PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular...

26
PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN SIDANG KOMISI II RAKERKESNAS REGIONAL TENGAH BALI, 15 - 18 FEBRUARI 2015

Transcript of PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular...

Page 1: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN

LINGKUNGAN

SIDANG KOMISI II

RAKERKESNAS REGIONAL TENGAH

BALI, 15 - 18 FEBRUARI 2015

Page 2: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

KEANGGOTAAN KOMISI II

Penanggung Jawab : Direktur Jenderal PP dan PL

Pimpinan Sidang : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat

Sekretaris : Kepala BBTKLPP Yogyakarta

Pendamping Pusat 1 Sekretaris Ditjen PP dan PL

2 Direktorat Penyehatan Lingkungan

3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular

4 Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung

5 Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

6 Pusat Pendikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan

7 Direktorat Produksi dan Distribusi Kefarmasian

8 Pusat Kesehatan Haji

9 Pusat Penanggulangan Krisis kesehatan

10 Pusat Kerjasama Luar Negeri

11 Kementarian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

12 Perwakilan WHO di Indonesia

Page 3: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

ANGGOTA KOMISI II

Dinas Kesehatan

A. PROV.JAWA TIMUR

1. Kab. Bangkalan

2. Kab.Banyuwangi

3. Kab. Pasuruan

4. Kab. Kediri

5. Kota Kediri

B. DI YOGYAKARTA

1. Kota Yogyakarta

C. PROV. BALI

1. Kab. Gianyar

D. PROV. KAL. BARAT

1. Kab. Pontianak

2. Kab.Bengkayang

E. PROV.KAL.SELATAN

1. Kota Banjarbaru

2. Kota Banjarmasin

F. PROV.KAL.TENGAH

1. Kab Barito Selatan

2. Kota Waringin Timur

G. PROV.KAL.TIMUR

1. Kab Kutai Barat

2. Kab. Penajaem Pasir Utara

H. PROV. NTB

1. Kab. Lombok Barat

I. PROV. NTT

1. Kab. Timor Tengah Utara

2. Kab. Belu

3. Kab. Alor

J. PROV. KAL. UTARA

1. Kota Tarakan

Dinas Kesehatan

A. PROV.JAWA TIMUR

1. RSU Dr.Haryoto Lumajang

2. RSU Dr.Sayidiman Magetan

3. RSU Prof. Dr. M. Harjono, S, SPOG Ponorogo

4. RSU Pacitan

5. RSU Prof. Dr. Soekandar Mojokerto

6. RSU R.A. Basuni Mojokerto

7. RSU Kertosono Nganjuk

Rumah Sakit

A. PROV. JAWA TIMUR

1. KKP Probolinggo

2. KKP Surabaya

3. BBTKLPP Surabaya

B. DI YOGYAKARTA

1. KKP Yogyakarta

2. BBTKLPP Yogyakarta

C. PROV. KAL. BARAT

1. KKP Pontianak

D. PROV. KAL. SELATAN

1. BBTKLPP Banjarbaru

UPT PUSAT

Rumah Sakit

B. DI. YOGYAKARTA

1. RSUD Wates

C. BALI

1. RS Wangaya

D. KALIMANTAN BARAT

1. RSJ Pontianak

2. RSU Bengkayang

E. KALIMANTAN SELATAN

1. RSJ Sambang Lihum

F. KALIMANTAN TENGAH

1. RSU Buntok Kab. Barito Selatan

G. KALIMANTAN TIMUR

1. RS Atma Husada Mahakam Samarinda

2. RSUD Kanujoso di Balikpapan

H. NTB

1. RSJ Mataram

I. NTT

1. RSUD. Naibonat

2. RSUD Soe

3. RSUD. Kefamenanu

J. KALIMANTAN UTARA

1. RS Tanah Tidung

Page 4: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

PENDEKATAN POLA PIKIR PENGELOMPOKAN HASIL DISKUSI

Pendekatan manajemen dalam upaya promotif dan preventif di bidang PP dan PL, yang meliputi :

1. Kebijakan dan regulasi

2. Perencanaan dan ketersediaan anggaran

3. Implementasi/pelaksanaan

Provider kesehatan

Kemitraan

Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat

4. Monitoring dan evaluasi

Note : Yang dimaksud promotif dan preventif mencakup mengendalikan faktor risiko dan tata laksana yang tepat.

