Final Paper Word

48
FINAL PAPER HIPERTENSI Di Pembimbing: Prof. dr. H. Iskandar Z, Sp.PD, KTI Oleh: SteraniVinadia 2008730039 STASE INTERNA KEPANITERAAN KLINIK RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

description

frxv

Transcript of Final Paper Word

FINAL PAPERHIPERTENSI

Di

Pembimbing: Prof. dr. H. Iskandar Z, Sp.PD, KTI

Oleh:SteraniVinadia2008730039

STASE INTERNA KEPANITERAAN KLINIKRUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA2014

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wbPuji syukur kehadirat Allah SWT Penyusun ucapkan karena dengan rahmat dan hidayahNya penyusun dapat menyelesaikan tugas Final Paper Hipertensi tepat pada waktunya.Laporan kasus ini disusun untuk meningkatkan pengetahuan dan memenuhi tugas pada Kepaniteraan Klinik Stase Interna di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Terima kasih penyusun ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu tersusunnya laporan ini khususnya:1. Pembimbing kami Prof. dr. H. Iskandar Z, Sp.PD, KTI2. Orangtua yang selalu memberikan motivasi dan dukungan3. Teman-teman sejawat yang selalu kompakPenyusun menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang membaca ini, agar penyusun dapat mengoreksi diri dan dapat membuat laporan kasus yang lebih sempurna di lain kesempatan.Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sekarang maupun masa yang akan datang.Wassalamualaikum wr.wb

Jakarta, Juni 2014

PenyusunHIPERTENSI

A. Definisi HipertensiHipertensi adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan curah jantungdan/atau kenaikan pertahanan perifer.MenurutThe Joint National Commitee of Prevention, Detection,Evaluation and Treatment of The BloodPressure(2004) dikatakan hipertensi jikatekanan darah sistolik yang lebih besar atau sama dengan 140 mmHg ataupeningkatan tekanan darah diastolik yang lebih besar atau sama dengan 90mmHg. Umumnya tekanan darah normal seseorang 120 mmHg/80 mmHg.Hasilpemeriksaan tersebut dilakukan 2 atau lebih pemeriksaan dan dirata-rata.

B. Epidemiologi HipertensiHipertensi telah menjadi permasalahan kesehatan yang sangat umum terjadi. Data dari National Health and Nutrition Examination (NHANES) menunjukkan bahwa 50 juta atau bahkan lebih penduduk Amerika mengalami tekanan darah tinggi. Angka kejadian hipertensi di seluruh dunia mungkin mencapai 1 milyar orang dan sekitar 7,1 juta kematian akibat hipertensi terjadi setiap tahunnya (WHO, 2003 dan Chobanian et.al, 2004).Dalam suatu data statistika di Amerika serikat pada populasi penderita dengan risiko hipertensi dan penyakit jantung koroner, lebih banyak dialami olehpria dari pada wanita saat masih muda tetapi pada umur 45 sampai 54 tahun,prevalensi hipertensi menjadi lebih meningkat pada wanita. Secara keseluruhanpada penderita wanita prevalensi hipertensi akan meningkat seiring denganmeningkatnya usia, hanya sekitar 3% sampai 4 % wanita pada umur 35 tahunyang menderita hipertensi, sementara >75% wanita menderita hipertensi padaumur 75 tahun.Di Indonesia, belum ada datanasional lengkap untuk prevalensi hipertensi.Dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, prevalensi hipertensi diIndonesia adalah 8,3%. Sedangkan dari survei faktor risiko penyakitkardiovaskular (PKV) oleh proyek WHO di Jakarta, menunjukkan angkaprevalensi hipertensi dengan tekanan darah 160/90 masing-masing pada priaadalah 12,1% dan pada wanita angka prevalensinya 12,2% pada tahun 2000.Secara umum, prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun berkisar antara15%-20%.

C. Etiologi Hipertensi Stres atau perasaan tertekan. Kegemukan (Obesitas). Kebiasaan merokok. Kurang berolahraga. Kelainan kadar lemak dalam darah (Dislipidemia). Konsumsi yang berlebihan atas garam, alkohol, dan makanan yang berlemak tinggi.Kurang mengonsumsi makanan yang berserat dan diet yang tidak seimbang.

D. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Nilai Tekanan DarahnyaPada tahun 2004,The Joint National Commitee of Prevention, Detection,Evaluation and Treatment of The Blood Pressure(JNC-7) mengeluarkan batasanbaru untuk klasifikasi tekanan darah, 160 mmHg> 100 mmHg

Berdasarkan EtiologinyaHipertensi berdasarkan etiologi / penyebabnya dibagi menjadi 2 : Hipertensi Primer atau EsensialHipertensi primer atau yang disebut juga hipertensi esensial atau idiopatikadalah hipertensi yang tidak diketahui etiologinya/penyebabnya.Paling sedikit 90% dari semua penyakit hipertensi dinamakan hipertensi primerPatofisiologi hipertensi primerBeberapa teori patognesis hipertensi primer meliputi : Aktivitas yang berlebihan dari sistem saraf simpatik Aktivitasyang berlebihandari sistemRAA Retensi Na dan air oleh ginjal Inhibisi hormonal pada transport Na dan K melewati dinding sel pada ginjal dan pembuluh darah Interaksi kompleks yang melibatkan resistensi insulin dan fungsi endotelSebab sebab yang mendasari hipertensi esensial masih belum diketahui.Namun sebagian besar disebabkan oleh ketidak normalan tertentu pada arteri.Yakni mereka memiliki resistensi yang semakin tinggi (kekakuan atau kekurangan elastisitas) pada arteri arteri yang kecil yang paling jauh dari jantung (arteriperiferal atau arterioles), hal ini seringkali berkaitan dengan faktor-faktor genetic, obesitas, kurang olahraga, asupan garam berlebih, bertambahnya usia, dll. Secara umum faktor-faktor tersebut antara lain: Factor Genetika (Riwayat keluarga)Hipertensi merupakan suatu kondisi yang bersifat menurun dalam suatu keluarga.Anak dengan orang tua hipertensi memiliki kemungkinan dua kali lebihbesar untuk menderita hipertensi daripada anak dengan orang tua yang tekanan darahnya normal. RasOrang orang yang hidup di masyarakat barat mengalami hipertensi secara merata yang lebih tinggi dari pada orang berkulit putih. Hal ini kemungkinan disebabkan karena tubuh mereka mengolah garam secara berbeda. UsiaHipertensi lebih umum terjadi berkaitan dengan usia, Khususnya pada masyarakat yang banyak mengkonsumsi garam. Wanita pre menopause cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada pria pada usia yang sama, meskipun perbedaan diantara jenis kelamin kurang tampak setelah usia 50 tahun. Penyebabnya, sebelum menopause, wanita relatif terlindungi dari penyakitjantung oleh hormon estrogen. Kadar estrogen menurun setelah menopause dan wanita mulai menyamai pria dalam hal penyakit jantung Jenis kelaminPria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi dari pada wanita.Hipertensi berdasarkan jenis kelamin ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor psikologis.Pada pria seringkali dipicu oleh perilaku tidak sehat (merokok, kelebihan berat badan), depresi dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan pada wanita lebih berhubungan dengan pekerjaan yang mempengaruhi faktor psikiskuat

