PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

download PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

of 74

Transcript of PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    1/74

    1

    Luka Tak Kunjung Sembuh

    Seorang pereempuan berusia 58 tahun memeriksakan diri ke poliklinik

    karena luka dikakinya sejak 2minggu yang lalu tak kunjung sembuh. Dokter

    memberitahu bahwa berat badannya turun 15 kg sejak kunjungan sebelumnya.

    Selain berat badannya turun drastis pasien juga merasa sering lapar akhir!akhir

    ini dan lebih sering makan dari biasanya. "a juga mengatakan sering haus dan

    sering buang air ke#il. Dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan $DS

    $D% $2%% dan &b'1(. dari hasil lab dokter memberikan terapi met)ormin oral

    dan menganjurkan pola makan serta olahraga teratur sesuai kemampuan.

    STEP 1

    1. $DS *$ula Darah Sewaktu+ adalah pemeriksaan yang dilakukan sewaktu!

    waktu tanpa berpuasa terlebih dahulu.

    2. $D% *$lukosa Darah %uasa+ adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan

    berpuasa sebelum pemeriksaan gula darah *8 jam tidak mendapatkan

    tambahan kalori+.

    ,. &b'1( adalah pemeriksaan &b yang berikatan dengan glukosa.

    -. $2%% adalah %emeriksaan gula darah 2 jam pas#a pembebanan

    5. et)ormin adalah obat golongan biguanid yang meningkatkan sensitisasi

    terhadap insulin.

    STEP 2

    1. engapa luka pasien tak kunjung sembuh/

    2. engapa pasien sering merasa haus lapar dan sering buang air ke#il/

    ,. engapa berat badan pasien menurun padahal pasien makan banyak/

    -. 'pa tujuan dokter menyarankan pemeriksaan $DS $D% $2%% &b'1(/

    5. engapa dokter memberikan terapi met)ormin/

    0. agaimana pola makan dan lahraga yang dianjurkan/

    3. agaimana pendekatan klinis pada kasus tersebut/

    STEP 3

    1. engapa luka pasien tak kunjung sembuh/

    Karena hiperglikemia *pada pasien D+ menyebabkan glukosa menyerap

    air yang ada di plasma darah menyebabkan 4iskositas darah meningkat

    sehingga 4iskositas darah yang meningkat akan mengakibatkan Luka pada

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    2/74

    2

    pasien diabetes militus sulit sembuh karena terhambatnya proses

    pembekuan darah.

    2. engapa pasien sering merasa haus lapar dan sering buang air ke#il/

    %olidipsi

    &iperglikemia

    $lukosuria

    Diuresis Diosmotik

    %oliuria

    %olidipsi

    Keseimbangan kalori tubuh

    %enurunan Lapar

    ,. engapa berat badan pasien menurun padahal pasien makan banyak/

    $angguan metabolisme menyebabkan gula darah tidak dapat dirubah

    menjadi energy sehingga tubuh menganggap tidak ada gula untuk dirubah

    menjadi energi akhirnya meme#ah lemak untuk menghasilkan energy jika

    ini terus berlangsung maka akan menyebabkan pasien menurun.

    -. 'pa tujuan dokter menyarankan pemeriksaan $DS $D% $2%% &b'1(/

    Karena dokter men#urigai pasien tersebut terkena D serta pemeriksaan

    ini dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah pasien apakah dalam

    batas normal atau tidak.

    5. engapa dokter memberikan terapi met)ormin/

    et)ormin bekerja untuk meningkatkan sensiti4itas insulin. Seperti kita

    telah ketahui bahwa D terjadi salah satunya adalah akibat adanya

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    3/74

    3

    resistensi insulin. bat ini adalah obat yang pertama kali diberikan pada

    penderita yang baru diketahui menderita D. Selain itu met)ormin juga

    bekerja menghambat terbentuknya glukosa oleh hepar. &epar merupakan

    organ terbesar tubuh yang dapat menyimpan #adangan glukosa dalam

    bentuk glikogen. $likogen ini akan diubah menjadi glukosa bila tubuh

    membutuhkan asupan glukosa.

    0. agaimana pola makan dan lahraga yang dianjurkan/

    a+ %ola makan pasien diabetes dianjurkan untuk mengkonsumsi6

    Karbohidrat 6 55!057 perhari

    Lemak 6 1!15 7 perhari

    %rotein 6 2!257 perhari

    b+ lah raga untuk pasien diabetes5!0 kali dalam 1 minggunya selama , menit sesuai kemampuan

    pasien.

    3. agaimana pendekatan klinis pada kasus tersebut/

    a+ 'namnesis

    %asien dapat mengeluh gejala diabetes militus seperti beberapa

    keluhan berikut6

    1+ %enurunan berat badan drasti#2+ %olidipsia

    ,+ %oliuria

    -+ %oli)agia

    5+ udah lelah

    0+ Sering kesemutan

    3+ Luka yang sulit sembuh

    8+ Dis)ungsi ereksi *laki!laki+

    9+ %ruritus 4ul4a *perempuan+

    b+ %emeriksaan :isik

    Dapat ditemukan beberapa tanda berikut dan merupakan

    komplikasi D

    1+ &ipertensi *Tekanan darah meningkat diatas normal+

    2+ Kardiomegali

    ,+ edem

    #+ %emeriksaan %enunjang

    1+ $DS

    2+ $D%

    ,+ $2%%

    -+ &b1'(

    d+ Diagnosis anding

    D type 1 dan D type 2

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    4/74

    4

    STEP 4

    1. engapa luka pasien tak kunjung sembuh/

    Karena hiperglikemia *pada pasien D+ menyebabkan glukosa menyerap

    air yang ada di plasma darah menyebabkan 4iskositas darah meningkat

    sehingga 4iskositas darah yang meningkat akan mengakibatkan Luka pada

    pasien Diabetes ilitus sulit sembuh karena terhambatnya proses

    pembekuan darah.

    2. engapa pasien sering merasa haus lapar dan sering buang air ke#il/

    %olidipsi

    &iperglikemia

    $lukosuria

    Diuresis Diosmotik

    %oliuria

    %olidipsi

    Keseimbangan kalori tubuh

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    5/74

    5

    %enurunan Lapar

    ,. engapa berat badan pasien menurun padahal pasien makan banyak/

    $angguan metabolisme menyebabkan gula darah tidak dapat dirubah

    menjadi energy sehingga tubuh menganggap tidak ada gula untuk dirubah

    menjadi energi akhirnya meme#ah lemak untuk menghasilkan energy jika

    ini terus berlangsung maka akan menyebabkan erat badan pasien

    menurun.

    -. 'pa tujuan dokter menyarankan pemeriksaan $DS $D% $2%% &b'1(/

    $lukosa Darah %uasa Terganggu *$D%T+ yang ditegakkan bila hasil

    pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 1 125 mg;dLdan kadar glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TT$

    < 1- mg;dL. Toleransi $lukosa Terganggu *T$T+ yang ditegakkan bila

    kadar glukosa plasma 2 jam setelah meminum larutan glukosa TT$

    antara 1- 199 mg;dL

    Tabel kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring

    dan diagnosis D6

    Bukan DM Belum Pasti DM DM

    Kadar glukosa darah

    sewaktu (mg/d!

    %lasma 4ena ?K>@" tahun 211

    5. engapa dokter memberikan terapi met)ormin/

    et)ormin bekerja untuk meningkatkan sensiti4itas insulin. Seperti kita

    telah ketahui bahwa D terjadi salah satunya adalah akibat adanya

    resistensi insulin. bat ini adalah obat yang pertama kali diberikan pada

    penderita yang baru diketahui menderita D. Selain itu met)ormin juga

    bekerja menghambat terbentuknya glukosa oleh hepar. &epar merupakan

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    6/74

    6

    organ terbesar tubuh yang dapat menyimpan #adangan glukosa dalam

    bentuk glikogen. $likogen ini akan diubah menjadi glukosa bila tubuh

    membutuhkan asupan glukosa.

    0. agaimana pola makan dan lahraga yang dianjurkan/

    Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang

    seimbang dalam hal karbohidrat protein dan lemak sesuai dengan

    ke#ukupan giAi baik sebagai berikut6

    a. Karbohidrat 6 0!37

    b. %rotein 6 1!157

    #. Lemak 6 2!257

    Bumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan status giAi umurstres akut dan kegiatan )isik yang pada dasarnya ditujukan untuk

    men#apai dan mempertahankan berat badan ideal.

    Selain jumlah kalori pilihan jenis bahan makanan juga sebaiknya

    diperhatikan. asukan kolesterol tetap diperlukan namun jangan melebihi

    , mg per hari. Sumber lemak diupayakan yang berasal dari bahan

    nabati yang mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh

    dibandingkan asam lemak jenuh. Sebagai sumber protein sebaiknya

    diperoleh dari ikan ayam *terutama daging dada+ tahu dan tempe karena

    tidak banyak mengandung lemak. asukan serat sangat penting bagi

    penderita diabetes diusahakan paling tidak 25 g per hari. Disamping akan

    menolong menghambat penyerapan lemak makanan berserat yang tidak

    dapat di#erna oleh tubuh juga dapat membantu mengatasi rasa lapar yang

    kerap dirasakan penderita D tanpa risiko masukan kalori yang berlebih.

    Disamping itu makanan sumber serat seperti sayur dan buah!buahan segar

    umumnya kaya akan 4itamin dan mineral.

    3. agaimana pendekatan klinis pada kasus tersebut/

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    7/74

    7

    1+ engalami gejala klasik D dan kadar glukosa plasma sewaktu

    =2 mg;dL

    2+ engalami gejala klasik D dan kadar glukosa plasma puasa =120

    mg;dL,+ Kadar gula plasma 2 jam setelah Tes Toleransi $lukosa ral

    *TT$+ =2 mg;dL

    -+ %emeriksaan &b'1( = 0.57

    TYPE 1

    Klasifkasi DM Pendekatan

    kliis

    Patofsiologi

    Penatalaksanaan

    DIABETES

    MILITUS

    Penatalaksananan

    DDPPPFAnamnesisTYPE 2

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    8/74

    8

    STEP #

    1. agaimana etiologi dan patogenesis dari D /

    2. 'pa indikasi dilakukannya pemeriksaan gula darah/

    ,. agaimana terapi untuk diabetes militus

    a+ Type 1

    b+ Type 2

    -. 'pa saja diagnosis banding dari kasus/

    STEP $

    elajar mandiri

    STEP %

    1. rgan yang berperan dalam pengaturan gula darah yaitu6

    a. &epar

    Sumber utama glukosa plasma adalah absorpsi glukosa oleh usus

    yang berasal dari peme#ahan makanan glukoneogenesis *pembentukan

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    9/74

    glukosa dari prekursor non!glukosa+ dan glikogenolisis *peme#ahan

    simpanan glikogen menjadi glukosa+ *$uyton 212+.

    %roses pengaturan kadar glukosa plasma merupakan mekanisme

    homeostasis yang diatur sedemikian rupa dalam rentang yang sempit

    dan diatur dengan halus. Kadar glukosa plasma tidak boleh menurun

    terlalu rendah karena glukosa merupakan satu!satunya sumber energi

    yang dapat digunakan oleh otak dan eritrosit. Kadar glukosa plasma

    juga tidak boleh meningkat terlalu tinggi karena dapat mempengaruhi

    tekanan osmotik dan bila kadar glukosa plasma sangat tinggi akan

    menyebabkan dehidrasi seluler *$uyton 212+.

    %engaturan kadar glukosa plasma melibatkan hepar jaringan

    ekstrahepatik dan beberapa hormon. Sel!sel hepar dapat dilewati

    glukosa dengan bebas melalui transporter $LCT 2 sedangkan pada

    jaringan ekstrahepatik glukosa memerlukan transporter yang diatur oleh

    insulin untuk dapat masuk kedalam sel. Dalam pengaturan kadar

    glukosa plasma selain insulin juga dibutuhkan peranan dari glukagon.

    Kedua hormon tersebut merupakan hormon yang disekresikan oleh sel

    pankreas. Sel pankreas mensekresikan insulin dan sel E pankreas

    mensekresikan glukagon *$uyton 212+.

