PAPER NUTRISI FINAL=KASUS

download PAPER NUTRISI FINAL=KASUS

of 51

description

nutrisi

Transcript of PAPER NUTRISI FINAL=KASUS

BAB I

STRUKTUR, FUNGSI, DAN MEKANISME SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

A. Macam Proses Pencernaan

Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi lebihkecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yangsederhana. Ukuran molekul yang kecil ini memungkinkan darah dan cairan getah beningmengangkut menuju sel-sel yang memerlukan. Proses pencernaan makanan meliputi

1. Pencernaan Mekanik

Pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi lebih kecildengan bantuan alat-alat pencernaan. Alat yang membantu pencernaan mekanik seperti gigi,lambung, usus. Gerakan gigi seri memotong makanan, gigi taring merobek makanan, gigi geraham mengunyah makanan serta lambung dan usus melakukan gerakan meremas makanan. Pada pencernaan mekanik umumnya tidak mengubah susunan molekul bahan makanan yang dicerna. Pencernaan mekanik menjadi lebih mudah karena adanyasaliva (air ludah) dan getah lambung. Pencernaan mekanik dibantu oleh gerakan saluran pencernaan seperti gerakan peristaltik, gerak segmentasi dan gerak ayun (pendular). Gerakan-gerakan ini memungkinkan makanan di dorong, kemudian diremas dan dicampur dengan enzim pencernaan (pengadukan).

2. Pencernaan Kimiawi

Pencernaan makanan secara kimiawi terjadi dengan bantuan zat kimia tertentu. Enzim pencernaan merupakan zat kimia yang berfungsi memecahkan molekul bahan makanan yang kompleks dan besar menjadi molekul yang lebih sederhana dan kecil. Molekul yang sederhana ini memungkinkan darah dan cairan getah bening (limfe) mengangkut ke seluruh sel yang membutuhkan.B. Alat Pencernaan pada manusia

Susunan saluran pepcernaan terdiri dari:1. Mulut (0ris).2. Faring (tekak).3. Osofagus (kerongkongan).4. Ventrikulus (lambung).5. Intestinum minor (usus halus):a. Duodenum (usus 12 jari).b. Yeyenum.c. Ileum.

6. Intestinum mayor (usus besar);a. Seikum.b. Kolon asendens.c. Kolon transversumd. Kolon Descendens.e. Kolon Sigmoid.

7. Rektum.

8. Anus. Alat-alat penghasil getah cerna 1. Kelenjar ludah:a. Kelenjar (glandula) parotis.b. Kelenjar (glandula) sub maksilarisc. Kelenjar (glandula) sub lingualis2. Kelenjar getah lambung.3. Kelenjar hati.4. Kelenjar pankreas.5. Kelenjar getah usus.C. Fungsi Sistem Pencernaan

Fungsi prinsip sistem pencernaan adalah memberikan tubuh cairan, nutrin, dan elektrolit. Aktivitas utama dalam saluran pencernaan :

1. Sekresi elektrolit, hoermon-hormon dan enzim yang digunakan dalam pemecah materi yang akan dimakan.

2. Gerakan terhadap produk yang dimakan.

3. Pencernaan makanan dan cairan.

4. Absorbsi produk alkhir ke dalam aliran darah.

NO.STRUKTUR SISTEM PENCERNAANFUNGSI

1.Kelenjar parotisMenghasilkan air liur cair

2.Rongga mulutMencernakan makanan secara mekanik dengan bantuan gigi dan kimiawi dengan enzim.

3.Kelenjar subligualisMenghasilkan air liur cair dan lendir. Terletak di bawah pangkal lidah

4.Kelenjar submaksilarisMenghasilka air liur cair dan lendir.

5.Epiglotis

Mengatur masuknya makanan dan udara ke dalam tubuh. Selama proses menelan makanan, epiglotis bergerak ke bawah untuk melindungi trakhea.

6.FaringMeneruskan makanan dari mulut ke esofagus

7.Sfingter esofagus superior ( Hiperfaringeal)Mencegah makanan atau cairan bergerak ke faring posterior dan trakhea

8.Sfingter esofagus bawahSecara normal tetap konstriksi dan rileks bila gelombang perilstaltik sampai ke bagian ini yang memungkinkan makanan lewat ke lambung, serta mencegah refluks asam ke dalam esofagus.

9.Lambung (ventrikulus) Bertindak sebagai gerobak, menampung makanan dalam kantung dan melepaskan makanan tersebut secara bertahap ke dalam usus.

Melanjutkan pencernaan makanan ke dalam suatu tahap yang selnjutnya dapat di cerna di dalam usus.

Untuk mensekresikan factor instrinsik yang penting mengabsorpsi dan penyerapan vitamin B12.

10.Hati (Hepar)Mensintesis dan memetabolisme protein, karbohidrat,dan lemak ; mengubah bentuk biologis zat-zat saat melewati organ tersebut dan menghasilkan serta mengekskresikan empedu yang penting dalam pencernaan. Vitamin, mineral, glukosa, dan materi lain disimpan dalam parenkim hepar.

11.Empedu Membantu dalam emulsi dan saponifikasi lemak Merangsang peristaltic usu Saluran untuk sekresi pigmen dan substansi toksik dari aliran darah. Deodorant untuk feses.

12.PankreasMensekresi getah pencernaan dengan enzim-enzim yang perlu untuk mencerna protein, lemak, dan karbohidrat.

13. Usus halusTempat pencernaan secara kimiawi dan tempat penyerapan zat atau sari-sari makanan

14.Usus besar

Menyerap air selama proses pencernaan.

Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.

Membentuk massa feses

Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh defekasi.

15.RektumMenerima feces dari usus besar , Membiarkan seseorang mengetahui ada feces yang harus dikeluarkan , Menahan feces sampai pengeluaran terjadi.

16.Sfingter AnalSebagai kontrol keluarnya feses.

17.Kelenjar parotisMenghasilkan air liur cair

Gambar: lapisan struktur dasar organ pencernaan

Lapisan struktur dasar organ pencernaan: 1. Lapisn mukosa ( untuk fungsi sekresi ) yang terletak paling dalam.

2. Lapisan jaringan ikat submukosa,

3. Lapisan otot polos sirkular dan longitudinal

4. Lapisan peritoneum (atau adventisal) lapisan paling luarD. Mekanisme Sistem Pencernaan

1. Rongga MulutPencernaan kimiawi adalah pencernaan yang terjadi di dalam rongga mulut, usus, dan lambung dengan bantuan enzim. Enzim adalah suatu zat kimia yang membantu proses pencernaan.

Mekanisme pencernaan mekanik dan kimiawi, makanan dikunyah oleh gigi dan setiap gigitan dicampur dengan saliva yang berasal dari kelenjar saliva. Saliva mengandung musin, zat lubrikan, dan antibodi, serta amilase untuk mencerna polisakarida. Saliva disekresi secara refleks akibat adanya makanan didalam mulut atau oleh refleks yang dikondisikan atau dipelajari, yang memnugkinkan saliva disekresi akibat penglihatan bau atau pikiran tentang makanan. Saliva mengandung air dalam jumlah besar yang melembabkan dan melunakkan makanan, lendir mengkombinasi makanan dan melumasinya sehingga dapat disalurkan kebawah esofagus dan enzim saliva. Saliva juga memebrsihkan mulut dan gigi dan mempertahankan bagian lunak fleksibel. Menelan adalah proses menggerakkan makanan dari rongga mulut menuju lambung yang berlangsung dalam waktu 4-7 det1k. Proses menelan yaitu:

a. Bolus di putar-putar oleh lidah terhadap palatum durum.

b. Palatum mole menutup nasofaring

c. Bolus berjalan kea rah bawah pada permukaan dorsal dari lidah

d. Pada tahap ini, laring meninggi, pintu masuk ke dalam laring menutup, pita suara tertutup

e. Posisi dari epiglotis mengarahkan makanan menjauhi ostium laryngeal, dan setelah bolus melewati jalan tersebut, epiglottis melipat ke atas untuk menghalangi setiap sisa yang berada di mulut untuk masuk ke laring

f. Setelah bolus masuk ke dalam esophagus, struktur di sebelah atas kembali pada posisi biasanya.Terdapat 3 pasang kelenjar saliva adalah:a. Kelenjar parotis merupakan kelenjar yang paling besar dan berada tepat di bawah telinga, panjang kelenjar ini kira-kira 5 cm dan terbuka di dalam mulut, berlawanan arah dengan gigi molar atas kedua. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang dipengaruhi oleh penyakit yang umumnya disebut gondongan. b. Kelenjar submandibular terletak pada bagian belakang dasar mulut ditutupi oleh angulus mandibular. Duktus dari kelenjar submandibular menjalar dalam dasar mulut, terbuka ke dalam mulut pada sebelas sisi dari lidah. c. Kelenjar sublingual terletak di bawah membran mukosa dasar mulut dan ditutupi oleh bagian depan lidah. Kelenjar tersebut mempunyai sekitar 12 buah duktus yang terbuka ke dalam dasar mulut.2. Faring

Faring merupakan tuba fibromuskular yang melekat pada dasar tulang tengkorak di sebelah atas dan berlanjut dengan esophagus di sebelah bawah. Makanan harus melewati orofaring dan laring untuk masuk ke esophagus.

3. Esofagus (Kerongkongan)Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.4. Lambung

Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.

Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :

Senyawa KimiaFungsi

Asam HClMengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus

LipaseMemecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit

ReninMengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.

MukusMelindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.

Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.

Pada seluruh keadaan lambung dalam keadaan berkontraksi bila waktu makan yang berikutnya tidak juga kunjung datang, hal tersebut menyebabkan gelombang peristaltik yang menyebabkan terasa lapar. Lambung berdistensi untuk menampung makanan yang masuk, dan kemudian gelombang peristaltik mulai pada bagian atas dan menjalar ke bawah mengarah ke pilorus, sebanyak 4 kali yang terjadi di dalam waktu yang bersamaan. Awalnya filorus tetap tertutup, dan efek dari gelombang pada saat ini adalah untuk mencampur makanan dan untuk memaparkan makanan dengan cairan lambung. Kemudian spinkter piloriku mulai relksasi dan membiarkan sejumlah kecil makanan melewatinya setiap waktu. Pengosongan lambung membutuhkan waktu sampai 5 jam. Hal ini dapat menjadi lebih lama apabila orang dalam keadaan kuatir.Pengaturan Sekresi Lambung

Pengaturan sekresi lambung dapat dibagi menjadi fase sefalik, gastrik dan intestinal. Fase sefalik sudah dimulai bahkan sebelum makanan masuk lambung, yaitu sebagai akibat melihat, mencium, memikir, atau mengecap makanan. Fase ini diperantarai seluruhnya oleh saraf vagus dan dihilangkan vagotomi. Sinyal neurogenik yang menyebabkan fase sefalik berasal dari korteks serebri atau pusat nafsu makan. Impuls eferen kemudian dihantarkan melalui saraf vagus ke lambung. Hasilnya, kelenjar gastrik dirangsang mengeluarkan asam HCI, pepsinogen dan menambah mukus.Fase sefalik menghasilkan sekitar 10 % dari sekresi lambung normal yang berhubungan dengan makanan.

