BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H....

22
BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. HARIYONO DAN PENERAPANNYA BAGI KESEHATAN A. Amaliah Dzikir Yang Digunakan Ustadz H. Hariyono Sebagai Terapi Kesehatan Ustadz H. Hariyono seorang ahli pengobatan alternatif mempunyai cara dalam mengobati pasien dengan cara mengajak pasien berdzikir. Banyak pasien yang berobat dengan keluhan fisik yang sudah tidak bisa diobati dokter, namun banyak pula pasien yang datang karena permasalahan kehidupan maupun kegoncangan jiwa. Pada dasarnya, penyakit fisik yang diderita pasien bisa disebabkan oleh pola hidup yang tidak teratur, pola makan yang tidak diperhatikan, serta stres. Di era globalisasi yang dituntut serba cepat dan modern ini, permasalahan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari semakin beragam, sehingga dapat menimbulkan tekanan yang mengakibatkan penyakit fisik. Seperti halnya seorang pasien Ustadz H. Hariyono, ia seorang pengusaha yang berumur 37 tahun berasal dari Bogor. Menurut Ustadz H. Hariyono pengusaha itu intelektual tetapi bodoh karena mempercayai takhayul. Dia membangun rumah, namun tembok pembatasnya menjadi satu dengan tetangga sebelah, sehingga terjadilah pertengkaran hebat. Selang dua hari kemudian pengusaha tersebut muntah darah, walau dibawa ke dokter maupun orang pintar tidak kunjung sembuh, bahkan orang pintar mengatakan ia terkena santet. Setelah dibawa ke Ustadz H. Hariyono dan dicek ternyata ia menderita kanker paru- paru. Walaupun sudah dijelaskan, pasien tersebut tetap menyangkal bahwa penyakit yang dideritanya disebabkan disantet tetangganya. Disinilah Ustadz H. Hariyono harus meluruskan pendapat pasien yang memvonis penyakitnya sendiri, sebenarnya penyakit yang diderita pasiennya itu bukan dari fisiknya saja tetapi dari hati dan pikiran seseorang, juga dari kesalah-pahaman, bisa juga dari makanan yang tidak bisa dijaga. Ketika seseorang sudah berumur 35 tahun keatas, ia harus menjaga makanan yang dikonsumsi, agar jangan sampai

Transcript of BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H....

Page 1: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

BAB IV

TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. HARIYONO DAN

PENERAPANNYA BAGI KESEHATAN

A. Amaliah Dzikir Yang Digunakan Ustadz H. Hariyono Sebagai Terapi

Kesehatan

Ustadz H. Hariyono seorang ahli pengobatan alternatif mempunyai

cara dalam mengobati pasien dengan cara mengajak pasien berdzikir. Banyak

pasien yang berobat dengan keluhan fisik yang sudah tidak bisa diobati dokter,

namun banyak pula pasien yang datang karena permasalahan kehidupan

maupun kegoncangan jiwa. Pada dasarnya, penyakit fisik yang diderita pasien

bisa disebabkan oleh pola hidup yang tidak teratur, pola makan yang tidak

diperhatikan, serta stres.

Di era globalisasi yang dituntut serba cepat dan modern ini,

permasalahan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari semakin beragam,

sehingga dapat menimbulkan tekanan yang mengakibatkan penyakit fisik.

Seperti halnya seorang pasien Ustadz H. Hariyono, ia seorang pengusaha yang

berumur 37 tahun berasal dari Bogor. Menurut Ustadz H. Hariyono pengusaha

itu intelektual tetapi bodoh karena mempercayai takhayul. Dia membangun

rumah, namun tembok pembatasnya menjadi satu dengan tetangga sebelah,

sehingga terjadilah pertengkaran hebat. Selang dua hari kemudian pengusaha

tersebut muntah darah, walau dibawa ke dokter maupun orang pintar tidak

kunjung sembuh, bahkan orang pintar mengatakan ia terkena santet. Setelah

dibawa ke Ustadz H. Hariyono dan dicek ternyata ia menderita kanker paru-

paru. Walaupun sudah dijelaskan, pasien tersebut tetap menyangkal bahwa

penyakit yang dideritanya disebabkan disantet tetangganya. Disinilah Ustadz

H. Hariyono harus meluruskan pendapat pasien yang memvonis penyakitnya

sendiri, sebenarnya penyakit yang diderita pasiennya itu bukan dari fisiknya

saja tetapi dari hati dan pikiran seseorang, juga dari kesalah-pahaman, bisa

juga dari makanan yang tidak bisa dijaga. Ketika seseorang sudah berumur 35

tahun keatas, ia harus menjaga makanan yang dikonsumsi, agar jangan sampai

Page 2: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

terkena penyakit. Selain itu, diperlukan olahraga yang cukup, serta

mengurangi mengkonsumsi daging-dagingan. Lebih baik menjaga daripada

mengobati. Sebagai pengobatan, pasien itu diberi terapi dzikir selama 3 kali

pertemuan, dan diberi doa khusus sebagai keahlian yang digunakan Ustadz H.

Hariyono untuk menarik virus yang diderita pasien, serta diberi air dan

minyak yang telah diberi doa, maka atas ijin Allah SWT pasien itu berangsur-

angsur dapat sehat kembali.

Ada juga pasien yang sangat kikir, ia seorang pejabat yang mempunyai

usaha yang sangat sukses, bahkan mobil pribadinya mencapai 120 buah.

Karena sangat kikir, ia tidak mempercayai keluarganya, akibatnya seluruh

kunci mobil ia titipkan ke anak buah yang ia percayainya. Suatu hari anak

buahnya disuruh membeli es batu di dekat rumahnya, karena habis ia membeli

ke tempat yang letaknya jauh. Dalam waktu yang bersamaan salah satu dari

anak pejabat tersebut ketika bermain api, tiba-tiba terbakar dan harus segera

dibawa ke rumah sakit, namun tidak ada satupun mobil yang terbuka, karena

semua kunci mobil dibawa anak buahnya. Karena takut anaknya meninggal ia

menaikkan anaknya ke mobil bak terbuka yang lewat di depan rumahnya.

