dari sel mesoderm mempunyai respon

terhadap faktor pertumbuhan antara lain eritropoietin, &'#3, &'#% dan faktor stem. Sel

induk hematopoiesis blood borne pluripotent hematopoietic progenitors) mulai

berkelompok dalam hati !anin pada masa gestasi (#% minggu dan pada masa gestasi

minggu blood island mengalami regresi.

")  Hematopoiesis hati definitif)Hematopoiesis hati berasal dari sel stem pluripotent yang berpindah dari yolk sac.

Perubahan tempat hematopoiesis dari yolk sac ke hati dan kemudian sumsum tulang

mempunyai hubungan dengan regulasi perkembangan oleh lingkungan mikro, produksi

sitokin dan komponen merangsang adhesi dari matriks ekstraseluler, dan ekspresi pada

reseptor.

Pada masa gestasi * minggu, hematopoiesis sudah terbentuk dalam hati.

Hematopoiesis dalam hati yang terutama adalah eritropoiesis, +alaupun masih

ditemukan sirkulasi granulosit dan trombosit. Hematopoiesis hati mencapai puncaknya

pada masa gestasi #( bulan kemudian mengalami regresi perlahan#lahan. Pada massa

pertengahan kehamilan, tampak pelopor hematopoietik terdapat di limpa, thimus,kelen!ar limfe dan gin!al.

3)  Hematopoiesis medular

$erupakan priode terakhir pembentukan sistem hematopoiesis dan dimulai se!ak masa

gestasi bulan. -uang medular terbentuk dalam tulang ra+an dan tulang pan!ang

dengan proses reabsorpsi.

Page 2: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 2/30

Pada masa gestasi 3" minggu sampai lahir, semua rongga sumsum tulang diisi !aringan

hematopoietik yang aktif dan sumsum tulang penuh berisi sel darah. alam

perkembangan selan!utnya fungsi pembuatan sel darah diambil alih oleh sumsum

tulang, sedangkan hepar tidak berfungsi membuat sel darah lagi. Sel mesenkim yang

mempunyai kemampuan untuk membentuk sel darah men!adi kurang, tetapi tetap ada

dlaam susmsum tulang, ahti, limpa, kelen!ar getah bening dan dinding usus, dikenal

sebagai sistem retikuloendotelial.

  Hematopoiesis bermula dari suatu sel induk pluripoten bersama, yang dapat

menyebabkan timbulnya berbagai !alur sel yang terpisah. iferensiasi sel ter!adi dari

sel induk men!adi !alur eritroid, granulositik, dan !alur lain melalui progenitor

hemopoietik terikat commitedhaemopoietic progenitor ) yang terbatas dalam potensi

perkembangannya.

  /tas dasar pemeriksaan kariotipe yang canggih kromosom), semua sel darah

normal dianggap berasal dari satu sel induk pluripotensial dengan kemampuan

bermitosis. Sel induk dapat berdiferensiasi men!adi sel induk limfoid dan sel indukmieloid yang men!adi sel#sel progenitor. iferensiasi ter!adi pada keadaan terdapat

faktor perangsang koloni, seperti eritropoietin untuk pembentukan eritropoiesis ddan

0#S2 untuk pembentukan leukosit. Sel progenitor mengadakan diferensiasi melalui

satu !alan. $elalui serangkaian pembelahan dan pematangan, sel#sel ini men!adi sel

de+asa tertentu yang beredar dalam darah.

Hemopoiesis merupakan pembentukan sel#sel darah dari immatur men!adi maturdimana ter!adi proliferasi dan diferensiasi sel#sel progenitor yang membentukkomponen sel darah oleh stem sel sel induk).

Proses Hematopoiesis dalam sumsum tulang dinamakan HematopoiesisIntramedullar, sedangkan hematopoiesis di luar sumsum tulang !uga dapat ter!adi

dalam keadaan patologis dan dinamakan Hematopoiesis Ekstramedullaer.

Sel stem primitif yang umum dalam sumsum memiliki kemampuan untuk

bereplikasi, berproliferasi dab berdiferensiasi sendiri men!adi sel progenitor yang

semakin terspesialisasi, setelah mengalami banyak pembelahan sel dalam sumsum,

dan kemudian membentuk sel matur Sel darah merah, granulosit, monosit, trombosit

dan limfosit).

Hemopoiesis bermula dari suatu sel induk prulipoten bersama, yang dapat

menyebabkan timbulnya berbagai !alur sel yang terpisah. 2enotip sel induk manusia

yang tepat belum diketahui, tetapi pada u!i imunologik, sel ini adalah 3, 3#dan tampak seperti limfosit kecil atau sedang. iferensiasi sel ter!adi dari sel induk

men!adi !alur eritroid, granulositik, dan !alur lain melalui progenitor hemopoietik

terikat yang terbatas dalam potensi perkembangannya. /danya berbagai sel

progenitor yang berbeda dapat ditun!ukkan melalui teknik biakan in vitro. Progenitor

yang sangat dini diperiksa dengan melakukan biakan pada stroma sumsum tulang

sebagai sel pemula biakan !angka pan!ang, sedangkan progenitor lan!ut biasanya

Page 3: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 3/30

diperiksa pada media semi#padat. Salah satu contohnya adalah prekursor mieloid

campuran yang terdeteksi paling dini, yang menyebabkan timbulnya granulosit,

eritrosit, monosit, dan megakriosit, dan dinamakan 24 colony forming unit 5 unit

pembentuk koloni pada media biakan agar)#06$$. Sumsum tulang !uga merupakan

tempat asal utama limfosit dan terdapat bukti adanya sel prekursor sistem mieloid

dan limfoid.

$%&' *%+ ./%. %'V'1S VV

6rythropoietin 6po) $enstimulasi eritropoiesis

0$ 7 S2 $enstimulasi granulopoiesis dan produksi makrofag

0 7 S2 $enstimulasi granulopoiesis dan proliferasi dari beberapa sel

leukimia

$ 7 S2 $enstimulasi produksi makrofag

&'#3 $ulti S2) $enstimulasi granulosit, monosit, eusinofil, sel eritroit,

megakariosit dan produksi mast sel

8hrombopoietin $enstimulai thrombopoiesis

1.  6-98H-P&6S&S

Prekursor sel darah merah yang dapat dikenali paling a+al adalah pronormoblas.

$aturasi stage :

Stem cell 7 Pronormoblast 7 ;asophilic <ormoblast 7 Polychromatophilic normoblast 7

rtochromatophilic normoblast 7 retikulosit 7 Sel darah merah matur.

".  0-/<4'P&6S&S

Prekursor granulosit yang dikenali paling a+al adalah Promielosit.

$aturasi Stage :

$yeloblast 7 Promyelocyte 7 $yelocyte 7 $etamyelocyte 7 ;and form 7 $atur P$<

granulosit.

3.  '9$PH98P&6S&S

$aturasi Stage :

Pre 8 cell 8hymic 'ymphoblast) 7 6arly thymocyte 'arge ortical 8hymocyte) 7

&ntermediate 8hymocyte Small ortical 8hymocyte) 7 'ate 8hymocyte $edullary

8hymocyte) 7 $ature 8 ell.

.  8H-$;P&6S&S

$aturasi Stage :

Pluripotential stem cell 7 24 $eg 7 $egakariosit 7 $egakariosit maturasi 7 Platelet

Shading.

1.  *1'%.S*1 S1. 3%%4

Page 4: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 4/30

6-&8-S&8

4ntuk mengangkut hemoglobin agar berkontak erat dengan !aringan dan agar

pertukaran gas berhasil, eritrosit yang berdiameter =m harus dapat secara berulang

melalui mikrosirkulasi yang diameter minimumnya 3,( =m, untuk mempertahankan

hemoglobin dalam keadaan tereduksi ferro) dan untuk mempertahankan

keseimbangan osmotik +alaupun konsentrasi protein hemoglobin) tinggi di dalam sel.

Per!alanan secara keseluruhan selama masa hidupnya yang 1"> hari diperkirakan

sepan!ang > km 3>> mil). 4ntuk memenuhi fungsinya ini, eritrosit adalah cakram

bikonkaf yang fleksibel dengan kemampuan menghasilkan energi sebagai adenosin

trifosfat /8P) melalui !alur glikolisis anaerob 6mbden#$eyerhof) dan menghasilkan

kekuatan pereduksi sebagai </H melalui !alur ini serta sebagai nikotinamida adenin

dinukleotida fosfat tereduksi </PH) melalui !alur pintas heksosa monofosfat he?ose

monophosphate shunt). $etabolisme eritrosit dapat melalui dua !alur, yaitu :

a. @alur 6mbden#$eyerhof 

alam rangkaian reaksi biokimia ini, glukosa di metabolisme men!adi laktat.

4ntuk tiap molekul glukosa yang dipakai, dihasilkan dua molekul /8P dan dengan

demikian dihasilkan dua ikatan fosfat energi tinggi. /8P menyediakan energi tinggi

untuk mempertahankan volume, bentuk, dan kelenturan eritrosit. 6ritrosit

mempunyai tekanan osmotik lima kali lipat plasma dan adanya kelemahan intrinsik

membran menyebabkan pergerakan <a dan A yang ter!adi terus menerus.

iperlukan pompa natrium /8Pase membran dan pompa ini menggunakan satu molekul

/8P untuk mengeluarkan 3 ion natrium dari sel dan memasukkan dua ion kalium ke

dalam sel.@alur 6mbden#$eyerhof !uga menghasilkan </H yang diperlukan oleh enBim

methemoglobin reduktase untuk mereduksi methemoglobin hemoglobin teroksidasi)

yang tidak berfungsi, yang mengandung besi ferri dihasilkan oleh oksidasi sekitar 3C

hemoglobin tiap hari) men!adi hemoglobin tereduksi yang atif berfungsi ",3#P0 yang

dihasilkan pada pintas 'uebering#-apoport 'uebering#-apoport shunt), atau !alur

samping pada !alur ini membentuk suatu kompleks 1:1 dengan hemoglobin yang

penting dalam regulasi afinitas hemoglobin terhadap oksigen.

b. @alur heksosa monofosfat pentosa fosfat)

Sekitar (C glikolisis ter!adi melalui !alur oksidatif ini, dengan perubahan

glukosa#%#fosfat men!adi %#fosfoglukonat dan kemudian men!adi ribulosa#(#fosfat.

</PH dihasilkan dan berkaitan dengan glutation yang mempertahankan gugus

sulfhidril SH) tetap utuh dalam sel, termasuk SH dalam hemoglobin dan membran

eritrosit. </PH !uga digunakan oleh methemoglobin reduktase lain untuk

mempertahankan besi hemoglobin dalam keadaan 2e" yang aktif secara fungsional.

