Paper Konsep Nutrisi

24

Click here to load reader

Transcript of Paper Konsep Nutrisi

Page 1: Paper Konsep Nutrisi

KONSEP NUTRISI

Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar Keperawatan Dewasa II

Disusun Oleh :

1. Vina Ayu R. (G2B009019)2. Septiana Marifah (G2B009020)3. Rina Achiriyani (G2B009046)4. Liftia Salmasuci W. (G2B009047)5. Sonia Desiriana P. (G2B009048)6. Iga Mawarni A. (G2B009049)7. Nurhidayati Hanifah (G2B009051)8. Purwani Okyantari (G2B009052)9. Septiyaningtyas (G2B009053)10. Dhania Oxiana (G2B009054)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2010

Page 2: Paper Konsep Nutrisi

KONSEP NUTRISI

A. PENGERTIAN METABOLISME, KATABOLISME, DAN ANABOLISME

Metabolisme adalah sekumpulan proses kimia yang terjadi pada organisme hidup,

menyebabkan pertumbuhan, pembangkitan energi, pembuangan zat sisa dan fungsi lain

yang berkaitan dengan distribusi nutrisi di dalam darah setelah pencernaan.

Katabolisme adalah pemecahan substansi kimia meenjadi substansi yang lebih

sederhana.

Anabolisme adalah produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan

sintesis nutrient.

B. PERBEDAAN BASAL METABOLISME RATE (BMR) DENGAN BASAL ENERGY

EXPENDITURE (BEE)

BMR (Basal Metabolic Rate) adalah jumlah energi yang digunakan dalam satuan

waktu oleh subjek yang berpuasa, beristirahat untuk mempertahankan fungsi vital tubuh.

Sedangkan BEE (Basal Energi Expenditure) adalah pengukuran jumlah nutrisi yang

dibutuhkan untuk memenuhi kebeutuhan energi tubuh sambil mempertahankan berat

badan yang stabil.

C. METABOLISME KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN LEMAK

1. Metabolisme karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama. Setiap 1 gram karbohidrat

menghasilkan 4 kkal. Metabolisme karbohidrat mengandung tiga proses,yaitu :

Glikogenolisis : katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbodioksida dan air

Glikogenesis : anabolisme glukosa ke bentuk glikogen

Glukoneogenesis : Perubahan dari asam amino dan gliserol menjadi glukosa

Melalui berbagai tahapan dalam proses metabolisme, sel-sel yang terdapat di

dalam tubuh dapat mengoksidasi glukosa menjadi CO & HO22 dimana proses ini juga

akan disertai dengan produksi energi. Proses metabolisme glukosa yang terjadi di

dalam tubuh ini akan memberikan kontribusi hampir lebih dari 50% bagi ketersediaan

energi.

Page 3: Paper Konsep Nutrisi

Di dalam tubuh, karbohidrat yang telah terkonversi menjadi glukosa tidak hanya

akan berfungsi sebagai sumber energi utama bagi kontraksi otot atau aktifitas fisik

tubuh, namun glukosa juga akan berfungsi sebagai sumber energi bagi sistem syaraf

pusat termasuk juga untuk kerja otak. Selain itu, karbohidrat yang dikonsumsi juga

dapat tersimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen di dalam otot dan

hati. Glikogen adalah sintesis dari glukosa,pemecahan energi selama masa

istirahat/puasa. Glikogen otot merupakan salah satu sumber energi tubuh saat sedang

berolahraga sedangkan glikogen hati dapat berfungsi untuk membantu menjaga

ketersediaan glukosa di dalam sel darah dan sistem pusat syaraf.

2. Metabolisme protein

Protein yang terkandung di dalam bahan pangan, setelah dikonsumsi akan

mengalami pencernaan (pemecahan oleh enzim protease), menjadi unit-unit

penyusunnya yaitu asam-asam amino. Asam-asam amino inilah yang selanjutnya

diserap oleh usus, dan kemudian dialirkan ke seluruh tubuh untuk digunakan dalam

pembentukan jaringan baru, untuk menggantikan jaringan tubuh yang rusak.

Protein tubuh yang berkisar antara 10-12 kg/70 kg berat badan secara kontinyu

dipecah menjadi asam amino (katabolisme) dan oleh karena itu harus disintesis

kembali dalam jumlah yang sama (anabolisme). Proses metabolisme asam amino

meliputi:

Degradasi protein dari makanan dan protein intraseluler menjadi asam amino

yang terjadi di saluran pencernaan.