Tetapi, sesampainya di rumah sakit anaknya telah meninggal dunia. Peristiwa

ini menyebabkan pejabat tersebut menjadi stress menyesali akan perbuatannya

yang terlalu kikir, ternyata rejeki yang selama ini ia miliki tidak bisa

menyelamatkan anaknya. Karena tekanan pikiran yang berkepanjangan

mengakibatkan ia mengalami penyakit jantung kronis. Untuk mengobati

pasien kasus ini, Ustadz H. Hariyono menggunakan terapi dzikir selama 7 kali

pertemuan, sampai pasien tersebut benar-benar tenang dan menyadari ke-

khilaf-an yang diperbuatnya selama ini, setelah itu baru penyakitnya ditarik

menggunakan doa-doa yang dilafadzkan Ustadz H. Hariyono sebagai keahlian

khususnya. Sebagai pemulihan pasien diberi ramuan serta air dan minyak

yang telah didoakan.

Disini dapat kita ketahui, bahwa orang yang mengalami tekanan

pikiran akan berpengaruh pada otak besarnya, karena otak besar akan

mengalami tekanan dari luar yang cukup besar, maka timbullah stress, depresi

Page 3: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

maupun kesedihan yang berkepanjangan yang akan berpengaruh pada kerja

lambung. Sehingga asam di lambung menjadi tidak seimbang, timbullah sakit

maag ataupun diare. Apabila asam lambung ini semakin banyak diproduksi,

maka akan mempengaruhi kerja organ vital lainnya, sehingga menyebabkan

sakit lever, jantung, dan paru-paru.

Secara spiritual, setiap rejeki yang diperoleh, apabila telah melebihi

ukuran untuk disedekahkan maka wajib untuk dikeluarkan zakatnya sebesar

2,5% dari penghasilan untuk dberikan kepada orang yang berhak

mendapatkannya. Apabila harta tersebut tidak dikeluarkan zakatnya, maka

harta kita akan mengandung kotoran, sehingga Allah SWT akan mengambil

hak harta tersebut, seperti kehilangan sanak keluarga, kehilangan harta,

terkena penyakit, ataupun terkena musibah.

Sebagai contoh lagi seorang pasien yang telah divonis dokter

meninggal dunia seminggu lagi karena penyakit yang dideritanya, Ustadz H.

Hariyono menyampaikan kepadanya bahwa dokter tersebut tidak salah

mengatakan hal demikian, karena semua diagnosis itu berdasarkan diagnosis

ilmu kedokteran. Tetapi tindakan ini tidak dibenarkan Ustadz H. Hariyono,

karena dokter tersebut mencoba memastikan umur si pasien. Sebab pada

dasarnya hidup dan mati seseorang hanya kehendak Allah SWT semata.

Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti

bukan ini harapannya untuk sembuh, akan tetapi hanya dengan kehendak

Allah lah ia bisa sembuh yaitu dengan terapi dzikir. Terapi dzikir ini sebagai

sarana membersihkan diri dari dosa-dosa yang ada dalam diri pasien, karena

pasien akan sulit sembuh ketika Allah SWT masih memberikan cobaan.

Menurut Ustadz H. Hariyono, orang yang bahagia itu ada tiga macam,

pertama rejeki ada, kedua sehat jasmani dan rohani, ketiga merasa tentram

dalam kehidupannya. Namun ada juga seseorang yang mendapatkan

permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, seperti orang yang mendapatkan

rejeki yang berlebih, tetapi cepat habis. Ada juga yang keadaannya sehat tetapi

sanak keluarganya mengalami sakit, sehingga dari tekanan ini menyebabkan ia

mengalami stress. Rejeki, kesehatan dan ketentraman akan tidak stabil antara

Page 4: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

lain disebabkan pertama, karena perilaku orang tersebut. Kedua, karena

tempat tinggalnya yang mungkin dibuat maksiat sehingga dapat

mendatangkan malapetaka. Apabila hal ini yang terjadi maka cara yang

ditempuh Ustadz H. Hariyono adalah pasien diikhtiarkan dengan cara dzikir

bersama untuk membersihkan diri dari pengaruh kemaksiatan. Sehingga atas

ijin Allah SWT si pasien akan mendapatkan berkah dari dzikirnya tersebut.

Amalan dzikir dalam Ratib Al-Haddad yang digunakan oleh Ustadz H.

Hariyono dalam memberikan terapi kepada pasien akan banyak manfaatnya,

terutama oleh orang yang mengamalkannya secara berjamaah akan jauh lebih

besar manfaatnya. Berkah yang dirasakan bagi orang yang mengamalkan

Ratib Al-Haddad cukup banyak, dalam penjelasannya mengenai manfaat

dzikir, penyusun Ratib Al-Haddad (As-Sayyid ‘Abdullah bin ‘Alwi Al-

Haddad) mengatakan, “Setiap dzikir apa saja yang diamalkan pasti

mendatangkan natijah (hasil) khusus”. Dzikir yang diamalkan, maka kekuatan

yang tersirat di dalamnya pasti akan memberikan sesuatu kepada yang

mengamalkannya.

Barang siapa ingin memperoleh manfaat dari dzikir, demikian katanya

lebih lanjut, hendaknya ia mengikuti nash-nash yang ada (yakni firman-firman

Allah dan Sunnah Rasul-Nya). Manfaat dzikir sungguh tidak sedikit, tidak ada

jalan yang membatasinya. Antara lain, mematahkan rongrongan setan,

mendatangkan keridhaan Ar-Rahman, menghilangkan kesusahan dan

kesedihan, mendatangkan kegembiraan dan keceriaan, menguatkan hati dan

badan, membangkitkan hati dan perasaan, mendatangkan rejeki dan

memudahkannya, membuat yang berdzikir berwibawa, mengilhaminya

dengan pandangan yang tepat dalam menghadapi berbagai masalah,

menumbuhkan kemampuan mengawasi diri dan keikhlasan bertaubat,

membuat dekat dengan (keridhaan) Allah SWT, membukakan pintu makrifat,

serta membersihkannya dari dosa dan kesalahan.1

1 Al-Habib Alwi Bin Ahmad Bin Al-Hasan Bin Abdullah Bin Alwi Al-Hadad, Mutiara

Dzikir dan Doa, Terj. H.M.H Al-Husaini, Pustaka Hidayah, Bandung, 2000, hlm.254

Page 5: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

Hendaklah selalu diingat, bahwa siapa yang mendekatkan diri kepada

Allah dengan berdzikir, mengingat-Nya diwaktu senang, maka Allah akan

mendekatinya diwaktu susah karena kepatuhan dan ketakwaannya kepada-

Nya. Dzikir merupakan sarana bagi turunnya karunia sakinah (ketentraman

lahir dan batin) dari Allah, dzikirpun mengundang para malaikat berkerumun

di sekitarnya, dan mendatangkan kelimpah-ruahan rahmat Allah SWT.

