Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

37
Blok Paradigma Sehat Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar Dhanis Sartika 10.2012.519 ([email protected]) F9 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl Arjuna Utara 6 Jakarta 111510 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki berbagai permasalahan tentang kesehatan yang begitu kompleks.Permasalahan kesehatan yang terus ada sampai saat ini adalah penyakit menular. Kasus ini menyerang tidak hanya pada usia dewasa dan tua saja tetapi juga balita dan anak-anak. Anak-anak menjadi seseorang yang paling rentan terhadap penyakit dikarenakan kemampuan pertahanan tubuhnya sendiri yang belum mantab, kebiasaan untuk hidup bersih dan sehat yang belum ternanam dengan baik, adanya pengaruh dari lingkungan seperti saat ia berinteraksi bersama teman-teman di sekolah dan di luar sekolah, anggota keluarganya dan faktor genetika. Sebuah kasus yang terjadi pada beberapa siswa di Sekolah Dasar (SD) Harapan Jaya yang tidak masuk sekolah diperkirakan karena sebuah penyakit menular menjadi daya tarik dalam penulisan makalah tinjauan pustaka ini. Blok Paradigma Sehat | Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 1

Transcript of Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

Page 1: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

Blok Paradigma Sehat

Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar

Dhanis Sartika

10.2012.519 ([email protected])

F9

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl Arjuna Utara 6 Jakarta 111510

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki berbagai permasalahan tentang kesehatan yang begitu

kompleks.Permasalahan kesehatan yang terus ada sampai saat ini adalah penyakit

menular. Kasus ini menyerang tidak hanya pada usia dewasa dan tua saja tetapi juga

balita dan anak-anak.

Anak-anak menjadi seseorang yang paling rentan terhadap penyakit

dikarenakan kemampuan pertahanan tubuhnya sendiri yang belum mantab, kebiasaan

untuk hidup bersih dan sehat yang belum ternanam dengan baik, adanya pengaruh

dari lingkungan seperti saat ia berinteraksi bersama teman-teman di sekolah dan di

luar sekolah, anggota keluarganya dan faktor genetika. Sebuah kasus yang terjadi

pada beberapa siswa di Sekolah Dasar (SD) Harapan Jaya yang tidak masuk sekolah

diperkirakan karena sebuah penyakit menular menjadi daya tarik dalam penulisan

makalah tinjauan pustaka ini.

1.2. Tujuan

Tujuan dari penulisan tinjauan pustaka ini adalah

a. Mampu memahami dan menjelaskan paradigma sehat

b. Mampu memahami dan menjelaskan perilaku hidup bersih dan sehat

c. Mampu memahami dan menjelaskan kesehatan lingkungan

d. Mampu memahami dan menjelaskan pelayanan kesehatan khususnya pusat

kesehatan masyarakat (puskesmas)

e. Mampu memahami dan menjelaskan penyakit menular

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 1

Page 2: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

1.3. Area Pembahasan

Pada makalah tinjauan pustaka ini akan memusatkan pembahasan mengenai

permasalahan penyakit menular yang terjadi pada siswa yang duduk di bangku

sekolah dasar, mulai dari apa saja penyakit menular yang biasanya sering

menyerang, faktor apa saja yang dapat mempengaruhi, bagaimana perjalanan

penularan penyakit, cara menangani dan mencegah penularan penyakitnya serta

membahas pula komitmen Pemerintah Indonesia untuk mewujudkan Indonesia yang

sehat.

1.4. Hipotesa

Penyakit yang menyerang beberapa siswa SD Harapan Jaya ini memiliki

kemampuan untuk itu ditularkan dari satu siswa ke siswa lainnya dan kemungkinan

diakibatkan oleh pengaruh lingkungannya.

2. Pembahasan

2.1. Paradigma Sehat

Paradigma sehat adalah komitmen bersama yang dicanangkan oleh pemerintah

Indonesia sebagai gerakan nasional dan menjadi salah satu faktor yang menentukan

keberhasilan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Paradigma sehat

dikatakan sebagai sebuah konsep pembangunan kesehatan yang memberikan

prioritas utama pada upaya pelayanan peningkatan kesehatan (promotif) dan

pencegahan penyakit (preventif), dibandingkan upaya pelayanan penyembuhan atau

pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) secara menyeluruh, terpadu dan

berkesinambungan.

2.1.1. Indonesia Sehat 2010

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menetapkan visi dan misi

terbarukan untuk pembangunan kesehatan di negara ini. Visinya tercantum

dalam sebuah motto, “Indonesia Sehat 2010”. Maksudnya di tahun 2010,

bangsa Indonesia diharapkan dapat mencapai tingkat kesehatan tertentu yang

ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan yang sehat,

mempraktekan hidup bersih dan sehat, mampu menyediakan dan

memanfaatkan (menjangkau) pelayanan kesehatan yang bermutu sehingga

mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya. Misi menjawab tantangan

yang diberikan oleh visi, diantaranya menggerakan pembangunan nasional

berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup

sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 2

Page 3: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

merata dan terjangkau, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan

individu, keluarga dan masyarakat termasuk lingkungannya.

