PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang...

19
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA 13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA 1314 KARAKTER ERUPSI KELUD 2014, PEMBELAJARAN DALAM MITIGASI INFRASTRUKTUR DI KAWASAN RAWAN BENCANA A. Heriwaseso 1* S.D. Andreastuti 1 A. Budianto 1 I. Santosa 1 Y. Kristiawan 1 M.C. Natalia 1 Khoirul 2 Budi 2 Kuncoro 2 Dani 2 1 Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Bandung 2 Pengamat G. Kelud Pos Pengamatan G. Kelud, Sugihwaras Kediri *[email protected] ABSTRAK Erupsi Sub-Plinian G. Kelud terjadi tanggal 13 Februari 2014 pukul 22.50 WIB disusul berikutnya pada pukul 23.23 WIB dan 23.29 WIB. Pengamatan stratigrafi dan data citra satelit erupsi 2014 memperlihatkan adanya kesamaan stratigrafi yang memiliki perbedaan baik dari litologi dan strukturnya. Mekanisme aliran piroklastik paska erupsi 2014 adalah partial column collapse dengan aliran piroklastik dominan terarah ke Kali Bladak, Kali Pulo, Kali Konto dan Kali Putih. Stratigrafi hasil erupsi menunjukan adanya material pembongkaran kubah lava, disusul diendapkan material hasil column collapse berupa block and ash, aliran piroklastik, surge dan jatuhan piroklastik. Ketinggian kolom erupsi mencapai 17-18 km melontarkan sekitar 219 juta m 3 material vulkanik kearah barat barat daya. Dampaknya menyebabkan terjadi evakuasi 36 desa ke 78 tempat diluar zona 10 km, meliputi 78.256 orang di tempat pengungsian. Kerusakan hebat terjadi pada radius 3 km yang menyebabkan kerusakan total infrastruktur pariwisata kawah G. Kelud di Kediri. Kerusakan jalan dan putusnya jembatan akibat tebalnya pasir dan aliran lahar menambah besarnya kerugian. Kerugian ekonomi juga terjadi di sebagian besar pulau jawa karena dampak abu vulkanik menyebabkan kerusakan sarana transportasi terutama transportasi udara (penutupan bandara). Gambaran ini menunjukan adanya potensi ancaman erupsi di masa yang akan datang dan bagaimana bersinergi dalam pembangunan infrastruktur di kawasan rawan bencana G. Kelud. Kata kunci : geologi gunungapi, karakter, tephra, mitigasi 1. Pendahuuan 1.1. Latar Belakang Secara geografis G. Kelud terletak pada koordinat 07 O 56’00” LS dan 112 O 18’30” BT termasuk dalam tiga wilayah administratif yaitu Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang, Propinsi Jawa Timur. Gunung Kelud (1731 m dpl) merupakan salah satu gunungapi strato aktif Tipe A yang berada di wilayah padat penduduk. Kelud (1731) merupakan gunungapi yang unik di Indonesia. Tercatat sudah puluhan kali mengalami erupsi eksplosif sejak tahun 1000 hingga kini. Sejak tercatat oleh manusia setidaknya sudah 34 kali erupsi dengan skala indek erupsi yang berbeda-beda. Berdasarkan statistik perioda letusan G. Kelud antara 14 31 tahun. Erupsi dengan skala VEI (Volcanic Eruption Index) 5 pernah terjadi tahun 1586 yang menimbulkan korban hingga 10.000 jiwa.

Transcript of PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang...

Page 1: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1314

KARAKTER ERUPSI KELUD 2014, PEMBELAJARAN DALAM MITIGASI

INFRASTRUKTUR DI KAWASAN RAWAN BENCANA

A. Heriwaseso1*

S.D. Andreastuti1

A. Budianto1

I. Santosa1

Y. Kristiawan1

M.C. Natalia1

Khoirul2

Budi2

Kuncoro2

Dani2 1Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi – Badan Geologi Bandung

2Pengamat G. Kelud – Pos Pengamatan G. Kelud, Sugihwaras Kediri

*[email protected]

ABSTRAK

Erupsi Sub-Plinian G. Kelud terjadi tanggal 13 Februari 2014 pukul 22.50 WIB disusul berikutnya

pada pukul 23.23 WIB dan 23.29 WIB. Pengamatan stratigrafi dan data citra satelit erupsi 2014

memperlihatkan adanya kesamaan stratigrafi yang memiliki perbedaan baik dari litologi dan

strukturnya. Mekanisme aliran piroklastik paska erupsi 2014 adalah partial column collapse dengan

aliran piroklastik dominan terarah ke Kali Bladak, Kali Pulo, Kali Konto dan Kali Putih. Stratigrafi

hasil erupsi menunjukan adanya material pembongkaran kubah lava, disusul diendapkan material hasil

column collapse berupa block and ash, aliran piroklastik, surge dan jatuhan piroklastik. Ketinggian

kolom erupsi mencapai 17-18 km melontarkan sekitar 219 juta m3 material vulkanik kearah barat –

barat daya.

Dampaknya menyebabkan terjadi evakuasi 36 desa ke 78 tempat diluar zona 10 km, meliputi 78.256

orang di tempat pengungsian. Kerusakan hebat terjadi pada radius 3 km yang menyebabkan kerusakan

total infrastruktur pariwisata kawah G. Kelud di Kediri. Kerusakan jalan dan putusnya jembatan akibat

tebalnya pasir dan aliran lahar menambah besarnya kerugian. Kerugian ekonomi juga terjadi di

sebagian besar pulau jawa karena dampak abu vulkanik menyebabkan kerusakan sarana transportasi

terutama transportasi udara (penutupan bandara). Gambaran ini menunjukan adanya potensi ancaman

erupsi di masa yang akan datang dan bagaimana bersinergi dalam pembangunan infrastruktur di

kawasan rawan bencana G. Kelud.

Kata kunci : geologi gunungapi, karakter, tephra, mitigasi

1. Pendahuuan

1.1. Latar Belakang

Secara geografis G. Kelud terletak pada koordinat 07O 56’00” LS dan 112O 18’30” BT

termasuk dalam tiga wilayah administratif yaitu Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang,

Propinsi Jawa Timur. Gunung Kelud (1731 m dpl) merupakan salah satu gunungapi strato

aktif Tipe A yang berada di wilayah padat penduduk.

Kelud (1731) merupakan gunungapi yang unik di Indonesia. Tercatat sudah puluhan kali

mengalami erupsi eksplosif sejak tahun 1000 hingga kini. Sejak tercatat oleh manusia

setidaknya sudah 34 kali erupsi dengan skala indek erupsi yang berbeda-beda. Berdasarkan

statistik perioda letusan G. Kelud antara 14 – 31 tahun. Erupsi dengan skala VEI (Volcanic

Eruption Index) 5 pernah terjadi tahun 1586 yang menimbulkan korban hingga 10.000 jiwa.

