paradigma sehat

download paradigma sehat

of 10

description

sehatparadigmasempurna

Transcript of paradigma sehat

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA (UKRIDA)BLOK 2 MODUL 2Balita Gizi Buruk di Posyandu MelatiNama : Filzah Atikah binti JohaminNim : 102012491Alamat Korespondensi : Universitas Kristen Krida Wacana,Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta 11510. Email : [email protected]

___________________________________________________________________________

Pendahuluan Gizi merupakan dialek bahasa Mesir yang berarti makanan. Gizi adalah bahan nutrisi yang dibutuhkan dan digunakan tubuh untuk memelihara atau mempertahankan hidup, untuk pertumbuhan badan dan untuk perbaikan jaringan tubuh. Jika seseorang tidak mengkonsumsi gizi yang cukup, status gizi akan menjadi kurang, buruk atau sangat buruk. Hal ini akan menyebabkan menurunnya pertumbuhan tubuh, daya tahan terhadap penyakit semakin berkurangan, dan menjadi kurang cerdas. Tetapi, jika seseorang itu terlalu banyak mengkonsumsi gizi, seseorang itu akan mengalami gizi lebih dan menyebabkan kegemukan dan obesitas.1 Walaupun masalah gizi kurang dalam kalangan balita semakin berkurangan, tetapi masih ada kasus balita yang mengalami gizi buruk sehingga menyababkan berat badan mereka hanya berada di bawah garis merah (BGM) sehingga perlu diberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada mereka. Masalah gizi ini dipengaruhi dan disebabkan oleh banyak faktor sama ada masalah dasar, masalah utama, penyebab tidak langsung dan juga penyebab tidak langsung. Masalah gizi ini bisa dihapuskan seandainya ada kerjasama antara semua individu dan disertai dengan usaha keras.

Isu pembahasan

1. Konsep sehat-sakitSehat bukan sahaja didefinisikan sebagai kondisi fisik, mental dan sosial yang berada dalam keadaan optimal tetapi jugakondisi seseorang yang bebas dari penyakit dan dari sebarang bentuk kelemahan fisik, mental dan sosial. Sakit pula adalah penyimpangan seseorang dari keadaan yang optimal. Berlakunya gangguan terhadap fisik, mental dan tingkah laku individu.

1.1 Masalah GiziGizi buruk atau dikenali juga dengan nama busung lapar merupakan fenomena unik. Meskipun butuh waktu yang lama untuk menderita gizi buruk, hal ini tetap jadi kepada balita walaupun dalam jumlah yang sangat minima seperti di Posyandu Melati. Berita gizi buruk akan sentiasa menghiasi media massa, namun masalahnya tidak kunjung usai. United Nations Childrens Fund (UNICEF) melaporkan bahwa anak balita penderita gizi buruk meningkat menjadi 2,3 juta (2005/2006) di Indonesia.2 Masalah gizi merupakan sindroma kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan juga karena kesadaran gizi masyarakat khususnya ibu bapa yang belum mencukupi. Hiegenis dan sanitasi perorangan dan lingkungan yang kurang bersih dan kurang mendukung akan menyebablan timbulnya pelbagai penyakit infeksi yang menyebabkan timbulnya pelbagai penyakit infeksi contohnya diare dan kolera yang pada akhirnya nanti menyebabkan keadaan kesehatan dan kuantitas gizi balita berkurangan. Selain itu, masalah gizi bukan sahaja berkaitan dengan aspek kesehatan tetapi juga sangat berkaitan dengan aspek lan seperti ekonomi, sosio-budaya, tahap pendidikan, kependudukan dan sebagainya. 1.2 Penyebab masalah giziMasalah dasar yang menjadi penyebab masalah gizi adalah krisis politik dan ekonomi. Korupsi yang berlaku menyebabkan uang yang sepatutnya digunakan untuk kebajikan rakyat lesap dan hilang sehingga rakyat tidak mendapat apa yang selayaknya mereka dapat. Praktik suap menyuap di Indonesia sudah menjadi kebiasaan yang lumrah. Khususnya dalam institusi pelayanan yang berkaitan dengan publik. Memberikan uang atau barang dalam rangka mempercepat proses yang berkaitan dengan birokrasi. Pemberian itu sebagai tanda agar dipercepat urusannya tanpa melalui mekanisme yang berlaku. Tetapi hakikatnya, urusan itu tetap tidak terlaksana karena pemberian itu disalahguna untuk kepentingan pribadi. Apabila suap-menyuap tidak diberantas, maka kepercayaan masyakarat terhadap pemerintah akan berkurang. Sehingga mereka akan melakukan caranya sendiri-sendiri dalam menyelesaikan setiap masalah terutama yang berurusan dengan hukum. Suap menyuap juga menjadikan biaya operasional pemerintahan menjadi membengkak. Anggaran yang seharusnya digunakan untuk kebajikan dan kesejahteraan masyarakat, malah masuk ke kantong-kantong pribadi pejabat, atau memperkaya diri. Pembangunan tidak dapat dijalankan dengan baik dan lancar karena modal yang sepatutnya digunakan lesap. Sebagai contoh keadaan ini akan menyebabkan terbantutnya pertumbuhan ekonomi yang akan membawa kepada ekonomi merosot.Masalah utama yang turut menyumbang kepada masalah gizi adalah kemiskinan, pendidikan rendah, ketersediaan pangan dan kesempatan kerja. Masalah utama ini antaranya disebabkan oleh faktor ekonomi dan politik. Ekonomi yang kurang stabil mengurangnkan kesempatan kerja rakyat menyebabkan rakyat hilang punca rezeki lalu berlakunya kemiskinan. Kemiskinan yang membelenggu rakyat menyukarkan penyediaan pangan untuk balita terutamanya. Kemiskinan juga menjadi satu hambatan kepada seseorang dalam mendapatkan pendidikan tahap yang lebih tinggi.

