pancasila di zaman kerajaan indonesia

13

Click here to load reader

description

NIlai-nilai pancasila di zaman kerajaan indonesia

Transcript of pancasila di zaman kerajaan indonesia

Page 1: pancasila di zaman kerajaan indonesia

PENGGALIAN NILAI – NILAI PANCASILA DI MASA

KERAJAAN

Oleh :

Kelompok 5

Desak Putu Siska Dewi 1004505008

Putu Gede Aditya Pradiptayana 1004505010

Adi Ferliyanto Waruwu 1004505021

I Komang Arya Sentana Budi 1004505027

Nyoman Agus T Surya K 1004505028

Ni Komang Surya Cahyani Putri 1004505029

Ketut Yudhi Mahartha 1004505030

JURUSAN TEKNOLOGI INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

2013

Page 2: pancasila di zaman kerajaan indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara arti kata, Pancasila mengandung arti: panca yang berarti “lima” dan

sila yang berarti “dasar”. Dengan demikian pancasila artinya lima dasar. Pengertian

Pancasila dipetik dari sejarah yang diambil pada bahasa sansekerta. Pancasila adalah

dasar filsafat negara republik Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada

tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945, diundangkan

dalam Berita Republik Indonesia tahun II no. 7 bersama-sama dengan batang tubuh

UUD 1945. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan

bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun Pancasila

adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan

Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan atau perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,

dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar

1945.

Ternyata, wujud nilai pancasila sudah ada pada saat jaman kerajaan terbukti

dengan adanya persatuan dan kesatuan antar umat beragama. Pancasila adalah dasar

pembentukan suatu bangsa dan juga berfungsi untuk menunjukkan karakteristik suatu

bangsa. Kita dituntut untuk bisa menerapkan nilai pancasila dalam kehidupan sehari –

hari dan mengetahui sejarah pancasila di masa kerajaan, dan wujud nilai pancasila

yang terdapat pada masa kerajaan. Kita menjadi tahu hak dan kewajiban kita sebagai

warga negara yang akhirnya membuat kita jadi mengerti peran dan penempatan diri

kita sebagai bagian dari suatu negara. Ketika kita semua sudah tahu dan mengerti

kewajiban yang harus dilakukan dan hak yang didapatkan, maka kita bisa

menjalankannya dengan sesuai peraturan ataupun menuntut hak – hak yang mungkin

belum terpenuhi sebagai warga negara. Setiap warga negara memiliki hak dan

kewajiban yang sama satu sama lain. Bangsa Indonesia menjadikan Pancasila

sebagai landasan ideologi yang berjiwa persatuan dan kesatuan wilayah dengan tetap

Page 3: pancasila di zaman kerajaan indonesia

menghargai serta menghormati ke-Bhinneka Tunggal Ika-an (persatuan dalam

perbedaan) untuk setiap aspek kehidupan nasional guna mencapai tujuan nasional.

Artinya, sudah menjadi hal yang tidak dapat ditampikkan lagi bahwa masyarakat

Indonesia itu jamak, plural, dan berasal dari daerah yang beragam, terdiri dari

berbagai macam suku, bahasa, adat istiadat dan kebiasaan, agama, kepercayaan, serta

kekayaan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.

Keberadaan Pancasila sebagai dasar filsafat Negara dapat ditelusuri secara

historis sejak adanya sejarah awal masyarakat Indonesia. Keberadaan masyarakat ini

dapat di lacak melalui berbagai peninggalan sejarah yang berupa peradapan, agama,

hidup ketatanegaraan, kegotongroyongan, struktur sosial dari masyarakat Indonesia.

Terbentuknya masyarakat Indonesia melalui proses sejarah sejak masa kerajaan

Kutai, Sriwijaya, Majapahit, masa penjajahan dan kemudian mencapai kemerdekaan

merupakan proses panjang. Pada masa kerajaan Kutai berkuasa telah ada adat kenduri

dan memberikan sedekah dan kepada para brahmana. Kemudian para Brahmana

menbangun Yupa (tiang batu) sebagai tanda terima kasih kepada raja Mulawarman.