Page 5: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 5/30

Pada salah satu kelainan eritriosit diturunkan yang sering ditemukan yaitu defisiensi

glukosa#%#fosfat dehidrogenase50%P), eritrosit sangat rentan terhadap stres oksidasi.

H6$0';&<

2ungsi utama eritrosit adalah memba+a " ke !aringan dan mengembalikan

karbondioksida ") dari !aringan ke paru. 4ntuk mencapai pertukaran gas ini,

eritrosit mengandung protein khusus yaitu hemoglobin. 8iap eritrosit mengandung

sekitar %> !uta molekul hemoglobin. 8iap molekul hemoglobin Hb) / pada orang

de+asa normal hemoglobin yang dominan dalam darah setelah usia 3#% bulan) terdiri

atas empat rantai polipeptida D"E", masing#masing dengan gugus hemenya sendiri.

;erat molekul Hb/ adalah %.>>>. arah orang de+asa normal !uga mengandung dua

hemoglobin lain dalam !umlah kecil, yaitu Hb2 dan Hb/". Aeduanya !uga mengandung

rantai D, tetapi secara berurutan, dengan rantai F dan G, selain rantai E.

Perubahan utama dari hemoglobin fetus ke hemoglobin de+asa ter!adi 3#% bulansetelah lahir.

Sintesis heme erutama ter!adi di mitokondria melalui suatu rangkaian reaksi

biokimia yang bermula dengan kondensasi glisin dan suksinil koenBim / oleh ker!a

enBim kunci yang bersifat membatasi kecepatan reaksi yaitu asam G#aminolevulinat

/'/) sintase. Piridoksal fosfat vitamin ;%) adalah suatu koenBim untuk reaksi ini,

yang dirangsang oleh eritropoietin. /khirnya, protoporfirin bergabung dengan besi

dalam bentuk ferro 2e") untuk membentuk heme, masing#masing molekul heme

bergabung dengan satu rantai globin yang dibuat pada poliribosom. Suatu tetramer

yang terdiri dari empat rantai globin masing#masing dengan gugus hemenya sendiri

dalam suatu kantung kemudian dibentuk untuk menyusun suatu molekulhemoglobin.

".  %'*1&%S1 /1+%.% 6 /1+%.%a. Hubungan serangga dengan ge!ala

Serangga merupakan mahluk hidup yang mempunyai racun dalam tubuhnya.

-acun tersebut dapat masuk kedalam tubuh manusia le+at !alur topical permukaan

tubuh), racun tersebut dapat menyebabkan luka,sakit, dan kematianorganisme,

biasanya denganreaksi kimiaatau aktivitas lainnya dalam skala molekuldi dalam

tubuh.

b.  Patomekanisme mata kuning ikterus)

Pengertian

Penimbunan pigmen empedu dalam tubuh yang menyebabkan +arna kuning

pada !aringan yang disebabkan oleh kelebihan kadar bilirubin di dalam plasma dan

cairan ekstra seluler. apat dideteksi pada membran mukosa dan sklera bagian mata

Page 6: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 6/30

yang putih), kulit atau kemih yang men!adi gelap bila bilirubin serum mencapai "

sampai 3 mg51>> ml.

$etabolisme ;ilirubin <ormal

Sekitar > C # ( C bilirubin terbentuk dari pemecahan eritrosit tua dalam sistem

monosit# makrofag. $assa hidup rata rata eritrosit 1"> hari. Setiap hari dihancurkan

sekitar (> ml darah dan menghasilkan "(> 7 3(> mg bilirubin. Sekitar 1( 7 "> C pigmen

empedu total tidak bergantung pada mekanisme ini, tapi berasal dari destruksi sel

eritrosit matur dari sumsum tulang hematopoiesis tak efektif ) dan dari hemoprotein

lain, terutama dari hati.Pada katabolisme hemoglobin terutama ter!adi pada limpa), globin mula#mula

dipisahkan dari heme, setelah itu heme diubah men!adi beliverdin. ;ilirubin tak

terkon!ugasi kemudian dibentuk dari biliverdin. ;iliverdin adalah pigmen kehi!auan

yang dibentuk melalui oksidasi bilirubin. ;ilirubin tak terkon!ugasi larut dalam lemak,

tidak larut dalam air, dan tidak dapat diekskresi dalam empedu atau urine. ;ilirubin

tak terkon!ugasi berikatan dengan albumindalam suatu kompleks larut#air, kemudian

diangkut oleh darah ke sel#sel hati. $etabolisme bilirubin di dalam hati berlangsung

dalam tiga langkah : ambilan, kon!ugasi, dan ekskresi. /mbilan oleh sel hati

memerlukan dua protein hati, yaitu yang diberi simbol sebagai protein 9 dan I.

Aon!ugasi bilirubin dengan asam glukuronat dikatalisis oleh enBim glukoronil

transferase dalam retikulum endoplasma. ;ilirubin terkon!ugasi tidak larut dalam

lemak, tetapi larut dalam air dan dapat diekskresi dalam empedu dan urine. 'angkah

terakhir dalam metabolisme bilirubin hati adalah transpor bilirubin terkon!ugasi

melalui membran sel ke dalam empedu melalui suatu proses aktif. ;ilirubin tak

Page 7: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 7/30

terkon!ugasi tidak diekskresikan ke dalam empedu, kecuali setelah proses foto#

oksidasi atau fotoisomerisasi.

;akteri usus mereduksi bilirubin terkon!ugasi men!adi serangkaian senya+a yang

disebut sterkobilin atau urobilnogen. Iat 7 Bat ini yang menyebabkan feses ber+arna

coklat. Sekitar 1> hingga ">C urobinilogen mengalami siklus interohipatik, sedangkan

se!umlah kecil diekskresi dalam urine.

 

Pembentukan ;ilirubin ;erlebihan

Penyakit hemolitik atau peningkatan la!u destruksi eritrosit merupakan

penyebab tersering dari pembentukan bilirubin yang berlebihan. &kteus yang timbul

sering disebut sebagai ikterus hemolitik. Aon!ugasi dan transfer pigmen empedu

berlangsung normal, tetapi suplai bilirubin tak terkon!ugasi melampaui kemampuanhati. Hal ini dapat meningkatkan bilirubin tak terkon!ugasi dalam darah. $eskipun

demikian, pada penderita hemolitik berat, kadar bilirubin serum !arang melebihi (

mg5dl dan ikterus yang timbul bersifat ringan serta ber+arna kuning pucat. ;ilirubin

tak terkon!ugasi tidak larut dalam air, sehingga tidak dapat diekskrsikan dalam urin

dan tidak ter!adi bilirubinuria. <amun demikian ter!adi peningkatan pembentukan

urobilinogen akibat peningkatan beban bilirubin terhadap hati dan peningkatan

kon!ugasi serta ekskresi), yang selan!utnya mengakibatkan peningkatan eksresi dalam

feses dan urin. 4rin dan feses ber+arna lebbih gelap.

;eberapa penyebab laBim ikterus hemoltik adalah hemoglobin abnormal

hemoglobin S pada anemia sel sabit), eritrosit abnormal sferositosis herediter),antibodi dalam serum inkompatibilitas -h atau tranfusi atau akibat penyakit auto

imun), pemberian beberapa obat dan peningkatan hemolisis. Sebagian kasus ikterus

hemolitik dapat disebabkan oleh suatu proses yang disebut sebagai eritropoisis yang

tidak efektif. Proses ini meningkatkan destruksi eritrosit atau prekursornya dalam sum

7 sum tulang talasemia, anemia pernisiosa dan porfiria).

Patomekanisme hyperbilirubinemia sehingga ter!adi ikterus :

pembentukkan bilirubin yang berlebihan

peningkatan kecepatan desktruksi sel darah merah merupakan penyebab utama

dari pembentukan blirubin yang berlebihan. &kterus yang sering timbul disebut ikterus

hemolitik. Aonyugasi dan transfer pigmen empedu berlangsung normal, tetapi suplai

bilirubin tak terkonyugasi melampaui kemampuan hati.

/angguan engambilan ilirubin

pengambilan bilirubin yang tak terkonyugasi yang terikat albumin oleh sel#sel hati

dilakukan dengan cara memisahkannya albumin dan mengikatkannya pada protein

penerima. Hanya beberapa obat yang telah terbukti menun!ukkan pengaruh terhadap

Page 8: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 8/30

pengambilan bilirubin oleh sel#sel hati: asam flavaspidatdi pakai untuk mengobati

cacing pita),novobiosin, dan beberapa Bat pe+arna kolesisfografik. Hiperbilirubinemia

tak terkonyugasi dan ikterus biasanya menghilang bila obat yang men!adi penyebab

dihentikan.

/angguan &onyugasi ilirubin

hiperbilirubinemia yang tak terkonyugasi yang berlebihan J 1",* mg5 1>> m')

yang mulai ter!adi pada hari kedua sampe kelima lahir disebut ikterus fisiologis pada

neonatus. &kterus neonatal yang normal ini disebabkan oleh kurang matangnya enBim

glukoronil transferase. /ktivitas glukoronil transferase biasanya meningkat beberapa

hari setelah lahir sampai sekitar minggu kedua, dan setelah itu ikterus biasa.

1.  4/% .1*%4 '14%3% S&1%

'emah ter!adi akibat menurunnya eritosit dan hemoglobin dalam darah.

Hemoglobin bertugas untuk menyuplai oksigen ke tubuh. /kibat dari berkurnagnya

hemboglobin maka oksigen !uga ikut berkurang. ;erkurangnya oksigen menyebabkan

metabolism sel menurun dan ter!adinya kompensasi tubuh berupa metabolism

anaerob. Hal ini mengurangi pembentukan /8P yang ter!adi di dalam tubuh sehingga

energy yang terbentuk sedikit. 6nergy yang sedikit inilah yang menyebabkan

kelemahan dapat ter!adi.

8  *1/%% '3%& 3S1'% 31*%*

emam merupakan tanda adanya imnflamasi yang ter!adi dan tanda adanya

perla+anan terhadap antibody terhadap toksin yang masuk ke dalam tubuh manusia.

6tiologi demam untuk scenario ini dapat diketahui dengan melihat etiologi ge!ala#

ge!ala lain dalam scenario dan hal#hal yang berhubungan dengan ter!adinya demam.