Page 5: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

KEBIJAKAN DAN REGULASI

• Perlu adanya Perda, Pergub, Perwali, Perbup, promotif preventif di bidang PP dan PL seperti : Imunisasi, KTR di sekolah, pengendalian vektor, STBM dan lain-lain sesuai lampiran

• Perlu adanya komitment pemerintah daerah dalam mendukung upaya promotif preventif di bidang PP dan PL yang ditandai dengan penyediaan sumber daya yang memadai

• Meningkatkan proporsi anggaran di bidang promotif preventif

• Penerapan penghargaan dan sanksi bagi pelaksanaan upaya promotif dan preventif

• Sosialisasi dan advokasi produk-produks regulasi yang sudah ada di semua level

• Mengembalikan fungsi Puskesmas dalam peran promotif dan preventif

Page 6: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

• Adanya keselarasan perencanaan promotif dan preventif RPJMN 2015-2019, RPJMD dan Renstra KL

• Perlu adanya pemetaan besaran dan distribusi masalah, serta potensi yang dapat digali

• Penyusunan perencanaan berbasis masalah yang didukung oleh data

• Penajaman skala prioritas dalam upaya promotif dan preventif

• Sinkronisasi penyusunan perencanaan dengan siklus perencanaan yang telah ditetapkan (termasuk Musrenbang)

Page 7: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN

1. Provider kesehatan

Peningkatan kualitas dan Pemenuhan Jumlah, serta distribusi

Mengendalian rotasi dan mutasi

Peningkatan kepatuhan terhadap aturan dan pedoman teknis

Penempatan petugas sesuai dengan kompetensi/ jabatan fungsional

Peningkatkan kemampuan petugas dalam pendekatan edukatif (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)

Page 8: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN

2. Kemitraan

Perlunya inventarisasi mitra yang potensial, termasuk PKK, Pramuka, UKS, PMR dan ormas lainnya untuk berbagi peran dan berkontribusi

Membangun jejaring kemitraan

Membuat rencana dan pelaksanaan terintegrasi melalui MoU

Meningkatkan peran mitra kerja dalam perluasan sasaran misalnya karyawan, anggota dan keluarga

Page 9: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN

3. Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan inovasi, serta berperan aktif dalam kegiatan promotif preventif seperti Jumat bersih, PSN, Pengelolaan sampah, arisan Jamban, dll

Kelembagaan partisipasi dari masyarakat seperti pelaksanaan surveilans berbasis masyarakat, call center

Mengoptimalkan POKJA yang sudah ada dalam penggerakan masyarakat

Memberdayakan orang yang pernah sakit sebagai agent of change

Mengoptimalkan UKBM yang ada

Page 10: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

MONITORING DAN EVALUASI

• Perlu adanya tools/instrumen yang terstandarisasi dan terintegrasi dalam upaya promotif dan preventif

• Perlu keseimbangan pelaksanaan monitoring dan evaluasi

• Memberikan umpan balik pelaksanaan monitoring dan evaluasi

• Tindak lanjut hasil monitoring dan evaluasi

• Perlu pengembangan metode monev partisipatif masyarakat, dalam rangka mendukung Reformasi Birokrasi