Oksidasi asam amino

Biosintesis asam amino

Biosintesis protein

3. Metabolisme lemak

Lemak atau trigliserida di dalam tubuh diubah menjadi asam lemak dan gliserol.

Asam lemak yang terbentuk dapat secara langsung digunakan sebagai sumber energi

oleh banyak sel, kecuali sel darah merah dan sel susunan saraf pusat hanya dapat

menggunakan glukosa. Sedangkan metabolisme asam lemak rantai panjang

memerlukan sistem karier untuk pengangkutan ke dalam mitokondria sel.

Page 4: Paper Konsep Nutrisi

Lemak yang dapat dioksidasi sebagai sumber energi terdiri atas trigliserida, asam

lemak bebas dan trigliserida intra muskular. Asam lemak bebas yang terikat dengan

albumin di dalam darah hasil metabolisme dari jaringan lemak merupakan sumbangan

yang besar pada metabolisme lemak saat otot berkontraksi. Sedangkan asam lemak

bebas yang terikat dengan albumin di dalam darah hasil metabolisme dari trigliserida

intra muskular dan trigliserida plasma selama kontraksi otot tidak diketahui secara

jelas.

Kontraksi otot terjadi karena adanya energi hasil beta oksidasi asam lemak bebas

dan reaksi biokimiawi dalam jalur Kreb’s yang berasal dari lipolisis jaringan lemak.

Otot mendapatkan asam lemak bebas dan menggunakannya dalam bentuk energi

biasanya ditentukan oleh konsentrasi lemak dalam darah dan kemampuan otot untuk

oksidasi asam lemak. Peningkatan kadar asam lemak bebas dalam darah dan

penggunaannya oleh otot dapat mengurangi penggunaan glokogen dan glukosa darah.

Kadar asam lemak biasanya memuncak setelah 2-4 jam aktifitas olahraga.

Trigliserida intra muskular dapat juga digunakan oleh otot untuk berkontraksi.

Trigliserida intra muskular dipercaya lebih penting pada awal kontraksi otot dan

selama olahraga dengan intensitas tinggi, dimana lipolisis jaringan lemak untuk

pembentukan energi masih terhambat.

D. VITAMIN YANG LARUT AIR DAN LEMAK SERTA SUMBERNYA DENGAN

EFEK KELEBIHAN DAN KEKURANGAN VITAMIN TERSEBUT

1. Vitamin yang larut dalam air

Vitamin Fungsi Akibat defisiensi Akibat kelebihan Sumber-sumber

C (asam

askorbat)Produksi kolagen, integritas dinding kapiler, pembentukan sel darah merah, metabolisme asam amino, pengurangan garam zat besi, perlindungan

- penyakit kudis

- penyembuhan luka yang buruk

- perdarahan

- gigi tanggal

- memar

- batu ginjal

- penyakit kudis

- infeksi saluran urin

Buah jeruk, kentang, kubis, tomat,brokoli, stroberi, blewah, cabe hijau

Page 5: Paper Konsep Nutrisi

vitamin lain dari oksidasi

B1 (tiamin)

Komponen enzim, oksidasi karbohidrat, konversi oksidatif asam piruvat, dan lingkar asam sitrat

- beri-beri

(jarang)

- polineuritis

- konfusinental

- kelemahan otot

- ataksia

- gangguan ritme

jantung

- pembesaran

jantung

- nadi yang cepat

- sakit kepala

- lemah

- iritabilitas

- insomnia

Daging babi, ikan, telur, unggas, buncis kering, padi-padian, gandum, roti, pasta

B2 (riboflavin)

Metabolisme nutrien,pertumbuha, oksidasi dan reduksi lemak, karbohidrat, protein

- ariboflavinosis:

pecah-pecah

pada ujung

mulut

- deskuamasi

sisik kulit

sekitar mulut,

iritasi mata

- glositis (lidah

berkilau)

- fotophobia

(sensitif

terhadap

cahaya)

- ulkus

- tingkat glukosa darah yang elevasi

- peningkatan tingkat asam urat dalam darah

Susu, padi-padian, sayuran hijau, hati

Page 6: Paper Konsep Nutrisi

Niasin (B3)

Utilisasi protein, untuk pertumbuhan dan reproduksi sel, glikolisis, sintesis lemak, perbaikan jaringan

