Gunung Kelud Meletus

13
Gunung Kelud meletus, hujan abu hingga wilayah Jateng 14 Februari 2014 - 08:13 WIB Warga yang terdampak letusan Gunung Kelud, Kamis (13/02) telah diungsikan ke tempat yang lebih aman. Hujan abu akibat dampak letusan Gunung Kelud telah menerpa hingga sejumlah wilayah di Jawa Tengah dan Yogyakarta, yang berjarak lebih dari 200km dari gunung Kelud. Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB, menyebutkan hujan abu menyebar di beberapa wilayah, seperti Kediri, Malang, Blitar, Surabaya, Ponorogo, hingga Pacitan, Solo, Yogya, Boyolali, Magelang, Purworejo, serta Temanggung. Sejumlah laporan menyebutkan, masyarakat di sejumlah kota di Jatim, Jateng hingga pulau Madura, merasakan langsung terpaan hujan abu tersebut. Gunung Kelud yang terletak di perbatasan Kediri-Blitar, Jawa Timur, telah meletus sekitar pada pukul 22.50 WIB, Kamis (13/02) malam, demikian Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB, dalam keterangan resminya. Seorang pembaca BBC Indonesia yang tinggal di Magelang, Jateng, mengatakan, hujan abu terjadi di wilayah tempat tinggalnya.

description

lala land

Transcript of Gunung Kelud Meletus

Gunung Kelud meletus, hujan abu hingga wilayah Jateng14 Februari 2014 - 08:13 WIB

Warga yang terdampak letusan Gunung Kelud, Kamis (13/02) telah diungsikan ke tempat yang lebih aman.

Hujan abu akibat dampak letusan Gunung Kelud telah menerpa hingga sejumlah wilayah di Jawa Tengah dan Yogyakarta, yang berjarak lebih dari 200km dari gunung Kelud.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB, menyebutkan hujan abu menyebar di

beberapa wilayah, seperti Kediri, Malang, Blitar, Surabaya, Ponorogo, hingga Pacitan, Solo,

Yogya, Boyolali, Magelang, Purworejo, serta Temanggung.

Sejumlah laporan menyebutkan, masyarakat di sejumlah kota di Jatim, Jateng hingga pulau

Madura, merasakan langsung terpaan hujan abu tersebut.

Gunung Kelud yang terletak di perbatasan Kediri-Blitar, Jawa Timur, telah meletus sekitar pada

pukul 22.50 WIB, Kamis (13/02) malam, demikian Badan Nasional Penanggulangan Bencana,

BNPB, dalam keterangan resminya.

Seorang pembaca BBC Indonesia yang tinggal di Magelang, Jateng, mengatakan, hujan abu

terjadi di wilayah tempat tinggalnya.

"Agak parah, Magelang masih hujan abu, deras," kata Faisal Alib dalam pesannya di situs

Facebook BBC Indonesia, Jumat (14/02) pagi, sekitar pukul 08.30 WIB.

Hujan abu menerpa wilayah Kediri hingga sejumlah wilayah di Jawa Tengah.

"Abu vulkanik gunung Kelud sampai ke kota Kamal, Madura," kata Muhammad Taufik, dalam

komentarnya.

Sementara, seorang warga di Surabaya, Merynda, mengatakan menyaksikan hujan abu di

kotanya pada Jumat pagi. "Hujan abu lumayan tebal," tulisnya di laman situs Facebook

Indonesia.

Evakuasi warga

BNPB menyatakan, proses evakuasi terhadap warga yang terdampak letusan gunung Kelud,

yaitu mereka yang tinggal di radius 10 km.

Mereka yang diungsikan adalah warga dari 35 desa di sembilan kecamatan di Kabupaten Blitar,

Kediri, dan Malang.

"Jumlah penduduk terpapar sekitar 201.228 jiwa atau sekitar 58.341 jiwa kepala keluarga,"

ungkap data BNPB.

Menurut BNPB, masyarakat yang tinggal di radius 15 km banyak yang kerja bakti membersihkan

pasir dan abu di jalan, meskipun hujan abu masih berlangsung.

Warga yang tinggal di wilayah terdampak diungsikan ke lokasi aman.

"Pembersihan dilakukan secara swadaya agar tidak ada kecelakaan lalu lintas karena tebal abu

pasir sekitar 3-5 cm," kata BNPB dalam situs resminya.

