Patogenesis Diabetes Melitus Pada Penyakit Periodontal
-
Upload
indah-lindiana-dewi-retha -
Category
Documents
-
view
61 -
download
1
Transcript of Patogenesis Diabetes Melitus Pada Penyakit Periodontal
PATOGENESIS DIABETES MELITUS PADA PENYAKIT PERIODONTAL.
Beberapa pakar mengusulkan peruntuk menjelaskan lebih parahnya penyakit periodontal pada
pasien diabetic, beberapa pakar mengusulkan peranan beberapa faktor. Pada studi awal
ditemukan membran basalis kapiler Gingival yang lebih lebar pada diabetik dibandingkan pada
non-diabetik. Perbedaan yang ditemukan pada membran dasar diabetik meliputi penebalan
deposit periendotelial dan perubahan pada lebarnya. Perubahan ini berperan pada perubahan
nutrisi dan penyembuhan jaringan. Pada studi lain mengusulkan kerusakan kemotaksis neutrofil
pada diabetik yang dapat membuat pasien tersebut rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi
Mikroflora yang dominan pada lesi periodontal pasien diabetik tipe 2. Terjadinya kerentanan
penderita diabetes melitus untuk menderita penyakit periodontal dapat dijelaskan pada berbagai
mekanisme, yang meliputi :
1. Perubahan vaskular. Terjadi penebalan membran basalis dari dinding vaskular sehingga akan mengurangi migrasi leukosit, difusi oksigen dan eliminasi sampah metabolit yang bertambah intensitasnya sesuai dengan kontrol metabolik dan durasi yang lama dari penyakit diabetesnya sendiri.
2. Perubahan mikroflora terjadi karena pada penderita diabetik, pada daerah sulkus gingivanya akan tercipta lingkungan yang baik untuk berkembang-biaknya berbagai mikroba.
3. Disfungsi neutrofil, melalui terjadinya depresi kemotaksis maupun fagositosis dalam repons imun.
4. Terjadinya perubahan metabolisme kolagen gingiva, yaitu melalui berkurangnya sintesis kolagen, berkurangnya perkembangan dan proliferasi sel, berkurangnya produksi matriks tulang, bertambahnya kolagenase gingiva dan terjadinya gradasi kolagen yang baru terbentuk.
5. Genetik, diduga penyakit periodontal berhubungan dengan HLA, terutama DR3 dan DR4 melalui mekanisme molekul-molekul sel- sel antigen pada darah tepi mungkin memberi sinyal bertambahnya kerentanan terhadap periodontitis.
Mekanisme terjadinya penyakit periodontal pada penderita diabetes mellitus
Setelah etiologi penyakit periodontal pada penderita dengan penyakit diabetes mellitus
dievaluasi,ternyata penyakit diabetes mellitus berpengaruh aktif terhadap kerusakan jaringan .
Oleh karena itu perlu diketahui sifat penyakit diabetes tersebut terhadap struktur periodontal dan
tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencegah berbagai perubahan yang merugikan . Pada
penderita diabetes mellitus dengan kelainan periodontal swelau diikuti dengan factor iritasi
lokal . Disebutkan bahwa diabetes mellitus merupakan factor predisposisi yang dapat
mempercepat kerusakan jaringan periodontal yang dimlai oleh agen microbial , perubahan
vaskuler pada penderita diabetes dapat mengenai pembuluh darah besar dan kecil. Perbahan pada
pembuluh darah kecil dapat dijumpai pada arteriol, kapiler dan venula pada bermacam – macam
organ serta jaringan. Akibat adanya angiopati pada penderita diabetes mellitus , pada jaringan
periodontal akan mengalami kekurangan suplai darah dan terjadi kekurangan oksigen , akibatnya
akan terjadi kerusakan jaringanperiodontal . Selanjutnya akibat kekeurangan oksigen
pertumbuhanbakteri anaerob akan meningkat.Dengan adanya infeksi bakteri anaerob pada
diabetes mellitus akan menyebabkan pertahanan dan perfusi jaringan menurun dan
mengakibatkan hipoksia jaringan sehingga bakteri anaerob yang terdapat pada plak subgingiva
menjadi berkembang dan lebih pathogen serta menimbulkan infeksi pada jaringan periodontal.
Pada neuropati diabetes mellitus yang mengenai syaraf otonom yang menginervasi kelenjar
saliva , akan mengakibatkan produksi saliva berkurang dan terjadi xerostomia .1 . Menurunnya
kepadatan tulang seringkali mempunyai kaitan dengan diabetes mellitus . Sehubungan dengan
kejadian ini, perlu diketahui bahwa insulin dan regulasi diabetes mellitus mempunyai pengaruh
pada metabolisme tulang6, antara lain insulin meningkatkan uptake asam amino dan sintesis
kolagen oleh sel tulang , yang penting untuk formasi tulang oleh osteoblast. Regulasi jelek
diabetes mellitus menyebabkan hipokalsemia yang akan menimbulkan peningkatan hormon
paratiroid ( resorbsi tulang akan meningkat ) . regulasi jelek diabetes mellitus juga mengganggu
metabolisme vitamin D3 dengan kemungkinan menurunnya absorbsi kalsium di usus. Selain itu
juga akan merangsang makrofag untuk sintesis beberapa sitokin yang akan meningkatkanresorbsi
tulang. Semua pengaruh diabetes mellitus pada tulang inilah yang menyebabkan adanya
hubungan antara diabetes mellitus dengan penurunan kepadatan tulang.