Stress psikisStress meningkatkan aktivitas saraf simpatis, peningkatan ini mempengaruhi meningkatnya tekanan darah secara bertahap. Apabila stressberkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Secara fisiologis apabila seseorang stress maka kelenjer pituitary otak akan menstimulus kelenjer endokrin untuk mengahasilkan hormon adrenalin dan hidrokortison kedalam darah sebagai bagian homeostasis tubuh. Penelitian di AS menemukan enam penyebab utama kematian karena stress adalah PJK, kanker, paru-paru, kecelakan, pengerasan hati dan bunuh diri. ObesitasPada orang yang obesitas terjadi peningkatan kerja pada jantung untukmemompa darah agar dapat menggerakan beban berlebih dari tubuh tersebut.Berat badan yang berlebihan menyebabkan bertambahnya volume darah danperluasan sistem sirkulasi.Bila bobot ekstra dihilangkan, TD dapat turun lebih kurang 0,7/1,5 mmHg setiap kg penurunan berat badan. Mereduksi berat badan hingga 5-10% dari bobot total tubuh dapat menurunkan resiko kardiovaskular secara signifikan. Asupan garam NaIon natrium mengakibatkan retensi air, sehingga volume darah bertambahdan menyebabkan daya tahan pembuluh meningkat.Juga memperkuat efekvasokonstriksi noradrenalin. Secara statistika, ternyata bahwa pada kelompokpenduduk yang mengkonsumsi terlalu banyak garam terdapat lebih banyakhipertensi daripada orang-orang yang memakan hanya sedikit garam. RokokNikotin dalam tembakau adalah penyebab tekanan darah meningkat.Hal ini karena nikotin terserap oleh pembuluh darah yang kecil dalam paru paru dan disebarkan keseluruh aliran darah.Hanya dibutuhkan waktu 10 detik bagi nikotin untuk sampai ke otak.Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberikan sinyal kepada kelenjer adrenal untuk melepaskan efinephrine (adrenalin).Hormon yang sangat kuat ini menyempitkan pembuluh darah, sehingga memaksa jantung untukmemompa lebih keras dibawah tekanan yang lebih tinggi. Konsumsi alcoholAlkohol memiliki pengaruh terhadap tekanan darah, dan secara keseluruhan semakin banyak alkohol yang di minum semakin tinggi tekanan darah.Tapi pada orang yang tidak meminum minuman keras memiliki tekanan darah yang agak lebih tinggi dari pada yang meminum dengan jumlah yang sedikit.

Hipertensi SekunderHipertensi sekunder adalah hipertensi yang terjadi sebagai akibat suatupenyakit, kondisi dan kebiasaan.Karena itu umumnya hipertensi ini sudahdiketahui penyebabnya. Terdapat 10% orang menderita apa yangdinamakan hipertensi sekunder.Umumnya penyebab Hipertensi sekunder dapat disembuhkan denganpengobatan kuratif, sehingga penderita dapat terhindar dari pengobatan seumurhidup yang seringkali tidak nyaman dan membutuhkan biaya yang mahal.Patofisiologi hipertensi sekunderHipertensi sekunder disebabkan oleh suatu proses penyakit sistemik yangmeningkatkan tahanan pembuluh darah perifer atau cardiac output, contohnyaadalah renal vaskular atau parenchymal disease, adrenocortical tumor,feokromositoma dan obat-obatan. Bila penyebabnya diketahui dan dapatdisembuhkan sebelum terjadi perubahan struktural yang menetap, tekanan darahdapat kembali normal.

Krisis HipertensiKrisis hipertensi didefinisikan sebagai kondisi peningkatan tekanan darahyang disertai kerusakan atau yang mengancam kerusakan terget organ danmemerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan atau keparahan targetorgan.The Fifth Report of the Joint National Comitte on Detection, Evaluationand Treatment of High Blood Pressure(JNC-7, 2004) membagi krisis hipertensiini menjadi 2 golongan yaitu : Hipertensi emergensi (darurat) dan Hipertensi urgensi (mendesak).Kedua hipertensi ini ditandai nilai tekanan darah yang tinggi yaitu180 mmHg/120 mmHg dan ada atau tidaknya kerusakan target organ pada hipertensi. Membedakankedua golongan krisis hipertensibukanlah dari tingginya tekanan darah, tapi dari kerusakan organ sasaran.Kenaikan tekanan darah yang sangat pada seorangpenderita dianggap sebagai suatu keadaan emergensi bila terjadi kerusakan secaracepat dan progresif dari sistem syaraf sentral, miokardinal, dan ginjal.Hipertensiemergensi dan hipertensi urgensi perlu dibedakan karena cara penanggulangankeduanya berbeda.