Fenomena ini menggambarkan adanya nilai sosial politik dan ketuhanan pada masa

itu.

Nilai nilai yang ada dalam adat istiadat masyarakat sejak zaman Kutai sampai

Majapahit semakin mengkristal pada era sejarah perjuangan bangsa yang di tandai

dengan perumusan Pancasila sebagai dasar Negara oleh para pendiri Negara (the

founding fathers). Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa merupakan jati diri bangsa

yang menunjukkan adanya ciri khas, sifat, dan karakter bangsa yang berbeda dengan

bangsa lain.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah antara

lain:

1. Apakah bukti bahwa kerajaan Kutai telah mengamalkan nilai Pancasila

selama pemerintahannya?

Page 4: pancasila di zaman kerajaan indonesia

2. Apakah bukti bahwa kerajaan Sriwijaya telah mengamalkan nilai Pancasila

selama pemerintahannya?

3. Apakah perbedaan sistem pemerintahan kerajaan Sriwijaya dengan kerajaan

Majapahit? Lalu bagaimana perbandingannya dengan sistem pemerintahan

sekarang?

4. Apa saja contoh perwujudan pencerminan nilai Pancasila pada masa kerajaan

telah dijiwai sejak dulu?

5. Faktor apa saja yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Mataram?

6. Apakah arti semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara luas?

7. Apakah arti dari lambang Negara kita, dan bagaimana sejarah terbentuknya?

8. Bagaimana arti dari kalimat ‘masa kerajaan menjadi suatu harta khasanah

bangsa yang tak ternilai harganya’?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan ini antara lain :

1. Mengetahui tentang pengamalan Pancasila yang telah ada sejak jaman

kerajaan.

2. Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya arti Pancasila.

1.4 Metodelogi

Materi yang diangkat pada laporan ini adalah nilai-nilai Pancasila pada jaman

kerajaan kuno, seperti kerajaan Kutai, Majapahit, Sriwijaya, dan lain-lain. Selain itu,

diadakan pula Focus Group Discussion mengenai pengamalan nilai Pancasila pada

masa kerajaan sehingga dapat mengetahui informasi/pendapat dari kelompok lain,

dan dapat dijadikan tambahan guna melengkapi informasi yang telah didapatkan

sebelumnya.

Page 5: pancasila di zaman kerajaan indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bukti Bahwa Kerajaan Kutai telah mengamalkan nilai Pancasila selama

pemerintahannya

Indonesia memasuki zaman sejarah pada tahun 400M, dengan ditemukannya

prasasti yang berupa 7 yupa (tiang batu). Berdasarkan prasasti tersebut dapat

diketahui bahwa raja Mulawarman keturunan dari raja Aswawarman ketrurunan dari

Kudungga. Raja Mulawarman menurut prasasti tersebut mengadakan kenduri dan

memberi sedekah kepada para Brahmana, dan para Brahmana membangun yupa itu

sebagai tanda terimakasih raja yang dermawan (Bambang Sumadio, dkk.,1977 : 33-

32). Masyarakat kutai yang membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini

menampilkan nilai-nilai sosial politik dan ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri,

serta sedekah kepada para Brahmana. Hal tersebut menandakan bahwa nilai sosial

politikdan ketuhanan (dalam bentuk kenduri dan sedekah kepada brahmana) telah ada

pada saat itu, dimana bentuk kerajaan dengan agama dijadikan tali pengikat

kewibawaan raja.

2.2 Bukti Bahwa Kerajaan Sriwijaya Telah Mengamalkan Nilai Pancasila

Selama Pemerintahannya

Kerajaan Sriwijaya telah mengamalkan nilai-nilai pancasila pada zamannya.

