PANDANGAN MONTESSORI

16

Click here to load reader

Transcript of PANDANGAN MONTESSORI

Page 1: PANDANGAN MONTESSORI

MAKALAH

PANDANGAN MONTESSORI TERHADAP

HIDUP BERMASYARAKAT, OLAHRAGA, DAN MAKAN-MINUM

UNTUK PERKEMBANGAN ANAK

Dosen Pengampu: Gregorius Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A.

Disusun oleh:

Mikael Jati Kurniawan

Putri Ayu Wandira

Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2010

Page 2: PANDANGAN MONTESSORI

BAB I

Pendahuluan

I.1. Latar Belakang

Manusia adalah mahluk yang dinamis. Anak dapat tumbuh dan berkembang dalam dirinya sendiri dan dari lingkungan tempat ia hidup. Hal tersebut menjadi dasar bahwa manusia juga adalah mahluk yang berkorelasi dengan manusia lain atau biasa disebut mahluk sosial. Sebagai individu ia dapat keluar menjadi saudara,teman dan kerabat bagi orang lain. Proses ini dinamakan proses manusia hidup bermasyarakat. Maria Montessori sebagai ahli didik juga membahas tentang kehidupan bermasyarakat. Anak dalam kaitannya dengan bermasyarakat pada awalnya akan berlatih praktis tentang hal-hal keseharian. Disitulah anak mulai mengenal lingkungan dan menyadari keberadaannya dalam masyarakat meskipun saat itu ia hanya memainkan perannya sebagai anak. Montessori membahas hal-hal praktis ini untuk mengenalkan anak pada lingkungannya. Sehingga penulis merasa ingin tahu bagaimana pandangan Montessori terhadap hal praktis yang dilakukan anak sebagi persiapan untuk hidup bermasyarakat.

Sedangkan, pada bab III akan menjelaskan mengenai pandangan Maria Montessori mengenai olahraga terutama senam sebagai bagian dari pendidikan gerak dan kelakuan (afektif). Maria Montessori juga menjelaskan lebih dekat mengenai pelajaran senam karena dalam sekolah Montessori juga melatih senam dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Berolahraga menjadi stimulus anak untuk tumbuh menjadi manusia yang normal. Sejak dini anak perlu dilatihkan olahraga meskipun itu hal-hal yang ringan dan hal-hal praktis.

Makan dan minum merupakan hal inti bagi keberlangsungan kehidupan manusia. Pada bab IV akan memperdalam mengenai makanan sebagai hal utama dalam tumbuh-kembang anak. Montessori juga turut berpendapat mengenai makan dan minum ini diterapkan dalam “Childrens House”.

Page 3: PANDANGAN MONTESSORI

I.2. Rumusan Masalah

I.2.1 Bagaimana pandangan Montessori mengenai pelatihan hal praktis dan bermasyarakat?

I.2.2. Bagaimana pandangan Montessori mengenai olahraga (senam)?

I.2.3. Bagaimana pandangan Montessori mengenai makan dan minum sebagai pendorong pertumbuhan dan pekembangan anak?

I.3. Tujuan

I.3.1. Mengetahui pandangan Maria Montessori mengenai pelatihan hal praktis dan bermasyarakat.

I.3.2. Mengetahui pandangan Maria Montessori mengenai olahraga.

I.3.3. Mengetahui pandangan Maria Montessori mengenai makan dan minum sebagai pendorong pertumbuhan dan pekembangan anak.

Page 4: PANDANGAN MONTESSORI

BAB II

HAL-HAL PRAKTIS UNTUK MEMPERSIAPKAN

HIDUP BERMASYARAKAT

II.1. Masa Emas Menurut Montessori

Menurut Montessori pembabakan masa usia seperti ini memperjelas pemahaman tentang perkembangan anak. Adapun pembagiannya sebagai berikut:

Tabel: Masa ‘Emas’ Menurut Montessori

USIA ANAK (tahun)

PERIODE PERKEMBANGAN

Lahir-3 Perkembangan kepekaan inderawi dan pikiran yang sudah dapat menyerap stimulus melalui panca indera

1 ½ - 3 Perkembangan kepekaan dan kemampuan berbahasa (menirukan, berkomunikasi dua arah)

1 ½ - 4 Perkembangan kordinasi dan gerakan ototTertarik dengan objek-objek yang kecil

