Patofisiologi-Fraktur

download Patofisiologi-Fraktur

of 19

description

patofisiologi fraktur

Transcript of Patofisiologi-Fraktur

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 1

    PATOFISIOLOGI FRAKTUR

    II.1 Anatomi Tulang

    Tulang adalah suatu jaringan dan organ yang terstruktur dengan baik, tulangterdiri atas daerah yang kompak pada bagian luar yang disebut dengan korteks danbagian dalam yang bersifat spongiosa berbentuk trabekula dan dilapisi olehperiosteum pada bagian luarnya sedangkan yang membatasi tulang dari cavitasmedullaris adalah endosteum , tulang tersusun atas:

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 2

    a. Komponen sel :osteocytus, osteoblastocytus dan osteoclastocytusb. Komponen matrix ossea: serabut-serabut kolagen tipe 1 dan substantia

    fundamentalis.Arsitektur jaringan tulang dikenal dengan 2 jenis yaitu:a. Jaringan tulang dengan arsitektur serupa jalab. Jaringan tulang yang menunjukkan gambaran lembaran-lembaran (lamella

    ossea). Masing-masing memiliki deretan lacuna ossea yang pada keadaansegar ditempati oleh osteocytus. Tiap Lacuna mempunyai lanjutan-lanjutan dinamakan canalliculi ossea. Matriks juga ditembusoleh canalisperforans (volkmann) yang arahnya tegak lurus dengan permukaan tulang.Kedua jenis saluran tersebut dalam keadaan segar terutama berisipembuluh darah yang membawa sari mkanan dan saling berhubungan.

    Tulang dalam garis besarnya dibagi atas:a. Tulang panjang

    Yang termasuk tulang panjang misalnya femur, tibia, fibula, ulna danhumerus, dimana daerah batas disebut diafisis dan daerah yang berdekatandengan garis epifisis disebut metafisis. Daerah ini merupakan suatu daerahyang sering ditemukan adanya kelainan atau penyakit, oleh karena daerahini merupakan daerah metabolik yang aktif dan banyak mengandungpembuluh darah. Kerusakan atau kelainan perkembangan pada daerahlempeng epifisis akan menyebabkan kelainan pertumbuhan tulang.

    b. Tulang pendek

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 3

    Contoh dari tulang pendek antara lain tulang vertebra dan tulang-tulangkarpal.

    c. Tulang pipihYang termasuk tulang pipih antara lain tulang iga, tulang skapula dantulang pelvis.

    Biokimia tulang, struktur tulang berubah sangat lambat terutama setelahperiode pertumbuhan tulang berakhir. Komposisi tulang terdiri atas substansiorganik (35%) meliputi sel-sel tulang serta matriks kolagen dan sisanya adalahasam hialuronat dan kondroitin asam sulfur; substansi inorganik (45%) meliputikalsium (99% dari seluruh kalsium tubuh) dan fosfor (90% dari seluruh fosfortubuh) serta sisanya adalah magnesium, sodium, hidroksil, karbonat dan fluorida;air (20%). Sementara enzim tulang adalh alkali fosfatase yang diprouksi olehosteoblas yang kemungkinan besar mempunyai peranan yang penting dalamproduksi organik matriks sebelum tejadi kalsifikasi.

    II.2 Definisi FrakturFraktur adalah terputusnya atau hilangnya kontinuitas jaringan tulang dan atau

    tulang rawan dan vaskularisasi disekitarnya karena adanya trauma baik yangadekuat maupun yang tidak adekuat atau karena danya kelainan yang bersifatpatologis.

    II.3 Klasifikasi Fraktur

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 4

    1. Klasifikasi etiologi Fraktur traumatik, terjadi karena trauma tiba-tiba Fraktur patologis, terjadi karena keleahan tulang sebelumnya akibat proses

    patologis didalam tulang Fraktur stres, terjadi akibat trauma yang terus menerus pada suatu tempat

    tertentu.2. Klasifikasi klinis

    Fraktur tertutup (simple fracture) adalah suatu fraktur yang tidakmempunyai hubungan dengan dunia luar.

    Fraktur terbuka (compound fracture) adlah fraktur yang mempunyaihubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan lunak,terbagi atas :a. Derajat I : Laserasi 2cm dengan kontusi otot disekitarnya, dislokasi

    fragmen jelas.c. Derajat III : Luka lebar, rusak hebat atau hilangnya jaringan di

    sekitarnya, dengan fraktur komunitif, segmental dan fragmen tulangada yang hilang.

    Fraktur dengan komplikasi

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 5

    Fraktur yang disertai dengan komplikasi misalnya malunion, delayedunion, non union, infeksi tulang.

    3. Klasifikasi Radiologi Menurut lokalisasi

    a. Diafisialb. Metafisialc. Intra-artikulerd. Fraktur dengan dislokasi

    Menurut konfigurasia. Fraktur transversal

    Suatu fraktur komplit yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbutulang.

    b. Fraktur oblikFraktur komplit yang melalui korteks secara diagonal.

    c. Fraktur spiralBila garis patah terdapat mengelilingi sepanjang korteks.

    d. Fraktur kupu-kupue. Fraktur komunitif

    Garis patah lebih dari satu dan saling berhubunganf. Fraktur segmental

    Garis patah lebih dari satu, tetapi tidak berhubungang. Fraktur depresi

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 6

    Menurut ekstensia. Fraktur totalb. Fraktur tidak totalc. Frakur buckle atau torusd. Fraktur garis rambute. Frakur green stick

    Menurut hubungan antara fragmen satu dengan yang lainnyaa. Tidak bergeser (undisplaced)

    Garis patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeserb. Bergeser (displaced) : terjadi pergeseran fragmen fraktur

    :bersampingan, angulasi, rotasi, distraksi, over-riding, impaksi

    II.4 Patofisiologi

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 7

    Fraktur terjadi apabila ada suatu trauma yang mengenai tulang, dimana traumatersebut kekuatannya melebihi kekuatan tulang, ada 2 faktor yang mempengaruhiterjadinya fraktur yaitu ekstrinsik (meliputi kecepatan, sedangkan durasi traumayang mengenai tulang, arah dan kekuatan), intrinsik (meliputi kapasitas tulangmengabsorbsi energi trauma, kelenturan, kekuatan adanya densitas tulang tulang.yang dapat menyebabkan terjadinya patah pada tulang bermacam-macam antaralain trauma (langsung dan tidak langsung), akibat keadaan patologi serta secaraspontan. Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadifraktur pada daerah tekanan. Trauma tidak langsung terjadi apabila traumadihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, pada keadaan inibiasanya jaringan lunak tetap utuh. Tekanan pada tulang dapat berupa teknanberputar, membengkok, kompresi bahkan tarikan. Sementara kondisi patologisdisebabkan karena kelemahan tuklang sebelumnya akibat kondisi patologis yangterjadi di dalam tulang. Akibat trauma pada tulang tergantung pada jenis trauma,kekuatan dan arahnya. Sementara fraktur spontan terjadi akibat stress tulang yangterjadi terus menerus misalnya pada orang yang bertugas kemiliteran.

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 8

    Hal yang tak kalah pentingnya adalah proses penyembuhan fraktur, yang manamerupakan proses biologis yang menakjubkan. Tidak seperti jaringan lain, tulangyang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa jaringan parut. Proses penyembuhanfraktur (tulang kortikal pada tulang panjang) terdiri atas lima fase, yaitu :

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 9

    1. Fase hematoma (dalam waktu 24 jam timbul perdarahan)Apabila terjadi fraktur maka pembuluh darah kecil yang melewati kanalikulidalam sistem harvesian mengalami robekan pada daerah fraktur dan akanmembentuk hematoma diantara kedua sisi fraktur. Hematoma yang besardiliputi oleh periosteum. Periosteum akan terdorong dan dapat mengalami

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 10

    robekan akibat tekanan hematoma yang terjadi sehingga dapat terjadiekstravasasi darah kedalam jaringan lunak. Osteosit dengan lakunanya yangterletak eberapa milimeter daridaerah fraktur akan kehilangan darah dan mati,yang akan menimbulkan suatu daerah cicin avaskuler tulang yang mati padasisi-sisi fraktur segera setelah trauma.

    2. Fase proliferasi/inflamasi (Terjadi 1 5 hari setelah trauma)Terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai suatu reaksipenyembuhan. Penyembuhan terjadi karena adanya sel-sel osteogenik yangberproliferasi dari perosteum untuk membentuk kalus eksterna serta padadaerah endosteum membentuk kalus interna sebagai aktivitas seluler dalamcanalis medullaris. Apabila terjadi robekan hebat pada periosteum makapenyembuhan sel berasal dari sel-sel mesenkimal yang tidak berdiferensiasikedalam jaringan lunak. Pada tahap awal penyembuhan fraktur terjadipenambahan jumlah sel-sel osteogenik yang memberikan pertumbuhan yangcepat melebihi sifat tumor ganas. Jaringan seluler tidak terbentuk dariorganisasi pembekuan hematoma suatu daerah fraktur. Setelah beberapaminggu kalus dari fraktur akan membentuk satu massa yang meliputi jaringanosteogenik. Pada pemeriksaan radiologi kalus belum mengandung tulangsehingga masih merupakan suatu daerah radiolusen.

    3. Fase pembentukan kalus (terjadi 6 10 hari setelah trauma)Setelah pembentukan jaringan seluler yang bertumbuh dari setiap fragmen sedasar yang berasal dari osteoblas dan kemudian pada kondroblas membentuktulang rawan. Tempat osteoblas diduduki oleh matriks interseluler kolagen

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 11

    dan perlekatan polisakarida oleh garam-garam kalsium membentuk tulang-tulang yang imatur. Bentuk tulang ini disebut woven bone (merupakanindikasi radiologi pertama penyembuhan fraktur).

    4. Fase konsolidasi (2 3 minggu setelah fraktur sampai dengan sembuh)Woven bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan-lahan diubahmenjadi tulang yang lebih matang oleh aktivitas osteoblas yang menjadistruktur lamelar dan kelebihan kalus dapat diresorpsi secara bertahap

    5. Fase remodeling (waktu lebih 10 minggu)Perlahan perlahan terjadi resorbsi secara osteoklastik dan tetap terjadi prosesosteoblastik pada kalus eksterna secara perlahan-lahan menghilang. Kalusintermediet berubah menjadi tulang yang kompak dan berisi sistem haversiandan kalus bagian dalam akan mengalami peronggaan untuk membentuk ruangsum-sum.

    Sementara penyembuhan fraktur tulang kanselosa pada metafisis tulangpanjang atau tulang-tulang pendek terjadi secara cepat karena beberapa faktor,yaitu : adanya vaskularisasi yang cukup, terdapat permukaan yang lebih luas,kontak yang baik memberikan kemudahan vaskularisasi yang cepat, hematomamemegang peranan dalam penyembuhan fraktur. Tulang kanselosa yangberlokalisasi pada metafisis tulang panjang, tulang pendek serta tulang pipihdiliputi oleh korteks yang tipis. Penyembuhan fraktur pada daerah tulangkanselosa melalui proses pembentukan kalus interna dan endosteal. Prosesosteogenik penyembuhan sel dari bagian endosteal yang menutupi trabekula,

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 12

    berproliferasi membentuk woven bone primer di dalam daerah fraktur yangdisertai hematoma. Pembentukan kalus interna mengisi ruangan pada daerahfraktur.

    Sementara penembuhan fraktur pada tulang rawan persendian misalnya tulangrawan hialin ternyata mempunyai terbatas dalam regenerasi. Pada fraktur intra-artikuler penyembuhan tidak terjadi pada tulang rawan hialin tetapi terbentukmelalui fibrokartilago.Faktor-faktor yang yang mempengaruhi penyembuhan tulang, antara lain :a. Faktor yang mengganggu penyembuhan fraktur

    1. Imobilisasi yang tidak cukupImobilisasi dalam balutan gips umumnya memenuhi syarat imobilisasi,

    asalkan persendian proksimal dan distal dari patah tulang turut diimobilisasi.

    Gerakan minimal pada ujung pecahan patah tulang di tengah otot dan didalam lingkaran kulit dalam gips, yang misalnya disebabkan oleh latihanekstremitas yang patah tulang tidak mengganggu, bahkan dapatmerangsang perkembangan kalus. Hal ini berlaku nutuk atah tulang yangditangani gips maupun traksi.

    2. InfeksiInfeksi di daerah patah tulang merupakan penyulit beratHematom merupakan lingkungan subur untuk kuman patologik yang

    dapat menyebabkan osteomyelitis di kedua ujung patah tulang,sehingga proses penyembuhan sama sekali tidak dapat berlangsung.

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 13

    3. Ruang diantara kedua fragmen serta Interposisi oleh jaringan lunakInterposisi jaringan seperti otot atau tendo antara kedua fragmen patah

    tulang dapat menjadi halangan perkembangan kalus antara ujung patahantulang

    Penyebab yang lain, karena distraksi yang mungkin disebabkan olehkelebihan traksi atau karena tonus dan tarikan otot.

    4. Gangguan perdarahan setempatPendarahan jaringan tulang yang mencukupi untuk membentuk tulang

    baru merupakan syarat mutlak penyatuan fraktur.5. Trauma lokal ekstensif6. Kehilangan tulang7. Rongga atau jaringan diantara fragmen tulang8. Keganasan lokal9. Penyakit tulang metabolik (mis; penyakit paget)10. Radiasi (nekrosis radiasi)11. Nekrosis avaskuler

    Apabila kedua fragmen mempunyai vaskularisasiyang baik, makapenyembuhan biasanya tanpa komplikasi akan tetapi bila salah astu sisifraktur vaskularisasinya jelek sehingga mengalami kematian maka akanmenghambat penyembuhannya.

    12. Fraktur intra artikuler (cairan sinovial mengandung fibrolisin, yang akanmelisis bekuan darah awal dan memperlambat pembentukan jendalan)

    13. Usia (lansia sembuh lebih lama)

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 14

    Waktu penyembuhan tulang pada anak-anak jauh lebih cepat daripadaorang dewasa. Hal ini terutama disebabkan karena aktifitas prosesosteogenesis pada periosteum dan endosteum dan juga berhubungandengan proses remodeling tulang pada bayi sangat aktif dan makinberkurang apabila umur bertambah.

    14. Kortikosteroid (menghambat kecepatan perbaikan)b. Faktor yang mempercepat penyembuhan fraktur1. Imobilisasi fragmen tulang2. Kontak fragmen tulang maksimal3. Asupan darah yang memadai (dengan syarat imobilisasi yang baik)4. Nutrisi yang baik5. Latihan-pembebanan berat badan untuk tulang panjang6. Hormon-hormon pertumbuhan, tiroid kalsitonin, vitamain D, steroidanabolic

    7. Potensial listrik pada patahan tulangPenyembuhan fraktur berkisar antara 3 minggu sampai 4 bulan. Waktu

    penyembuhan pada anak secara kasar waktu penyembuhan pada dewasa.Perkiraan penyembuhan fraktur pada orang sewasa

    Lokalisasi Waktu penyembuhanFalang/metakarpal/metatarsal/kosta 3-6 mggDistal radius 6 mggDiafisis ulna dan radius 12 mggHumerus 10-12 mgg

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 15

    Klavikula 6 mggPanggul 10-12 mggFemur 12-16 mggKondilus femur atau tibia 8-10 mggTibia/Fibula 12-16 mggVertebra 12 mgg

    II.5 Komplikasi FrakturKomplikasi yang terjadi setelah fraktur menurut waktu yang disesuaikan denganlokalisasi dibagi menjadi tiga yaitu komplikasi segera, komplikasi awak dankomplikasi lanjut.1. Komplikasi umum Syok karena perdarahan ataupun oleh karena nyeri, koagulopati diffus dan

    gangguan fungsi pernafasan. Ketiga macam komplikasi tersebut, diatasdapat terjadi dalam 24 jam pertama pasca trauma dan beberapa hari atauminggu akan terjadi gangguan metabolisme, berupa peningkatankatabolisme. Komplikasi umum lain dapat berupa adanya emboli lemak,trombosis vena dalam, tetanus atau gas gangren.

    2. Komplikasi lokala. Komplikasi Dini

    Adalah kejadian komplikasi dalam satu minggu pasca trauma sedangkanapabila kejadiannya lebih dari satu minggu pasca trauma disebutkomplikasi komplikasi lanjut.

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 16

    Pada tulang- Infeksi terutama pada fraktur terbuka- Osteomielitis dapat diakibatkan oleh fraktur terbuka atau tindakan

    operasi pada fraktur tertutup. Keadaan ini dapat menimbulkan delayedunion atau bahkan non union.

    - Komplikasi sendi dan tulang dapat berupa arthritis supuratif yangsering terjadi pada fraktur terbuka atau pasca operasi yang melibatkansendi sehingga kerusakan kartilago sendi dan berakhir dengandegenerasi.

    Pada jaringan lunak- Lepuh, kulit yang melepuh adalah akibat dari elevasi kulit superficial

    karena edema. Terapinya adaah dengan menutup kasa steril kering danmelakukan pemasangan elastic.

    - Dekubitus, terjadi akibat penekanan jaringan lunak tulang oleh gips,oleh karena itu perlu diberikan bantalan yang tebal pada daerah-daerahyang menonjol.

    Pada ototTerputusnya serabut otot yang mengakibatkan gerakan aktif otot tersebutterganggu. Hal ini terjadi karena serabut otot yang robek melekat padaserabut yang utuh, kapsul sendi dan tulang. Kehancuran otot akibat traumadan terjepit dalam waktu yang cukup lama akan menimbulkan hal yangberbahaya pada vascularisasi.

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 17

    Pada pembuluh darahPada robekan arteri inkomplit akan terjadi perdarahan terus menerussedangkan pada robekan yang komplitujung pembuluh darah mengalamiretraksi dan perdarahan berhenti spontan.Pada jaringan distal dari lesi akan mengalami iskemi bahkan nekrosis.Trauma atau manipulasi sewaktu melakukan reposisi dapat menimbulkantarikan mendadak pada pembuluh darah sehingga dapat menimbulkanspasme. Lapisan intima pembuluh darah tersebut terlepas dan terjaditrombus. Pada pembuluh vena yang putus perlu dilakukan repair untukmencegah kongesti bagian distal lesi.

    Sindroma kompartemenTerjadi akibat tekanan intra kompartemen otot pada tungkai atas maupuntungkai bawah sehingga terjadi penekanan neurovaskuler sekitarnya.Fenomena ini disebut ischemi volkmann. Ini dapat terjadi pula padapemasangan gips yang terlalu ketat sehingga dapat mengganggu alirandarah dan terjadi edema didalam otot.Apabila ischemi dalam 6 jam pertama tidak mendapatkan tindakan dapatmengakibatkan kematian/nekrosis otot yang nantinya akan diganti denganjaringan fibros yang secara perlahan-lahan menjadi pendek dan disebutdengan kontraktur volkmann. Gejala klinisnya adalah 5 P yaitu Pain,(nyeri), Parestesia, Pallor (pucat), Pulseness (denyut nadi hilang) danParalisis.

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 18

    Pada sarafBerupa kompresi, neuropraksi, neurometsis (saraf putus), aksonometsis(kerusakan akson). Pada setiap trauma terbuka dilakukan eksplorasi danidentifikasi nervus.

    b. Komplikasi LanjutPada tulang dapat berupa malunion, delayed union ataun non union. Padapemeriksaan terlihat adanya deformitas, berupa angulasi, rotasi,perpendekan atau pemanjangan.

    Delayed unionProses penyembuhan lambat dari waktu yang dibutuhkan secara normal.Pada pemeriksaan radiografi tidak terlihat bayangan sklerosis pada ujung-ujung fraktur

    Non unionDimana secara klinis dan radiologis tidak terjadi penyambungan- Tipe I (Hypertrophic non union) tidak akan terjadi proses

    penyembuhan fraktur dan diantara fragmen fraktur tumbuh jaringanfibros yang masih mempunyai potensi untuk union dengan melakukankoreksi fiksasi dan bone grafting.

    - Tipe II (atropic non union) disebut juga sendi palsuDisebut juga sendi palsu (pseudoartrosis) terdapat jaringan sinovialsebagai kapsul sendi beserta ronga cairan yang berisi cairan, prosesunion tidak akan tercapai walaupun dilakukan imobilisasi lama.

  • Mega Prawithasari Lubis_Patofisiologi Fraktur | 19

    Beberapa faktor yang menimbulkan non union seperti disrupsiperiosteum yang luas, hilangnya vaskularisasi fragmen-fragmenfraktur, waktu imobilisasi yang tidak memadai, distraksi interposisi,infeksi dan penyakit tulang (fraktur patologis).

    Mal unionPada keadaan ini terjadi penyambungan fraktur yang tidak normalsehingga menimbulkan deformitas.

    OsteomielitisOsteomielitis kronis dapat terjadi pada fraktur terbuka atau tindakanoperasi pada fraktur tertutup sehingga menimbulkan delayed union sampainon union. Imobilisasi anggota gerak yang mengalami osteomielitismengakibatkan terjadinya atropi tulang berupa osteoporosis dan atropiotot.

    Kekakuan sendiKekakuan sendi baik sementara ataupun menetap dapat diakibatkankarena imobilisasi lama sehingga terjadi perlengketan peri artikuler,perlengketan intraartikuler, perlengketan antara otot dan tendon.Pencegahannya berupa memperpendek waktu imobilisasi dan melakukanlatihan aktif dan pasif pada sendi.