Hipertensi emergensi (darurat)Ditandai dengan tekanan darah Diastolik >120 mmHg, disertai kerusakan berat dariorgan sasaran yag disebabkan oleh satu atau lebih penyakit/kondisi akut.Keterlambatan pengobatan akan menyebabkan timbulnya sequele atau kematian. Tekanan darah harus diturunkan sampai batas tertentu dalam satu sampai beberapa jam.Penderita perlu dirawat di ruanganIntensive Care Unitatau (ICU).Penanggulangan hipertensi emergensi :Pada umumnya kondisi ini memerlukan terapi obat antihipertensiparenteral. Tujuan terapi hipertensi darurat bukanlah menurunkan tekanan darah140/90 mmHg, tetapi menurunkan tekanan arteri rerata (MAP) sebanyak 25 %dalam kurun waktu kurang dari 1 jam. Apabila tekanan darah sudah stabil tekanan darah dapat diturunkan sampai 160 mmHg atau 100-110 mmHg dalam waktu 2 6 jamkemudian. Selanjutnyatekanan darah dapat diturunkansampaitekanan darah sasaran (120 mmHg dandengan tanpa kerusakan/komplikasi minimum dari organ sasaran. Tekanan darah harusditurunkan secara bertahap dalam 24 jam sampai batas yang aman memerlukanterapi oral hipertensi.Penderita dengan hipertensi urgensi tidak memerlukan rawat inap di rumahsakit.Sebaiknya penderita ditempatkan diruangan yang tenang tidak terang dan tekanan darah diukur kembali dalam 30 menit.Bila tekanan darah tetap masih sangatmeningkat, maka dapat dimulai pengobatan.Umumnya digunakan obat obat oralantihipertensi dalam menggulangi hipertensi urgensi ini dan hasilnya cukup memuaskan.Penanggulangan hipertensi urgensi :Pada umumnya, penatalaksanaan hipertensi mendesak dilakukan denganmenggunakan atau menambahkan antihipertensi lain atau meningkatkan dosisantihipertensi yangdigunakan,dimanahal iniakan menyebabkanpenurunantekanan darah secara bertahap. Penurunan tekanan darah yang sangat cepatmenuju tekanan darahsasaran(140/90 mmHgatau 130/80 mmHg pada penderitadiabetes dan gagalginjal kronik) harusdihindari. Hal inidisebabkan autoregulasialiran darah pada penderita hipertensi kronik terjadi pada tekanan yang lebihtinggi pada orang dengan tekanan darah normal, sehingga penurunan tekanan darah yang sangat cepat dapat menyebabkan terjadinya cerebrovaskular accident,infark miokard dan gagal ginjal akut.

E. Patofisiologi HipertensiMekanisme patogenesis hipertensi yaitu Peningkatan tekanan darah yang dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer.Mekanisme hipertensi tidak dapat dijelaskan dengan satu penyebab khusus, melainkan sebagai akibat interaksi dinamis antara faktor genetik, lingkungan dan faktor lainnya. Tekanan darah dirumuskan sebagai perkalian antara curah jantung dan atau tekanan perifer yang akan meningkatkan tekanan darah. Retensi sodium, turunnya filtrasi ginjal, meningkatnya rangsangan sarafsimpatis, meningkatnyaaktifitasrenin angiotensinalosteron, perubahanmembransel, hiperinsulinemia, disfungsi endotel merupakan beberapa faktor yang terlibatdalam mekanisme hipertensi. Mekanisme patofisiologi hipertensi salah satunya dipengaruhi oleh system renin angiotensin aldosteron, dimana hampir semua golongan obat anti hipertensibekerja dengan mempengaruhi sistem tersebut.Renin angiotensin aldosteron adalah sistem endogen komplek yang berkaitan dengan pengaturan tekanan darah arteri.Aktivasi dan regulasi sistem renin angiotensin aldosteron diatur terutama oleh ginjal. Sistem renin angiotensi aldosteron mengatur keseimbangan cairan,natrium dan kalium. Sistem ini secara signifikan berpengaruh pada aliranpembuluh darah dan aktivasi sistem saraf simpatik serta homeostatik regulasi tekanan darah.