Page 2: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1315

Di abad 20 saja telah terjadi 8 kali erupsi dengan tingkat kerusakan yang tinggi. Erupsi

explosif dan dampaknya tercatat tahun 1901, 1919, 1951, 1966, 1990 dan 2014 (Tabel 1).

Setelah 14 tahun istirahat, G.Kelud menunjukan aktivitas tanggal 3-4 November 2007 dengan

terbentuknya kubah lava di tengah danau kawah dengan volume 16,2 jutam3 (Hidayati, 2010).

Tujuh tahun kemudian tanggal 13 Februari 2014 erupsi eksplosif terjadi pada pukul 22:50,

23:23, dan 23:29 WIB dengan intensitas yang besar (skala VEI 4). Erupsi tahun 2014

menghasilkan material vulkanik yang berupa aliran piroklastik dan jatuhan piroklastik.

Berdasarkan perhitungan metode Weibull (Bonadona dan Costa, 2011) total volume material

vulkanik akibat erupsi 13 Februari 2014 adalah 219 juta m3 yang dominan tersebar kearah

barat-barat daya G. Kelud. Lontaran batu juga tersebar kearah utara-barat daya (kota kediri)

dan abunya tersebar hingga jawa barat. Perubahan ketebalan material vulkanik terutama abu

sangat dipengaruhi oleh keadaan dan kondisi perubahan angin tiap level ketinggian pada saat

erupsi. Lihat tabel 1.

Besar/kecilnya jumlah korban khususnya korban jiwa, selain explositasinya erat

kaitannya juga dengan volume air danau kawah dan kubah lava. Fungsinya saluran pengendali

air danau yang dialirkan melalui Kali-Kali besar yang berhulu di puncak G. Kelud, seperti K.

Bladak, dan K. Sumberagung. Kubah G. Kelud 4 November 2007 hanya bertahan selama 7

tahun. Awal aktivitas dinyatakan meningkat berdasarkan hasil pemantauan visual dan

instrumental serta potensi ancaman bahaya G. Kelud maka terhitung tanggal 2 Februari 2014

pukul 14:00 WIB status kegiatan G. Kelud dinaikan dari Normal (Level I) menjadi Waspada

(Level II).Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental serta potensi ancaman

bahaya G. Kelud, maka terhitung tanggal 13 Februari 2014 pukul 21:15 WIB status kegiatan

G. Kelud dinaikkan dari SIAGA (level III) menjadi AWAS (level IV). Dan malam itu juga

pukul 22.45WIB, 13 Februari 2014 gunung Kelud meletus dahsyat hingga menghancurkan

kubahnya.

1.2. Sejarah Erupsi

Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha,

singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif. Berdasarkan sejarah letusan yang

memiliki VEI (Volcanic Eruption Index) 3 sejak tahun 1311 dan pernah hingga VEI 5 tahun

1586. Berdasarkan catatan sejarah kegiatan erupsi G. Kelud mulai pada tahun 1000.

Disebutkan, bahwa erupsi tersebut terjadi selama 3 abad berturut-turut, yakni dari 1311-1600

dan 1600-1900 mempunyai selang waktu istirahat terpanjang 65-76 tahun, dan tersingkat 3

tahun. Sedangkan sejak 1900 hingga sekarang, waktu istirahat terpanjang adalah 15-31 tahun,

dan tersingkat 1 tahun. Letusan besar yang tercatat adalah pada tahun 1586, 1919, 1951, 1966,

dan 1990. Kemudian setelah berisitirahat 17 tahun, G. Kelud kembali memperlihatkan

aktifitasnya berupa erupsi efusif dan memperlihatkan perubahan morfologi dari danau kawah

dengan muncul kubah lava tahun 2007 dan akhirnya pada tanggal 13 Februari 2014 terjadi

erupsi eksplosif kembali (Tabel 2).

1.3. Kondisi Kawah

G. Kelud merupakan aset pariwisata yang sangat indah. Bukan hanya dari keindahan

alam dan danau kawahnya namun juga budaya terutama wisata mistis yang berkembang di

masyarakat Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang. Gambaran tersebut dapat dilihat dari

ramainya pengunjung obyek wisata G. Kelud dari tahun ke tahun(Foto 1). Infrastrukur dan

aset pariwisata terus dibangun di kawasan rawan bencana, sehingga masyarakat lupa akan

kekuatan erupsi dari G. Kelud.

Berdasarkan perhitungan dengan metode Carey dan Sparks (1986) tinggi kolom letusan G.

Kelud tahun 2014 adalah 17 km yang menyebabkan terjadi perubahan morfologi didalam

kawah, terutama kubah lava yang mempunyai volume 16,28 Jt m2 hancur dan menyisakan

Page 3: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1316

kawah baru dengan diameter lk 450m dan kedalaman lk 50 m serta terdapat sisa kubah lava

dengan ketinggian lk 10 m disisi sebelah selatan kawah dalam. Data survei dilapangan

menunjukan didalam kawah sudah terbentuk morfologi kawah baru dengan lubang berukuran

450m dengan kedalaman sekitar 50m. Fumatola dan Solfatara juga terlihat dalam 3 titik yang

berbeda, disebelah utara dan barat. Kawah yang terlihat kosong dengan sedikit air di bagian

timur yang mungkin akibat genangan air hujan setelah erupsi 13 Februari 2014 (Foto 2).

Paska Erupsi, kondisi sekitar kawah juga menunjukan kerusakan yang sangat parah, dan

seluruh sarana dan prasarana disekitar kawah hampir tidak bisa digunakan kembali khususnya

tempat wisata G. Kelud. Lontaran batu dengan ukuran bom dan bongkah telah merusakkan

segala fasilitas di sekitar G. Kelud dengan radius 3 km (Foto 3). Kondisi hutan yang dulunya

hijau telah berubah menjadi gersang karena pohon disekitarnya rusak dan tumbang. Lahan

tertutup abu dan pasir sehingga tanaman mati. Kondisi panas dan kurang air menyebabkan

tumbuhan lebih cepat layu dan mati. Kenampakan di lapangan menunjukan perbedaan yang

mencolok sebelum dan sesudah erupsi. Tempat dan fasilitas wisata juga tertutup material

vulkanik sehingga tidak dapat digunakan lagi. Kerusakan juga terjadi pada jalan atau akses ke

puncak G. Kelud akibat terkena lontaran batu yang menyisakan lubang sekitar 30-100 cm.

