Panduan Skill Lab Edit Ip

11
PANDUAN SKILL LAB PEMERIKSAAN PASIEN JIWA I. PENDAHULUAN I.1. Definisi Wawancara adalah tanya jawab yang dilakukan oleh pewawancara dengan responden, dalam hal ini dokter sebagai pewawancara dan pasien sebagai responden. Wawancara dalam psikiatrik bertujuan untuk menggali data yang diperlukan untuk mengerti dan mengobati pasien dan dalam proses untuk meningkatkan pengertian dan kepatuhan pasien terhadap saran dokter. I.2. Komponen wawancara 1. Rapport 2. Riwayat psikiatrikus 3. Screening diagnosis 4. Rencana terapi 1. Rapport Rapport adalah Respon perasaan yang harmonis dan bersifat spontan dan sadar, yang mampu menunjang perkembangan hubungan terapeutik yang konstruktif. Cara untuk membina rapport: Menempatkan pasien dan pemeriksa dalam keadaan yang nyaman Mencari kesulitan pasien dan menunjukkan empati Evaluasi insight pasien dan menjadi teman Menunjukkan kemampuan diri Menunjukkan peran diri Menyeimbangkan peran emphatic listener, expert dan authority

Transcript of Panduan Skill Lab Edit Ip

Page 1: Panduan Skill Lab Edit Ip

PANDUAN SKILL LAB

PEMERIKSAAN PASIEN JIWA

I. PENDAHULUAN

I.1. Definisi

Wawancara adalah tanya jawab yang dilakukan oleh pewawancara dengan

responden, dalam hal ini dokter sebagai pewawancara dan pasien sebagai

responden. Wawancara dalam psikiatrik bertujuan untuk menggali data

yang diperlukan untuk mengerti dan mengobati pasien dan dalam proses

untuk meningkatkan pengertian dan kepatuhan pasien terhadap saran

dokter.

I.2. Komponen wawancara

1. Rapport

2. Riwayat psikiatrikus

3. Screening diagnosis

4. Rencana terapi

1. Rapport

Rapport adalah Respon perasaan yang harmonis dan bersifat spontan

dan sadar, yang mampu menunjang perkembangan hubungan

terapeutik yang konstruktif.

Cara untuk membina rapport:

Menempatkan pasien dan pemeriksa dalam keadaan yang

nyaman

Mencari kesulitan pasien dan menunjukkan empati

Evaluasi insight pasien dan menjadi teman

Menunjukkan kemampuan diri

Menunjukkan peran diri

Menyeimbangkan peran emphatic listener, expert dan authority

Hal yang harus diperhatikan dalam membina rapport:

Empati

Transference

Counter transference

Peran sakit

Latar belakang pasien (pendidikan, sosioekonomi, sukubangsa,

agama)

Pertanyaan terbuka dan tertutup

2. Riwayat psikiatrikus

Page 2: Panduan Skill Lab Edit Ip

Riwayat psikiatrikus mencakup riwayat penyakit penyakit dahulu,

riwayat penyakit saat ini, riwayat organobiologi, riwayat penyakit

psikiatrik dalam keluarga, aspek sosial dan aspek perkembangan

pasien. Data-data ini diperlukan untuk membantu membina hubungan

terapi yang konstruktif dan sebagai dasar untuk menggali tanda dan

gejala yang dimiliki pasien saat ini.

3. Screening diagnosis

Pada tahap ini diperlukan kemampuan untuk mengingat kriteria

diagnostik berdasarkan PPDGJ atau DSM-IV.

a. Penyalahgunaan zat

Toleransi

Withdrawal syndrome

Penggunaan zat tertentu yang berlebihan

Pasien pernah mencoba untuk berhenti

namun gagal

Gangguan interaksi sosial, interpersonal

dan pekerjaan

b. Psikosis

Waham

Halusinasi

speech disorganization

behaviour disorganization

gejala negatif

Yang berlangsung selama 1 bulan gejala diatas dan 6 bulan untuk

gangguan sosial, pekerjaan dan interpesonal.

b. Gangguan mood

Depresi mayor:

- gangguan tidur

- anhedonia

- perasaan bersalah

- defisit energi

- gangguan konsentrasi

- penurunan atau peningkatan nafsu

makan

- retardasi atau agitasi psikomotor

- ide-ide bunuh diri

empat dari gejala diatas ditambah dengan mood depresi atau

anhedonia yang berlangsung selama 2 minggu.

Page 3: Panduan Skill Lab Edit Ip

Distimia:

- gangguan nafsu makan

- gangguan konsentrasi

- putus asa

- defisit energi

- perasaan tidak berguna

- gangguan tidur

dua dari gejala diatas ditambah mood depresi yang berlangsung

selama 2 tahun.

Manik:

- distraktibilitas

- grandiosa

- Flight of ideas

- Peningkatan aktifitas

- Penurunan kebutuhan tidur

- Banyak bicara

Tiga dari gejala diatas ditambah mood yang elevasi atau 4 dari

gejala diatas ditambah mood yang iritabel.

c. Serangan panik:

- palpitasi

- nyeri dada

- nausea

- kesulitan bernafas

- sensasi tercekik

- melayang

- parestesi

- terguncang

- merasa takut mati

- berkeringat

- derealisasi/depersonalisasi

d. Gangguan obsesif kompulsif:

- Tindakan berulang mencuci dan membersihkan

rumah

- Tindakan berulang mengecek pintu

- Mental ritual

IV. Rencana terapi

Page 4: Panduan Skill Lab Edit Ip

Setelah menegakkan dignosis, hal yang paling penting untuk dilakukan

adalah membuat rencana terapi terhadap pasien. Apapun rencana

terapi harus diberitahukan kepada pasien dan pastikan bahwa pasien

akan mematuhi semua rencana terapi yang sudah disusun.

I.3. Tahapan wawancara

1. Tahap pembukaan (5-10 menit)

Merupakan tahap dimana pewawancara berkenalan dengan pasien,

belajar memahami sedikit situasi kehidupan pasien, kemudian diam

dan memberikan pasien kesempatan untuk berbicara. Pada tahap ini

diharapkan pewawancara memiliki hipotesis mengenai diagnosis

pasien.

2. Tahap isi (30-40 menit)

Tahap isi merupakan tahap dimana pewawancara membuat prioritas

pertanyaan yang sesuai dengan hipotesis diagnosis pewawancara pada

tahap pembukaan.

3. Tahap penutup (5-10 menit)

Tahap penutup terdiri dari dua komponen:

a. Diskusi mengenai penilaian terhadap tanda dan gejala yang

dimiliki pasien

b. Diskusi mengenai rencana terapi

I.4. Tehnik wawancara

Tehnik wawancara yang utama dibagi menjadi 2, yakni:

1. Disorder-centered interviewing

- berdasarkan medical model

- gangguan jiwa diperlakukan seperti gangguan fisik biologis

- mencari tanda dan gejala, bukan etiologi

- didorong oleh help-seeking behavior

- pasien harus kooperatif dan komunikatif

- membutuhkan pengetahuan kriteria diagnostik dan topik

yang harus dicapai

- menggunakan pertanyaan terbuka dan diikuti pertanyaan

tertutup dan tidak mengarah berkisar gangguannya

- bisa dicapai beberapa tahun awal latihan

2. Patient-centered intervewing

- berdasarkan introspective model

- menekankan individualitas pengalaman pasien

- mengawasi konflik mental

- untuk pasien yang tertutup, baik oleh status mentalnya atau

kepribadian utamanya

Page 5: Panduan Skill Lab Edit Ip

- mengunakan pertanyaan yang tidak terstruktur, terbuka

dengan luas tidak dibatasi dan mendorong asosiasi bebas

- perlu pengetahuan coping mechanism, transference dan

cara mengatasinya

- membutuhkan latihan sepanjang hayat

I.5. Faktor-faktor yang mempengaruhi isi dan proses wawancara

1. Kepribadian pasien

2. Situasi klinis, termasuk apakah pasien ditemui di

bangsal umum, bangsal psikiatrik, UGD, bentuk dan jenis pertanyaan.

3. Faktor tehnik, seperti interupsi telpon, membuat

catatan, kenyamanan ruangan

4. Pemilihan waktu melakukan wawancara, apakah

pada fase akut atau selama remisi

5. Gaya, orientasi dan pengalaman pewawancara

II. Tujuan Umum

1. Mahasiswa menguasai tehnik wawancara yang baik dan mampu

melakukan wawancara terhadap pasien psikiatrik.

2. Mahasiswa mampu melakukan penilaian status mental

berdasarkan hasil wawancara untuk menegakkan diagnosis yang tepat.

III. Learning Objective

Setelah melakukan kegiatan skill lab ini mahasiswa diharapkan mampu:

1. Melakukan alloanamnesis untuk memperoleh informasi-

informasi yang berkaitan dengan gangguan jiwa yang terjadi pada pasien.

2. Membina rapport yang baik dengan pasien dan melakukan

autoanamnesis.

3. Melakukan observasi keadaan umum dan keadaan spesifik pasien

psikiatrik.

4. Melakukan penilaian terhadap hasil observasi keadaan umum

dan keadaan spesifik pasiek psikiatrik.

5. Menegakkan diagnosis yang tepat berdasarkan alloanamnesis,

autoanamnesis dan observasi.

