Paparan Sos PP 38

27
1 NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

description

PP, undang-undang

Transcript of Paparan Sos PP 38

Page 1: Paparan Sos PP 38

1

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIANEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Page 2: Paparan Sos PP 38

2

PAPARAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH,

PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI DAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

(PP NOMOR 38 TAHUN 2007)

OLEH:PULING REMIGIUS KORNELIUS

DIREKTORAT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAHDITJEN OTDA

DEPDAGRI2007

PAPARAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH,

PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI DAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

(PP NOMOR 38 TAHUN 2007)

OLEH:PULING REMIGIUS KORNELIUS

DIREKTORAT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAHDITJEN OTDA

DEPDAGRI2007

Page 3: Paparan Sos PP 38

3

A. LATAR BELAKANG A. LATAR BELAKANG

Peraturan Pemerintah ini merupakan Peraturan Pemerintah ini merupakan peraturan pelaksanaan dari ketentuan peraturan pelaksanaan dari ketentuan Pasal Pasal 14 ayat (3) UU No14 ayat (3) UU Nomormor 32 Tahun 2004. 32 Tahun 2004.

PP PP 38/2007 38/2007 tentang pembagian urusan tentang pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah, pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

PP PP 38/200738/2007 tentang pembagian urusan tentang pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah, pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota sebagai pengganti PP 25/2000 tentang sebagai pengganti PP 25/2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Provinsi Kewenangan Pemerintah dan Provinsi sebagai Daerah Otonom. sebagai Daerah Otonom.

Page 4: Paparan Sos PP 38

4

B. FORMAT BATANG TUBUH PP B. FORMAT BATANG TUBUH PP

PP 25/2000 PP 25/2000 PP 38/2007 PP 38/2007

BAB BAB 5 BAB5 BAB 9 BAB 9 BAB

Pasal Pasal 10 Pasal 10 Pasal 23 Pasal 23 Pasal

Ayat Ayat 12 Ayat 12 Ayat 50 Ayat 50 Ayat

LampiranLampiran 25 Bidang Pusat25 Bidang Pusat

20 Bidang Provinsi20 Bidang Provinsi

Lainnya di Lainnya di Kab/KotaKab/Kota

31 Bidang Urusan 31 Bidang Urusan Pemerintahan antara Pemerintahan antara

Pemerintah, Pemerintah, Pemerintahan Daerah Pemerintahan Daerah

Provinsi dan Provinsi dan Pemerintahan Daerah Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota

Page 5: Paparan Sos PP 38

5

C. SUBSTANSI PENGATURAN DALAM SETIAP BABC. SUBSTANSI PENGATURAN DALAM SETIAP BAB

Bab I : Bab I : Ketentuan UmumKetentuan Umum

Bab mengenai pengertian berbagai definisi yang digunakan dalam pengaturan pembagian urusan pemerintahan

Bab II : Urusan PemerintahanBab II : Urusan Pemerintahan

Bab yang berisi pengaturan mengenai :

• Jenis urusan pemerintahan, yang terdiri dari:

1. Urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi wewenang Pemerintah (absolut)

2. Urusan pemerintahan yang dibagi bersama (konkuren) antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan yang terdiri dari 31 (tigapuluh satu) bidang urusan pemerintahan.

Page 6: Paparan Sos PP 38

6

PENATAAN KEWENANGANPENATAAN KEWENANGAN FILOSOFI OTONOMI DAERAH:FILOSOFI OTONOMI DAERAH:

EKSISTENSI PEMDA ADALAH UNTUK MENCIPTAKAN EKSISTENSI PEMDA ADALAH UNTUK MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN SECARA DEMOKRATISKESEJAHTERAAN SECARA DEMOKRATIS

SETIAP KEWENANGAN YANG DISERAHKAN KE DAERAH SETIAP KEWENANGAN YANG DISERAHKAN KE DAERAH HARUS MAMPU MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN DAN HARUS MAMPU MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN DAN DEMOKRASIDEMOKRASI

KESEJAHTERAAN DICAPAI MELALUI PELAYANAN PUBLIKKESEJAHTERAAN DICAPAI MELALUI PELAYANAN PUBLIK PELAYANAN PUBLIK ADA YANG BERSIFAT PELAYANAN DASAR PELAYANAN PUBLIK ADA YANG BERSIFAT PELAYANAN DASAR

(BASIC SERVICES) DAN ADA YANG BERSIFAT (BASIC SERVICES) DAN ADA YANG BERSIFAT PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN (CORE COMPETENCE)PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN (CORE COMPETENCE)

CORE COMPETENCE MERUPAKAN SINTHESIS DARI PDRB, CORE COMPETENCE MERUPAKAN SINTHESIS DARI PDRB, EMPLOYMENT DAN PEMANFAATAN LAHANEMPLOYMENT DAN PEMANFAATAN LAHAN

Page 7: Paparan Sos PP 38

7

II. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

URUSAN PEMERINTAHAN

ABSOLUT (Mutlak urusan Pusat)

CONCURRENT(31 Urusan bersama

Pusat, Provinsi, dan Kab/Kota)

PILIHAN/OPTIONAL(Sektor Unggulan)8 Urusan Pilihan

WAJIB/OBLIGATORY(Pelayanan Dasar)26 Urusan Wajib

SPM(Standar Pelayanan Minimal)

1. Pertahanan

2. Keamanan

3. Moneter

4. Yustisi (Peradilan dan Kejaksaan)

5. Politik Luar Negeri

6. Agama

Contoh: kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, dan perhubungan

Contoh: pertanian, industri, perdagangan, pariwisata, kelautan dsb

Page 8: Paparan Sos PP 38

8

Lanjutan…Lanjutan…

Bab III : Pembagian Urusan Pemerintahan Bab III : Pembagian Urusan Pemerintahan (Konkuren)(Konkuren)

• Dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yakni:

1. Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan

Pemerintah 2. Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah

Pembagian urusan pemerintahan ini berdasarkan kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi.

Page 9: Paparan Sos PP 38

9

Lanjutan Bab III…

Lanjutan Bab III…

• Mekanisme pembagian urusan pemerintahan dibagi dalam:

1. Bidang.

2. Sub Bidang.

3. Sub-Sub Bidang.

4. Rincian lebih lanjut dari Sub-Sub Bidang diatur dengan Permen/Peraturan Kepala LPND setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri.

Page 10: Paparan Sos PP 38

10

Urusan Pemerintahan yang Menjadi Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan DaerahKewenangan Pemerintahan Daerah

• Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan.

• Urusan Wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan pemerintahan daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar.

• Urusan Pilihan adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan dan ditetapkan oleh pemerintahan daerah.

Lanjutan Bab III…

Lanjutan Bab III…

Page 11: Paparan Sos PP 38

11

• Urusan pemerintahan yang bersifat wajib meliputi: 1. Pendidikan;2. Kesehatan;3. Lingkungan hidup; 4. Pekerjaan umum; 5. Penataan ruang;6. Perencanaan pembangunan; 7. Perumahan;8. Pemuda dan olahraga;9. Penanaman modal;10. Koperasi dan usaha kecil dan menengah;11. Kependudukan dan catatan sipil;12. Ketenagakerjaan;13. Ketahanan pangan;

Lanjutan Bab III…

Lanjutan Bab III…

Page 12: Paparan Sos PP 38

12

14. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

15. Keluarga berencana dan keluarga sejahtera;16. Perhubungan;17. Komunikasi dan informatika;18. Pertanahan;19. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;20. Otonomi daerah, pemerintahan umum,

administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian;

21. Pemberdayaan masyarakat dan desa;22. Sosial;23. Kebudayaan; 24. Statistik; 25. Arsip; dan26. Perpustakaan.

Lanjutan Bab III…

Lanjutan Bab III…

Page 13: Paparan Sos PP 38

13

• Urusan pilihan meliputi:

1.Kelautan dan perikanan;2.Pertanian;3.Kehutanan; 4.Energi dan sumber daya mineral;5.Pariwisata;6.Perindustrian;7.Perdagangan; dan 8.Ketransmigrasian.

Lanjutan Bab III…

Lanjutan Bab III…

Page 14: Paparan Sos PP 38

14

• Dalam penyelenggaraan urusan wajib daerah berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan Pemerintah dan dilaksanakan secara bertahap.

