Skill Lab Bedah

17
CUCI TANGAN No. Aspek yang Dinilai 1. Melepaskan perhiasan dan jam tangan di jari dan pergelangan tangan 2. Membuka keran air (bebas dengan tangan, lengan, atau siku) 3. Menekan sabun dengan tangan / siku, kemudian diletakkan di sikat* (Mengambil dan memegang sikat hanya di punggung sikatnya! Jangan tersentuh bagian bulu sikatnya!) 4. Menyikat kuku, ujung jari tangan dan sela-sela jari tangan berturut-turut tangan kanan dan kiri 5. Menyikat ½ distal lengan bawah kanan dan kiri/kiri dan kanan** (Memindahkan sikat harus dengan hati-hati agar tidak mengenai bulu sikat!) 6. Menyikat ½ proksimal lengan bawah dan siku kiri dan kanan/kanan dan kiri** 7. Sikat diletakkan kemudian tangan dibasuh dengan menggosok-gosokkan antar keduanya (Posisi membasuh harus diperhatikan bahwa Tangan harus selalu diposisikan lebih tinggi dari lengan bawah!) 8. Membasuh tangan, lengan, dan siku kanan dan kiri dengan air mengalir pada posisi tangan lebih tinggi dari pada lengan sehingga air mengalir dan mengucur ke bawah melalui siku 9. Tutup keran air dengan siku, Jangan dengan tangan atau lengan yang baru dicuci 10. Pastikan aliran air di lengan telah berhenti mengucur sebelum mengambil lap pengering. Dengan posisi tangan masih lebih tinggi daripada lengan, keringkan bebrgantian dengan lap dari tangan ke siku secara bergantian kanan dan kiri, Bagian lap yang sudah digunakan tidak boleh digunakan lagi 11. Letakkan lap pada tempatnya 12. Memasang sarung tangan yang telah disediakan dengan cara yang benar (hanya menyentuh bagian dalam sarung tangan)* NOTE **)Poin 5, 6 dan 12 akan lebih jelas dipahami dengan melihat video cuci tangan. *)Sabun yang digunakan adalah sabun cair, sehingga yang dimaksud di poin 3 adalah mengambil sabun dengan cara menekan kepala tempat sabun cair. Waktu masing-masing station OSCA adalah 4 menit, termasuk station cuci tangan. Pada saat OSCA, gerakan yang sedang dilakukan harus diucapkan dengan jelas, namun dengan kalimat yang efektif dan efisien sehingga tidak akan banyak memakan waktu yang tersedia. Dalalm waktu 4 menit tersebut, pembagiannya adalah sebagai berikut: Max. 2 menit untuk pencucian/penyikatan bagian tangan dan lengan kanan dan kiri Max. 30 detik untuk pengeringan Max. 30 detik untuk pemakaian sarung tangan 1 menit yang tersisa untuk cadangan waktu ALAT – ALAT MINOR SURGERY No Aspek yang dinilai 1 Mengambil needle holder,bukan alat lain 2 Mengambil jarum (ujung segitiga untuk menjahit kulit, bulat untuk menjahit otot) 3 Cara menjepit jarum. Jarum dijepit 2/3 tengah dg needle holder, ujung needle holder tersisa 2- 3 mm (bukan di tengah) 4 Cara memegang needle holder. Dipegang oleh ibu jari dan jari ke-4, jari telunjuk pada engsel/dibawahnya dan digunakan untuk mengarahkan needle holder. Jari ke-3 di atas jari ke- 4 dan bersandar pada lekukan lubang

description

skill lab bedah dan cara melakukannya

Transcript of Skill Lab Bedah

Page 1: Skill Lab Bedah

CUCI TANGAN

No. Aspek yang Dinilai

1. Melepaskan perhiasan dan jam tangan di jari dan pergelangan tangan 2. Membuka keran air (bebas dengan tangan, lengan, atau siku) 3. Menekan sabun dengan tangan / siku, kemudian diletakkan di sikat*

(Mengambil dan memegang sikat hanya di punggung sikatnya! Jangan tersentuh bagian bulu sikatnya!)

4. Menyikat kuku, ujung jari tangan dan sela-sela jari tangan berturut-turut tangan kanan dan kiri

5. Menyikat ½ distal lengan bawah kanan dan kiri/kiri dan kanan** (Memindahkan sikat harus dengan hati-hati agar tidak mengenai bulu sikat!)

6. Menyikat ½ proksimal lengan bawah dan siku kiri dan kanan/kanan dan kiri** 7. Sikat diletakkan kemudian tangan dibasuh dengan menggosok-gosokkan antar keduanya

(Posisi membasuh harus diperhatikan bahwa Tangan harus selalu diposisikan lebih tinggi dari lengan bawah!)

8. Membasuh tangan, lengan, dan siku kanan dan kiri dengan air mengalir pada posisi tangan lebih tinggi dari pada lengan sehingga air mengalir dan mengucur ke bawah melalui siku

9. Tutup keran air dengan siku, Jangan dengan tangan atau lengan yang baru dicuci 10. Pastikan aliran air di lengan telah berhenti mengucur sebelum mengambil lap pengering.

