Tugas Skill Lab Campuran

26
Langkah-Langkah Mendesain Kegiatan Step 1 Assessing SBCC Capacity Komponen 1 : Memahami kondisi dengan situation analysis Identifikasi dan Analisis Masalah Mengidentifikasi masalah, apa yang menyebabkan persentase cakupan suplementasi vitamin A masih di bawah Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam kasus ini pada tahun 2013 persentase cakupan suplementasi vitamin A adalah 71,5% dan pada tahun 2014 persentasenya naik menjadi 72,1%. Walaupun terjadi peningkatan, namun angka tersebut masih jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2014 terkait Standar Pelayanan Minimal suplementasi vitamin A, yakni sebesar 85 %. Penyebab rendahnya cakupan pemberian vitamin A pada balita antara lain: Petugas hanya melaksanakan rutinitas kegiatan posyandu, tanpa melakukan upaya penggerakan masyarakat. Setelah kapsul dibagikan melalui kader terkadang tidak dilakukan follow up untuk memastikan kapsul sampai keibu dan diberikan pada sasaran (bayi dan balita). Sistem manajemen distribusi yang tidak akurat. Merupakan tinjauan sistematik dari data sosial, budaya dan perilaku untuk mengidentifikasi faktor

description

cara membuat program kegiatan komunitas

Transcript of Tugas Skill Lab Campuran

Langkah-Langkah Mendesain KegiatanStep 1 Assessing SBCC CapacityKomponen 1 : Memahami kondisi dengan situation analysis

Identifikasi dan Analisis Masalah

Mengidentifikasi masalah, apa yang menyebabkan persentase cakupan suplementasi vitamin A masih di bawah Standar Pelayanan Minimal (SPM). Dalam kasus ini pada tahun 2013 persentase cakupan suplementasi vitamin A adalah 71,5% dan pada tahun 2014 persentasenya naik menjadi 72,1%. Walaupun terjadi peningkatan, namun angka tersebut masih jauh di bawah standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan tahun 2014 terkait Standar Pelayanan Minimal suplementasi vitamin A, yakni sebesar 85 %.Penyebab rendahnya cakupan pemberian vitamin A pada balita antara lain:

Petugas hanya melaksanakan rutinitas kegiatan posyandu, tanpa melakukan upaya penggerakan masyarakat. Setelah kapsul dibagikan melalui kader terkadang tidak dilakukan follow up untuk memastikan kapsul sampai keibu dan diberikan pada sasaran (bayi dan balita).

Sistem manajemen distribusi yang tidak akurat.

Pencatatan dan pelaporan yang kurang tepat juga menjadi penyebab rendahnya cakupan suplementasi vitamin A.

Kurangnya kemauan ibu untuk membawa anaknya ke posyandu. Hal ini dapat terjadi karena ibu menganggap sepele tentang pentingnya suplementasi vitamin A.

Kurangnya sosialisasi dan kampanye mengenai program sehingga banyak ibu yang lupa jadwal pemberian suplementasi vitamin A.

Rendahnya jumlah balita yang mendapat kapsul vitamin A ini akan menyebabkan banyak yang mengalami risiko kekurangan vitamin A, terlebih apabila balita tersebut jarang mengonsumsi makanan sumber vitamin A. Kekurangan vitamin A ini dapat berimplikasi pada menurunnya imunitas sehingga anak mudah terkena penyakit infeksi. Selain itu, kekurangan vitamin A juga dapat pula berdampak kebutaan.Menanggapi masalah tersebut, data-data yang perlu dikumpulkan yaitu:

1. Cakupan Program Suplementasi Vitamin A pada balita di kota tersebut

2. Data terkait kader: usia, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, lama menjadi kader, jenis dan frekuensi pelatihan yang pernah diperoleh kader

3. Sumberdaya dan sarana di Posyandu terkait kegiatan di Posyandu yang telah dilakukan

4. Data terkait stakeholder yang akan berpartisipasi dalam program suplementasi vitamin A (stakeholder analysis)

Analisis Stakeholder

Person/groupKategoriKarakterInterest, motivation, attitudePotensi (kekuatan / kelemahan)Implikasi terhadap program