Setelah membahas visi dan misi, tentunya hadir pula strategi

pembangunan kesehatan terbarukan. Strategi tersebut adalah pembangunan

nasional berwawasan kesehatan, profesionalisme, jaminan pemeliharaan

kesehatan masyarakat (JPKM) dan desentralisasi. Dari berbagai strategi yang

ada terdapat faktor-faktor kritis yang perlu dipahami

a. Pembangunan nasional berwawasan kesehatan: visi kesehatan sebagai

landasan bagi pembangunan nasional, paradigm sehat sebagai

komitmen nasional, sistem advokasi untuk upaya promotif dan

preventif dalam program kesehatan yang paripurna.

b. Profesionalisme: konsolidasi manajemen sumber daya manusia

(SDM), perkuatan konsep profesionalisme kedokteran dan kesehatan,

aliansi strategis antara profesi-profesi kesehatan dengan profesi-profesi

lain..

c. Jaminan pelayanan kesehatan masyarakat: komitmen bersama dan

gerakan yang mendukung paradigma sehat, dukungan peraturan

perundang-undangan, sosialisasi internal maupun eksternal.

d. Desentralisasi: perimbangan dan keselarasasn antara desentralisasi,

dekonstruksi dan tugas pembantuan, kejelasan jenis dan tingkat

kewenangan, mekanisme pembinaan dan pengawasan yang efektif.

Sebagai kelanjutan dari visi, misi dan strategi terdapat Program

Pembangunan Kesehatan yang merupakan bagian dari Program Pembangunan

Nasional (Propenas). Enam Program Pembangunan Nasional yaitu

a. Program lingkungan sehat, perilaku sehat dan pemberdayaan

masyarakat

b. Program upaya kesehatan

c. Program perbaikan gizi masyarakat

d. Program sumber daya kesehatan

e. Program obat, makanan dan bahan berbahaya

f. Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 3

Page 4: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

2.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku hidup bersih dan sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman

belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan

masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan

melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui

pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan

masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya untuk membantu masyarakat

mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar

dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara dan

meningkatkan kesehatannya. Penerapan PHBS memiliki sasaran yang diinginkan,

contohnya adalah sasaran rumah tangga dan institusi pendidikan. Di dalam institusi

pendidikan nantinya dibagi lagi menjadi tiga sasaran yaitu primer sekunder dan

tersier.

a. Sasaran primer adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan

dirubah perilakunya atau murid dan guru yang bermasalah

(individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang bermasalah).

b. Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu

dalam institusi pendidikan yang bermasalah misalnya, kepala sekolah,

guru, orang tua murid, kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas

kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK

c. Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur

pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan

kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan

misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala puskesmas, Depdiknas

setempat (Departemen Pendidikan Nasional), guru, tokoh masyarakat dan

orang tua murid.1

2.2.1. Manajemen Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

PHBS di Kabupaten/Kota dikoordinasikan melalui tiga sentra, yaitu

Puskesmas, Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas

merupakan pusat kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di tingkat kecamatan

dengan sasaran baik individu yang datang ke Puskesmas maupun keluarga dan

masyarakat di wilayah Puskesmas. Rumah Sakit bertugas melaksanakan

promosi kesehatan dan PHBS kepada individu dan keluarga yang datang ke

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 4

Page 5: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

Rumah Sakit. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaksanakan promosi

kesehatan untuk mendukung promosi kesehatan dan PHBS yang dilaksanakan

oleh Puskesmas dan Rumah Sakit serta sarana pelayanan kesehatan lainnya

yang ada di Kabupaten/Kota. Penanggung jawab dari semua kegiatan promosi

kesehatan dan PHBS di daerah adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus dapat mengkoordinasikan dan

menyusun kegiatan promosi kesehatan dan PHBS di wilayahnya dengan

melibatkan sarana-sarana kesehatan yang ada di Kabupaten/Kota tersebut.1

2.2.2. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku hidup bersih dan sehat memiliki banyak manfaat diantaranya

yang dapat ditemukan, yaitu setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan

tidak mudah sakit, rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja

anggota keluarga dan dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga

maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk

biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat

meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga.1

2.2.3. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

2.2.3.1. Indikator PHBS Tatanan Institusi Pendidikan

Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan

atau permasalahan kesehatan di institusi pendidikan. Indikator institusi

pendidikan adalah Sekolah Dasar negeri maupun swasta (SD/MI).

Sasaran PHBS tatanan institusi pendidikan adalah sekolah dan siswa

dengan indikator :

a. Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswa

b. Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di setiap kelas

c. Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekola

yang bersih dan serasi

d. Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baik

e. Siswa menjadi anggota dana sehat (JPKM, jaminan pelayanan

kesehatan masyarakat)

f. Siswa pada umumnya (60 %) kukunya pendek dan bersih

g. Siswa tidak merokok

h. Siswa ada yang menjadi dokter kecil atau promosi kesehatan

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 5

Page 6: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

sekolah (minimal 10 orang)1

2.3. Kesehatan Lingkungan

Undang-Undang Dasar 1945 pasal pasal 28 H menjadi alasan mengapa diangkat

pembahasan mengenai kesehatan lingkungan. Fakta di lapangan yang menarik

perhatian adalah masih tingginya insidensi rata-rata penyakit yang disebabkan oleh

kurang terjaganya kesehatan lingkungan,salah satunya demam berdarah.