Penyebab tidak langsung turut menyebabkan masalah gizi. Ketersediaan pangan di peringkat rumah tangga menyebabkan kurangnya konsumsi gizi dalam kalangan balita seperti ibu bapa tidak mampu menyediakan susu formula dan makanan bergizi yang lain apabila pemberian air susu ibu (ASI) dihantikan setelah bayi berusia enam bulan hingga dua tahun Ibu yang tidak memiliki gizi yang cukup turut tidak dapat memenuhi keperluan gizi bayi melalui pemberian ASI. Perilaku atau pola asuhan ibu dan anak turut mempengaruhi. Walaupun sesebuah keluarga itu tidak miskin, tetapi andai anak-anak dan ibu bapa sendiri tidak menerapkan cara pemakan sehat yang memenuhi konsumsi gizi yang dibutuhkan, masalah gizi tetap akan terjadi. Sebagai contoh, balita yang diberi makanan siap saji setiap hari. Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan turut mendukung masalah gizi. Puskesmas, posyandu atau klinik yang tidak mampu menyediakan pelayanan kesehatan strata pertama dan tidak menyeluruh sudah pasti tidak mampu memberikan penyuluhan dan pengobatan kepada penderita gizi buruk. Penyebab yang paling langsung dalam masalah gizi adalah asupan gizi dan infeksi penyakit. Asupan gizi sama ada, lebih, kurang atau buruk sudah tetap pasti akan menimbulkan masalah gizi. Tambahan pula apabila balita terinfeksi dengan penyakit seperti diatre dan anemia. Balita belum memiliki immunisasi yang kuat. Apabila mereka sakit gizi buruk, mereka bisa kurang berat badan sebanyak satu kilo dalam sekelip mata.

