Paper - Maternal

26
TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH KESEHATAN MATERNAL PERAWATAN KEHAMILAN (ANTENATAL CARE) “Sumatera Utara, Tiap Bulan 11 Ibu Hamil Meninggal” Oleh : Kelompok 4 (Kelas A) Ida Puspitasari G1B011022 Lu’lu Nafisah G1B011024 Nini Banowati G1B011025 KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

description

Antenatal Care

Transcript of Paper - Maternal

Page 1: Paper - Maternal

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH KESEHATAN MATERNAL

PERAWATAN KEHAMILAN (ANTENATAL CARE)

“Sumatera Utara, Tiap Bulan 11 Ibu Hamil Meninggal”

Oleh :

Kelompok 4 (Kelas A)

Ida Puspitasari G1B011022

Lu’lu Nafisah G1B011024

Nini Banowati G1B011025

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

PURWOKERTO

2013

Page 2: Paper - Maternal

A. Pendahuluan

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari

pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama

dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, tri wulan kedua dari bulan keempat sampai

6 bulan, tri wulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Sarwono, 2006).

Antenatal care merupakan perawatan yang di terima seorang wanita selama

kehamilan, membantu memberikan jaminan kesehatan kepada wanita dan calon

janinnya. Antenatal care adalah pintu masuk utama bagi ibu hamil untuk

mendapatkan promosi kesehatan dan pelayanan preventif kesehatan

(WHO/UNICEF 2003).

Upaya untuk memantau kemajuan dalam cakupan perawatan antenatal

umumnya berfokus pada isu-isu kuantitatif seperti jumlah dan waktu kunjungan

serta karakteristik dari pengguna maupun non pengguna perawatan antenatal.

Tujuan dari The World Summit for Children yaitu “akses” untuk perawatan

antenatal, namun akses adalah sebuah konsep multidimensi yang sangat sulit di

monitor. Menurut para ahli, setidaknya ada lima komponen dari akses yaitu

ketersediaan pelayanan fisik, budaya dan faktor sosial yang mungkin menghalangi

akses, keadaan ekonomi dan biaya terhadap pelayanan kesehatan dan kualitas

pelayanan yang ditawarkan (WHO/UNICEF, 2003).

Kematian bayi didalam kandungan atau ketika lahir selalu menjadi

pengalaman yang sangat menakutkan bagi ibu dan menjadi perhatian para praktisi

kesehatan. Kematian bayi merupakan tantangan pada perawatan kehamilan

diseluruh dunia, terutama untuk negara berkembang. Baik kehamilan maupun

kelahiran bayi diyakini akan membuat wanita dan anak yang diharapkannya

rentan terhadap kejahatan suami, alam dan spiritual. Maka dari itu ibu hamil

berada di bawah perlakuan khusus yang memerlukan komitmen dari ibu hamil,

kerabat dan masyarakat. Sesuai dengan Safe Motherhood Initiative semua ibu

hamil harus menerima pelayanan dasar antenatal, namun hanya sepertiga dari

populasi ibu hamil yang menerimanya (Eisa, 2006).

Page 3: Paper - Maternal

B. Deskripsi Kasus

Angka kematian ibu hamil di Sumatera Utara masih tinggi, sejak Januari

hingga Juni 2013 setiap bulannya ada 11 ibu hamil yang meninggal. Pada tahun

2012 terjadi kematian ibu hamil sebanyak 173 kasus, sedangkan sampai Juni 2013

telah terjadi sebanyak 67 kasus. Angka ini masih dapat mengalami perubahan

karena belum semua daerah melaporkan kepada Dinas Kesehatan Sumut. Menurut

Pengamat Kesehatan, Umar Zein peningkatan AKI ini merupakan gambaran dari

kegagalan program pemerintah, karena program-program kesehatan yang

dicanangkan pemerintah tidak sesuai kebutuhan masyarakat. Menurut hasil survei,

masyarakat banyak yang tidak mengetahui program-program kesehatan dari

pemerintah seperti JAMKESMAS.