WHO menjelaskan arti kesehatan lingkungan merupakan keseimbangan ekologi

yang harus ada antara manusia dan lingkungannya agar dapat menjamin keadaan

sehat dari manusia. Lingkungan yang sehat memiliki arti lingkungan yang bebas

dari kerawanan sosial budaya dan polusi, tersedianya air minum dan sarana sanitasi

lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan

kawasan yang berwawasan kesehatan. Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan

yang sehat, individu, keluarga dan masyarakat dapat memperoleh derajat kesehatan

setinggi-tingginya.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) yang sekarang lebih

dikenal dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI)

menempatkan kesehatan lingkungan menjadi salah satu dari 6 bagian Program

Pembangunan Kesehatan yang merupakan kelanjutan Rencana Pembangunan

Kesehatan Menuju Indonesia Sehat. Program lingkungan sehat bertujuan untuk

mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat yang mendukung tumbuh kembang

anak dan remaja, memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup sehat dan memungkinkan

interaksi sosial, melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari

lingkungan sehigga tercapai derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

yang optimal. Sasaran program ini ialah

a. Tersusunnya kebijakan dan konsep peningkatan kualitas lingkungan di

tingkat lokal, regional dan nasional dengan kesepakatan lintas sektoral

tentang tanggungjawab perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

b. Terselenggaranya upaya peningkatan lingkungan fisik, sosial dan budaya

masyarakat dengan memaksimalkan potensi sumber daya secara mandiri

c. Meningkatnya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk memelihara

lingkungan sehat

d. Meningkatnya cakupan keluarga yang mempunyai akses terhadap air bersih

yang memenuhi kualitas bakteriologis dan sanitasi lingkungan tingkat kota

dan pedesaan

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 6

Page 7: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

e. Tercapainya pemukiman dan lingkungan perumahan yang memenuhi syarat

keseharan di pedesaan dan perkotaan termasuk penanganan daerah kumuh

f. Terpenuhinya persyaratan kesehatan di tempat ibadah, pasar, sarana

pendidikan, jasa boga, restoran atau rumah makan dan hotel atau

penginapan

g. Terpenuhinya lingkungan sekolah dengan ruang yang memadai dan

kondusif untuk menciptakan interaksi sosial dan mendukung perilaku hidup

yang sehat

h. Terpenuhinya persyaratan kesehatan, termasuk bebas radiasi di tempat

kerja, perkantoran dan industri

i. Terpenuhinya persyaratan kesehatan, termasuk pengolahan limbah di

seluruh rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain

j. Terlaksananya pengolahan limbah industri dan polusi udara oleh industry

maupun sarana transportasi

k. Menurunnya paparan pestisida dan insektisida di lingkungan kerja pertanian

dan industri serta pengawasan produk-produknya untuk keamanan

konsumen.2

Lingkungan memiliki dua tujuan dan ruang lingkup meliputi umum dan khusus.

Untuk yang pertama dilihat adalah tujuan dan ruang lingkup umum, melakukan

segala perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman pada kesehatan dan

kesejahteraan hidup manusia, melakukan usaha pencegahan dengan mengatur

berbagai sumber lingkungan dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan

hidup manusia. melakukan kerjasama dan melaksanakan program secara terpadu

antara masyarakat, pemerintah, lembaga non pemerintah dalam menghadapi bencana

alam atau wabah penyakit menular. Sedangkan pada tujuan dan ruang lingkup

khusus menyangkut usaha perbaikan atau pengendalian terhadap lingkungan hidup

manusia. Beberapa contohnya antara lain:

a. Kecukupan penyediaan air bersih yang memeunhi persyaratan kesehatan

b. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan dikonsumsi

oleh masyarakat secara luas

c. Perubahan ekosistem yang disebabkan oleh pencemaran akibat sisa

pembakaran berbagai bahan bakar, kebakaran hutan dan gas beracun yang

berbahaya bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 7

Page 8: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

d. Hadirnya berbagai limbah dari berbagai sumber

e. Melakukan kontrol terhadap antrophoda dan rodent yang menjadi vektor

penyakit dan memutuskan rantai penularan penyakitnya

f. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi persyaratan

kesehatan

g. Kebisingan, radiasi dan kesehatan kerja

h. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi program

kesehatan lingkungan

Lingkungan hidup pada manusia maupun makhluk hidup lainnya dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Lingkungan hidup internal: proses fisiologi dan biokimia yang

berlangsung dalam tubuh manusia pada saat tertentu yang juga mampu

menyesuaikan diri dengan keadaan dan perubahan yang terjadi di luar

tubuh untuk kelangsungan hidupnya yang disebut juga bersifat

homeostasis, contohnya perubahan dari panas ke dingin

b. Lingkungan hidup eksternal: segala sesuatu yang berupa benda hidup atau

mati, ruang energi, keadaan sosial ekonomi maupun budaya yang dapat

membawa pengaruh terhadap peri kehidupan manusia.3

2.3.1. Pencemaran Lingkungan

Pengertiannya adalah perubahan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan

manusia atau alam dikarenakan masuk atau dimasukkannya energi, komponen

agen atau zat yang berbahaya. Menurut sudut pandang ekologi pencemaran

lingkungan dipengaruhi oleh tiga faktor yang memiliki keterkaitan antara satu

dan lainnya (epidemiological atau ecological triad ), yaitu agen (biologis,

kimiawi, fisik dan mekanis), hos (gen, ras, seks) dan lingkungan itu sendiri

(fisik, biologis, sosial).