Sementara, menurut BNPB pada Jumat (14/02) pagi, dampak langsung letusan gunung Kelud ini

menimpa tiga desa di wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur.

"Yang terdampak tiga desa di Kecamatan Kepung, yakni Desa Kebonrejo, Desa Besowo, serta

Desa Kampung baru," demikian keterangan resmi BNPB.

Menurut BNPB, kebutuhan mendesak bagi warga yang tinggal di sekitar desa tersebut adalah

masker, mck, air bersih, air minum dan makanan.

Evakuasi warga sekitar Kelud masih berlangsung  14 Februari 2014 - 10:07 WIB

Pengungsi tersebar antara Kediri hingga Malang

Tim gabungan masih terus melakukan evakuasi warga yang tinggal di zona bahaya Gunung Kelud, kata Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Salah satu tempat pengungsian berada di Desa Kepung, Kediri, yang terletak 15 km dari puncak

gunung. Belasan titik pengungsian lain juga tersebar di kota Batu hingga Malang.

Hujan abu setebal 3-5 cm hingga Jawa Tengah

Kepala BNPB Syamsul Maarif mengatakan penanganan 200 ribuan orang pengungsi dilakukan

bersama-sama antara Pemda Kabupaten Blitar, Kediri dan Malang serta Pemerintah Provinsi

Jawa Timur. Jumlah daerah terdampak Gunung Kelud pada radius 10 km adalah 35 desa,

sembilan kecamatan, tiga kabupaten yaitu Blitar, Kediri, Malang. Jumlah penduduk yang terkena

dampak letusan dan harus diungsikan adalah 201.228 jiwa.

Hujan abu masih terjadi tapi masyarakat yang tinggal di radius 15 km bersama-sama

membersihkan pasir dan abu setebal 3-5 cm di jalan-jalan agar tidak terjadi kecelakaan.

Hujan abu menyebar di beberapa wilayah antar alain Kediri, Malang, Blitar, Surabaya, Ponorogo,

Pacitan, Solo, Yogya, Boyolali, Magelang, Purworejo dan Temanggung.

Gunung Kelud meletus pada Kamis malam hanya beberapa jam setelah statusnya naik menjadi

Awas atau Level 4, tingkat tertinggi gunung berapi sebelum meletus.

Tiga bandara di Solo, Surabaya dan Jogjakarta ditutup karena hujan abu sehingga penerbangan

dinilai tidak aman.

Gunung Sinabung meletus, ribuan mengungsi31 Desember 2013 - 13:18 WIB

Warga diminta tidak mendekat dalam jarak 3 km

Gunung Sinabung di Sumatra Utara meletus pada Senin malam (30/12) dan memaksa lebih dari 19.000 orang mengungsi, kata Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Sinabung meletus sembilan kali dan memuntahkan lava serta gas hingga ketinggian 7.000

meter, kata Sutopo Purwo Nugroho dari BNPB.

Warga diminta tidak mendekat dalam radius 3 km dari kawah Sinabung.

Gunung berapi ini pertama kali menunjukkan tanda-tanda aktif pada bulan September setelah

tidur selama tiga tahun.

"Pada Senin malam, 19.126 orang mengungsi dari rumah mereka dan kami memperkirakan

angka ini akan meningkat," kata Sutopo.

"Gunung Sinabung dinyatakan dalam status waspada," kata Sutopo dan menambahkan bahwa

polisi serta tentara berpatroli di area bahaya dan membantu evakuasi warga.

Ketika Sinabung meletus pada 2010, dua orang warga meninggal dunia dan 30.000 orang

kehilangan tempat tinggal mereka.

Sebelumnya, Sinabung tidur selama 400 tahun dan merupakan satu dari 130 gunung berapi aktif

di Indonesia.

Pengungsi letusan Gunung Sinabung bertambah  16 September 2013 - 11:45 WIB

Gunung Sinabung masih dalam kategori Siaga tetapi abu vulkanik membuat ribuan warga mengungsi.

Gunung Sinabung masih mengeluarkan abu vulkanik, dan ribuan jiwa masih mengungsi.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB menyebut total pengungsi erupsi

Gunung Sinabung Sumatera Utara hingga Senin (16/9/2013) mencapai 5.956 jiwa.

Angka ini meningkat dibandingkan siang kemarin yang mencapai 3.710 jiwa.

