ITS-paper-20098-Paper tugas tk vibarasi.pdf

download ITS-paper-20098-Paper tugas tk vibarasi.pdf

of 9

Transcript of ITS-paper-20098-Paper tugas tk vibarasi.pdf

  • 8/17/2019 ITS-paper-20098-Paper tugas tk vibarasi.pdf

    1/9

     

    ANALISIS PROTEKSI VIBRASI PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN

    MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM DAN NEURAL NETWORK

    Moh. Ishak1)

    , Dr. Moch. Rivai ST, MT2)

    , Dr Tri Arief Sardjono, ST, MT3)

     1)

    Politeknik Caltex Riau

    Email : [email protected]  2,3)Intitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

    Email : [email protected]  [email protected]  Surabaya 60111,

    INDONESIA

    Pompa jenis sentrifugal sangat luas

     penggunaannya di dunia industri termasuk di

    industri perminyakan. Pompa sentrifugal

    banyak berperan dalam peralatan yang penting

    sehingga kerusakan pada pompa sentrifugal

    akan mempengaruhi produksi.Dalam penelitianini, dibuat prototipe pompa sentrifugal untuk

    melihat pola vibrasi terhadap jenis-jenis

    kondisi abnormal dengan FFT dan neural

    network. Ada tiga jenis kondisi abnormal yang

    dibahas yaitu misalignment, unbalance dan

    looseness. Dari hasil penelitian didapat bahwa

     pada kondisi unbalance amplitudo frekuensi

     putaran 3 kali amplitudo kondisi unfault pada

     frekuensi yang sama. Untuk kondisi

    misalignment, harmonik yang muncul pada

     penelitian ini yaitu frekuensi harmonik ke 2.

    Pada kondisi looseness, amplitudo frekuensi

    dasar menjadi 2 kali nilai kondisi normal. Dan

    tingkat keberhasilan neural network dalam

    mendeteksi pola spektrum vibrasi mencapai

    90%.

    Kata kunci: Pompa injeksi sentrifugal, proteksi

    vibrasi, misalignment, unbalance, looseness

    1.  Pendahuluan

    Pompa sentrifugal merupakan pompayang sangat banyak penggunaanya di dunia

    industri. Peranan pompa jenis ini banyak

    melaksankan fungsi-fungsi yang vital di suatuindustri. Kegagalan fungsi pompa akan

    menyebabkan tidak berfungsi suatu sistem

     produksi. Hal ini dapat menyebabkan kerugiandan kehilangan produksi.

    Vibrasi merupakan salah satu hal utama

    yang menyebabkan kerusakan pompa

    sentifugal. Sumber-sumber vibrasi sangat banyak, misalnya keadaan pompa yang tidak

    selurus dengan motor penggeraknya

    (misalignment). Untuk menghindari kerusakanyang disebabkan oleh vibrasi, biasanya

    dipasang alat pemantau vibrasi. Di dunia

    industri saat ini, kebanyakan yang dipasangadalah yang memonitor vibrasi sesaat tanpa

    melihat sumber dan pola vibrasi yang muncul.

    Melalui penelitian ini, akan dilihat

     beberapa pola vibrasi yang tejadi pada pompa

    sentrifugal. Ada empat pola vibrasi yang akanditeliti yaitu unfault, unbalance, looseness dan

    misalignment. Algoritma yang akan digunakan

    adalah fast fourier transform (FFT) dan neuralnetwork.

    2.  Metode Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian

    ini meliputi pembuatan prototipe untukidentifikasi pola vibrasi secara on-line

    mengunakan neural network.

    2.1 Perancangan Sistem

    Diagram blok sistem yang dirancangterdiri dari sensor accelerometer, A/Dconverter, FFT, neural network   dan hasil

    Identifikasi kondisi vibrasi seperti yang tampak

     pada gambar 2.1.

  • 8/17/2019 ITS-paper-20098-Paper tugas tk vibarasi.pdf

    2/9

     

    Gambar 2.1 Diagram Blok Identifikasi pola

    vibrasi on-line

    2.1.1 Sensor Accelerometer

    Sensor yang digunakan dalam penelitianini adalah accelerometer ADXL330. Sensor ini

    mengukur percepatan dari suatu peralatan.