Dengan posisi tangan masih lebih tinggi daripada lengan, keringkan bebrgantian dengan lap dari tangan ke siku secara bergantian kanan dan kiri, Bagian lap yang sudah digunakan tidak boleh digunakan lagi

11. Letakkan lap pada tempatnya 12. Memasang sarung tangan yang telah disediakan dengan cara yang benar (hanya

menyentuh bagian dalam sarung tangan)*

NOTE **)Poin 5, 6 dan 12 akan lebih jelas dipahami dengan melihat video cuci tangan. *)Sabun yang digunakan adalah sabun cair, sehingga yang dimaksud di poin 3 adalah

mengambil sabun dengan cara menekan kepala tempat sabun cair. Waktu masing-masing station OSCA adalah 4 menit, termasuk station cuci tangan. Pada saat OSCA, gerakan yang sedang dilakukan harus diucapkan dengan jelas, namun

dengan kalimat yang efektif dan efisien sehingga tidak akan banyak memakan waktu yang tersedia.

Dalalm waktu 4 menit tersebut, pembagiannya adalah sebagai berikut: Max. 2 menit untuk pencucian/penyikatan bagian tangan dan lengan kanan dan

kiri Max. 30 detik untuk pengeringan Max. 30 detik untuk pemakaian sarung tangan 1 menit yang tersisa untuk cadangan waktu

ALAT – ALAT MINOR SURGERY

No Aspek yang dinilai 1 Mengambil needle holder,bukan alat lain 2 Mengambil jarum (ujung segitiga untuk menjahit kulit, bulat untuk menjahit otot)

3 Cara menjepit jarum. Jarum dijepit 2/3 tengah dg needle holder, ujung needle holder tersisa 2-3 mm (bukan di tengah)

4 Cara memegang needle holder. Dipegang oleh ibu jari dan jari ke-4, jari telunjuk pada engsel/dibawahnya dan digunakan untuk mengarahkan needle holder. Jari ke-3 di atas jari ke-4 dan bersandar pada lekukan lubang

Page 2: Skill Lab Bedah

SIRKUMSISI NO ASPEK KETRAMPILAN MEDIS YANG DILAKUKAN KETERANGAN

TAMBAHAN 1. Memberikan salam dan perkenalan,IC Operator di sebelah

kanan 2. Sebutkan alat dan bahan (sarung tangan steril, kasa

steril, disinfektan, klem,doek lubang steril, spuit 2,5 / 5 cc, lidokain non adrenalin, 2 / 3 klem lurus, klem arteri kecil, sonde, gunting jaringan, gunting benang, benang bedah yang dapat diserap (plain catgut 3/0), jarum jahit lengkung ½ atau jarum jahit atrumatic cutting,needle holder, pinset )

Lidokain non adrenalin karena adrenalin dapat menyebabkan vasokontriksi ada bagian yang tidak mendapat vaskularisasi gangren

3. Disinfeksi penis dan sekitarnya dengan cairan disinfeksi Dari glan penis, batang penis, simpisis pubis,scrotum. Secara sirkuler,bila glan penis sudah di disinfeksi boleh dipegang untuk membersihkan bagian scrotum

4. Persempit lapangan tindakan dengan doek lubang steril 5. Lakukan anestesi infiltrasi subkutan dimulai dari

pangkal penis melingkar. Bila perlu tambahkan pada daerah preputium yang akan dipotong dan daerah ventral

Dilakukan pada sebelah dorsal batang penis. Pada lateral batang penis sblh kanan kemudian sebelah kiri lalu disusuri. Bila perlu ditambahakan juga disebelah ventral

6. Tunggu 3-5 menit dan yakinkan anastesi lokal sudah bekerja dengan mencubitkan pinset

Bila perlu tanyakan juga apakah terasa sakit dengan menggunting atau mencubit di udara

7. Bila ada phimosis, lakukan dilatasi dengan klem pada lubang preputium, lepaskan perlengketannya dg glan memakai sonde atau klem sampai seluruh glan bebas. Bila ada smegma dibersihkan

Pembersihan smegma: preptium di retraksi sampai corona galandis, bila ada perlekatan dibersihkan terlebih dahulu

8. Jepit kulit preputium sebelah kanan dan kiri ( arah jam 11 dan jam 1) garis mediana bagian dorsal dengan 2 klem lurus. Klem ketiga pasang pada garis tengah ventral ( arah jam 12). Ketiga klem digunakan sebagai patokan

Yang dijepit adalah mukokutannya; batas mukosa dan kutan

9. Gunting preputium dorsal tepat di garis tengah (diantara 2 klem) kira-kira ½-1 cm dari sulcus coronarius (dorsumsisi). Jepit kulit dan mukosa yang telah dipotong dengan klem

Gunting dengan bagian yang tumpul berada di bawah dan yang tajam atau lancip diatas

10. Lanjutkan memotong preputium melingkar ke kanan dan kiri. Makin ke ventral kulit preputium yang dibung

Jangan sampai memotong a.frenulum

5 Peragaan cara menjahit

Page 3: Skill Lab Bedah

makin sedikit dan kedua potongan akan bertemu pada klem yang dipasang pada ventral penis

yang terletak di bagian ventral

11. Cari perdarahan dan klem, ikat dengan benang plain cat gut yang telah disiapkan

12. Setelah yakin tidak ada perdarahan (biasanya perdaraha yang banyak ada di frenulum) siap untuk dijahit

Yang dijahit adalah bagian mukosa dan kulitnya

13. Penjahitan dimulai dari dorsal (jam 12) dengan patokan klem yang terpasangan dan jahitan kedua pada bagian ventral (jam 6). Tergantung banyaknya jahitan yang diperlukan selanjutnya jahitan dibuat melingkar pada jam 3,9, dan seterusnya

Bagian ventral (jam 6) dengan metode figure of eight (gambar angka 8), sehingga a.frenulum terjepit oleh benang

14. Luka ditutup dengan kasa atau penutup luka lain dan diplester. Lubang uretra harus bebas dan sedapat mungkin tidak terkena urin

RECTAL TOUCHER

NO ASPEK KETRAMPILAN DAN MEDIS YANG YANG DILAKUKAN

KETERANGAN

1. Memberi salam dan memperkenalkan diri, menanyakan identitas penderita

2. Informed consent Menjelaskan kepada pasien mengenai pemeriksaan colok dubur yang akan dilakukan, dan tujuannya/indikasi. Mengatakan bila pemeriksaan mungkin kurang nyaman, meminta persetujuan lisan kepada pasien

3. Pasien dalam posisi litotomi, pemeriksa di sebelah kanan penderita

Posisi litotomi memudahkan pemeriksaan atapi tidak nyaman bagi penderita. Dapat digunakan posisi knee-elbow position (sujud) atau telentang biasa

4. Pakai sarung tangan, lumuri dengan pelicin pada jari telunjuk tangan kanan pemeriksa

5. Pemeriksaan Anoperineal Inspeksi : massa / tumor, eksternal opening, fissure pada anus, fistula, tanda2 peradangan, prolaps hermorrhoid, prolaps mukosa recti, condyloma akuminata. Penderita diminta mengejan/valsava untuk mengetahui apakah ada hemoroid eksterna

Eksternal opening : pintu keluar dari fistula ani Kelainan lain : misalnya peradangan Gunakan ibu jari dan jari tengah untuk memperjelas area

6. Palpasi : nyeri tekan, massa konsistensi lunak,massa yang masuk kembali dengan bantuan jari

7. Jari Masuk Anus Masukkan jari telunjuk tangan kanan yang telah dilumuri pelicin ke dalam anus dengan cara menekan di jam 6, masuk pelan-pelan

Meminta penderita untuk bernafas panjang saat akan memasukkan jari shg dalam keadaan rileks

8. Nilai tonus spincter ani : Normalnya cukup kuat, lemah jika ada tumor, peritonitis. Pada anak gunakan jari kelingking.

9. Mukosa rectum : normalnya licin. Nilai apakah ada

Page 4: Skill Lab Bedah

benjolan? Jika yaletak (pd jam berapa), jarak dari garis anokutan (cm), konsistensi, tangkai, nyeri tekan, murah rapuh/berdarah? hemorrhoid NT jam 3,7,11

10. Ampula recti : normalnya tidak kolaps. Melebar (peritonitis, ileus paralitik) kolaps (ileus obstruktif)

11. adakah nyeri tekan? (+) peradangan rongga abdomen, penderita tak rileks, adnexitis, appendicitis (belum perforasi arah jam 9) sudah perforasi (peritonitisseluruh lapang abdomen). Pada wanita nilai uterus, adnexa dan cavum douglass

Pada apendisitis nyeri tekan pada arah jam 9 - 11

12.

Prostat Lobus laterolateral : normal lebarnya sekitar 2 cm

Nilai kedua lobus, Pada BPH ukurannya 4-5 cm

Sulkus medianus : normalnya cekung Pole/kutub atas : N tercapai Pada BPH dapat tecapai /

tidak tercapai Permukaan : N rata, tidak ada nodul Bila ada nodul nilai dimana,

jumlahnya, konsistensinya Konsistensi : N kenyal Kenyal atau keras Adakah nyeri tekan

13. Sarung tangan Adakah feses?, darah (hitam: perdarahan sal.cerna bag.atas ; segar:perdarahan sal.cerna bag.bawah), lendir (kolitis), tumor yang rapuh?

Bila ada gangguan pasase usus maka tidak ditemukan feses

14. Kesimpulan/hasil pemeriksaan, diagnosis, terima kasih, hamdalah

EKSTIRPASI TUMOR JINAK/SUBKUTIS

1. Pakai sarung masker, topi, kacamata, dan sarung tangan steril 2. Oleskan antiseptik sesuai prosedur, yaitu mulai dari tengah lapangan operasi menuju ke

tepi 3. Persempit lapangan operasi dengan doek lubang steril 4. Lakukan anestesi infiltrasi sekeliling tumor, sehingga membentuk belah ketupat (belah

ketupat Hackenbruch). Bila infiltrasi tepat pada tepi tumor, akan memisahkan kapsul tumor dengan jaringan sekelilingnya sehingga mempermudah ekstirpasi

5. Test hasil anestesi lokal setelah 3-4 menit dengan pinset 6. Buat insisi yang sebaiknya disesuaikan dengan arah lipatan kulit. Bila tumor subkutis

kecil, insisi linier, tetapi bila tumor besar insisi elips akan memudahkan operasi dan penutupan luka.

7. Bebaskan tumor dari kulit dan jaringan sekitarnya secara tumpul bila batasnya telah terlihat. Pada insisi elips, salah satu sudut dibebaskan sehingga bisa dijadikan pegangan untuk membebaskan jaringan selebihnya dari tumor. Penjepitan bisa dilakukan dengan klem Kocher, Allis, atau Babcock. Kadang diperlukan pembebasan jaringan secara tajam memakai pisau dan gunting

8. Perdarahan yang timbul dihentikan dengan klem, kemudian diikat dengan plain catgut 9. Setelah diyakini perdarahan tidak ada lagi, luka ditutup kembali lapis demi lapis.

Subkutis dengan plain catgut dan kulit dengan benang seide/silk 10. Tutup luka dengan kasa dan plester.