    "nsulin bekerja untuk menurunkan kadar glukosa plasma dengan

    #ara meningkatkan ambilan glukosa oleh jaringan lemak dan otot

    melalui transporter $LCT -. "nsulin juga akan mengakti4asi enAim

    glikogen sintase dan menghambat enAim )os)orilase. $likogen sintase

    merupakan enAim yang bertanggung jawab dalam polimerisasi

    monosakarida membentuk glikogen sedangkan )os)orilase merupakanenAim yang bertanggung jawab dalam peme#ahan glikogen menjadi

    glukosa. Dengan demikian insulin akan menyebabkan peningkatan

    glikogenesis dan menghambat glikogenolisis *$uyton 212+.

    $lukagon menyebabkan peningkatan glikogenolisis dan

    glukoneogenesis. $lukagon meningkatkan glikogenesis dengan #ara

    mengakti4asi adenil siklasedan meningkatkan #'% intraseluler pada

    hepar. &al ini akan mengakti4asi )os)orilase melalui protein kinase

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    10/74

    1!

    sehingga terjadi peme#ahan glikogen. Dengan adanya glukagon maka

    glukoneogenesis juga akan meningkat *$anong 212+.

    %ada keadaan puasa sebagian besar glukosa tubuh berada pada

    insulin-independent tissueyaitu 57 berada pada jaringan otak 257

    berada pada hepar dan saluran pen#ernaan sedangkan 257 berada pada

    insulin-dependent tissueyaitu otot dan jaringan lemak. Kadar glukosa

    plasma akan menurun karena pasokan sumber glukosa yang berasal dari

    absorbsi usus terhenti. @amun hal ini akan segera direspon oleh tubuh.

    Terjadinya penurunan kadar glukosa plasma akan merangsang sel E

    pankreas untuk merespon dengan mensekresikan glukagon. Seperti

    yang telah dijelaskan diatas glukagon bekerja dengan meningkatkan

    glikogenolisis dan glukoneogenesis sehingga meningkatkan kadar

    glukosa plasma *$uyton 212+.

    %ada beberapa jam puasa tubuh mulai menggunakan energi yang

    berasal dari simpanan energi. Sekitar 357 glukosa yang disekresikan

    oleh hepar berasal dari peme#ahan glikogen. Dalam keadaan ini kadar

    glukosa plasma masih konstan. &al ini akan menjaga kadar glukosa

    plasma untuk utilisasi organ seperti otak. @amun #adangan glikogen

    dalam hepar hanya terbatas dan lama!kelamaan akan menipis. Setelah

    seseorang puasa selama 8!12 jam maka hampir seluruh simpanan

    glikogen dalam hati akan terkuras. leh karena itu di dalam hepar mulai

    dilakukan proses glukoneogenesis *$uyton 212+.

    $lukoneogenesis merupakan pembentukan glukosa dari senyawa

    non!karbohidrat. %rekursor glukoneogenesis ini merupakan produk

    akhir dari metabolisme karbohidrat *piru4at laktat+ lemak *gliserol+dan protein *asam amino+. ekanisme glukoneogenesis ini juga

    merupakan #ara untuk membersihkan produk metabolisme jaringan dari

    dalam darah seperti laktat yang dihasilkan oleh otot dan eritrosit serta

    gliserol yang dihasilkan oleh jaringan lemak *$uyton 212+.

    Sesaat setelah makan kadar glukosa plasma akan meningkat dan

    men#apai pun#ak sekitar 0 menit setelah makan jarang melebihi 1-

    mg;dl dan kembali pada kadar sebelum makan setelah 2!, jam.

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    11/74

    11

    %eningkatan kadar glukosa plasma ini akan menstimulasi sekresi insulin

    oleh sel pankreas. Sekresi insulin selain distimulasi oleh peningkatan

    kadar glukosa darah juga distimulasi oleh produksi hormon inkretin

    oleh usus. "nsulin akan meningkatkan penyimpanan glukosa

    menghambat pembentukan glukosa oleh hepar dan meningkatkan

    ambilan glukosa oleh sel otot dan lemak sehingga menyebabkan

    penurunan kadar glukosa plasma. Kombinasi dari hiperinsulinemia dan

    hiperglikemia ini akan menstimulasi ambilan glukosa oleh jaringan

    peri)er dan jaringan splanchnic yaitu hepar dan usus penyimpanan

    glukosa dalam bentuk glikogen oleh hepar dan pembentukan

    triaselgliserol oleh asam lemak *$uyton 212+.

    b. &ipo)isis

    Sistem sara) pusat dihubungkan dengan hipo)isis melalui

    hipotalamus merupakan hubungan yang paling nyata antara system

    sara) pusat dan system endokrin. Kelenjar hipo)osis memberi respon

    terhadap releasing hormon ! hormon tropik hipo)isis hormon!hormon

    yang dilepaskan oleh kelenjar hipo)isis diangkut bersama darah dan

    merangsang kelenjar!kelenjar lain menyebabkan pelepasan hormon!

    hormon kelenjar sasaran. 'khirnya hormon!hormon kelenjar sasaran

    bekerja pada neuromekanisme atau pada sel!sel hipo)isis dan

    memodi)ikasi sekresi hormon. odalitas pengaturan umpan balik yang

    lain dimana substansi metaboli# yang diatur oleh hormon tersebut.

    (ontoh misalnya insulin dan glukosa respon terhadap insulin akan

    mengubah kadar glukosa dalam darah. Ketika kadar glukosa meningkatinsulin disekresi. Bika kadar glukosa turun insulin dihentikan.

    Falaupun beberapa hormon hipo)isis dapat mempengaruhi pelepasan

    insulin se#ara tidak langsung. leh karena itu dalam karbohidrat yang

    sudah ditelan akan di#erna menjadi monosakarida dan diabsorpsi

    terutama di dalam duodenum dan jejunum. Sesudah di absorpsi kadar

    glukosa darah akan meningkat untuk sementara waktu dan akhirnya

    akan kembali lagi ke kadar semula *$uyton 212+.

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    12/74

    12

    #. %ankreas

    "nsulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam

    amino dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan

    normal bila ada rangsangan pada sel beta insulin disintesis dan

    kemudian disekresikan kedalam darah sesuai kebutuhan tubuh untuk

    keperluan regulasi glukosa darah. Se#ara )isiologis regulasi glukosa

    darah yang baik diatur bersama dengan hormon glukagon yang

    disekresikan oleh sel al)a kelenjar pankreas *Kramer 1995+.

    Sintesis insulin dimulai dalam bentuk preproinsulin *precursor

    hormon insulin+ pada retikulum endoplasma sel beta. Dengan bantuan

    enAim peptidase preproinsulin mengalami peme#ahan sehingga

    terbentuk proinsulin yang kemudian dihimpun dalam gelembung!

    gelembung *secretory vesicles+ dalam sel tersebut. Di sini sekali lagi

    dengan bantuan enAim peptidase proinsulin diurai menjadi insulin dan

    peptida!( *C-peptide+ yang keduanya sudah siap untuk disekresikan

    se#ara bersamaan melalui membran sel *Kramer 1995+.

    ekanisme diatas diperlukan bagi berlangsungnya proses

    metabolisme se#ara normal karena )ungsi insulin memang sangat

    dibutuhkan dalam proses utilisasi glukosa yang ada dalam darah. Kadar

    glukosa darah yang meningkat merupakan komponen utama yang

    memberi rangsangan terhadap sel beta dalam memproduksi insulin.

    Disamping glukosa beberapa jenis asam amino dan obat!obatan dapat

    pula memiliki e)ek yang sama dalam rangsangan terhadap sel beta.

    engenai bagaimana mekanisme sesungguhnya dari sintesis dansekresi insulin setelah adanya rangsangan tersebut merupakan hal yang

    #ukup rumit dan belum sepenuhnya dapat dipahami se#ara jelas

    *Kramer 1995+.

    Diketahui ada beberapa tahapan dalam proses sekresi insulin

    setelah adanya rangsangan oleh molekul glukosa. Tahap pertama adalah

    proses glukosa melewati membrane sel. Cntuk dapat melewati

    membran sel beta dibutuhkan bantuan senyawa lain. Glucose

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    13/74

    13

    transporter *$LCT+ adalah senyawa asam amino yang terdapat di

    dalam berbagai sel yang berperan dalam proses metabolisme glukosa.

    :ungsinya sebagai GkendaraanH pengangkut glukosa masuk dari luar

    kedalam sel jaringan tubuh. Glucose transporter 2 (GLUT 2) yang

    terdapat dalam sel beta misalnya diperlukan dalam proses masuknya

    glukosa dari dalam darah melewati membran ke dalam sel. %roses ini

    penting bagi tahapan selanjutnya yakni molekul glukosa akan

    mengalami proses glikolisis dan )os)orilasi didalam sel dan kemudian

    membebaskan molekul 'T%. olekul 'T% yang terbentuk dibutuhkan

    untuk tahap selanjutnya yakni proses mengakti)kan penutupan K

    channel pada membran sel. %enutupan ini berakibat terhambatnya

    pengeluaran ion K dari dalam sel yang menyebabkan terjadinya tahap

    depolarisasi membran sel yang diikuti kemudian oleh tahap pembukaan

    Ca channel. Keadaan inilah yang memungkinkan masuknya ion (a

    sehingga menyebabkan peningkatan kadar ion (a intrasel. Suasana ini

    dibutuhkan bagi proses sekresi insulin melalui mekanisme yang #ukup

    rumit dan belum seutuhnya dapat dijelaskan *Kramer 1995+.

    Seperti disinggung di atas terjadinya akti4asi penutupan K

    channel tidak hanya disebabkan oleh rangsangan 'T% hasil proses

    )os)orilasi glukosa intrasel tapi juga dapat oleh pengaruh beberapa

    )aktor lain termasuk obat!obatan. @amun senyawa obat!obatan tersebut

    misalnya obat anti diabetes sul)onil urea bekerja pada reseptor

    tersendiri tidakpada reseptor yang sama dengan glukosa yang disebut

    sulphonylurea receptor(SUR) pada membran sel beta *Kramer 1995+.

    Dalam keadaan )isiologis insulin disekresikan sesuai dengankebutuhan tubuh normal oleh sel beta dalam dua )ase sehingga

    sekresinya berbentuk biphasic. Seperti dikemukakan sekresi insulin

    normal yang biphasic ini akan terjadi setelah adanya rangsangan seperti

    glukosa yang berasal dari makanan atau minuman. "nsulin yang

    dihasilkan ini ber)ungsi mengatur regulasi glukosa darah agar selalu

    dalam batas!batas )isiologis baik saat puasa maupun setelah mendapat

    beban. Dengan demikian kedua )ase sekresi insulin yang berlangsung

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    14/74

    14

    se#ara sinkron tersebut menjaga kadar glukosa darah selalu dalam

    batas!batas normal sebagai #erminan metabolisme glukosa yang

    )isiologis *Fard 198-+.

    Sekresi )ase 1 *acute insulin secretion responce '"?+ adalah

    sekresi insulin yang terjadi segera setelah ada rangsangan terhadap sel

    beta mun#ul #epat dan berakhir juga #epat. Sekresi )ase 1 *'"?+

    biasanya mempunyai pun#ak yang relati) tinggi karena hal itu memang

    diperlukan untuk mengantisipasi kadar glukosa darah yang biasanya

    meningkat tajam segera setelah makan. Kinerja '"? yang #epat dan

    adekuat ini sangat penting bagi regulasi glukosa yang normal karena

    pasa gilirannya berkontribusi besar dalam pengendalian kadar glukosa

    darah postprandial. Dengan demikian kehadiran '"? yang normal

    diperlukan untuk mempertahankan berlangsungnya proses metabolisme

    glukosa se#ara )isiologis. '"? yang berlangsung normal berman)aat

    dalam men#egah terjadinya hiperglikemia akut setelah makan atau

    lonjakan glukosa darah postprandial *postprandial spike+ dengan segala

    akibat yang ditimbulkannya termasuk hiperinsulinemia kompensati)

    *Fard 198-+.

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    15/74

    15

    $ambar 1.1 ekanisme sekresi insulin pada sel beta akibat stimulasi$lukosa *Kramer 1995+.

    Selanjutnya setelah sekresi )ase 1 berakhir mun#ul sekresi )ase 2

    *sustained phase! latent phase+ dimana sekresi insulin kembali

    meningkat se#ara perlahan dan bertahan dalam waktu relati) lebih lama.

    Setelah berakhirnya )ase 1 tugas pengaturan glukosa darah selanjutnya

    diambil alih oleh sekresi )ase 2. Sekresi insulin )ase 2 yang berlangsung

    relati) lebih lama seberapa tinggi pun#aknya *se#ara kuantitati)+ akan

    ditentukan oleh seberapa besar kadar glukosa darah di akhir )ase 1

    disamping )aktor resistensi insulin. Badi terjadi sema#am mekanisme

    penyesuaian dari sekresi )ase 2 terhadap kinerja )ase 1 sebelumnya.

    'pabila sekresi )ase 1 tidak adekuat terjadi mekanisme kompensasi

    dalam bentuk peningkatan sekresi insulin pada )ase 2. %eningkatan

    produksi insulin tersebut pada hakikatnya dimaksudkan memenuhi

    kebutuhan tubuh agar kadar glukosa darah *postprandial+ tetap dalam

    batas batas normal. Dalam prospekti) perjalanan penyakit )ase 2 sekresi

    insulin akan banyak dipengaruhi oleh )ase 1. %ada gambar dibawah ini

    *$ambar 1.2+ diperlihatkan dinamika sekresi insulin pada keadaan

    normal Toleransi $lukosa Terganggu *"mpaired $lu#ose Toleran#e I

    "$T+ dan Diabetes ellitus Tipe 2 *Fard 198-+.

    iasanya dengan kinerja )ase 1 yang normal disertai pula oleh

    aksi insulin yang juga normal di jaringan *tanpa resistensi insulin+

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    16/74

    16

    sekresi )ase 2 juga akan berlangsung normal. Dengan demikian tidak

    dibutuhkan tambahan *ekstra+ sintesis maupun sekresi insulin pada )ase

    2 diatas normal untuk dapat mempertahankan keadaan normoglikemia.

    "ni adalah keadaan )isiologis yang memang ideal karena tanpa

    peninggian kadar glukosa darah yang dapat memberikan dampak

    "lucoto#icity juga tanpa hiperinsulinemia dengan berbagai dampak

    negati)nya *Fard 198-+.

    $ambar 1.2 Dinamika sekresi "nsulin setelah beban

    glukosa intra4ena pada keadaan normal dan keadaan

    dis)ungsi sel beta *Fard 198-+.

    "nsulin mempunyai )ungsi penting pada berbagai proses

    metabolisme dalam tubuh terutama metabolisme karbohidrat. &ormon

    ini sangat krusial perannya dalam proses utilisasi *peman)aatan atau

    penggunaan+ glukosa oleh hampir seluruh jaringan tubuh terutama

    pada otot lemak dan hepar.%ada jaringan peri)er seperti jaringan otot

    dan lemak insulin berikatan dengan sejenis reseptor *insulin receptor

    substrate "?S+ yang terdapat pada membran sel tersebut. "katan

    antara insulin dan reseptor akan menghasilkan sema#am sinyal yang

    berguna bagi proses regulasi atau metabolisme glukosa didalam sel otot

    dan lemak meskipun mekanisme kerja yang sesungguhnya belum

    begitu jelas. Setelah berikatan transduksi sinyal berperan dalam

    meningkatkan kuantitas $LCT!- *"lucose transporter-$+ dan

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    17/74

    17

    selanjutnya juga pada mendorong penempatannya pada membran sel.

    %roses sintesis dan translokasi $LCT!- inilah yang bekerja

    memasukkan glukosa dari ekstra ke intrasel untuk selanjutnya

    mengalami metabolisme *$ambar 1.,+. Cntuk mendapatkan proses

    metabolisme glukosa normal selain diperlukan mekanisme serta

    dinamika sekresi yang normal dibutuhkan pula aksi insulin yang

    berlangsung normal. ?endahnya sensiti4itas atau tingginya resistensi

    jaringan tubuh terhadap insulin merupakan salah satu )aktor etiologi

    terjadinya diabetes khususnya diabetes tipe 2 *$irard 1995+.

    aik atau buruknya regulasi glukosa darah tidak hanya berkaitan

    dengan metabolisme glukosa di jaringan peri)er tapi juga di jaringan

    hepar dimana $LCT!2 ber)ungsi sebagai kendaraan pengangkut

    glukosa melewati membrana sel kedalam sel. Dalam hal inilah jaringan

    hepar ikut berperan dalam mengatur homeostasis glukosa tubuh.

    %eninggian kadar glukosa darah puasa lebih ditentukan oleh

    peningkatan produksi glukosa se#ara endogen yang berasal dari proses

    glukoneogenesis dan glikogenolisis di jaringan hepar. Kedua proses ini

    berlangsung se#ara normal pada orang sehat karena dikontrol oleh

    hormon insulin. anakala jaringan *hepar+ resisten terhadap insulin

    maka e)ek inhibisi hormon tersebut terhadap mekanisme produksi

    glukosa endogen se#ara berlebihan menjadi tidak lagi optimal. Semakin

    tinggi tingkat resistensi insulin semakin rendah kemampuan

    inhibisinya terhadap proses glikogenolisis dan glukoneogenesis dan

    semakin tinggi tingkat produksi glukosa dari hepar *$irard 1995+.

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    18/74

    18

    $ambar 1., ekanisme normal dari aksi insulin dalam transport

    glukosa di jaringan peri)er 1. bindin"ke reseptor 2. translokasi

    $LCT - ke membran sel ,. transportasi glukosa meningkat

    -.disosiasi insulin dari reseptor 5. $LCT - kembali menjauhi

    membran 0. kembali kesuasana semula *$irard 1995+.

    $angguan baik dari produksi maupun aksi insulin menyebabkan

    gangguan pada metabolisme glukosa dengan berbagai dampak yang

    ditimbulkannya. %ada dasarnya ini bermula dari hambatan dalam

    utilisasi glukosa yang kemudian diikuti oleh peningkatan kadar glukosa

    darah. Se#ara klinis gangguan tersebut dikenal sebagai gejala diabetes

    melitus. %ada diabetes melitus tipe 2 *DT2+ yakni jenis diabetes yang

    paling sering ditemukan gangguan metabolisme glukosa disebabkan

    oleh dua )aktor utama yakni tidak adekuatnya sekresi insulin *de)isiensi

    insulin+ dan kurang sensiti)nya jaringan tubuh terhadap insulin

    *resistensi insulin+ disertai oleh )aktor lingkungan *environ%ent+.Sedangkan pada diabetes tipe 1 *DT1+ gangguan tersebut murni

    disebabkan de)isiensi insulin se#ara absolut *$irard 1995+.

    $angguan metabolisme glukosa yang terjadi diawali oleh

    kelainan pada dinamika sekresi insulin berupa gangguan pada )ase 1

    sekresi insulin yang tidak sesuai kebutuhan *inadekuat+. De)isiensi

    insulin ini se#ara langsung menimbulkan dampak buruk terhadap

    homeostasis glukosa darah. Jang pertama terjadi adalah hiperglikemia

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    19/74

    1

    akut pas#aprandial *&'%+ yakni peningkatan kadar glukosa darah

    segera *1!, menit+ setelah beban glukosa *makan atau minum+

    *$irard 1995+.

    Kelainan berupa dis)ungsi sel beta dan resistensi insulin

    merupakan )aktor etiologi yang bersi)at bawaan *genetik+. Se#ara klinis

    perjalanan penyakit ini bersi)at progressi) dan #enderung melibatkan

    pula gangguan metabolisme lemak ataupun protein. %eningkatan kadar

    glukosa darah oleh karena utilisasi yang tidak berlangsung sempurna

    pada gilirannya se#ara klinis sering memun#ulkan abnormalitas dari

    kadar lipid darah. Cntuk mendapatkan kadar glukosa yang normal

    dalam darah diperlukan obat!obatan yang dapat merangsang sel beta

    untuk peningkatan sekresi insulin *insulin secreta"o"ue+ atau bila

    diperlukan se#ara substitusi insulin disamping obat!obatan yang

    berkhasiat menurunkan resistensi insulin *insulin sensiti&er+ *$irard

    1995+.

    Tidak adekuatnya )ase 1 yang kemudian diikuti peningkatan

    kinerja )ase 2 sekresi insulin pada tahap awal belum akan

    menimbulkan gangguan terhadap kadar glukosa darah. Se#ara klinis

    barulah pada tahap dekompensasi dapat terdeteksi keadaan yang

    dinamakan Toleransi $lukosa Terganggu yang disebut juga sebagai

    prediabetic state' %ada tahap ini mekanisme kompensasi sudah mulai

    tidak adekuat lagi tubuh mengalami de)isiensi yang mungkin se#ara

    relati) terjadi peningkatan kadar glukosa darah postprandial. %ada

    toleransi glukosa terganggu *T$T+ didapatkan kadar glukosa darah

    postprandial atau setelah diberi beban larutan 35 g glukosa dengan TestToleransi $lukosa ral *TT$+ berkisar diantara 1-!2 mg;dl. Buga

    dinamakan sebagai prediabetes bila kadar glukosa darah puasa antara

    1120 mg;dl yang disebut juga sebagai $lukosa Darah %uasa

    Terganggu *$D%T+ *$irard 1995+.

    Keadaan hiperglikemia yang terjadi baik se#ara kronis pada tahap

    diabetes atau hiperglikemia akut postprandial yang terjadi berulangkali

    setiap hari sejak tahap T$T memberi dampak buruk terhadap jaringan

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    20/74

    2!

    yang se#ara jangka panjang menimbulkan komplikasi kronis dari

    diabetes.Tingginya kadar glukosa darah *"lucoto#icity+ yang diikuti

    pula oleh dislipidemia *lipoto#icity+ bertanggung jawab terhadap

    kerusakan jaringan baik se#ara langsung melalui stres oksidati) dan

    proses glikosilasi yang meluas *$irard 1995+.

    ?esistensi insulin mulai menonjol peranannya semenjak

    perubahan atau kon4ersi )ase T$T menjadi DT2. Dikatakan bahwa

    pada saat tersebut )aktor resistensi insulin mulai dominan sebagai

    penyebab hiperglikemia maupun berbagai kerusakan jaringan. "ni

    terlihat dari kenyataan bahwa pada tahap awal DT2 meskipun

    dengan kadar insulin serum yang #ukup tinggi namun hiperglikemia

    masih dapat terjadi. Kerusakan jaringan yang terjadi terutama

    mikro4askular meningkat se#ara tajam pada tahap diabetes sedangkan

    gangguan makro4askular telah mun#ul semenjak prediabetes. Semakin

    tingginya tingkat resistensi insulin dapat terlihat pula dari peningkatan

    kadar glukosa darah puasa maupun postprandial. Sejalan dengan itu

    pada hepar semakin tinggi tingkat resistensi insulin semakin rendah

    kemampuan inhibisinya terhadap proses glikogenolisis dan

    glukoneogenesis menyebabkan semakin tinggi pula tingkat produksi

    glukosa dari hepar *$irard 1995+.

    &ormon yang berperan dalam pengaturan gula darah yaitu6

    a. "nsulin

    "nsulin adalah hormon peptida yang diproduksi oleh sel!sel beta

    dari pankreas dan merupakan pusat pengaturan metabolismekarbohidrat dan lemak dalam tubuh. "nsulin menyebabkan sel!sel di

    hati otot rangka dan jaringan lemak untuk menyerap glukosa dari

    darah. Dalam hati dan otot rangka glukosa disimpan sebagai glikogen

    dan dalam sel lemak *adiposit+ disimpan sebagai trigliserida *$uyton

    212+.

    asuknya glukosa ke dalam sel otot rangka dan ke jaringan

    adiposa hanya melalui pembawa di membran plasma yang dikenal

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    21/74

    21

    sebagai glu#ose transporter. $lukosa transpoter ini adalah glu#ose

    transporter - atau yang lebih dikenal dengan istilah $LCT -. $LCT -

    ini ditemukan pada jaringan adiposa dan otot serat lintang. "nsulin

    meningkatkan mekanisme di)usi ter)asilitasi glukosa ke dalam sel!sel

    tergantung insulin tersebut melalui transporter re#itment. ?eseptor

    tersebut diinsersikan ke dalam membran plasma sebagai respon

    terhadap peningkatan sekresi insulin sehingga terjadi peningkatan

    pengangkutan glukosa ke dalam sel *$uyton 212+.

    'pabila sekresi insulin berkurang $LCT - tersebut sebagian

    ditarik dari membran sel dan dikembalikan ke simpanan intrasel. :ungsi

    hormon insulin6

    1. %engangkutan glukosa dan asam amino melewati membran

    2. %embentukan glikogen dalam hati dan otot rangka

    ,. %erubahan glukosa menjadi trigliserida

    -. Sintesis asam nukleat

    5. Sintesis protein

    Terdapat lima reseptor insulin pada sel diantaranya *ertram

    KatAung 212+6

    $LCT 1 6 Semua jaringan terutama sel darah merah otak

    $LCT 2 6 Sel beta pankreas hati ginjal usus

    $LCT , 6 tak ginjal plasenta

    $LCT - 6 tot jaringan adiposa

    $LCT 5 6 Csus ginjal

    b. $lukagon

    $lukagon ialah suatu peptida hormon disekresikan oleh pankreas

    untuk meningkatkan kadar glukosa darah. >)eknya adlah kebalikan dari

    insulin yang menurunkan kadar glukosa darah. $lukagon dihasilkan

    oleh sel E pankreas *$uyton 212+.

    %ankreas melepaskan glukagon ketika kadar glukosa dalam darah

    menurun sehingga menyebabkan hati untuk mengkon4eksi glikogen

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    22/74

    22

    yang disimpan menjadi glukosa yang dilepaskan ke dalam aliran darah.

    Sekresi glukagon dirangsang oleh *$uyton212+6

    1. &ipoglikemia

    2. >pine)rin

    ,. 'setilkolin

    $lukagon umumnya mengangkat jumlah glukosa dalam darah

    dengan mempromosikan glukoneogenesis dan glikogenolisis. $lukosa

    disimpan dalam hati dalam baentuk glikogen yang merupakan pati dari

    molekul glukosa. Ketika glukagon mengikat ke reseptor glukagon sel!

    sel hati mengubah glikogen menjadi polimer molekul glukosa indi4idu

    dan melepaskan ke dalam aliran darah yang dikenal dengan proses

    glikogenolisis. Selain proses glikogenolisis glukagon mendorong hati

    dan ginjal untuk mensintesis glukosa tambahan yang dikenal dengan

    glukoneogenesis. $lukagon juga mengatur tingkat produksi glukosa

    melalui lipolisis *$uyton 212+.

    #. >pine)rin

    Dikenal sebagai adrenalin adalah hormon dan neurotransmitter.

    >pine)rin memiliki banyak )ungsi dalam tubuh epine)rin adalah salah

    satu dari sekelompok monoamin yang disebut katekolamin. &al ini

    dihasilkan dalam beberapa neuron dari sistem sara) pusat dan dalam sel

    #hroma))in dari medula adrenal dari asam amino )enilanin dan tirosin

    *$uyton 212+.

    >pine)rin bekerja pada hampir semua jaringan tubuh. :ungsi

    kerjanya berbeda berdasarkan tipe jaringan dan ekspresi jaringanreseptor adrenergik. 'drenalin adalah nonselekti) agonis dari semua

    reseptor adrenergik. >pine)rin yang mengikat reseptor memi#u

    sejumlah perubahan metabolik. ?eseptor mengikat E!adrenergik

    menghambat insulin yang disekresi oleh sel beta pankreas merangsang

    glikogenolisis di hati dan otot dan merangsang glikolisis dalam otot.

    ?eseptor !adrenergik mengikat reseptor memi#u sekresi glukagon

    yang dihasilkan oleh sel al)a pankreas meningkatkan hormon

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    23/74

    23

    adrenokortikotropik *'(T&+ oleh sekresi pada kelenjar pituitari dan

    meningkatkan lipolisis oleh jaringan adiposa. ersama!sama e)ek ini

    menyebabkan peingkatan glukosa darah dan asam lermak menyediakan

    substrat untuk produksi energi dalam sel di seluruh tubuh *$uyton

    212+.

    d. $lukokortikoid

    Kortisol; hidrokortisol adalah hormon steroid atau glukokortikoid

    diproduksi oleh Aona )asi#ulata dari korteks adrenal. :ungsi utamanya

    adalah untuk meningkatkan gula darah melalui glukoneogenesis

    menekan sistem kekebalan tubuh dan membantu dalam metabolisme

    lemak protein dan karbohidrat *$uyton 212+.

    Kortisol memainkan peranan penting dalam glikogenolisis.

    $likogenolisis dirangsang oleh epine)rin namun kortisol mem)asilitasi

    akti4asi )os)orilasi glikogen yang penting untuk e)ek epine)rin pada

    glikogenolisis. %eningkatan kadar kortisol jika berkepanjangan dapat

    menyebabkan proteolisis dan penge#ilan otot *$uyton 212+.

    ekanisme sel dasar untuk sekresi insulin dari selsel beta

    pan#reas sebagai respon terhadap kenaikan kadar gula darah yaitu

    )aktor pengatur utama sekresi insulin. Selsel beta tersebut mempunyai

    sejumlah besar pen"an"kut "lukosa (GLUT-2) yang memungkinkan

    terjadinya ambilan glukosa dengan ke#epatan yang sebanding dengan

    nilai kisaran )isiologis konsentrasi glukosa dalam darah. egitu berada

    di dalam sel glukosa akan ter)os)orilasi menjadi glukosa!0 )os)at oleh

    "lukokinase. Langkah ini agaknya menjadi penentu ke#epatanmetabolisme glukosa di sel beta dan dianggap sebagai mekanisme

    utama untuk mendeteksi glukosa dan menyesuaikan jumlah insulin

    yang disekresikan denga kadar glukosa darah. Glukosa- osat

    selanjutnya dioksidasi untuk membentuk adenosi tri)os)at *'T%+ yang

    menghambat kanal kaliu% yan" pe*a +T, di sel. %enutupan kanal

    kalium akan mendepolarisasikan membran sel sehingga akan membuka

    kanal natriu% ber"abun" voltase' Jang sensiti) terhadap 4oltase

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    24/74

    24

    membran. Keadaan ini akan menimbulkan aliran masuk kalsium yang

    merangsang penggabungan 4esikel yang berisi insulin dengan membran

    sel dan sekresi insulin ke dalam #airan ekstrasel melalui eksositosis

    *$uyton 212+.

    at!Aat nutrisi lain seperti asam amino tertentu dapat juga

    dimetabolisme oleh sel beta untuk meningkatkan akdar 'T% imtrasel

    dan merangsang sekresi insulin. eberapa hormon seperti glukagon

    gastri# inhibitory peptide dan asetilkolin akan meningkatkan kadar

    kalsium intrasel melalui jaras sinyal lainnya dan memperkuat e)ek

    glukosa meskipun hormon!hormon ini tidak memiliki pengaruh yang

    besar terhadap sekresi insulin tanpa adanya glukosa. &ormon!hormon

    lainnya yang meliputi somatostatin dan norepine)rin menghambat

    eksositosis insulin *$uyton 212+.

    %engaturan )isiologis kadar glukosa darah sebagian besar

    tergantung dari ekstraksi glukosa sintesis glikogen dan glukogenolisis

    dalam hati. Selain itu jaringan otot dan adipose juga mempergunakan

    glukosa sebagai sumber energi mereka. Bika kadar glukosa dalam darah

    meningkat maka pulau langerhans pan#reas sel akan mensekresikan

    "nsulin untuk menganabolik glukosa asamasam lemak dan asam

    asam asmino menjadi glikogen yang akan disimpan di dalam hati

    sehingga kadar glukosa dalam darah akan kembali normal.

    'kan tetapi jika kadar glukosa dalam darah menurun maka pulau

    langerhans pan#reas sel ' akan mensekresikan glukagon untuk

    meningkatkan kembali kadar glukosa plasma melalui peningkatan

    peme#ahan glikogen melalui peningkatan katabolisme protein%engaturan )isiologis kadar glukosa darah sebagian besar tergantung

    dari ekstraksi glukosa sintesis glikogen dan glukogenolisis dalam hati.

    Selain itu jaringan otot dan adipose juga mempergunakan glukosa

    sebagai sumber energi mereka. Bika kadar glukosa dalam darah

    meningkat maka pulau langerhans pan#reas sel akan mensekresikan

    "nsulin untuk menganabolik glukosa asamasam lemak dan asam

    asam asmino menjadi glikogen yang akan disimpan di dalam hati

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    25/74

    25

    sehingga kadar glukosa dalam darah akan kembali normal.

    'kan tetapi jika kadar glukosa dalam darah menurun maka pulau

    langerhans pan#reas sel ' akan mensekresikan glukagon untuk

    meningkatkan kembali kadar glukosa plasma melalui peningkatan

    peme#ahan glikogen melalui peningkatan katabolisme protein *$uyton

    212+.

    ekanisme yang dipakai untuk men#apai pengaturan gula darah6

    a. &ati ber)ungsi sebagai suatu sistem penyangga glukosa darah yang

    sangat penting. 'rtinya saat glikosa darah meningkat hingga

    konsentrasi yang tinggi yaitu sesudah makan dan ke#epatan sekresi

    insulin juga meningkat sebanyak 2;, dari seluruh glukosa yang

    diabsorpsi dari usus dalam wakstu singkat akan disimpan di hati dalam

    bentuk glikogen. Lalu selama beberapa jam berikutnya bila

    konsentrasi glukosa darah dan sekresi insulin berkurang hati akan

    melepaskan glukosa kembali ke dalam darah. Dengan #ara ini hati

    mengurangi )luktuasi konsentrasi glukosa darah sampai kira!kira 1;,

    dari )luktuasi yang dapat terjadi *$uyton 212+.

    b. :ungsi insulin dan glukagon sama pentingnya dengan sistem pengatur

    umpan balik untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah normal.

    ila konsentrasi glukosa darah meningkat sangat tinggi sekresi insulin

    akan terjadi. "nsulin selanjutnya akan mengurangi konsentrasi glukosa

    darah kembali ke nilai normalnya. Sebaliknya penurunan kadar

    glukosa darah akan merangsang sekresi glukagon selanjutnya glukagon

    ini akan ber)ungsi se#ara berlawanan yakni akan meningkatkan kadarglukosa darah agar kembali ke nilai normalnya. %ada sebagian besar

    kondisi yang normal mekanisme umpan balik insulin ini jauh lebih

    penting daripada mekanisme glukagon namun pada keadaan kelaparan

    atau pemakaian glukosa yang berlebihan selama akti4itas )isik dan

    keadaan stres yang lain mekanisme glikagon juga menjadi bernilai

    *$uyton 212+.

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    26/74

    26

    #. Selain itu pada keadaan hipoglikemia berat timbul suatu e)ek langsung

    akibat kadar glukosa darah yang rendah terhadap hipotalamus yang

    akan merangsang sistem sara) simpatis. Selanjutnya hormon epine)rin

    yang disekresikan oleh kelenjar adrenal menyebabkan pelepasan

    glukosa lebih lanjut dari hati. Badi epine)rin juga membantu melindungi

    agar tidak timbul hipoglikemia yang berat *$uyton 212+.

    d. Dan akhirnya sesudah beberapa jam dan beberapa hari sebagai

    responterhadap hipoglikemia yang lama akan timbul sekresi hormon

    pertumbuhan dan kortisol dan kedua hormon ini mengurangi ke#epatan

    pemakaian glukosa oleh sebagian besar sel tubuh dan sebaliknya akan

    menambah jumlah pemakaian lemak. &al ini juga akan mengembaikan

    kadar glukosa darah menjadi normal *$uyton 212+.

    $ambar 1.- ekanisme %engaturan $ula

    darah *$uyton 212+.

    >tiologi Diabetes elitus

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    27/74

    27

    %enyebab diabetes mellitus sampai sekarang belum diketahui dengan

    pasti tetapi umumnya diketahui karena kekurangan insulin adalah penyebab

    utama dan )aktor herediter memegang peranan penting.

    1. Diabetes tipe 1 yang juga disebut dengan "nsulin Dependent Diabetes

    ellitus *"DD+

    Sering terjadi pada usia sebelum , tahun. iasanya juga disebut

    uvenille .iabetes yang gangguan ini ditandai dengan adanya

    hiperglikemia *meningkatnya kadar gula darah+ *$uyton and &all 212+.

    :aktor genetik dan lingkungan merupakan )aktor pen#etus "DD.

    leh karena itu insiden lebih tinggi atau adanya in)eksi 4irus *dari

    lingkungan+ misalnya co#sackievirus / dan streptococcus sehingga

    pengaruh lingkungan diper#aya mempunyai peranan dalam terjadinya

    D *$uyton and hall 212+.