Dzikir merupakan dasar yang kuat di jalan menuju Allah, bahkan ia

adalah dasar yang paling penting sebab orang tidak dapat mencapai cinta-Nya

tanpa mengingat-Nya terus-menerus. Dzikir juga jembatan awal bagi orang-

orang yang hendak memperkokoh iman dan ketakwaannya. Secara psikologis

berdzikir kepada Allah akan menimbulkan efek positif yaitu rasa tenang,

tentram dan akan senantiasa terkontrol, tidak liar dan memperturutkan hawa

nafsu.

Orang yang bertipe agresif cenderung terkena serangan jantung dan

stroke. Hal ini disebabkan hormon-hormon yang berfungsi tidak seimbang,

kelebihan maupun kekurangan hormon akan berpengaruh buruk bagi

kesehatan. Apabila jiwa telah dikuasai oleh kemarahan dan kepanikan, maka

akan berpengaruh pada biologi tubuh dan sistem saraf.

Dalam ilmu kedokteran, sistem saraf dibagi menjadi dua bagian yaitu

sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri atas otak

dalam tengkorak dan medulla spinalis yang menjalar di dalam kolumna

vertebra dan memanjang ke otak. Pusat komunikasi di dalam sistem saraf

pusat dan berbagai saluran saraf memungkinkan respons sadar atau tidak sadar

terhadap stimulus sensoris. Sistem saraf perifer dibentuk dari jaringan saraf

dan organ-organ pengindra yang mendapat informasi dari seluruh tubuh dan

meneruskannya ke otak.2

Otak sebagai sistem saraf pusat mengendalikan seluruh sistem tubuh.

Jadi tujuan persarafan untuk memberikan respons terhadap perubahan

eksternal maupun internal, manakala kondisi di dalam dan di luar tubuh secara

2 Paul D. Anderson, Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia, Terj. Ni Luh Gede Yasmin

Asih, Kedokteran EGC, Jakarta, 1996, hlm.101

Page 6: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

terus-menerus berubah, dengan demikian persarafan ini akan mampu

mengadaptasi sendiri terhadap reaksi-reaksi tubuh. Sistem saraf ini

berfluktuasi dengan pikiran, perilaku dan aktivitas motorik tubuh. Sedangkan

spinal cord yang bekerja secara fungsional menyeimbangkan sistem tubuh

secara fisik maupun mental dan menciptakan kesehatan secara neurofisiologis

dan eurobiologis.

Sebuah penelitian di cabang Psikoneuroimunologi (PNI), mencatat

dengan cermat bahwa ketiga daerah meliputi pikiran, sistem saraf dan sistem

kekebalan saling mempengaruhi satu sama lain, khususnya dalam memulihkan

rasa sakit dan cedera. Apa yang kita pikirkan dan kita rasakan mempengaruhi

sistem-sistem lainnya, khususnya sistem kekebalan melalui kelenjar endokrin.

Apabila seseorang merasa cemas mengenai sesuatu, maka hal ini akan

merangsang sistem saraf simpatik, yaitu bagian dari sistem saraf yang menjadi

aktif apabila dalam keadaan darurat atau stress. Pada gilirannya, sistem saraf

simpatik ini akan semakin meningkatkan dan memperburuk dampak dari

stress, termasuk gejala-gejala emosional dan fisik akan suatu penyakit.

Kecemasan yang ada akan menimbulkan rangsangan pada sistem saraf

simpatik melalui hubungan pikiran dan tubuh, ini karena efek sistem saraf

simpatik terjadi akibat adanya hormon adrenalin yang jumlahnya berlebihan.

Hormon adenalin ini memicu berkembangnya sejumlah penyakit seperti

kecemasan, ketakutan, marah sehingga mempercepat denyut jantung,

menegangkan otot, pernafasan menjadi kencang, dan meningkatkan tekanan

darah.

Respons terhadap stress terjadi apabila hipotalamus pituitary memberi

signal adrenal gland untuk menghasilkan ACTH (Adreno Corticotrophic

Hormone). Selanjutnya ACTH merangsang adrenal medulla menghasilkan

epinephrine dan adrenal korteks menghasilkan cortisol (hydrocortisone).

Kadar cortisol yang terus meningkat inilah yang menyebabkan terjadinya

stress. Sedangkan epinephrine yang terus meningkat menyebabkan kadar gula

darah menjadi naik.

Page 7: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

Peningkatan sekresi ACTH untuk memenuhi kebutuhan dalam situasi

darurat diperantarai hampir semata-mata oleh hipotalamus via pelepasan CRH

(Cortiotrophin Releasing Hormone). Polipeptida ini disekresi di eminensia

mediana dan disalurkan dalam pembuluh darah portal-hiposis anterior,

tempat peptide ini merangsang sekresi ACTH. Bila eminensia mediana

dirusak, maka peningkatan sekresi sebagai bagian dari otak menyatu di

eminensia mediana. Serat-serat dari nucleus amigdaloid memperantarai

respons terhadap stress, emosional, rasa takut, kecemasan dan ketegangan

menyebabkan peningkatan mencolok sekresi ACTH.3

Untuk mengobati masalah kesehatan yang disebabkan oleh zat-zat

tubuh penghasil stress, dokter akan meresepkan obat yang disebut dengan obat

“pemblokir beta” yang sebagian akan menghambat dampak dari hormon-

hormon tersebut. Namun dalam hal ini, ada jalan lain untuk mencapai hasil

serupa yaitu dengan "respon relaksasi”. Tehnik dengan cara mengistirahatkan

pikiran dan otot-otot tubuh ini, dapat dicapai dengan terapi dzikir. Apabila

respon relaksasi ini dilakukan dengan benar, maka akan mempertebal

keyakinan akan kemampuan untuk sembuh. Karena dzikir mampu

mengendalikan stress sehingga tidak sampai rasa marah atau ketakutan itu

muncul karena hormon penyebab stress dapat dikendalikan. Dengan berdzikir

ini, produksi hormon menjadi seimbang dan meminimalisasi terjadinya

gangguan penyakit. Dengan melakukan dzikir secara khusuk dan teratur akan

memberikan ketenangan batin sehingga akan meningkatkan kesehatan. Jadi

dengan mengkombinasikan dzikir dan keyakinan pada kekuatan Sang

Pencipta-Allah SWT-seseorang dapat memanfaatkannya bersama dengan

kepercayaan diri akan kemampuan tubuh untuk menyembuhkan diri.