EKSTIRPASI KUKU

Page 5: Skill Lab Bedah

1. Persiapan operasi kecil dengan memakai masker, sarung tangan dan kacamata 2. Oleskan antiseptik 3. Persempit lapangan operasi dengan doek lubang steril 4. Anestesi blok pada pangkal jari 5. Dorong dan bebaskan kutikula kuku dari kuku memakai elevator 6. Masukkan elevator antara kuku dan bantalan kuku dan pisahkan kuku dari jari

seluruhnya sampai ke pangkal dan sisi lateral kuku 7. Setelah seluruh kuku bebas, jepit dengan klem, dan dengan gerakan memutar dan

mencabut, kuku dapat dilepaskan 8. Bersihkan jari dengan kuret 9. Hentikan perdarahan dengan menekan dan biasanya perdarahan akan cepat berhenti 10. Bungkus dengan tulle atau kassa betadin

TEKNIK ROSER PLASTY

1. Persiapan operasi kecil seperti biasa 2. Oleskan antiseptik 3. Persempit lapangan operasi dengan doek lubang steril 4. Anestesi blok pada pangkal jari 5. Masukkan sonde beralur pada bagian kuku yang akan diangkat sampai pangkal kuku,

dan bebaskan kuku yang akan diangkat dari bantalan kuku 6. Gunting kuku dari ujung pada alur sonde sampai ke pangkal 7. Jepit dengan klem, dan dengan gerakan memutar lepaskan kuku 8. Lakukan kuretase dan buang nanah, jaringan nekrotik. Bila perlu lakukan insisi. 9. Gunting jaringan bekas masuknya kuku pada samping jari 10. Bila perlu dijahit, perdarahan dirawat dan luka dibungkus dengan kasa

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN PAYUDARA ANAMNESIS

ASPEK YANG DINILAI 2 1 0 ASPEK KOMUNIKASI

1 Salam 2 Memperkenalkan diri 3 Memelihara “eye contact” selama anamnesis 4 Menunjukkan empati kepada penderita akan penyakit dan

menenangkan penderita

5 Menjelaskan maksud anamnesis ASPEK MEDIS

1 Menanyakan identitas : nama, umur, pekerjaan, tempat tinggal dan pertanyaan lain untuk mengetahui tingkat social ekonomi, juga adanya risiko tumor ganas payudara (>35 tahun)

2 Menanyakan keluhan utama dengan pertanyaan terbuka 3 Menanyakan RPS:

Lokasi (letaknya, di kuadran mana) Onset (kapan mulai timbul benjolan)

4 Kronologis : Bagaimana bisa diketahui (mungkin dari sadari)

5 Apakah bertambah besar atau tetap, kalau bertambah besar apakah bertambahnya dengan cepat

6 Apakah terasa sakit saat menjelang menstruasi 7 Apakah putting susu masuk ke dalam (sebelumnya tidak) 8 Apakah ada keluar darah / cairan dari putting susu 9 Warna kulit berubah

Page 6: Skill Lab Bedah

10 Gejala penyerta : apakah disertai demam, badan cepat lelah, stamina turun drastic, BB turun

11 Menanyakan factor resiko secara sistematis - MENARCHE . menarche yang cepat (dibawah 11 tahun)

meningkatkan TGPD - MENOPAUSE. Menopause yang lambat (lebih dari 54

tahun) meningkatkan resiko - Adanya penyakit pada payudara sebelumnya (atypical

hyperplasia) - Tidak mempunyai anak / tidak menikah - Mempunyai anak tetapi tidak menyusukan - Hamil pertama sewaktu umur > 30 tahun (primipara tua) - Dikeluarganya (terutama turunan langsung) ada yang sakit

TGPD/ ca mammae : ibu, nenek, bibi, kakak, adik - Diit : banyak makanan berlemak, merokok, minum alcohol - Badan gemuk (BMI > 35) / Obesitas - Ikut berencana berupa hormone : pil, suntik atau

pengobatan sulih hormone, susuk

12 Menanyakan dengan pertanyaan terarah mencari metastasis - Kelenjar aksila : apakah ada benjolan pada aksila

- Paru- paru : sesak napas, nyeri dada - Tulang belakang : nyeri punggung - Tulang lain (femur) : nyeri paha, fraktur patologis - Liver : cepat lelah, ikterus, lemas

13 Merangkum hasil anamnesis da menyampaikan pada penderita secara sistematis

14 Menanyakan apakah ada pertanyaan yang ingin diketahui dari penderita dan memberi penjelasan kepada penderita dengan baik

ASPEK PERILAKU Melakukan anamnesis secara professional

PEMERIKSAAN PAYUDARA 1 Meminta informed consent untuk dilakukan pemeriksaan payudara 2 Meminta penderita melepaskan pakaian dan meminta untuk

didampingi saksi (perawat/ suami)

3 Melakukan pemeriksaan tanpa sarung tangan dan masker agar tangan lebih sensitive dan memelihara kontak yang baik dengan penderita

MELAKUKAN INSPEKSI 1 Posisi : dalam keadaan kedua lengan kebawah inspeksi dilakukan

mahasiswa yang berada di depan tengah penderita / manekin agar bisa membandingkan kedua payudara dengan lebih baik

2. Simetri kedua Payudara - Apakah besarnya payudara kanan dan kiri sama? - Membandingkan kesegarisan putting susu (ada yang lebih

rendah/ lebih tinggi)

3 Perubahan Warna Kulit - Warna kulit : sama dengan sekitar, kemerahan / inflamasi - Adakah peau d’orange - Apakah ada ulkus - Apakah ada nekrosis

4 Puting susu - Apakah ada retraksi putting susu

Page 7: Skill Lab Bedah

- Discharge (tanpa manipulasi) - Perubahan warna putting susu

5 Meminta penderita mengangkat kedua lengan ke atsa perlahan – lahan Melihat apakah ada benjolan di bawah kulit yang terlihat bersamaan dengan gerakan lengan ke atas penderita