Ibu balitaPelakuSabar, penuh kasih sayangMemberikan yang terbaik untuk anaknya(+)Peduli terhadap balita

(-) Kurang pengetahuan, kurang kesadaran tentang pentingnya suplementasi vitamin AMembawa balitanya untuk suplementasi vitamin A

KaderPelakuSemangattinggi, bekerja sukarelaSukarela dalam menjalankan tugas(+) Terbuka terhadap informasi baru mengenai kesehatan

(-) Kader juga mempunyai aktivitas lainnya sehinggu terkadang kurang mem-follow up tentang kegiatan yang adaMensosialisasi-kan dan menjalankan program, membantu nakes dalam pencatatan dan pelaporan kegiatan

NakesPelakuProfesional, peduli kesehatanMemberi pelayanan terbaik, ingin program mencapai target(+) Pengetahuan lebih banyak, memberi pengarahan ke kader

(-) Jumlah nakes yang masih sedikit sehingga jarang berada di tempatSupervisi pelaksanaan program, melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan

Tokohmasya-rakatPendukungBaik, disegani oleh masyarakat, sebagai panutanMembantu masyarakatOrang yang berpengaruh dalam masyarakat Memberi influence kemasyarakat tentang pentingnya suplementasi vitamin A

Dinas kese-hatanpendukungprofesionalIngin meningkatkan status kesehatan masyarakat (balita)(+)Mau bekerja sama dengan nakes dalam menjalankan program, memiliki relasi/jaringan

(-) Perhatian yang diberikan masih kurang merataPenyedia kapsul vitamin A dan penyedia dana

Komponen 2 : Mendesain strategi komunikasi

1. Segmetasi Sasaran Akhir

Sasaran Primer (orang yang paling berpengrauh )

Ibu yang empunyai bayi dibawah usia lima tahun Sasaran Sekunder (orang yang berpengaruh langsung )

Kader

Tenaga Kesehatan

Tertiary Audience (orang yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap sasaran primer )

Tokoh Masyarakat

Dinas Kesehatan 2. Perubahan yang diinginkan, Hambatan, Tujuan Komunikasi, dan Alat Komunikasi.

Sasaran Primer

a. Perubahan yang Diinginkan

1. Tahu bagaimana pentingnya pemberian Vitamin A pada balita serta tanggal pemberian suplementasi vitamin A

2. Merasa percaya diri dan datang ke posyandu untuk menerima layanan kesehatan ibu dan anak termasuk imunisasi dan pemberian kapsul vitamin A

3. Praktek hidup hidup sehatb. Hambatan Utama: 1. Kurangnya informasi yang relevan dan terpercaya2. Kurangnya kepedulian dan dukungan dari orang terdekat misal suami dan mertua

3. penyedia layanan kesehatan yang tidak memiliki waktu untuk memberikan konseling intens per individu c. Tujuan Komunikasi: Pada akhir proyek, akan ada peningkatan prevalensi cakupan pemberian vitamin A dan perubahan perilaku ibu yang memiliki bayi dibawah lima tahun

d. Alat Komunikasi

-Leafleat

-Poster

-Banner

-Fokus Group Discussion- Sasaran Sekunder

a. Perubahan yang Diinginkan1. Tahu bagaimana cara memberikan nasihat dan informasi kepada klien mereka tentang manfaat ,sumber ,kebutuhan dan efek kelebihan vitamin A.

2. Nilai interaksi yang efektif dengan ibu balita meningat , termasuk komunikasi interpersonal / konseling b. Hambatan Utama:

1. penyedia layanan kesehatan kewalahan; 2. kurangnya waktu; dan tenaga ( jumlah tenaga tidak sebanding dengan pasien)

c. Komunikasi Tujuan:Pada akhir proyek, akan ada peningkatan proporsi tenaga pelayanan kesehatan yang

memantau kesehatan dan memberikan penyuluhan/ penyampaian Informasi terkait pemberian vitamin A dan program kesehatan ibu dan anak lain.

d. Alat Komunikasi-Konseling -Penyuluhan

- Sasaran Tersiera. Perubahan yang diinginkan

1. aktif mempromosikan program pemberian vitamin A secara nasional

2. aktif mendukung pemanfaatan layanan ART dan ketahanan pangan.3. Melakukan management pendistribusian Kapsul vitamin A dengan baik dan sesuai target sebelum tanggal pelaksanaan pemberian kapsul vitamin A.

b. Hambatan utama: Terkadang terjadi miskomunikasi antara pemerintah pusat dan daerah terkait jumlah kebutuhan kapsul vitamin A.

c. Tujuan Komunikasi: Pada akhir proyek, akan ada peningkatan promosi kesehatan cakupan pemberian vitamin A secara nasional

d. Saluran Komunikasi

Telesisi Radio

Koran

Majalah

From permohonan kapsul vitamin A3. Intervensi yang Mungkin dilakukan

1. Melakukan pertemuan antara pemerintah dan aparat desa di setiap desa 2. Sosialisasi (penyuluhan, pemasangan spanduk dan poster, serta penyebaran leaflet)3. FGD(Focus Group Discussion )Komponen 3 : Membuat intervensi dan bahan yang digunakan untuk perubahan

Sub Komponen 1 : Pengembangan Materi

1. Pengertian Vitamin A

Vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak, dan merupakan vitamin yang esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup (Almatsier, 2003, hlm. 153). Vitamin A adalah suatu zat gizi yang sangat penting bagi manusia, karena zat gizi ini tidak dibuat oleh tubuh, jadi harus dipenuhi dari luar tubuh berupa makanan yang dikonsumsi. Vitamin A juga merupakan vitamin yang berfungsi bagi pertumbuhan sel sel epitel, dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan 2. Manfaat Vitamin A a. Penglihatan Vitamin A berfungsi dalam penglihatan normal pada cahaya remang. Bila kita dari cahaya terang diluar kemudian memasuki ruangan yang remang-remang cahayanya, maka kecepatan mata beradaptasi setelah terkena cahaya terang berhubungan langsung dengan vitamin A yang tersedia didalam darah. Tanda pertama kekurangan vitamin A adalah rabun senja. Suplementasi vitamin A dapat memperbaiki penglihatan yang kurang bila itu disebabkan karena kekurangan vitamin A. b. Pertumbuhan dan Perkembangan Vitamin A dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan sel epitel yang membentuk email dalam pertumbuhan gigi. Pada kekurangan vitamin A, pertumbuhan tulang terhambat dan bentuk tulang tidak normal. Pada anak anak yang kekurangan vitamin A, terjadi kegagalan dalam pertumbuhannya. Dimana vitamin A dalam hal ini berperan sebagai asam retinoat. c. Reproduksi Pembentukan sperma pada hewan jantan serta pembentukan sel telur dan perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan vitamin A dalam bentuk retinol. Hewan betina dengan status vitamin A rendah mampu hamil akan tetapi mengalami keguguran atau kesukaran dalam melahirkan. Kemampuan retinoid mempengaruhi perkembangan sel epitel dan kemampuan meningkatkan aktivitas sistem kekebalan diduga berpengaruh dalam pencegahan kanker kulit, tenggorokan, paru-paru, payudara dan kandung kemih. d. Fungsi Kekebalan Vitamin A berpengaruh terhadap fungsi kekebalan tubuh pada manusia. Dimana kekurangan vitamin A dapat menurunkan respon antibody yang bergantung pada limfosit yang berperan sebagai kekebalan pada tubuh seseorang 3. Sumber-Sumber Vitamin A Vitamin A yaitu karoten terdapat dalam berbagai macam makanan. Daging merah hati, susu, full cream, keju, mentega merupakan makanan yang tinggi retinol. Sayur dan buah-buahan berwarna hijau dan kuning seperti wortel, sayur hijau seperti daun singkong, daun kacang, kangkung, bayam, kacang panjang, buncis, tomat, jagung kuning, pepaya, mangga, nangka masak, jeruk, buah peach, apricot dan minyak sayur, yaitu minyak kelapa sawit yang berwarna merah merupakan makanan yang tinggi karoten .

4. Kebutuhan Vitamin A Pemenuhan kebutuhan vitamin A sangat penting untuk pemeliharaan kelangsungan hidup secara normal. Kebutuhan tubuh akan vitamin A untuk orang Indonesia telah dibahas dan ditetapkan dalam Widyakarya Nasional pangan dan Gizi (2007) dengan mempertimbangkan faktor-faktor khas dari kesehatan tubuh orang Indonesia. 5. Tanda dan Gejala Kekurangan Vitamin A Kekurangan vitamin A sering terjadi pada anak balita. Gangguan pada mata dapat terjadi dalam beberapa tahap, tergantung berat ringannya defisiensi vitamin A, terganggunya kemampuan untuk beradaptasi dan melihat dalam kondisi gelap, xerophthalmia, hingga akhirnya mengalami kebutaan dapat terjadi. Kornea mata terpengaruh secara dini oleh kekurangan vitamin A. kelenjar air mata tidak mampu mengeluarkan air mata sehingga terjadi pengeringan pada selaput yang menutupi kornea dengan tanda pemburaman. Pelapisan sel epitel kornea yang akhirnya berakibat melunaknya dan bisa pecah yang menyebabkan kebutaan total. Beberapa tanda dan gejala lain jika kekurangan vitamin A adalah kelelahan yang sangat, anemia, kulit menjadi kering, gatal dan kasar. Pada rambut dapat terjadi kekeringan dan gangguan pertumbuhan rambut dan kuku.

6. Akibat Kekurangan Vitamin A Vitamin A juga berperan sebagai antioksidan yang mampu menyingkirkan radikal bebas yang terdapat didalam membran lemak menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Penyebab primer adalah kekurangan vitamin A dan pembentukan vitamin A dalam pengaturan makanan sehari-hari. Penyebab sekundernya adalah terjadinya kegagalan dalam penggunaan vitamin A. Penyakit yang timbul akibat kekurangan vitamin A adalah Xeropthalmia yaitu keadaan selaput ikat mata yang kering akibat kekurangan vitamin A.

7. Pencegahan dan Pengobatan Kekurangan makan makanan bergizi yang berlarut-larut, selain membuat orang menjadi kurus juga kekurangan vitamin-vitamin, termasuk kekurangan vitamin A. penyakit usus yang menahun akan mengakibatkan penyerapan vitamin A dari usus terganggu. Untuk melakukan pengobatan harus berobat pada dokter dan biasanya dokter akan memberikan suntikan vitamin A setiap hari sampai gejalanya hilang. Untuk mencegah kekurangan vitamin A makanlah pepaya, wortel dan sayur-sayuran yang berwarna. Program nasional pemberian suplemen vitamin A adalah upaya penting untuk mencegah kekurangan vitamin A di antara anak-anak Indonesia. Tujuan Program ini adalah untuk mendistribusikan kapsul vitamin A pada semua anak di seluruh wilayah Indonesia dua kali dalam satu tahun. Setiap Februari dan Agustus, kapsul vitamin A didistribusikan secara gratis kepada semua anak yang mengunjungi Posyandu dan Puskesmas. Vitamin A yang terdapat dalam kapsul tersebut cukup untuk membantu melindungi anak-anak dari timbulnya beberapa penyakit yang pada gilirannya akan membantu menyelamatkan penglihatan dan kehidupan mereka. Pemberian vitamin A akan memberikan perbaikan nyata dalam satu sampai dua minggu. Dianjurkan bila diagnosa defisiensi vitamin A ditegakkan maka berikan vitamin A 200.000 IU peroral dan pada hari kesatu dan kedua. Belum ada perbaikan maka diberikan obat yang sama pada hari ketiga. Biasanya diobati gangguan protein kalori malnutrisi dengan menambah vitamin A, sehingga perlu diberikan perbaikan gizi. Pencegahan dan pengobatan di kutip berdasarkan keterangan dari brosur suplementasi vitamin A kapsul yang terdiri dari : a. Kapsul vitamin A berwarna biru (100.000 IU) Tiap kapsul mengandung vitamin A palmitat 1,7 juta IU 64.7059 mg (setara dengan vitamin A 100.000 IU) dengan dosis 1) Pencegahan bayi umur 6 bulan 11 bulan : 1 kapsul 2) Bayi dengan tanda klinis xerofthalmia : - Saat ditemukan segera beri 1 kapsul Hari berikutnya 1 kapsul 4 minggu berikutnya 1 kapsul 3) Bayi dengan campak, pneumonia, diare, gizi buruk dan infeksi lainnya diberi 1 kapsul.