    Keluaran dari sensor berupa tegangan DCdengan jangkauan 0~3,3 VDC. Setiap 300mV

    keluaran sensor setara dengan 1g (9,8 m/).Sehingga 1 mV = (9,8m/)/300 = 0,0327m/. Saat pengukuran, sensor diletakantegaklurus terhadap poros pada sisi inboard

    motor (dekat kopling).

    2.1.2 A/D Converter

    ADC yang digunakan adalah ADC

    internal dari Mikrokontroller Atmega8535

    dengan resolusi 10 bit. Hasil konversi ADCdapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

    hasil Konversi ADC 10bit = Vin/Vref x 1024dimana :

    Vin = tegangan masukan mikrokontroller

    Vref= tegangan reference (5 Vdc)

     Nilai output yang dihasilkan adalah dari 0

    sampai 1024 (10 bit = 2^10 = 1024). Juga dapatdihitung nilai dari 1 bit yaitu : nilai 1 bit = (5

    VDC)/1024 = 0,00488 Vdc = 4,88 mVdc.

    Baudrate yang digunakan adalah 115200 bps.

    2.1.3 FFT (Fast Fourier Transform)

     Nilai keluaran mikrokontroller akan

    dibaca oleh komputer dengan menggunakan

     pemrograman delphi7. Nilai LSB dan MSByang diterima oleh komputer kemudian akan

    dijumlahkan dan dikalikan dengan 0,00488

    Vdc (4,88 mV) (dikonversikan kembali ke

    satuan tegangan). Kemudian hasil dalam satuanmV dikalikan dengan 0,0327 m/s^2. Sehingga

    tampilan sinyalnya adalah dalam satuan

     percepatan. Sinyal yang dikeluarakan olehmikrokontroller ini berupa sinyal dalam fungsi

    waktu (domain waktu). Hasil keluaran dari A/D

    converter ini ditampilkan dalam bentuk grafikdibawah ini.

    Gambar 2.2 Sinyal domain waktu keluaran

    mikrokontroller

    Sinyal domain waktu akandikonversikan ke domain frekuensi dengan

     persamaan dasar dari FFT berikut.

    X(k) = ∑   xn WNN   (2.1)

    dimana :

    n, k, N adalah integer

    k = 0,1,2,3,.....,N-1

    J = √ 1 

    =eπ/N=Cos

     – j Sin

     

    sehingga :

    WN eπ/N Cosπ

    N  jsin π

    (2.4)

    karena x(n)=xr(n)+jx(n) bisa bernilaikompleks, dan X(k) = XR(k) + jXI(k) maka :

    XR(k)=∑   xrn cos πN

      xn sinπ

    N    

    XI(k)= ∑   xrnsin πN

      xn cos

    πN

     

    Magnitude pada domain frekuensi dapat

    dihitung berdasarkan persamaan berikut ini :

  • 8/17/2019 ITS-paper-20098-Paper tugas tk vibarasi.pdf

    3/9

     

    |Xk|   real imaginer    XRk XIk 

    Proses FFT dilakukan setiap 1000 data

    masukan domain waktu. Adapun flow chart

    untuk proses FFT adalah seperti gambar 2.3.

    Tampilan grafik dalam fungsi frekuensiseperti gambar 2.4. Dalam domain frekuensi

     jika semua data ditampilkan maka frekuensi

    sebelah kanan sebagai pencerminan frekuensisebelah kiri, dalam hal ini yang ditampilkan

     bagian kanan saja.

    Gambar 2.3 Flow chart Proses FFT dengan sample

    data vibrasi 1000 data

    Gambar 2.4 Grafik sinyal dalam domain frekuensi.

    2.1.4 Neural Network

    Proses FFT akan menghasilkan data

    frekuensi (f0 sampai f500). Data-data frekuensiini kemudian akan dilewatkan melalui proses

    neural network untuk menentukan pola vibrasi

    yang terjadi. Jika digambarkan secara umum

    grafik frekuensi akan tampak seperti gambar2.5.

