Pancasila sila Negara Kesatuan Republik...
Transcript of Pancasila sila Negara Kesatuan Republik...
1
Pancasila silapertama,
KetuhananYang Maha
Esa
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakanNegara Kesatuan
Republik Indonesia menjamin
kemerdekaan penduduk untuk
memeluk agama dan menjamin agar dapat
beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu.
Al-Qur’an yang menyatakan
bahwa halal dan haram merupakan
sesuatu yang sangat prinsip
dalam Islam karena di dalamnya terkait hubungan antaramanusia dengan
Allah.
3. Banyak ditemukan kasus-kasus terkait
kehalalan produk.
1. Jumlah konsumen muslim Indonesia yangcukup besar dan potensial.
2. Produk yang beredar di masyarakat
belum terjamin kehalalannya.
Sesuatu yangdibolehkan olehAllah untukdilakukan,digunakan, ataudikonsumsi.
Produk HalalProduk yang dibolehkanoleh Allah untukdikonsumsi dan tidakberakibat mendapat dosadan siksa dari Allah SWT.
5
Pembahasan RUU JPH oleh Tim PANJA
1. Pertumbuhan permintaan produk halal dunia 9,5% dari2 trilliun USD (2013) menjadi 3,7 triliun USD tahun 2019;
2. Jumlah penduduk dunia th 2013 adalah 7.021.836.029 ±1,57 milyar beragama Islam;
3. Di Asia Tenggara, pemeluk agama Islam >250 juta;4. Kesadaran gaya hidup halal meningkat; 5. Konsumsi Muslim global tumbuh 1.626 miliar USD (2018)
sekitar 17,4 % dari total konsumsi dunia;6. Indonesia konsumen terbesar produk halal ±197 miliar
USD, Turki (100 miliar USD), Pakistan (93 miliar USD )dan Mesir (88 miliar USD).
Sumber (State of The Global Islamic Economy 2013, Thomson Reuters)
Asas Undang-Undang Nomor. 33 Tahun 2014Tentang Jaminan Produk Halal
a. perlindungan;
b. keadilan;
c. kepastian hukum;
d. akuntabilitas dan transparansi;
e. efektifitas dan efisiensi; dan
f. Profesionalitas;
1. memberikan kenyamanan,keamanan, keselamatan, dankepastian ketersediaan produkhalal bagi masyarakat dalammengonsumsi danmenggunakan produk; dan
2. meningkatkan nilai tambahbagi pelaku usaha untukmemproduksi dan menjualproduk halal.
PenyelenggaraanJPH bertujuan
KELEMBAGAAN PENYELENGGARA
JPH
1. Badan Penyelenggara Jaminan ProdukHalal (BPJPH) adalah Badan yangdibentuk pemerintah untukmenyelenggarakan JPH.
2. BPJPH berkedudukan di bawah danbertanggung jawab kepada MenteriAgama. Usulan tersebut sejalan denganketentuan Pasal 11 UU No. 39 Tahun 2008tentang Kementerian Negara.
3. Ketentuan mengenai tugas, fungsi, dansusunan organisasi BPJPH diatur dalamPeraturan Presiden.
Pasal 4 UU JPH
Produk yang masuk, beredar dandiperdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikathalal
Pasal 26 UU JPH
Pelaku Usaha yang memproduksi Produk dari Bahan yang berasal dari Bahan yang diharamkan dikecualikan dari mengajukan permohonan Sertifikat Halal dan wajib mencantumkan keterangan tidak halal pada Produk
Pasal 67 UU JPH
Kewajiban bersertifikathalal mulai berlaku 5 (lima) tahun terhitungsejak sejak UU JPH diundangkan.
Lanjutan…
Produk asal hewan yang wajibbersertifikat halal sebagaimanatelah diatur pada peraturansebelumnya (UU Nomor 41 Tahun2014) maka sifat pengaturansertifikasi halalnya adalah tetap“wajib” (mandatory).