• Pemerintahan daerah yang melalaikan penyelenggaraan urusan wajib, penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Pemerintah dengan pembiayaan bersumber dari APBD daerah yang bersangkutan. Hal ini adalah untuk mencegah agar daerah jangan mengabaikan pelayanan dasar yang menyangkut kebutuhan pokok masyarakat karena terkait dengan hak-hak konstitusional warga negara dan kepentingan nasional.

• Menteri/Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria untuk pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan dengan memperhatikan keserasian hubungan antara pemerintah dengan pemerintahan daerah dan antar pemerintahan daerah sebagai satu kesatuan sistem dalam kerangka NKRI.

Lanjutan Bab III…

Lanjutan Bab III…

Page 15: Paparan Sos PP 38

15

• Apabila Menteri/Kepala LPND belum menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria untuk

pelaksanaan urusan pemerintahan yang bersifat wajib dan pilihan dalam kurun waktu selambat-lambatnya 2 (dua) tahun, maka pemerintahan daerah dapat menyelenggarakan langsung urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya dengan berpedoman pada peraturan perundangan-undangan yang ada sampai dengan ditetapkannya norma, standar, prosedur, dan kriteria dimaksud. • Urusan pemerintahan wajib dan pilihan menjadi dasar penyusunan struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) perangkat daerah.

Lanjutan Bab III…

Lanjutan Bab III…

Page 16: Paparan Sos PP 38

16

Lanjutan…Lanjutan…

Bab IV: Pengelolaan Urusan Pemerintahan Lintas Bab IV: Pengelolaan Urusan Pemerintahan Lintas DaerahDaerah

Bab ini berisi ketentuan bahwa pelaksanaan urusan pemerintahan yang mengakibatkan dampak lintas daerah dikelola bersama oleh daerah terkait dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan (PP Kerjasama Antar Daerah).

Page 17: Paparan Sos PP 38

17

Bab V:Bab V: Urusan Pemerintahan SisaUrusan Pemerintahan Sisa

• Bab yang berisi ketentuan mengenai mekanisme penyelenggaraan urusan pemerintahan sisa (urusan pemerintahan yang tidak tercantum dalam lampiran PP ini)

• Tingkatan pemerintahan yang berwenang menyelenggarakan urusan sisa penentuannya menggunakan kriteria pembagian urusan pemerintahan

• Bagi daerah yang akan menyelenggarakan urusan sisa mengusulkan kepada Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri untuk mendapatkan penetapannya.

• Menteri/Kepala LPND menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria untuk melaksanakan urusan sisa.

Lanjutan…Lanjutan…

Page 18: Paparan Sos PP 38

18

Lanjutan…Lanjutan…

Bab VI: Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bab VI: Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Bab ini berisi pengaturan mengenai mekanisme penyelenggaraan urusan pemerintahan.

1.Urusan pemerintahan yang bersifat absolut:(a) dilaksanakan oleh pemerintah sendiri; (b) didekonsentrasikan kepada Kepala Instansi Vertikal atau kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah(c) ditugaspembantuankan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa.

.

Page 19: Paparan Sos PP 38

19

2. Urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan pemerintah:(a) dilaksanakan oleh pemerintah sendiri; (b) didekonsentrasikan kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah(c) ditugaspembantuankan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa.

Lanjutan Bab VI…Lanjutan Bab VI…

Page 20: Paparan Sos PP 38

20

3. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi:(a) dilaksanakan sendiri oleh provinsi.(b) ditugaspembantuankan sebagian urusan pemerintahan tersebut kepada pemerintahan daerah kabupaten/kota dan/atau pemerintahan desa.

4. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota:(a) dilaksanakan sendiri oleh kabupaten/kota.(b) ditugaspembantuankan sebagian urusan pemerintahan tersebut kepada pemerintahan desa.

Lanjutan Bab VI…Lanjutan Bab VI…

Page 21: Paparan Sos PP 38

21

5. Urusan konkuren yang menjadi kewenangan Pemerintah yang ditugaspembantuankan kepada daerah, secara bertahap dapat diserahkan menjadi kewenangan daerah apabila daerah tersebut telah mampu memenuhi norma, standar, prosedur, dan kriteria yang dipersyaratkan untuk melaksanakan urusan tersebut.