Kasus yang terjadi di Sumut ini terjadi disebabkan karena beberapa faktor

yaitu pendarahan pada saat persalinan yang bisa dikarenakan penyakit yang

diderita ibu hamil, pendarahan jika tidak ditangani secara cepat dapat

menyebabkan kematian pada ibu hamil. Faktor penyebab lainnya adalah adanya

infeksi pada ibu hamil, eklamsia atau kehamilan risiko tinggi atau penyakit akut

dengan kejang dan koma pada wanita hamil dan nifas denagn hipertensi, oedema

dan proteinuria. Eklamsia dan preeklamsia yang terjadi seringkali disebabkan oleh

beberapa faktor penunjang seperti gangguan aliran darah ke dalam rahim, gizi

yang buruk, obesitas dan kurangnya sirkulasi oksigen ke plasenta.

Banyaknya ibu hamil di Sumut yang melahirkan di rumah juga penjadi

penyebab kematian karena jika terjadi masalah akan terlambat mendapatkan

pelayanan kesehatan. Kesadaran yang rendah akan pentingnya 4 T (terlalu muda,

terlalu tua, terlalu banyak anak, dan terlalu dekat jarak kelahiran) juga menjadi

salah satu penyebab meningkatnya kasus kematian bayi di Sumut. Pengetahuan

ibu hamil yang rendah untuk mengetahui keadaan darurat untuk persalinan,

terlambat dibawa ke pelayanan kesehatan untuk mendapat pertolongan juga

menjadi faktor penyebab kasus AKI.

Sebenarnya dinas kesehatan Sumut telah berupaya melakukan pencegahan

untuk menekan AKI. Peningkatan pelayanan terus dilakukan di 359 puskesmas

yang ada. 154 diantaranya merupakan puskesmas rawatinap dan puskesmas

Page 4: Paper - Maternal

PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar). Bahkan dari 33

kabupaten/kota di Sumut yang masing-masing kabupaten/kota diharapkan

memiliki 4 PONED kini jumlahnya mencapai 131 PONED. Akan tetapi jumlah

yang telah memenuhi ini tidak berjalan secara optimal. Hal ini terjadi karena

petugas yang sudah dilatih dipindahkan ke tempat lain.

Page 5: Paper - Maternal

C. Tinjauan Pustaka

Kehamilan adalah masa yang penting dalam hidup wanita, keluarga dan

masyarakat. Berat bayi lahir normal merupakan titik awal yang baik bagi proses

tumbuh kembang pasca lahir, serta menjadi petunjuk kualitas hidup selanjutnya.

Ada banyak faktor yang berhubungan dengan berat bayi lahir diantaranya umur

ibu, paritas, jarak kelahiran, perubahan berat badan selama kehamilan, kesehatan

dan kebersihan lingkungan serta penggunaan sarana pelayanan kesehatan

(Lincetto Ornella et al, 2007). Penggunaan sarana pelayanan kesehatan salah

satunya dilakukan dengan melakukan perawatan kehamilan atau Antenatal Care.

Perawatan kehamilan (Antenatal Care) merupakan komponen utama dalam

pelayanan kehamilan yang harus dilakukan oleh ibu hamil selama dia menjalani

proses kehamilan agar kesehatannya tetap terjaga (Devy Shrimarti dkk, 2011).

Antenatal Care memiliki beberapa indikator pasti untuk meningkatkan

program dan monitoring program perawatan kehamilan. Indikator yang diberikan

diharapkan akan meningkatkan angka kunjungan ibu hamil ke pelayanan

kesehatan. Berikut indikator Antenatal Care :

1. Proporsi wanita hamil yang mengunjungi klinik minimal satu kali

2. Proporsi wanita hamil yang melakukan kunjungan sebanyak 4 kali semasa

kehamilan

3. Imunisasi tetanus saat kelahiran

4. Persentase ibu hamil yang mendapatkan IPTp untuk malaria

5. Antiretroviral untuk HIV

6. Prevalensi wanita hamil dengan sifilis

7. Proporsi wanita hamil dengan catatan kelahiran dan rencana kegawatdaruraan

selama 37 minggu kehamilan (Lincetto Ornella et al, 2007).