F. Diagnosa HipertensiPemeriksaan diagnostik terhadap pengidap tekanan darah tinggimempunyaibeberapatujuan: Memastikan bahwa tekanan darahnya memang selalu tinggi Menilai keseluruhan risiko kardiovaskular Menilai kerusakan organ yang sudah ada atau penyakit yang menyertainya Mencari kemungkinan penyebabnyaDiagnosis hipertensi menggunakan tiga metode klasik yaitu: Pencatatan riwayat penyakit (anamnesis) Pemeriksaan fisik (sphygomanometer) Pemeriksaan laboraturium (data darah, urin,kreatinin serum,kolesterol)Kesulitan utama selama proses diagnosis ialah menentukan sejauh manapemeriksaan harus dilakukan. Dimana pemeriksaan secara dangkal saja tidakcukup dapat diterima karena hipertensi merupakan penyakit seumur hidup danterapi yang dipilih dapat memberikan implikasi yang serius untuk pasien.

Prosedur dan Kriteria DiagnosisCara pemeriksaan tekanan darah, yaitu : Anamnesis Sering sakit kepala (meskipun tidak selalu), terutama bagian belakang, sewaktu bangun tidur pagi atau kapan saja terutama sewaktu mengalami ketegangan. Keluhan sistem kardiovaskular (berdebar, dada terasa berat atau sesakterutama sewaktu melakukan aktivitas isomerik) Keluhan sistem serebrovaskular (susah berkonsentrasi, susah tidur,migrain, mudah tersinggung, dll) Tidak jarang tanpa keluhan, diketahuinya secara kebetulan Lamanya mengidap hipertensi. Obat-obat antihipertensi yang telahdipakai, hasil kerjanya dan apakah ada efek samping yang ditimbulkan Pemakaian obat-obat lain yang diperkirakan dapat mempermudahterjadinya atau mempengaruhi pengobatan hipertensi (kortikosteroid,analgesik, anti inflamasi, obat flu yang mengandung pseudoefedrinatau kafein, dll), Pemakaian obat kontrasepsi, analeptik,dll Riwayat hipertensi pada kehamilan, operasi pengangkatan keduaovarium atau menopause Riwayat keluarga untuk hipertensi Faktor-faktor resiko penyakit kardiovaskular atau kebiasaan buruk(merokok, diabetes melitus, berat badan, makanan, stress, psikososial, makanan asin dan berlemak) Pemeriksaan Fisik Pengukuran tekanan darah pada 2 3 kali kunjungan berhubung variabilitas tekanan darah. Posisi terlentang, duduk atau berdiridilengan kanan dan kiri Perabaan denyut nadi diarteri karotis dan femoralis Adanya pembesaran jantung, irama gallop Pulsasi aorta abdominalis, tumor ginjal,bising abdominal Denyut nadi diekstremitas, adanya paresis atau paralisis Penilaian organ target dan faktor-faktor resiko Funduskopi, untuk mencari adanya retinopati keith wagner i-v Elektrokardiografi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri,abnormalitas atrium kiri, iskemia atau infark miokard Foto thoraks, untuk melihat adanya pembesaran jantung dengankonfigurasi hipertensi bendungan atau edema paru Laboratorium : DL, UL, BUN, kreatin serum, asam urat, gula darah,profil lipid K+dan Na+serum

G. Manifestasi KlinisHipertensiSebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensibertahun-tahun, dan berupa : Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat peningkatan tekanan darah intrakranium Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan sarafpusat Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler

Dampak HipertensiHipertensi yang diabaikan atau tidakdiobatidapat menyebabkanberbagaimacam gangguan kardiovaskular, serebrovaskular dan renal.Hipertensi dapat merupakan penyebab tunggal atau hanya merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya gangguan tersebut.Tingkat kerusakan organ umumnya berhubungan dengan nilai tekanan darah, meskipun tidak selalu demikian.Ada kalanya nilai tekanan darah yang tinggi tidak disertai dengan kerusakan organ sasaran, danbegitupula sebaliknya.Terdapatkerusakanorgan padakenaikan nilaitekanan darah yang sedang.Hipertensi dianggap faktor resiko yang paling penting karena hipertensi adalah faktor yang menyebabkan serangan jantung, gagal jantung, stroke dan kerusakan ginjal.