    Dari grafik ini tampak bahwa ada 500

    nilai frekuensi (f0 ~ f500). Nilai-nilai ini

    kemudian akan menjadi data masukan padaneural network. Adapun arsitektur neural

    network pada penelitian ini untuk pembacaan

    online adalah seperti gambar 2.6.

    Gambar 2.5 Grafik domain frekuensi

    Gambar 2.6 Arsitektur neural network dalam

     penelitian ini

    Untuk nilai keluaran neural network (target)

    akan mengacu kepada Tabel 2.1.

    Tabel 2.1 Hubungan pola vibrasi dan targetuntuk neural network

    Persamaan yang digunakan dalam

    neural network ini pada setiap layer adalahsebagai berikut.

    Persamaan umum :

    Persamaan umum :

    Output

      (2.2)

    y ∑   wi  xiN   bias  (2.3)

    Pola VibrasiTarget

    Yo Y1 Y2 Y3

    Unfault (Normal) 1 0 0 0

    Unbalance (Ketidakseimbangan) 0 1 0 0

    Looseness (Longgar/Kendur) 0 0 1 0

    Misalignment (Ketidaklurusan) 0 0 0 1

  • 8/17/2019 ITS-paper-20098-Paper tugas tk vibarasi.pdf

    4/9

     

    Untuk nilai-nilai bobot yang digunakan adalahhasil pembelajaran yang dilakukan dengan NN

     backpropagation secara terpisah.

    2.1.5 Pembelajaran dengan NN

    Backpropagation

    Gambar 2.8 adalah blok diagram untuk

     proses pembelajaran neural dan dapat dilihat bahwa data-data frekuensi yang akan dijadikan

    sebagai acuan pembelajaran dimasukan dalam pemrograman back propagation NN dan

    akhirnya akan menghasilkan bobot dan bias.

    Gambar 2.7 Flow chart proses neural network untuk

    identifikasi pola vibrasi

    Gambar 2.8 Blok diagram proses pembelajaran NN

    Gambar 2.9 Flow chart pembelajaran NN

    2.2 Metode Pengambilan Data

    2.2.1 Model kondisi Unfault (Kondisi

    normal)

    Kondisi Unfault atau kondisi normal

    didefinisikan sebagai kondisi normal operasi pompa dan pompa dapat beroperasi secara

    kontinyu. Salah satu ciri kondisi ini yaitu

    kopling pompa dpat dengan mudah diputar

    secara manual dengan tangan.

    Data masukanfrekuensi

      o 1[j]:=1/(1+e xp(-temp))

      o 2[j]:=1/(1+e xp(-temp));

      o 3[j]:=1/(1+e xp(-temp));

    Hasil Identifikasi Pola

    Vibrasi : Un fault,

    Unbalance, Looseness

    atau Misalignment

    MULAI

    Masukan dataspektrum frekuensi

    Menentukanmatrik Target

    Menentukan nilai ParameterNN :- Set jumlah iterasi- Menentukan jumlah hiddenlayer 

    Pelatihan NN menggunakanBack Propagation. Algoritma

    training : gradient descentbackpropagation withadaptive learning rate;

    Transfer function : sigmoid

    MSE < 0.001

    Simpan bobot danbias

    SELESAI

    Tidak

    Ya

  • 8/17/2019 ITS-paper-20098-Paper tugas tk vibarasi.pdf

    5/9

     

    2.2.2 Model kondisi Unbalance

    (Ketidakseimbangan)

    Kondisi unbalance yaitu kondisi dimana

    terjadi ketidakseimbangan pada poros pompaatau motor ketika berputar. Berikut ini adalah

    gambar posisi-posisi baut pada base pompa danmotor pada prototipe penelitian ini.

    Gambar 2.10 Hubungan kopling pompa dan motor

    saat Unfault

    Gambar 2.11 Posisi baut pada prototipe base pompa

    dan motor

    Motor akan dikondisikan unbalancedengan cara menaikan satu atau dua titik pada

     base motor. Hal ini dilakukan dengan cara

     pengaturan putaran baut.