$isalnya sa!a pada ge!ala mata kuning. 0e!ala ini ter!adi karena adanya kelebihan

bilirubin yang ter!adi dalam darah. imana hal ini ter!adi karena adanya destruksi

eritrosit yang ter!adi sehingga hemoglobin lepas dari ieritrosit. Hemoglobin

mengalami hemolisis karena destruksi ini. estruksi ini ter!adi karena cairan toksin

yang dilepaskan serangga ke dalam tubuh manusia. 8oksin yang pada umumnya adapada serangga yaitu pteromone yang tersusun dari protein dan Bat#Bat kimia lain.

/pabila hemolisis yang ter!adi masih bisa dikompensasi oleh sum#sum tulang maka

tidak ter!adi anemia. <amun bila ter!adi peningkatan destruksi eritrosis akan

menyebakan hemolisis yang berlebihan sehingga sum#sum tulang tidak mampu untuk

mengkompensasi kebutuhan eritrosit dalam darah. 8er!adinya destruksi !uga bias

ter!adi karena antibody menyerang eritrosit sendiri. /ntibody di dalam tubuh manusia

Page 9: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 9/30

beker!a karena adanya benda#benda asing di dalam tubuh manusia. ;enda# benda

asing ini bisa !uga merupakan toksin yang masuk melalui sengatan serangga. <amun,

ge!ala demam yang ter!adi tidak serta merta saat masuknya toksin tersebut. <amun

ada masa inkubasi dari virus yang masuk ked alma tubuh manusia. ontohnya

plasmodium viva? pada malaria tersiana yang masa inkubasinya #1 hari. &ntinya

demam yang ter!adi bisa sa!a ter!adi ada kasus ini. Hanya tinggal menunggu masa

ketahanan antibodinya prof.& $ade ;akta K $anual of linical Hematology).

2  .%/&%4 11/%&% 3%/SS

  Pendekatan diagnostik untuk penderita anemia

4ntuk menegakkan diagnosis anemia harus ditempuh 3 langkah, yaitu:

1.  $embuktikan adanya anemia

".  $enetapkan !enis anemia yang di!umpai

3.  $enentukan penyebab anemia tersebut

4ntuk dapat melaksanakan ketiga langkah tersebut, dilakukan:

1.  Pendekatan klinik

".  Pendekatan laboratorik

3.  Pendekatan epidemiologik

;erikut ada rangkaian langkah untuk menegakkan diagnosis pada kasus#kasus anemia:

1.  /namnesis

Seperti anamnesis pada umumnya, anamnesis pada kasus anemia harus ditu!ukan

untuk mengeksplorasi

a.  -i+ayat penyakit sekarangb.  -i+ayat penyakit terdahulu

c.  -i+ayat giBi

d.  /namnesis mengenai lingkungan, pemaparan bahan kimia, dan fisik serta ri+ayat

pemakaian obat

e.  -i+ayat keluarga

".  Pemeriksaan fisik

a.  Larna kulit : pucat, plethora, sianosis, ikterus, kulit telapak tangan kuning seperti

!erami

b.  Purpura : Petechie atau echymosis

c.  Auku : koilonychiad.  $ata : ikterus, kon!ungtiva pucat, perubahan fundus

e.  $ulut : ulserasi, hypertrophy gusi, pendarahan gusi, atrofi papil, glossitis dan

stomatitis angularis

f.  'imfadenopati

g.  Hepatomegali

h.  Splenomegali

Page 10: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 10/30

i.  <yeri tulang atau nyeri sternum

!.  Hemartrosis atau ankilosis sendi

k.  Pembengkakan testis

l.  Pembengkakan parotis

m.  Aelainan sistem saraf 

3.  Pemeriksaan laboratorium hematologic

a.  8es penyaring: tes ini diker!akan pada tahap a+al setipa kasus anemia. engan

pemeriksaan ini dapat dipastikan adanya anemia dan morfologi anemia tersebut.

Pemeriksaan ini meliputi kadar hemoglobin, indeks eritrosit $M, $H, $H), -L,

dan apusan darah tepi.

b.  Pemeriksaan rutin: pemeriksaan ini !uga diker!akan pada semua kasus anemia untuk

mengetahui kelainan leukosit dan trombosit. Pemeriksaan yang dilakukan antara lainN

'6, hitung differensial, dan hitung retikulosit.

c.  Pemeriksaan sumsum tulangN pemeriksaan ini harus diker!akan pada sebagian besar

kasus anemia untuk mendapatkan diagnosis definitive +alaupun tidak semuamemerlukannya.

d.  Pemeriksaan atas indikasi khusus: pemeriksaan ini baru diker!akan !ika kita telah

mempunyai dugaan diagnosis a+al dengan tu!uan untuk mengkonfirmasi. Pemeriksaan

tersebut antara lain:

O  /nemia defisiensi besi : iron serum, TIBC, saturasi transferrin, dan ferritin serum.

O  /nemia megaloblastik: asam folat darah, vitamin ;1".

O  /nemia hemolitik : hitung retikulosit, tes oombs , elekroforesis Hb.

O  /nemia pada leukemia akut: pemeriksaan sitokimia

.  Pemeriksaan laboratorium non hematologik

  Pemeriksaan#pemeriksaan yang harus dilakukan antara lain: faal gin!al, faalendokrin, asam urat, faal hati, biakan kuman dan lain 7lain. ;erbagai !enis anemia

dapat disebabkan oleh penyakit sistemik seperti gagal gin!al kronik, penyakit hati

kronik dan lain#lain.

(.  Pemeriksaan penun!ang lain

Pada pemeriksaan kasus anemia diperlukan pemeriksaan penun!ang sepertiN

a.  ;iopsi kelen!ar yang dilan!utkan dengan pemeriksaan histopatologi

b.  -adiologi

c.  Pemeriksaan sitogenik

d.  Pemeriksaan biologi molekuler P-, 2&SH dan lain#lain).

:  &.%S$&%S %1*%

/nemia dapat diklasifikasikan berdasarkan morfologi dan etiologi. Alasifikasi

morfologi didasarkan pada ukuran (makro dan mikro) dan kandungan

hemoglobin (kromik).

Page 11: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 11/30

o *or#ologi sel &eterangan enyebab +enis anemia

1 /nemia

normokromik

normositik

Penghancuran atau

penurunan !umlah

eritrosit tanpa di

sertai kelainanbentuk dan

konsentrasi

hemoglobin

Aehilangan darah akut,

hemolisis, penyakit

kronis yang meliputi

infeksi, gangguanendokrin, gangguan

gin!al, kegagalan sum

sum tulang, K

penyakit#penyakit

infiltratif metastasis

pd sum sum tulang.

a.  /nemia aplastik

b.  /nemia

posthemoragik

c.  /nemia hemolitikd.  /nemia Sickle ell

e.  /nemia pad

penyakit kronis

" /nemia

normokromik

makrositik

;entuk eritrosit yang

besar dengan

konsentrasi

hemoglobin yangnormal

8erganggunya 5

terhentinya sintesis

asam

deoksiribonukleat</), serta dapat

ter!adi pada

kemoterapi kanker

karena agen#agen

mengganggu sintesis

</

a.  /nemia pernisiosa

b.  /nemia defisiens

folat

3 /nemia

hipokromik

mikrositik

;entuk eritrosit yang

kecil dengan

konsentrasi

hemoglobin yang

menurun

4mumnya

mencerminkan

insufisiensi sintesis

heme 5 kekurangan

Bat besi

a.  /nemia defisiens

besi

b.  /nemia sideroblastik

c.  8halassemia

/nemia dapat !uga diklasifikasikan menurut etiologinya, yaitu :

1. Peningkatan hilangnya S$ dan penurunan5kelainan pembentukan sel. $eningkatnya

kehilangan S$ dapat di sebabkan oleh:

a.  Perdarahan Q di akibatkan dari trauma 5 ulkus atau akibat perdarahan kronis karena

polip di kolon, keganasan, hemoroid 5 menstruasi.

b. Penghancuran S$ hemolisis) Q ter!adi !ika gangguan pada S$ itu sendiri

memperpendek siklus hidupnya kelainan intrinsic) atau perubahan lingkungan yangmenyebabkan penghancuran S$ kelainan ekstrinsik).

Aeadaan S$ yang mengalami kelainan bersifat Herediter:

1)  hemoglobin abnormal hemoglobinopati) Q anemia sel sabit

")  gangguan sintesis globin Q thalasemia

3)  kelainan membrane S$ Q sferositosis herediter dan eliptositosis

Page 12: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 12/30

)  defisiensi enBim Q defisiensi glukosa#%#fosfat dehidrogenase 0%P) dan defisiensi

piruvat kinase.

".  ;erkurangnya 5 terganggunya produksi S$ diseritropoiesis)

a.  Aeganasan !aringan metastatic, leukemia, limfoma, K myeloma multiple), Pa!anan

terhadap obat#obat K Bat kimia toksik, serta &radiasi yang dapat mengurangi produksi

efektif S$.

b.  Penyakit#penyakit kronis gin!al K hati), serta infeksi dan defisiensi endokrin.

;  3$$11'%. 3%/SS

%nemia 4emolitik

/nemia hemolitik adalah anemia yang di sebabkan oleh proses hemolisis, yaitu

pemecahahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum +aktunya normal umur

eritrosit 1>>#1"> hari)./nemia hemolitik adalah anemia karena hemolisis, kerusakan abnormal sel#sel

darah merah sel darah merah), baik di dalam pembuluh darah hemolisis

intravaskular) atau di tempat lain dalam tubuh e?travascular).

/nemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan karena ter!adinya

penghancuran darah sehingga umur dari eritrosit pendek umur eritrosit normalnya

1>> sampai 1"> hari).

/nemia hemolitik merupakan kondisi dimana !umlah sel darah merah H;) berada di

ba+ah nilai normal akibat kerusakan dekstruksi) pada eritrosit yang lebih cepat dari

pada kemampuan sumsum tulang mengantinya kembali. @ika ter!adi hemolisis

pecahnya sel darah merah) ringan5sedang dan sumsum tulang masih bisamengompensasinya, anemia tidak akan ter!adi, keadaan ini disebut anemia

terkompensasi. <amun !ika ter!adi kerusakan berat dan sumsum tulang tidak mampu

menganti keadaan inilah yang disebut anemia hemolitik.

/nemia hemolitik sangat berkaitan erat dengan umur eritrosit. Pada kondisi normal

eritrosit akan tetap hidup dan berfungsi baik selama 1"> hari, sedang pada penderita

anemia hemolitik umur eritrosit hanya beberapa hari sa!a.