2 – 4

Pematangan kordinasi gerakan Peduli/mempertanyakan kebenaran dan kenyataanSadar akan ruang dan waktu

2½ - 6 Pematangan pada kepekaan inderawi

3 - 6 ‘Tunduk’ pada pengaruh orang dewasa

3½ - 4½ Perkembangan kemampuan menulis

4 – 4½ Perkembangan kemampuan fisik

4½ - 5½ Perkembangan kemampuan membaca

Sumber: Hainstock, 1997:7

II. 2. Sensitive Periode

Page 5: PANDANGAN MONTESSORI

Maria Montessori percaya bahwa manusia melalui serangkaian perkembangan dalam pembelajaran selama usia pra-sekolah. Usia pra-sekolah menjadi salah satu perhatian penting dalam metode Montessori karena pada saat itu anaka mengalami perkembangan pesat. Masa penting pra-sekolah itu disebutnya dengan Sensitive Periode. Pada masa ini anak harus dilatih dalam pekerjaan praktis. Misalnya mengikat tali sepatu, mecuci piring, dan pekerjaan ringan lainnya. Pekerjaan itu makin lama makin dipersukar dan disini kesabaran anak makin bertambah. Orang dewasa hanya berperan sebagai pemimpin sekaligus pengawas, tetapi bukan guru. Berikut ini adalah hal-hal praktis yang biasa dilakukan di sekolah “Childrens House” milik Montessori:

Alokasi Waktu

Kegiatan

9:00 am10:00 am

Masuk.

Memberi salam.

Pemeriksaan kebersihan pribadi.

Latihan kehidupan praktis(saling membantu mengenakan

celemek,dan pergi ke kelas untuk melihat bahwa segala sesuatu telah

bersih dan rapi. Kebahasaan: menceritakan kembali tentang kejadian

kemarin.

10:00 am11:00 am

Istirahat sejenak. Latihan intelektual. (latihan tatanama dan latihan logika)

11:00 am11:30 am

Senam sederhana (gerakan dilakukan dengan anggun, berdiri tegak, berjalan, berbaris rapi dalam antrean, salam, gerakan untuk perhatian).

11:30 am 12:00 pm

Makan siang dan berdoa secara singkat.

12:00 pm01:00 pm

Bebas bermain

01:00 pm02:00 pm

Permainan Outdoor. Selama periode ini pada gilirannya anak-anak yang lebih tua pergi melalui dengan latihan-latihan hidup praktis, (membersihkan ruangan, debu, menata rapi)

02:00 pm03:00 pm

Kerajinan tangan dan trampilan. Mendesain.

03:00 pm04:00 pm

Senam dan bernyanyi bersama sebisa mungkin outdoor . Latihan untuk mengembangkan pemikiran: Mengunjungi, dan

merawat, tanaman dan hewan Penutupan.

Page 6: PANDANGAN MONTESSORI

Dengan hal-hal praktis ini diharapkan anak-anak mampu mengembangka dirinya dalam kehidupan bermasyarakat. Dari sini kemudian anak diarahkan ke ajaran bebas. Artinya, guru tidak akan lagi membuat komentar kepada anak-anak, mengarahkan mereka bagaimana untuk bergerak dari tempat duduk mereka. Dia akan membatasi diri untuk memperbaiki gerakan-gerakan sehingga teratur.

Page 7: PANDANGAN MONTESSORI

BAB III

Olahraga

III. 1. Pandangan Montessori terhadap Olahraga (senam)

Definisi masyarakat tentang olahraga memang bermacam-macam menurut

asumsi dan pengertiannya. Menurut Montessori, asas pendidikan yang

dikehendaki adalah kebebasan/kemerdekaan. Montessori berpendapat bahwa

manusia adalah makhluk yang memiliki tenaga dalam. Dalam menyiasati

pengajaran ia tidak setuju dengan hukuman. Hukuman akan datang dari anak itu

sendiri manakala anak itu mengalami kegagalan dan berbuat kesalahan. Prinsip-

prinsip dasar metode pengajaran Montessori ; 1) prinsip kebebasan, 2) prinsip

ilmiah, 3) prinsip keaktifan sendiri. Montessori setuju dengan metode

penyampaian materi pelajaran dengan metode peragaan. Latihan-latihan diberikan

sesuai asas didaktik yakni secara berurutan dari yang mudah menuju yang sukar.

