PATOLOGI KLINIK

2
PATOLOGI KLINIK Sdikit rangkumen Praktikum kali ini membahas tentang fungsi hati pada saluran cerna. Yang pertama kali dibahas adalah metabolisme bilirubin dalam hati. Bilirubin pertama kali terbentuk dari pemecahan eritrosit. Hemoglobin dalam eritrosit dipecah menjadi heme dan globin. Globin akan mengikuti siklus protein sedangkan heme akan dipecah menjadi besi dan porfirin. Porfirin hasil pecahan heme ini akan dimetabolisme menjadi biliverdin dan akhirnya menjadi bilirubin. Bilirubin akan mengikuti aliran darah dengan menumpang albumin. Bilirubin yang menumpang ini disebut bilirubin I / bilirubin unconjugated / bilirubin bebas / bilirubin indirect. Disebut indirect karena bilirubin ini tidak berwarna ketika direaksikan dengan reagen EHRLIH dan hanya akan berwarna ketika ditambah iodine. Bilirubin I akan dibawa ke hati dan akan berikatan dengan asam diglukoronat menjadi bilirubin diglukoronat / bilirubin II/ bilirubin conjugated/ bilirubin direct. Disebut direct karena akan berwarna merah dengan reagen EHRLIH dan larut dalam urine. Bila bilirubin direct meningkat, itu tandanya ada sesuatu yang salah di hati sehingga sintesis bilirubin di hati meningkat (kelainan posthepatal) sedangkan bila bilirubin indirect meningkat, itu artinya kerusakan eritrositnya yang meningkat(kelainan prehepatal). Percobaan kedua berkaitan dengan protein karena protein juga dimetabolisme di hati. Protein yang ada adalah albumin, berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik, dan globulin, berfungsi sebagaai sistem imun. Apabila karena sesuatu hal albumin berkurang, maka akan membuat cairan- cairan tubuh berdifusi ke jaringan dan timbul edema. Apabila kadar globulin tinggi, itu berarti terjadi inflamasi di suatu tempat di dalam tubuh.

Transcript of PATOLOGI KLINIK

Page 1: PATOLOGI KLINIK

PATOLOGI KLINIKSdikit rangkumenPraktikum kali ini membahas tentang fungsi hati pada saluran cerna. Yang pertama kali dibahas adalah metabolisme bilirubin dalam hati. Bilirubin pertama kali terbentuk dari pemecahan eritrosit. Hemoglobin dalam eritrosit dipecah menjadi heme dan globin. Globin akan mengikuti siklus protein sedangkan heme akan dipecah menjadi besi dan porfirin. Porfirin hasil pecahan heme ini akan dimetabolisme menjadi biliverdin dan akhirnya menjadi bilirubin. Bilirubin akan mengikuti aliran darah dengan menumpang albumin. Bilirubin yang menumpang ini disebut bilirubin I / bilirubin unconjugated / bilirubin bebas / bilirubin indirect. Disebut indirect karena bilirubin ini tidak berwarna ketika direaksikan dengan reagen EHRLIH dan hanya akan berwarna ketika ditambah iodine.Bilirubin I akan dibawa ke hati dan akan berikatan dengan asam diglukoronat menjadi bilirubin diglukoronat / bilirubin II/ bilirubin conjugated/ bilirubin direct. Disebut direct karena akan berwarna merah dengan reagen EHRLIH dan larut dalam urine.Bila bilirubin direct meningkat, itu tandanya ada sesuatu yang salah di hati sehingga sintesis bilirubin di hati meningkat (kelainan posthepatal) sedangkan bila bilirubin indirect meningkat, itu artinya kerusakan eritrositnya yang meningkat(kelainan prehepatal).

Percobaan kedua berkaitan dengan protein karena protein juga dimetabolisme di hati. Protein yang ada adalah albumin, berfungsi untuk mempertahankan tekanan osmotik, dan globulin, berfungsi sebagaai sistem imun. Apabila karena sesuatu hal albumin berkurang, maka akan membuat cairan-cairan tubuh berdifusi ke jaringan dan timbul edema. Apabila kadar globulin tinggi, itu berarti terjadi inflamasi di suatu tempat di dalam tubuh.

Yang ketiga juga berkaitan dengan enzim dari hati. Hati memiliki sel parenkim yang memiliki sitoplasma dan inti. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria. Di dalam mitokondria juga terjadi sekresi enzim, yaitu enzim transamilase yang terdiri dari SGPT (Serum Glutamat Piruvat Transamilase) dan SGOT (Serum Glutamat Oxaloacetate Transamilase). Beda SGPT dan SGOT terletak pada aktivitasnya memecah substrat. Aktivitas SGOT lebih rendah di hati dibanding di jantung karena jantung lebih padat dibanding di hati sehingga oksaloasetatnya lebih banyak. Aktivitas SGPT lebih banyak di hati.Alkali fosfatase (Fosfatase Alkaline) merupakan enzim yang tidak spesifik karena juga dibentuk oleh beberapa sel seperti tulang dan prostat walaupun dalam jumlah yang lebih sedikit.Choline esterase dibentuk oleh parenkim. Jika ada stimulus, maka sekresinya akan bertambah. Jika ada kerusakan pada parenkim, maka sekresi enzimnya akan bertambah. Pokoknya enzim ini spesifik untuk parenkim, terutama pada keadaan sirosis hati atau batu empedu.Jika ada suspect carcinoma, maka digunakan tumor marker seperti AFP (alfa feto protein), CEA (Carcino Embryonic Antigen), dan CA 19-9 (Carcino Antigen tipe 19-9).