Juru bicara BNPB mengatakan para pengungsi tersebar di tujuh titik, yaitu di Jambur Sempakata

(2.730 jiwa), GBKP Klasik (590 jiwa), GBKP Kota (1.400 jiwa), Jambur Desa Payung (420 jiwa),

Jambur Taras du Berastagi (750 jiwa), Masjid Agung (60 jiwa), dan PPWG Kabanjahe (56 jiwa).

Sebagian besar pengungsi berasal dari 6 desa yang berada di radius 3 km sesuai rekomendasi

PVMBG yaitu Desa Simacem, Bekerah, Sukameriah, Sukanalu Teran, Sigarang-garang, dan

Mardinding di Kecamatan Namanteran.

Posko kesehatan telah didirikan dan masker juga sudah dibagikan, sebagian warga mengaku

telah mengalami gangguan infeksi saluran pernafasan.

Sementara kondisi Gunung Sinabung hingga Senin (16/9/2013) pukul 10.45 Wib yang terpantau

realtime dari kamera pengintai, CCTV, di Posko BNPB terlihat bahwa asap putih keabu-abuan

masih keluar dari kawah Gunung Sinabung.

Arah asap dominan ke Timur hingga Timur Laut membawa abu vulkanis. Status Gunung

Sinabung masih tetap Siaga (level III).

Gunung Sinabung Meletus, Sejumlah Desa Terkena Muntahan DebuMinggu, 15 September 2013 05:56 wib | Akbar Dongoran - Okezone

Pengungsi letusan Gunung Sinabung (Foto: Koran Sindo)

MEDAN - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut) kembali meletus dan memuntahkan abu vulkanik ke sejumlah desa di sekitarnya. Bahkan muntahan abu terjadi hingga wilayah pariwisata Berastagi dan sekitar utara gunung, yang pada letusan 2010 lalu, bukan wilayah terdampak.

Petugas Pos Pemantauan Gunung Sinabung, Armen Putra, mengatakan, letusan terjadi sekitar pukul 03.00 WIB dini hari tadi.  Namum pihaknya belum dapat memastikan luas daerah terdampak letusan.

“Tadi sekitar pukul 03.00 WIB, dan memuntahkan abu vulkanik ke sejumlah desa di sekitar kaki gunung. Antara lain beberapa desa di Kecamatan Naman Teran dan Kecamatan Payung,” terangnya pada Okezone saat dihubungi via selular, Minggu (15/9/2013).

Armen juga mengatakan, pihaknya saat ini tengah berupaya mengumpulkan data, sehingga belum dapat dipastikan adanya korban jiwa dalam letusan kali ini.

“Saya belum bisa bicara banyak. Ini masih kita kerjakan.Kita juga masih fokus pada evakuasi,” sebutnya sambil menutup pembicaraan.

Sebelumnya, Gunung Sinabung yang berada di Kecamatan Naman Teran, pernah meletus pada 2010. Tidak ada korban jiwa dalam letusan tersebut, namun pemerintah pusat sempat mendapatkan perhatian cukup besar, akibat jumlah pengungsi mencapai puluhan ribu orang. Bahkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun melawat ke lokasi-lokasi pengungsian, untuk melihat langsung korban letusan.

Banjir Manado berangsur surut, 13 tewas16 Januari 2014 - 12:13 WIB

Banjir yang menerjang Manado nyaris melumpuhkan aktivitas kota itu, Rabu (15/01).

Banjir bandang yang menerjang sebagian besar Kota Manado, Sulawesi Utara, berangsur surut pada Kamis (16/01) siang, namun ribuan orang korban banjir belum tertangani dengan baik.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB, menyatakan 13 orang tewas dan dua orang

masih dinyatakan hilang akibat banjir dan tanah longsor di Manado dan sekitarnya.

Menurut PMI Sulawesi Utara, evakuasi terhadap warga yang menjadi korban banjir dilanjutkan

pada Kamis ini, setelah upaya ini sempat terganggu pada Rabu (15/01) malam akibat ketinggian

dan arus air bah.

"Banyak sekali pengungsi di beberapa titik, yang menumpang sementara di masjid, hotel, gereja

atau sekolah. Hari ini kita mulai berencana menangani pengungsi," kata Komandan tim satuan

penanganan bencana, Sulut, Irwan Lalegit, Kamis (16/01) siang, kepada wartawan BBC

Indonesia, Heyder Affan, melalui telepon.

"Banyak sekali pengungsi di beberapa titik, yang menumpang sementara di masjid, hotel, gereja atau sekolah. Hari ini kita mulai berencana menangani pengungsi."

Menurutnya, air bah yang nyaris melumpuhkan Kota Manado pada Rabu kemarin, hari ini mulai

surut sehingga jalur utama transportasi di dalam Kota Manado sudah bisa dilalui kendaraan roda

empat.

"Jalur utama transportasi di Manado sudah bisa dilalui. Di beberapa wilayah, kalau kemarin

terendam sampai 3 meter, sekarang tinggal kira-kira semata kaki," ungkapnya.

Namun demikian, ada beberapa wilayah di dalam Kota Manado yang masih terendam air

sehingga menyulitkan evakuasi bagi korban. "Misalnya Kampung Arab dan Merdeka yang dekat

dengan sungai," kata Irwan.

Jalur transportasi yang menghubungkan Manado-Tomohon juga masih terputus. "Akibat dua titik

tanah longsor," kata Irwan Lalegit.

13 orang tewas

Sementara, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB, jumlah korban tewas

akibat banjir di Manado dan sekitarnya bertambah menjadi 13 orang.

Banjir di Manado di beberapa wilayah mencapai ketinggian empat meter.

Dua orang dinyatakan hilang dan 40 ribu orang mengungsi, kata Kepala Pusat Data Informasi

dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan kepada media, Kamis (16/01)

Menurut BNPB, banjir ini terjadi di enam kabupaten/kota yaitu Manado, Minahasa Utara, Kota

Tomohon, Minahasa, Minahasa Selatan, dan Kepulauan Sangihe.

"Korban tewas tercatat berada di Manado lima orang, di Tomohon lima orang dan Minahasa ada

tiga orang," kata Sutopo.

Menurut Sutopo, hujan deras di wilayah Sulawesi Utara dipicu sistem tekanan rendah di perairan

selatan Filipina yang menyebabkan pembentukan awan intensif.

Sebagian sungai di Manado meluap dan menenggelamkan ribuan rumah.

Selain itu, menurutnya banjir ini terjadi akibat adanya konvergensi dampak dari tekanan rendah

di utara Australia.

"Sehingga awan-awan besar masuk ke wilayah Sulut," katanya.

"Bencana kali ini lebih besar daripada sebelumnya yang pernah terjadi pada tahun 2000 yang

menyebabkan 22 tewas, dan Februari 2013 yang menyebabkan 17 tewas," imbuhnya.

BPBD Sulut dibantu personel TNI, Polri, SAR dan relawan lainnya masih melakukan evakuasi

terhadap warga.

Banjir bandang menerjang ManadoTerbaru  15 Januari 2014 - 18:36 WIB

Banjir bandang menerjang ibu kota Sulawesi Utara, kota Manado dan sekitarnya, Rabu (15/01), akibat hujan deras yang mengguyur sejak Selasa malam hingga Rabu pagi.

Tim SAR Manado mengatakan, banjir yang dilaporkan merendam ratusan rumah ini merupakan

yang terbesar dalam dua atau tiga tahun terakhir.

Laporan resmi menyatakan setidaknya empat orang meninggal dunia dan dikhawatirkan terus

bertambah.

Sampai Rabu sore, upaya evakuasi terhadap korban masih sulit dilakukan, karena banjir yang

terjadi di berbagai wilayah kota itu, kata Kepala Tim SAR Manado, Yanto Samijan.

"Kendalanya karena memang di setiap tempat, air cukup dalam, sehingga tidak bisa (bergerak)

dari sisi satu ke sisi lain untuk membantu," kata Yanto Samijan, dalam wawancara dengan

wartawan BBC Indonesia Heyder Affan, melalui telepon, Rabu (15/01) sore.

Sejumlah laporan menyebutkan setidaknya empat kecamatan di Kota Manado, yang paling

parah mengalami banjir, dengan kedalaman maksimal antara dua dan empat meter.

Tim SAR Manado sejauh ini belum bisa memastikan berapa jumlah korban yang meninggal

dunia.

Namun dalam wawancara dengan sebuah televisi swasta, Gubernur Sulawesi Utara S H

Sarundajang mengatakan, setidaknya empat orang meninggal dunia akibat banjir dan tanah

longsor di Manado.