MELAKUKAN PALPASI 1 Melakukan palpasi mempergunakan ujung jari 2, 3 dan 4

(menghangatkan tangan terlebih dahulu dengan menggosok- gosokan kedua tangan)

2 Melakukan palpasi dengan palpasi ringan 3 Melakukan palpasi secara sistematis sehingga tidak ada bagian

yang tertinggal. Sistematis per kuadran, mulai dari kuadran atas (lateral dan medial), kemudian kuadran bawah (lateral dan medial) Atau melingkar dari luar kedalam (seperti lingkaran obat nyamuk)

4 dan diakhiri dengan pemeriksaan putting (memencet putting susu) 5 Jika terdapat benjolan (mendeskripsikan penemuan benjolan)

- Site : letak benjolan - Shape : bundar/ lonjong, tepi teratur / tidak - Size : ukuran - Surface : teratur, licin - Consistency : padat (jar.ikat), kistik (cairan/kapsul), kenyal,

keras - Warmth : suhu (apakah sama dengan kulit sekitarnya /

tidak) - Fixation / mobility : dapat digerakkan / tidak dari kulit dan

dasar (akar/ tidak) - Pulsatility : berdenyut atau tidak - Pain : nyeri / tidak

6 Meminta penderita menekan panggul dengan kedua lengan / malangkerik Dengan menekan kedua tangan akan menegangkan m.pectoralis mayor mahasiswa memeriksa kembali apakah benjolan / tumor melekat pada otot pectoralis atau tidak

Melakukan palpasi kelenjar aksilla kanan 1 Pemeriksa berdiri disamping kanan menghadap kea rah penderita 2 Mahasiswa menopang lengan bawah penderita dengan lengan

kanan dan memeriksa kelenjar aksilla dengan lengan kiri

- Teraba kelenjar atau tidak - Jumlah kelenjar - Mobil / terfiksir / saling melekat

3 Lakukan juga yang sebelah kiri Melakukan palpasi kelenjar supra dan infra clavicula kanan

1 Pemeriksaan palpasi kelenjar supraclavicula sebaiknya dari arah belakang penderita (inspeksi dari depan)

2 Posisi penderita kepala sedikit menunduk agar rongga supraclavicula kendor

3 Meraba supra dan infraclavicula secara sistematis dan melaporkan :

Page 8: Skill Lab Bedah

- Apakah teraba kelenjar - Jumlahnya - Saling melekat / mobilitas

ASPEK PERILAKU Melakukan pemeriksaan fisik secara profesional Metastasis Kelenjar Limfe : aksila, supra clavicula, infra clavicula, mammaria interna

- Pasien menopause : sebelum menopause mendapat terapi hormonal apa belum?? - Tumor jinak : sakit - Tumor ganas : tidak ada keluhan - Ibu muda dengan factor resiko

o KB hormonal ganti o Fx genetic o Pengen punya anak segera

- Prinsip benjolan operasi

PEMASANGAN BIDAI PADA FRAKTUR TERTUTUP

No. Aspek ketrampilan medis yang dilakukan Nilai

0 1 2

1

INTRODUKSI Memperkenalkan diri Menjelaskan maksud menangani fraktur, melakukan informed consent Menananyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan) (penanganan

2 Menanyakan mekanisme trauma dan keluhan-keluhan lain yang menyertai

3 Proteksi diri sebelum memeriksa luka dan menentukan diagnosis : fraktur terbuka / fraktur tertutup

4

Melakukan pemeriksaan fisik fraktur : - Apakah ada deformitas? - Apakah terdapat krepitasi? - Apakah fungsi anggota gerak sendi yang terdekat dari

fraktur menghilang? - Apakah terdapat nyeri yang semakin bertambah bila

digerakkan? - Bagaimana keadaan neovaskuler (nadi dan nyeri) di

distal dari fraktur? o Pemeriksaan neovaskuler : cari arteri terdekat di

bagian distal fraktur dan lakukan pengukuran nadi (frekuensi, isi, regular/ireguler)

Jika memungkinkan dilakukan REALIGNMENT lalu pengecekan kembali neovaskuler terutama denyut nadi apakah membaik atau memburuk. Jika denyut nadi membaik, pertahankan dengan bidai. Jika memburuk, kembalikan ke posisi semula.

5

Melakukan pembidaian - Memasang 3 bilah spalk (papan) di bawah dan lateral

kanan-kiri - Memasang tensokrip dimulai dari distal fraktur dan

mencakup 3 titik persendian ATAU - Memasang kasa pada sekurangnya 3 titik sendi dimulai

dari distal

Page 9: Skill Lab Bedah

6

Melakukan tindakan pasca prosedur - Memeriksa kembali balutan agar tidak terlalu ketat - Menilai neovaskuler di daerah distal fraktur

o Ujung jari atau daerah distal fraktur tidak dingin dan kebiruan pembalutan terlalu ketat

o Menilai pulsasi nadi di arteri terdekat pada bagian distal fraktur

7 Melakukan tindakan secara professional JAHIT LUKA (HECTING)

NO Aspek ketrampilan dan medis yang dilakukan Nilai 0 1 2

1

Introduksi Memperkenalkan diri Menanyakan identitas penderita ( nama, umur, tempat tinggal ) Menjelaskan maksud menangani luka dan meminta kerja sama / informed consent

2 Menanyakan mekanisme trauma dan keluhan – keluhan lain

3 Melakukan proteksi diri sebelum memeriksa luka dan menentukaan diagnosis

4 Melakukan wound toilet Dengan air / NaCl mengalir, sabun dan sikat hingga benda asing dan jaringan mati hilang

5

Melakukan penjahitan luka - Disenfeksi, menutup de4ngan doek lubang steril - Anastesi infiltrasi - Memegang instrumen dengan benar - Memilih material penjahitan dengan benar - Melakukan penjahitan dengan benar ( satu – satu ) - Menutup luka dengan benar

6

Melakukan tindakan pasca prosedur - Memberikan obat - Luka tidak kotor - Dipesankan untuk kembali kontrol 2 hari lagi - Bila sakit, merah, keluar nanah segera kembali

7 Melakukan tindakan penanganan luka secara profesional

Page 10: Skill Lab Bedah

PEMERIKSAAN FISIK HERNIA

PEMERIKSAAN FISIK APPENDISITIS

Page 11: Skill Lab Bedah

PEMERIKSAAN FISIK VARISES

No Aspek Ketrampilan dan Medis yang dilakukan Nilai

0 1 2 1 Dapat menunjukkan vena – vena superficial tungkai : vena saphena

lateral parva, vena saphena medial magna, vena poplitea dan vena femoralis serta hubungan vena – vena tersebut satu sama lain

2 Melakukan pengosongan vena sebelum tes Brodie Trendelenburg dengan penderita berbaring telentang

3 Memasang torniket dengan benar pada inguinal 4 Meminta penderita untuk berdiri dan memperhatikan pengisian vena 5 Dapat melakukan interprestasi hasil pemeriksaan dengan melihat

pengisian vena

6 Dapat membedakan varises vena saphena magna dan parva dengan tes BT

7 Dapat menandai vena yang akan dilakukan injeksi 8 Dapat menyuntikkan jarum pada vena yang melebar 9 Melakukan tes aspirasi sebelum menyuntikkan skelrosans 10 Melakukan penyuntikan sklerosan secara hati – hati 11 Melakukan beban dengan perban elastis PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN No Aspek yang dinilai 1. 2. 3. 4. 5 6. . 7. 8. 1. 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 6. 7. 8. 9.

Mengucapkan salam Membaca bismillah Mempersilahkan penderita untuk berbaring telentang Menerangkan maksud pemeriksaan Meminta penderita untuk membuka baju seperlunya agar daerah pemeriksaan terbuka Berusaha membuat penderita relaks dengan menekuk lutut Meminta penderita untuk memberikan respon terhadap pemeriksaan (rasa sakit dll) Berdiri atau duduk di sebelah kanan penderita INSPEKSI Melakukan inspeksi abdomen dengan posisi berdiri Melakukan inspeksi terhadap peristaltik dengan membungkuk atau duduk AUSKULTASI Melaukan auskultasi sebelum melakukan perkusi Melakukan auskultasi suara peristaltik di kuadran kanan bawah Meletakkan stetoskop dengan menekan lembut Menghitung peristaltik dalam waktu 1 menit dengan jam/arloji Melakukan auskultasi aorta abdominalis di regio epigastrium Melakukan auskultasidi a.renalis dekstra dan sinistra di inguinal kanan dan kiri PERKUSI Melakukan perkusi sebagai orientasi pada ke empat kuadran abdomen Melakukan perkusi untuk menentukan batas bawah hepar pada garis midklavikula kanan dari caudal arkus kostarum ke kranial Melakukan perkusi untuk menentukan batas atas hepar pada garis midklavikula kanan kranial ke kaudal Melakukan perkusi untuk menentukan batas lobus hepar kiri dari liniea mediana (umbilikus) ke atas, pada garis midsternal Mengukur daerah redup hepar pada garis midklavikula kanan

Page 12: Skill Lab Bedah

10. 11. 12 13. 14. 15. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 1. 2.

Melakukan perkusi lien di spatium interkosta terbawah pada garis axillaris anterior kiri Meminta penderita menarik nafas dalam dan menahan nafas, kemudian mengulangi perkusi yang sama PALPASI Menghangatkan tangan Melakukan palpasi superficial secara menyeluruh Melakukan pemeriksaan untuk nyeri tekan dan nyeri lepas tekan Melakukan palpasi hepar Melakukan palpasi lien Melakukan palpasi ginjal Melakukan palpasi kandung kemih dan aorta Melakukan palpasi aorta PEMERIKSAAN ASITES Tes suara redup berpindah Penderita diperikasa dalam posisi terlentang Meminta penderita untuk miring ke salah satu sisi tubuh Melakukan perkusi untuk menemukan perubahan batas suara timpani dan redup Melaporkan ada tidaknya ascites Meminta penderita menarik nafas dalam dan menahan nafas, kemudian mengulangi perkusi yang sama. PALPASI KESELURUHAN (PALPASI RINGAN & DALAM) Menghangatkan tangan Posisi tangan sejajar permukaan perut, palpasi dengan telapak ruas jari distal Melakukan palpasi superficial secara menyeluruh Memperhatikan mimik muka pasien Meminta pasien untuk memberi respon terhadap pemeriksaan Posisi tangan 45 derajat permukaan perut/agak vertikal, palpasi dengan ujung-ujung jari Melakukan pemeriksaan untuk nyeri tekan dan nyeri lepas tekan di semua kuadran/regio Meminta pasien untuk memberi respon terhadap pemeriksaan PALPASI HEPAR SATU TANGAN, BIMANUAL, MENGKAIT Melakukan palpasi hepar dengan cara manual tangan kanan diletakkan di lateral m. Rektus abdominis kanan Meraba/palpasi dari SIAS ke cranial Ujung jari/tepi jari kanan menekan ke cranial Saat inspirasi/tarik nafas ujung jari ditekan atau masuk naik ke ke kranial secara lembut tapi mantap Tangan kanan tetap di posisi yang sama dimuali dari SIAS Tangan kiri memfiksasi di pinggang kiri/posterior hepar Pemeriksa menghadap kaki pasien Kedua tangan diletakkan dia tas arcus costa, ujung jari mengkait di bawah arcus costa Pasien disuruh tarik nafas, buang nafas Ujung jari yang mengkait bergantian dilonggarkan PALPASI LIEN Melakukan palpasi lien dari SIAS searah garis schuffner ke arcus costa kanan Tangan kanan bergerak searah garis schuffner, tangan kiri memfiksasi di pinggang kiri/posterior lien

Page 13: Skill Lab Bedah

3. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3.

Memiringkan pasien ke arah kanan Melakukan palpasi bimanual dari arah caudal PEMERIKSAAN ASITES Tes suara redup berpindah Penderita diperiksa dalam posisi terlentang Meminta penderita untuk miring ke salah satu sisi tubuh Melakukan perkusi untuk menemukan perubahan bats suara timpani dan redup Melaporkan ada tidaknya asites TES UNDULASI Meminta penderita untuk terentang Meminta penderita untuk menekan kedua tangan pada mid line abdomennya Mengetuk salah satu sisi abdomen dengan ujung jari Merasakan getaran ketukan di sisi lain abdomen dengan tangan lain MURPHY SIGN Meletakkan ujung jari tangan kanan/ ibu jari kiri di dinding perut lateral m. Rektus abdominis Menyuruh pasien tarik nafas dalam Mengkaitkan tangan & menilai kualitas nyeri

PEMERIKSAAN FISIK HERNIA No. Aspek Ketrampilan 1. Infrmed Consent 2 Penderita di posisikan untuk berdiri (+baca basmalah) 3. Inspeksi :Pelinalian di daerah inguinoscrotal, adanya

benjolan/tidak

4. Memakai sarung tangan 5. 6. 7.

BIla tidak tampak benjolan, pasien disuruh melakukan maneuver valsava sambil jari telunjuk pada canalis inguinalis -apabila terasa benjolan pada ujung jari : Hernia inguinalis lateralis - Apabila terasa benjolan pada samping jari : Hernia Inguinalis medialis

8. Menyebutkan hasil pemeriksaan dan mengucapkan terimakasih

JUMLAH TOTAL

PEMERIKSAAN FISIK APPENDICITIS No. Aspek Ketrampilan 1. Infrmed Consent 2 Penderita di posisikan untuk tiduran dengan fleksi sendi lutut

dan sendi panggul kanan

3. Periksa adakah nyeri tekan lepas pada titik McBurney 4. Tes Iliopsoas

Dilakukan ekstensi pada sendi panggul dan lutut kanan, bila nyeri +

5. Tes Obturator Dilakukan endorotasi pada tungkai kanan, bila nyeri +

6. Tes Rovsing

Page 14: Skill Lab Bedah

Dilakukan palpasi dalam pada perut kiri bawah, bila terasa nyeri pada kanan bawah +

7/ Menyebutkan hasil pemeriksaan dan mengucapkan terima kasih

TOTAL SCORE

PEMERIKSAAN FISIK UROGENITALIA No. Aspek Ketrampilan 1. Salam, informed consent, basmalah 2 Penderita diminta untuk membuka pakaian agar daerah

pemeriksaan terbuka

3. Meminta penderita untuk berbaring terlentang dimeja pemeriksaan (kaki dilipat disiku)

4. Pemeriksaan Ginjal: 1. Inspeksi

- Warna - Pembengkakan - Simatris/tidak

2. Palpasi - Teknik bimanual (taraba/tidak normal tidak

teraba - Simetris (normal ginjal kanan lebih rendah daripada

ginjal kiri) - Pembesaran (jika ada tentukan letaknya, nyeri,

konsistensi, permukaan, mobilitas 3. Perkusi 4. Nyeri kosto vertebra

- Sudut antara kosta terakhir dan tulang vertebra)

5. Pemeriksaan Fisik Ureter Jarang dilakukan bila ada nyeri kolik kemungkianan ada sumbatan

6. Pemeiksaan buli-buli Palpasi - Apakah teraba penuh/tidak - Adanya pembengkakan / tidak : letak,nyeri tekan,

konsistensi, permukaan, mobilitas

7/ Pemeriksaan genitalia 1. Ingunal

- Inspeksi : benjolan, warna (merah : limfadenopati, minta pasien berdiri apakah ada benjolan yang turun)

- Palpasi (minta pasien berdiri) : susuri dengan jari telunjuk minta pasien mengejan Dinilai bentuknya apakan sossis shape “hernia inguinalis lateralis”, half cuple “hernia inguinalis medial”

2. Penis - Inspeksi : adanya tanda tanda peradangan pada

glands penis dan preputium balanopostitis, pembesaran, luka, benjolan, adanya discharge uang keluar dari OUE, Kelainan congenital hipospadia/epispadia, fimosis/parafimosis, condiloma acuminate, herpes genitalia, karsinoma penis

Page 15: Skill Lab Bedah

- Palpasi : tekan preputium kea rah proksimal 3. Skrotum

- Inspeksi : lihat adanya tanda2 radang (hidrokel, varikokel, pembesaran, luka,benjolan, simertis/tidak, konsistensi, permukaan)

- Palpasi : simetris.tidak, benjolan, nyeri tekan, konsistensi, mobilitas, permukaan)

- Transluminasi.diaphanoskopi (lakukan ditemat yang gelap/ di tutup dengan selimut kemudaian di senter pada skrotum yang diperiksa) lihat apakah ada gambaran seperti cacing varikokel. Cairan hidrokel

4. Testis - Inspeksi : (lihat tanda2 peradangan orchitis,

adanya pembesaran/tidak) - Palpasi (simetris/tidak, ada pembesaran/tidak

jika ada dinnilai nyeri tekan atau tidak konsistensi.permukaan,mobilitas.

- Minta pasien untuk berdiri, apakah pasien erasa tidak sakit setelah berdii? “torsi testis”

8. Menyampaikan hasil pemeriksaan dan mengucapkan hamdalah + salam

ANAMNESIS PENYAKIT KRONIK No. Aspek Ketrampilan 1. Membina sambung rasa dan menjaga proses anamnesis :

- Memperlihatkan sikap menerima - Mempersilakan duduk - Melakukan cross check - Menyebut nama pasien

2 Aspek Medis A. Mengumpulkan informasi kasus penyakit kronis :

- Menanyakan nama dan umur - Menanyakan alamat dan pekerjaan - Menanyakan keluhan utama/alas an datang - Mencari kepastian dari keluhan utama - Menggali riwayat penyakit sekarang - Menggali riwayat penyakit dahulu - Menggali riwayat penyakit keluarga - Menanyakan kehidupan sehari-hari - Menanyakan anamnesis

B. Meruntutkan perjalanan penyakit kronis yang ada: - Riwayat pengobatan dan perawatan - Gangguan fisik yang ada akibat penyakit yang di

derita

TOTAL SCORE

Page 16: Skill Lab Bedah

PEMASANGAN PIPA NASOGASTRIK

NGT (Nasogastric Tube) atau pipa lambung adalah pipa lentur yang dipasang melalui lubang hidung (kadang juga melalui lubang mulut) ke dalam lambung. Diameter luar diukur dengan ukuran French (Fr), 3Fr sama dengan 1mm. Berarti NGT dengan ukuran 18Fr diameter luarnya 6mm. NGT untuk orang dewasa biasanya ukuran 16Fr Indikasi:

1. Mengosongkan lambung dari cairan/udara misalnya pada akut abdomen 2. Mencegah dilatasi lambung akut 3. Mengeluarkan racun/makanan seperti kumbah lambung pada keracunan makanan 4. Memberikan makanan ke lambung pada penderita yang tidak mampu menelan

makanannnya sendiri (makan per sonde)

Kontraindikasi:

Page 17: Skill Lab Bedah

1. Fraktur basis cranii yang mengenai os cribiformis karena pipa bisa masuk ke cavum cranii

2. Sumbatan hidung 3. Penderita yang tidak bisa mentoleransi karena selalu muntah

Cara Kerja: 1. Mengucapkan salam dan basmalah 2. Informed consent: pada pasien atau keluarga pasien (bila pasien tidak

sadar) 3. Persiapan alat: pipa lambung, handscoen, pelumas, spuit 10 cc, plester

hipoalergik, air minum dalam gelas, stetoskop 4. Bantu penderita dalam posisi Fowler, berdiri di samping kanan penderita 5. Minta penderita untuk relaks, bernapas normal melalui hidung sambil

tutup satu lubang hidung untuk menentukan lubang hidung yang terbesar atau yang tidak ada hambatan. Bila tidak melalui tes, lakukan pada lubang hidung kanan.

6. Tentukan panjang selang yang akan dimasukkan: jarak dari ujung hidung-daun telinga bawah-processus xyphoideus, tandai dengan plester

7. Beri pelumas pada ujung selang yang akan dimasukkan antara 10-20 sentimeter

8. Pakai handscoen dan ingatkan penderita bahwa insersi NGT akan dimulai. Kepala penderita agak sedikit fleksi agar NGT tidak masuk ke jalan napas

9. Masukkan selang perlahan melalui lubang hidung sampai nasopharynx posterior, mengarah ke belakang, dan sekarang minta penderita untuk menelan selang, bila kesulitan menelan bisa dibantu dengan menelan air minum yang disediakan

10. Bersamaan dengan menelan, selang kita dorong untuk memasukkannya ke lambung yaitu sampai tanda plester yang sudah dibuat. Selama prosedur, penderita bernapas melalui mulut sambil menelan

11. Jangan mendorong dengan paksa: bila ada tahanan, tersedak, atau sianosis, hentikan dan cabut NGT

12. Memeriksa apakah selang sudah masuk dalam lambung: Masukkan udara ke dalam pipa melalui spuit sebanyak 10-20cc sambil mendengarkan suara melalui setetoskop yang diletakkan di kuadran kiri atas abdomen (lambung)

13. Bila pipa berada di lambung akan terdengar suara “desir” udara dan cairan 14. Bila tidak ada suara berarti ujung pipa masih berada di oesophagus, bila ini

terjadi, masukkan 2-5 cm lagi dan cek ulang 15. Coba isap pipa dengan spuit, bila berada di lambung akan terisap cairan

lambung 16. Fiksasi pipa lambung ke hidung dengan plester 17. Kapan melepas pipa lambung: bila sudah tidak diperlukan lagi yaitu bila

penderita sudah bisa makan per oral, kembung sudah tidak ada lagi, atau bilas lambung sudah selesai. Bila diperlukan pemasangan pipa lambung dalam waktu lama maka satu minggu sekali pipa harus diganti dengan yang baru