b. Kapsul vitamin A berwarna merah (200.000 IU)Tiap kapsul vitamin A mengandung palmitat 1,7 juta IU 129.5298 mg (setara dengan vitamin A 200.000 IU) dengan dosis : 1) Pencegahan bayi umur 1 tahun 3 tahun : 1 kapsul 2) Bayi dengan tanda klinis xerofthalmia : - Saat ditemukan segera beri 1 kapsul - Hari berikutnya 1 kapsul - 4 minggu berikutnya 1 kapsul 3) Bayi dengan campak, pneumonia, diare, gizi buruk dan infeksi dan infeksi lainnya diberi 1 kapsul.

8. Jadwal Pemberian dan Dosis Vitamin A Anak-anak yang mengalami gizi kurang mempunyai resiko yang tinggi untuk mengalami kebutaan sehubungan dengan defisiensi vitamin A, karena alasan ini vitamin A dosis tinggi harus diberikan secara rutin untuk semua anak yang mengalami gizi kurang pada hari pertama, kecuali bila dosis yang sama telah diberikan pada bulan yang lalu. Dosis tersebut adalah sebagai berikut: 50.000 IU untuk bayi berusia < 6 bulan, 100.000 IU untuk bayi berumur 6 - 12 bulan , dan 200.000 IU untuk anak berusia > 12 bulan. Jika terdapat tanda klinis dari defisiensi vitamin A (seperti rabun senja, xerosis konjungtiva dengan bitots spot, xerosis kornea atau ulceration, atau ketomalasia), maka dosis yang tinggi harus diberikan untuk dua hari pertama, diikuti dosis ketiga sekurang-kurangnya 2 minggu kemudian.

9. Efek Samping dari Penggunaan Vitamin A Pemberian vitamin A dengan dosis yang terlalu tinggi dan terjadi dalam waktu yang lama dapat menjadi toksin (racun) bagi tubuh. Hipervitaminosis A banyak dijumpai pada anak-anak dengan tanda-tanda cengeng, bengkak disekitar tulang-tulang yang panjang, kulit kering dan gatal. Hipervitaminosis A dapat terjadi dalam 2 tingkat :a. Hipervitaminosis A akut, yaitu jika anak usia 1 tahun 5 tahun mengkonsumsi lebih tinggi (300.000 IU) dosis tunggal, mungkin akan menderita mual, sakit kepala dan anoreksia (tidak nafsu makan). Penonjolan ubun-ubun juga dapat terjadi pada balita < 1 tahun dan akan hilang dalam waktu 1 hari 2 hari. 1) Terjadi akibat pemberian dosis tunggal vitamin A yang sangat besar atau pemberian berulang dosis tunggal yang lebih kecil tetapi masih termasuk dosis besar karena di konsumsi dalam periode 1 hari 2 hari. 2) Pengobatannya dilakukan dengan cara pemberian vitamin A dan pengobatan simptomatis. b. Hipervitaminosis A kronis, yaitu jika bayi dan balita mengkonsumsi > 25.000 IU tiap hari selama > 3 bulan atau beberapa tahun baik yang berasal dari makanan maupun dari pemberian vitamin A dosis tinggi. Biasanya hanya terjadi pada orang dewasa. Pada anak usia muda dan bayi biasanya dapat menyebabkan anoreksia, kulit kering, gatal-gatal serta kemerahan di kulit, peningkatan intracranial, bibir pecah-pecah, tungkai dan lengan lemah dan bengkak. Pengobatannya sama dengan hipervitaminosis A akut.Komponen 4 : Implementasi dan monitoring proses perubahan

