· 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I....

199
1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian masyarakat prasejarah di Indonesia telah memiliki kemampuan tinggi dalam pencapaian budaya. Seperti dikemukakan seorang ahli arkeologi bangsa Belanda, J.L.A. Brandes (1889) bahwa nenek moyang bangsa Indonesia sebelum dipengaruhi kebudayaan India telah memiliki 10 butir kemampuan budaya. Kesepuluh butir kemampuan budaya itu adalah: (1) wayang, (2) gamelan, (3) metrum, (4) seni batik, (5) mengolah logam, (6) sistem mata uang, (7) pelayaran, (8) perbintangan, (9) penanaman padi dengan pengairan, dan (10) sistem organisasi pemerintahan. Dengan kemampuan budaya (local genius) seperti itu mereka dapat memanfaatkan masuknya unsur-unsur kebudayaan India yang datang sejak awal tarikh Masehi. Di lingkungan masyarakat pada masa akhir prasejarah, sedikitnya terdapat dua jenis kepemimpinan yang mempunyai peranan penting dalam penataan kehidupan masyarakat, yaitu kepemimpinan yang berkaitan dengan religi, dan kepemimpinan sekuler yang berkaitan dengan masalah kekuasaan dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam perkembangan selanjutnya kedua tokoh ini agaknya yang berperan dalam pengambilan nilai-nilai budaya luar melalui proses akulturasi, khususnya konsep kepemimpinan kekuasaan dan religi yang baru untuk diterapkan pada status dan peranan lama dalam kehidupan baru mereka. Sistem kemasyarakatan dari India telah menumbuhkan suatu bentuk kelembagaan yang baru, yaitu bentuk institusi kekuasaan atau pemerintahan berupa kerajaan dengan sistem birokrasinya. Berdasarkan bukti-bukti arkeologi dan sejarah yang ada, bentuk kerajaan ini mempunyai landasan yang bersifat keagamaan yang bercorak Hindu dan Budha. Kerajaan-kerajaan ini telah muncul sejak awal abad ke-5 hingga menjelang akhir abad ke-16. Pada masa perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha itulah dilakukan pembangunan candi-candi dan pembuatan arca-arca kedewataan sebagai sarana peribadatan. Pada masa itu pula kita mulai dikenal tradisi bertulis yang menandai dimulainya “Zaman Sejarah. Tradisi bertulis dari Masa Hindu-Buddha ini mewariskan tinggalan budaya berupa prasasti dan naskah-naskah kuna. II. KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDHA 1. Kerajaan-kerajaan Tertua Kerajaan-kerajan yang dianggap sebagai kerajaan tertua dari masa Hindu-Budha adalah kerajaan Kutai di Kalimantan Timur dan kerajaan Tarumanagara di daerah bagian barat Pulau Jawa. Sebenarnya pada masa yang relatif bersamaan, di beberapa tempat telah ada pula bukti-bukti pengaruh kebudayaan India itu dalam bentuk fisik berupa tinggalan-tinggalan arkeologi. Namun dari tinggalan-tinggalan arkeologi

Transcript of  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I....

Page 1:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

1

KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA

MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA

Dr. Hasan Djafar

I. PENDAHULUAN

Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

masyarakat prasejarah di Indonesia telah memiliki kemampuan tinggi dalam

pencapaian budaya. Seperti dikemukakan seorang ahli arkeologi bangsa Belanda,

J.L.A. Brandes (1889) bahwa nenek moyang bangsa Indonesia sebelum dipengaruhi

kebudayaan India telah memiliki 10 butir kemampuan budaya. Kesepuluh butir

kemampuan budaya itu adalah: (1) wayang, (2) gamelan, (3) metrum, (4) seni batik,

(5) mengolah logam, (6) sistem mata uang, (7) pelayaran, (8) perbintangan, (9)

penanaman padi dengan pengairan, dan (10) sistem organisasi pemerintahan.

Dengan kemampuan budaya (local genius) seperti itu mereka dapat

memanfaatkan masuknya unsur-unsur kebudayaan India yang datang sejak awal

tarikh Masehi. Di lingkungan masyarakat pada masa akhir prasejarah, sedikitnya

terdapat dua jenis kepemimpinan yang mempunyai peranan penting dalam penataan

kehidupan masyarakat, yaitu kepemimpinan yang berkaitan dengan religi, dan

kepemimpinan sekuler yang berkaitan dengan masalah kekuasaan dalam kehidupan

bermasyarakat. Dalam perkembangan selanjutnya kedua tokoh ini agaknya yang

berperan dalam pengambilan nilai-nilai budaya luar melalui proses akulturasi,

khususnya konsep kepemimpinan kekuasaan dan religi yang baru untuk diterapkan

pada status dan peranan lama dalam kehidupan baru mereka.

Sistem kemasyarakatan dari India telah menumbuhkan suatu bentuk

kelembagaan yang baru, yaitu bentuk institusi kekuasaan atau pemerintahan berupa

kerajaan dengan sistem birokrasinya. Berdasarkan bukti-bukti arkeologi dan sejarah

yang ada, bentuk kerajaan ini mempunyai landasan yang bersifat keagamaan yang

bercorak Hindu dan Budha. Kerajaan-kerajaan ini telah muncul sejak awal abad ke-5

hingga menjelang akhir abad ke-16.

Pada masa perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha itulah

dilakukan pembangunan candi-candi dan pembuatan arca-arca kedewataan sebagai

sarana peribadatan. Pada masa itu pula kita mulai dikenal tradisi bertulis yang

menandai dimulainya “Zaman Sejarah”. Tradisi bertulis dari Masa Hindu-Buddha ini

mewariskan tinggalan budaya berupa prasasti dan naskah-naskah kuna.

II. KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDHA

1. Kerajaan-kerajaan Tertua

Kerajaan-kerajan yang dianggap sebagai kerajaan tertua dari masa Hindu-Budha

adalah kerajaan Kutai di Kalimantan Timur dan kerajaan Tarumanagara di daerah

bagian barat Pulau Jawa. Sebenarnya pada masa yang relatif bersamaan, di beberapa

tempat telah ada pula bukti-bukti pengaruh kebudayaan India itu dalam bentuk fisik

berupa tinggalan-tinggalan arkeologi. Namun dari tinggalan-tinggalan arkeologi

Page 2:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

2

tersebut belum dapat dipastikan adanya sistem kemasyarakatan berbentuk institusi

kerajaan baik Hindu mau pun Budha seperti yang ada di Kotakapur, Pulau Bangka.

1.1. Kerajaan Kutai

Di daerah Kutai, Kalimantan Timur ditemukan tujuh prasasti yang dipahatkan

pada tugu atau tiang batu yang disebut yupa. Prasasti ini dituliskan dengan aksara

Palawa dan berbahasa Sanskerta. Berdasarkan bentuk aksaranya, prasasti ini berasal

dari awal abad ke-5, yaitu sekitar tahun 425 Masehi.

Secara keseluruhan isi prasasti tersebut menyebutkan seorang raja bernama

Mulawarman, anak Aswawarman dan cucu Sri Maharaja Kundungga, yang

memerintahkan penyelenggaraan upacara keagamaan bercorak Hindu. Pada upacara

tersebut raja telah memberikan sedekah untuk para Brahmana.

Sampai kapan kerajaan Hindu di daerah Kutai ini berkembang tidak dapat kita

ketahui dengan pasti karena ketiadaan sumber-sumbernya. Namun demikian dari

masa-masa yang lebih muda, kita mendapatkan tinggalan-tinggalan arkeologi berupa

arca-arca Hindu di gua Gunung Kombeng yang diperkirakan berasal dari abad ke-

9/ke-9, dan arca Budha perunggu yang memperlihatkan gaya seni Gandhara di

Kotabangun, Kalimantan Timur.

1.2. Kerajaan Tarumangara

Tidak berselang lama setelah munculnya kerajaan Hindu di daerah Kutai, di

Jawa bagian Barat, terdapat pula sebuah kerajaan Hindu. Kerajaan ini meninggalkan

tujuh buah prasasti batu, yaitu:

1. Prasasti Tugu (ditemukan di desa Tugu dekat Tanjung Priuk, Jakarta),

2. Prasasti Pasir Awi,

3. Prasasti Ciaruteun,

4. Prasasti Kebonkopi,

5. Prasasti Jambu,

6. Prasasti Muara Cianten (dari daerah Bogor)

7. Prasasti Cidanghyang (dari daerah Banten).

Namun, dari ketujuh buah prasasti tersebut hanya lima yang dapat di baca karena dua

di antara yaitu prasasti Muara Cianten dan prasasti Pasir Awi tidak dipahatkan

berupa tulisan melainkan berupa “gambar”.

Lima prasasti yang dapat dibaca dipahatkan dengan aksara Palawa dan

berbahasa Sanskerta. Berdasarkan bentuk aksaranya prasasti-prasasti tersebut dibuat

sekitar pertengahan abad ke-5 Masehi (± 450 Masehi). Dari prasasti-prasasti tersebut

dapat diketahui adanya sebuah kerajaan bernama Tarumangara dengan rajanya yang

bernama Purnawarman yang beragama Hindu.

Dalam prasasti Tugu disebutkan adanya pembuatan kanal untuk mengalirkan

air dari sungai Candrabhaga dan sungai Gomati ke laut pada masa pemerintahan raja

Purnawarman. Diduga kanal-kanal ini dibuat untuk keperluan irigasi pertanian dan

penanggulangan banjir pada waktu musim hujan.

Di desa Cibuaya daerah Karawang ditemukan dua buah arca batu utuh dan

sebuah pecahan arca batu yang menggambarkan tokoh Dewa Wisnu. Berdasarkan

gaya seni arcanya, dapat diketahui bahwa arca-arca tersebut berasal dari masa abad

ke-7 dan ke-9.

Tidak jauh dari tempat temuan arca, terdapat pula sisa-sisa reruntuhan dari

sebuah kompleks percandian bata berlatar agama Hindu. Salah satu reruntuhan candi

ini masih tampak di permukaan tanah dengan sebuah lingga batu terletak di bagian

Page 3:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

3

tengahnya. Sisa-sisa candi lainnya sudah hampir habis, hanya tinggal bagian

pondasinya saja yang masih terpendam di bawah permukaan tanah sawah.

Pada tahun 1984 di Batujaya, Karawang, sekitar 20 km di sebelah barat dari

Cibuaya, ditemukan pula sebuah kawasan situs arkeologi seluas 5 km² yang

merupakan situs-situs dari masa akhir Prasejarah hingga masa kerajaan

Tarumanagara. Di kawasan situs Batujaya yang terletak di daerah aliran Citarum ini

telah ditemukan lebih dari 30 reruntuhan percandian bata yang berlatarkan agama

Budha Mahayana. Sebagian besar dari situs-situs ini telah digali (diekskavasi), dan

dua di antara candi-candi yang ditemukan sudah dipugar kembali. Pada reruntuhan

bangunan candi ini ditemukan prasasti-prasasti beraksara Palawa dan berbahasa

Sanskerta yang digoreskan pada bata, lempengan emas, terakota, yang berisi ayat-

ayat suci agama Buddha Mahayana tentang ajaran karmma.

Berdasarkan bentuk aksaranya, yaitu aksara Palawa yang lebih muda dari

aksara Palawa yang digunakan pada prasasti-prasasti Purnawarman, maka prasasti-

prasasti Batujaya ini diperkiran dari masa sekitar abad ke-7 dan ke-8. Selain itu

ditemukan pula meterai-meterai terakota yang bergambar relief Buddha dan

sejumlah arca-arca kepala yang yang terbuat dari bahan stuko (adukan semen kapur)

yang menggambarkan tokoh-tokoh kedewataan maupun kepala binatang seperti

singha dan serigala. Melalui analisis sisa arang (analisis C14) dari kulit padi yang

terdapat sebagai campuran tanah liat dalam pembuatan bata candi, diperoleh

pertanggalan untuk kompleks percandian Batujaya antara 680 hingga 900 Masehi.

Kompleks percandian di Batujaya ini mengenal penggunaan lepa stuko (wajralepa)

sebagai pelapis permukaan candi, dan penggunaan beton stuko untuk melapisi lantai

bangunan maupun halaman di sekeliling candi, dan konstruksi bagian atas candi

yang berbentuk stupa.

Berkembangnya agama Budha Mahayana di Tarumanagara, yang semula

beragama Hindu, agaknya disebabkan pula karena invasi Sriwijaya ke Tarumanagara

menjelang akhir abad ke-7. Pada bagian akhir prasasti penaklukan Kotakapur,

Bangka, oleh Sriwijaya dari tahun 608 Saka (= 686 Masehi) dituliskan pula bahwa

“Sriwijaya sangat berkeinginan untuk menaklukkan Bhumijawa (= Tarumanagara)

yang tidak tunduk kepada Sriwijaya”.

Kerajaan Sriwijaya pada waktu itu dikenal sebagai kerajaan maritim yang

berperan pula sebagai pusat penyiaran agama Buddha Mahayana dan mempunyai

hubungan erat dengan pusat penyiaran agama Budha Mahayana di Nalanda, India.

Invasi Sriwijaya ke Tarumanagara telah membawa pengaruh dalam persebaran

agama Budha Mahayana dan gaya kesenian dari Nalanda yang diterapkan di

kompleks percandian Batujaya.

2. Kerajaan-kerajaan di Sumatra

2.1. Kerajaan Tulangbawang

Berita Tionghoa yang berasal dari masa Kekaisaran Liu Sung (420-479)

menyebutkan bahwa pada tahun 449 sebuah kerajaan di Sumatra bagian selatan yang

bernama P’u-huang atau P’o-huang mengirimkan utusan dan persembahan ke

Tionkok. Disebutkan pula bahwa kerajaan P’o-huang menghasilkan lebih dari 41

jenis barang yang didagangkan ke Tiongkok. Hubungan diplomatik antara P’o-

huang dan Tiongkok ini berlangsung terus hingga abad ke-6.

Page 4:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

4

Berita Tionghoa lainnya dari masa 976-983 masih menyebutkan adanya

sebuah kerajaan bernama To-lang-p’o-huang. Para akhli mengidentifikasikan P’o-

huang atau To-lang-p’o-huang ini dengan kerajaan Tulangbawang, yang diduga

terletak di daerah Lampung. Di daerah provinsi Lampung kini masih ada desa

bernama Bawang (Umbul Bawang) dan bahkan sebuah sungai yang bernama

Tulangbawang. Tidak jauh dari desa Bawang pada tahun 1912 telah ditemukan

prasasti batu Hujunglangit dari tahun 997, dan sekitar tahun 2002 tidak jauh dari

prasasti tersebut ditemukan pula tiga prasasti lainnya.

2.2 Kerajaan Sriwijaya

Sejumlah prasasti yang ditemukan di daerah Palembang, Karangbrahi

(Jambi), Kotakapur (Bangka), dan Lampung yang berasal dari masa sekitar

pertengahan abad ke-7, memberitakan kehadiran sebuah kerajaan bernama Sriwijaya.

Prasasti-prasasti tersebut ditulis dengan aksara Palawa dan berbahasa Malayu Kuna.

Salah satu prasasti tersebut yang ditemukan di Kedukanbukit, Palembang,

menyebutkan tentang perjalanan untuk mencapai kemenangan (mangalap

siddhayatra) yang dilakukan oleh Dapunta Hyang dengan berperahu pada tanggal 11

paro-terang (suklapaksa) bulan Waisaka, tahun 604 Saka (= 23 April 682). Pada

tanggal 7 paro-terang bulan Jyestha (= 19 Mei 682) Dapunta Hyang berangkat dari

Minanga membawa dua laksa dan 200 peti perbekalan dengan perahu, dan 1312

tentara berjalan darat, datang di suatu tempat bernama Mukha-Upang. Pada tanggal 5

paro-terang bulan Asadha (= 16 Juni 682) sampailah di suatu tempat membuat kota

(wanua). Kerajaan Sriwijaya memperoleh kemenangan dan perjalanannya berhasil.

Berdasarkan isinya prasasti Kedukanbukit memperingati usaha penaklukan

daerah sekitar Palembang dan pendirian sebuah ibukota baru Sriwijaya oleh

Dapunta Hyang. Prasasti-prasasti Sriwijaya yang lain umumnya merupakan prasasti

permakluman tentang kemenangan Sriwijaya atas daerah-daerah di bagian selatan

Sumatra yang ditaklukkannya. Hampir semua prasasti tersebut diahiri dengan

kutukan-kutukan dan persumpahan bagi siapa saja yang melakukan kejahatan dan

tidak taat kepada perintah raja.

Mengenai tempat asal Sriwijaya terdapat beberapa penafsiran yang

dikemukakan oleh para ahli. Sebagian di antaranya berpendapat bahwa kerajaan

Sriwijaya berasal dari Minanga di daerah Minangkabau, yaitu di dekat daerah

pertemuan antara sungai Kampar Kiri dan sungai Kampar Kanan. Dari tempat

asalnya itu kemudian Sriwijaya mengadakan penaklukan ke daerah selatan dan

akhirnya mendirikan ibukota baru di daerah Palembang.

Prasasti Sriwijaya yang berupa fragmen dan prasasti-prasasti pendek,

umumnya berisi keterangan tentang perjalanan kemenangan (jaya siddhayatra) dan

peperangan serta keterangan mengenai ajaran agama Buddha Mahayana dan

beberapa sekte agama Buddha. Sebuah fragmen prasasti yang berasal dari

Telagabatu, dekat Palembang menyebutkan pula pendirian sebuah wihara.

Beralihnya pusat kekuasaan Sriwijaya ke daerah pantai timur Sumatra bagian

selatan itu agaknya berkaitan dengan penguasaan daerah perdagangan dan jalur

pelayaran melalui Selat Malaka dan Selat Bangka. Prasasti Ligor, Malaysia, yang

berangka tahun 775 menyebutkan seorang raja Sriwijaya bernama Wisnu, dan

pendirian sebuah bangunan suci untuk pemujaan Padmapatni, Sakyamuni dan

Wajrapani. Di Nalanda ditemukan pula sebuah prasasti dari pertengahan abad ke-9

yang isinya menyebutkan tentang pendirian sebuah wihara oleh Balaputradewa raja

dari Suwarnabhumi (Sriwijaya). Prasasti ini dikeluarkan oleh raja Dewapaladewa.

Page 5:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

5

Berita-berita Tionghoa dari abad ke-11 masih menunjukkan peranan kerajaan

Sriwijaya sebagai pusat penyiaran agama Buddha. Raja Sriwijaya pada waktu itu

ialah Sri Culamaniwarman, mengadakan persahabatan dengan kerajaan Cola. Dalam

prasasti Leiden dari tahun 1005/1006 disebutkan raja Culamaniwarman dari

Sriwijaya mendirikan sebuah bangunan suci agama Buddha di Nagapattinam dengan

bantuan raja Cola, Rajaraja I. Bangunan ini dinamakan Culamaniwarmawihara.

Hubungan dengan Cola ini kemudian terputus karena pada tahun 1017

Rajendracoladewa mengadakan penyerangan ke Sriwijaya. Penyerangan dari Cola ke

Sriwijaya ini terjadi lagi pada tahun 1025 seperti disebutkan dalam prasasti Tanjore

dari Rajendracola tahun 1030. Dalam penyerangan kedua ini raja Sriwijaya Sri

Sanggramawijayottunggawarman ditawan oleh bala tentara Cola.

Dalam sejarah Dinasti Sung disebutkan bahwa pada tahun 1028 datang utusan

dari Sriwijaya. Utusan dari Sriwijaya yang tercatat dalam sejarah dinasti Sung yang

terakhir ialah pada tahun 1178. Untuk beberapa lamanya tidak ada catatan tentang

utusan Sriwijaya dalam kitab-kitab sejarah Tiongkok.

Sekitar permulaan abad ke-13 Sriwijaya (San-fo-tsi) muncul kembali sebagai

kerajaan yang kuat dan berkembang menjadi pusat perdagangan dan pelayaran.

Namun berita Tionghoa dari jaman dinasti Ming menyebutkan bahwa pada tahun

1376 kerajaan San-bo-tsai (San-fo-tsi) ditaklukkan oleh kerajaan Jawa dan akhirnya

runtuh. Dengan keruntuhannya ini daerah-daerah yang tadinya berada dalam

kekuasaan Sriwijaya melepaskan diri.

2.3. Kerajaan Malayu

Berita Tionghoa dari sekitar pertengahan abad abad ke-7 telah menyebutkan adanya

kerajaan bernama Mo-lo-yue yang telah mengirimkan utusannya ke Tiongkok.

Menurut para ahli Mo-lo-yue adalah Malayu, sebuah kerajaan yang berlokasi di

daearah Jambi. Kerajaan ini telah ada ketika Sriwijaya berdiri di daerah Palembang.

Kerajaan Malayu ini disebutkan pula dalam kisah perjalanan yang ditulis oleh

pendeta Buddhis Tionghoa, I-tsing. Dari Kanton menuju India pada tahun 671, ia

singgah di Sriwijaya selama 6 bulan untuk mempelajari bahasa Sanskerta. Setelah itu

pergi ke Malayu dan singgah selama dua bulan sebelum meneruskan perjalanannya

menuju India. I-tsing tinggal selama sepuluh tahun di pusat pendidikan tinggi agama

Buddha di Nalanda. Ketika kembali ke Tiongkok dari Nalanda pada tahun 685 ia

singah di Sriwijaya untuk menerjemahkan kitab-kitab suci agama Buddha. Setelah 4

tahun tinggal di Sriwijaya, pada tahun 689 ia kembali ke Tiongkok untuk membawa

4 orang pembantunya menyelesaikan penerjemahan kitab suci agama Buddha.

Ketika I-tsing datang kembali ke Sriwijaya, Malayu telah diduduki oleh Sriwijaya. Ia

kembali ke negerinya pada tahun 695.

Dari pemberitaan I-tsing tersebut dapat disimpulkan bahwa kerajaan Malayu

antara tahun 689 hingga 690 dkuasai Sriwijaya. Sejak masa itu kita tidak

memperoleh pemberitaan tentang kerajaan Malayu hingga sektar abad ke-13. Baru

pada tahun 1286 terdapat pemberitaan tentang kehadiran kerajaan Malayu di

Sumatra bagian utara, yaitu dari kitab Pararaton dan Nagarakertagama. Di dalam

kitab Pararaton disebutkan bahwa pada tahun 1208 Saka atau 1286 Masehi raja

Kertanagara dari Singhasari mengirimkan sebuah ekspedisi perutusan ke Malayu

(Pamalayu).

Ekspedisi ke Malayu ini dimaksudkan untuk menjalin hubungan

persahabatan dengan Malayu dalam rangka membendung arus pengaruh ekspansi

kerajaan Mongol dari Tiongkok yang dilancarkan oleh Kubhilai Khan untuk

menguasai kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara. Untuk mempererat hubungan

Page 6:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

6

persahabatan antara Singhasari dan Malayu ini kemudian raja Kertanagara

mengirimkan pula sebuah arca Buddha Amoghapasa ke Malayu untuk ditempatkan

di Dharmmasraya. Bagian alas arca tersebut ditulisi prasasti beraksara Jawa Kuna

dengan bahasa Malayu kuna dan Sanskerta. Isinya menyebutkan bahwa pada tahun

1208 Saka (= 1286 Masehi) sebuah arca Amoghapsa dengan empatbelas

pengiringnya dan saptaratna dibawa dari Bhumijawa ke Suwarnabhumi untuk

ditempatkan di Dharmmasraya sebagai punya Sri Wiswarupakumara. Pengiriman

arca tersebut diiringi oleh empat pembesar kerajaan. Selanjutnya disebutkan pula

seluruh rakyat Malayu sangat bersuka cita terutama rajanya Sri Maharaja Srimat

Tribhuwanaraja Mauliwarmmadewa. Di bagian belakang arca ini kemudian pada

tahun 1347 dituliskan sebuah prasasti beraksara Jawa Kuna dan berbahasa Sanskerta

dari Sri Maharaja Srimat Sri Udaya Adityawarman. Prasasti ini menyebutkan pula

beberapa hal di antaranya tentang penyelengaraan upacara yang bercorak tantrik,

pendirian arca Buddha dengan nama Gaganaganja dan pemujaan kepada Jina.

Prasasti-prasasti kerajaan Malayu yang ditemukan tersebar di Sumatra Barat

pada pertengahan abad ke-14 menyebutkan adityawarman memerintah di

Kanakamedini (Pulau Emas). Nama Adityawarman disebutkan pula pada sebuah

arca Manjusri dari Candi Jago, Jawa Timur. Prasasti ini menyebutkan tentang

penempatan arca Manjusri ditempat pendharmaan Jina oleh Adityawarman.

Adityawarman membangun pula sebuah candi Buddha di Bumi Jawa dengan tujuan

untuk memuliakan orang tua dan kerabatnya, pada tahun 1265 Saka (= 1343/1344

Masehi). Ketika Adityawarman belum menjadi raja di Malayu, ia menduduki jabatan

sebgai Werdhamantri di Majapahit dengan gelar Arya Dewaraja pu Aditya. Pada

tahun 1347 setelah Adityawarman berhasil menaklukkan daerah-daerah di sekitarnya

ia mengangkat dirinya sebagai maharajadiraja dengan delar Adityawarmmodaya

Pratapaparakramarajendra Mauliwarmadewa. Ia memerintah sampai tahun 1375

dan kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Ananggawarman. Sampai

kapan Ananggawarman memerintah tidak dapat diketahui. Berita Tionghoa

menyebutkan hubungan terakhir dengan kerajaan Malayu pada tahun 1377. Sejak itu

tidak ada hubungan diplomatik antara kerajaan Malayu dengan Tiongkok. Agaknya

setelah itu kerajaan Malayu mengalami kemunduran, dan berakhit sekitar akhir abad

ke-14.

3. Kerajaan Mataram

3.1. Kerajaan Mataram di Jawa Tengah: Dinasti Sailendra (Śailendrawangśa)

Sejak pertengahan abad ke-7 di Jawa Tengah telah muncul sebuah kerajaan yang

berlatarkan keagamaan Hindu dan Buddha. Kerajaan ini diperintah oleh raja-raja dari

dinasti Sailendra (Śailendrawangśa). Di dalam prasasti Sojomerto dari daerah

Batang, Pekalongan, yang berasal dari pertengahan abad ke-7 disebutkan seorang

tokoh bernama Dapunta Selendra yang menganut agama Siwa.Tokoh ini dianaggap

sebagai cikal-bakal pendiri dinasti (wangśakara) Sailendra.

Dari sumber-sumber prasasti diketahui bahwa kerajaan dinasti Sailendra itu

bernama Mataram dan ibukotanya disebut Medang, sedangkan sumber-sumber

Tionghoa dari zaman dinasti T’ang (618-906) menyebutnya Ho-ling yang

berlangsung sampai tahun 818, dan kemudian menyebutnya dengan nama She-p’o

sampai tahun 856. Menurut berita Tionghoa tersebut pada tahun 674 rakyat kerajaan

tersebut menobatkan seorang wanita bernama Simo (Hsi-imo) menjadi raja.

Page 7:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

7

Pada masa pemerintahan Simo di Holing telah ada seorang pendeta Buddha

yang terkenal bernama Jnanabhadra yang membantu pendeta Tionghoa bernama

Hwi-ning menerjemahkakitab suci agama Buddha dari bahasa Sanskerta ke dalam

bahasa Tionghoa. Siapa yang menggantika ratu Simo tidak diketahui dengan pasti.

Namun berdasarkan keterangan yang terdapat dalam prasasti Canggal yang

dikeluarkan oleh raja Sanjaya pada tahun 732, menyebutkan raja Sanna yang

kemudian digantikan oleh saudara perempuannya yang bernama Sannaha. Pengganti

Sannaha ialah anaknya yang bernama Sanjaya.

Sanjaya memerintah sejak tahun 717. Di dalam prasasti Mantyasih yang

dikeluarkan oleh raja Dyah Balitung pada tahun 907 Sanjaya disebutkan ralam

urutan pertama raja-raja Mataram dengan nama Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.

Pada tahun 732 ia mendirikan sebuah bangunan untuk pemujaan lingga di Gunung

Wukir.

Selanjutnya Sanjaya digantikan oleh anaknya, Rakai Panangkaran Dyah

Sangkhara, pada tahun 746. Raja ini semula menganut agama Hindu (Siwa) tetapi

kemudian beralih menjadi penganut agama Buddha. Dialah yang mendirikan

bangunan suci agama Buddha untuk pemujaan Dewi Tara (Tarābhāvanam) di

Klasan pada tahun 778, candi Sewu (Mañjuśrigṛha) pada tahun 782, dan candi

Plaosan Lor yang melambangkan kesatuan kerajaan Mataram. Ia pun membangun

pula sebuah wihara di Bukit Ratu Baka yang diberi nama Abhayagiriwihara yang

diresmikan pada tahun 792.

Rakai Pangkaran digantikan oleh anaknya, Samaratungga yang memerintah

sekitar tahun 792-847. Samaratungga mempunyai seorang anak perempuan bernama

Pramodawarddhani, yang telah mendirikan sebuah bangunan suci agama Buddha

yang diberi nama Srimad Wenuwana dan mentahbiskan arca Gananatha di dalamnya

pada tahun 824, seperti disebutkan di dalam prasasti Kayumwungan. Anaknya yang

kedua yang lahir dari permaisurinya yang lain bernama Balaputradewa.

Pramodawarddhani kemudian dikawinkan dengan Rakai Pikatan, anak

Rakai Patapan pu Palar yang menganut agama Siwa. Setelah Samaratungga

meninggal atau mengundurkan diri dari pemerintahan, Rakai Patapan

menggantikannya menjadi raja Mataram. Pada masa pemerintahannya Rakai Pikatan

mendirikan candi kerajaan yang berlatarkan agama Siwa, yaitu percandian Lara

Jonggrang (Śiwagrha), di Prambanan, seperti disebutkan didalam prasasti Siwagrha

tahun 856.

Rakai Pikatan digantikan oleh anaknya, Rakai Kayuwangi Dyah Lokapala

pada tahun 856, dan berkedudukan di ibukota Mdang di Mamratipura. Ia memerintah

sampai tahun 883. Sebenarnya Rakai Pikatan mempunyai seorang anak perempuan

tertua, yaitu Rakai Gurunwangi Dyah Saladu yang dijadikan putri mahkota. Tetapi ia

baru menjadi raja setelah adiknya, Rakai Kayuwangi. Rakai Gurunwangi disebutkan

dalama prasasti Munguantan tahun 887 sebagai Sri Maharaja. Sementara itu dari

prasasti Panunggalan tahun 896 kita mengenal seorang tokoh bernama Rakai

Watuhumalang dan dari prasasti Pohdulur tahun 890 kita mengenal pula tokoh yang

bernama Sri Maharaja Rake Limus Dyah Dewindra.

Raja Mataram selanjutnya ialah rakai Watukura Dyah Balitung yang

memerintah sekitar tahun 899-991. Pada masa pemerintahannya ia meluaskan

kekuasaannya sampai ke Jawa timur. Penggantinya ialah Sri Daksottama Bahubajra

Pratipaksasaya. Ia bukanlah anak Dyah Balitung.

Di dalam berita Tionghoa dari zaman dinasti Sung ia disebut Ta-tso-kan-

hiung. Untuk menunjukkan bahwa ia adalah pewaris yang sah dari kerajaann

Mataram, ia menghubungkan dirinya dengan raja Sanjaya dan menggunakan tarikh

Page 8:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

8

Sanjaya dalam prasastinya, yaitu prasasti Tajigunung tahun 194 Sanjayawarsa (= 910

Masehi) dan prasasti Timbananwungkal tahun 196 Sanjayawarsa (= 913 Masehi).

Sampai kapan ia memerintah tidak diketahui dengan pasti, tetapi prasastinya yang

terakhir dari masa pemerintahannya berasal dari tahun 915, yaitu prasasti

Sugihmanek.

Pengganti Watukara Dyah Balitung ialah Rakai Layang Dyah Tulodhong

yang mengeluarkan prasastinya yang pertama ialah prasasti Lintakan pada tahun

919. Sampai kapan Dyah Tulodhong memerintah tidak diketahui. Dari Masa

pemerintahan Dyah Tulodhong terdapat pula sebuah prasasti yaitu prassti

Wintangmas yang dikeluarkan oleh Rakryan Mapatih i Hino Pu Ketuwijaya dari

tahun 919. Berdasarkan gelar jabatannya ia adalah orang kedua setelah raja, dan

biasanya jabatan tersebut diduduki oleh putra mahkota yang akan menjadi raja

sebagai pewaris atas takhta kerajaan Mataram. Namun kita tidak pernah menemukan

prasasti lain yang dikeluarkan oleh Rakryan Mapatih i Hino Pu Ketuwijaya sampai

munculnya prasasti Wulakan dari Sri Maharaja Dyah Wawa tahun 928.

Dalam prasasti Wulakan tahun 928 muncul seorang raja yang bernama

Rakai Sumba Dyah Wawa, yang menyebut dirinya anak kryan landheyan sang

lumah ring alas. Kryan Landheyan adalah tokoh yang disebutkan dalam prasasti

Wuatantija tahun 880 dengan nama Rakryan Landheyan, yaitu adik ipar raja Rakai

Kayuwangi. Jadi jelaslah bahwa Dyah Wawa adalah anak Rakryan Landheyan, dan

bukan anak Dyah Tulodhong raja pendahulunya. Pergantian kekuasaan dari Dyah

Tulodhong ke Dyah Wawa menimbulkan berbagai dugaan, di antaranya

kemungkinan adanya perebutan kekuasaan dari tangan putra mahkota Rakryan

Mapatih i Hino Pu Ketuwijaya oleh Dyah Wawa.

Masa pemerintahan Rakai Sumba Dyah Wawa berlangsung tidak lama. Masa

pemerintahannya diduga berakhir karena bencana alam yang sangat dahsyat akibat

letusan gunung Merapi. Bencana alam ini mungkin merusakkan ibukota Medang dan

menghancurkan sebagian besar wilayah Mataram sehingga dianggap sebagai

pralaya.

Masa pemerintahan Dyah Wawa agaknya berakhir pada tahun 928 atau

awal tahun 929, karena tidak lama setelah itu Sri Maharaja Rake Hino Pu Sindok

tampil sebagai penguasa baru di kerajaan Mataram seperti disebutkan dalam prasasti

Gulung-gulung tahun 929. Pu Sindok adalah orang yang memang mempunyai hak

atas takhta kerajaan Mataram. Ketika Rake Pangkaja Dyah Wawa menjadi raja

Mataram, Pu Sindok berkedudukan sebagai Rakryan Mapatih i Hino, suatu jabatan

yang biasanya diduduki oleh putra mahkota yang akan mewarisi takhta kerajaan.

3.2. Kerajaan Mataram di Jawa Timur: Dinasti Isyana (Īśānawangśa)

Sejak masa pemerintahan Pu Sindok pusat kerajaan Mataram telah dipindahkan dari

Jawa Tengah ke Jawa Timur. Ia membangun kembali kerajaan Mataram dan

mendirikan kedatonnya di ibukotanya yang baru di Tamwlang, seperti disebutkan

dalam prasasti Turyyan tahun 929. Perpindahan ibukota dari Jawa Tengah ke Jawa T

imur itu dilakukan karena keadaan ibukota dan wilayah kerajaan Mataram di Jawa

Tengah mengalami kehancuran (pralaya) akibat bencana alam dari letusan gunung

Merapi yang sangat dahsyat.

Sesuai dengan landasan kosmogoni, maka kerajaan Mataram di Jawa Timur

itu dianggap sebagai dunia baru yang dibangun dengan ibukota dan kadaton baru,

tempat pemujaan yang baru dan diperintah oleh wangsa yang baru pula. Maka

walaupun sebenarnya Pu Sindok masih anggota wangsa Sailendra dan kerajaannya di

Page 9:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

9

Jawa Timur itu masih kerajaan Mataram, ia merupakan pendiri wangsa baru, yaitu

wangsa Isyana (Īśānawangśa). Dalam prasasti-prasastinya ia disebutkan bergelar Sri

Maharaja Pu Sindok Sri Isyanawikrama Dharmmottunggadewa yang memerintah

pada tahun 929-948.

Pu Sindok digantikan oleh anak perempuannya yang bernama Sri Isyana

Tunggawijaya yang bersuamikan Sri Lokapala. Sampai kapan ia memerintah tidak

diketahui dengan pasti. Sepeninggalnya ia digantikan oleh anaknya yang bernama

Sri Makutawangsawarddhana. Ia mempunyai seorang anak perempuan bernama Sri

Mahendradatta Gunapriyadharmmapatni yang bersuamikan Sri Dharmma Udayana,

seorang raja Bali, dan seorang anak laki-laki bernama Sri Dharmmawangsa Tguh.

Dari perkawinan Mahendradatta dengan Udayana lahirlah di antaranya

seorang anak bernama Airlangga. Sri Makutawangsawarddhana kemudian

digantikan oleh Sri Dharmmawangsa Tguh, yang memerintah sekitar tahun 991-

1017. Masa pemerintahannya berakhir dengan tragis, mengalami keruntuhan karena

serangan seorang raja bawahannya.

Di dalam prasasti Pucangan dari raja Airlangga tahun 1041, disebutkan

bahwa penyerangan itu dilakukan oleh raja Wurawari dari Lwaram pada tahun 1017

tidak lama setelah perkawinan putri Dharmmawangsa Tguh dengan Airlangga.

Dalam serangan itu raja Dharmmawangsa Tguh gugur bersama para pembesar

kerajaan. Dharmmawangsa Airlangga bersama pengiringnya dapat menyelamatkan

diri dari serangan musuh dan mengungsi ke hutan di lereng gunung di lingkungan

para pertapa. Pada tahun 1019 ia direstui oleh para pendeta Siwa, Buddha dan

Mahabrahmana sebagai raja dengan gelar Rake Halu Sri Lokeswara

Dharmmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa.

Masa pemerintahan raja Airlangga dipenuhi dengan peperangan

menaklukkan kembali raja-raja bawahan. Pada masa pemerintahannya raja Airlangga

berusaha pula untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyatnya,

dengan membangun sarana keairan untuk meningkatkan perekonomian di antaranya

dengan membangun waduk, kanal, bendungan dan tanggul. Dari permaisurinya

Airlangga mempunyai empat orang anak. Anak yang tertua seorang perempuan

benama Sri Sanggramawijaya-uttunggadewi. Ia ditahbiskan menjadi putri mahkota,

namun kemudian melepaskan kedudukannya dan memilih menjadi seorang pertapa

(bhiksuni).

4. Kerajaan Janggala, Pangjalu, dan Kadiri

4.2. Kerajaan Janggala dan Pangjalu

Pada masa akhir pemerintahan raja Airlangga muncul seorang tokoh bernama

Samarawijaya yang diduga anak raja Dharmmawangsa Tguh, yang rupanya dapat

menyelamatkan diri ketika terjadi serangan raja Wurawari. Ia menuntut haknya atas

takhta kerajaan Matara dari raja Airlangga. Untuk menghindari pertentangan

keluarga, Airlangga kemudian membagi kerajaannya menjadi dua bagian.

Pembagian kerajaan Mataram menjadi dua ini terjadi sekitar tahun 1042.

Samarawijaya sebagai pewaris yang sah dari raja Dharmmawangsa Tguh

memperoleh sebagian kerajaan yang diberi nama Pangjalu dengan ibukotanya

Dahanapura. Sebagian daerah kerajaan lainnya yang dinamai Janggala dengan

ibukotanya Kahuripan diserahkan kepada anak-anak Airlangga.

Di dalam Kakawan Nagarakertagama dari zaman Majapahit disebutkan

pembagian kerajaan Airlangga menjadi dua kerajaan ini dilakukan oleh Pu Bharada,

Page 10:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

10

seorang pendeta Buddha Mahayana aliran Tantra. Selain itu pembagian kerajaan

tersebut disebutkan pula dalam prasasti Turunhyang tahun 1044. Akan tetapi

pembagian kerajaan Mataram menjadi dua bagian ini tidak dapat menghindarkan

terjadinya peperangan antara kedua belah pihak yang ingin saling menguasai seluruh

wilayah kerajaan.

Dari prasasti-prasasti yang berasal dari masa sekitar pertengahan abad ke-11

kita mengenal nama raja-raja yang memerintah di Pangjalu dan Janggala. Raja-raja

tersebt adalah: Mapanji Garasakan, raja Janggala, yang disebutkan dalam prasasti

Turunhyang B tahun1044 dan prasasti Malenga tahun 1052; Mapanji Alanjung

Ahyes yang berkuasa di Pangjalu (1052-1059), yang disebutkan dalam prasasti

Banjaran; dan Samarotsaha yang berkuasa di Janggala sejak tahun 1059 seperti

disebutkan dalam prasasti Sumengka tahun 1059. Mapanji Garasakan dan Mapanji

Alanjung Ahyes adalah anak-anak raja Airlangga adik Sanggramawijaya, sedangkan

Samarotsaha adalah menantu raja Airlangga.

Setelah raja-raja tersebut kita tidak mempunyai sumber-sumber sejarah yang

dapat menjelaskan keadaan sesudahnya di kedua kerajaan tersebut. Masa itu

merupakan masa kegelapan sejarah kerajaan-kerajaan Janggala dan Pangjalu.

3.2. Kerajaan Kadiri

Setelah kurang-lebih 60 tahun lamanya masa kegelapan menyelimuti kerajaan bekas

kekuasaan raja Airlangga yang dibagi dua menjadi Janggala dan Pangjalu, akhirnya

di Jawa Timur sejak tahun 1117 muncul sebuah kerajaan baru bernama Kadiri

dengan ibukotanya Daha. Kemunculan kerajaan baru ini diketahui dari prasasti

Padlegan tahun 1117 yang dikeluarkan oleh seorang raja yang menamakan dirinya

Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Bameswara Sakalabhuwanatustikarana Sarwwani-

waryyawiryya Parakrama Digjayottunggadewa.

Berdasarkan keterangan dalam prasasti Padlegan diketahui bahwa rakyat desa

Padlegan dengan perantaraan Sang Juru Pangjalu, Mapanji Tutus ing Rat, memohon

kepada Sri Maharaja agar desa Padlegan ditetapkan sebagai sima swatantra. Karena

rakyatnya telah berjasa kepada raja dengan memperlihatkan kebaktiannya

mempertaruhkan jiwa raganya agar raja memperoleh kemenangan di dalam

peperangan, maka permohonan itu dikabulkan. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa kerajaan Kadiri ini merupakan kelanjutan dari kerajaan Pangjalu yang telah

berhasil mengalahkan kerajaan Janggala dan mempersatukannya kembali dalam

kerajaan baru yang dinamai Kadiri.

Dari prasasti-prasasti yang berasal dari masa kerajaan Kadiri, kita mengetahui

dalam masa perkembangannya sekitar 45 tahun, dari tahun ±1117 hingga tahun

1222, kerajaan ini diperintah oleh 7 orang raja. Ketujuh orang raja Kadiri tersebut

ialah:

(1) Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Bameswara (± 1117-1130).

(2) Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya (± 1135-1157).

(3) Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Sarwweswara(± 1159-1161).

(4) Sri Maharaja Rakai Hino Sri Aryyeswara (± 1169-1171).

(5) Sri Maharaja Sri Kroncaryyadipa(± 1181).

(6) Sri Maharaja Sri Kameswara(± 1182-1185).

(7) Sri Maharaja Srengga Kertajaya (± 1186-1222).

Di antara raja-raja tersebut yang sangat dikenal selain raja Sri Bameswara, karena ia

merupakan raja pertama dari kerajaan Kadiri, ialah Sri Maharaja Sang Mapanji

Jayabhaya dan raja terakhir yang bernama Sri Maharaja Srengga Kertajaya. Raja

Page 11:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

11

Jayabhaya mengeluarkan pula beberapa prasasti, di antaranya prasasti Hantang tahun

1135, yang merupakan keputusan raja Jayabhaya tentang penetapan desa Hantang

menjadi sima karena jasa-jasa dan kesetiaannya kepada raja ketika adanya perang

perebutan takhta. Prasastinya beraksara Jawa Kuna kuadrat dan bercap kerajaan

berupa Narasingha dengan tulisan “Pangjalu Jayati”, yang artinya “Pangjalu

Menang”.

Pada masa pemerintahan raja Jayabhaya, pujangga bernama Mpu Sedah dan

Mpu Panuluh telah menggubah sebuah karya sastra berupa Kakawin Bharatayuddha,

yang mengisahkan perang saudara antara keluarga Kaurawa dan keluarga Pandawa

memperebutkan kerajaan Hastinapura. Raja Jayabhaya memerintah sekitar 20 tahun

lamanya.

Raja terakhir yang memerintah di kerajaan Kadiri ialah raja Srengga

Kertajaya. Pertama kali namanya muncul dalam prasasti Mrewak dari tahun 1186,

sebagai Sri Maharaja Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu. Di dalam kitab Pararaton

raja Srengga Kertajaya dikenal dengan nama Raja Dangdang Gendis. Pada masa

akhir pemerintahannya ia berselisih dengan para brahmana, sehingga banyak di

antara mereka yang mengungsi dan minta perlindungan ke Tumapel. Ketika itu

Tumapel merupakan sebuah daerah keakuwuan yang dipimpin oleh seorang akuwu

yang ada dibawah kekuasaan kerajaan Kadiri.

Akuwu Tumapel pada waktu itu ialah Ken Angrok, yang menggantikan

akuwu sebelumnya yaitu Tunggul Ametung yang terbunuh oleh siasat Ken Angrok.

Setelah Tunggul Ametung terbunuh itulah Ken Angrok kemudian menggatikannya

menjadi akuwu Tumapel, dan memperistri jandanya yang bernama Ken Dedes.

Dengan dukungan para brahmana pada tahun 1222 Ken Angrok

mengadakan penyerangan ke Daha melawan raja Srengga Kertajaya. Dalam

pertempuan dekat Ganter Ken Angrok mengalahkan raja Kertajaya dan kemudian

menguasai selurh kerajaan Kadiri.

4. Kerajaan Singhasari dan Majapahit: Dinasti Rajasa (Rājasawangśa)

4.1. Kerajaan Singhasari

Pada tahun 1222 setelah Ken Angrok mengalahkan raja Kadiri, ia dinobatkan

sebagai raja dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Bhattara Sang Amurwwabhumi,

berkedudukan di ibukotanya Tumapel atau Kutaraja. Seluruh wilayah bekas

kerajaan Kadiri menjadi wilayah kekuasaannya dan disebut dengan nama kerajaan

Singhasari. Kemunculan tokoh Ken Angrok sebagai pendiri dan raja pertama

Singhasari menandai pula lahirnya sebuah dinasti baru, yaitu Dinasti Rajasa

(Rājasawangśa) atau Dinasti Girindra (Girīndrawangśa) yang menurunkan raja-raja

yang memerintah di Singhasari dan Majapahit hampir 300 tahun lamanya. Tentang

asal-usul Ken Angrok sejak dilahirkan di desa Pangkur, di sebelah timur gunung

Kawi hingga menjadi raja, diuraikan panjang-lebar di dalam kitab Pararaton atau

Katuturan ira Ken Angrok, sebuah kitab berbahasa Jawa Kuna yang ditulis pada

akhir abad ke-15 pada masa akhir Majapahit.

Masa pemerintahan Ken Angrok hanya berlangsung lima tahun lamanya,

tahun 1227 ia dibunuh oleh seorang pangalasan atas suruhan Anusapati, anak tirinya

yaitu anak Ken Dedes dari Tunggul Ametung. Sepeninggalnya ia digantikan oleh

Anusapati (1227-1248).

Berita pembunuhan Ken Angrok atas suruhan Anusapati rupanya sampai

pula kepada Panji Tohjaya, anak Ken Angrok dari istrinya Ken Umang. Tohjaya

Page 12:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

12

menuntut balas atas kematian ayahnya, dan pada tahun 1248 Anusapati dibunuh oleh

Tohjaya ketika keduanya sedang menyabung ayam.

Sepeninggal Anusapati, Tohjaya kemudian menjadi raja Singhasai

menggantikan Anusapati. Namun, ia tidak lama memerintah karena meninggal

ketika terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang Rajasa dan orang-

orang sinelir. Tohjaya kemudian digantikan oleh Wisnuwarddhana, anak Anusapati.

Ia memerintah selama 20 tahun (1248-1268). Pada tahun 1254 ia menobatkan

anaknya, Kertanagara, menjadi raja muda (yuwaraja atau kumararaja) dan

menempatkannya sebagai Raja Daerah di Daha. Dalam prasasti Mula-Malurung

yang dikeluarkan olehWisnuwarddhana tahun 1255, kerajaan Singhasari terdiri dari

sejumlah kerajaan daerah yang masing-masing diperintah oleh seorang raja daerah.

Dalam prasasti tersebut Wisnuwarddhana disebutkan dengan nama Nararyya

Sminingrat dan berkedudukan di ibukota Tumapel, kerajaan daerah Daha diperintah

oleh Kertanagara yang disebutkan dengan nama Nararyya Murddhaja, sedangkan

kerajaan daerah Gelang-gelang diperintah oleh Turuk Bali bersama suaminya

Jayakatwang.

Sepeningal Wisnuwarddhana, pada tahun 1268 Kertanagara naik tahta menjadi

raja Singhasari. Di bidang politik raja Kertanagara terkenal sebagai seorang raja

yang mempunyai gagasan untuk memperluas cakrawala politiknya ke luar Jawa.

Pada tahun 1275 ia mengirimkan ekspedisi ke Malayu (Pamalayu) untuk menjalin

hubungan persahabatan dengan kerajaan Malayu. Hubungan persahabatn ini

kemudian disusul dengan pengiriman arca Amoghapasa pada tahun 1286 untuk

ditempatkan di ibukota Malayu, di Dharmasraya.

Dalam bidang keagamaan raja Kertanagara dikenal sebagai seorang

penganut agama Buddha Tantrayana dari aliran Kala-Cakra (Siwa-Bhairawa). Pada

tahun 1289 ia ditahbiskan sebagai Jina dengan nama gelarnya Jnanasiwabajra. Arca

pentahbisannya berupa arca Aksobhya dikenal sebagai arca Joko Dolog. Di dalam

prasasti Camundi tahun 1292 disebutkan bahwa Sri Maharaja mencapai kemenangan

di segala penjuru.

Hubungan persahabatan yang dijalin dengan kerajaan Malayu, serta perluasan

pengaruh kekuasaan kerajaan Singhasari ke luar Jawa, dimaksudkan untuk

membendung pengaruh kekuatan kaisar Mongol Khubilai Khan dari daratan

Tiongkok yang ketika itu sudah bergerak ke arah asia Tenggara. Pada tahun 1292

telah datang utusan Khubilai Khan yang dipimpin oleh Meng-Chi menghadap raja

Kertanagara untuk minta pengakuan tunduk terhadap Khubilai Khan. Permintaan itu

ditolak oleh raja Kertanagara, bahkan salah seorang utusan Khubilai Khan yaitu

Meng-Chi dilukai mukanya. Tindakan raja Kertanagara ini menyebabkan kemarahan

kaisar Khubilai Khan, dan pada awal tahun 1292 berangkatlah armada Tionghoa ke

Jawa untuk menghukum raja Kertanagara.

Namun, sebelum armada Tionghoa ini sampai di Jawa pada pertengahan

tahun 1292, di Singhasari telah terjadi perubahan politik. Ketika itu Jayakatwang

seorang raja daerah dari Gelang-gelang mengadakan penyerangan ke ibukota

Singhasari. Salah seorang keponakan dan menantu raja Kertanagara, yaitu Raden

Wijaya, ditunjuk oleh raja Kertanagara untuk memimpin pasukan Singhasari

mengadakan perlawanan. Namun perlawanan ini tidak berhasil, pasukan Raden

Wijaya akhirnya terdesak dan raja Kertanagara gugur bersama para pengiringnya di

kadaton.

Setelah raja Kertanagara gugur, Singhasari berada di bawah kekuasaan raja

Jayakatwang dan berakhirlah kerajaan Singhasari. Raden Wijaya bersama beberapa

pengiringnya akhirnya mengungsi ke Madura. Di Madura Raden Wijaya dan

Page 13:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

13

pengiringnya diterima oleh Arya Wiraraja, yang kemudian mengusahakan agar

Raden Wijaya dapat diterima mengabdi kepada raja Jayakatwang. Raden Wijaya

kemudian memperoleh kepercayaan dari raja Jayakatwang dan ketika ia minta

daerah hutan Terik di tepi kali Brantas untuk dibuka menjadi desa permukiman baru

raja Jayakatwang mengabulkannya.

Dengan bantuan orang-orang Madura Raden Wijaya membuka daerah

hutan Terik menjadi sebuah desa permukiman dengan nama Majapahit. Di Majapahit

yang baru dibuka ini Raden Wijaya mengadakan persiapan sambil menunggu waktu

yang tepat untuk merebut kembali kekuasaan dari raja Jayakatwang.

5.2 Kerajaan Majapahit

Pada awal tahun 1293 datanglah bala tentara Khubilai Khan di Jawa. Kedatangan

pasukan Tionghoa ini dimanfaatkan oleh Raden Wijaya. Ia mengirimkan utusan

kepada pimpinan pasukan Tionghoa untuk menyatakan kesedian tunduk terhadap

kekuasaan Khubilai Khan dan bersedia menggabungkan diri untuk bersama-sama

menyerang Daha. Maksud Raden Wijaya ini diterima oleh pimpinan pasukan

Tionghoa.

Setelah segala persiapan selesai, dimulailah penyerangan ke Daha.

Penyerangan ini berhasil mengalahkan raja Jayakatwang, dan Daha dapat dikuasai

oleh pasukan Tionghoa. Namun setelah kemenangan ini, dengan tipu muslihat

akhirnya Raden Wijaya dengan pasukannya menyerang pasukan Tionghoa yang ada

di Daha dan Canggu. Dalam penyerangan ini lebih dari 3.000 orang pasukan

Tionghoa dapat dibinasakan oleh pasukan Raden Wijaya. Sisa pasukan Tionghoa

akhirnya terpaksa lari meninggalkan pulau Jawa kembali ke negerinya dengan

banyak kehilangan pasukan.

Setelah Raden Wijaya berhasil mengusir tentara Cina dan menguasai kembali

Daha, ia dinobatkan menjadi raja Majapahit dengan nama gelar penobatannya Sri

Kertarajasa Jayawarddhana. Penobatan ini berlangsung pada tanggal 15 bulan

Kartika tahun 1215 Saka, yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293.

Tanggal penobatan ini dianggap pula sebagai hari lahirnya Kerajaan Majapahit.

Orang-orang yang telah berjasa dalam perjuangan mendirikan kerajaan

Majapahit, memperoleh hadiah atau kedudukan dalam pemerintahan. Wiraraja

diangkat menjadi Mantri Mahawiradikara, Pu Tambi diangkat menjadi Rakryan

Mapatih, dan Pu Sora (Lembu Sora) diangkat menjadi Rakryan Apatih di Daha.

Akan tetapi rupanya masih ada orang yang tidak puas dengan kedudukan itu. Hal

inilah agaknya yang menjadi benih timbulnya kekacauan atau pemberontakan yang

terjadi pada masa dasawarsa pertama sejarah kerajaan Majapahit. Pemberontakan itu

di antaranya ialah pemberontakan Rangga Lawe (paranggalawe) yang terjadi pada

tahun 1295, dan pemberontakan Sora (pasora) pada tahun 1298-1300.

Raja Kertarajasa didampingi oleh keempat isterinya, keempat putri anak raja

Kertanagara, yaitu Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuwaneswari, Sri Mahadewi

Dyah Dewi Narendraduhita, Sri Jayendradewi Dyah Dewi Prajnaparamita, dan Sri

Rajendradewi Dyah Dewi Gayatri. Dari parameswari Tribhuwana, Kertarajasa

memperoleh seorang anak laki-laki bernama Jayanagara, yang diberi kedudukan

sebagai putra mahkota. Dari istrinya Gayatri ia memperoleh dua orang anak

perempuan, yaitu yang sulung bernama Tribhuwanottunggadewi Jayawisnu-

warddhani yang menjadi raja daerah di Jiwana (Bhre Kahuripan), dan yang bungsu

bernama Rajadewi Maharajasa yang menjadi raja daerah di Daha (Bhre Daha).

Page 14:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

14

Raja Kertarajasa meninggal pada tahun 1309 dan dicandikan di Simping

dengan arca Siwa. Sebagai penggantinya Jayanagara dinobatkan menjadi raja dengan

gelar Sri Sundarapandyadewa Adhi Iswara Wikramottunggadewa. Masa

pemerintahannya diguncang oleh serentetan pemberontakan kelanjuta dari masa

sebelumnya.

Pada tahun 1316 terjadi pemberontakan Nambi (panambi) yang dapat

dipadamkan pada tahun itu juga. Pada tahun 1318 terjadi pemberontakan Semi

(pasemi) yang disusul oleh pemberontakan Kuti (pakuti) pada tahun 1319. Ketika

terjadi pemberontakan Kuti muncul seorang tokoh yang kemudian memegang

peranan penting dalam sejarah Majapahit, yaitu Gajah Mada. Ketika itu Gajah Mada

sebagai anggota pasukan pengawal raja, dengan siasatnya telah berhasil

menyelamatkan raja pada peristiwa di Badander, dan Kuti dapat dibunuh. Setelah

peristiwa itu Gajah Mada kemudian diangkat menjadi patih di Kahuripan, dan pada

tahun 1321 kemudian diangkat menjadi patih di Daha.

Raja Jayanagara meninggal pada tahun 1328, dibunuh oleh Tanca.

Sepeninggalnya ia digantikan oleh adiknya, Tribhuwanot-tunggadewi

Jayawisnuwarddhani.

Pada masa pemerintahan Tribhuwanaottungga-dewi, pada tahun 1331

terjadi pemberontakan Sadeng dan Keta yang dapat dipadamkan oleh Gajah Mada.

Setelah peristiwa itu, pada tahun 1334 Gajah Mada diangkat sebagai Patih

Hamangkubhumi.

Tribhuwanottunggadewi memerintah selama 20 tahun, pada tahun 1350 ia

mengundurkan diri dari pemerintahan, dan pada tahun 1372 ia meninggal. Sebagai

penggantinya pada tahun 1350 anaknya, Hayam Wuruk, naik takhta menjadi raja

Majapahit bergelar Sri Rajasanagara. Ia didampingi oleh Patih Hamangkubhumi

Gajah Mada.

Masa pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan patih hamangkubhuminya

Gajah Mada telah membawa kerajaan Majapahit pada puncak kejayaannya. Pada

masa itu kerajaan Majapahit sebagai sebuah kerajaan adikuasa telah berhasil

menjalin persatuan dengan daerah-daerah dan kerajaan-kerajaan lain di Nusāntara

(pulau-pulau lain, di luar pulau Jawa).

Menurut kitab Pararaton, pada waktu Gajah Mada diangkat sebagai Patih

Hamangkubhumi ia mengucapkan Sumpah Palapa di hadapan Ratu

Tribhuwanottunggadewi dan para pembesar kerajaan Majapahit. Sumpah Palapa

tersebut merupakan ‘program politik’ yang merupakan ambisi Gajah Mada dalam

rangka memperluas pengaruh kerajaan Majapahit di Nusantara. Kebenaran Sumpah

Palapa itu diragukan, karena penaklukan Nusantara itu tidak pernah terjadi, dan

Nusantara bukanlah wilayah kerajaan Majapahit.

Berdasarkan pemberitaan sumber-sumber tertulis berupa karya sastra, seperti

kitab Pararaton, dan Kidung Sunda (Sundayana), pada masa keemasan Majapahit

kita mengenal adanya peristiwa yang disebut Pasunda-Bubat, yaitu sebuah tragedi

yang terjadi di Majapahit pada tahun 1357. Peristiwa ini tidak lain adalah

peperangan antara orang-orang Sunda dan Majapahit. Namun peristiwa ini tidak

dikemukakan di dalam Kakawin Nagarakertagama maupun prasasti-prasasti dari

masa Hayam Wuruk mau pun dari masa sesudahnya. Demikian pula prasasti-prasasti

dari masa kerajaan Sunda tidak ada satu pun yang menyebutkan peristiwa tersebut.

Hubungan antara Majapahit dan Nusantara ini tidak lain adalah hubungan

regional untuk kepentingan bersama dalam bentuk persahabatan. Pada masa

pemerintahan raja Hayam Wuruk kemakmuran kerajaan Majapahit makin

meningkat. Pada masa itu arus pelayaran dan perdagangan internasional sudah

Page 15:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

15

melanda kawasan Nusantara. Pusat-pusat perdagangan yang semula berada di

pedalaman, kini telah tumbuh di daerah pasisir. Beberapa pelabuhan seperti Lasem,

Tuban, Sidayu, Gresik, dan Surabhaya, telah tumbuh menjadi pelabuhan-pelabuhan

yang ramai.

Majapahit jang semula merupakan kerajaan agraris, kini mulai bergeser

terlibat dalam arus perdagangan internasional tersebut. sehingga berubah menjadi

kerajaan agraris yang semi komersial. Majapahit berkepentingan memiliki daerah

pemasaran di luar wilayahnya sendiri untuk produk agrarisnya yang melimpah.

Dari daerah-daerah di Nusantara, Majapahit berkepentingan pula untuk

memperoleh hasil-hasil lokal yang dapat dijadikan komoditi perdagangan

internasional. Pada masa itu perdagangan di wilayah Nusantara telah dimonopoli

oleh saudagar-saudagar dari Majapahit. Mereka mengadakan hubungan perdagangan

dengan Banda, Ternate, Ambon, Banjarmasin, Malaka dan Filipina.

Kakawin Nāgarakĕrtāgama pada pupuh 13-14 telah menyebutkan dengan

rinci berbagai daerah di Nusāntara (Dwipāntara) yang telah menjalin hubungan kerja

sama dengan Majapahit. Oleh karena itulah daerah-daerah dan kerajaan-kerajaan di

Nusantara tersebut dilindungi oleh Sri Maharaja Majapahit (nahan lwir ning

deśāntara kacaya de śrī narapati). Hubungan kerjasama ini bahkan diperluas dengan

kerajaan-kerajaan lain yang ada di daratan Asia Tenggara, seperti dengan Syangka

(Siam), Ayodhyapura (Ayuthya, di Siam), Dharmanagari, Marutma (Martaban),

Rajapura (Rajapuri), Singhanagari, Campa, Kamboja, dan Yawana (Annam).

Hubungan ini dijalin dalam bentuk kemitraan yang saling menghormati dan

berkedudukan sama (mitreka satata).

Daerah-daerah di Nusāntara dan sekitarnya itu merupakan daerah-daerah

merdeka yang memiliki kedaulatan, dan bukanlah jajahan atau daerah kekuasaan

Majapahit. Kerajaan Majaphit sebagai kerajaan adikuasa berkewajiban melindungi

daerah-daerah itu demi kelangsungan kerjasama regional yang saling

menguntungkan, khususnya dalam menghadapi arus pelayaran dan perdagangan

dunia yang telah melanda kawasan Asia Tenggara pada awaktu itu.

Pada tahun 1389 raja Hayam Wuruk meninggal. Ia digantikan oleh

Wikramawarddhana, menantunya yang memperistri putri mahkota Kusuma-

warddhani. Wikramawarddhana adalah anak Rajasaduteswari, adik perempuan raja

Hayam Wuruk. Pada tahun 1400 Wikramawarddhana mengundurkan diri dari

kedudukannya sebagai raja Majapahit dan menyerahkan kepada anaknya, Suhita.

Pada tahun 1401 timbul persengketaan antara Wikramawarddhana dengan

Bhre Wirabhumi, anak Hayam Wuruk dari istri selir. Persengketaan ini akhirnya

menjadi perang saudara yang dukenal sebagai parĕgrĕg yang berlangsung berlarut-

larut. Pada tahun 1447 Suhita meninggal. Kedudukannya sebagai raja Majapahit

digantikan oleh adiknya, Dyah Kertawijaya yang memerintah sampai tahun 1451.

Kertawijaya meninggal pada tahun 1453 dan digantikan oleh saudaranya,

Rajasawarddhana yang memerintah sampai saat meninggalnya pada tahun 1453.

Sepeninggal Rajasa-warddhana, selama tiga tahun terdapat kekosongan tanpa raja

(interregnum). Baru pada tahun 1456 tampil seorang anak Dyah Kertawijaya yang

bernama Dyah Suryawikrama Girisawarddhana. Ia memerintah selama 10 tahun.

Pada tahun 1466 ia meninggal dan digantikan oleh anaknya, Bhre Pandan Salas yang

bergelar Dyah Suraprabhawa Sri Singhawikramawarddhana.

Di dalam prasasti Pamintihan yang dikeluarkan pada tahun 1473, Dyah

Suraprabhawa Sri Singhawikramawardhana disebutkan sebagai Sri Maharajadiraja

“yang menjadi panji-panji atau pemimpin keturunan Raja Gunung” (śrī giripati

Page 16:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

16

prasūta bhūpati ketubhūta). Pada tahun 1468 ia menyingkir dari kadatonnya di

Majapahit karena serangan dari Bhre Kertabhumi.

Dyah Suraprabhawa kemudian meneruskan pemerintahannya di Daha

sampai saat ia meninggal pada tahun 1474. Sepeninggalnya ia digantikan oleh

anaknya, Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya. Karena ibukota Majapahit diduduki

oleh Bhre Kertabhumi, ia memerintah di Keling. Pada tahun 1478 Ranawijaya

mengadakan penyerangan ke Majapahit (yuddha lawaning Majapahit) untuk

merebut kembali haknya atas takhta kerajaan majapahit dari tangan Bhre

Kertabhumi.

Dalam penyerangan tersebut Bhre Kertabhumi gugur di kadaton. Di dalam

kitab Pararaton disebutkan Bhre Kertabhumi gugur di kadaton pada tahun sunya-

nora-yuganing-wong, 1400 Saka (= 1478 Masehi). Dyah Ranawijaya berhasil

merebut kembali kekuasaan dari tangan Bhre Kertabhumi, sehingga seluruh

kekuasaan atas kerajaan Majapahit berada di tangan Dyah Ranawijaya.

Dalam prasasti-prasastinya yang dikeluarkan pada tahun 1486 ia disebutkan

sebagai Paduka Sri Maharaja Sri Wilwatiktapura Janggala-Kadiri Prabhunatha.

Dengan demikian tidaklah benar Majapahit itu runtuh karena serangan Demak pada

tahun sirna-ilang-kertaning-bumi, 1400 Saka (= 1478 Masehi) seperti yang

disebutkan dalam kitab Serat Kanda. Tahun 1400 Saka atau 1478 Masehi adalah

tahun penyerangan Dyah Ranawijaya ke Majapahit untuk merebut kembali tahta

kerajaan Majapahit dari tangan Bhre Kertabhumi yang telah merebutnya dari tangan

Bhre Pandan Salas, ayah Dyah Ranawijaya.

Girindrawarddhana Dyah Ranawijaya adalah raja Majapahit terakhir, ia

memerintah dari tahun 1474 sampai tahun 1519. Pada masa pemerintahan Dyah

Ranawijaya itulah Majapahit mengalami keruntuhannya karena serangan dari

kerajaan Islam Demak yang dipimpin oleh Adipati Unus, anak Raden Patah, cucu

Bhre Kertabhumi. Dengan berakhirnya masa pemerintahan Girindrawarddhana Dyah

Ranawijaya maka berakhir pulalah kekuasaan raja-raja Dinasti Rajasa

(Rājasawangśa) atau Dinasti Girindra (Girīndrawangśa), yang telah berkuasa di

kerajaan Singhasari dan Majapahit selama hampir 300 tahun lamanya (1222-1519).

6. Kerajaan Sunda

Setelah kerajaan Tarumangara runtuh diinvasi oleh Sriwijaya pada akhir abad ke-7,

di Jawa Barat muncul kerajaan Sunda. Carita Parahyangan, naskah Sunda Kuna

yang berasal dari abad ke-16, menghubungkan masa awal kerajaan di Jawa Barat ini

dengan tokoh Sanjaya yang menjadi raja di Mataram.

Menurut Carita Parahyangan, Sanjaya adalah anak Sena, Sanna menurut

prasasti Canggal, raja yang berkuasa di Galuh. Pada suatu ketika terjadi perebutan

kekuasaan antara Sena dan Rahyang Purbasora, saudara seibu Sena. Sena kalah

dalam perebutan kekuasaan tersebut, dan dibuang bersama keluarganya ke daerah

Gunung Merapi. Tetapi akhirnya Sanjaya anak Sena berhasil merebut kembali

kekuasaan ayahnya dari tangan Rahyang Purbasora. Sanjaya kemudian menjadi raja

di Galuh.

Carita Parahyangan menyebutkan pula bahwa Sanjaya adalah menantu raja

Sunda yang bergelar Tohaan (Yang Dipertuan) di Sunda, yaitu Tarusbawa. Sanjaya

kemudian menggantikan mertuanya menjadi raja Sunda dengan tetap berkedudukan

di Galuh. Setelah menjadi raja selama sembilan tahun lamanya ia digantikan oleh

anaknya, Rahyang Tamperan. Bagaimana Sanjaya kemudian berpindah dari seorang

raja di Sunda menjadi raja Mataram tidak diketahui dengan jelas.

Page 17:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

17

Prasasti Kebonkopi II dari daerah Bogor, yang berbahasa Malayu Kuna dari

tahun 854 Saka (932 Masehi) berisi pernyataan tentang pengembalian kekuasaan

kepada raja Sunda (Haji Sunda) oleh seorang pejabat, Rakryan Juru Pangambat.

Kekuasaan yang dikembalikan itu ialah kekuasaan atas wilayah kerajaan

Tarumanagara yang semula dikuasai (diinvasi) oleh Sriwijaya sejak akhir abad ke-7.

Bagaimana perkembangan kerajaan Sunda ini selanjutnya tidak diketahui

dengan pasti, sampai munculnya prasasti Sanghyang Tapak dari daerah Sukabumi,

Jawa Barat. Prasasti dari tahun 1030 ini menyebutkan nama seorang haji i Sunda

yang bernama Maharaja Sri Jayabhupati Jayamanahen Wisnumurti Samarawijaya.

Kerajaannya disebut kerajaan Sunda (prahajyan i Sunda).

Nama gelar raja Sunda ini sangat mirip dengan nama gelar raja Airlangga di

Jawa timur yang memerintah pada masa yang sama pula. Selain menggunakan

bahasa Jawa kuna, prasasti ini menggunakan aksara kuadrat, yaitu sejenis aksara

Jawa Kuna yang biasa digunakan pada prasasti-prasasti Jaman Kadiri.

Letak ibukota kerajaan Sunda sejak 932 sampai pada masa pemerintahan

Jayabhupati tahun 1030, mungkin terletak di daerah Bogor dan pada masa

kemudianibukota ini bernama Pakuan Pajajaran.

Untuk beberapa lama kita tidk memperoleh berita tentang kerajaan Sunda yang

berpusat di Bogor. Tetapi, beberapa waktu kemuduan kita memperoleh berita

mengenai kerjaan Sunda dari sejumlah prasasti yang ditemukan di daerah Ciamis,

yaitu di Kuta Kawali. Di dalam prasasti Kawali yang berjumlah enam buah

disebutkan pula seorang raja bernama Parebu Raawastu yang bertakhta di Kawali

dengan kadatonnya yang bernama Surawisesa dan telah membuat parit pertahanan

yang mengelilingi kota Kawali.

Di dalam kitab Carita Parahyangan disebutkan terjadinya peristiwa perang

Bubat pada tahun 1357, yang menyebabkan gugurnya Prebu Maharaja

Linggabuwana yang memerintah di Kawali sejak tahun 1350. Dalam Carita

parahyangan disebutkan pula bahwa Parebu Maharaja masih mempunyai seorang

putra bernama Parebu Raja Wastu. Ketika peristiwa Bubat terjadi ia masih kecil,

sehingga ketika Parebu Maharaja gugur untuk sementara pemerintahan di kerajaan

Sunda dipegang oleh pamanya, Hyang Bunisora yang bertindak sebagai wali. Masa

perwalian ini berlangsung pada tahun 1357-1371.

Prabu Raja Wastu tidak lain adalah Rahyang Niskala Wastukancana yang

disebutkan di dalam prasasti Batutulis dan prasasti Kebantenan. Ia memerintah pada

tahun 1571-1475. Penggantinya ialah anaknya, Sri Baduga Maharaja, yang

dinobatkan dengan nama Prebu Guru Dewataprana, dan dinobatka kembali dengan

nama Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran Sri Sang ratu Dewata.

Selain disebutkan dalam prasasti Batutulis, namanya juga disebutkan dalam prasasti

Kebantenan dan prasasti Huludayeuh. Ia memerintah pada tahun1482-1521.

Di dalam prasasti Batutulis ia disebutkan telah membuat parit sekeliling

ibukota Pakuan, membuat tanda peringatan berupa gugunungan, memperkeras jalan-

jalan (ngabalay), membuat hutan lindung (nyian samida) dan membuat sebuah

telaga yang dinamai Sang Hyang Talagawarna Mahawijaya. Penggantinya ialah raja

Surawisesa Jaya Perkosa yang memerintah pada tahun 1521-1535. Pada tahun 1533

ia mengeluarkan prasasti Batutulis yang memperingati jasa-jasa ayahnya, Sri Baduda

Maharaja.

Hal yang penting dari masa pemerintahannya ialah dilakukannya perjanjian

dengan Portugis pada tanggal 21 Agustus 1522. Dalam perjanjian itu raja Surawisesa

disebut dengan nama Samiam (Ratu Sanghyang). Isi perjanjian itu intinya adalah

pernyataan pihak Portugis untuk membentu kerajaan Sunda jika sewaktu-waktu

Page 18:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

18

kerajaan Sunda diserang oleh kerajaan Islam. Sebagai imbalan, pihak Portugis

dijinkan mendirikan benteng di bandar Banten, dan diberi hak untuk memperoleh

lada sebanyak 350 kuintal setiap tahun.

Sepeninggal raja Surawisesa, kerajaan Sunda berturut-turut diperintah oleh

pengganti- penggantinya yaitu raja Dewata Buwana (1535-1543), Ratu Saksi (1543-

1551), Tohaan di Majaya yang bernama Nilakendra (1551-1567), dan raja terakhir

Ragamulya Suryakancana (1569-1579). Kerajaan Sunda berakhir pada tahun 1579,

dikalahkan oleh kerajaan Banten. Dengan demikian berakhirlah kerajaan Sunda

sebagai benteng terakhir kekuasaan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha do Indonesia.

7. Kerajaan-kerajaan di Bali (Balidwipa)

Kerajaan-kerajaan tertua di Bali berasal dari masa sekitar abad ke-9. Sejumlash

prasasti dari tahun 882-914 telah menyebutkan sebuah pusat kekuasaan

(panglapuan) di Singhamandawa, tetapi tidak menyebutkan nama rajanya. Nama

raja Bali baru disebutkan dalam prasasti Sanur yang berasal dari awal tahun 914.

Rajanya bernama Sri Kesari Warmadewa.

Dari sejumlah prasasti Bali yang berasal dari tahun 915-942 diketahui di

Bali memerintah seorang raja bernama Sang Ratu Sri Ugrasena yang berkedudukan

di Singhamandawa. Dari prasasti Manikliu tahun 955 dikenal seorang raja yang lain

bernama Sang Ratu Sri Aji Tabanendra Warmadewa. Pengganti raja Tabanendra

berturut-turut adalah Sang Ratu Sri Candrabhayasingha Warmadewa dan Sang Ratu

Sri Janasadhu Warmadewa. Masa pemerintahan kedua orang ini tidak diketahui

denga jelas karena masing-masing hanya mengeluarkan satu prasasti. Raja

Candrabhayasingha mengeluarkan prasasti Tirta Empul tahun 960 dan raja Sri

Janasadhu mengeluarkan prasasti Sembiran tahun 975. Rupanya Sri Kesari

Warmadewa merupakan pendiri dinasi (wangsakara) Warmadewa.

Pada tahun 984 muncul seorang raja bernama Sri Maharaja Sri Wijaya-

mahadewi, dan pada tahun 989 muncul pulaseorang raja bernama Sri Dharmma-

Udayana Warmadewa yang memerintah bersama permaisurinya Sang Ratu Luhur Sri

Gunapriyadharmmapatni keturunan Mpu Sindok dari Wangsa Isyana. Mereka

memerintah sekitar tahun 989-1011.

Dari perkawinannya raja Udayana dengan Gunapriyadharmmapatni lahirlah

tiga orang anak, yaitu Airlangga, Marakata dan Anakwungsu. Airlangga kemudian

menjadi raja di Mataram di Jawa Timur, sedangkan Marakata dan Anakwungsu

menjadi raja di Bali.

Dari empat buah prasasti yang berasal dari tahun 1022-1027 dapat diketahui

raja yang memerintah di Bali pada waktu itu ialah raja Marakata yang bergelar

Paduka Haji Sri Dharmmawangsa-warddhana Marakatapangkajastanottunggadewa.

Dalam prasasti Trunyan tahun 1050 sudahdisebutkan yang menjadi raja adalah

Paduka Haji Anakwungsu. Prasastinya yang terakhir berasal dari tahun 1088. Setelah

itu tampil seorang raja yang bergelar Paduka Sri Maharaja Sri Sakala-Indukirana

Isyanagunadharmmalaksmidhara Wijayottunggadewi, yang mengeluarkan prasasti

Sawan (Sukhapura II), pada tahun 1098.

Dari prasasti Air Tabar yang berasal dari tahun 1115 kita mengenal seorang

raja yang bergelar Sri Maharaja Suradhipa. Nama raja ini dalam prasasti Sukhamerta

(Angsri) tahun 1119 disebutkan pula bersama raja lain yang bernama Bhatara Sri

Haji Uganendra Dharmmadewa. Masa pemerintahan kedua raja ini tidak diketahui

dengan pasti, tetapi dari prasasti yang berasal dari tahun 1146 dan 1150 ada raja

yang bernama Paduka Sri Maharaja Sri Jayasakti. Rupanya ia kemudian digantikan

Page 19:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

19

oleh Paduka Sri Maharaja Haji Jayapangus karena namanya disebutkan dalam

prasasti-prasasti yang dikeluarkannya pada tahun 1178 dan 1181.

Raja Jayapangus digantikan oleh Sri Maharaja Haji Ekajaya, yang

memerintah bersama ibunya, Paduka Sri Maharaja Sri Arjayya, seperti disebutkan

dalam prasastinya yang berasal dari tahun 1200. Empat tahun kemudian muncul

seorang raja bernama Bhatara Guru Sri Adikuntiketana seperti disebutkan dalam

prasasti Bangli III dari tahun 1204. Masa pemerintahannya tidak diketahui dengan

jelas. Setelah itu terdapat masa kegelapan yang cukup lama dalam sejarah Bali Kuna

karena sedikitnya sumber-sumber sejarah yang sapai kepada kita.

Pada tahun 1260 muncul seorang raja bernama Paduka Bhatara Guru

Parameswara Sri Hyang ning Hyang Adidewalanchana, seperti disebutkan dalam

prasasti Bulihan. Setelah itu baru diketahui lagi seorang raja bernama Paduka Bhatra

Guru (II) yang disebutkan dalam prasasti Hyang Putih bersama-sama anaknya,

Paduka Aji Sri Tarunajaya.

Dalam prasasti Tumbu dari tahun 1325 disebutkan seorang raja bernama

Paduka Sri Maharaja Sri Bhatara Mahaguru Dharmmottungga Warmmadewa.

Kemunculan raja ini menunjukkan kembalinya dinasti Warmmadewa dalam masa

pemerintahan raja-raja di Bali. Batara Mahaguru mangkat pada tahun 1355 seperti

disebutkan dalam prasasti Salumbung.yang menyebutkan nama Paduka Bhatara Sri

Walajaya Kertaningrat bersama ibunya, Paduka Tara Sri Mahaguru. Dari prasasti

Langgaran tahun 1338 disebutkan yang menjadi raja adalah Paduka Bhatara Sri

Astasura Ratna Bhumi Banten. Ia adalah raja Bali terakhir, sebab sejak tahun 1343

Bali ditaklukkan oleh Gajah Mada.

Sesudah penaklukkan Bali oleh Gajah Mada, terdapat dua prasasti dari raja

Majapahit yang ditemukan di Pulau Bali. Prasasti-prasasti itu dalah Prasasti Her

Abang II tahun 1384 yang dikeluarkan oleh Paduka Sri Maharaja Parameswara Sri

Wijayarajasa, dan prasasti Tambelingan II tahun 1398 yang menyebutkan nama raja

Pauka Bhatara Sri Parameswara Sira Sang Mokta ring Wisnubhawana. Sejak Bali

dikuasai oleh keluarga raja-raja Majapahit pusat pemerintahan mula-mula di daerah

Samprangan, tetapi kemudian dipindahkan ke Gelgel dan Klungkung. Raja-raja di

Klungkung menganggap dirinya sebagai orang keturunan Majapahit (wong

Majapahit).

III. ASPEK-ASPEK SOSIAL-BUDAYA PADA MASA HINDU-BUDDHA

Pelayaran dan perdagangan internasional di Jalur Sutera yang menghubungkan

Tiongkok (Asia Timur) dengan India (Asia Selatan) dan Dunia Arab (Asia

Baratdaya) telah memengaruhi perkembangan kehidupan sosial-budaya di Nusantara

(Asia Tenggara) pada umumnya, khususnya di Indonesia. Masuknya pengaruh

kebudayaan India ke Indonesia telah menimbulkan beberapa perubahan yang

merupakan perkembangan baru dalam tatanan kehidupan sosial-budaya bangsa

Indonesia pada waktu itu. Perkembangan baru ini di antaranya ialah diterimanya

agama Hindu dan Buddha, sistem kemasyarakatan, sistem tulisan dan kesenian,

khususnya seni sastra, seni bangunan, dan seni arca yang berlatarkan agama Hindu

dan Buddha.

Namun kondisi perkembangan kehidupan sosial-budaya masyarakat di

berbagai daerah di Indonesia yang ada pada masa akhir prasejarah, tidaklah sama.

Keadaan seperti ini menyebabkan tidak meratanya persebaran pengaruh datangnya

Page 20:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

20

kebudayaan India itu di berbagai daerah, dan menyebabkan pula perbedaan

kemampuan dalam mengadaptasi unsur-unsur kebudayaan luar.

Dalam membahas perkembangan aspek-aspek kehidupan sosial-budaya

kerajaan-kerajaan di Indonesia masa Hindu-Buddha, kita tidak dapat menjelaskannya

secara untuh pada setiap kerajaan. Karena, tidak semua kerajaan-kerajaan itu

memiliki masa perkembangan yang sama, dan juga tidak semua memiliki

kemampuan untuk mengembangkan aspek-aspek kehidupan sosial-budaya secara

maksimal dan berkelanjutan.

Di samping itu sumber-sumber berupa tinggalan-tinggalan masa lampau

dari kerajaan-kerajaan tersebut yang sampai kepada kita sangat terbatas, baik

kuantitasnya mau pun kualitasnya, sehingga tidak semua kerajaan-kerajaan pada

masa Hindu-Buddha itu dapat diungkapkan aspek-aspek kehidupan sosial-budayanya

secara utuh dan jelas.

Dengan demikian dalam membahas perkembangan aspek-aspek kehidupan

sosial-budaya itu kami dibatasi pada perkembangan yang terdapat pada beberapa

kerajaan tertentu saja, seperti yang ada di kerajaan Mataram dan Kerajaan Majapahit

karena sumber-sumbernya dpat dikatakan cukup memadai. Pengetahuan tentang

aspek-aspek kehidupan sosial-budaya dari masa perkembangan keerajaan-kerajaan

Hindu- Buddha tersebut merupakan akar kebudayaan yang masih mewarnai corak

kehidupan tradisional di berbagai kelompok masyarakat di Indonesia.

A. Kerajaan Mataram

1. Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan ini meliputi dua:

1.1 Sistem Perwilayahan:

Ibukota, pusat pemerintahan, tempat kedudukan raja dan para pejabat tinggi

kerajaan.

Wilayah Kerajaan, terdiri dari sejumlah daerah Kerakaian yang masing-

masing merupakan daerah lungguh atau daerah kekuasaan seorang

Rakai.

Wanua, wilayah Desa yang dikelai oleh seorang Rama.

Watak, wilayah yang terdiri dari beberapa Wanua dikepalai oleh seorang

Samget atau Rake

Sīma, wilayah perdikan atau desa yang dibebaskan dari membayar pajak kepada

kerajaan karena alasan-alasan tertentu.

1.2. Birokrasi Pemerintahan

Birokrasi kerajaan Mataram secari garis besarnya terdiri dari susunan pejabat

tinggi kerajaan di tingkat pusat yang bertempat tinggal di dalam istana sebagai

berikut:

- Raja. Pemegang otoritas tertinggi di kerajaan. Kedudukannya diperoleh secara

warisan turun-temurun.

- Rakryan Bini Haji: para istri raja, parameswari, selir.

- Rakryan Mahamantri Katrini: R.M. i Hino, R.M. i Halu, R.m. i Sirikan, R.M. i

Wka.

- Rakai (Rake), para penguasa daerah (kerakaan), yaitu wilayah atau bagian

kerajaan yang merupakan daerah “lungguh”. Biasanya para Rakai

atau Rake disebut dengan nama daerah kerakaiannya, seperti Rakai

Page 21:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

21

Kayuwangi, Rakai Pangkaran.

- Samgat (sang Pamegat), para pejabat tinggi pelaksana pemerintahan kerajaan.

- Mangilala drawyahaji, para abdi dalem (para pejabat sipil) rendahan di

kerajaan yang mendapat upah dari perbendaharaan raja.

2. Kehidupan Sosial (Sistem Hukum, Kependudukan dan Stratifikasi Sosial)

2.1. Sistem Hukum:

- Sumber Hukum dan Perundang-undangan,

- Petugas Hukum,

- Pelaksanaan Hukum.

2.2. Kependudukan: - Penduduk, penduduk perkotaan dan penduduk desa.

- budak.

- warga asing (warga kilalān).

- petugas kependudukan/sensus (wilang thani).

2.3. Stratifikasi sosial:

- Sistem kasta (catur warna).

- bangsawan/keluarga raja, dan para pejabat tinggi kerajaan.

- abdi dalem.

- kaum agama.

- penduduk pedesaan (petani, peladang, pengrajin, pemburu,

nelayan, pedagang).

3. Kehidupan Ekonomi

3.1. Pendapatan kerajaan: Pajak (drawya haji), denda, hasil daerah sīma.

3.2. Perdagangan: lokal, interlokal (antar pulau/antar kerajan), internasional.

3.3. Pertanian, kehutanan: hasil sawah, ladang, gaga, kebun, dan hutan.

3.4. Peternakan (mangulang): kerbau, sapi, kambing, ayam, itik & telur.

3.5. Penangkapan ikan: nelayan, menjala, menangkap dengan bubu.

3.6. Perburuan: babi, rusa,

3.7. Industri, Pertukangan dan Kerajinan: memintal, tenun, batik, mewarna;

Mrembuat gerabah (mangdyun); pertukangan logam (pandai wesi, pandai

gangsa, pandai mas); membuat barang anyaman (mangañamañam); membuatan

arang (harang), garam (pagagaram).

3.8. Sarana perhubungan: penyeberangan (anambangi, tambangan), transportasi

darat, transportasi sungai, transportasi laut (pelayaran).

4. Kehidupan Religi

4.1. Agama Hindu.

4.2. Agama Buddha.

4.3. Agama kaum Resi.

4.4. Agama Islam.

5. Kehidupan Kesenian

5.1. Seni Bangunan

5.2. Seni Arca dan Seni Pahat

Page 22:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

22

5.3. Seni Sastra

5.4. Seni Musik

5.5. Seni Tari

5.4. Seni Pertunjukan: Wayang

6. Akasara dan Bahasa

6.1. Aksara: Palawa, Prenagari, Jawa Kuna, Jawa Kuna Kuadrat, Arab,

Tionghoa

6.2. Bahasa: Sanskerta, Jawa Kuna, Bali Kuna, Malayu Kuna, Arab, Tionghoa.

B. Kerajaan Majapahit

1. Sistem Pemerintahan

Sistem pemerintahan di kerajaan Majaphit meliputi: (1) Struktur perwilayahan, dan

(2) Struktur Birokrasi Pemerintahan.

1.2 Sistem Perwilayahan:

Wilayah kerajaan Majapahit terdiri dari:

- Ibukota. Merupakan tempat kedudukan atau pusat pemerintahan dengan tempat

tinggal para penguasa atau raja dan pejabat tinggi kerajaan. Ibukoa Majapahit

dikenal pula dengan sebutan Wilwatiktapura.

- Wilayah Kerajaan. Wilayah kerajaan Majapahit terbagi dalam sejumlah

kerajaan daerah (semacam provinsi) yang masing-masing diperintah oleh

seorang raja daerah yang berkedudukan sebagai Paduka Bhattara atau Bhre

(Bhra-i). Para paduka bhatara ini biasanya dijabat oleh para keluarga dekat raja.

Berdasarkan sumber-sumber sejarah berupa parasasti, naskah sastra dan sumber-

sumber lainnya, di kerajaan Majapahit diketahui terdapat 21 kerajaan daerah

yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan wilayah kerajaan Majapahit.

Ke-21 kerajaan daerah di Majapahit tersebut ialah: (1) Daha (Kadiri), (2)

Jagaraga, (3) Kahuripan (Janggala, Jiwana), (4) Tanjungpura, (5) Pajang, (6)

Kembangjenar, (7) Wengker, (8) Kabalan, (9) Tumapel (Singhasari), (10)

Singhapura, (11) Matahun, (12) Wirabhumi, (13) Keling, (14) Kalinggapura, (15)

Pandansalas, (16) Paguhan, (17) Pamotan, (18) Mataram, (19) Lasem, (20)

Pakembangan, dan (21) Pawwanawwan.

Ke-21 kerajaan daerah tersebut tersebar di berbagai wilayah yang meliputi

seluruh wilayah Jawa Timur dan sebagian besar Jawa Tengah dan Daerah

Istimewa Yogyakarta sekarang. Itulah wilayah kerajaan Majapahit seperti yang

tergambar dari pada masa keemasannya.

- Watak dan Wanua. Kerajaan majapahit memiliki sejumlah wilayah pedesaan

yang disebut Watak dan Wanua. Watak biasanya merupakan daerah lungguh

bagi seorang bawahan pangeran, pejabat tinggi kerajaan, penguasa daerah yang

bergelar rakai (rake) atau samgat (sang pamegat). Biasanya gelar rakai dan

samgat diikuti oleh nama tempat wialayah kekuasaannya atau “lungguh”-nya

yang biasanya disebut watak.

Wanua adalah desa, yang secara hirarki merupakan unit wilayah terkecil.

Sejumlah wilayah pedesaan atau wanua membentuk suatu lingkungan wilayah

yang lebih besar dan secara hirarki lebih tinggi kedudukannya, yang disebut

watak.

- Wilayah Keagamaan dan Perdikan (sīma).

Page 23:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

23

Di beberapa wilayah kerajaan sering dijumpai danya wilayah-wilayah

keagamaan yang biasanya diberi status sebagai daerah perdikan atau sima.

Wilayah keagamaan ini di antaranya daerah karesian yang dipimpin oleh seorang

dewaguru, dan daerah keagamaan yang disebut mandala. Status sima selain

diberikan kepada wilayah keagamaan dapat juga diberikan kepada desa-desa

alasan terentu, misalnya karena jasa, bencana, dan karena adanya kewajiban atau

tugas tertentu yang harus dijalankan oleh suatu desa.

Di luar wilayah kerajaan Majapahit terdapat wilayah-wilayah kerajaan lain

yang merupakan kerajaan tetangga atau sahabat (mitra), dan daerah-daerah atau

kerajan lain di luar kerajaan kerajaan Majapahit yang yang dengan alasan tertentu

dilindungi oleh raja Majapahit (desāntara kacaya de sri narapati). Kedua jenis

wilyaha seperti itu dikemukakan di dalam Kakawin Nagarakertagama karya Mpu

Prapanca dari masa pemerintahan raja Hayam Wuruk,

1.2. Struktur Birokrasi:

Struktur birokrasi di Majapahit tersusun dalam hierarki sebagai berikut.

- Raja. Merupakan pemegang otoritas politik tertinggi di kerajaan, kedudukannya

diperoleh pada umumnya secara hak waris turun-temurun.

- Yuwaraja atau Kumararaja. Raja Muda, jabatan yang diduduki oleh putra atau

ptri raja yang akan menduduki takhta kerajaan.

- Rakryan Mahamantri Katrini yang terdiri dari: R.M. i Hino, R.M. i Halu, dan

R.M. i Sirikan. Jabatan yang diduduki oleh para putra raja. R.M. i Hino

merupakan jabatan yang tertinggi di antara yang lainnya, umumnya diduduki

oleh putra mahkota.

- Paduka Bhatara (Bhre, Bhra-i), Raja Daerah. Umumnya mereka adalah sanak

saudara raja yang memerintah di kerajaan daerah.

- Rakryan Mantri ri Pakira-kira Makabehan, merupakan Dewan Menteri yang

pelaksana pemerintahan, dipimpin oleh Rakryan Mapatih atau Patih

Hamangkubhumi.

- Dharmmadhyaksa, yang terdiri dari:

(1) Dharmmadhyaksa ring Kasaiwan (urusan agama Hindu/Siwa;

(2) Dharmmaadhyaksa ring Kasogatan (urusan agama Buddha).

Kedua Dharmmadhyaksa tersebut dibantu oleh para pejabat yang di sebut

Dharmma-Upapati, yaitu: Sang pamget (Samget) i Tirwan, Kandamuhi, Jambi,

Pmwatan, Manghuri, Kandangan Atuha, Kandangan rare, Panjangjiwa, Lekan,

Tanggar, Pndelegan, dan Tigang Rat.

Selain para pejabat tersebut masih ada sejumlah jabatan lain di lingkungan

kerajaan Majapahit, yaitu: para Tanda (kepala jawatan), Nayaka, Pratyaya, dan

Drawyahaji.Di samping itu masih ada pula sejumlah jabatan militer seperti:

Pangalasan, Senapati, dan Surantani, yang bertugas sebagai pengawal dan penjaga

lingkungan keraton (bhayangkara).

2. Kehidupan Sosial (Sistem Hukum, Kependudukan dan Stratifikasi Sosial)

2.1. Sistem Hukum:Sumber Hukum dan Perundang-undangan, Petugas Hukum,

Pelaksanan Hukum)

2.2. Kependudukan: Penduduk, budak dan warga asing (warga kilalān), petugas

Page 24:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

24

pendudukan/sensus, (wilang thani).

2.3. Stratifikasi sosial: Sistem kasta; bangsawan/keluarga raja, abdi dalem, kaum

agama, penduduk pedesaan (petani, peladang, pengrajin, pemburu, nelayan).

3. Kehidupan Ekonomi

3.1. Pendapatan kerajaan: Pajak (drawya haji), denda, hasil daerah sīma.

3.2. Perdagangan: lokal, interlokal (antar pulau/antar kerajan), internasional.

3.3. Pertanian: hasil sawah, ladang, gaga, kebun, dan hutan.

3.4. Peternakan (mangulang): kerbau, sapi, kambing, ayam, itik & telur.

3.5. Penangkapan ikan: menjala, menangkap dengan bubu.

3.6. Perburuan: babi, rusa, dll. binatang hutan.

3.7. Industri, Pertukangan dan Kerajinan: memintal, tenun, batik, mewarna;

Gerabah (mandyun); pertukangan logam (pandai wesi, pandai gangsa, pandai

mas); anyaman; pembuatan arang (harang), garam (pagagaram),

3.8. Sarana perhubungan: penyeberangan di sungai (anambangi, tambangan),

Transportasi darat, transportasi sungai, transportasi laut (pelayaran).

4. Kehidupan Religi

4.1. Agama Hindu

4.2. Agama Buddha

4.3. Agama kaum Resi (petapa)

4.4. Agama Islam

5. Kehidupan Kesenian

5.1. Seni Bangunan: bangunan suci (Candi, pendharmaan, petirtaan).

5.2. Seni Arca dan Seni Pahat/Seni Ukir/Relief (ornamen ).

5.3. Seni Sastra: Prosa (gancaran), kakawin, kidung

5.4. Seni Musik

5.5. Seni Tari

5.4. Seni Pertunjukan: Wayang

6. Akasara dan Bahasa

6.1. Akasara: Palawa; Grantha (Prenagari); Jawa Kuna; Arab; Tionghoa.

6.2. Bahasa: Sanskerta; Jawa Kuna; Bali Kuna; Malayu Kuna; Arab; Tionghoa.

Page 25:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

25

BIBLIOGRAFI [Daftar Pustaka Acuan untuk Studi Pendalaman]

Abdullah, Taufik dan Adrian B. Lapian (Editor Umum)

2013 Indonesia dalam Arus Sejarah: Jilid 2. Kerajaan Hindu-Buddha. (Editor

Jilid: Edi Sedyawati dan Hasan Djafar). Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve/

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Cetakan Pertama.

Bernet Kempers, A.J.

1959 Ancient Indonesian Art. Amsterdam: C.P.J. Van der Peet.

Boechari

2013 Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti. Kumpulan Tulisan Boechari.

Penyunting: Ninie Susanti, Hasan Djafar dkk. Jakarta: Kepustakaan Populer

Gramedia.

Cortesao, Armando

1944 The Suma Oriental of Tome Pires: An Account of the East, from Red Sea to

Japan. Translated from Portuguese MS in Bibliothèque de la Chambre des

députés Paris, and edited by Armando Cortesão. London: Hakluyt Society.

Djafar, Hasan

2009 “Sistem Pengetahuan Tradisional”, dalam Mohammad Iskandar (editor),

Sejarah Kebudayaan Indonesia: Jilid 8. Sistem Pengetahuan, hlm. 7-46.

(Editor Umum: Mukhlis PaEni). Jakarta: Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata.

2010 Kompleks Percandian Batujaya: Rekonstruksi Sejarah Kebudayaan Daerah

Pantai Utara Jawa Barat. Bandung: Kiblat Buku Utama/École française

d’Extrême-Orient/Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional/

Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde.

2013 Masa Akhir Majapahit: Gîrindrawarddhana & Masalahnya. Depok:

Komunitas Bambu. Cetakan kedua.

Groeneveldt, W.P. 1960 Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled from Chinese Sources. Djakarta: Bhratara.

2009 Nusantara dalam Catatan Tionghoa. Penerjemah: Gatot Triwira, Editor: David Kwa. Depok: Komunitas Bambu. Heine Geldern, R. von 1982 Konsepsi tentang Negara dan Kedudukan Raja di Asia Tenggara. Terjemahan Deliar Noer. Jakarta: Rajawali. Cetakan ke-2. Kartodirdjo, Sartono 1969 “Struktur Sosial dari Masjarakat Tradionil dan Kolonial”, Lembaran Sedjarah, 4. Jogjakarta: Djurusan Sejarah, Fakultas sastra, Universitas Gadjah Mada.

Page 26:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

26

Kinney, Ann R. 2003 Worshiping Siva and Buddha: The Temple Art Of East Jva. With Introduc- tion to the Religion and Art of East Java by Marijke J. Klokke and Lydia Kieven. Honolulu: University of Hawai’i Press

Miksic, John (Volume Editor) 2008 Indonesian Heritage: Vol. 1. Ancient History. General Editors: Joop Ave et al. Singapore: Didier Millet/Jakarta: Buku Antar Bangsa.

[Buku ini telah diterbitkan pula dalam Bahasa Indonesia denga Judul: Sejarah Kuno].

PaEni, Mukhlis (Editor Umum)

2009 Sejarah Kebudayaan Indonesia. 8 Jilid. Jakarta: Departemen Kebudayaan dan

Pariwisata.

Poerbatjaraka, R.M.Ng.

1957 Kepustakaan Djawa. Djakarta: Djambatan. Cetakan kedua.

Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Editor Umum).

2008 Sejarah Nasional Indonesia: II. Zaman Kuno. Edisi Pemutakhiran (Editor

Umum Pemutakhiran: R.P. Soejono dan L.Z. Leirissa; Editor Jilid

Pemutakhiran: Endang Sri Hardiati). Jakarta: Balai Pustaka. Cetakan Pertama

Pemutakhiran.

Ramelan, Wiwin Djuwita 2014 Candi-candi di Indonesia: I. Candi-candi di Jawa. Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan RI. (Inpress).

Schrieke, B.J.O.

1966 Indonesian Sociological Studies, Part One. The Hague/Bandung: W. van

Hoeve. Second Edition.

Slametmuljana

1966 Perundang-undangan Majapahit. Djakarta: Bhratara.

Soekmono, R.

1990 Sejarah Kebudayaan Indonesia, jilid 2. Yogyakarta: Kanisius.

Zoetmulder S.J., P.J. 1982 Kalngwan. Ikhtisar Kesusastraan Jawa Kuna. Diterjemahkan oleh

Dick Hartoko. Jakarta: Djambatan.

Page 27:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

27

KERAJAAN-KERAJAAN BESAR ISLAM INDONESIA

DI MASA SILAM

Prof. Dr. M. Dien Madjid, M.A

I. PENDAHULUAN

Pengajaran sejarah merupakan hal yang vital dalam paradigma kebangsaan. Sejarah bukan

hanya membincangkan tentang masa lalu an sich, tapi juga sesuatu yang menciptakan

masa kini dan masa depan. Internalisasi masa silam dalam paradigma pendidikan nasional

sudah tentu merupakan inisiasi strategis untuk mencetak pribadi intelek yang memahami

kekinian dengan perspektif kelampauan. Pekerjaan ini sangat penting dalam rangka

menggugah kesadaran nasionalisme dan kecintaan akan Tanah Air kepada generasi muda.

Sejarah merupakan dialog yang tak kunjung usai. Akan selalu ada topik baru yang

ditampilkan dari masa silam. Kiranya sudah bukan zamannya, apabila pengajaran sejarah

di sekolah masih mengajak siswanya “bertamasya ke masa silam” dengan mengabaikan

korelasinya dengan masa sekarang. Seiring laju dunia keilmuan yang kian berkembang,

pengajaran sejarah pun seyogyanya dapat menyematkan sudut pandang baru agar sejarah

tidak lagi menjadi mata pelajaran yang menjemukan.

Memang, ketika mengajarkan sejarah ke peserta didik, narasi masa lalu menjadi

penjelasan utamanya. Seiring berjalannya waktu, kebosanan siswa sedikit terjembatani

dengan adanya multimedia. Ilustrasi bergambar agaknya cukup menarik diperhatikan.

Namun begitu, dari segi konten, materi sejarah agaknya belum banyak berubah. Masih

didominasi oleh cara pandang masa lalu. Seakan, sejarah adalah sesuatu yang sudah lewat,

hanya bisa dikenang.

Kenyataan tersebut sebenarnya bertolak belakang dengan esensi pengajaran sejarah

sebenarnya. Adagium “sejarah adalah cerminan masa depan” agaknya perlu ditinjau ulang.

Jangan lagi pola pengajarannya membawa siswa ke masa lalu, tapi mulai ditekankan pada

nilai guna sejarah. Salah satu yang relevan adalah menghadirkan pola pengajaran “ke

belakang” dan “ke depan” atau mengajarkan sejarah sebagai penopang realitas kekinian.

Tentu akan banyak aspek baru yang didapatkan dari formula ini.

Masa ketika Indonesia memasuki periode kerajaan-kerajaan besar adalah abad

emas yang patut dibanggakan. Banyak aspek kemajuan yang belum diungkap di tataran

pendidikan formal. Seiring perjalanan waktu, cukup banyak memori kolektif bangsa yang

justru di masa kini menjadi isu yang banyak diperbincangkan. Sebagai contoh, konsep

ekonomi maritim global, ekonomi agraris, ketahanan negara serta kemajuan taraf

intelektual, menjadi beberapa tema pokok yang dahulu pernah berkembang di Nusantara di

bawah kerajaan-kerajaan besar. Penekanan kekhasan suatu kerajaan merupakan modal

penting dalam mewujudkan pengajaran sejarah yang kontekstual dengan kekinian.

II. PEMBAHASAN

Indonesia pernah menjadi mercusuar peradaban ketika tanah dan airnya berada di

masa kepemimpinan kerajaan-kerajaan besar Islam. Reputasi sebagai destinasi dagang

dunia menemukan masa kejayaannya di periode ini. Nusantara menjadi spot penting dalam

peta perdagangan dunia. Banyak kapal dagang asing yang datang membeli kekayaan alam

gugusan pulau ini. Islamisasi yang tadinya merupakan produk dialog antara orang Arab

dan pribumi, menjadi pintu gerbang bagi munculnya pengaruh Islam dalam kerajaan

Nusantara.

Page 28:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

28

Oleh sebab banyaknya kerajaan Islam yang pernah bertahta di negeri ini, agar lebih fokus

maka akan dibahas secara satu per satu seperti di bawah ini:

1. Kerajaan Perlak

Munculnya kerajaan ini dalam sejarah Nusantara merupakan reaksi dari

ramainya kapal-kapal dagang Timur Tengah yang bertransaksi di bandar-bandar sekitar

Selat Malaka. Mereka melewati pesisir barat Sumatra, masuk ke selat Sunda melalui

Singapura menuju Kanton (China). Pembukaan jalur baru ini membawa keuntungan

bagi perkembangan Perlak. Memasuki abad ke-8, Perlak sudah dikenal oleh dunia

internasional sebagai bandar dagang yang aman dan ramai. Di bandar ini, para

saudagar Islam bukan hanya melakukan kegiatan jual beli, tetapi juga menjalin dialog

intensif. Komunikasi serta percampuran budaya yang kian intens antara penduduk

setempat dengan pedagang Timur Tengah turut mempermudah pendirian kerajaan

Perlak. Raja pertamanya bernama Sayid Maulana Abdul Aziz Syah, seorang keturunan

Arab Quraisy. Ia memerintah 1161-1186 dan bergelar Sultan Alaiddin Sayid Maulana

Abdul Aziz Syah.1

Kemajuan Perlak mulai terasa ketika menginjak masa pemerintahan raja kelima,

yakni Sultan Mahdum Alaiddin Abdul Kadir Syah (memerintah 1239-1243). Di masa

ini regulasi kerajaan mengalami amandemen. Guna menyokong peran kerajaan

mengupayakan kesejahteraan yang lebih efektif, ditetapkanlah suatu kebijakan

mengangkat Mufti Besar sebagai pendamping raja. Selain itu reorganisasi manajemen

kekayaan negara diadakan dengan pendirian lembaga perbendaharaan dan baitul mal.

Mulai masa ini pula, dalam memimpin kerajaan, raja dibantu oleh Jawatan Kadhi

Besar.

Perkembangan Islam baru meluas dan menguat di seluruh Aceh dengan

pusatnya di Perlak, ketika kerajaan dipimpin oleh raja keenam bergelar Sultan

Mahdum Alaiddin Amin Syah bin Malik Abdul Kadir (memerintah 1243-1267).

Kekerabatan antarkerajaan Muslim mulai terjalin dengan baik di masa ini. Sang Raja

memiliki dua anak perempuan yang dipersunting oleh dua raja besar; 1) Putri

Ganggang Sari menikah dengan Sultan Malikussaleh, Raja Samudra Pasai pertama; 2)

Putri Ratna Kemala menikah dengan Raja Iskandar Syah dari Tumasik (leluhur raja-

raja Malaka).