Latihan-latihan itu meliputi : 1) latihan otot, 2) latihan alat indra dan 3) latihan

akal. Maka dalam pandangan yang seperti itu tertuju bahwa olahraga merupakan

bagian dari proses pendidikan.

Pada sekolah-sekolah umum sering dijumpai pendidikan jasmani untuk

anak-anak. Hal ini dimaksudkan supaya anak berlatih mengikuti gerakan sesuai

perintah. Maka dari itu perlu adanya pemandu sehingga gerakan-gerakannya dapat

terarah. Bagi anak-anak yang sedang menderita sakit, berolahraga dapat

membantu mereka dalam proses penyembuhan. Pemahaman tentang pendidikan

jasmani menurut Montessori juga merupakan media bantu anak-anak untuk

perkembangan normal fisiologis seperti berjalan, bernafas dan berbicara.

III. 2. Senam Bebas

Free Gymnastic atau senam bebas menurut Montessori adalah sarana

berolahraga tanpa adanya instruktur atau pengawasan pada anak. Senam ini dibagi

menjadi dua, yang pertama bahwa senam ini diposisikan anak untuk berbaris dan

Page 8: PANDANGAN MONTESSORI

diajak menyanyikan beberapa lagu. Latihan ini berguna untuk melatih pernafasan

dan melatih kerja paru-paru. Kelas yang kedua lebih pada free games atau bebas

bermain. Anak dilatih untuk bebas menggunakan alat-alat olahraga seperti bola

dan berlatih menggunakan strategi seperti permainan petak-umpet.

III. 3. Senam Pendidikan

Montessori menyebut latihan senam ini sebagai senam pendidikan yang

sekaligus anak dapat belajar. Bila dikatakan sebagai senam memang kurang

cocok. Namun yang diharapkan oleh Montessori ialah bahwa anak mampu

mengolah tanah, merawat tanaman dan hewan, peremajaan tanaman dan memberi

makan untuk ternak. Ini digunakan melatih gerak koordinasi tubuh. Hal lain untuk

membiasakan senam ini adalah seperti membuka dan menutup pintu gerbang.

Senam pendidikan harus kita latihkan juga untuk mengembangkan koordinasi

gerakan jari dan ini untuk melatih anak untuk hidup praktis seperti membuka

kancing pakaian. Adapun bahan-bahan dikdaktik dapat diusahakan oleh

pembimbing dengan kreatif sehingga anak akan semakin terpancing dengan

kreasinya.

III.4. Senam Pernafasan

Tujuan dari senam ini adalah untuk mengatur pernafasan. Montessori

memberikan contoh di sini: Mulut dibuka lebar, lidah datar dijulurkan, berkacak

pinggang. Tarik napas dalam-dalam, mengangkat bahu dengan cepat, menurunkan

diafragma. Menghembuskan napas perlahan-lahan, menurunkan bahu perlahan-

lahan, kembali ke posisi normal. Dalam hal ini instruktur harus memilih atau

merancang latihan yang sederhana. Ada pula latihan tentang penggunaan

bibir,lidah, dan gigi dengan tepat. Ini dimaksudkan untuk mengajarkan pelafalan

dan intonasi yang baik. Sehingga dapat digunakan untuk menyiapkan organ-organ

dalam pembentukan bahasa. Penyajian latihan ini diikuti oleh seluruh murid

dalam satu kelas. Namun kemudian anak akan diuji secara individual. Anak akan

diuji tentang artikulasi dan keras serta lemahnya suara.

Page 9: PANDANGAN MONTESSORI

BAB IV

MAKAN DAN MINUM BAGI ANAK MENURUT MONTESSORI

IV.1. Makan dan Minum Bagi Petumbuhan dan Perkembangan Anak

Dalam rangka untuk memperbaiki gizi dan perkembangan pada anak, ada

baiknya bila asupan gizi dari makanan dan minuman dipercayakan pada lembaga

sekolah karena akan disesuaikan dengan sifat dan fisik anak. Namun pihak

sekolahpun juga mendorong untuk melakukan makan bersama keluarga

sesudahnya ia kembali ke rumah. Hal ini akan berkelanjutan dengan kursus

memasak bagi orang tua siswa yang mampu sehingga mempunyai kebiasaan

untuk memasakkan sendiri bagi anak.