- pelagra: kelemahan anoreksia

- indigesti: pelagra berat: dermatitis, diare, dimensia

- ulkus- disfungsi

hati- kadar

glukosa darah meningkat

- peningkatan tingkat asam urat darah

- diare- mual- flushing

Daging, padi-padian, sereal, tuna, produk susu

Asam

pantotenat (B5)

Metabolisme nutrisi, sintesis kolesterol dan hormon steroid, aktivitas korteks adrenal

- dermatitis- interitis (luka

pada usus)

- peningkatan kebutuhan tiamin

- kadang-kadang diare

- retensi air

Daging, padi-padian, sereal, tumbuhan polong

B6 (kompleks

piridoksin,

piridoksal,

piridoksamin)

Metabolisme nutrisi, sintesis asam amino non esensial, konversi triptofan untuk miasin, fungsi darah yang tepat dan sel sistem saraf pusat

- anemia- iritabilitas- luka kulit- pecah-pecah

pada ujung mulut

- pembengkakan

- depresi- kelelahan- iritabilitas- sakit kepala- kerusakan

saraf

Padi-padian, hati, ikan, unggas, kacang hijau, kacang, daging, kentang

Biotin (B8)

Sintesis asam lemak, utilisasi glukosa, metabolisme protein, utilisasi vitamin B12 dan asam folat

Hati, ginjal, sayuran berdaun ijau tua, kuning-merah telur, kacang hijau

Asam Folat (B9) - metabolisme beberapa asam amino

- maturasi sel darah merah

- anemia makrotik

- diare- insomnia- iritabilitas- menutupi

defisiensi

Hati, daging, ikan, unggas, padi-padian, sayuran berdaun hijau

Page 7: Paper Konsep Nutrisi

- sintesis urin dan pirimidin, yang penting untuk RNA dan DNA

vitamin B12

B12

(Kobalamin)

- Penghasil enzim yang esensial untuk metabolisme nutrien, asam nukleat, asam folat

- fungsi tepat pada sel tulang, saluran gastro intestina dan sistem saraf

- pembentukan urin, demikian juga RNA dan DNA

- anemia permisius dan gangguan neurologik

Susu, telur, keju, daging, ikan, unggas, makanan dari hewan asli (makanan tumbuhan tidak mengandung vitamin B12)

2. Vitamin yang larut dalam lemak

Vitamin Sifat Fungsi Akibat kelebihanAkibat

kekuranganSumber

Vitamin

A

Kristal

alkohol

berwarna

kuning

- Penglihatan

- Diferensiasi sel

- Kekebalan

- Pertumbuhan

dan

perkembangan

- Reproduksi

- Pencegahan

kanker dan

jantung

- Pembentukan sel

- Sakit kepala

- Pusing

- Rambut rontok

- Kulit

mengering

- Anoreksia(tdk

nafsu makan)

- Sakit pada

tulang

- Pada bayi

(pembesaran

- Buta senja

- Perubahan

pada mata

- Infeksi

- Perubahan

pada kulit

- Gangguan

pertumbuhan

- Keratinisasi

sel-sel rasa

- Hati

- Kuning

telur

- Susu

- Mentega

- Sayuran

berwarn

a hijau

tua

- Buah-

buahan

Page 8: Paper Konsep Nutrisi

darah merahkepala,

hidrocepalus,

mudah

tersinggung)

pada lidah

- Anemia

berwarn

a kuning

sampai

jingga

Vitamin

D

- Membantu

pembentukan

dan

pemeliharaan

tulang

- Pengerasan

tulang

- Keracunan

- Kalsifikasi

berlebihan pada

tulang dan

jaringan tubuh

- Hiperkalsemia

- Pada bayi

(Gangguan

saluran cerna,

Rapuh tulang,

Gangguan

pertumbuhan,

Kelambatan

perkembangan

mental)

- Riketsia

- Osteomalasia

- Osteophorosis

- Sinar

matahari

- Kuning

telur

- Hati

- Krim

- Mentega

- Minyak

hati-ikan

Vitamin

E

Tidak

berbau

Tidak

berwarna

Berwarna

kuning

muda

hingga

kecoklatan

(sintesis)

- Antioksidan

- Fungi struktural

dalam

memelihara

integritas

membran sel

- Sintesis DNA

- Merangsang

reaksi kekebalan

- Mencegah

penyakit jantung

koroner

- Keracunan

- Gangguan

saluran cerna

(> 600 mg

sehari)

- Hemolisis

eritrosit

- Sindroma

neurologik

- Minyak

tumbuh-

tumbuhan

(gandum

dan biji-

bijian)