Fase gastrik dimulai saat makanan mencapai antrum pilorus. Distensi yang terjadi pada antrum menyebabkan terjadinya rangsangan mekanis dari reseptor-reseptor pada dinding lambung. Impuls tersebut berjalan menuju medula melalui aferen vagus dan kembali ke lambung melalui eferen vagus; impuls-impuls ini merangsang pelepasan hormon gastrin dan secara langsung juga merangsang kelenjar-kelenjar lambung. Gastrin dilepas dari antrum dan kemudian dibawa oleh aliran darah menuju kelenjar lambung, untuk merangsang sekresi. Pelepasan gastrin juga dirangsang oleh PH alkali, garam empedu di antrum, dan terutama oleh protein makanan dan alkohol. Gastrin adalah stimulus utama sekresi asam hidroklorida.

Fase sekresi gastrik menghasilkan lebih dari dua pertiga sekresi lambung total setelah makan, sehingga merupakan bagian terbesar dari total sekresi lambung harian yang berjumlah sekitar 2.000 ml. Fase gastrik dapat terpengaruh pada reseksi bedah antrum pilorus, sebab di tempat inilah gastrin diproduksi.

Fase intestinal dimulai oleh gerakan kimus dari lambung ke duodenum. Fase sekresi lambung ini diduga sebagian besar bersifat hormonal. Adanya protein yang telah dicerna sebagian dalam duodenum tampaknya merangsang pelepasan gastrin usus, suatu hormon yang menyebabkan hormon terus-menerus mensekresikan cairan lambung. Tetapi, peranan usus kecil sebagai penghambat sekresi lambung jauh lebih besar.

5. Usus Halus

Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum ( 25 cm), jejunum ( 2,5 m), serta ileum ( 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.

Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :

Senyawa KimiaFungsi

DisakaridaseMenguraikan disakarida menjadi monosakarida

ErepsinogenErepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.

Hormon SekretinMerangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus

Hormon CCK (Kolesistokinin)Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.

Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :

Senyawa KimiaFungsi

BikarbonatMenetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung

EnterokinaseMengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.

AmilaseMengubah amilum menjadi disakarida

LipaseMencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol

TripsinogenTripsin yang belum aktif.

KimotripsinMengubah peptone menjadi asam amino

NukleaseMenguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat

Hormon InsulinMenurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal

Hormon GlukagonMenaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal

Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :

a. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.

b. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.

c. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.

d. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan e. gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.

6. Usus Besar (Kolon)

Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. 7. Rektum dan Anus

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.

Absorbsi

Usus halus merupakan tempat penyerapan utama nutrisi. Sepanjang daerah ini terdapat penonjolan seperti jari yang disebut vili, untuk meningkatkan area permukaan penyerapan. Nutrien diabsorbsi oleh difusi pasif dan osmosis, tranfor aktif dan pinositosis. Isi dalam intestine bergerak dengan kerja peristaltik ke usus besar. Disini terjadi penyerapan air kira-kira 1 2 liter dari cairan ileal tiap hari. Selain air, elektrolit dan mineral juga diabsorpsi, dan bakteri dalam kolon mensintesis vitamin K dan beberapa vitamin B kompleks. Pada akhirnya feses dibentuk dalam kolon untuk eliminasi. Ketika motilitas intestinal meningkat, seperti diare, tubuh kehilangan nutrien dan air yang bergerak melalui usus kecil terlalu cepat untuk keseluruhan absorpsi.

Defekasi

Defekasi, atau pasase feses, terjadi karena gerakan residu makanan dari colon pelvis ke dalam rektum, yang kemudian menjadi distensi. Distensi ini menyebabkan refleks kontraksi otot rektum yang cenderung mengeluarkan isinya melalui anus. Hal ini bergantung kepada relaksasi sfingter anus eksterna. Defekasi kemudian merupakan kerja refleks yang dapat di hambat secara volunter. Defekasi terlambat, sensasi bahwa rektum sudah penuh akan terlewatkan dan lebih banyak air diabsorbsi dari feses melalui dinding rektum dan konstipasi dapat terjadi.Peran Sistem saraf dalam Sistem pencernaan Sistem saraf pada sistem pencernaan berfungsi mempercepat dan memperlambat gerakan peristaltik berturut-turut Bila sebuah organ memiliki otot sfinkter, maka serabut saraf yang menyebabkan kontraksi organnya akan menghambat sfinkter, dan sebaliknya. Ini terjadi pada lambung dalam sfinkter pilorik dan usus dalam sfinkter ileokolik. Kerja keduanya semakin cepat dirangsang oleh saraf Vagus (kontraksi) dan semakin lambat / dihentikan oleh saraf Simpatis (dikendorkan)Sistem vaskuler Darah bekerja sebagai sistem transpor dari tubuh, mengantarkan semua bahan kimia, oksigen dan zat makanan yang diperlukan untuk tubuh, menyingkirkan karbon dioksida dan hasil buangan lainnya. Plasma darah membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan jaringan; menyegarkan cairan jaringan karena melalui cairan ini semua sel tubuh menerima makanannya. Saluran limfe berfungsi mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah. Saluran limfe lakteal berfungsi membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah.Gangguan Sistem Pencernaan ApendikitisRadang usus buntu.

DiareFeses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.

Kontipasi (Sembelit)Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)

MaldigestiTerlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.

ParotitisInfeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong

Tukak Lambung/Maag"Radang" pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori

XerostomiaProduksi air liur yang sangat sedikit

Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis). DiareApabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.Konstipasi (Sembelit)Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging. Tukak Lambung (Ulkus)Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu. Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis. BAB IIFISIOLOGI CAIRAN

Air atau cairan tubuh merupakan bagian utama tubuh, yaitu 55-60 % dari berat badan orang dewasa atau 70 % dari bagian tubuh tanpa-lemak ( lean body mass ). Angka ini lebih besar untuk anak-anak. Pada proses menua manusia kehilangan air. Kandungan air bayi pada waktu lahir adalah 75 % berat badan, sedangkan pada usia tua menjadi 50 %. Kehilangan ini sebagian besar berupa kehilangan cairan ekstraseluler. Tubuh yang mengandung relatif lebih banyak otot mengandung lebih banyak air, sehingga kandungan air atlet lebih banyak dari pada nonatlet, kandungan air pada laki-laki lebih banyak dari pada perempuan, dan kandungan air pada anak muda lebih banyak dari pada orang tua.Cairan dalam tubuh manusia didistribusikan dalam dua kompartement yaitu cairan ekstrasel (CES) dan cairan intrasel (CIS). Cairan ekstraseluler (cairan yang ada diluar sel) terdiri dari 1/3 atau 20% total cairan dalam tubuh. Cairan ekstrasel terdiri dari cairan interstisial (CIS)yang mengisi sekitar 15% berat tubuh manusia, terdiri atas Na+ 140 mmol/L, K+ 4 mmol/L dan cairan intra vascular yang terdiri dari plasma yang menyusun berat tubuh sebanyak 5%, terdiri atas 40 g/L albumin, Na+ 140 mmol/L, K+ 4mmol/L, bagian cairan limve yang mengandung air dan tidak berwarna, dan darah yang mengandung trombosit. Sedangkan cairan intrasel merupakan cairan didalam membran sel yang berisi subtansi terlarut yang pennting untuk keseimbangan cairan elektrolit dan metabolisme. Cairan ini membentuk 40% berat tubuh atau 2/3 total cairan dalam tubuh. Kompartement cairan intrasel memilki banyak zat terlarut yang sama dengan cairan ekstrasel tapi proporsi substansi substansi tersebut berbeda. Misalnya untuk substansi kalium proporsinya lebih besar didalam cairan daripada dalam cairan ekstrasel. Terdiri atas Na+ 8,0 mmol/L dan K+ 151 mmol/L.A. Komposisi cairan

Cairan yang bersirkulasi diseluruh tubuh didalam ruang cairan intrasel dan ekstrasel mengandung elektrolit, mineral dan sel.Elektrolit adalah unsur atau senyawa yang jika melebur didalam air akan pecah menjadi ion dan mampu membawa muatan listrik. Elekrolit ada dua yaitu elektrolit negative dan elektrolit positif. Mineral adalah unsur semua jaringan dan cairan tubuh serta penting dalam mempertahankan proses fisiologis. Mineral bekerja sebagai katalis dalam respon saraf, kontraksi otot dan metabolisme zat gisi yang ada dalam makanan, juga mengatur keseimbangan elektrolit dan produksi hormon serta menguatkan strukur tulang. Contohnya zat besi dan zink.Sel merupakan unit fungsional dasar dari semua jaringan hidup contohnya cairan yang berada dalam sel darah merah dan sel darah putih. B. Pergerakan cairan

Cairan berpindah dari satu kompartement ke kompartement lain untuk memfasilitasi proses proses yang terjadfi didalam tubuh seperti oksigenasi jaringan, respon terhadap penyakit , keseimbangan asam basa , dan respon terhadap terapi obat. Cairan tubuh berpindah melalui difusi, osmosis, dan filtrasi.

1. Difusi

Difusi adalah perpindahan molekul suatu substansi dari daerah yang berkonsertasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah. Atau proses ketika materi padat, partikel (gula dalam cairan) berpindahan dari daerah yang berkonsentrasi tinggi ke daerah yg berkonsentrasi rendah, sehingga distribusi partikel dalam cairan menjadi rata.2. Osmosis

Perpindahan molekul dari daerah berkonsentrasi rendah ke tinggi. Atau perpindahan pelarut murni (misalanya : air) melalui membran semipermeabel yang berpindah dari larutan yang punya konsentrasi solut rendah ke larutan yang punya konsentrasi solut tinggi. Tekanan osmotik : besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan aliran air oleh osmosis.3. Filtrasi

Proses perpindahan air dan substansi yang dapat larut secara bersamaan sebagai respon terhadap adanya tekanan cairan.I. Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)mengukur berapa banyak filtrat yang dihasilkan oleh glomerulus. Untuk setiap nefron, filtrasi, dipengaruhi oleh aliran plasma, perbedaan tekanan, luas permukaan kapiler dan permeabilitas kapiler nefron. C = U.V/PKet :

C = klirensU = konsentrasi zat marker dalam urinV = volume urinP = konsentrasi zat marker dalam plasmaII. Nilai Normal dari Variasi LFG

Faktor-faktor yang mempengaruhi: Usia

Jenis kelamin

Luas permukaan badan

Secara klasik, LFG dapat diukur per 1,73 cm3. Luas permukaan badan dapat diukur dengan nomogram dari tinggi dan berat badan.

Dewasa

pria

: 130 cc/min/1,73 m2wanita

: 120 ml/1,73 m2Umur akan mempengaruhi LFG sekitar 10cc/min/1,73m2 perdekade setelah 40 tahun. Jadi nilai LFG pada usia 80 taun adalah sekitar 50% dari LFG dewasa. Pada orang hamil akan meningkat 50% pada trimester I dan akan normal setelah melahirkan.

III. Yang dapat meningkatkan LFG Makanan tinggi protein

Infus asam amino

LFG dan aliran plasma ginjal meningkat dalam waktu 1 jam setelah makan dan akan menurun pada saat olahraga.

4. Transportasi Aktif

Transpor aktif memungkinkan sel menerima molekul yang lebih besar, selain itu sel juga dapat menerima atau memindahkan molekul dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah berkonsentrasi tinggi. Perpindahan ElektrolitBila garam larut dalam air (misal ; NaCl) akan terjadi disosiasi (penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana) sehingga terbentuk ion-ion yang bermuatan positif dan negatif. Ion yang mengandung muatan listrik ini dinamakan elektrolit. Cairan tubuh yang mengandung air dan garam dinamakan larutan elektrolit.Perpindahan elektronik terjadi melalui 3 fase :

Fase 1: Plasma darah pindah dari sel tubuh ke dalam sistem sirkulasi, nutrisi, dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractur gastrointestinal.Fase 2 : Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel.

Fase 3: Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran semipermeabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah.Metode yang biasa digunakan adalah : diffusi, filtrasi, osmosis, transpor electron.

Proses Perpindahan Elektronik

Membran sel mengandung alat transpor berupa protein yang mengatur penyeberangan ion positif dan bahan lain melalui membran tersebut. Ion negatif akan mengikuti ion positif dan air akan mengalir ke arah cairan yang lebih tinggi konsentrasinya. Salah satu contoh alat transpor ini adalah pompa Na-K. Suatu enzim yang memompa natrium keluar lebih cepat daripada proses difusi biasa. Pada waktu yang sama, kalium dipompa kedalam sel. Pompa ini secara aktif mempertukarkan Na dengan K melalui membran sel, dengan demikian mempertahankan tingkat konsentrasi masing-masing elektrolit. Pompa ini menggunakan ATP sebagai sumber energi dan enzim Na-K ATP-ase guna melepas energi dri ATP.

C. Mengukur intake dan output cairan

Merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mengukur jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh(intake)dan jumlah cairan yang keluar dari tubuh(output).Tujuannya untuk menentukkan status keseimbangan tubuh klien dan menentukkan tingkat dehidrasi klien.Prosedur :

a. tentukan jumlah cairan yang masuk kedalam tubuh. Ciran yang masuk kedalam tubuh melalui air minum, air dalam makanan , air hasil oksidasi(metabolism),dan cairan intravena.

b. Tentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien.Cairan yang keluar dari tubuh terdiri atas urine, insensible water loss(IWL), feses,dan muntah.

c. Tentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus : intake-output.

Hal yang perlu diperhatikan :

a. Rata-rata intake cairan perhari

1. Air minum

: 1500-2500 ml

2. Air dari makanan

: 750 ml

3. Air hasil metabolism

: 300 ml

b. Rata-rata output cairan perhari :

1. Urine

: 1- 2 cc/kgBB/jam

2. Insensible water loss:- dewasa:IWL = 10-15cc/kgBB/hari

Anak-anak: IWL=30-umur (th) cc/kgBB/hari

Bila ada kenaikan suhu :IWL=200(suhu sekarang-36,80 C)

3. Feses

:100-200ml1. Intake Cairan TubuhAsupan cairan terutama diatur melalui mekanisme rasa haus. Tubuh memiliki sel reseptor yang disebut osmoreseptor yang secara terus-menerus memantau osmolalitas.

Pusat pengendalian rasa haus ada pada hipotalamus yang terletak di otak. Apabila cairan tubuh hilang terlalu banyak, maka osmoreseptor akan mengaktifkan rasa haus yang ada pada hipotalamus di otak.

2. Stimulus HausStimulus fisiologis berupa peningkatan konsentrasi plasma dan penurunan volume darah. Faktor lain berupa keringnya membran mukosa faring dan mulut, kehilangan kalium dan faktor psikologis.

3. Sumber Cairan (intake)Air dapat diperoleh dari buah-buahan, sayuran, daging, oksidasi bahan makanan selama proses pencernaan. Sekitar 220 ml air juga diproduksi setiap hari selama metabolisme karbohidrat, protein dan lemak berlangsung. Klien yang mengalami kerusakan neurologis, bayi dan lansia tidak dapat merespons rasa haus sehingga kemungkinan besar mengalami dehidrasi.

4. Output CairanCairan terutama dikeluarkan melalui ginjal dan saluran gastrointestinal.

Rata-rata hilangnya cairan tiap hari ( pada orang dewasa dengan berat badan 70 kg) :organ/sistem

jumlah (ml) Ginjal

1500

Kulit

- kehilangan tak kasat mata

600-900

- kehilangan kasat mata

400

paru-paru

400

Saluran pencernaan

100Jumlah total

3200-3500Pada orang dewasa, ginjal setiap menit menerima sekitar 125 ml plasma untuk disaring dan memproduksi urin sekitar 60 ml (40 80 ml) dalam setiap jam atau totalnya sekitar 1,5 L dalam satu hari. Jumlah urin yang diproduksi ginjal dipengaruhi oleh hormon antidiuretik (ADH) dan aldosteron. Hormon-hormon ini mempengaruhi ekskresi air dan natrium serta distimulasi oleh perubahan volume darah.

Kehilangan air melalui kulit terutama diatur oleh sistem saraf simpatis, yang mengaktifkan kelenjar keringat. Stimulasi kelenjar keringat dapat dihasilkan dari olahraga otot, peningkatan suhu lingkungan dan peningkatan aktifitas metabolik seperti yang terjadi pada saat seseorang mengalami demam (febris).D. Mengatur kecepatan aliran IV1. Observasi kepatenan selang dan jarum IV

a.Buka pengatur tetesan dan observasi kecepatan aliran cairan dari larutan IV ke dalam bilik tetesan dan kemudian tutup pengatur tetesan apabila kecepatan tetesan telah sesuai dengan kecepatan yang diprogramkan.

b.apabila cairan tidak mengalir, rendahkan botol atau kantung cairan IV sampai lebih rendah dari tempat masuknya infus dan observasi adanya aliran balik darah.

2. Periksa catatan medis untuk pemberian larutan dan zat aditif yang tepat. Program yang biasa diresepkan ialah pemberian larutan selama 24 jam, biasanya dibagi kedalam 2 sampai 3 L. Kadangkala, program pemberian IV hanya berisi 1 L untuk mempertahankan vena tetap terbuka ( KVO ). Catatan juga memperlihatkan waktu yang diperlukan untuk menginfuskan setiap liter cairan.

3. Kenali faktor tetesan dalam bentuk banyaknya tetesan dalam bentuk banyaknya tetesan/ml (tts/ml) dari sebuah set infuse, misalnya : Mikrodrip ( tetes mikro ) : 60 tts/ml

Makrodip ( tetes makro ) ( perry dan potter ) : Abbott Lab. 15 tts/ml, Travenol Lab. 10 tts/ml, McGaw Lab. 15 tts/ml, Baxter 10 tts/ml.

4. Pilih salah satu formula berikut untuk menghitung kecepatan aliran ( tts/ml ) setelah menghitunh jumlah ml/jam dibutuhkan ( perry dan potter ) : volume total (ml) + jam pemberian infuse = ml/jam.

a. ml/jam + 60 menit = ml/mnt

b. ml/jam x faktor tetes + 60 menit = tts/mnt

5. Apabila digunakan pompa infus atau peralatan pengontrol volume, tempatkan alat tersebut di sisi tempat tidur.

6. Tentukan kecepatan per jam dengan membagi volume dengan jam, misalnya :

1000 ml + 8 jam = 125 ml/jam atau jika 4 L dipogramkan untuk 24 jam :

4000 ml + 24 jam = 166,7 atau 167 ml/jam

7. Tempelkan label volume secara vertikal pada botol atau kantung IV disebelah garis penunujuk volume. Beri tanda plester berdasarkan kecepatan aliran perjam. Misalnya jika seluruh volume cairan akan dinfuskan dalam 8, 10, atau 12 jam, masing-masing ukuran tersebut akan ditandai dengan plester.

8. Setelah kecepatan perjam ditetapkan, hitung kecepatan permenit berdasarkan faktor tetes didalam set infus. Set infus minidrip ini memiliki faktor tetes 60 tts/ml. Tetesan yang umum digunakan atau makrodrip yang digunakan pada contoh ini memiliki faktor tetes 15 tts/ml. Dengan menggunakan rumus, hitung kecepatan aliran permenit. Botol 1 = mengalirkan 125 ml/jam.

Mikrodrip :

125 ml x 60 tts/mnt7500

125 tts /mnt

60 mnt

60

Makrodrip :

125 ml x 15 tts/mnt

31 sampai 32 tts/mnt

60 mnt9. Hitung kecepatan aliran dengan menghitung jumlah tetesan di dalam bilik tetesan selama satu menit dengan menggunakan jam tangan dan kemudian atur klem penggeser untuk meningkatkan atau menurunkan kecepatan infuse. Ulangi sampai aliran akurat.

10. Ikuti prosedur ini untuk :

a. Pompa infus :

1. Tempatkan monitor elektronik pada bilik tetesan di bawah asal tetesan dan diatas tinggi cairn di dalam bilik.

2. Tempatkan selang infus IV dengan bagian atas kotak pengontrol searah dengan aliran ( misal; dibagian atas, bagian selang yang terdekat dengan kantung IV dan dibagian bawah, selang yang terdekat dengan klien. Pilih jumlah tetes per menit atau volume per jam, pintu untuk mengontrol bilik ditutup, nyalakan tombol daya dan tekan tombol start untuk memulai.

3. Pastikan bahwa alat pengetur kecepatan tetesan pada selang infus berada pada posisi terbuka saat pompa infus digunakan.

4. Pantau kecepatan infus sekurang-kurangnya setiap jam.

5. Kaji kecepatan sisitem IV ketika alarm berbunyi.

b. Peralatan pengontrol infus :

1. Tempatkan peralatan pengontrol volume diantara kantung IV dan intersion spike dari set infus.

2. Masukkan cairan yang akan diberikan dalam 2 jam kedalam peralatan tersebut.

3. Kaji sistem IV sekurang-kurangnya setiap jam sekali dan tambahkan cairan ke dalam peralatan. Atur kecepatan aliran.

11. Observasi klien setiap jam untuk menentukan respons terhadap terapi IV dan upaya memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit. Juga periksa daerah pemasangan IV untuk melihat adanya tanda-tanda infiltrasi, inflamasi, dan plebitis.