6. Urusan provinsi yang ditugaspembantuankan kepada kabupaten/kota, secara bertahap dapat diserahkan menjadi kewenangan kabupaten/kota apabila kabupaten/kota tersebut telah mampu memenuhi norma, standar, prosedur, dan kriteria yang dipersyaratkan untuk melaksanakan urusan tersebut.

Lanjutan Bab VI…Lanjutan Bab VI…

Page 22: Paparan Sos PP 38

22

7. Penyerahan urusan tersebut diprioritaskan bagi urusan pemerintahan yang berdampak lokal dan/atau lebih berhasilguna serta berdayaguna apabila penyelenggaraannya diserahkan kepada pemerintahan daerah yang bersangkutan dengan disertai penyerahan perangkat daerah, pembiayaan, dan sarana prasarana.

8. Tatacara penyerahan urusan tersebut diatur dengan Peraturan Presiden.

Lanjutan Bab VI…Lanjutan Bab VI…

Page 23: Paparan Sos PP 38

23

Lanjutan…Lanjutan…

Bab VII: Pembinaan Urusan PemerintahanBab VII: Pembinaan Urusan Pemerintahan

• Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan kepada daerah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

• Apabila pemerintahan daerah ternyata belum juga mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan setelah dilakukan pembinaan, untuk sementara penyelenggaraannya dilaksanakan oleh Pemerintah.

• Pemerintah menyerahkan kembali penyelenggaraan urusan pemerintahan apabila pemerintahan daerah telah mampu menyelenggarakan urusan pemerintahan tersebut.

Page 24: Paparan Sos PP 38

24

Lanjutan…Lanjutan…

Bab VIII: Ketentuan Lain-lainBab VIII: Ketentuan Lain-lain

Bab yang berisi pengaturan:

1.DKI Jakarta kewenangan kabupaten/kota menjadi kewenangan provinsi.

2.Untuk NAD, dan Papua sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur kekhususan masing-masing daerah tersebut.

Page 25: Paparan Sos PP 38

25

Bab IX: Ketentuan PenutupBab IX: Ketentuan Penutup

• Semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan secara langsung dengan pembagian urusan pemerintahan, wajib mendasarkan dan menyesuaikan dengan PP ini.

• Semua peraturan perundangan yang merupakan peraturan pelaksanaan dari PP No. 25/2000 sepanjang belum diganti dan tidak bertentangan dengan PP ini dinyatakan tetap berlaku.

• PP No. 25/2000 dinyatakan tidak berlaku

Page 26: Paparan Sos PP 38

26

1.1. Pusat:Pusat: Berwenang membuat norma-norma, standar, Berwenang membuat norma-norma, standar, prosedur, kriteria Monev, supervisi, fasilitasi dan prosedur, kriteria Monev, supervisi, fasilitasi dan urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas Nasional (lintas Provinsi)Nasional (lintas Provinsi)

2.2. Provinsi:Provinsi: Berwenang mengatur dan mengurus urusan- Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas regional urusan pemerintahan dengan eksternalitas regional (lintas Kab/Kota) berdasarkan pedoman dari pusat(lintas Kab/Kota) berdasarkan pedoman dari pusat

3.3. Kab/Kota:Kab/Kota: Berwenang mengatur dan mengurus Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas lokal urusan-urusan pemerintahan dengan eksternalitas lokal (dalam satu Kab/Kota) berdasarkan pedoman dari pusat(dalam satu Kab/Kota) berdasarkan pedoman dari pusat

TINDAK LANJUT YANG DILAKSANAKAN OLEH MASING-TINDAK LANJUT YANG DILAKSANAKAN OLEH MASING-MASING TINGKATAN PEMERINTAHAN BERDASARKAN 3 MASING TINGKATAN PEMERINTAHAN BERDASARKAN 3

KRITERIAKRITERIA

Page 27: Paparan Sos PP 38

27

T E R I M A K A S T E R I M A K A S I HI H

T E R I M A K A S T E R I M A K A S I HI H