    Mirus atau mikroorganisme akan menyerang pulaupulau

    langerhans pankreas yang membuat kehilangan produksi insulin. Dapat

    pula akibat respon autoimmun dimana antibodi sendiri akan menyerang

    sel beta pankreas. :aktor herediter juga diper#aya memainkan peran

    mun#ulnya penyakit ini *$uyton and hall 212+.

    2. Diabetes tipe 2 yang juga disebut dengan @on "nsulin Dependent

    Diabetes ellitus *@"DD+

    Mirus dan kuman leukosit antigen tidak nampak memainkan

    peranterjadinya @"DD. :aktor herediter memainkan peran yang sangat

    besar. ?iset melaporkan bahwa obesitas salah satu )aktor determinan

    terjadinya @"DD sekitar 87 klien @"DD adalah kegemukan. 0ver

    1ei"ht membutuhkan banyak insulin untuk metabolisme. Terjadinyahiperglikemia disaat pankreas tidak #ukup menghasilkan insulin sesuai

    kebutuhan tubuh atau saat jumlah reseptor insulin menurun atau

    mengalami gangguan. :aktor resiko dapat dijumpai pada klien dengan

    riwayat keluarga menderita D adalah resiko yangbesar *$uyton and

    hall 212+.

    %ada kedua jenis diabetes mellitus metabolisme semua bahan

    makanan utama terganggu. %engaruh mendasar resistensi atas tidak

    adanya insulin terhadap metabolisme glukosa adalah men#egah e)isiensi

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    28/74

    28

    penggunaan dan pengambilan glukosa oleh sebagian besar sel!sel tubuh

    ke#uali oleh otak. &asilnya konsentrasi glukosa darah meningkat

    penggunaan glukosa oleh sel menjadi sangat berkurang dan penggunaan

    protein meningkat *$uyton and hall 212+.

    %ato)isiologi Diabetes elitus

    '. Diabetes tipe 1

    %ada Diabetes tipe " terdapat ketidak mampuan pankreas

    menghasilkan insulin karena han#urnya sel!sel beta pulau langerhans.

    Dalam hal ini menimbulkan hiperglikemia puasa dan hiperglikemia post

    prandial *(orwin 2+.Dengan tingginya konsentrasi glukosa dalam darah maka akan

    mun#ul glukosuria *glukosa dalam darah+ dan ekskresi ini akan disertai

    pengeluaran #airan dan elektrolit yang berlebihan *diuresis osmoti#+

    sehingga pasien akan mengalami peningkatan dalam berkemih *poliuria+

    dan rasa haus *polidipsia+ *(orwin 2+

    De)esiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan

    lemak sehingga terjadi penurunan berat badan akan mun#ul gejala

    peningkatan selera makan *poli)agia+. 'kibat yang lain yaitu terjadinya

    proses glikogenolisis *peme#ahan glukosa yang disimpan+ dan

    glukogeonesis tanpa hambatan sehingga e)eknya berupa peme#ahan

    lemak dan terjadi peningkatan keton yangdapat mengganggu

    keseimbangan asam basa dan mangarah terjadinya ketoasidosis *(orwin

    2+

    Kurangnya produksi insulin oleh sel beta pan#reas

    Kerusakan sel beta pan#reas atau penyakit penyakit yang

    menggangu produksi insulin dapat menyebabkan timbulnya diabetes tipe

    1. "n)eksi 4irus atau kelainan autoimun dapat menyebabkan kerusakan sel

    beta pankreas pada banyak pasien diabetes tipe 1 meskipun )aktor

    herediter juga berperan penting untuk menentukan kerentanan sel!sel

    beta terhadap gangguan gangguan tersebut. %ada beberapa kasus

    ke#enderungan )aktor herediter dapat menyebabkan degenerasi sel beta

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    29/74

    2

    bahkan tanpa adanya in)eksi 4irus atau kelainan autoimun *$uyton and

    hall 212+.

    Kuranganya insulin mengurangi e)isiensi penggunaan glukosa di

    peri)er dan akan menambah produksi glukosa sehingga glukosa plasma

    meningkat sampai ,!12 mg;1ml. peningkatan kadar glukosa

    plasma selanjutnya menimbulkan berbagai pengaruh diseluruh tubuh

    *$uyton and hall 212+.

    Kadar glukosa darah yang tinggi menyebabkan lebih banyak

    glukosa yang masuk ke dalam tubulus ginjal untuk di)iltrasi melebihi

    jumlah yang dapat direabsorbsi dan kelebihan glukosa akan dikeluarkan

    kedalam urin. ila kadar glukosa darah meningkat diatas 18 mg;dl

    yaitu suatu kadar yang disebut sebagai Gnilai ambangH darah untuk

    timbulnya glukosa dalam urin. ila kadar glukosa darah meningkat

    menjadi , sampai 5 mg;dl umumnya dijumpai pada pasien diabetes

    berat yang tidak diobati 1 gram atau lebih glukosa akan dilepaskan

    kedalam urin setiap harinya *$uyton and hall 212+.

    Tingginya kadar glukosa dalam darah *kadang!kadang men#apai 8

    sampai 1 kali normal pada passion diabetes yang parah+ dapat

    menyebabkan dehidrasi berat pada sel di seluruh tubuh. &al ini terjadi

    sebagian karena glukosa tidak dapat dengan mudah berdi)usi melewati

    pori!pori membrane sel dan naiknya tekanan osmoti# dalam #airan

    ekstrasel menyebabkan timbulnya perpindahan air se#ara osmosis keluar

    sel *$uyton and hall 212+.

    Selain e)ek dehidrasi sel langsung akibat glukosa yang berlebihan

    keluarnya glukosa kedalam urin akan menimbulkan keadaan diuresis

    osmotik. Diuresis osmoti# adalah e)ek osmoti# dari glukosa dalam

    tubulus ginjal yang sangat mengurangi reabsorbsi #airan tubulus. >)ek

    keseluruhannya adalah kehilangan #airan yang sangat besar dalam urin

    sehingga menyebabkan dehidrasi #airan ekstrasel yang selanjutnya

    menimbulkan dehidrasi kompensatorik #airan intrasel. Badi gambaran

    klasik dari diabetes adalah adanya poliuria dehidrasi ekstrasel dan

    intrasel dan bertambahnya rasa haus *$uyton and hall 212+.

    ila kadar glukosa darah tidak terkontrol baik dalam waktu yang

    lama pada diabetes mellitus pembuluh darah diberbagai jaringan

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    30/74

    3!

    diseluruh tubuh mulai mengalami gangguan )ungsi dan perubahan

    struktur yang berakibat ketidak#ukupan ssuplai darah ke jaringan. &al

    tersebut selanjutnya akan meningkatkan resiko untuk terkena serangan

    jantung stroke penyakit ginjal stadium akhir retinopati dan kebutaan

    dan iskemi dan gangren ditungkai *$uyton and hall 212+.

    %eningkatan kadar glukosa darah yang berkepanjangan juga

    menimbulkan kerusakan dibanyak jaringan lainnya. (ontohnya

    neuropati peri)er yaitu kelainan )ungsi sara) peri)er dan dis)ungsi system

    sara) otonom yang sering menjadi komplikasi diabetes mellitus yang

    tidak terkontrol dalam waktu lama. Kelainan!kelainan tersebut dapat

    menimbulkan gangguan re)leks kardio4askular gangguan pengaturankandung kemih penurunan sensasi di ekstremitas dan gejala!gejala lain

    akibat kerusakan sara) peri)er.

    ekanisme pasti yang menyebabkan kerusakan jaringan pada

    diabetes mellitus belum dipahami sepenuhnya namun agaknya

    melibatkan berbagai e)ek dari tinggianya kadar glukosa darah dan

    kelainan metabolisme lainnya pada endotel dan sel otot polos 4as#ular

    dan jaringan lainnya. Selain itu hipertensi akibat kerusakan ginjal dan

    aterosklerosis akibat kelainan metabolisme lipid sering kali dijumpai

    pada pasieen diabetes dan memperparah kerusakan jaringan yang timbul

    akibat peningkatan kadar glukosa darah *$uyton and hall 212+.

    %ergeseran metabolisme karbohidrat ke metabolisme lemak pada

    pasien diabetes akan meningkatkan pelepasan asam!asam keto seperti

    asam asetoasetat dan asam !hidroksibutirat ke dalam plasma melebihi

    ke#epatan ambilan dan oksidasinya oleh sel!sel jaringan. 'kibatnya

    pasien mengalami asidosis metabolik berat akibat asam keto yangberlebihan yang terkait dengan dehidrasi akibat pembentukan urin yang

    berlebihan dapat menimbulkan asidosis yang berat. &al ini #epat

    berkembang menjadi koma diabetikum dan kematian ke#uali pasien

    segera diobati dengan sejumlah besar insulin *$uyton and hall 212+.

    Semua upaya kompensasi )isiologi yang terjadi pada asidosis

    diabetik. Cpaya!upaya tersebut men#akup pernapasan yang dalam dan

    #epat yang akan meningkatkan ekspirasi karbon dioksidaN hal ini akan

    mendaparkan asidosis namun juga akan mengurangi #adangan bikarbonat

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    31/74

    31

    di#airan ekstrasel. $injal melakukan kompensasi dengan mengurangi

    ekskresi bikarbonat dan menghasilkan bikarbonat baru yang ditambahkan

    kembali ke #airan ekstrasel *$uyton and hall 212+.

    Falaupun asidosis yang ekstrem ini hanya terjadi pada kebanyakan

    kasus diabetes yang tidak terkontrol keadaan ini dapat menyebabkan

    timbulnya koma asidosis dan kematian dalam beberapa jam setelah p&

    darah turun dibawah 3. Seluruh perubahan elektrolit dalam darah

    sebagai akibat dari keadaan asidosis diabetikum yang parah *$uyton and

    hall 212+.

    %enggunaan lemak yang berlebihan di hati dalam kurun waktu

    yang lama akan menyebabkan sejumlah besar kolesterol bersirkulasi

    dalam darah dan menumpuknya kolesterol pada dinding arteri keadaan

    ini menimbulkan arteriosklerosis berat dan lesi!lesi 4as#ular lainnya

    *$uyton and hall 212+.

    Kegagalan menggunakan glukosa sebagai sumber energy berakibat

    peningkatan mobilisasi protein dan lemak. leh karena itu seseorang

    dengan diabetes mellitus berat yang tidak diobati akan mengalami

    penurunan berat badan yang #epat dan astenia *kurangnya energi+

    meskipun ia memakan sejumlah besar makanan *poli)agia+. Tanpa

    pengobatan kelainan metabolisme ini dapat menyebabkan kehilangan

    jaringan tubuh dan kematian dalam waktu beberapa minggu *$uyton and

    hall 212+.

    . Diabetes tipe 2

    Terdapat dua masalah utama pada D Tipe "" yaitu resistensi

    insulin dan gangguan sekresi insulin. @ormalnya insulin akan berkaitan

    pada reseptor kurang dan meskipun kadar insulin tinggi dalam darahtetap saja glukosa tidak dapat masuk kedalam sel sehingga sel akan

    kekurangan glukosa*(orwin 2+.

    ekanisme inilah yang dikatakan sebagai resistensi insulin. Cntuk

    mengatasi resistensi insulin dan men#egah terbentuknya glukosa dalam

    darah yang berlebihan maka harus terdapat peningkatan jumlah insulin

    yang disekresikan. @amun demikian jika sel!sel beta tidak mampu

    mengimbanginya maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadilah D

    tipe "" *(orwin 2+.

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    32/74

    32

    %ada diabetes tipe 2 berbeda dengan diabetes tipe 1 dikaitkan

    dengan peningkatan konsentrasi insulin plasma *hiperinsulinemia+. &al

    ini terjadi sebagai upaya kompensasi oleh ssel beta pankreas terhadap

    penurunan sensiti4itas jaringan terhadap e)ek metabolisme insulin yaitu

    suatu kondisi yang dikenal sebagai resistensi insulin. %enurunan

    sensiti4itas insulin mengganggu penggunaan dan penyimpanan

    karbohidrat yang akan meningkatkan kadar gula darah dan merangsang

    peningkatan sekresi insulin sebagai upaya kompensasi *$uyton and hall

    212+.