12. Catat kecepatan infus, tts/mnt dan ml/jam, di catatan klien sesuai yang dibutuhkan oleh kebijakan lembaga.

E. Tonicitas cairan dibedakan menjadi tiga

1. Isotonic yaitu larutan dengan osmolalitas ( tekanan osmotic larutan ) yang sama dengan plasma.

Pemberian larutan isotonic melalui intravena ( IV ) akan mencegah perpindahan cairan dan elektrolik dari kompartement intrasel.

Contoh : salin normal 0,9 % atau laktat ringer

2. Hipotonic yaitu larutan dengan konsentrasi solut lebih rendah dari pada plasma.

Pemberian Hipotonic IV dengan konsentrasi solut lebih rendah akan membuat air berpindah kedalam sel, dan sebaliknya. Contoh : salin 0,45 % , salin 0,33 % , dekstrosa 2,5 %

3. Hypertonic yaitu larutan dengan konsentrasi solut lebih tinggi dari plasma. Contoh : dekstosa 5 % didalam salin 0,45 % , dekstrosa 5 % didalam salin normal.

Pengaturan cairan tubuh

F. Asupan cairan

Asupan cairan diatur melalui meknisme rasa haus. Pusat pengendalian rasa haus berada di dalam hipotalamus di otak. Stimulus fisiologis utama terhadap pusat rasa haus adalah peningkatan konsentrasi plasma dan penurunan volum darah. Faktor yang mempengaruhi pusat rasa haus adalah keringnya membrane mukosa faring dan mulut, kehilangan kalium, dan factor-faktor psikologis.

G. Haluaran cairan

Cairan terutama dikeluarkan melalui ginjal dan saluran gastrointestinal. Jumlah urin yang diproduksi ginjal dipengaruhi oleh hormone ADH (Antidiuretic Hormon) dan Aldosteron. Kehilangan air melalui kulit terutama diatur oleh system saraf sympatis, yang mengaktifkan kelenjar keringat. Stimulasi kelenjar keringat dapat dihasilkan dari olah raga otot, peningkatan suhu lingkungan, peningkatan aktivitas metabolic seperti saat seseorang mengalami demam.Kehilangan air tak kasat mata (insensible water loss, IWL) terjadi terus menerus dan tidak dapat dirasakan oleh individu baik melalui kulit ataupun saluran napas. Rata-rata hilangnya air dari kullit orang dewasa sekitar 6 ml/kg/24 jam. Paru-paru juga mengalami kehilangan air yang tidak dapat dirasakan dengan jumlah rata-rata 400ml setiap hari. Faktor-faktor yang berhubungan dengan IWL.

A. Faktor Meningkatkan IWLKelembaban lingkungan yang rendah (suhu lingkungan yang tinggi), hipetermia, takipnea, serta dukungan pernapasan tanpa gas yang melembabkan.

B. Menurunkan IWL Meningkatkan kelembaban lingkungan 40%-50% Selimut plastik dan pelindung panas.

Dukungan pernapasan dengan gas yang melembabkan.

Mengenakan pembalut untuk mencegah kerusakan.Kehilangan air kasat mata (Sensibel water Loss, SWL) terjadi melalui keringat yang berlebihan dan dapat dirasakan oleh individu. Jumlah pengeluaran keringat yang dapat dirasakan, berhubungan dengan banyaknya olahraga, suhu lingkungan dan aktivitas metabolic. SWL dapat mencapai 1000ml atau lebih dalam 24 jam. H. Hormon

Hormon utama yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit adalah ADh dan Aldosteron. ADh akan menurunkan produksi urine dengan cara meningkatkan reabsorpsi air oleh tubulus ginjal. Aldosteron merupakan suatu mineralkortikoit yang diproduksi oleh korteks adrenal. Aldosteron mengatur keseimbangan natriun dan kaliun dengan menyebabkan natrium. Akibatnya, air juga akan direabsorpsi dan dikembalikan ke volume darah. Kekurangan volume cairan misalnya, perdarahan atau kehilangan cairan pencernaan, dapat menstimulasi sekresi aldosteron ke dalam darah.

Hormon kelas tiga, glukokortikoid, mempengaruhi keseimbangan air dan elektrolit. Sekresi hormon glukokortikoid secara normal tidak menyebabkan ketidak keseimbangan cairan utama, namun kelebihan hormon di dalam sirkulasi dapat menyebabkan tubuh menahan natrium dan air yang kita kenal sebagai sindrom cushing. Dengan demikian seorang klien yang menerima obat-obatan seteroid, seperti kortison atau prednisone, akan menahan natrium dan air.

I. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolitTipe dasar ketidakseimbangan cairan ada dua macam yaitu ISOTONIK dan OSMOLAR.a. Ketidakseimbangan Isotonik Kekurangan Volume cairan (Hipovolemia)Air dan elektrolit hilang pada proporsi yang sama ketika berada dalam cairan tubuh normal. FVD kekurangn cairan tidak normal. Kelebihan Volume cairan (Hipervolemia)Mengacu pada perluasan isotonik dari CES, disebabkan air dan natrium yang abnormal. Edema merupakan manifestasi umum kelebihan volume cairan (di interstisiel). Sindrom Ruang-KetigaTerjadi jika cairan terperangkap didalam suatu ruangan dan cairan tersebut tidak mudah ditukar dengan cairan ekstrasel. Dan efeknya kekurangan cairan di ekstrasel.b. Ketidakseimbangan Osmolar Hiperosmolar (dehidrasi)

Kehilangan air tanpa disertai kehilangan elektrolit yang proporsional, terutama Na. Menyebabkan kadar Na serum dan osmolitas (konsentrasi) serta dehidrasi intrasel meningkat. Hipoosmolar (Kelebihan)

Asupan cairan berlebihan (polidipsi psikogenik) atau sekresi ADH berlebihan. Efeknya difusi (pengenceran) volume cairan ekstrasel disertai osmosis air kedalam sel.J. Ketidakseimbangan natrium

Kadar normal Natrium dalam serum sekitar 138 145 mEq / L.

1. Defisit Natrium ( Hiponatremia ) adalah suatu kondisi dengan nilai konsentrasi natrium di dalam darah lebih rendah 138 mEq / L, dapat terjadi pada saat kehilangan total natrium atau kelebihan total air. Gejala yang timbul pada penderita hiponatremia, antara lain denyut nadi cepat namun lemah, hipotensi, pusing, ketakutan dan kecemasan, kram abdomen, mual dan muntah, diare, koma dan konvulsi, kulit lembab dan dingin, perubahan kepribadian.

2. Kelebihan Natrium ( Hipernatremia ) adalah suatu kondisi dengan nilai konsentrasi natrium lebih tinggi dari konsentrasi normal di dalam cairan ekstrasel,yaitu diatas 145 mEq / L, yang dapat disebabkan oleh kehilangan air yang ekstrim. Gejala yang timbul antara lain demam tingkat rendah,hipotensi postural, lidah dan membran mukosa kering, gelisah, rasa haus, kulit kering dan kemerahan, anuria.Penatalaksanaan : penyebab hipernatremia harus diidentifikasi pasien dengan hipovolemik, defisit volume dahulu dengan pemberian NaCl fisiologi hemodinamik pasien sudah normal kembalikan dengan pemberian air. Kelebihan natrium perlu dibuang biasanya digunakan diuretik. Pada hipernatremia cukup intravena dalam bentuk dekstrosa 5 %. Volume serta konsentrasi natrium dipantau dengan teliti dan koreksi jumlah pada kecepatan kurang dari 0,5 mmol/L.

K. Ketidakseimbangan Kalium

Kadar normal kalium dalam serum sekitar 3,5 5,0 mEq / L. Pengaturan konsentrasi kalium dilakukan oleh ginjal, yang dipengaruhi oleh aldosteron.

1. Defisit kalium ( Hipokalemia ) adalah merupakan suatu kondisi ketika jumlah kalium yang bersirkulasi di dalam cairan ekstra sel tidak ade kuat atau dapat dikatakan bila kadar kalium dalam serum kurang dari 3,5 mEq / L. Gejala klinis yang muncul antara lain kelemahan otot, anoreksia, mual, muntah, reflex tendon hilang, bising usus menurun, kelemahan, hipotensi, pernafasan dangkal. Penatalaksanaan : dapat diatasi penyebab utamanya, apabila kadar kalium < 2,5 mmol / L atau < 3,0mmol / L pada pasien dengan risiko aritmia (misalnya pada pasien pasca infakmiokard), berikan kaliumklorida intravena sebagai infuse dengan kecepatan tidak melebihi 20 mmol/jam pada konsentrasi yang tidak melebihi 40mmol/L, Karena kalium yang pekat dapat merusak vena perifer. Apabila kadar kalium diantara 2,5 dan 3,5 mmol/L berikan terapi penggantian oral (kecuali apabila pasien dalam keadaan puasa atau muntah-muntah) dengan dosis 80-120 mmol/hari yang terbagi dalam beberapa dosis.

2. Kelebihan kalium ( Hiperkalemia ) adalah kondisi dimana kadar kalium dalam serum lebih dari 5,0 mEq / L. Gejala klinis yang muncul antara lain mual, muntah, diare, berdebar-debar, anuria, kecemasan / ansietas, iritabilitas, denyut nadi tidak teratur dan lambat.Penatalaksanaan : pada hiperkalemia ringan ( kalium < 6 mmol/L melalui oral atau intravena perlu dibatasi ). Kalium > 6,5 mmol/L atau perubahan merupakan kegawatdaruratan medis perlu mendapat kalsium glukonat, ini untuk menstabilkan miokardium. Tindakan untuk kalium perlu dilakukan, yaitu dengan bersama insulin intravena 150 ml berisi unit insulin dengan masa kerja pendek. Reaksi kalsium resonium, dan dialsis mungkin asimtomatik, tapi juga dapat menyebabkan confusion, koma, dan kejang.

L. Ketidakseimbangan Kalsium

Kadar normal kalsium dalam serum sekitar 4,5 5,8 mEq / L. Jumlah kalsium dalam tubuh dikendalikan oleh 1,25 dihidroksikolekalsiferol yang merupakan vitamin D yang paling aktif, parathormon, dan kalsitonin.

1. Defisit kalsium ( hipokalsemia ) adalah suatu kondisi dimana kadar kalsium kurang dari 4,5 mEq / L. Gejala klinis yang muncul diantaranya osteoporosis, fraktur patologis, kejang-kejang, mual, muntah, diare, kedutan diseputar hidung , telinga, jari tangan, dan kaki.tetani, kram otot, tanda Trousseau positif ( spasme karpopedal disertai hipoksia ).

2. Kelebihan kalsium ( hiperkalsemia ) adalah peningkatan konsentrasi total kalsium dalam serum dan peningkatan kalsium yang terionosasi, dimana kadar kalsium ditas 5,8 mEq / L. Gejala klinis yang muncul antara lain penurunan kadar tonus, anoreksia, mual dan muntah, kelemahan, letargi, haus, poliuri, reflex tendon menurun, batu ginjal, lemah, penurunan level kesadaran, henti jantung.Penatalaksanaan : Hiperkalsemia akut atau simtomatik merupakan kegawatdaruratan medis dan membutuhkan penanganan segera, terutama dengan rehidrasi agresif menggunakan salin fisiologis ( 0,9 % ), yang dengan sendirinya dapat menurunkan kadar kalsium. Diuretik loop dapat ditambahkan pada terapi cairan setelah hidrasi yang adekuat telah tercapai. Bisofonat juga efektif apapun proses patologis yang mendasarinya. Steroid dapat ditambahkan pada hiperkalsemia karena keganasan dan hiperkalsemia karena akibat vitamin D. Kalsitonin dapat membantu pada penyakit paget. Terapi definitif bervariasi tergantung penyakit yang mendasarinya. M. Ketidakseimbangan Klorida

Kadar normal klorida dalam serum sekitar 100-106 mEq/L.

1. Defisit klorida (hipokloremia) terjadi jika pada klorida serum turun sampai dibawah 100-106 mEq/L.

2. Kelebihan klorida (hiperkloremia) terjadi jika kadar klorida serum meningkat sampai diatas 100-106 mEq/L.

Hipokloremia dan hiperkleremia jarang terjadi sebagai proses penyakit yang tunggal, tetapi umumnya berhubungan dengan ketidakseimbangan asam-basa. Tidak ada satu rangkaian gejala yang berhubungan dengan perubahan ini. N. Ketidakseimbangan phospor

Kekurangan fosfor

Bisa terjadi bila menggunakan obat antacid untuk menetralkan asam lambung, seperti aluminium hidroksida untuk jangka lama. Kekurangan fosfor juga bias terjadi pada penderita yang kehilangan banyak cairan melalui urine. Kekurangan juga menyebabakna kekurangan tulang. Gejalanya adalah rasa lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang.

Kelebihan fosfor

Bila kadar fosfor darah terrlalu tinggi, ion fosfor akan mengikat kalsium sehingga dapat menyebabkan kejang.

O. Gangguan keseimbangan cairan

Dalam keadaan normal cairan tubuh berada dalam keseimbangan. Oleh karena sebab, keseimbangan cairan tubuh dapat mengalami gangguan. Gangguan keseimbangan cairan tubuh terbagi menjadi dua yaitu edema (hipervolemik) dan dehidrasi (hipovolemik).

a. Edema (hipervolemik)

Edema adalah penimbuhan cairan berlebihan diantara sel sel tubuh atau didalam berbagai rongga tubuh. Edema disebut juga efusi, asites. Penamaan penimbunan cairan ini bergantung pada lokasi dimana edema ini terjadi. Edema dapat terjadi secara local maupun umum. Edema lokal disebut juga edama piting, sedangkan edema umum disebut edema anasarka.

Edema diakibatkan oleh peningkatan tenaga yang memindahkan cairan dari intrafaskuler ke interstitial. Perpindahan cairan secara normal, menurut hukum starling, diatur oleh tekanan hidrostastik pada ujung arteriola sekitar 35 mmHg, sedangakan pada ujung venula sekitar 12-15 mmHg. Tekanan osmotic koloid plasma sebesar 20-25 mmHg.

Edema akan terjadi apabila :

1. Tekanan hidrostatis tekanan vaskuler meningkat

Penyebab meningkatnya tekanan hidrostatik diantaranya adalah kegagalan jantung, penurunan perfusi ginjal, aliran darah yang lambat misalnya karena ada sumbatan, dll.

2.Tekanan osmotic koloid plasma menurun

Menurunnya tekanan osmotik koloid plasma disebabkan menurunnya kadar albumin plasma. Penurunan kadar albumin plasma diakibatkan oleh keilangan albumin serum yang berlebihan atau pengurangan sintesis albumin serum. Kondisi ini misalnya dapat ditemukan pada penyakit nefrotik sindrom, penyakit hati dan pancreas serta kekurangan protein yang berat.

3. Gangguan aliran limfe

Terjadinya obstruksi aliran limfe menyebabkan cairan jaringan akan tertimbun, dinamai limfedema. Penyebab terjadinya obstruksi aliran limfe diantaranya dapat disebabkan oleh tindakan operasi(misalnya mastektomi radikal), tumor ganas yang menginfiltrasi kelenjar dan saluran limfe, dan penyakit filariasis.Ketiga keadaan tersebut merupakan penyebab primer edema yang bukan disebabkan oleh reaksi radang. b. Dehidrasi (hipovolemik)Dehidrasi adalah kehilangan air dari tubuh atau jaringan atau keadaan yang merupakan akibat kehilangan air abnormal (menurut Ramali dan Pamoentjak 1996). Sedangkan menurut Guyton (1995), dehidrasi adalah hilangnya cairan dari semua pangkalan cairan tubuh. Dengan demikian dapat disimpulkan dehidrasi, keadaan kehilangan cairan tubuh.

Ada dua jenis dehidrasi yaitu :

1. Dehidrasi dimana kekurangan air lebih dominan disbanding kekurangan elektrolit (dehidrasi isotonis). Pada dehidrasi jenis ini terjadi pemekatan cairan ektraseluler, sehingga terjadi perpindahan air dari intrasel ke ekstra sel yang menyebabkan terjadi dehidrasi intraseluler. Bila cairan intrasel berkurang lebih dari 20% maka sel akan mati. Dehidrasi ini terjadi bila seseorang minum air laut pada saat kehausan berat.

2. Dehidrasi dimana kekurangan elektrolit lebih dominan dibanding kekurangan air (dehidrasi hipertonik). Pada dehidrasi jenis ini cairan ekstraseluler bersifat hipotonis, sehingga terjadi perpindahan airdari ekstrasel ke intrasel yang menyebabkan terjadi edema intrasel. Dehidrasi jenis ini terjadi bila seseorang yang mengalami kekurangan cairan hanya diatasi dengan minum air murni tanpa mengandung elektrolit.

BAB III

KONSEP NUTRISI

Nutrisi adalah zat-zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh manusia yang bertujuan menghasilkan energi yang nantinya akan digunakan untuk aktivitas tubuh serta mengeluarkan zat sisanya (hasil metabolisme). Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit." "

Metabolisme merupakan Sekumpulan proses kimia yang terjadi pada organisme hidup, menyebabkan pertumbuhan, pembangkitan energy, pembuangan zat sisa, dan fungsi lain yang berkaitan dengan distribusi nutrisi di dalam darah setelah pencernaan.

a. Anabolisme

Merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis nutrien

b. Katabolisme

Merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.

Factor yang mempengaruhi kebutuhan energy individu:

a. BMR (Basal Metabolic Rat) adalah energy seseorang ketika istirahat yang diperlukan pada tingkat rendah fungsi selular.

b. BEE (Basal Energy Expenditure), perkiraan penggunaan energy basal pada dewasa, anak yang berusia lebih dari 6 tahun ketika istirahat.

Ex: Wanita: BEE= 655+(9,6Xberat badan dalam kg)+ (1,7x tinggi badan dalam cm)-(4,7x umur dalam tahun). Pria: BBE = 66+ (13,7x Berat badan dalam kg) + (5x tinggi badan dalam cm) (6,8x umur dalam tahun). Karbohidrat

Karbohidrat dalam tiap gramnya dapat menghasilkan 4 kkl. Karbohidrat diklasifikasikan menurut unit sakarida:

a. Monosakarida

Tidak dapat dipecah menjadi unit gula yang lebih dasar dan merupakan bentuk molekul yang paling kecil, Dalam bentuk ini molekul dapat langsung diserap oleh pembuluh darah.b. Disakarida

Dibentuk dari monosakarida dan air.c. PolisakaridaMerupakan gabungan dari beberapa molekul monosakarida. Jenis polisakarida adalah zat pati, glikogen dan selulosa.Metbolisme Karbohidrat

Proses dari makanan sampai dapat digunakan oleh tubuh melalui pencernaan, absorpsi, dan metabolisme. Metabolisme Karbohidrat berbentuk monosakarida dan disakarida diserap melalui mukusa usus. Setelah proses penyerapan (dalam pembuluh darah) semua berbentuk monosakarida. Monosakarida (Fruktosa, Galaktosa, Glukosa) yang masuk bersama-sama darah dibawa ke hati. Di dalam hati Monosakarida diubah menjadi glukosa dan dialirkan melaui pembuluh darah ke otot. Di dalam otot glukosa dibakar membentuk glikogen melalui Proses Glikoneogenesis.Metabolism karbohodrat terdiri dari 3 proses:

a. Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbondioksida dan air (glikogenolisis)

b. Anabolisme glukosa menjadi glikogen untuk penyimpanan (glikogenesis).

c. Perubahan asam amino dan gliserol menjadi glikogen untuk energy (glukoneogenesis)

ProteinProtein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Asam amino di anabolisasi menjadi jaringan, hormon dan enzim. Asam amino juga dapat dirubah menjadi lemak dan disimpan sebagai jaringan adiposa atau dikatabolisasi (dipecahkan) menjadi energi melalui glikoneogenesis. Fungsi protein :

Protein menggantikan protein yang hilang selama proses metabolisme yang normal dan proses pengausan yang normal.

Protein menghasilkan jaringan baru.

Protein diperlukan dalam pembuatan protein-protein yang baru dengan fungsi khusus dalam tubuh yaitu enzim, hormon dan haemoglobin.

Protein sebagai sumber energi.

Metabolisme Protein

Jika makanan yang sudah berada dalam lambung, maka akan dikeluarkan enzim protease yaitu pepsin. Pepsin mengubah protein menjadi albuminosa dan pepton. Albuminosa dan pepton di dalam usus halus diubah menjadi asam-asam amino dengan bantuan enzim tripsin dari pancreas dan selanjutnya diserap atau berdifusi ke aliran darah yang menuju ke hati.Asam-asam amino disebar oleh hati ke jaringan tubuh untuk menganti sel-sel yang rusak dan sebagian digunakan untuk membuat protein darah. Karean protein dapat larut dalam air sehingga umumnya dapat dicerna secara sempurna dan hampir tidak tersisa protein makanan dalam feses.

Asam amino yang tidak dapat digunakan ditranspor kembali ke hati kemudian dilepaskan ikatan nitrogennya sehingga terpecah menjadi dua macam zat yaitu asam organic dan amoniak. Amoniak dibuang melalui ginjal, sedangkan asam organic dimanfaatkan sebagai sumber energi.

Lemak Lemak merupakan sumber energi yang dipadatkan. Lemak dan minyak terdiri atas gabungan gliserol dengan asam-asam lemak. Proses selama asam lemak disintesis Metabolisme dari 1 gram hasil lipid lebih dari 2 kali energi yang diberikan oleh karbohidrat atau protein.

Fungsi lemak :

1. sebagai sumber energi ; merupakan sumber energi yang dipadatkan dengan memberikan 9 kal/gr.

