Pankreatitis Kronika
-
Upload
vindi-nazhifa -
Category
Documents
-
view
11 -
download
4
Transcript of Pankreatitis Kronika
Pankreatitis Kronika
Episode pankreatitis berulang atau peradangan menetap di dalam pankreas, akhirnya bisa
menyebabkan kelainan menahun yang ditandai oleh fibrosis, pembentukan batu, dan perubahan
kistik di dalam kelenjar pankreas. Pankreatitis kronis biasanya terdapat pada pria antara usia 35
sampai 50 tahun, tetapi bisa timbul pada pasien dengan jenis kelamin apapun dari dasawarsa
kehidupan kedua sampai kedelapan. Boasanya penyakit ini progresif dan walaupun gejala bisa
dikendalikan oleh terapi medis atau dalam kasus tertentu, sembuh dengan terapi bedah,
perubahan histology dalam kelenjar tak bisa kembali seperti semula lagi.3
Penyajian Klinis dan Diagnosis
Pasien tampil dengan nyeri abdomen yang menetap, yang biasanya terlokalisir pada
midepigastrium dan bisa menembus ke daerah torakolumbalis posterior. Nyeri biasanya mantap
dan mungkin dicetuskan dengan makan atau mungkin timbul sebagai krisis nyeri hebat terpisah
yang menyertai peminum alcohol berat. Walaupun mual dan muntah bisa timbul, tetapi terdapat
hemodinamik yang kurang stabil dibandingkan dengan yang terlihat pada pankreatitis akuta.
Pemeriksaan abdomen biasanya menunjukkan nyeri tekan sedang pada midepigastrium dan rasa
penuh pada abdomen atas atau adanya massa yang bisa dipalpasi. Sering terdapat bukti-bukti
malnutrisi, dan ikterus mungkin timbul. Pasien bisa menghubungkan riwayat yang sesuai dengan
steatore, walaupun defisiensi eksokrin yang dapat dilihat mungkin timbul pada pasien yang
melaporkan bahwa fungsi ususnya biasa-biasa saja. 3
Pemeriksaan laboratorium biasanya menunjukkan kadar anmilase serum serta hitung lekosit yang
normal atau hanya meningkat sedang. Hiperglikemia lazim ditemukan, sebagai peningkatan
ringan bilirubin dan fosfatase alkali. Peningkatan enzim hati sering terlihat, sebagai parameter
laboratorium bagi malnutrisi. Biasanya diagnosis dikonfirmasikan oleh penemuan yang khas
pada pemeriksaan radiologi seperti foto polos abdomen (yang bisa menunjukkan kalsifikasi difus
dalam daerah pankreas), sonogram dan CT Scan (yang memperlihatkan perubahan bentuk
duktulus, dilatasi, stenosis atau obstruksi). Tes fungsional bagi fungsi endokrin (tes toleransi
glukosa oral) memberikan dukungan tambahan bagi diagnosis penyakit pankreas menahun.3
Terapi
Terapi bisa secara Nonbedah maupun bedah. Terapi suportif selama episode eksaserbasi akut
dari penyakit kronik, serupa dengan pankreatotos akuta, dengan tambahan penggantian enzim
pankreas enteral. Terapi medis pankreatitis kronika progresif mencakup penyingkiran faktor
pencetus seperti alcohol, obat-obatan atau hiperkalsemia, bersama dengan terapi yang tepat
untuk mengatasi nyeri, steatore, penurunan berat badan dan diabetes. Penatalaksanaan pasien
diabetes “pankreatogenik” diarahkan kea rah pengendalian kadar gula darah, tetapi dengan
perhatian khusus pada pencegahan hipoglikemia. Pasien dengan pankreatitis kronika sering
memperlihatkan bentuk “rapuh” dari diabetes, dimana insulin hanya dengan dosis sedang bisa
menyebabkan penurunan hebat glukosa darah. Efek ini bisa terjadi sekunder terhadap hilangnya
sekresi pankreas dari hormon glucagon kontraregulasi atau peningkatan jumlah dan afinitas
reseptor insulia karena hipoinsulinemia kronik.3