Selain itu, intensitas perdagangan Perlak juga mengalami kenaikan. Sultan

membuka spot perdagangan baru yakni Pelabuhan Basma yang terletak di antara Kuala

Perlak dan Kuala Jambo Air. Dengan kata lain, letaknya di tengah dua aliran sungai. Di

masa ini pula dibangun lembaga pendidikan terkemuka bernama Dayah Cot Kala di

Bajeun.2 Salah satu guru besarnya bernama Teungku Muhammad Amin atau yang

lebih dikenal dengan sebutan Teungku Cot Kala.3

2. Kerajaan Linge

Kerajaan ini merupakan satu diantara kerajaan yang belum banyak diketahui

umum. Jika sebelumnya, ketika membaca sejarah Aceh yang dikenal hanya kerajaan

Perlak, Samudra Pasai dan Aceh Darussalam, maka seyogyanya kerajaan ini

1 Wan Hussein Azmi, “Islam di Aceh Masuk dan Berkembangnya Hingga Abad XVI”, dalam A.

Hasjmy, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia (t.tp: Almaarif, 1963) hlm. 194-195. 2 H.M. Zainuddin, Tarich Atjeh dan Nusantara, Djilid I (Medan: Pustaka Iskandar Muda, 1961)

hlm. 95-96. 3 A. Hasjmy, Kebudayaan Aceh dalam Sejarah (Jakarta: Penerbit Beuna, 1983) hlm. 47.

Page 29:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

29

diperkenalkan sebagai bentuk pembaruan sejarah. Kerajaan ini merupakan bentuk

dinamika dakwah di pedalaman Aceh. Selain itu, hal yang bisa ditelisik lainnya adalah

adanya kesinambungan kekerabatan antarkerajaan di Aceh. Meurah Ishak adalah

Pengeran Perlak yang mendirikan kerajaan Linge. Keturunannya yang bernama Adi

Genali adalah ayah Meurah Johan yang kelak mendirikan kerajaan Aceh yang

dikemudian hari berganti menjadi Aceh Darussalam.

Kerajaan Lingge di dataran tinggi Gaoyo (sekarang Aceh Tengah) semakin

berkembang, ketika diperintah oleh Adi Genali raja ke 4 yang dinobatkan tahun 1025.

Seiring dengan semakin sejahteranya kehidupan masyarakatnya, Adi Genali

membentuk Sarak Opat dan mendirikan kerajaan-kerajaan kecil (satelit) di daerah

Seurule, Samar Kilang dan di pinggiran Danau Laut Tawar dan Gayo Lues. Raja Adi

Genali kemudian mempersunting seorang putri kerajaan Johor dan dikaruniai 4 orang

anak: Johansyah, Joharsyah, Meurah Lingge, dan Jampuk Lingge.

3. Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Samudra Pasai merupakan gabungan dari dua kerajaan, yakni Samudra

dan Pasai. Kerajaan ini berada di wilayah yang kini masuk dalam wilayah

Lhokseumawe, Aceh Utara. Diperkirakan kemunculan kerajaan ini adalah sekitar abad

13. Berdirinya kerajaan ini tidak terlepas dari keberadaan pedagang Muslim yang

awalnya bertransaksi di pesisir yang sudah ada sejak abad 7.

Bukti berdirinya kerajaan ini tidak terlepas dari penemuan nisan kubur di

wilayah Samudra Pasai. Dari nisan ini, diperoleh informasi mengenai raja pertama

Samudra Pasai yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 696 H, diperkirakan

bertepatan dengan angka tahun masehi 1297.

Muculnya Samudra Pasai ke panggung politik Asia Tenggara erat kaitannya

dengan kondisi politik Sriwijaya yang ketika mendekati abad 13 sudah mulai melemah

pengaruhnya. Daerah-daerah yang semula berada dalam kuasanya, perlahan mulai

memisahkan diri. Situasi tersebut dimanfaatkan oleh para pedagang Muslim, tidak

hanya untuk membentuk kampung niaga, namun juga menyelenggrakan pemerintahan

yakni dengan mengangkat Meurah Silu, kepala Gampong Samudra, menjadi raja

pertama Samudra Pasai dengan gelar Sultan Malikussaleh.4

Dikabarkan pada masa kepemimpinan Sultan Malikussaleh pernah datang

rombongan utusan Syarif Mekkah yang dipimpin Syekh Ismail al-Zarfy. Ia menyebut

Samudra Pasai sebagai kerajaan Islam yang telah memiliki berbagai lembaga

kenegaraan yang teratur, disamping pula angkatan laut dan darat yang kuat. Beberapa

lembaga terkait juga disebutkannya, seperti:

a. Lembaga Kabinet, yang menjadi ketuanya adalah Sri Kaya Khiatuddin

b. Lembaga Mahkamah Agung, yang menjadi Mufti Besarnya (Syaikhul Islam)

bernama Syekh Ali bin Ali al-Makarany

c. Lembaga Kementerian Luar Negeri yang menjadi menterinya adalah Bawa

Kaya Ali Hisamuddin al-Malabary

Wilayah kerajaan ini semakin meluas, manakala Sultan Malikussahir, raja kedua

(memerintah 1297-1326), memasukkan kerajaan Perlak sebagai bawahan Samudra

Pasai.5 Ketika tampuk pemerintahan berada di tangan Sultan Ahmad Malikuzzahir,

4 Uka Tjandrasasmita, Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-Kota Muslim di Indonesia Dari Abad

XIII sampai XVIII Masehi (Kudus: Penerbit Menara Kudus, 2000) hlm. 19. 5 A. Hasjmy, Kebudayaan Aceh ..., hlm. 48-49.

Page 30:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

30

pernah datang seorang pengembara Muslim Marokko bernama Ibnu Batuttah

mengunjungi Pasai. Ia berangkat dari kerajaan Delhi menuju Tiongkok pada tahun

1345. Di tengah perjalanan inilah setelah mengunjungi Sri Lanka, ia mendatangi

Pasai. Ia menceritakan kebaikan raja dan melihat percampuran budaya Persia dan

Gujarat dalam Istana Pasai.6

4. Kerajaan Aceh Darussalam

Kerajaan Aceh Darussalam merupakan kerajaan yang berdiri di Aceh Besar,

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sekarang. Aceh Darussalam dapat tumbuh besar

dikarenakan letak geografisnya yang strategis, yakni di bibir pantai utara Aceh yang

menjadi jalur dagang internasional. Selain itu, kerajaan ini juga dikenal karena daerah

kekuasaannya yang amat luas, hampir meliputi seluruh Sumatra dan sebagian

Semenanjung Melayu.

Banyak peristiwa besar yang terjadi dalam bentangan kisah kerajaan ini. Aceh

menjadi pesaing terkuat Portugis yang telah menguasai Malaka pada 1511. Portugis

mengalami kesulitan untuk mengembangkan sayap pengaruhnya karena selalu

mendapat ancaman dari Aceh Darussalam.

Iskandar Muda (1602-1635) menjadi raja terbesar kerajaan ini. keahliannya

memimpin negeri membuat rakyat Aceh makmur sejahtera. Perdagangan internasional

yang tertata baik membawa pengaruh bagi pembangungan infrastruktur Aceh

Darussalam, salah satu yang paling menonjol adalah aspek pendidikan. Pada masanya,

Aceh dikenal sebagai salah satu pusat keilmuan internasional. Dalam Bustanussalatin

dijelaskan banyak ulama Timur Tengah yang datang untuk mengajar di Aceh. Pelajar

yang ada di kerajaan ini, bukan hanya dari Aceh dan sekitarnya, melainkan ada pula

yang dari Patani, Padang dan Jawa.

Munculnya Aceh sebagai pusat intelektual regional maupun internasional tidak

terlepas dari peran ulamanya. Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as-Sumatrani.

Keduanya merupakan sosok sufi yang banyak mempunyai pengikut. Puisi-puisi sufi

Hamzah Fansuri memiliki kandungan spiritual yang tinggi sehingga ia termasuk dalam

penyair terbesar Nusantara. Syamsuddin as-Sumatrani dikenal sebagai penasehat

kerajaan semasa Iskandar Muda. Nuruddin ar-Raniri dan Abdurrauf Singkel

merupakan sosok ulama yang memiliki pengaruh yang besar pula bagi perkembangan

Aceh pasca Iskandar Muda. Julukan kiblat intelektual dunia amat berkaitan dengan

peran serta ulama tersebut. Kaderisasi ulama di Aceh tetap berkesinambungan sampai

masa kini.

Di masa Iskandar Muda, banyak hal-hal populis yang mendapat perhatian serius

pihak kerajaan. Pernah ada beberapa kebijakan unik yang berlaku di masa ini.

Sebagaimana diketahui, penghinatan kepada kerajaan adalah kesalahan terbesar yang

wajib dijatuhi hukuman berat. Sang raja memiliki cara unik dalam mengeliminir upaya

pejabat kerajaan yang berseberangan dengan pandangannya. Begitu mengetahui ada

yang seperti demikian, selama tiga hari sekali orang itu akan dipanggi untuk bertugas

sebagai “penjaga malam" (peronda) dengan tanpa membawa senjata. Hukuman serupa

juga dijatuhkan kepada pencuri harta rampasan perang.

Perdagangan Aceh, termasuk yang terbaik di Nusantara. Tenggelamnya wibawa

Malaka yang dikuasai Portugis memiliki berkah tersendiri bagi melebarnya pasar-pasar

di pesisir. Barang-barang dagangan banyak dipasok dari wilayah kerajaan. Pejabat

kerajaan memiliki langkah tersendiri, guna menjaga agar distribusi barang jangan

6 H.M. Zainuddin, Tarich Atjeh ..., hlm. 119-120.

Page 31:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

31

sampai terputus yang mengakibatkan kekosongan stok, utamanya bagi komoditas

unggulan seperti rempah-rempah.

Di masa Iskandar Muda, petugas kerajaan sering mengadakan tinjauan lapangan

untuk memastikan agar kebutuhan barang dagang pokok dapat terus diproduksi. Secara

berkala mereka mendatangi para petani dan melakukan sistem bagi hasil yang

menguntungkan kedua belah pihak. Tidak berhenti sampai di situ, pihak kerajaan juga

mengatur barang tersebut hingga ke pasar internasional di pesisir pantai Aceh.

Sebagai contoh, ketika panen beras datang, petugas kerajaan mengawasinya

dengan ketat. Hasil penen kemudian digudangkan dan disimpan sampai akhir musim

panen. Setelah persediaan beras disishkan untuk konsumsi kerajaan dan rakyat,

barulah sisanya dilempar ke pasar untuk dijual. Ketika musim paceklik tiba, Iskandar

Muda melakukan monopoli beras. Regulasi beras ini efektif menjadikan Aceh sebagai

salah satu lumbung padi terkemuka di zamannya. Beras menjadi komoditas lain yang

laku di luar wilayah.

Penghasilan lain juga didapatkan dari pajak maritim. Agustin de Beaulieu,

seorang anggota armada dagang Prancis yang pernah mengunjungi Aceh pada 1620-

1621, menceritakan tentang pajak kelautan ini. Bagian terbesar dari berbagai pajak

perniagaan masuk ke kas kerajaan dengan legalisasi cap raja atau bukti pembayaran

pajak. Pajak yang masuk sekitar 50 – 60 real ketika waktu keluar pajaknya harus

dibayar separuhnya. Pajak yang terbesar didapat dari saudagar Inggris dan Belanda.

Berbagai bentuk model perpajakan diatur dalam kitab undang-undang Adat

Aceh. Dalam kitab ini juga dibukukan mengenai peraturan bahwa orang asing yang

meninggal di Aceh dan tidak mempunyai ahli waris, maka kekayaannya jatuh ke

tangan kerajaan. Bentuk penghasilan lain juga didapat melalui peraturan Hak Tawan

Karang. Hak ini terjadi apabila ditemukan kapal orang asing yang karam atau masih

dapat diselamtkan ke darat, barang-barangnya menjadi milik kerajaan. Hibah dari

pedagang asing yang akan berniaga di Aceh bagi raja juga merupakan pendapatan

besar lainya. Hibah ini biasanya berupa emas dan barang berharga lainnya.7

5. Kerajaan Palembang

Muculnya kerajaan Palembang tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan diaspora

Adipati Majapahit bernama Ario Damar ke Palembang pada 1447. Awalnya, ia adalah

penganut Hindu, namun beberapa waktu kemudian ia memutuskan menjadi Muslim

dan namanya berganti menjadi Ario Abdillah atau Ario Dillah dengan gelar

Panembahan Palembang. Proses menjadi Muslim yang relatif singkat itu menunjukkan

sudah ada pemukiman orang Muslim di Palembang.

Suatu ketika, Ario Abdillah mendapat anugrah istri dari Kertabumi, Raja

Majapahit, bernama Putri Campa. Pada tahun 1435 ia melahirkan anak yang diberi

nama Raden Patah, raja pertama Demak

Hubungan Palembang terbangun dengan baik dengan Majapahit dan berlanjut

terus hingga terjadi perombakan tata kekuasaan di Jawa. Ketika Demak yang menjadi

kerajaan utama Islam di Jawa bahkan ketika digantikan Pajang, Palembang masih

menjadi negara bagian dari Jawa. Kerjasama kedua pemerintahan mengalami

kelonggaran ketika Mataram menjadi penguasa Islam di Jawa selanjutnya. Ketika

Palembang di bawah kepemimpinan Pangeran Madi Ing Soko bergelar Pangeran Ratu

Sultan Jamaluddin Amangkurat I yang memerintah pada 1587-1622, Palembang

menjadi daerah protektorat kerajaan Mataram.

7 Taufik Abdullah, ed, Sejarah Ummat Islam di Indonesia (Jakarta: Majelis Ulama Indonesia, tanpa

tahun) hlm. 59-60.

Page 32:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

32

Ketika pengaruh Mataram atas Palembang agak memudar, pada 1653, Pangeran

Ario Kesumo Abdul Rahim memproklamirkan Kesultanan Palembang Darussalam.

Daerah kekuasaan kerajaan ini mencakup daerah-daerah sebagian Lampung Utara

hingga Krui, Pulau Bangka Belitung dan eks Keresidenan Palembang. Sultan

Palembang pertama ini memerintah hingga 1707.8

Palembang mencapai masa kejayaannya ketika menginjak paruh kedua abad 18.

Sultan Susuhunan Mahmud Badaruddin II memerintah secara bijaksana dan membuka

pasaran timah yang luas, sehingga keutungannya digunakan untuk membangun

kerajaan. Sumber daya timah yang melimpah menemukan pasaran yang tepat di

Palembang. Pelabuhan di sana sudah menjadi tujuan saudagar antarpulau dan

antarbenua. Jalur perdagangan ke Jawa, Riau, Malaka, Siam dan China sejak lama

sudah terbangun dimanfaatkan untuk menyejahterakan rakyat

Pola terbentuknya Palembang hampir mirip dengan Demak, yakni kelanjutan

dari dinasti atau kerajaan Hindu-Budha yang berjaya sebelumnya. Sriwijaya telah

memiliki daerah pengaruh yang sedemikian luas di kawasan Sumatra Selatan.

Palembang kemudian melajutkan kejayaan tersebut. Ini merupakan suatu pelajaran

berharga bagi negara ini. para leluhur mengajarkan untuk mengupayakan stabilitas

negara ketika masa peralihan kekuasaan.

6. Kerajaan Jambi

Pada abad 11, Jambi pernah menjadi kerajaan bahari terbesar di Nusantara, yaitu

tempat berpijak bagi kerajaan Sriwijaya, sebelum dipindahkan ke Palembang. Setelah

kerajaan tersebut surut, Jambi mengalami kehilangan pamor sehingga keadaannya

dilupakan sejarah. Memasuki abad 16, terjadi pemusatan beberapa bandar besar di

Nusantara, yakni Aceh, Johor, Pelembang, tak terkecuali Jambi. Membludaknya

gelombang kedatangan pedagang asing membuat perekonomian Jambi kembali

berdenyut dan menapaki masa keemasannya.

Selain mendapat keuntungan sebagai pelabuhan trasit, penjualan lada juga

termasuk penyumbang perbendaharaan kerajaan. Lada tersebut dipasok dari daerah

pedalaman, yakni Minangkabau dan didistribusikan ke pasar pelabuhan melalui jalur

sungai Batanghari. Komoditas rempah ini menjadi elemen tunggal penggerak roda

niaga Jambi. Tanpa lada, dapat dipastikan pelabuhan di sana sepi pengunjung, karena

tidak ada lagi barang bernilai yang menjadi substitusinya (penggantinya).

Kerajaan Jambi pernah menjadi vassal kerajaan Mataram. Kedudukan ini di

kemudian hari sering digunakan sebagai tameng yang menghalau Palembang maupun

Banten yang berupaya memperluas kekuasaan dengan menudundukkan Jambi.

Mengetahui hal tersebut, Palembang pun sungkan untuk melancarkan pelebaran

pengaruhnya, mengingat Palembang masih menaruh hormat kepada Mataram.

Sistem pemerintahan di kerajaan Jambi tergolong unik. Jalannya pemerintahan

dipegang oleh raja “yang tua” yang lazim disebut Sultan dan raja “yag muda” atau

Pangeran Ratu (putra mahkota). Masing-masing dari mereka memiliki basis

pendukung kekuasaannya tersendiri dan diperkenankan membuat tanda kebesaran yang

satu sama lain berbeda. Terbelahnya kekuasaan inilah yang membuat Jambi berbeda

dengan kerajaan lain. Otoritas kerajaan tidaklah tertalu otoriter mengingat kompromi

antardua raja kerapkali terjadi. Hal ini amat berbeda dengan Aceh dan Mataram ayang

keputusan tunggal melulu berada di tangan rajanya. Fungsi dua raja ini semata-mata

8 M. Dien Madjid, “Selintas tentang Keberadaan Islam di Bumi Sriwijaya”, dalam K.H.O.

Gadjahnata, ed, Masuk dan Berkembangnya Islam di Sumatra Selatan (Jakarta: Universitas Indonesia Press,

1986) hlm. 207-209.

Page 33:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

33

bukanlah menandakan dua kepemimpinan yang berbeda, namun justru dimaknai

sebagai bentuk integritas Jambi.9

Perekonomian di Jambi lebih banyak didominasi oleh peran para saudagar asing.

Di antara mereka ada yang diplot sebagai pejabat syahbandar yang diberi mandat untuk

mengorganisasikan sistem pelayaran dan perdagangan yang baik. Batanghari menjadi

penyokong utama lancarnya distribusi barang dari pedalaman ke pesisir. Laiknya

beberapa kerajaan di Kalimantan, sungai berperan besar sebagai jalur tak tergantikan

dalam menjaga agar stok barang tetap tersedia.

Optimalisasi peran sungai agaknya menjadi perhatian di masa kini. Memori

masa lalu sebagai salah satu kampiun perdagangan dunia, bukan hanya disematkan

pada daerah pesisir semata, namun melihat pula pada peran sungainya. Merupakan

suatu langkah menguntungkan jika potensi sungai negeri ini kembali dibangkitkan

sehingga diharapkan menjadi alternatif pendapatan negara. Implikasi dari modernisasi

peran sungai salah satunya adalah mendayagunakan peran para petani pedalaman.

7. Kerajaan Islam di Riau

Dalam Suma Oriental yang ditulis oleh Tome Pires disebutkan ada tiga kerajaan

Islam bernama Siak, Kampar dan Indragiri, yang sekarang masuk dalam wilayah Riau.

Belum dapat dipastikan, sejak kapan ketiga kerajaan ini mulai menganut Islam, namun

diberitakan, sudah ada pedagang-pedagang Islam dari Arab dan daerah Timur Tengah

lainnya, memegang peran penting dalam perdagangan dan pelayaran di perairan

Malaka pada abad 7 dan 8 Masehi.

Berdasarkan informasi Tome Pires, Kerajaan Siak, Kampar dan Indragiri

memiliki relasi niaga yang kuat dengan bandar Malaka, bahkan mengirimkan upeti ke

kerajaan itu. Ketiga kerajaan ini memang diakui sebagai vassal kerajaan Malaka.

Keadaan ini terjadi ketika Malaka diperintah oleh Sultan Mansur Syah (w.1477).

Bahkan, pada era kepemerintahan anaknya, Sultan Alauddin Riayat Syah (w.1488)

sebagian pulau di Selat Malaka, termasuk Lingga, Riau berada dibawah kekuasaan

Malaka.

Ketiga kerajaan ini memiliki hasil alam yang melimpah. Tome Pires

menyebutkan beberapa komoditas negeri-negeri itu antara lain adalah Siak

menghasilkan padi, madu, lilin, rotan, bahan-bahan apotek dan emas. Kampar menjadi

distributor emas, lilin, madu, biji-bijian dan kayu gaharu. Sedangkan Indragiri

memiliki hasil alam serupa dengan Kampar, namun emasnya didapatkan dari

Minangkabau.10

Meskipun peran serta pengaruh ketiga kerajaan ini tidaklah sebesar Malaka dan

Aceh Darussalam, keberadaan mereka justru amat penting sebagai lumbung hasil alam

yang menarik para saudagar asing. Sebagaimana disebutkan oleh Slamet Muljana,

kerajaan Malaka sendiri bukanlah kerajaan yang kaya dari hasil alamnya.11 Kerajaan

ini hanya memfasilitasi dan memanjakan penjual dan pembeli dengan membangun

pusat perkulakan yang memadai, sedangkan komoditasnya berasal dari negeri-negeri

lain. Lada ungulan disana berasal dari Banten, beras dari Jawa, sedangkan komoditas

penting lainnya didapatkan dari Sumatra Timur.

9 Yahya Harun, Kerajaan Islam di Nusantara Abad XVI Sampai XVII (Yogyakarta: Kurnia Kalam

Sejahtera, 1995) hlm. 85-86. 10 Taufik Abdullah dkk, ed, Indonesia dalam Arus Sejarah, jilid 3 (Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeve, 2012) hlm. 27. 11 Slamet Muljana, Kuntala, Sriwijaya, dan Suwarnabhumi (Jakarta: Yayasan Idayu, 1981) hlm.

326-328.

Page 34:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

34

Kerjasama ketiga kerajaan Riau dengan Malaka tersebut merupakan gambaran

tentang pentingnya mengkonsentrasikan beberapa provinsi maupun daerah sebagai

lumbung komoditas alam serta hasil bumi tertentu. Memang, hal itu sudah ada di masa

kini, namun penanganannya belumlah maksimal. Wawasan kesejarahan ini diharapkan

mampu membentuk paradigma berpikir ekonomi yang lebih partisipatif terhadap

pertumbuhan bangsa.

8. Kerajaan Demak

Demak merupakan pewaris terdepan dari kejayaan Majapahit dan menjadi

sentral penyebaran Islam awal di pulau Jawa. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah

sekitar abad 15 dibantu oleh beberapa orang ulama yang kemudian dikenal sebagai

Wali Songo. Pola dakwah mereka yang akomodatif dengan tradisi, serta memberikan

solusi bagi persoalan-persoalan aktual masyarakat kala itu, menyebabkan dakwah

mereka kian meluas, yang berarti pula ikut melebarkan pengaruh Demak di pedalaman

Jawa. Wawasan terbuka (inklusif) dalam syiar Islam memang menjadi strategi jitu

kesuksesan dakwah para wali.

Banyak produk budaya hasil pembauran Islam dan Jawa yang semula dijadikan

alat dakwah, kini menjadi kekayaan kebudayaan bangsa ini. salah satunya adalah

Gapura. Bangunan kembar ada di sisi kiri kanan jalan, merupakan salah satu buah

kecerdasan Sunan Kalijaga, salah satu anggota Wali Songo. Gapura berasal dari bahasa

Arab “ghafura” yang berarti “ampunan”. Awalnya, bangunan ini dibangun sebagai

pintu pertunjukan wayang. Seorang yang akan menonton pertujukkan wayang,

harapanya setelah melewati bangunan ini lalu mendapat ampunan Tuhan. dengan cara

simpatik ini, orang menjadi tidak takut dan semakin mantab menjadi Muslim.12

Ekonomi kerajaan banyak disokong dari aspek kemaritiman. Hal ini terjadi

setelah Trenggono, raja Demak kedua, melakukan serangkaian penguatan pengaruh

politik di Jawa. Upaya ini membawa angin segar bagi perluasan dakwah Islam bahkan

hingga menyentuh sebrang lautan, yakni sampai ke Kalimantan Selatan. Perlahan

wilayah pantai Jawa berada dibawah kontrol Demak. Tercatat beberapa pelabuhan

besar seperti Sunda Kelapa, Cirebon, Gresik dan daerah sekitar sungai Serayu

menyatakan kesetiaan pada Demak.13

Salah satu aspek yang menonjol dari kerajaan ini adalah di ranah dakwah

Islamnya. Besarnya kerajaan ini bergantung pada luasnya dakwah para wali.

Akulturasi budaya yang kerap digunakan dalam dakwah mencerminkan bahwa Islam

dapat menjadi agama dominan di negeri ini adalah dilakukan dengan jalan yang damai,

penuh harmoni dan jauh dari kekerasan seperti yang belakangan terjadi. Strategi

dakwah Walisongo terbukti efektif mengajak penduduk Jawa untuk kembali bangkit

dan berkarya berpayungkan pemerintahan dan agama baru.

9. Kerajaan Pajang

Kerajaan Pajang didirikan oleh Jaka Tingkir, menantu Sultan Demak yang

terakhir (Sultan Trenggono). Jaka Tingkir dinobatkan menjadi Sultan Pajang bergelar

Adiwijaya. Ia memperluas pengaruh ke beberapa daerah sekitarnya: Jipang, Demak,

dan daerah pesisir utara Jawa seperti Jepara dan Pati dan ke arah barat sampai

Banyumas.

12 Purwadi dkk, Makrifat Sejati Sunan Kalijaga; Mengungkap Intisari Ajaran Islam Kejawen

(Yogyakarta: Media Abadi, 2005) hlm. 29. 13 Taufik Abdullah, Sejarah Ummat ..., hlm. 69.

Page 35:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

35

Kendati kiprah Kerajaan Pajang dalam bentangan sejarah Jawa tergolong

singkat, namun keberadaannya amat penting sebagai stabilisator bagi kekuatan-

kekuatan yang bertikai. Ketika elite istana terlibat persengketaan suatu masalah, Jaka

Tingkir muncul untuk mengurai dan meredam peristiwa tersebut. Dengan kelihaian

serta kecerdasannya, ia mampu membuka belenggu lingkaran kekuasaan yang semula

didominasi oleh silang sengkarut ambisi pewaris tahta. Sosok Joko Tingkir

menunjukkan bahwa ketika istana mengalami kebuntuan, rakyat akan selalu siap

menampilkan sosok alternatif guna menyelamatkan pemerintahan.

Perpindahan kekuasaan dari Demak ke Pajang hingga Mataram diliputi oleh

pergeseran pusat pemerintahan dari daerah pinggir pantai ke pedalaman, yang ikut pula

menggantikan perspektif maritim menjadi agraris.14

10. Kerajaan Mataram

Berdirinya kerajaan Mataram tidak bisa dilepaskan dari peristiwa keterlibatan Ki

Gede Pemanahan membantu Sultan Adiwijaya, Raja Pajang, menumpas pasukan

pemberontak yang dipimpin Aria Penangsang dari Jipang. Sebagai hadiah, Sultan

memberikan daerah Mataram sebagai daerah yang dipimpinnya.

Pada 1577, Ki Gede Pemanahan menempati keraton barunya di Mataram.

Kemudian, ia digantikan oleh putranya Senopati pada 1584, yang penobatannya

direstui Sultan Pajang. Ia merupakan sosok pemimpin yang agresif dalam menegakkan

kedaulatannya. Pajang dan Demak dikuasainya pada 1588, menyusul kemudian

Madiun (1590), Jepara (1599) dan (1619).

Raja besar lainnya yang melanjutkan apa yang dilakukan oleh Senapati adalah

Sultan Agung (1613-1646). Seperti Senapati, Sultan Agung juga mewarisi keberanian

untuk melanjutkan perluasan wilayah Mataram Wirasaba dan Lasem didudukinya,

masing-masing pada 1615 dan 1616, menyusul kemudian Pasuruan (1617), Tuban

(`1619) dan Madura (1624). Surabaya yang menjadi musuh bebuyutan Mataram

ditundukannya pada 1625. Selajutnya, Giri (1636) dan Blambangan (1639). Prestasi ini

seakan menggenapi apa yang sebelumnya dilakukan Senapati. Mataram masa ini

sebagai penguasa utama Pulau Jawa, kendati bagian Barat belum banyak ditundukkan.

Berbeda dengan kerajaan Islam Jawa pada umumnya yang kotarajanya

bertempat di pesisir pantai, Mataram memilih tempat yang agak ke dalam, yakni di

sekitar Yogyakarta. Perubahan tata ruang ini, tentu saja berpengaruh besar bagi

perpolitikan Jawa. Di masa pemerintahan Sultan Agung, legitimasi terpusat di

pedalaman seimbang dengan administrasi desentralistik.15 Wibawa istana tetap dapat

mengontrol kuasa-kuasa daerah. Ini merupakan bentuk warisan berharga, betapa

jejaring ini menimbulkan kekuatan yang besar. Untuk kerajaan yang berpusat di

pedalaman, ini merupakan suatu strategi yang jitu untuk tetap menjaga stabilitas

wilayah kerajaan (mancanegara).

Mataram banyak mengajarkan negeri ini untuk selalu sigap mempersiapkan

negeri dalam mengantisipasi bahaya disintegrasi. Upaya yang digagas Mataram adalah

suatu awal untuk mewujudkan Jawa yang bersatu serta bersama menciptakan

kesejahteraan. Daya tahan Mataram yang notabene awalnya hanya tanah perdikan,

seakan mengingatkan bahwa kekerdilan serta keterbatasan yang dewasa ini

dialamatkan ke negeri ini kemudian lahir dalam wujud ketidakpercayaan bernegara,

merupakan sesuatu yang harus dijauhi.

14 Taufik Abdullah, Indonesia Dalam Arus ..., hlm. 36-37. 15 M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995)

hlm. 68.

Page 36:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

36

11. Kerajaan Cirebon

Awalnya, Cirebon merupakan daerah bawahan Kerajaan Sunda Pajajaran dan

menjadi salah satu pelabuhan kerajaan tersebut. ketika Tome Pires mengunjungi

pelabuhan ini sekitar tahun 1513, diberitakan bahwa Cirebon sudah menjadi wilayah

vassal Demak. Pemuka di Cirebon bernama Lebe Usa yang merupakan bawahan Pate

Rodin (Raden Patah). Komoditas utama Cirebon adalah beras dan bahan makanan

lainnya.

Merujuk pada Purwaka Caruban Nagari karya Pangeran Arya Cerbon yang

ditulis pada 1720, diperkirakan kehadiran Islam erat kaitannya dengan kedatangan

Syarif Hidayatullah pada 1470 dan mensyiarkan Islam di Gunung Sembung dibantu

oleh Haji Abdullah Iman (Pengeran Cakrabuana), pamannya, yang telah menetap di

Cirebon sebelumnya. Syarif Hidayatullah kemudian menikah dengan Pakungwati, putri

pamannya. Menginjak tahun 1479, ia menggantikan mertunya sebagai penguasa

Cirebon.

Untuk memperkuat posisinya, ia mendirikan keraton yang diberi nama

Pakungwati, letaknya di sebelah timur Keraton Kasepuhan kini. Nama Syarif

Hidayatullah belakangan lebih dikenal sebagai Susuhunan Jati atau Sunan Gunung Jati,

salah seorang anggota Wali Songo. Ia juga mendapat gelar sebagai Pandita-Ratu,

mengingat perannya selain sebagai ulama yang merangkap sebagai pemimpin Cirebon.

Mulai saat itu, pengiriman upeti ke Pakuan Pajajaran dihentikan.

Di masa kepemimpinannya pengajaran Islam semakin diperluas. Untuk

menunjang dakwah di pusat kekuasaan serta mewadahi gairah umat dalam

menjalankan ritual keagamaan, dibangunlah Masjid Agung Sang Ciptarasa di sayap

barat alun-alun keraton Pakungwati. Dakwah Islam pun mulai digelar dan diintensifkan

ke wilayah yang lebih jauh antara lain ke Kuningan, Telaga, Galuh (sekitar 1528-

1530), dan Banten antara 1525-1526 dibantu putranya Maulana Hasanuddin.

Menginjak tahun 1527, ia merestui Fadhillah Khan, yang tak lain adalah menantunya

namun mengabdi di Demak, untuk menyerbu Sunda Kalapa yang masih dikuasai

Kerajaan Sunda yang sejak tahun 1522 telah menjalin kerjasama dengan Portugis.16

Sejarah berdirinya Cirebon, laiknya sejarah pendirian Demak dan Banten adalah

suatu fase penguatan Islam awal di tanah Jawa. Spirit keislaman di masa kerajaan-

kerajaan itu amatlah kental dan dengan kharisma seorang tokoh dapat dibentuk sebagai

formula perubahan tatanan sosial. Tidak mudah kiranya merubah suatu tradisi dan

keberaturan yang telah lama berurat akar. Tersebarnya Islam di kemudian hari menjadi

bukti, bahwa upaya penguatan Islam dilakukan secara ramah, partisipatif dan simpatik

menuai hasil yang baik, tanpa harus mengupayakan perebutan kekuasaan. Spirit

keislaman telah ditempa menjadi suatu suguhan yang menjanjikan perubahan sosial

dan renovasi atas tatanan lama yang telah macet.

12. Kerajaan Banten

Banten merupakan kerajaan yang berdiri berkat dakwah Sunan Gunung Jati di

ujung barat pantai utara Jawa pada sekitar 1525. Di sana, selain mengajarkan Islam,

Sunan Gunung Jati melatih penduduk setempat untuk berdagang.

Raja Pajajaran memberi keluasan aktivitas dakwah dan raja pun tertarik untuk

mengenal Islam. Guna mengintensifkan syiar Islam, pada tahun 1527, Sunan Gunung

Jati menetap di pelabuhan Sunda. Dari sini perluasan agama semakin menyebar di

pelabuhan Jawa Barat lainnya termasuk beberapa wilayah Pajajaran. Ketika Sunan

16 Taufik Abdullah dkk, ed, Indonesia Dalam Arus ..., hlm. 39-40.

Page 37:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

37

Gunung Jati memutuskan kembali ke Cirebon, estafet dakwahnya diteruskan oleh

anaknnya, Maulana Hasanuddin, yang menikah dengan putri Demak kemudian

diangkat menjadi Panembahan Banten pada 1552. Di masanya, Islam semakin luas

tersebar hingga ke Lampung dan Sumatra Selatan.17

Relasi bisnis dan persahabatan Banten menjangkau kerajaan-kerajaan besar di

Nusantara seperti Cirebon, Lampung, Goa, Ternate dan Aceh. Disamping itu,

hubungan dagang dengan dunia internasional juga disambungkan, seperti dengan

Persia (Iran), Hindusatan, Arab, Inggris, Prancis, Denmark, Jepang, Pegu (Myanmar),

Filipina, Cina dan sebagainya. keunggulan Banten dari segi perdagangan tidak hanya

tercatat dalam harian Belanda (dagregisters), tetapi ditemukan dalam pecahan keramik

dan benda lainnya yang berasal dari Cina, Jepang maupun Eropa.

Kerajaan Banten dibawah Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1676) melakukan

perombakan besar di bidang politik, sosio-budaya dan ekonomi. Ia sosok yang visioner

dalam pembangunan kerajaan. Keuntungan kerajaan digunakan untuk membangun

keraton di Tirtayasa, membuat jalan dari Pontang ke Tirtayasa-bahkan membuat

persawahan di sepanjang jalan tersebut serta membangun pemukiman di sebelah utara

Untung Jawa.18

13. Kerajaan Pontianak

Kerajaan Pontianak didirikan oleh pendakwah Arab yang terhitung masih

keluarga Sayid, bernama Syarif Abdurrahman al-Qadri. Ia adalah putra dari ulama dari

Hadramaut bernama Habib Husein al-Qadri. Syarif Abdurrahman merupakan pribadi

yang luwes bergaul dengan raja-raja lainnya. Terbukti, ketika penobatannya menjadi

Sultan Pontianak pertama pada tahun 1778, Raja Haji dari Riau menjadi pemimpin

prosesi tersebut. walaupun baru pada 1778 ia ditasbihkan menjadi raja, namun

sebenarnya sudah sejak 1771 ia memimpin Kerajaan Pontianak hingga tahun 1808.

Awalnya, ia banyak berkecimpung dalam dunia dakwah sebagaimana

leluhurnya, namun ketika melihat peluang terbuka, ia merintis membangun kerajaan. Ia

merintis kerajaan dimulai dengan membangun pemukiman di daerah pertemuan antara

Sungai Landak dan Sungai Kapuas pada tanggal 23 Oktober 1771. Di tempat itu

didirikan Masjid Jami’ Syarif Abdurrahman al-Qadri dan Istana al-Qadri.

Setalah masa Syarif Abdurrahman al-Qadri, raja-raja yang memerintah

Pontianak adalah: Syarif Kasim al-Qadri (1808-1819), Syarif Osman al-Qadri (1819-

1855), Syarif Hamid al-Qadri (1855-1872), Syarif Yusuf al-Qadri (1872-1895), Syarif

Muhammad al-Qadri (1895-1944), Syarif Thaha al-Qadri (1944-1945) dan Syarif

Hamid al-Qadri II (1945-1950).19

Kerajaan Pontianak merupakan salah satu pencapaian penting orang Arab di

Nusantara. Untuk kesekian kalinya dibuktikan, orang Arab sejatinya merupakan etnis

yang turut pula mengisi lembar sejarah bangsa. Orang Arab menunjukkan, kehadiran

mereka di Nusantara bukan hanya didorong oleh kepentingan dakwah dan perniagaan,

namun juga menjurus ke arah strategis, yakni ikut membangun dakwah Islam di

pedalaman Kalimantan, melalui hadirnya kerajaan. Kasus ini menunjukkan bahwa

suksesnya dakwah di suatu kawasan hendaknya turut didukung pula oleh penguasa.

17 Badri Yatim, Sejarah Peradaban ..., hlm. 217-218. 18 Taufik Abdullah dkk, Indonesia Dalam Arus ..., hlm. 43. 19 Chairil Effendi, ed, Sejarah Penyebaran dan Pengaruh Budaya Melayu di Kalimantan (Jakarta:

Direktorat Nilai Sejarah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2011) hlm. 58-59.

Page 38:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

38

14. Kerajaan Banjar

Terbentuknya Kerajaan Banjar merupakan suatu keunikan tersendiri. Pola

terciptanya kerajaan berangkat dari persengketaan elite kerajaan Banjarmasin pra-

Islam pada tahun 1526 antara Pangeran Tumenggung dan Pangeran Samudra.

Pangeran Samudra yang dibantu pasukan Kesultanan Demak berhasil keluar

sebagai pemenang. Ia menjadi Raja Banjarmasin Muslim pertama. Pada 1612 ibukota

kerajaan pindah dari Banjarmasin ke Martapura terjadi ketika raja kedua, Sultan

Rahmatullah, bertahta. Dalam perjalanannya, kerajaan ini pun sempat berada dalam

masa ketegangan ketika VOC membantu Sultan Tamjidillah I (berkuasa 1745-1778)

merebut tahta dari Sultan Kuning yang masih kecil. mengijak 1747, Tamjidillah

menandatangani kontrak dagang dengan VOC.

Struktur pemerintahan Banjar dipengaruhi model penyelenggaraan kerajaan

Demak. Meskipun begitu, raja-raja Banjar tidaklah seabsolut raja-raja Jawa.

Umumnya, ukuran menjadi Raja Banjar adalah kekayaannya. Otoritas raja pun tidak

seluas seperti raja Jawa. Raja yang berkuasa mendapat kontrol dari dewan kerajaan

yang berisi bangsawan, keluarga raja serta pejabat birokrasi tinggi yang tergabung

dalam Dewan Mahkota.

Lada menjadi komoditas penting di Banjarmasin pada abad 16 dan 17.

Penanaman lada yang luas amat mungkin terjadi, mengingat banyak lahan tidur yang

belum digarap oleh rakyat. Mereka bebas menanam sebanyak mungkin lada asalkan

membayar pajak pada kerajaan. Puncak kemakmuran lada terjadi pada abad 18, di

mana orang Tiongkok menjadi pelanggan utamanya. Selain itu, profesi lain yang

menjanjikan di kerajaan ini adalah kerajinan kendi dan pertukangan. Luasnya

perhutanan membuat negeri ini kaya dengan kayu, sehingga membuat bisnis

pengolahannya menjadi sesuatu yang menguntungkan.

Berdirinya kerajaan Banjar Islam ikut memberi nuansa baru bagi kehidupan

sosio-budaya disana. Pola yang terdapat disini agak mirip dengan kasus runtuhnya

Majapahit dan terbentuknya Demak. Unsur Islam perlahan mengadakan perombakan

besar-besaran dan menggantikan tradisi Hindu. Kendati terjadi perebutan tahta antara

penguasa Hindu dan Islam, namun fenomena lain terjadi di tataran bawah. Islam

menyebar ke lingkungan masyarakat dengan cara yang damai dan berpadu dengan

warisan-warisan lama.

Banyak pelajaran yang dipetik dari proses pendirian kerajaan Banjar Islam.

Pertikaian faksi politik kerajaan yang berkesudahan dengan menguatnya pengaruh

Islam di Banjar tidak serta merta membawa kerusakan di bidang sosio-budaya. Antara

politik dan budaya sejatinya merupakan dua tanah yang berbeda. Jika politik lebih

banyak berbicara kompetisi untuk berkuasa, maka budaya melulu membicarakan

keharmonisan. Bercampurnya Islam dalam tinggalan ajaran Hindu, merupakan strategi

akomodatif yang belakangan menjadi faktor pemompa tersiarnya agama baru ini

hingga belakangan menjadi agama dominan dalam masyarakat Banjar.

15. Kerajaan Makassar (Goa-Talo)

Kerajaan Makassar sesungguhnya merupakan gabungan dari dua kerajaan, yakni

Goa dan Tallo. Dua kerajaan ini telah mentradisikan hubungan yang baik, sehingga

belakangan, nama kedua kerajaan ini melebur menjadi kerajaan Makassar. Nama

Makassar diambil dari nama ibukota Goa yang di masa kini telah berganti nama

menjadi Ujung Pandang.

Menurut catatan, masuknya pengaruh Islam ke kerajaan terjadi ini pada tahun

1602 atau 1603. Hal ini ditandai ketika Raja Goa bernama Karaeng Toninggalo

Page 39:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

39

menerima tiga ulama asal Minangkabau bernama Datuk ri Bandang, Datuk ri Tiro dan

Datuk Patiamang. Meskipun raja Goa baru masuk Islam pada awal abad 17, sudah

banyak diberitakan tentang aktivitas perdagangan orang Islam di Goa jauh sebelum itu.

Bahkan, ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis pada 1511, banyak saudagar Islam

yang berpindah niaga ke negeri Nusantara lainnya, salah satunya ke Makassar.20

Satu hal yang menonjol dari orang Makassar dan orang Bugis, tetangganya yang

juga mendirikan kerajaan Wajo, Soppeng Luwu dan Sindereng, adalah perspektif

kemaritiman mereka yang kuat. Dua bangsa ini dikenal sebagai para pelaut ulung yang

keberadaannya tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia. Dari mereka dapat

dipelajari tentang pentingnya pemanfaatan kekayaan laut guna mencapai kemaslahatan

bersama. Sepenuhnya disadari, di negeri ini bentangan air adalah lebih besar daripada

bentangan darat. Sudah sepatutnya masyarakat masa kini memanfaatkan potensi serta

ketahanan laut yang semaksimal mungkin, seperti Makassar yang Bugis yang berjaya

di ranah kelautannya.

Hal tersebut bukanlah tanpa sebab, pengaruh dari posisi geografis kerajaan

adalah katalisatornya. Letak kerajaan Goa-Tallo yang terhampar di semenanjung barat

daya pulau Sulawesi amat strategis sebagai tempat transaksi rempah-rempah. Kerajaan

ini sebenarnya tidak memiliki komoditas lain yang diperdagangkan, kecuali beras. Jadi,

pasar di sana amat bergantung dari pasokan pedagang-pedagang kepulauan, sedangkan

pihak kerajaan hanya memfasilitasinya. Selain itu, pelabuhan di sana juga menjadi

bandar transit bagi nelayan kepulauan Maluku yang mengisi perbekalan mereka untuk

melanjutkan pelayaran. Sebagian orang Maluku inilah yang membawa rempah-rempah

dari daerahnya kemudian dipasarkan di Goa-Tallo.

Barang dagangan ternyata bukan hanya berasal dari pasokan daerah lain.

Terkadang, upeti dari kerajaan bawahan juga dijadikan komoditas dagang yang

menguntungkan. Upeti itu berupa hasil alam berupa kayu cendana, kayu merah dan

belerang. Sistem barter masih digunakan dalam transaki ekonomi. Pedagang dari Jawa,

Bugis dan Melayu membawa barang-barang unggulan dari daerahnya yang kemudian

ditukarkan dengan rempah-rempah.21

16. Kerajaan Buton

Kerajaan Buton terletak di kawasan yang sekarang dikenal sebagai Sulawesi

Tenggara. Sebagian wilayahnya masih termasuk ujung bawah Sulawesi, yakni Poleang

dan Rumbia. Sedangkan sebagian yang lain, terhampar di gugus pulau mencakup Pulau

Buton Muna (pulau terbesar pertama) dan Pulau Wuna. Selain itu terdapat pula pulau-

pulau lainnya seperti Pulau Kabaena serta kumpulan pulau yang disebut Kepulauan

Tukang Besi. Termasuk pula dalam kekuasaan Buton adalah pulau-pulau kecil seperti:

Tikola, Tobea Besar, Tobea Kecil, Mangkasar, Batauga, Kadatuang, Masirieng,

Siompo. Kepulauan Tukang Besi terdiri dari pulau: Wangi-Wangi atau Wanci-Wanci,

Kaledupa, Tomea dan Binongko.

Kerajaan ini didirikan oleh pemuka masyarakat lokal Buton bernama

Betoambari. Ketika ia pergi ke Kamaru yang terletak di timur Buton, ia menikah

dengan Putri Kamaru dan bertambah lagi wilayah kekuasaan Buton. Di masa ini, Islam

belum dianut oleh elite kerajaan Buton. Baru ketika bertahta keturunan Betoambari ke

empat, bernama Marhum, sebagai Raja Buton, agama Islam mulai tersebar di Buton.

Gelar “Sultan” baru digunakan ketika Lakilaponto bertahta pada 1491-1537 dengan

20 Yahya Harun, Kerajaan Islam Nusantara ..., hlm. 65-67. 21 Taufik Abdullah, Sejarah Ummat ..., hlm. 88-89.

Page 40:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

40

gelar Sultan Qaimuddin (peletak agama). Di masanyalah hubungan Buton dan Muna

terajut. Ia juga dikenal sebagai raja yang membawahi dua kerajaan itu.

Terdapat kesulitan tersendiri dalam memetakan etnisitas orang Buton. Penduduk

Buton dapat diklasifikasi dalam lima kelompok besar: orang Buton yang mendiami

Pulau Buton, orang Muna yang mendiami Pulau Muna, orang Maronene yang

mendiami Poleang dan Rumbia dan orang Kabaena yang tinggal di Pulau Kabaena. Di

perairan Buton, juga banyak tersebar sekawanan kelompok Suku Bajau. Kompleksnya

komposisi masyarakat di sana seakan menjadi bukti bahwa ternyata suatu kerajaan bisa

eksis di atas keragaman. Kurang lebih sama seperti Indonesia di masa kini.

Berdirinya Kerajaan Buton tidak terlepas dari realitas geografisnya yang

menjadi tempat aktivitas pelayaran dan perdagangan. Masyarakat yang majemuk,

sebagaimaa telah disebutkan, tercipta dari suatu momen pertemuan. Untuk kasus

Buton, mereka dipertemukan dalam bingkai kepentingan ekonomi. Kesempatan

berniaga yang semakin luas terjalin berimplikasi pada tumbuhnya nuansa pergaulan

antarmanusia seperti menguatnya kepemerintahan sederhana (chiefdom), kemudian

menjadi kerajaan (kingdom) lalu di masa setelahnya menjadi state (negara). Wawasan

bahari yang telah menjadi ciri khas di kerajaan ini, menemukan suatu hasil uji, betapa

potensi kelautan dapat digunakan sebagai ajang temu budaya atau temu ekonomi yang

dapat dilanjutkan ke tahap penyelenggaraan sistem pemerintahan.22

17. Kerajaan Ternate

Islam secara resmi masuk ke Kepulauan Maluku pada abad 9 M, dibawa oleh

para pedagang Arab, Persia dan Melayu pada rentang abad ke 5–11 M. Ternate

merupakan satu di antara empat kerajaan yang terkenal di Maluku. Yang lain adalah

kerajaan Tidore, Bacan dan Jailolo. Ternate dikenal sebagai salah satu tujuan belanja

para saudagar asing adalah karena di wilayahnya tumbuh semerbak tumbuhan

cengkeh yang menjadi satu diantara rempah-rempah penting yang dikapalkan ke pasar

dunia.

Perdagangan lintas benua di Ternate membawa serta para saudagar Arab untuk

memperkenalkan agama Islam di tengah penduduk pribumi. Perlahan namun pasti,

Islam mulai dianut orang banyak. Para pendakwah Islam juga tak jemu mengadakan

pertemuan dengan penguasa setempat. Lewat dakwah simpatik, seorang Kolani

(penguasa pra-Islam Ternate) bernama Gapi Baguna menerima ajaran Islam Datuk

Maulana Husin. Raja Ternate itu kemudian masuk Islam dan berganti nama menjadi

Marhum.

Terdapat kesamaan dari sisi pendapatan ekonomi dari kerajaan-kerajaan

Maluku, yakni dari penjualan rempah-rempah. Keuntungan dari hasil perdagangan

sebagian digunakan membangun fasilitas umum, seperti masjid yang megah dan unik

serta madrasah. Oleh sebab banyaknya masjid yang pembangunannya disponsori

kerajaan, membuat hubungan rakyat dan penguasa amatlah dekat. Tak jarang dua

golongan ini terlibat dalam suatu momen perayaan yang membaur tanpa ada sekat-

sekat pembeda strata sosial yang tajam. Dalam satu kesempatan, gubernur Portugis

bernama De Mesquita pernah menyaksikan ketika prosesi pelantikan Baabullah

menjadi raja ke 4 Ternate, rakyat banyak yang bersorak-sorai merayakan

pengangkatan tersebut.23

22 Susanto Zuhdi, Sejarah Buton yang Terabaikan; Labu Rope Labu Wana (Jakarta: Rajawali Pers,

2010) hlm. 38, 43, 73-76. 23 Yahya Harun, Kerajaan Islam di Nusantara ..., hlm. 53-57.

Page 41:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

41

18. Kerajaan Tidore

Kerajaan Tidore merupakan kerajaan kedua yang diislamkan setelah Ternate.

Sama seperti kerajaan tetangganya, Tidore dikenal para pelaut asing sebagai penghasil

rempah unggulan. Cengkeh menjadi primadona yang dikapalkan oleh kapal dagang

asing ke negeri mereka. Penghasilan dari keuntungan penjualan sebagian dugunakan

untuk membangun fasilitas masyarakat.

Adalah Kalano Ciriati, Raja Tidore yang kemudian masuk Islam dipandu oleh

para pedagang Arab. Setelah menjadi Muslim, ia dan putranya kemudian berganti

nama menjadi Sultan Jamaluddin dan Mansur. Nama Mansur digunakan sebagai

bentuk pengabadian bahwa sebelumnya pernah ada seorang ulama Arab yang

menyebarkan Islam di Tidore. Kebersislaman mereka belakangan juga diikuti oleh

keluarga kerajaan dan masyarakat luas.

Demi menguatnya dakwah Islam, kalangan istana menyeponsori pembangunan

fasilitas keagamaan seperti masjid dan madrasah. Ulama-ulama pun ditempatkan di

sana guna memandu keimanan masyarakat serta memberikan pengajaran agama.

Upaya melebarkan jelajah dakwah Islam mendapat tantangan dari para

misonaris Kristen Portugis dan Spanyol. Bangsa asing itu juga melakukann pemaksaan

dominasi pembelian cengkeh yang mengancam eksistensi pasar pribumi. Ketegangan

tersebut di kemudian hari memicu peperangan panjang. Portugis bukan lagi

memandang pribumi Muslim sebagai mitra dalam berdagang, melainkan sebagai

musuh yang harus ditumpas. Selama beberapa periode raja-raja Tidore disibukkan

dengan penghentian serangan-serangan Portugis yang berencana meguasai Tidore.

Tidore menjadi salah satu benteng umat Islam di kawasan Indonesia Timur yang

membendung pengaruh Kristenisasi asing.24

19. Kerajaan di Nusa Tenggara

Kehadiran Islam di Nusa Tenggara, diantaranya Lombok, diperkirakan sejak

abad ke 16. Tokoh penyebar Islam awal di kepulauan ini adalah Sunan Prapen (w.

1605), putra Sunan Giri. Berbeda dengan Lombok, di Sumbawa Islam diperkenalkan

oleh para pendakwah dari Makassar antara tahun 1504-1550.

Dari Lombok ajaran Islam menyebar ke Pejanggik, Parwa, Bayan dan tempat-

tempat lainnya hingga seluruh Lombok memeluk Islam. Dari Lombok, diceritakan

bahwa Sunan Prapen melanjutkan syiarnya ke Sumbawa. Kerajaan Islam Lombok yang

beribukota di Selaparang dengan rajanya yang bernama Prabu Rangkesari. Di

masanya, Selaparang berada pada periode emasnya, hingga mampu menjadi penguasa

utama di Lombok. Relasi luar negeri dihubungkan dengan negeri-negeri lain, utamanya

Demak. Banyak pula pedagang-pedagang luar negeri yang berdatangan ke Lombok.

Tatkala VOC berupaya mendominasi jalur dagang di belahan timur Nusantara,

kerajaan Goa, yang sebelumnya terlibat ketegangan dengan VOC, mengambil langkah

menutup jalur niaga ke Lombok dan Sumbawa dan belakangan memasukkan kedua

daerah itu ke dalam pengaruhnya. Kerajaan-kerajaan yang ada di Sumbawa barat

mengakui kekusaan Goa pada 1618, Bima pada 1633, Selaparang pada 1640, serta

daerah-daerah sekitarnya, sehingga pada abad 17 seluruh kerajaan Islam Lombok

masuk dalam kekuasaan Goa. Hubungan antara kerajaan Goa dan Lombok semakin

harmonis ketika kedua kerajaan berbesanan. Pasca ditandatanganinya Perjanjian

Bongaya antara VOC dam Goa, kerajaan-kerajaan di Nusa Tenggara memasuki masa

kolonialisme Belanda.