Page 11: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

MATRIKS HASIL DISKUSI

Page 12: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

IKK 1 : Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap TARGET 2015 : 91

ISSUE/MASALAH SOLUSI RENCANA TINDAK LANJUT 2015

PUSAT PROV KAB/KOTA

1. Adanya black campaign

2. Tidak adanya tenaga

khusus untuk promosi

3. Kurangnya

ketersediaan anggaran

untuk pemberdayaan

masyarakat

4. Rendahnya komitmen

terhadap kegiatan

promosi

5. Kurangnya dukungan

media

6. Kurangnya Keterlibatan

lintas sektor

7. Kurangnya guideline

untuk promosi

1. Penyuluhan kepada masyarakat melalui tokoh

agama

+ + +

2. Pemberlakukan buku KIA untuk daftar sekolah,

urusan administrasi

+ +

3. Mengadakan lomba patuh imunisasi + +

4. Sweeping secara rutin oleh petugas + +

5. Memetakan daerah yang tidak imunisasi + +

6. Perda/Perwali/Pergub untuk KIA + +

7. Revitalisasi Posyandu + +

8. Sinkronisasi program antara KIA dan imunisasi + +

9. Perlu ada tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi Promkes

+ +

10. Pembekalan calon pengantin tentang

pentingnya imunisasi.

+

11. Penyediaan dana di Promkes melalui jasa

penyuluhan di JKN.

+ + +

12. Memanfaatkan media + + +

Page 13: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

IKK 2 : Persentase Kab/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah TARGET 2015 : 29

ISSUE/MASALAH SOLUSI RENC. TINDAK LANJUT 2015

PUSAT PROV KAB/KOTA

1. Belum semua fasyankes memahami adanya ketentuan bahwa

harus melapor 1x24 jam (KDRS) ke Dinas Kesehatan.

2. Pemda belum memahami tentang kewaspadaan dini dan

kesiapsiagaan terhadap kejadian penyakit berpotensi wabah.

3. Kurangnya advokasi oleh jajaran kesehatan pd stakeholder terkait.

4. SKD KLB belum berjalan optimal.

5. Mutasi petugas tidak memperhatikan kompetensinya.

6. Belum ada sistem atau kelembagaan masyarakat yang dapat

menampung keluhan adanya permasalahan kesehatan yang

berpotensi menimbulkan wabah dan kurangnya respon untuk

penanggulangan masalah kesehatan.

7. Belum optimalnya pemanfaatan media dalam mendapatkan

informasi tentang kejadian penyakit yang berpotensi wabah.

8. Kurangnya peran sektoral.

9. Belum optimalnya pemahaman petugas terhadap kejadian

penyakit yang berpotensi wabah dikarenakan kurangnya

pemahaman petugas dalam mendiagnosa dugaan penyakit yang

berpotensi wabah dan kepatuhan terhadap pencatatan pelaporan

sehingga tidak mengetahui adanya tren peningkatan penyakit.

10. Masih banyak kebijakan yang sifatnya reaktif, tidak pro aktif, yang

cenderung terlambat dalam penanganan kejadian peningkatan

penyakit berpotensi wabah.

11. Belum tercapainya dokumen rencana kontijensi sebagaimana

target tahun 2015 (29% dari 106 kab/kota) karena belum

pahamnya akan pentingnya dokumen tersebut.

1. Melakukan sosialisasi dan advokasi

terkait rencana penyiapan kebijakan

pengendalian penyakit berpotensi

wabah (rencana kontijensi).

+ +

2. Menyusun dan melakukan upaya

simulasi rencana kontijensi bersama

seluruh stakeholder yang ada di

dalam minimal 29% dari 106

kab/kota.

+ + +

3. Mengembangkan pelaksanaan

surveilans berbasis masyarakat.

+

4. Mengembangkan pelaksanaan event

based surveillance.

+

5. Memperkuat sistem surveilans yang

sudah ada.

+ + +

6. Mengembangkan pelaksanaan

surveilans faktor resiko.

+

7. Kewajiban pemerintah daerah dalam

menyediakan pembiayaan.

+ +

8. Perlunya penyusunan rencana

kontijensi yang terpadu dengan

melibatkan seluruh jajaran di daerah,

yang menjadi dokumen tingkat

kabupaten/kota.

+

Page 14: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

IKK 3 : Persentase kab/kota yang melakukan pengendalian vektor terpadu TARGET 2015 : 40

ISSUE/MASALAH SOLUSI RENCANA TINDAK LANJUT 2015

PUSAT PROV KAB/KOTA

1. Belum adanya kebijakan di daerah yang mengatur

tentang pengendalian vektor.