1pidemiologi

Sferositosis herediter merupakan anemia hemolitik yang sangat berpengaruh di

6ropa ;arat, ter!adi sekitar 1 dari (>>> individu. Sferositosis mengenai demua !enis

etnis namun pada ras non kaukasian tidak diketahui. Sferositosis herediter paling

sering diturunkan secara dominan autosomal. Pada beberapa kasus, sferositosis

herediter mungkin disebabkan karena mutasi atau anomali sitogenik.%

i /merika, prevalensi eliptospirosis kira#kira 3#( per 1>.>>>. eliptospirosis

paling sering pada orang /frika dan /merika. 6liptospirosis sering ter!adi pada daerah

dengan endemik malaria. i /frika ppada area ekuator, eliptospirosis ter!adi sekitar

Page 13: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 13/30

">,%C. ;entuk lain dari penyakit ini ditemukan pada /sia 8enggara yang ditemukan

sekitar 3>C darai populasi. Penyakit ini diturunkan secara dominan autosomal.%

efisiensi 0%P dilaporkan di seluruh dunia. 2rekuensi tertinggi ter!adi pada

daerah tropis dan subtropis. 8elah dilaporkan lebih dari 3(> varian. /da banyak variasi

pada e?presi klinis pada varian enBim.%

8alasemia merupakan sindroma kelainan darah herediter yang paling sering

ter!adi di dunia, sanagt umum ter!adi di sepan!ang sabuk talasemia yang sebagian

besar +ilayahnya merupakan endemis malaria. 0en talasemia sangat luas tersebar

dan kelainan ini diyakini merupakan penyakit genetik manusia yang paling prevalen.

i beberapa /sia 8enggara sebanyak >C dari populasi memiliki satu atau lebih gen

talasemia. aerah geografi dimana talasemia merupakan prevalen yang sangat paralel

dengan Plasmodium falciparum dulunya merupakan endemik.R

&nsiden anemia hemolitik autoimun kira#kira 1 dari >.>>> populasi. Pada

perempuan predominan ter!adi tipe idiopatik. 8ipe sekunder ter!adi peningkatan pada

umur ( tahun dimana variasi idiopatik ter!adi sepan!ang hidup.%,

Aelainan hemolitik yang terpenting dalam praktek pediatrik adalah

eritroblastosis fetalis pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh trnsfer transplasenta

antibodi ibu yang aktif terhadap eritrosit !anin, yaitu anemia hemolitik isoimun.

6ritroblastosis fetalis disebut emolitik !isease of the "e#born H<).*

1tiologi

Penyakit anemia hemolitik dapat dibagi men!adi " golongan besar, yaitu:

1. 0olongan dengan penyebab hemolisis yang terdapat dalam eritrosit sendiri.

4mumnya peneyebab hemiolisis ini adalah kelainan ba+aan kongenital).

". 0olongan dengan penyebab hemolisis ekstraseluler. ;iasanya penyebabnya

merupakan faktor yang di dapat acuired).3

O  /angguan intrakorpuskular (kongenital)

Aelainan ini umumnya disebabkan karena adanya gangguan metabolisme dalam

eritrosit itu sendiri. Aeadaan ini dapat digolongkan men!adi 3, yaitu:

$)  %angguan pada struktur dinding eritrosit

0angguan pada struktur didnding eritrosit terbagi men!adi:

a. Sferositosis

Aelainan kongenital ini sering ter!adi pada orang 6ropa ;arat. Pada penyakit ini

umur eritrosit lebih pendek, kecil, bundar dan resistensinya terhadap <al hipotonis

men!adi rendah. 'impa membesar dan sering ter!adi ikterus.!umlah retikulosit

men!adi meningkat. Hemolisis diduga disebabkan karena kelainan membran eritrosit.

Pada anak ge!ala anemia lebih menyolok dibanding ikterus. Aelainan radiologis

ditemukan pada anak yang telah lama menderita penyakit ini. >#>C penderita

sferositosis ditemukan kolelitiasis.

b. valositosis eliptositosis)

Page 14: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 14/30

Pada penyakit ini (>#*>C eritrositnya berbentuk oval. Penyakit ini diturunkan

secara dominan menurut hukum $endel. Hemolisis tidak seberat sferositosis.

Splenektomi biasanya dapat mengurangi hemolisis.

c. /#beta lipoproteinemia

Pada penyakit ini ter!adi kelainan bentuk eritrosit. iduga kelainan bentuk ini

disebabkan oleh kelainan komposisi lemak pada dinding sel.

d. 0angguan pembentukan nukleotida

Aelainan ini menyebabkan dinding eritrosit mudah pecah, misalnya pada

panmielopatia tipe fanconi.

&)  %angguan en'im yang mengakibatkan kelainan metabolisme dalam eritrosit.

Setiap gangguan metabolisme dalam eritrosit akan menyebabkan umur erotrosit

men!adi pendek dan timbul anemia hemolitik.

a. efisiensi glucosePhosphate!ehydrogenase 0#%P)

efisiensi 0#%P ditemukan pada berbagai bangsa di dunia. Aekurangan enBim ini

menyebabkan glutation tidak tereduksi. 0lutation dalam keadaan tereduksi didugapenting untuk melindungi eritrosit dari setiap oksidasi, terutama obat#obatan.

Penyakit ini diturunkan secara dominan melalui kromosom T. Proses hemolitik dapat

timbul akibat atau pada:

O  bat#obatan. asetosal, piramidon, sulfa, obat anti malaria, dll)

O  $emakan kacang babi

O  ;ayi baru lahir.

b. efisiensi glutation reduktase

Aadang disertai trombopenia dan leukopenia.

c. efisiensi glutation

Penyakit ini diturunkan secara resesif dan !arang ditemukan.d. efisiensi piruvat kinase

Pada bentuk homoBigot ter!adi lebih berat. Ahasnya ter!adi peninggian kadar ",3

difosfogliserat.

e. efisiensi Triose Phosphate Isomerase

0e!ala mirip dengan sferositosis, tetapi tidak terdapat fragilitas osmotik dan hasil

darah tepi tidak ditemukan sferositosis. Pada keadaan homoBigot ter!adi lebih berat

dan bayi akan meninggal di tahun pertama kehidupannya.

f. efisiensi !ifosfogliserat *utase

g. efisiensi heksokinase

h. efisiensi gliseraldehid+fosfat dehidrogenase

+) emoglobinopatia

  Hemoglobin orang de+asa normal terdiri dari Hb/ yang merupakan *C dari

seluruh hemoglobinnya. Hb/" yang tidak lebih dari "C dan Hb2 yang tidak lebih dari

3C. Pada bayi baru lahir Hb2 merupakan bagian terbesar dari hemoglobinnya *(C),

kemudianntrasi Hb2 akan menurun, sehingga pada umur 1 tahun telah mencapai

keadaan normal. 8erdapat " golongan besar gangguan pembentukan hemoglobin yaitu:

Page 15: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 15/30

a.  0angguan struktural pembentukan hemoglobin hemoglibin abnormal) misalnya

HbS, Hb6 dan lain#lain.

Aelainan hemoglobin ini ditentukan oleh adanya kelainan genetik yang dapat

mengenai Hb/, Hb/" atau Hb2. Pada penyakit ini ter!adi pergantian asam amino

dalam rantai polipeptida pada tempat#tempat tertentu atau tidak adanya asam amino

atau beberapa asam amino pada tempat#tempat tersebut. Aelainan yang paling sering

ter!adi pada rantai E dan G.

b.  0angguan !umlah salah satu atau beberapa rantai globin misalnya talasemia.

8alasemia merupakan penyakit anemia hemolitik yang herediter yang diturunkan

secara resesif . i &ndonesia, talasemia merupakan penyakit terbanyak di antara

golongan anemia hemolitik dengan penyebab intrekorpuskuler.

Secara klinis talasemia dibagi men!adi " golongan yaitu talasemia mayor homoBigot)

yang memberikan ge!ala klinis yang khas dan talasemia minor yang biasanya tidak

memberi ge!ala.

O  /angguan ekstrakorpuskuler (acquired )

0angguan ini biasanya didapat yang dapat disebabkan oleh:

1.  bat#obatan, racun ular, !amur, bahan kimia bensin, saponin,air), toksin hemolisin)

Streptococcus, virus, malaria, luka bakar.

".  Hipersplenisme. Pembesaran limpa apapun sebabnya dapat menyebabkan

penghancuran erotrosit.

3.  /nemia oleh karena ter!adinya penghancuran eritrosit akibat ter!adinya reaksi

antigen#antibodi seperti:

a)  /ntagonisme /; atau inkompatibilitas golongan darah lain seperti -hesus dan $<

b)  /lergen atau hapten yang berasal dari luar tubuh, tapi dalam tubuh melekat padapermukaan eritrosityang merangsang pembuatan anti yang kemudian menimbulkan

reaksi antigen#antibodi yang menyebabkan hemolisis.

c)  Hemolisis akibat proses autoimun.3

atogenesis

Proses hematopoesis pada embrio !anin ter!adi diberbagai tempat, termasuk hati,

limpa,timus,kelen!ar getah bening, dan sumsum tulang. Se!ak lahir sepan!ang sisa

hidupnya terutama di sumsum dan sebagian kecil di kelen!ar getah bening. 1>

alam keadaan normal, sel#sel darah merah yang sudah tua difagositosis oleh sel#

sel retikuloendotelial, dan hemoglobin diuraikan men!adi komponen#komponen

esensialnya. ;esi yang didapat dikembalikan ke transferin untuk pembentukan sel

darah merah baru dan asam#asam amino dari bagian globin molekul dikembalikan ke

kompartemen asam amino umum. incin protoporfirin pada heme diuraikan di

!embatan alfa metana dan karbon alfanya dikeluarkan sebagai karbon monoksida

melalui ekspirasi. 8etrapirol yang tersisa meninggalkan sel retikuloendotelial sebagai

bilirubin indirek dan men!adi hati, tempat Bat ini terkon!ugasi untuk ekskresi di

Page 16: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 16/30

empedu. ui usus, biliruin glukoronida diubah men!adi urobilinogen untuk eksresi di

tin!a dan urin.",3

  Hemolisis dapat ter!adi intravaskuler dan ekstravaskuler. Pada hemolisis

intravaskuler, destruksi eritrosit ter!adi langsung di sirkulasi darah. Sel#sel darah

merah !uga dapat mengalami hemolisis intravaskuler disertai pembebasan hemoglobin

dalam sirkulasi. 8etramer hemoglobin bebas tidak stabil dan cepat terurai men!adi

dimer alfa#beta, yang berikatan dengan haptoglobulin dan disingkarkan oleh hati.