24 Yahya Harun, Kerajaan Islam di Nusantara ..., hlm. 59-60.

Page 42:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

42

Selain Lombok dan Sumbawa, adalah Kerajaan Bima, yang menjadi salah satu

kerajaan lain yang eksis di Nusan Tenggara. Raja pertamanya yang masuk Islam

bernama Ruma Ma Bata Wadu yang bergelar Sultan Bima I atau Sultan Abdul Kadir

(memerintah 1611-1640). Raja ini merupakan menantu raja Goa dan baru masuk Islam

di akhir masa pemerintahannya.25 Kerajaan ini terlibat aktif dalam peperangan panjang

melawan upaya kolonisasi VOC. Perang panjang itu membuat kerajaan melemah dan

akhirnya tunduk pada VOC. Saat VOC ingin memperbaharui kontraknya dengan Bima

pada 1668, Raja Bima kala itu, Tureli Nggampo menolaknya.

Beberapa kerajaan kecil tetangganya juga gigih mempertahankan wibawanya

dari cengkeraman VOC. Menginjak 1675, Raja Tambora yang bernama Kelongkong

bersama staf kerajaannya diwajibkan menyerahkan pusaka kerajaan berupa keris-keris

keramat kepada seorang perwira Belanda bernama Holsteijn. Terjadi peristiwa yang

menghebohkan pada tahun 1691, yakni ketika permaisuri kerajaan Dompu terbunuh,

Sultan Bima kala itu ditangkap dan diasingkan ke Makassar. Di sana ia dipenjara

sampai ajal menjemputnya.

Di masa setelahnya, yakni selama abad 18, baik Bima, Lombok, Sumbawa dan

lainnya semakin gencar melawan penjajah. Mereka yang dianggap sebagai biang keladi

perang ditangkap dan diasingkan Belanda.26

Ditinjau dari sudut pandang ekonomi, gugus pulau Nusa Tenggara dan

sekitarnya menyimpan gelaran hasil alam yang tak kalah bernilai tinggi dengan yang

ada di belahan Nusantara lainnya. Timor misalnya, tanahnya ditumbuhi kayu cendana

yang menjadi komoditas ekspor di Cina. Oleh sebab melimpahnya komoditas tersebut,

ada pepatah yang menyebutkan bahwa “Tuhan telah menciptakan Timor untuk kayu

cendana, Banda untuk pala, sedangkan pulau-pulau Maluku untuk cengkeh.”

Sumbawa adalah penghasil dyewood atau kayu brazil. Pulau Lombok bersama

Bali, adalah salah satu lumbung padi terkemuka Nusantara. Dua pulau ini juga

menghasilkan bahan-bahan makanan yang biasa dikonsumsi para pelaut ketika

berlayar. Flores atau Solor merupakan penghasil belerang. Budak juga menjadi

komoditas lain yang laku keras di pasaran. Tingginya jumlah budak di gugus

kepulauan ini adalah dampak dari peperangan antarkerajaan atau antarsuku. Mereka

yang kalah harus merelakan penduduknya dijual sebagai budak.27

Pengetahuan mengenai kerajaan-kerajaan kecil seperti ini amat relevan seiring

dengan semakin mengglobalnya informasi, agaknya perlu diketengahkan sebagai

pembaharuan informasi dalam sejarah. Nuansa baru tampilan kerajaan kecil

diharapkan mampu memberikan suatu lecutan semangat bahwa kecil tubuh bukan

berarti kecil semangat. Peserta didik diharapkan mampu menangkap filosofi bahwa

negara yang sekarang menjadi besar adalah yang telah melewati fase-fase sulit dalam

perkembangannya.

III. PENUTUP

Kerajaan-kerajaan besar Islam Nusantara memiliki kekhasan tersendiri yang dapat

ditampilkan. Ditinjau dari posisi geografis keberadaannya saja, akan banyak sesuatu yang

diunduh. Perspektif ini hendaknya mulai dikedepankan agar nilai guna belajar sejarah

menemukan kontekstualitasnya. Variasi materi menjadi formula lebih agar pengajaran

sejarah kian menarik.

25 Taufik Abdullah, Sejarah Umat ..., hlm. 97. 26 Taufik Abdullah, Indonesia Dalam Arus ..., hlm. 44-45. 27 Taufik Abdullah, Sejarah Umat ..., hlm. 95-97.

Page 43:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

43

Sebagian kerajaan di atas memang belum menjangkau keseluruhan jumlah kerajaan

Islam Nusantara. Namun paling tidak, cukup mewakili masing-masing daerah Indonesia

dalam konteks kekinian. Ternyata, banyak peristiwa masa lalu yang berpola sama dengan

peristiwa masa sekarang. Pola mengaitkan masa silam dengan masa kini dan masa depan

menjadi sesuatu yang enting dilakuan agar peserta didik dapat belajar berpikir kritis.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik, ed, Sejarah Ummat Islam di Indonesia (Jakarta: Majelis Ulama

Indonesia, tanpa tahun).

______________dkk, ed, Indonesia dalam Arus Sejarah, jilid 3 (Jakarta: Ichtiar Baru Van

Hoeve, 2012).

Effendi, Chairil, ed, Sejarah Penyebaran dan Pengaruh Budaya Melayu di Kalimantan

(Jakarta: Direktorat Nilai Sejarah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2011).

Gadjahnata, K.H.O., ed, Masuk dan Berkembangnya Islam di Sumatra Selatan (Jakarta:

Universitas Indonesia Press, 1986) .

Harun, Yahya, Kerajaan Islam di Nusantara Abad XVI Sampai XVII (Yogyakarta: Kurnia

Kalam Sejahtera, 1995) .

Hasjmy, A., Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia (t.tp: Almaarif, 1963).

_________, Kebudayaan Aceh dalam Sejarah (Jakarta: Penerbit Beuna, 1983) .

Latief, H. Ar., Pelangi Kehidupan Gayo Alas (Bandung: Kurnia Bupa, tanpa tahun).

Muljana, Slamet, Kuntala, Sriwijaya, dan Suwarnabhumi (Jakarta: Yayasan Idayu, 1981).

Purwadi dkk, Makrifat Sejati Sunan Kalijaga; Mengungkap Intisari Ajaran Islam Kejawen

(Yogyakarta: Media Abadi, 2005).

Ricklefs, M.C., Sejarah Indonesia Modern (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

1995).

Tjandrasasmita, Uka, Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-Kota Muslim di Indonesia

Dari Abad XIII sampai XVIII Masehi (Kudus: Penerbit Menara Kudus, 2000).

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006).

Zainuddin, H.M., Tarich Atjeh dan Nusantara, Djilid I (Medan: Pustaka Iskandar Muda,

1961).

Zuhdi, Susanto, Sejarah Buton yang Terabaikan; Labu Rope Labu Wana (Jakarta:

Rajawali Pers, 2010).

Page 44:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

44

PERISTIWA DI EROPA YANG BERPENGARUH TERHADAP KEHIDUPAN UMAT MANUSIA

Dr. Bondan Kanumoyoso

I. PENDAHULUAN

Sejarah Eropa dimulai sejak jaman Yunani kuno (abad 20 SM). Peradaban Yunani yang

tinggi memberi banyak pengaruh terhadap perkembangan Eropa dan dunia. Pengaruhnya

masih dapat kita lihat hingga saat ini (awal abad 21). Peradaban Eropa berikutnya yang

juga banyak memberi pengaruh terhadap bangsa-bangsa di dunia adalah peradaban

Romawi. Bangsa Romawi menempati wilayah yang sekarang kita kenal sebagai Italia.

Pada masa puncak kejayaannya pada abad ke-1 M, kekaisaran Romawi merupakan salah

satu negara terbesar yang pernah ada di dunia. Kekuasaannya meliputi wilayah daratan

seluas 3,5 juta mil persegi dengan populasi sebesar 5 juta orang. Wilayah seluas itu kurang

lebih adalah ¾ dari keseluruhan luas wilayah benua Eropa sekarang. Karena begitu luas

wilayahnya, ada dua bahasa yang digunakan sebagai bahasa resmi kekaisaran ini. Bahasa

latin menjadi bahasa utama di Romawi Barat, sedangkan di Romawi Timur bahasa utama

yang digunakan adalah bahasa Yunani. Melalui perantara kedua bahasa ini, budaya

Romawi yang mengutamakan rasionalitas menyebar keseluruh wilayah Eropa.

Setelah keruntuhan kekaisaran Romawi di abad ke-4 M, Eropa mengalami satu

periode panjang, yang meliputi periode sekitar satu milenium atau 1000 tahun, yang

dikenal sebagai abad pertengahan. Abad pertengahan di Eropa dicirikan dengan semakin

kuatnya dominasi gereja. Institusi gereja memainkan peran yang tidak tergantikan dalam

kehidupan masyarakat Eropa saat itu. Dedikasi para pendeta Kristen terhadap Tuhan

menjadi contoh ideal dalam masyarakat. Para pendeta yang hidup di biara-biara adalah

pekerja sosial bagi masyarakat, mereka membuka sekolah, menampung para pengembara,

dan membuka rumah sakit. Mereka menulis ulang karya-karya dalam bahasa latin dan

dengan itu meneruskan warisan pengetahuan dari masa lalu kepada peradaban Eropa.

Biara-biara menjadi pusat pengetahuan karena para pendeta adalah orang-orang yang

memiliki tradisi intelektual. Di Eropa abad pertengahan orang-orang yang tertarik pada

ilmu pengetahuan akan pergi belajar ke biara.

Pada abad ke-10 M perubahan-perubahan besar mulai melanda Eropa. Perubahan-

perubahan tersebut diawali dari kota-kota pelabuhan dagang di Italia. Kota-kota dagang

Italia seperti Venesia, Genoa, dan Napoli mulai menjadi pusat kegiatan perdagangan

berbagai komoditi yang laku di pasaran dunia. Pada saat yang hampir bersamaan kota-kota

di wilayah Flanders, terletak di bagian barat laut Eropa, juga mulai muncul sebagai kota

perdagangan. Pada abad ke-12 M mulai terbentuk jaringan perdagangan yang

menghubungkan kota-kota dagang di Flanders dengan kota-kota dagang di Italia.

Kegiatan perdagangan yang berkembang membutuhkan emas dan perak dalam

jumlah yang besar. Emas dan perak dibutuhkan sebagai alat penukar dan ini mendorong

berkembangnya ekonomi uang. Dalam perkembangan selanjutnya berbagai perusahaan

dan lembaga penyimpanan uang didirikan dengan tujuan agar kegiatan perdagangan dapat

dikelola dengan baik. Maraknya kegiatan perdagangan mendorong munculnya orang-orang

yang menguasai modal dalam jumlah yang besar.

Para penguasa modal menjadi embrio dari berkembangnya sistem kapitalisme.

Sistem ini adalah suatu sistem ekonomi dimana orang berinvestasi dalam kegiatan

perdagangan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Berkembangnya kegiatan

Page 45:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

45

perdagangan dan sistem kapitalisme bertepatan dengan mulai bangkitnya dunia ilmu

pengetahuan di Eropa. Berbagai inovasi dalam dunia ilmu pengetahuan dapat diwujudkan

karena didukung oleh kondisi ekonomi Eropa yang semakin mapan.

Pada abad ke-15 M bangsa Eropa mulai berekspansi ke benua-benua lainnya.

Ekspansi Eropa menyebabkan peradaban Eropa mulai menyebar ke seluruh dunia. Melalui

kegiatan perdagangan, penyebaran agama dan kolonialisme, peradaban Eropa sejak itu

mulai dikenal oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Abad ke-15 M sampai abad ke-20 M

adalah periode dimana bangsa-bangsa Eropa mendominasi kehidupan bangsa-bangsa di

berbagai benua lainnya.

II. PENEMUAN MESIN CETAK

Perubahan secara besar-besaran di berbagai bidang menandai berakhirnya abad

pertengahan. Dalam sejarah Eropa periode yang menggantikan abad pertengahan dikenal

dengan sebutan periode modern awal (early modern period) yang mencakup abad 16

sampai ke abad 18.

Dalam periode modern awal banyak terjadi peristiwa yang berpengaruh secara

fundamental terhadap perkembangan sejarah Eropa dan dunia. Dalam periode ini bangsa

Eropa mulai melakukan penjelajahan samudra, mendirikan koloni di berbagai belahan

dunia lain, dan mendorong berkembangnya perdagangan global. Bangsa Eropa

menemukan jalan ke Asia dan berbagai benua-benua baru seperti Amerika serta Australia.

Selain untuk menyebarkan agama Kristen, tujuan lain dari penjelajahan Samudra

yang dipelopori oleh bangsa Portugis dan Spanyol adalah untuk menemukan daerah

penghasil rempah-rempah (cengkeh dan pala). Karena itu mereka terus mencari jalan

sampai mereka menemukan bahwa ternyata daerah penghasil rempah-rempah terletak di

Kepulauan Maluku yang ada di bagian timur kepulauan Nusantara.

Sebelum dimulainya jaman penjelajahan samudra, bangsa-bangsa Eropa

mengalami berbagai peristiwa penting. Selain peperangan, kehancuran dan kemunculan

negara-negara baru, pada masa modern awal di Eropa juga terjadi banyak penemuan-

penemuan penting. Abad 15 menjadi saksi dari perkembangan penting di bidang teknologi,

yaitu ditemukannya mesin cetak. Sebelum ada mesin cetak, orang menggunakan berbagai

wahana untuk menyimpan tulisan seperti daun, tanah liat, kulit binatang, dan batu. Namun

demikian teknik mencetak tulisan dengan menggunakan balok kayu yang diukir telah

dikenal di Eropa sejak abad ke-12 dan bahkan di Cina sebelum itu.

Apa yang baru dari perkembangan teknik mencetak pada abad ke-15 adalah

penggunaan plat metal untuk mencetak huruf secara cepat. Perkembangan mesin cetak

dengan menggunakan plat metal melalui proses yang bertahap. Dalam proses

penyempurnaan mesin cetak dengan menggunakan huruf logam ((type metal) dan tinta

berbahan minyak antara tahun 1445 sampai 1450 peran yang penting dilakukan oleh

Johannes Guttenberg (1398/1400-1468). Kepeloporannya dalam penyempurnaan mesin

cetak menggunakan plat metal menyebabkannya disebut sebagai penemu mesin cetak.

Mesin cetak ciptaan Guttenberg disebut dengan Movable Type merupakan perbaikan dari

sistem blok yang telah digunakan di Eropa sebelumnya. Teknik yang digunakan oleh

mesin cetak Guttenberg memungkinkan terjadinya proses pencetakan bahan tertulis secara

cepat.

Ide untuk membuat mesin cetak muncul ketika Guttenberg membuat surat

pengampunan untuk gereja. Untuk bisa membuat surat pengampunan dalam jumlah besar

Page 46:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

46

Guttenberg membuat huruf dengan plat besi. Teknik membuat plat besi ini tidak langsung

jadi, tetapi melalui proses bertahun-tahun.

Pada tahun 1450 mesin cetak Guttenberg akhirnya bisa diselesaikan. Dengan

menggunkan mesin cetak buatannya, pada tahun 1456 untuk pertama kali mencetak

Alkitab. Alkitab cetakan Gutennberg tersebut merupakan Alkitab pertama yang dicetak

dengan mesin cetak Movable Type. Dua ratus Alkitab berikutnya segera dicetak setelah itu.

Sebagian kecil diantaranya, sekitar 50 eksemplar, dicetak di atas kulit lembu muda.

Diperkirakan hampir seperempat dari 200 Alkitab cetakan pertama mesin Guttenberg

masih ada hingga saat ini.

Pada tahun 1500 diperkirakan ada lebih dari seribu mesin cetak, yang dibuat

dengan mengikuti model Guttenberg, digunakan di seluruh Eropa. Mesin-mesin cetak

tersebut secara bersama-sama telah menghasilkan 40.000 judul barang cetakan (berupa

buku, brosur, naskah, dan sebagainya). Empat puluh ribu judul itu dicetak sebanyak

kurang lebih delapan sampai sepuluh juta kopi. Diperkirakan hampir separuh dari barang

cetakan tersebut adalah bahan-bahan yang berkaitan dengan kepentingan agama berupa

Alkitab, komentar terhadap Alkitab, dan buku khotbah.

Penemuan mesin cetak mendorong tersebar luasnya ilmu pengetahuan dan

semangat untuk meneliti. Dengan menggunakan mesin cetak, pemikiran dan karya kreatif

seseorang dapat menjangkau orang dalam jumlah ribuan dan bahkan jutaan. Dengan

demikian mesin cetak juga mendorong munculnya kelompok pembaca yang terus

berkembang. Para pembaca barang cetakan ini menjadi kaum terdidik yang membawa

dampak secara mendalam terhadap masyarakat Eropa. Tanpa adanya barang-barang

cetakan bisa dibayangkan bahwa ide-ide yang dibawa oleh gerakan reformasi maupun

renaissans tidak akan menyebar secepat seperti yang terjadi di abad ke-16. Lebih jauh lagi,

mesin cetak telah menjadikan bangsa Eropa sebagai bangsa terdepan di dunia dalam hal

reproduksi pengetahuan. Dampak dari mesin cetak segera terlihat, pada abad 16

kemampuan baca tulis bangsa Eropa mulai menigkat secara signifikan.

III. RENAISSANS

Jaman modern awal di Eropa ditandai dengan munculnya masa renaissans (abad 15-16).

Kata renaisans berasal dari bahasa Perancis yang artinya adalah “kelahiran kembali”. Apa

yang dimaksud dengan kelahiran kembali adalah kembalinya kebudayaan Yunani dan

Romawi setelah Eropa selama kurang lebih seribu tahun mengalami abad pertengahan.

Kebudayaan Yunani dan Romawi dicirikan oleh penghargaan terhatadap etika, estetika,

dan rasionalitas. Penghargaan terhadap hal-hal tersebutlah yang muncul kembali di masa

rennaisans. Kesadaran tentang renaissans muncul pertama kali di Italia dan kemudian

menyebar ke seluruh Eropa.

Masa renaissans dalam sejarah Eropa selain dianggap sebagai periode kelahiran

kembali juga dianggap sebagai masa pemulihan atau recovery. Kehidupan di Eropa pada

abad ke-14 ditandai dengan berbagai bencana seperti wabah penyakit (Black Death),

kekacauan politik, dan krisis ekonomi. Dalam dunia pemikiran, manusia Eropa abad

pertengahan adalah manusia yang kehidupannya didominasi oleh gereja. Banyak hal

positif yang berkembang di periode tersebut, namun dampak-dampak negatif juga ada.

Hidup manusia abad pertengahan selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (eskatologi).

Manusia hanya menjalani kehidupan yang sudah ditentukan oleh Tuhan. Karena itu tujuan

utama hidup seorang manusia adalah mencari keselamatan. Keselamatan bisa didapat jika

Page 47:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

47

manusia patuh pada agama. Lembaga yang mengatur agama adalah gereja dan karena itu

manusia harus patuh kepada ketetapan yang dikeluarkan oleh gereja.

Dunia pemikiran pada abad pertengahan banyak ditujukan untuk kegiatan teologi.

Pemikiran filsafat yang berkembang melahirkan filsafat skolastik, yaitu suatu pemikiran

filsafat yang berlandaskan pada agama dan digunakan sebagai alat pembenaran agama.

Berbagai pemikiran yang bertentangan dengan apa yang ditetapkan oleh gereja dilarang.

Pemikiran yang dapat berkembang adalah pemikiran yang tidak bertentangan dengan apa

yang diajarkan dalam teologia. Akibatnya inovasi dalam dunia pemikiran menjadi sangat

terbatas. Gereja dengan para pendetanya mendominasi kegiatan pengembangan dunia

pemikiran. Berkembangnya dunia pemikiran yang seperti ini menyebabkan abad

pertengahan disebut juga sebagai Abad Kegelapan atau Dark Ages.

Suatu perspektif baru tentang manusia muncul dalam masyarakat Italia di awal

abad ke-15. Italia pada abad tersebut adalah masyarakat yang tumbuh dan berkembang

sebagai masyarakat urban atau kota. Negara-negara kota bermunculan dan menjadi sentral

dari kegiatan politik. Seiring dengan berkebangnya kegiatan perdagangan kehidupan

masyarakat urban Italia menjadi semakin sejahtera. Kesejahteraan yang dinikmati

masyrakat menyebabkan mereka mulai berpikir secara keduniawian dan mendorong

munculnya pemikiran yang didasarkan pada rasionalitas. Dalam sitiuasi yang seperti itu

iklim untuk kelahiran renaissans menjadi semakin matang. Penghargaan kepada manusia

bukan lagi didasarkan hanya kepada pengabdiannya terhadap gereja tetapi juga kepada

kemampuan dan pencapainnya secara pribadi.

Pada awal abad ke-15 Leon Batista Alberti, seorang arsitek dari kota Fiorentina,

dengan tepat menggambarkan perkembangan dunia pemikiran yang baru tersebut ketika ia

mengatakan “Orang dapat melakukan semua hal jika mereka menginginkannya”.

Penghargaan yang tinggi pada nilai kemanusiaan dan potensi individu melahirkan gagasan

baru tentang manusia renaissans yang digambarkan sebagai “seorang individu universal”

yang mampu mencapai segala hal dalam berbagai bidang kehidupan. Menjadi manusia

seutuhnya tidak harus dengan menempuh jalan mematuhi secara penuh segala aturan yang

ditetapkan oleh gereja. Menurut paham renaissans, manusia dapat hidup secara maksimal

jika hak-hak individunya dihargai dan dengan demikian ia harus melepaskan diri dari

dominasi agama dan gereja. Ia dapat melakukan kegiatan keagamaan sebagai seorang

individu, tetapi kebebasannya sebagai seorang manusia sebaiknya didasarkan kepada

kehidupannya sebagai manusia di dunia. Paham inilah yang disebut dengan sekularisme.

Secara ringkas, sekularisme adalah paham yang memisahkan keyakinan berdasarkan

kepercayaan atau keimanan dan kehidupan dunia yang didasarkan pada rasio.

Bangkit dan tumbuhnya gagasan tentang individualisme dan sekularisme di Italia

pada masa renaissans sangat terlihat dalam dunia intelektual, seni, dan sastra. Gerakan

sastra terpenting yang dihubungkan dengan renaissans adalah humanisme. Humanisme

renaissans ialah gerakan intelektual yang didasarkan pada pengkajian karya-karya sastra

klasik Yunani dan Romawi. Para humanis mempelajari liberal arts yang terdiri dari: tata

bahasa, retorika, puisi, filsafat moral atau etika dan sejarah. Semua yang dipelajari itu

didasarkan pada karya-karya tulis yang ditinggalkan oleh para ilmuwan dari masa Yunani

dan Romawi kuno. Bidang kajian yang dikaji oleh para humanis di masa renaissans

disebut dengan bidang ilmu humaniora. Istilah tersebut masih tetap digunakan hingga saat

ini dan bahkan digunakan untuk menamai fakultas yang mempelajari manusia sebagai

mahluk individu dan sosial. Sejak masak renaissans Fakultas Humaniora atau Faculty of

Humanities dapat ditemukan di berbagai universitas diseluruh penjuru dunia.

Page 48:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

48

Tokoh yang dianggap sebagai bapak humanisme renaissans Italia adalah Petrarch

(1304-1374). Tokoh ini sangat menonjol dalam mendorong gagasan tentang humanisme ke

dalam alam pemikiran renaissans. Petrarch mendorong kaum cendikiawan untuk

mempelajari karya-karya dalam bahasa latin yang terlupakan. Ia menekankan arti penting

dari karya-karya klasik dari masa Yunani dan Romawi kuno. Petrarch menganjurkan kaum

humanis untuk menggunakan karya-karya Cicero untuk model penulisan prosa dan karya-

karya Virgil untuk penulisan puisi. Petrarch mengatakan “Yesus adalah Tuhanku, Cicero

adalah sang pangeran bahasa”.

Pada awal abad ke-15 kesadaran tentang renaissans di Fiorentina mengambil arah

yang baru. Para humanis yang bekerja sebagai pegawai di dewan kota Fiorentina mulai

memberi perhatian secara intelektual terhadap kehidupan masyarakat sipil. Mereka

meyakini bahwa kaum cendikiawan mempunyai tugas untuk memberi dukungan kepada

negara. Lebih jauh lagi, kaum humanis juga meyakini bahwa pengetahuan mereka tentang

humaniora harus dibaktikan untuk negara. Humanisme Italia di awal abad ke-15 juga

memberi perhatian yang besar kepada peradaban Yunani kuno. Peradaban yang terakhir ini

sangat menghargai kemapuan individu, mencintai keindahan, dan mengutamakan rasio.

Nilai-nilai seperti itu juga ingin dihidupkan lagi oleh para humanis di Italia pada masa

renaissans.

Eropa yang dilanda renaissans memberi iklim yang ideal bagi perkembangan ilmu

pengetahuan, khususnya di bidang ilmu astronomi. Para pemikir abad pertengahan

menggunakan gagasan Aristoteles, Ptolomeus, dan ajaran gereja dalam menggambarkan

bumi sebagai pusat alam semesta atau yang dikenal dengan teori geosentris. Dalam

konsepsi ini alam semesta dilihat sebagai lingkaran konsentrik yang tidak bergerak dengan

bumi sebagai pusatnya. Pandangan geosentris mendapat kritikan tajam dari seorang

astronom dan ahli matematika berkebangsaan Polandia, Nicholas Copernicus (1473-1543).

Menurut Copernicus teori geosentris tidak sesuai dengan pengamatannya tentang

gerak tata surya. Dari pengamatannya selama bertahun-tahun terhadap pergerakan

matahari, bulan, dan bintang-bintang, Copernicus sampai pada kesimpulan bahwa matahari

adalah pusat tata surya atau dikenal dengan teori heliosentris. Teori yang diajukan oleh

Copernicus didukung oleh seorang astronom Jerman, Johannes Kepler (1571-1630).

Menurut Kepler, orbit dari planet-planet yang mengitari matahari tidak berbentuk

lingkaran, namun elips. Teori heliosentris semakin kukuh dengan penemuan teleskop oleh

ilmuwan Italia, Galileo Galilei (1564-1642). Dengan menggunakan teleskop Galileo dapat

melihat gunung-gunung di bulan dan menemukan bahwa planet Yupiter memiliki empat

satelit.

Sampai sekarang banyak sejarawan mempertanyakan mengapa revolusi ilmu

pengetahuan terjadi di Eropa di masa renaissans dan bukan di Cina. Pada abad pertengahan

Cina adalah bangsa yang secara peradaban dan teknologi adalah yang paling maju di

dunia. Namun setelah abad ke-15, Eropa telah melampaui Cina sebagai pelopor kemajuan

peradaban dan teknologi. Ada beberapa sejarawan yang berpendapat bahwa hal ini

disebabkan karena masyarakat Cina hidup dalam keteraturan, sedangkan masyarakat

Eropa hidup dengan semangat kompetisi. Beberapa sejarawan lainnya berpendapat bahwa

pandangan hidup orang Cina yang menekankan keharmonisan dengan alam dan bukan

bagaimana cara menaklukkan alam telah menjadi penyebab ketertinggalan Cina dari

Eropa. Bahkan ada sejarawan yang berpendapat bahwa sistem birokrasi Cina yang

menyerap orang-orang terpandai menjadi penyebab tidak adanya ilmuwan yang melakukan

penemuan-penemuan baru di negara tersebut.

Page 49:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

49

Di bidang seni, para seniman renaissans mencoba untuk melakukan imitasi

terhadap alam di dalam karya-karya mereka. Gerakan seni yang mereka usung disebut

dengan naturalisme, yaitu gerakan seni yang mencoba untuk mencitrakan kembali apa

yang ada di alam seperti aslinya. Semakin persis karya mereka dengan apa yang ada di

alam maka mereka menganggap karya mereka semakin berhasil. Pada saat yang sama,

suatu standar artistik yang baru mencerminkan suatu sikap pemikiran yang juga baru

dimana manusia ditempatkan sebagai pusat perhatian atau “pusat dari segala hal dan

ukuran”. Gaya renaissans di bidang seni rupa dikembangkan oleh para pelukis Fiorentina

abad 15. Ada dua hal penting yang mereka kembangkan di bidang seni rupa. Yang pertama

adalah teknik melukis yang didasarkan pada pemahaman terhadap perspektif, aspek

geometris dari ruang, dan teknik pencahayaan. Yang kedua, perhatian tergadap gerak dan

struktur anatomi. Lukisan realistis dari manusia yang tidak mengenakan pakaian menjadi

ciri utama dari karya-karya seniman Italia pada masa renaissans.

Pada akhir abad ke-15, para seniman dan ilmuwan Italia telah menguasai teknik

baru untuk melakukan penelitian keilmuan terhadap dunia yang ada di sekitar mereka dan

telah siap untuk mencapai bentuk-bentuk baru dalam ekspresi kreatif. Kondisi ini

menandai masa kejayaan renaissans yang ditandai oleh karya tiga seniman sekaligus

ilmuwan terkemuka, yaitu leonardo da Vinci (1452-1519), Raphael (1483-1520), dan

Michaelangelo (1475-1564). Leonardo da Vinci menjadi contoh ideal dari ilmuwan

renaissans. Sebagai ilmuwan ia adalah seorang generalis yang mempelajari segala hal,

termasuk juga tubuh manusia. Tujuannya dalam mempelajari segala hal adalah untuk

mengetahui bagaimana cara alam bekerja. Raphael di usia dua puluh lima tahun telah

dikenal sebagai salah satu pelukis Italia yang terbaik. Kehebatannya sebagai seniman

diakui melalui karya-karyanya tentang Madonna. Di dalam karya-karya itu ia berusaha

melampaui standard manusia di jamannya tentang keindahan. Sedangkan Michaelangelo

dikenal sebagai seorang pelukis, pematung, dan arsitek. Michaleangelo dipengaruhi oleh

neoplatonisme, yang melihat keindahan tubuh manusia sebagai refleksi keindahan

keilahian.

IV. REFORMASI GEREJA

Sepanjang paruh kedua abad ke-15 gagasan renaissans yang muncul di Italia menyebar ke

negara-negara Eropa lainnya. Di Eropa utara gagasan renaissans mulai menyentuh agama

Kristen dan disebut dengan Kristen humanisme. Tujuan utama dari Kristen humanisme

ialah melakukan reformasi terhadap agama Kristen. Para humanis Kristen meyakini

kemampuan manusia untuk berpikir secara rasional dan memperbaiki kehidupan mereka

sendiri melalui pendidikan. Menurut mereka untuk mengubah masyarakat pertama-tama

mereka harus mengubah manusia yang membentuk masyarakat tersebut.

Tokoh humanis Kristen yang paling terkemuka adalah seorang cendikiawan

Belanda yang bernama Desiderius Erasmus (1466-1536). Tokoh ini ialah orang yang

merumuskan dan mempopulerkan program reformasi kaum humanis Kristen. Erasmus

menyebut konsepsinya tentang agama sebagai Filsafat Kristen. Dalam konsepsinya ia

menyatakan bahwa kekristenan hendaknya menjadi panduan kehidupan sehari-hari dan

bukannya sistem kepercayaan dan praktek keagamaan dogmatis yang diterapkan oleh

gereja pada abad pertengahan. Dengan konsepsinya itu Erasmus dianggap oleh para

sejarawan sebagai seorang yang menyiapkan jalan menuju ke arah reformasi gereja.

Masalah utama yang melanda gereja di akhir abad pertengahan dan berpuncak di

abad ke-15 adalah korupsi. Antara tahun 1450 sampai 1520, beberapa orang paus yang

menjadi pimpinan gereja gagal untuk memenuhi harapan umat Kristen yang telah

Page 50:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

50

menerima oleh gagasan-gagasan renaissans. Para paus seharusnya merupakan pemimpin

spiritual gereja Katolik, tetapi sebagai pemimin tertinggi gereja mereka terlalu banyak

terlibat dalam urusan-urusan duniawi. Para petinggi gereja terlalu banyak mengurusi

masalah uang dan menggunakan kedudukan mereka di gereja untuk mencapai kedudukan

yang mereka inginkan dan mengakumulasi kekayaan. Lebih jauh lagi, banyak diantara

para pendeta yang mengabaikan urusan keagamaan.

Sementara para pemimpin gereja gagal untuk menjalankan kewajiban mereka,

masyarakat mulai mempertanyakan peran dan makna gereja dalam kehidupan mereka.

Gereja meminta bukan hanya kepatuhan spritual namun juga kepatuhan sosial, ekonomi,

politik atau secara ringkas kepatuhan total. Pajak yang dipungut sendiri secara langsung

dari masyarakat menyebabkan gereja menjadi semakin kaya. Salah satu sumber kekayaan

gereja yang kemudian menyebabkan terjadinya sengketa besar dengan masyrakat adalah

indulgensi. Apa yang dimaksud dengan indulgensi adalah peniadaan hukuman akibat dosa.

Indulgensi dapat dilakukan oleh gereja dan sebagai imbalannya orang yang bertobat

memberikan sumbangan uang tunai kepada gereja.

Dalam agama Kristen pengampunan Tuhan terhadap dosa tergantung pada

pengakuan, penyesalan, dan denda dosa. Pada abad pertengahan bentuk dari denda dosa

sangat berat. Bentuk-bentuk dari denda dosa itu antara lain seperti: berpuasa selama tujuh

tahun dengan hanya makan roti dan minum air atau melakukan perjalanan ziarah yang jauh

serta berat. Seiring dengan perjalanan waktu indulgensi telah berkembang menjadi alat

pengganti, yaitu dengan menyerahkan sejumlah uang sebagai pengganti pelaksanaan

perbuatan yang seharusnya menjadi denda dosa. Gagasan yang mendasari indulgensi

berasal dari gagasan hukum masyarakat Jermania yang menyatakan bahwa hukumman

badan bagi tindak kejahatan dapat diganti dengan bayaran uang. Namun karena uang dan

indulgensi kemudian tercampur baur maka mulai terjadi penyelewengan. Masyarakat biasa

beranggapan bahwa dosa-dosa mereka bisa diampuni dengan cara membayar dengan uang.

Akibat dari penyelahgunaan indulgensi lembaga gereja menjadi semakin kaya. Para

pimpinnan dan petinggi gereja terdorong untuk melakukan korupsi. Kekayan gereja dan

para pengurusnya menyebabkan masyarakat beranggapan intitusi gereja sebagai lembaga

yang membiarkan tindak korupsi.

Martin Luther adalah searang pendeta dan profesor di Universitas Wittenberg di

Jerman. Sebagai profesor ia memberi kuliah tentang Alkitab. Kemungkinan suatu ketika

diantara tahun 1513 dan 1516, melalui kajiannya terhadap Alkitab, ia sampai kepada

jawaban terhadap permasalahan “jaminan keselamatan” yang telah menjadi bahan

pemikirannya sejak ia memutuskan diri untuk mejadi pendeta. Ajaran agama Katolik

menyatakan bahwa keimanan dan amal ibadah diperlukan oleh seorang kristiani untuk

mendapat penyelamatan individu. Dalam pemikiran Martin Luther, manusia adalah

mahluk yang lemah dan tidak memiliki kekuatan di hadapan Tuhan yang maha kuasa.

Manusia tidak akan pernah dapat melakukan amal ibadah yang cukup untuk mendapat

penyelamatan. Melalui kajiannya terhadap Alkitab, Luther sampai pada kesimpulan bahwa

manusia tidak akan mendapat penyelamatan melalui amal ibadah tetapi penyelamatan akan

diperoleh justru melalui keimanan terhadap janji Tuhan yang menjadi mungkin karena

pengorbanan Yesus ketika ia disalib. Doktrin penyelamatan melalui keimanan menjadi

doktrin utama dalam gerakan reformasi gereja. Karena Luther sampai kepada doktrin ini

melalui kajiannya terhadap Alkitab, maka Alkitab bagi Luther, sebagaimana umat

Protestan lainnya, menjadi panduan utama menuju kebenaran relijius.

Dalam pandangan Martin Luther, dirinya bukanlah seorang pemberontak gereja

Katolik. Namun ia sangat kecewa dengan meluasnya praktek jual beli indulgensi. Apa

Page 51:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

51

yang menyebabkannya menjadi sangat marah adalah tindakan Pendeta Johan Tetzel yang

memaksakan indulgensi dengan slogan “Segera begitu koin yang dimasukkan ke kotak

uang bergemerincing, maka jiwa akan bangkit dari neraka”. Kemarahan yang begitu besar

menyebabkan Martin Luther pada tahun 1517 mengumumkan 95 tesis mengenai

indulgensi. Tesis-tesis Luther ditulis pada selembar poster yang kemudian ditempelkan

dengan paku ke pintu utara gereja istana Frederik di Wittenberg. Kejadian ini terjadi pada

tanggal 31 Oktober 1517 dan menandai dimulainya gerakan reformasi gereja.

Beberapa bagian dari tesis tersebut berisikan pernyataan dan beberapa lainnya

adalah pertanyaan. Menurut Luther dalam tesis-tesinya; orang yang bertobat tidak akan

mengemis untuk meminta hukuman dosanya dihapus, tetapi akan menyambutnya dengan

senang hati sperti yang dilakukan oleh Kristus dahulu. Masih menurut Luther, baik Paus

ataupun siapapun tidaklah berwenang untuk melakukan poenghapusan dosa. Karena itu

menurutnya para penjaja indulgensi telah menipu banyak orang. Masyarakat umum yang

tidak berminat kepada perdebatan teologi sangat tertarik kepada argumen-argumen Martin

Luther yang membumi. Bagi mereka Luther telah menyentuh masalah yang peka dengan

cara yang sangat telak dan tepat sasaran. Apa yang dikemukakan Luther di dalam tesis-

tesisnya dengan tepat mewakili segala keluhan masyarakat yang selama ini terpendam

terhadap gereja. Segera setelah pengumuman 95 tesis Luther, ribuan salinan dari tesis-tesis

tersebut tersebar ke seluruh Eropa. Meskipun aslinya ditulis dalam bahasa latin, tetapi

tesis-tesis Luther segera diterjemahkan ke bahasa Jerman.

Pendapat Luther melalui pamfletnya mendapat reaksi keras dari gereja. Pada bulan

Januari 1521 gereja menghukum Luther dengan melakukan ekskomuni atau melakukan

pengucilan terhadapnya. Dalam beberapa tahun kemudian gerakan keagamaan yang

dicetuskan oleh Luther menjelma menjadi revolusi. Luther mendapatkan dukungan dari

banyak pemimpin Jerman. Para pemimpin pendukung Luther ini segera mengambil alih

kepemimpinan gereja yang ada di wilayah kekuasaan mereka. Gereja Lutheran di Jerman

(dan kemudian juga di Skandinavia) kemudian menjadi gereja negara dimana negara

menjalankan fungsi sebagai pengawas kegiatan gereja. Sebagai bagian dari perkembangan

gereja yang diawasi oleh negara, Luther memperkenalkan pelayanan keagamaan untuk

menggantikan pelayanan yang diberikan oleh gereja Katolik. Pelayanan keagamaan yang

diperkenalkan oleh Luther terfokus pada pembacaan Alkitab, penyampaian firman-firman

tuhan, dan lagu-lagu.

Gerakan keagamaan yang dipelopori oleh Luther dikenal dengan sebutan reformasi

gereja. Gerakan ini memunculkan agama Kristen Protestan. Sejak awal regormasi gereja

telah terkait dengan masalah-masalah politik. Pada tahun 1519 Charles I, raja Spanyol,

terpilih menjadi kaisar kekaisaran Romawi Suci (The Holly Roman Empire) dengan gelar

Charles V. Secara politik kaisar baru menginginkan seluruh wilayah kekaisarannya tetap

berada di bawah kekuasaannya. Secara keagamaan ia berharap untuk dapat menjaga

kesatuan di kekaisarannya dengan agama Katolik. Namun sayangnya situasi politik dan

keagamaan di kekaisaran Romawi Suci tidak sepenuhnya berada di bawah kendali Charles.

Meskipun seluruh negara-negara di Jerman loyal kepada kaisar, namun sejak abad

pertengahan negara-negara kecil ini secara relatif telah menikmati independensi dari

kekuasaan kekaisaran.

Pada tahun 1546 Kaisar Charles V membawa pasukan memasuki Jerman untuk

menertibkan kondisi di sana. Pada saat itu gerakan Martin Luther telah diterima luas di

Jerman dan para penguasa Jerman telah siap menghadapi pasukan kekaisaran Romawi

Suci. Para penguasa Jerman pada akhirnya mampu mempertahankan independensinya dari

kekaisaran. Perang keagamaan di Jerman berakhir pada tahun 1555 dengan

Page 52:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

52

ditandatanginya perjanjian Augsburg. Melalui perjanjian itu, pembagian agama Kristen

secara formal diakui. Negara-negara penganut Lutheran memiliki hak-hak yang sama

dengan negara-negara Katolik. Dengan adanya perjanjian Augsburg, apa yang pernah

dikuatirkan oleh orang-orang Kristen Eropa sekarang benar-benar terjadi. Sejak itu

kesatuan agama Kristen yang ideal telah hilang untuk selamanya. Perkembangan yang

cepat dari agama Kristen Protestan membuat hal ini menjadi suatu kepastian.

V. PENJELAJAHAN SAMUDRA DAN MERKANTILISME

Bangsa Eropa mulai melakukan penjelajahan samudra di masa renaissans. Penjelajahan

samudra yang dilakukan oleh bangsa Eropa merupakan peristiwa sejarah yang sangat

penting bila dilihat dari dampaknya bagi dunia modern. Selama sekitar dua abad (1420-

1620) dorongan untuk menemukan daerah baru di luar Eropa telah menyebabkan

peningkatan yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan tentang bumi dan manusia-

manusia yang mendiaminya. Penemuan-penemuan wilayah baru yang diikuti oleh

kolonisasi, peperangan, perjanjian dagang, dan persaingan telah menyebabkan munculnya

negara-negara Eropa yang menguasai wilayah yang lusa di seberang samudra.

Penjelajahan samudra telah memunculkan kekayaan, kesempatan, dan cara berpikir baru.

Salah satu hasil paling nyata dari jaman penjelajahan samudra adalag terciptanya negara-

negara baru seperti: Amerika Serikat, Brazil, dan Australia. Negara-negara di eropa yang

tadinya hanya negara biasa, sekarang mulai muncul sebagai negara-negara adidaya di

dunia. Negara-negara Eropa yang menjadi besar pada era penjelajahan Samudra antara lain

adalah; Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris.

Sampai seribu tahun lebih sejak awal abad masehi, bangsa-bangsa Eropa tidak

pernah meluaskan pengaruhnya ke luar dari benua mereka. Meski demikian, Eropa tidak

pernah benar-benar terisolasi dari dunia luar. Berbagai komoditi dari Asia dan Afrika

mencapai benua ini, dan karya-karya para ilmuwan Islam dipelajari oleh kaum

cendikiawan di Eropa. Adanya berbagai kisah yang menarik tentang Asia telah

menyebabkan orang-orang Eropa bahkan sejak jaman sebelum masehi telah tertarik

kepada dunia timur. Selama abad pertengahan berbagai mitos dan legenda tentang dunia

timur berkembang dengan luas di Eropa. Marco Polo dari venesia adalah pengelana

terkemuka dari abad pertengahan yang melakukan perjalanan ke Asia dengan menempuh

jalur sutra dan kemudian menuliskan pengalaman perjalannya.

Bangsa Portugis menjadi pelopor dari ekspansi Eropa ke Asia. Portugis mengawali

ekspansinya dengan melakukan pelayaran menyusuri Pantai Afrika hingga mencapai ke

Senegal. Pelayaran tersebut (1441) disponsori oleh Pangeran henry “Sang Navigator”

dengan tujuan utama mencari sekutu untuk melawan kekuatan Islam dan peluang-peluang

dagang yang bisa mendatangkan keuntungan. Pada tahun 1487, Bartolomeus Diaz

memimpin armada Portugis hingga mencapai Tanjung Harapan di Afrika Selatan. Sebelas

tahun kemudian, armada Portugis lainnya di bawah pimpinan Vasco da Gama berlayar

hingga ke Kalikut di sebelah barat pantai India. Kerajaan Portugis mensponsori pelayaran

da Gama dengan tujuan menghancurkan monopoli Islam terhadap perdagangan rempah-

rempah. Kalikut adalah salah satu emporium dalam jalur perdagangan rempah-rempah di

Samudra hindia, tetapi saat itu Portugis mengira Kalikut adalah daerah penghasil utama

rempah-rempah. Meski kehilangan dua kapal, armada da Gama berhasil kembali ke Eropa

dengan membawa keuntungan lebih dari seribu persen dari modal yang ditanam.

Tokoh penting yang menjadi pelopor ekspedisi laut Spanyol ke luar benua Eropa

adalah seorang Itali yang berasal dari Genoa, yaitu Christopher Columbus (1451-1506).

Setelah ditolak oleh raja Portugis, Columbus berhasil mendapat dukungan dari ratu

Page 53:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

53

Isabella dari Spanyol untuk membiayai pelayaran ekspedisinya. Pada tahun 1492

Columbus berhasil mencapai benua Amerika. Ia tidak menyadari bahwa dia mencapai

benua baru dan mengira ia telah sampai ke Asia. Daratan Amerika Selatan ditemukan

secara tidak sengaja pada tahun 1500 oleh armada Portugis di bawah pimpinan Pedro

Cabral. Namun demikian, nama benua Amerika berasal dari nama seorang pelaut dari kota

Fiorentina yang bernama Amerigo Vespuci. Orang terakhir ini menerbitkan serangkaian

karangan tentang kondisi geografis benua baru yang menyebabkan benua baru tersebut

kemudian diberi nama Amerika.

Untuk menghindari terjadinya konflik terbuka antara dua negara Eropa yang

mempelopori penjelajahan Samudra, yaitu Portugis dan Spanyol, maka pada tahun 1494

diadakan perjanjian Tordesillas. Perjanjian ini diadakan di kota Tordesillas yang terlatak di

Spanyol. Perjanjian Tordesillas membagi dunia menjadi dua. Menurut perjanjian ini,

wilayah dari Tanjung Harapan ke timur menjadi milik Portugis. Sedangkan wilayah

Samudra Atlantik ke barat menjadi milik Spanyol. Perjanjian Tordesillas berlaku dengan

pengesahan dari Paus di Roma. Setelah dimulainya reformasi gereja di dekade ke dua abad

ke-16, negara-negara Eropa non-Katolik Roma seperti Belanda, Inggris, dan Swedia

merasa tidak terikat dengan perjanjian Tordesilass. Menurut mereka dunia adalah wilayah

yang terbuka yang boleh dijelajahi oleh siapa saja.

Penaklukan Spanyol di benua Amerika dimulai pada tahun 1519. Pada tahun itu

pasukan Spanyol di bawah pimpinan Hernando Cortez, setelah melakukan peperangan

selama tiga tahun, berhasil mengalahkan kerajaan Aztec di Mexico. Antara tahun 1531-

1536, ekspedisi militer di bawah pimpinan Fransisco Pizarro berhasil menundukkan

Kerajaan Inka yang terletak di Peru. Setelah itu diperlukan waktu sekitar tiga puluh tahun

sebelum bagian barat Amerika Selatan berhasil sepenuhnya dikuasai oleh Spanyol. Ada

beberapa faktor yang menunjang dominasi Eropa di benua Amerika. Pertama, bangsa

Eropa memiliki keunggulan di bidang teknologi persenjataan, yaitu dengan menggunakan

senjata api dan meriam. Kedua, orang Eropa mempunyai perekonomian yang maju

dibandingkan penduduk asli Amerika yang memungkinkan mereka untuk mengakumulasi

modal untuk keperluan penaklukkan daerah baru. Ketiga, orang Eropa memiliki sistem

administrasi yang modern sehingga memudahkan mereka dalam menciptakan

pemerintahan yang terorganisir di daerah yang dikuasainya.

Bangsa Belanda memulai penjelajahan samudra dengan mencari daerah sumber

penghasil rempah-rempah. Armada Belanda pertama yang mencapai kepulauan Indonensia

adalah armada yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman. Armada de Houtman mencapai

kota pelabuhan Banten di ujung barat Pulau Jawa pada tahun 1596. Mereka berhasil

mencapai kepulauan Indonesia dengan memanfaatkan buku perjalanan laut yang ditulis

oleh Jan Huygen van Linschoten yang berjudul Itinerario. Di Banten para pedagang

Belanda membeli lada dan kemudian melanjutkan perjalanan ke arah timur untuk mencari

kepulauan maluku untuk mendapatkan komoditi cengkeh dan pala. Pada tahun 1597 de

Houtman berhasil kembali ke Belanda dengan membawa berita tentang kemungkinan

untuk meraih keuntungan besar dari perdagangan rempah-rempah di Nusantara. Dalam

waktu kurang dari lima tahun terbentuk sepuluh perusahaan di Belanda yang mengirimkan

14 armada dagang dengan tujuan untuk membeli cengkeh, pala, dan lada dari Nusantara.

Banyaknya maskapai dagang Belanda yang beroperasi di Nusantara mendatangkan

persaingan diantara mereka dan menyebabkan keuntungan yang didapat menjadi kecil.

Karena itu, atas inisiatif pemerintah Belanda, pada tahun 1602 semua maskapai dagang

Belanda tersebut dilebur menjadi satu maskapai dagang yang disebut dengan Verenigde

oost-Indische Compagnie (VOC) atau Maskapai Dagang Hindia Timur. Untuk

Page 54:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

54

memperkuat VOC, pemerintah Belanda memberi maskapai dagang ini hak oktroi yang

berlaku selama 21 tahun dan dapat diperbaharui untuk 21 tahun berikutnya. Hak oktroi

meliputi hak untuk melakukan perjanjian dengan negara lain, merekrut tentara,

menyatakan perang, mendirikan koloni dan benteng, serta mengadakan kontrak dagang.

Dengan hak oktroi dimilikinya keasaan VOC menyerupai negara. Begitu besarnya

kekuasaan dan pengaruh yang dimiliki oleh VOC sehingga banyak sejarawan yang

menganggap maskapai dagang ini memiliki kekuasaan bagaikan negara.

Meskipun VOC dianggap sebagai perusahaan dagang multinasional terbesar di

abad ke-17, tetapi perusahaan dagang multinasional yang pertama sebenarnya didirikan

oleh orang Inggris. Perusahaan dagang milik Inggris didirikan pada tahun 1602 dan diberi

nama East India Company (EIC) atau Perusahaan Hindia Timur. EIC didirikan tanpa

dukungan dana sebesar VOC dan karena itu perusahaan ini baru bisa benar-benar bersaing

dengan VOC setelah beroperasi lebih dari seratus tahun atau pada abad ke-18. Berbeda

dengan VOC yang memperdagangkan rempah-rampah, komoditi utama yang

diperdagangkan oleh EIC adalah teh, kopi, dan kain tekstil India.

Dalam melakukan perdagangan luar negeri di abad 17 dan 18 Inggris menerapkan

suatu sistem ekonomi yang dikenal dengan nama merkatilisme atau yang disebut juga

dengan komersialisme. Merkantilisme adalah sistem ekonomi dimana suatu negara

berusaha mengumpulkan kekayaan dengan cara melakukan perdagangan dengan negara-

negara lain, mengekspor lebih banyak dari impor dengan tujuan untuk meningkatkan

cadangan emas dan logam mulia lainnya. Kata merkatlisme berasal dari kata latin mercans

yang artinya adalah “pembeli”. Sistem ini mendorong negara untuk meninggalkan kegiatan

pertanian dan menggantikannya dengan kegiatan perdagangan dalam rangka mendapatkan

keuntungan yang lebih besar. Meskipun saat ini sistem merkatilisme tidak lagi populer,

tetapi sistem ini merupakan salah satu sistem ekonomi utama ayng berlaku di abad 17 dan

18. Sistem merkantilisme adalah salah satu faktor pendorong bagi berbagai aktifitas

eksplorasi dan kolonisasi yang dilakukan negara-negara Eropa pada periode modern awal.

Pada tahun 1650 pemerintah Inggris secara resmi menerapkan sistem

merkantilisme dalam kegiatan perdagangan. Untuk mencapai tujuan dari sistem

merkatilisme pemerintah Inggris serangkaian peraturan yang secara ekslusif

menguntungkan kepentingan ekonomi Inggris. Peraturan-peraturan tersebut menciptakan

suatu sistem perdagangan di mana koloni Inggris di Amerika memberi pasokan Inggris

dengan bahan-bahan mentah dan Inggris menggunakan bahan-bahan mentah tersebut

untuk menghasilkan barang-barang yang bisa dijual di pasaran Eropa dan di daerah koloni.

Sebagai daerah penghasil barang mentah, daerah koloni tidak akan pernah bisa

berkompetisi dengan Inggris sebagai negara yang mengolah dan memasarkan hasil olahan

barang-barang mentah tersebut. Para pedagang dan kapal-kapal Inggris mendukung penuh

sistem merkantilisme. Mereka selalu berusaha agar negara lain tidak dapat turut menikmati

keuntungan dagang yang di dapat oleh Inggris. Sejak akhir abad ke-18 seiring dengan

berakhirnya era perusahaan dagang multinasional seperti VOC dan EIC sistem

merkantilisme mulai ditinggalkan.