2. Belum dipahaminya perilaku vektor.

3. Belum ada sanksi terhadap masyarakat dan

pimpinan wilayah yang belum berkontribusi dalam

pengendalian vektor (dalam UU wabah

memungkinkan untuk diberikan sanksi).

4. Kebiasaan/perilaku masyarakat yang berada di

ruang terbuka/beresiko pada malam hari, termasuk

dalam kondisi pengelolaan ladang berpindah.

5. Belum dimanfaatkannya data vektor oleh kab/kota

dan puskesmas untuk memutuskan tindakan tepat

pengendalian vektor.

6. Pemahaman yang kurang terhadap upaya

mengurangi atau mencegah timbulnya tempat-

tempat potensial perindukkan vektor, seperti lagun.

7. Pemahaman yang kurang dari masyarakat bahwa

pengendalian vektor itu baru dilakukan apabila ada

penyemprotan massal (fogging) untuk pengendalian

demam berdarah.

8. Pemahaman tentang PSN oleh stakeholder dan

masyarakat kurang atau tidak seperti yang

seharusnya.

9. Komitmen PSN oleh pemerintah masih kurang.

1. Meningkatkan keterlibatan/peran lintas

sektor dalam upaya pengendalian vektor,

terutama dengan kementerian PU,

Pertambangan, kementerian Kehutanan

dan Lingkungan Hidup, dll.

+ + +

2. Meningkatkan kebersihan lingkungan

melalui PHBS dan UKS, serta saka bhakti

husada.

+ +

3. Penerapan sanksi bagi pimpinan wilayah

dan masyarakat yang tidak berkontribusi

aktif terhadap pengendalian vektor, dan

pemberian penghargaan kepada daerah

yang berhasil dalam pengendalian vektor.

+ +

4. Melakukan inovasi seperti pelaksanaan

lomba bebas jentik.

+ + +

5. Kab/kota berkewajiban melakukan upaya

pengendalian vektor secara terpadu.

+

6. Mendorong masyarakat untuk membuat

community deal dalam pemberantasan

vektor.

+

7. Melakukan penelitian antropologi

kesehatan dalam pengendalian vektor.

+ +

8. Melakukan kegiatan entomologi

(surveilans vektor) secara

berkesinambungan.

+ +

Page 15: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

IKK 4 : Jumlah kabupaten/kota dengan API <1/1.000 penduduk TARGET 2015 : 340

ISSUE/MASALAH SOLUSI RENC. TINDAK LANJUT 2015

PUSAT PROV KAB/KOTA

1. Belum adanya kebijakan di sebagian daerah

yang mengatur tentang pengendalian malaria.

2. Kekeliruan pemahaman masyarakat terhadap

pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

malaria.

3. Adanya mitos thdp penggunaan kelambu di bbrp

daerah, khususnya kelambu warna putih.

4. Belum dipahaminya perilaku vektor oleh masy.

5. Belum ada sanksi terhadap masyarakat dan

pimpinan wilayah yang belum berkontribusi

dalam pengendalian vektor (dalam UU wabah

memungkinkan untuk diberikan sanksi).

6. Kebiasaan/perilaku masyarakat yang berada di

ruang terbuka/beresiko pada malam hari,

termasuk dalam kondisi pengelolaan ladang

berpindah.

7. Belum dimanfaatkannya data vektor oleh

kab/kota dan puskesmas untuk memutuskan

tindakan tepat pengendalian vektor.

8. Kerusakan lingkungan yang berdampak pada

peningkatan tempat-tempat potensial

perindukkan nyamuk malaria.

9. Belum pahamnya masyarakat terhadap upaya

perlindungan diri dalam bepergian ke daerah

endemis malaria.

1. Meningkatkan keterlibatan/peran lintas sektor

dalam upaya pengendalian vektor, terutama

dengan kementerian PU, Pertambangan,

kementerian Kehutanan dan Lingkungan

Hidup, dll.

+ + +

2. Meningkatkan kebersihan lingkungan melalui

PHBS dan UKS, serta saka bhakti husada.

+ +

3. Penerapan sanksi bagi pimpinan wilayah dan

masyarakat yang tidak berkontribusi aktif

terhadap pengendalian vektor, dan pemberian

penghargaan kepada daerah yang berhasil

dalam pengendalian vektor, yang diatur dalam

peraturan dan kebijakan setempat, khususnya

di daerah endemis tinggi.

+ +

4. Mendorong masyarakat untuk membuat

community deal dalam pemberantasan vektor

malaria.

+

5. Melakukan pengendalian vektor malaria secara

berkesinambungan.

+ +

6. Meningkatkan percepatan menuju eliminasi

malaria 2030.

+ + +

7. Meningkatkan percepatan pengendalian

malaria di daerah dengan edemisitas tinggi,

terutama di wilayah timur Indonesia, melalui

upaya intensifikasi pengendalian malaria.

+ + +

Page 16: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

IKK 5 : Jumlah kab/kota endemis yang melakukan pemberian obat pencegahan massal (POPM) Filariasis TARGET 2015 : 140

ISSUE/MASALAH SOLUSI RENC. TINDAK LANJUT 2015

PUSAT PROV KAB/KOTA

1. Kurangnya dukungan pembiayaan

operasional oleh daerah dalam pelaksanaan

POMP.

2. Kurangnya pemahaman masyarakat

terhadap pentingnya pencegahan filariasis.

3. Adanya ketakutan masyarakat terhadap efek

samping pemberian obat pencegahan

massal filariasis.

4. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat

tentang pentingnya minum obat pencegahan

bagi penyebaran filariasis.

5. Kurangnya pemanfaatan media dalam upaya

sosialisasi terus menerus untuk menjelaskan

pentingnya kegiatan POPM dan

pengendalian filariasis.

6. Belum adanya kebijakan di daerah yang

mengatur tentang pengendalian vektor.

7. Belum dipahaminya perilaku vektor.

8. Belum ada sanksi terhadap masyarakat dan

pimpinan wilayah yang belum berkontribusi

dalam pengendalian vektor (dalam UU

wabah memungkinkan untuk diberikan

sanksi).

9. Belum dimanfaatkannya data vektor oleh

kab/kota & puskesmas untuk memutuskan

tindakan tepat pengendalian vektor.

1. Meningkatkan komitmen dukungan pembiayaan

operasional oleh daerah.

+ +

2 Meningkatkan sosialisasi dan penyuluhan kepada

masyarakat dan seluruh stakeholder terkait akan

pentingnya pelaksanaan POPM dalam pengendalian

filariasis, dengan melibatkan media.

+ + +

3 Meningkatkan keterlibatan/peran lintas sektor dalam

upaya pengendalian vektor, terutama dengan

kementerian PU, Pertambangan, kementerian

Kehutanan dan Lingkungan Hidup, dll.

+ + +

4. Penerapan sanksi bagi pimpinan wilayah dan

masyarakat yang tidak berkontribusi aktif terhadap

pengendalian vektor, dan pemberian penghargaan

kepada daerah yang berhasil dalam pengendalian

vektor.

+ +

5. Kab/kota berkewajiban melakukan upaya

pengendalian vektor secara terpadu.

+

6. Mendorong masyarakat untuk membuat community

deal dalam pemberantasan vektor.

+

7. Melakukan penelitian antropologi kesehatan dalam

pengendalian vektor.

+ +

8. Melakukan kegiatan entomologi (surveilans vektor)

secara berkesinambungan.

+ +

9. Melakukan advokasi terhadap dampak keekonomian

akibat penyakit filariasis.

+ + +

Page 17: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

IKK 6 : Persentase cakupan penemuan kasus baru kusta tanpa cacat TARGET 2015 : 82

ISSUE/MASALAH SOLUSI RENC. TINDAK LANJUT 2015

PUSAT PROV KAB/KOTA

1. Ketidakmampuan petugas kesehatan tentang deteksi dini

kusta.

2. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap cara

penularan dan gejala kusta.

3. Masih adanya stigma masyarakat, terutama self-stigma,

sehingga masyarakat cenderung menyembunyikan kasus.

4. Masih adanya persoalan terkait dengan pemahaman

terhadap transmisi penularan kusta.