Perawatan kehamilan (Antenatal Care) dilakukan dengan melakukan

kunjungan selama masa kehamilan sebanyak empat kali kunjungan. Intervensi

dalam perawatan kehamilan meliputi identifikasi dan manajemen komplikasi

obstetri seperti pre-eklampsia, imunisasi Tetanus Toksoid (TT), treatment

pencegahan untuk penyakit malaria selama masa kehamilan dan identifikasi dan

manajemen infeksi penyakit HIV, sifilis dan penyakit menular seksual lainnya.

Page 6: Paper - Maternal

Perawatan kehamilan (Antenatal Care) merupakan kesempatan untuk

mempromosikan perilaku kesehatan seperti menyusui, perawatan dini postnatal,

dan perencanaan untuk memberikan jarak kehamilan yang optimal (Lincetto

Ornella et al, 2007).

Perawatan yang baik selama masa kehamilan begitu penting untuk

kesehatan ibu dan perkembangan dari bayi dalam kandungan ibu. Perawatan

kehamilan yang baik menghubungkan wanita dan keluarganya dengan institusi

kesehatan formal, meningkatkan kesempatan kontribusi untuk kesehatan yang

maksimal selama proses kehidupan. Menurut Musbikin (2007), tujuan

pemeriksaan kehamilan yaitu :

1. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta

mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat,

2. Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan

penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi,

3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal (Devy Shrimarti dkk,

2011).

Pencegahan permasalahan ibu dan bayi bergantung pada pelaksanaan

perawatan kehamilan dengan akses yang terjangkau, kualitas yang maksimal

selama kehamilan, kelahiran dan periode setelah melahirkan. Pemberian

dukungan untuk membantu ibu hamil mencapai pelayanan kesehatan khususnya

ketika komplikasi terjadi merupakan salah satu pencegahan yang dapat dilakukan.

Lincetto Ornella et al menyatakan tujuan Antenatal Care adalah untuk

mempersiapkan kelahiran sebaik-baiknya untuk pencegahan, pendeteksian atau

penanganan dari tiga tipe permasalahan kesehatan selama kehamilan yang terjadi

pada ibu dan bayi yaitu komplikasi pada kehamilan, penyakit ibu sebelum hamil

yang semakin memburuk selama masa kehamilan, dan efek dari gaya hidup yang

tidak sehat.

Antenatal Care (ANC) memberikan berbagai informasi dan saran untuk

kehamilan yang sehat, kelahiran yang aman, penyembuhan masa postnatal,

termasuk juga perawatan bayi baru lahir, promosi mengenai inisiasi menyusui dini

dan ASI eksklusif serta pendampingan selama masa kehamilan. Antenatal Care

Page 7: Paper - Maternal

(ANC) yang efektif bergantung pada kompetensi penyedia pelayanan kesehatan

dan supply yang mencukupi serta dukungan dari laboratorium. Keuntungan dari

Antenatal Care (ANC) lebih besar dibandingkan hanya penekanan angka

kematian dan dapat dilakukan dengan biaya yang relatif lebih rendah. Langkah ini

merupakan langkah kesehatan masyarakat yang paling efektif biayanya (Lincetto

Ornella et al, 2007).

Saran dan dukungan bagi ibu dan keluarga untuk peningkatan perilaku

kesehatan di rumah dan kelahiran serta rencana persiapan kegawatdaruratan

sebagai berikut :

1. Meningkatkan kepedulian akan kebutuhan kesehatan pada wanita hamil dan

bayi baru lahir serta menjaga diri selama masa kehamilan dan masa postnatal,

termasuk kebutuhan untuk dukungan sosial selama dan sesudah kehamilan.

2. Mempromosikan perilaku sehat di rumah meliputi gaya hidup sehat, keamanan

dan pencegahan kecelakaan, dan dukungan serta kepedulian di rumah, saran

untuk melakukan pencegahan seperti suplementasi zat besi.