    %erkembangan resistensi insulin dan gangguan metabolisme

    glukosa biasanya terjadi se#ara bertahap yang dimulai denganpeningkatan berat badan dan obesitas. 'kan tetapi mekanisme yang

    menghubungkan obesitas dengan resistensi insulin masih belum pasti.

    eberapa penelitian menunjukan bahwa jumlah reseptor insulin di otot

    rangka hati dan jaringan adipose pada orang obesitas lebih sedikit

    daripada jumlah reseptor pada orang yang kurus. @amun kebanyakan

    resistensi insulin agaknya disebabkan kelainan jaras sinyal yang

    menghubungkan reseptor yang terakti4asi dengan berbagai e)ek selular.

    $angguan sinyal insulin agaknya disebabkan e)ek toksik dari akumulasi

    lipid di jaringan sseperti otot rangka dan hati akibat kelebihan berat

    badan *$uyton and hall 212+.

    anin)estasi Diabetes elitus Tipe 1 dan 2

    ani)estasi klinis diabetes mellitus dikaitkan dengan konsekuensi

    metaboli# de)isiensi insulin. %asien!pasien dengan de)isiensi insulin tidak

    dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau

    toleransi glukosa setelah makan karbohidrat. Bika hiperglikemianya berat

    dan melebihi ambang ginjal untuk Aat ini maka timbul glikosuria.

    $likosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmoti# yang meningkat

    pengeluaran urine *poliuria+ dan timbul rasa haus *polidipsia+. Karena

    glukosa hilang bersama urine maka pasien mengalami keseimbangan

    kalori negati) dan berat badan berkurang. ?asa lapar yang semakin besar

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    33/74

    33

    *poli)agia+ mungkin akan timbul sebagai akibat kehilangan kalori. %asien

    mengeluh lelah dan mengantuk. *%ri#e Filson 20+

    %asien dengan diabetes tipe 1 sering memperlihatkan awitan gejalayang eksplosi) dengan polidipsia poliuria turunnya berat badan

    poli)agia lemah somnolen yang terjadi selama beberapa hari atau

    beberapa minggu. %asien dapat menjadi sakit berat dan timbul

    ketoasidosis serta dapat meninggal kalau tidak mendapatkan pengobatan

    segera. Terapi insulin biasanya diperlukan untuk mengontrol

    metabolisme dan umumnya penderita peka terhadap insulin. Sebaliknya

    pasien dengan diabetes tipe 2 mungkin sama sekali tidak memperlihatkan

    gejala apapun dan diagnosis hanya dibuat berdasarkan pemeriksaan

    darah di laboratorium dan melakukan tes toleransi glukosa. %ada

    hiperglikemia yang lebih berat pasien tersebut mungkin menderita

    polidipsia poliuria lemah dan somnolen. iasanya mereka tidak

    mengalami ketoasidosis karena pasien ini tidak de)isiensi insulin se#ara

    absolut namun hanya relati). Sejumlah insulin tetap disekresi dan masih

    #ukup untuk menghambat ketoasidosis. Kalau hiperglikemia berat dan

    pasien tidak berespons terhadap terapi diet atau terhadap obat!obat

    hipoglikemik oral mungkin diperlukan terapi insulin untuk menormalkan

    kadar glukosanya. %asien ini biasanya memperlihatkan kehilangan

    sensiti4itas peri)er terhadap insulin. Kadar insulin pada pasien sendiri

    mungkin berkurang normal atau malahan tinggi tetapi tetap tidak

    memadai untuk mempertahankan kadar glukosa darah normal. %enderita

    juga resisten terhadap insulin eksogen. *%ri#e Filson 20+

    Diagnosis D harus didasarkan atas pemeriksaan konsentrasi

    glukosa darah. Dalam menentukan diagnosis D harus diperhatikan asal

    baha darah yang diambil dan #ara pemeriksaan yang dipakai. Cntuk

    diagnosis pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa

    dengan #ara enAimatik dengan bahan darah plasma 4ena. *Sudoyo dkk

    29+

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    34/74

    34

    $ambar 1.5 Langkah!langkah diagnostik D dan toleransi glukosa

    terganggu *Sudoyo dkk 29+

    (. Diabetes elitus Tipe Lain 6

    a. De)ek genetik )ungsi sel beta akibat mutasi di 6

    1. kromosom 12 &@:!E * dahulu DJ ,+

    2. kromosom 3 glukokinase *dahulu DJ 2+

    ,. kromosom 2 &@:!E *dahulu DJ 1+-. kromosom 1, insulin pro%oter actor* dahulu DJ -+

    5. kromosom 13 &@:!1 *dahulu DJ 5+

    0. kromosom 2 @euro D1 *dahulu DJ 0+

    3. D@' mitokondria

    b. De)ek genetik kerja insulin

    ?esistensi insulin tipe ' epre#haunism sindrom ?abson

    endenhall diabetes lipoatro)ik lainnya.

    #. %enyakit eksokrin pankreas

    %ankreatitis trauma;pankreatektomi neoplasma )ibrosis kistik

    hemikromatosis pankreatopati )ibro kalkulus lainnya.d. >ndokrinopati

    'kromegali sindrom #ushing )eokromositoma hipertiroidisme

    somatostatinoma aldosteronoma lainnya.

    e. Karena obat;Aat kimia

    Ma#or pentamidin asam nikotinat glukokortikoid hormon tiroid

    diaAoOid lainnya.

    ). "n)eksi

    ?ubella kongenital (M.

    g. "munologi *jarang+

    Sindrom Sti))man antibody antireseptor insulin.

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    35/74

    35

    h. Sindrom genetik lain

    Sindrom Down sindrom Kline)elter sindrom Turner sindrom

    Fol)ramPs ataksia :riedrei#hPs #horea &untington por)iria

    sindrom %rader Filli lainnya *%>?K>@" 212+.

    De)ek $enetik :ungsi Sel eta

    Diabetes tipe ini memiliki pra4alensi )amilial yang tinggi dan

    bermani)estasi sebelum usia 1- tahun. %asien seringkali obesitas dan

    resisten terhadap insulin. Kelainan geneti# telah dikenali dengan mutasi

    yang berbeda *DJ 1 DJ 2 DJ , DJ -+ *%ri#e

    Filson 212+.

    'kromegali

    'kromegali berasal dari istilah Junani yaitu akron *ekstremitas+

    dan megale *besar+ yang didasarkan atas salah satu temuan klinis

    akromegali yaitu pembesaran tangan dan kaki. Sebagian besar *987+

    kasus akromegali disebabkan oleh tumor hipo)isis. $ejala klinis yang

    dijumpai pada pasien akromegali disebabkan oleh massa tumor dan

    hipersekresi hormon pertumbuhan *"ro1th hor%one+ yang terjadi

    setelah lempeng pertumbuhan tulang menutup *Sudoyo dkk 211+.

    a. >pidemiologi

    'ngka per4alensi akromegali diperkirakan men#apai 3

    kasus dari satu juta penduduk sementara angka kejadian

    akromegali diperkirakan men#apai ,!- kasus setiap tahunnya dari

    satu juta penduduk. Csia rerata pasien yang terdiagnosis

    akromegali adalah --5 tahun *Sudoyo dkk 211+.

    b. %ato)isiologiTumor hipo)isis a)iterior akan menimbulkan e)ek massa

    terhadap struktur sekitarnya. $ejala klinis yang sering ditemukan

    adalah sakit kepala dan gangguan penglihatan. %embesaran ukuran

    tumor akan menyebabkan timbulnya keluhan sakit kepala dan

    penekanan pada kiasma optikum akan menyebabkan gangguan

    penglihatan dan penyempitan lapang pandang. Selain itu

    penekanan pada daerah otak lainnya juga dapat menimbulkan

    kejang hemiparesis dan gangguan kepribadian. %ada akromegali

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    36/74

    36

    dapat terjadi hipersekresi maupun penekanan sekresi hormon yang

    dihasilkan oleh hipo)isis anterior. &iperprolaktinemia drjumpai

    pada,7 kasus sebagai akibat dari penekanan tangkai atau

    histopatologi tumor tipe #ampuran. Selain itu dapat terjadi

    hipopituitari akibat penekanan massa hipo)isis yang normal oleh

    massa tumor *Sudoyo dkk 211+.

    &ipersekresi hormon pe)iumbuhan dapat menimbulkan

    berbagai ma#am perubahan metabolik dan sistemik seperti

    pembengkakan jaringan lunak akibat peningkatan deposisi

    glikosaminoglikan serta retensi #ahan dan natrium oleh gnjal

    pertunbuhan tulang yang berlebihan misalnya pada tulang wajah

    dan ekstremitas kelemahan tendon dan ligamen sendi penebalan

    jaringan kartilago sendi dan jaringan )ibrosa periartikular

    osteoartritis serta peningkatan akti4itas kelenjar keringat dan

    sebasea *Sudoyo dkk 211+.

    &ormon pertumbuhan yang berlebihan akan menyebabkan

    gangguan organ dalam dan metabolik. %embesaran organ dalam

    *organomegali+ seringkali ditemukan. %ada janturng terjadi

    hipertro)i kedua 4entrikel. ?etensi #airan dan natrium akan

    menyebabkan peningkatan 4olume plasrna dan berperanan dalam

    terjadinya hipertensi pada pasien akromegali. Selain itu e)ek

    kontra hormon pertumbuhan terhadap kerja insulin di jaringan hati

    maupun peri)er dapat menyebabkan toleransi glukosa terganggu

    *157+ ganggan glukosa darah puasa *197+ dan diabetes melitus

    *27+. >)ek tersebut diperkirakan terjadi melalui peningkatan

    produksi dan ambilan asam lemak bebas. ?esistensi insulin terjadiakibat peningkatan massa jaringan lemak penurunan lean body

    %ass serta gangguan akti4itas )isik. $angguan kerja enAim

    trigliserida lipase dan lipoprotein lipase di hati akan menyebabkan

    hipertrigliserida *Sudoyo dkk 211+.

    #. ani)estasi Klinis

    Tabel 1. ani)estasi klinis akromegali

    >)ek lokal tumor %embesaran hipo)isis de)ek lapang

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    37/74

    37

    kelumpuhan sara) kranial sakit

    kepala.

    Sistem somatik %embesaran akral

    Sistem muskuloskeletal $igantisme maloklusi prognatismatralgia stritis (TS miopati

    Kulit dan saluran #erna &yperhidrosisskin ta"!polip kolon

    Sistem kardio4askuler &ipertro)i 4entrikel kiri

    kardiomiopati hipertensi (&:

    Sistem pernapasan $angguan tidursleep apnea!

    narkolepsi

    Miseromegali Lidah kelenjar tiroid kelenjar sali4a

    limpa ginjal prostat.

    Sistem endokrin dan

    metabolik

    ?eproduksi6 gangguan menstruasi

    galaktorea impotensi.

    >@ tipe 16 hiperparatiroid tumor

    pan#reas.

    Karbohidrat6 gangguan metabolism

    glukosa resistensi insulin

    hiperinsulinemia D.

    Lemak6 hipertrigliseridemia

    Sindrom (ushinga. ani)estasi Klinis

    Tanda dan gejala sindrom #ushing ber4ariasi akan tetapi

    kebanyakan orang dengan gangguan tersebut memiliki obesitas

    tubuh bagian atas wajah bulat peningkatan lemak di sekitar

    leher dan lengan yang relati) ramping dan kaki. 'nak!anak

    #enderung untuk menjadi gemuk dengan tingkat pertumbuhan

    menjadi lambat. ani)estasi klinis yang sering mun#ul pada

    penderita #ushing syndrome antara lain 6

    1. ?ambut tipis

    2. oon )a#e

    ,. %enyembuhan luka buruk

    -. udah memar karena adanya penipisan kulit

    5. %etekie

    0. Kuku rusak

    3. Kegemukan dibagian perut

    8. Kurus pada ekstremitas

    9. Striae

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    38/74

    38

    1. steoporosis

    11. Diabetes elitus

    $ambar 1.0 ani)estasi klinis sindrom

    #ushing. *ational 3ndocrine and 4etabolic

    .iseases 5nor%ation Service 28+

    @europati peri)er Tanda!

    tanda umum dan gejala

    lainnya termasuk6

    1.