2. Promosi kesehatan ( Health Promotion)Promosi adalah perkenalan atau propaganda yaitu penerangan yang benar, serta usaha yang bersifat persuasif yang dilakukan terhadap seseorang atau satu kelompok masyarakat. Kesehatan adalah kondisi fisik, mental dan sosial yang berada dalam keadaan optimal dan dapat berfugsi secara normal tanpa berlakunya apa-apa gangguan terhadap fisik, mental dan sosial seseorang sehingga menyebabkan berlakunya penyimpangan seseorang dari keadaan yang normal. Jadi promosi kesehatan adalah suatu usaha penerangan yang benar dan bersifat persuasif yang dilakukan kepada mesyarakat untuk memastikan fisik, mental dan sosial sentiasa berada dalam keadaan yang optimal.Sasaran utama promosi kesehatan adalah kepada orang-orang yang masih dalam keadaan sehat karena ia menekankan usaha promotip yaitu penerangan dan persuasif untuk terus berada dalam keadaan sehat dan preventip yaitu mencegah seseorang daripada terkena penyakit atau terdedah kepada apa-apa kondisi yang boleh menyebabkan seseorang itu sakit.2.1 Visi dan MisiVisi promosi kesehatan adalah Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS). Misi promosi kesehatan adalah menjalankan usaha pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan melalui beberapa cara, yang pertama adalah advokasi atau pembelaan kesehatan untuk membuat kebijaksanaan yang berwawasan kesehatan. Ini akan membuat setiap perkara yang dilakukan ibu untuk anaknya samaada yang masih bayi mahupun balita adalah berwawasankan kesehatan, bertujuan dan demi untuk kesehatan bayi dan balita tersebut. Segala tindakan ibu adalah untuk kepentingan kesehatan anak-anaknya. Upaya yang kedua melalui menjembatani (mediating) yaitu membina suasana yang kondusif demi terwujudnya PHBS. Ibu harus memastikan kondisi, sanitasi dan hygiene lingkungan serta makanan yang diberikan kepada anak-anak bebas bersih dan mengandungi gizi yang dibutuhkan anak-anaknya agar dapat mewujudkan PHBS. Selain itu, Dinas Kesehatan, Puskesmas, Posyandu serta sektor yang berkaitan harus berusaha untuk meningkatkan (enabling) pengetahuan ibu-ibu melalui penyuluhan, pendidikan, pelatihan, dan memperkuat SDM. Apabila ibu-ibu memiliki ilmu dan pendidikan, mereka dapat mengarahkan anak-anak mereka ke arah hidup sehat bebas penyakit dan mendorong wujudnya PHBS. Masalah gizi dapat diselesaikan dan tidak ada lagi kasus berat badan bayi atau balita yang berada di bawah garis merah.2.2 Ruang lingkup promosi kesehatanBerdasarkan aspek kesehatan, ruang lingkup kesehatan boleh dibagikan kepada dua aspek yaitu aspek promotip serta aspek preventif dan kuratif.Aspek promotif adalah usaha persuasif yang terus dilakukan untuk membina dan meningkatkan kesehatan terus menerus melaui penerangan yang benar serta penyuluhan dalam mewujudkan, meningkatkan dan memelihara kesehatan. Para ibu perlu diberi penyuluhan dan pendidikan serba sedikit mengenai gizi dan diberi penekanan bahwa kesehatan itu amat penting. Kesehatan bukan segalanya tapi segalanya tidak bermakna tanpa kesehatan. Seorang ibu pasti tidak dapat bergembira bersama anaknya jika anaknya itu tidak sehat dan anak tersebut sudah pasti tidak dapat melalui waktu kanak-kanaknya dengan gembira karena dia tidak sehat, lalu kesehatan itu menghalang dia melakukan aktifitas-aktifitas harian. Kesehatan anak-anak bermula dari rumah dan bergantung pada pola asuh dan keberadaan pangan dalam rumah tangga. Orang tua seharusnya sadar dan tau peran mereka sangat penting dalam memelihara dan menjaga serta malindungu anak mereka dari masalah gizi buruk.Aspek preventif dan kuratif memberi penekanan prevention is better than cure yaitu mencegah itu lebih baik daripada mengobati dan merawat. Aspek ini dibahagi kepada tiga tingkat yaitu primer, sekunder dan tertier.2.3 PuskesmasPuskesmas adalah pusat kesehatan masyarakat. Menurut Departemen Kesehatan RI (1990) Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat, membina peran serta masyarakat serta memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh yaitu promotif, preventif, kuratif dan rehabilatatif dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Visi Puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju wujudnya Indonesia Sehat 2010 yang mencakup empat indikator yaitu lingkungan sehta, perilaku sehat, cakupan pelayanan kesehatan bermutu dan derajat kesehatan penduduk yang diindikasikan melalui penurunan angka sakit dan angka mati.3.1 Tujuan dan Fungsi PuskesmasPuskesmas diwujudkan untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah Puskesmas.

Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerakan pembangunan berwawasan kesehatan. Analisis dampak lingkungan atau andal harus dilakukan dalam setiap pembangunan yang dilakukan. Segala jenis pembangunan harus dapat memberi dampak positif terhadap kesehatan. Paling tidak, pembangunan itu tidak akan memberi apa-apa dampak negatif kepada kesehatan dalam apa jua sudut pandang. Puskesmas juga berfungsi sebagai pusat pemerdayaan masyarakat yaitu tempat di mana masyarakat dapat sama-sama berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas kesehatan diri maupun dalam masyarakat. Selain itu, Puskesmas juga adalah pusat pelayanan kesehatan strata pertama yaitu menyeluruh. Bagi perorangan pelayanan kesehatan adalah kuratif dan rehabilitatif manakala dalam masyarakat, pelayanan adalah merupakan promotif dan preventif seperti promosi kesehatan dan pembanterasan penyakit menular, perbaikan lingkungan serta perbaikan gizi. Apabila seorang ibu terutamanya datang dan meminta perawatan sama ada untuk dirinya atau anaknya, tenaga medis di Puskesmas harus segera memberikan rawatan. Jika anak itu mengalami diare berat, anak itu bisa fatal. Setelah mendapatkan rawatan, nasehat dan penyuluhan harus diberi dan dipastikan bahwa ibu tersebut memahami.2.4 Wilayah kerja PuskesmasSecara nasional, sasaran jumlah penduduk yang dilayani Puskesmas adalah satu kecamatan yang hanya memiliki 30,000 jiwa. Apabila jumlah penduduk melebihi 30, 000 jiwa, maka Puskesmas Pembantu diwujudkan untuk menampung jumlah penduduk yang lebih ramai. Puskesmas Keliling akan dibentuk untuk menjangkau masyarakat yang sulit transportasinya dan khusus untuk masyarakat di tempat-tempat terpencil. Tempat yang memiliki kasus masalah gizi tertinggi dan sering terjadi penyakit infeksi juga harus diberi perhatian. Puskesmas Keliling juga harus siap dengan segala obat dan metode-metode untuk menangani pelbagai kasus emergensi masalah kesehatan baik masalah gizi dan penyakit infeksi. Apabila terdapat lebih dari satu Puskesmas dalam satu kecamatan, maka akan dibentuk Puskesmas Pembina untuk dijadikan rujukan dan sebagai koordinasi. Puskesmas Pembina memainkan peran yang amat penting karena mereka adalah rujukan dan sebagai koordinasi. Puskesmas Pembina harus bisa benar-benar menjadi rujukan. Jadi dokter spesialis juga bisa ditempatkan di sini. Walaupun mungkin bukan setiap hari, tapi pada masa-masa tertentu agar pelayanan medis terbaik dapat diberi kepada masyarakat. Puskemas ini juga harus dapat mengkoordinasi dengan bijak semua Puskesmas yang terdapat di sesuatu kacamatan.

