Paper Saepulah

15
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sulitnya menentukan target hasil produksi yang tepat salah satunya disebabkan oleh sistem kerja alat-alat mekanis yang tidak efisien, misalnya adanya waktu yang hilang percuma karena kondisi alat-alat angkut yang mesti menunggu (antri), adanya kondisi peralatan yang rusak menunggu perbaikan dan kondisi-kondisi lainnya yang tidak terduga, jalan yang sempit sehingga alat (dumptruck) harus menunggu agar alat lain lewat, grade jalan yang cukup curam akan mengurangi kinerja alat dan mempercepat konsumsi bahan bakar, jalan licin akan berpengaruh terhadap keselamatan alat dan operator, kelihaian operator/driver yang senior atau yunior, penguasaan medan kerja, Masih rendahnya kemampuan produksi alat mekanis saat ini disebabkan berkurangnya waktu kerja efektif, sehingga efesiensi kerja alat menurun yang ditimbulkan oleh adanya waktu hambatan pada saat jam kerja dan juga belum baiknya sistem penjadwalan yang dibuat. secara langsung akan berdampak pada borosnya konsumsi bahan bakar. Ditambah lagi sering terjadinya pelanggaran- pelanggaran terhadap penggunaan bahan bakar yang kadang hilang dari pantauan pengawas dan kejadian ini sering terjadi di lapangan baik ulah operator atau oknum. Untuk mengatasi hal ini maka perlu diadakan penjadwalan pelayanan keberangkatan dan kedatangan agar alat muat dan alat angkut dapat bekerja secara efektif serta pantauan pengawas agar sering memonitoring para pekerja di jam-jam yang sering di manfaatkan oleh para pekerja yang melakukan kecurangan. Maka untuk mengetahui sejauh mana kondisi diatas dapat teratasi maka dilakukan suatu analisa yang tepat dan akurat yakni salah satunya dengan melakukan analisis mengenai fuel ratio agar terjadi balancing antara konsumsi bahan bakar dan target produksi alat. B. RUMUSAN MASALAH

Transcript of Paper Saepulah

Page 1: Paper Saepulah

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sulitnya menentukan target hasil produksi yang tepat salah satunya disebabkan oleh sistem kerja alat-alat mekanis yang tidak efisien, misalnya adanya waktu yang hilang percuma karena kondisi alat-alat angkut yang mesti menunggu (antri), adanya kondisi peralatan yang rusak menunggu perbaikan dan kondisi-kondisi lainnya yang tidak terduga, jalan yang sempit sehingga alat (dumptruck) harus menunggu agar alat lain lewat, grade jalan yang cukup curam akan mengurangi kinerja alat dan mempercepat konsumsi bahan bakar, jalan licin akan berpengaruh terhadap keselamatan alat dan operator, kelihaian operator/driver yang senior atau yunior, penguasaan medan kerja, Masih rendahnya kemampuan produksi alat mekanis saat ini disebabkan berkurangnya waktu kerja efektif, sehingga efesiensi kerja alat menurun yang ditimbulkan oleh adanya waktu hambatan pada saat jam kerja dan juga belum baiknya sistem penjadwalan yang dibuat. secara langsung akan berdampak pada borosnya konsumsi bahan bakar. Ditambah lagi sering terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap penggunaan bahan bakar yang kadang hilang dari pantauan pengawas dan kejadian ini sering terjadi di lapangan baik ulah operator atau oknum. Untuk mengatasi hal ini maka perlu diadakan penjadwalan pelayanan keberangkatan dan kedatangan agar alat muat dan alat angkut dapat bekerja secara efektif serta pantauan pengawas agar sering memonitoring para pekerja di jam-jam yang sering di manfaatkan oleh para pekerja yang melakukan kecurangan. Maka untuk mengetahui sejauh mana kondisi diatas dapat teratasi maka dilakukan suatu analisa yang tepat dan akurat yakni salah satunya dengan melakukan analisis mengenai fuel ratio agar terjadi balancing antara konsumsi bahan bakar dan target produksi alat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara meminimalisir konsumsi bahan bakar untuk target produksi yang maksimal.?

2. Faktor apa saja yang menyebabkan konsumsi BBM menjadi tidak efisien terhadap target produksi.?

C. TUJUAN

1. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan konsumsi bahan bakar terhadap target produksi yang tidak efisien.

2. Menemukan faktor-faktor lain diluar faktor kondisi medan kerja yang menyebabkan kebutuhan bahan bakar tidak seimbang terhadap target produksi.

3. Menemukan solusi untuk meminimalisir konsumsi bahan bakar dan memaksimalkan produksi sesuai target.

Page 2: Paper Saepulah

BAB II

PEMBAHASAN

Bahan bakar solar (fuel) adalah salah satu element penting yang tak bisa lepas dari kebutuhan kerja suatu perusahaan pertambangan untuk mengoperasikan alat-alat kerja mekanis yang berada di area tambang terbuka (openpit) atau tambang bawah tanah (underground) untuk mencapai target produksi perusahaan, hal ini disebabkan karena hampir sebagian besar operasi penambangan yang menggunakan alat kerja mekanis akan membutuhkan bahan bakar (solar). Dan akhir-akhir ini harga bahan bakar solar meningkat signifikan sehingga berdampak pada meningkatnya biaya pengeluaran perusahaan untuk membeli solar agar operasi penambangan terus berjalan, maka dari itu perlu kiranya ada kajian yang menganalisa terhadap penggunaan bahan bakar(solar) dengan perbandingan produktivitas alat-alat kerja mekanis guna meminimalisir biaya.

Peralatan kerja mekanis pada operasi penambangan merupakan sarana peralatan kerja yang vital untuk menunjang target produksi akhir yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan. Ditinjau dari fungsinya, peralatan produksi dapat diklasifikasikan sebagai :

1. alat gali isi, adalah alat-alat produksi untuk menggali dan mengisikan material hasil; galiannya ke alat angkut.

2. alat angkut, adalah alat-alat produksi untuk mengangkut material menuju proses berikutnya.

3. alat bantu, adalah alat-alat berat yang digunakan untuk kelancaran produksi

Beberapa factor yang harus dipertimbangkan di dalam memilih alat berat guna mengoptimalisasi kerja dan konsumsi bahan bakar antara lain: jenis material, altitude, kapasitas, system penambangan, medan kerja dan ketersediaan dana

I. JOB SITE COMPONENT TRAFFICABILITY

a. Jalan Angkut, Kemiringan dan Jarak (Haul road, grade and distance)Keadaan jalan,jarak,kemiringan dan daya dukung jalan akan sangat

mempengaruhi kemampuan produksi alat berat,terutama produksi alat angkut. Sehingga sebelum dilaksanakan suatu pekerjaan penggalian tanah atau pekerjaan yang menggunakan alat berat, perlu diketahui keadaan tempat kerja. Karena hal tersebut berkaitan dengan daya dukung lokasi terhadap kegiatan yang akan dilakukan

b. Jalan Angkut (Haul Road)

Haul road adalah jalan angkut. Jalan angkut ini haurs dilihat keberadaannya, apakah becek ataukah kuat, atau cukup besar permukaannya. Ini semua perlu di tinjau, karena keadaan jalan angkut akan mempengaruhi besar kecilnya rolling ristance yang ditimbulkan oleh permukaan jalan angkut terhadap roda/ban peralatan pemindahan tanah mekanis.

Page 3: Paper Saepulah

c. Kemiringan (Grade)

Grade adalah tanjakan dari jalan angkut, kelandaian atau kecuramannya sangat mempengaruhi produksi (output) alat angkut, sebab adanya kemiringan jalan (grade) menimbulkan tahanan tanjakan (grade resistance) yang harus diatasi oleh mesin alat angkut.

d. Jarak Angkut (Distance)

Jarak angkut juga harus dipertimbangkan dalam menentukan kecepatan laju alat angkut tersebut. Kecepatan laju alat angkut makin cepat, maka produksi (output) alat angkut juga semakin besar. Dan ini bergantung pada gaya tarik (Rimpull – RP) yang tersedia pada mesin. Sedangkan gaya tarik (RP) besaranya ditentukan oleh adanya tahanan glinding (rolling resistence – RR) dan tahanan tanjakan (grade resistence – GR). Makin besar RP yang bisa tersedia pada mesin maka kecepatan laju alat angkut juga makin cepat, sehingga produksi (output) alat angkut semakin besar. Kecepatan laju alat angkut disamping ditentukan oleh tersedianya gaya tarik (RP) pada mesin,juga dibatasi oleh panjang maupun pendeknya jarak jalan angkut.

e. Siklus Produksi (Production cycle component)

Untuk memperoleh produksi (output) tertentu harus diperhatikan siklus produksi. Pada Pemindahan Tanah Mekanis siklus produksi dapat meliputi :

a. Pemuatan (Loading).

b. Pengangkutan (Hauling).

c. Penimbunan (Dumping).

d. Kembali (Return).

e. Menempatkan diri (Spot).

f. Pemuatan (Loading)

Merupakan proses pemuatan material hasil galian oleh alat muat-loading equipment (power shovel,back hoe, drag line) yang dimuatkan pada alat angkut (hauling equipment).

g. Pengangkutan (Hauling)

Merupakan pekerjaan pengangkutan material dari loading point ke stockfile atau ke area timbunan/dissposal

Page 4: Paper Saepulah

h. Kembali (Return)

Merupakan pekerjaan dari alat-alat angkut untuk kembali lagi ke tempat pemuatan setelah menumpahkan muatan pada dumping site (tempat penimbunan).

i. Penempatan diri (Spot)

Merupakan penempatan diri dari alat angkut (haulage unit).

k. Cuaca (Climatic Condition)

Pengaruh cuaca pada suatu daerah kerja (dimana akan berlangsung penggunaan peralatan mekanis) perlu diketahui, karena akan dipakai untuk memperkirakan dalam satu tahun berlangsung hujan selama berapa hari.