Hemoglobin !uga dapat teroksidasi men!adi methemoglobin dan terurai men!adi gugus

globin dan heme. Sampai pada tahap tertentu, heme bebas dapat terikat oleh

hemopeksin dan atau albumin untuk selan!utnya dibersihkan oleh hepatosit. Aedua

!alur ini membantu tubuh menghemat besi untuk menun!ang hematopoiesis. /pabila

haptoglobin telah habis dipakai, maka dimer hemoglobinyang tidak terikat akan di

eksresikan oleh gin!al sebagai hemoglobin bebas, methemoglobin, atau

hemosiderin.",11

  Hemolisis yang lebih sering adalah hemolisis ekstravaskuler. Pada hemolisisekstravaskuler destruksi sel eritrosit dilakukan oleh sistem retikuloendotelial karena

sel eritrosit yang telah mengalami perubahan membran tidak dapat melintasi sistem

retikuloendotelial sehingga difagositosis dan dihancurkan oleh makrofag."

  Se!umlah bahan dan kelainan dengan kemampuan dapat merusak eritrosit

yang dapat menyebabkan destruksi prematur eritrosit. i antara yang paling !elas

telah di pastikan adalah antibodi yang berikatan dengan anemia hemolitik. iri khas

penyakit ini adalah dengan u!i oombs direk positif, yang menun!ukkan imunoglobulin

atau komponen komplemen yang menyelubungi permukaan eritrosit. Aelainan

hemolitik yang terpenting dalam praktek pediatrik adalah penyakit hemolitik bayi

baru lahir eritroblastosis fetalis) atau H< yang disebabkan oleh transfertransplasenta antibodi ibu yang aktif terhadap eritrosit !anin, yaitu anemia hemolitik

isoimun."

  Pada Hemolytic isease of the <e+born H<) sering ter!adi ketika ibu dengan

-h#) mempunyai anak dari seorang pria yang memiliki -h). Aetika -h bayi )

seperti ayahnya, masalah dapat ter!adi !ika sel darah merah si bayi dengan -h)

sebagai benda asing. Sistem imun ibu kemudian menyimpan antibodi tersebutketika

benda asing itu muncul kembali, bahkan pada saat kehamilan berikutnya. Sekarang -h

ibu terpapar.*

  Pada anemia hemolitik autoimun, antibodi abnormal ditu!ukan kepada

eritrosit, tetapi mekanisme patogenesisnya belum !elas. /utoantibodi mungkin

dihasilkan oleh respon imun yang tidak serasi terhadap antigen eritrosit. /tau, agen

infeksi dapat dengan sesuatu cara mengubah membran eritrosit sehingga men!adi

Uasing atau antigenik terhadap hospes."

'anda dan /e!ala &linis

Page 17: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 17/30

v Aadang 7 kadang Hemolosis ter!adi secara tiba# tiba dan berat, menyebabkan krisis

hemolotik, yang menyebakan krisis hemolitik yang di tandai dengan:

1. emam

". $engigil

3. <yeri punggung dan lambung

. Perasaan melayang

(. Penurunan tekana darah yang berarti

v Secara mikro dapat menun!ukan tanda#tanda yang khas yaitu:

1. Perubahan metabolisme bilirubin dan urobilin yang merupakan hasil pemecahan

eritrosit. Peningkatan Bat tersebut akan dapat terlihat pada hasil ekskresi yaitu urin

dan feses.

". Hemoglobinemia : adanya hemoglobin dalam plasma yang seharusnya tidak ada

karena hemoglobin terikat pada eritrosit. Pemecahan eritrosit yang berlebihan akan

membuat hemoglobin dilepaskan kedalam plasma. @umlah hemoglobin yang tidak

dapat diakomodasi seluruhnya oleh sistem keseimbangan darah akan menyebabkanhemoglobinemia.

3. $asa hidup eritrosit memendek karena penghancuran yang berlebih.

. -etikulositosis : produksi eritrosit yang meningkat sebagai kompensasi

banyaknya eritrosit yang hancur sehingga sel muda seperti retikulosit banyak

ditemukan.

v 0e!ala umum pada anemia adalah nilai kadar H; JRg5dl, sedang ge!ala hemolisisnya

berupa ikterus kuning) akibat peningkatan kadar bilirubin indirect dalam darah,

pembengkakan limfa splenomegali), pembengkakan organ hati hepatomegali) dan

kandung batu empedu kholelitiasis). 8anda dan ge!ala lebih lan!ut sangat tergantung

pada penyakit yang menyertai.

enatalaksanaan

rang dengan anemia hemolitik yang ringan mungkin tidak membutuhkan

pengobatan khusus selama kondisinya tidak !elek. Seseorang dengan anemia hemolitik

berat biasanya membutuhkan pengobatan berkelan!utan. /nemia hemolitik yang

berat dapat men!adi fatal !ika tidak diobati dengan tepat.

8u!uan pengobatan anemia hemolitik meliputi:•  $enurunkan atau menghentikan penghancuran sel darah merah.

  $eningkatkan !umlah sel darah merah•  $engobati penyebab yang mendasari penyakit.

Pengobatan tergantung pada tipe, penyebab dan beratnya anemia hemolitik.

okter mungkin mempertimbangkan umur, kondisi kesehatan dan ri+ayat kesehatan.

1) Transfusi darah

Transfusi darah digunakan untuk mengobati anemia hemolitik berat.

Page 18: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 18/30

2) Obat-obatan

bat#obatan dapat memperbaiki beberapa tipe anemia hemolitik, khususnya anemia

hemolitik karena autoimun. Aortikosteroid seperti prednison dapat menekan sistem

imun atau membatasi kemampuannya untuk membentuk antibodi terhadap sel darah

merah. @ika tidak berespon terhadap kortikosteroid, maka dapat diganti dengan obat

lain yang dapat menekan sistem imun misalnya ritu?imab dan siklosporin.

@ika ter!adi anemia sel sabit yang berat maka diberikan hydro?iurea. bat ini

mempercepat pembentukan fetal hemoglobin. 2etal hemoglobin membantu mencegah

pembentukan sel sabit pada sel darah merah.

3)  Plasmapheresis

Plasmapheresis merupakan prosedur untuk menghilangkan antibodi dari darah.

Pengobatan ini mungkin membantu !ika pengobatan lain untuk anemia imun tidak

beker!a.

)  Operasi

;eberapa oarang dengan anemia hemolitik mungkin memerlukan operasi untukmengangkat limpa.limpa pada orang normal yang sehat membantu mela+an infeksi

dan menyaring sel darah yang telah tua dan menghancurkannya. Pembesaaran atau

penyakit pada limpa dapat menghilangkan lebih banyak sel darah merah dari !umlah

yang normal sehingga menyebabkan anemia. Pengankatan limpa dapat menghentikan

atau menurunkan !umlah sel darah merah yang mengalami destruksi.

()  Transpalantasi stem sel darah dan sumsum tulang belakang

Pada beberapa tipe anemia hemolitik seperti talasemia, sumsum tulang tidak dapat

membentuk sel darah merah yang sehat. Sel darah merah yang terbentuk dapat

dihancurkan sebelum +aktunya. 8ransplantasi darah dan sumsum tulang mungkin

dapat dipertimbangkan untuk mengobati !enis anemia hemolitik ini.transplantasi ini

mengganti stem sel yang rusak dengan stem sel yang sehat dari donor.

%)  Perubahan pola hidup

@ika seseorang menderita anemia hemolitik dengan antibodi reaktif terhadap dingin,

coab untuk hindari temperatur dingin. Seseorang yang lahir dengan defisiensi 0%P

harus menghindari hal yang dapat mencetuskan anemia misalnya fava beans,

naftalena, dan obat#obatan tertentu.

rognosis

Prospek anemia hemolitik tergantung pada penyebabnya dan tingkat

keparahan. Aesehatan yang mendasari orang yang terkena !uga mempengaruhiprognosis. Aasus yang disebabkan oleh obat#obatan atau infeksi biasanya hilang

dengan cepat. rang dengan anemia hemolitik autoimun biasanya merespon dengan

baik terhadap pengobatan. Prospek bagi penderita anemia hemolitik di+ariskan

tergantung pada !enis penyakit +arisan dan beratnya.

%nemia 3e#isiensi esi

Page 19: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 19/30

/nemia efisiensi besi adalah anemia yang ter!adi akibat kekurangan Bat besi

dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena

terganggunya pembentukan sel#sel darah merah akibat kurangnya kadar Bat besi

dalam darah. @ika simpanan Bat besi dalam tubuh seseorang sudah sangat rendah

berarti orang tersebut mendekati anemia +alaupun belum ditemukan ge!ala#ge!ala

fisiologis. Simpanan Bat besi yang sangat rendah lambat laun tidak akan cukup untuk

membentuk selsel darah merah di dalam sumsum tulang sehingga kadar hemoglobin

terus menurun di ba+ah batas normal, keadaan inilah yang disebut anemia giBi besi.

$enurut 6vatt, anemia efisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh

berkurangnya cadangan besi tubuh. Aeadaan ini ditandai dengan menurunnya saturasi

transferin, berkurangnya kadar feritin serum atau hemosiderin sumsum tulang. Secara

morfologis keadaan ini diklasifikasikan sebagai anemia mikrositik hipokrom disertai

penurunan kuantitatif pada sintesis hemoglobin.efisiensi besi merupakan penyebab

utama anemia. Lanita usia subur sering mengalami anemia, karena kehilangan darah

se+aktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi se+aktu hamil.ilihat dari beratnya kekurangan besi dalam tubuh, maka defisiensi dapat

dibagi men!adi 3 tingkatan, yaitu :

a. &ron depleted state, yaitu cadanagn besi menururn, tetapi penyediaan besi untuk

eritropoesis belum terganggu.

b. &ron deficient erythropoiesis, yaitu cadangan besi kosong penyediaan besi untuk

eritropoesis terganggu, tetapi belum timbul anemia secara laboratorik.

c. &ron deficiency anemia, yaitu cadangan besi kosong disertai anemia defisiensi besi.