1. Pertemuan antara pemerintah dan aparat desa

a. What

Melakukan pertemuan antara pemerintah dan aparat desa di setiap desa yang ada di Kota I.

b. When

2 bulan sebelum bulan pemberian kapsul vitamin A, yaitu bulan Desember dan Juni.

c. Where

Balai Desa masing-masing desa

d. Who

Pemerintah seperti perwakilan DepKes, kepala desa, kepala kelurahan, ketua RT , ketua RW, tokoh masyarakat, kader, tenaga kesehatan

e. Why

Untuk menyampaikan informasi mengenai program pemberian kapsul vitamin A pada balita dari pemerintah ke aparat desa (kepala desa, kepala kelurahan, ketua RT, ketua RW, tokoh masyarakat), kader dan tenaga kesehatan yang kemudian akan disampaikan kepada warga desanya masing-masing.

f. How

1. Pemerintah (perwakilan Depkes) datang ke setiap kantor balai desa di desa yang ada di Kota I dengan menyampaikan tujuannya untuk mengadakan pertemuan dengan aparat desa dalam hal membicarakan program pemberian kapsul vitamin A pada balita.

2. Kepala desa mengkoordinasikan hal tersebut kepada aparat desa lainnya untuk menentukan waktu dan tempat pertemuan.

3. Menyepakati waktu dan tempat pertemuan.

4. Mengadakan pertemuan antara pemerintah dan aparat desa mengenai informasi program pemberian kasul vitamin A pada balita.

4. Sosialisasi (penyuluhan, pemasangan spanduk dan poster, serta penyebaran leaflet)

a. What

Melakukan sosialisasi mengenai pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali per tahun (bulan Februari dan Agustus) dengan cara pemasangan spanduk dan poster serta penyebaran leaflet.b. When

1 bulan menjelang bulan pemberian kapsul vitamin A pada balita

2 minggu sebelum bulan pemberian kapsul vitamin A pada balita

3 hari sebelum bulan pemberian kapsul vitamin A pada balita

1 hari sebelum bulan pemberian kapsul vitamin A pada balita

Hari H bulan pemberian kapsul vitamin A pada balita

c. Where

Penyuluhan

: balai desa

Pemasangan spanduk: halaman depan puskesmas, halaman depan posyandu, halaman depan sekolah (PAUD dan TK), pinggir jalan.

Pemasangan poster: tempat-tempat umum seperti balai desa, sekolah, puskesmas, posyandu, pinggir jalan, papan pengumuman.

Penyebaran leaflet: puskesmas, posyandu, sekolah, pinggir jalan.

d. Who

Aparat desa, kader, temaga kesehatan, tokoh masyarakat, guru, penanggung jawab promkes dan gizi, tokoh agama.

e. Why

Memberi informasi tentang pentingnya vitamin A pada balita dan program pemberian kapsul vitamin A pada bulan Februari dan Agustus dan juga sebagai media pengingat tentang pelaksanaan program tersebut.

f. How

1. Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait mengenai sosialisasi program pemberian kapsul vitamin A pada balita.

2. Membuat spanduk, poster dan leaflet mengenai pemberian kapsul vitamin A pada balita.

3. Menempelkan spanduk dan poster di tempat-tempat yang sudah ditentukan di atas.

4. Melakukan penyuluhan menggunakan poster dan leaflet.

5. Memonitoring dan mengevaluasi setiap kegiatan yang sudah dilaksanakan.

5. FGD(Focus Group Discussion )a. What

Melakukan FGD saat ada kegiatan-kegiatan yang melibatkan beberapa atau banyak orang misalnya perkumpulan keagamaan, arisan, rapat RT/RW, acara karang taruna dan kegiatan lainnya.

b. When

Setiap dilakukannya perkumpulan warga yang waktunya berdekatan dengan hari H bulan program pemberian kapsul vitamin A pada balita.

c. Where

Tempat ibadah, puskesmas, posyandu, rumah warga, balai desa.

d. Who

Kader, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, anggota karang taruna, ibu-ibu balita.

e. Why

Untuk mengetahui wawasan ibu terhadap pemberian kapsul vitamin A pada balita.