II. ELEMEN-ELEMEN PRODUKSI

Produksi adalah laju material yang dapat dipindahkan atau dialirkan per satuan waktu (biasanya per jam). Untuk memperoleh angka produksi ada emnpat parameter yang harus diperrhitungkan, yaitu :(1) kapasitas alat, (2) tenaga kendaraan atau alat, (3) waktu edar (cycle time) dan (4) efisiensi kerja.

a. KAPASITAS ALAT

Kapasitas alat adalah jumlah material yang diisi, dimuat atau diangkut oleh suatu alat berat

b. Volume Material

Dikenal ada tiga bentuk volume material yang mempengaruhio perhitungan pemindahannya, yaitu dinyatakan dalam bank cubic meter (BCM), loose cubic meter (LCM) dan compacted cubic meter (CCM).

c. Pemberaian (swell)

Adalah persentase pemberaian volume material dari volume asli yang dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah material yang harus dipindahkan dari kedudukan aslinya.

d. Faktor Muat (load Factor)

Pada saat material sebanyak 1 BCM dimuatkan kedalam sebuah mangkok (bucket), material yang terangkat oleh mangkok tersebut akan kurang dari 1 BCM karena sepanjang proses penggalian terjadi pengurangan volume akibat adanya pemberaian.

Page 5: Paper Saepulah

e. Densitas Material

Densitas adalah berat per unit volume dari suatu material. Material mempunyai densitas yang berbeda karena dipengaruhi sifat-sifat fisiknya, antara lain: ukuran partikel, kandungan air, pori-pori dan kondisi fisik lainnya.

f. Faktor Isi (Fill Factor)

Adalah persentase volume yang sesuai atau sesungguhnya dapat diisikan ke dalam bak truck atau mangkok dibandingkan dengan kapasitas teoritisnya

g. Tenaga kendaraan (alat)

Didalam memilih suatu alat untuk pekerjaan penggalian material, bijih, atau overburden harus dipertimbangkan tenaga kendaraan yang mampu mengatasi medan kerja.

h. Waktu edar

Waktu edar atau cycle time maksudnya adalah waktu yang diperlukan alat mulai dari aktifitas pengisian atau pemuatan (loading), pengangkutan (hauling) untuk truck dan sejenisnya atau swing backhoe dan power shovel, pengosongan (dumping(, kembali kosong, dan mempersiapkan posisi (maneuver) untuk diisi.

i. Efisiensi kerja

Efisiensi kerja merupakan elemen produksi yang harus diperhitungkan di dalam upaya mendapatkan harga produksi alat per satuan waktu yang akurat

III. ESTIMASI PRODUKSI ALAT BERAT

Secara umum perhitungan untuk memperkirakan produksi alat berat dapat dirumuskan sebagai berikut :

Dimana : P = Produksi alat, m3/jam atau ton/jam

E = Efisiensi kerja, menit/jam

I = Faktor Berai (swell Faktor)

H = Kapasitas Alat, m3 atau ton

C = Waktu edar, menit

IxH

P=Ex------------

C

Page 6: Paper Saepulah

III.1 Keseimbangan truck dan alat muat

Untuk menghitung jumlah truck, disamping berdasarkan target seperti pada persamaan

(2), dapat pula dihitung berdasarka data waktu edar tanpa komponen waktu tunggu.

Jadi rumusnya :

Dimana: NT = jumlah truck

T tc = Total waktu edar truck teoritis tanpa waktu tunggu

Td = Waktu pemuatan termasuk maneuver truck

Perlu dicatat bahwa harga Td adalah lama waktu sebuah truck dimuati material

termasuk maneuver atau spoting time truck agar siap diisi.

III.2 Mengukur Probabilitas

Waktu operasi nyata sebuah truck ditandai dengan aktifitas pemuatan ,

pengangkutan, pengosongan muatan, kembali kosong, tunggu dimuat, dan waktu tunda

lainya.

Apabila ketersediaan (avaibilitas) sebuah truck tertentu untuk beroperasi bebas

dari ketersediaan truck lainnya dalam armada, maka probabilitas sejumlah truck

lainnya atau sisanya (k truck) ditentukan sbb:

Dimana: Pk = Probabilitas truck sisa sejumlah k truck

p = Probabilitas ketersediaan sebuah truck

n = Jumlah total truck dalam armada

k = sejumlah truck sisa

Ttc

NT = --------- Td

Waktu operasi tersedia

P = --------------------------------

Waktu operasi terjadwal

Pk = Pk x (1-p)n-k x Cnk

n! Cn

k = -------------------- k! (n-k)!