5. Masih lemahnya pelaksanaan surveilans monitoring

pelaksanaan pengobatan kusta.

6. Masih kurangnya pemahaman petugas terhadap

monitoring neuritis sebagai bagian dari

pencegahan/deteksi dini kejadian kecacatan pada

penderita kusta.

7. Kurangnya pengetahuan orang yang pernah mengalami

kusta untuk self-care.

8. Rendahnya anggaran pengendalian penyakit kusta melalui

APBD.

9. Kurangnya pelaksanaan penemuan kasus secara aktif oleh

petugas kesehatan.

1. Pelatihan untuk

petugas kesehatan

tentang deteksi dini

kusta.

+ + +

2. Penyuluhan untuk

masyarakat tentang

kusta.

+ +

3. Sosialisasi melalui

media massa dan

elektronik.

+ +

4. Advokasi kepada

pemda untuk

pembiayaan.

+ + +

5. Insentif petugas. + +

Page 18: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

IKK 7 : Persentase kabupaten/kota dengan angka keberhasilan pengobatan TB paru BTA positif (Success Rate ) minimal 85 persen TARGET 2015 : 75

ISSUE/MASALAH SOLUSI RENC. TINDAK LANJUT 2015

PUSAT PROV KAB/KOTA

1. Kepatuhan petugas kesehatan dan

masyarakat masih rendah.

2. PMO tidak aktif.

3. Pemahaman masyarakat masih

kurang.

4. Dukungan dokter spesialis di RS

tentang DOTS masih rendah.

5. Peran lintas sektor masih kurang.

6. PHN petugas kurang optimal.

7. Belum seluruh fasilitas pelayanan

kesehatan menggunakan strategi

DOTS.

1. Pelatihan untuk petugas kesehatan

tentang TB.

+ + +

2. Penyuluhan untuk PMO dan

masyarakat tentang TB.

+ +

3. Sosialisasi melalui media massa dan

elektronik.

+ + +

4. Advokasi kepada pemda untuk

pembiayaan.

+ + +

5. Insentif petugas. + +

6. Peningkatan Public Health Nursing. + +

7. Penghargaan untuk penderita yang

sembuh dari TB dan petugas PMO

(dijadikan agent of change).

+ +

PMT untuk penderita TB.

Page 19: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

IKK 8 : Persentase kasus HIV yang diobati TARGET 2015 : 45

ISSUE/MASALAH SOLUSI RENC. TINDAK LANJUT 2015

PUSAT PROV KAB/KOTA

1. Belum semua fasyankes dapat

memberikan pengobatan CST.

2. Masih tingginya stigma masyarakat

dan di lingkungan petugas kesehatan.

3. ODHA masih banyak yang menutup

diri dan tidak mengikuti konseling.

4. Dukungan masyarakat (peer group)

masih kurang.

5. Kepatuhan pasien untuk berobat ke

fasyankes masih rendah.

6. Pengetahuan komprehensif tentang

HIV AIDS masih rendah.

7. Kehilangan jejak/identitas pasien.

8. Kurangnya peran dan jumlah tenaga

konselor.

1. Memperbanyak fasyankes yang

memberikan pengobatan CST.

+ + +

2. Penyuluhan pengetahuan

komprehensif kepada masyarakat

dan petugas kesehatan.

+ +

3. Pendataan kasus. + + +

4. Ibu hamil harus mengikuti konseling

dan PMTCT.

+ +

5. Meningkatkan peran dan jumlah

konselor.

+ +

6. Meningkatkan kemitraan dengan

LSM dan lintas sektor.

+ + +

Page 20: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

IKK 9 : Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM terpadu TARGET 2015 : 10

ISSUE/MASALAH SOLUSI RENC. TINDAK LANJUT 2015

PUSAT PROV KAB/KOTA

1. Program PTM belum dianggap

prioritas.

2. Belum seluruh puskesmas memiliki

Posbindu.

3. SDM belum terlatih.

4. Dukungan logistik dan perawatan

PTM masih terbatas.

5. Kurangnya pemberdayaan kelompok

masyarakat oleh petugas kesehatan.

6. Jejaring masyarakat masih kurang

optimal.