2. Ikut serta membangun jaringan tubuh.

3. Perlindungan.

4. Penyekatan/isolasi, lemak akan mencegah kehilangan panas dari tubuh.

5. Perasaan kenyang, lemak dapat menunda waktu pengosongan lambung danmencegah timbul rasa lapar kembali segera setelah makan.

6. Vitamin larut dalam lemak.

Metabolisme Lemak

Lemak diserap melalui proses secara pasif dalam bentuk gliserol asam lemak karena

giserol larut dalam air. Gliserol asam lemak masuk dalam pembuluh darah dan dibawa ke hati. Kemudian didalam hati dengan proses kimiawi Gliserol diubah menjadi Glikogen. Bersama metabolisme Hidarat Arang gliserol akan menghasilkan tenaga. Lemak yang dibakar mempunyai hasil sampingan yang disebut Colesterol

MINERALMineral adalah elemen anorganik untuk tubuh karena perannya sebagai katalis dalam reaksi biokimia. Mineral dapat diklasifikasikan menjadi makromineral yaitu jika kebutuhan tubuh 100 mg atau lebih dan mikromineral jika kebutuhan tubuh kurang dari 100 mg. Termasuk dalam makromineral adalah kalsium, magnesium fosfat sedangkan yang temasuk dalam mikromineral adalah klorida, yodium, iron,zinc. Secara umum fungsi dari mineral adalah :1. Membangun jarigan tulang 2. Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh 3. Memberikan elektemb elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf4. Membuat berbagai enzimVITAMINVitamin adalah substansi organik, keberadaannya sangat sedikit pada makanan dan tidak dapat dibuat di dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya sebagai katalisator. Vitamin dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Vitamin yang larut air : Vitamin B kompleks, B1, B2, B3, B12, folic acid, serta vitamin c.

2. Vitamin yang larut dalam lemak : A , D , E , K

Fungsi utama vitamin adalah untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan kesehatan.Vitamin Larut Air

FungsiAkibat DefisiensiAkibat kelebihanSumber-sumber

Vitamin C(asam Askorbat)

Produksi kolagen;integritas dinding kapiler; pembentukan sel darah merah; metabolisme asam amino; pengurangan garam zat besi; perlindungan vitamin lain dari oksidasi

Vitamin B kompleks

B1(tiamin)

Kompnen enzim, oksidasi karbohidrat, konversi oksidatif asam piruvirat dan lingkar asam sitrat

Vitamin B2 (ribovlavin)Metabolisme nutrien, pertumbuhan, oksidasi dan reduksi lemak, karbohidrat

Vitamin B6 (kompleks Piridoksin, Piridoksal, Piridoksamin)

Metabolisme nutrisi; sintesis asam amino nonesensial; konversi triptofan untuk niasin; fungsi darah yang tepat dan sel sistem saraf pusat.

Vitamin B12 (Kobalamin)

Penghasil enzim yang esensial untuk metabolisme nutrien, asam nukleat, asam folat; fungsi tepat pada sel tulang, saluran gastrointestinal, dan sistem saraf; pembentukan purin demikian juga RNA dan DNA

Asam Pantotenat

Metabolisme nutrisi; sintesis kolesterol dan hormon steroid; aktivitas korteks adrenal

Boitin Sintesis asam lemak; utilisasi glukosa; metabolisme protein; utilisasi vitamin B12 dan asam folat

Niasin Utilisasi protein; glikolisis; sintesis lemak; perbaikan jaringan

Folasin, Asam Folat, FolatMetabolisme beberapa asam amino; maturasi sel darah merah; sintesis purin dan pirimidin, yang penting untuk asam ribonukleat (RNA) dan asam deoksiribonukleat (DNA)Penyakit kudis, penyembuhan luka yang buruk, perdarahan, gigi tanggal, memar

Beri-beri(jarang), polineuritis, konfusi mental, kelemahan otot, ataksia, gangguan ritme jantung, pembesaran jantung

Ariboflavinosis:pecah pecah pada ujung mulut, desquamasi sisik kulit sekitar mulut,iritasi mata, glositis(lidah berkilau), fotofobia(sensitif terhadap cahaya)

Anemia, iritabilitas, luka kulit, pecah-pecah pada ujung mulut

Anemia pernisius dan gangguan nerologik

Tidak diketahui

Tidak diketahui

Pellagra; kelemahan, anoreksia, indigesti, pellagra berat; dermatitis, diare, dimensia

Anemia makrotikBatu ginjal, penyakit kudis, infeksi saluran urin

Nadi yang cepat, sakit kepala, lemah iritabilitas, insomnia

Ulkus, tingkat glukosa darah yang elevasi, peningkatan asam urat dalam darah

Pembengkakan, depresi, kelelahan, sakit kepala, kerusakan saraf, iritabilitas

Tidak dilaporkan

Peningkatan kebutuhan tiamin, kadang-kadang diare, retensi air

Tidak diketahui

Ulkus, disfungsi hati, kadar glukosa darah meningkat, peningkatan tingkat asam urat darah, diare, mual, flushing

Diare, insomnia, iritabilitas, menutupi defisiensi vitamin B12

Jeruk, kubis, kentang, tomat, brokoli, strawbery, blewah, cabe hijau

Daging babi, ikan, telur, unggas, buncis kering, padi-padian, gandum, roti, pasta

Susu, padi-padian,, sayuran hijau, hati

Padi-padian, hati, ikan, unggas, kacang hijau, kacang, daging, kentan

Susu, telur, keju, daging, ikan, unggas, makanan dari hewan asli (makanan tumbuhan tidak mengandung vitamin B12)

Daging, padi-padian, sereal padi-padian, tumbuhan polong

Hati, ginjal, sayuran berdaun hijau tua, kuning-merah telur, kacang hijau

Daging, produk susu, padi-padian, sereal, tuna

Hati, sayuran berdaun hijau, daging, ikan, unggas, padi-padian

Vitamin larut lemak

FungsiAkibat DefisiensiAkibat KelahanSumber-sumber

Vitamin A (Retinol, Retinal, Asam Retinoat)

Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan epitel; pemeliharaan akuitas visual pada lampu suram; fungsi imun, khususnya pengenalan antigenKebutaan pada malam hari, kulit kasar, membran mukosa kering, penurunan resistensi untuk infeksi, kegagalan perkembangan gigi dan tulangMual, muntah, rasa nyeri abdominal, dan kegagalan pertumbuhan pada anak-anak;kehilangan berat badan pada orang dewasa; dosis besar: kerontokan rambut, pembengkakan dan pelunakan tulang, nyeri tulang sendi, hepatomegali, splenomegali,sakit kepala Susu murni, produk susu murni, telur, sayuran berdaun hijau, buah- buahan dan sayuran yang berwarna kuning,minyak hati ikan, hati

Vitamin D

Penyerapan dan penggunaan kalsium dalam perkembangan tulang dan gigi.Penyakit ricket dan pertumbuhan gigi yang tertunda pada anak-anak dan osteomalasia pada dewasa.Dosis besar kehilangan nafsu makan, muntah, kegagalan pertumbuhan, peningkatan deposit kalsium dalam jaringan lunak, pembuluh darah dan ginjalCahaya matahari, susu, margarin yang emperkuat dan minyak hati ikan.

Vitamin E (Tokoferol)

Perlindungan vitamin A dan C dan asam lemak tidak jenuh majemuk dari oksidasi; sintesisheme.Peningkatan emolisisel darah nerah dan anemia makromtik pada bayi premature.Gangguan dengan penggunaan vitamin A dan K, memperpanjang waktu protrombin, iritabilitas, intestinal, sakit kepala, nyeri otot, pusing.Minyak sayur, sayuran berdaun hijau, susu, telur, daging, cereal.

Vitamin K

Pembentukan protrombin, pembekuan darah.Penyakit hemoragin pada bayi baru lahir, waktu pembekuan yang lama pada orang dewasa.Hiperbilirubinemia pada bayi, muntah pada orang dewasa.Sayuran berdaun hijau, sintesis hati pada daerah gastrointestinal.

Kebutuhan Nutrisi Pada Bayi, Usia Preschool Dan Usia Sekolaha. Bayi

Asupan energi kira- kira 108 kkal/kg berat badan yang diperlukan pada satu setengah masa pertumbuhan dan 98 kkal/kg pada dua setengah (food and nutrition Board, 1989). Waktu penuh bayi baru lahir dapat mencerna dan mengabsorbsi karbohidrat, potein sederhana dan jumlah sedang dari lemak yang diemulsi. Amilase, enzim pemecah zat tepung tidak ada hingga kira- kira berusia 2,5 atau 3,5 bulan. Bayi memerlukan kira- kira 100 hingga 150 ml/ kg/ hari dari cairan karena porsi besar dari total berat badan adalah air.

Bayi yang minum asi

Asi terdiri dari antibodi untuk melindungi melawan virus dan bakteri.

Bayi yang minum susu botol

Susu sapi yang regular seharusnya tidak digunakan untuk formula bayi karena menyebabkan perdarahan gastrointesnial dan terlalu pekat bagi ginjal bayi untuk mengelolanya

Bayi yang makan makanan padat

Susu formula dan ASI formula memberikan nutrisi yang cukup untuk 4 hingga 6 bulan pertama kehidupan.

b. usia preschoolKecepatan perkembangan turun ketika usia todler (1 3 tahun). Kebutuhan akan kalori lebih rendah tetapi terdapat peningkatan jumlah protein dalam hubungan dengan berat badan. Anak usia prasekolah memerlukan kira- kira 480 gr susu setiap hari, 30 hingga 90 gr dari kelompok daging, empat hingga lima porsi dari buah dan sayur. Tiga porsi seluruh padi padian atau makanan yang diperkaya gizinya dari kelompok roti dan sereal, dan 3 hingga sendok teh margarin atau mentega.

c. usia sekolah6 hingga 12 tahun, berkembang pada rata- rata yang rendah dan terus- menerus, dengan penurunan dengan penurunan bertahap dalam kebutuhan energi per unit berat badan. Anak usia sekolah mencapai 3 hingga 5 kg dalam berat badan dalam tiggi badan pertahun higga pubertas. Asupan yang direkomendasikan termasuk dua porsi dari elompok susu, 60 90 g kelompok makanan daging, 4 porsi / lebih dari kelompok buah dan sayuran tiga hingga 4 porsi dari seluruh padi- padian dan roti yang diperkaya gizinya dan sereal dan 1 hingga 3 sendok teh margarin

d. Dewasa Muda Harus terjadi keseimbangan antara intake makanan dengan jumlah kalori yang keluar, khususnya pada wanita hamil dan menyusui.

Wanita hamil dan menyusui membutuhkan :

Protein

Calsium dan fosfor

Magnesium 150 mg/hari

Besi

Iodine 175 mg/hari

Seng 5 mg lebih banyak dari kebutuhan seharinya untuk pembentukan jaringan baru.

e. Midle Age Adult (Dewasa Tengah) Intake kalori perlu dikurangi karena penurunan BMR, pertumbuhan sudah lengkap dan aktivitas berkurang. Penurunan intake bertujuan mencegah obesitas.