1pidemiologi

iperkirakan 3>C penduduk dunia menderita anemia dan lebih dari (>Cpenderita ini adalah /; da terutama mengenai bayi, anak sekolah, ibu hamil dan

menyusui. i &ndonesia masih merupakan masalah giBi utama selain kekurangan kalori

protein, vitamin / dan yodium. Penelitian di &ndonesia mendapatkan prevalensi /;

pada anak balita sekitar 3> 7 >C, pada anak sekolah "( 7 3(C sedangkan hasil SA-8

1**" prevalensi /; pada balita sebesar (,((C. /; mempunyai dampak yang

merugikan bagi kesehatan anak berupa gangguan tumbuh kembang, penurunan daya

tahan tubuh dan daya konsentrasi serta kemampuan bela!ar sehingga menurunkan

prestasi bela!ar di sekolah.

/nemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering di!umpai baik di

klinik maupun di masyarakat. ;elum ada data yang pasti mengenai prevalensi anemia

defisiensi besi di &ndonesia. $artoatmo!o et al memperkirakan /; pada laki#laki 1%#

(>C dan "(#C pada perempuan tidak hamil. Pada pensiunan pega+ai negeri di ;ali

didapatkan prevalensi anemia 3%C dengan %1C disebabkan oleh karena defisiensi besi.

Sedangkan pada penduduk suatu desa di ;ali didapatkan angka prevalens /; sebesar

"RC.

Page 20: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 20/30

1tiologi

Penyebab /nemia efisiensi ;esi adalah :

1. /supan Bat besi

-endahnya asupan Bat besi sering ter!adi pada orang#orang yang mengkonsumsi bahan

makananan yang kurang beragam dengan menu makanan yang terdiri dari nasi,

kacang#kacangan dan sedikit daging, unggas, ikan yang merupakan sumber Bat besi.

0angguan defisiensi besi sering ter!adi karena susunan makanan yang salah baik

!umlah maupun kualitasnya yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan,

distribusi makanan yang kurang baik, kebiasaan makan yang salah, kemiskinan dan

ketidaktahuan.

". Penyerapan Bat besi

iet yang kaya Bat besi tidaklah men!amin ketersediaan Bat besi dalam tubuh karena

banyaknya Bat besi yang diserap sangat tergantung dari !enis Bat besi dan bahanmakanan yang dapat menghambat dan meningkatkan penyerapan besi.

3. Aebutuhan meningkat

Aebutuhan akan Bat besi akan meningkat pada masa pertumbuhan seperti pada bayi,

anakanak, rema!a, kehamilan dan menyusui. Aebutuhan Bat besi !uga meningkat pada

kasus#kasus pendarahan kronis yang disebabkan oleh parasit.

. Aehilangan Bat besi

Aehilangan Bat besi melalui saluran pencernaan, kulit dan urin disebut kehilangan Bat

besi basal. Pada +anita selain kehilangan Bat besi basal !uga kehilangan Bat besimelalui menstruasi. i samping itu kehilangan Bat besi disebabkan pendarahan oleh

infeksi cacing di dalam usus.

atogenesis

Patogenesis anemia defisiensi besi dimulai ketika cadangan besi dalam tubuh

habis yang ditandai dengan menurunnya kadar feritin yang diikuti !uga oleh saturasi

transferin dan besi serum. Penurunan saturasi transferin disebabkan tidak adanya besi

di dalam tubuh sehingga apotransferin yang dibentuk hati menurun dan tidak ter!adi

pengikatan dengan besi sehingga transferin yang terbentuk !uga sedikit. Sedangkan

total iron binding protein 8&;) atau kapasitas mengikat besi total yang dilakukan

oleh transferin mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya besi

di dalam tubuh sehingga transferin berusaha mengikat besi dari manapun dengan

meningkatkan kapasitasnya.

alam tubuh manusia, sintesis eritrosit atau eritropoesis terus berlangsung

dengan memerlukan besi yang akan berikatan dengan protoporfirin untuk membentuk

Page 21: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 21/30

heme. Pada anemia defisiensi besi, besi yang dibutuhkan tidak tersedia sehingga

heme yang terbentuk hanya sedikit dan pada akhirnya !umlah hemoglobin yang

dibentuk !uga berkurang. engan berkurangnya Hb yang terbentuk, eritrosit pun

mengalami hipokromia pucat). Hal ini ditandai dengan menurunnya $H mean

corpuscular Hemoglobin oncentration) J 3"C. Sedangkan protoporfirin terus dibentuk

eritrosit sehingga pada anemia defisiensi besi, protoporfirin eritrosit bebas 26P)

meningkat. Hal ini dapat men!adi indikator dini sensitif adanya defisiensi besi.

i sisi lain, enBim penentu kecepatan yaitu enBim ferokelatase memerlukan

besi untuk menghentikan sintesis heme. Padahal besi pada anemia defisiensi besi

tidak tersedia sehingga pembelahan sel tetap berlan!ut selama beberapa siklus

tambahan namun menghasilkan sel yang lebih kecil mikrositik). Hal ini ditandai

dengan menurunnya $M mean corpuscular volume) J > fl.

'anda dan /e!ala &linis

a)  Gejala klinis anemia defisiensi besi

0e!ala anemia defisiensi besi dapat digolongkan men!adi 3 golongan besar,

yaitu ge!ala umum anemia, ge!ala khas akibat defisiensi besi, ge!ala penyakit dasar.

b)  Gejala umum anemia

0e!ala umum anemia yang disebut !uga sebagai sindrom anemia anemic

syndrome) di!umpai pada anemia defisiensi besi apabila kadar hemoglobin turun di

ba+ah R# g5dl. 0e!ala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang#

kunang serta telinga mendenging. Pada anemia defisiensi besi karena penurunan

kadar hemoglobin yang ter!adi secara perlahan#lahan sering kali sindrom anemia tidakterlalu mencolok dibandingkan dengan anemia lain yang penurunan kadar

hemoglobinnya ter!adi lebih cepat, oleh karena mekanisme kompensasi tubuh dapat

ber!alan dengan baik. /nemia bersifat simtomatik !ika hemoglobin telah menurun di

ba+ah R g5dl. Pada pemeriksaan fisik di!umpai pasien yang pucat , terutama pada

kon!unctiva dan !aringan di ba+ah kuku.

c)  Gejala khas defisiensi besi

0e!ala yang khas di!umpai pada anemia defisiensi besi tapi tiak pada anemia

!enis lain adalah:• Aoilonychia : kuku sendok spoon nail), kuku men!di rapuh, bergaris#garis vertikal

dan men!adi cekung sehingga mirip seperti sendok.

•  /tropi papil lidah : permukaan lidah men!adi licin dan mengkilap karena papil lidah

menghilang.

• Stomatitis angularis cheilosis) : adanya keradangan pada sudut mulut sehingga

tampak sebagai bercak ber+arna pucat keputihan.

• isfagia : nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.

Page 22: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 22/30

• /trofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhloridia.

• Pica : keinginan untuk memakan bahan yang tidak laBim, seperti tanah liat, es, lem

dan lain#lain.

• Sindrom Plummer Minson atau disebut !uga sindrom Paterson Aelly adalah kumpulan

ge!ala terdiri dari anemi hipokromik mikrositer, atrofi papil lidah dan disfagia.

d)  Gejala penyakit dasar 

Pada anemia defisiensi besi dapat di!umpai ge!ala#ge!ala penyakit yang

men!adi penyebab anemia difisiensi tersebut. $isalnya pada anemia akibat penyakit

tambang dapat di!umpai dispepsia, parotis membengkak, dan kulit telapak tangan

ber+arna kuning seperti !erami. Pada anemia karena perdarahan kronik akibat kanker

kolon di!umpai ge!ala gangguan kebiasaan buang air besar atau ge!ala lain tergantung

dari lokasi kanker tersebut.

enatalaksanaan

8erapi untuk anemia defisiensi besi :

a. 8erapi kausal : yaitu terapi tehadap penyebab ter!adinya anemia defisiensi besi,

misalnya pengobatan terhadap perdarahan, maka dilakukan pengobatan pada

penyakit yang menyebabkan ter!adinya perdarahan kronis seperti penyakit cacing

tambang, hemoroid, menorhagia, karena !ika tidak maka anemia akan akan kambuh

kembali.

b. Pemberian perparat besi untukmengganti kekurangan besi dalam tubuh iron

replacement therapy)O  8erapi besi oral

8erapi besi oral merupakan terapi pilihan pertama karena efektif, murah, dan aman.

Preparat yang tersedia adalah ferrous sulphat, dengan dosis an!uran 3 T ">> mg,

setiap ">> mg nya mengandung %% mg besi elemental. engan dosis an!uran tersebut

dapat mengabsorbsi besi (> mg per hari yang dapat meningkatkan eritropoesis "#3 kali

normal. Preparat lainnya ialah, ferrous gluconate, ferrous fumarat, ferrous lactate,

dan ferrous succinate.

6fek samping utama : gangguan 0&8 pada 1(#">C sehingga mengurangi kepatuhan

pasien dalam meminum obat. Aeluhan dapat brupa mual, muntah, serta konstipasi.

Pengobatan diberikan 3#% bulan, ada yang mengan!urkan sampai 1" bulan, sampai

kadar H; normal untuk mengisis cadangan besi tubuh.

O  8erapi besi parenteral

Sangat efektif, namun mempunyai resiko lebih besar dan harganya lebih mahal.

&ndikasi pemberian :

1)  &ntoleransi terhadap pemberian besi oral

")  Aepatuhan terhadap obat yang rendah

Page 23: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 23/30

3)  0angguan pencernaan seperti kolilitis ulseratif yang dapat kambuh !ika diberikan

besi

)  Penyerapan besi terganggu, seperti pada gastrektomi

()  Aehilangan darah yang banyak sehingga tidak cukup dikompensasi dengan pemberian

besi oral, seperti misalnya padahereditary hemorrhagic teleangiectasia

%)  Aebutuhan besi yang besar dalam +aktu yang pendek, seperti pada kehamilan

trimester 3 atau sebelum operasi

R)  efisiensi fungsional relative akibat pemberian eritropoetin pada anemia gagal gin!al

kronik atau anemia akibat penyakit kronik.

Preparat yang tersedia ialah iron detran comple mengandung (> mg besi5ml), iron

sorbitol citric acid comple, dan ferric gluconate dan iron sucrose yang lebih aman.

;esi parenteral dapat diberikan secara &$ atau &M pelan.

8u!uan terapibesi parenteral ialahmengembalikan kadar Hb dan mengisis besi sebesar

(>>mg#1>>>mg. 6fek samping : reaksi anafilaktik meskipun !aran >,% C), flebitis,

sakit kepala, fushing, mual, muntah, nyeri perut, dan sinkop, pada pemberian &$memberikan rasa nyeri dan +arna hitam pada kulit.

c. Pengobatan lain

iet : diberikan makanan bergiBi dengan tinggi protein terutama dari protein he+ani

Mitamin : diberikan 3 T 1>> mg per hari untuk meningkatkan absorbsi besi.