Kerusakan Pada Target OrganSelanjutnya, bila hipertensi tidak ditangani dengan tepat dan sesegeramungkin, hipertensi akan mengakibatkan kerusakan organ dalam tubuh terjadi, diantaranya adalah: JantungHipertensi dapat berkomplikasi kepada jantung.Baik secara tak langsungmelalui peningkatan perubahan atherosklerotis, maupun secara langsung melaluiefek yang berkaitan dengan tekanan darah. Hipertensi dapat mengakibatkan CVD(Cardio Vascular Disease) dan meningkatan resiko kejadian iskemik, semisalangina dan MI.Selain itu, sebagai mekanisme kompensasi dari jantung dalam meresponnaiknya tahanan pembuluh darah karena meningkatnya tekanan darah, hipertensidapat memperparah LVH (Left Ventricular Hypertrophy). LVH sendirimerupakan perubahan miokardial (selular), bukan perubahan arterial. Ini patutdiwaspadai karena LVH tergolong faktor resiko berbahaya akan terjadinya CAD(Coronary Acute Disease), HF (Heart Failure), dan arrhythmias. Sebagaimanadiketahui, HF merupakan dampak negatif hipertensi terbesar untuk jantung.Lebihjauh, HF dapat menurunkan kemampuan kontraksi (disfungsi sistolik) atauketidakmampuan untuk mengisi darah (disfungsi diastolik).Hipertensi yang tidakterkontrol merupakan salah satu pemicu HF.

OtakTerjadinya transcient ischamicattacks, stroke iskemik, infark serebral, dan perdarahan otak. Peningkatan tekanandarah sistolik yang berkepanjangan dapat menyebabkan hypertensiveenchephalopathy.Uji klinis membuktikan, terapi hipertensi dapat menurunkan resiko strokekambuhan maupun stroke yang baru dialami pertama kali. Ginjal GFR (Glomerulus Filtration Rate/Laju Filtrasi Glomerulus) digunakanuntuk mengetahui fungsi ginjal. GFR menurun seiring bertambahnya usia, namunpenurunan itu dapat dipercepat oleh hipertensi. Hipertensi berhubungan dengannephrosclerosis, yang mana menyebabkan peningkatan tekanan intraglomerular. MataHipertensi dapat menyebabkan retinopati yang berkomplikasi pada kebutaan.Keparahannya diklasifikasikan menjadi empat, yakni: Tingkat 1: Ditandaidengan menebalnya diameter arteri, yang menyebabkanvasokonstriksi Tingkat 2: Ditandai dengan nicking pada arterio venous (AV), yangmenyebabkanatherosclerosis Tingkat 3: Terjadi jika hipertensi tidak kunjung diobati yangdapatmenyebabkancotton wool exudates dan flame hemorrhage Tingkat4: Muncul sebagai akibat dari kasus yang semakin parah, yangditandaidenganpapill edema