Dzikir ini sangat cocok dilakukan untuk relaksasi seseorang yang

sedang dilanda stress, depresi dan kecemasan karena pikiran dan tubuh dapat

berinteraksi dengan cara yang sangat beragam untuk menimbulkan kesehatan.

Efek dzikir bagi otak akan mengkondisikan gelombang alfa (7-14 Hertz yaitu

3 William F. Ganong, Fisiologi Kedokteran, Terj. M. Djauhari Widjajakusumah,

Kedokteran EGC, Jakarta, 1998, hlm. 368

Page 8: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

keadaan yang tenang dan meditatif) yang berfluktuasi pada kondisi kesehatan

secara jasmani dan rohani. Menjadi sasaran dzikir dapat merangsang

tanggapan dari kelenjar endokrin atau sistem kekebalan tubuh yang

mempercepat proses penyembuhan.

Kelenjar endokrin ini memproduksi hormon. Produk ini langsung

dimasukkan ke dalam saluran pembuluh darah, karena kelenjar endokrin

merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran. Sedangkan secara garis

besar hormon-hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin mempunyai

fungsi :

1. Memelihara milieu interior yang termasuk didalamnya adalah pengaturan

cairan, kofaktor dan enzim agar menjamin suasana yang optimal dalam

proses biokimiawi seluler.

2. Mengatur mekanisme tubuh dalam menghadapi berbagai perubahan seperti

keadaan darurat, kelaparan, infeksi, trauma, stress mental, dan lain-lain.

3. Berperan pada proses pembentukan sel-sel dan pertumbuhan.

4. Beberapa hormon tertentu berperan dalam proses reproduksi termasuk

gemetogenesis, koitus, fertilisasi dan mempertahankan gizi janin.4

Dengan dzikir disertai tawakal serta ikhtiar merupakan gambaran jiwa

yang tenang, sehingga menekankan kemungkinan timbulnya berbagai

penyakit yang secara umum dipicu oleh endapan racun tubuh dan membantu

menjaga keseimbangan sirkulasi darah yang akan mendukung kinerja seluruh

organ tubuh, sehingga akan memberikan efek kekebalan tubuh meningkat

sehingga seseorang tidak mudah jatuh sakit atau mempercepat proses

penyembuhan.

4 Rahman Sani, Hikmah Dzikir dan Doa: Tinjauan Ilmu Kesehatan, Al-Mawardi Prima,

Jakarta, 2002, hlm.38

Page 9: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

B. Faktor Penunjang dan Penghambat Terapi Dzikir Menurut Ustadz H.

Hariyono

1. Faktor Penghambat

a. Dosa yang Diperbuat

Dzikir akan bermanfaat bagi dzakir, apabila dzikir yang

diamalkan diterima oleh Allah SWT. Seorang yang berdzikir akan

didengar oleh Hafadzah (para malaikat yang mengawal kita). Apabila

dzikir pergi meninggalkan hati karena dzakir meninggalkan sama

sekali dalam dzikir (yakni Allah), maka akan hilanglah dzikir kita dari

perasaan Hafadzah dan sia-sialah amalan dzikir tersebut.

Orang yang sering melakukan maksiat karena dosa yang

dilakukan menyebabkan lemahnya hati, terlihat seseorang itu malas

melakukan ibadah dan amal shalih. Mengenai lemahnya tubuh, jelaslah

bahwa kekuatan jasmani akibat dari kekuatan hati.

Fakta ini terjadi dalam sebuah kasus yang dialami salah satu

pasien Ustadz H. Hariyono, ia seorang wanita yang terserang kanker,

mengakui bahwa dia pernah berselingkuh dengan lelaki lain. Karena

secara psikologis dia merasa bersalah telah menggugurkan kandungan

hasil dari perselingkuhan tersebut. Maka perasaan berdosa terus

menghantui hati dan pikirannya, sehingga dia menjalani kehidupan

rumah-tangganya dengan perasaan tidak tenang. Karena dihinggapi

perasaan ketakutan dan pikiran yang tertekan maka muncullah

penyakit kista.5 Ketika dalam proses terapi dzikir, pasien ini harus

benar-benar menghilangkan segala bentuk maksiat, apabila maksiat

masih dilakukan akan sulit dalam proses penyembuhan, karena Allah

masih memberikan cobaan. Dilihat dari segi medis, psikologis, dan

moral agama, maksiat yang dilakukan memberikan pengaruh negatif

dalam diri manusia sebagai balasan azab dari Allah. Al-Quran

menegaskan dalam Firman Allah SWT Surat Asy-Syuura ayat 30 :

5 Ilham Muhammad Adha, Menyikapi Rahasia Kedashyatan Bacaan Zikir dan Doa

Penyembuhan Ustadz Haryono, Haekal, Jakarta, 2004, hlm.16

Page 10: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

”Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka disebabkan oleh

perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar

dari kesalahanmu”.6

Apabila manusia terus-menerus melakukan dosa dan tidak mau

bertobat maka kekufuranlah yang akan terjadi, sehingga orang yang

bermaksiat menjadi hina dihadapan Pencipta-Nya, maka ia tidak dapat

memerintahkan makhluk untuk memuliakannya. Bagi orang-orang

yang tersesat karena dosa-dosa mereka menyebabkan mereka tidak

layak memperoleh rahmat yang dimintakan oleh para malaikat. Salah

satunya dalam majelis dzikir yang dipenuhi oleh para malaikat, tetapi

apabila seseorang masih melakukan dosa, maka pintu rahmat akan sulit

dibukakan.

b. Faktor Makanan Haram

Dzikir dapat melenyapkan endapan-endapan busuk yang

ditinggalkan oleh makanan yang berlebih-lebihan. Orang yang

senantiasa menelan makanan haram, dzikirnya tidak dapat

melenyapkan endapan-endapan busuk dari tubuhnya. Allah SWT

mengisyaratkan bahwa bangkai, darah, daging babi dan binatang yang

disembelih tanpa menyebut asma Allah dinyatakan haram (QS Al-

Maidah:173). Begitu pula dengan meminum khamar merupakan

perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan (QS Al-Maidah:190).

Seiring dengan penemuan ilmiah dari ayat tersebut mempunyai isyarat

selain diharamkan, makanan haram yang telah disebutkan tadi dapat

melemahkan jantung, merusak hati dan berbagai penyakit lainnya.

