Patogenesis+Pneumotoraks

4
Patogenesis Salah satu yang berperan dalam proses pernapasan adalah adanya tekanan negatif pada rongga pleura selama berlangsungnya siklus respirasi. Apabila terjadi suatu kebocoran akibat pecahnya alveoli, bula atau bleb sehingga timbul suatu hubungan anara alveoli yang pecah dengan rongga pleura, atau terjadi kebocoran dinding dada akibat trauma, maka udara akan pindah ke rongga pleura yang bertekanan negatif hingga tercapai tekanan yang sama atau hingga kebocoran tertutup. Tekanan negatif di rongga pleura tidak sama besar di seluruh pleura, tekanan lebih negatif pada daerah apeks dibandingkan dengan daerah basal. Mekanisme terjadinya pneumothoraks spontan adalah akibat dari lebih negatifnya tekanan di daerah puncak paru dibandingkan dengan bagian basal dan perbedaan tekanan tersebut akan menyebabkan distensi lebih besar pada alveoli daerah apeks. Distensi yang berlebihan pada paru normal akan menyebabkan rupture alveoli subpleural. Hal lain yang sering menyebabkan terjadinya pneumotoraks spontan adalah pecahnnya bula atau bleb subpleural. Sebuah penelitian melaporkan bahwa meskipun secara klinis penderita pneumotoraks spontan primer tidak menunjukkan kelainan di paru, ternyata ditemukan bula subpleura pada 76-100% kasus dengan tindakan Video Assisted Surgey (VATS), dan pada 100% kasus dengan torakotomi. Hubungan antara rokok sebagai faktor resiko dan bula pada pneumotoraks dapat dijelaskan dengan data bahwa dari 89% penderita yang terdeteksi mempunyai bula dengan pemeriksaan CT-scan adalah perokok. Mekanisme terbentuknya bula tersebut masih dipertanyakan. Suatu teori yang menjelaskan pembentukan bula pada perokok menghubungkan proses degradasi benang elastin paru yang diinduksi asap rokok. Proses tersebut kemudian diikuti oleh serbukan neutrofil dan makrofag. Degradasi ini menyebabkan ketidakseimbangan rasio proteinase-antiproteinase dan sistem oksidan-antioksidan di

Transcript of Patogenesis+Pneumotoraks

Page 1: Patogenesis+Pneumotoraks

Patogenesis

Salah satu yang berperan dalam proses pernapasan adalah adanya tekanan negatif pada rongga pleura

selama berlangsungnya siklus respirasi. Apabila terjadi suatu kebocoran akibat pecahnya alveoli, bula

atau bleb sehingga timbul suatu hubungan anara alveoli yang pecah dengan rongga pleura, atau terjadi

kebocoran dinding dada akibat trauma, maka udara akan pindah ke rongga pleura yang bertekanan

negatif hingga tercapai tekanan yang sama atau hingga kebocoran tertutup. Tekanan negatif di rongga

pleura tidak sama besar di seluruh pleura, tekanan lebih negatif pada daerah apeks dibandingkan

dengan daerah basal. Mekanisme terjadinya pneumothoraks spontan adalah akibat dari lebih negatifnya

tekanan di daerah puncak paru dibandingkan dengan bagian basal dan perbedaan tekanan tersebut

akan menyebabkan distensi lebih besar pada alveoli daerah apeks. Distensi yang berlebihan pada paru

normal akan menyebabkan rupture alveoli subpleural. Hal lain yang sering menyebabkan terjadinya

pneumotoraks spontan adalah pecahnnya bula atau bleb subpleural. Sebuah penelitian melaporkan

bahwa meskipun secara klinis penderita pneumotoraks spontan primer tidak menunjukkan kelainan di

paru, ternyata ditemukan bula subpleura pada 76-100% kasus dengan tindakan Video Assisted Surgey

(VATS), dan pada 100% kasus dengan torakotomi. Hubungan antara rokok sebagai faktor resiko dan bula

pada pneumotoraks dapat dijelaskan dengan data bahwa dari 89% penderita yang terdeteksi

mempunyai bula dengan pemeriksaan CT-scan adalah perokok. Mekanisme terbentuknya bula tersebut

masih dipertanyakan. Suatu teori yang menjelaskan pembentukan bula pada perokok menghubungkan

proses degradasi benang elastin paru yang diinduksi asap rokok. Proses tersebut kemudian diikuti oleh

serbukan neutrofil dan makrofag. Degradasi ini menyebabkan ketidakseimbangan rasio proteinase-

antiproteinase dan sistem oksidan-antioksidan di dalam paru, menyebabkan obstruksi akibat inflamasi.

Hal ini akan menyebabkan meningkatnya tekanan intra-alveolar sehingga terjadi kebocoran udara

menuju ruang interstisial paru ke hilus yang menyebabkan pneumomediastinum. Tekanan di

mediastinum akan meningkat dan pleura mediastinum rupture sehingga menyebabkan pneumotoraks.

(Sahn SA, Heffner JE. Spontaneuos pneumothorax. N Eng J Med 2000; 342: 868-74)

Mekanisme terjadinya pneumotoraks spontan sekunder adalah akibat peningkatan tekanan alveolar

melebihi tekanan interstisial paru dan menyebabkan udara dari alveolus berpindah ke rongga interstisial

kemudian menuju hilus dan menyebabkan pneumomediastinum. Kemudian udara akan berpindah

melalui pleura parietalis pars mediastinal ke rongga pleura sehingga menimbulkan pneumotoraks.

Peningkatan tekanan alveolus ini terjadi pada penyakit penyerta pada pneumotoraks spontan sekunder,

antara lain dapat dilihat pada tabel 1. Di Indonesia, TB paru menjadi penyebab terbanyak dan perlu

Page 2: Patogenesis+Pneumotoraks

dipikirkan bila terjadi pada penderita usia muda. (Sahn SA, Heffner JE. Spontaneuos pneumothorax. N

Eng J Med 2000; 342: 868-74)

Perubahan fisiologis yang terjadi akibat pneumotoraks adalah gangguan ventilasi, penurunan nilai

kapasitas vital paru, dan tekanan oksigen darah (PO2) sehingga terjadi hipoventilasi dan menimbulkan

asidosis respiratorik. Evakuasi udara dari rongga pleura sesegera mungkin akan memperbaiki gangguan

ventilasi dan kapasitas vital paru, sehingga akan membantu peningkatan PO2. (Sahn SA, Heffner JE.

Spontaneuos pneumothorax. N Eng J Med 2000; 342: 868-74)

Tabel 1. Penyebab Pneumotoraks Spontan Sekunder

Penyakit saluran napas

PPOK

Fibrosis kistik

Asma bronchial

Penyakit infeksi paru

Pneumocystis carinii pneumonia

Necrotizing pneumonia (oleh kuman anaerob, gram negatif atau stafilokokus)

Penyakit paru interstisial

Sarkoidosis

Fibrosis paru idiopatik

Granulomatosis sel Langerhans

Limfangileiomiomatous

Sklerosis tuberus

Penyakit jaringan ikat

Arthritis rheumatoid

Ankylosing spondylitis

Poliomyelitis dan dermatomiosis

Skleroderma

Sindroma Marfan

Sindroma Ehler-Danlos

Kanker

Sarkoma

Page 3: Patogenesis+Pneumotoraks

Kanker paru

Endometriosis torakis

Dikutip dari Sahn SA, Heffner JE. Spontaneuos pneumothorax. N Eng J Med 2000; 342: 868-74