PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

download PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

of 17

Transcript of PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    1/17

    1

    Traktus Urogenitalis

    Gabriel Susilo

    102012016, Kelompok E5Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    Alamat Korespondensi: Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510

    Email: [email protected]

    Pendahuluan

    Sistem ekskresi pada manusia merupakan bagian yang penting untuk mengeluarkan zat

    sisa metabolisme baik berupa zat cair maupun gas. Zat-zat sisa tersebut harus dikeluarkan dari

    tubuh karena jika tidak dikeluarkan akan menggangu bahkan meracuni tubuh. Ekskresi bisa

    melalui kulit, hati, paru-paru tapi yang penting adalah ginjal. Ginjal berfungsi untuk memproses

    zat sisa yang kemudian akan menghasilkan urin.

    Sistem urinaria terdiri dari dua ginjal yang memproduksi urine; dua ureter yang

    membawa urine ke dalam sebuah kandung kemih untuk penampungan sementara; dan uretra

    yang mengalirkan urine keluar tubuh melalui orifisium uretra eksterna.1

    Jika terdapat kelainan

    struktur dan fungsi pada ginjal, maka akan terjadi juga kelainan mekanisme ginjal yang dapat

    menyebabkan cairan dalam tubuh terhambat dan menumpuk pada tubuh.

    Isi dan Pembahasan

    Struktur Makroskopis

    Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masing-masing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal pada orang

    dewasa panjangnya sampai 12,5 cm, lebarnya 6 cm, tebalnya 2,5 cm dan berat kedua ginjal

    antara 120-150 gram.1

    Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dibanding ginjal kiri, hal ini disebabkan adanya

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    2/17

    2

    hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri adalah tepi atas iga 11 (vertebra

    Thoracalis 12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah iga 11 atau iga 12. Adapun

    kutub bawah ginjal kiri adalah processus transversus vertebra Lumbalis 2 (kira-kira 5 cm dari

    crista iliaka) sedangkan kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra Lumbalis 3.2

    Pada anterior renalis sinistra berbatasan langsung dengan dinding dorsal gaster,

    pancreas, limpa, vasa lienalis, usus halus dan fleksura lienalis. Sementara pada bagian anterior

    renalis dextra berbatasan dengan lobus dextra hepar, duodenum pars descendens dan usus halus.

    Pada bagian posterior renalis dextra dan sinistra berbatasan dengan diafragma, m.psoas major, m.

    quadratus lumborum, m. transversus abdominis(aponeurosis), n.subcostalis, n.iliohypogastricus,

    a.subcostalis, aa.lumbales 1-2(3), iga 12 (ginjal kanan) dan iga 11-12 (ginjal kiri).2

    Gambar 1. Letak ginjal.3

    Ginjal dibungkus oleh kapsula ginjal yang terdiri atas jaringan penyambung padat yaitu

    kapsula fibrosa dan kapsula adiposa. Kapsula fibrosa melekat pada ginjal dan hanya

    menyelubungi ginjal sementara itu, kapsula adiposa yang mengandung banyak lemak

    menyelubungi ginjal dan glandula suprarenalis. Selain untuk melindungi ginjal, kapsula adiposa

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    3/17

    3

    juga berguna untuk mempertahankan ginjal pada tempatnya. Fascia renalis merupakan bagian ini

    terletak di luar capsula fibrosa dan terdiri dari dua lembar, depan (fascia prerenalis) dan

    belakang(fascia retro renalis). Kedua lembar fascia renalis ini bersatu ke kranial tetapi terpisah

    ke kaudal, sehingga kantong ginjal terbuka ke bawah. Hal ini yang sering menyebabkan

    terjadinya ascending infection.1

    Bila dibuat irisan memanjang dari medial ke lateral tampak dua bagian cortex sebelah

    luar dan medula sebelah dalam. Korteks merupakan bagian terluar ginjal yang di dalamnya

    terdapat korpus Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal dan

    tubulus kontortus distalis serta pembuluh darah. Medula merupakan lapisan dalam dari ginjal

    yang terdiri dari sembilan sampai empat belas pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus rektus,

    lengkung Henle dan tubukus pengumpul (duktus koligen).2

    Di antara pyramid renis yang terdapat pada medula terdapat columna renalis yang

    merupakan celah di antara kedua pyramid. Selain itu, terdapat pula papilla renalis yang

    merupakan ujung pyramid renalis. Pada ujung pyramid (papilla renalis) terdapat bagian yang

    menonjol ke dalam calyx minor. Beberapa calyx minor membentuk calyx major dan beberapa

    calyx major membentuk pelvis renalis yang kemudia menuju ke ureter. Pada ginjal juga terdapat

    hilus renalis yaitu suatu bagian di mana pembuluh darah, serabut saraf atau duktus memasuki

    atau meninggalkan ginjal.2

    Gambar 2. Struktur ginjal manusia.3

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    4/17

    4

    Ginjal diperdarahi oleh arteri atau vena renalis. A. renalis merupakan percabangan dari

    aorta abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah memasuki

    ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri interlobaris yang akan

    memperdarahi segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen superior, anterior-superior,

    anterior-inferior, inferior serta posterior. A.renalis anterior dan posterior akan bertemu di lateral

    pada garis Broedel. Kemudian percabangan a.renalis (a.interlobaris) tersebut kemudian masuk ke

    dalam pyramid renalis dan mempercabangkan a.arcuata yang kemudian akan bercabang lagi

    menjadi a.interlobularis yang terletak di sepanjang cortex. Arteri interlobularis ini kemudian

    membentuk arteriola afferen pada glomerolus. Sementara pembuluh balik ginjal berjalan

    mengikuti nadinya setelah berkumpul di v.interlobularis akan masuk ke dalam v.arcuata

    kemudian ke dalam v.renalis dan akan bermuara pada v.cava inferior.4

    Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan simpatis ginjal

    melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus imus dan

    n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan persarafan

    simpatis melalui n.vagus.2

    Satu ginjal mengandung 1 sampai 4 juta nefron yang merupakan unit pembentuk urine. Setiap

    nefron memiliki satu komponen vaskular dan satu komponen tubular.1

    1. Glomerolus adalah gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul epitel berdinding gandadisebut kapsula bowman. Glomerolus dan kapsula bowman bersama-sama membentuk

    sebuah korpuskel ginjal.1

    a. Lapisan viseral kapsula bowman adalah lapisan internal epitelium. Sel-sel lapisanviseral dimodifikasi manjadi podosit yaitu sel-sel epitel khusus di sekitar kapiler

    glomerular.

    - Setiap sel podosit melekat pada permukaan luar kapiler glomerular melaluibeberapa prosesus primer panjang yang mengandung prosesus sekunder yangdisebut prosesus kaki atau pedikel.

    - Pedikel berinterdigitasi (saling mengunci) dengan prosesus yang sama daripodosit tetangga. Ruang sempit antara pedikel-pedikel yang berinterdigitasi

    disebut filtration slits yang lebarnya sekitar 25 nm. Setiap pori dilapisi selapis

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    5/17

    5

    membran tipis yang memungkinakan aliran beberapa molekul dan menahan aliran

    molekul lainhya.

    - Barier filtrasi glomerular adalah barier jaringan yang memisahkan darah dalamkapiler glomerular dari ruang dalam kapsula bowman. Barier ini terdiri dari

    endotelium kapiler, membran dasar kapiler, dan filtration slit.

    b. Lapisan parietal kapsula bowman membentuk tepi terluar korpuskel ginjal. 1- Pada kutub vaskular korpuskel ginjal, arteriola aferen masuk ke glomerulus dan

    arteriol eferen keluar dari glomerulus.

    - Pada kutub urinarius korpuskel ginjal, glomerulus memfiltrassi aliran yang masukke tubulus kontortus priximal.

    2. Tubulus kontortus proximal, panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku. Padapermukaan yang menhadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel epitelial kuboid yang kaya

    akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area permukaan lumen.1

    3. Ansa henle. Tubulus kontortus proximal mengarah ke tungkai descenden ansa henle yangmasuk ke dalam medula, membentuk lengkungan jepit yang tajam dan membalik ke atas

    membentuk tugkai ascenden ansa henle.1

    a. Nefron korteks terletak di bagian terluar korteks. Nefron ini memiliki leukukanpendek yang memanjang ke sepertiga bagian atas medula.

    b. Nefron jukstamedular terletak di dekat medula. Nefron ini memiliki lekukan panjangyang menjulur ke dalam piramida medula.

    4. Tubulus kontortus distal juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5 mm dan membentuksegmen terakhir nefron.

    1

    a. Di sepanjang jalurnya, tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol aferen. Bagiantubulus yang bersentuhan dengan arteriol mengandung sel-sel termodifikassi yang

    disebut makula densa. Makula densa berfungsi sebagai suatu kemoreseptor yang

    distimulasi oleh penurunan ion natrium.

    b. Dinding arteriol aferen yang bersebelahan dengan makula densa mengandung sel-selotot polos termodifikasi yang disebut sel jukstaglomerular. Sel ini distimulasi melalui

    penurunan tekanan darah untuk memproduksi renin.

    c. Makula densa, sel jukstaglomerular, dan sel mesangium saling bekerja sama untukmembentuk aparatus jukstaglomerular yang penting dalam pengaturan tekanan darah.

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    6/17

    6

    5. Tubulus dan duktus pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul berdescenden dikorteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus distal.

    Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul besar yang lurus. Duktus pengumpul

    membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urine ke dalam kaliks minor. Kaliks

    minor bermuara ke dalam pelvis ginjal melalui kaliks mayor. Dari pelvis ginjal, urine

    dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.1

    Kandung kencing bekerja sebagai penampung urin, organ ini berbentuk buah pir (kendi).

    Letaknya di dalam panggul besar di depan isi lainnya dan di belakang sifisis pubis. Pada bayi

    letaknya lebih tinggi. Bagian terbawah terpancang erat dan disebut basis. Bagian puncak atau

    fundus naik kalau kandung memekar karena urin. Puncaknya mengarah ke depan bawah dan ada

    di belakang simfisis pubis.5

    Tiga saluran bersambung dengan kandung kencing. Dua ureter bermuara secara oblik di

    sebelah basis; letak oblik ini menghindarkan urin mengalir kembali kedalam ureter. Uretra keluar

    dari kandung di sebelah depan. Daerah segitiga antara dua lubang ureter dan uretra disebut

    trigonum vesika urinarius. Pada wanita kandung kencing terletak di antara simfisis pubis, uterus,

    dan vagina.5

    Ureter merupakan saluran untuk menyalurkan urin dari ginjal ke kandung kemih. Uretra

    ialah sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kencing ke lubang luar dilapisi membran

    mukosa yang bersambung dengan membran yang melapisi kandung kencing. Meatus urinarius

    terdiri atas serabut otot lingkar, yang membentuk sfingter uretra. Pada wanita panjang uretra

    adalah 2,5 sampai 3,5 cm dan pada pria 17 sampai 22,5 cm.5

    Struktur Mikroskopis

    Hilus renalis terdiri atas ureter dan a/v renalis pada korteks terdapat medula (10 18

    piramid), 1 lobus terdiri dari 1 medula piramid + korteks diatasnya. Sisi konkaf merupakanhilum, saluran keluar, masuk pembuluh darah & saraf. Kapsula renalis tipis terdiri dari kolagen,

    fibroblas. Unilokular perirenalis biasanya jaringan lemak.6

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    7/17

    7

    Pelvis terbagi menjadi mangkuk besar (kaliks mayor) dan mangkuk kecil (kaliks minor).

    Sedangkan medula terbagi menjadi zona interna dan zona eksterna. Terdapat berkas medula atau

    prosessus fereiini (medulary rays).3

    Gambar 3. Glomerolus6 Gambar 4. Medula dan Korteks

    6

    Nefron adalah unit fungsional ginjal yang terdiri dari:

    a. Korpuskel malpighi- Kapsula glomerolus

    Terdiri dari 2 lapis epitel membran. Lapisan parietal luar membentuk dinding korpuskel

    luar. Lapisan parietal dalam melapisi kapiler, lapisan viseral terdiri dari dari podosit.

    Perluasan kaki-pedikel yg membentuk celah filtrasi (filtration slits).6

    - GlomerulusJumbai kapiler, darah masuk melalui arteriol afferen, darah keluar melalui arteriol efferen

    (diameter lebih kecil). Kapiler mengandung pori-pori disebut fenestrata. Air, glukosa,

    elektrolit: Cl, PO4, ureum, kreatinin, zat warna bisa ada di urin atau bisa menembus sawar

    urin. 99% ultrafiltrat di reabsori oleh T.K.P + ansa henle + T.K.D.6

    - Aparatus JustagromerularDi atas badan malpighi terdapat aparatus atau kompleks juxtaglomerolus, terdiri dari:

    Sel-sel juxtaglomerolus menghasilkan renin Sel-sel mesangial ekstraglomerular atau sel polkisen atau sel lacis menghasilkan

    eritropoetin

    Makula densa sebagai sensor osmolaritas cairan di dalam tubulus distal

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    8/17

    8

    Kutub vaskular merupakan tempat

    masuknya arteriol afferen dan

    keluarnya arteriol efferen

    sedangkan kutub urinarius

    merupakan mulainya tubulus

    kontortus proksimal. Lamina basal

    tebal bekerja sebagai barier filtrasi.

    Sel mesangial melekat ke kapiler

    sebagai makrofag.6

    a. Tubulus Kontortus DistalTerdapat di korteks. Epitel kuboid rendah, inti bulat, bersifat asidofil, inti sel dengan

    jarak berjauhan, lumen tidak jelas karena terdapat brush border.6

    b. Ansa HenleTerdapat di medula. Tubulus rektus proksimal serupa tububulus kontortus proximal,

    memiliki segmen tipis mirip kapiler, tetapi tidak terdapat darah di lumennya. Tub

    rektus distal serupa dengan tubulus kontortus distalis.6

    c. Tubulus Kontortus DistalisTerdapat di korteks. Epitel selapis kuboid rendah, bersifat basofil, inti sel dengan

    jarak berdekatan, lumen jelas, tidak terdapat brush border. Lumen lebih lebar

    daripada T.K.P. Makula densa menempel di T.K.D dekat glomerulus.6

    d. Duktus KolligensTerdapat di Berkas Medula. Diameter 40 um: epitel kuboid, menjadi lebih torak pada

    tubulus pengumpul distal (sampai diameter 200 um). Sitoplasma pucat dan batas

    selnya jelas.6

    e. Duktus Papillaris

    Gambar 5. Gromerolus.

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    9/17

    9

    Duktus koligens berjalan dalam berkas medula menuju ke medula. Di bagian medula

    yang ke tengah beberapa duktus koligens bersatu untuk membentuk duktus yg besar,

    bermuara ke apeks papila disebut duktus papilaris (bellini).6

    Mekanisme Kerja Ginjal

    Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit fungsional mikroskopik yang dikenal sebagai

    nefron, yang disatukan oleh jaringan ikat. Susunan nefron di dalam ginjal adalah sedemikian

    sehingga dihasilkan dua regio yang berbeda, regio luar yang disebut korteks ginjal dan tampak

    granular dan regio dalam, medula ginjal, yang tersusun oleh segitiga-segitiga bergaris, piramid

    ginjal. Setiap nefron terdiri dari komponen vaskular dan komponen tubular, dan keduanya

    berkaitan secara erat secara struktural dan fungsional.7

    Bagian dominan komponen vaskular nefron adalah glomerolus, tempat filtrasi sebagian

    air dan zat terlarut dari darah yang melewatinya. Cairan yang telah disaring ini, yang

    komposisinya hampir identik dengan plasma, kemudian mengalir melewati komponen tubular

    nefron, tempat berbagai proses transpor mengubahnya menjadi urin.7

    Komponen tubular nefron adalah suatu tabung berongga berisi cairan yang dibentuk oleh

    satu lapisan sel epitel. Komponen ini adalah saluran kontinyu dari pangkalnya dekat glomerulus

    hingga ke ujungnya di pelvis ginjal. Komponen tubulus berawal dari kapsula Bowman, suatu

    invaginasi berdinding rangkap yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan dari

    kapiler glomerolus. Dari kapsula bowman, cairan yang difiltrasi mengalir ke dalam tubulus

    proksimal, yang seleruhnya terletak di dalam korteks dan membentuk gulungan-gulungan rapat

    sepanjang perjalanannya. Segmen berikutnya ansa henle, yang masuk ke dalam medula ginjal.

    Pars descendens ansa henle masuk dari korteks ke dalam medula; pars ascendens berjalan balik

    ke korteks. Pars ascendens kembali ke regio glomerolus nefronnya sendiri, tempat saluran ini

    melewati garpu yang dibentuk oleh arteriol aferen dan eferen. Sel-sel tubulus dan vaskular di

    titik ini mengalami spesialisasi untuk membentuk aparatus jukstaglomerolus, suatu struktur yang

    terletak di samping glomerolus. Regio khusus ini berperan penting dalam mengatur fungsi ginjal.

    Setelah aparatus jukstaglomerolus, tubulus kembali membuat kumparan erat menjadi tubulus

    distal, yang juga seluruhnya berada di dalam korteks. Tubulus distal mengalirkan isinya ke

    dalam duktus atau tubulus koligens, dengan masing-masing duktus menerima cairan dari hingga

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    10/17

    10

    delapan nefron yang berbeda. Setiap duktus koligens berjalan ke dalam medula untuk

    mengosongkan cairan isinya ke dalam pelvis ginjal.7

    Tiga proses dasar yang terlibat dalam pembentukan urin adalah filtrasi glomerulus,

    reabsorpsi glomerolus, dan sekresi tubulus. Filtrasi glomerolus adalah langkah pertama

    pembentukan urin. Sewaktu darah mengalir melalui glomerolus, plasma bebas protein tersaring

    melalui kapiler glomerulus ke dalam kapsula Bowman. Dalam keadaan normal, 20% plasma

    yang masuk ke glomerulus tersaring. Secara rerata, 125 ml filtrat glomerulus terbentuk secara

    kolektif dari seluruh glomerulus setiap menit. Jumlah ini sama dengan 180 liter (sekitar 47,5

    galon) setiap hari. Dengan mempertimbangkan bahwa volume rerata pada orang dewasa adalah

    2,75 liter, maka hal ini berarti bahwa ginjal menyaring keseluruhan volume plasma sekitar 65

    kali sehari. Jika semua yang difiltrasi keluar sebagai urin, semua plasma akan menjadi urin

    dalam waktu kurang dari setengah jam, namun hal ini tidak terjadi karena tubulus ginjal dan

    kapiler peritubulus berhubungan erat di seluruh panjangnya, sehingga bahan-bahan dapat

    dipertukarkan antara cairan di dalam tubulus dan darah di dalam kapiler peritubulus. Reabsorpsi

    tubulus adalah perpindahan selektif bahan-bahan dari bagian dalam tubulus ke dalam darah.

    Sewaktu filtrat mengalir melalui tubulus, bahan-bahan yang bermanfaat bagi tubuh dikembalikan

    ke plasma kapiler peritubulus. Bahan-bahan yang direabsorpsi tidak keluar dari tubuh melalui

    urin tetapi dibawa oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke jantung untuk

    diresirkulasi. Dari 180 liter plasma yang disaring perhari, sekitar 178,5 liter di reabsorpsi. Sisa

    1,5 liter di tubulus mengalir ke dalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urin. Secara

    umum, bahan-bahan ynag perlu dihemat oleh tubuh secara selektif direabsorpsi, sementara

    bahan-bahan yang tidak dibutuhkan dan harus dikeluarkan tetap berada di urin. Sekresi tubulus

    adalah pemindahan selektif bahan-bahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus. Hanya

    sekitar 20% dari plasma yang mengalir melalui kapiler glomerolus difiltrasi melalui kapsula

    bowman; sisa 80% mengalir melalui arteriol eferen ke dalam kapiler peritubulus. Sekresi tubulus

    merupakan mekanisme untuk mengeluarkan bahan dari plasma secara cepat denganmengekstraksi sejumlah tertentu bahan dari 80% plasma yang tidak terfiltrasi dai kapiler

    peritubulus dan memindahkannya ke bahan yang sudah ada di tubulus sebagai hasil filtrasi.

    Ekskresi urin adalah pengeluaran bahan-bahan dari tubuh ke dalma urin. Ini bukan merupakan

    proses terpisah tetapi merupakan hasil dari tiga proses pertama di atas. Semua konstituen plasma

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    11/17

    11

    yang terfiltrasi atau disekresikan tetapi tidak direabsorpsi akan tetap di tubulus dan mengalir ke

    pelvis ginjal untuk diekskresikan sebagai urin dan dikeluarkan dari tubuh.7

    Filtrasi Glomerolus

    Cairan yang difiltrasi dari glomerolus ke kapsula bowman harus melewati tiga lapisan

    yang membentuk membran glomerolus: (1) dinding kapiler glomerolus; (2) membran basal; dan

    (3) lapisan dalam kapsula bowman. Secara kolektif, lapisan-lapisan ini berfungsi sebagai

    saringan molekuler halus yang menahan sel darah dan protein plasma tetapi membolehkan H2O

    dan zat terlarut dengan ukuran molekul kecil lewat. Dinding kapiler glomerolus terdiri dari satu

    lapis sel endotel gepeng. Lapisan ini memiliki banyak pori besar yang menyebabkannya 100 kali

    lebih permeabel terhadap H2O dan zat terlarut daripada kapiler di bagian lain tubuh.7

    Membran basal adalah lapisan gelatinosa aselular (tidak mengandung sel) yang terbentuk

    dari kolagen dan glikoprotein yang tersisip di antara glomerolus dan kapsula Bowman. Kolagen

    menghasilkan kekuatan struktural, dan glikoprotein menghambat filtrasi protein plasma yang

    kecil. Protein plasma yang lebih besar tidak dapat difiltrasi karena tidak dapat melewati pori

    kapiler, tetapi pori ini masih dapat melewatkan albumin, protein plasma terkecil. Namun, karena

    bermuatan negatif maka glikoprotein menolak albumin dan protein plasma lain yang juga

    bermuatan negatif.7

    Gaya-gaya yang berperan dalam filtrasi glomerolus:

    1. Tekanan darah kapiler glomerolus adalah tekanan cairan yang ditimbulkan oleh darah didalam kapiler glomerolus. Tekanan ini pada akhirnya bergantung pada kontraksi jantung

    (sumber energi yang menghasilkan filtrasi glomerolus) dan resistensi terhadapt aliran darah

    yang ditimbulkan oleh arteriol aferen dan eferen.7

    2. Tekanan osmotik koloid plasma ditimbulkan oleh distribusi tidak seimbang protein-proteinplasma di kedua sisi membran glomerolus. Karena tidak dapat difiltrasi maka protein plasmaterdapat di kapiler glomerolus tetapi tidak di kapsula bowman. Karena itu, konsentrasi H 2O

    lebih tinggi di kapsula bowman daripada di kapiler glomerulus. Timbul kecenderungan H 2O

    untuk berpindah melalui osmosis menuruni gradien konsentrasinya sendiri dari kapsula

    bowman ke dalam glomerolus melawan filtrasi glomerolus.7

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    12/17

    12

    3. Tekanan hidrostatik kapsula bowman, tekanan yang ditimbulkan oleh cairan di bagian awaltubulus ini.

    7

    Tekanan darah arteri adalah gaya utama yang mendorong darah masuk ke dalam

    glomerolus maka tekanan darah kapiler glomerolus, dan LFG, akan menigkat berbanding lurus

    jika tekanan arteri meningkat bila faktor lain tidak berubah. Demikian juga, penurunan tekanan

    darah arteri akan menyebabkan penurunan LFG. Perubahan spontan tak sengaja LFG seperti

    umumnya dicegah oleh mekanisme regulasi intrinsik yang dilakukan oleh ginjal sendiri, suatu

    proses yang dikenal sebagai autoregulasi. Ginjal, dalam batas-batas tertentu, dapat

    mempertahankan aliran darah ke dalam kapiler glomerolus meskipun terjadi perubahan tekanan

    darah arteri. Ginjal melakukannya dengan mengubah-ubah kaliber arteriol aferen sehingga

    resistensi terhadap aliran melalui pembuluh ini dapat disesuaikan. Sebagai contoh, jika LFG

    meningkat akibat peningkatan tekanan darah arteri maka tekanan filtrasi netto dan LFG dapat

    dikurangi ke normal oleh konstriksi arteriol aferen, yang menurunkan aliran darah ke dalam

    glomerolus. Dua mekanisme intrarenal berperan dalam autoregulasi: (1) mekanisme miogenik,

    yang berespon terhadap perubahan tekanan di dalam komponen vaskular nefron; dan (2)

    mekanisme umpan balik tubuloglomerolus, yang mendeteksi perubahan kadar garam di cairan

    yang mengalir melalui komponen tubular nefron.7

    Reabsorpsi Tubulus

    Semua konstituen plasma kecuali protein, tanpa pandang bulu difiltrasi bersama melalui

    kapiler glomerolus. Selain zat sisa dan kelebihan bahan yang harus dikeluarkan oleh tubuh,

    cairan filtrasi juga mengandung nutrien, elektrolit dan bahan lain yang dibutuhkan oleh tubuh.

    Memang, melalui filtrasi glomerolus yang terus menerus, jumlah dari bahan-bahan yang

    terfiltrasi per hari ini bahkan lebih besar daripada yang ada di tubuh. Bahan-bahan esensial yang

    terfiltrasi dikembalikan ke tubuh melalui reabsorpsi tubulus, transfer diskret bahan-bahan dari

    lumen tubulus ke dalam kapiler peritubulus.

    7

    Reabsorpsi tubulus adalah proses yang sangat selektif. Semua konstituen kecuali protein

    plasma memiliki konsentrasi yang sama di filtrat glomerolus dan di plasma. Pada sebagian besar

    kasus, jumlah setiap bahan yang diserap adalah jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan

    komposisi dan volume lingkungan cairan internal yang sesuai. Secara umum, tubulus memiliki

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    13/17

    13

    kapasitas reabsorpsi yang besar untuk bahan-bahan yang dibutuhkan oleh tubuh dan kecil atau

    tidak ada untuk bahan-bahan yang tidak bermanfaat. Karena itu, hanya sedikit, kalaupun ada,

    konstituen plasma yang terfiltrasi dan bermanfaat bagi tubuh terdapat di dalam urin karena

    sebagian besar telah direabsorpsi dan dikembalikan ke dalam darah. Hanya bahan esensial,

    misalnya elektrolit yang berlebihan yang diekskresikan ke urin. Untuk konstituen plasma

    esensial yang diatur oleh ginjal, kapasitas reabsorpsi bervariasi bergantung pada kebutuhan

    tubuh.7

    Sekresi Tubulus

    Seperti reabsorpi tubulus, sekresi tubulus melibatkan transpor transepitel, tetapi kini

    keadaannya dibalik. Dengan menyediakan rute pemasukan kedua ke dalam tubulus untuk bahan-

    bahan tertentu, sekresi tubulus, pemindahan diskret bahan dari kapier peritubulus ke dalam

    lumen tubulus, menjadi mekanisme pelengkap yang meningkatkan eliminasi bahan-bahan ini

    dari tubuh. Bahan-bahan terpenting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hydrogen (H+), ion

    kalium (K+), serta anion dan kation organik, yang banyak diantaranya adalah senyawa yang

    asing bagi tubuh.7

    Sekresi H+

    ginjal sangat penting dalam mengatur keseimbangan asam-basa di tubuh. Ion

    hidrogen yang disekresikan ke dalam cairan tubulus dieleminasi dari tubuh melalui urin. Ion

    hidrogen dapat disekresikan oleh tubulus proksimal, distal, atau koligens, dengan tingkat sekresi

    H+

    bergantung pada keasaman cairan tubuh. Ketika cairan tubuh terlalu asam maka sekresi H+

    meningkat.7

    Ion kalium secara selektif berpindah dalam arah berlawanan di berbagai bagian tubulus;

    ion ini secara aktif direabsorpsi di tubulus proksimal dan secara aktif disekresikan di tubulus

    distal dan koligens. Di awal tubulus ion kalsium direabsorpsi secara konstan dan tanpa

    dikendalikan, sementara sekresi K+

    di bagian distal tubulus bervariasi dan berada di bawah

    kontrol. Karena K+ yang difiltrasi hampir seluruhnya direansorpsi di tubulus proksimal maka

    sebagian besar K+

    di urin berasal dai sekresi terkontrol K+

    di bagian distal nefron dan bukan dari

    filtrasi.7

    Tabel 1. Proses Reabsorpsi dan Sekresi pada Tubulus Proksimal, Tubulus Distal, dan Duktus

    Koligentes.7

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    14/17

    14

    Tubulus Proksimal Tubulus Distal dan Duktus

    Koligentes

    Reabsorpsi Sekresi Reabsorpsi Sekresi

    67% dari Na+

    yang terfiltrasi akan

    direabsorpsi secara aktif; tidak

    berada di bawah kontrol; Cl-

    mengikuti secara pasif.

    Semua glukosa dan asam amino

    yang terfiltrasi akan direabsorpsi

    oleh transpor aktif sekunder; tidak

    berada di bawah kontrol.

    PO43- dan elektrolit lain yang

    terfiltrasi direabsorpsi dalam

    jumlah bervariasi; berada di

    bawah kontrol.

    65% dari H2O yang terfiltrasi

    direabsorpsi secara osmotis; tidak

    berada di bawah kontrol.

    Hampir semua K

    +

    yang terfiltrasidireabsorpsi; tidak berada di

    bawah kontrol.

    Sekresi H+

    dengan tingkat

    bervariasi

    bergantung pada

    status asam-basa

    tubuh.

    Sekresi ion

    organik; tidak

    berada di bawah

    kontrol.

    Reabsorpsi Na+

    dengan tingkat

    bervariasi,

    dikontrol oleh

    aldosteron; Cl-

    mengikuti

    secara pasif.

    Reabsorpsi H2O

    dengan tingkat

    bervariasi,

    dikontrol oleh

    vasopresin.

    Sekresi H+

    dengan tingkat

    bervariasi,

    bergantung pada

    status asam-basa

    tubuh.

    Sekresi K+

    dengan tingkat

    bervariasi,

    dikontrol oleh

    aldosteron.

    Proses Biokimiawi pada Ginjal

    Faktor-faktor yang memperngaruhi filtrasi adalah tekanan darah, peningkatan ataupenurunan tekanan GFR yang dipertahankan tetap oleh autoregulasi, obstruksi jalan arteri yang

    menuju ke glomerolus, peningkatan tekanan interstisial oleh proses peradangan, dan peningkatan

    tekanan intratubuler oleh penyumbatan dalam ductus koligens, ureter, dan uretra. Filtrat dalam

    glomerolus mengandung zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan tubuh. Zat-zat yang

    dibutuhkan adalah air, glukosa, asam amino, dan elektrolit; sedangkan zat-zat yang tidak

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    15/17

    15

    dibutuhkan tubuh adalah urea, kreatinin, dan asam urat. Di dalam filtrat terjadi proses reabsorpsi

    selektif dan sekresi oleh tubulus.8

    Pada tubuli proksimal CO2 dan H2O berdifusi ke sel tubuli proksimal oleh enzim

    carbonic anhidrase (anhidrase asam karbonat) yang menkatalisa pembentukan H2CO3 yang

    kemudian berionisasi menjadi H+

    dan HCO3-. H

    +berdifusi ke dalam lumen tubulus dan HCO3

    -

    berdifusi ke dalam darah. Na dari lumen tubulus (dari filtrat) masuk ke sel tubulus kemudian kek

    darah. Jadi yang terjadi adalah sekresi H+

    dan reabsorpsi NaHCO3. H+

    dalam lumen tubuli akan

    bereaksi dengan HCO3-

    (hasil filtrasi glomerolus)H2CO3CO2 dan H2Odifusi dalam sel

    tubuli dan dipakai untuk sekresi H+. Sekresi H

    +ini terjadi sampai 80%-85% HCO3

    -hasil filtrasi

    terpakai. Selanjutnya sekresi H+

    terjadi dalam tubuli distal.

    Pada tubuli distal, sekresi H+ diimbangi oleh HCO3-, sampai seluruh sisa HCO3- (15%-

    20%) terpakai habis. Sekresi H+

    yang diimbangi fosfat, H+

    (hasil sekresi) + Na2HPO4 (hasil

    filtrasi)NaH2PO4 dan Na+ (direabsorpsi)pH filtrat turun dari 7,4 menjadi 6,0. Setelah

    seluruh fosfat habis terpakai maka sekresi H+

    selanjutnya diimbangi oleh NH3+. NH3 berasal dari

    reaksi deaminasi dan deamidasi aa. Glutamin. Glutamin mengalami reaksi deamidasi menjadi

    glutamin dan NH3. H+

    (hasil sekresi) + NH3 (dari glutamin)NH4+. Dengan ditukarnya NaCl

    dengan NH4Cl, maka pH urin semakin asam. Pembentukan NH4+

    meningkat pada asidosis dan

    jika menurun pada alkalosis. Keaktifan glutaminase menigkat pada asidosis. Pembentukan NH4+

    merupakan mekanisme untuk menghemat kation (Na+). 30-50 mEq/hari H

    +dalam bentuk NH4

    +

    dan 10-30 mEq/hari dalam bentuk H2PO4-. Diabetes melitus tidak terkontrol (ketoasidosis)

    produksi NH4+

    meningkat dan urea menurun karena NH3 untuk pembentukan urea dipakai untuk

    pembentukan NH4+. NH3 untuk pembentukan urea dan NH4

    +, bila salah satu meningkat maka

    yang lain akan menurun. reabsorpsi HCO3-

    dalam tubuli ginjal dipengaruhi oleh P CO2. Bila P

    CO2 meningkat, maka reabsorpsi HCO3-meningkat, begitu juga sebaliknya.

    8

    Batu Ginjal

    Batu ginjal atau kalkuli urinaria terbentuk dari pengendapan garam kalsium, magnesium,

    asam urat atau sistein. Batu-batu kecil dapat mengalir bersama urin, sedangkan pada batu-batu

    yang lebih besar akan tersangkut di dalam ureter dan menyebabkan rasa nyeri yang tajam (kolik

    ginjal) yang menyebar dari ginjal ke selangkangan.1

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    16/17

    16

    Karena kandung kencing berkontraksi untuk mengeluarkan air kencing, batu tertekan

    pada trigonum yang peka itu, hingga menyebabkan kesakitan yang sangat serta biasanya terdapat

    sedikit hematuria dan infeksi.5

    Batu ginjal dapat disebabkan oleh peningkatan pH urin (misal batu kalsium bikarbonat)

    atau penurunan pH urin (misal batu asam urat). Konsentrasi bahan-bahan pembentuk batu yang

    tinggi di dalam darah dan urin serta kebiasaan makan atau minum obat tertentu juga dapat

    merangsang pembentukan batu ginjal. Segala sesuatu yang menghambat aliran urin dan

    menyebabkan stasis urin di bagian mana saja di saluran kemih meningkatkan kemungkinan

    pembentukan batu ginjal. Batu kalsium yang biasanya terbentuk bersama oksalat atau fosfat

    sering menyertai keadaan-keadaan yang menyebabkan resorpsi tulang termasuk imobilisasi dan

    penyakit ginjal. Batu asam urat sering menyertai gout, suatu penyakit peningkatan pembentukan

    atau penurunan ekskresi asam urat. Kegemukan dan kenaikan berat badan meningkatkan resiko

    batu ginjal akibat peningkatan ekskresi kalsium, oksalat dan asam urat yang berlebihan.9

    Kesimpulan

    Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa adanya gangguan pada struktur dan

    atau mekanisme kerja ginjal dapat mengganggu mekanisme pembentukan urin, salah satu

    permasalahannya adalah adanya batu ginjal pada saluran kemih yang menyebabkan nyeri pada

    perut bagian bawah.

    Daftar Pustaka

    1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi unuk pemula. Jakarta : EGC; 2003.h.318-21.2. Snell, RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;

    2006.h.294-349.

    3. Anderson PD. Human anatomy and physiology coloring workbook and study guide. Ed. 6.London: Jones and Bartlett Publishers International; 2009.p.262.

    4. Faiz O, Moffat D.At a glance series anatomi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004.p.125-57.5. Pearce EC. Anatomi & fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;

    2006.h.298-305.

    6. Geneser F. Atlas berwarna histologi. Batam: Binarupa Aksara, 207.h.143-54.

  • 7/27/2019 PBL 1 Blok 10 Traktus Urogenitalis

    17/17

    17

    7. Sacher RA. Tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium. Alih bahasa, Dewi Wulandari.Jakarta: EGC; 2004.h.589-90.

    8. Dawn BM, Allan DM, Collen MS. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta : EGC; 2002.h.696-7.

    9. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009.h.715.