IV. Rancangan Acara Pembelajaran

Waktu Aktivitas belajar mengajar Keterangan

Sesi I 10 mnt

15 mnt

15 mnt

1. Pendahuluan (Sambutan direktur dan Perkenalan terhadap RSEB)

2. Pemaparan mengenai hal-hal yang perlu diperhatikan pada pasien gangguan jiwa.

3. pemaparan mengenai pemeriksaan internis dan neurologi

4. pemaparan mengenai tehnik

Narasumber

Page 6: Panduan Skill Lab Edit Ip

30 mnt wawancara psikiatrik (alloanamnesis, autoanamnesis dan obervasi)

Sesi II 50 mnt

20 mnt

1. Autoanamnesis dan obervasi pasien psikiatrik yang dilakukan oleh mahasiswa dengan dibimbing oleh instruktur.

2. Diskusi mengenai proses wawancara.

Instruktur

mahasiswa

V. Sarana dan Alat yang diperlukan

1. Ruang dengan kapasitas 100-150 tempat duduk

2. Alat audiovisual lengkap

3. Pasien rawat inap atau skizofrenia yang sudah tenang dan

kooperatif sebanyak 7-8 orang

4. Perawat senior sebagai sumber data allo sebanyak 7-8 orang

5. Koas sebagai pembantu umum

6. Dokter umum atau bangsal yang berminat

VI. Prosedur

No Langkah/tugas

1.

2.

3.

4.

5.

Mahasiswa dibagi dalam 7-8 kelompok dan bergabung sesuai dengan

kelompoknya masing-masing.

Mahasiswa menuju tempat wawancara sesuai dengan kelompoknya masing-

masing.

Mahasiswa menunjuk salah satu wakil untuk melakukan wawancara

terhadap pasien psikiatrik.

Mahasiswa mengatur posisi yang nyaman untuk melakukan wawancara.

Mahasiswa melakukan wawancara

5.1. Alloanamnesis

5.1.1. Sebab utama

5.1.2. Keluhan utama

5.1.3. Riwayat Perjalanan Penyakit

1. Onset

2. Stresor

3. Deskripsi gejala

4. Penilaian fungsi interpersonal, sosial, pekerjaan

5. Eksaserbasi:

- Frekuensi

- Riwayat terapi

- Diagnosis

- Indikasi pulang

6. Penilaian GAF scale

5.1.4. Riwayat premorbid, riwayat keluarga, riwayat pendidikan,

riwayat pekerjaan, riwayat pendidikan, riwayat sosial ekonomi

Page 7: Panduan Skill Lab Edit Ip

5.1.5. Riwayat Penyakit dahulu

5.2. Autoanamnesis dan observasi

5.2.1. Membina rapport yang baik secepat mungkin

5.2.2. Perkenalan diri dan meminta izin untuk melakukan wawancara

5.2.3. Melakukan screening

- orientasi personal, tempat dan waktu

- daya ingat

- dugaan taraf intelegensia

5.2.4. Evaluasi insight (bandingkan dengan alloanamnesis)

5.2.5. Evaluasi keluhan yang disampaikan pasien (bandingkan dengan

alloanamnesis)

5.2.6. Eksplorasi:

- gejala-gejala yang diperoleh dari hasil alloanamnesis

- keluhan-keluhan yang dikatakan oleh pasien

- gejala psikosis (waham, halusinasi)

- ide-ide bunuh diri

- gejala-gejala yang mungkin ada pada pasien (pola sentral,

disosiatif, anxietas)

5.2.7. Evaluasi Discriminative judgement

5.2.8. Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya dan jawab

pertanyaan pasien dengan penuh keyakinan dan bila

memungkinkan berikan harapan

5.2.9. Penutupan

- sampaikan ucapan terima kasih kepada pasien

- meminta persetujuan kepada pasien untuk melakukan

wawancara berikutnya suatu waktu

Catatan:

1. Follow up kembali jawaban pasien

yang samar-samar

2. Gunakan pertanyaan terbuka dan

tertutup pada tempatnya

3. Jangan takut untuk bertanya mengenai

sesuatu yang memalukan dan diduga akan memancing agitasi, namun

tanyakan pertanyaan tersebut pada akhir wawancara.

4. Apabila pasien teragitasi:

- bersiap mencari perlindungan

- tetap tenang dan jangan terpancing

- alihkan perhatian atau topik pembicaraan

3. Bingung ditengah anamnesis:

- tanyakan hal yang ringan

Page 8: Panduan Skill Lab Edit Ip

- biarkan pasien bercerita panjang lebar

VI. Pelaksanaan

1. Lama waktu pelaksanaan:

2. Jadwal pelaksanaan:

3. Tempat pelaksanaan: