pbl 02 bshb
-
Upload
abamvc-muhammad-akbar -
Category
Documents
-
view
46 -
download
11
description
Transcript of pbl 02 bshb
LAPORAN TUGAS TERSTRUKTUR KELOMPOK I
BLOK BSHB ANGKATAN 2009
Diagnosis: Osteoporosis dan Osteoarthritis
KELOMPOK 6
Tutor: dr. Lantip Rujito, Msi. Med
Anggota kelompok:
G1009044 FAMILA
G1A009098 FAWZIA MERDHIANA
G1A009023 PRASASTIE GITA W
G1A009127 HAFIDH RIZA PERDANA
G1A009125 REINA RIVENSKA DISSA
G1A009043 RAHAJENG PUSPITANINGRUM
G1A009119 BENZA ASA DICARAKA
G1A009115 IRMA WIDYANINGTYAS
G1A009094 SURYO ADI KUSUMO B
G1A009111 ARGO MULYO
G1A009126 SHABRINA RESI PUTRI
G1A009039 NOERAY PRATIWI M
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2010
1. Apakah yang dimaksud dengan “Departemen Ortopedi”?Bagian yang menangani pembedahan tulang atau skeletal. (Dorland, 2006)
2. Apakah terjemahan “low back” dalam terminologi medis Indonesia dan dalam nomica
anatomica?
Dalam kamus Inggris-Indonesia,
Low= rendah; dasar.
Back= punggung; sebelah belakang.[Echols and Shadily, 1975]
Dapat diartikan low back adalah bagian punggung bawah atau tulang belakang lumbal. Dalam
bahasa nomica anatomica adalah vertebra lumbalis.
3. Gambarkan secara skematis struktur anatomis penyusun sendi lutut!
© Urban & Fischer 2003 – Roche Lexikon Medizin, 5. Aufl.
Articulatio genus: 1) Capsula articularis; 2) Condylus medialis (tibiae); 3) Condylus lateralis (tibiae);
4)Meniscus medialis; 5) Meniscus lateralis; 6) Lig. cruciatum anterius; 7) Lig. cruciatum posterius;
8) Lig. collaterale tibiale; 9) Lig. collaterale fibulare; 10) Condylus medialis (femoris); 11)
Condylus lateralis (femoris); 12) Caput fibulae (fibulare); 13) Tibia; 14) Articulatio tibiofibularis; 15)
Lig. meniscofemorale posterius; 16) M. semimembranosus; 17) M. popliteus; 18) Recessus
subpopliteus.
4. Bagaimanakah patofisiologi munculnya nyeri pada konteks ini? (nyeri pada tulang)
Berdasarkan analisis teks, didapat kesimpulan pada bagian akhir bahwa kemungkinan pasien
menderita osteoporosis dan osteo arthritis. Rasa sakit yang timbul dan dirasakan oleh pasien
mungkin terjadi karena ada komplikasi serius dari kelebihan glukokortikoid yaitu zat yang
menghambat proses kerja osteoblas, sehingga lama kelamaan regenerasi tulang terhambat, dan
kartilago pun menipis menyebabkan hubungan antar tulang menjadi tidak normal, karena antara
kepala dan bagian bawah tulang saling bertemu, sehingga ketika bergesekan menimbulkan sakit
yang luar biasa, yang juga menyebabkan tulang menjadi rapuh, sehingga terjadi faktur patologis.
(Sylvia, 2006)
5. Apakah yang di maksud dengan “trauma” pada konteks ini?
Kerusakan pada tubuh yang disebabkan oleh kekerasan, kecelakaan, atau fraktur, dll. (Dorland,
2002)
6. Gambarkan secara skematis struktur anatomis penyusun sendi lutut yang tampak pada foto
ronsen polos( dari depan dan dari lateral )!
7. Apa yang terjadi struktur sendi pada sendi yang mengalami penyempitan?
Akibat dari penuaan dan juga faktor kegemukan, tulang kartilago pada sendi articulasio genu
mengalami degenerasi/ pengikisan hingga akhirnya menjadi tipis. Hal ini menyebabkan timbulnya
gesekan antara ujung bawah femur dan caput tibia yang akhirnya mengakibatkan inflamasi pada
cairan synovial dan tentunya menyebabkan tulang-tulang tersebut terkikis akibat gesekkan
berulang kali yang juga menimbulkan rasa nyeri.
(http://vitadocs.com/id/guide/osteoarthritis/causes_of_osteoarthritis/, 2008)
8. Struktur anatomis apakah yang menyebabkan pembengkakan pada konteks ini?
Antara tulang femur dan tibia di tengahnya terdapat cairan Sinofial,Cairan inilah yang
menyebabkan pembengkakan pada bagian lutut sebelah kanan pada kasus di atas. (Martini,
2009)
9. Apakah terjemahan umum dari grinding dalam terminologi medis Indoensia dalam konteks ini?
Struktur anatomis sendi apakah yang menyebabkan gejala dan tanda ini?
Grinding berarti berkeretak, bisa gigi maupun tulang (Dorland,2009) dalam terminologi medis
Indonesia. Bagian yang yang menyebabkan terjadinya grinding adalah Kartilago yang telah
menipis, sehingga antara kartilago saling bertumpu dan menimbulkan bunyi berkeretak.
10. Bagaimana mengetahui adanya penuruan gerakan sendi?
Adanya perubahan yang terjadi dalam tubuh seiring bertambahnya umur. Perubahan ini bisa
terjadi di semua sistem dalam tubuh, terutama muskuskeletal. Perubahan pada sistem
muskuskeletal terjadi pada jaringan penghubung (kologen & elastin), kartilago, tulang, otot yang
menimbulkan dampak berupa penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Bertambahnya umur maka jaringan dan kologen yang terbentuk akan semakin banyak dan
meregangkan organ semua. Namun tidak hanya pada bertumbuhnya umur, pada umur dini pun
bisa terjadi penurunan sendi, seperti yang sering terjadi pada sendi tangan. Jadi, bisa dikatakan
penurunan sendi dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan untuk bergerak / ROM.
11. Valgus : membengkok kea rah luar, terpelintir menunjukan suatu deformitas yang
memperlihatkan pembentukan sudut pada bagian tersebut menjauh dari garis badan.
(Dorland Hal: 2352, 2002)
Gambaran :
12. Apakah yang dimaksud dengan “alignment” ? Apa sajakah kelainan?
Dlm kedokteran gigi, mengatur gigi asli/gigi tiruan ke dalam suatu garis, sehingga membentuk kurva
arcus dentalis parabolik yang teratur dan membangun kembali suatu hubungan yang harmonis
dengan struktur penyangga dan dengan gigi yang berlawanan. (Dorland Hal: 58, 2002)
Dalam konteks ini alignment adalah garis lurus dalam tubuh. Kelainannya adalah valgus.
13. Apakah yang dimaksud dengan pemeriksaan laboratorium rutin? Meliputi apa saja?
Pemeriksaan lab rutin adalah tindakan atau prosedur pemeriksaan dengan mengambil
sample dari pasien.
Pemeriksaan ini meliputi tes darah, urine, dan feses. (dr. Adi Patmini, 2008)
14. Apakah yang dimaksud dengan “bone mineral density”? Disebut apakah alat pengukurnya?
Dalam kamus Inggris-Indonesia,
Bone= tulang
Mineral= mineral
Density= kepadatan.[Echols and Shadily, 1975]
Dapat diartikan bone mineral density adalah kepadatan mineral dalam tulang.
Tes kepadatan tulang disebut densitometri, dapat digunakan untuk mengetahui apakah seseorang
memiliki osteoporosis atau berisiko osteoporosis sebelum terjadi patah tulang. Tes ini
menggunakan sinar X khusus untuk mengukur jumlah kalsium (dalam gram) dan mineral tulang
lainnya (yang dikenal dengan kandungan mineral tulang) yang terkumpul dalam bagian tulang.
Alat utama yang dapat digunakan:
Scan dual energy X-ray absorptiometry (DXA), mengukur kepadatan tulang belakang dan massa
tulang pada pinggul. Hasil yang diberikan tepat dan lebih disukai untuk mendiagnosa
osteoporosis. Tes ini biasanya memerlukan waktu 5-10 menit.
CT Scan Kuantitatif atau computerized tomography (CT) scanner, dikombinasikan dengan
software komputer untuk menentukan kepadatan massa tulang pada tulang belakang. Alat ini
menyediakan detil, gambar tiga dimensi untuk mengukur efek penuaan dan penyakit lain
disamping osteoporosis.
Hasil tes kepadatan massa tulang dilaporkan dalam dua nilai: Nilai T dan Nilai Z. Nilai T adalah
kepadatan massa tulang dibandingkan dengan nilai normal pada dewasa sehat. Nilai Z adalah
angka standar deviasi di atas atau di bawah normal untuk usia anda, jenis kelamin, berat dan
etnis atau asal ras.
15. Bagaimanakah komposisi mineral dalam tulang?
2-3% dari berat tulang itu mengandung calcium phosphate, Ca3(PO4)2. Calcium phosphate akan
berinteraksi dengan calcium hydroxid Ca(OH)2 untuk membentuk Kristal Hydroxipatite
Ca10(PA4)6 (OH)2 . Setelah terbentuk, terbentuk Kristal tersebut akan memasukkan beberapa
mineral, seperti calcium carbonate (CaCO3 ) dan ion seperti sodium, magnesium dan floride.
Pada tulang sudah matang, biasanya di dalam matriksnya kaya akan mineral sebesar 70%.
(Martini, 2009)
16. Bagaimanakah fisiologi homeostasis kadar mineral dalam tulang dan darah? Apa saja yang
mempengaruhinya?
Homeostasis yang terjadi di kadar mineral dalam tulang dan darah yaitu homeostasis negative
feedback. Ada 2 cara,
a) Jika tingkat kalsium di darah turun di bawah <8,5 mg/dL, kelenjar parathyroid mengeksresikan
PTH (Parathyroid hormone) yang memiliki efek menstimulasi daya kerja osteoclast dan
memperbaiki alur daur ulang mineral yang dilakukan oleh osteocytes. Kemudian PTH juga
mengurangi tingkat ekskresi dari ion kalsium ketika berada di ginjal.
b) Jika tingkat kalsium di darah naik hingga > 11mg/dL, kelenjar thyroid mengeluarkan sel
calcitonin, yang berfungsi untuk menurunkan kadar kalsium dalam darah agar kembali seimbang.
Karena jika berlebih tulang bisa mengalami pengapuran. Calcitonin bekerja dengan menghambat
kerja osteoclast dan menaikkan kerja ginjal dalam mengeksresikan kalsium dari darah. (Martini,
2009)
17. Apakah istilah awam dari osteoporosis? Bagaimanakah tingkatan pencapaian kemampuan
dalam penataklaksanaan osteoporosis berdasarkan SKDI 2006?
Istilah awam dari osteoporosis adalah tulang rapuh atau tulang keropos.
18. Struktur makroskopis ( anatomis ) dan mikroskopis ( histologi ) tulang apakah yang terganggu /
mengalami perubahan pada osteoporosis? Gambarkan secara skematis tulang normal dan tulang
yang mengalami osteoporosis!
Struktur Makroskopis pada tulang yang mengalami osteoporosis tulang tidak mengalami perubahan
bentuk, sedangkan struktur mikroskopis bagian tulang spongiosa yang mengalami gangguan
dengan pengeroposan tulang. ( Evi Sulistyoningrum, 2010 )
19. Bagaimanakah patofisiologi dan pathogenesis osteoporosis? Faktor resiko osteoporosis
apakah yang dimiliki pasien dalam konteks ini?