8ransfusi darah : anemia defisiensi besi !arang memerlukan transfuse darah. arah

yang diberikan ialah P- untuk mengurangi bahaya overload.

&ndikasi transfuse darah :

O  /danya penyakit !antung anemic dengan ancama payah !antung

O  /nemia yang sangat simtomatik, misalnya anemia ddengan ge!ala pusing yang sangatmenyolok

O  Pasien memerlukan peningkatan Hb yang cepat seperti pada kehamilan trimester

akhir atau preoperasi.

rognosis

/nemia defisiensi besi !ika terkoreksi dengan baik maka akan memberikan

prognosis yang baik, namun anemia defisiensi besi dapat memiliki prognosis yang

buruk, !ika kondisi yang mendasarinya memiliki prognosis yang buruk !uga seperti

neoplasia. Sama halnya dengan prognosis yang dapat berubah oleh comorbid condition

seperti coronary artery disease.

O  Prognosisbaikapabilapenyebabanemianyadiketahuihanyakarenakekuranganbesisa!asert

akemudiandilakukanpenangananyangadekuat.0e!alaanemiadanmenifestasiklinislannya

akanmembaikdenganpemberianpreparatbesi.Supandiman,">>%)

O  Padakasus/;karenaperdarahan,apabilasumberperdarahandapatdiatasi,makaprognosis

anemiadefisiensibesiadalahbaikterutamaapabiladiberikanterapi2eyangadekuat.8entun

Page 24: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 24/30

yapenyakitdasarsebagaisumberperdarahankronisnyapunmenentukanprognosisdaripasie

nSupandiman,">>%)

%nemia %plastik

/nemia aplastik adalah kelainan hematologik yang ditandai dengan penurunan

komponen selular pada darah tepi yang diakibatkan oleh kegagalan produksi di

sumsum tulang. Pada keadaan ini !umlah sel#sel darah yang diproduksi tidak memadai.

Penderita mengalami pansitopenia, yaitu keadaan dimana ter!adi kekurangan !umlah

sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Aonsep mengenai anemia aplastik pertama kali diperkenalkan pada tahun 1*

oleh Paul 6hrlich. &a melaporkan seorang +anita muda yang pucat dan panas dengan

ulserasi gusi, menorrhagia, anemia berat dan leukopenia. Se+aktu dilakukan autopsi

ditemukan tidak ada sumsum tulang yang aktif, dan 6hrlich kemudian

menghubungkannya dengan adanya penekanan pada fungsi sumsum tulang. Padatahun 1*>, hauffard memperkenalkan istilah anemia aplastik.

/nemia aplastik umumnya diklasifikasikan sebagai berikut :

a) Alasifikasi menurut kausa" :

1. &diopatik : bila kausanya tidak diketahuiN ditemukan pada kira#kira (>C kasus.

". Sekunder : bila kausanya diketahui.

3. Aonstitusional : adanya kelainan </ yang dapat diturunkan, misalnya

anemia -anconi

b) Alasifikasi anemia aplastik berdasarkan tingkat keparahan :

/nemia aplastik berat/nemia aplastik sangat

berat

/nemia aplastik bukan

berat

# Seluraritas sumsum tulang J"(C atau "(#(>Cdengan J3>C sel hematopoietik residu, dan

# ua dari tiga kriteria berikut :

netrofil J >,(V1>*5l

trombosit J">V1>* 5l

retikulosit J ">V1>* 5l

Sama seperti anemia aplastik berat kecuali

netrofil J>,"V1>*5l

Pasien yang tidak memenuhi kriteria anemia

aplastik berat atau sangat beratN dengan

sumsum tulang yang hiposelular dan

memenuhi dua dari tiga kriteria berikut :

# netrofil J 1,(V1>*5l

# trombosit J 1>>V1>*5l

# hemoglobin J1> g5dl

Page 25: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 25/30

1pidemiologi

/nemia aplastik !arang ditemukan. &nsidensi bervariasi di seluruh dunia,

berkisar antara " sampai % kasus perse!uta penduduk pertahun." /nalisis retrospektif 

di /merika Serikat memperkirakan insiden anemia aplastik berkisar antara " sampai (

kasus perse!uta penduduk pertahun. The Internasional plastic nemia

and   granulocytosis /tudy dan -rench /tudy memperkirakan ada " kasus perse!uta

orang pertahun. 2rekuensi tertinggi anemia aplastik ter!adi pada orang berusia 1(

sampai "( tahunN peringkat kedua ter!adi pada usia %( sampai %* tahun. /nemia

aplastik lebih sering ter!adi di 8imur @auh, dimana insiden kira#kira R kasus perse!uta

penduduk di ina, kasus perse!uta penduduk di 8hailand dan ( kasus perse!uta

penduduk di $alaysia. Pen!elasan kenapa insiden di /sia 8imur lebih besar daripada di

negara ;arat belum !elas.* Peningkatan insiden ini diperkirakan berhubungan dengan

faktor lingkungan seperti peningkatan paparan dengan bahan kimia toksik,

dibandingkan dengan faktor genetik. Hal ini terbukti dengan tidak ditemukan

peningkatan insiden pada orang /sia yang tinggal di /merika.

1tiologi

/nemia aplastik sering diakibatkan oleh radiasi dan paparan bahan kimia. /kan tetapi,

kebanyakan pasien penyebabnya adalah idiopatik, yang berarti penyebabnya tidak

diketahui./nemia aplastik dapat !uga terkait dengan infeksi virus dan dengan penyakit

lain.

Alasifikasi 6tiologi /nemia aplastik:

%nemia %plastik yang 3idapat (%c<uired %plastic %nemia)

 nemia aplastik sekunder 

-adiasi

;ahan#bahan kimia dan obat#obatan

6fek regular

# ;ahan#bahan sitotoksik

# ;enBene

 

-eaksi &diosinkratik

# Aloramfenikol

# <S/&# /nti epileptik

# 6mas

# ;ahan#bahan kimia dan obat#obat lainya

Mirus

Mirus 6pstein#;arr mononukleosis infeksiosa)

Mirus Hepatitis hepatitis non#/, non#;, non#, non#0)

Page 26: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 26/30

Parvovirus krisis aplastik sementara, pure red cell aplasia)

Human immunodeficiency virus sindroma immunodefisiensi yang

didapat)

Penyakit#penyakit &mun

6osinofilik fasciitisHipoimunoglobulinemia

8imoma dan carcinoma timus

Penyakit graft#versus#host pada imunodefisiensi

Paroksismal nokturnal hemoglobinuria

Aehamilan

0. Idiopathic aplastic anemia

%nemia %platik yang diturunkan (nherited %plastic %nemia)

/nemia 2anconi

iskeratosis kongenita

Sindrom Sh+achman#iamondisgenesis reticular

/megakariositik trombositopenia

/nemia aplastik familial

Preleukemia monosomi R, dan lain#lain.)

Sindroma nonhematologi o+n, ubo+itB, Seckel)

athogenesis

Aegagalan sum#sum ter!adi akibat kerusakan berat pada kompartemen sel

hematopoetik. Pada anemia aplastik, tergantinya sum#sum tulang dengan lemak dapatterlihat pada morfologi spesimen biopsy dan $-& pada spinal. Sel yang memba+a

antigen 3, marker dari sel hematopoietik dini, semakin lemah, dan pada

penelitian fungsional, sel bakal dan primitive kebanyakan tidak ditemukanN pada

pemeriksaan in vitro men!elaskan bah+a Ukolam sel bakal berkurang hingga J1C dari

normal pada keadaan yang berat.

Suatu kerusakan intrinsic pada sel bakal ter!adi pada anemia aplastik

konstitusional: sel dari pasien dengan anemia 2anconi mengalami kerusakan

kromosom dan kematian pada paparan terhadap beberapa agen kimia tertentu.

8elomer kebanyakan pendek pada pasien anemia aplastik, dan mutasi pada gen yang

berperan dalam perbaikan telomere T12C danT12T ) dapat diidentifikasi padabeberapa orang de+asa dengan anomaly akibat kegagalan sum#sum dan tanpa

anomaly secara fisik atau dengan ri+ayat keluarga dengan penyakit yang serupa.

/nemia aplasia sepertinya tidak disebabkan oleh kerusakan stroma atau produksi

faktor pertumbuhan.

'anda dan /e!ala &linik

Page 27: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 27/30

Aompleks ge!ala anemia aplastik berkaitan dengan pansitopenia. 0e!ala#ge!ala lain

yang berkaitan dengan anemia adalah defisiensi trombosit dan sel darah putih.

efisiensi trombosit dapat mengakibatkan:

1) 6kimosis dan ptekie perdarahan dalam kulit)

") 6pistaksis perdarahan hidung)

3) Perdarahan saluran cerna

) Perdarahan saluran kemih

() Perdarahan susunan saraf pusat.

efisiensi sel darah putih mengakibatkan lebih mudahnya terkena infeksi. /plasia

berat disertai pengurangan atau tidak adanya retikulosit !umlah granulosit yang

kurang dari (>>5mm3 dan !umlah trombosit yang kurang dari ">.>>> dapat

mengakibatkan kematian dan infeksi dan atau perdarahan dalam beberapa minggu

atau beberapa bulan. <amun penderita yang lebih ringan dapat hidup bertahun#

tahun. Pengobatan terutama dipusatkan pada pera+atan suportif sampai ter!adi

penyembuhan sumsum tulang. Aarena infeksi dan perdarahan yang disebabkan olehdefisiensi sel lain merupakan penyebab utama kematian maka penting untuk

mencegah perdarahan dan infeksi.

enatalaksanaan

/nemia aplastik dapat disembuhkan dengan penggantian sel hematopoietik yang

hilang dan sistem imun) dengan transplantasi stem cell, atau dapat diringankan

dengan penekanan sistem imun untuk mempercepat penyembuhan fungsi sum#sum

tulang residual. 2aktor pertumbuhan hematopoietik memiliki keterbatasan manfaat

dan glukokortikoid tidaklah bermanfaat. Paparan obat atau Bat kimia yang dicurigai

sebaiknya dihentikan dan dihindariN namun, penyembuhan spontan dari penurunan sel

darah yang berat !arang ter!adi, dan periode menunggu sebelum memulai penanganantidak dian!urkan kecuali hitung !enis darah hanya sedikit menurun. 8indakan lain,

yaitu diberikan :

O  Aortikosteroid dengan trombositopenia berat

O  Splenoktomi dengan kasus resisten

O  &mmunosupresif dengan kausa immunologic

W Pengobatan Suportif 

;ila terapat keluhan akibat anemia, diberikan transfusi eritrosit berupa packed red 

cells sampai kadar hemoglobin R# gC atau lebih pada orang tua dan pasien  dengan

penyakit kardiovaskular. -esiko pendarahan meningkat bila trombosis kurang dari

">.>>>5mm3. 8ransfusi trombosit diberikan bila terdapat pendarahan atau kadar

trombosit diba+ah ">.>>>5mm3 sebagai profilaksis. Pada mulanya diberikan trombosit

donor acak.

8ransfusi trombosit konsentrat berulang dapat menyebabkan pembentukan Bat anti

terhadap trombosit donor. ;ila ter!adi sensitisasi, donor diganti dengan yang cocok

H'/#nya orang tua atau saudara kandung). Pemberian transfusi leukosit sebagai

Page 28: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 28/30

profilaksis masih kontroversial dan tidak dian!urkan karena efek samping yang lebih

parah daripada manfaatnya. $asa hidup leukosit yang ditransfusikan sangat pendek.

W 8erapi &munosupresif 

bat#obatan yang termasuk terapi imunosupresif adalah antithymocyte

 globulin /80) atau antilymphocyte globulin/'0) dan siklosporin / S/). /80 atau

/'0 diindikasikan pada :

# /nemia aplastik bukan berat

# Pasien tidak mempunyai donor sumsum tulang yang cocok

# /nemia aplastik berat, yang berumur lebih dari "> tahun dan pada saat pengobatan

tidak terdapat infeksi atau pendarahan atau dengan granulosit lebih dari ">>5mm3

$ekanisme ker!a /80 atau /'0 belum diketahui dengan pasti dan mungkin

melalui koreksi terhadap destruksi Tcell immunomediated pada sel asal dan stimulasi

langsung atau tidak langsung terhadap hemopoiesis.Aarena merupakan produkbiologis, pada terapi /80 dapat ter!adi reaksi alergi ringan sampai berat sehingga

selalu diberikan bersama#sama dengan kortikosteroid. Siklosporin !uga diberikan dan

proses beker!anya dengan menghambat aktivasi dan proliferasi preurosir limfosit

sitotoksik.1( Sebuah protocol pemberian /80.

$etilprednisolon !uga dapat digunakan sebagai ganti predinison. Aombinasi

/80, siklosporin dan metilprednisolon memberikan angka remisi sebesar R>C pada

anemia aplastik berat. Aombinasi /80 dan metilprednisolon memiliki angka remisi

sebesar %C. Pemberian dosis tinggi siklofosfamid !uga merupakan bentuk terapi

imunosupresif. Pernyataan ini didasarkan karena stem sel hematopoiesis memliki

kadar aldehid dehidrogenase yang tinggi dan relatif resisten terhadap siklofosfamid.engan dasar tersebut, siklofosfamid dalam hal ini lebih bersifat imunosupresif 

daripada myelotoksis. <amun, peran obat ini sebagai terapi lini pertama tidak !elas

sebab toksisitasnya mungkin berlebihan yang melebihi dari pada kombinasi /80 dan

siklosporin. Pemberian dosis tinggi siklofosfamid sering disarankan untuk

imunosupresif yang mencegah relaps. <amun, hal ini belum dikonfirmasi. Sampai kini,

studi#studi dengan siklofosfamid memberikan lama respon leih dari 1 tahun.

Sebaliknya, R(C respon terhadap /80 adalah dalam 3 bulan pertama dan relaps dapat

ter!adi dalam 1 tahun setelah terapi /80.

c. 8erapi penyelamatan Salvage theraphies)

8erapi ini antara lain meliputi siklus imunosupresi berulang, pemberian faktor#

faktor pertumbuhan hematopoietik dan pemberian steroid anabolik. Pasien yang

refrakter dengan pengobatan /80 pertama dapat berespon terhadap siklus

imunosupresi /80 ulangan. Pada sebuah penelitian, pasien yang refrakter /80 kuda

tercapai dengan siklus kedua /80 kelinci. Pemberian faktor#faktor pertumbuhan

hematopoietik seperti %ranulocyte Colony /timulating -actor 0#S2) bermanfaat

Page 29: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 29/30

untuk meningkatkan neutrofil akan tetapi neutropenia berat akibat anemia aplastik

biasanya refrakter. Peningkatan neutrofil oleh stimulating faktor ini !uga tidak

bertahan lama. 2aktor#faktor pertumbuhan hematopoietik tidak boleh dipakai sebagai

satu#satunya modalitas terapi anemia aplastik. Aombinasi 0#S2 dengan terapi

imunosupresif telah digunakan untuk terapi penyelamatan pada kasus#kasus yang

refrakter dan pemberiannya yang lama telah dikaitkan dengan pemulihan hitung darah

pada beberapa pasien. Steroid anabolik seperti androgen dapat merangsang produksi

eritropoietin dan sel#sel induk sumsum tulang. /ndrogen terbukti bermanfaat untuk

anemia aplastk ringan dan pada anemia aplastik berat biasanya tidak bermanfaat.

/ndrogen digunakan sebagai terapi penyelamatan untuk pasien yang refrakter terapi

imunosupresif.

d. 8ransplantasi sumsum tulang

8ransplantasi sumsum tulang merupakan pilihan utama pada pasien anemia

aplastik berat berusia muda yang memiliki saudara dengan kecocokan H'/. /kantetapi, transplantasi sumsum tulang allogenik tersedia hanya pada sebagan kecil

pasien hanya sekitar 3>C pasien yang mempunyai saudara dengan kecocokan H'/).

;atas usia untuk transplantasi sumsum tulang sebagai terapi primer belum dipastikan,

namun pasien yang berusia 3(#3( tahun lebih baik bila mendapatkan terapi

imunosupresif karena makin meningkatnya umur, makin meningkat pula ke!adian dan

beratnya reaksi penolakan sumsum tulang donor %raft 3ersus

ost !isesase50MH).1( Pasien dengan usia X > tahun terbukti memiliki respon yang

lebih !elek dibandingkan pasien yang berusia muda.

  Pasien yang mendapatkan transplantasi sumsum tulang memiliki survival yang

lebih baik daripada pasien yang mendapatkan terapi imunosupresif. Pasien denganumur kurang dari (> tahun yang gagal dengan terapi imunosupresif /80)maka

pemberian transplantasi sumsum tulang dapat dipertimbangkan. /kan

tetapi survival pasien yang menerima transplanasi sumsum tulang namun

telah mendapatkan terapi imunosupresif lebih !elek daripada pasien yang

belummendapatkan terapi imunosupresif sama sekali.Pada pasien yang mendapat

terapi imunosupresif sering kali diperlukan transfusi selama beberapa bulan. 8ransfusi

komponen darah tersebut sedapat mungkin diambil dari donor yang bukan potensial

sebagai donor sumsum tulang. Hal ini diperlukan untuk mencegah reaksi penolakan

cangkokan  graft re4ection) karena antibodi yang terbentuk akibat tansfusi. Ariteria

respon terapi menurut kelompok 1uropean *arro# Transplantation6;$8) adalah

sebagai berikut :

# -emisi komplit : bebas transfusi, granulosit sekurang#kurangnya ">>>5mm3 dan

trombosit sekurang#kurangnya 1>>.>>>5mm3.

# -emisi sebagian : tidak tergantung pada transfusi, granulosit diba+ah

">>>5mm3 dan trombosit diba+ah 1>>.>>>5mm3.

# -efrakter : tidak ada perbaikan.

Page 30: Anemia Non Hemolitik

7/21/2019 Anemia Non Hemolitik

http://slidepdf.com/reader/full/anemia-non-hemolitik 30/30

rognosis

Prognosis berhubungan dengan !umlah absolut netrofil dan trombosit. @umlah

absolut netrofil lebih bernilai prognostik daripada yang lain. @umlah netrofil kurang

dari (>>5l >,(?1>*5liter) dipertimbangkan sebagai anemia aplastik berat dan !umlah

netrofil kurang dari ">>5l >,"?1>*5liter) dikaitkan dengan respon buruk terhadap

imunoterapi dan prognosis yang !elek bila transplantasi sumsum tulang allogenik tidak

tersedia. /nak#anak memiliki respon yang lebih baik daripada orang de+asa. /nemia

aplastik konstitusional merespon sementara terhadap androgen dan glukokortikoid

akan tetapi biasanya fatal kecuali pasien mendapatkan transplantasi sumsum tulang.

8ransplantasi sumsum tulang bersifat kuratif pada sekitar >C pasien yang

berusia kurang dari "> tahun, sekitar R>C pada pasien yang berusia ">#> tahun dan

sekitar (>C pada pasien berusia lebih dari > tahun. elakanya, sebanyak >C pasien

yang bertahan karena mendapatkan transplantasi sumsum tulang akan menderita

gangguan akibat 0MH kronik dan resiko mendapatkan kanker sekitar 11C pada pasienusia tua atau setelah mendapatkan terapi siklosporin sebelum transplantasi stem sel.

Hasil yang terbaik didapatkan pada pasien yang belum mendapatkan terapi

imunosupresif sebelum transplantasi, belum mendapatkan dan belum tersensitisasi

dengan produk sel darah serta tidak mendapatkan iradiasi dalam

hal conditioning untuk transplantasi.

 R>C pasien memiliki perbaikan yang bermakna dengan terapi kombinasi

imunosupresif /80 dengan siklosporin). Lalaupun beberapa pasien setelah terapi

memiliki !umlah sel darah yang normal, banyak yang kemudian mendapatkan anemia

sedang atau trombositopenia. Penyakit ini !uga akan berkembang dalam 1> tahun

men!adi pro?ysmal nokturnal hemoglobinuria, sindrom myelodisplastik atau akutmyelogenous leukimia pada >C pasien yang pada mulanya memiliki respon terhadap

imunosupresif. Pada 1% pasien yang mendapatkan transplantasi sumsum tulang,

hanya sekitar %*C yang bertahan selama 1( tahun dan pada ""R pasien yang

mendapatkan terapi imunosupresif, hanya 3C yang bertahan dalam 1( tahun.

Pengobatan dengan dosis tinggi siklofosfamid menghasilkan hasil a+al yang sama

dengan kombinasi /80 dan siklosporin. <amun, siklofosfamid memiliki toksisitas yang

lebih besar dan perbaikan hematologis yang lebih lambat +alaupun memiliki remisi

yang lebih bertahan lama.