- Minyak

kelapa

- Zaitun

- Daging

- Unggas

- Ikan

Page 9: Paper Konsep Nutrisi

- Mencegah

keguguran dan

strerilisasi

- Mencegah

gangguan

menstruasi

- Kacang-

kacangan

Vitamin

KPembekuan darah

- Hemolisis sel

darah merah

- Sakit kuning

- Kerusakan

pada otak

Darah tidak

menggumpal

- Hati

- Sayuran

daun

berwarna

hijau

- Kacang

buncis

- Kacang

polong

- Kol

- Brokoli

- Susu

- Daging

- Telur

- Serealia

- Buah-

buahan

E. KEBUTUHAN NUTRISI PADA BAYI, USIA PRESCHOOL DAN USIA

SEKOLAH

1. Bayi

Masa pertumbuhan ditandai oleh pertumbuhan yang cepat dan protein tinggi,

vitamin, mineral, dan kebutuhan energi. Asupan gizi kira-kira 108 kkal/kg berat

badan yang diperlukan pada satu setengah masa pertumbuhan dan 98 kkal/kg pada

dua setengah (Food and Nutrition Board, 1989). Waktu penuh bayi baru lahir dapat

Page 10: Paper Konsep Nutrisi

mencerna dan mengabsorbsi karbohidrat, protein sederhana, dan jumlah sedang dari

lemak yang diemulsi.

a. Bayi yang minum ASI

ASI menyediakan keuntungan nutrisi, antiviral, antibakteri, dan psikososial

bagi bayi. Bayi yang minum ASI memerlukan suplemen vitamin D. Suplemen

lain yang memungkinkan termasuk vitamin K, zat besi dan florida walaupun

penggunaannya kontroversial.

b. Bayi yang minum susu botol

Formula bayi dirancang untuk mengandung kurang lebih komposisi nutrien

dari ASI. Susu sapi yang reguler seharusnya tidak digunakan untuk formula bayi

karena menyebabkan perdarahan gastrointestinal dan terlalu pekat bagi ginjal bayi

untuk mengelolanya. Madu dan sirup jagung adalah sumber toksin botulisme dan

jangan digunakan untuk diet bayi. Toksin dapat menjadi fatal untuk anak-anak

berusia di bawah satu tahun (Wardlaw, Insel, dan Seyler, 1994).

c. Pengenalan makanan padat

Susu ASI atau formula memberikan nutrisi yang cukup untuk empat hingga

enam bulan pertama kehidupan. Perkembangan keterampilan motorik pada tangan

dan jari-jari yang baik memparalelkan minat anak pada makanan dan makan

sendiri. Sereal yang diperkaya zat besi khususnya diperkenalkan makanan

pertama yang semi padat. Makanan baru harus diperkenalkan sekali waktu.

2. Preschool

Anak usia pra sekolah memerlukan kira-kira 480 gr susu setiap hari, 30-90 gr dari

kelompok daging, 4-5 porsi kelompok buah dan sayuran (termasuk sumber vitamin C

setiap hari dan porsi sayuran dan buah-buahan berdaun hijau dan kuning tua), 3 porsi

seluruh padi-padian atau makanan yang diperkaya gizinya dari kelompok roti dan

sereal, dan 3-4 sendok teh margarin atau mentega.

3. Usia sekolah

Anak-anak usia sekolah 6-12 tahun berkembang pada rata-rata yang rendah dan

terus-menerus, dengan penurunan bertahap dalam kebutuhan energi per unit berat

badan. Anak usia sekolah mencapai 3-5 kg dalam berat badan dan 6 cm dalam tinggi

badan per tahun hingga pubertas.

Page 11: Paper Konsep Nutrisi

Nafsu makan anak-anak usia sekolah lebih besar daripada merka yang lebih muda

dan asupan makanan lebih bervariasi. Asupan yang direkomendasi termasuk 2 porsi

dari kelompok susu, 60-90 gr kelompok makanan daging, 4 porsi atau lebih dari

kelompok buah dan sayuran (dengan sumber vitamin C sehari dan sumber vitamin A

setiap hari yang lain), 3-4 porsi dari seluruh padi-padian dan roti yang diperkaya

gizinya dan sereal, dan 1-2 sendok teh margarin atau mentega.

F. KEBUTUHAN NUTRISI PADA ORANG DEWASA

Permintaan untuk nutrient yang banyak berkurang ketika akhir masa pertumbuhan.