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 8

Page 9: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

Agen(A)

Hos(H)

Lingkungan(E)

Berikut adalah bagannya

Bagan 1 Keseimbangan Lingkungan

WHO (World Health Organization) di tahun 1968 mengajukan tindakan

pencegahan dan pengendalian pencemaran lingkungan, yaitu:

a. Containment: salah satunya pemasangan alat penyaringan atau

pembuangan agar konsentrasi gas buruk yang keluar masih dalam

ambang batas mutu emisi udara yang diizinkan

b. Replacement: mengganti sumber energi yang menjadi etiologi

pencemaran lingkungan

c. Dilution: upaya untuk melakukan pengenceran pada zat pencemar

d. Legislation: menegakan peraturan dan perundang-undangan

mengenai pencemaran sehingga setiap orang yang terkait langsung

atau tidak langsung di dalamnya terlindungi serta kelestarian

lingkungan dapat terus terjaga

e. International action: dibentuknya suatu jaringan internasional yang

bertugas memantau dan mempelajari berbagi kasus pencemaran.3

2.3.1.1. Pencemaran Udara

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 9

Internal Fisiologis

Biokimiawi

Psikologis

Eksternal Fisik

Biologi

Kimiawi

Sosekbud

Page 10: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

Udara merupakan bagian penting bagi manusia setelah air.

Fungsinya dapat menyediakan oksigen yang berguna bagi kehidupan

manusia khususnya,juga dapat menjadi penghantar suara dan bunyi-

bunyian, pendingin benda-benda yang panas dan dapat menjadi media

penyebaran penyakit yang menginfeksi manusia. Jika kondisi udara

tidak baik dapat dikatakan telah mengalami pencemaran. Pencemaran

udara adalah keadaan dimana masuk atau dimasukannya komponen,

zat atau agen yang saat melewati ambang batas normalnya

menimbulkan perubahan pada kualitas udara yang baik bagi manusia

dan makhluk hidup lain. Sumber pencemaran udara didapat dari

kegiatan manusia dan aktifitas alam.

Jika kita ingin mengetahu udara sekitar berada dalam keadaan

tercemar atau tidak terdapat beberapa indikator yang dapat

dipergunakan seperti pemeriksaan konsentrasi gas sulfurdioksida,

indeks asap dan partikel-partikel debu di udara

Pencemaran udara menimbulkan efek terhadap kesehatan

manusia baik secara cepat ataupun lambat. Contoh efek cepat yang

terjadi ditunjukan dengan peningkatan angka kasus kesakitan dan

kematian akibat penyakit pernapasan. Pada efek lambat yang

ditimbulkan dari pencemaran udara adalah penyakit bronkitis kronis

dan kanker paru primer.

Mengatasi pencemaran udara manusia memerlukan suatu usaha

yang dikenal sebagai manajemen berbasis lingkungan. Manajemen ini

memiliki andil dikarenakan sebuah pemikiran dimana manusia dengan

segala katifitasnya tidak lepas dari lingkungan. Hubungan yang begitu

interaktif ini memungkinkan terjadinya penyebaran penyakit infeksi

yang dapat menular pada manusia, dikenal sebagai proses kejadian

penyakit. Yang menjadi perhatian utama dari manajemen lingkungan

adalah factor penyebab, media transmisi, dan mengikutsertakan pula

faktor penduduk sebagai objek penularan sebelum penanganan pada

manusia yang menderita penyakit.4

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 10

Page 11: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya

pencemaran udara dapat dilalui dengan jangka pendek dan panjang.

Jangka pendeknya seperti sosialisasi melalui media cetak dan

elektronik mengenai pencemaran udara dan dampaknya bagi ekosistem

dan keberlangsungan hidup manusia dan dilakukan uji emisi gas pada

pabrik ataupun angkutan umum. Untuk upaya jangka panjang

contohnya mempersiapkan suatu undang-undang tentang kesehatan

lingkungan untuk menjamin lingkungan selalu dalam kualitas yang

optimal dan melakukan penghijauan atau pembuatan taman-taman

kota. 3

2.4. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba (1973) memiliki pengertian

setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu

organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,

kelompok dan ataupun masyarakat. Dalam menentukan jenis dan bentuk pelayanan

kesehatan dilihat atas tiga faktor diantaranya:

a. Cara pengorganisasian pelayanan kesehatan

b. Ruang lingkup kegiatan pelayanan kesehatan

c. Sasaran pemberian layanan kesehatan

Setelah melihat faktor-faktor di atas, secara sederhana dapat diklasifikasikan

dua bentuk dan jenis pelayanan kesehatan. Hal ini dikemukakan oleh Hodgets dan

Cascio (1983):

a. Pelayanan kedokteran: pelayanan kesehatan ini ditandai dengan cara

pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri (solo practice) atau bersama

dalam suatu organisasi, dengan tujuan utama untuk menyembuhkan penyakit

dan memulihkan kesehatan. Sasaran yang diinginkan adalah perseorangan

dan keluarga.

b. Pelayanan Kesehatan Masyarakat: kelompok pelayanan kesehatan yang cara

pengorganisasiannya secara bersama-sama dalam suatu organisasi, bertujuan

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dan

memiliki sasaran kelompok atau masyarakat.

