Paradigma Sehat Blok 2 M 2
-
Upload
aldo-muhammad-hamka -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
description
Transcript of Paradigma Sehat Blok 2 M 2
Mengatasi Keluhan Pasca Imunisasi Hepatitis Combo
Albatros Wahyubramanto102012077
B6Falkutas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat [email protected]
Pendahuluan
Latar belakang
Paradigma sehat merupakan model kebijakan pembangunan kesehatan baru yang
bersifat holistik dan melihat masalah kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat
lintas sektor dan upaya meningkatkan kualitas kesehatan (promotif), perlindungan kesehatan
(preventif), penyembuhan orang sakit (kuratif), pemulihan kesehatan setelah sembuh
(rehabilitatif). 1
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat adalah meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara
Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan dalam
lingkungan sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di seluruh
wilayah Republik Indonesia.
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia
yang sehat, cerdas dan produktif, serta mapu memelihara dan meningkatkan kesehatan
masyarakat dengan komitmen yang tinggi terhadap kemanusiaan dan etika, dan dilaksanakan
dengan semangat pemberdayaan dan kemitraan yang tinggi.
Page | 1
Skenario
Seorang bayi usia 4 bulan di bawa ke Puskesmas dengan keluahan agak demam setelah 1 hari
sebelumnya mendapatkan imunisasi Hepatitis-combo (HB dan DPT). Anak agak rewel,
mencret 2 kali dan sulit tidur, lengan bekas suntikan agak kemerahan dan bengkak. Dokter
mengatakan bahwa itu normal dan menjelaskan tujuan dari pemberian imunisasi pada bayi.
Page | 2
Isi
Konsep sakit
Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau
seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau
tubuhnya, mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami, melakukan upaya
penyembuhan, dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan. Seorang individu yang merasa
dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa berfungsi sebagai mekanisme koping.1
Faktor-faktor penyebab sakit
1. Internal
Host (pejamu) adalah semua factor yang yang terdapat pada manusia yang dapat
mempengaruhi timbulnya suatu perjalanan penyakit. Host erat hubungannya dengan
manusia sebagai makhluk biologis dan manusia sebagai makhluk sosial sehingga
manusia dalam hidupnya mempunyai dua keadaan dalam timbulnya penyakit yaitu
manusia kemungkinan terpajang dan kemungkinan rentan/resisten.2
2. Eksternal
Agent (bibit penyakit) adalah suatu substansi tertentu yang keberadaanya atau
ketidakberadaanya di ikuti kontak efektif pada manusia dan dapat
menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalan suatu penyakit.2 Bibit
penyakit di bedakan menjadi 2, yaitu:
1. Benda biotis (mikroorganisme) dapat menyebabkan penyakit yg bersifat
infeksi.
2. Benda abiotis (gizi atu makanan) dapat menyebabkan penyakit yang
menyerang metabolisme dalam tubuh.7
Page | 3
Environment (lingkungan) adalah segala sesuatu yang berada di sekitar
manusia yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.2
Lingkungan di bedakan menjadi 3, yaitu:
1. Lingkungan fisik berupa kondisi udara dan air
2. Lingkungan biologik berupa mikroorganisme dan
3. Lingkungan sosial berupa sosial ekonomi.
Konsep sehat
Sehat adalah suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan
eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
Faktor-faktor penyebab sehat
a. Faktor genetis (keturunan): ada beberapa penyakit yang bersifat genetis sehingga
jika seseorang terkena penyakit tersebut, maka memungkinkan keturunanya juga
terkena penyakit yang sama.2 Contoh: seorang bapak yang terkena diabetes, maka
keturunannya tingkat kemungkinan terkena diabetes lebih tinggi dari pada
keturunan dari orang yang tidak terkena diabetes.
b. Faktor perilaku: perilaku yang kurang sehat dapat mempengaruhi kesehatan
lingkungannya dan dirinya sendiri.2 Contoh: seseorang yang merokok,
kemungkinan terkena kanker paru-paru akan lebih tinggi dari pada seseorang yang
tidak merokok.
c. Faktor lingkungan: lingkungan yang bersih dan sehat dapat meningkatkan
kesehatan seseorang.2 Contoh: seseorang yang tinggal dipinggir kali dan
seseorang yang tinggal di perumahan memiliki tingkat kesehatan yang berbeda.