    -Kondisi 1 : Base motor dinaikan pada baut

    no.1 sebanyak 1 putaran baut (2mm)-Kondisi 2 : Base motor dinaikan pada baut

    no.1 sebanyak 1 putaran baut (2mm) dan pada baut no.2 sebanyak 1 putaran baut (2 mm)

    -Kondisi 3 : Base motor dinaikan pada baut

    no.1 sebesar 1 putaran baut (2mm) dan pada baut no.2 sebesar 1 putaran baut (2 mm) dan

     pada baut no.3 sebesar 1 putaran baut (2 mm)

    -Kondisi 4 : Base motor dinaikan pada baut

    no.1 sebesar 1 putaran baut (2mm), pada bautno.2 sebesar 1 putaran baut (2 mm), pada bautno.3 sebesar 1 putaran baut (2 mm) dan pada

     baut no.4 sebesar 0.5 putaran baut (1 mm)

    Gambar 2.12 Base pompa saat Unbalance kondisi 1

    Gambar 2.13 Base pompa saat Unbalance kondisi 2

    Gambar 2.14 Base pompa saat Unbalance kondisi 3

    Gambar 2.15 Base pompa saat Unbalance kondisi 4

    2.2.3 Model kondisi Misalignment (Tidak

    Selurus)

    Kondisi ini didapat dengan cara

    menurunkan base motor dari kondisi normal.

    2.2.4 Model kondisi Looseness (Kondisi

    base Longgar atau kendur)

    Dalam penelitian ini, berikut kondisi untukmendapatkan looseness.

    -Kondisi 1: Semua baut base motor dan semua

     baut base pompa dalam keadaan

    kendur/longgar.

    -Kondisi 2 : Semua baut base motor dalam

    keadaan kendur/longgar, sementara semua baut base pompa dipasang kuat

    Gambar 2.16 Kondisi pompa saat misalignment

  • 8/17/2019 ITS-paper-20098-Paper tugas tk vibarasi.pdf

    6/9

     

    3.  Hasil dan Pembahasan

    Hasil dari penelitian untuk ke empat pola

    spektrum vibrasi akan dijelaskan dibawah

    ini.

    3.1 Pola-pola Spektrum Vibrasi padaPrototipe Pompa Sentrifugal

    Prototipe pada penelitian ini

    menggunakan pompa dan motor yang memilikikecepatan putaran poros sebesar 2800 rpm

    (putaran per menit). Sehingga frekuensi putaran

     pompa/frekuensi dasar adalah sebagai berikut :frekuensi putaran poros / frekuensi dasar =

    rpm/(60 detik) = 2800/60= 46,7 Hz.

    . Sementara itu frekuensi-frekuensi

    harmoniknya adalah sebagai berikut :

    frekuensi harmonik-1 = 46,7 x 2 = 93,4 Hz

    frekuensi harmonik-2 = 46,7 x 3 = 140.1 Hz

    frekuensi harmonik-3 = 46,7 x 4 = 186,8 Hz

    frekuensi harmonik-4 = 46,7 x 5 = 233,5 Hz

    Gambar 3.1 Foto rangkaian prototipe saatmelakukan pengambilan data di Laboratorium

    Eletronika Industri ITS Surabaya.

    Pada penelitian ini, pengukuran vibrasi

    akan menggunakan 1 (satu) unit sensorakselerometer Adxl330.

    Sinyal yang ditampilkan sebagai hasil

     pengukuran adalah domain waktu dan domainfrekuensi.

    3.1.1 Spektrum Kondisi Unfault

    (Normal)

    Gambar 3.2 Spektrum frekuensi Kondisi Normal

    Dari spektrum kondisi normal ini, dapat

    dilihat bahwa amplitudo tertinggi ada padafrekuensi dasar (46.7 Hz). Sementara pada

    frekuensi-frekuensi harmonik-1, 2 dan 3

    spektrum tetap muncul dengan amplitudo yanglebih kecil.

    3.1.2 Spektrum Kondisi Unbalance(Ketidakseimbangan)

    Gambar 3.3 Spektrum frekuensi kondisi Unbalance

    Pada gambar 3.3 dapat dilihat bahwa

    dengan menaikan base motor pada posisikondisi 1 setinggi 2 mm maka akan

    menyebabkan kondisi unbalance. Hal ini

  • 8/17/2019 ITS-paper-20098-Paper tugas tk vibarasi.pdf

    7/9

     

    disebabkan karena dengan turunnya satu titikmenyebabkan putaran poros menjadi tidak

    seimbang. Pada kondisi ini, amplitudo pada

    frekuensi dasar menjadi 3 kali lebih tinggi jikadibandingkan dengan kondisi normal pada

    frekuensi yang sama. Sementara itu, spektrum

     pada frekuensi harmoniknya tetap muncul dannilai amplitudonya tidak berubah hampir samaseperti pada kondisi normal.

    Untuk kondisi 2, pola spektrum

    frekuensi yang dihasilkan masih sama denganspektrum kondisi unbalance. Namun amplitudo

     pada frekuensi dasar menurun dan lebih kecil

     jika dibandingkan pada kondisi 1. Hal inidisebabkan oleh posisi non drive-end motor

    (kiri dan dan kanan) mempunyai level tinggi

    yang sama. Dan hanya berbeda dengan sisidrive-end motor.

    Untuk kondisi 3, amplitudo pada

    frekuensi dasar menjadi tinggi kembali

    mencapai lebih dari dua kali tinggi amplitudo

     jika dibandingkan dengan kondisi normal padafrekuensi yang sama. Hal ini dikarenakan

    hanya satu titik yang tidak level seperti kondisi

    1 sehingga menyebabkan ketidakseimbaganyang tinggi.

    Pada spektrum kondisi 4, amplitudoyang dihasilkan pada frekuensi dasar samadengan kondisi 3. Hal ini dikarenakan titik no.4

    masih belum sama levelnya dengan ketiga titik

    lainnya

    Dari analisis ke-empat spektrumfrekuensi untuk kondisi unbalance, dapat

    disimpulkan bahwa amplitudo pada frekuensi

    dasar menjadi hampir 3 kali besar jika

    dibandingkan dengan kondisi normal.

    Sementara amplitudo pada frekuensi-frekuensiharmonik tetap dan hampir sama dengan

    kondisi normal.

    3.1.3 Spektrum Kondisi Misalignment

    (Tidak Selurus)

    Gambar 3.4 Spektrum vibrasi kondisi misalignment

    Hasil spektrum frekuensinya adalah

    sebagai berikut. Dari gambar 3.4 ni dapat

    dilihat bahwa pada saat misalignment spektrum pada frekuensi hormonik-2 mempunyai besar

    amplitudo 2 kali dari amplitudo pada kondisi

    normal. Sementara amplitudo pada frekuensi

    harmonik lainnya tetap muncul dan besarnyasama dengan frekuensi dasar.

    Hal ini sesuai dengan penelitian yang

    telah dilakukan oleh Giovanni Betta (IEEE,

    2002) yang menyatakan bahwa kondisimisalignment akan menyebabkan amplitudo

     pada frekuensi harmonik akan dominan dan

    lebih tinggi dari frekuensi dasar. Pada

     penelitian ini frekuensi harmonik-2 yangmuncul dominan.

    3.1.4 Spektrum Kondisi Looseness

    (kendur/Longgar)

    Gambar 3.5 Spektrum frekuensi kondisi Looseness

    Dari gambar 3.5 ini dapat dilihat bahwa

     pada kondisi looseness ini, frekuensi dasarmempunyai amplitudo lebih tinggi jika

    dibandingkan dengan kondisi normal.Sementara itu, frekuensi harmonik-2 jugamempunyai amplitudo yang lebih tinggi. Hal

    ini disebabkan karena dengan dikendurkannya

    semua baut pada base motor menyebabkan

    ketidakseimbangan menjadi lebih tinggi.

    Disamping itu, dari gambar 4.6 dapat

    dilihat bahwa muncul frekuensi harmonik lain

  • 8/17/2019 ITS-paper-20098-Paper tugas tk vibarasi.pdf

    8/9

     

     pada frekuensi 35 Hz. Frekuensi-frekuensirendah ini muncul sebagai akibat kendurnya

     baut-baut pada base motor dan pompa.

    3.2 Klasifikasi menggunakan neural

    network

    Untuk proses pembelajaran dilakukan

    dengan menggunakan matlab. Berikut adalahhasil pengujian neural network dengan data

    actual dari pompa.

    Dari Tabel 3.1, dapat dilihat bahwa

    tingkat keberhasilan neural network adalah90% (dari 10 pengambilan data, 1 data yang

    tidak tepat).

    Tabel 3.1 Hasil pengujian NNGambar 3.5 Hasil Neural network untuk ke-4 pola

    spektrum vibrasi

    4.  Kesimpulan

    Dari hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

    1.  Kondisi unjuk kerja pompa dapatdiamati dengan menggunakan spektrum

    vibrasi.2.  Pada kondisi Unbalance, spektrum

    frekuensi dasar menjadi 3 kali lebih

     besar dari kondisi normal.

    3.  Pada kondisi misalignment spektrumfrekuensi harmonik ke-2 akan lebih

    dominan.

    4.  Pada kondisi looseness, spektrumfrekuensi dasar akan naik menjadi 2 kali

    lebih tinggi dari kondisi normal.

    5.  Tingkat keberhasilan neural networkmencapai 90%.

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Birajdar R, Pati R, Khanzode K, KirloskarBrothers Ltd., (2009), “VIBRATION AND

     NOISE IN CENTRIFUGAL PUMPS -

    SOURCES AND DIAGNOSIS METHODS”,3rd International Conference on Integrity,

    Reliability and Failure, Portugal, 20-24 July

    2009.

    N o. Pola Yang muncul Hasil N eura l N etw ork Hasil (Tepat/Tidak Tepat )

    1 Misalignment Misalignment Tepat

    2 Unfault Unfault Tepat

    3 Misalignment Misalignment Tepat

    4 Looseness Looseness Tepat

    5 Misalignment Unfault Tidak Tepat

    6 Unfault Unfault Tepat

    7 Looseness Looseness Tepat

    8 Misalignment Misalignment Tepat

    9 Looseness Looseness Tepat

    10 Looseness Looseness Tepat

  • 8/17/2019 ITS-paper-20098-Paper tugas tk vibarasi.pdf

    9/9

     

    [2] Orhan Sadettin, Aktu Nizami , Veli C,

    (2005), “Vibration monitoring for defect

    diagnosis of rolling element bearings as a predictive maintenance tool: Comprehensive

    case studies”, NDT&E International 39 (2006)293–298.

    [3] Ruuska, Mikko, H. Andersson, Paul,

    Dubrovnik, (2003), “SPINDLE BEARINGMONITORING USING ACOUSTIC

    EMISSION”, Proceedings, XVII IMEKO

    World Congress, 2164~2167.

    [4] Giovanni Betta, Student Member, IEEE,

    Consolatina Liguori, Alfredo Paolillo, and

    Antonio Pietrosanto, (2002), “A DSP-BASED

    FFT-ANALYZER FOR THE FAULTDIAGNOSIS OF ROTATING MACHINE

    BASED ON VIBRATION ANALYSIS”, IEEETransactions on Instrumentation and

    Measurement, vol. 51, no. 6.

    [5] Reimche W, Südmersen U, Pietsch Or,Scheer C, Bach F, (2003), “BASICS OF

    VIBRATION MONITORING FOR FAULT

    DETECTION AND PROCESS CONTROL”.University of Hannover, Institute of Material

    Science, Department of NDT.

    [6] H. Shreve Dennis, (1995), “SIGNALPROCESSING FOR EFFECTIVE

    VIBRATION ANALYSIS”, IRD

    Mechanalysis, Inc Columbus, Ohio.

    [7]Ahmed, R. Supangat, J. Grieger, N. Ertugrul

    and W. L. Soong, (2004), A Baseline Study forOn-Line Condition Monitoring of Induction

    Machines”, Australasian Universities PowerEngineering Conference (AUPEC 2004).