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 11

Page 12: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

Meskipun terdapat perbedaan diantara pelayanan kedokteran dan pelayanan

kesehatan masyarakat tetap keduanya harus memenuhi persyaratan pokok daripada

pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu tersedia dan berkesinambungan, dapat

diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau dan bermutu. Sehingga

terbentuklah pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu. Ada dua pendekatan

yang dapat dijabarkan dalam upaya membentuk pelayanan kesehatan yang

menyeluruh dan terpadu, seperti pendekatan institusi yang memiliki sifat sederhana

dibandingkan pendekatan sistem. Ini dikarenakan pada pendekatan institusi

menyelenggarakan pelayanan kesehatan hanya dalam satu atap. Sedangkan

pendekatan sistem hadir untuk menjawab semakin kompleksnya permasalahan

kesehatan yang ada. Disini pelayanan kesehatan akan dibagi dalam strata-strata,

dimana setiap strata akan ada hubungan kerjasama membentuk kesatuan yang

terpadu. 5

2.4.1. Stratifikasi Pelayanan Kesehatan

Secara umum stratifikasi pelayanan kesehatan dikelompokan atas 3

macam, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama yang nantinya menjadi

bahasan utama. Kemudian pelayanan kesehatan tingkat kedua dan tingkat

ketiga. Sebelumnya mari dibedakan tiga strata tersebut

a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health service):

pelayanan ini dibutuhkan oleh seluruh kalangan masyarakat (bersifat

pokok), bernilai strategis berupa peningkatan derajat kesehatan,

umumnya bentuk pelayanan yang diberikan adalah rawat jalan dan

contohnya pusat pelayanan kesehatan masyarakat (puskesmas).

Puskesmas akan dibahas selanjutnya.

b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (secondary health service):

pelayanan kesehatan ini merupakan lanjutan dari bagian pertama,

bersifat rawat inap. Sehingga penyelenggaraannya membutuhkan

tenaga-tenaga spesialis.

c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tertiary health service):

kompleksnya masalah kesehatan di masyarakat membuat pelayanan

kesehatan pada tingkat ini membutuhkan tenaga-tenaga subspesialis.5

2.4.2. Pusat Kesehatan Masyarakat

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 12

Page 13: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

Pusat kesehatan masyarakat yang dikenal dengan sebutan puskesmas

merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah

kerja sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Visi puskesmas adalah

tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Arti

kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang

ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyrakat hidup dalam

lingkungan dan berperilaku yang sehat, dapat menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta meraih derajat kesehatan

setingi-tingginya. Empat indicator untuk menilai keberhasilan kecamatan

sehat adalah lingkungan sehat, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan

yang bermutu dan derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Demi tercapainya visi yang diinginkan dibuatlah beberapa misi yang

dilakukan oleh puskesmas, yaitu menggerakan pembangunan berwawasan

kesehatan, mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyrakat,

memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan standar dan

memuaskan masyarakat. Dilanjutkan dengan memelihara-meningkatkan

kesehatan perorangan, keluarga masyarakat dan lingkungannya,

Puskesmas memiliki kedudukan berbeda-beda jika dilihat dari berbagai

sistem. Jika dinilai dari sistem kesehatan nasional (SKN), puskesmas

merupakan sarana pelayanan kesehataran strata pertama yang

bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan

masyarakat di wilayah kerjanya. Pada sistem kesehatan kabupaten atau kota

bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas yang diberikan dalam

pembangunan kabupaten atau kota tersebut. Sedangkan sistem pemerintah

daerah adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

merupakan unit struktural dari pemerintah daerah kabupaten atau kota bidang

kesehatan di tingkat kecamatan. Dan terakhir kedudukan puskesmas antara

sarana pelayanan kesehatan strata pertama bertindak sebagai mitra. Tidak

hanya itu di wilayah kerjanya puskesmas terdapat pula berbagai upaya

kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat, seperti posyandu,

polindes, pos obat desa dan lain-lain, yang nantinya disana puskesmas

bertindak sebagai pembina.

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 13

Page 14: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

Puskesmas memiliki pola struktur organisasi yang cukup jelas. Berikut

gambarannya:

a. Kepala puskesmas

b. Unit tata usaha yang membantu dalam bidang

i. Data dan informasi

ii. Perencanaan dan penilaian

iii. Keuangan

iv. Umum dan kepegawaian

c. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas

i. Upaya kesehatan masyarakat

ii. Upaya kesehatan perorangan

d. Jaringan pelayanan puskesmas

i. Unit pelayanan puskesmas pembantu

ii. Unit pelayanan puskesmas keliling

iii. Unit Bidan di desa atau komunitas

Tanggungjawab yang dimiliki oleh puskesmas membuatnya harus

memiliki upaya-upaya dalam memenuhinya. Upaya kesehatan tersebut dibagi

menjadi dua, yaitu:

a. Upaya kesehatan wajib: upaya kesehatan ini didasarkan pada

komitmen nasional, regional dan global serta memiliki daya

ungkit yang tinggi dalam peningkatan derajat kesehatan

masyrakat dan harus dilakukan oleh setiap puskesmas yang ada

di Indonesia,terdiri atas

i. Upaya promosi kesehatan

ii. Upaya kesehatan lingkungan

iii. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana

iv. Upaya gizi masyarakat

v. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

vi. Upaya pengobatan

b. Upaya kesehatan pengembangan: yang dimaksudkan adalah

dilihat dari permasalahan kesehatan di masyarakat dan

disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 14

Page 15: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

pengembangan dipilih dari upaya kesehatan pokok puskesmas

antara lain:

i. Upaya kesehatan sekolah

ii. Upaya kesehatan olah raga

iii. Upaya perawatan kesehatan masyarakat

iv. Upaya kesehatan kerja

v. Upaya kesehatan gigi dan mulut

vi. Upaya kesehatan jiwa

vii. Upaya kesehatan mata

viii. Upaya kesehatan usia lanjut

ix. Upaya kesehatan pengobatan tradisional6

2.4.2.1. Asas Pengelolaan Puskesmas

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di

Indonesia, pengelolaan program kerja puskesmas berpedoman pada

empat asas pokok yaitu

a. Asas pertanggungjawaban wilayah: Puskesmas memiliki

tanggungjawab atas semua masalah kesehatan masyarakat

di wilayah kerjanya. Selain daripada itu, program yang

dilakukan tidak hanya bersifat pasif atau menanti

kunjungan masyarakat, tetapi juga secara aktif

memberikan pelayanan sedekat mungkin dengan

masyarakat.

b. Asas peran serta masyarakat: dalam kegiatan yang

dijalani puskesmas hendaknya melibatkan masyarakat.

Salah satu bentuknya ialah posyandu (pos pelayanan

terpadu).

c. Asas keterpaduan: upaya memadukan tidak hanya

dipandang dari paduan berbagai program kerja kesehatan

(lintas program), melainkan dengan program dari sektor

lain (lintas sektoral)

d. Asas rujukan: saat puskesmas tidak memiliki kemampuan untuk

menangani masalah kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, ia harus

merujuknya ke sarana kesehatan yang lebih mampu dengan jalur

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 15

Page 16: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

rujukannya adalah rumah sakit. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan

masyarakat jalur rujukannya berbagai “kantor “ kesehatan.5

Pada rujukan kesehatan masyarakat dibagi atas 3 jenis, diantaranya:

i. Sarana dan logistik; peminjaman peralatan fogging, bantuan

obat-obatan, peminjaman peralatan laboratorium dan lain-lain

ii. Tenaga dan operasional: di saat membutuhkan tenaga ahli saat

mendapatkan kasus luar biasa dapat diminta oleh puskesmas

bersangkutan, lainnya seperti bantuan hukum dalam menangani

hukum kesehatan dan penanggulangan gangguan kesehatan

akibat bencana alam.

iii. Rujukan operasional: menyerahkan sepenuhnya kewenangan

dan tanggungjawab mengenai penyelesaian masalah kesehatan

masyrakat dan atau penyelenggaraan upaya kesehatan jika

tidak mampu kepada dinas kesehatan kabupaten atau kota.

Agar lebih mudah dipahami lihat skema berikut ini6

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 16

Page 17: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

Bagan 2 Perbedaan Rujukan Kesehatan Perorangan dan Masyarakat

2.5. Penyakit Menular

Penyakit menular atau penyakit infeksi adalah sebuah penyakit yang disebabkan

oleh sebuah agen biologi (seperti virus, bakteria atau parasit), bukan disebabkan

faktor fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracunan).

Mekanisme dimana penyakit infeksi ditularkan dari suatu sumber atau reservoir

kepada seseorang. adalah sebagai berikut :

a. Penularan Langsung

Mekanisme ini menularkan bibit penyakit langsung dari

sumbernya kepada orang atau binatang lain melalui “Port d’entre”.

Hal ini bisa melalui kontak langsung seperti melalui sentuhan, gigitan,

ciuman, hubungan seksual, percikan yang mengenai conjunctiva,

selaput lendir dari mata, hidung atau mulut pada waktu orang lain

bersin, batuk, meludah, bernyanyi atau bercakap (biasanya pada jarak

yang kurang dari 1 meter)

b. Penularan Tidak Langsung

i. Penularan melalui alat – alat yang terkontaminasi seperti

mainan anak-anak, saputangan, kain kotor, tempat tidur, alat

masak atau alat makan, instrumen bedah atau duk; air,

makanan, susu, produk biologis seperti darah, serum, plasma,

jaringan organ tubuh, atau segala sesuatu yang berperan

sebagai perantara dimana bibit penyakit di “angkut” dibawa

kepada orang/binatang yang rentan dan masuk melalui “Port

d’entre” yang sesuai. Bibit penyakit tersebut bisa saja

berkembang biak atau tidak pada alat tersebut sebelum

ditularkan kepada orang/binanat yang rentan.

ii. Penularan melalui vektor – (i) mekanis : Cara mekanis ini

meliputi hal-hal yang sederhana seperti terbawanya bibit

penyakit pada saat serangga merayap ditanah baik terbawa pada

kakinya atau pada belalainya, begitu pula bibit penyakit

terbawa dalam saluran pencernaan serangga. Bibit penyakit

tidak mengalami perkembangbiakan. (ii) biologis : cara ini

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 17

Page 18: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

meliputi terjadinya perkembangbiakan (propagasi/multiplikasi),

maupun melalui siklus perkembangbiakan atau kombinasi

kedua-duanya.

(cyclopropagative) sebelum bibit penyakit ditularkan oleh

serangga kepada orang/binatang lain.

Masa inkubsi ekstrinsik diperlukan sebelum serangga menjadi

infektif. Bibit penyakit bisa ditularkan secara vertical dari

induk serangga kepada anaknya melalui telur (transovarium

transmission); atau melalui transmis transtadial yaitu Pasasi

dari satu stadium ke stadium berikutnya dari siklus hidup

parasit didalam tubuh serangga dari bentuk nimfe ke serangga

dewasa.