3. Penyediaan sarana transportasi untuk wanita hamil dan perencanaan untuk

keadaan darurat.

4. Mempromosikan perencanaan keluarga setelah kelahiran atau menjaga jarak

kelahiran (Lincetto Ornella et al, 2007).

Antenatal Care (ANC) memberikan berbagai keuntungan bagi ibu dan bayi

serta menghindarkan ibu dari kematian ketika melahirkan maupun kemtian bayi

selama dalam kandungan. Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu upaya

pencegahan awal dari faktor risiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan

Dunia (WHO) Antenatal care untuk mendeteksi dini terjadinya risiko tinggi

terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian ibu

dan memantau keadaan janin. Idealnya bila tiap wanita hamil mau memeriksakan

kehamilannya, bertujuan untuk mendeteksi kelainan kelainan yang mungkin ada

atau akan timbul pada kehamilan tersebut cepat diketahui, dan segera dapat diatasi

sebelum berpengaruh tidak baik terhadap kehamilan tersebut dengan melakukan

pemeriksaan Antenatal Care (Winkjosastro, 2006). Apabila ibu hamil tidak

melakukan pemeriksaan kehamilan, maka tidak akan diketahui apakah

kehamilannya berjalan dengan baik atau mengalami keadaan risiko tinggi dan

Page 8: Paper - Maternal

Utilizers’ characteristicsPredisposing :AgeLevel of educationEmployment

Enabling :Socio-economicStatus

Need :Pregnancy

Spatial settingUrbanRural

Government policyPlace of services (distribution)

AccessibilityWalk-time (time accessibility)Waiting-timeQuality of care

Use of antenatal health care servicesReceive tetanus toxoid vaccine

komplikasi obstetri yang dapat membahayakan kehidupan ibu dan janinnya. Dan

dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi (Saifuddin, 2002).

Telah diketahui bahwa Antenatal Care merupakan hal yang sangat penting

bagi ibu dan bayi selama masa kehamilan, akan tetapi banyak dari ibu yang tidak

melakukan perawatan kehamilan. Pemanfaatan dan akses pelayanan perawatan

kehamilan tergambar dalam Gambar 1. yang menunjukkan berbagai faktor yang

saling berhubungan dan saling mempengaruhi sehingga terbentuk keputusan dari

wanita hamil. Karakteristik pendorong dan pemungkin pada pengguna pelayanan

kesehatan merupakan faktor yang dapat memprediksi penggunaan pelayanan

antenatal. Faktor pendorong (predisposing) yang berasal dari diri individu

menggambarkan bahwa keluarga dengan karakteristik yang berbeda memiliki

perbedaan pandangan dalam penggunaan pelayanan kesehatan, sedangkan faktor

pemungkin (enabling) menggambarkan sebagian keluarga dengan keinginan

menggunakan pelayanan kesehatan memiliki pertimbangan seperti penghasilan,

akses dan kemampuan pelayanan kesehatan (Ibnouf et al, 2007).

Gambar 1. Hypothetical model for the study of access and utilization of routine antenatal health care service and tetanus toxoid-vaccination

Ibnouf et al (2007) menyatakan dari Gambar 1. bahwa wanita dari daerah

perkotaan (urban) dengan pendidikan yang tinggi, tinggal dekat dengan pelayanan

kesehatan, dan menerima pelayanan dengan kualitas yang maksimal lebih rutin

melakukan perawatan kehamilan dan mendapatkan imunisasi TT semasa

Page 9: Paper - Maternal

kehamilan. Health centers lebih rutin dikunjungi oleh ibu muda yang berasal dari

sosial ekonomi yang lebih rendah, pendidikan yang rendah dan hidup di daerah

pedesaan (rural). Sedangkan klinik pribadi dan rumah sakit umum lebih banyak

dikunjungi oleh wanita dengan pendidikan lebih tinggi, ibu yang lebih tua dengan

tingkat pendidikan lebih tinggi dari daerah perkotaan selama mereka menerima

pelayanan dari petugas kesehatan dengan maksimal.