Amal manusia akan rusak manakala makanan yang

dikonsumsinya haram atau mendapatkannya dari sumber yang haram

6 Departemen Agama RI, Op.Cit.,hlm.788

Page 11: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

dan syubhat. Apabila memakan makanan yang haram dalam keadaan

sadar dan disengaja, maka akan berdosa disamping hati akan menjadi

gelap. Tetapi jika makanan dari sumber yang syubhat, maka tidak

berdosa tetapi hati kita yang akan menjadi gelap akibat makanan

tersebut. Semua ini diakibatkan karena perut merupakan tempat

penyakit. Segala sesuatu yang masuk ke dalam perut dan yang keluar

mempengaruhi daya terhadap jasad secara keseluruhan. Apabila

makanan yang dimakan diperoleh secara halal, menyebabkan jasad

tumbuh dari yang halal, sehingga terpenuhilah seluruh anggota badan

untuk mendekati keridhaan Allah SWT. Sebaliknya jika makanan yang

diperoleh dan dimakan haram, maka seluruh anggota badan akan

lemah dan berhenti ketaatannya sehingga menjadi sulit untuk tunduk

kepada Allah SWT.

Saad bin Abi Waqas bertanya kepada Rasulullah SAW, “Ya

Rasulullah, aku berdoa tetapi tidak diterima”. Rasulullah SAW

menjawab, “Ya Saad, tinggalkan makanan yang haram, maka

sesungguhnya tiap perut yang telah dimasukkan makanan yang haram,

maka tidak diterima doanya selama empat puluh hari”.7 Jadi memakan

barang haram, meminumnya, memakainya ataupun memberikannya

menjadi penyebab utama tidak diterimanya amal ibadah seseorang.

Dengan memelihara makanan dan bersabar dalam mencari barang

yang halal menjadikan seorang muslim diterima amal shalihnya dan

diijabah hajatnya. Walaupun seseorang melakukan ibadah dan amal

shalih, apabila di perutnya masih terhijab (penghalang-penghalang

yang membatasinya dari Tuhan), dan akan mendatangkan siksa,

sedangkan dzikir yang dilakukan tidak akan bermanfaat.

7 Muhammad Al Fateh, Rahasia dan Keutamaan Dzikir, Lintas Pustaka, Jakarta, 2003,

hlm.112

Page 12: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

c. Putus Asa

Seseorang yang putus asa dari berdzikir kepada Allah SWT,

maka putuslah harapannya, karena dzikir merupakan sarana untuk

mengingat Allah SWT, apabila ia telah melalaikan-Nya, maka Ia pun

enggan ingat kepadanya. Dzikir sebaiknya dilakukan secara istiqomah,

apabila dalam pengobatan dengan terapi dzikir ini pasien tidak

istiqomah, tentu akan menghambat proses penyembuhan. Pasien yang

banyak melakukan dosa yang menimbulkan penyakit, tentu

pengampunannya memerlukan waktu yang lama, sehingga diperlukan

terapi dzikir yang intensif.

Pengobatan yang dilakukan Ustadz H. Hariyono, 90% pasien

mengalami kesembuhan, tetapi ada juga yang tidak mendapatkan

kesembuhan bahkan sampai mencapai kematian, semua disebabkan

oleh takdir, namun kebanyakan dari mereka putus asa. Seharusnya

mereka menjalani terapi dzikir empat sampai lima kali pertemuan,

karena tidak sabar, sehingga tidak melakukan terapi lagi, ini akan

menghambat proses penyembuhan.

2. Faktor Penunjang

a. Taubat

Kesempurnaan dalam melaksanakan dzikir agar diterima oleh

Allah SWT, maka diperintahkan untuk melakukan taubat dahulu,

karena selama manusia yang masih bergelimangan dosa, maka pintu

hijab antara hamba dan Tuhan masih ditutup. Manusia hendaknya

bertaubat memohon ampun kepada Allah SWT atas segala kesalahan

dan dosa yang pernah dilakukan, baik secara sengaja maupun karena

lupa atau keliru untuk segera menyesali dan tidak akan mengulangi

lagi. Orang yang telah berbuat dosa, baik dosa terhadap dirinya

ataupun kepada orang lain, lalu berhenti dari melakukan dosa dan tidak

mengulanginya lagi, serta diimbangi dengan melakukan amal-amal

salih, maka orang tersebut telah dikatakan bertaubat. Orang seperti ini

Page 13: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

akan diterima taubatnya seperti firman-Nya dalam surat Al-Maidah

ayat 39 :

“Barang siapa bertaubat setelah berbuat zhalim dan ia berbuat amal

shalih, maka sungguh Allah menerima taubatnya. Sungguh Allah

Maha Pengampun lagi Maha Pengasih".8

Apabila orang yang melakukan dosa secara terus-menerus

hingga menjelang ajalnya baru menyatakan penyesalan dan minta

ampun kepada Allah, maka taubatnya tidak diterima oleh Allah SWT.

Begitu juga orang yang tadinya kafir, lalu masuk Islam, kemudian

kembali hidup dengan ajaran-ajaran kekafiran yang ditentang Islam,

walaupun ia mengaku sebagai muslim, orang tersebut termasuk

munafik yang taubatnya tidak diterima oleh Allah SWT.

Seorang yang sedang berdzikir, tentu melepaskan diri dari

pikiran yang berorientasi dunia atau kematerian, manakala manusia

berdzikir berhadapan dengan Tuhan, tetapi dirinya telah terjerumus

kedalam dosa, maka taubat (yaitu meninggalkan dosa yang telah

diperbuat dan dosa-dosa yang sederajat dengan itu) adalah pilihan

tepat. Para ahli jiwa (psikolog) mengakui, bahwa taubat merupakan

sarana pengobatan gangguan kejiwaan yang baik. Dengan

mengagungkan Allah dan takut akan murka Allah diperlukan taubat,

sehingga ketika berdzikir menghadap Tuhan kembali suci. Taubat

memegang peranan penting bagi amaliah dzikir, agar dzikir tersebut

senantiasa dihadapkan kepada Allah.

b. Niat

Secara etimologi, kata niyyah atau anniyyah identik dengan al-

qash-du, al-‘azimah, al-iradah, al-himmah, yang artinya, maksud,

8 Departemen Agama RI, op.cit., hlm.165

Page 14: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

keinginan, kehendak, keinginan yang kuat, dan menyengaja. Menurut

asas Islam, orang yang melakukan ibadah itu bisa diterima dengan

sah.9

Menurut jumhur ulama, niat itu wajib dalam ibadah. Niat

merupakan syarat sahnya suatu ibadah. Sedangkan dalam masalah

muamalah dan adat kebiasaan, jika bermaksud untuk memperoleh

keridhoan Allah SWT dan mendekatkan diri kepada-Nya diharuskan

memakai niat.