Penularan dapat juga terjadi pada saat serangga menyuntikkan

air liurnya waktu menggigit atau dengan cara regurgitasi atau

dengan cara deposisi kotoran serangga pada kulit sehingga bibit

penyakit dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui luka

gigitan serangga, luka garukan. Cara penularan seperti ini

bukanlah cara penularan mekanis yang sederhana sehingga

serangga yang menularkan penyakit dengan cara ini masih bisa

disebut sebagai vektor penyakit.

c. Penularan Melalui Udara

Penyebaran bibit penyakit melalui Port d’entre yang sesuai, biasanya

saluran pernafasan. Aerosol berupa berupa partikel ini sebagian atau

keseluruhannya mengandung mikro organisme. Partikel ini bisa tetap

melayang-layang diudara dalam waktu yang lama sebagian tetap

infektif dan sebagian lagi ada yang kehilangan virulensinya. Partikel

yang berukuran 1 – 5 micron dengan mudah masuk kedalam alveoli

dan tertahan disana.

Percikan (droplet) dan partikel besar lainnya tidak dianggap sebagai

penularan melalu udara (airborne).

i. Droplet nuclei: Biasanya berupa residu ukuran kecil sebagai

hasil penguapan dari cairan percikan yang dikeluarkan oleh

inang yang terinfeksi. Droplet nuclei ini bisa secara sengaja

dibuat dengan semacam alat, atau secara tidak sengaja terjadi

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 18

Page 19: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

di labortorium mikrobiologi dan tempat pemotongan hewan,

di tempat perawatan tanaman atau di kamr otopsi. Biasanya

droplet nuclei ini bertahan cukup lama di udara.

ii. Debu: Partikel dengan ukuran yang berbeda yang muncul dari

tanah (misalnya spora jamur yang dipisahkan dari tanah oleh

udara atau secara mekanisme), dari pakaian, dari tempat tidur

atau kutu yang tercemar.7

2.5.1. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Mencegah dan memberantas penyakit menular yang ada dapat dilakukan

melalui beberapa cara, seperti mengumpulkan dan menganalisa penyakit,

melaporkan kasusnya kepada dinas kesehatan, menyelidiki kebenarannya di

lapangan, melihat keberadaan kasus baru dan menelusuri sumber penyakitnya,

melakukan tindakan permulaan untuk menahan laju pertambahan kasus,

menyembuhkan penderita sehingga tidak menjadi sumber infeksi, pemberian

imunisasi, pemberantasan vektor dan pendidikan kesehatan pada masyarakat.8

2.6. Imunisasi

Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa di

dalam paradigma sehat dilaksanakan melalui beberapa kegiatan antara lain

pemberantasan penyakit. Salah satu upaya pemberantasan penyakit menular adalah

upaya pengebalan (imunisasi). Dari sana dapat kita simpulkan bahwa imunisasi

merupakan cara untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara

aktif terhadap suatu penyakit. Sehingga bila ia terpapar dengan penyakit tersebut

tidak akan menderita.9

2.6.1. Program Imunisasi

Program imunisasi memiliki 3 sasaran pembahasan, yaitu dilihat dari

usia yang diimunisasi, tingkat kekebalan yang ditimbulkan dan wilayah atau

lokasinya.Jika kita lihat pada usia yang diimunisasi, maka pada imunisasi

rutin yang akan mendapatkannya bayi (di bawah satu tahun), wanita usia

subur (wus, wanita berusia 15-39 tahun, termasuk ibu hamil (bumil) dan calon

pengantin(cantin)) dan anak usia sekolah dasar.Sedangkan dari imunisasi

tambahan diberikan pada bayi dan anak-anak.Menurut sasaran berdasarkan

tingkat kekebalan yang ditimbulkan ada imunisasi dasar (bayi) dan imunisasi

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 19

Page 20: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

lanjutan (anak usia SD dan wanita subur). Yang terakhir imunisasi

berdasarkan wilayah atau lokasinya adalah seluruh desa atau kelurahan di

wilayah Indonesia. Agar lebih mudah memamahi mengenai imunisasi di

bawah ini adalah salah satu gambaran pemberian imunisasi dasar lengkap.9

Gambar 1 Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap

3. Pembahasan

Pada skenario F ditemukan adanya permasalahan kesehatan terutama menularnya

suatu penyakit dari satu siswa ke siswa lainnya. Siswa yang memiliki bibit penyakit ini

dikatakan sebagai sumber sakit yang jika dibiarkan akan mampu menularkan penyakitnya

kepada siswa atau orang lain yang rentan. Siswa atau orang lain ini dikenal sebagai hos.

Kerentanan ini dipengaruhi oleh keadaan diri yang memang kurang menjaga kebersihan

dan kesehatan, tubuh mereka yang tidak memiliki sistem pertahanan yang sempurna

(masalah genetik) dan tidak melakukan tindakan pencegahan seperti mengurangi interaksi

dengan teman yang sakit. Sedangkan permasalahan yang ada pada sumber sakit dapat

dikarenakan belum sempurnanya terapi untuk penyembuhan penyakitnya sehingga bibit

penyakit tetap berada di dalam tubuhnya atau bisa jadi memang tidak melakukan

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 20

Page 21: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

penanganan terhadap penyakitnya dengan anggapan akan sembuh dengan sendirinya

dalam beberapa hari ke depan.