Keterjangkauan lokasi tempat pelayanan kesehatan, dimana tempat

pelayanan yang lokasinya tidak strategis / sulit dicapai oleh para ibu menyebabkan

berkurangnya akses ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan, jenis dan kualitas

pelayanan yang tersedia dan keterjangkauan terhadap informasi. Akses terhadap

tempat pelayanan kesehatan dapat dilihat dari beberapa faktor, seperti lokasi

dimana ibu dapat memperoleh pelayanan kontrasepsi, pemeriksaan antenatal,

pelayanan kesehatan primer atau pelayanan kesehatan rujukan yang tersedia di

masyarakat (Fibriana Arulita, 2007).

Faktor pada Gambar 1. menunjukkan bahwa tidak semua ibu hamil

melakukan perawatan kehamilan secara rutin semasa kehamilannya. Pada masa

kehamilan, apabila ibu tidak melakukan perawatan maka bisa menimbulkan

kematian ibu maupun kematian bayi. Hal ini bisa diakibakan karena ibu

mengalami kehamilan resiko tinggi, komplikasi, pre-eklampsi, dan eklampsi pada

saat kehamilan, serta pendarahan antepartum yang berhubungan dengan

kurangnya perawatan ketika masa kehamilan. Wanita yang telah sakit semasa

belum hamil, dan tidak melakukan perawatan kehamilan maka penyakitnya akan

semakin bertambah parah ketika masa kehamilannya. Malaria, HIV/AIDS, anemia

dan malnutrisi berhubungan dengan peningkatan komplikasi kehamilan dan

kelahiran sehingga kematian karena kondisi ini menjadi lebih tinggi (Lincetto

Ornella et al, 2007).

Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan pengawasan

kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil risiko tinggi atau komplikasi kebidanan

yang lebih difokuskan pada keadaan yang menyebabkan kematian ibu.

Pemeriksaan antenatal perlu dilakukan secara dini, sehingga dapat ditemukan

sedini mungkin apabila ada tanda bahaya/komplikasi serta dapat diperhitungkan

Page 10: Paper - Maternal

dan dipersiapkan langkah-langkah dalam persiapan persalinan. Diketahui bahwa

janin dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling memengaruhi.

Oleh sebab itu ibu hamil dianjurkan melakukan pemeriksaan antenatal secara

teratur dan sesuai standar minimal 4 kali selama kehamilan.

Pada umumnya kematian maternal di negara – negara berkembang,

berkaitan dengan setidaknya satu dari tiga keterlambatan (The Three Delay

Models). Keterlambatan yang pertama adalah keterlambatan dalam mengambil

keputusan untuk mencari perawatan kesehatan apabila terjadi komplikasi

obstetrik. Keadaan ini terjadi karena berbagai alasan, termasuk di dalamnya

adalah keterlambatan dalam mengenali adanya masalah, ketakutan pada rumah

sakit atau ketakutan terhadap biaya yang akan dibebankan di sana, atau karena

tidak adanya pengambil keputusan, misalnya keputusan untuk mencari

pertolongan pada tenaga kesehatan harus menunggu suami atau orang tua yang

sedang tidak ada di tempat (Fibriana Arulita, 2007).

Keterlambatan kedua terjadi setelah keputusan untuk mencari perawatan

kesehatan diambil. Keterlambatan ini terjadi akibat keterlambatan dalam

mencapai fasilitas kesehatan dan pada umumnya terjadi akibat kesulitan

transportasi. Beberapa desa memiliki pilihan transportasi yang sangat terbatas dan

fasilitas jalan yang buruk. Kendala geografis di lapangan mengakibatkan banyak

rumah sakit rujukan tidak dapat dicapai dalam waktu dua jam, yaitu merupakan

waktu maksimal yang diperlukan untuk menyelamatkan ibu dengan perdarahan

dari jalan lahir (Fibriana Arulita, 2007).