Jika terjadi banjir, seseorang yang tinggal dipinggi kali tentu akan memiliki resiko
terkena penyakit lebih tinggi dari pada seseorang yang tinggal di perumahan.
d. Faktor ketersediaan pelayanan kesehatan: ketersediaannya pelayanan kesehatan
dapat meningkatkan kesehatan lingkungan karena jika tersedia pelayanan
kesehatan, maka seseorang akan dengan mudah memeriksakan diri jika terjadi
gejala sebuah penyakit dan seseorang lebih mudah mendapatkan informasi
Page | 4
mengenai suatu penyakit dari pelayan kesehatan.2 Contoh: seseorang yang tinggal
dikota dengan berbagai fasilitas kesehatan, tingkat kesehatannya akan lebih tinggi
dari pada seseorang yang tinggal di pulau-pulau terpencil dan tidak ada rumah
sakit atau puskesmas.
Visi Indonesia sehat
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat:
a. Untuk mewujudkan paradigma sehat tersebut ditetapkan visi, yaitu gambaran,
prediksi atau harapan tentang keadaan masyarakat Indonesia pada masa yang akan
datang : Indonesia Sehat 8
b. Indonesia Sehat adalah gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang
penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi – tingginya.8
c. Lingkungan sehat adalah lingkungan yang koklusif bagi terwujudnya keadaan sehat
yaitu lingkungan yang bebas polusi, tersedia air bersih, sanitasi lingkungan memadai,
perumahan dan pemukiman sehat, perencanaan kawasan berwawasan kesehatan, dan
kehidupan masyarakat saling tolong menolong.8
d. Perilaku Sehat adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman
penyakit, serta berperan aktif dalam gerakkan kesehatan masyarakat.8
Page | 5
Misi Indonesia sehat
a. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Untuk dapat
terwujudnya Indonesia Sehat, para penanggung jawab program pembangunan harus
memasukkan pertimbangan-pertimbangan kesehatan dalam semua kebijakan
pembangunannya. Oleh karena itu seluruh elemen dari Sistem Kesehatan Nasional
harus berperan sebagai penggerak utama pembangunan nasional berwawasan
kesehatan.8
b. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Perilaku sehat dan
kemampuan masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu sangat menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan.8
c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau. Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan tidak hanya berada ditangan pemerintah,
melainkan mengikutsertakan masyarakat dan potensi swasta.8
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
Untuk terselenggaranya tugas penyelenggaraan upaya kesehatan yang harus
diutamakan adalah bersifat promotif dan preventif yang didukung oleh upaya kuratif
dan rehabilitatif.
Pelayanan kesehatan
1. Posyandu : Pos Pelayanan Terpadu
Organisasi posyandu :
Setiap desa/kelurahan dipimpin oleh seorang kepala desa/lurah
Setiap desa/kelurahan terdiri dari beberapa RW. Setiap RW
dipimpin oleh ketua RW
Kegiatan posyandu
Kegiatan posyandu merupakan berbagai keterpaduan
Program KB-KES-GIZI yaitu pelayanan KB, KIA, imunisasi,
penanggulangan diare dan perbaikkan gizi
Sektor kependudukkan,pemerintahan, kesejahteraan rakyat,
pertanian peternakkan, perdagangan, dll.8
Promosi kesehatan
Page | 6
Promosi kesehatan merupakan proses yang bertujuan memungkinkan individu meningkatkan
kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis fiilosofi yang jelas
mengenai pemberdayaan diri sendiri.3
1. Promosi kesehatan lebih menekankan pada romotif dan preventif. Dalam upaya untuk
meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat (promotif) maka perlu adnaya promosi
kesehatan. Yang harus dilakukan adalah:
- Pertama adalah mengingkatkan produktifitas. Sebenarnya promosi kesehatan
merupakan investasi secara langsung pada setiap individu. Setiap keluarga perlu
diperhatikan kesehatannya terhadap pelayanan kesehatan sehingga produktifitas
boleh dapat terjadi dan berjalan dengan baik.
- Kedua adalah menurunkan resiko terhadap kesehatan masyarakat melalui promosi
kesehatan, mengembangkan programpenyuluhan tenang berbagai bahaya penyakit
terhadap masyarakat. Bagaimana menu yang seimbang bagi bayi dan manfaat
makanan bagi pertumbuhan anak. Ini semua dilakukan dengan harapan
maayarakat dapat berperilaku positif dalam menjaga kesehatan mereka.
Melalui promosi kesehatan ini pula diharapkan masyarakat berubah perlakunya searah
perilaku sehat, mempunyai gaya hidup sehat dalam kehidupan kesehariannya,
sehingga perubahan ini dapat menjadikan contoh bagi keluarga dan masyarakat
lingkungan sekitarnya.
2. Perlindungan terhadap kesehatan (preventif) merupakan salah satu cara dalam
peningkatan kesehatan masyarakat. Ini dilakukan dengan cara imunisasi, faksin dan
yang lainnya. Menjadikan anak-anak serta orang dewasa menjadi kebal terhadap
penyakit, karena dalam tubuh mereka telah terbentuk antibody yang dipergunakan
unutk menangkal virus atau bakteri yang telah masuk ke dalam tubuh.
Program Puskesmas
Page | 7
Puskesmas (Pusat kesehatan masyarakat) adalah unit pelaksana di wilayah kecamatan yang
melaksanakan tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan di tingkat wilayah
kecamatan. Pembangunan puskesmas di tiap kecamatan memiliki peran yang sangat penting
dalam memelihara kesehatan masyarakat. Apabila berfungsi, maka akan mampu memberikan
pelayanan masyarakat yang membutuhkan puskesmas.
Program puskesmas berdasarkan SK. Men Kes RI no. 128/2004 tentang Kebijakan Dasar
Puskesmas, upaya pelayanan kesehatan Puskesmas di kelompokan menjadi 2 yakni:
1. Upaya Kesehatan wajib, yang terdiri atas:
a. Upaya promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya KIA termasuk KB
d. Upaya perbaikan Gizi masyarakat
e. Upaya P3M
f. Upaya pengobatan
2. Upaya kesehatan pengembangan
Di tetapkan berdasarkan masalah kesehatan yang di temukan di masyarakat dan di
sesuaikan dengan kemampuan Puskesmas, serta dapat di pilih dari upaya kesehatan
pokok yang telah ada. Upaya Laboratorium medis, Laboratorium kesehatan
Masyarakat dan Pencatatan/Pelaporan, merupakan Pelayanan Penunjang dari setiap
upaya Kesehatan wajib dan Upaya kesehatan Pengembangan.
Program peran serta masyarakat adalah Posyandu.
Page | 8
Pos Pelayanan Keluarga Berencana - Kesehatan Terpadu (Posyandu) adalah kegiatan
kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh
petugas kesehatan. Jadi, Posyandu merupakan kegiatan swadaya dari masyarakat di bidang
kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa. Pelayanan kesehatan terpadu (yandu)
adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di suatu wilayah
kerja Puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan program terpadu di balai dusun, balai
kelurahan, RW, dan sebagainya disebut dengan Pos pelayanan terpadu (Posyandu). Konsep
Posyandu berkaitan erat dengan keterpaduan. Keterpaduan yang dimaksud meliputi
keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek
dana dan lain sebagainya.3
Program wajib Puskesmas adalah Imunisasi.
Imunisasi berasal dari bahasa latin ‘imunitas’ yang berarti pembebasan(kekebalan)
yang di berikan kepaa para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban
sebagai warga Negara biasa dan terhadap dakwaan. Kemudian berkembang sehingga
pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit, dan lebih spesifik lagi,
terhadap penyakit menular.9 Jadi imunisasi adalah pemberian bahan antigenik (vaksin) untuk
menghasilkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. vaksin dapat mencegah atau
memperbaiki efek dari infeksi oleh banyak patogen. Dengan imunisasi tubuh kita akan
terlindungi dari infeksi begitu pula orang lain, karena tidak tertular dari kita.4
1. Tujuan imunisasi adalah memberikan kekebalan yang optimal kepada bayi agar dapat
mencegah penyakit dan kematian bayi dan anak oleh penyakit-penyakit yang sering
menyerang.5 Penyakit-penyakit yang sering menyerang bayi dan anak-anak adalah:
TBC, polio, campak, hepatitis, tetanus, dll. Manfaat imunisasi
Untuk anak yaitu mencegah penderitaan yang di sebabkan oleh penyakit, dan
kemungkinan cacat atau kematian.
Untuk keluarga yaitu menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan
bila anak sakit, dan menghemat biaya pengobatan.
Untuk Negara yaitu memperbaiki tingkat kesehatan, meningkatkan
kesejahteraan bangsa (IMR, MMR, harapan hidup), aset bagi pembangunan
Negara dan mengurangi anggaran kesehatan.
Page | 9
2. Cara memperoleh Imunisasi
a. Di Pos Pelayan Terpadu (Posyandu)
b. Di Puskesmas, Rumah Sakit Bersalin, BKIA atau Rumah Sakit Pemerintah
c. Di Praktek Dokter/ Bidan atau Rumah Sakit Swasta, dan
d. Klinik Imunisasi.
3. Sasaran yang di Imunisasi
Yang perlu di imunisasi adalah orang-rang yang rentan terkena penyakit pada suatu
saat atau karena profesinya, misalnya:
o Ibu hamil,
o Bayi dan anak Balita, anak sekolah, remaja,
o Orang tua, manula
o Professional (dokter, para medis)
o Calon jemaah haji/umroh, dan
o Yang akan bepergian ke luar negeri (traveling).
Dampak imunisasi atau KIPI( Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi)
Setiap tindakan medis apa pun bisa menimbulkan risiko bagi pasien si penerima
layanan baik dalam skala ringan maupun berat. Demikian halnya dengan pemberian
vaksinasi. Reaksi yang timbul setelah pemberian vaksinasi di sebut sebagai kejadian ikutan
pasca imunisasi (KIPI) atau adverse events following immunization (AEFI). Dengan semakin
canggihnya teknologi pembuatan vaksin dan meningkatnya teknik pemberian vaksinasi, maka
reaksi KIPI dapat di minimalisasi. Meskipun risikonya sangat kecil, reaksi KIPI berat dapat
saja terjadi. Oleh karena itu petugas imunisasi atau dokter mempunyai kewajiban untuk
menjelaskan kemungkinan reaksi KIPI apa saja yang dapat terjadi. Dan bagi orang yang
hendak menerima vaksinasi mempunyai hak untuk bertanya dan mengetahui apa saja reaksi
KIPI yang dapat terjadi.6
Secara khusus KIPI dapat di definisikan sebagai kejadian medik yang berhubungan
dengan imunisasi, baik oleh karena efek vaksin maupun efek samping, toksisitas, reaksi
sensitivitas, efek farmakologis, kesalahan program, rekasi suntikan, atau penyebab lain yang
Page | 10
tidak dapat di tentukan. Secara umum, reaksi KIPI dapat di kategotikan sebagai akibat
kesalahan program, reaksi suntikan, dan reaksi vaksin.6
Penutup
Page | 11
Kesimpulan
Untuk mengatasi keluhan pada bayi setelah 1 hari sebelumnya di beri imunisasi
hepatitis-combo adalah para orang tua harus diberi penerangan tentang tujuan dan risiko jika
tidak diberikan imunisasi kepada anak mereka. Selain pendidikan, penyelenggaraan
pelayanan kesehatan merupakan faktor penting bagi pembangunan kesehatan. Jaminan
kesehatan yang semakin baik akan menghasilkan kualitas manusia yang lebih baik, yang pada
gilirannya akan meningkatkan produktivitas. Masyarakat dengan pendidikan yang memadai,
ditunjang dengan kesehatan yang baik, sesuai dengan tahap kepadatan penduduk dapat
menjadi aset pembangunan kota yang berkualitas. Kesimpulannya perubahan paradigma dan
status masyarakat di sebuah kawasan tergantung kepada lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan juga faktor genetik.
Daftar Pustaka
Page | 12
1. Budiarto E, Angggraeni D. Pengantar epidemologi. 2nd ed. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC; 2003.p.12-3.
2. Rajab W. Epidemologi kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2007. Hal 25-7.
3. Maulana H. Promosi kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2009.p.12.
4. Dachroni M. Promosi kesehatan. Jakarta : Depertemen Kesehatan
5. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan komunitas. Jakarta: Buku Kedokteran EGC;
2009.
6. Cahyono SB. Vaksinasi. Yogyakarta : Kanisius ; 2010. Hal 37-8.
7. Asmadi. Konsep dasar kedokteran. Jakarta: ECG; 2008. Hal 10-5
8. Mubarak WI. Pengantar kedokteran komunitas. Jakarta: Sagung Seto; 2010.
9. Hidayat A. Asuhan neonatus bayi dan balita. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2007.
Page | 13