Ketika melakukan dzikir berjamaah, sebelum memulai

berdzikir Ustadz H. Hariyono selalu berniat sebagai berikut, “Ya

Allah…dengan berdzikir ini, terimalah amalan dan hajat yang kami

inginkan, apabila diantara jamaah dzikir ini ataupun sauadaranya

ada yang terkena penyakit, maka sembuhkanlah dan berilah

kesehatan, apabila jamaah dzikir ini sedang tertimpa kesedihan

karena masalah atau musibah yang sedang dihadapi, berilah jalan

keluar untuk menyelesaikannya. Ampuni kami ya Allah dan terimalah

taubat kami, amin”.

Dengan niat yang diucapkan Ustadz H. Hariyono sebelum

melakukan dzikir berjamaah, juga akan memberikan energi positif bagi

diri jamaah, karena niat tersebut akan berdampak dari segi sugesti para

jamaah, sehingga timbul keyakinan dalam jiwa mereka sendiri (self

suggestion). Mereka akan merasakan suatu tingkat rangsangan dari

niat secara menyeluruh yang meliputi proses mental, proses berpikir

atau proses perbuatan. Keyakinan dzikir kepada Allah akan

mempengaruhi kesembuhan dan kebaikan dalam diri pasien, maka

dengan berdzikir ini 50% telah membuat mereka kembali sehat dan

membaik.

Dzikir dapat pula berfungsi sebagai Placebo. Fungsinya

seseorang yang mengetahui bahwa ia sedang didoakan dapat

9 Moh. Sholeh, Tahajud : Manfaat Praktis Ditinjau dari Ilmu Kedokteran, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta, 2003, hlm. 124

Page 15: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

menghimpun energi penyembuhan yang manjur sekali. Bila hal ini

terjadi pengaruh dzikir itu berasal dari dalam diri pasien. Dalam

cabang ilmu neuroimmunologi terdapat kaitan yang erat antara bagian

otak yang berhubungan dengan pikiran, emosi dan sistem-sistem saraf

serta kekebalan. Berdasarkan teori ini, dapat diketahui bahwa pikiran

seseorang yang sedang didoakan akan mempengaruhi kondisi

biologisnya, karena hal ini dipengaruhi oleh sugesti orang tersebut.

c. Khusuk

Khusuk juga memegang peranan penting dalam ritual dzikir.

Khusuk berarti jiwa raganya tunduk dan penuh taat dalam melakukan

dzikir kepada Allah SWT. Raganya tenang dan menunduk karena

merasa rendah dihadapan-Nya, seraya mengucapkan puji-pujian dan

keagungan -asma Allah. Sedangkan hatinya penuh rasa harap, cemas,

takut, merasa diri penuh dosa dan merasa kecil dihadapan-Nya.

Suasana mendukung terciptanya pelaksanaan lahir batin dalam

melakukan dzikir secara khusuk.

Adapun hadits yang menunjukkan khusuk merupakan amalan

hati adalah hadits yang diriwayatkan dari Ali R.A, “Bahwa khusuk itu

dalam hati. Yang menunjukkan amal badan, seandainya orang ini

hatinya khusuk maka sungguh akan khusuk pula anggota badannya”.10

Rasa khusuk ini akan menimbulkan rasa sungguh-sungguh

berdzikir kepada Allah, sehingga akan berdampak pada sikap meditatif

yang menimbulkan rasa rileks pada diri dzakir, sikap tenang ini akan

menimbulkan dampak yang positif pada kesehatan jiwa.

C. Kelebihan dan Kelemahan Terapi Dzikir yang Digunakan Ustadz H.

Hariyono dalam Tasawuf

Dzikir yang diamalkan oleh Ustadz H. Hariyono bukanlah sebuah

upaya tanpa makna, tetapi mengandung rahasia-rahasia khusus yang jarang

10 Ibid. hlm.131

Page 16: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

diketahui orang. Terlebih lagi penjelasan tentang dzikir ini dititik-beratkan

pada pandangan sufisme yang pada umumnya mengkaji ajaran-ajaran agama

dari sudut pandang rahasia ghaib. Inti pokoknya adalah bahwa dzikir yang

diamalkan oleh Ustadz H. Hariyono ini dapat dirasakan dengan hati dan

memiliki peranan penting dalam proses “penyucian jiwa” (tazkiyat Al-nafs).

Menurut keyakinan sufi, jalan ke arah tujuan ibadah yang sempurna

menuju yang hakiki (haqiqah) tidak mudah. Orang harus menempuh cara atau

jalan tertentu yang dinamakan thariqah atau tarekat dengan maksud untuk

menuju kepada ma’rifatullah. Ada metode atau jenjang tarekat yang harus

ditempuh untuk menuju ma’rifatullah, salah satu cara menurut para sufi

adalah dengan melanggengkan dzikir (mulâzamatu fi al-dzikir) atau terus-

menerus berada dalam dzikir untuk selalu ingat kepada Allah, serta terus-

menerus menghindarkan diri dari segala sesuatu yang dapat membawa lupa

kepada Allah. Mukhalafat fi al-dzikir, sebagaimana yang digunakan Ustadz H.

Hariyono dalam mengobati pasiennya.

Pasien yang datang sebagian besar dengan sakit fisik maupun mental

mengeluh sudah berobat ke beberapa dokter maupun pengobatan alternatif

lainnya, tapi belum juga kunjung sembuh. Dari latar belakang inilah, Ustadz

H. Hariyono melihat bahwa pasiennya banyak melakukan dosa, sehingga

Allah SWT masih menangguhkan kesembuhannya. Agar mencapai

kesembuhan diperlukan taubat, sedangkan untuk mensucikan jiwa diperlukan

dzikir agar kotoran akibat dosa-dosa yang pernah dilakukan akan lebur,

sehingga Allah berkenan memberi kesehatan.

Hal ini sesuai dengan sistem pendidikan tiga tingkat yaitu takhalli,

membersihkan diri dari sifat-sifat yang tercela, dari maksiat lahir dan batin.