7. Kurangnya penghargaan kepada

puskesmas untuk target program

yang tercapai.

8. Kurangnya sinkronisasi lintas

program dan sektor di puskesmas.

9. Dukungan dana masih kurang.

1. Advokasi kepada stakeholder terkait

PTM.

+ + +

2. Pelatihan SDM tentang PTM. + + +

3. Pemberian penghargaan kepada

puskesmas yang mencapai target

program.

+ +

4. Sosialisasi kepada masyarakat

tentang PTM.

+ +

5. Pemantapan program PTM di

puskesmas.

+ +

6. Menggerakkan dan Melembagakan

posbindu di tempat kerja.

+ +

Page 21: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

IKK 10 : Persentase kab/kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50 persen sekolah TARGET 2015 : 10

ISSUE/MASALAH SOLUSI RENC. TINDAK LANJUT 2015

PUSAT PROV KAB/KOTA

1. Belum semua daerah

memiliki Perda ttg KTR.

2. Banyak stakeholder yang

belum bisa menjadi panutan

(masih merokok).

3. Kurangnya sosialisasi di

sekolah tentang dampak

rokok.

4. Pajak rokok masih rendah.

5. Kontrol masyarakat masih

rendah.

6. Penjualan rokok masih

banyak di lingkungan

sekolah.

7. Gencarnya reklame/iklan

rokok.

8. Implementasi sanksi pada

pelaksanan Perda KTR

belum optimal.

9. Rendahnya komitmen

perusahaan rokok.

10. Pajak yang didapat oleh

pemda belum dimanfaatkan

secara optimal untuk

mendukung program-

program pencegahan PTM.

1. Sosialisasi dan advokasi tentang dampak buruk dari rokok untuk

merubah perilaku stakeholder dan guru agar menjadi panutan (tidak

merokok).

+ + +

2 Meningkatkan konseling dan advokasi ke sekolah-sekolah tentang

dampak rokok. + +

3 Melibatkan peran lintas sektor.

4 Mendorong kepala daerah untuk menyusun Perda tentang KTR. + + +

5 Mendorong proporsi yg besar bagi promosi kes. dari pajak rokok. + + +

6 Memberikan penghargaan kepada sekolah yang menerapkan KTR. + +

7 Meningkatkan pajak rokok secara bertahap hingga 500%. +

8. Membuat surat edaran ke sekolah tentang implementasi KTR. + +

9. Membuat Pergub/Perbup/Perwali dalam implementasi KTR di

sekolah. + +

10 Mengupayakan adanya aturan tegas dari pemerintah kepada

jajaran sekolah yang melanggar KTR. + +

11 Melakukan pembuatan produk hukum untuk pemanfaatan pajak

bagi program pencegahan PTM oleh Pemda melalui aturan

Kemendagri.

+ + +

12 Informasi lebih awal kepada SKPD kesehatan dari pemda tentang

adanya dana dari pajak. + + +

13 Penyusunan juknis di daerah tentang penggunaan dana dari pajak. + +

14 Mendorong pemerintah untuk meratifikasi FCTC. + + +

15 Melakukan kegiatan integrasi pengendalian dampak rokok di

sekolah dalam kegiatan UKS. + +

Page 22: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

IKK 11 : Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM TARGET 2015 : 25.000

ISSUE/MASALAH SOLUSI RENC. TINDAK LANJUT 2015

PUSAT PROV KAB/KOTA

1. Belum optimalnya sosialisasi Permenkes

No. 3 Tahun 2014 tentang STBM.

2. Kurangnya anggaran untuk pemicuan.

3. Belum menjadi unggulan program di

desa/kelurahan.

4. Adanya permasalahan aturan

penggunaan lahan untuk membangun

jamban komunal dikarenakan

keterbatasan lahan.

5. Lingkungan budaya kurang mendukung

dimana masyarakat masih terbiasa BAB

di sungai/kali.

6. PDAM belum menjangkau.

7. Tenaga sanitarian masih kurang.

8. Belum optimalnya pemanfaatan

anggaran desa untuk STBM.