Adapun bukti-bukti bahwa nilai Pancasila ada pada zaman tersebut antara lain:

1. Nilai sila pertama, terwujud dengan adanya kerukunan hidup antara umat

agama Budha dan Hindu yang hidup secara damai. Selain itu di Kerajaan

Sriwijaya juga terdapat pusat pembinaan dan pengembangan agama Budha.

2. Nilai sila kedua, terwujud dengan terjadinya hubungan antara Sriwijaya dan

India (Dinasti Harsha) dalam bentuk pengiriman para pemuda untuk belajar di

India. Contoh tersebut merupakan bukti bahwa pada masa tersebut telah

tumbuh niali-nilai politik luar negeri yang bebas dan aktif.

Page 6: pancasila di zaman kerajaan indonesia

3. Nilai sila ketiga, sebagai negara maritim, Sriwijaya telah menerapkan konsep

Wawasan Nusantara.

4. Nilai sila keempat, Sriwijaya telah memiliki kedaulatan yang sangat luas,

meliputi (Indonesia sekarang, Siam, dan Semenanjung Melayu.

5. Nilai sila kelima, Sriwijaya menjadi pusat pelayaran dan perdagangan

sehingga kehidupan rakyatnya sangat makmur.

2.3 Perbedaan Sistem Pemerintahan Kerajaan Sriwijaya Dengan Kerajaan

Majapahit Serta Perbandingannya Dengan Sistem Pemerintahan

Sekarang

1. Kerajaan Sriwijaya

Dalam perkembangan sejarah Indonesia, Kerajaan Sriwijaya merupakan

sebuah kerajaan besar yang megah dan jaya di masa lampau. Namun, tidak semua

raja yang pernah memerintah meninggalkan prasasti. Raja-raja yang berhasil

diketahui pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya adalah sebagai berikut. Raja

Dapunta Hyang Berita mengenai raja ini diketahui melalui Prasasti Kedukan Bukit

(683 M). Pada masa pemerintahannya. Raja Dapunta Hyang telah berhasil

memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke wilayah Jambi, yaitu dengan

menduduki wilayah Minangatamwan. Sejak awal pemerintahannya. Raja Dapunta

Hyang telah mencita-citakan agar Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim. Raja

Balaputra Dewa Pada masa pemerintahan Balaputra Dewa, Kerajaan Sriwijaya

mengalami masa kejayaannya. Pada awalnya. Raja Balaputra Dewa adalah raja dari

Kerajaan Syailendra (di Jawa Tengah). Ketika terjadi perang saudara di Kerajaan

Syailendra antara Balaputra Dewa dan Pramodhawardani (kakaknya) yang dibantu

oleh Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya), Balaputra Dewa mengalami kekalahan. Akibat

kekalahan itu. Raja Balaputra Dewa lari ke Sriwijaya. Di Kerajaan Sriwijaya

berkuasa Raja Dharma Setru (kakak dari ibu Raja Balaputra Dewa) yang tidak

memiliki keturunan, sehingga kedatangan Raja Balaputra Dewa di Kerajaan

Sriwijaya disambut baik. Kemudian, ia diangkat menjadi raja. Pada masa

pemerintahan Raja Balaputra Dewa, Kerajaan Sriwijaya berkembang pesat. Raja

Page 7: pancasila di zaman kerajaan indonesia

Balaputra Dewa meningkatkan kegiatan pelayaran dan perdagangan rakyat Sriwijaya.

Raja Sanggrama Wijayatunggawarman. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan

Sriwijaya mengalami ancaman dari Kerajaan Chola. Di bawah Raja Rajendra Chola,

Kerajaan Chola melakukan serangan dan berhasil merebut Kerajaan Sriwijaya.