Mereka sebaiknya berhati-hati dalam memilih makanan. Makanan yang dianjurkan makanan rendah lemak, unggas, ikan, kacang, dan telur hanya boleh 3 kali seminggu.

Sayur, buah, sereal dan roti kasar dapat memenuhi kebutuhan serat dan protein. f. Manula Lansia berusia 65 tahun mengalami penurunan kebutuhan kalori pada saat tingkat metabolis menurun dengan bertambahnya umur. Kebutuhan rata-rata yang diperbolehkan untuk laki-laki adalah 2300 kkal/hari dan untuk wanita 1900 kkal/hari.

1. Pendapatan. Faktor penting yang mempengaruhi status nutrisi lansia. Pendapatan yang tetap dapat mengurangi jumlah uang yang digunakan untuk membeli makanan. 2. Kesehatan. Gejala fisik, kehilangan gigi, gigi palsu, atau beresiko interaksi nutrien obat. Gigi palsu dapat meningkatkan sensasi rasa pahit dan asam. Penurunan normal pada sekresi lambung menyebabkan kurang efisiennya digesti. Sensasi haus dapat menghilangkan menyebabkan asupan cairan yang tidak cukup. Dalam pemilihan makanan, biasanya diet pada lansia cirinya adalah makanan protein dan tinggi padaroti, kue, dan sereal.

Daging dihindari karena harganya dan sulit untuk dikunyah.

Keju, telur dan selai kacang berguna untuk persediaan protein.

Susu,sangat penting untuk wanita lansia yang kekurangan kalsium dalam tulang (osteoporosis).

Peran Pawat Dalam Pemenuhan Nutrisi Pada Lansia

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk dan peningkatan kesehatan masyarakt melalui upaya:

1. pelayanan keperawatan secara langsung terhadap individu, keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas.

2. perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau isu kesehatan masyarakat, idividu ataupun kelompok.

Perawat di komunitas merupakan posisi yang bagus untuk mengenal tanda-tanda nutrisi buruk dan mengambil langkah untuk mengawali perubahan. Kontak yang sehari-hari dekat dengan klien dan keluarganya memungkinkan perawat untuk mengobservasi status fisik, asupan makanan, penamabahan dan kehilangan berat badan terutama pada lansia yang sudah mengalami kesulitan makan karena gejala fisik, kehilangan gigi, atau gigi palsu yang menyebabkan asupan nutrisi yang harus di penuhi menjadi berkurang setiap hari.Dalam hal ini perawat dapat melaksanakan suatu usaha multi-disiplin untuk mengidentifikasi tanda peringatan malnutrisi pada lansia.Perawat juga dapat mengidentifikasi masalah yang actual dan potensial dalam status nutrisi dan mengimplementasikan terapi perawatan, medis dan nutrisi tepat untuk mengurangi atau membalikan perubahan nutrisi.

BAB IV

INTREPRETASI PEMERIKSAAN DARAH

A. DefinisiPemeriksaan darah adalah suatu tes darah yang dilakukan untuk mengetahui sel darah pasien. B. Tujuan dan Manfaat

Sebagai pemeriksaaan penyaring untuk membantu diagnosa. Dapat dipakai sebagai petunjuk kemajuan penderita anemia atau infeksi. Untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit dan untuk melihat kemajuan atau respon terapi.

C. Komponen Darah

1. Sel darah merah (eritrosit)2. Sel darah putih (leukosit)3. Hemoglobin4. Hematokrit5. Trombosit6. PlasmaD. Jenis Pemeriksaan

1. Hb ( Hemoglobin)

: . . . g/dl 2. Haematocrite ( Ht )

: . . .%3. Laju endap darah (ESR)

: . . . mm/jam 4. Jumlah Sel Darah Putih

: . . . x10/mm 5. Jumlah Sel Darah Merah

: . . . Jt/mL 6. Jumlah trombosit

: . . . /mm 7. Indeks eritrosit. a. Hemoglobin

Hemoglobin Berfungsi mengangkut oksigen kejaringan. Manfaat pemeriksaan Hb ini juga sebagai pemeriksaan penyaring untuk tegakkan diagnosa, pencerminan reaksi tubuh terhadap penyakit, dan petunjuk kemajuan terapi.

Kadar Hemoglobin normal sangat bervariasi berdasarkan umur, jenis kelamin, Geografi (tinggi rendahnya daerah). Kadar normal hemoglobin pada :Bayi yang baru lahir: 17-22 g / dl Satu (1) minggu usia: 15-20 g / dl Satu (1) bulan usia: 11-15 g/dl Anak-anak: 11-13 g / dl Dewasa laki-laki: 14-18 g / dl Dewasa wanita: 12-16 g / dlb. Hematokrit (Ht)Prosentase volume sel darah merah terhadap vol darah seluruhnya. Normal : Dewasa Laki : 45 47 % Dewasa Wanita : 40 42 % Terjadi penurunan kadar hematokrit kemungkinan besar mengalami mengalami gejala anemia( kelelahan, pucat, dan takikardi). Terjadinya peningkatan kadar mengalami dehidrasi, diare berat, polisitemia (suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah sel darah merah akibat pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh sum-sum tulang).c. Laju Endap Darah (LED)

Laju endap darah (LED) adalah laju sel darah merah menetap dalam darah yang belum membeku, dengan satuan milimeter per jam. Menggambarkan komposisi plasma dan perbandingan antara eritrocit & plasma. Laki-laki : 0 15 mm/jam Wanita : 0 20 mm/jam

LED dapat meningkat pada kondisi-kondisi berikut: Penyakit Tiroid (kelenjar gondok)

Rhematoid Artritis, penyakit yang dapat menimbulkan peradangan dan kerusakan sendi.

Penyakit Tuberkulosis (TBC)

Gangguan pada ginjal

Anemia/kurang darah Kadar LED di bawah angka normal dapat disebabkan oleh : Penyakit yang berhubungan dengan gagal jantung. Kadar protein dalam plasma darah rendah bisa terjadi pada gangguan hati/ginjal.

Hipotermia, suhu tubuh di bawah normal Hipofibrinogenemia, kurangnya kadar fibrinogen dalam darah d. LeukositKadar Leukosit Normal: 4 10 x 109/ dl / cmm Laki

: 4,7 10,3 x 109/l Wanita

: 4,3 11,3 x 109 /l Kenaikan jumlah leukosit sebagai tanda terjadinya infeksi bakteri, tapi dapat diatasi dengan memberikan antibiotik yang sesuai dengan kemungkinan golongan bakteri penyebabnya.Leukosit rendah artinya ada masalah dengan sumsum tulang. Leukosit rendah disebutleukopeniaatausitopeniamempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.e. Eritrosit ( RBC : Red Blood Cell )

Saat lahir jumlah RBC paling tinggi, berangsur turun saat dewasa. RBC dibentuk dalam sumsum tulang pipih & proximal dari tulang panjang. Umur RBC 120 hari dalam peredaran darah.

Kadar normal eritrosit : Laki-laki dewasa: 4,3 jt 5,9 jt/mL

Wanita dewasa

: 3,9 jt 4,8 jt/mL Bayi

: 5,0 jt 7.0 jt/mL Bayi 3 bulan

: 3,2 jt 4,8 jt/mL Bayi 1 tahun

: 3,6 jt 5,2 jt/mL Anak 10-12 tahun: 4,0 jt 5,4 jt/mL Penurunan nilai : kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi kronis, mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis, kehamilan, hidrasi berlebihan.

Peningkatan nilai : polisitemia vera, hemokonsentrasi/dehidrasi, dataran tinggi, penyakit kardiovaskuler.

f. TrombositJumlah kadar normal trombosit : 150.000 -400.000 /mm Penurunan Jumlah : Myeloma multiple, kanker (tulang, saluran gastrointestinal, otak), leukemia (limfositik, mielositik, monositik), anemia aplastik, penyakit hati (sirosis, hepatitis aktif kronis), eklampsia, penyakit ginjal, demam rematik akut.Peningkatan jumlah :

Polisitemia vera, trauma (fraktur, pembedahan), paskasplenektomi, karsinoma metastatic, embolisme pulmonary, dataran tinggi, tuberculosis, retikulositosis, latihan fisik berat.g. Indeks Eritrosit

Indeks eritrosit rata2 adalah Perhitungan yang menyatakan besarnya volume eritrosit dan konsentrasi hemoglobin dalam tiap sel. Penggolongan anemia berdasarkan Indeks Erytrosit paling bermanfaat yaitu anemia mikrositik, normositik dan makrositik, karena mengarah mengarah pada sifat efek primernya dan menunjukkan kelainan yang mendasari sebelum terjadi anemia yang jelas. 1. M C V (Mean Cell Volume)Volume eritrosit rata-rata sebuah eritrosit disebut dengan fermatoliter atau rata-rata ukuran eritrosit

Nilai Normal:80 100 fl (dewasa)

76 86 fl ( anak < 1 th)2. M C H (Mean Cell Haemoglobine)Hemoglobin eritrosit rata-rata yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit dalam pikogram.

Nilai normal :27 32 pq(dewasa)

23 31 pq ( anak )

Jika nilai kurang dari normal : hipokrom3. M C H C ( Mean Cell Hb Concentrate )Konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata yaitu kadar hemoglobin yang didapat per eritrosit, dinyatakan dalam persen (%). Nilai normal MCHC 32 %-36% pada orang dewasa.BAB V

KASUS DAN PEMBAHASAN

Jawaban Modul Nutrisi dan cairan hal 1

A. Kasus 1

Tn H datang di IGD dengan penurunan kesadaran. Nafas spontan. Tekanan darah Tn H adalah 80/50 mmHg palpasi. KU tampak lemah. Menurut keluarga Tn H telah satu bulan mengalami diare dan telah mengalami penurunan BB dari 50 Kg menjadi 37 Kg.

Pembahasan:

Data Subyektif :

Keluarga mengatakan Tn. H telah 1 bulan mengalami diare.

Keluarga mengatakan Tn. H mengalami penurunan berat badan

Data Obyektif :

Tn H mengalami penurunan kesadaran dan kondisi umumnya lemah

Tekanan darah Tn H : 80/50 mmHg

Tn H mengalami penurunan BB dari 50 kg 37 kg = 13 kg

Nafas spontan

Analisis :

Deficit volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan output cairan yang berlebihan. Tn H diduga mengalami dehidrasi berat dan hipovolemia karena diare yang dialaminya selama satu bulan atau bisa juga disebut dengan diare akut.

Diare adalah adalah peningkatan keenceran dan frekuensi feses. Diare adalah gejala gangguan yang mempengaruhi proses pencernaan, absorpsi dan sekresi didalam saluran Gastrointestinal. Penyebab tersering diare dalam volume besar akibat iritasi adalah infeksi virus atau bakteri diusus halus distal atau usus besar. Iritasi mikroba juga mempengaruhi lapisan otot sehingga terjadi peningkatan motilitas. Peningkatan motilitaws menyebabkan banyak air dan elektrolit terbuang karena waktu yang tersedia untuk penyerapan zat-zat tersebut berkurang.