Usia dewasa awal dan dewasa tengah mengikuti rekomendasi yang sama dari kelompok

dasar makanan; 2 porsi atau lebih dari tiap-tiap kelompok susu dan daging, 4 porsi atau

lebih dari kelompok sayuran-buah (dengan sumber vitamin C setiap hari dan 3-4 porsi

mingguan sumber-sumber vitamin A), 4 porsi atau lebih dari kelompok padi-padian atau

roti dan sereal yang diperkaya nilai gizinya, dan 1-2 sendok makan margarin atau

mentega.

G. KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA

Kecukupan zat gizi pada lansia lebih rendah dari dewasa. Hal ini disesuaikan dengan

perubahan fisiologis yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Penambahan usia

membuat perubahan perbandingan konsumsi makanan.

Zat gizi protein sebaiknya diperoleh melalui ikan, sedikit daging, telur dan susu, dan

banyak kacang-kacangan. Karbohidrat sebaiknya bersumber dari bahan-bahan yang tidak

murni seperti beras tidak sosoh, beras jagung, tepung terigu dari gandum utuh, singkong,

ubi jalar, talas, pisang, dan sebagainya. Lemak diusahakan berasal dari lemak nabati yang

cukup mengandung asam oleat, linoleat dan linolenat, yang banyak terdapat dalam

jagung, kedelai, alpukat. Namun, konsumsi karbohidrat dan lemak harus secukupnya

saja, sehingga tidak menyebabkan kelebihan berat badan.

Lansia berusia 65 tahun mengalami penurunan kebutuhan kalori pada saat tingkat

metabolis menurun dengan bertambahnya umur. Kebutuhan rata-rata yang diperbolehkan

untuk laki-laki adalah 2300 kkal/hari dan untuk wanita 1900 kkal/hari. Adapun

persentase kebutuhan zat gizi makro adalah 20%-25% protein, 20% lemak, dan 55%-60%

karbohidrat. Asam lemak yang dikonsumsi sebaiknya yang memiliki kandungan asam

lemak tak jenuh yang tinggi. Selain itu zat gizi yang banyak defisien pada lansia adalah

Page 12: Paper Konsep Nutrisi

vitamin B6, B12, folat, vitamin D dan kalsium. Kebutuhan vitamin dan mineral yang

diperbolehkan tetap tidak berubah dari tingkat dewasa tengah.

H. PROSES MENUA YANG DAPAT MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI

PADA LANSIA

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada lansia

a. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau

ompong.

b. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa

manis, asin, asam, dan pahit.

c. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.

d. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.

e. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.

f. Penyerapan makanan di usus menurun.

2. Masalah gizi pada lansia

a. Gizi berlebih

Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota

besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan

berlebih, apalagi pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya

aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk

mengurangi makan.

Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya :

penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.

b. Gizi kurang

Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan

juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang

dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai

dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak

dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit

menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.

c. Kekurangan vitamin

Page 13: Paper Konsep Nutrisi

Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan

kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang,

penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak

bersemangat

I. IDENTIFIKASI NUTRIENT YANG DIPERLUKAN TERKAIT MASALAH-

MASALAH YANG TERJADI PADA PROSES MENUA

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan kehidupannya,

karena di dalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk melakukan

kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan

baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian

sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.

Kebutuhan kalori pada lansia berkurang karena berkurangnya kalori dasar dari

kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk malakukan kegiatan

tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus, pernafasan dan ginjal.

Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh, zat gizi dibagi ke dalam tiga kelompok besar,

yaitu:

1. Kelompok zat energi, termasuk ke dalam kelompok ini adalah :

a. Bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, jagung, gandum, ubi,

roti, singkong dll, selain itu dalam bentuk gula seperti gula, sirup, madu, dll.

b. Bahan makanan yang mengandung lemak seperti minyak, santan, mentega,

margarine, susu dan hasil olahannya.

2. Kelompok zat pembangun

Kelompok ini meliputi makanan – makanan yang banyak mengandung protein,

baik protein hewani maupun nabati, seperti daging, ikan, susu, telur, kacang-

kacangan dan olahannya.

3. Kelompok zat pengatur

Kelompok ini meliputi bahan-bahan yang banyak mengandung vitamin dan

mineral, seperti buah-buahan dan sayuran.

J. PERAN PERAWAT DI KOMUNITAS UNTUK MENGATASI MASALAH

NUTRISI PADA LANSIA

Page 14: Paper Konsep Nutrisi

Perawat memiliki peran dalam mengatasi masalah nutrisi pada lansia. Peran tersebut

yaitu melakukan pemantauan status nutrisi pada lansia.