Mengidentifikasi factor-faktor kemungkinan penyebab rendahnya cakupan program kapsul vitamin A pada balita di Kota I.

f. How

1. Menyusun kisi-kisi atau konten materi yang akan dibahas dalam FGD.

2. Mengumpulkan pihak-pihak yang akan menjadi fasil.

3. Melakukan briefing dan training pada fasil.

4. Mencari jadwal-jadwal kegiatan perkumpulan warga di masing-masing desa di Kota I.

5. Menentukan peserta FGD.

6. Membagi fasil untuk tiap-tiap kelompok FGD.

7. Melakukan FGD (sesuai jadwal kegiatan perkumpulan warga).

8. Mencatat hasil diskusi selama FGD.

9. Melakukan monev. Komponen 5 : Evaluasi dan merencanakan kembali

Formulir Evaluasi

Pemantauan Kegiatan Pemberian Kapsul Vitamin A Tingkat Puskesmas :

Tanggal :

Puskesmas :

Kecamatan :

Kabupaten :

Propinsi :

Pelaksana Pemantauan :

Petugas Gizi Kabupaten/Kota

No.AktivitasCapaianCatatan

1.Menghitung/mendata jumlah sasaran yang akan memperoleh kapsul vitamin A (bayi, anak balita dan ibu nifas).Ya/tidak

2.Memperoleh data stok kapsul vitamin A sesuai dengan jenisnya (kapsul biru dan kapsul merah).Ya/tidak

3.Menghitung kebutuhan kapsul vitamin A (sesuai perhitungan stok dan kebutuhan).Ya/tidak

4.Mengirim permintaan kapsul vitamin A sesuai kebutuhan ke kab/kota.

5. Memastikan kapsul vitamin A sudah ada di puskesmas sebelum pelaksanaan distribusi.Ya/tidak

6. Memastikan tempat-tempat pendistribusian kapsul vitamin A, dan jumlah kebutuhan kapsul vitamin A untuk setiap tempat pendistribusian.Ya/tidak

7.Menyiapkan/memastikan ketersediaan formulir pelaporan.Ya/tidak

8.Merencanakan jadwal kegiatan pemberian kapsul vitamin A (termasuk tenaga, logistik, waktu).Ya/tidak

9.Memastikan laporan pendistribusian kapsul vitamin A dikirim tepat waktu dengan jumlah sasaran yang

sesuai perencanaan.Ya/tidak

10.Melakukan sweeping untuk sasaran yang belum menerima kapsul vitamin AYa/tidak

11.Memastikan laporan untuk sasaran sweepingYa/tidak

12.Mengirim laporan pemberian kapsul vitamin A ke kabupaten/kota tepat waktu dengan jumlah sasaran sesuaiYa/tidak

Formulir Evaluasi

Pemantauan Kegiatan Sosialisasi Program Vitamin A Tingkat Puskesmas :

(Sosialisasi dimulai satu bulan sebelum bulan pembagian kapsul Vitamin A)

Tanggal :

Puskesmas :

Kecamatan :

Kabupaten :

Propinsi :

Pelaksana Pemantauan :

Petugas Gizi Kabupaten/Kota

No.AktivitasCapaianCatatan

1.Pertemuan antara pemerintah dan aparat terkait (rahma, ini kontennya apa aja).Ya/tidak

2.Penyebarluasan informasi melalui pertemuan formal disetiap desa atau kecamatan (pertemuan bulanan atau kegiatan yang lainnya).Frekuensi

.