Takhalli, berarti mengisi diri dengan sifat-sifat yang terpuji baik lahir maupun

batin yaitu salah satunya dengan jalan berdzikirullah. Dan yang terakhir

tajalli, memperoleh kenyataan Tuhan, yaitu berupa ketenangan jiwa yang

melahirkan sehat jasmani dan rohani.

Didalam dzikir Ratib Al-Haddad yang diamalkan Ustadz H. Hariyono

terdapat lafadz dzikir yang identik dengan syahadat atau tahlil. Hal ini

Page 17: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

merupakan legitimasi bahwa orang tersebut rela menjadi muslim sekaligus

mukmin. Pengucapan ini bukan hanya sekedar di mulut saja, melainkan

diresapkan dalam hati sanubari, dengan meyakini bahwa tiada Tuhan selain

Allah. Terdapat pula kalimat dzikir Bismillahi Walhamdu lillâh (dengan nama

Allah dan puji syukur bagi Allah). Makna dan pengertiannya tak lain adalah

pengakuan orang beriman bahwa segala urusan adalah dari perkenaan Allah

dan Ia jualah yang wajib disyukuri dan dipuji baik pada waktu orang

memperoleh kemudahan maupun pada waktu memperoleh kesukaran. Sebab,

kemudahan dan kesukaran, kesenangan dan kesusahan, semuanya adalah dari

Allah SWT. Sedangkan kalimat dzikir tambahannya (Bismillâhi

walhamdulillâh) ialah al-khair wasy-syarrbi masyîatillah adalah penegasan

makna dua kalimat pendek sebelumnya, bahwa apapun yang terjadi pada diri

manuasia adalah kehendak Allah. Kalimat tersebut mengisyaratkan

kesempurnaan iman dan keyakinan yang seharusnya pada setiap muslim.

Sebagian besar dari kalimat dzikir ini banyak yang bertujuan untuk memohon

ampun, bertaubat kepada Allah SWT, salah satunya dzikir yang berbunyi

Ầmannâ billâhi wal-yaumil-âkhir, tubna illallâhi bâthinan wa dzâhir (kami

beriman kepada Allah dan – mengimani kepastian tibanya – Hari akhir, dan

kami bertaubat keapada Allah batin dan lahir).

Bertaubat dalam batin didahulukan atau diutamakan daripada bertaubat

secara lahir. Ini berarti kesadaran bertaubat secara batin jauh lebih penting

daripada bertaubat secara lahir. Sedangkan taubat yang sungguh-sungguh atau

taubatan nasuhan ialah taubat yang sempurna, yakni taubat dalam batin dan

secara lahir. Memperhatikan latar belakang bacaan dzikir Ratib Al-Haddad

terlihat jelas bahwa dzikir bukan sekedar ucapan dengan lidah, tetapi landasan

moral dan spiritual dalam perjuangan hidup dengan mengingat Allah.

Manusia pada dasarnya memiliki kalbu (qalb) yang jernih, bening dan

bercahaya. Di dalamnya ada seberkas cahaya atau nûr yang bersumber dari

cahaya Allah. Oleh sebab itu, setiap manusia memiliki nurani, sesuatu yang

bersifat cahaya, jernih dan bening. Al-Ghazali melukiskan bahwa nurani

seseorang itu seperti sebuah kaca yang bening, namun kebeningan kaca itu

Page 18: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

tercemari oleh noda-noda hitam yang digoreskannya setiap hari. Manusia

dalam hidupnya, ada kalanya menemukan berbagai situasi dan kondisi yang

memberi peluang terjebak ke jalan setan. Ia barangkali menemukan jalan

kekufuran, kemunafikan, kedzaliman, kefasikan, dan segala yang dapat

merongrong pegangan hidup dan kepribadiannya. Jika tidak pernah

dibersihkan maka noda hitam akibat maksiat itu, lama-kelamaan akan menjadi

keras membeku seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Maka cahaya Allah tidak

akan dapat ditangkap oleh nurani yang terhalang oleh noda-noda yang

membeku tersebut. Disinilah ajaran tasawuf mengupas tata cara menyucikan

hati, mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-dekatnya dan merasakan

kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-hari, guna mewujudkan integritas

moral yang tinggi pada pribadi seorang muslim. Dzikir merupakan upaya

menghubungkan diri secara langsung dengan Allah baik secara lisan maupun

kalbu dengan memadukan keduanya secara simfoni. Dzikir yang dibaca sesuai

dengan ayat-ayat Al-Qur’an akan menyucikan kembali tenaga iman yang

sudah kotor sehingga dzikir mengupayakan kembali ke jalan Allah.

Pada dasarnya amalan dzikir yang digunakan Ustadz H. Hariyono

sebagai terapi pengobatan tidak bertentangan dengan ajaran Agama Islam,

karena dzikir Ratib Al-Haddad yang digunakan, merupakan himpunan

sejumlah ayat-ayat Al-Qur’an Al-Karim. Walaupun mempunyai kelebihan,

tentunya Ustadz H. Hariyono sebagai ahli spiritual mempunyai kelemahan

atau kekurangan dalam melakukan pengobatan ini. Penulis melihat dalam

pengobatan yang dilakukan Ustadz H. Hariyono masih meminta imbalan

kepada pasien. Hal ini penulis ketahui ketika pertama kali datang menghadap

Ustadz H. Hariyono di tempat prakteknya untuk berkonsultasi. Saat itu sekitar

40 orang yang akan berobat maupun berkonsultasi masuk ke ruang praktek,

tiba-tiba asistennya berteriak, “amplop…amplop diletakkan dikotak!”. Tentu

saja penulis terkejut apalagi saat itu tidak ada persiapan membawa amplop

berisi uang. Pada dasarnya memberi secara sukarela dan menerima upah atau

imbalan dalam pengobatan diperbolehkan, apalagi hal ini sebagai rasa terima

kasih dan sebagai pengganti minyak dan air serta ramuan dalam kapsul yang

Page 19: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

diberikan kepada pasien. Rata-rata imbalan pengobatan yang dimasukkan

dalam amplop dari tiap-tiap pasien sekitar seribu rupiah sampai satu juta

rupiah. Sedangkan bagi pasien yang menderita sakit sangat parah seperti

kanker, tumor maupun penyakit lain yang sudah kronis, biasanya imbalan

yang diminta diatas rata-rata, minimal seratus ribu rupiah bahkan sampai juta-

an rupiah setiap kali datang berobat. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan

bahwa secara medis dokter tidak bisa lagi menangani penyakit si pasien yang

sudah parah, atau bahkan pasien itu menghindari biaya operasi yang sangat

mahal biayanya. Pasien yang menderita penyakit agak parah, memerlukan

terapi pengobatan secara intensif oleh Ustadz H. Hariyono, dibantu oleh para

santri yang merupakan asistennya dalam mengobati pasien. Sedangkan para

santri yang ikut membantu berdzikir juga mendapatkan imbalan, sehingga

imbalan yang dikeluarkan si pasien bisa lebih dari yang disebutkan diatas.