Keterlambatan ketiga yaitu keterlambatan dalam memperoleh perawatan di

fasilitas kesehatan. Seringkali ibu harus menunggu selama beberapa jam di pusat

kesehatan rujukan karena manajemen staf yang buruk, kebijakan pembayaran

kesehatan di muka, atau kesulitan dalam memperoleh darah untuk keperluan

transfusi, kurangnya peralatan dan juga kekurangan obat – obatan yang penting,

atau ruangan untuk operasi. Pelaksanaan sistem pelayanan kebidanan yang baik

didasarkan pada regionalisasi pelayanan perinatal, dimana ibu hamil harus

mempunyai kesempatan pelayanan operatif dalam waktu tidak lebih dari satu jam

dan bayi harus dapat segera dilahirkan (Fibriana Arulita, 2007).

Page 11: Paper - Maternal

Menurunkan angka kematian ibu dan bayi dapat dilakukan dengan

memperkuat program Antenatal Care (ANC). Memperbaiki program ANC

dilakukan dengan memperkuat peraturan nasional, memperbaiki kualitas

peayanan ANC, melakukan integrasi dengan program yang lainnya, meningkatkan

keharmonisan dalam berhubungan sehingga program akan lebih efektif,

mengurangi batasan untuk akses pelayanan dan merengkuh wanita yang tidak

mendapatkan akses, serta menggunakan data dengan efektif untuk pengamatan

dan peningkatan kualitas ANC (Lincetto Ornella et al, 2007).

Page 12: Paper - Maternal

D. Pembahasan

Perawatan kehamilan (Antenatal Care) merupakan komponen utama dalam

pelayanan kehamilan yang harus dilakukan oleh ibu hamil selama dia menjalani

proses kehamilan agar kesehatannya tetap terjaga (Devy Shrimarti dkk, 2011).

Kasus yang kelompok kami angkat adalah mengenai kasus kematian ibu hamil

yang masih tinggi di Sumatera Utara. Sebagaimana yang diberitakan dalam

website hariansumutpos.com disebutkan bahwa setiap bulannya ada 11 ibu hamil

di Sumatera Utara yang meninggal. Terhitung dari bulan Januari-Juni 2013

terdapat 67 kasus kematian ibu hamil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya keterlambatan pertolongan, keterlambatan diagnosis, informasi pada

ibu hamil, rumah sakit, dan peralatan yang tidak memadai serta pendarahan,

infeksi pada ibu, eklamsia, dan kehamilan resiko tinggi.

Kasus ini amat memprihatinkan mengingat kehamilan adalah masa yang

penting dalam hidup wanita, keluarga dan masyarakat (Lincetto Ornella et al,

2007). Tingginya angka kematian ibu hamil di Sumatera Utara menunjukkan

bahwa status kesehatan masyarakat di sana masih rendah. Ada banyak faktor yang

menyebabkan hal tersebut terjadi, selain faktor yang terdapat dalam diri ibu hamil

juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti faktor penguat dan faktor

pendukung misalnya sarana kesehatan, dukungan orang terdekat, keterjangkauan,

dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut yang akan mempengaruhi keputusan ibu

hamil untuk melakukan perawatan kehamilan atau tidak. Perawatan yang baik

selama masa kehamilan begitu penting untuk kesehatan ibu dan perkembangan

dari bayi dalam kandungan ibu. Sebagaimana yang dijelaskan dalam pustaka

bahwa tujuan perawatan kehamilan adalah sebagai berikut:

1. Menjaga agar ibu sehat selama masa kehamilan, persalinan dan nifas serta

mengusahakan bayi yang dilahirkan sehat,

2. Memantau kemungkinan adanya risiko-risiko kehamilan, dan merencanakan

penatalaksanaan yang optimal terhadap kehamilan risiko tinggi, dan

3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal (Devy Shrimarti

dkk, 2011).

Page 13: Paper - Maternal

Berdasarkan tujuan perawatan kehamilan tersebut menunjukkan bahwa

tingginya angka mortalitas ibu hamil di Sumatera Utara disebabkan oleh

perawatan kehamilan yang buruk. Banyak faktor yang mempengaruhi baik-

buruknya perawatan kehamilan baik dari sisi pasien dalam hal ini ibu hamil dan

atau provider (pelayanan kesehatan). Hal inilah yang harus segera dibenahi dan

dikaji dimana ada beberapa aspek dalam perawatan kehamilan yang harus

dipenuhi seperti akses yang terjangkau, kualitas yang maksimal selama

kehamilan, kelahiran,dan periode setelah melahirkan.

Sebagaimana yang disebutkan dalam deskripsi kasus bahwa banyak

masyarakat yang tidak tahu mengenai program-program kesehatan dari

pemerintah, seperti Jamkesda dan BPJS 2014. Hal ini menunjukkan bahwa

pengetahuan masyarakat masih rendah baik disebabkan karena kesadaran individu

yang masih rendah dan atau minimnya sosialisasi program kesehatan dari

pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Rendahnya pengetahuan ibu hamil

akan berpengaruh pada kondisi kehamilannya terutama ketika mereka tidak dapat

membedakan atau mengidentifikasikan bahaya kehamilan atau kondisi darurat

yang mungkin terjadi. Penyedia pelayanan kesehatan menurut pustaka juga

mempengaruhi keefektifan Antenatal Care (ANC) begitu juga supply yang

mencukupi serta dukungan dari laboratorium.

Kesadaran masyarakat akan pentingnya faktor 4T juga menjadi penyebab

tingginya AKI di Sumatera Utara. Hal ini sesuai dengan pustaka yang ada bahwa

salah satu saran dan dukungan bagi ibu hamil dan keluarga adalah

mempromosikan perencanaan keluarga setelah kelahiran atau menjaga jarak

kelahiran (Lincetto Ornella et al, 2007). Selain itu, faktor usia juga menjadi salah

satu faktor yang mempengaruhi seorang ibu hamil melakukan perawatan

kehamilan (Ibnouf et al: 2007).

Masalah lain yang ditemukan dalam deskripsi kasus adalah masih banyak

ibu hamil yang melahirkan di rumah dan menjadi penyebab terjadinya

keterlambatan mendapatkan penanganan lebih lanjut. Hal ini sejalan dengan

pustaka yang ada bahwa pada umumnya kematian maternal di negara – negara

berkembang, berkaitan dengan setidaknya satu dari tiga keterlambatan (The Three

Page 14: Paper - Maternal

Delay Models). Keterlambatan yang pertama adalah keterlambatan dalam

mengambil keputusan untuk mencari perawatan kesehatan apabila terjadi

komplikasi obstetrik. Keadaan ini terjadi karena berbagai alasan, termasuk di

dalamnya adalah keterlambatan dalam mengenali adanya masalah, ketakutan pada

rumah sakit atau ketakutan terhadap biaya yang akan dibebankan di sana, atau

karena tidak adanya pengambil keputusan, misalnya keputusan untuk mencari

pertolongan pada tenaga kesehatan harus menunggu suami atau orang tua yang

sedang tidak ada di tempat (Fibriana Arulita, 2007). Terkait masalah biaya yang

mahal, dapat diatasi dengan melakukan perawatan kehamilan secara teratur.

Dalam pustaka dijelaskan bahwa keuntungan dari Antenatal Care (ANC) lebih

besar dibandingkan hanya penekanan angka kematian dan dapat dilakukan dengan

biaya yang relatif lebih rendah. Langkah ini merupakan langkah kesehatan

masyarakat yang paling efektif biayanya (Lincetto Ornella et al, 2007).

Distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata juga menjadi salah satu faktor

penguat terjadinya AKI yang tinggi di Sumatera ini. Sebagaimana yang dijelaskan

dalam deskripsi kasus bahwa banyak petugas yang sudah dilatih dipindahkan ke

tempat lain. Hal ini sejalan dengan pustaka yang ada bahwa sarana dan prasaran

serta sumber daya manusia kesehatan juga menjadi faktor yang turut

mempengaruhi perilaku ibu hamil dalam melakukan perawatan kehamilan.