Sanggrana Wijayattunggawarman berhasil ditawan. Namun pada masa pemerintahan

Raja Kulottungga I di Kerajaan Chola, Raja Sanggrama Wijayattunggawarman

dibebaskan kembali. B. Kerajaan Majapahit

Majapahit memiliki struktur pemerintahan dan susunan birokrasi yang teratur

pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan tampak struktur dan birokrasi tersebut

tidak banyak berubah selama perkembangan sejarahnya. Raja dianggap sebagai

penjelmaan dewa di dunia dan ia memegang otoritas politik tertinggi. Raja dibantu

oleh sejumlah pejabat birokrasi dalam melaksanakan pemerintahan dengan para putra

dan kerabat dekat raja memiliki kedudukan tinggi. Perintah raja biasanya diturunkan

kepada pejabat-pejabat dibawah, antara lain yaitu:

a. Rakryan Mahamantri Katrini biasa dijabat putra-putra raja.

b. Rakryan Mantri ri Pakira-kiran dewan menteri yang melaksanakan

pemerintahan.

c. Dharmmadhyaksa para pejabat hukum keagamaan.

d. Dharmma-upapatti para pejabat keagamaan

Perbandingan sistem pemerintahan pada jaman kerajaan Sriwijaya dan

Majapahit dengan sistem pemerintahan sekarang tidak terlalu berbeda. Jaman dahulu

telah dikenal pejabat birokrasi, sama seperti sekarang. Hanya saja jaman dahulu

belum ada aturan tertulis yang dapat berlaku di seluruh Indonesia seperti aturan

perundang-undangan seperti jaman sekarang.

2.4 Contoh Perwujudan Pencerminan Nilai Pancasila Pada Masa Kerajaan

Telah Dijiwai Sejak Dulu

Dalam beberapa peninggalan buku kuno, diantaranya adalah buku Sutasoma

karangan Mpu Tantular berisi kalimat yang dijadikan semboyan bangsa Indonesia

Page 8: pancasila di zaman kerajaan indonesia

yaitu “Bhinneka Tunggal Ika” yang bermakna mampersatukan seluruh rakyat wilayah

Nusantara dalam bentuk Persatuan dan Kesatuan tanpa terpecah-pecah dengan

mengabaikan perbedaan yang ada dalam masyarakat seluruh wilayah Nusantara.

Hal tersebut menunjukan bahwa nilai Pancasila telah dijiwai sejak zaman

dahulu. Terbukti dengan adanya beberapa bukti sejarah, seperti misalnya kenduri

yang diadakan di kerjaaan Kutai, kemudian sumpah Amukti Palapa yang diucapkan

oleh Gajah Mada pada zaman kerajaan Majapahit, dan bukti lainnya yang

menunjukan bahwa Pancasila sebagai asas-asas yang menjiwai kehidupan rakyat,

telah dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

2.5 Penyebab Runtuhnya Kerajaan Mataram

Runtuhnya kerajaan Mataram disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama,

disebabkan oleh letusan gunung Merapi yang mengeluarkan lahar. Kemudian

lahar tersebut menimbun candi-candi yang didirikan oleh kerajaan, sehingga

candi-candi tersebut menjadi rusak. Kedua, runtuhnya kerajaan Mataram

disebabkan oleh krisis politik yang terjadi tahun 927-929 M. Ketiga, runtuhnya

kerajaan dan perpindahan letak kerajaan dikarenakan pertimbangan ekonomi.

Di Jawa Tengah daerahnya kurang subur, jarang terdapat sungai besar dan

tidak terdapatnya pelabuhan strategis. Sementara di Jawa Timur, apalagi di

pantai selatan Bali merupakan jalur yang strategis untuk perdagangan, dan

dekat dengan daerah sumber penghasil komoditi perdagangan.