8
LABEL HALAL
Pasal 37 UU JPH
BPJPH menetapkan bentuklabel yang berlaku nasional
Pasal 38 UU JPH
Pelaku Usaha yang telah memperolehsertifikat halal wajibmencantumkan label pada kemasan produk, bagian tertentu dariproduk, dan tempattertentu pada produk
PEMERIKSAAN
ADMINISTRASI
TIDAK
PEMERIKSAAN
OLEH AUDITOR
HALAL LPH
SIDANG
FATWA HALAL
(MUI,PAKAR, K/L,
INSTANSI TERKAIT)
PENGUJIAN OLEH
LPH
HALAL
PELAKU USAHA
PENDAFTARAN PENERBITAN
SERTIFIKAT HALAL
OLEH BPJPH
BERKAS
DIKEMBALIKAN
TIDAK
MEMENUHI
SYARAT
ADM HALAL
BPJPH
OK
ALUR PROSES SERTIFIKASI HALAL
PENOLAKAN
PEMBERIAN
SERTIFIKAT
TIDAK
MEMENUHI
SYARAT
HALAL
24
30 Hari Kerja
7 Hari Kerja
5 Hari Kerja
1. Sertifikat Halal adalah pengakuankehalalan suatu Produk yang diterbitkanBPJPH berdasarkan Surat KeputusanPenetapan Halal Produk yangdikeluarkan oleh MUI;
2. Permohonan Sertifikat Halal diajukanPelaku Usaha secara tertulis kepadaBPJPH;
3. Pelaku Usaha yang telah memperolehSertifikat Halal wajib mencantumkanLabel Halal pada produknya;
4. Sertifikat Halal berlaku selama 4(empat) tahun sejak diterbitkan olehBPJPH, kecuali terdapat perubahankomposisi Bahan;
S
E
R
T
I
F
I
K
A
T
H
A
L
A
L
a. Kementerian dan/atau Lembaga terkait;
b. LPH; danc. MUI.
BPJPH dalamMelaksanakanKewenangan
BPJPH Kemenag
Kemendag: Peredaran Barang dan
Jasa
Badan POM: Pemeriksaan
dan PengujianProduk Halal
Kemenperin: Pembinaan
Pelaku Usaha
Kemenkeu: Tarif dan
PengelolaanKeuangan BLU
Kementan: Pengendalian Bahan Pangan
dan Hewan
KAN &BSN: Standar
akreditasi dan sertifikasi
Kementerian Koperasi dan
UMKM: Pembinaan dan Pengembangan
UMKM
a. Sertifikasi Auditor Halalb. Penetapan Ketetapan
Halal; danc. Akreditasi LPH
Kerjasama BPJPHdengan MUI
Undang-undangNomor. 20 Tahun 2014
TentangStandardisasi Dan
Penilaian Kesesuaian
Undang-undang
Nomor. 33Tahun
2014
Tentang
Jaminan Produk
Halal
Kerja sama BPJPH dengan
Komite Akreditasi Nasional
a. LPH mengajuan permohonan akreditasi kepada BPJPH
dengan dokumen pendukung
b. Verifikasi kelengkapan dokumen oleh BPJPH dan
penerbitan surat keterangan akreditasi.
c. Pelaksanaan assessment Teknis oleh KAN
d. Pelaksanaan assessment Syariah oleh MUI
e. Hasil keputusan KAN dan MUI diserahkan kepada BPJPH
f. BPJPH menerbitkan sertifikat akreditasi dengan logo
BPJPH, KAN, dan MUI
g. Sertifikat Akreditasi ditanda tangani oleh kepala BPJPH.
Kerja sama BPJPH dengan LPH dilakukan untukpemeriksaan dan/ atau pengujian Produk
BPJPH menetapkan LPH untuk melakukan pemeriksaan dan/atau pengujian kehalalan Produk.
Pasal 9 UU JPH
Pasal 30 UU JPH
(1) Pemerintah dan/atau masyarakat dapat
mendirikan LPH.
(2) LPH sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai kesempatan yang sama dalam
membantu BPJPH melakukan pemeriksaan
dan/atau pengujian kehalalan Produk.
Pasal 12 UU JPH
Struktur Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal
KEPALA BADAN
SET. BADAN
BAGIAN PERENCANAAN DANSISTEM INFORMASI
BAGIAN ORGANISASI DAN
HUKUM
BAGIANKEUANGAN DAN UMUM
SUB
. PER
ENC
AN
AA
N D
AN
P
ELA
PO
RA
N
SUB
. PEN
GEL
OLA
AN
DA
TA
PR
OD
UK
HA
LAL
SUB
. SIS
TEM
INFO
RM
ASI
D
AN
HU
MA
S
SUB
. OR
GA
NIS
ASI
DA
N
KEP
EGA
WA
IAN
SUB
. HU
KU
M
SUB
. KEU
AN
GA
N
SUB
. PER
LEN
GK
AP
AN
DA
N
BM
N
SUB
. TA
TA U
SAH
A D
AN
R
UM
AH
TA
NG
GA
PUSAT REGISTRASI DAN SERTIFIKASI
HALAL
BIDANG SERTIFIKASI HALAL
BIDANG REGISTRASI HALAL
BIDANG VERIFIKASI DAN PENILAIAN
PRODUK HALAL
SUB
BID
AN
G
PEN
DA
FTA
RA
N S
ERTI
FIK
ASI
H
ALA
L P
RO
DU
K K
EMA
SAN
SUB
BID
AN
G P
END
AFT
AR
AN
SE
RTI
FIK
ASI
HA
LAL
PR
OD
UK
NO
N
KEM
ASA
N
SUB
BID
AN
G P
END
AFT
AR
AN
SE
RTI
FIK
ASI
HA
LAL
RP
U/R
PH
DA
N
PR
OD
UK
JA
SA
SUB
BID
AN
G R
EGIS
TRA
SI
PR
OD
UK
DA
N L
AB
EL H
ALA
L
SUB
BID
AN
G R
EGIS
TRA
SI
LEM
BA
GA
PEM
ERIK
SA H
ALA
L D
AN
A
UD
ITO
R H
ALA
L
SUB
BID
AN
G V
ERIF
IKA
SI
PR
OD
UK
KEM
ASA
N
SUB
BID
AN
G V
ERIF
IKA
SI
PR
OD
UK
NO
N K
EMA
SAN
SUB
BID
AN
G V
ERIF
IKA
SI
PR
OD
UK
RP
U/R
PH
DA
N
PR
OD
UK
JA
SA
PUSAT PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BIDANG BINA AUDITOR HALAL DAN
PELAKU USAHA
BIDANG PENGAWASAN JAMINAN PRODUK HALAL
. SU
BB
IDA
NG
BIN
AA
UD
ITO
R H
ALA
L
SUB
BID
AN
G B
INA
PEL
AK
U
USA
HA
DA
N K
ON
SUM
EN
SUB
BID
AN
G P
ENG
AW
ASA
N
LEM
BA
GA
PEM
ERIK
SA H
ALA
LD
AN
A
UD
ITO
R H
ALA
L
SUB
BID
AN
G P
ENG
AW
ASA
N
PEL
AK
U U
SAH
A D
AN
P
ENYE
LIA
HA
LAL
SUB
BID
AN
G P
ENG
AW
ASA
N
PR
OD
UK
DA
N J
ASA
HA
LAL
PUSAT KERJA SAMA DAN STANDARDISASI
HALAL
BIDANG KERJA SAMA JAMINAN PRODUK
HALAL
BIDANG STANDARDISASI PRODUK HALAL
. SU
BB
IDA
NG
KER
JA S
AM
A
LEM
BA
GA
PEM
ERIK
SA H
ALA
L D
ALA
M D
AN
LU
AR
NEG
ERI
SUB
BID
AN
G K
ERJA
SA
MA
M
UI D
AN
K
EME
NTE
RIA
N/L
EMB
AG
A
SUB
BID
AN
G P
EMA
NTA
UA
N
DA
N E
VA
LUA
SI K
ERJA
SA
MA
JA
MIN
AN
PR
OD
UK
HA
LAL
SUB
BID
AN
G S
TAN
DA
RD
ISA
SI
PR
OD
UK
KEM
ASA
N &
NO
N-
KEM
ASA
N
SUB
BID
AN
G S
TAN
DA
RD
ISA
SI
RU
MA
H P
OTO
NG
HEW
AN
, JA
SA,
DA
N P
ENER
BIT
AN
AK
RED
ITA
SI L
PH
SUB
BID
AN
G P
EMA
NTA
UA
N D
AN
EV
ALU
ASI
STA
ND
AR
DIS
ASI
JA
MIN
AN
PR
OD
UK
HA
LAL
BAGIAN TATA USAHA BAGIAN
TATA USAHABAGIAN
TATA USAHA
Peraturan Turunan Undang UndangTentang Jaminan Produk Halal
Terbitnya Peraturan Presiden Nomor 83 tahun 2015tentang Kementerian Agama ( pasal 45 s.d 48 BPJPH).
Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Struktur Organisasi Kementerian Agama.
Penyusunan Rancangan Peraturan PemerintahTentang Pelaksanaan Undang-Undang JaminanProduk Halal (diserahkan kepada Kemen Hum danHam).
2
1
3
Penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Tentang Penetapan Jenis dan Tarif PNBP Kementerian
Agama4
Lanjutan …
Penyusunan Draf Peraturan Menteri Agama (PMA):
1. Draf PMA tentang Tata Cara Permohonan Sertifikasi Halal dan Penyelia Halal
2. Draf PMA tentang Akreditasi LPH3. Draf PMA tentang Peran Serta Masyarakat.4. Draf PMA tentang Sanksi5. Draf PMA Pengelolaan Keuangan BPJPH6. Draf PMA Sertifikasi Auditor Halal7. Draf PMA Kerjasama Luar Negeri8. Draf PMA Pengawasan Jaminan Produk Halal9-11. Kepustusan Menteri Agama tentang Jenis-Jenis Produk
Halal dan Hewan yang di Haramkan (4 KMA)12. Draf Peraturan Menteri Agama tentang Label Halal.
5
Penyusunan Renstra, Core Bisnis dan beberapa Juklak6
KERJASAMA LUAR NEGERI
Pasal 6 UU JPH
BPJPH melakukan kerjasama dengan lembaga dalamdan luar negeri di bidang penyelenggaraan JPH.