Dalam hal pengolahan, menu makanan yang tersedia adalah makanan yang

relatif lembut sehingga mudah dicerna oleh anak-anak. Karena organ pencernaan

anak belum terlalu berfungsi untuk mencerna makanan dengan baik. Setelah

menginjak usia sekitar tiga tahun, para pengasuh atau orang tua juga

direkomendasikan untuk memberikan daging, buah, dan sayuran. Bagi orang tua

atau pengasuh yang kurang mampu ada baiknya jika memberikan asupan gizi

yang sama dengan yang mampu. Misalnya dengan memberikan sup, roti rebus,

dan minyak untuk mengimbangi gizi dari kaldu daging seperti yang orang-orang

mampu berikan kepada anak-anak. Perihal minuman, disarankan untuk minum

minuman yang menyegarkan seperti air putih. Namun juga tidak pula

mengesampingkan susu sebagai asupan protein hewani dan lemak bagi anak.

Minuman seperti alkohol hendaknya tidak diberikan untuk anak usia dini karena

itu akan merusak sel saraf otak yang tidak hanya mengakibatkan kebodohan

melainkan juga mengakibatkan liver, anemia dan penyakit membahayakan yang

lain. Maka untuk anak usia dini, makanan dan minuman harus benar-benar dijaga

demi perkembangan dan pertumbuhan anak. Hal penting lainnya adalah

memodifikasi makanan dan minuman untuk anak sehingga anak tidak merasa

Page 10: PANDANGAN MONTESSORI

jenuh dan bosan dengan hidangan yang tersedia. Maka jika pandangan Montessori

ini diterapkan diharapakan akan muncul generasi yang lebih baik dan berguna

bagi masa depan.

Page 11: PANDANGAN MONTESSORI

BAB V

KESIMPULAN

Maria Montessori adalah aktivis dalam bidang pendidikan terutama pendidikan anak. Anak dapat tumbuh dan berkembang pada masa emas. Menurut Montessori pertumbuhan dan perkembangan anak di pengaruhi oleh berbagai aspek. Aspek – aspek tersebut adalah lingkungan serta makanan dan minuman.

Lingkungan sangat berpengaruh bagi tumbuh dan berkembangnya anak. Hal ini di karenakan anak belajar segala sesuatu melalui lingkungan tempat ia tumbuh. Melalui lingkungan anak akan mencontoh apa yang di lihatnya. Untuk itulah di ‘Childrens house’ Montessori mengajarkan berbagai hal praktis kepada anak. Hal ini di maksudkan agar anak kelak dapat mempraktekan berbagai hal praktis yang di ajarkan di lingkungan bermasyarakat.

Selanjutnya, makanan dan minuman juga sangat berpengaruh dalam tumbuh dan berkembangnya anak. Melalui makanan dan minuman anak akan mendapatkan asupan gizi yang di perlukan untuk perkembangan tubuhnya. Jika asupan gizi yang diterima anak buruk, maka kemungkinan besar pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada anak akan relatif buruk (kurang sehat)

Selain itu di ‘Children House’ Montessori juga mengajarkan berbagai senam praktis. Senam praktis ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi organ – organ tubuh pada anak. Demikianlah sebagian kecil usaha yang di lakukan oleh Montessori untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Untuk itulah pada ‘masa emas’ anak membutuhkan perhatian yang lebih dari orang tua, pembimbing, atau pengasuh. Karena oleh merekalah tumbuh dan perkembangan anak dapat di kontrol terutama dalam hal praktis kehidupan bermasyarakat, olahraga, dan makan-minum. Pandangan ini diharapkan oleh Montessori dapat mempersiapkan anak terjunlangsung dalam kehidupan sehari – hari.

Page 12: PANDANGAN MONTESSORI

Daftar Pustaka

Montessori, Maria. 1954. Risalah Ahli Didik I. Jakarta: Suptadarma.

Montessori, Maria. 1965. Spontaneous Activity In Education. New York: Schocken Books.

Montessori, Maria. 1995. The Absorbent Mind. New York: Henry Hold and Company.

Montessori, Maria. 2005. Education For Human Development : Understanding Montessori. Oxford :Clio Press.