Mpu Sindok mempunyai jabatan sebagai Rake I Hino ketika Wawa

menjadi raja di Mataram, lalu pindah ke Jawa timur dan mendirikan dinasti

Isyana di sana dan menjadikan Walunggaluh sebagai pusat kerajaan . Mpu

Sindok yang membentuk dinasti baru, yaitu Isanawangsa berhasil membentuk

Kerajaan Mataram sebagai kelanjutan dari kerajaan sebelumnya yang berpusat

di Jawa Tengah. Mpu Sindok memerintah sejak tahun 929 M sampai dengan

948 M.

Page 9: pancasila di zaman kerajaan indonesia

2.6 Arti semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara luas

Hakekat nilai Pancasila pada semboyan Bhineka Tunggal Ika adalah pada

maknanya Bhineka Tunggal Ika memiliki pengertian walaupun berbeda-beda namun

tetap satu jua, hal tersebut sudah mencakup dan menjawab dari kelima sila yang ada

pada Pancasila karena pada hakikatnya Pancasila berfungsi sebagai pemersatu

bangsa. Bangsa Indonesia menjadikan Pancasila sebagai landasan ideologi yang

berjiwa persatuan dan kesatuan wilayah dengan tetap menghargai serta menghormati

ke-Bhinneka Tunggal Ika-an (persatuan dalam perbedaan) untuk setiap aspek

kehidupan nasional guna mencapai tujuan nasional. Artinya, sudah menjadi hal yang

tidak dapat ditampikkan lagi bahwa masyarakat Indonesia itu jamak, plural, dan

daerah yang beragam, terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, adat-istiadat dan

kebiasaan, agama, kepercayaan kekayaan yang terbentang dari Sabang sampai

Merauke. Oleh karena itu nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an harus diwujudkan

dan diaktualisasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Implementasinya dalam kehidupan nasional adalah, memahami kemajemukan sosial

dan budaya atau multikulturalisme sebagai dasar nilai-nilai Ke-Bhinneka Tunggal

Ika-an dalam kehidupan untuk membangun kehidupan bermasyarakat, bernegara dan

berbangsa. Pemahaman terhadap nilai-nilai ke-Bhinneka Tunggal Ika-an dimaksud

adalah menerapkan atau melaksanakan sehari-hari, baik secara individu, kelompok

masyarakat, dan bahkan secara nasional, mencakup kehidupan politik, ekonomi,

sosial dan budaya, serta pertahanan nasional di seluruh lapisan masyarakat yang

jumlahnya besar dan beragam, sehingga tercipta stabilitas nasional yang kondusif

untuk pembangunan masyarakat sejahtera, adil-makmur dan merata.

2.7 Arti dan Sejarah Terbentuknya Lambang Negara Indonesia

Burung Garuda atau sering disebut Garuda Pancasila merupakan bentuk form

asli yang melambangkan citra dari negara Indonesia. Burung garuda ini diambil dari

cerita pewayangan khas budaya Indonesia. Sejarah singkat pembuatan lambang

Negara dimulai dari Sultan Hamid II, perancangan lambang negara dimulai pada

Desember 1949, beberapa hari setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia

Page 10: pancasila di zaman kerajaan indonesia

Serikat oleh Belanda. Kemudian pada tanggal 10 Januari 1950, dibentuklah Panitia

Lencana Negara yang bertugas menyeleksi usulan lambang negara. Dari berbagai

usul lambang negara yang diajukan ke panitia tersebut, rancangan karya Sultan

Hamid II lah yang diterima. Sultan Hamid II (1913–1978) yang bernama lengkap

Syarif Abdul Hamid Alkadrie merupakan sultan dari Kesultanan Pontianak yang

pernah menjabat sebagai Gubernur Daerah Istimewa Kalimantan Barat dan juga

Menteri Negara Zonder Portofolio pada era Republik Indonesia Serikat.

Setelah disetujui, rancangan itupun disempurnakan sedikit demi sedikit atas

usul Presiden Soekarno dan masukan berbagai organisasi lainnya, dan akhirnya pada

bulan Maret 1950, jadilah lambang negara seperti yang kita kenal sekarang.

Rancangan final lambang negara itupun akhirnya secara resmi diperkenalkan ke

masyarakat dan mulai digunakan pada tanggal 17 Agustus 1950 dan disahkan

penggunaannya pada 17 Oktober 1951 oleh Presiden Soekarno dan Perdana Menteri

Sukiman Wirjosandjojo .