Pasal 46 UU JPH
(1) Pemerintah dapat melakukan kerja sama internasionaldalam bidang JPH sesuai dengan ketentuan peraturanperundang – undangan.
(2) Kerjasama internasional dalam bidang JPH sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berbentuk pengembangan JPH,penilaian kesesuaian, dan/ atau pengakuan SertifikatHalal.
PRODUK LUAR NEGERI
(1) Produk luar negeri yang diimpor ke Indonesia
berlaku ketentuan sebagaimana diatur dalam
Undang-undang ini.
(2) Produk Halal sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak perlu diajukan permohonan Sertifikat
Halalnya sepanjang Sertifikat Halal diterbitkan
oleh lembaga halal luar negeri yang telah
melakukan kerja sama saling pengakuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat
(2).
(3) Sertifikat Halal sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) wajib diregistrasi oleh BPJPH sebelum
Produk diedarkan di Indonesia.
(4) Ketentuan mengenai tatacara registrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur
dalam Peraturan Pemerintah.
Pasal 47 UndangUndang
JPH:
pasal 23 dan 24 UU JPH Bahwa pelaku usaha yang mengajukan permohonansertifikat halal wajibmemisahkan lokasi, tempatdan alat penyembelihan, pengolahan, penyimpanan, pengemasan, pendistribusian, penjualan, dan penyajian anataraproduk halal dan tidak halal.
Organization Islamic Conference (OKI)
SMIIC (The Standards and
Metrology Institute for the
Islamic Countries)
This standard defines the basic
requirements that shall be
followed at any stage of food
chain including, receiving,
preparation, processing, sorting,
determination, packaging,
labelling, marking, controlling,
handling, transportation,
distribution, storage and service
of halal food and its products
based on Islamic rules.
Untuk menyelamatkan jiwa, atau memulihkan ataumemelihara kesehatan
TujuanPenggunaan Obat
Darurot Obat
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging
babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi
barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak
menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa
baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Al –
Baqarah; 173).
…………Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendakikesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya danhendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikankepadamu, supaya kamu bersyukur” (QS. Al-Baqarah: 185).
………Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan
kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (Al-
Maidah; 6)
Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia
dijadikan bersifat lemah. (An-Nisa’;28)
……Allah telah merinci apa yang diharamkan untuk kalian, kecuali jika kalian
dalam keadaan terpaksa..” (Al-An’am; 119).
Semua jenis yang diharamkan adalah haram pada kondisi
normal, pada kondisi darurat ada hukumnya sendiri, dengan
syarat-syarat
1. Yakin akan adanya bahaya yang mengancam jika
seseorang tidak mengonsumsi obat ini
2. Tidak diketemukan obat selain yang diharamkan,
yang fungsinya sepadan dengan obat tersebut
3. Tidak ada kondisi darurat pada individu jika di masyarakat
terdapat sesuatu yang dapat mengatasinyaDiambl dari Halal Haram Dalam Islam
Oleh DR. yusuf Qardhawi
Usulan pasal dalam draf RPP JPH Dalam hal ada Produk obat,
alat kesehatan, dan vaksin yang bahan bakunya belum bersumber dari
bahan halal dan apabila tidak dikonsumsi dapat mengancam
keselamatan jiwa, dapat beredar dan diperdagangkan sampai
ditemukan bahan yang halal.
Pada Pembuatan obat pengendalian menyeluruh sangat penting untuk
menjamin konsumen menerima obat yang
bermutu tinggi
pembuatan secara sembarangan tidak
dibenarkan bagi produk untuk menyelamatkan
jiwa, memulihkan atau memelihara kesehatan
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
Merupakan pedoman yang bertujuan memastikan agar
mutu obat yang dihasilkan sesuai persyaratan yang
ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya
2. Peningkatan koordinasi antar kementerian/Lembaga dalam:a. pembinaan kepada Pelaku Usaha Besar,
Menengah, Kecil dan Mikro serta PIRT dalammemproduksi, dan mendistribusikan Produk Halal.
b. optimalisasi pemberdayaan UMKM untuk dapatbersaing di pasar nasional dan Internasional.
1. Penguatan regulasi dan perangkat peraturanterkait peredaran, penyelenggaraan danpengawasan produk halal.
5. Peningkatan koordinasi antar kementerian/Lembaga
dalam penyusunan Standar Halal dan harmonisasi
dengan negara lain.
3. Peningkatan dukungan dan komitmen penyediaan
anggaran dari pemerintah untuk:
a. SDM
b. Infrastruktur
c. Pengujian dan riset produk halal.
d. Bahan baku industri yang halal, thoyib dan murah
4. Mutual Recognation Agreement (MRA) dengan Badan
Sertifikasi Halal dunia baik milik Pemerintah maupun
non Pemerintah.
TERIMAKASIH