3. PosyanduPosyandu adalah kependekkan Pos Pelayanan Terpadu. Posyandu adalah salah satu jenis Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Isteri kepala lirah biasanya akan diangkat menjadi ketua organisasi masyarakat wanita yang bernama Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). PKK membina kadr masyarakat seperti kader kesehatan dan kader posyandu. Di dalam setiap desa atau kelurahan terdapat organisasi masyarakat yang benama Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) yang dibantu oleh PKK merupakan pengelola posyandu.Setiap desa atau kelurahan terdiri daripada beberapa rukun warga (RW). Setiap RW dipimpin ketua RW. Setiap RW minimal harus membina satu posyandu dengan kegiatan lima meja. Sistem Lima Meja ini diadakan atau diselenggarakan satu kali sebulan dan dikelola oleh lima orang kader posyandu. Selalunya pelaksanaan posyandu akan didampingi pemerintah daerah, pertanian, kesehatan dan lain-lain.Antara kegiatan posyandu adalah program Keluarga Berencana (KB)-KES-GIZI iaitu pelayanan KB, Kesehatan Ibu Anak (KIA), imunisasi, penanggulungan diare dan perbaikan gizi. 3.1 Pelaksanaan posyanduPosyandu dilaksanakan melalui kegiatan lima meja yaitu Sistem Lima Meja. Setiap meja akan melaksanakan tugas yang berbeda. System ini lebih terorganisir dan sistematik. Meja 1 : PendaftaranIbu balita/bumil/buteki akan menyerahkan Kartu Menuju Sehat (KMS) kepada kader. Kader akan mencatat nama pasien pada buku catatan dan akan menyerahkan kembali KMS beserta secarik kertas kosong untuk mencatat hasil penimbangan balita/bumil/buteki. Meja 2 : Penimbangan balita/bumil/butekiKader akan mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas kosong yang diberikan di meja 1 yang dibawa ibu balita/bumil/buteki. Meja 3 : PencatatanHasil penimbangan balita/bumil/buteki dalam secarik kertas akan dicatat di dalam buku register dan dibuatkan grafik hasil penimbangan tadi di KMS. Secarik kertas yang sudah ditulis catatan penimbangan diarsipkan. Meja 4 : Penyuluhan peroranganPenyuluhan yang akan diberikan adalah sesuai dengan masalah yang Nampak dalam grafik KMS. Sebagai contoh pada KMS balita: BB naik atau tetap PMT penyuluhan BB turun atau dua bulan berturut-turut tidak naik PMT pemulihan BB justru malah di bawah garis merah (BGM) akan dirujuk ke Puskesmas Meja 5 : PelayananSolusi akan diberi sesuai kebutuhan. Antara pelayanan adalah : i. Imunisasi yang diberikan adalah seperti tetanus toksoid yang diberikan dua kali pada ibu hamil dan BCG, DPT tiga kali, polio tiga kali, dan campak satu kali pada bayi. ii. KB kepada buteki yaitu pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko tinggi. Mereka akan diberi penyuluhan tentang cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya.iii. Kesehatan Ibu dan Anak dan PMT balita: Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah. Nasehat akan diberikan tentang makanan guna mancegah gizi buruk karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada PMT vitamin dan mineral. Nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimilasinya serta penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan program KIA turut diberi..