Bangunan istirahat bagi wisatawan juga rusak parah menyisakan kolom beton, instalasi litrik,

telpon dan air juga tidak bisa digunakan kembali. Bangunan wisatawan beserta tempat

parkirnya juga sudah tidak nampak lagi tertutup endapan vulkanik, juga terowongan yang

berfungsi sebagai jalan tembus ke lokasi puncak dan fasilitas rekreasi lainnya juga rusak

parah. Demikian juga tangga – tangga untuk berwisata juga sudah tidak nampak kembali. Pos

pengamatan Gunungapi yang jaraknya 7 km dari kawah juga terkenda dampak jatuhan dan

lontaran batu berukuran 2-8 cm dan juga abu vulkanik dengan ketebalan 4-6cm yang

menyebabkan kerusakan pada atap bangunan. Lihat foto 4.

1.4. Seismisitas

Evakuasi dilaksanakan pada radius 10 km meliputi 36 desa yang ditampung pada 78

tempat pengungsian. Kerusakan juga terjadi khususnya atap rumah pada radius 10km

terutama pada sektor utara yaitu desa puncu dan desa kutut di Ngantang. Survei pada bulan

maret memperlihatkan bekas kerusakan yang cukup banyak khususnya rumah dan pertanian

masyarakat. Pada bulan tersebut hujan masih intensif sehingga membuat beberapa tempat

mengalami erosi yang menyebabkan terjadinya lahar hingga 30km dari puncak. Selain itu

material yang diendapkan di area puncak mengalami erosi yang tinggi sehingga terjadi

perubahan ketebalan material secara signifikan. Perubahan itu terlihat pada daerah Ngantang

(7km dari puncak) yang ketebalan pada saat letusan hingga 60cm, dan menjadi 14cm pada

bulan mei (3-4 bulan setelah erupsi).

Jika dibandingkan dengan erupsi tahun 1990 terdapat persamaan dalam karakter kegempaan,

yaitu terjadi peningkatan gempa permukaan / dangkal pada saat sebelum erupsi ( 459 kejadian

– th 1990 dan 442 kejadian – 2014), Tremor dan swarm terjadi 2-6 jam sebelum erupsi, dan

tremor vulkanik over scale sebelum erupsi (Tabel 3).

Perbedaan yang perlu diperhatikan adalah Pada tgl 10 Februari 1990 jumlah gempa

berangsur-angsur menurun dan akhirnya menghilang selama 3 jam, dan kemudian terjadi

swarm gempa vulkanik hingga pada saat letusan, sedangkan tgl 13 Februari 2014

kecenderungan peningkatan gempa yang semakin tinggi dan diakhiri oleh erupsi.

2. Metode Penelitian

Metoda kerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Pengambilan data lapangan dan dokumentasi

2. Analisis laboratorium, remote sensing dan studio

Page 4: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1317

3. Data

3.1 Peta Isopach

Berdasarkan saksi mata erupsi kelud didahului oleh ledakan dan getaran diikuti oleh

visual kolom hitam yang tebal disertai petir. Keadaan tersebut berlangsung hingga pukul

23.30 dengan disertai hujan batu (litik dan pumice) dan diakhiri oleh hujan pasir dan abu lebat

disekitar G. Kelud. Kubah lava 2007 hancur dan tersebar hingga radius 3km sementara krikil

dan pasirnya tersebar hingga 30 km bahkan sampai diarea solo dan jogjakarta yang berjarak

180km dari pusat erupsi. Hal ini menyebabkan terjadinya penutupan sementara bandar udara

internasional di Jawa (Surabaya, Malang, Jogja, Solo, Semarang dan Bandung). Berikut ini

perbandingan dengan Luas dari Isopach Kelud 1990 dan Kelud 2014 (Gambar 1). Dihitung

dengan mengggunakan Quantum GIS.

3.2. Pola Erupsi Vulcanian - plinian 13 Februari 2014

Pola erupsi G. Kelud menunjukan dominasi jatuhan piroklastik, hal ini menunjukan

bahwa erupsi G. Kelud bersifat eksplosif. Selain itu pola ini dapat dilihat pada singkapan

batuan yang dapat ditemukan hampir seluruh daerah sekitar G. Kelud. Perlapisan Jatuhan

piroklastik yang memiliki komponen 70% pumice / batu apung dan keberadaan litik

menunjukan pola erupsi eksplosif. Erupsi bertipe Vulkanian – Subplinian tanggal 13 Februari

2014 dimulai pukul 22:50 menghancurkan kubah lava G. Kelud 2007. Bongkah dan blok

batuan jatuh di sekitar kawah pada radius 3 km, material yang berukuran pasir – kerakal jatuh

hingga jarak 100 km dari Kawah Kelud. Abu Vukanik terbawa angin ke segala arah terutama

ke arah barat menyelimuti Jawa Tengah dan sebagian Jawa Barat. Erupsi yang menghasilkan

abu vulkanik masih terjadi dalam dua periode erupsi, yang pertama erupsi eksplosif yang

menghancurkan kubah lava 2007 dan disusul erupsi magmatik yang menghasilkan tinggi

kolom erupsi hingga 17 km. Setelah itu erupsi beransur-ansur menurun aktifitasnya hingga 15

Februari 2017.

Dari kejadian diatas terbentuk dua pola sebaran jatuhan piroklastik yang menbentuk

pola arah yang berbeda akibat pengaruh kondisi angin saat itu. Pola yang dihasilkan dapat

dilihat dari hasil endapan yang tersingkap dilapangan paska erupsi. Dari hasil survey

dilapangan dapat di peroleh pola erupsi pertama dan berikutnya yang di perlihatkan dalam

peta isopach. Peta Isopach erupsi yang menghasilkan tinggi kolom erupsi 17-18 km

menunjukan penyebaran jatuhan piroklastik ke arah barat hingga daerah sukabumi sedangkan

yang kearah utara hingga ke Surabaya. Penyebaran kearah timur tidak berkembang hanya

sekitar 5km dari puncak karena kuatnya pengaruh angin ke arah barat.

Erupsi yang menghancurkan kubah lava 2007 menyebarkan bongkah dan blok pada

radius 3 km sehingga merusakkan segala sarana dan prasarana yang terdapat pada area

tersebut. Jalan, Jembatan, fasilitas pariwisata, rumah, dan bangunan di area 3 km rusak berat

bahkan tidak bisa dipakai kembali. Sarana dan prasarana serta fasilitas pariwisata terkubur

dan rusak berat akibat erupsi ini. Bahkan Terowongan dan outlet yang berada di G. Kelut juga

ikut terkubur dan hancur akibat erupsi tersebut. Pada Radius 5-10 km hujan pasir dan kerakal

terjadi pada area sebelah barat dan timur laut, bahkan sebelah utara juga mendapatkan efek

akibat perubahan pola angin pada hari berikutnya. Kerusakan parah terjadi akibat lontaran

batu berukuran lapili pada jarak 7 km pada desa Punclu yang menyebabkan hampir seluruh

atap rumah hancur. Kerusakan yang sama juga terjadi pada daerah Ngantang disebelah utara,

khususnya desa Kutut dan Pandansari, Ngantang. Selain Kerusakan pada atap bangunan,

kerusakan juga terjadi pada penggunaan lahan khususnya pertanian dan perkebunan pada

daerah tersebut.