Meskipun telah disahkan penggunaannya sejak tahun 1951, tidak ada nama

resmi untuk lambang negara itu, sehingga muncul berbagai sebutan untuk lambang

negara itu, seperti Garuda Pancasila, Burung Garuda, Lambang Garuda, Lambang

Negara, atau hanya sekedar Garuda. Nama Garuda Pancasila baru disahkan secara

resmi sebagai nama resmi lambang negara pada tanggal 18 Agustus 2000 oleh MPR

melalui amandemen kedua UUD 1945.

2.8 Arti Dari Kalimat ‘Masa Kerajaan Menjadi Suatu Harta Khasanah

Bangsa yang Tak Ternilai Harganya’

Masa kerajaan menjadi Khasanah budaya yang tak ternilai harganya tersebut

merupakan khasanah kebudayaan bangsa yang harus dilestarikan. Masa lalu menjadi

aspek penting dalam kehidupan manusia karena dari masa lalulah bangsa kita dapat

berkembang menjadi seperti sekarang.

Masa kerjaan bisa dikatakan sebagai warisan yang menjadi bukti bahwa

perdaban bangsa Indonesia telah mengajarkan kita untuk senantiasa menjunjung

tinggi nilai-nilai Pancasila. Karena Pancasila sebagai filsafat hidup bangsa merupakan

Page 11: pancasila di zaman kerajaan indonesia

jati diri bangsa yang menunjukkan adanya ciri khas, sifat, dan karakter bangsa yang

berbeda dengan bangsa lain.

Page 12: pancasila di zaman kerajaan indonesia

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hal penting yang dapat kita petik sebagai penerus bangsa adalah bahwa betapa

sulitnya para pendahulu kita untuk mempersatukan nusantara, jadi kita sebagai

penerus bangsa sudah merupakan kewajiban kita untuk menghormati segala bentuk

pengorbanan yang telah dilakukan oleh pendahulu kita. Hal ini dapat kita lakukan

dengan mempertahankan nilai-nilai Pancasila dan mengimplementasikan nilai-nilai

tersebut dalam kehidupan sehari-hari, karena dari nilai-nilai Pancasila itulah kita

dapat mempertahankan kesatuan nusantara.

3.2 Saran

Bagi generasi muda diharapkan dapat meneruskan pembangunan bangsa ini

dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang telah ada sejak jaman kerajaan

dahulu sehingga Bangsa Indonesia dapat lebih maju dalam segala bidang.

Page 13: pancasila di zaman kerajaan indonesia

Daftar Pustaka

Taqwa, Stit. 2011. Pancasila Dalam Konteks Sejarah. (online).

(http://stitattaqwa.blogspot.com/2011/06/pancasila-da-lam-konteks-sejarah.html,

diakses pada tanggal 9 oktober)

Komarudin, Asep. 2009. Pancasila Dalam Konteks Sejarah Indonesia. (online).

(http://asheep-show.blogspot.com/2009/11/pancasila-dalam-konteks-sejarah.html,

diakses pada tanggal 9 oktober)

Anonim. -. Mengenal Pahlawan Nasional. (pdf).

(http://ilmci.com/asset/content/kp_pahlawan_nasional.pdf, diunduh pada tanggal 9

Oktober 2013)

Dokter Iid. 2011. Pancasila pada zaman nenek moyang kita. (online). (http://dokter-

ridwan.blogspot.com/2011/09/pancasila-pada-nenek-moyang-kita.html, diakses pada

tanggal 9 Oktober 2013)

Pendem. Suwardi. 2013. Pancasila Sebagai Ideologi Nasional. (online).

(http://suwardi-smpn2mojogedang.blogspot.com/2013/04/pancasila-sebagai-ideologi-

nasional.html, diakses pada tanggal 9 Oktober 2013)