4. Sasaran Melalui kasus yang diberi, ada beberapa sasaran utama dalam menangani masalah gizi balita.

4.1 Ibu hamil (bumil)Ibu yang hamil sangat butuh kecukupan gizi. Zat gizi dalam makanan merupakan satu-satunya sumber nutrisi untuk janin dalam kandungan. Gizi makanan sangat diperlukan untuk membantu pertumbuhan sel, proses pematangan fungsi organ, pertumbuhan system saraf dan persediaan energi untuk janin tersebut.Jika ibu hamil mengalami masalah kekurangan gizi, bayi tidak akan mendapatkan gizi secukupnya dan menimbulkan masalah kepada hati janin. Hati janin tidak akan bisa tumbuh dengan baik. Hati janin akan menjadi kecil dan menyebabkan hati tidak dapat berfungsi dengan sempurna termasuk kemungkinan untuk mencernakan kolesterol. Jika bayi yang baru lahir memiliki hati yang kecil, kadar kolesterol dalam badannya akan sangat tinggi dengan segala akibatnya. Janin juga akan beradaptasi untuk menghemat makanan yang diperolehnya. Tubuh janin akan mengalami perubahan terhadap ensin insulin. Dalam hal ini, insulin tidak dapat bekerja dengan begitu baik sehingga metabolism karbohidrat tubuh dibatasi. Ibu hamil harus mengkonsumsi gizi yang seimbang. Tidak lebih dan tidak kurang, sesuai dengan takaran kandungan gizi yang dibutuhkan setiap hari. Apa yang dimakan ibu hamil akan mempengaruhi perkembangan janin keseluruhannya.3 Ibu hamil juga harus mengkonsumsi zat tambahan seperti zat besi tablet untuk mengelakkan ibu mengalami anemia dan menyebabkan komplikasi semasa bersalin. Anemia pada ibu hamil juga dapat menyebabkan kehamilan kurang baik dan gangguan terhadap immunitas yang bisa menyebabkan mudah terinfeksi dengan penyakit. Banyak mengkonsumsi asam folat juga perlu utuk membantu pertumbuhan janin.4.2 Ibu bersalin (bulin)Ibu yang bersalin mamiliki hak untuk memilih tempat dia bersalin. Walau di mana sahaja tempat bersalin, yang diingini ibu yang akan bersalin sama ada di rumah sendiri maupun di Puskesmas, klinik,rumah bersalin atau Rumah sakit, dia harus memastikan bahwa tempat itu bersih dan alat-alat yang akan digunakan dalam proses bersalin itu benar-benar sterile dan selamat digunakan.6 Alat-alat juga harus cukup dan bisa menampung keperluan penggunaan alat tersebut. Ibu juga harus memastikan bahwa tenaga medis yang akan menolong proses kelahiran sama ada dokter pakar, dokter maupun dukun bersalin adalah orang yang tahu apa yang harus dilakukan, siap menghadapi segala risiko dan komplikasi yang bisa terjadi semasa proses bersalin.Terdapat kasus di mana semasa proses kelahiran yang dibantu dukun ternyata alat yang digunakan tidak cukup sterile menyebabkan bayi tersebut bisa diinfeksi tetanus melalui pemotongan tali pusatnya. Selain itu, apabila ibu bersalin itu mengalami anemia, ia turut memberi kesan kepada bayinya. Jadi sangat dibutuhkan kelengkapan dan kepakaran medis yang bisa berhadapan dan mengatasi segala rintangan semasa dan selepas proses kelahiran.4.3 Ibu meneteki (buteki)Ibu yang meneteki atau menyusui anaknya perlu mengkonsumsi makanan yang mengandungi gizi sesuai kebutuhan ibu dan anaknya untuk menjaga kualitas ASI dan dalam usaha untuk memastikan bayi mendapat ASI yang paling berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Sangat penting bagi ibu untuk menjaga kesehatannya, bukan hanya dari sudut pandang makanan bergizi sahaja tetapi juga istirahat cukup dan aktifitas lain. Ibu juga harus peka terhadap kondisi fisik dan tubuh bayi terutamanya jika bayi mengalami kelainan bawaan, baik di daerah mulut mahupun pada organ tubuh lain seperti jantung, paru atau saluran cerna kerana kondisi-kondisi ini bisa mengurangkan kemampuan bayi untuk menghisap ASI dan bisa menyebabkan bayi tidak mendapat ASI yang cukup, kebutuhan gizinya tidak dapat dipenuhi lalu mendorong kepada masalah gizi bayi.7 4.4 BayiIbu yang hamil pasti akan melahirkan. Ibu sememangnnya sudah bersedia macam-macam untuk menyambut bayinya dari segi material hingga keperluan bayi walaupun bayi tersebut belum lahir. Ibu juga harus memikirkan makanan yang harus diberikan kepada byainya. Jadi pada kehamilan triwulan terakhir, ibu perlu diberi pengetahuan tentang pentingnya pemberian ASI. Pemberian ASI dilakukan dari saat kelahiran bayi sehingga sekurang-kurangnya enam bulan dan sebaiknya selama dua tahun. ASI merupakan makanan paling sempurna untuk bayi. Pihak klinis atau dokter yang menyambut kleahiran bayi seharusnya langsung menyuruh ibu untuk memberi ASI kepada bayi. ASI juga mengandungi antibodi daripada ibu bayi. Sejurus selepas keluar ke dunia daripada rahim ibu, susu adalah perlindungan terbaik yang dapat diberikan kepada baru untuk memberi bayi kekebalan terhadap apa-apa penyakit.ASI memiliki banyak kehebatan antaranya: Kandungan nutrisi ASI sangat dan paling cocok untuk bayi ASI lebih mudah dicerna bayi, bayi akn terhindar dari sembelit dan diare ASI tidak akan menyebabakan alergi terhadap bayi ASI mengandungi tahap kolostrum yang tinggi yang banyak mengandungi zat antibody sehingga bayi akan lebih jarang terkena penyakit Praktis, ekonomis dan menyihatkan ibu Jadi ibu hamil itu pada masa triwulan ketiga sebaiknya mengkonsumsi makanan yang dapat membantu meningkatkan produksi ASI aeperti sayuran hijau, kekacang, dan zat makanan yang mengadungi ekstra energy dari komposisi seimbang antara protein, lemak dan karbohidrat untuk kebutuhan energy tambhan ibu dan penghasilan ASI.3