VI. REVOLUSI INDUSTRI

Revolusi industri dimulai di Inggris pada tahun 1780-an. Perbaikan cara berproduksi

dalam kegiatan pertanian di abad ke-18 telah menghasilkan peningkatan yang signifikan

dalam produksi makanan. Sejak itu hasil pertanian Inggris dapat diproduksi dalam jumlah

besar dengan tenaga kerja yang sedikit dan harga produk yang terjangkau. Dampak

positifnya keluarga-keluarga biasa di Inggris tidak perlu lagi membelanjakan sebagian

Page 55:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

55

besar uangnya untuk membeli makanan dan karena itu mereka sekarang memiliki cukup

uang untuk membeli barang-barang lainnya. Pada saat yang sama, pertumbuhan populasi

penduduk yang cepat menyediakan surplus tenaga kerja yang diperlukan oleh pabrik-

pabrik baru yang akan menjadikan Inggris sebagai negara industri.

Faktor kunci yang menyebabkan terjadinya revolusi industri di Inggris adalah

kemampuan negara ini untuk menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan oleh pasaran

dengan harga yang murah. Metode tradisional memproduksi barang dengan industri

rumahan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan pasar yang meningkat pesat. Kebutuhan

itu terutama berupa pakaian berbahan katun yang permintaannya datang dari Inggris dan

wilayah-wilayah koloninya di seluruh penjuru dunia. Menghadapi permintaan yang tinggi,

pembuatan pakaian di Inggris mencari dan menerima metode-metode baru yang dihasilkan

oleh penemuan-penemuan di bidang teknologi dan sistem produksi. Proses pembaharuan

di dalam cara berproduksi inilah yang mendorong terjadinya revolusi industri.

Pada tahun 1782 seorang ilmuwan Skotlandia yang bernama James Watt (1736-

1819) berhasil menyempurnakan mesin uap ciptaannya sehingga dapat digunakan untuk

berbagai keperluan. Dengan menggunakan tenaga uap dan batubara, mesin uap ciptaan

James watt dapat menjadi sumber energi penggerak menggantikan tenaga air dan angin.

Berbeda dengan kincir angin dan air, mesin uap ciptaan watt dapat ditempatkan dimana

saja. Mesin uap dapat digunakan untuk memintal benang, menenun kain, menggerakkan

lokomotif, kapal, dan sebagainya. Mesin uap menciptakan cara baru dalam berproduksi.

Sejak itu pabrik-pabrik menggantikan industri rumahan dan bengkel kerja. Dengan

menggunakan mesin uap, barang-barang dapat diproduksi secara massal dengan biaya

produksi yang murah.

Penemuan mesin uap memberi dorongan besar bagi peningkatan industri kain

katun di Inggris. Pada tahun 1760 Inggris mengimpor 2,5 juta pounds kapas yang

semuanya digunakan untuk keperluan industri. Pada tahun 1787 jumlah impor kapas

meningkat menjadi 22 juta pounds. Pada tahun 1840 impor kapas Inggris berjumlah 366

juta pounds. Pada saat itu kain katun buatan Inggris telah dipasarkan ke seluruh penjuru

dunia. Selama masa revolusi industri, cara memproduksi besi di Inggris juga mengalami

revolusi secara radikal. Besi berkualitas tinggi mulai dihasilkan industri besi Inggris pada

tahun 1780-an. Pada tahun 1740 Inggris memproduksi 17.000 ton besi. Seratus tahun

kemudian, tepatnya pada tahu 1840an produksi besi Inggris telah mencapai dua juta ton.

Pada tahun 1852 Inggris menghasilkan tiga juta ton besi. Produksi sebanyak itu melebihi

dari produksi besi seluruh dunia jika digabungkan.

Penemuan mesin uap memicu terjadinya industrialisasi. Keberadaan pabrik-pabrik

menciptakan cara kerja yang baru. Para pemilik pabrik dapat mengoperasikan mesin-mesin

mereka secara maksimal. Karenanya para buruh bekerja secara teratur dalam periode

tertentu dengan sistem shift, agar mesin dapat terus bekerja dengan konstan. Para buruh di

Inggris banyak yang berasal dari daerah pedesaan yang datang ke kota di luar musim

tanam dan panen. Pada pertengahan abad ke-19 Inggris telah menjadi negara industri

paling maju dan termakmur di dunia. Pada masa ini Inggris menjadi penghasil paling

utama, pusat perputaran uang, dan pusat kegiatan perdagangan. Inggris memproduksi

separuh dari barang-barang industri dan batubara yang diperlukan oleh dunia. Pada tahun

1850, jumlah produksi kain katun Inggris sama besarnya dengan jumlah produksi kain

katun seluruh negara Eropa digabungkan menjadi satu.

Dari inggris revolusi industri menyebar ke seluruh benua Eropa. Negara-negara

pertama di daratan Eropa yang pertama melakukan revolusi industri adalah Belgia,

Perancis, dan Jerman. Pemerintahan di negara-negara tersebut aktif dalam mendorong

Page 56:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

56

industrialisasi dengan mendirikan sekolah-sekolah untuk ahli teknik dan menyediakan

dana untuk pembangunan jalan, jembatan, dan rel kereta api. Pada tahun 1850 suatu

jaringan kereta rel kereta api telah menyebar dan menghubungkan seluruh Eropa daratan.

Sama seperti negara-negara Eropa, Amerika Serikat yang telah menjadi merdeka

pada tahun 1776 juga turut mengalami revolusi industri. Di negara ini revolusi indutsri

telah mentransformasikan cara berproduksi secara besar-besaran. Pada tahun 1800 enam

dari tujuh buruh di AS berasal dari kalangan petani dan tidak ada kota di negara ini yang

penduduknya lebih dari 100.000 orang. Pada tahu 1860 populasi penduduk AS telah

menjadi 30 juta orang. Pada tahun itu sembilan kota di AS berpenduduk lebih dari 100.000

orang dan hanya 50% dari para buruh yang berasal dari kalangan petani. Di bidang

infrastruktur, ribuan mil kanal dan jalan dibangun untuk menghubungkan AS bagian timur

dan barat. Pada tahun 1830 panjang rel kereta api hanya 100 mil, tetapi tiga puluh tahun

kemudian panjangnya sudah mencapai 27.000 mil. Revolusi transportasi mengubah AS

menjadi satu pasar tunggal yang besar bagi barang-barang hasil industri yang diproduksi di

wilayah bagian timur laut negara tersebut.

Sebelum tahun 1870, revolusi industri yang telah mengubah Eropa dan AS secara

radikal, tidak menyebar secara berati ke belahan dunia lainnya. Bahkan di Eropa Timur

proses industrialisasi jauh tertinggal dengan Eropa Barat. Sebagai contoh adalah Rusia

yang masih tetap merupakan negara agraris yang diperintah oleh rezim aristokrasi

berdasarkan pada sistem feodal. Di Asia, negara-negara industri berusaha menghambat

terjadinya revolusi industri di koloninya melalui berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh

pemerintah kolonial. Di India pasaran lokal dibanjiri oleh kain katun murah buatan Inggris

sehingga banyak penenun yang kemudian kehialangan pekerjaan. Hindia Belanda juga

mengalami situasi yang tidak berbeda, pasaran lokal dibanjiri oleh impor kain dari negara

Belanda (kain produksi kota Twente).

Revolusi industri memicu terjadinya urbanisai. Pada tahun 1800 kota terpadat di

Inggris adalah kota London yang berpenduduk satu juta orang. Selain itu ada 6 kota yang

berpenduduk antara 50.000-100.000 orang. Lima belas tahun kemudian populasi London

meningkat menjadi 2.636.000 orang dengan 9 kota lainnya berpenduduk lebih dari

100.000 orang. Lebih dari 50% populasi Inggris pada tahun 1850 hidup di kota-kota besar

maupun kecil. Lebih jauh lagi, revolusi industri menghasilkan kemunculan kelas

menengah baru. Kaum borjuis atau kelas menengah bukanlah kelompokm masyarakat

baru. Mereka telah ada sejak munculnya kota-kota abad pertengahan. Kata borjuis berasal

dari kata burgher yang artinya adalah warga kota yang terdiri dari kaum bangsawan,

pedagang, pegawai pemerintah, ahli hukum, pedagang, dan kalangan profesional lainnya.

Kelas menengah baru yang muncul pada masa revolusi industri terdiri dari para pemilik

pabrik, pemilik bank, dan keluarga mereka. Kelompok masyarakat baru ini berusaha

menajdi bagian dari kaum elit kota dan bersamaan dengan itu berusaha membedakan diri

mereka dengan kaum buruh yang bekerja di pabrik.

Meskipun membawa dampak-dampak positif, revolusi industri juga

mengakibatkatkan berbagai dampak negatif. Dampak negatif itu antara lain adalah:

peningkatan polusi (udara, air, dan suara), berkembangnya konsumerisme, kepadatan

penduduk kota, dan kehidupan kaum buruh yang sulit. Pada masa revolusi indutri para

buruh mengalami kondisi kerja yang sangat buruk. Mereka bekerja dalam shift selama 12-

16 jam sehari, enam hari seminggu, dengan istirahat setengah jam untuk makan. Tidak ada

jaminan keselamatan kerja dan tidak ada upah minimum. Banyak perempuan dan anak-

anak yang dipekerjakan di pabrik-pabrik ataupun tambang-tambang. Anak-anak menjadi

bagian penting dari ekonomi keluara pada masa pra-industri. Mereka bekerja membantu

Page 57:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

57

orang tua di ladang atau kebun atau membantu pekerjaan di rumah. Di masa revolusi

industri tenaga kerja anak-anak dieksploitasi lebih daripada sebelumnya. Para pemilik

pabrik katun menemukan bahwa anak-anak dapat sangat membantu dalam proses

produksi. Ukuran badan mereka yang kecil menjadikan mereka tenaga kerja yang ideal

untuk menjalankan mesin pembuat kain katun. Anak-anak juga lebih mudah dilatih untuk

bekerja di pabrik dibandingkan orang yang sudah dewasa. Mereka penurut dan lebih dari

itu tenaga kerja anak tidak perlu dibayar penuh seperti tenaga kerja orang dewasa.

Dalam dunia pemikiran, revolusi industri telah memicu munculnya dua idelogi

penting di abad 19, yaitu liberalisme dan nasionalisme. Liberalisme berakar pada abad 18

(abad pencerahan), revolusi Amerika, dan revolusi Perancis. Paham liberalisme

berlandaskan pada gagasan bahwa manusia sebagai individu harus diberi kebebasan

sebesar munkin. Liberalisme berkembang menjadi keyakinan politik yang menekankan

pada kesamaan di depan hukum, kebebasan pers, berkumpul, dan toleransi agama. Semua

kebebasan ini harus dijamin dalam suatu dokumen tertulis atau konstitusi. Kaum Liberal

meyakini bahwa kekuasaan negara harus dibatasi karena bisa mengganggu kebebasan

individu. Sebagai ideologi, liberalisme banyak disukung oleh kelas menengah baru yang

menginginkan peran politik yang lebih luas setelah terjadinya revolusi industri.

Ideologi lain yang muncul sebagai respon terhadap revolusi industri adalah

nasionalisme. Kebangkitan nasionalisme dalam suatu komunitas ditandai dengan adanya

kesadaran terhadap kesamaan nasib, budaya, bahasa, dan sejarah. Komunitas yang

memiliki kesadaran semacam ini disebut dengan bangsa. Setiap individu dalam bangsa

diharap untuk memberikan loyalitasnya yang tertinggi kepada bangsanya. Sejak pecahnya

revolusi Perancis, setiap kaum nasionalis mempercayai bahwa setiap bangsa harus

memiliki pemerintahnya sendiri. Sebagai contoh adalah bangsa jerman yang terpecah-

pecah, menginginkan untuk bersatu sebagai bangsa dan membentuk satu pemerintahan

yang terpusat. Nasionalisme kemudian menjadi tantangan bagi tatanan politik di Eropa

saat itu yang mayoritas berbentuk negara monarki seperti: Inggris, Prusia, dan Turki.

Nasionalisme bukan hanya berkembang di Eropa dan AS, tetapi juga di Amerika Selatan

dan Asia sebagai kekautan baru yang mampu melawan kolonialisme.

Revolusi industri terjadi bersamaan dengan munculnya berbagai penemuan baru.

Dalam sejarah ilmu pengetahuan, abad 19 disebut sebagai abad ilmu pengetahuan.

Penamaan ini dikarenakan pada abad itu banyak terjadi penemuan baru dalam bidang ilmu

pengetahuan ayng mempengaruhi kehidupan umat manusia. Dalam bidang biologi,

ilmuwan Perancis louis Pasteur (1822-1895) menemukan cara baru untuk mengatasi

bakteri. Pada tahun 1859, Charles Darwin (1809-1882) mempublikasikan On the Origin of

Species yang berisikan teori evolusi. Pada tahun 1876 Alexander Graham Bell menemukan

telepon yang berhasil merevolusi cara orang dalam berkomunikasi. Peningkatan taraf

kehidupan manusia yang dicapai melalui ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan

metode ilmu pengetahuan alam diterima secara luas sebagai metode ilmu pengetahuan

uyang paling obyektif.

VII. PENUTUP

Secara geografis benua Eropa tidaklah sebesar benua Asia, Amerika dan Afrika. Jumlah

penduduknya juga bukan yang terbesar jika dibandingkan dengan benua-benua lainnya.

Tetapi ukuran geografis maupun jumlah penduduk bukan merupakan representasi dari

pengaruh benua Eropa terhadap dunia. Sampai dengan akhir abad pertengahan Eropa

relatif tidak banyak berinteraksi dengan benua-benua lain. Namun demikian, sejak

dimulainya era penjelajahan samudra negara-negara yang berasal dari benua ini mulai

Page 58:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

58

muncul sebagai kekuatan politik, ekonomi, dan maritim dunia. Dimulai dari bangsa

Portugis dan Spanyol dan diikuti oleh bangsa-bangsa lainnya, penjelajahan samudra yang

dilakukan oleh orang-orang Eropa telah membuat dunia semakin terhubung antara satu

dengan yang lain. Jika sebelum abad 16 dunia perdagangan Asia yang dikuasai oleh

perdagangan Islam telah mampu menghubungkan Eropa dengan daerah penghasil

komoditi di Asia, maka setelah orang-orang Eropa melakukan penjelajahan samudra

jaringan perdagangan dunia telah meliputi kawasan Eropa, Asia, Amerika, Afrika, dan

bahkan Asutralia.

Benua Eropa dapat dikatakan sebagai tempat dimana terjadi berbagai penemuan

yang mengubah cara hidup manusia. Perkembangan sejarah Eropa telah menyebabkan

ilmu pengetahuan dapat berkembang dengan baik di benua ini. Berbagai pengetahuan yang

sekarang menjadi cabang ilmu muncul dan berkembang di Eropa. Perkembangan dunia

ilmu di Eropa telah dimulai sejak jaman Yunani dan Romawi kuno. Kedua peradaban ini

menjadi landasan bagi perkembangan Eropa Modern. Kemampuan orang Eropa untuk

berpikir rasional telah dimulai oleh dirintis oleh para filsuf yang hidup di masa Yunani

kuno yang dilanjutkan pada masa Romawi dan dihidupkan kembali pada masa renaissans.

Rasionalitas yang digunakan oleh orang Eropa dalam mengatasi berbagai masalah telah

menyebabkan mereka dapat melakukan inovasi di berbagai bidang kehidupan.

Salah satu inovasi terpenting di bidang teknologi yang mempengaruhi cara

penyebaran ilmu pengetahuan adalah penemuan mesin cetak. Sebelum adanya mesin

cetak, karya-karya tulis yang dihasilkan oleh para ilmuwan dan kaum agamawan hanya

dapat digandakan dengan cara ditulis ulang atau menggunakan balok kayu yang diukir.

Cara seperti ini menyebabkan berbagai hasil pemikiran yang dituangkan dalam bentuk

tulisan hanya dapat beredar di kalangan terbatas. Penemuan mesin cetak oleh Johan

Guttenberg merupakan revolusi besar dalam sejarah umat manusia. Dengan menggunakan

mesin cetak sebuah karya tulis dapat digandakan hingga ribuan dan bahkan jutaan

eksemplar. Sejak itu sirkulasi karya tulis telah menjangkau semakin banyak orang. Apa

yang dipikirkan oleh seorang penulis tidak lagi hanya berpengaruh terhadap sejumlah kecil

orang, tetapi dapat menimbulkan suatu perubahan besar karena dibaca oleh kalangan yang

luas.

Pengaruh Eropa terhadap peradaban dunia juga terjadi di dunia keagamaan.

Kehidupan abad pertengahan yang didominasi oleh gereja telah menyebabkan Eropa

berada dalam kondisi yang cukup stabil untuk masa kurang lebih seribu tahun. Kondisi

yang cenderung tidak membawa perubahan besar pada akhirnya harus berakhir ketika

berbagai dampak negatif dari dominasi gereja mulai dilihat sebagai permasalahan di dalam

masyarakat. Dalam melakukan reformasi gereja Martin Luther tidak dalam posisi untuk

melakukan revolusi. Apa yang dilakukannya adalah upaya untuk memperbaiki praktek-

praktek keagamaan dan mengembalikan agama kepada masyarakat agar dapat dipahami

secara rasional. Karena itu nama yang digunakan dalam pembaharuan agama di awal abad

ke-16 bukanlah revolusi, tetapi reformasi.

Perubahan-perubahan di dalam cara berproduksi di Eropa telah memicu terjadinya

revolusi industri. Revolusi industri dimulai di Inggris dan hal ini dapat dimenegrti karena

sejak abad 18 Inggris telah menjadi negara adidaya dunia dengan wilayah koloni yang

terluas dibandingkan negara-negara kolonial lainnya. Sistem ekonomi merkantilisme yang

diterapkan Inggris sejak abad ke-17 telah menyebabkan negara ini mampu mengakumulasi

kapital dalam jumlah yang sangat besar. Keberadaan modal, inovasi, dan teknologi telah

menyediakan kondisi yang sempurnya bagi terjadinya inovasi-inovasi yang mendorong

terjadinya revolusi industri. Revolusi Industri terutama menyebar dari Inggris ke negara-

Page 59:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

59

negara Eropa lainnya dan Amerika Serikat dan sejak itu sampai sekarang negara-negara

tersebut telah menjadi negara maju atau negara dunia pertama.

Berbagai peristiwa dan penemuan yang terjadi di Eropa mempengaruhi kehidupan

manusia di berbagai penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Pengaruh Eropa atau barat

masuk ke Indonesia sejak masa penjelajahan samudra di abad ke 16. Inovasi-inovasi yang

terjadi di Eropa menyebabkan bangsa-bangsa barat yang datang ke Indonesia mampu

melakukan konisasi di berbagai wilayah di kepulauan Indonesia. Dengan keunggulan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang mereka miliki bangsa barat menunjukkan superioritas

mereka terhadap masyarakat yang hidup di Nusantara. Namun demikian, gagasan-gagasan

yang muncul di Eropa juga yang pada kahirnya mengakhiri era kolonialisme. Gagasan

nasionalisme yang berkembang sebagai respon revolusi industri masuk ke Indonesia di

awal abad ke-20. Dalam tempo beberapa dekade nasionalisme Indonesia telah tumbuh

menjadi kekuatan yang menentang dan pada akhirnya mengakhiri kolonialisme Belanda.

DAFTAR PUSTAKA Bayly, C.A., The Birth of the Modern World (Oxford: Blackwell Publishing, 2004).

Butel, Paul, The Atlantic (London, Routledge, 1999).

Cipolla, Carlo M., Before the Industrial Revolution. European Society and Economi 1000-

1700 (London: Routledge, 1993).

Collins, James B., Karen L. Taylor (eds.), Early Modern Europe: Issues and

Interpretations (Oxford, Blackwell Publishing, 2006).

Duiker, William J., Jackson J. Spielvogel, The Essential World History, 2 Jilid (Belmont:

Thomson Wadsworth,2008).

Ferro, Marc, Colonization: A Global History (London: Routledge, 1997).

Greyerz, Kaspar von, Religion and Culture in Early Modern Europe, 1500-1800 (Oxford,

Oxford University Press, 2008).

Housley, Norman, Religious Warfare in Europe, 1400-1536 (Oxford, Oxford University

Press, 2002).

Kamen, Henry, Early Modern European Society (London: Routledge, 2000).

Manning, Patrick, Navigating World History (Hampshire: Palgrave Macmillan, 2003).

Prak, Marteen (ed.), Early Modern Capitalism. Economic and Social Change in Europe

1400-1800 (London: Routledge, 2001).

Scammel, G.V., The First Imperial Age. European Overseas Expansion c.1400-1715

(London, Routledge, 1991).

Souza, George Bryan, The Survival of Empire. Portuguese Trade and Society in China

and the South China Sea, 1630-1754 (Cambridge: Cambridge University Press,

1988).

Vovelle, Michel, Revolution Againts the Church (Ohio: Ohio State University Press,

1991).

Whyte, Ian D., Landscape and History Since 1500 (London: Reaktion Books, 2002).

Page 60:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

60

REVOLUSI BESAR DUNIA DAN PENGARUHNYA

TERHADAP UMAT MANUSIA

Dr. Nana Supriatna, M.Ed

I. PENDAHULUAN

Sejarah dunia sejak abad ke-18 sampai abad ke-20 ditandai dengan terjadinya revolusi

besar yang berpengaruh pada perkembangan sejarah kehidupan umat manusia pada

masanya dan pada masa kini. Revolusi Perancis dan Revolusi Amerika pada abad ke-18,

Revolusi China, Rusia dan Indonesia pada abad ke-20 merupakan revolusi-revolusi besar

dalam bidang politik, intelektual, dan budaya yang tidak hanya berpengaruh pada kawasan

di negara-negara tersebut melainkan juga kawasan lain di dunia. Uraian sejarah di bawah

ini akan menganalisis dan menyajikan keterkaitan antara revolusi-revolusi besar tersebut

dengan kehidupan manusia pada masa itu dan masa kini.

II. REVOLUSI BESAR DUNIA

2.1. Revolusi Amerika (1775-1789)

Revolusi Amerika ditandai dengan gerakan kaum kolonis - kaum imigran dari Eropa,

terutama Inggeris - di Amerika Utara untuk menentang Kerajaan Inggeris yang dianggap

ikut campur dalam urusan kaum kolonis. Peristiwa perlawanan terhadap Inggeris,

terbentuknya Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat (AS) 4 July 1776, Perang

Kemerdekaan AS hingga terbentuknya Konstitusi AS tahun 1789 memberi pengaruh

terhadap gerakan yang sama di belahan dunia lain. Revolusi Amerika memberikan gagasan

tentang pentingnya persamaan hak manusia, kebebasan individu, kebebasan beragama,

konsep kesetaraan warga di mata hukum. Gagasan-gagasan tersebut diadopsi dalam

gerakan revolusioner di Perancis dan beberapa negara lainnya di Eropa pada abad ke-18-

19 dan menginspirasi beberapa negara Asia dan Afrika dalam melawan imperialisme Barat

pada awal abad ke-20. Revolusi Amerika juga menginspirasi warga kulit hitam Amerika

(Afrika-Amerika atau Negro) untuk memperjuangkan kesetaraan hak-hak mereka dengan

warga kulit putih turunan Eropa. Keterlibatan tentara Perancis dalam perang melawan

Inggeris dalam Perang Kemerdekaan AS (1776-1783) serta tersebarnya hasil analisa

mengenai Revolusi Amerika di kalangan Golongan Borjuis Perancis secara langsung

memberi pengaruh terhadap meletusnya Revolusi Perancis 1789.

2.1.1. Latar Belakang Revolusi Amerika

Revolusi Amerika dicatat dalam sejarah dunia sebagai salah satu peristiwa revolusi

besar. Hal itu disebabkan revolusi tersebut memiliki dampak yang besar tidak hanya untuk

kawasan Amerika melainkan juga Eropa dan belahan dunia lainnya pada kurun waktu

berikutnya. Revolusi tersebut dilakukan oleh 13 koloni di Amerika Utara yang didirikan

oleh para imigran dari daratan Eropa, terutama Inggeris, yang menyeberang ke kawasan

Page 61:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

61

tersebut setelah pendaratan Columbus beberapa dekade sebelumnya. Ketiga belas koloni

tersebut menentang Kerajaan Inggeris, yang merupakan salah satu negara induk bagi kaum

imigran di koloni tersebut.

Sikap tidak puas kaum kolonis (warga koloni di Amerika) terhadap kebijaksanaan

Inggeris dalam urusan daerah koloni antara lain ditunjukan oleh James Otis yang berbicara

mengatasnamakan pedagang Boston, Amerika, tahun 1761. Othis menetang kesewenang-

wenangan dan otoritas Parlemen Inggeris mengenai beberapa aspek kehidupan kaum

kolonis termasuk di bidang perdagangan. Demikian juga pada tahun1763, Patrick Henry

menentang hak-hak Privy Council mengenai masalah hukum di Virginia.

Aspek yang paling ditentang kaum kolonis adalah kebijakan pajak Negara Inggeris

yang dikenakan kepada kaum kolonis. Mereka menentang kebijakan tersebut sebab

Inggeris di mata mereka bukan lagi sebagai pemerintah yang dapat mengatur daerah

koloni. Dua undang-undang yang paling ditentang kaum kolonis adalah Undang-undang

Gula (Sugar Act) dan Undang-undang Keuangan (Currency Act) pada tahun 1764.

Undang-undang pertama mengatur masalah perdagangan gula di daerah koloni yang dalam

beberapa aspek memberi batasan kepada pedagang kaum koloni di daerahnya. Melalui

undang-undang itu Inggeris memperoleh masukan dari pajak dan bea cukai perdagangan

gula. Undang-undang kedua melarang daerah koloni mencetak uang sendiri.

Kedua undang-undang tersebut menimbulkan kemarahan kaum kolonis terutama

para pedagang. Mereka meminta agar parlemen Inggeris menarik kembali undang-undang

tersebut. Penduduk New York dan Boston memboikot untuk tidak membeli semua barang

buatan Inggeris sebelum Parlemen Inggeris mencabut putusannya. Menghadapi tuntutan

itu, pemerintah dan Parlemen Inggeris menjawabnya dengan dikeluarkannya undang-

undang lain seperti Stamp Act (undang-undang prangko) dan Quartering Act tahun 1765.

Stamp Act digunakan untuk memperoleh pajak dari setiap dokumen dan surat penting yang

digunakan dalam kegiatan perdagangan. Sedangkan Quartering Act memaksa kaum

kolonis untuk menyediakan tempat tinggal dan kebutuhan makanan bagi tentera Inggeris

yang ditempatkan didaerah-daerah koloni.

2.1.2. Revolusi Melawan Kerajaan Inggeris di Amerika

Revolusi melawn Pemerintahan kerajaan Inggeris di Amerika dilakukan oleh

berbagai kalangan. Di kalangan bawah, perlawanan terhadap Inggeris ditandai dengan

gerakan organisasi rahasia yang tersebar di perkotaan. Organisasi seperti Sons of Liberty,

yang anggotanya terdiri dari buruh, pelaut, dan tenaga teknis, mengancam para pejabat

imperium Inggeris sambil memboikot penyebaran prangko. Semua golongan masyarakat

melancarkan protes melalui rapat raksasa di New York, tahun 1765. Mereka menghadiri

kongres Stamp Act dan mengesahkan Declaration of Right and Grievances yang berisi

tentang penolakan terhadap keputusan parlemen Inggeris. Para pedagang seluruh koloni

membuat keputusan untuk tidak menggunakan barang-barang buatan Inggeris sampai

Parlemen Inggeris mencabut Stamp Act. Akhirnya pada tahun 1766 parlemen mencabut

Stamp Act dan tetap memaksakan bahwa Parlemen Inggeris merupakan lembaga yang

paling berdaulat atas seluruh daerah imperium Inggeris.

Keberhasilan protes kaum kolonis tahun 1766 tidak menyurutkan Inggeris untuk

tetap menggunakan daerah koloni sebagai sumber keuanganya. Inggeris menugaskan

seorang pejabat keuangan Charles Townshend untuk menyusun program fiskal baru.

Hasilnya adalah Townshend Act yang berisi ketentuan bahwa pemungutan pajak dari

daerah koloni diperketat, pengenaan bea masuk kertas, gelas, timah, dan teh yang di ekspor

dari Inggeris ke daerah-daerah koloni. Hasil pajak tersebut digunakan untuk membiayai

gubernur koloni, hakim, petugas bea cukai, dan tentara Inggeris yang ditempatkan di sana.

Menghadapi aturan baru tersebut kaum kolonis melancarkan protes yang sama

Page 62:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

62

seperti protes terhadap undang-undang terdahulu. Beberapa gerakan memprotes tindakan

Inggeris di antaranya adalah. Pertama, John Dickinson yang menerbitkan Letter from a

Farmer in Penssylvania (1767) berupa kritikan terhadap tindakan Inggeris tersebut. Dia

memprotes bahwa tidak selayaknya pemerintah Inggeris mengenakan pajak kepada petani

Amerika. Kedua, kapal patroli Inggeris Gaspee, yang melakukan pengawasan di sekitar

Rhode Island dibakar oleh kaum patriot dan membuat takut pejabat Inggeris yang harta

miliknya ikut hancur. Ketiga, para juri koloni menolak bekerjasama dengan para pejabat

kerajaan dalam mengakhiri perdagangan illegal. Keempat, ketika Gubernur

Massachussetts, Thomas Hatchinson menyatakan tahun 1772 bahwa para hakim akan

dibayar dari uang kerajaan, timbul protes dari berbagai kalangan. Salah seorang

diantaranya adalah tokoh Boston, Samuel Adams, menentang dengan cara membentuk

panitia korespondesi untuk mengkoordinasi berita dan serta keluhan kelompok masyarakat

yang berkaitan dengan tindakan pemerintah kerajaan Inggeris.

Sikap pemerintah kerajaan Inggeris masih tetap keras. Inggeris mengeluarkan

undang-undang teh yang memberikan hak monopoli kepada East Indian Company, sebuah

perusaaah kerjaan Inggeris, untuk melakukan eksport ke seluruh daerah koloni. Tindakan

ini dilawan oleh kaum kolonis dengan cara memboikot seluruh produksi teh Inggeris

dimasukkan ke dalam daerah koloni. Mereka memaksakan diri untuk menurunkan muatan

kapal teh Inggris di Pelabuhan Boston. Pada malam tanggal 16 Desember 1773 kaum

kolonis yang menyamar sebagai Indian Mohawk menaiki tiga kapal Inggeris yang akan

berlabuh di Pelabuhan Boston dan segera menceburkan muatan teh ke laut. Peristiwa yang

dalam bahasa kaum kolonis dikenal sebagai Boston Tea Party merupakan bentuk

perlawanan terhadap Kerajaan Inggeris. Berikut ilustrasi peristiwa Boston Tea Party :

1.1.1. Kongres Kontinental dan Pernyataan Kemerdekaan

Sumber : Buckler, M.H. (1988: 776)

2.1.3. Kongres Kontinental dan Pernyataan Kemerdekaan

Kaum kolonis yang memiliki pandangan yang sama dari daerah-daerah koloni

dalam menentang Kerajaan Inggeris segera mengirimkan perwakilannya untuk duduk

dalam sebuah Kongres, semacam lembaga perwakilan. Pada September 1774,

diselenggarakan Kongres Kontinental Pertama. Kongres yang diselenggarakan di

Philadelphia dimaksudkan untuk merundingkan keadaan daerah koloni yang semakin

memburuk. Akhirnya, semua delegasi sepakat untuk mengeluarkan “Deklarasi Hak dan

Keluhan” (Declaration of Right and Grievances) berupa pernyataan akan setia kepada

Raja Inggeris dan tetap menetang hak Palemen Inggeris untuk mengenakan pajak terhadap

Page 63:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

63

darah koloni.

Setelah melalui perdebatan panjang peserta kongres sepakat membentuk Asosiasi

dan Persatuan Kontinental (Continental Association) berupa perhimpunan seluruh daerah

koloni dan menyepakati tidak mengimpor, mengekspor dan mengkonsumsi semua barang

buatan Inggeris. Kongres juga sepakat untuk membentuk panitia lokal yang bertugas untuk

mengawasi para pedagang untuk menaati kesepakatan kongres.

Di Massacussetts kelompok radikal membentuk pemerintahan provinsi baru,

membentuk pasukan sendiri dan mengumpulkan suplai makanan dan senjata. Pada bulan

April 1775, Jenderal Thomas Gage yang ditujuk sebagai Gubernur Militer di

Massacussetts ditugaskan Inggeris untuk melucuti senjata yang telah dimiliki oleh kaum

minutemen atau kaum kolonis bersenjata, terutama di Concord. Kaum minutemen

Massacussetts segera mengadakan perlawanan sehingga terjadilah pertempuran di

Lexington Green. Kaum minutemen akhirnya berhasil mamaksakan pasukan Inggeris

menarik diri ke Boston. Berita mengenai pertempuran yang memakan korban sekitar 273

orang di pihak Inggeris dan sepertiganya di kaum kolonis tersebut segera menyebar ke

seluruh daerah koloni dan menjadi berita yang paling menarik perhatian kaum kolonis.

Di tengah-tengah ketegangan antara Inggeris dan kaum kolonis, Kongres

Kontinental Kedua diselenggarakan tanggal 10 Mei 1775. Walaupun delegasi kongres

kedua itu lebih banyak dihadiri kelompok radikal dibandingkan dengan delegasi pada

kongres yang pertama, tidak dicapai kesepakatan mengenai pernyataan kemerdekaan

kecuali menyepakati perlunya angkatan senjata melawan Inggeris seperti diusulkan oleh

John Dickinson dan Jefferson. Kongres yang dipimpin oleh John Hancock dan dihadiri

juga oleh Benjamin Franklin tersebut menyepakati perlunya dikirim pasukan ke

Massacussetts untuk membantu kaum kolonis di sana dan menugaskan George

Washington sebagai pemimpin pasukan Kontinental ke Boston untuk melindungi kota

yang sedang dikepung pasukan Inggeris.

Semangat untuk mendeklarasikan dari Kerajaan Inggeris semakin meningkat

setelah mereka terinspirasi oleh tulisan dari Thomas Paine berjudul Common Sense atau

akal sehat. Tulisan Paine menarik sekitar 150.000 pembaca antara bulan Januari-Juni 1776.

Tulisan Paine bukan hanya menyerang sistem kerajaan dan Raja Inggeris akan tetapi

gagasan tentang hakekat kerajaan itu sendiri yang dianggapnya tidak cocok bagi orang-

orang Amerika. Dia meminta orang-orang Amerika untuk berfikir lebih rasional untuk

menentang bentuk Kerajaan Inggeris dan mendirikan pemerintahan baru yang berbentuk

republik yang diperintah oleh orang-orang Amerika sendiri. Oleh karena itu, perlu segera

diadakan pernyataan kemerdekaan. Kongres pada musim semi segera menjawabnya

dengan cara membuka pelabuhan-pelabuhan Amerika bagi kapal-kapal asing. Pada Mei

1776 Kongres juga merekomendasikan setiap pemerintahan provinsi untuk membentuk

undang-undang dasar (konstutusi) Negara Bagian.

Pada tanggal 7 Juni 1776 Richard Henry Lee dari Virginia mengajukan resolusi

yang menyatakan persetujuan atas kemerdekaan dari Inggeris. Kongres yang menghendaki

adanya dukungan dan konsensus yang lebih luas, membentuk sebuah komite yang

dipimpin oleh Thomas Jefferson untuk menyiapkan langkah-langkah rasional menuju

pernyatan kemerdekaan. Kongres juga menyepakati usulan Richard Henry Lee tanggal 2

Juli 1776 dan mengesahkan pembacaan Deklarasi Kemerdekaan dua hari kemudian.

Deklarasi kemerdekaan yang dibacakan oleh Thomas Jefferson pada tanggal 4 Juli 1776

berisi dua bagian. Pada pembukaannya, Jefferson menyatakan bahwa pada dasarnya

gerakan perlawanan merupakan hak alamiah umat manusia untuk mendirikan

pemerintahan baru yang didasarkan atas keinginan warganya. Bagian kedua yang lebih

panjang berisi tuduhan terhadap Raja Inggeris yang mengabaikan hak-hak khusus kaum

kolonis, dan memprotes ikut campumya Pemerintahan Kerajaan Inggeris dalam

Page 64:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

64

pemerintahan koloni di Amerika. Salaah satu isi dari Deklarasi kemerdekaan Amerika

yang banyak dirujuk oleh negara-negara lain dalam mempraktikkan kehidupan demokratis

adalah: “all man are created equal ...... they are endowed by their Creator with

unalienable right ..... among these are life, liberty, and the persuit of happines”. Deklarasi

Kemerdekaan 4 Juli 1776 merupakan peristiwa penting dalam Sejarah Amerika Serikat

yang menandai berdirinya Amerika Serikat dari Kerajaan Inggeris. Peristiwa deklarasi

kemerdekaan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Sumber : Buckler, M.H. (1988: 777)

2.1.4. Perang Kemerdekaan AS (1776-1783).

Kongres Kontinental Pertama dan Kedua serta Deklarasi Kemerdekaan direspon

oleh Kerajan Inggeris dengan cara mengirimkan pasukan untuk menghancurkan kekuatan

militer yang dimiliki oleh kaum kolonis. Dalam peperangan tersebut kaum kolonis

memperoleh kemenangan militer awal dalam pertempuran di Lexington, Charleston,

Concord dan Bunker Hill. Kemenangan tersebut telah memperkuat optimisme orang-orang

Amerika tentang negara baru. Perang tersebut juga melibatkan Perancis dan Spanyol yang

berada pihak kaum kolonis.

Kemenangan pasukan kolonis Amerika di Saratoga mampu menarik perhatian

negara lain. Raja Perancis, Louis XVI, segera mengakui negara baru Amerika Serikat.

Menlu Perancis, Conte de Vergennes, segera mendesak Raja Louis untuk mengirimkan

makanan dan perlengkapan militer dengan tujuan untuk melemahkan pasukan Inggeris.

Pada tahun 1778, Perancis dan pemerintah Amerika menandatangani perjanjian dagang

dan disusul dengan perjanjian formal mengenai aliansi kedua negara untuk berperang

bersama melawan Inggeris Perancis mengirimkan pasukan sukarelawan, antara lain yang

dipimpin oleh Marquis de Lafayette. Secara resmi Perancis mengirimkan 6000 pasukan

yang dipimpin oleh Gomte de Rochambeau.

Sekutu Perancis, Spanyol, juga bergabung dengan Francis. Spanyol semula enggan

menyatakan perang terhadap Inggeris, sebab negara ini menganggap gerakan revolusi

Amerika bisa menyebar ke daerah koloninya di Amerika Latin. Akhirnya Spanyol ikut

dengan Perancis setelah Vegennes menawarkan Spanyol bantuan militer untuk merebut

Gilraltar dan Inggeris. Pada bulan Juni 1779 terbentuk aliansi antara Perancis dan Spanyol

yang ditujukan terhadap Inggeris di Amerika dan Eropa. Pada Desember 1780 Belanda

ikut berperang di pihak Amerika melawan Inggeris.

Pembentukan aliansi internasional tidak menjamin sepenuhnya kemenangan

Amerika terhadap Inggeris. Namun demikian, bantuan internasional tetap memiliki peran

besar terhadap tumbuhnya semangat juang pasukan kontinental Amerika. Sejak tahun

Page 65:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

65

1780, pasukan Inggeris mulai mengalami kekalahan di berbagai medan tempur Amerika.

Dalam pertempuran di Lembah Ohio mereka kalah. Demikian juga usahanya untuk

menyerang daerah Selatan tidak berhasil. Walaupun Karolina, Charleston dan Virginia

sempat dikuasai, pada pertempuran berikumya pasukan Inggeris tidak bisa mengalahkan

pasukan gabungan Amerika dan Perancis. Gabungan pasukan Washington dan

Rochambeau yang berjumlah 15.000 berhasil mengalahkan pasukan Lord Comwallis di

Yorktown, pantai Virginia. Akhirnya pada tanggal 19 Oktober 1781, pasukan Cornwallis

menyerah dan Parlemen Inggeris segera memutuskan untuk menghentikan perang.

Setelah mengalami kekalahan perang, Inggeris sepakat untuk berunding pada bulan

Maret 1782. Perundingan damai yang diselenggarakan di Paris dihadiri oleh delegasi dari

AS, Inggeris, Perancis, Spanyol dan negara-negara yang berkepentingan dengan daerah

koloni di Amerika. Hasil Perjanjian Paris ditandatangani secara formal tanggal 3

September 1783. Raja George III dari Inggeris mengakui kemerdekaan Amerika Serikat.

2.1.5. Pembentukan Kostitusi dan Pengaruhnya.

Dengan adanya Deklarasi kemerdekaan 1776 dan perang kemerdekaan sampai

tahun 1783, bangsa Amerika mulai mengubah struktur sosial politiknya. Pada bulan Mei

1776 Kongres Amerika merekomentasi berdirinya negara bagian dan menggantikan

pemerintahan provinsi yang didasarkan atas prinsip-prinsip pemerintahan republik. Setiap

negara bagian segera membuat undang-undang dasar (konstitusi) yang disahkan oleh

Kongres provinsi dan persetujuan rakyat. Parlemen negara-negara bagian terdiri dari dua

kamar (majelis) kecuali di Pensilvania yang memiliki multi-majelis yang terdiri dari

majelis rendah yang mewakili rakyat dan majelis tinggi yang terdiri dari senator negara

bagian yang meliputi golongan aristokrat. Dalam prakteknya semua golongan, terutama

golongan kaya, dapat saja duduk dalam majelis tinggi. Konstitusi negara bagian menjamin

melindungi kebebasan sipil warganya terutama dari kemungkinan meluasnya pengaruh

kekuatan legislatif.

Sejak Deklarasi Kemerdekaan, Konstitusi Amerika Serikat mengalami beberapa

amandemen. Dalam amandemen tahun 1789 dirumuskan kebebasan berbicara bagi warga

negara (freedom of speech), kebebasan pers (freedom of press), dan beragama (feedom of

religion). Prinsip kebebasan tersebut diadopsi oleh pendukung gerakan revolusioner untuk

menyuarakan hak-hak asasi manusia di beberapa negara Eropa pada abad ke18-19 dan

negara-negara Asia pada abad ke-20.

Revolusi Amerika juga berpengaruh terhadap perubahan sikap orang-orang kulit

putih terhadap budak negro. Sebelum terjadinya revolusi, walaupun golongan kulit putih

mengakui kebebasan dan hak warga sipil, mereka masih mengakui rendahnya status orang-

orang kulit hitam, Selama perang kemerdekan, banyak orang Amerika yang menentang

penggimaan orang kulit hitam sebagai tentara. Namun demikian, karena kebutuhan akan

tenaga kerja, akhirnya orang hitam juga diangkat menjadi tentara dan setelah itu dijanjikan

akan dibebaskan dari perbudakan. Pengaruh revolusi kemerdekaan terhadap perbudakan

juga cukup penting. Masyarakat anti-perbudakan muncul di mana-mana seperti New York,

Pensylvania dan negara-negara bagian utara. Beberapa negara bagian akhirnya melarang

perdagangan budak dan berusaha membebaskan para budak. Namun demikian, sebagian

negara bagian lainnya terutama di Selatan masih tetap mempertahankan sistem tersebut.

Prinsip equality, liberty dan individual freedom belum sepenuhnya diterapkan dalam

kehidupan demokrasi di Amerika Serikat pada abad ke18-19. Golongan Negro masih

dianggap golongan kedua dan mereka masih harus memperjuangkan hak-hak equality-nya

sampai abad ke-20.

Page 66:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

66

Revolusi Amerika juga berpengaruh langsung terhadap terjadinya Revolusi

Perancis (1789). Kemampuan kaum kolonis di Amerika menentang tirani Pemerintahan

Kerjaan Inggeris hingga lahirnya Deklarasi Kemerdekaan serta terbentuknya Konstitusi

Amerika Serikat menginspirasi para pemikir Perancis serta Golongan Borjuis Perancis

untuk menggulingkan Pemerinthan Raja Louis XVI Perancis yang absolut. Mereka juga

menginginkan Perancis memiliki konstitusi yang menjamin kebebasan warga serta

pembatasan terhadap kekuasaan raja. Sekembalinya tentara Perancis dari Perang

Kemerdekaan AS yang dipimpin oleh Lafayette (1757-1834) mempengaruhi cara pandang

baru di kalangan rakyat Perancis bahwa pemerintahan tirani dapat dikalahkan. Oleh karena

itu, untuk menumbangkan pemerintahan yang absolut harus dilawan dengan gerakan

revolusioner.

2.2. Revolusi Prancis (1789-1791)

Revolusi Perancis yang berlangsung antara 1789-1791 memiliki arti penting dalam

sejarah dunia. Melalui Revolusi Perancis terjadi perubahan yang fundamental dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara di Perancis dan negara-negara yang mendapat

pengaruh, yaitu dalam pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia. Bangsa-bangsa di

Eropa sebelum Revolusi Perancis pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19 dan negara-

negara di seluruh dunia pada abad ke-19 sampai abad ke-21 mengakui bahwa manusia

memiliki status yang sama di depan hukum. Kedua, melalui Revolusi Perancis bangsa di

dunia didasarkan oleh pentingnya ditegakkan pemerintahan yang demokratis yang

mengakui hak-hak warga negara dalam mengontrol jalannya pemerintahan dan membatasi

kekuasaan pihak yang pemerintah. Ketiga, melalui Revolusi Perancis bangsa-bangsa di

dunia disadarkan oleh kenyataan bahwa selama berabad-abad rakyat diseluruh dunia

berada dibawah kekuasaan yang absolut, baik raja, tuan tanah, maupun golongan gereja

pada Abad Pertengahan. Bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika juga berada dibawah

penguasa yang absolut, baik pribumi (sebelum masuknya kolonialisme Barat) maupun

Barat (pada masa politik kolonialisme dan imperialisme).

2.2.1. Latar Belakang Revolusi Perancis

Revolusi Perancis dilatarbelakangi oleh kehidupan politik dalam lingkungan istana

raja Eropa yang absolut. Raja-raja Eropa memiliki kekuasaan mutlak dalam semua aspek

kehidupan negara. Dalam pemerintahan yang absolut belum ada pemisahan antara lembaga

eksekutif (pemerintah yang berkuasa), yudikatif (lembaga hukum) dan lembaga legislatif

(lembaga perwakilan dan pembuat undang-undang). Beberapa contoh raja Eropa seperti

Raja Frederick II (1740-1786) di Prusia (Jerman), Tsar Peter Agung (1689-1727) dari

Rusia, Kaisar Joseph II (1780-1790) dari Austria, Raja Louis XIII (1610-1643) dan Louis

XIV (1643-1715) dari Perancis merupakan raja-raja yang absolut. Raja absolut

menganggap bahwa negara adalah dirinya dan menggap bahwa mereka adalah wakil

Tuhan di muka bumi.

Berkuasanya raja-raja yang absolut dikritisi oleh kaum intelektual, baik dari

Perancis maupun dari negara lainnya di Eropa. Kritik mereka terhadap kekuasaan raja

menginspirasi masyarakat di Perancis untuk melakukan gerakan menumbangkan raja yang

otoriter. John Locke (1632-1704) adalah tokoh pemikir yang berasal dari Inggris. Ia

memperkenalkan sistem monarki parlementer. Ia juga menawarkan untuk membagi

kekuasaan menjadi tiga, yaitu kekuasaan pembuat undang-undang (legislatif), pelaksana

undang-undang (eksekutif), dan kekuasaan hubungan internasional (federatif). Pemikiran

John Locke sejalan dengan Montesquieu (1689-1755), seorang ahli hukum dari Prancis,

yang menghendaki agar tidak terjadi absolutisme maka kekuasaan harus dibagi ke dalam

lembaga legislatif (pembuat undang-undang), lembaga eksekutif (pelaksana undang-

Page 67:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

67

undang), dan lembaga yudikatif (kekuasaan yang mengawasi pelaksanaan undang-

undang).

Filosof Perancis lainnya, Jean Jacques Rousseau (1712-1778), dalam sebuah buku

yang berjudul “Du Contract Social” (perjanjian masyarakat) menginspirasi rakyat Perancis

yang tertindas. Pemikirannya bahwa semua manusia sejak lahir adalah sama dan merdeka

serta gagasan tentang pemerintahan yang demokrasi dengan bersemboyan dari rakyat, oleh

rakyat, dan untuk rakyat, memberi harapan bagi rakyat Perancis untuk menumbangkan

raja yang tidak demokratis. Gagasan yang relatif sama juga diadopsi dari pemikiran

Voltaire (1694-1778) tentang pentingnya mengganti raja yang absolut dengan raja yang

lebih memperhatikan kepentingan semua golongan.

Struktur masyarakat Perancis sebelum terjadinya revolusi pada 14 Juli 1789 yang

membagi bagi golongan masyarakat secara diskriminatif juga menjadi latarbelakang

meletusnya Revolusi Perancis. Penggolongan masyarakat Perancis ke dalam empat

kelompok, yaitu golongan raja dan bangsawan, pendeta, kaum borjuis, dan rakyat jelata

dianggap bertentangan dengan pemikiran kaum intelektual tentang pentingnya kesetaraan.

Golongan raja dan bangsawan sebagai golongan pertama dan golongan pendeta sebagai

golongan kedua memiliki hak-hak istimewa, seperti hak memiliki kekuasaan politik, hak

milik tanah, hak mendapat kebebasan pajak. Golongan Borjuis sebagai Golongan Ketiga

merasa diperlakukan tidak adil oleh golongan pertama dan kedua. Golongan Ketiga ini

menjadi korban dari pengenaan pajak yang tinggi dari pemerintah. Golongan inilah yang

paling menyadari akan hak-hak mereka serta berusaha untuk menentang golongan

berkuasa tersebut dengan gerakan revolusioner. Gerakan yang dipeolopori oleh golongan

Borjuis ini menginspirasi golongan keempat, rakyat jelata, yang paling tertekan oleh

sistem absolutisme, untuk melakukan gerakan menumbangkan absolitisme di Perancis.

Masalah keuangan dan lemahnya wibawa Raja Perancis menjadi salah satu faktor

meletusnya Revolusi Perancis. Kebangkrutan Perancis disebabkan jumlah utang

pemerintah serta defisit anggaran yang semakin meningkat. Bantuan Perancis, yang

menggunakan uang pinjaman, terhadap kaum kolonis dalam Revolusi Amerika menentang

Inggeris pada 1776, sangat membebani keuangan Perancis. Akibatnya, utang Prancis

menjadi meningkat dua kali lipat. Pada 1780, setengah dari anggaran tahunan Prancis

digunakan untuk membayar cicilan bunga pinjaman yang dari tahun ke tahun yang

semakin meningkat. Seperempat dari anggaran tahunan digunakan untuk biaya angkatan

bersenjata, dan enam persen digunakan untuk membiayai istana raja yang mewah di

Versailles, hanya satu perlima dari seluruh anggaran digunakan untuk membangun sektor

perhubungan pemerintahan. Untuk meningkatkan pendapatan Negara, Raja Perancis

mengenakan pajak yang besar kepada rakyatnya.

Keterlibatan Perancis dalam Perang Kemerdekaan Amerika Serikat (1776-1783)

menjadi bumerang bagi Pemerintah Raja Louis XVI. Peperangan tersebut tidak hanya

menyebabkan peningkatan defisit anggaran pemerintah melainkan juga terbentuknya

sikap kritis tentara Perancis yang kembali dari peperangan tersebut. Tentara Parancis yang

pulang dari Amerika dipimpim oleh Lafayette terispirasi tentang gerakan revolusioner

kaum kolonis Ameerika yang menyuarakan kebebasan individu, peramaan hak-hak warga

negara serta pembatasan kekuasaan raja. Mereka emnginginkan agar rakyat Perancis juga

melakukan hal yang sama untuk menentang Raja Perancis yang menjalankan pemerintahan

absolut.

2.2.2. Meletusnya Revolusi Perancis 1789.

Untuk mengatasi krisis keuangan tersebut raja Louis XVI berusaha mengenakan pajak

kepada golongan yang kaya. Usaha ini gagal karena mendapat tantangan dari golongan

Page 68:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

68

bangsawan. Golongan ini menghendaki agar semua pajak baru yang dikenakan harus

mendapat persetujuan dari Estates General atau Badan Legislatif yang merupakan badan

perwakilan dari ketiga golongan masyarakat Perancis. Raja Louis XVI menyerah pada

tuntutan golongan bangsawan dan memilih bekerja sama dengan Estates General daripada

membiarkan Perancis menjadi bangkrut.

Masalah voting serta keanggotaan dalam Estates General menyulitkan badan ini

untuk mengambil keputusan. Karena Estates General tidak bersidang lagi sejak 1614, tidak

terdapat peran yang dimainkan oleh lembaga. Oleh karena itu, masyarakat Perancis

menghendaki agar lembaga ini mengambil peran dalam kehidupan politik di Perancis.

Sementara itu, terdapat perselisihan paham mengenai tata cara pemungutan suara

diantara ketiga golongan tersebut. Golongan gereja dan bangsawan menghendaki agar

pemungutan suara (voting) dilakukan oleh golongan bukan oleh perorangan. Adapun

golongan ketiga, yang menyadari bahwa jumlah mereka sangat banyak, mengehendaki

agar voting dilakukan secara perorangan. Perdebatan mengenai prosedur voting yang

berlangsung selama berminggu-minggu itu diakhiri dengan tindakan pasukan Louis XVI

dengan mengusir semua anggota Golongan Ketiga dari tempat sidang pertemuan.

Golongan Ketiga akhirnya memilih tempat bersidang di lapangan tenis tertutup. Mereka

membentuk Dewan Nasional atau National Assembly pada Mei 1789.

Peristiwa pembentukkan Dewan Nasional ini dianggap sebagai awal dimulainya

Revolusi Perancis. Melalui Dewan Nasional, golongan menengah, buruh, petani, serta

golongan gereja yang miskin dan bangsawan yang berpandangan maju, bersumpah tidak

akan membubarkan diri sampai terbentuknya konstitusi Perancis yang baru.

Dalam situasi yang semakin memburuk, raja Louis XVI mulai kehilangan kontrol.

Pada 1789, dia mengerahkan 20.000 pasukannya untuk membubarkan Dewan Nasional di

Paris. Rakyat yang marah akibat tindakan raja berusaha mencari senjata dan

mempertahankan Dewan Nasional. Segera di Paris terjadi tindakan kekerasan antara

pasukan raja dan penduduk yang bersimpati dengan Dewan Nasional. Tindakan kekerasan

itu mencapai puncaknya di Bastille.

Pada 14 Juli

1789, rakyat yang marah

menyerbu Penjara

Bastille. Mereka

membebaskan semua

tahanan politik yang

seluruhnya berjumlah 7

orang, membunuh

penjaga penjara dan para

pejabatnya serta merebut

amunisi yang tersimpan

di penjara tersebut.

Setelah itu, mereka

kemudian menyerbu

Balai Kota dan

membunuh Walikota

yang diakhiri dengan

terbentuknya pemerintahan kota yang baru yang dipimpin oleh golongan menengah.

Akhirnya, Louis XVI yang menyadari adanya gerakan Revolusi, menarik pasukannya dari

Paris dan menerima pemerintahan baru kota Paris. Gambar berikut merupakan ilustrasi

penyerangan terhadap Penjara Bastille.

Page 69:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

69

Sumber : http://indonesian.irib.ir/sejarah-dunia/-/asset_publisher/d8fG/content/

14-juli-penjara-bastille-diserbu-warga-paris

Peristiwa yang paling dramatis dalam sejarah Revolusi Prancis terjadi pada 4

Agustus 1789. Pada tanggal itu sebagian besar golongan bangsawan dan gereja bergabung

dengan Dewan Nasional. Mereka juga sepakat untuk menghapuskan kewajiban-kewajiban

feodal dan melepaskan hak-hak istimewanya di bidang politik dan perpajakan. Peristiwa

tersebut merupakan perubahan yang sangat revolusioner, sebab sistem feodalisme Perancis

dapat dihancurkan dalam satu hari saja.

Dewan Nasional yang anggotanya diwakili oleh semua golongan melakukan

tindakan yang sangat revolusioner. Pada 26 Agustus 1789 dikeluarkan Deklarasi Mengenai

Hak-hak Manusia dan Warga Negara. Deklarasi tersebut didasarkan pemikiran-pemikiran

zaman pencerahan mengenai hukum-hukum alam. Melalui deklarasi tersebut, warga

Negara Perancis memiliki hak merdeka (liberty), hak milik (proverty), hak keamanan

(security), dan hak perlindungan dari tindakan kekerasan (resistance to oppression).

Dewan Nasional juga mengatakan bahwa semua orang memiliki persamaan (equality) di

depan hukum, memiliki kebebasan berbicara, memilih agama, dan dijaminnya kebebasan

pers.

Prinsip-prinsip kemerdekaan (liberty), persamaan (equality), dan hak-hak alami

(natural right) dirumuskan kembali dalam konstitusi Perancis yang baru. Pada dasarnya

konstitusi itu menjamin hak-hak rakyat serta membatasi kekuasaan raja. Louis XVI

menerima konstitusi baru tersebut, sehingga Prancis menjadi monarki (kerajaan) yang

kontitusional, yaitu kerajaan yang memiliki undang-undang dasar.

Revolusi Perancis menimbulkan peperangan dengan Negara-negara tetangga

Perancis. Penyebabnya adalah raja-raja Eropa merasa khawatir bahwa prinsip-prinsip

liberty, equality, dan natural law akan menyebar ke daratan Eropa. Selain itu, golongan

kontra revolusi yang mengungsi keluar Perancis yang terdiri dari golongan bangsawan dan

gereja Prancis mendesak raja-raja Austria dan Prusia untuk merestorasi kekuasaan raja

Louis XVI.

Pada Juni 1791, raja Louis XVI berniat meninggalkan Perancis dan dipercaya akan

memimpin pasukan kontra revolusi untuk menghancurkan hasil-hasil revolusi. Rakyat

Prancis yang marah kemudian berhasil mencegah rencana itu. Dewan Legislatif

membubarkan pemerintahan monarki pada Agustus 1792 dan menangkap seluruh anggota

Page 70:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

70

keluarga raja. Revolusi semakin radikal sehingga berakibat dieksekusinya sejumlah 2000

orang golongan royalis, yaitu golongan yang setia pada raja Louis XVI, pada September

1792.

2.2.3. Terbentuknya Republik Perancis dan Dampak Revolusi.

Perancis menjadi republik setelah diadakan pemilu. Konvensi Konstitusi Nasional

sebagai pengganti pemerintahan sementara, mengubah Perancis menjadi republik.

Pemerintahan baru ini berhasil mengadili dan mengeksekusi Louis XVI dengan cara

diguilotin (guillotine). Dibawah pemerintahan republik, Perancis mengirimkan pasukannya

ke perbatasan Prusia (Jerman) dan Austria dengan tujuan memperthankan revolusi,

membebaskan semua penduduk Eropa dari tirani serta menumbangkan seluruh tahta raja-

raja Eropa yang absolut. Dalam perang pada 1793, tentara Prancis, dibawah pimpinan

Napoleon Bonaparte, berhasil mengusir Inggeris dari Spanyol. Sementara dalam perang

pada 1796, Perancis berhasil mengalahkan Austria, di perbatasan Italia Utara.

Peperangan dan pengiriman pasukan ke luar negeri (1793) menimbulkan kesulitan

di dalam negeri. Barang kebutuhan sehari-hari semakin langka dan harga semakin

meningkat. Hal ini sangat memberatkan kehidupan buruh di kota dan petani di pedesaan.

Rakyat yang tidak puas dengan pemerintahan revolusi (Konvensi) mengadakan

pemberontakan. Di tengah krisis politik itu tampil seorang radikal bernama Maximilien de’

Robespierre yang memimpin revolusi dengan menjalankan pemerintahan terror.

Robespierre memimpin komite pemerintahan yang beranggotakan 12 orang. Ia

berpendapat bahwa pemerintahan yang keras (dengan teror) diperlukan untuk

menyelamatkan Revolusi Prancis. Di bawah pemerintahan terror, setiap orang yang kontra

revolusi akan dianggap musuh negara. Akibatnya, dalam waktu satu tahun (Agustus 1793-

July 1794) terdapat 2500 orang dieksekusi.

Pemerintahan teror yang banyak memakan korban menimbulkan perlawanan di

dalam negeri. Anggota konvensi dari pemerintahan Republik berhasil merebut kekuasaan.

Robespierre berhasil ditangkap dan dieksekusi dengan cara diguilotin bersama 20 orang

pengikutnya. Pada Oktober 1795, terbentuk pemerintahan baru yang berasal dari golongan

borjuis. Pemerintahan baru itu disebut Pemerintahan Direktory.

Pemerintahan Directory dipimpin oleh “warga negara terbaik” berjumlah lima

orang yang direkrut. Mereka dipilih oleh parlemen. Pemerintahan baru tidak bersifat

demokratis sebab hak pilih suara bagi semua pria dewasa yang ditetapkan tahun 1793

dihapuskan. Hak pilih hanya diberikan kepada pria dewasa yang membayar pajak. Dengan

demikian, wanita dan penduduk miskin tidak memiliki hak suara dan tersisih dari

pemerintahan baru. Pemerintahan baru banyak melakukan pelanggaran konstitusional.

Anggota parlemen terpilih dari golongan royalis dan golongan radikal disingkirkan untuk

mempertahankan kekuasaan. Pemerintahan yang tidak efektif ini menyebabkan

terancamnya kesatuan nasional yang tengah dilanda revolusi. Akhirnya, rakyat Prancis

mempercayakan kepemimpinannya pada seorang tokoh patriotik penyelamat Perancis

bernama Napoleon Bonaparte pada 1799, sekaligus mengakhiri Pemerintahan Direktory.

Dalam menjalankan pemerintahannya, Napoleon bersifat diktator. Semua

kelompok oposisi disingkirkannya. Kebebasan politik dan kebebasan pers dikekangnya.

Sebagai Konsul Pertama (First Consul), dia memperoleh semua kekuasaan politik.

Sementara itu, rakyat Perancis yang masih kecewa dengan kekacauan ekonomi dan politik

di dalam negeri dibawah pemerintahan Direktory, tetap mencintainya karena pemimpin

baru tersebut menawarkan kestabilan politik, efisiensi pemerintahan, serta kemenangan

militer atas musuh-musuh Prancis. Malah pada 1804, popularitas Napoleon memuncak.

Mayoritas rakyat Perancis melalui referendum menyetujui pengangkatannya sebagai

Page 71:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

71

Kaisar Perancis untuk memimpin Imperium Perancis. Dengan demikian, Republic

Perancis, yang telah berdiri selama 12 tahun, berubah menjadi sebuah Imperium. Napoleon

Bonaparte naik tahta sebagai Kaisar Napoleon 1.

Selama lima belas tahun menjalankan pemerintahan (lima tahun sebagai konsul dan

10 tahun sebagai kaisar), Napoleon mengadakan reformasi sehingga pemerintahan menjadi

lebih efisien. Semua hak-hak istimewa yang dulu dimiliki golongan tertentu

dihapuskannya. Sistem perpajakan diperbarui sehingga memberikan keadilan kepada

semua golongan. Pengangkatan jabatan militer didasarkan atas prestasi di lapangan, bukan

didasarkan atas pilihan atasan. Hubungan dengan Paus diperbarui, gereja mendapat

perlindungan hukum, serta kebebasan beragama dijamin. Dibidang hukum, Napoleon

mengeluarkan Code Napoleon yang didasarkan atas prinsip bahwa semua warga Negara

memiliki kedudukan yang sama di muka hukum. Code Napoleon menjadi dasar hukum

Perancis sekarang serta digunakan di beberapa Negara di dunia dewasa ini.

Dalam usahanya untuk menyatukan Eropa dibawah pimpinan Perancis, Napoleon

mengadakan peperangan dengan Negara-negara lain. Peperangan tersebut dilihat dari sisi

Negara-negara Eropa disebut sebagai Perang Koalisi (Coalition Wars) atau Perang

gabungan. Adapun dilihat dari sisi Prancis disebut sebagai Perang Napoleon (Napoleonic

Wars). Perang ini berlangsung dari 1792 hingga 1815.

Imperium Perancis berakhir pada 1813 setelah pasukan Napoleon mengalami

kekalahan dikota Leipzig dari pasukan koalisi Negara Swedia, Inggris, Spanyol, Prusia,

dan Austria. Napoleon menyerah, ditangkap dan segera dibuang ke pulau Elba, di pantai

Italia pada 1814. Napoleon sempat melarikan diri dan segera memimpin kembali pasukan

Perancis melawan tentara koalisi. Setelah berhasil memimpin pasukan Perancis selama 100

hari, akhirnya Napoleon mengalami kekalahan dalam pertempuran di Waterloo pada 1815.

Dia dibuang ke pulau terpencil St Helena di Pasifik Selatan sampai meninggalnya pada

1821. Kondisi Eropa setelah perang koalisi ditentukan kembali berdasarkan peta politiknya

melalui Kongres Wina di Austria pada 1815. Berdasarkan konferensi tersebut, wilayah

Perancis kembali pada kondisi pada 1792 sebelum berkuasanya kaisar Napoleon

Bonaparte.

Revolusi Perancis pada 14 Juli 1789 membawa pengaruh yang tidak kecil bagi

Perancis sendiri maupun Negara-negara lain, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun

sosial. Bagi Perancis, pengaruh revolusi di bidang politik nampak pada aspek

berkembangnya paham liberalisme di kalangan rakyat, terbentuknya pemerintahan yang

didasarkan oleh nilai-nilai demokratis - walaupun tidak segera setelah Perancis melakukan

Revolusi Perancis. Setelah revolusi, negara ini menerapkan monarki konstitusional sebagai

pengganti dari monarki absolut. Dalam bidang ekonomi, terjadi penghapusan pajak feudal,

pemberian hak milik tanah kepada petani, penghapusan sistem gilda diganti dengan sistem

ekonomi bebas, dan hal itu menumbuhkan industrialisasi di Perancis. Sedangkan dalam

bidang sosial terjadi penghapusan sistem kelas dalam masyarakat, penghapusan sistem

feudal, dan pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia dalam berbagai bidang. Dalam

bidang pendidikan, terjadi gerakan pemenuhan hak pendidikan bagi semua golongan.

Bagi negara-negara lain di luar Perancis, terutama negara-negara Eropa pada awal

abad ke-19, Revolusi Perancis telah menyadarkan Raja-raja Eropa bahwa kekuasaan

absolut tidak disukai oleh rakyat karena bertentangan dengan pemikiran-pemikiran baru

tentang pentingnya membangun kesetaraan dalam bidang pemerintahan. Secara pelan-

pelan, negara-negara Eropa mulai mengubah monarki absolut menjadi monarki

konstiutusional atau sistem kerajaan yang berdasarkan undang-undang yang membatasi

kekuasaan rakyat dan memberikan hak bagi rakyat untuk ikut serta mengawasai

pemerintahan melalui lembaga legislatif. Bagi masyarakat Eropa, Revolusi Perancis telah

menginspirasi untuk melakukan gerakan liberal, sosial, demokrasi dan nasional untuk

Page 72:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

72

membentuk pemerintahan yang memperhatikan hak-hak rakyat. Pada awal abad ke-19

hingga akhir abad ke-19 di Eropa terjadi gelombang revolusi untuk membentuk

pemerintahan yang didasarkan oleh nilai-nilai yang degagas dalam Revolusi Perancis.

Konsep persamaan hak bagi warga negara yang dicetuskan dalam Revolusi

Perancis juga diadopsi oleh tokoh-tokoh Pergerakan nasional di Asia pada awal abad ke-20

yang masih berada di bawah kekuasaan imperialisme Barat. Code Napoleon tidak hanya

dipakai di negra-negara Eropa melainkan di berbagai negara yang demokratis hingga

sekarang. Di Indonesia, Pergerakan Nasional yang lahir sejak didirikannya Organisasi

Boedi Oetomo tanggal 20 Mei 1908 juga menyerukan tentang pentingnya persamaan hak-

hak warga pribumi dengan warga dan penguasa Hindia Belanda. Gerakan menuntut

persamaan hak dalam bidang pendidikan, politik, ekonomi, sosial dan lain-lain yang

dilakukan oleh golongan terpelajar pada masa Pergerakan Nasional tidak bisa dipepaskan

dari pemikiran-pemikiran liberal dan demokratis dari Revolusi Perancis.

2.3. Revolusi Rusia (1917-1919)

Revolusi Rusia tahun 1917 tidak bisa dilepaskan dari peristiwa sebelumnya dalam

sejarah Rusia serta Perang Dunia I (1914-1919). Seperti halnya Sekutu dan musuh-

musuhnya, Rusia memasuki PD I tahun 1914 dengan penuh semangat patriotik. Di Istana

Musim Dingin, ketika rakyatnya menyanyikan “God Seve The Tsar”, Tras Nicolas II

(1894-1917) mengutip kata-kata Tsar Alexander I tahun 1812 bahwa Rusia tidak akan

berdamai dengan musuh selama mereka masih menduduki tanah Rusia. Parlemen Majelis

Rendah Rusia (Duma) menyatakan setuju keterlibatan Rusia dalam PD I. Namun

demikian, setelah perang berlangsung, pasukan Rusia harus menghadi kenyataan bahwa

tentara Jerman yang dihadapinya jauh lebih kuat dari mereka. Kematian sekitar dua juta

pasukan militer dan warga sipil telah melunturkan semangat juang tentara Rusia. Dengan

susah payah mereka masih terus bertahan hingga tahun 1917. Situasi PD I serta gerakan

menumbangkan Tsar Nicolas I, Pemerintahan Sementara, serta pembentukan

Pemerintahan Bolsheviks merupakan peristiwa Revolusi Rusia yang berpengaruh terhadap

sejarah bangsa-bangsa lain di kawasan dunia, termasuk di negara-negara di Asia dan

Indonesia. Munculnya ideologis Komunis dalam Pergerakan nasional di China dan

Indonesia tidak bisa dilepaskan dari pengaruh Revolusi Rusia.

2.3.1. Latar Belakang Revolusi Rusia

Revolusi Rusia dilatarbelakangi oleh ketidakmampuan Rusia dalam menghadapi

musuh-musuhnya, terutama Jerman, dalam Perang Dunia I serta persoalan kepemimpinan

di dalam negeri Rusia. Di bawah konstitusi yang dihasilkan pada revolusi 1905, Tsar

memperoleh kontrol yang kuat atas birokrasi dan angkatan bersenjata. Undang-undang

yang diajukan oleh Duma selalu tergantung pada veto Tsar. Tsar Nicolas II memiliki

pandangan konservatif berdasarkan warisan kerajaan serta dukungan dari gereja Orthodok.

Di tengah-tengah situasi yang kritis, Tsar tetap tidak mau mendengar Duma atau berbagi

kekuasaan dengan rakyat. Duma, yang sebagian besar anggotanya berasal dari golongan

menengah yang kritis, mulai mempersoalkan kedudukan Tsar. Pada September 1915,

parta-partai di Rusia (konservatif, liberal, sosialis-moderat) membentuk Blok Progresif

yang menghendaki dibentuknya pemerintahan batu yang bertanggung jawab terhadap

Duma daripada terhadap Tsar. Dalam menghadapi tuntutan tersebut seringkali Tsar

membubarkan Duma dan mengumumkan bahwa dia akan memimpin langsung

pertempuran di medan perang.

Perjalanan Tsar ke medan tempur ternyata merupakan titik balik yang fatal bagi

dirinya. Ketika dia di medan perang, pemerintahan dikendalikan oleh permaisuri, Tsarina

Page 73:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

73

Alexandra, yang berada di bawah pengaruh ahli mistis dan oportunis Rasputin. Sebagai

seorang ratu keturunan Jerman dan cucu dari Ratu Victoria Inggris, istri Nicolas II

merupakan seorang ibu yang setia dengan salah satu anak-anak yang sakit-sakitan dia juga

merupakan seorang permaisuri yang ambisius dan tidak menyukai anggota parlemen.

Tsarina selalu meminta suaminya Nicolas II, untuk menjalankan pemerintahan dengan

absolut dan dia sendiri melaksanakannya ketika suaminya sedang tidak di Istana. Dia

mengangkat dan memberhentikan para menteri. Penasehat yang paling setiananya adalah

Rasputin yang pernah menyembuhkan Alexandra, seorang putra mahkota, dari penyekit

hemophilia.

Di tengah-tengah situasi untuk meluruskan suasana dan untuk mengakhiri gosip

bahwa Rasputin merupakan pacar permaisuri, tiga orang anggota keluarga kerajaan

membunuh Rasputin pada bulan Desember 1916. Permaisuri sangat terpukul dengan

kejadian itu dan pikirannya dihantui dengan ramalan Rasputin: “jika aku mati atau engkau

mengusirku, maka dalam enam bulan engkau akan kehilangan sang putra mahkota dan

engkau sendiri akan kehilangan tahta”. Segera setelah itu, penduduk kota-kota Rusia

menderita akibat kekurangan bahan makanan dan semangat moral penduduk mulai

menurun.

2.3.2. Pembentukan Pemerintahan Sementara

Pada tanggal 8 Maret 1917 sekelompok wanita di Petrograd (St Peterburg) segera

berunjuk rasa menuntut pembagian roti yang diikuti degan penjarahan pabrik-pabrik roti.

Dari medan perang, Tsar segera mengirimkan pasukan untuk memenangkan situasi.

Namun demikian, tentara yang membangkang bergabung dengan kelompok revolusioner.

Duma segera bertindak cepat dengan menyatakan dibentuknya Pemerintahan Sementara

tanggal 12 Maret 1917. Tiga hari kemudian, Tsar Nicolas II turun tahta.

Revolusi bulan Maret terjadi sebagai akibat dari kerusuhan yang digerakan oleh

orang-orang yang kelaparan dan kecewa di perkotaan, dan ternyata didukung oleh seluruh

negeri. Kelompok patriotik golongan menengah dan atas bergabung dengan kelompok

revolusioner dan mendukung diteruskannya perang; sedangkan para pekerja berharap akan

diperolehnya perbaikan upah dan jaminan sosial. Semua golongan dan partai politik

menghendaki dilaksanakannya kemerdekaan dan demokratisasi. Lenin saat itu menyatakan

bahwa Rusia merupakan negara yang paling demokratis di dunia. Segera Pemerintahan

Sementara menyatakan kedudukan yang sama atau (equal) di muka hukum, kebebasan

agama, pers, parlemen, dan hak pekerja untuk mogok serta bentuk-bentuk demokrasi

lainnya.

Namun demikian, baik pemimpin liberal maupun sosialis dalam Pemerintahan

Sementara menolak dilaksanakannya revolusi sosial. Pemerintahan Sementara, yang pada

bulan Mei dipimpin oleh seorang sosialis agraria Alexander Kerensky, menolak

diadakannya pembagian tanah kepada petani sebab hal itu akan menimbulkan

kecemburuan pada pasukan petani atau (peasant army) Rusia. Kerensky dan pemimpin

sosialis moderat lainnya sepakat bahwa meneruskan perang terhadap Jerman merupakan

tugas nasional yang paling penting. Masih terdapat banyak waktu untuk mengadakan

landeform. Pemerintah akan mengerahkan semua kekuatan untuk meneruskan perang pada

bulan Juli 1917. Rencana tersebut ternyata merupakan kelemahan Pemerintahan Sementara

yang tidak menyadari akan kekuatan pasukan Rusia.

Sejak awal pembentukannya, Pemerintahan Sementara harus berbagi kekuasaan

dengan rival beratnya Majelis Soviet Tentara dan Pekerja Petrograd. Majelis tersebut

memiliki anggota yang sangat besar yang terdiri dari ribuan pekerja, tentara serta

kelompok sosial intelektual. Menyadari dirinya sebagai kelompok demokratis yang

mengakar dalam masyarakat Rusia, majelis tersebut mencurigai Pemerintahan Sementara,

Page 74:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

74

dan menghendaki diterapkannya perintah radikal (radical orders). Perintah (order) yang

paling terkenal adalah Army Order No 1 yang ditujukan terhadap semua anggota militer

Rusia pada saat pembentukan Pemerintah Sementara.

Army Order No 1 berisi tuntutan dihapuskannya kewenangan para pejabat dan

menyerahkan keuasaan kepada komite terpilih tentara rakyat. Order militer yang pertama

kali diciptakan untuk melawan kaum kontra-revolusioner, berakibat pada semakin

lemahnya disiplin golongan militer. Banyak pejabat militer yang digantung karena

melakukan kesalahan prosedur militer. Menyusul serangan besar-besaran pasukan Rusia

pada musim panas 1917 massa pasukan petani segera kembali ke desa-desa untuk

menduduki tanah pertanian yang dulu penah didudukinya pada kerusuhan petani. Di

seluruh negeri konsep liberty dan reformasi berubah menjadi anarki. Pada pertengahan

1917 pada saat itu,Vladimir Ilyich Lenin (1870-1924) tampil ke muka mengambil

kesempatan untuk merebut kekuasaan.

2.3.3. Lenin dan Revolusi Bolsheviks.

Sejak usia mudanya Vladimir Lenin mencurahkan perhatiannya kepada kegiatan

revolusioner. Lahir sebagai anak keluarga golongan menengah, pemuda Lenin saat berusia

17 tahun, sudah menjadi musuh monarki setelah kakaknya dieksekusi dan dituduh

merencanakan pembunuhan terhadap tsar tahun 1887. Sebagai mahasiswa hukum, dia

tertarik pada berbagai ajaran revolusioner akhirnya pilihan jatuh pada Sosialisme Marxis

yang pada saat itu sudah memperoleh dukungan dari kalangan intelektual serta buruh

radikal setelah industrialisasi diterapkan di Rusia tahun 1890-an. Selama di penjara tiga

tahun di Siberia karena agitasi sosialismenya, Lenin belajar Marxisme. Setelah dibebaskan,

segera dia bergabung degan kelompok yang sealiran di negara-negara Barat. Di sana dia

tinggal selama tujuh belas tahun sambil mengajarkan ajaran revolusioner yang

dipadukannya dengan pemikiran marxisme.

Terdapat tiga pemikiran Lenin yang saling berkaitan. Pertama, ajarannya yang relevan

dengan pemikiran Karl Marx mengenai manifestokomunis. Lenin menekankan bahwa

kapitalisme hanya dapat dihancurkan dengan revolusi yang penuh dengan kekerasan

(violent revolution). Dengan konsisten dia menentang semua pemikir refisionis mengenai

revolusi sosialisme damai yang dianggapnya sebagai pengkhianatan terhadap ajaran Karl

Marx mengenai konflik kelas yang tidak pernah berakhir. Gagasan keduanya yang lebih

orisinil adalah bahwa dalam kondisi tertentu revolusi sosialis dapat dilakukan walaupun di

negara yang secara relatif terbelakang seperti Rusia. Walaupun kapitalisme tidak

sepenuhnya berkembang di negeri ini dan para pekerjanya masih merupakan jumlah yang

relatif kecil, petani yang mayoritas miskin akan menjadi pendukung fanatik gerakan

revolusioner.

Lenin yakin bahwa pada saat yang tepat revolusi sosialis akan berhasil, dan

keberhasilan tersebut lebih ditentukan oleh aspek kepemimpinannya bukan oleh hukum

sejarah. Oleh karena itu, gagasannya yang ketiga diperlukan adanya partai pekerja atau

buruh yang memiliki disiplin yang sangat tinggi dan dikontrol oleh elit intelektual yang

berdedikasi tinggi, dan sekelompok revolusioner yang penuh pengabdian seperti dirinya.

Teori dan metode Lenin mendapat kritikan dari penganut marxisme Rusia lainnya.

dalam pertemuan Partai Buruh Sosial Demokrat Rusia di London tahuh 1903, konflik antar

kelompok sosialis Rusia mulai memuncak. Lenin menghendaki dibentuknya partai marxis-

sosialis yang bersifat elitis, kecil dan memiliki anggota yang berdisiplin. Sedangkan

lawannya menghendaki agar partai marxis-sosialis harus bersifat demokratis yang

didukung oleh anggota yang besar. Akhirnya partai sosialis-marxis Rusia terpecah menjadi

dua kelompok. Lenin mendukung Bolsheviks atau Kelompok Mayoritas dan lawannya

mendukung Mensheviks atau Kelompok Minoritas. Kelompok Mayoritas Lenin tidak

Page 75:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

75

berlangsung lama, akan tetapi Lenin tetap menggunakan nama Bolsheviks dan

mengembangkannya menjadi sebuah partai yang solid, disiplin dan revolusioner.

Tidak seperti kebanyakan penganut sosialis, Lenin tidak mengibarkan bendera nasional

sampai dengan tahun 1914. Sambil mengamati kejadian-kejadian penting di Rusia dari

Swiss, dia melihat peperangan sebagai produk dari persaingan Imperialis. Perang tersebut

harus dimanfaatkan untuk menciptakan konflik kelas dan revolusi sosialis. Revolusi bulan

Maret 1917 di Pethorgrad merupakan kesempatan yang baik untuk mencapai partai

Bolsheviks. Ketika propaganda dan kegiatan subversi internal merupakan senajata yang

dapat digunakan dalam perang total, pemerintah Jerman memberi kemudahan bagi Lenin

dan istrinya serta sekitar dua puluh koleganya untuk melintasi wilayah Jerman dan kembali

ke Rusia pada bulan April 1917. Jerman berharap bahwa Lenin akan meruntuhkan

semangat perang orang-orang Rusia.

Setiba di Stasiun kereta api Petrograd tanggal 3 April, Lenin segera melakukan

tindakan tepat. Terhadap anggota partai Bolsheviks lokal, Lenin segera menyerukan untuk

memutuskan semua kerjasama dengan kelompok “borjuis”, demokrat dan sosialist-

moderat yang mendominasi Pemerintahan Sementara. Melalui propagandanya yang radikal

dan ekstrim dia menyerukan, “Semua kekuasaan harus diserahkan kepada Soviets dan

semua tanah pertanian harus diserahkan kepada petani. Hentikan semua jenis

peperangan!”. Dengan kepandaianya berpidato, dalam waktu singkat Lenin mampu

menarik masa dari berbagai golongan untuk bergabung dengan bolshevik. Kesempatan

telah tiba bagi Lenin.

Namun demikian, kegagalan hampir saja menimpa dirinya. Sebuah percobaan kudeta

yang dilakukan oleh kelompok Bolshevik pada bulan Juli mengalami kegagalan, dan Lenin

segera lari dan sembunyi. Dia dituduh sebagai agen rahasia Jerman, yang mungkin diakui

sendiri oleh Lenin karena dia dan kelompoknya mendapat uang dari Jerman. Hal itu tidak

menjadi masalah bagi Lenin. Perselisihan antara Kerensky, yang menjadi perdana menteri

pada bulan Juli 1917, dan Jenderal Lavr Kurnilov, pahlawan perang yang dijuluki ‘berhati

singa dan berotak sapi”, memuncak dengan timbulnya serangan Kurnilov terhadap

Pemerintahan Sementara pada bulan September 1917. Di tengah-tengah adanya ancaman

dari “kelompok sayap kanan” kontra revolusi tersebut, Bolsheviks mulai mengkonsolidasi

dan mempersenjatai diri. Pasukan Kurnilov terpecah, Kerensky kehilangan dukungan dari

kelompok militer, kelompok yang mungkin dapat menyelamatkannya dari pemerintahan

demokratis di Rusia.

Sepanjang musim panas tahun 1917, Bolsheviks telah menarik banyak pengikut dari

para pekerja dan tentara di Petrograd sehingga jumlah pendukungnya meningkat dari

50.000 menjadi 240.000, sehingga pada bulan Oktober 1917 Bolshevik telah memperoleh

kursi mayoritas dalam Soviet Petrograd. Lebih dari itu, Lenin telah memperoleh orang

kepercayaannya yang berdedikasi tinggi, Leon Trotsky (1877-1940), orang kedua dalam

revolusi Rusia. Berikut ilustrasi peristiwa demonstrasi kaum buruh di Petrograd bulan Juni

1917 :

Page 76:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

76

Sumber : http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Open_Letter_Demonstration_

of_Estonians_in_Petrograd_1917.jpg

Sebagai seorang orator revolusioner dan pengikut radikal Marxis, Trotsky mendukung

Lenin sepenuh hati dalam Revolusi 1917. Adalah berkat jasa Trotsky yang brilian

Bolsheviks dapat memperoleh kedudukan puncak dalam pemerintahan di Rusia. Belajar

dari pengalaman orang-orang Jerman, Trostky mendesak Soviet Petrograd untuk

membentuk komite Revolusioner Militer Khusus pada bulan Oktober 1917 dan meminta

dirinya sebagai pemimpimnya. Kekuasaan militer di Petrograg segera berada di bawah

kekuasaan Bolsheviks. Serangan Trotsky kedua adalah dengan cara mendesak Bolsheviks

untuk mengurangi oposisi melalui cara-cara populer dan demokratis untuk mengizinkan

soviet-soviet dari seluruh Rusia bertemu di Petrhograd pada awal November 1917. Pada

malam tanggal 6 November 1917, kaum militan dan militer Trotsky bergabung dengan

pasukan Bolshevis untuk menduduki gedung-gedung pemerintahan dan menangkap

anggota Pemerinatahan Sementara. Setelah itu mereka menyelenggarakan kongres seluruh

Soviet. Akhirnya, 390 dari 650 delegasi menyatakan bahwa semua kekuasaan diserahkan

kepada soviet-soviet dan Lenin dinobatkan sebagai pemimpin pemerintahan yang baru.

2.3.4. Diktatorisme, Perang Sipil dan Pengaruhnya

Lenin merupakan orang jenius untuk mengambil keuntungan dari situasi sosial politik

yang terjadi di Rusia, dimana dia dan Bolsheviks tidak memiliki kekuatan untuk

mengatasinya sejak musim panas 1917. Resolusi petani menyebar di Rusia yang ditandai

dengan perampasan dan penjarahan ladang-ladang pertanian milik tuan-tuan tanah dan

geraja. Segera setelah itu, Lenin mengeluarkan undang-undang yang mengesahkan apa

yang telah diperoleh oleh para petani. Tuntutan para buruh di perkotaan berupa

diberikannya hak pekerja dalam mengendalikan industri melalui komite pekerja lokal juga

diratifikasi poleh Lenin melalui dektit pada bulan November 1917.

Pada PD I, pengikut Bolshevik tidak akan menerima kenyataan bahwa Rusia harus

kehilangan begitu luas wilayahnya terhadap Jerman. Akan tetapi ketika pasukan Jerman

memulai serangan baru yang tidak dapat ditahan oleh pasukan Rusia pada bulan Februari

1918, Lenin bisa meyakinkan komite sentral partai bahwa pilihan terbaik adalah berunding

dengan Jerman. Akhirnya Lenin, Trotsky dan pemimpin Jerman sepakat untuk

menandatangani Perjanjian Brest-Litovsk yang berisi antara lain diserahlannya sebagian

wilayah Rusia barat termasuk daerah industri dan pertambangan Rusia di kawasan itu

terhadap Jerman. Lenin telah keluar dari bencana perang dan memiliki kesempatan untuk

memusatkan perhatiannya pada upaya memperkuat posisinya di dalam negeri.

Pada pertengahan November 1917, Bolshevik mengumumkan bahwa rezim mereka

merupakan Pemerintahan Buruh dan Pekerja Sementara yang akan menyelenggarakan

pemilihan anggota parlemen (Constituent Assembly) untuk membuat konstitusi baru. Akan

tetapi pemilihan yang paling bebas dalam sejarah Rusia, baik sebelum dan sesudah 1917,

menghasilkan suara yang memalukan bagi Bolsheviks yang hanya memperoleh

seperempat suara. Partai Sosialis Revolusioner, partainya petani memenangkan pemilu.

Parlemen yang bersidang tanggal 18 Januari 1918 menyatakan menolak Komisaris Dewan

Rakyat yang didominasi oleh kelompok Bolsheviks sebagai pemerintaham yang sah.

Perwakilan dari kelompok Bolsheviks segera menarik keanggotaannya dari parlemen dan

akhirnya parlemen hasil pemilu demokratis tersebut dibubarkan oleh tentara Bolsheviks

dan Pasukan Merah Lenin untuk selamanya. Segera setelah itu Lenin membentuk

pemerintahan satu partai Bolsheviks yang kemudian dikenal sebagai Partai Komunis.

Page 77:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

77

Berikut gambar Vladimir Lenin sedang melakukan orasi di hadapan para

pendukungnya (kaum Bolsheviks) :

Sumber : http://kateshrewsday.com/2013/07/17/the-bolshevik-at-speakers-corner/

Pada musim panas tahu 1918, delapan belas pemerintahan lokal di Rusia yang

mewakili kelompok minoritas nasionalis bersaing dengan Bolsheviks/Lenin di Moskow.

Pada akhir tahun, Pasukan Putih melakukan serangan besar-besaran. Pada bulan Oktober

1919, nampaknya mereka akan memperoleh kemenangan setelah mengepung Tentara

Merah dari tiga sisi. Pada musim semi 1920, Tentara Putih yang hampir mengalami

kekalahan total dan Tentara Merah Bolsheviks telah mengambil alih Bellarussia dan

Ukraina. Tahun berikutnya, tentara Lenin berhasil menaklukkan pemerintahan nasional di

Kaukasia. Perang sipil akhirnya berakhir dengan kemenangan di pihak Bolsheviks dan

Tentara Merah Lenin.

Sekali lagi kepemimpinan Trotsky sangat berpengaruh luasa dan menentukan.

Bolsheviks menerapkan prinsip demokrasi dalam pemilihan pemimpin angkatan bersenjata

pada tahu 1917. Akan tetapi, pada awal Maret 1918, Trotsky sebagai Komisaris Perang

harus menegakkan disiplin dalam tubuh Tentara Merah. Tentara disersi dan pembangkang

segera dihukum mati. Model disiplin tentara yang diterapakan oleh Tsar diterapkan

kembali oleh Trotsky.

Selain itu, Tentara Merah mampu mengendalikan daerah pertahanan dari dalam.

Dengan menciptakan Perang Komunis, yaitu mengaplikasikan konsep perang total ke

dalam konsep konflik sipil, Bolsheviks mendekati petani untuk memperoleh bahan

makanan, melakukan rasionalisasi dalam perbankan dan industri dan memperkerjakan

siapapun yang membutuhkan kerja. Dengan demikian, sistem logistik Tentara Merah tetap

terjaga dengan baik dan memiliki pengaruh luasa di kalangan buruh dan petni.

Sistem teror revolusioner juga diterapkan oleh Tentara Merah Komunis. Model

polisi rahasia Tsar seperti Cheka dihidupkan kembali. Dibawah Dzherzinsky, Cheka

Page 78:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

78

menjadi agen teror yang melakukan pembunuhan terhadap lawan-lawan politik termasuk

terhadap anggota keluarga Tsar. Cheka kemudian dikembangkan menjadi OGPU, NKVD,

MVD, dan akhirnya KGB.

Terakhir, intervensi militer asing dalam perang sipil yang berakhir yang berpihak

pada Rusia Putih malah menumbuhkan komunis. Setelah Lenin membuat perjanjian

dengan Jerman sekutu yang terdiri dari AS, Inggris, Perancis dan Jepang, mengirimkan

pasukan ke Archangel dan Vladivostok untuk mencegah peralatan perang yang mereka

kirim terhadap Pemerintahan Sementara Kerensky jatuh ke tangan Jerman. Setelah

pemerintahan Soviet menasionalisasikan semua pabrik milik orang asing tanpa konpensasi

dan menolak membayar hutang luar negeri, Pemerintahan Barat, terutama Perancis

mengirimkan pasukan untuk membantu Tentara Putih. Namun demikian, nampaknya

upaya itu dilakukan setengah hati. Pada tahun 1919, negara-negara Barat merasa jenuh dan

lelah akibat PD I. Dengan demikian, bantuan Sekutu terhadap Tentara Putih tidak terlalu

efektif. Sebaliknya bantuan tersebut malah memberi jalan bagi Komunis untuk

memperoleh dukungan dari kaum nasionalis berbagai etnik Rusia yang tidak suka dengan

kehadiran pasukan asing. Dengan demikian, pengaruh intervensi asing sangat sedikit

peranannya dalam membantu Tentara Putih.

Revolusi Rusia yang menggunakan ideologi komunis menginspirasi negara-negara

lain untuk menumbangkan pemerintahan lama. Ajaran Lenin yang mengadopsi marxisme

mengilhami kaum komunis di seluruh dunia, terutama di negara-negara yang berada di

bawah kekuasaan imperialisme Barat. Di China, ajaran komunis dikembangkan oleh Mao

Tse-tung digunakan sebagai alat untuk melakukan gerakan nasional melawan agresi

Jepang di Manchuria. Di Indonesia, ajaran Lenin diadopsi oleh Partai Komunis Indonesia

dalam melakukan gerakan revolusioner.

2.4. Revolusi China.

Revolusi China tidak hanya ditandai dengan gerakan menumbangkan Dinasati

Manchu tahun 1912 melainkan juga revolusi kebudayaan dalam menata masyarakat China

menuju masyarakat yang yang lebih baik. Dalam revolusi tersebut, faham nasionalis yang

diadopsi dari negara-negara Eropa Barat dan komunis dari Rusia menjadi dasar dalam

gerakan nasional. Persaingan antara kaum nasionalis dan komunis menandai gerakan

revolusi yang berlangsung hingga terbentuknya Republik Rakyat China tahun 1949. Kedua

ideologi tersebut tidak hanya berpengaruh dalam kehidupan bernegara di China melainkan

juga di beberapa kawasan lain di Asia. Gerakan nasional di Indonesia, misalnya,

mengadopsi nilai-nilai nasionalisme dari Sun Yat-sen serta komunis berbasis petani dari

MaoTse-tung.

2.4.1. Revolusi Menumbangkan Dinasati Manchu

Revolusi China tahun 1911-1912 ditandai dengan gerakan nasional untuk

menggulingkan Dinasti Manchu yang telah berkuasa selama ratusan tahun. Runtuhnya

Dinasti Manchu tahun 1912 merupakan awal dari gerakan perubahan dalam masyarakat

China menuju masyarakat moderen yang mengadopsi nilai-nilai demokrasi dan

nasionalisme. Gerakan tersebut diteruskan dengan gerakan nasional China untuk menata

ulang kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengadopsi nilai-nilai nasionalisme dari

Barat serta meruntuhkan tatanan masyarakat feodal yang telah berlangsung selama

berabad-abad. Dalam sejarah China, peristiwa menumbangkan Dinasti Manchu dan

gerakan nasional dianggap sebagai bagian dari revolusi besar dunia karena berpengaruh

Page 79:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

79

terhadap perkembangan masyarakat selanjautnya, baik di China maupun di kawasan

lainnya seperti Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Tokoh utama revolusi menumbangkan Dinasti Manchu adalah seorang militer

bernama Yuan Shih-k’ai. Ketika terpilih sebagai Presiden Republik China, Yuan

menerapkan sistem pemerintahan otoriter dengan mengabaikan suara di parlemen serta

kaum nasionalis yang dipimpin oleh Sun Yat-sen. Pada tahun 1914, Yuan menerapkan

sistem pemerintahan diktator dengan cara membubarkan parlemen. Tindakan Yuan tentu

saja dianggap bertentangan dengan semangat perubahan sehingga mengecewakan

masyarakat China, terutama kaum nasionalis, yang menghendaki adanya pemerintahan

yang demokratis yang memperhatikan hak-hak rakyat. Peristiwa ini dicatat dalam sejarah

China sebagai kegagalan revolusi pertama dalam masyarakat China.

Setelah Yuan meninggal pada tahun 1916, pemerintah pusat di Peking terpecah-

belah. Selama satu dekade, kekuasaan terpecah di antara para penguasa militer lokal

(warlord) di berbagai daerah yang berusaha untuk mempengaruhi para petani. Mereka

bersaing untuk mendapat pengakuan dari Peking. Akan tetapi, tidak satu pun dari mereka

yang berhasil untuk membentuk pemerintahan moderen yang kuat dan mendapat

pengakuan dari seluruh rakyat. Tindakan para warlord dalam melakukan peperangan,

memobilisasi masa, dan memungut pajak untuk memperkuat militer hanya menciptakan

rasa takut di kalangan rakyat.

Imperialisme Barat dan Jepang di China sebelum Perang Dunia I (PD 1) dan pada

masa PD I (1914-1919) menambah kecemasan rakyat China. Walaupun China menyatakan

netral dalam PD 1 pada tahun 1914, Jepang secara agresif mengontrol wilayah Shantung

yang sebelumnya diduduki oleh Jerman dan memaksa China tahun 1915 untuk menerima

kekuasaan Jepang atas wilayah itu bersama dengan wilayah Manchuria. Perluasan

kekuasaan Jepang atas China menimbulkan kemarahan golongan menengah serta para

patriot muda. Pada 4 Mei 1919 sekitar lima ribu mahasiswa di Peking menentang hasil

Konferensi Perdamaian Versailles (Konferensi yang mengakhiri PD I) yang mengesahkan

pendudukan Jepang atas Shantung. Gerakan Empat Mei menandai revolusi menentang

penjajahan asing serta kekuasaan pemerintahan militer lokal.

Salah seorang pemimpin gerekan revolusi China adalah Sun Yat-sen yang

mendirikan Kuomintang atau Partai Nasionalis. Dia memimpin gerakan dari China selatan.

Sejak tahun 1923, Partai Nasionalis yang dipimpinnya bergabung dengan Partai Komunis

Internasional serta Partai Komunis China. Gabungan ketiga partai tersebut menandai

adanya gerakan atau front liberal nasional yang anti konservatisme dan anti imperialisme.

Sun Yat-sen mengakui bahwa partai Nasionalis mengadopsi nilai-nilai dari gerakan

Bolshevik di Rusia yang menekankan pada pembentukan nilai-nilai disiplin para pengurus

partai serta pasukan yang terindoktrinasi dengan baik. Walaupun demikian, Sun Yat-sen

bukanlah seorang komunis. Dia adalah seorang nasionalis sejati yang memiliki semboyan

nasionalisme, demokrasi dan kemakmuran rakyat yang menekankan pada semangat

menumbuhkan rasa bangga sebagai banagsa China-Han serta semua golongan masyarakat

termasuk kemakmuran para petani. Sun Yat-sen juga menghendaki adanya pemerintahan

pusat yang kuat dengan menyatukan seluruh China.

Setelah Sun Yat-sen meninggal tahun 1925, gerakan nasionalis diteruskan oleh

Chiang Kai-shek (1887-1975). Pada tahun 1926 dan 1927 Chiang berhasil memimpin

pasukan nasionalis untuk menghancurkan pasukan pemerintah yang dikendalikan para

warlods di kawasan China utara dan China tengah. Tindakan ini menarik simpati para

petani untuk bergabung dengan partai Nasionalis. Pada tahun 1928, dibentuk Pemerintahan

di Nanking di China bagian tengah dan segera mendapat pengakuan internasional dari

Barat. Sedangkan Jepang menolak terbentuknya pemerintahan tersebut bahkan

menganggapnya sebagai ancaman bagi kedudukan Jepang atas Manchuria.

Page 80:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

80

Namun demikian, terbentuknya pemerintahan nasionalis yang kuat di Nanking

tidak menjamin China tetap bersatu. China hanyalah sebuah negara besar berbasis agraria,

sangat majemuk, tidak memiliki infrastruktur komunikasi yang memadai dan sebagian

besar rakyatnya masih miskin. Kemajemukan rakyat China serta adanya perbedaan cara

pandang dalam membentuk pemerintah pusat yang kuat menyebabkan aliansi dalam

gerakan nasionalis mengalami perpecahan. Persekutuan antara Partai Nasionalis dengan

Partai Komunis China segera berakhir dan berujung dengan persaingan sengit. Pada April

1927 Chian Kei-shek segera melikuidasi unsur komunis dalam Partai Nasionalis. Tindakan

ini telah menimbulkan konflik berdarah yang memakan banyak korban jiwa. Gambar di

bawah ini memperlihatkan korban jiwa berserakan dalam konflik antarkelompok

nasionalis dan komunis pada tahun 1927.

Sumber : Buckler, M.H. (1988: 1057)

2.4.2. Revolusi Intelektual

Revolusi menumbangkan Dinasti Manchu, rezim otoriter dan imperialisme Barat

serta Jepang disebut sebagai revolusi intelektual yang paling berpengaruh dalam sejarah

China serta menjadi gagasan positif yang diadopsi oleh negera-negara lain di Asia

Tenggara termasuk Indonesia pada awal era Pergerakan Nasional. Revolusi intelektual

lainnya adalah gerakan budaya baru dalam bentuk gerakan liberal yang dipepolori oleh

kalangan intelektual muda yang berpendidikan Barat dalam kurun waktu 1911-1929.

Gerakan Budaya Baru sangat menonjol dalam Peristiwa Empat Mei 1919. Gerakan

tersebut tidak hanya sebagai gerakan anti imperialisme Barat melainkan juga anti terhadap

etika konfusianisme lama yang menempatkan rakyat dibawah penguasa, anak laki-laki

dibawah seorang bapak dan istri di bawah suami. Ajaran dari Filosof Konfusius yang

hidup pada jaman feodal dianggap kaum intelektual tidak cocok dengan jaman moderen

yang menjunjung tinggi kesetaraan, individualisme, demokratisaasi dan cara berpikir

rasional. Gerakan ini juga menghendaki perubahan dalam tatacara penulisasn huruf China

menjadi lebih sederhana dan yang menghilangkan strata/status dalam berbahasa. Cara ini

mendorong rakyat berpikir lebih lebih jelas serta memudahkan terbentuknya pendidikan

yang lebih masal. Salah seorang tokoh intelektual penganut liberalisme adalah Hu Shih

(1991-1962). Hu yang berpendidikan di Amerika Serikat mengadopsi filsafat pendidikan

pragmatisme dari John Dewey. Dalam pendangan Hu, liberalisme dan rekonstruksi China

merupakan sarana untuk memajukan China sebagai negara besar dengan langkah-langkah

terukur sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi China yang majemuk.

Page 81:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

81

Selain gerakan liberal, gerakan budaya baru juga ditandai dengan gerakan sosialis

Marxisme yang berasal dari Karl Mark, seorang filossof Jerman yang menjadi cikal kabal

bagi lahirnya sosialisme komunis. Gerakan ini ditandai dengan upaya menentang

kehidupan agama di China serta etika konfusianisme. Gerakan yang berasal dari Barat ini

juga menjadi alat untuk menentang hegemoni Barat di China yang dianggap lebih banyak

menguntungkan kaum kapitalis dan merugikan kaum buruh. Gerakan Marxis di China

yang sudah dimodifiaksi oleh Lenin dan dipraktekkan oleh golongan Bolshevik dalam

Revolusi di Rusia tahun 1905 dan 1917 dianggap sebagai ajaran yang bisa memberi

harapan bagi kaum terdindas. Golongan petani China yang selama bertahun-tahun tertindas

oleh golongan tuan tanah (landlord) serta para warlord menjadikan ajaran Marxis sebagai

sebuah ideologi yang memberi harapan bagi terbentuknya masyarakat agraris yang

makmur. Apabila Partai Komunis di Rusia menjadikan kaum buruh (proletar) sebagai

basis masa maka Partai Komunis China menjadikan kaum petani sebagai pendukung

utamanya.

Tokoh utama dari Marxisme di China adalah Mao Tse-tung (1893-1976). Dia

memimpin gerakan petani dengan mengadopsi cara-cara revolusioner komunisme.

Gerakan tersebut segera disambut oleh para petani yang miskin dan tertekan oleh kaum

landlord. Pada tahun 1918, segera setelah komunisme memenangkan revolusi di Rusia

tahun 1917, Mao yang saat itu bekerja sebagai asisten pustakawan di Universitas Peking

memimpin organisasi buruh di perkotaan. Pada tahun 1925, setelah terjadi protes kaum

buruh terhadap karyawan dan pengusaha Jepang yang menyebar dari kota-kota pesisir

timur ke daerah pedalaman, Mao mulai memperhatikan kaum petani secara seksama

sebagai kekuatan potensial untuk merebut kekuasaan. Pada September 1927, Mao

memimpin revolusi petani untuk menumbangkan rezim militer dan kaum nasionalis yang

berkuasa. Tindakan yang gagal ini segera diikuti dengan gerakan lainnya yang lebih besar

yang diawali dengan pembagian tanah pertanian secara merata serta memecah kekuatan

militernya ke dalam beberapa kelompok gerilya. Setelah tahun 1928, dia berhasil

mendirikan pemerintah komunis model soviet di Juichin di China Tenggara sambil

menyiapkan serangan ke pemerintah nasionalis di Peking. Gambar di bawah ini

memperlihatkan Mao sedang memimpin pasukan gerilya.

Sumber : Buckler, M.H. (1988: 1058)

2.4.3. Persaingan kaum Nasionalis dan Komunis China serta Pengaruhnya

Kegagalan kaum nasionalis dalam mengusir Pendudukan Jepang di Manchuria tahun

1932 dan kemiskinan yang melanda petani China dimanfaatkan oleh Mao Tse-tung dalam

menarik simpati masyatakat China termasuk kaum nasionalis untuk bergabung dengan

Page 82:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

82

Partai Komunis yang dipimpinnya. Mao mengklaim bahwa pasukan yang dipimpinnya

serta Partai Komunis China adalah yang paling mampu untuk mengusir pasukan Jepang

dari Manchuria. Dalam persaingan untuk mempertahankan kekuasaannya, kaum nasionalis

yang dipimpin oleh Chiang Kai-sheik berusaha untuk mengepung dan memusnahkan

kekuatan komunis yang berpusat di kawasan China tenggara. Pada tahun 1934 usaha itu

mengalami kegagalan. Pasukan Komunis yang dipimpin Mao berhasil keluar dari

kepungan pasukan kaum nasionalis, menyebar sepanjang 6000 mil selama setahun ke

kawasan perbatasan di utara. Dari 300.000 pasukan yang melakukan Long March tersisa di

perbatasan di Utara sebanyak 20.000 - 30.000 pasukan di lokasi yang dituju. Di kawasan

itu Mao segera membangun kekuatannya kembali, mendirikan daerah kekuasaannya dan

memobilisasi masa petani dan melakukan reformasi tanah pertanian atau landreform.

Agresi militer Jepang di Manchuria merupakan salah satu faktor bagi munculnya

kemenangan kaum komunis China. Pada tahun 1938, pemerintahan Nasionalis Chiang

Kai-sheik memindahkan pusat pemerintahannya ke Chungking di pedalaman China.

Pasukan Jepang segera memperluas pendudukannya di kawasan seluas 500 mil dari

kawasan China utara hingga China tengah. Di kawasan itu, peperangan masih terus

berlangsung hingga 1939. Untuk melawan pasukan Jepang, pasukan Mao melakukan

perang gerilya yang ditempatkan di daerah pedesaan denan mengambil posisi di belakang

garis pertahanan Jepang. Di daerah pedesaan itulah mereka dapat memobilisasi masa

petani dan membentuk koalisi anti Jepang. Sementara itu, pasukan kaum nasionalis lebih

banyak berkonsentrasi untuk mempertahankan pusat pemerintahan. Dalam pandangan

kaum petani, pasukan Mao dianggap lebih patriotis diandingkan dengan kaum nasionalis.

Propaganda untuk mengadakan landreform dan distribusi tanah pertanian lebih menarik

bagi kaum petani.

Peperangan dengan Jepang menyedot sumber daya yang sangat besar dan melemahkan

pemerintahan nasionalis. Dari 14 juta pasukan nasionalis China, sebanyak tiga juta di

antaranya tewas atau terluka. Peperangan telah menimbulkan kerusakan infrastruktur di

seluruh China, inflasi yang besar, moral yang menurun serta kacaunya kehidupan

masyarakat. Ketika Jepang kalah dalam Perang Dunia II di Pasifik tahun 1945, kaum

nasionalis dan komunis segera berebut untuk menduduki wilayah yang ditinggalkan

Jepang. Terjadi perang sipil yang menimbulkan banyak korban jiwa antara kaum

nasionalis dan komunis pada April 1946. Kaum Nasionalis yang dipimpin oleh Chiang

Kai-sheik mulai kehilangan kekuatannya terutama setelah Amerika Serikat dalam Perang

Dunia II gagal melakukan kompromi politik dengan kaum nasionalis. Sebaliknya, kaum

komunis dapat mengerahkan pasukannya untuk memukul mundur pasukan nasionalis yang

mulai terpecahbelah pada tahun 1948. Setahun kemudian (1949), Chiang Kai-sheik dan

satu juta pendukungnya mengungsi ke Taiwan. Di Taiwan, Chiang mempertahankan

pemerintahan nasionalis. Pada tahun yang sama Mao-Tse-tung memproklamasikan

berdirinya Republik Rakyat China yang berdasarkan pada sistem pemerintahan komunis.

Revolusi China yang berlangsung lama tidak hanya berpengaruh dalam kehidupan

bernegara di China melainkan juga di beberapa kawasan lain di Asia. Gerakan nasional di

Indonesia, misalnya, mengadopsi nilai-nilai nasionalisme dari Sun Yat-sen serta komunis

berbasis petani dari Mao Tse-tung. Gagasan tentang pembentukan negara bangsa yang

dicetuskan oleh kaum nasionalis dalam menentang kekuasaan asing, terutama Barat dan

Jepang, menginspirasi negara-negara Asia untuk melakukan gerakan yang sama pada awal

abad ke-20. Di mata rakyat Asia yang masih diduduki oleh imperialis Barat, konsep

kesetaraan kelas serta reformasi pertanian mengilhami para petani, yang merupakan

penduduk sebagian besar negara-negara Asia, untuk mengadopsi ajaran komunis sebagai

ideologi dalam melawan imperialisme Barat.

2.5. Revolusi Indonesia (1945-1950)

Page 83:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

83

Perubahan yang sangat cepat di Indonesia dari masa penjajahan Jepang ke masa

kemerdekaan dikenal sebagai Revolusi Indonesia. Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus

1945 merupakan peristiwa yang sangat revolusioner sebab peristiwa tersebut tidak hanya

merupakan titik awal bangsa ini melakukan pemerintahan sendiri melainkan juga peristiwa

yang mengakhiri zaman imperialisme di Indonesia. Setelah memproklamasikan

kemerdekaan, bangsa ini dihadapkan pada kenyataan bahwa untuk mengisi kemerdekaan

bukanlah hal mudah. Hal itu harus dilakukan dengan gerakan revolusioner untuk

membentuk struktur negara merdeka dan berdaulat, melakukan kegiatan diplomasi dan

peperangan untuk memperoleh pengakuan internasional, serta menata struktur sosial,

ekonomi, budaya dan politik sebagai bangsa dan negara berdaulat. Gerakan revolusioner

dalam kurun waktu 1945-1949 ditandai dengan pembentukan kelembagaan dan aspek

yuridis negara merdeka, melucuti tentara Jepang yang kalah dalam PD II, melakukan

peperangan dan diplomasi mengusir pasukan Belanda dan Sekutu dari Indonesia dan

mengatasi konflik antargolongan di dalam negeri.

2.5.1. Revolusi dalam Pembentukan Konstitusi dan Lembaga Negara

Setelah negara RI berdiri pada tanggal 17 Agustus 1945 para pendiri bangsa

(founding fathers) mulai menyadari betapa pentingnya menyusun lembaga kenegaraan.

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang merupakan lembaga yang didirikan

sebelum proklamasi mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam sidang

yang dilaksanakan di Pejambon Jakarta dan dihadiri oleh 27 anggota itu mengesahkan

UUD 1945 serta berhasil memilih presiden dan wakil presiden. Rapat PPKI untuk

menetapkan UUD 1945 berjalan alot. Terjadi perdebatan di antara para anggota. Namun

demikian, karena terdapat jiwa kenegaraan yang besar dari para peserta rapat akhirnya

mereka sepakat untuk segera menetapkan UUD 1945 sebagai undang-undang dasar negara.

Bung Karno dan Bung Hatta sebagai proklamator selalu berkonsultasi kepada para anggota

rapat. Misalnya, mereka meminta Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr. Kasman

Singodimedjo, dan Mr Teuku Mohammad Hasan untuk membahas masalah rancangan

pembukaan undang-undang dasar yang pernah dirumuskan pada tanggal 22 Juni 1945 dan

terdapat dlam Piagam Jakarta. Masalah tersebut terkait dengan kalimat “Ketuhanan

dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya”. Atas jiwa kenegaraan dan

untuk mempertimbangkan keragaman kelompok agama maka diputuskan untuk

menghilangkan kalimat tersebut.

Segera setelah menyepakati rumusan Pembukaan Undang-undang Dasar, rapat

berhasil memilih presiden dan wakil presiden yang dilakukan secara spontan. Atas usulan

Otto Iskandardinata, pemilihan presidan dan wapres dilakukan secara aklamasi. Ir Sukarno

dipilih sebagai presiden dan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden Dalam rapat itu juga

ditambah angota PPKI yang baru yaitu Wiranatakusumah, Ki Hadjar Dewantara, Mr.

Kasman, Sajuti Melik, Mr. Iwa Kusumasumantri dan Mr. Subardjo. Setelah itu, rapat

membicarakan pasal-pasal rancangan aturan peralihan dan aturan tambahan dalam UUD

dan disepakati dalam waktu singkat pula. Dengan demikian, sejak tanggal 18 Agustus

1945 bangsa Indonesia yang baru satu hari memproklamasikan kemerdekaanya telah

memiliki landasan kenegaraan yaitu undang–undang dasar negara yang kemudian dikenal

dengan UUD 1945. Pembukaan UUD tersebut mengandung dasar negara yaitu Pancasila.

Peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang sangat revolusioner.

Rapat PPKI III tanggal 22 Agustus 1945 disepakati dibentuknya Komite Nasional

yang berfungsi sebagai DPR sebelum diadakan pemilu. Pada tanggal 23 Agustus Presiden

Sukarno dalam pidatonya menyatakan berdirinya tiga badan baru secara resmi, yaitu

Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia, dan Badan Keamanan

Rakyat. (BKR). KNI berfungsi sebagai DPR terdiri dari KNIP (Komite Nasional Indonesia

Page 84:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

84

Pusat) yang berkedudukan di Jakarta. Sedangkan di daerah berdiri KNID (daerah) yang

berkedudukan di ibukota provinsi. KNIP menyelenggarakan rapat pleno tanggal 16

Oktober 1945. Dalam rapat tersebut KNIP diberikan kewenangan untuk menetapkan garis-

garis besar haluan negara (GBHN) sebelum MPR terbentuk. Badan Keamanan Rakyat

yang dibentuk atas ketetapan presiden Sukarno dimaksudkan sebagai penjaga keamanan

umum di daerah-daerah dan berada dibawah koordinasi KNI daerah. BKR terdiri dari BKR

pusat dan BKR daerah. Pada tanggal 5 Oktober dikeluarkan Maklumat Pemerintah yang

menyatakan berdirinya Tentara Kemamanman Rakyat (TKR). Pada tanggal 18 Desember

1945 Soedirman dilantik sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat Jenderal. Nama itu

kemudian diubah menjadi Tentara Nasional Indonesia pada tanggal 3 Juni 1947. Istilah

TNI sebagai tentara nasional tetap dipertahankan sampai sekarang.

2.5.2. Revolusi dalam Pelucutan Tentara Jepang

Setelah proklamasi kemerdekaan dikumandangkan di Jakarta, menyusul kekalahan

Jepang dari Sekutu beberapa hari sebelumnya, tentara Jepang masihmemiliki kekuatan dan

menguasai tempat-tempat strategis. Para pemuda pendukung kemerdekaan dan revolusi

Indonesia di berbagai daerah berusaha untuk melucuti tentara Jepang. Para pemuda di

Jakarta yang dipelopori oleh Komite van Aksi Menteng 31, misalnya, mengerahkan masa

sebanyak 200.000 orang pada suatu rapat di Lapangan Ikada (sekarang Medan Merdeka)

Jakarta agar para pemimpin Indonesia berbicara di hadapan mereka. Dalam rapat raksasa

di Lapangan Ikada pada tanggal 19 September 1945 para pemuda yang membawa berbagai

senjata menunjukkan kekuatan revolusioner mendukung revolusi kemerdekaan. Presiden

Sukarno yang memenuhi tuntutan itu meyakinkan para pemuda bahwa mereka harus

menghindari konfrontasi dengan pihak Jepang yang telah menyerah pada Sekutu.

Gerakan melucuti tentara Jepang serta merebut instalasi-instalasi yang masih

diduduki oleh tentara Jepang dilakukan oleh para pemuda pejuang di berbagai daerah di

Indonesia. Di Surabaya, serangan terhadap kepentingan Jepang diarahkan pada Markas

Don Bosco, Markas Pertahanan Jawa Timur serta pabrik-pabrik. Serangan tidak hanya

ditujukan kepada Jepang melainkan juga bekas tentara Belanda yang dibebaskan dari

tawanan Jepang. Ketika orang-orang Belanda yang dibebaskan Jepang mengibarkan

bendera Belanda di Hotel Yamato maka dengan segera para pemuda menurunkannya dan

merobek warna biru dari bendera merah putih biru menjadi hanya merah putih, bendera

RI. Hotel tersebut diserbu oleh para pemuda dan berhasil merebutnya. Serangan

selanjutnya adalah ke markas Kempetei (markas tentara Jepang) pada tanggal 1 Oktober

1945 dan berhasil menguasainya. Serangan yang sama juga terjadi di Jogyakarta. Mereka

memaksa penguasa Jepang untuk menyerahkan kantor milik tentara Jepang kepada semua

orang Indonesia. Pada tanggal 27 September 1945 KNI Jogya mengumumkan bahwa

Yogyakarta telah berada di tangan Pemerintah RI.

Berikut foto berlangsungnya rapat raksasa di lapangan Ikada tanggal 19 September

1945 :

Page 85:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

85

Sumber : www.politik.kompasiana.com

Serangan terhadap bangunan, perusahaan, markas militer serta pabrik milik Jepang

terjadi di berbagai daerah lainnya. Di Bandung, misalnya terjadi serangan terhadap

Pangkalan Udara Andir serta pabrik senjata ACW (sekarang Pindad). Di Semarang, upaya

pelucutan menimbulkan perlawanan Jepang sehingga pertempuran kedua belah pihak tidak

dapat dihindari. Hal yang sama juga terjadi di Sulawesi. Para pemuda di daerah itu

berusaha merebut gedung-gedung penting serta studio radio dan tangsi polisi. Para Pemuda

Gorontalo pada tanggal 13 September 1945 berusaha merebut markas Jepang dan berhasil

menegakkan kedaulatan RI di daerah itu. Kelompok Pemuda yang tergabung dalam

Pasukan Pemuda Indonesia (PPI) mengadakan gerakan di Tangsi Putih dan Tangsi Hitam

di Manado, Sulawesi Utara pada tanggal 14 Februari 1946. Mereka membebaskan para

pemuda yang ditahan NICA (tentara Belanda) di berbagai daerah di Sulawesi Utara. Di

Balikpapan, pada tanggal 14 September 1945 sejumlah 8000 orang berkumpul di depan

kompleks NICA sambil membawa bendera merah putih, sebagai tanda dukungan terhadap

pemerintahan RI hasil proklamasi. Dukungan terhadap pemerintahan RI sambil merebut

senjata dari Jepang dan menentang kehadiran tentara Belanda juga terjadi di Nusa

Tenggara, Irian, Aceh, Sumatera Selatan, Papaua, Aceh, dan lain-lain.

2.5.3. Gerakan Militer dan Diplomasi Menegakkan Kemerdekaan

Pasca Proklamasi Kemerdekaan RI, Belanda memanfaatkan Sekutu (pemenang

Perang Dunia II yang antara lain terdiri atas Belanda, Inggeris, Australia dan Amerika

Serikat) untuk masuk ke Indonesia dengan cara mempersenjatai orang-orang NICA

(Netherlands Indies Civil Administration) orang-orang KNIL yang baru dilepaskan dari

tawanan Jepang. Orang-orang NICA dan KNIL di Jakarta, Bandung dan kota-kota lain

kemudian memancing kerusuhan dengan cara mengadakan provokasi-provokasi

bersenjata. Menghadapi ancaman terebut para pemdua pejuang di berbagai daerah

mengadakan perlawanan. Di Surabaya, para pemuda yang dipelopori oleh Soetomo (1921-

1981), yang kemudian dikenal dengan Bung Tomo, menggunakan radio setempat untuk

menimbulkan semangat revolusi ke seluruh penjuru kota Surabaya. Bung Tomo

menyerukan kepada para pemuda untuk melawan pasukan Inggeris yang terdiri dari

serdadu-serdadu dari India yang tiba di Surabaya. Sejak tanggal 25 Oktober 1945 terjadi

pertempuran antara pasukan Inggeris yang berjumlah 6000 personel dengan 10-20 ribu

pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Dengan dukungan puluhan ribu rakyat

Surabaya, TKR berhasil membunuh ribuan serdadu tentara Ingggeris tersebut. Gencatan

senjata yang disepakati tanggal 30 Oktober 1945 tidak bisa dipertahankan labih lama

setelah Panglima pasukan Inggeris, Brigadir Jendeeral A.W.S Mallaby, terbunuh. Pada

tanggal 10 November 1945, setelah mendapat serangan serangan bom dari laut dan udara,

wilayah Surabaya dikuasai oleh Inggeris. Kini, perlawanan rakyat terhadap pasukan

Inggeris yang menyebabkan terbunuhnya ribuan rakyat Indonesia di Surabaya dikenal

sebagai Hari Pahlawan.

Untuk memperoleh pengakuan kedaulatan, Pemerintah RI juga menempuh jalan

diplomasi. Atas usulan pemerintah RI itu, Sir Archibald Clark Kerr, duta istimewa Inggeris

di Indonesia, dan Gubernur Jenderal Dr. H.J. van Mook menawarkan perundingan pada

tanggal 10 Februari 1946. Dalam awal perundingan itu van Mook menyampaikan

pernyataan politik pemerintah Belanda yang terdiri atas 6 fasal yang mengulangi pidato

Ratu Belanda pada tanggal 7 Desember 1942. Isi pokoknya adalah: 1) Indonesia akan

dijadikan negara persemakmuran berbentuk federasi yang memiliki pemerintahan sendiri

Page 86:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

86

di dalam lingkungan Kerajaan Nederland; 2) Masalah dalam negeri diurus oleh Indonesia,

sedang urusan luar diurus oleh pemerintah Belanda; 3) Sebelum dibentuknya

persemakmuran akan dibentuk pemerintah peralihan selama 10 tahun; 4) Indonesia akan

dimasukkan sebagai anggota PBB.

Tentu saja usulan tersebut ditolak oleh pihak Indonesia karena sama sekali

mengabaikan kedaulatan Indonesia. Para pemuda yang bergabung dalam Persatuan

Perjuangan (PP) menghendaki agar pengakuan kedaulatan harus meliputi 100 persen atas

wilayah Indonesia. Pada tanggal 27 Maret 1946 Sutan Sjahrir sebagai perdana Menteri

memberikan jawaban disertai persetujuan dalam membentuk traktat yang isinya antara lain

agar Pemerintah Belanda mengakui kedaulatan de facto RI atas Jawa dan Sumatera;

supaya RI dan Belanda bekerjasama membentuk RIS; Republik Indonesia Serikat

bersama-sama dengan Nederland, Suriname, Curacao, menjadi peserta dalam suatu ikatan

kenegaraan Belanda.

Perundingan dilanjutkan di Hooge Veluwe (Negeri Belanda). Pemerintah RI

mengirimkan delegasi yang terdiri dari Mr. Suwandi, Dr. Sudarsono, dan Mr. Abdul Karim

Pringgodigdo. Delegasi RI berangkat ke Nederland pada tanggal 4 April 1946 bersama-

sama dengan Sir Archibald Clark Kerr. Delegasi Belanda yang diajukan dalam

perundingan ini terdiri atas Dr. van Mook, Prof. Logemann, Dr. Idenburgh, Dr, van Royen,

Prof. Van Asbeck, Sultan Hamid II dari Pontianak, dan Surio Santoso. Usul Belanda itu

pada tanggal 17 Juni 1946 ditolak oleh pemerintah RI, karena dianggap tidak mengandung

sesuatu yang baru. Adapun usul balasan Pemerintah RI meliputi Republik Indonesia

berkuasa de facto atas Jawa, Madura, Sumatera, ditambah dengan daerah-daearah yang

dikuasai oleh tentara Inggris dan Belanda; Republik Indonesia menolak ikatan kenegaraan

dengan Belanda dan menghendaki penghentian pengriman pasukan Belanda ke Indonesia,

sedangkan Pemerintah Republik Indonesia tidak akan menambah pasukannya; Pemerintah

Republik menolak suatu periode peralihan di bawah kedaulatan Belanda. Tekanan politik

diberikan dengan cara menyelenggarakan Konferensi Malino dengan tujuan untuk

membentuk “negara-negara” di daerah-daerah yang baru diserahterimakan oleh Inggris

dan Australia. “Negara-negara” itu kelak dijadikan imbangan terhadap RI, untuk memaksa

pemerintah RI agar menerima bentuk federasi sebagaimana yang diusulkan oleh pihak

Belanda. Konferensi lainnya diselenggarakan di Pangkalpinang khusus untuk golongan

minoritas. Konferensi Malino diadakan pada tanggal 15-25 Juli 1946 dan Konferensi

Pangkalpinang pada tanggal 1 Oktober 1946. Sedangkan tekanan militer dilakukan dengan

cara mengirimkan pasukan ke daerah-daerah konflik di berbagai wilayah Indonesia.

Pada tanggal 10 November 1946 dilaksanakan perjanjian di Linggarjati Kabupaten

Kuningan, Jawa Barat. Hasil perundingan diumumkan pada tanggal 15 Nopember dan

menyepakati pemerintah RI dan Belanda bersama-sama menyelenggarakan berdirinya

sebuah negara berdasarkan federasi, yang dinamai Negara Indonesia Serikat; Pemerintah

RIS akan bekerjasama dengan pemerintah Belanda membentuk Uni Indonesia-Belanda.

Hasil perundingan Linggarjati ditanggapi dengan sikap pro dan kontra. Mereka

bergabung dalam partai yang berbeda. Partai politik menyatakan menentang terdiri dari

Masyumi, Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Wanita, Angkatan Comunis Muda

(Acoma), Partai Rakyat Indonesia, Laskar Rakyat Jawa Barat, Partai Rakyat Jelata.

Sedangkan yang mendukung adalah PKI, Pesindo, BTI, Lasykar Rakyat, Partai Buruh,

Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Partai Katholik. Dewan Pusat Kongres Pemuda

menyatakan tidak menentukan sikap terhadap naskah persetujuan demi menjaga persatuan

di kalangan organisasi mereka yang berbentuk federasi. Golongan yang menolak

Linggajati bergabung di dalam Benteng Republik Indonesia, yang terdiri dari partai serta

organisasi tersebut di atas.

Page 87:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

87

Atas desakan dari Belanda serta tuntutan dari beberapa negara bagian, Pemerintah

RI menyatakan bersedia mengakui Negara Indonesia Timur sekalipun pembentukannya

tidak selaras dengan Perjanjian Linggajati. Status Borneo harus dibicarakan bersama oleh

RI-Belanda. RI tetap diakui sebagaimana termaktub dalam Perjanjian Linggajati. Dalam

bidang militer pemerintah RI menyetujui demiliterisasi daerah demarkasi antara kedua

pihak dengan menyerahkan penjagaan zone bebas-militer itu kepada Polisi. Peta demarkasi

dikembalikan pada situasi 24 Januari 1947. Tentara kedua belah pihak harus diundurkan

dari daerah demarkasi ke kota garnisun masing-masing. Penyelenggaraan fasal 16 tentang

pertahanan Indonesia Serikat, adalah urusan Negara Serikat sebagai kewajiban nasional

dan pada dasarnya harus dilakukan oleh tentara nasional sendiri.

Hasil Persetujuan Linggajati tanggal 25 Maret 1947, dengan adanya pengakuan secara

de facto Pemerintah RI atas Jawa dan Sumatera oleh Belanda telah menarik dunia

internasional terlebih-lebih setelah Belanda melakukan berbagai pelanggaran. Ketegangan-

ketegangan baru timbul, karena perbedaan tafsir mengenai isi persetujuan itu. Pihak

Belanda tidak dapat menahan diri, dan melanjutkan agresinya. Agresi militer Belanda pada

tanggal 21 Juli 1947 merupakan salah satu pelanggaran besar atasa persetujuan tersebut.

Dunia internasional bereaksi keras atas pelanggaran tersebut. Oleh karena itu masalah

Indonesia kemudian dimasukkan ke dalam acara sidang Dewan Keamanan pada 31 Juli

1947. Australia mengusulkan bahwa atas dasar pasal 39 Piagam PBB, Dewan Keamanan

agar mengambil tindakan terhadap suatu usaha yang mengancam perdamaian dunia. Aksi

militer yang dilakukan terhadap RI oleh Belanda itu merupakan suatu ancaman terhadap

perdamaian. Kedudukan RI semakin kuat dan dunia luar mengakui Perjuangan

Kemerdekaan Indonesia. Sejak itu, organisasi internasional tersebut memberikan jasa-jasa

baik untuk menyelesaikan sengketa Indonesia dengan Belanda.

Pada tanggal 1 Agustus 1947 PBB mengeluarkan seruan kepada Indonesia dan

Belanda untuk segera menghentikan tembak-menembak; menyelesaikan pertikaiannya

dengan cara perwasitan (arbitrase) atau dengan cara-cara damai yang lain dan melaporkan

tentang hasil-hasil penyelesaian itu kepada Dewan Keamanan. Gencatan senjata disepakati

pada 4 Agustus 1947 dan kemudian meningkat kepada perundingan.

Menghadapi konflik yang tidak kunjung usai antara Indonesia-Belanda maka PBB

membentuk suatu komisi jasa-jasa baik bernama Komisi Tiga Negara (KTN). Anggota

KTN seorang dipilih oleh Indonesia, seorang dipilih oleh Belanda, sedangkan kedua

anggota itu memilih anggota ketiga. Pemerintah Republik Indonesia memilih Australia

diwakili Richard C. Kirby, pemerintah Kerajaan Belanda meminta Belgia diwakili Paul

van Zeeland, sedang kedua negara tersebut memilih Amerika Serikat sebagai penengah

diwakili Dr. Frank B. Graham. Atas jasa KTN ini maka Indonesia dan Belanda menerima

tawaran pemerintah Amerika Serikat untuk berunding di atas kapal angkut pasukan

Renville sebagai tempat perundingan netral pada tanggal 8 Desember 1947. Perundingan

tersebut berakhir pada tanggal 17 Januari 1948 dengan menghasilkan naskah Persetujuan

Renville yang antara lain berisi: “persetujuan gencatan senjata antara Indonesia dan

Belanda; dan enam pokok prinsip tambahan untuk perundingan guna mencapai

penyelesaian politik”.

Ternyata Belanda masih melakukan pelanggaran yang telah disepakatinya. Negara

bekas penjajah ini melakukan aksi militernya yang kedua pada tanggal 19 Desember 1948.

KTN melaporkan kepada Dewan Keamanan bahwa Belanda nyatanya melakukan

pelanggaran ketentuan Dewan Kemanan. Dewan Keamanan bersidang pada 22 Desember

1948, dan menghasilkan resolusi; mendesak supaya permusuhan segera dihentikan dan

pemimpin Indonesia yang ditawan segera dibebaskan. KTN ditugaskan untuk menjadi

pengawas pelaksanaan resolusi itu.

Page 88:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

88

Di forum internasional, Indonesia memeproleh kemenangan diplomatik.

Kemenangan tersebut diperoleh setelah dukungan terhadap Indonesia diperoleh dari

negara-negara di Asia dan Afrika. Perdana Menteri India, Jawaharlal Nehru, tanggal 23

Januari 1949 atas nama Konferensi Asia di New Delhi menuntut dipulihkannya Republik

Indonesia kepada keadaan semula, ditariknya mundur tentara Belanda, diserahkannya

kedaulatan kepada rakyat Indonesia dan diperluasnya wewenang KTN. Konferensi New

Delhi ini diprakarsai oleh Perdana Menteri India dan dihadiri oleh wakil-wakil negara-

negara Afghanistan, Australia, Burma, Sri Langka, Mesir, Ethiopia, India, Iran, Iraq,

Libanon, Pakistan, Philipina, Saudi Arabia, Suriah dan Yaman sebagai peserta; dan wakil

dari negara-negara Cina, Nepal, Selandia Baru dan Muangthai sebagai peninjau. Dengan

demikian, Rrevolusi Indonesia memberi pengaruh luas di kalangan negara-negara Asia dan

Afrika.

Atas desakan para peserta Konferensi New Delhi Dewan Keamanan menerima

suatu resolusi konferensi yang menyerukan diadakannya gencatan senjata dan

dibebaskannya para pemimpin Indonesia untuk kembali ke Yogyakarta.

Resolusi itu untuk pertama kalinya menentukan dengan jelas garis-garis dan jangka

waktu “penyerahan” kedaulatan dari tangan Belanda ke pihak Indonesia, dan meluaskan

wewenang KTN yang namanya diubah manjadi United Nations Commission for Indonesia

(UNCI). Pada tanggal 19 – 22 Juli 1949 diadakan perundingan antara kedua belah pihak,

yaitu RI dan negara-negara bagian, yang disebut Konferensi Antar-Indonesia. Konferensi

itu memperlihatkan, bahwa politik divide et impera Belanda untuk memisahkan daerah-

daerah di luar Republik dari Republik Indonesia, akhirnya mengalami kegagalan. Pada

Konferensi Antar-Indonesia yang diselenggarakan di Yogyakarta itu dihasilkan

persetujuan mengenai bentuk dan hal-hal yang bertalian dengan ketatanegaraan Negara

Indonesia Serikat berdasarkan demokrasi dan federalisme yang dikepalai oleh presiden

konstitusional. Selain itu dibentuk dua badan perwakilan yaitu dewan perwakilan rakyat

dan sebuah dewan perwakilan negara bagian (senat). Di bidang militer dibentuk Angkatan

Perang RIS.

Pada tanggal 30 Juli 1949 Konferensi Antar-Indonesia dilanjutkan di Jakarta dan

dipimpin oleh PM Hatta. Konferensi ini membahas masalah pelaksanaan dari pokok

persetujuan yang telah disepakati di Yogyakjarta. Kedua belah pihak setuju untuk

membentuk panitia Persiapan Nasional yang bertugas menyelenggarakan suasana tertib

sebelum dan sesudah Konferensi Meja Bundar (KMB). Sesudah berhasil menyelesaikan

masalahnya sendiri dengan musyawarah di dalam Konferensi Antar-Indonesia kini bangsa

Indonesia sebagai keseluruhan siap menghadapi KMB. Delegasi Indonesia terdiri dari Dr.

Mohammad Hatta, Mr Moh Roem, Prof. Mr Supomo, dr J Leimena, Mr Ali

Sastroamidjojo, Ir Djuanda, dr. Sukiman, Mr. Suyono Hadinoto, Dr Sumitro

Djojohadikusumo, Mr Abdul Karim Pringgodigdo, Kol TB Simatupang, dr Mr. Sumardi.

Sedangkan dari BFO dipimpin oleh Sulatan Hamid II dari Pontianak.

Pada tanggal 23 Agustus 2 November 1949 KMB diselenggarakan di Den Haag.

KMB kemudian diajukan kepada KNIP untuk diratifikasi. KNIP yang bersidang pada

tanggal 6 Desember 1949, berhasil menerima KMB dengan 226 pro lawan 62 kontra, dan

31 meninggalkan sidang. Selanjutnya pada tanggal 15 Desember 1949 diadakan pemilihan

Presiden RIS dengan calon tunggal Ir. Soekarno. Ir. Sukarno terpilih sebagai Presiden RIS

pada tanggal 16 Desember 1949 dan pada tanggal 17 Desember (keesokan harinya)

Presiden RIS diambil sumpahnya. Pada tanggal 20 Desember 1949 Kabinet RIS yang

pertama di bawah pimpinan Drs. Moh. Hatta selaku Perdana Menteri, dilantik oleh

Presiden. Akhirnya pada tanggal 23 Desember 1949 delegasi RIS yang dipimpin oleh Drs.

Mohammad Hatta berangkat ke Negeri Belanda untuk menandatangani akte “penyerahan”

kedaulatan dari Pemeritah Belanda dan menjadikan kemerdekaan sepenuhnya menjadi

Page 89:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

89

Republik Indonesia. Pada tanggal 27 Desember 1949 Belanda “menyerahkan” kedaulatan

atas Indonesia, tidak termasuk Papua. Kata “penyerahan” ditulis dalam tanda kutip karena

bagi Indonesia sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia sudah memiliki

kedaulatan sebagai negara merdeka dan Belanda tidak perlu lagi menyerahkan

kedaulatannya atas Indonesia. Akhirnya, kerena tidak ada lagi dukungan dari Belanda

maka satu persatu negara-negara bagian yang disponsori oleh Belanda meleburkan diri ke

dalam Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1950.

Berikut adalah gambar pelaksanaan Konferensi Meja Bundar tahun 1949 yang

dilaksanakan di Den Haag Belanda yang kemudian diikuti dengan “penyerahan”

kedaulatan atas Indonesia:

Sumber : http://ms.wikipedia.org/wiki/Fail:Round_Table_Conference.jpg

Revolusi kemerdekaan Indonesia menarik dunia internasional. Langkah yang

ditempuh Indonesia dalam melawan Belanda dalam memperoleh pengakuan kedaulatan

dengan cara militer dan diplomasi mempengaruhi negara-negara di Asia dan Afrika. Pada

tahun 1950-an sebagian besar negara-negara di Asia dan Afrika masih berada di bawah

kekuasana imperialisme Barat dan berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Proklamasi

kemerdekaan tidak hanya menandai lahirnya kedaulatan melainkan diperlukan upaya

untuk mempertahankannya. Gerakan kemerdekaan di Asia dan Afrika secara intensif

dilakukan setelah mereka mendapat pengaruh dari pengalaman Revolusi Kemerdekaan

Indonesia. “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh karena itu penjajahan di atas

dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”

seperti bunyi Pembukaan UUD 1945.

III. PENUTUP

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 serta gerakan mempertahankan negara

berdaulat di Indonesia hingga 17 Agustus 1950 sebagai revolusi kemerdekaan memiliki

kedudukan yang sama dengan revolusi besar dunia. Peristiwa tersebut adalah sama

pentingnya dengan Revolusi Amerika, Revolusi Perancis, dan Revolusi China. Kesemua

revolusi tersebut ditandai dengan gerakan dalam berbagai bidang seperti politik, militer,

intelektual dan diplomasi. Tujuannya adalah menata kehidupan berbangsa dan bernegara

yang diletakkan atas prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan serta pemerintahan yang

Page 90:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

90

memperhatikan kepentingan semua golongan. Kesemua revolusi besar tersebut merupakan

peristiwa yang sangat revolusioner sebab hal tidak hanya merupakan titik awal bangsa-

bangsa tersebut melakukan pemerintahan sendiri melainkan juga peristiwa yang

mengakhiri zaman imperialisme di wilayahnya. Revolusi Amerika telah mengakhiri

imperialisme Kerajaan Inggeris atas kaum kolonis Amerika. Revolusi Perancis mengakhiri

pemerintahan absolut raja-raja Perancis yang telah berlangsung selama berabad-abad. Hal

yang sama juga terjadi dalam revolusi Rusia dan China. Kedua revolusi tersebut telah

menumbangkan sistem monarki absolut dan membentuk sistem baru yang dikehendai oleh

rakyat. Ajaran yang dikembangkan dalam revolusi tersebut tidak hanya saling pengaruh

mempengaruhi satu sama lain melainkan juga mempengaruhi gerakan revolusioner di

berbagai kawasan dunia sejak abad ke-19 hingga abad ke-20. Revolusi Amerika

dipengaruhi oleh cara pandang kaum kolonis Amerika yang mengadopsi pemikiran-

pemikiran demokratis dari Perancis. Sebaliknya gerakan revolusioner di Perancis juga

terinspirasi oleh konsep yang dicetuskan dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat

yang berbunyi “that all man are created equal”, dan oleh karena itu diskriminasi Raja-raja

Perancis terhadap rakyat harus ditumbangkan. Walaupun cara-cara kekerasan dilakukan

oleh kaum revolusioner, konsep kesetaraan dan keadilan memberi inspirasi kepada

masyarakat dunia untuk melawan ketidakadilan, absolutisme dan imperialisme. Revolusi-

revolusi besar tersebut memberi banyak pelajaran kepada masyarakat dunia sejak abad ke-

18 sampai sekarang.

REFERENSI:

Buckler, McKay Hill, (1988, A History of World Society, Boston: Houghton Mifflin

Company.

Karls, Farah. (1997). World History: The Human Experience. Ohio State: National

Geographic

Society.

Kartodirdjo, Sartono. (1999), Penganar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah pergerakan

Nasional

dari Kolnialisme Sampai Nasionalisme. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Poesponegoro, Maarwati dan Notosusanto, Nugroho (1993) Sejarah Nasional Indonesia,

Jilid

4-6. Jakarta: Balai Pustaka.

Ricklefs, M.C. (2008) A History of Modern Indonesia Since 1200, Sydney: Palgrave.

Page 91:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

91

IDEOLOGI, PERANG DUNIA,

GERAKAN NASIONALISME DI ASIA-AFRIKA

Dr. Abdul Syukur, M.Hum

I. PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang pengertian dan perkembangan paham-paham besar yang

mempengaruhi sejarah umat manusia di seluruh dunia. Paham-paham besar yang dimaksud

adalah nasionalisme, liberalisme, sosialisme, dan demokrasi. Pembahasan difokuskan pada

kegiatan menganalisis hubungan antara perkembangan paham-paham besar ini dengan

gerakan nasionalisme di Asia dan Afrika pada masa lalu hingga kini.

Gerakan nasionalisme disebut pula sebagai gerakan kemerdekaan yang

bermunculan di Asia dan Afrika pada abad ke-19. Para pejuang kemerdekaan menentang

penjajahan yang dilakukan pemerintahan negara-negara Eropa terhadap bangsa-bangsa

Asia dan Afrika. Penjahan itu sendiri merupakan praktik penindasan berdasarkan paham

kolonialisme dan imperialisme.

Kaum terpelajar dari Asia dan Afrika merupakan aktor utama penyebar paham-

paham besar tersebut. Berdasarkan paham-paham besar itulah mereka membangun

gerakan kemerdekaan melalui pembentukan organisasi modern yang kemudian

berkembang menjadi partai politik. Perjuangan mereka bergeser dari perjuangan

bersenjata ke perjuangan politik.

Di dalam masa perjuangan kemerdekaan itu terjadi dua peristiwa penting yang

sangat berpengaruh, yaitu Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Keduanya merupakan

perang total yang melibatkan sebagian besar negara beserta negeri-negeri jajahannya.

Berdasarkan pertumbangan ini maka dilakukan analisis terhadap keterkaitan antara Perang

Dunia I dan II dengan perjuangan kemerdekaan di Asia dan Afrika.

Untuk memudahkan pembaca memahami pokok bahasan, maka penulisan dibagi

menjadi tiga bab, yaitu:

1. Perkembangan paham-paham besar

2. Gerakan nasionalisme di Asia dan Afrika

3. Perang Dunia I dan Perang Dunia II

Page 92:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

92

II. PERKEMBANGAN PAHAM-PAHAM BESAR

Paham-paham besar seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, dan demokrasi

berkembang pertama kali di Eropa pada abad ke-18. Paham-paham besar ini menyebar ke

Asia dan Afrika dan digunakan oleh para tokoh pejuang kemerdekaan untuk menentang

penjajahan yang dilakukan pemerintahan negara-negara Eropa. Setiap paham besar

tersebut dibahas secara terpisah. Pembahasan meliputi pengertian, latar belakang sosial-

politik, serta perkembangannya hingga kini. Dalam bab ini juga dibahas paham besar yang

berkembang di Timur Tengah, yaitu Pan-Islamisme.

1. Nasionalisme

Nasionalisme berasal dari kata natio (bahasa Latin) yang berarti bangsa, dan isme

atau ism adalah paham. Dengan demikian nasionalisme secara pengertian bahasa

mengandung arti paham tentang bangsa yang dipersatukan karena kelahiran, kesamaan

budaya, bahasa, wilayah dan cita-cita atau tujuan bersama. Paham ini berkembang pertama

kali di Eropa menggantikan paham lama yang mempersatukan bangsa berdasarkan

persamaan agama yang dianutnya. Selama berabad-abad bangsa Eropa dipersatukan di

bawah Kekaisaraan Romawi berdasarkan kesamaan agama Katolik. Paham lama ini

mengalami kehancuran dan digantikan nasionalisme yang berkembang pada abad ke-18

dan 19. Nasionalisme adalah paham baru untuk pendirian sebuah negara dengan semangat

kebangsaan yang dilandasi rasa cinta terhadap bangsa dan tanah air. Oleh karena itu setiap

bangsa melakukan pembelaan terhadap kepentingannya dan mempertahankan negaranya

dari serangan bangsa-bangsa lain.

Paham nasionalisme mempengaruhi bangsa Eropa untuk mengubah sistem

pemerintahan mereka dari monarki-absolut menjadi demokrasi-parlementer. Pengaruh

yang sama juga terjadi pada bangsa-bangsa Afrika dan Timur Tengah yang memerdekan

diri mereka dari Kekhalifahan Turki Usmani.

Nasionalisme juga digunakan bangsa-bangsa Afrika dan Timur Tengah untuk

menentang kolonialisme dan imperialisme negara-negara Eropa, seperti Inggris, Perancis,

Italia, Jerman, Spanyol, Portugis, dan Belanda.

Kolonialisme dan imperialisme Eropa juga terjadi di Asia Selatan, Asia Timur, dan

Asia Tenggara. Kaum terpelajar dari wilayah jajahan membangkitkan kesadaran

bangsanya untuk memperjuangankan kemerdekaan setelah mereka memahami

nasionalisme.

2. Liberalisme

Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi yang didasarkan pada pemahaman

bahwa kebebasan dan persamaan hak. Secara umum, liberalisme mencita-citakan

masyarakat yang memiliki kebebasan. Dibawah ini adalah nilai-nilai pokok Liberalisme:

1. Kesempatan yang sama bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama dalam

segala bidang kehidupan politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan.

2. Pemerintah harus mendapat persetujuan dari rakyatnya dalam menentukan

kebijakan karena pemerintah tidak dapat bertindak menurut kehendaknya sendiri,

tetapi harus bertindak menurut kehendak rakyat.

3. Fungsi Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat karena negara

hanyalah alat untuk tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri.

Liberalisme terbagi dua macam: Liberalisme Klasik dan Liberallisme Modern.

Liberalisme Klasik timbul pada awal abad ke 16, sedangkan Liberalisme Modern pada

abad ke-20. Kini keduanya berkembang secara berdampingan karena Liberalisme Modern

tidak menghapus Liberalisme Klasik.

Page 93:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

93

Dalam Liberalisme Klasik, keberadaan individu dan kebebasannya sangatlah

diagungkan. Setiap individu memiliki kebebasan berpikir masing-masing – yang akan

menghasilkan paham baru. Meskipun begitu, bukan berarti kebebasan yang dimiliki

individu itu adalah kebebasan yang mutlak, karena kebebasan itu adalah kebebasan yang

harus dipertanggungjawabkan.

Tokoh yang memengaruhi paham Liberalisme Klasik cukup banyak. Di antaranya

Martin Luther, John Lock, Hobbes dan Adam Smith. Menurut Martin Luther bahwa gereja

menyimpang dari otoritasnya sehingga menyebabkan individu kehilangan kebebasannya.

Pemikir liberalisme lainnya adalah Hobbes (1588 – 1679). Ia berpandangan bahwa

manusia pada dasarnya egois, sesuai dengan fitrahnya. Namun, manusia ingin hidup

damai. Oleh karena itu mereka membentuk masyarakat baru untuk membuat perjanjian

demi melindungi hak-haknya dari individu lain. Perjanjian ini memerlukan pihak ketiga,

yakni penguasa. Inti dari terbentuknya Negara menurut Hobbes adalah demi kepentingan

umum tanpa menghilangkan kepentingan individu.

John Locke (1632 – 1704) berpendapat bahwa manusia pada dasarnya baik.

Mereka membuat perjanjian untuk melindungi haknya diambil oleh orang lain. Perjanjian

itu diserahkan kepada penguasa sebagai pihak penengah. Ia berpendapat keberadaan

Negara itu dibatasi oleh individu sehingga kekuasaan Negara menjadi terbatas.

Adam Smith (1723-1790) adalah salah satu pemikir ekonomi klasik. Pemikirannya

mengenai politik dan ekonomi dapat dirangkum menjadi tiga. Pertama, haluan pandangan

Adam Smith tidak terlepas dari falsafah politik. Kedua, perhatian ditujukan pada faktor-

faktor yang menentukan nilai dan harga barang. Ketiga, kebijaksanaan negara ditujukan

untuk kemajuan dan kesejahteraan mesyarakat.

3. Sosialisme

Sistem ekonomi sosialisme sebenarnya cukup sederhana, yakni semua aspek

ekonomi dianggap sebagai milik bersama dan digunakan untuk kepentingan bersama.

Pandangan sosialisme bertentangan dengan liberalisme yang menekankan kebebasan

individu.

Kebaikan sistem ekonmi sosialis adalah:

1. Setiap warga Negara disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan

minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-

lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang

yang cacat fisik dan mental berada dalam tanggung jawab Negara.

2. Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan Negara Yang sempurna.

Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang

berlaku dalam Sistem Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi.

3. Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan

yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingan-kepentingan Negara yang

mempunyai kewajiban memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya.

4. Demokrasi

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία (dēmokratía) "kekuasaan

rakyat" dan antonim dari ἀριστοκρατία (aristocratie) "kekuasaan elit." Kata "demokrasi"

pertama muncul pada mazhab politik dan filsafat Yunani kuno di negara-kota Athena.

Dipimpin oleh Cleisthenes, warga Athena mendirikan negara yang umum dianggap

sebagai negara demokrasi pertama pada tahun 508-507 SM. Oleh karena itu Cleisthenes

disebut sebagai "bapak demokrasi Athena." Demokrasi Athena tidak hanya bersifat

langsung dalam artian keputusan dibuat oleh majelis, tetapi juga sangat langsung dalam

Page 94:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

94

artian rakyat mengendalikan seluruh proses politik dan sebagian besar warga negara terus

terlibat dalam urusan publik.

Dari aspek cara memilih pemimpin, demokrasi dapat dibedakan menjadi demokrasi

langsung dan demokrasi perwakilan. Keduanya sudah dipraktikan di Indonesia. Selama

masa Orde Baru bangsa Indonesia menerapkan demokrasi perwakilan, yakni rakyat

mewakilkan pilihannya kepada para wakil rakyat di Majelis Permusyawarata Rakyat

(MPR). Sejak Pemilu 2009, bangsa Indonesia menerapkan demokrasi langsung, yakni

rakyat langsung memilih pemimpinnya melalui pemilihan umum.

Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah

pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang

sama dalam hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok

demokrasi, yaitu:

1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil

rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan

rahasia serta jujur dan adil; dan

2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah

untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan

dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi

adalah sebagai berikut:

1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik,

baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).

2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat

(warga negara).

3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.

4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai alat

penegakan hukum

5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.

6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan

mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.

7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga

perwakilan rakyat.

8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih)

pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.

9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan

sebagainya).

Berikut ini adalah ungkapan terkenal tentang demokrasi:

Abraham Lincoln

Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Charles Costello

Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-

kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-

hak perorangan warga negara.

John L. Esposito

Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Oleh

karenanya, semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun

mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja

Page 95:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

95

lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif,

legislatif, maupun yudikatif.

Hans Kelsen

Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang

melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Dimana

rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan

di dalam melaksanakan kekuasaan Negara.

Sidney Hook

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah

yang penting secara langsung atau tidak didasarkan pada kesepakatan mayoritas

yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.

C.F. Strong

Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan

dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang

menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya

pada mayoritas tersebut.

Hannry B. Mayo

Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang

diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan yang didasarkan

atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana di mana terjadi

kebebasan politik.

Merriem

Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat; khususnya, oleh

mayoritas; pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan

dilakukan oleh mereka baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem

perwakilan yang biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas yang

diadakan secara periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat sumber

otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau privelese berdasarkan keturunan atau

kesewenang-wenangan.

Samuel Huntington

Demokrasi ada jika para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam

sebuah sistem dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil, jujur dan berkala

dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan

hampir seluruh penduduk dewasa dapat memberikan suara.

III. GERAKAN NASIONALISME DI ASIA DAN AFRIKA

Asia dan Afrika adalah dua benua yang menjadi wilayah koloni negara-negara

Eropa seperti Spanyol, Portguis, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Belanda. Wilayah

koloni merupakan sumber pemasukan ekonomi bagi negara-negara induk. Praktik

pemerintahan yang digunakan adalah penjajahan berdasarkan paham kolonialisme dan

imperialisme.

Untuk menjalankan pemerintahan di wilayah koloni, negara-negara Eropa

membentuk pemerintahan kolonial sebagai perpanjangan tangan dari pemerintahan di

Page 96:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

96

negeri induk. Keberadaan pemerintah kolonial ditentang oleh bangsa-bangsa di Asia dan

Afrika sehingga menimbulkan perang kemerdekaan.

Memasuki abad ke-20 kaum terpelajar dari Asia dan Afrika menyebarkan paham

nasionalisme ke tanah airnya masing-masing. Penyebaran Nasionalisme membangkitkan

kesadaran bangsa-bangsa Asia dan Afrika. Mereka membentuk gerakan nasionalis yang

bertujuan untuk kemerdekaan bangsanya dari penjajahan bangsa-bangsa Eropa.

Perkembanagan dan keberhasilan perjuangan kemerdekaan di Asia dan Afrika

sangat dipengaruhi Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Mereka terlibat dalam perang

karena wilayah mereka dijadikan sebagai medan pertempuran negara-negara Eropa.

Banyak tentara dari Asia dan Afrika juga dilibatkan dalam perang yang sesungguhnya

merupakan perang antarnegara-negara kolonial. Subbab ini membahas beberapa gerakan

nasionalisme di Asia dan Afrika yang dinilai penting untuk diketahui bangsa Indonesia.

Gerakan Nasionalisme India

India adalah negara yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan

kebudayaan di Asia, termasuk di Indonesia. Sejak abad ke-17 wilayah India diperebutkan

Inggris, Perancis dan Belanda. Masing-masing mendirikan perusahaan dagang, yaitu

pemerintah Inggris membentuk East India Company (EIC), pemerintah Perancis

membentuk Compagnie des Indes (CDI), dan pemerintah Belanda membentuk Verenigde

Oost-Indische Compagnie (VOC). Pemerintah Inggris berhasil memenangkan persaingan

di antara negara-negara Eropa ini.

Perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia terhadap pemerintah Inggris dilakukan

para raja dan prajurit-prajurit India dalam pasukan kolonial Inggris. Pada tahun 1857-1859

mereka melancarkan pemberontakan yang dikenal sebagai The India Mutiny.

Pemberontakan ini menumbuhkan nasonalisme bangsa India.

Gerakan nasionalisme di India muncul pada tahun 1885 dengan di tandai berdirinya

All Indian National Congress, atau biasa disebut Congress, semacam majelis rakyat.

Peimpin dan anggotanya adalah wakil-wakil dari golongan Hindu, Budha, dan Islam.

Tokoh-tokohnya yang terkenal antara lain Mahatma Gandhi, Ali Liqut Khan, Jawaharlal

Nehru, Mohammad Ali Jinnah, B.G Tilaq dan Banerjee.

Di antara mereka yang paling menonjol adalah Mahatma Gandhi, dengan empat

dasar perjuangan: Ahimsa (perlawanan tanpa kekerasan), Hartal (mogok kerja), Satyagraha

(menolak kerjasama), dan Swadesi (menggunakan barang produksi dalam negeri). Selain 4

dasar tersebut, terdapat juga gerakan-gerakan perlawanan antara lain:

1. Gerakan Sosial Brahma Samaj pimpinan Raja Ramohan Ray yang bertujuan

menghapuskan adat tradisi kuno, aturan kasta dan mengajar dasar monotheisme

dalam agama Hindu.

2. Gerakan pendidikan Santiniketan pimpinan Rabindranath Tagore, seorang penyair

besar bangsa India. Gerakan ini bertujuan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan

budaya India.

3. The Great India Mutiny (Pemberontakan Sipahi), yaitu pemberontakan bersenjata

para prajurit EIC yang mendapat dukungan dari rakyat. Pemberontakan ini

dipimpin Bahadur Syah, Raja Moghul di India.

Gerakan Nasionalisme Cina

Cina adalah negara besar di Asia. Penguasa terakhir Cina sebelum dikuasai negara-

negara Eropa adalah Dinasti Manchu / Dinasti Ming yang memerintah Cina dari tahun

1644 hingga 1912. Rakyat Cina menilainya sebagai penguasa asing, sehingga mereka

melancarkan pemberontakan untuk mengusir Dinasti Manchu dari negeri Cina. Mereka

Page 97:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

97

juga melancarkan perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme negara-negara

Barat. Perlawanan mereka melahirkan beberapa peristiwa penting:

1. Perang Candu (1839-1842)

Berawal dari penjualan Candu oleh pedagang Inggris. Kantor pusat perdagangan

Inggris di Nanking. Perdagangan Candu ini sangat merugikan kekaisaran Cina.

Untuk menghentikannya, pasukan Kekaisaran Cina menyerang kantor pusat

perdagangan candu Inggris di Nanking. Dalam perang ini Cina mengalami

kekalahan. Perang Nanking diakhir dengan perundingan damai. Berdasarkan

perjanjian Nanking, pihak Cina diharuskan membuka lima pelabuhannya dan

menyerahkan Hongkong kepada Inggris.

2. Perang Cina melawan Inggris-Perancis (1856-1860)

Perjanjian Nanking membuka jalan negara-negara Eropa untuk merebut

wilayah Cina. Sejak itulah dimulai kolonilisasi dan imperialisasi Cina oleh negara-

negara Eropa seperti Inggris, Perancis, Uni Soviet, dan Amerika Serikat.

Kekaisaran Cina menentangnya sehingga menimbulkan perang yang kedua

melawan negara Eropa pada tahun 1856. Dalam perang ini Cina menghadapi

pasukan gabungan Inggris dan Perancis. Pihak Cina mengalami kekalahan. Perang

berakhir pada tahun 1860 dengan Perjanjian Peking. Berdasarkan perjanjian ini

seluruh pelabuhan Cina terbuka untuk pedagang asing dan dikelola badan

internasional yang terdiri dari Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat.

3. Pemberontakan Tai Ping (1860-1864)

Perjanjian Peking sangat merugikan kepentingan Kekaisaran Manchuria

dan membangkitkan gerakan nasionalisme bangsa Cina. Mereka melancarkan

pemberontakan terhadap Kekaisaran Manchuria karena dinilai tidak dapat

mempertahankan wilayah Cina dari negara-negara Eropa. Pemberontakan mereka

dikenal sebagai pemberontakan Tai Ping . Pasukan mereka dihancurkan oleh

pasukan Manchuria.

4. Pemberontakan Boxer (1900-1901)

Pada tahun 1900 para pendekar Cina bersatu untuk mengusir bangsa-bangsa Eropa

dari Cina. Pusat pemberontakan berada di kota Peking. Negara-negara Eropa

mengenang perang ini sebagai Pemberontakan Boxer (Boxer = Pendekar).

Perjuangan mereka mendapatkan bantuan dari Kaisar Manchuria. Oleh karena itu

kekaisaran Manchuria harus membayar seluruh kerugian perang yang dialami

negara-negara Eropa selama pemberontakan Boxer.

Pada tahun 1908 Kekaisaran Manchuria melakukan pergantian kaisar karena Ratu

Tze Syi meninggal dunia. Ia digantikan Kaisar Pu Yi yang masih berusia 2 tahun.

Kekaiaran Manchuria semakin lemah sehingga membangkitkan kaum nasionalis Cina

untuk mendirikan negara Republik Cina pada 10 Oktober 1911. Tokoh utamanya adalah

dr. Sun Yat Send an Jenderal Yuan Shih Kai. Keduanya berbeda pendapat hingga

menimbulkan perselisihan.

Untuk melanjutkan perjuangan kemerdekaan, Dr. Sun Yat Sen mendirikan Partai

Nasional Cina (Kuo Min Tang) dengan perjuangan berdasarkan San Min Shui:

nasionalisme, demokrasi, dan sosialisme. Ia meninggal dunia pada 1924.

Kepemimpinannya digantikan Jenderal Chiang Kai Shek.

Page 98:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

98

Kaum nasionalis Cina terlibat perang saudara dengan kaum komunis Cina yang

dipimoin Mao Zedong. Kaum Komunis berhasil mengalahkan kaum nasionalis pada tahun

1949 sehingga Cina menjadi negara komunis terbesar kedua setelah Uni Soviet. Sementara

itu kaum nasionalis Cina menyingkir ke Taiwan.

Gerakan Nasionalisme Filipina

Pada tahun 1898 bangsa Filipina melancarkan pemberontakan Katipunan terhadap

pemerintah kolonial Spanyol. Pemberontakan Katipunan dipimpin Yose Rizal. Ia

ditangkap pasukan Spanyol dan dihukum mati oleh pemerintah kolonial Spanyol.

Pemberontakan ini mengawali gerakan nasionalisme di Filipina. Selanjutnya gerakan

nasionalisme Filipina dilanjutkan oleh Emilio Aqunaldo dengan mendirikan Liga

Pembebasan Filipina. Pada 12 Juni 1898, ia memproklamasikan pendirian negara Republik

Filipina Merdeka. Namun kemerdekaannya dibatalkan oleh pemerinta Amerika Serikat

yang merebut Filipina dari Spanyol.