Disinilah penulis menitik-beratkan kelemahan dalam pengobatan

Ustadz H. Hariyono, masalah keuangan yang diatur oleh asistennya dengan

meminta imbalan lebih ke pasien yang memerlukan pengobatan secara

intensif, cara seperti ini akan menimbulkan pamrih karena seorang yang akan

berobat harus memberi imbalan meteri. Hal ini bertentangan dengan ajaran

tasawuf tentang keikhlasan.

As-Susiy seorang ahli dalam tasawuf (sufi) mengatakan, “Keikhlasan

itu ialah ketiadaan melihat ikhlas, karena barang siapa menyaksikan

keikhlasan diatas keikhlasan, maka keikhlasan membutuhkan keikhlasan”.

Dikatakan kepada Sahl, “Manakah yang paling berat terhadap nafsu?”. Sahl

menjawab, “Keikhlasan, karena ia tidak punya bagian dalam keikhlasan”. Ia

berkata pula, “Keikhlasan adalah tenangnya manusia dan gerak-geriknya

karena Allah Ta’ala semata-mata”. Al-Junaid berkata, “Keikhlasan adalah

pembersihaan amal-amal dari kekeruhan-kekeruhan”. Al-Fudhail berkata,

“Meninggalkan amal karena manusia adalah riya’, dan beramal karena

manusia adalah syirik, sedang keikhlasan itu ialah bila Allah Ta’ala

Page 20: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

membebaskannya dari kedua sifat itu”. Dikatakan bahwa keikhlasan itu ialah

pengawasan yang terus-menerus dan melupakan segala kenikmatan.11

Sedangkan asisten Ustadz H. Hariyono yang meminta imbalan kepada

pasien yang berpenyakit kronis tentunya akan menghambat pasien untuk

berobat apabila mereka tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walaupun

dipaksakan berobat dengan biaya ala kadarnya, tentu para santri yang

membantu ritual dzikirpun melakukannya dengan setengah hati. Meskipun

Ustadz H. Hariyono telah melakukan terapi dengan sungguh-sungguh, tetapi

apabila santri kurang ikhlas maka hasil pengobatannya pun tidak bisa optimal.

Ketidak-ikhlasan ini akan condong terhadap nafsu untuk memenuhi kebutuhan

manusia sehingga menimbulkan sifat tercela. Hal ini perlu diperhatikan,

terutama dalam pengobatan menggunakan perantara dzikrullah, diperlukan

keikhlasan yang tulus, karena keikhlasan merupakan salah satu rahasia dari

Allah SWT yang diberikan dalam hati seorang hamba yang dicintai. Disinilah

pentingnya keikhlasan, walaupun diberi imbalan maupun tidak seharusnya

pengobatan dilakukan secara ikhlas Lillahi Ta’ala, karena keikhlasan akan

lebih dekat dengan Ridho-Nya.

11 Imam Al Ghozali, Ringkasan Ihya’ Ulumuddin, Terj. Zaid Husein Al Hamid, Pustaka

Amani, Jakarta, hlm. 361

Page 21: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis paparkan dari pembahasan mengenai terapi dzikir bagi

kesehatan menurut Ustadz H. Hariyono yang telah diuraikan dalam bab-bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dzikir yang digunakan Ustadz H. Hariyono untuk mengajak pasiennya

berdzikir berjamaah, pada dasarnya tidak bertentangan dengan ajaran

Agama Islam, karena dzikir Ratib Al-Haddad yang diamalkan merupakan

himpunan dari ayat-ayat Al-Qur’an.

2. Seseorang yang terkena penyakit dan sulit untuk disembuhkan menurut

Ustadz H. Hariyono disebabkan karena pembalasan atas dosa dan

kesalahan manusia itu sendiri, maka untuk mensucikannya, pasien diajak

melakukan terapi dzikir terlebih dahulu.

3. Dengan berdzikir akan memberikan manfaat bagi dzakir sebagai berikut :

a. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.

b. Mengingatkan pasien adalah orang yang lalai mengingat Allah SWT,

maka dengan berdzikirlah pasien akan selalu ingat kepada Allah SWT.

c. Pasien akan memperoleh berkah dari dzikir yang dibaca secara

berjamaah.

4. Syarat utama dalam melakukan terapi dzikir harus “yakin”, bahwa Allah

lah yang akan memberikan kesembuhan dengan perantara pengobatan

yang dilakukan Ustadz H. Hariyono.

Page 22: BAB IV TERAPI DZIKIR MENURUT USTADZ H. …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain...Walaupun sudah diobati secara medis dan tidak kunjung sembuh, berarti bukan ini

B. Saran-saran

Dalam upaya memahami dzikir sebagai terapi kesehatan, sebagaimana

yang telah diajarkan Ustadz H. Hariyono maka perkenankanlah penulis

memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Untuk memasyarakatkan dzikir yang diajarkan Ustadz H. Hariyono, perlu

ditingkatkan acara Safari Dzikir di seluruh Indonesia, agar mereka

merasakan manfaat dzikir berjamaah dan membiasakan berdzikir setiap

saat.

2. Mengingat kesibukan Ustadz H. Hariyono, maka tidak mungkin untuk

melakukan berdzikir bersama beliau setiap hari, untuk memelihara dzikir

sebaiknya jamaah melakukan dzikir secara istiqomah sendiri.

3. Hendaknya skripsi dengan tema-tema pengobatan secara sufi dengan dzikir

ini dapat diteliti lebih dalam pada jurusan Tasawuf dan Psikoterapi, karena

dengan berdzikir kita dapat memperoleh manfaat yang besar, seperti

halnya ajaran para sufi.

C. Penutup

Demikianlah skripsi ini penulis sampaikan, bila ada kesalahan atau

kekurangan penulis menyadari karena keterbatasan dan kemampuan yang ada

pada diri penulis. Untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang

membangun pada para pembaca, untuk dijadikan bahan pertimbangan demi

kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini

bermanfaat dan hanya kepada-Nya lah penulis mohon pertunjuk, Amin.