    Kelelahan yang sangat parah

    2. tot!otot yang lemah

    ,. Tekanan darah tinggi

    -. $lukosa darah tinggi

    5. ?asa haus dan buang air ke#il yang berlebihan

    0. udah marah #emas bahkan depresi

    3. %unuk lemak *)atty hump+ antara dua bahu *ational

    3ndocrine and 4etabolic .iseases 5nor%ation Service

    28+

    2. %emeriksaan %enunjang Diabetes elitus

    '. $ula Darah %uasa (6astin" /lood Su"ar)a. @ilai ?ujukan

    Dewasa6

    Serum dan %lasma6 3!11 mg;dl.

    Darah lengkap6 0!1 mg;dl.

    @ilai panik6 < - mg;dl dan Q 3 mg;dl.

    'nak!anak6

    ayi baru lahir6 ,!8 mg;dl.

    'nak6 0!1 mg;dl.

    Lansia6 3!12 mg;dl *Le4e)er kee 28+.

    b. Tujuan

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    39/74

    3

    Cntuk memastikan diagnosis status pradiabetes atau diabetes

    melitus dan untuk memantau kadar glukosa darah pada klien

    diabetik mengonsumsi obat antidiabetik *insulin atau obat

    hipoglikemik oral+ *Le4e)er kee 28+.

    . $ula Darah Dua Bam %ostprandial

    a. @ilai ?ujukan

    Dewasa6

    Serum atau plasma6 < - mg;dl;2 jam

    Darah6 < 12 mg;dl;2 jam

    Lansia6

    Serum6 < 10 mg;dl;2 jam

    Darah6 < 1- mg;dl;2 jam

    'nak!anak6 < 12 mg;dl;2 jam *Le4e)er kee 28+.

    b. DeskripsiCji gula darah 2 jam pas#aprandial biasanya dilakukan untuk

    mengukur respon klien terhadap asupan tinggi karbohidrat 2 jam

    setelah makan *sarapan pagi atau makan siang+. Cji ini dilakukan

    untuk pemindaian terhadap diabetes normalnya dianjurkan bila kadar

    gula darah puasa normal tinggi atau sedikit meningkat. $lukosa serum

    Q1- mg;dl atau kadar glukosa darah lebih besar dari 12 mg;dl

    merupakan kadar yang abnormal bila demikian diperlukan uji lebih

    lanjut *Le4e)er kee 28+.

    ,. %engobatan Diabetes elitus

    '. :armakologi

    a. Terpi "nsulin

    "nsulin masih merupakan obat utama untuk D tipe 1 dan

    beberapa jenis D tipe 2 tetapi memang banyak pasien D yang

    enggan disuntik ke#uali dalam keadaan terpaksa. Karenanya terapi

    edukasi pasien D sangatlah penting agar pasien sadar akan

    perlunya terapi insulin meski diberikan se#ara suntik. Suntikan

    insulin dapat diberikan dengan berbagai #ara seperti intra4ena

    intramusk seperti intra4ena intramusk seperti intra4ena

    intramuskular dan umumnya pada pengguna jangka panjang lebih

    disukai pemberian subkutan *SK+. (ara pemberian ini berbeda

    dengan keadaan sekresi insulin se#ara )isiologik. Setelah asupan

    makanan kinetiknya tidak menunjukkan peningkatan dan penurunan

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    40/74

    4!

    sekresi insulin yang #epat pada pemberian subkutan insulin akan

    berdi)usi kesirkulasi peri)er yang seharusnya langsung masuk ke

    sirkulasi portal karenanya e)ek langsung hormon ini pada hepar

    menjadi kurang. eski demikian kalau #ara pembrian ini dilakukan

    dengan #ermat tujuan terapi akan ter#apai *$unawan 212+.

    %reparat insulin dapat dibedakan berdasarkan lama kerja yaitu 6

    a. "nsulin kerja singkatSediaan ini terdiri dari insulin tunggal biasa mulai

    kerjanya baru sesudah setengah jam *injeksi subkutan+

    #ontoh6 '#trapid Melosulin &umulin ?egular.

    b. "nsulin kerja panjang *lon"-actin"+

    Sediaan insulin ini bekerja dengan #ara mempersulit

    daya larutnya di #airan jaringan dan menghambat resorpsinya

    dari tempat injeksi ke dalam darah. etoda yang digunakan

    adalah men#ampurkan insulin dengan protein atau seng ataumengubah bentuk )isiknya #ontoh64onotard 7u%an.

    #. "nsulin kerja sedang *medium!a#ting+

    Sediaan insulin ini jangka waktu e)eknya dapat

    di4ariasikan dengan men#ampurkan beberapa bentuk insulin

    dengan lama kerja berlainan #ontoh6 iOtard , &. Se#ara

    keseluruhan sebanyak 2!257 pasien D tipe 2 kemudian

    akan memerlukan insulin untuk mengendalikan kadar

    glukosa darahnya. Cntuk pasien yang sudah tidak dapat

    dikendalikan kadar glukosa darahnya dengan kombinasi

    met)ormin dan sul)onilurea langkah selanjutnya yang

    mungkin diberikan adalah insulin *Tabel 1+ *$unawan 212+.

    Dosis awal pasien D muda 3!15C;kg berat badan.

    %asien kadang!kadang terjadi remisi dan pada periode ini

    insulin tidak dibutuhkan *honey%oon phase+. Cntuk terapi

    awal regular insulin dan insulin kerja sedang *inter%ediate

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    41/74

    41

    actin"+ merupakan pilihan dan diberikan 2 kali sehari. Cntuk

    D dewasa yang kurus 8!1C insulin kerja sedang diberikan

    2!1, menit sebelum makan pagi dan -!5C seblum makan

    malam D dewasa gemuk 2C pagi hari dan 1C sebelum

    makan malam. Dosis ditingkatkan se#ara bertahap sesuai

    hasil pemeriksaan glukosa darah dan urin *$unawan 212+.

    &ipoglikemi merupakan e)ek samping yang paling

    sering terjadi dan terjadi akibat dosis insulin yang terlalu

    besar tidak tepatnya waktu makan dengan waktu ter#apainya

    kadar pun#ak insulin atau karena adanya )aktor yang dapat

    meningkatkan sensiti4itas terhadap insulin misalnyainsu)isiensi adrenal atau pituitary ataupun kerja )isik yang

    berlebihan *$unawan 212+.

    b. bat 'ntidiabetik ral

    'da 5 golongan antidiabetik oral *'D+ yang dapat digunakan

    untuk D dan telah dipasarkan di "ndonesia yaitu golongan

    sul)onilurea meglitinid biguanid penghambat E!glikosidase dan

    tiaAolidinedion. Kelima golongan obat ini dapat diberikan pada D

    tipe 2 yang tidak dapat dikontrol hanya dengan diet dan latihan saja

    *Tabel 1+ *$unawan 212+.

    1+ $olongan Sul)onilurea

    Dikenal 2 generasi sul)onilurea generasi 1 terdiri dari

    tolbutamid tolaAamid asetoheksimid dan klorpropamid.

    $enerasi 2 yang potensi hipoglikemik lebih besar yaitu gliburid

    glipiAid gliklaAid dan glimepirid. $olongan obat ini bekerja

    merangsang sekresi insulin dikelenjar pankreas oleh sebab itu

    hanya e)ekti) apabila sel!sel Langerhans pankreas masih dapat

    berproduksi. %enurunan kadar glukosa darah yang terjadi setelah

    pemberian senyawa!senyawa sul)onilurea disebabkan oleh

    perangsangan sekresi insulin oleh kelenjar pankreas. bat

    golongan ini merupakan pilihan untuk diabetes dewasa baru

    dengan berat badan normal dan kurang serta tidak pernah

    mengalami ketoasidosis sebelumnya *$unawan 212+.

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    42/74

    42

    Sul)onilurea tidak boleh diberikan sebagai obat tunggal

    pada pasien D ju4enil pasien yang kebutuhan insulinnya tidak

    stabil D berat D dengan kehamilan dan keadaan gawat.

    bat!obat tersebut harus digunakan dengan sangat berhati!hati

    pada D dengan gangguan )ungsi hepar dan ginjal insu)isiensi

    endokrin keadaan giAi buruk dan pada pasien yang mendapat

    obat golongan lain *$unawan 212+.

    2+ eglitinid

    ?epaglinid dan neteglinid merupakan golongan meglitinid.

    $olongan 'D ini merangsang insulin dengan bantuan kanal K

    yang+T,-independent di sel pankreas. %ada pemberian oral

    absorpsinya #epat dan kadar pun#aknya di#apai dalam waktu 1

    jam. asa paryhnya 1 jam karenanya harus diberikan beberapa

    kali sehari sebelum makan. etabolisme utamanya dihepar dan

    metabolitnya tidak akti). %ada pasien dengan gagguan )ungsi

    hepar atau ginjal harus diberikan se#ara berhati!hati. >)ek

    samping utamanya hipoglikemia dan gangguan saluran #erna

    *$unawan 212+.

    ,+ iguanid

    Sebenarnya dikenal , jenis 'D dari golongan ini yaitu

    )en)ormin bu)ormin dan met)ormin. Tetapi yang pertama telah

    ditarik dari peredaran karena sering menyebabkan asidosis

    laktat saat ini yang paling sering digunakan adalah met)ormin

    met)ormin menurunkan glukosa darah melalui pengaruhnya

    terhadap kerja insulin pada tingkat selular dan menurunkanproduksi gula hati. et)ormin juga menekan na)su makan

    hingga berat badan tidak meningkat sehingga layak diberikan

    pada penderita yang o4erweight. bat golongan ini tidak boleh

    diberikan pada kehamilan pasien penyakit hepar berat penyakit

    ginjal dengan uremia penyakit jantung kongesti) dan penyakit

    paru dengan hipoksia kronik *$unawan 212+.

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    43/74

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    44/74

    44

    Detemir glargin

    SCL:@"LC?>

    '

    $liplAid

    $libunid

    $limepirid

    Secreta"o"ue

    insulin 6

    menutup saluran

    KRdisel beta.

    eningkatkan

    pelepasan

    insulin

    %ada pasien yang

    sel betanya masih

    ber)ungsi

    mengurangi

    glukosa darah.

    eningkatkan

    pembentukan

    glikogen lemak

    dan protein.

    ?egulasi gen

    Diabetes tipe

    2

    Dapat diberikan per

    oral

    asa kerja 1!2- jam

    Toksisitas 6

    hipoglikemia

    penambahan berat

    badan

    >$L"T"@"D

    1. ?epaglini

    d

    2. @eteglinid

    Secreta"o"ue

    "nsulin 6 serupa

    dengan

    sul)onilurea

    dengan tumpang

    tindih pada

    tempat

    pengikatan

    Secreta"o"ue

    "nsulin 6 serupa

    dengan

    sul)onilurea

    dengan tumpang

    tindih pada

    tempat

    pengikatan

    %ada pasien yang

    sel betanya masih

    ber)ungsi

    mengurangi

    glukosa darah.

    eningkatkan

    pembentukan

    glikogen lemak

    dan protein

    %ada pasien yang

    sel betanya masih

    ber)ungsi

    mengurangi

    glukosa darah.

    eningkatkan

    pembentukan

    glikogen lemak

    dan protein

    D tipe 2

    D tipe 2

    ral

    'witan kerja sangat

    #epat

    asa kerja 5!8jam

    Toksisitas

    hipoglikemia

    ral

    'witan kerja sangat

    #epat dan masa kerja

    singkat *

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    45/74

    45

    di hati dan ginjal Toksisitas6 gejala

    pen#ernaan asidosis

    laktat *jarang+. Tidak

    dapat digunakan pada

    pasien dengan

    gangguan )ungsi

    ginjal;hati gagal

    jantung kongesti) dan

    keadaan

    hipoksia;asidosis

    "@&""T?'L:'!

    $LCKS"D'S>

    'karbosa

    miglitol

    enghambatE!glukosidase

    usus

    engurangiperubahan tebung

    dan disakarida

    menjadi

    monosakarida.

    engurangi

    hiperglikemia

    pas#a!makan

    Diabetes tipe2

    ral awitan kerja#epat

    Tosisitas 6 gagal

    pen#ernaan

    Tidak dapat digunakan

    pada pasien dengan

    gangguan )ungsi

    ginjal;hati dan

    gangguan usus

    T"'L"D"@>D

    "@

    1. %ioglitaAo

    n

    2. ?osiglitaA

    on

    engatur

    ekspirasi gen

    dengan

    meningkat

    %%'?! dan

    %%'?!E

    engatur

    ekspirasi gen

    engurangi

    resistensi insulin

    engurangi

    retensi insulin

    Diabetes tipe

    2

    Diabetes tipe

    2

    ral kerja lama

    *Q2-jam+

    Toksisitas 6 retensi

    #airan edema

    anemia penambahan

    berat edema ma#ula

    )raktur tulang pada

    wanita.

