PATOFISIOLOGI epistaksis
-
Upload
nana-bernabeu -
Category
Documents
-
view
797 -
download
2
description
Transcript of PATOFISIOLOGI epistaksis
PATOFISIOLOGI
Semua pendarahan hidung disebabkan lepasnya lapisan mukosa hidung yang
mengandung banyak pembuluh darah kecil. Lepasnya mukosa akan disertai luka pada
pembuluh darah yang mengakibatkan pendarahan.
Salah satu penyebab epistaksis adalah hipertensi. Pada hipertensi, baroreseptor tidak
berespon untuk mengembalikan tekanan darah ke tingkat normal karena mereka telah
beradaptasi atau mengalami reset (pengaturan ulang) untuk bekerja pada tingkat yang lebih
tinggi. Pada tekanan darah yang meninggi secara kronik, baroreseptor masih berfungsi
mengatur tekanan darah, tetapi mereka mempertahankan pada tekanan rata – rata yang lebih
tinggi.
Hipertensi menimbulkan stress pada jantung dan pembuluh darah. Jantung mengalami
peningkatan beban kerja karena harus memompa melawan resistensi perifer total yang
meningkat, sementara pembuluh darah dapat mengalami kerusakan akibat tekanan internal
yang tinggi, terutama apabila dinding pembuluh melemah akibat proses degenerative
aterosklerosis. Penyulit hipertensi antara lain adalah gagal jantung kongestif akibat ketidak
mampuan jantung memompa darah melawan peningkatan arteri, stroke akibat rupturnya
pembuluh di otak, atau serangan jantung akibat rupturnya pembuluh koroner. Perdarahan
spontan akibat pecahnya pembuluh – pembuluh kecil di bagian tubuh lain juga dapat terjadi,
tetapi dengan akibat yang relative lebih ringan, misalnya ruptur pembuluh darah di hidung
yang menyebabkan epistaksis.
Pemeriksaan arteri kecil dan sedang pada orang yang berusia menengah dan lanjut,
terlihat perubahan progresif dari otot pembuluh darah tunika media menjadi jaringan kolagen.
Perubahan tersebut bervariasi dari fibrosis interstitial sampai perubahan yang komplet
menjadi jaringan parut. Perubahan tersebut memperlihatkan gagalnya kontraksi pembuluh
darah karena hilangnya otot tunika media sehingga mengakibatkan perdarahan yang banyak
dan lama. Pada orang yang lebih muda, pemeriksaan di lokasi perdarahan setelah terjadinya
epistaksis memperlihatkan area yang tipis dan lemah. Kelemahan dinding pembuluh darah ini
disebabkan oleh iskemia lokal atau trauma.