Solusi untuk menekan AKI di Sumatera Utara ini adalah dengan

memperbaiki segala faktor yang berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil dalam

melakukan perawatan kehamilan. Faktor-faktor tersebut yaitu karakteristik

pengguna mulai dari faktor predisposisi, faktor penguat, needs, spatial setting,

kebijakan pemerintah, keterjangkauan, dan mutu pelayanan (Ibnouf et al, 2007).

Perbaikan tersebut hanya dapat diwujudkan dengan adanya kerja sama dari

berbagai pihak yang terkait, mulai dari keluarga atau orang terdekat, masyarakat

sekitar, pelayanan kesehatan, dan pemerintah. Salah satu pustaka menyebutkan

bahwa saran dan dukungan bagi ibu dan keluarga dalam rangka meningkatkan

perilaku kesehatan antara lain :

Page 15: Paper - Maternal

1. Meningkatkan kepedulian akan kebutuhan kesehatan pada wanita hamil dan

bayi baru lahir serta menjaga diri selama masa kehamilan dan masa postnatal,

termasuk kebutuhan untuk dukungan sosial selama dan sesudah kehamilan.

2. Mempromosikan perilaku sehat di rumah meliputi gaya hidup sehat,

keamanan dan pencegahan kecelakaan, dan dukungan serta kepedulian di

rumah, saran untuk melakukan pencegahan seperti suplementasi zat besi.

3. Penyediaan sarana transportasi untuk wanita hamil dan perencanaan untuk

keadaan darurat.

4. Mempromosikan perencanaan keluarga setelah kelahiran atau menjaga jarak

kelahiran (Lincetto Ornella et al, 2007).

Page 16: Paper - Maternal

E. Simpulan

Antenatal Care merupakan komponen utama dalam pelayanan kehamilan

yang harus dilakukan oleh ibu hamil selama dia menjalani proses kehamilan agar

kesehatannya tetap terjaga. Wanita hamil melakukan Antenatal Care dipengaruhi

oleh faktor-faktor meliputi : predisposing (umur, tingkat pendidikan dan

pekerjaan), enabling (status sosial ekonomi), need (kehamilan), tempat tinggal

(desa/kota), akses ke pelayanan kesehatan (jarak dan waktu), serta kualitas

pelayanan kesehatan. Untuk menurunkan AKI dan AKB di negara kita, maka

program Antenatal Care harus dilestarikan dan semakin dikembangkan.

Page 17: Paper - Maternal

Daftar Pustaka

Devy, Shrimarti R.; dkk. 2011. Perawatan Kehamilan dalam Perspektif Budaya Madura di Desa. Jurnal Promosi Kesehatan , 50-62.

Fibriana, Arulita Ika. 2007. Faktor–Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kematian Maternal (Studi Kasus Di Kabupaten Cilacap) Thesis Program Studi Magister Epidemiologi. Universitas Diponegoro. Semarang

Ibnouf, Adil H.; et al. 2007. Utilization of antenatal care services by Sudanese women in their reproductive age. Saudi Med J , 738-743.

Lincetto, Ornella; et al. 2007. Antenatal Care. Dalam T. Adegboyega, & e. al, Opportunities for Africa’s Newborns (hal. 51-62). Cape Town: Mills Litho.

Prawirahardjo, S. (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirahardjo.

Saifuddin, A. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

(UNICEF), W. H. 2003. Antenatal Care in Developing Countries: Promise, Achievement and Missed Opportunities-An Analysis of Trends, Level and Differentials, 1990-2001. Geneva: WHO.

Winkjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sabeena, Jalal dan Shah Nasreen Aslam.

Sari, Puspita dan Ayuruslina. 2006. Pengaruh Motivasi Pemeriksaan Kehamilan : ANC. Graha Ilmu

Desi, Lusiana dan Wardhani. 2007. Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Antenatal. Yogyakarta : Mitra Pustaka

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta

Page 18: Paper - Maternal

Lampiran