Lingkungan akan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam penyebaran

penyakit. Jika kita lihat dari lingkungan sosial, hal yang mungkin saja dapat terjadi di

sekolah pihak guru tidak memberikan izin atau mengingatkan siswa yang mengidap

penyakit itu pertama kali untuk beristirahat beberapa hari ke depan agar penyembuhan

terhadap penyakit sukses. Tindakan lain yang bisa saja terlewatkan baik dari guru ataupun

orang tua untuk meminta anak mempergunakan masker sehingga batuk yang bisa saja

disertai oleh droplet (percikan air ludah) mengandung bibit penyakit tersebar kepada

orang-orang yang berada di sekitarnya. Lingkungan fisik yang buruk, seperti lingkungan

yang lembab atau kurang mendapatkan sinar matahari yang cukup, ventilasi udara yang

kurang, sanitasi tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan kebersihan tidak terjaga,

dimana banyak sampah yang berserakan menjadikan lingkungan tersebut tempat yang

nyaman untuk bibit penyakit bertahan hidup dan berkembang biak.

Setelah melihat keterkaitan antarfaktor yang mampu menimbulkan penularan

penyakit dibutuhkan usaha untuk menyelesaikan dan mencegah terulangnya kasus

tersebut. Selain itu bagi sekolah lain yang belum pernah mengalaminya dapat menjadikan

problematika yang dialami oleh SD Harapan Jaya sebagai pelajaran yang berarti dan

membuat sebuah tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan yang dapat dipilih oleh SD

Harapan Jaya atau sekolah lainnya melalui mengikuti kegiatan imunisasi yang

dikhususkan untuk siswa-siswi mereka melalui program pemerintah yang dikenal dengan

nama BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah). BIAS adalah bentuk operasional dari

imunisasi lanjutan pada anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu setiap

tahunnya dengan sasaran semua anak kelas 1, 2 dan 3 di seluruh Indonesia . Contoh

pemberian imunisasinya adalah campak. Program ini dikenal dengan sebutan Catch Up

Campaign Campak. Kegiatan ini dilakukan dengan pemberian imunisasi campak secara

serentak pada anak SD dari kelas satu hingga kelas enam, tanpa mempertimbangkan

status imunisasi sebelumnya dengan dua tujuan yaitu memutuskan rantai penularan dan

berguna sebagai booster atau imunisasi ulangan (imunisasi ke dua).Di bawah ini adalah

ringkasan mengenai imunisasi untuk anak sekolah9

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 21

Page 22: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

Tabel 1 Jadwal Pemberian Imunisasi Anak Sekolah

Imunisasi Anak Sekolah Pemberian Imunisasi Dosis

Kelas 1 DT 0.5 cc

Campak 0.5 cc

Kelas 2 TT 0.5 cc

Kelas 3 TT 0.5 cc

Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah menggiatkan program UKS (Usaha

Kesehatan Sekolah). Perlu diketahui bahwasanya UKS berada di bawah bimbingan dan

pengawasan puskesmas. Latar belakang UKS harus digalakan karena menjadi pelopor

dalam menegakan perilaku hidup bersih dan sehat untuk seluruh warga sekolah.

Keberhasilan menerapkan PHBS akan terlihat dan dirasakan secara tidak langsung dalam

berbagai kondisi berikut ini, yaitu:

a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat, sehingga siswa, guru dan masyarakat

lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit,

b. Meningkatnya semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada prestasi

belajar siswa

c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu

menarik minat orangtua

d. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan

e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.

4. Penutup

Masalah yang dialami SD Harapan Jaya benar adalah penyebaran penyakit menular

dikarenakan adanya siswa yang bertindak sebagai agen atau sumber penyakit, dua siswa

lainnya hos yang memiliki kerentanan untuk tertular dan lingkungan sekolah.

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 22

Page 23: Blok Paradigma Sehat Dhanis Sartika 102012519 F9 2012

Daftar Pustaka

1. Manda S,Nurahmi,Wahida St,ed.Pedoman pengembangan kabupaten/kota

percontohan program perilaku hidup bersih dan sehat.Makasar:Pemerintah Provinsi

Sulawesi Selatan Dinas Keehatan Subdin Promosi dan Kesehatan Masyarakat;2006.

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Katalog dalam terbitan.Indikator

Indonesia sehat 2010 dan pedoman penetapan indikator provinsi sehat dan kabupaten

atau kota sehat.Keputusan Menteri Kesehatan Republik no

1202/Menkes/SK/VIII/2003.351 (077).Jakarta:Departemen Kesehatan Republik

Indonesia;2003.h.7-8.

3. Chandra B.Pengantar kesehatan lingkungan.Cetakan ke 1Jakarta:EGC.2007.

4. Annies.Seri lingkungan dan penyakit.Manajemen berbasi lingkungan.Solusi

mencegah dan menanggulangi penyakit menular.Jakarta:Elex Media

Komputindo;2006.h.18-24.

5. Azwar A.Pengantar administrasi kesehatan.Edisi ke-3.Jakarta:Binarupa Aksara:2010.

6. Sujudi A.Keputusan Menteri Kesehatan tentang kebijakan dasar pusat kesehatan

masyarakat no 128/MENKES/SK/II/2004.Jakarta:Menteri Kesehatan Republik

Indonesia; 10 Februari 2004.h.5-19.

7. Chin J.Manual pemberantasan penyakit menular.Edisi ke-

17.Atlanta:CDC;2000.h.xIvii-xIix.

8. Efendi N.Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat.Edisi ke-

2.Jakarta:EGC;1998.

9. Supari SF.Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

1611/Menkes/SK/XI/2005 tentang pedoman penyelenggaraan

imunisasi.Jakarta:Menteri Kesehatan Republik Indonesia;24 Nopember 2005.

| Masalah Penyakit Menular di Sekolah Dasar 23