Page 7: Paper Saepulah

IV. ANALISA PENYELESAIAN MASALAH

Permasalahan yang ada di lapangan selanjutnya dipelajari dan dikaji berdasarkan data

yang ada, baik data yang dikumpulkan dari hasil penyelidikan maupun data penunjang dan

didukung berbagai teori yang menunjang permasalahan tersebut, selanjutnya dicarikan

alternatif penyelesaiannnya.

Adapun rincian dari analisa penyelesaian analisis mengenai fuel ratio terhadap produktivitas

alat adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Untuk dapat menganalisa konsumsi bahan bakar alat yang bekerja di suatu lokasi

pada suatu tambang terbuka, maka perlu dipelajari tentang metoda operasi, jenis material,

target produksi perusahaan, jumlah dan spesifikasi dari alat muat-angkut.

2. Tahap Penyelidikan pendahuluan

Tahap penyelidikan pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan deskripsi umum

daerah dan berbagai aktivitas yang dilakukan alat berat menyangkut kajian mengenai fuel

ratio yang akan diselidiki meliputi kondisi jalan, Lebar jalan angkut, kemiringan jalan angkut

dan lebar tikungan, dimensi jenjang,data curah hujan, jarak lokasi pengisian material ke

dumpingan, grade jalan, serta beberapa kegiatan yang berhubungan langsung dengan analisis

fuel ratio.

Page 8: Paper Saepulah

3.Tahap Penyelidikan Terinci

Tahap penyelidikan terinci dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan untuk penyelesaian masalah , adapun data yang akan diambil, yaitu:

a. Waktu edar dari suatu alat, baik waktu untuk manufer waktu tunggu,

waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu penumpahan dan waktu

antri.

b. Kapasitas alat muat dan alat angkut

c. Kecepatan rata-rata dump truck

d. Waktu kerja efektif

e. Penentuan effisiensi kerja dari alat

f. Swell factor

Sehingga dengan mengetahui parameter-parameter diatas diharapkan didapatkan alternative

penyelesain masalah

Page 9: Paper Saepulah

ORIENTASI- metoda operasi- jenis material- target produksi-jumlah alat muat dan angkut-spesifikasi alat

penyelidikan Monitoring

- kondisi jalan- Lebar jalan - kemiringan jalan- lebar tikungan- dimensi jenjang-data curah hujan-jarak loading poin ke lokasi dump-slipery-grade jalan-aktivitas lain

Penyelidikan terinci fokus

-Waktu edar-Kapasitas alat muat/angkut -Kecepatan rata-rata dumptruck-Waktu kerja efektif-Penentuan effisiensi kerja-Swell factor

Kesimpulan

Pengolahan data danPenyusunan Laporan dari data-data yang di dapat

IV.I DIAGRAM ALIR ANALISA FUEL RATIO

Tahap Persiapan

Page 10: Paper Saepulah

BAB III

KESIMPULAN

Analasisi fuel ratio adalah analisis mengenai perbandingan konsumsi bahan

bakar, dengan mengenalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kajian analisis

fuel ratio diharapkan bisa menemukan solusi untuk mengoptimalisasi produktivitas

alat dengan memperkecil biaya pengeluaran untuk kebutuhan solar tanpa mengurangi

kerja optimal alat berat guna mencapai target produksi. Semakin besar potensi

kebutuhan bahan bakar (solar) yang tidak efisien terhadap target pencapaian produksi

maka biaya tambahan untuk pembelian solar pun akan bertambah sehingga berdampak

langsung pada cost recovery perusahaan.

Page 11: Paper Saepulah

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Frederic.S. Hiller & Gerald J. Lieberman.(1981), Introduction to Operation Research, 3rd Edition,

Holden-Day,Inc., Sanfrancisco.

2. Hamdy.A. Taha.(1990), Operation Research An Introduction, 3rd Edition , Macmillan Publishing

Co.,Inc.,New York.

3. Pangestu Subagio, SE, MBA.(1983), Dasar-dasar Operasi Riset (Operation Research), BPFE,

Yogyakarta.

4. Partanto Prodjosumarto.(1995), Pemindahan Tanah Mekanis, Jurusan Teknik Pertambangan, ITB,

Bandung.

5. Ir. Edy Purwanto ME. (2002), Diktat Perencanaan Tambang Terbuka, Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Teknologi Mineral dan Batubara, Bandung.

6. Indonesianto Yanto, Ir,M.sc (2007), Pemindahan Tanah Mekanis, jurusan Teknik Pertambangan,

UPN, jogjakarta.