3.Penyebarluasan informasi melalui pertemuan informal disetiap desa atau kecamatan (saat arisan atau kegiatan yang lainnya).Frekuensi

4.Mengadakan penyuluhan tentang pentingnya vitamin A pada balita dan program pemberian kapsul vitamin A.

5.Spanduk telah terpasang sesuai jumlah sasaran disejumlah tempat strategis.Ya/tidak

6.Poster telah terpasang sesuai jumlah sasaran disejumlah tempat strategis.Ya/tidak

7.Leaflet telah desebarkan kepada sasaran disejumlah tempat strategis.Ya/tidak

8.Pemberitahuan di posyandu tau tempat-tempat pembagian vitamin A lainnya jika akan dilakukan pembagian kapsul vitamin AYa/tidak

9.Tenaga kesehatan atau kader menginformasikan kembali tanggal pembagian vtamin A dan meminta semua ibu untuk memberitahuka kepada ibu yang lain.Ya/tidak

10.Pengulangan informasi tentang jadwal pembagian vitamin oleh tenaga kesehatan dan kader beberapa hari sampai 1 hari sebelum pembagian vtamn A.Ya/Tidak

11.Pemberitahuan adanya pembagian vitamin A pada hari pemberian (tersebut) oleh tenaga kesehatan dan kader dengan menggunakan media yang efektif

menjangkau masyarakat banyak (pengeras suara di masjid, kentongan, dan lain - lain) pada hari pembagian vitamin A.Ya/tidak

12.Mengadakan penyuluhan tentang

vitamin A pada hari pendistribusian kapsul vitamin A. Kader, perangkat desa maupun tenaga kesehatan yang lain bisa

berbagi tugas, atau minimal memberitahukan ibu untuk datang kembali guna mendapatkan kapsul vitamin A pada periode berikutnya.Ya/tidak

13.Memberitahu ibu-ibu yang telah mendapatkan vitamin A untuk mengajak ibu-ibu balita lain di wilayahnya yang belum mendapatkan kapsul vitamin A.Ya/tidak

Step 2 Reviewing Materials

Meninjau kembali apa saja yang dibutuhkan dari seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.Step 3 Developing a Capacity Strengthening Plan

Mengidentifikasi hambatan yang ditemukan dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki program yang telah dilaksanakan.Nama Kegiatan :________________________ Waktu perubahan terakhir :______________________

Identifikasi hambatanTindakan yang akan dilakukanSumber daya internal yang dapat digunakanSumber daya eksternal yang dibutuhkanPrioritasPenanggung jawab

DAFTAR PUSTAKA

Nadya, R. (2009). Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai Balita Tentang Pemberian Kapsul Vitamin A Di Lingkungan Ix Kelurahan Paya Pasir Kecamatan Medan Marelan Tahun 2009.

USAID.2012.Focusing & Designing Module 2. A learning Package For Social And Behavior Chance Communication. Washington DC: C-Change.

USAID.2011. Social And Behavior Change Communication Capacity Assessment Tool. For Use With Organizations.Whasington Dc : C- Change.

Intervensi terdiri dari berbagai gabungan ide yang telah disesuaikan dengan sasaran untuk membangkitkan emosi dan memotivasi sasaran.

Merupakan tinjauan sistematik dari data sosial, budaya dan perilaku untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi.

--> Menggunakan metode SMART = spesific, measureable, attainable, reliable, dan timebound

--> memfokuskan strategi komunikasi

--> semua strategi atau cara yang digunakan harus saling berkaitan

Mengimplementasikan kegiatan yang dilaksanakan sumber daya yang benar-benar mampu untuk mengarahkan sasaran ke tujuan yang telah ditetapkan.

Monitoring dilakukan secara rutin tergantung jadwal pelaksanaan kegiatan untuk menilai keberlangsungan dan kualitas program yang tengah dilaksanakan.

Memonitoring apakah stakeholder mampu melaksanakannya sesuai tugas masing-masing.

Menilai apakah program sudah sesuai rencana atau belum

Jika terdapat beberapa bagian yang tidak sesuai rencana maka akan dilakukan improvisasi program tergantung kendala yang ditemukan.