Sebelumnya, akan dijelaskan tentang perbedaan patofisiologi dan pathogenesis
Patofisiologi berasal dari kata Patologi dan Fisiologi; Patologi = kelainan ; Fisiologi = Fungsi
tubuh normal. Jadi Patofisiologi adalah mekanisme fungsi tubuh ketika terjadi suatu kelainan
atau gangguan sedangkan Patogenensis berasal dari kata Patologi yang berarti kelainan dan
Genesis yakni proses. Jadi Patogenesis adalah bagaimana proses masuknya suatu "kelainan"
pada suatu individu/ kelompok.
(http://giegie-giegie.blogspot.com/2008/12/patofisiologi-patut-dibedakan-dengan.html, 2008)
Patofisiologi dari osteoporosis (dr. Nasyid Abdullah, 2010) :
Patah tulang secara spontan.
Mengkerutnya Vertebral.
Berkurangnya tinggi badan.
Bone Paint/bentuk badan berubah
Rasa sakit pada tulang belakang yang parah
Pathogenesis dari osteoporosis :
Patogenesis osteoporosis pada hakekatnya adalah rangkaian yang terjadi mulai dari
pembentukan tulang sampai terjadi proses resorpsi tulang yang lebih menonjol. Oleh sebab itu
untuk dapat mengerti terjadi osteoporosis maka perlu kiranya memahami struktur tulang yang
normal.
Tulang normal terdiri dari komposisi yang kompak dan padat, berbentuk bulat dan batang
padat serta terdapat jaringan berongga yang diisi oleh sumsum tulang. Tulang ini merupakan
jaringan yang terus berubah secara konstan, dan terus diperbaharui. Jaringan yang tua akan
digantikan dengan jaringan tulang yang baru. Proses ini terjadi pada permukaan tulang dan
dikatakan sebagai remodelling. Dalam remodeling ini melibatkan osteoclast sebagai perusak
jaringan tulang dan osteoblas sebagai pembentuk sel sel tulang baru.
Menjelang usia tua proses remodeling ini berubah. Aktifitas osteoclast menjadi lebih
dominan dibandingkan dengan aktifitas osteoblast sehingga menyebabkan osteoporosis.
Separuh perjalanan hidup manusia, tulang yang tua akan di resorpsi dan terbentuk serta
bertambahnya pembentukan tulang baru ( formasi ). Pada saat kanak-kanak dan menjelang
dewasa, pembentukan tulang terjadi percepatan dibadingkan dengan proses resorpsi tulang,
yang mengakibatkan tulang menjadi lebih besar, berat dan padat. Proses pembentukan tulang ini
terus berlanjut dan lebih besar dibandingkan dengan resorpsi tulang sampai mencapai titik
puncak massa tulang ( peak bone mass ), yaitu keadaan tulang sudak mencapai densitas dan
kekuatan yang maksimum. Dan Peak bone mass ini tercapai pada umumnya pada usia
menjelang 30 tahun. Setelah usia 30 tahun secara perlahan proses resorpsi tulang mulai
meningkat dan melebihi prose formasi tulang. Kehilanga massa tulang terjadi sangat cepat pada
tahun tahun pertama masa menopause, dan Osteoporosispun berkembang akibat proses resrpsi
yang sangat cepat atau proses penggantian terjadi sangat lambat. Cepat lambatnya terjadi
Osteoporosis hampir sama cepat atau tidaknya massa tulang puncak tercapai selama
pembentukan tulang. (Pathogenesis of Osteoporosis, hal. 6-7)
Setelah di analisis dari scenario di atas dan berdasar dari referensi yang didapat
(http://www.medicastore.com/osteoporosis/penyebab_osteoporosis.html, 2006) faktor resiko dari
pasien tersebut kemungkinan sebagai berikut :
Jenis kelamin, dalam hal ini pasien seorang Wanita
Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan pengaruh hormon estrogen
yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun. Selain itu, wanita pun
mengalami menopause yang dapat terjadi pada usia 45 tahun. Dan dalam hal ini pasien yang
telah berusia 55 tahun tentunya telah mengalami menpause.
Usia
Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia 75-85 tahun,
wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami kehilangan tulang
trabekular karena proses penuaan, penyerapan kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid
meningkat. Dalam hal ini pasien yang telah berusia 55 tentunya memiliki risiko yang cukup tinggi.
Ras/Suku
Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih (pasien dalam hal ini) atau keturunan asia
memiliki risiko terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium wanita asia rendah.
Salah satu alasannya adalah sekitar 90% intoleransi laktosa dan menghindari produk dari hewan.
Pria dan wanita kulit hitam dan hispanik memiliki risiko yang signifikan meskipun rendah.
Konsumsi Obat
Pasien sebelumnya pernah mendapat pengobatan dari dokter berupa pemberian NSAID. Hal ini
pun bisa menjadi salah satu faktor resiko karena ada kemungkinan efek dari obat tersebut bisa
menghambat proses yang ada dalam tulang (osteoblas)
Malas Olahraga
Dilihat dari tubuh pasien yang gemuk, ada kemungkinan juga pasien kurang rajin berolahraga
dan bergerak. Hal ini dapat menghambat proses osteoblas.
20. Apakah istilah awam dari Osteoarthritis? Baegaimanakah tingkatan pecapaian kemampuan
dalam penatalaksanaan osteoarthritis berdasarkan SKDI 2006.
Osteoarthritis yaitu peradangan pada sendi.dalam istilah awam sering di sebut dengan reumatik.
(Price&Wilson,2006)
21. Struktur makroskopis (anatomis) dan mikroskopis (histologis) tulang apakah yang terganggu /
mengalami perubahan pada osteoarthritis? Gambarkan secara skematis tulang normal dan
tulang yang mengalami osteoarthritis?
Bagian tulang yang terganggu atau mengalami perubahan adalah kartilago dari tulang itu
sendiri. Karena banyak factor seperti penuaan dan gerakan yang ekstrim sehingga membuat
kartilago itu lama-kelamaan menipis.
Gambar makroskopis (anatomis) dari osteoarthritis.
Gambar mirkoskopis (histologis) dari kartilago normal dan kartilago yang terkena osteoarthritis.
Gambar perbandingan antara tulang kartilago normal dan yang terkena osteoarthritis.
22. Bagaimanakah patofisiologi dan pathogenesis osteoarthritis? Faktor resiko osteoarthritis
apakah yang dimiliki pasien dalam konteks ini?
Patofisiologi OA : Pada osteoartritis terjadi perubahan-perubahan metabolisme tulang rawan
sendi. Perubahan tersebut berupa peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak
makromolekul matriks tulang rawan sendi, disertai penurunan sintesis proteoglikan dan kolagen.
Hal ini menyebabkan penurunan kadar proteoglikan, perubahan sifat-sifat kolagen dan
berkurangnya kadar air tulang rawan sendi.
Osteoarthritis dapat dianggap sebagai hasil akhir banyak proses patologi yang menyatu
menjadisuatu predisposisi penyakit yangmenyeluruh. (Nenk, 2009)
Patogenesis OA dapat dibagi dalam 4 stadium :
1. Stadium “Initial repair” : Secara histologis terdapat proliferasi Khondrosit. Secara biokimia
terdapat peningkatan sintesa komponen ECM dan DNA yang dipakai untuk proliferasi, mitosis,
dan peningkatan aktivitas Khondrosit.
2. OA stadium awal : Sintesa komponen ECM jumlahnya dilampaui oleh degradasi karena
adanya sintesa dan aktivitas Protease yang meningkat. Sehingga terjadilah berkurangnya rawan
sendi. Secara histologis ditandai oleh pembengkakan rawan sendi dan permukaan kartilago yang
tidak teratur/irregular. Secara biokimia ditemukan peningkatan sintesa komponen ECM dan DNA
dan dilepaskannya enzim Proteolitik dan berkurangnya sintesa enzim Protease inhibitor.
3. OA Stadium intermediate : Ditandai dengan kegagalan sintesa komponen ECM sedangkan
sintesa dan aktivitas Protease tetap meningkat, menyebabkan degradasi progresif dan makin
berkurangnya rawan sendi. Secara histologis tampak fibrilasi (vertical splitting), pelepasan
(horizontal splitting) dan penipisan kartilago/rawan sendi .
4. OA stadium ahir : Komponen ECM termasuk cairan, proteoglikan dan kolagen lebih berkurang
lagi. Sintesa dan aktivitas Protease tetap tinggi atau menurun bila rawan sendi sudah sangat
tipis atau hampir seluruhnya sudah dirusak dan osteofit sudah terjadi pada bagian tepi
menimbulkan : residual OA. Secara histologis tampak fibrilasi hebat dan denudasi tulang
subkhondral. Yang secara klinis dimanifestasikan dengan nyeri dan limitassi gerak sendi serta
krepitasi. (emedx , 2009)
Faktor resiko : perumbukan berat badan
23. Arthroscopy adalah pemeriksaan pada sendi (Dorlland, 2002)
Biasanya yang di periksa pada bagian lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan , kaki . nama
cara pengambilan cairan sendi namanya arthrosintesis.
24. Apakah yang dimaksud dengan fisioterapi? Sebutkan salah satu contohnya!
Artinya adalah terapi fisik (Dorland, 2002) atau proses menstabilkan atau memperbaiki gangguan
fungsi alat gerak atau fungsi tubuh yang terganggu yang kemudian diikuti dengan proses atau
metode terapi gerak.
Contohnya :
Therapy osteoforosis yaitu dengan cara :
diet
olah raga
jalan cepat secara teratur
latihan penguatan otot
latihan yang dapat meningkatkan keseimbangan dan keterampilan
melakukan ekstensi tulang belakang yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan masing-
masing individu
melakukan pemanasan sebelum olah raga dan diakhiri dengan pendinginan
melakukan peregangan di awal dan di akhir melakukan kegiatan
konsumsi obat
mencegah agar tidak terjatuh agar tidak trjadi fraktur pada tulang.
DAFTAR PUSTAKA
Saunders, W.B. 1998. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 28. Jakarta: EGC
Echols, John M. and Hassan Shadily.1975. Kamus Inggris-Indonesia.Jakarta: PT Gramedia
Martini, F. H., & Ober, W. C. (2001). Fundamentals pf Anatomy and Physiology (8 ed.).
New Jersey: Prentice Hall.
Abdullah, Nasyid. Lecture Osteologi.
Price, Sylvia & Wilson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC
http://giegie-giegie.blogspot.com/2008/12/patofisiologi-patut-dibedakan-dengan.html,
http://www.abc.net.au/health/library/img/osteoarthritis_diag.jpg
http://www.zimmer.co.uk/web/images/patient_education/Osteoarthritis1.jpg
http://www.med.nyu.edu/medicine/labs/abramsonlab/images/Fig-2-cartilage_histology-orig.jpg
http://www.medicastore.com/osteoporosis/penyebab_osteoporosis.html
http://vitadocs.com/id/guide/osteoarthritis/causes_of_osteoarthritis
wordnetweb.princeton.edu/perl/webwn
http://www.tk-online.de/rochelexikon/pics/p02240.009-1.html
http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=A00311
http://www.mayoclinic.com/health/bone-density-test/MY00304/DSECTION=results
http://www.mayoclinic.com/health/bone-density-test/MY00304/DSECTION=definition
http://www.mayoclinic.com/health/bone-density-test/MY00304/DSECTION=what-you-can-expect
http://www.mer-c.org/penyakit-kulit.html?tmpl=component&print=1&start=60