Prosesnya dapat dilihat dari bagan di bawah ini :

Resiko kekurangan cairan dan elektrolit meliputi dehidrasi dan hipovolemia. Dehidrasi merupakan kondisi tubuh yang kekurangan air murni. Dehidrasi itu sendiri terbagi lagi menjadi 3 jenis, yaitu dehidrasi ringan, dehirasi sedang dan dehidrasi berat dengan kriteria sebagai berikut :

a. Dehidrasi RinganKehilangan cairan 2 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok.

b. Dehidrasi SedangKehilangan cairan 5 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.

c. Dehidrasi BeratKehilangan cairan >10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

Dalam tubuh pria dewasa, kadar cairan dalam tubuh adalah sebesar 60 % dari berat badan sehingga dapat dihitung kadar cairan Tn H :

60% x 50 kg = 30 kg.

Tn H sendiri mengalami penurunan berat badan hingga 13 kg (50 kg 37 kg = 13 kg). Cairan yang hilang dari tubuh Tn H dapat dihitung sebagai berikut :

60% x 13 = 7,8 kg.

Presentasi cairan yang hilang dari tubuh Tn H sebesar :

7,8/ 30 x 100% = 26%.

Diagnosa:

Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan Tn H mengalami dehidrasi berat karena jumlah prosentase cairan tubuh yang hilang lebih dari 10% sesuai dengan tanda-tanda dehidrasi berat yaitu kehilangan >10 % cairan dan kesadaran menurun.

Hipovolemia sendiri adalah kondisi ketidakseimbangan cairan tubuh dimana air dan elektrolit hilang dalam proporsi yang sama. Apabila individu mengalami kehilangan cairan yang bermakna maka tubuh akan berusaha beradaptasi dengan meningkatkan frekuensi denyut jantung dan melakukan vasokonstriksi perifer untuk meningkatkan volume darah yang kembali ke jantung dan meningkatkan curah jantung.

Tanda-tandanya antara lain nadi cepat dan lemah, frekuensi denyut jantung semakin cepat, hipotensi, dan kehilangan berat badan yang cepat. Data di atas menunjukkan bahwa Tn H mengalami hipotensi dan kehilangan berat badan dengan cepat. Tn H dapat digolongkan mengalami hipovolemia dan dehidrasi berat akibat kekurangan cairan dan elektrolit dalam tubuh .

Intervensi:

Tubuh yang kehilangan banyak cairan dan tidak mendapatkan intake yang seimbang maka akan menyebabkan kesadaran menurun. Selain itu, kekurangan cairan pun dapat menyebabkan tekanan darah menurun. Cairan mengandung oksigen yang menyupport kerja otak dan kerja jantung. Ketika kadar cairan berkurang, kerja otak dan kerja jantung pun menurun. Hal ini lah yang menyebabkan kesadaran Tn H menurun dan tekanan darah Tn H rendah.

Dua hal yang harus segera dilakukan adalah :

Menghentikan diare

Mengganti cairan yang hilang, cairan yang dapat di berikan yaitu cairan koloid atau cairan kristaloid seperti NaCl isotonis atau cairan Ringer-Laktat

B. Kasus 2

An A umur 2 tahun, mengalami diare sejak 12 jam yang lalu. Berat badan An A turun dari 13 Kg menjadi 11 Kg. An A menangis lemah.

Pembahasan:

Data:

Balita (2 tahun)

Turun berat badan 2 Kg selama 12 jam

Menangis lemah kerena kekurangan asupan energy, sehingga tenaganya berkurang.

Diagnosa :

Berat badan yang turun serta anak yang menangis lemah menunjukan bahwa anak A menderita gangguan pencernaan. Organ yang di serang adalah usus halus karena berhubungan dengan proses absorbsi. Kemungkinan terjadi iritasi pada usus halus yang menyebabkan proses absorbs tidak efektif. Karena ketidak efektifan penyerapan ini yang menyebabkan elektrolit tidak terserap sempurna pada saat absorpsi, hal ini bisa disebabkan karena frekuensi motilitas. Karena elektrolit tidak banyak terserap akibat pengaruh mikroba dalam usus makanya balita tersebut menganis lemah.

Mekanisme terjadinya penyakit :

patogen

iritasi lapisan mukosa usus

peningkatan produk sekretori( asam empedu dan asam lemak menyebabkan pengurangan absorbsi natrium dan air di kolon) & Peningkatan motilitas

banyak air dan elektrolit terbuang karena waktu penenyerapan di colon berkurang.

Anak A menderita diare berat sehingga mengakibatkan anak A menderita Hipovolemia. Yang didefinisikan sebagi suatu keadaan kehilangan cairan tubuh isotonic yang di sertai kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relative sama. Karena kekurangan cairan A termasuk kategori tinggi maka akan bisa berakibat kematian.

Intervensi :

Tujuan Pemberian penanganan adalah untuk mencapai normal volemia dan memulihkan keadaan yang berhubungan dengan ketidakseimbangan asam basa dan elektrolit (deteksi lebih lanjut dengan uji lab) .tidak hanya dengan memeberi asupan cairan, namun penyebab hilangnya cairan juga perlu di atasi, dengan mengkonsumsi obat antidiare.

Pada kekurangan volume cairan berat , maka dapat diberikan cairan intravena. Larutan garam isotonic (0,9%) merupakan cairan infuse yang di pilih untuk kasus-kasus yang kadar natriumnya mendekati normal, separuh dari kadar garam normal (0,45%) diberikan untuk menyediakan air bag sel-sel dan membantu pembuangan produk-produk sisa metabolisme

Penuntun pemberian cairan intravena.

Karena penuruna BB anak melebihi 5% maka, pemberian kebutuhan volume cairan 24 jam/m2 adalah:(BSA, body surface area) dimana untuk keadaan berat pemberian cairannya 3000 ml/m2 BSA

BB= 13kg ( lbs menurut tabel sebesar 22,0 ( 0,45 BSA( menurut tabel)

Kebutuhan cairan/ 24 jam= I x v

=0,45 X 3000ml

=1350 ml/24 jam

Karena anak A mengalami gangguan elektrolit maka dapat ditambahkan beberaa cairan lain berupa kalium, yang dapat ditambahkan pada infuse jika pada waktu yang bersamaan terjadi kekurangan kalium. Larutan ringer laktat dapat diberikan pada pasien-pasien asidosis metabolic dan kekurangan volume cairan. Ringer laktat mengandung natrium laktat yang dalam tubuh akan di metabolise membenuk natrium bikarbonat yang akan membantu. Untuk mengetahui cairan apa saja yang perlu ditambahkan dapat dilakukan uji lab.

C. Kasus 3

Ny Y umur 65 tahun, mengalami diare sejak 13 jam yang lalu, telah 5 kali buang air besar. Kulit tampak keriput, Ny Y terlihat mengantuk.

Pembahasan:

Data Subyektif:

Umur 65 th Mengalami diare sejak 13 jam yang lalu Telah 5 buang air besarData objektif

Kulit tampak keriput Ny. Y terlihat mengantuk Analisis

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100 - 200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer, Arif., et all. 1999). Frekuensi diare biasanya lebih dari tiga kali sehari ( WHO, 1980).Diagnosis :

Prosentase dari total cairan tubuh bervariasi sesuai dengan individu dan tergantung beberapa hal antara lain Umur, Kondisi lemak tubuh, dan Sex. Untuk prosentase proporsi berdasrkan klasifikasi status umur:

1. Bayi (baru lahir) 75 %

2. Dewasa :a.Pria (20-40 tahun) 60 %b.Wanita (20-40 tahun) 50 %

3. Usia Lanjut 45-50 %

Berdasarkan data tersebut kemungknan besar Ny. Y tersebut mengalami dehidrasi ringan, mengingat tidak adanya penurunan berat badan. Terkait dengan pengriputan kulit itulah yang menjadi salah satu indicator bahwa Ny. Y mengalami dehidrasi ringan dimana proporsi cairan dalam tubuh lansia berkisar 50% dari total berat badan walaupun perubahan struktur kulit terkait dengan proses menua tetapi pasien tersebut sudah mengalami diare lebih dari 10 jam yakni selama 13 jam hal inilah yang lebih meyakinkan lagi akan kondisi dehidrasi ringan pada pasien tersebut.Telah kita ketahui bersama bahwa Diare adalah adalah peningkatan keenceran dan frekuensi feses. Diare adalah gejala gangguan yang mempengaruhi proses pencernaan, absorpsi dan sekresi didalam saluran Gastrointestinal. Penyebab tersering diare dalam volume besar akibat iritasi adalah infeksi virus atau bakteri diusus halus distal atau usus besar. Iritasi mikroba juga mempengaruhi lapisan otot sehingga terjadi peningkatan motilitas. Peningkatan motilitas menyebabkan banyak air dan elektrolit terbuang karena waktu yang tersedia untuk penyerapan zat-zat tersebut berkurang.

Gejala klinis awal untuk bertambahnya tahap atau fase dehidrasi yakni dari dehidrasi ringan ke berat sudah mulai muncul, mengingat pasien tersebut sudah mulai mengalami tahap penurunan kesadaran yang ditandai dengan mengantuk.

Intervensi :

Intervensi awal yang dapat kita lakukan selain pemberian asupan gizi yang cukup maka sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui dengan pasti , seperti pada kasus emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam, dll) kita dapat berikan ifus dengan cairan KA-EN 1B. . DAFTAR PUSTAKAAsmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan:Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Selemba Medika

Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka UmumPerry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktek, Ed/4, Vol. 2. Jakarta: EGC

Anonim. 2010. Kosep Nutrisi. http://www.mantri-suster.co.cc/2010/01/konsep-nutrisi.html . diakses pada 21 September 2010.

Perry, Potter. 1997. Fundamental Keperawatan; Konsep, Proses dan Praktik. Edisi ke-4. Philadelpia: Mosby Year Book Company. Trisa Siregar, Cholina. 2004. Nutrisi. library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan-cholina2.pdf. diakses pada 21 September 2010.Watson, Roger. 2002. Anatomi & Fisiologi untuk Perawat E/10. Jakarta: EGC

Gibson, John MD. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC

William F, Ganong. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Ed 22. Jakarta: EGC

Leeson, C. Roland. 1996. Buku Teks Histologi, Ed. 5. Jakarta: 1996Gbr. Rongga Mulut

Saluran kelenjar

Kel. Submandibular

Kel. Parotis

Kel. Sublingual

Gbr. Proses penelanan makanan

Esofagus

Dinding lambung

Pilorus

Duodenum

3 Lapisan otot polos

Sel mukus

Kelenjar lambung

Sel kepala

Sel parietal

Saluran kelenjar

Sel endokrin

Gbr penampang dinding lambung