H. Risiko Penyakit (Komplikasi)Salah satu alasan mengapa kita perlu mengobati tekanan darah tinggiadalah untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi yang dapat timbuljika penyakit ini tidak disembuhkan. Beberapa komplikasihipertensi yang umum terjadi sebagai berikut: StrokeHipertensi adalah faktor resiko yang penting dari stroke dan serangantransient iskemik.Pada penderita hipertensi 80% stroke yang terjadi merupakanstroke iskemik,yangdisebabkankarena trombosis intra-arterialatau embolisasidari jantung dan arteri besar.Sisanya 20% disebabkan oleh pendarahan(haemorrhage), yang juga berhubungan dengan nilai tekanan darah yang sangattinggi.Penderita hipertensi yang berusia lanjut cenderung menderita stroke danpada beberapa episode menderita iskemia serebral yang mengakibatkan hilangnyafungsi intelektual secara progresif dan dementia.Studi populasi menunjukanbahwa penurunan tekanan darah sebesar 5 mmHg menurunkan resiko terjadinyastrok. Penyakit jantung koronerNilai tekanan darah menunjukan hubungan yang positif dengan resikoterjadinya penyakit jantung koroner (angina, infark miokard atau kematianmendadak), meskipun kekuatan hubungan ini lebih rendah daripada hubunganantara nilai tekanan darah dan stroke. Kekuatan yang lebih rendah ini menunjukanadanya factor factor resiko lain yang dapat menyebabkan penyakit jantungkoroner. Meskipun demikian, suatu percobaan klinis yang melibatkan sejumlah besar subyek penelitian (menggunakan-Blocer dan tiazid) menyatakan bahwaterapi hipertensi yang adequate dapat menurunkan resiko terjadinya infarkmiokard sebesar 20%. Gagal jantungBukti dari suatu studi epidemiologik yang bersifat retrospektif menyatakanbahwa penderita dengan riwayat hipertensi memiliki resiko enam kali lebih besaruntuk menderita gagal jantung daripada penderita tanpa riwayat hipertensi.Datayang ada menunjukan bahwa pengobatan hipertensi, meskipun tidak dapat secarapasti mencegah terjadinya gagal jantung, namun dapat menunda terjadinya gagaljantung selama beberapa decade. Hipertrofi ventrikel kiriHipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respon kompensasi terhadappeningkatan afterload terhadap jantung yang disebabkan oleh tekanan darah yangtinggi. Pada akhirnya peningkatan massa otot melebihi suplai oksigen, dan hal inibersamaan dengan penurunan cadangan pembuluh darah koroner yang seringdijumpai pada penderita hipertensi, dapat menyebabkan terjadinya iskemikmiokard. Penderita hipertensi dengan hipertrofi ventrikel kiri memilikipeningkatan resiko terjadinya cardiac aritmia (fibrilasi atrial dan aritmiaventrikular) dan penyakit atherosklerosis vaskular (penyakit koroner dan penyakitarteri perifer). Penyakit vaskularPenyakit vaskular meliputi abdominal aortic aneurysm dan penyakitvaskular perifer.Kedua penyakit ini menunjukan adanya atherosklerosis yang diperbesar oleh hipertensi.Hipertensi juga meningkatkan terjadinya lesiatherosklerosis pada arteri carotid, dimana lesi atherosklerosis yang beratseringkali merupakan penyebab terjadinya stroke. RetinopatiHipertensi dapat menimbulkan perubahan vaskular pada mata yangdisebut retinopati hipersensitif. Perubahan tersebut meliputi bilateral retinalfalmshaped haemorrhages, cotton woll spots, hard exudates dan papiloedema.Pada tekanan yang sangat tinggi (diastolic >120 mmHg, kadang-kadangsetinggi 180 mmHg atau bahkan lebih) cairan mulai bocor dari arteriol arteriolkedalam retina, sehingga menyebabkan padangan kabur, dan bukti nyatapendarahan otak yang sangat serius, gagal ginjal atau kebutaan permanent karenarusaknya retina. Kerusakan ginjalGinjal merupakan organ penting yang sering rusak akibat hipertensi.Dalam waktu beberapa tahun hipertensi parah dapat menyebabkan insufiensiginjal, kebanyakan sebagai akibat nekrosis febrinoid insufisiensi arteri ginjalkecil.Pada hipertensi yang tidak parah, kerusakan ginjal akibat arteriosklerosisyang biasanya agak ringan dan berkembang lebih lambat.

I. Penatalaksanaan HipertensiPenatalaksanaan pengobatan hipertensi harus secara holistik dengan tujuan menurunkan morbiditas dan mortalitas akibat hipertensi dengan menurunkan tekanan darah seoptimal mungkin sambil mengontrol factor factor resiko kardiovaskular lainnya, memilih obat yang rasional sesuai dengan indikasi dan mempunyai efek samping yang kecil, untuk ini dianjurkan pemberian obat kombinasi, dan harus disesuaikan dengan kemampuan penderita. Berdasarkan pertimbangan manfaat dan kerugian ini maka JNC VII-2004 menggunakan rekomendasi berikut untuk memulai pengobatan hipertensi pada orang dewasa.

Tujuan Pengobatan HipertensiTujuan terapi obat anti hipertensi adalah: Mengurangi morbiditas dan mortalitas kardiovaskular dan renal akibatkomplikasi Tekanan darah yang diharapkan setelah terapi adalah