1. Penimbangan Berat Badan

a. Penimbangan BB dilakukan secara teratur minimal 1 minggu sekali

Waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu.

Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan

berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan

kekurangan berat badan.

b. Menghitung berat badan ideal pada dewasa :

Rumus : Berat badan ideal = 0.9 x (TB dalam cm – 100)

Catatan untuk wanita dengan TB kurang dari 150 cm dan pria dengan TB kurang

dari 160 cm, digunakan rumus :

Berat badan ideal = TB dalam cm – 100

Jika BB lebih dari ideal artinya gizi berlebih. Jika BB kurang dari ideal artinya gizi

kurang

2. Kekurangan kalori protein

Waspadai lansia dengan riwayat : Pendapatan yang kurang, kurang bersosialisasi,

hidup sendirian, kehilangan pasangan hidup atau teman, kesulitan mengunyah,

pemasangan gigi palsu yang kurang tepat, sulit untuk menyiapkan makanan, sering

mangkonsumsi obat-obatan yang mangganggu nafsu makan, nafsu makan berkurang,

makanan yang ditawarkan tidak mengundang selera. Karena hal ini dapat menurunkan

asupan protein bagi lansia, akibatnya lansia menjadi lebih mudah sakit dan tidak

bersemangat.

3. Kekurangan vitamin D

Biasanya terjadi pada lansia yang kurang mendapatkan paparan sinar matahari, jarang

atau tidak pernah minum susu, dan kurang mengkonsumsi vitamin D yang banyak

terkandung pada ikan, hati, susu dan produk olahannya.

K. PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN SERTA MASALAH GANGGUAN

CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA LANSIA

1. Perubahan sistem perkemihan pada lansia

Page 15: Paper Konsep Nutrisi

Ginjal merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urin,

darah yang masuk ke ginjal disaring di glomerulus (nefron). Nefron menjadi atrofi

dan aliran darah ke ginjal menurun sampai 50%. Otot-otot vesika urinaria menjadi

lemah, frekuensi buang air kecil meningkat dan terkadang menyebabkan retensi urin

pada pria.

Fungsi ginjal menurun sekitar 55% antara usia 35 – 80 tahun. Banyak fungsi yang

mengalami kemunduran, contohnya laju filtrasi, ekskresi, dan reabsorbsi oleh ginjal.

Reaksi asam basa terhadap perubahan metabolisme melambat. Pembuangan sisa-sisa

metabolisme protein dan elektrolit yang harus dilakukan ginjal menjadi beban

tersendiri.

2. Masalah gangguan cairan dan elektrolit pada lansia

Risiko klien lansia untuk mengalami ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

mungkin berhubungan dekat dengan penurunan fungsi ginjal dan ketidakmampuan

untuk mengonsentrasikan urin. Klien lansia yang mungkin mengalami penyakit

kronik seperti diabetes melitus, gangguan kardiovaskular atau kanker dapat merusak

keseimbangan cairan. Selain itu jumlah total air tubuh menurun seiring peningkatan

usia (Horne et al, 1991).

Ketidakseimbangan umum yang berhubungan dengan proses penuaan meliputi

gangguan cairan hiperosmolar dan hipernatremia.

a. Ketidakseimbangan hiperosmolar

Penyebabnya diabetes insipidus, interupsi dorongan rasa haus yang dikontrol

secara neurologis, ketoasidosis diabetik, pemberian cairan hipertonik, diuresis

osmotik.

b. Ketidakseimbangan hipernatremia

Penyebabnya mengonsumsi sejumlah besar larutan garam pekat, pemberian

larutan salin hipertonik lewat IV secara iatrogenik, sekresi aldosteron yang

berlebihan.

L. PERAN PERAWAT DI KOMUNITAS UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN

CAIRAN PADA LANSIA

Perawat sebaiknya memfasilitasi sosialisasi antar lansia dengan mengadakan

diskusi dan tukar pikiran serta bercerita sebagai salah satu upaya pendekatan sosial.

Page 16: Paper Konsep Nutrisi

Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama berarti menciptakan sosialisasi antar

manusia, yang menjadi pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah

mahluk sosial yang membutuhkan orang lain. Perawat juga mempunyai peranan penting

untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lansia, perawat dapat berperan sebagai

supporter, interpreter terhadap segala sesuatu yang asing sebagai penampung rahasia

yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab.