Parasentesis Abdomen

download Parasentesis Abdomen

of 2

description

prosedur parasentesis abdomen

Transcript of Parasentesis Abdomen

PARASENTESIS ABDOMEN

DEFINISISuatu tindakan untuk mengeluarkan cairan asitesTUJUAN Untuk membantu menegakkan diagnosis Sebagai terapi bila pengobatan dengan medikamentosa tidak memberi respons

Indikasi Diagnostik: untuk memastikan penyebab asites atau menentukan asites yang terinfeksi seperti SBP pada pasien sirosis hati Untuk mengatasi distensi abdomen atau sesak napas akibat tekanan asites

KONTRAINDIKASI Gangguan pembekuan darah, masa prothrombin memanjang > 5 detik kontrol, trombosit < 50.000/mm, ileus obstruktif, infeksi pada dinding perut Relatif: pasien tidak kooperatif, riwayat operasi laparatomi berulang

PERSIAPANAlat dan bahan: Sarung tangan steril Betadine, alkohol Kasa steril Kain duk steril Lidokain 1% 10 cc Spuit 10 cc (2 buah), 50 cc (2 buah) IV cath no.14 atau 16 Blood set Tabung steril

Pasien: Diperiksa darah perifer lengkap, masa perdarahan, masa pembekuan dan masa prothrombin (paling lama 48 jam terakhir) Surat persetujuan tindakan

PROSEDUR TINDAKAN Vesika urinaria harus kosong Pasien tidur berbaring dengan posisi kepala 45-900 Identifikasi tempat aspirasi: hindari vena-vena kolateral, pembuluh darah epigastrika inferior, lokasi bekas operasi dan limpa yang membesar Pakai sarung tangan steril Bersihkan lokasi tindakan dengan antiseptik Pasang duk steril Anestesi lokal dengan lidokain 1% sampai dengan peritoneum Pasang IV cath no 14 atau 16 secara zigzag, sedot cairan dengan spuit 10 cc dan 50 cc untuk pemeriksaan Untuk tujuan terapi pasang set infus, lalu alirkan cairan keluar Tidak ada batas pasti jumlah maksimal yang boleh dikeluarkan, rata-rata 3-4 liter masih cukup aman Pada pasien sirosis hati sebaiknya ditambahkan 6-8 g albumin intravena untuk setiap liter cairan asites yang dikeluarkan

KOMPLIKASI Lokal: perdarahan, infeksi dinding perut, peritonitis, perforasi usus atau vesika urinaria Umum: hypovolemia, hipotensi, gagal ginjal, ensefalopati portosistemik

Referensi: PAPDI. Panduan Pelayanan Medik. 2006. Jakarta: PB PAPDI