4.5 BalitaAnak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun.4 Jadi balita ialah anak yang berusia antara satu hingga lima tahun. Masa balita merupakan usia penting dalam tumbuh kembang anak secara fisik. Pertumbuhan seorang anak sangat pesat pada usia ini sehingga memerlukan asupan zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuhnya.Ibu bapa memainkan peran yang amat penting dalam memastikan anak mereka mengkonsumsi makanan yang mengandungi gizi dalam kadar yang betul, tidak lebih dan tidak kurang. Anak-anak juga harus dididik tentang kebersihan di usia dini. Ibu bapa juga dapat memberi penyuluhan dengan cara yang paling dapat difahami oleh anak tersebut tenteng kepentingan perilaku hidup bersih dan sehat. Terapkan kepentingan preventif daripada kuratif dan rehabilatatif. Pola asuh keluarga, lingkungan dan keadaan sosio-ekonomi sangat penting dalam memastikan cukup konsumsi gizi dalam kalangan balita. Pola asuh keluarga yang menerapkan cara pemakanan sehat dan tidak menggalakkan anak-anak memakan makanan siap saji dapat mewujudkan anak yang bergizi baik. Makanan siap saji banyak mengandungi bahan kimia seperti Monosodiun Glutamat atau lebih dikenali sebagai MSG tetapi mtidak memiliki kadar gizi yang diperlukan. Ibu bapa yang menerapkan memakan sarapan dalam kalangan anak-anak akan menjadikan anak-anak itu mementingkan sarapan. Sarapan penting sebagai pemberi energi kepada anak-anak untuk menjalankan aktifitas mereka dan juga dalam proses pembelajaran mereka. Walaubagaimanapun keadaan ekonomi atau status sosial keluarga, ibu bapa masih harus berusaha untuk menerapkan cara pemakanan sehat anak-anak mereka. Keadaan sanitasi dan hiegene lingkungan juga mempengaruhi status gizi. Kawasan lingkungan yang kotor akan mendukung aktifitas, kembang biak dan kehidupan bakteri contohnya bakteri E.coli yang dapat menyebabkan diare berat dan dehidrasi berat. Balita bisa kehilangan banyak gizi semasa diare. Ini juga akan melemahkan sistem immuniti balita dan mendedahkan mereka kepada lebih banyak penyakit infeksi. Selain itu, balita juga sering terdedah dengan masalah kesehatan seperti sembelit. Tinja akanmenjadi keras dan kegiatan buang air besar jarang dan menyakitkan.5 Sembelit adalah disebabkan kurangnya sayur-sayuran dan buah.

Kesimpulan Masalah gizi semakin berkurangan, walaupun masih terdapat beberapa kasus yang terjadi. Usaha promotif dan preventif yang dilakukan sememangnya mampu memberi dampak positif dan mewujudkan satu komunitas yang hidup dalam suasana bersih, sehat dan bebas dari sebarang masalah kesehatan. Peran pihak dari sektor yang berbeda harus sanggup bekerjasama agar suatu lingkungan sehat yang optimal dapat diwujudkan dan akan bisa melahirkan masyarakat sehat yang bebas daripada sebarang penyakit. Pemerintah harus lebih bijak dan telus dalam menguruskan kebajikan rakyat. Masyarakat sehat dan produktif bisa menyumbang kepada kemajuan dan keuntungan negara. Masyarakat terutamanya harus mengamalkan pola perilaku hidup sehat dan berusaha mencapai tahap PHBS. Sanitasi dan hiegene diri dan lingkungan keduanya amat penting dan saling berkait. Masyarakat harus berusaha untuk membebaskan diri dari belenggu dan hambatanyang menghalang setiap individu mengkonsumsi makanan sesuai kebutuhan gizi. Menuju Indonesia Sehat.Daftar Pustaka

1. Devi N. Gizi untuk keluarga. Jakarta: Buku Kompas; September 2010.h.5

2. Aritonang I, Priharsiwi E. Busung lapar. Yogyakarta: Media Pressindo; 2006.h.16-7

3. Muaris H. Hidangan sehat favorit ibu hamil. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; September 2002.h.7-9

4. Muaris H. Sarapan sehat untuk anak balita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; Januari 2006.h.4

5. Zhang L, Tan HL, Lyen K. Apa yang ingin anda ketahui tentang merawat balita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2003.h.75

6. Nadesul H. Cara sehat selana hamil. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara; 2002.h.28

7. Nasar SS, Hendarto A, Muaris HJ. Makanan bayi dan ibu menyusu. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005.h.4-5