    Tidak dapat digunakan

    pada (&: dan

    penyakit hati.

    ral kerja lama

    *Q2-jam+

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    46/74

    46

    dengan

    meningkat

    %%'?!

    Toksisitas 6 retensi

    #airan edema

    anemia penambahan

    berat edema ma#ula

    )raktur tulang pada

    wanita.

    Tidak dapat digunakan

    pada (&: dan

    penyakit hati. Dapat

    memperburuk

    penyakit jantung.

    . Terapi @on)armakologi

    - pilar penatalaksanaan D yaitu6

    1. >dukasi

    Tim kesehatan mendampingi pasien dalam perubahan

    perilaku sehat yang memerlukan partisipasi akti) dari pasien dan

    keluarga pasien. Cpaya edukasi dilakukan se#ara komphrehensi)

    dan berupaya meningkatkan moti4asi pasien untuk memiliki

    perilaku sehat. Tujuan dari edukasi diabetes adalah mendukung

    usaha pasien penyandang diabetes untuk mengerti perjalanan alami

    penyakitnya dan pengelolaannya mengenali masalah kesehatan

    atau komplikasi yang mungkin timbul se#ara dini atau saat masih

    re4ersible ketaatan perilaku pemantauan dan pengelolaan penyakit

    se#ara mandiri dan perubahan perilaku;kebiasaan kesehatan yang

    diperlukan. >dukasi pada penyandang diabetes meliputi

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    47/74

    47

    pemantauan glukosa mandiri perawatan kaki ketaatan pengunaan

    obat!obatan berhenti merokok meningkatkan akti)itas )isik dan

    mengurangi asupan kalori dan diet tinggi lemak *Sudoyo. 21-+.

    Terapi non)armakologi pada dasarnya adalah perubahan gaya

    hidup yang men#akup pengaturan pola makan yang sering disebut

    sebagai terapi nutrisi medis latihan )isik dan edukasi berbagai

    masalah yang terkait tentang penyakit diabetes melitus *Sudoyo.

    21-+.

    2. Terapi @utrisi edis *T@+

    Terapi @utrisi edis *T@+ merupakan bagian dari

    penatalaksanaan diabetes se#ara total. Kun#i keberhasilan T@

    adalah keterlibatan se#ara menyeluruh dari anggota tim *dokter

    ahli giAi petugas kesehatan lain serta pasien dan keluarganya+.

    Setiap penyandang diabetes sebaiknya mendapat T@ sesuai

    dengan kebutuhannya guna men#apai sasaran terapi. %rinsip

    pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan

    anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yangseimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan Aat giAi masing!

    masing indi4idu. %ada penyendang diabetes perlu ditentukan

    pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan jenis dan

    jumlah makanan terutama pada mereka yang menggunakan obat

    penurunan glukosa darah atau insulin *Sudoyo 21-+.

    Terapi nutrisi medis pada dasarnya adalah melakukan pengaturan

    pola makan yang didasarkan pada status giAi kebutuhan makanan

    dan kondisi atau komplikasi yang telah ada *Sudoyo. 21-+.

    Tujuan terapi giAi medis bagi diabetisi adalah

    1+ Cntuk men#apai dan mempertahankan6

    a. Kadar glukosa darah dalam batas normal atau

    mendekati normal tanpa e)ek samping hipoglikemi.

    b. $lukosa darah sebelum makan *preprandial+ antara 3!

    1, mg;dL

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    48/74

    48

    #. $lukosa darah 1 jam sesudah makan *postprandial+ )ek karbohidrat pada kadar gula darah sangatlah kompleks.

    Sumber!sumber gula yang dimurnikan *re)inedsugar+ akan diserap

    lebih #epat dibandingkan dengan karbohidrat yang berasal dari pati

    atau makanan berserat seperti sereal atau buah atau dari jenis

    karbohidrat kompleks. @amun perlu diperhatikan e)ek glikemia

    yang #ukup besar 4ariabilitasnya di antara berbagai makanan yang

    komposisinya tampak sama *Snehalatha 29+.

    elalui "ndeks $likemik *"$+ dapat ditentukan kuantitasglikemia dalam makanan. akanan dengan "$ tinggi akan

    menyebabkan kenaikan kadar glukosa darah lebih #epat. leh

    karena itu dianjurkan bagi pasien penderita D agar memilih

    makanan dengan "$ rendah. 1 Diet rendah "$ akan memperbaiki

    kadar glukosa darah pada penderita D tipe 1 dan 2. Dengan diet

    rendah "$ memperbaiki kadar glukosa darah jangka pendek dan

    panjang yang dire)leksikan melalui penurunan se#ara signi)ikan

    kadar )ruktosamine dan hemoglobin '1(. 9 akanan dengan "$

    rendah adalah antara lain whole grain buah!buahan sayuran dan

    ka#ang!ka#angan yang juga termasuk dalam makanan kaya serat.

    akanan berserat akan memberikan serat pangan 4itamin dan

    mineral serta substansi lain yang penting bagi kesehatan

    *Snehalatha 29+.

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    50/74

    5!

    Dengan mengonsumsi serat dalam jumlah yang #ukup dapat

    memberikan man)aat metabolik berupa pengendalian gula darah

    hiperinsulinemia dan kadar lipidplasma atau )aktor risiko

    kardio4askuler.1Bumlah serat yang dianjurkan untuk dikonsumsi

    bagi penderita D sama dengan jumlah serat yang dianjurkan pada

    masyarakat umum yaitu 15!2 gram; 1 kkal setiap harinya dari

    berbagai bahan makanan sumber serat terutama serat larut. Serat

    sebagian besar penderita diabetes melitus tipe 2 masih kurang dari

    angka ke#ukupan serat 25 gram;hari dan asupan serat makanan

    berkontribusi terhadap kadar glukosa darah penderita diabetes

    melitus *p!4alue

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    51/74

    51

    *asam lemak yang terbentuk ketika minyak nabati menjalani

    hidrogenasi+ karena jenis lemak ini memberikan e)ek yang

    merugikan pada kadar LDL!kolesterol plasma. akanan yang

    mengandung lemak jenuh tinggi yang perlu dibatasi adalah

    terutama dari daging makanan laut *sea)ood+ produk susu seperti

    keju dan es krim. Selain itu perlu membatasi konsumsi makanan

    penganan *sna#ks+ margarin makanan yang dipanggang atau

    dibakar dan makanan olahan yang banyak mengandung lemak trans

    *Snehalatha 29+

    'supan Mitamin (

    Selain Aat giAi makro Aat giAi mikro juga berperan terhadap

    penyakit D. Salah satu Aat giAi mikro tersebut adalah 4itamin (.

    %ada bagian asupan Aat giAi mikro inikhusus membahas tentang

    4itamin ( karena beberapa penelitian menunjukkan peran 4itamin

    tersebut terkait dengan )ungsinya sebagai antioksidan yaitu

    menurunkan resistensi insulin melalui perbaikan )ungsi endothelial

    dan menurunkan stress oksidati) sehingga men#egah

    berkembangnya kejadian diabetes tipe 2 *Snehalatha 29+.

    Cpaya dalam merawat penderita D melalui suplementasi

    antioksidan atau makanan kaya dengan antioksidan akan

    memberikan man)aat dalam memperkuat enAim pertahanan dan

    menurunkan peroksidasi lipid *Snehalatha 29+.

    &asil penelitian ')khami!'rdekani dan Shojaoddiny!

    'rdekani *23+ pada pasien diabetes ditemukan suplementasi 5mg 4itamin ( yaitu 2 kali sehari selama - bulan dapat menurunkan

    plasma Lo1 .ensity Lipoprotein *LDL+ total kolesterol

    trigliserida dan insulin se#ara signi)ikan.Mitamin ( terutama yang

    bersumber dari bahan makanan alami yaitu sayur!sayuran

    danbuah!buahan apabila dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan akan

    memberikan man)aat dalam men#egah terjadinya penyakit

    degenerati) *Snehalatha 29+.

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    52/74

    52

    ?espons $likemik Dan @ilai "ndeks $likemik

    ?espons glikemik merupakan kondisi )isiologis kadar

    glukosa darah selama periode tertentu setelah seseorang

    mengonsumsi pangan. Karbohidrat yang berasal dari tanaman yang

    berbeda mempunyai respons glikemik yang berbeda pula.

    %erbedaan respons glikemik juga mungkin terjadi pada karbohidrat

    yang berasal dari tanaman yang sama namun berbeda 4arietas

    *Snehalatha 29+.

    $ambar 2.1Skema penyerapan glukosa dari pangan yang memiliki

    indeks glikemik *"$+ rendah *'+ atau tinggi *+ pada saluran

    pen#ernaan *atas+ beserta kur4a respons glukosa dalam darah *bawah+

    *Snehalatha. 29+

    %angan ber!"$ rendah dan tinggi dapat dibedakan

    berdasarkan ke#epatan pen#ernaan dan penyerapan glukosa serta

    )luktuasi kadarnya dalam darah. %angan ber!"$ rendah mengalami

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    53/74

    53

    proses pen#ernaan lambat sehingga laju pengosongan perut pun

    berlangsung lambat. &al ini menyebabkan suspensi pangan *chy%e+

    lebih lambat men#apai usus ke#il sehingga penyerapan glukosa

    pada usus ke#il menjadi lambat. 'khirnya )luktuasi kadar glukosa

    darah pun relati) ke#il yang ditunjukkan dengan kur4a respons

    glikemik yang landai *$ambar '+. Sebaliknya pangan ber!"$

    tinggi men#irikan laju pengosongan perut pen#ernaan karbohidrat

    dan penyerapan glukosa yang berlangsung #epat sehingga )luktuasi

    kadar glukosa darah juga relati) tinggi. &al tersebut karena

    penyerapan glukosa sebagian besar hanya terjadi pada usus ke#il

    bagian atas *$ambar + *Snehalatha 29+.

    (ara menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan

    Tentukan dulu status giAi diabetisi berdasarkan berat badan

    dan tinggi badan dengan menggunakan rumus indeks masa tubuh

    *"T+ atau dengan menggunakan rumus berat badan relati) *?+

    +MT , +ndeks masa tu&uh , 6 *T+2 O 17

    *keterangan berat badan dalam kg dan tinggi badan dalam #m+

    Tabel 26 Klasi)ikasi nilai "T

    "T Klasi)ikasi

    - 1.*# kurang

    1.*# 22*0 normal

    23* lebih

    23* 24*0 Dengan resiko

    2# 20*0 besitas le4el "

    3 besitas le4el ""

    BE5T B5D56 E5T+) , 6 *T!1+ O 17

    Keterangan berat badan dalam kg dan tinggi badan dalam #m

    $iAi buruk 6

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    54/74

    54

    $emuk 6 Q 12 7

    Kebutuhan kalori; hari untuk menuju berat bdan normal

    1. erat badan kurang *?

  • 7/25/2019 PBL 1 Luka Tak Kunjung Sembuh 254

    55/74

    55

    ,. L (Le%ak )N batasi T>K!KCK!(S2 * bahan makanan tinggi

    lemak!kolesterol yaitu telur keju udang kerang!#umi susu

    santan+ makanan ini juga harus @" *Snehalatha 29+.

    -. 0 (0besitas)N target lingkar pinggang laki!laki < 9 #m dan

    perempuan < 8 #m *Snehalatha 29+.

    5. 7 (7ipertensi)N untuk penderita hipertensi batasi asupan garam

    ka#ang asin ikan asin dll *Snehalatha 29+.

    0. S ( Si"aret)N &entikan merokok sekarang juga

    3. 5 (5naktivitas )N &indarilah dan rutinkan olah!raga R, kkal;jalan

    , km atau sit up 5!1 kali;latihan seminggu ,!- kali

    *Snehalatha 29+.

    8. S (Stres)6 usahakan tidur minimal 0 jam sehari untuk mengurangi

    ketegangan dan meningkatkan relaksasi *Snehalatha 29+.

    9. ' *'lkohol+N hentikan konsumsi al#ohol sekarang juga

    *Snehalatha 29+.

    1. R (Re"uler Check-up)N #ontrol te