9. Kurangnya keterlibatan perusahaan

dalam mendukung STBM melalui dana

CSR.

10.Sulitnya masyarakat untuk mendapatkan

akses sumber air bersih di daerah

tertentu.

1. Penataan fokus penggunaan CSR untuk

STBM.

+ +

2. Memberikan penghargaan kepada

daerah yang berhasil melaksanakan

STBM.

+ + +

3. Meningkatkan ketersediaan tenaga

sanitarian di puskesmas minimal satu

orang.

+ + +

4. Meningkatkan pemahaman terhadap

pentingnya PHBS dan budaya yang

keliru kepada masyarakat sehingga mau

dan mampu untuk melakukan STBM.

+ +

5. Sosialisasi dan advokasi pelaksanaan

Permenkes STBM kepada pemda dan

stakeholder.

+ + +

6. Meningkatkan kapasitas PDAM dan non-

PDAM guna penyediaan air bersih.

+ +

7. Meningkatkan komitmen pemda untuk

pelaksanaan STBM.

+ + +

Page 23: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

IKK 12 : Persentase sarana air minum yang dilakukan pengawasan TARGET 2015 : 30

ISSUE/MASALAH SOLUSI RENC. TINDAK LANJUT 2015

PUSAT PROV KAB/KOTA

1. Keterbatasan tenaga sanitarian untuk

pengawasan air minum.

2. Alokasi dana operasional

pengawasan yang terbatas.

3. Luasnya dan banyaknya sumber air

minum yang perlu dilakukan

pengawasan.

4. Sebagian daerah belum terintegrasi

perizinan DAM dengan

persyaratan/rekomendasi dari

kesehatan.

5. Sulitnya pengawasan karena

banyaknya produk air minum yang

ilegal.

6. Masih kurangnya pengawasan

produksi es balok di sebagian daerah.

7. Resistensi dari lintas sektor masih

tinggi.

1. Menambah jumlah petugas

sanitarian di puskesmas.

+ + +

2. Bimbingan teknis kepada tenaga

kesehatan dan pemilik depo air

minum.

+ + +

3. Pendanaan untuk pengawasan air

minum.

+ +

4. Mengintegrasikan proses perizinan

DAM dengan rekomendasi dari

kesehatan.

+ +

5. Meningkatkan pengawasan produk

air minum ilegal dan es balok.

+ +

6. Sosialisasi dan advokasi terhadap

lintas sektor/pokja dan asosiasi

terkait, seperti adanya MoU.

+ + +

Page 24: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

IKK 13 : Persentase Tempat Tempat Umum yang memenuhi syarat kesehatan TARGET 2015 : 50

ISSUE/MASALAH SOLUSI RENC. TINDAK LANJUT 2015

PUSAT PROV KAB/KOTA

1. Banyaknya TTU yang harus

diawasi.

2. Kurangnya petugas sanitarian,

masalah distribusi yang belum

merata, kurangnya

kapasitas/kompetensi, dan

cepatnya rotasi petugas.

3. Belum dipenuhinya persyaratan

pada saat membangun TTU.

4. Kurangnya sinergisme lintas

sektor dalam rangka perizinan.

5. Tidak adanya perizinan TTU

seperti tempat wisata lokal.

6. Rendahnya komitmen pengelola

TTU.

1. Memberikan penghargaan

kepada petugas sanitarian dan

TTU yang memenuhi syarat.

+ + +

2. Melakukan pelatihan kepada

petugas sanitarian.

+ + +

3. Sosialisasi kepada pengelola

TTU.

+ +

4. Kontrak perjanjian untuk

petugas yang telah dilatih agar

tidak cepat dimutasi (minimal 3

tahun).

+ +

5. Pengawasan pengelolaan TTU. + +

Page 25: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

Tanda Tangan

Ketua : ..........................................

Sekretaris : ..........................................

Pendamping Pusat : ..........................................

Page 26: PARADIGMA SEHAT UPAYA PROMOTIF DAN · PDF file3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular ... sektor dalam upaya pengendalian vektor, ... pentingnya pemakaian kelambu pencegahan

TERIMA KASIH