Lontaran batu pijar dan material vulkanik berukuran bongkah hingga bom dapat

dijumpai diarea yang dulunya tempat pariwisata. Dengan ukuran 10-100cm, lontaran batu

tersebut dapat menghancurkan jalan, jembatan, rumah, dan sarana wisata yang lain.

Page 5: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1318

Berdasarkan stratigrafi yang diperoleh didaerah sekitar kawah, menunjukan adanya berberapa

kali sekuen letusan (multiple eruption), dimana erupsi pertama menunjukan adanya hembusan

abu-pasir yang menunjukan struktur reverse graded bedding, kemudian diikuti oleh lapisan

dengan konsentrasi litik yang banyak dimana menunjukan adanya proses penghancuran kubah

lava. Pada lapisan diatas berikutnya menunjukan adanya konsentrasi pumice/batuapung yang

sangat dominan sehingga diinterpretasi bahwa terjadi erupsi magmatik yang sangat kuat

ditandai dengan batuapung dengan ukuran lk 10-15cm dengan struktur lapisan graded bedding.

Lapisan berikutnya merupakan lapisan pasir kasar diikuti pasir halus hingga abu. Struktur

yang diamati adalah graded bedding dan laminasi yang menunjukan adanya pengendapan

berdasarkan berat dan ukuran butirnya. Tebal lapisan jatuhan piroklastik pada area puncak >

80cm dan 13cm pada jarak 7km dari kawah.

Sebaran Jatuhan piroklastik yang berukuran bongkah hingga bom dapat dijumpai di lapangan

dan tersebar merata diradius 3km. Untuk yang berukuran lapili terutama batuapung sangat

dipengaruhi juga oleh arah angin sehingga pumice banyak ditemukan lebih banyak disebelah

utara dibandingkan sebelah selatan kawah. Jatuhan piroklastik yang berat berukuran 20cm-

180cm disekitar kawah sedangkan yang berukuran lk 10cm dapat dijumpai hingga 7km dari

kawah. Akan tetapi penyebaran pumice tidak merata, seperti yang ditemukan disebelah

selatan dengan ukuran 2 cm padahal dengan jarak yang lebih pendek sekitar 5km. Penyebaran

Pumice/batuapung dan litik dapat dipetakan dilapangan, sehingga dapat dibuat peta isopach

dan isoplethnya.

3.3. Tinggi Kolom Letusan

Pada saat letusan gunung api akan terbentuk suatu kolom letusan yang membawa

material-material dari magma langsung ataupun fragmen batuan yang berasal dari dinding

diatrema pada saat magma melewatinya dengan kecepatan tinggi. Apabila densitas kolom

tersebut masih lebih besar dari atmosfir maka kolom tersebut akan terus menuju keatas. Pada

ketinggian terentu densitas kolom lebih kurang sama dengan densitas atmosfir kolom tersebut

sehingga bagian paling atas kolom tersebut akan bergerak secara lateral membentuk suatu

payung letusan (umbrella region), dimana bentuk dari umbrella tersebut akan dipengaruhi

oleh arah dan kecepatan angin yang bertiup.

Umbrela region mempunyai dua ketinggian yaitu HT (bagian atas dari payung) dan

HB (bagian bawah dari payung). Ratio antara (HT-HB)/HT umumnya 0.25 sampai 3. Tinggi

kolom erupsi yang akan ditentukan disini adalah tinggi bagian paling atas dari umbrella (HT).

Bentuk isopach dan isopleth pada hakekatnya adalah proyeksi dari bentuk umbrella ke

permukaan bumi.

Untuk menentukan tinggi kolom letusan dibutuhkan pola isopleth dari letusan.

Isopleth adalah kontur yang menghubungkan titik-titik pengamatan suatu endapan yang

mempunyai diameter lithik yang sama (Gambar 2). Carey dan Sparks (1986) telah

menemukan hubungan antara bentuk isopleth, arah dan kecepatan angin, dengan tinggi

letusan. Half width (crosswind) isopleth yang diukur tegak lurus terhadap sumbu isopleth

adalah fungsi dari ketinggian kolom erupsi, sedangkan maksimum downwind range sepanjang

sumbu isopleth dikontrol baik oleh tinggi kolom letusan maupun kecepatan angin rata-rata

Model yang diperkenalkan oleh Carey dan Sparks (1986) adalah model lithic clast dispersal

yang sangat bermanfaat untuk menentukan tinggi maximum kolom letusan dan kecepatan

angin yang memberikan bentuk pola isopach dan isopleth. Syaratnya adalah tesedianya peta-

peta isopleth untuk dilakukan analisis crosswind dan downwind rangenya.

Letusan Gunung Kelud tahun 2014 diambil kontur hasil interpolasi dengan nilai

diameter maksimum lithik 1 cm, hasil pengukuran untuk crosswind range yang diukur tegak

lurus terhadap sumbu isopleth didapatkan jarak 7,2 km, sedangkan untuk maksimum

Page 6: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1319

downwind range didapatkan jarak 13,5 km. Kemudian data tersebut diplot pada model yang

dibuat Carey and Sparks (1986) untuk lithik berdiameter 1 cm dimana maksimum downwind

range bertindak sebagai absisnya dan crosswind range sebagai ordinatnya.

Hasil pengeplotan pada model tersebut memperlihatkan bahwa tinggi maksimum

kolom letusan Gunung Kelud kurang lebih sekitar 17-18 km dan dipengaruhi oleh tiupan

angin dengan kecepatan sekitar 15-17 m/s (Gambar 3).

4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Karakter Aliran Piroklastik 2014

Karakter dasar material hasil erupsi dengan mekanisme partial column collapse adalah

block and ash flow deposite, scoria flow deposite dan pumice flow deposite. Berdasarkan

pengamatan lapangan di Kali Bladak, Pulo, Konto dan putih paska erupsi 13 Februari 2014

(Gambar 4) , G. Kelud menghasilkan tiga jenis material tersebut. Bock and ash flow deposite

merupakan endapan dengan sortasi buruk dengan matrik abu dan berisi material berukuran

abu hingga bongkah yang dikontrol oleh topografi Kali. Endapannya umumnya berkomposisi

seragam/homogen dengan struktur normal dan atau reverse graded bedding. Pada singkapan

banyak dijumpai adanya pipa gas dan bekas tumbuhan atau pohon yang terbakar dimana

menunjukan efek panas waktu diendapkan. Scoria flow deposite juga ditemukan dilapangan

dengan ciri sortasi buruk, membundar berwarna umumnya hitam kemerahan dengan variasi

material berukuran abu hingga lapili dengan ciri struktur scoria. Ciri khusus selain adanya

lubang gas tekstur vesikular, terlihat adanya kesejajaran butiran dan dikontrol oleh topografi.

Pipa gas dan tumbuhan yang terbakar dapat dijumpai pada layer ini. Sedangkan Pumice flow

deposite hanya dijumpai di Kali bladak, tepatnya diposisi bawah material vulkanik. Ciri

utama material ini adalah sortasi jelek, masif, butirannya glanular dan rounded, dengan

kompiosisi dominan pumice yang berukuran abu hingga bongkah, butiran halus juga muncul

pada bawah lapisan pumice. Struktur endapan ini biasanya reverse graded bedding dengan

struktur normal graded untuk litiknya. Disamping ketiga aliran tersebut dijumpai juga aliran

surge yang penyebarannya lebih luas dari tubuh aliran piroklastiknya sendiri. Surge biasanya

berasosiasi dengan letusan freatik dan freatomagmatik. Di Kelud, Surge muncul pada sisi luar

tubuh aliran piroklastik, hal ini dapat dilihat pada sebaran pohon yang mati/kering

disepanjang Kali yang terlewati oleh tubuh aliran piroklastik.

Berdasarkan data seismik tercatat ada tiga kali proses erupsi. Pembuktiannya

tercermin pada data seismik dikorelasikan dengan endapan di lapangan. Sehingga sekuen

aliran piroklastik paska erupsi kelud 2014 (Gambar 5) adalah:

3.5. Stratigrafi Tephra 2014

Berikut merupakan pengamatan stratigrafi aliran piroklastik paska erupsi 2014:

- Kali Bladak

Kali bladak merupakan Kali yang berada di bukaan kawah sebelah barat G.Kelud. Aliran

piroklastik dari erupsi 2014 sebagian besar mengarah dan terendapakan sepanjang >4 km dari

kawah. Ketebalan hingga 20 m dapat dijumpai lk 3,5 km dari puncak. Sekuen aliran

piroklastik di Kali Bladak adalah yang paling lengkap dijumpai aliran piroklastik block and

ash hingga aliran scorianya (Gambar 6). Endapan tersebut dari stratigrafi bawah ke atas

meliputi produk pembongkaran kubah lava dengan deskripsi berwarna hitam, berukuran pasir

- bom, dominan litik berukuran 10-30 cm, angular - subrounded, Secara deskriptip endapan

pembongkaran kubah meliputi lava dari kubah yang berbentuk menyudut dengan ukuran dari

abu hingga bom. Endapan block and ash yang sangat tebal hingga 20m diperlihatkan adanya

material blok dan abu, litologi homogen, proses gravitasi yang berperan dan menunjukan

struktur normal dan atau reverse graded bedding dengan ukuran abu hingga bongkah (Foto 5).

Page 7: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1320

Secara deskriptip memperlihatkan endapan aliran piroklastik, berwarna kelabu-hitam,

berukuran pasir - bongkah, dominan litik berukuran 10-15 cm, angular-subrounded.

Sedangkan aliran piroklastik ditunjukan dengan dominan homogen scoria dengan bentuk

membundar / glanular dengan beberapa warna seperti merahbata, kuning dan coklat. Secara

deskripsi menunjukan Endapan aliran piroklastik, berwarna coklat, berukuran pasir - bongkah,

berukuran 5-15 cm, rounded-subrounded. Warna tersebut dikarenakan proses oksidasi (kuning

orange), komposisi kaya Fe (Merah), pengaruh suhu yang panas dan air selama pengendapan

(kuning hijau)

- Kali Pulo

Kali Pulo merupakan Kali yang berada di barat laut kawah G.Kelud. Aliran piroklastik dari

erupsi 2014 mengarah ke Kali Pulo dan terendapakan hingga 4 km dari kawah. Ujung awan

panasnya menabrak dinding lembah Kali yang lama sekitar 4 km dari puncak. (Gambar 17)

Endapan aliran piroklatik di Kali Pulo juga menunjukan lengkap dari erupsi 2014. Berikut ciri

endapan piroklastik yang ditemukan dari bawah ke atas yaitu:

Endapan aliran piroklatik, berwarna hitam, berukuran pasir - bongkah, dominan litik

berukuran 10-30 cm, angular – subrounded. Kemudian Endapan aliran piroklastik, berwarna

coklat, berukuran pasir - bongkah, dominan pumice berukuran 10-15 cm,subrounded.

Diatasnya adalah Endapan aliran piroklastik, berwarna hitam, berukuran pasir - bongkah,

dominan litik berukuran 10-15 cm, angular-subrounded. Endapan aliran piroklastik, berwarna

putih, berukuran pasir, dominan pumice berukuran 5-10 cm, rounded. Dan diatasnya Endapan

aliran piroklatik, berwarna hitam, berukuran pasir - bongkah, dominan litik berukuran 10-20

cm, angular - subrounded.

Pada Ujungawan panasnya masih ditemukan endapan aliran skoria berwarna merah bata dan

kuning yang sangat jelas tersingkap dan menabrak dinding lembah Kali.

Endapan block and ash dapat ditemukan sekitar 3km dari puncak dengan tebal lk 10 m dengan

struktur reverse graded dengan bentuk material yang menyudut. Hal ini menunjukan adanya

aliran massa yang sangat tebal hasi erupsi 2014 (Foto 6).

- Kali Konto

Kali Konto merupakan Kali yang berada di Utara kawah G.Kelud. Aliran piroklastik dari

erupsi 2014 mengarah ke Kali Konto dan terendapakan hingga 3 km dari kawah. Sekuen awan

panas yang ditemukan di Kali Konto tidaklah lengkap hanya tipe block and ash yang

berwarna kelabu hitam yang dapat ditemukan di Kali Konto. Selain itu ditemukan adanya

pohon yang sudah mati dan tidak hangus dimaterial ini. Hal ini menunjukan bahwa

temperatur pada waktu pengendapan tidak begitu panas. Material ini merupakan hasil dari

partial column collapse disektor utara-timur laut. Diatasnya ditemukan jatuhan piroklastik

yang cukup tebal yang menandakan adanya letusan akhir yang mengarah ke utara. Bukti ini

menunjukan korelasi dengan citra satelit yang menunjukan adanya perubahan arah erupsi ke

arah timur laut. Aliran massa scoria tidak dijumpai di kali Konto, hal ini dimungkinkan

karena dinding bagiaan utara dari G. Kelud sangat tinggi dan menahan lajunya aliran

piroklastik ke utara. Hanya material dari column collapse ( block and ash) dan material

jatuhan piroklastik yang terendapkan di Kali Konto (Foto 7).

- Kali Putih

Kali Putih merupakan Kali yang berada di Selatan kawah G.Kelud. Aliran piroklastik dari

erupsi 2014 mengarah ke Kali Putih dan terendapakan hingga 4,9 km dari kawah. Ini

merupakan landaan awan panas yang terpanjang pada erupsi 2014. Hal ini dimungkinkan

karena lembah Kali Putih yang dalam dan tidak selebar kali Bladak yang membuat aliran

Page 8: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1321

piroklastiknya dapat terpusat mengikuti alur Kali Putih (Foto 8). Sekuen aliran piroklastiknya

juga relatif lengkap dibanding Kali Bladak dan hampir mirip yang diketemukan di Kali

Bladak. Sekuen Block and ash kelabu dan hitam serta aliran skoria yang berwarna kuning dan

merah juga diketemukan pada posisi 4,9 km dari puncak. Akhir dari aliran piroklastik ini juga

menabrak dinding lama lembang Kali yang menyebabkan dinding agak longsor (Foto 9 kiri).

Ketebalan pada ujung aliran piroklastik ini masih 3 m. Berikut merupakan deskripsi aliran

piroklastik di Kali Putih, dari bawah keatas, yaitu Warna hitam, ukuran lapili, indikasi

perlapisan, matrik supported. Kemudian Warna hitam, butiran menyudut, ukuran 15 - 30 cm,

matrik supported. Diatasnya Warna kuning, granular, butiran subrounded, porous, ukuran 10 -

15 cm, matrik supported. Warna merah, granular, butiran rounded, porous, ukuran maksimal

20 cm, matrik supported., Warna hitam, butiran subrounded, porous, ukuran 10 - 15 cm,

matrik (Foto 9 kanan).

Pengamatan singkapan tefra di G. Kelud paska erupsi 13 Februari 2014 meperlihatkan

sekuen litologi yang dapat di korelasikan dengan seismisitas atau kegempaan pada saat erupsi.

Beberapa sekuen aliran dan jatuhan piroklastik teridentifikasi. Ada empat sekuen endapan

vulkanik yang menunjukan jeda erupsi diakhiri oleh endapan jatuhan piroklastik berukuran

pasir kasar dengan litik yang menyudut berukuran 5-10cm. Pengaruh ukuran, warna,

komposisi dan bentuk material sangat dipengaruhi kondisi erupsi dan letak/lokasi terendapkan

yang tidak jauh dari sumber erupsi. Hubungan stratigrafi dengan seismik dapat dikorelasikan

mengingat data kegempaan menunjukan tiga kali erupsi yang ditandai perbedaan material

vulkanik yang tersingkap.

Erupsi yang pertama pukul 22.50 wib ditandai dengan material vulkanik berwarna

hitam, angular, ukuran pasir-bongkah. Material ini diidentifikasi sebagai kubah lava 2007.

Berdasarkan singkapan erupsi ini didahului oleh lapisan yang berwarna abu-abu, berukuran

pasir hingga lapili dimana menunjukan adanya pelepasan tekanan sebelum erupsi yang

menghancurkan kubah 2007. Lapisan berikutnya masih didominasi oleh litik dan scoria yang

menunjukan adanya pengaruh erupsi dengan energi yang tinggi dengan kandungan gas yang

cukup tinggi. Demikian juga lapisan diatasnya yang didominasi oleh pumice yang

menunjukan adanya energi dan suhu yang sangat tinggi. Pengaruh adanya percampuran

magma (magma mixing) dan peningkatan volatil/gas dapat diidentifikasi sejalan dengan

adanya batuapung/pumice.

Dari ke empat Kali yang terlanda aliran piroklastik dapat dibuat suatu korelasi aliran

piroklastik berdasarkan lokasi (Gambar 7).

3.6.Mekanisme dan Sebaran Aliran Piroklastik 1966, 1990 dan 2014

Mekanisme erupsi G. Kelud dapat dikategorikan sebagai tipe letusan vulkanian atau St.

Vincent atau bisa juga sub-plinian dimana ciri memiliki komposisi intermediet, tipe magma

kental, tekanan sedang dengan kedalaman kantong magma sedang. Selama letusan Subplinian,

pumice dan abu yang terbentuk ketika magma mengalami pemisahan di saluran kantong

magma, dekompresi dan mengalami pertumbuhan gelembung.

Terlepas dari tipe erupsi, berdasarkan data ketinggian erupsi hingga 17 km, komposisi batuan

andesitik, dan sebaran aliran piroklastik yang merata disekitar kawah menunjukkan adanya

mekanisme partial colomn collapse (Gambar 8). Ini menunjukan bahwa densitas material

erupsi lebih besar dari tekanan atmosfer dan karena faktor gravitasi menimbulkan aliran

piroklastik. Pada kasus G. Kelud terjadi partial column collapse karena hanya sebagian

material yang menjadi aliran piroklastik disekitar kawah, sebagian besar masih bergerak

Page 9: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1322

vertikal ke atas dengan ketinggian 17 km yang menghasilkan jatuhan piroklastik yang tersebar

kearah barat.

Material hasil partial column collapse yang menghasilkan aliran skoria dan aliran bongkah

dan abu serta surge. Kenampakan di lapangan menunjukan banyaknya pohon yang tumbang

searah dengan arah aliran piroklastik di S. Bladak, S. Pulo, S. Konto dan S. Putih. Pohon yang

tumbang dan hangus mayoritas di S. Bladak menunjukan aliran paling kuat dan besar terjadi.

Selain itu arah bukaan kawah, ketebalan aliran piroklastik di S. Bladak dan banyak dijumpai

gas pipe diendapannya merupakan bukti adanya aliran yang kuat kearah barat. Surge juga

terjadi ke semua Kali, tapi di Kali Bladak sebaran surgenya membuat pohon-pohon sekitar

Kali kering (Foto 10). Berdasarkan hasil data dilapangan ujung awan panas dapat ditemukan

di S. Bladak (3,5km), S. Pulo (4 km), S. Konto (3km) dan S. Putih (4,9km) dari pusat erupsi.

Mekanisme sebaran aliran piroklastik dan surge G. Kelud memiliki kemiripan pada

mekanisme erupsi 1966, 1990 dan 2014, hanya arah sebaran dan jangkauan yang berbeda.

Tahun 1966 menunjukan konsentrasi aliran piroklastik hanya baratlaut, barat, selatan dan

tenggara sebatas radius 2-3km ditunjukan dengan daerah yang hangus. Kemungkinan hangus

terkena awan panas dan surge/ashcloud dari erupsi 1968. Jatuhan piroklastik berukuran abu

hingga lapili mengarah ke selatan (blitar) hingga ke laut. Hal ini menunjukan arah angin pada

waktu kejadian adalah ke selatan. Tahun 1990 arah aliran piroklastik menunjukan arah ke

barat dan selatan dari pusat erupsi. Surge menunjukan arah yang sama dengan luasan yang

berbeda. Pada tahun 2014 terdapat kemiripan dengan erupsi sebelumnya hanya arah

pelamparan aliran piroklasti kearah barat laut, barat dan selatan, sedang sebelah utara aliran

piroklastiknya hanya bagian block and ash berwarna hitam kelabu yang ke utara. Aliran surge

juga tahun 1990 lebih luas dari tahun 1966 dan 2014 (Gambar 9), hal ini kemungkinan

dipengaruhi oleh volume air yang berada di dalam kawah.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan: 1. Erupsi Kelud 2014 bertipe sub-Plinian dengan tinggi lk 17 km melontarkan 219 juta

m3 material vulkanik tersebar ke arah timur laut dan barat hingga ke jawa barat.

2. Data Seismik, Survey Penelitian dan Citra Satelit menunjukan kesamaan karakter

kejadian erupsi 2014.

3. Mekanisme aliran piroklastik paska erupsi 2014 adalah partial column collapse

dengan aliran piroklastik dominan terarah ke Kali Bladak. Stratigrafi menunjukan

adanya material pembongkaran kubah lava, disusul diendapkan material hasil column

collapse berupa block and ash yang sangat tebal hingga 20m dan diatasnya diendapkan

material aliran piroklastik scoria berstruktur granular.

4. Ujung aliran piroklastik di Kali Bladak lk 4 km, di Kali Pulo, 4 Km, di kali Konto 3

km dan di Kali Putih 4,9 km

5. PRAKIRAAN ERUPSI kedepan, statistik menunjukan antara 14-31 th dengan ciri

pembentukan dan penghancuran kubah, sedang potensi bahaya adalah awan panas,

lontaran, lahar letusan (danau kawah) dan lahar.

6. Pembangunan infrastruktur di kawasan rawan bencana khususnya pariwisata harus

memperhatikan potensi bahaya dari G. Kelud.

7. Pembangunan infrastruktur terhadap jatuhan batu perlu dilakukan dalam upaya

pengurangan risiko bencana G. Kelud.

Page 10: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1323

Acknowledgements

Pendanaan riset berasal dari dana APBN Penelitian Di PVMBG-Badan Geologi tahun 2014-

2016. Ucapan terima kasih kepada Tim, Pemda, dan Pengamat Gunungapi yang telah

membantu kelancaran penelitian

Daftar Pustaka

Djoharman L, 1968. Laporan Taksiran Djumlah Piroklastika Letusan G. Kelud, Direktorat

Vulkanologi, bandung

Heriwaseso, A. 2015 Laporan Penelitian Tephra G. Kelud Tahap I, PVMBG Badan Geologi.

Heriwaseso, A. 2014 Dokumentasi dan Pengumpulan Informasi Paska Erupsi G. Kelud 13

Februari 2014, PVMBG Badan Geologi.

Mardharjo, 1951. Laporan dari daerah G. Kelud dan sekitarnya. Direktorat Vulkanologi,

bandung

Pratomo I, 1990. Laporan penyelidikan petrokimia dan hasil letusan G. Kelud 1990. Proyek

penyelidikan gunungapi dan panasbumi. Direktorat Vulkanologi, bandung

PVMBG., 2011, “Data Dasar Gunungapi Indonesia Edisi ke-2”, Badan Geologi, KESDM

Sutawidjaja, I, 1990. Laporan Pengamatan Kegiatan G. Kelud. Direktorat Vulkanologi,

bandung

Zaennudin, A, dkk, 1992, Peta Geologi Gunungapi Kelut, Jawa Timur, Direktorat

Vulkanologi, Bandung..

Volume : 130 juta m2 Volume : 219 juta m2

Gambar 1. Peta Isopach erupsi G. Kelud 10 Februari 1990 (kiri) dan 13 Februari 2014 (kanan)

Page 11: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1324

Gambar 2. Isopleth pumice/batuapung (kiri) Peta isopleth lithik (Kanan)

Ketinggian erupsi kelud mencapai 17-18km dengan kecepatan angin lebih kurang 15-17

m/s

Gambar 3. Hasil analisis ketinggian kolom erupsi kelud 2014

Gambar 4. Contoh Lokasi Pengamatan Aliran Piroklastik di G. Kelud

Page 12: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1325

Gambar 5. Sekuen Endapan Aliran Piroklastik di G. Kelud

Gambar 6. Pengamatan Stratigrafi Aliran Piroklastik KD44 di G. Kelud

Kali Bladak (parkir) Kali Bladak (1km) Kali Bladak (3 km) Kali Pulo Kali Putih Kali Konto

Gambar 7 . Korelasi stratigrafi aliran piroklastik Erupsi G. Kelud 2014

Page 13: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1326

Gambar 8. Mekanisme partial column collapse erupsi G. Kelud 2014

(Djoharman) (I. Pratomo) (A. Heriwaseso)

Gambar 9. Sebaran aliran piroklastik dan surge erupsi 1990 dan 2014

1990 2014 1966

Page 14: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1327

Foto 1. Foto G. Kelud sebagai area wisata sebelum erupsi 2014

1 Desember 2014 2 Mei 2015

29 September 2015 23 Maret 2016

Foto 2. Perubahan Kenampakan Kawah paska erupsi 2014-2016

Page 15: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1328

Foto 3. Kenampakan Desember 2014(kiri) dan September 2015 sebelah Baratdaya yang dulunya

tempat parkir wisata G. Kelud (Kanan)

Foto 4. Kenampakan dampak kerusakan akses jalan dan bangunan menuju tempat wisata

Foto 5. Endapan Pyroclastic Flow (PF) tipe block and ash (Hitam) dengan kenampakan gas pipe.

Foto 6. Endapan aliran Piroklastik bertipe block and ash di Kali Pulo.

Page 16: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1329

Foto 7. Aliran piroklastik tipe block and ash (kelabu) dan pohon yang terkena aliran piroklastik

Foto 8. Kondisi aliran piroklastik di Kali Putih 3 bulan (kiri) dan 1 tahun (kanan) setelah erupsi 2014

Foto 9. Batas aliran piroklastik 4,9 km dari puncak di Kali Putih yang menabrak tebing Kali (kanan)

dan aliran PF berbentuk granular berwarna merah dan kuning (kiri).

Foto 10. Pohon yang hangus karena aliran piroklastik (Kiri) dan pohon yang roboh terarah akibat

surge di Kali Bladak (Kanan)

Page 17: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1330

Tabel 1. Perbandingan G. Kelud dari 1848- 2014

Tabel 2. Sejarah erupsi G. Kelud dan kronologi 2007-2014:

Tahun Korban

jiwa

Keterangan

2007

10

September –

8 November

0 Tanggal 10 September 2007, pukul 19.00-24.00 WIB tercatat Gempa

Vulkanik Dalam (VA) 15 kali kejadian dengan pusat gempa berada pada

kedalaman 0,5 – 5 km. Tanggal 11 September 2007, pukul 00.00-12.00

WIB tercatat Gempa Vulkanik Dalam (VA) 1 (satu) kali, Low frequensi

1 (satu) kali, Gempa Tremor 1 (satu) kali dengan amplituda maksimum 1

– 5 mm. Pada tanggal 11 September 2007 ; pukul 23:00 status G. Kelud

dinaikan dari Normal ke Waspada.

Aktivitas kegempaan yang terus meningkat, data deformasi EDM dan

Tiltmeter menunjukkan inflasi dan data kimia juga menunjukkan adanya

kenaikan suhu danau kawah yang signifikan (Rosadi dkk, 2007), maka

pada tanggal 29 September 2007 status aktivitas dinaikkan menjadi Siaga

(Level III).

Tanggal 16 Oktober 2007, pukul 10:00 WIB hingga 17:00 WIB terekam

306 kejadian gempa Vulkanik Dangkal (VB) yang merupakan proses

terjadinya rekahan batuan secara progresif oleh fluida (magma, gas atau

uap) menuju permukaan, maka pada tanggal 16 Oktober 2007 status

dinaikkan menjadi Awas (Level IV), ketika terekam sekitar 500 gempa

Vulkanik Dangkal (VB).

Setelah peningkatan aktivitas yang cukup signifikan pada tanggal 16

Oktober 2007, aktivitas kegempaan G. Kelud cenderung menurun.

Tanggal 24 Oktober 2007 kembali terekam gempa Vulkanik Dalam (VA)

dan Vulkanik Dangkal (VB) dalam jumlah yang signifikan. Keadaan ini

berlangsung sampai tanggal 31 Oktober 2007. Puncak krisis terjadi pada

tanggal 3 Nopember 2007, Keesokan harinya, pada tanggal 4 Nopember

2007, teramati munculnya kubah lava di tengah danau kawah, yang

menandakan fase letusan G. Kelud telah terjadi dan bersifat efusif. Sifat

letusan efusif ini berbeda dengan karakter letusan sebelumnya, pada

tahun 1901, 1919, 1951, 1966 dan 1990 yang bersifat eksplosif.

2014

13 Februari

7 2 Februari 2014 Level 2 aktivitas Februariy Gunung Kelud ditingkatkan

ke Tingkat II (SIAGA), zona bahaya pada radius 2 km

10 Februari 2014 Level 10 aktivitas Februariy Gunung Kelud

ditingkatkan ke Tingkat III (SIAGA), zona bahaya pada radius 5 km

13 Februari 2014 21:15 WIB Penampilan aktivitas tremor overscale

Tingkat G. Kelud ditingkatkan ke tingkat tertinggi / Tingkat IV

(AWAS), zona bahaya pada radius 10 km

13 Februari 2014 22:50 WIB adalah awal erupsi. Petir dan gemuruh suara

diamati daerah kubah / kawah.

13 Februari 2014 23:25 WIB Pasir dan kerikil-ukuran lapili yang jatuh di

Page 18: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1331

Ngancar.

13 Februari 2014 23:30 WIB Erupsi Utama, ledakan dan gemuruh suara

terdengar sampai Kediri

13 Februari 2014 23:47 GMT Hujan kerikil ukuran lapili yang jatuh di

Wates.

14 Februari 2014 00:40 GMT Hujan kerikil ukuran lapili yang jatuh di

Blitar.

14 Februari 2014 13:37 Erupsi dilaporkan Darwin VAAC-kolom sebagai

51.000 ft atau 17 km. VEI 4.

14 Februari 2014 02:00 Letusan mengalami penurunan

14 Februari 2014 03:00 Hujan pasir dan abu berhenti di Kediri.

14 Februari 2014 03:20 Hujan Kerikil dan abu endapan mencapai

ketebalan 20 cm di Ngancar, 60 cm di Ngantang.

14 Februari 2014 16:44 Hujan abu di Yogyakarta. Ketebalan hujan abu 3

cm terjadi di Yogyakarta pada 18:12, di Solo 2 cm.

14 Februari 2014 05:05 GMT 1 cm abu jatuh terjadi di daerah Kertosono.

14 Februari 2014 17:53 Abu vulkanik di Salatiga.

14 Februari 2014 18:25 Abu vulkanik di Wonosobo.

14 Februari 2014 18:36 Dilaporkan bahwa ketebalan abu mencapai 2-5

mm di daerah Wonosobo, Banjarnegara, Kebumen dan Dieng.

14 Februari 2014 19:23 satelit cuaca JMA melaporkan sebaran abu

vulkanik yang menutupi sebagian Jawa Tengah dan beberapa daerah di

Jawa Timur.

Note. Erupsi G. Kelud 13 Februari 2014 meninggalkan lubang kawah

dalam dengan diameter lk 450 m dan tinggi 50 m serta sisa kubah lava

setinggi lk 10 di sisi bagian selatan kawah dalam.

Ujung aliran piroklastik di Kali Bladak lk 4 km, di Kali Pulo, 4 Km, di

kali Konto 3 km dan di Kali Putih 4,9 km. Secondary eruption masih

terjadi hingga 1 tahun paska erupsi. Sumbat lava 2014 muncul sekitar 5-

10m pada dasar kawah sebelah selatan.

12 Agustus 2014 Status G. Kelud diturunkan menjadi aktif NORMAL

Page 19: PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 ...Erupsi Gunungapi Kelud mempunyai sejarah yang panjang, Sejak zaman kerajaan daha, singosari, hingga majapahit telah terjadi letusan eksplosif.

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10 PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

13 – 14 SEPTEMBER 2017; GRHA SABHA PRAMANA

1332

Tabel 3. Perbandingan seismisitas erupsi G. Kelud 1990 dan 2014

Event 1990 2014

1 Hari

Sebelum

Erupsi

2 jam

Sebelum

Erupsi

1 Jam

Sebelum

Erupsi

Pada Saat

Erupsi