Hal-hal lain yang berhubungan :
1. Pengaruh glukosa terhadap jaringan periodontal
Pada diabetes mellitus dapat timbul sejumlah komplikasi yang disebabkan kadar glukosa darah
tinggi ( hiperglikemia ) . Beberapa protein tubuh pada diabetes mellitus dengan hiperglikemia
akan mengalami glikosilasi , dengan akibat meningkatnya jumlah IgG terglikasi. 9 .pada keadaan
hiperglikemia dan mengalami glikosilasi akan menurunkan afinitas antibody IgG terhadap
antigen , sehingga penderita diabetes mellitus mudah terserang infeksi . Dilaporkan bahwa ada
korelasi antara kadar glukosa darah dengan prevalensi keparahan keradangan gingival ,
periodontal , resorbsi tulang alveolar dan kedlaman poket . Resistensi jaringan gigngiva dan
jaringan peridontal penderita diabetes mellitus menurun , disebabkan karena adanya perubahan
komposisi kolagen , regulasi diabetes mellitus dan hygiene mulut 6.
Penelitian dentin akibat diet tinggi sukrosse melaporkan bahwa sucrose dapat mengurangi
pembentukan dentin termasuk perputaran metabolisme kalsium. Oleh karena itu sucrose dapat
menyebabkan perubahan pada metabolisme kalsium juga dapat berpengaruh pada pembentukan
mineral lain di jaringan , dentin , karena komposisi tulang dan dentin serta proses pembentukan
sangat mirip. Lebih lanjut dilaporkan dengan berkurangnya beberapa mineral seperti keselurhan
isi mineral dalam dentin sebagai akibat tingginya kadar sucrose pada gigi molar tikus percobaan.
Diet yang kaya sucrose dapat menyebabkan hiperinsulinemia, insulin resistance dan peningkatan
glukosa plasma. Beberapa pengurangan pembentukan dentin juga ditemikan pada kelompok
pembanding diet sucrose. Dan didapatkan perbedaan ukuran dari ketebalan pembentukan dentin
selama penelitian. Respon dari dalam ini dapat berubah oleh karena sucrose selama terjadinya
proses kariogenik. Pembentukan dentin selama periode penelitian adalah dentin primer . oleh
karena itu pengaturan dari dentinogenesis oleh tes diet menunjukkan adanya hasil. Pembentukan
dentin primer menjadi lebih lambat oleh karena efek racun dari metabolisme bakteri selama
proses karies lesi pada dentin , trauma atau menghalangi fungsi normal dari odontoblast8.
2. Infeksi dan kesulitan regenerasi pada penderita diabetes
Penyakit diabetes mellitus sangat erat hubungannya dengan turunnya kekebalan tubuh terhadap
suatu infeksi. Pada penderita diabetes mellitus kadar glukosa dalam darah tinggi, sehingga
merupakan media yang cocok bagi perkembangan kuman pada daerah luka tersebut7.Dalam
susunan darah , kapasitas fagositosis berkurang yang menyebabkan tidak efisiennya pembunuhan
kuman sehingga penderita mudah terserang infeksi yang serius. Pada dasarnya penderita diabetes
mellitus lebih mudah mengalami infeksi , sehingga tindakan sekecil apapun yang melukai organ
atau jaringan dapat menimbulkan resiko infeksi. Hal ini diakibatkan oleh ganngguan terhadap
mekanisme pertahanan imun10 .
Beberapa faktor yang memudahkan terjadinya infeksi :
1. Faktor metabolik :
- glikogen dihati menurun
- dehidrasi sering terjadi pada penderita diabetes mellitus sebagai akibat dari hiperglikemia dan
poliurea.
2. Faktor imunologik :
- Sifat fagositosis dari leukosit menurun.
- Pembentukan antibodi menurun
- Turunnya daya tahantubuh.
3. Faktor angiopati diabetika
- Mikroangiopati –diabetika , yaitu : angiopati yang terjadi pada kapiler dan arteriol. Disfungsi
endotel dan agregasi trombosit yang meningkat merupakan penyebabnya.
- Makroangiopati –diabetika, yaitu : penebalan basement membrane, pengendapan fibrin pada
dinding pembuluh darah dan hilangnyaelastisitas dinding arteri, karena terjadinya proses
sclerosis pada arteriolnya, sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah arteriol.Elastisitas
pembuluh darah hilang dan penebalan berupa priliferasi , hialinisasi menyebabkan pembulu
darah menjadi kaku dan mudah pecah, timbullah kebocoran. Kebocoran ini mengakibatkan
keluarnya protein dan butir – butir darah yang berakibat menurunnya pertahanan jaringan
setempat karena keluarnya butir – butir darah seperti lekosit dan berkurangnya pasokan nutrisi
dan oksigen ke jaringan sehingga menghambat penyembuhan luka.
4. Faktor neuropati –diabetika , menyebabkan turunnya reflek saraf otonom , sensorik dan
motorik, sehingga timbul rasa parestesi, panas mukosa mulut kering dan gerak – gerak otot jadi
lamban4 .
Kesulitan regenerasi dan mudahnya infeksi pada penderita dibetes mellitus disebabkan terjadinya
kelainan pada membrane basalis, antara lain: berkurangnya multiplikasi fibroblast, menurunnya
kapasitas sintesa kolagen, meningkatnya kadar glikoprotein di membran basalis ,turunnya kadar
GAG ( glycoaminoglycans) di membrane basalis yang penting untuk mengatur metabolisme
lipoprotein dan karena kadarnya menurun maka akanmudah timbul pengendapan lipoprotein di
jaringan. Berkurangnya multiplikasi fibroblast mengakibatkan terhambatnya jaringan granulasi
dan menurunnya kemampuan daya regenerasi jaringan4 .
Daftar pustaka
http://blisha.wordpress.com/2010/10/28/hubungan-antara-penyakit-periodontal-dengan-diabetes-
melitus/
http://normalgigi.blogspot.com/2009/10/diabetes-mellitus-dan-penyakit.html