Perjuangan kemerdekaan beralih dari melawan Spanyol menjadi melawan Amerika

Serikat. Pada tahun 1934 pemerintah Amerika Serikat menjanjikan kemerdekaan bangsa

Filipina. Untuk menyiapkan kemerdekaan Filipina itu pemerintah Amerika Serikat

menerbitkan Undang-Undang "The Tydings Mc Duffie Act" yang menegaskan Filipina

berstatus Commonwealth selama 12 tahun. Pada 4 Juli 1946 bangsa Filipina memperoleh

kemerdekaannya dengan Manuel Roxas sebagai presiden pertamanya.

Gerakan Nasionalisme Mesir

Mesir sebelum dijajah negara-negara Eropa berada di wilayah kekuasaan

Kekhalifahan Usmani yang berpusat di Turki. Kekuatan Kekhalifahan Usmani mengalami

penurunan sehingga banyak wilayahnya yang dikuasai kekaisaran Inggris, Perancis,

Jerman dan Italia.

Kebangkitan nasionalisme Mesir berawal dari penolakan rakyat Mesir terhadap

pengangkatan seorang Pasha (Gubernur) Mesir oleh Sultan Usmani. Rakyat Mesir

menginginkan Muhammad Ali, seorang tokoh pejuang rakyat Mesir menentang

kolonialisme dan imperialisme Eropa. Sultan akhirnya menyetujui dan mengesahkan

Muhamad Ali sebagai Pasha Mesir.

Untuk memajukan Mesir, Muhamad Ali melakukan serangkaian pembaharuan

dalam bidang angkatan perang, pendidikan, pertanian , dan industry. Ia banyak

mempekerjakan para ahli dari Perancis. Modernisasi menjadi langkah pertama munculnya

gerakan nasionalisme bangsa Mesir yang memperjuangkan kemerdekaan dari

Kekhalifahan Usmani.

Pada tahun 1830 pasukan Mesir menguasai Syria yang membuat kemarahan

Kekhalifahan Usmani. Pasukan Usmani menyerbu Syria untuk mengusir pasukan Mesir.

Namun usaha ini mengalami kegagalan dan mengundang campur tangan negara-negara

Eropa seperti Inggris, Perancis, dan Rusia. Perang kemerdekaan Mesir dari Usmani terjadi

pada tahun 1839. Perang ini diakhiri dengan Perjanjian Aleksanderia pada tahun 1840.

Setelah Perjanjian Alesanderi, pemerintahan Mesir berada di bawah pengaruh

Inggris. Rakyat Mesir menentangnya. Pada tahun 1881 Arabi Pasha memimpin

pemberontakan terhadap pemerintahan Mesir yang dikendalikan Inggris. Pembrontakan

ditumpas dan Arabi Pasha ditangkap dan dihukum mati. Kaum nasionalis Mesir kemudian

mendirikan Partai Wafd dan dipimpin Saad Zaghul Pasha.

Pemerintah Inggris menjanjikan kemerdekaan kepada para pejuang Mesir setelah

Perang Dunia I. Saat itu pemerintah Inggris terdesak oleh Jerman. Para pejuang Mesir

bersedia membantu hingga Inggris berhasil memenangkan Perang Dunia I. Namun Inggris

tidak menepati janji untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Mesir. Bahkan

Page 99:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

99

pemimpin Partau Wafd ditangkap dan diasingkan ke Malta. Pada tahun 1922 Inggris

mengubah sikapnya dengan menerbitkan Unitaeral Declaration pada 28 Februari 1922

yang berisi pemerintah Inggris mengakui kemerdekaan Mesir.

Namun negara Mesir berada di bawah kendali Inggris. Bahkan kekuasaan Inggris

di Mesir semakin kuat setelah Unilateral Declaration. Inilah yang membuat kemarahan

kaun Nasionalis Mesir karena tidak memperoleh kemerdekaan penuh sebagaimana

dijanjikan Inggris sebelum Perang Dunia I. Sikap Inggris yang mengingkari janji

memperluas dan memperkuat kebencian rakyat Mesir. Pada 18 Juni 1953 Mesir berhasil

mengusir Inggris dari Mesir dan membentuk negara Repubik.

IV. PERANG DUNIA DAN PENGARUHNYA

Perang Dunia merupakan sebuah perang besar yang bersifat global karena melibatkan

banyak negara. Hingga kini dikenal dua kali perang dunia, yaitu Perang Dunia I yang

berlangsung dari tahun 1914 hingga tahun 1918, dan Perang Dunia II antara tahun 1939

hingga tahun 1945.

Kekuatan dunia terbagi dua dalam Perang Dunia I, yaitu Aliansi Sekutu (Inggris,

Perancis, dan Rusia) dan Aliansi Sentral (Jerman, Autria-Hongaria, dan Italia). Perang ini

dimenangkan Aliansi Sekutu dan mengakibatkan kehancuran empat kekuatan besar:

Kekaisaran Jerman, Rusia, Austria-Hongaria, dan Turki Utsmaniyah akibat gerakan revolusi

yang dilancarkan rakyatnya.

Kaum revolusioner Jerman menghancurkan kekaisaran Jerman dan menggantinya

dengan negara Jerman yang dibangun berdasarkan Naziisme, kaum revolusioner Rusia

menghancurkan Kekaisaran Rusia dan menggantinya dengan negara Uni Soviet yang

berlandaskan komunisme-leninisme-stalinisme, dan kaum revolusioner Turki

menghancurkan Kekaisaraan Utsmaniyah dan menggantinya dengan negara Turki yang

berlandaskan nasionalisme.

Perang Dunia I

Pada abad ke-19 kekuatan-kekuatan besar di Eropa mempertahankan

keseimbangan kekuatan dengan membentuk jaringan aliansi politik dan militer. Pada tahun

1815 terbentuk Aliansi Suci antara Kekaisaran Prusia, Rusia, dan Austria. Aliansi ini

menguasai Eropa. Namun mengalami perpecahan setelah Kanselir Jerman Otto von

Bismarck pada tahun 1873 membentuk Liga Kekaisaran Besar yang terdiri dari Jerman,

Austria-Hongaria dan Rusia. Pembentukannya mengalami kegagalan karena Rusia

menolak. Kedudukan Rusia digantikan Italia pada tahun 1882. Dua tahun kemudian Rusia

bergabung dengan Perancis. Aliansi ini bertambah kuat setelah Inggris bergabung pada

tahun 1904.

Aliansi Rusia, Perancis, Inggris dikenal sebagai Aliansi Sekutu, sedangkan aliansi

Jerman, Austria-Hongaria, dan Italia sebagai Aliansi Sentral. Keduanya terlibat dalam

persaingan senjata dan pengaruh politik di Eropa maupun di luar Eropa. Persaingan

berubah menjadi perang terbuka yang dikenal sebagai Perang Dunia I.

Pemicu Perang Dunia I adalah pembunuhan Pangeran Franz Ferdinand dari

Kerajaan Austria-Hongaria pada 28 Juni 1914 oleh Gavrilo Princip, seorang anggota

Pemuda Serbia-Bosnia. Pembunuhan terjadi di kota Serajevo dan langsung memunculkan

ketegangan politik di Eropa yang melibatkan Austria-Hongaria, Jerman, Rusia, Perancis,

dan Inggris. Ketegangan politik ini dikenal pula sebagai Krisis Juli yang berlangsung

selama satu bulan.

Krisis Juli berubah menjadi perang besar setelah pasukan Austria-Hongaria

melancarkan serangan ke Serbia-Bosnia pada 28 Juli 1914. Serangan ini dapat

Page 100:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

100

menghilangkan pengaruh Rusia di Balkan. Oleh karena itu Rusia mengerahkan

pasukannya untuk merebut kembali Serbia-Bosnia dari Austria-Hongaria. Sementara itu

pasukan Jerman memanfaatkan ketegangan di Eropa dengan melancarkan serangan ke

Perancis dan Rusia. Pada 4 Agustus 1914 Inggris menyatakan perang melawan Jerman

setelah pasukan Jerman menguasai Belgia.

Italia telah bersekutu dengan Kekaisaran Jerman dan Austria-Hongaria sejak 1882

sebagai bagian dari Aliansi Tiga. Akan tetapi, bangsa ini memiliki klaim tersendiri atas

teritori Austria di Trentino, Istria, dan Dalmatia. Di samping itu Italia memiliki perjanjian

rahasia dengan Perancis pada tahun 1902. Oleh karena itu Italia menolak mengirimkan

pasukannya membantu Austria-Hongaria dengan alasan bahwa Aliansi Tiga bersifat

defensif dan Austria-Hongaria adalah agresor. Pemerintah Austria-Hongaria mulai

bernegosiasi untuk mengamankan kenetralan Italia dengan memberi imbalan koloni

Perancis di Tunisia. Pihak Sekutu memberi tawaran balasan bahwa Italia bisa memperoleh

Tirol Selatan, Padang Julian dan teritori pesisir Dalmatia setelah kekalahan Austria-

Hongaria. Tawaran ini diresmikan oleh Perjanjian London. Akhirnya Italia bergabung

dengan Perancis dan Inggris ke dalam Aliansi Sekutu, dan menyatakan perang melawan

Austria-Hongaria dan Jerman.

Perang juga melibatkan bangsa Eropa di Australia, Selandia Baru, Kanada dan

Amerika Serikat. Ketiganya bergabung ke dalam Aliansi Sekutu melawan Jerman dan

Austria-Hongaria. Keterlibatan Amerika Serikat dalam perang diumumkan Presiden

Wilson di hadapan Kongres pada 3 Februari 1917. Keputusan ini dilatarbelakangi

perjanjian rahasia antara Jerman dengan Meksiko. Pihak Jerman meminta Meksiko

bergabung ke dalam Aliansi Sentral. Sebagai imbalannya, Jerman memberikan bantuan

untuk membiayai perang Meksiko merebut Texas, New Mexico, dan Arizona dari

pemerintah Amerika Serikat.

Medan pertempuran meluas setelah Kekaisaran Ustmaniyah melibatkan diri

bergabung dengan Aliansi Sentral. Keterlibatannya dilatarbelakangi kepentingan

politiknya untuk merebut kembali bekas wilayahnya di Eropa Timur dari Kekaisaran

Rusia. Jerman dan Austria-Hongaria tidak keberatan dengan rencana Ustmaniyah itu

karena meringankan beban mereka menghadapi Rusia. Kekuatan pasukan Jerman saat itu

menghadapi dua front pertempuran sekaligus yaitu Front Barat menghadapi Inggris dan

Pernacis; dan Front Timur menghadapi Rusia. Dengan keterlibatan Ustmaniyah, pasukan

Jerman dapat memperkuat pertahanannya di Front Barat.

Aliansi rahasia Utsmaniyah-Jerman ditandatangani pada bulan Agustus 1914.

Aliansi ini mengancam teritori Kaukasus Rusia dan komunikasi Inggris dengan India

melalui Terusan Suez. Pasukan Utsmaniyah berhasil mengusir pasukan Inggris, Perancis,

Australia, dan Selandia Baru dari Gallipoli. Namun pasukan Utsmaniyah juga mengalami

kegagalan merebut Terusan Suez di Mesir dalam pertempuran tahun 1915 dan 1916.

Setelah melintasi Semenanjung Sinai, memukul mundur pasukan Utsmaniyah hingga Sinai

Mesir dan Palestina Utsmaniyah. Pada bulan Maret 1917 pasukan Inggris bergerak maju

menduduki Bagdad

Pasukan Ustmaniyah juga mengalami kekalahan melawan pasukan Rusia. Pada

bulan Desember 1914 pasukan Ustmaniyah melancarkan serangan ke Kaukakus pada

musim dingin. Sebagian besar pasukannya terbunuh akibat musim dingin hingga

kehilangan 86% pasukannnya. Dengan jumlah pasukan yang kecil maka pasukan

Utsmaniyah dapat dihancurkan dengan mudah oleh pasukan Rusia dalam Pertempuran

Sarikamish. Pasukan Ustmaniyah pun terusir dar wilayah Kaukakus.

Medan pertempuran juga meluas ke India. Pada mulanya pemerintah Inggris

khawatir perang dapat memicu pemberontakan, tetapi yang terjadi sebaliknya yakni

memperkuat loyalitas para pemimpin politik India dari Kongres Nasional India dan

Page 101:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

101

kelompok-kelompok terhadap Inggris. Mereka mengerahkan dukungan rakyat India.

Penderitaan akibat perang serta penolakan pemerintah Inggris menyerahkan kekuasaannya

kepada pemimpin India setelah perang berakhir memunculkan kekecewaan mendalam dan

mendorong gerakan kemerdekaan di di bawah kepemimpinan Mohandas Karamchand

Gandhi. Kekecewaan yang sama juga dialami pejuang kemerdekaan di Afrika yang berada

di bawah jajahan Inggris dan Perancis.

Para tokoh pergerakan nasional Indonesia mempunyai sikap yang berbeda dengan

pemimpin India dan Afrika. Mereka menolak untuk memberikan dukungan kepada

pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk memperhatikan wilayah koloninya dari

serangan pendukung Aliansi Sentral. Penolakan mereka didasarkan pada kekecewaan

karena pemerintah kolonial tidak pernah melibatkan para tokoh Indonesia dalam

pemerintahan.

Meski medan pertempuran tidak meluas hingga ke wilayah kolonial Hindia

Belanda, tetapi mereka mengalami dampak langsung yakni terputusnya hubungan dengan

pemerintah pusat di Belanda. Di tengah suasana Perang Dunia I, pemerintah Belanda

mengangkat van Limburg Stirum sebagai Gubernur Jenderal periode 1916-1921. Ia

menyetujui pembentukan Volksraad (Dewan Rakyat) agar memperoleh dukungan dari para

tokoh Indonesia. Kekuasaan Volksraad sangat terbatas dan hanya difungsikan sebagai

dewan penasehat dalam bidang keuangan. Pemerintah Kolonial tidak memberikan

kekuasaan legislatif kepada legislatif sehingga dewan tidak dapat membuat undang-undang

dan mengawasi pemerintah.

Kekuasaan Volksraad mengalami perubahan setelah pemberlakuan Undang-

Undang Tata Pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1922 yang memberikan

kewenangan mengajukan petisi, mengubah undang-undang dan menetapkan undang-

undang kepada volksraad.

Perang Dunia I dimenangkan Aliansi Sekutu. Pada 8 Agustus 1918 pasukan Sekutu

melancarkan Serangan 100 Hari terhadap pertahanan pasukan Jerman di Front Barat.

Serangan ini melibatkan 414 tank tipe Mark IV dan Mark V dan 120.000 prajurit. Mereka

bergerak 12 kilometer (7.5 mil) ke dalam teritori dudukan Jerman dalam kurun tujuh jam

saja. Erich Ludendorff menyebut hari itu sebagai "Hari Kelam Angkatan Darat Jerman.”

Kehancuran pasukan Jerman berawal dari kekalahan mereka dalam Pertempuran

Amiens. Secara bersamaan pasukan Jerman menghadapi serangan dari berbagai arah:

Pasukan Inggris di sebelah kiri, pasukan Perancis di sebelah kanan, dan pasukan Australia

dan Kanada di bagian tengah. Pasukan Sekutu dipimpin pasukan gabungan Australia-

Kanada.

Perang berlanjut selama tujuh bulan selanjutnya dan berhenti setelah

penandatanganan Perjanjian Versailles pada 28 Juni 1919. Perjanjian ini melahirkan Liga

Bangsa-Bangsa (LBB). Dalam penandatanganan perjanjian, Jerman mengaku bertanggung

jawab atas perang ini dan setuju membayar perbaikan perang dalam jumlah besar dan

memberikan sejumlah wilayah kepada pihak pemenang. Akibat kehilangan wilayah, pihak

Jerman tidak mampu membayar hutangnya dengan ekspor. Mereka membayar dengan

meminjam dari Amerika Serikat hingga mengakibatkan lonjakan inflasi yang sangat

merugikan perkenomian Jerman. Perjanjian Versailles menimbulkan ketidakpuasan luar

biasa di Jerman. Ketidakpuasan ini dimanfaatkan gerakan nasionalis, terutama Naziisme.

Kehancuran juga dialami Austria-Hongaria yang terpecah-pecah menjadi beberapa

negara: Austria, Hongaria, Cekoslovakia, dan Yugoslavia. Transylvania dipindahkan dari

Hongaria ke Rumania Raya. Rinciannya tercantum dalam Perjanjian Saint-Germain dan

Perjanjian Trianon.

Sebagai hasil dari Perjanjian Trianon, 3,3 juta warga Hongaria berada di bawah

pemerintahan asing. Meski penduduk Hongaria membentuk 54% populasi Kerajaan

Page 102:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

102

Hongaria pra-perang, hanya 32% teritorinya yang disisakan untuk Hongaria. Antara 1920

dan 1924, 354.000 warga Hongaria keluar dari bekas teritori Hongaria yang dikuasai

Rumania, Cekoslovakia, dan Yugoslavia.

Kekaisaran Rusia, yang telah menarik diri dari Perang Dunia I pada tahun 1917

setelah Revolusi Oktober, kehilangan sebagian besar wilayah baratnya dan negara-negara

merdeka Estonia, Finlandia, Latvia, Lithuania, dan Polandia berdiri di sana. Bessarabia

kembali bergabung dengan Rumania Raya karena sudah menjadi teritori Rumania selama

lebih dari seribu tahun.

Kesultanan Utsmaniyah pecah, dan sebagian besar teritori non-Anatolianya

diberikan ke berbagai negara Sekutu dalam bentuk protektorat. Turki sendiri disusun ulang

menjadi Republik Turki. Kesultanan Utsmaniyah dipecah-pecah oleh Perjanjian Sèvres

tahun 1920. Perjanjian ini tidak pernah diratifikasi oleh Sultan dan ditolak oleh gerakan

republikan Turki, sehingga memunculkan Perang Kemerdekaan Turki dan berakhir dengan

Perjanjian Lausanne tahun 1923.

Pada akhir musim semi 1918, tiga negara baru berdiri di Kaukasus Selatan, yaitu

Republik Demokratik Armenia, Republik Demokratik Azerbaijan, dan Republik

Demokratik Georgia. Ketiganya menyatakan merdeka dari Kekaisaran Rusia yang sudah

dihancurkan kaum revolusioner Bolsevik.

Perang Dunia I mengubah peta Eropa secara dramatis. Empat kekaisaran

menghilang: Jerman, Austria-Hongaria, Utsmaniyah, dan Rusia.; dan empat dinasti

mengalami kehancuran setelah perang: Hohenzollern, Habsburg, Romanov, dan

Utsmaniyah. Negara-negarapemenang perang juga mengalami kehancuran, seperti Belgia,

Serbia dan Perancis.

Di Australia dan Selandia Baru, Pertempuran Gallipoli semakin terkenal sebagai

"Baptisme Perjuangan" negara-negara tersebut. Inilah perang besar pertama yang

melibatkan negara-negara yang baru berdiri, serta untuk pertama kalinya tentara Australia

berperang sebagai penduduk Australia, bukan wakil Kerajaan Inggris Raya.

Setelah Pertempuran Vimy Ridge, tempat divisi Kanada berperang bersama untuk

pertama kalinya sebagai satu korps tunggal, warga Kanada mulai menyebut diri mereka

sebagia bangsa yang "ditempa dari api". Berhasil di medan tempur yang sama tempat

"negara induk" gagal sebelumnya, Kanada untuk pertama kalinya dihormati secara

internasional atas keberhasilan mereka sendiri. Kanada memasuki perang dengan status

Dominion Imperium Inggris dan tetap seperti itu, meski kelak bangkit dengan rasa

kemerdekaan yang lebih besar. Ketika Inggris menyatakan perang pada tahun 1914,

jajahan-jajahannya otomatis juga ikut perang; pada akhirnya, Kanada, Australia, Selandia

Baru, dan Afrika Selatan menjadi penandatangan Perjanjian Versailles yang terpisah dari

Inggris.

Perang Dunia II

Perang Dunia I membuat perubahan besar pada peta dunia. Negara baru banyak

bermunculan di Eropa. Negara-negara baru ini dibangun berdasarkan demokrasi dan

nasionalisme kebangsaan. Kekaisaran Jerman berganti dari sistme kekaisaran menjadi

republik parlementer pada tahun 1919. Kaisar beserta keluarganya tidak lagi memimpin

kekaisaran karena pemimpin dipilih berdasarkan demokrasi. Oleh karena itu di Jerman

bermunculan partai politik dengan ideologi yang berbeda-beda. Di antaranya adalah

Nationasozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NDAP) atau Partai Pekerja Jerman

Nasional-Sosialis Partai Nazi yang berideologi nasional-sosialisme.

Di bawah kepemimpinan Adolf Hitler, partai ini berhasil memenangkan pemilihan

umum tahun 1933. Sejak itu ia menjadi pemimin utama Jerman dan menggantikan sistem

pemerintaha parlementer dengan kediktatoran satu partai yang didasarkan pada ideologi

Nazisme yang totalitarian dan otokratik.

Page 103:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

103

Hitler membatalkan Perjanjian Versailles karena dinilainya sangat merugikan

kepentingan negara Jerman dan merendahkan bangsa Jerman. Ia bercita-cita

mengembalikan kejayaan Jerman sebelum Perang Dunia I dengan menguasai negara-

negara sekitarnya seperti Austria, Cekoslowakia, Polandia, Denmark, Norwegia, Belanda,

Belgia, Luksemburg, Perancis, Yunani, Yugoslavia, Afrika Utara, dan sebagian wilayah

Uni Soviet. Seluruh negara ini dikuasainya antara tahun 1938-1940.

Invasi Jerman ke negara-negara tetangganya itu menciptakan ketegangan politik di

Eropa yang berkembang menjadi Perang Dunia II. Pemicu perang adalah serangan

pasukan Jerman ke Polandia pada 1 September 1939. Negara-negara besar di Eropa seperti

Inggris, Perancis, Uni Soviet melakukan protes dan menyatakan perang melawan Jerman.

Seluruh negara anggota Liga Bangsa-Bangsa (LBB) mendukung protes yang dilakukan

Inggris, Perancis, dan Uni Soviet itu. Mereka membentuk aliansi Sekutu. Negara-negara di

luar Eropa seperti Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Amerika Serikat juga tergabung

ke dalam Aliansi Sekutu.

Di antara negara besar di Eropa yang mendukung Jerman adalah hanya Italia yang

berperang melawan Perancis untuk memperoleh kembali wilayah koloninya di Afrika.

Berdasarkan kepentingan inilah Italia mendukung Jerman. Keduanya membentuk aliansi

Poros untuk menguasai atau menaklukkan sebagian besar benua Eropa. Pihak Jerman juga

menandatangani perjanjian damai dengan Uni Soviet sehingga keduanya dapat menguasai

negara-negara tetangganya.

Pada tahun 1941 Kekaisaran Jepang bergabung ke dalam Aliansi Poros.

Keterlibatan Jepang didasarkan pada cita-cita politiknya untuk membentuk wilayah

Persemakmuran Asia Timur Raya yang membentang dari Cina hingga Indonesia yang

pada saat itu menjadi wilayah koloni Belanda. Untuk mewujudkannya pasukan Jepang

menghancurkan pangkalan militer Amerika Serikat di Peral Harbour. Setelah itu

melancarkan serangan ke daratan Cina, Indocina, Semenanjung Korea, Malaysia,

Singapura, dan Indonesia. Wilayah yang dikuasai pasukan Jepang adalah wilayah koloni

Inggris, Perancis dan Belanda. Negara-negara persemakmuran Inggris seperti Australia

dan Selandia Baru juga merasa terancam dengan serangan pasukan Jepang. Oleh karena itu

mereka bergabung dengan membentuk komando pasukan gabungan Amerika Serikat,

Inggris, Perancis,Belanda, Australia, dan Selandia Baru.

Pada tahun 1942 pasukan Sekutu di Eropa berhasil menahan serangan pasukan

Poros di Eropa, Afrika, dan Asia. Tahun berikutnya mereka balik menyerang garis

pertahanan pasukan Poros. Pasukan Jerman mengalami serangkaian kekalahan di Eropa

Timur. Kekalahan serupa juga dialami Jepang. Sementara Italia dikuasai pasukan Sekutu.

Pada tahun 1944 pasukan Sekutu mengusir Jerman dari Perancis dan Belanda serta

negara-negara Eropa Barat lainnya. Sementara pasukan Uni Soviet merebut kembali semua

wilayah Eropa Timur yang dikuasai Jerman beserta sekutunya. Pada tahun 1945 pasukan

Uni Soviet memasuki wilayah timur Jerman hingga merebut bagian timur kota Berlin.

Serangan ini menyebabkan Jerman menyerah tanpa sarat kepada Sekutu pada 8 Mei 1945.

Kota Berlin dibagi dua antara wilayah kekuasaan Uni Soviet dan wilayah negara-negara

Sekutu.

Pembagian kota Berlin menjadi Berin Barat dan Berlin Timur merupakan simbol

pembagian Jerman menjadi dua negara:

1. Deutsche Demokratische Republim (Republik Demokrasi Jerman) yang

beribukota di Berlin Timur dan dikenal sebagai Jerman Timur.

2. Bundes Republik Deutschland (Republik Federasi Jerman) yang beribukota di

Bonn dan dikenal sebagai Jerman Barat.

Sepanjang 1944 dan 1945, pasukan Amerika Serikat mengalahkan Jepang dalam

pertempuran laut di Pasifik. Mereka berhasil menduduki beberapa pulau di Pasifik Barat

Page 104:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

104

yang dikuasai Jepang. Target berikutnya pasukan Amerika Serikat adalah memasuki

wilayah Jepang. Pulau saipan merupakan wilayah pertama yang dikuasai pasukan Amerika

Serikat. Perlawanan Jepang terhenti setelah pasukan Jepang menghnacurkan Hirosima dan

Nagasaki dengan bom atom pada awal Agsutus 1945. Kekaisaran Jepang akhirnya

menyerah tanapa sarat pada 15 Agustus 1945. Penyerahan Jepang mengakhiri Perang

Dunia II karena Italia dan Jerman sudah menyerah kalah kepada Sekutu.

Perang Dunia II menghancurkan perekonomian negara-negara Eropa. Mereka tidak

dapat membiayai wilayah koloninya yang tersebar di Afrika dan Asia. Di samping itu

pemimpin gerakan nasionalis di wilayah koloni menagih janji mereka untuk memberikan

kemerdekaan setelah perang berakhir. Para pemimpi gerakan nasionalis di wilayah koloni

melancarkan penentangannya terhadap pemerintahan kolonial di wilayahnya masing-

masing.

Kehancuran perekonomian negara kolonial dan perlawanan gerakan nasionalisme

menjadi dua faktor utama yang memaksa negara-negara Eropa melakukan kebijakan

dekolonisasi, yakni mengakhiri pemerintahan kolonialnya. Namun prosesya tidak

berlangsung damai, tetapi melalui perang kemerdekaan.

Kekalahan Jepang mempunyai pengaruh langsung terhadap perjuangan

kemerdekaan yang dilakukan bangsa Indonesia. Dua hari setelah Jepang meyerah tanpa

sarat kepada Sekutu, para tokoh gerakan kemerdekaan Indonesia memproklamasikan

kemerdekaan bangsa Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta. Keesokan

harinya mereka membentuk negara Republik Indonesia yang berdasarkan demokrasi dan

sistem pemerintahan parlementer.

Pasukan Sekutu yang dipimpin Inggris menolak kemerdekaan bangsa Indonesia.

Mereka datang ke Indonesia pada bulan September 1945 untuk melucuti pasukan Jepang

dan membebaskan tawanan perang. Penolakan Sekutu berakibat perang dengan pemerintah

Republik Indonesia. Medan pertempuran tersebar luas di Sumatera, Jawa, Kalimantan,

Sulawesi dan Maluku. Pada 10 Nopember 1945 pasukan Sekutu mengerahkan

kekuatannya untuk menguasai Surabaya. Serangan itu kemudian dikenal sebagai Hari

Pahlawan oleh bangsa Indonesia.

Untuk menyelesaikan tugas utamanya, pasukan Sekutu bekerjasama dengan

pemerintah Indonesia. Pada awal tahun 1946 pasukan Sekutu meninggal wilayah Indonesia

karena tugasnya sudah selesai yakni melucuti pasukan Jepang, memulangkannya ke

Jepang, serta membebaskan tawanan perang. Namun perang kemerdekaan bangsa

Indonesia berlanjut karena pasukan Sekutu menyerahkan wilayah kekuasaannya kepada

pemerintah Belanda. Perang besar antara Indonesia – Belanda terjadi pada tahun 1947 dan

1948. Beberapa kali dilakukan perundingan untuk mengakhiri perang: Linggarjati,

Renville, dan Konferensi Meja Bundar. Perang Indonesia – Belanda berakhir di meja

perundingan pada tahun 1949 yang dikenal sebagai Konferensi Meja Bundar. Sejak itu

Indonesia menjadi anggota Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) / United Nation (UN), sebuah

organisasi baru yang menghimpun seluruh negara di dunia. Organisasi ini menggantikan

Liga Bangsa0Bangsa (LBB).

Pendirian PBB berlangsung di San Fransisco pada 24 Oktober 1945, dihadiri 50

pemerintahan dan sejumlah organisasi non-pemerintah yang terlibat dalam penyusunan

Piagam PBB pada 26 Juni 1945. Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, Perancis, dan

Republik Rakyat Cina (RRC) menjadi lima negara pendukung utama PBB. Mereka adalah

lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

Tujuan utama pembentukan PBB untuk mempertahankan perdamaian dunia dengan

menjadi penengah dalam menyelesaikan konflik kepentigan di antara negara-negara yang

bertikai. Markas besarnya di kota New York, Amerika Serikat. Bahasan resmi yang

Page 105:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

105

digunakan di PBB meliputi: Bahasa Inggris, Perancis, Arab, Cina, Rusia, dan Spanyol.

Hingga sekarang anggotanya berjumlah 193 negara.

KESIMPULAN

Paham-paham baru seperti nasionalisme, liberalisme, sosialisme, dan demokrasi

sangat mempengaruhi kehidupan umat manusia. Dengan nasionalisme, bangsa-bangsa

Eropa, Asia dan Afrika mempunyai pandangan dan prinsip baru dalam mendirikan sebuah

negara.

Nasionalisme membangkitkan kesadaran bangsa-bangsa di Asia dan Afrika untuk

memperjuang kemerdekaannya. Pendukung dan penyebar gagasan nasionalisme adalah

kaum terpelajar. Di bawah pengaruh nasionalisme mereka menentang praktik penjajahan

yang dilakukan negara-negara Eropa.

Di samping nasionalisme, paham baru yang sangat mempengaruhi perjuangan

kemerdekaan adalah liberalisme, yakni kebebasan. Penjajah telah menghilangkan

kebebasan rakyat yang dijajahnya. Setelah merdeka, para tokoh kemerdekaan di negara-

negara Asia dan Afrika menerapkan liberalisme dalam sistem pemerintahannya. Di antara

mereka juga mempraktikan sosialisme yang menekankan peranan negara sebagai pihak

yang diberi kewenangan untuk menguasai seluruh kekayaan dan menggunakan untuk

kesejahteraan rakyatnya. Sosialisme menolak kebebasan mutlak yang terdapat dalam

liberalisme karena menciptakan ketidakadilan bagi yang lemah. Dalam sistem sosialisme,

pemerintah mempunyai kewajiban melindungi kepentingan rakyat yang lemah dari

penindasan warga negara lainnya yang lebih kuat. Demokrasi menjadi paham yang masih

sangat berpengaruh hingga saat ini. Tidak ada satu pun negara yang menolak prinsip dasar

demokrasi, yakni pemimpin negara harus dipilih oleh rakyat melalui suatu pemilihan yang

dilakukan secara periodic.

Perang Dunia I dan II mempengaruhi perjuangan kemerdekaan dan pendirian

negara-negara demokrasi. Beberapa kekaisaran paling berpengaruh seperti Jerman,

Austria, Italia, Rusia, dan Usmani mengalami kehancuran setelah Perang Dunia I berakhir

pada tahun 1918. Bekas-bekas wilayah kekuasaannya memerdekakan diri membentuk

negara demokrasi.

Kehancuran kekaisaran-kekaisaran besar yang berpengaruh yang diikuti pendirian

negara-negara baru mengubah peta dunia. Perubahan drastic kembali terjadi setelah Perang

Dunia II berakhir pada tahun 1945. Negara-negara baru bermunculan di Asia dan Afrika

yang sebelumnya merupakan wilayah jajahan negara-negara Eropa. Presiden Soekarno

pernah menghimpun kekuatan negara-negara baru ini dengan menyelenggarakan

Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955.

Page 106:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

106

PERANG DUNIA DAN PEMBENTUKAN

LEMBAGA-LEMBAGA INTERNASIONAL

Abdurrakhman, M.Hum

PERANG DUNIA I

PENDAHULUAN

Perang Dunia I atau Great War adalah perang global yang terpusat di Eropa dan

berlangsung sejak tanggal 28 Juli 1914 hingga 11 November 1918. Perang ini berawal dari

semenanjung Balkan dan melibatkan semua kekuatan besar dunia yang terbagi menjadi

dua aliansi yang saling bertentangan. Lebih dari 70 juta tentara, termasuk 6 juta orang

Eropa di mobilisasi dalam salah satu perang terbesar dalam sejarah.Lebih dari 9 juta jiwa

prajurit gugur dampak dari perang. Perang Dunia I merupakan salah satu konflik yang

menakutkan dan mematikan dala sejarah dunia. Hal ini menjadi pembuka jalan untuk

menjadi perubahan politik di beberapa negara yang terlibat.

Situasi Dunia Menjelang Perang Dunia I

Tahun pembuka abad ke-20 diawali dengan semakin memanasnya persaingan antar

negara-negara besar di dunia. Di Eropa, Inggris, negara yang memiliki wilayah jajahan

paling luas, terguncang karena hampir kalah dalam peperangan melawan kaum Boer di

Afrika Selatan, dan Perancis, kondisinya semakin lemah akibat skandal internal—

menghadapi kekuatan ekonomi dan militer Jerman yang baru bersatu. Dihadapkan dengan

kondisi tersebut Inggris dan Perancis melupakan permusuhan lama mereka dan mulai

bekerja sama menghimpun kekuatan untuk menghadapi kekuatan Jerman. Pada 1904

kedua negara menandatangani persetujuan persahabatan, Entente Cordiale, yang mengatur

Page 107:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

107

penyelesaikan pertikaian kedua negara tersebut di luar negeri serta menjamin kedaulatan

masing-masing.

Ketika kekuatan Jerman terus meningkat, pada tahun 1900an Jerman bangkit sebagai

negara industri. Perkembangan industri ini seiring dan sejaralan dengan pembangunan

militerisme dan angkatan perangnya. Otto Von Bismarck (1815-1898), arsitek dibelakang

kemajuan Industri Jerman dan telah membangun hubungan baik dengan berbagai negara

Eropa, namun pada tahun 1890 diturunkan oleh Kaisar Jerman, Wilhelm II, kebijakan ini

membangun hubungan baik pun tidak dilanjutkan lagi. Kaisar Wilhelm ingin menjadikan

Jemran sebagai salah satu negara yang paling kuat di dunia. Ia memerintahkan Laksamana

Tirpitz untuk menjadikan angkatan laut Jerman sebanding dengan angkatan laut Inggris.

Pada 1906, Tripitz berhasil membangun kapal perang yang dapat menandingi kapal perang

Inggris. Hal ini menimbulkan ketegangan di wilayah Eropa sekaligus mengubah peta

kekuasaan di Eropa. Rusia, perancis dan Inggris membentuka aliansi. aliansi-aliansi baru

mulai terbentuk, sedangkan negara lainnya semakin memperkuat ketahanan nasional.

Di negara-negara Balkan yang baru saja melepaskan diri dari pengaruh kesultanan Turki

Utsmani mulai bercerai berai, dan para adidaya pun saling berpihak. Pada 1912 Bulgaria

dan Serbia sama-sama mengklaim makedonia, sebuah daerah bagian dari kesultanan Turki

Utsmani yang didiami orang Bulgaria, Serbia, Makedonia dan Yunani. Yunani dan

Montenegro bersekutu dengan Bulgaria dan Serbia untuk membentuk Liga Balkan.

Mereka menyerang dan mengalahkan Turki Utsmani, dan menjadikan daerah kekuasaan

Turki Utsmani di Eropa banyak berkurang. Perdamaian diantara keempat negara tersebut

awalnya bisa diwujudkan, namun keempat anggota liga tersebut kembali bersengketa dan

perang pun meletus pada tahun 1913. Serbia mengharap mendapatkan Albania, namun

Austria-Hongaria – yang khawatir akan meningkatnya kekuatan Serbia—menjadikan

Albania sebagai negara Merdeka. Kemarahan Serbia terhadap Austria pun semakin

memuncak. Benua Eropa terbagi menjadi dua kekuatan.

Di luar benua Eropa, di Asia, Kekaisaran Cina yang sebelumnya sebagai kekuatan besar

Asia akhirnya runtuh pada 1911. Hal ini dipicu oleh kemarahan dan protes rakyat Cina

terhadap para saudagar Eropa yang membawa keuntungan besar dari wilayah Cina selama

puluhan tahun. Kondisi ini memunculkan pemberontakan Boxer yang dilakukan oleh

rakyat Cina. Pemberontakan ini berawal ketika kaum muda Cina membentuk Perkumpulan

Tinju Harmoni (asal mula penamaan pemberontakan Boxer-petinju) yang bertujuan

mengusir orang-orang asing, terutama orang Eropa dari wilayah Cina. Gerakan ini

mendapat dukungan yang besar dari rakyat Cina. Aksi gerakan ini berawal pada tahun

1900, ketika para pemberontak membakar berbagai kantor misi dagang asing di Cina dan

menduduki kantor kedutaan negara-negara Eropa. Pemberontakan ini semakin memuncak

dengan terbunuhnya Duta besar Jerman untuk Cina pada bulan Juni. Kondisi ini membuat

negara-negara Eropa mengirimkan pasukannya ke Cina untuk membebaskan kedutaan-

kedutaan yang diduduki oleh pemberontak. Pasukan ini negara-negara asing ini tiba pada

bulan Agustus dan bergerak membebaskan kedutaan-kedutaan yang diduduki. Ibu Suri

Cixi yang mendukung pemberontakan Bokser melarikan diri ke Xian. Namun karena

pemberontak semakin terdesak akhirnya Ibu Suri menerima tuntutan dari beberapa negara

Eropa, Amerika dan Jepang untuk mengakhiri pemberontakan.

Di sisi lain wilayah Asia, Jepang muncul sebagai kekuatan yang baru di wilayah ini

dengan menjadi negara Asia pertama yang pada jaman modern, berhasil mengalahkan

kekuatan Eropa, ketika pasukan Jepang berhasil menenggelamkan kapal Rusia pada 1905.

Hal ini berawal dari konfrontasi kedua negara tersebut pada tahun 1900 terkait dengan

Page 108:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

108

konflik kepentingan kedua negara di Manchuria dan Korea, propinsi Cina di wilayah

Timur Laut Cina yang dikuasai Rusia sejak 1898. Setelah perundingan gagal tercapai,

Jepang menyerang Armada Timur Rusia di Port Arthur, pangkalan Angkatan Laut di

Propinsi Liaotung yang disewakan Cina kepada Rusia. Pihak Rusia akhirnya dikalahkan

Jepang di laut dan di darat. Pada tahun 1905, Armada Laut Baltik Rusia, yang dikirim

Tsar Nicholas II untuk memperkuat Armada Timurnya, mencapai Selat Tsushima yang

terletak antara Korea dan Jepang, Jepang berhasil menghancurkan hampir seluruh

Armada, sekaligus mengakhiri perang. Perdamaian pun kemudian disepakati pada tahun

1905 dengan Presiden Amerika Serikat, Roosevelt, sebagai penengah.

Di Belahan lain, Perbatasan Eropa Asia, Kesultanan Turki Utsmani kekuatan semakin

turun hingga akhirnya kehilangan hampir seluruh wilayah Eropa yang pernah mereka

kuasai.

Di Benua lain, Amerika, Amerika Serikat muncul sebagai negara yang pertumbuhan

industri dan ekonominya maju. Meskipun Amerika Serikat bersimpati kepad Perancis dan

Inggris, Amerika Serikat tidak ikut serta dalam Perang Dunia I, hingga serangan kapal

selam Jerman yang memprovokasi Amerika Serikat pada tahun 1917.

Di sisi lain perkembangan teknologi dunia semakin berkembang, pada 1903 pesawat

terbang pertama di dunia tercipta ketika Wright bersaudara dari Amerika Serikat berhasil

menerbangkan pesawat ciptaannya di atas bukit pasir di North Carolina Amerika Serikat.

Dampak nyata dari perkembangan teknologi ini semakin terasa ketka kekuatan-kekutan

Eropa berperang pada 1914. Untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, sebuah

perang mengguakan berbagai teknologi tercanggih dan akhirnya memaksa hampir seluruh

populasi terlibat dalam peperangan. Pesawat udara, tank militer, kapal selam dan senjata

kimia digunakan untuk melawan prajurit-prajurit dan rakyat sipil serta melibatkan seluruh

benua di dunia.

Afrika

Di Afrika perlawanan penduduknya terhadap pendudukan Eropa terus dilakukan. Pada

tahun-tahuan pertama abad ke-20 pemberontakan kaum Maji-Maji dan Herero serta

pergolakan di Afrika Selatan, memperjelas kebencian bangsa Afrika terhadap pendudukan

bangsa Eropa.``

Perang Dunia I tidak terjadi dengan begitu saja, karena suatu peristiwa pasti ada sebabnya.

Begitu juga dengan Perang Dunia I ini. Latar belakang perang dunia ini dapat dibedakan

menjadi sebab umum dan sebab khusus. Sekumpulan kondisi yang dapat memicu

terjadinya perang dunia tersebut. Sedangkan sebab khusus adalah suatu peristiwa yang

menjadi titk awal terjadinya perang dunia tersebut.

Faktor Penyebab Perang Dunia I

Sebuah peristiwa sejarah tidak akan pernah terjadi begitu saja, pasti ada faktor yang

menyebabkan suatu peristiwa terjadi. Hal ini pun terjadi pada peristiwa Perang Dunia I.

Faktor penyebab terjadinya Perang Dunia I dapat dibedakan atas penyebab khusus dan

penyebab khusus. Faktor penyebab umum adalah suatu kondisi yang memicu terjadinya

sebuah peristiwa sedangkan faktor penyebab khusus adalah sesuatu yang menjadi titik

awal terjadinya sebuah peristiwa.

Sebab Umum

Page 109:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

109

Kemajuan Industri

Negara-negara Eropa, seperti Inggris, Jerman , Italia, Perancis dan Belgia

mengalami kemajuan industri yang sangat pesat. Kemajuan industri menimbulkan

masalah baru dalam kehidupan masyarakat, baik dalam bidang sosial, ekonomi

politik dan budaya. Kemajuan di bidang industri mengakibatkan terjadinya

persaingan ekonomi diantara negara-negara tersebut untuk mendapatkan bahan

baku dan daerah pemasaran. Masing-masing negara negara berusaha memajukan

industri dalam negerinya sehingga muncul persaingan antar negara-negara tersebut.

Politik Kolonialisme dan Imperialisme

Kemajuan industri mengakibatkan munculnya politik imperialisme dan

kolonialisme. Masing-masing negara berusaha untuk memperoleh wilayah jajahan

yang luas. Perluasan wilayah dilakukan negara-negara Eropa tersebut untuk

memenuhi kebutuhan industrinya sebagai tempat pengambilan bahan mentah/

bahan baku, tempat pasar hasil produksi industri, dan tempat menanam modal.

Perluasan wilayah tersebut seperti dilakukan Inggris dengan menduduki Malaysia,

Singapura, India, Afrika Selatan, dan Mesir. Kemudin Perancis berhasil

menduduki Kamboja, Laos, Maroko, dan Tunisia. Serta Jerman berhasil

menduduki Afrika Barat Daya, sedangkan Italia berhasil menduduki Afrika Utara.

Usaha memperluas daerah jajahan ini sering kali memunculkan persengketaan

diantara negara-negara itu. Oleh karena itu, persaingan yang pada awalnya hanya di

bidang ekonomi berkembang menjadi persaingan politik. Misalnya Italia dan

Perancis sama-sama ingin menguasai daerah Afrika Utara. Jerman dan Perancis

memperebutkan wilayah Ruhr. Austria dan Rusia memperebutkan wilayah Balkan.

Jerman dan Inggris memperebutkan wilayah Timur Tengah. Persaingan politik

tersebut memunculkan peperangan diantara negara-negara Eropa yang saling

bersaing tersebut. Misalnya peperangan antara Jerman dan Perancis, Jerman dan

Inggris, Inggris dan Perancis, Rusia dan Austria yang terjadi di Eropa serta

Jerman, Inggris, Perancis dan Italia yang bersaing di Afrika memperebutkan

wilayah jajahan mereka.

Politik Mencari Kawan/ Persekutuan Antarnegara

Keadaan sosial politik yang semakin tegang merupakan salah satu sebab yang

mendorong negara-negara yang berkonflik mencari kawan dalam menghadapi

lawan. Hal ini pula yang menyebabkan negara-negara tersebut memunculnya

persekutuan diantara mereka. Karena setiap negara khawatir akan terjadinya perang

secara tiba-tiba. Keadaan ini menyebabkan Eropa menjadi dua persekutuan atau

blok, yaitu Triple Aliansi yang terbentuk pada 1882, antara Jerman, Austria dan

Italia, Yaitu suatu persekutuan militer yang dilakukan tiga negara yersebut.

Akibatnya timbul reaksi dari Inggris dan Perancis dengan membentuk Entente

Cordiale pada 1904 dan pada 1907 menjadi Triple Entente, setelah Rusia menjadi

anggota baru.

Perlombaan Senjata

Pada mulanya memang tidak ada perang, namun suasana tetap tegang dan panas.

Negara-negara Eropa yang menjadi dua blok, saling mencurigai dan khawatir

Page 110:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

110

kalau-kalau tiba-tiba perang besar, sedangkan persiapan perang sendiri belum

selesai. Maka masing-masing negara meningkatkan persenjataan dan tidak mau

mengalah dengan negara lain. Persaingan diantara negara-negara persekutuan

militer tadi saling mengancam stabilitas negara-negara lainnya. Akibatnya, mereka

mengembangkan industri militernya untuk menghasilkan senjata-senjata perang.

Sebab Khusus Perang Dunia I

Peristiwa yang mengawali perang antar negara-negara Eropa pada 1914 adalah peristiwa

yang terjadi di daerah Balkan. Balkan merupakan wilayah yang strategis karena letaknya

menghubungkan wilayah Eropa dan wilayah Asia. Peristiwa di wilayah ini awali dengan

konflik antara Austria dan Serbia. Serbia menginginkan persatuan bangsa-bangsa Slavia

Selatan dalam suatu negara besar yang meliputi Slovenia, Kroasia, Bosnia, Herzegovina,

Montenegro, Macedonia, Serbia, dengan Serbia sebagai pemimpinnya.

Pada 1878 keinginan Serbia memperoleh jalan, ketika kongres di Berlin memutuskan

bahwa Serbia diberikan kemerdekaan penuh. Namun wilayah Bosnia dan Herzegovina

masih tetap diduduki oleh Austria. Konflik memperebutkan wilayah Balkan ini kemudian

menyulut pertentangan atau konflik antara Austria dan Serbia. Hal ini karena Austria

khawatir terhadap gerakan suku bangsa Slavia (Gerakan Pan-Slavianisme) yang terjadi di

wilayahnya, yaitu di wilayah Bosnia dan Herzegovina. Gerakan Pan-Slavianisme ini

didukung oleh Serbia yang merupakan musuh utama Austria. Untuk menyelesaikan

masalah ini, pada tanggal 28 Juni 1914, Pemerintah Austria mengutus putra mahkotanya,

Franz Ferdinand mendatangi wilayah Balkan untuk menenangkan rakyat Slavia di

Sarajevo, Bosnia. Ia mengunjungi langsung latihan perang di daerah Bosnia. Namun

latihan perang ini oleh Serbia dianggap sebagai tantangan oleh Serbia. Franz Ferdinand

beserta istrinya kemudian dibunuh oleh seorang nasionalis Yugoslavia dan anggota

kelompok pemberontak Serbia, Gavrillo Princip pada tanggal 28 Juni 1914. Ternyata

pembunuhan Ferdinand dan istrinya telah direncanakan sebelumnya di Elgrado (Serbia).

Dampak dari peristiwa tersebut, pada 23 Juli 1914, pemerintah Austria melalui Menteri

Luar Negeri Leopold von Berchtold mengirim ultimatum kepada Serbia yang isinya

Pemerintah Serbia harus menindas semua gerakan anti-Austria di Serbia dan

memecat pejabat-pejabat yang bersalah.

Para pejabat Austria diizinkan untuk membantu gerakan penindasan kaum

pemberontak dan menjatuhkan hukuman kepada mereka yang terlibat dalam

pembunuhan putra mahkota Austria.

Setelah menunggu jawaban ultimatum selama 1 Bulan dan memperoleh jawaban yang

kurang memuaskan, pemerintah Austria kemudian mengumumkan perang terhadap Serbia

pada tanggal 28 Juli 1914. Kemudian di ikuti Jerman yang mengumumkan perang kepada

Rusia pada tanggal 1 Agustus 1914. Kemudian memunculkan peristiwa penyerangan

Perancis terhadap Jerman pada 3 Agustus 1914. Hal ini diikuti Inggris dengan menyerang

Jerman pada 14 Agustus 1914. Perang kemudian berkecamuk di seluruh wilayah Eropa.

Pihak-pihak yang terlibat dalam Perang Dunia I adalah Blok Sentral atau disebut dengan

blok Jerman yang terdiri dari 4 negara anggota, yaitu Jerman, Turki, Bulgaria, Austria-

Honggaria. Sedangkan lawannya yaitu Blok Sekutu atau disebut blok Perancis. Blok

Perancis ini terdiri dari 23 negara anggota, antara lain Perancis, Inggris, Rusia, Serbia,

Page 111:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

111

Belgia, Rumania, Yunani, Portugal, Jepang, Italia, Amerika Serikat dan lain-lain. Italia

masuk ke Blok Perancis pada tahun 1915 setelah mengumumkan perang terhadap Austria,

karena menginginkan daerah Tirol Selatan, Istria dan Delmatia milik Austria. Amerika

Serikat ikut Blok Perancis pada tahun 1917, karena Jerman menenggelamkan kapal

Lusitania yang membawa penumpang warga negara Amerika Serikat.

Perang Dunia I yang melanda wilayah Eropa terbagi dalam beberapa front atau wilayah

peperangan yaitu

Front Barat

Jerman di bawah pimpinan Ludendorf berhasil dengan cepat menguasai hampir seluruh

Belgia dan mendesak pasukan Inggris di Mons pada 23 Agustus, kemudian menyeberang

ke Perancis barat laut. Namun pada 5 September pihak Sekutu, dibawah pimpinan

Jenderal Joffre, menyerang balik di tepi Sungai Marne, utara Paris. Serangan ini

memaksa Jerman mundur ke Sungai Aisne. Jerman tidak pernah sepenuhnya pulih kembali

karena adanya blokade dari Blok Sekutu, sehingga kehidupan di wilayah Jerman agak

sulit. Kondisi ini menimbulkan pemberontakan di dalam negeri Jerman yang dilakukan

oleh kelompok separatis yang ingin menggulingkan pemerintahan Jerman. Pada akhir

tahun, kedua pihak telah menggali parit sepanjang 650 km dari wilayah Nieuport di pesisir

Belgia hingga perbatasan Swiss. Parit-parit panjang digali sebagai tempat persembunyian.

Pihak yang perang tidak terleyak berjauhan, dan mereka pun tidak pernah maju lebihd ari

beberapa kilometer saja. Kehidupan prajurit dalam parit sangatlah sulit dan sering

kekurangan pangan, diserang gas beracun, kedinginan, lembab serta prajurit yang tewas

pun masih disimpan dalam parit karena sulit dipindahkan dengan cepat. Prajurit akan

menemui ajalnya ketika diperintahkan untuk pergi ke atas untuk menyerang musuh. Area

pertempuran ini dikenal sebagai garis depan sebelah barat.

Front Timur

Ketika pasukan Jerman menyerang Perancis, Rusia melancarkan serangan terhadap

propinsi Jerman, Prusia Timur, namun berhasil dikalahkan di Tannenberg. Rusia tidak

pernah lagi menginvasi Jerman meskipun mereka berhasil menduduki untuk sementara

Propinsi Galicia di Austria. Kekalahan dahsyat yang dialami Rusia mendorong pecahnya

Revolusi Rusia 1917. Pemerintahan Bolshevik yang baru segera meminta perdamaian yang

disepakati di Brest-Litowsk.

Front Balkan

Pada awalnya Jerman di bawah Von Mackensen memperoleh kemenangan, sedangkan

Rumania dan Serbia menyerah terlebih dahulu kepada Jerman. Inggris menyerbu

Dardanela, tetapi dalam pertempuran di Gallipolli Inggris berhasil dikalahkan Turki.

Inggris mundur dari Turki ke Yunani. Inggris menyerang Bulgaria dan menyerah pada

tahun 1918. Kemudian Turki diserang oleh Inggris dari daerah Arabia, Palestina dan Irak,

Turki menyerah tahun 1918.

Front Laut

Perang ini terjadi di Jutland, antara Inggris dengan Jerman. Namun dalam front ini tidak

ada yang menang, sehingga Inggris mengadakan blokade terhadap Jerman yang

mengakibatkan terjadinya perang kapal selam. Jerman menyatakan perang kapal selam tak

terbatas. Jerman menciptakan kapal selam U-boat yang bisa menembakan torpedo. Sasaran

kapal ini adalah kapal dagang Inggris yang membawa makanan dan perbekalan

Page 112:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

112

menyeberangi Atlantik dari Amerika Utara. Semua kapal yang dianggap Jerman sebagai

musuh akan ditembaki, termasuk salah satunya adalah kapal dagang Amerika Serikat yang

ditenggelamkan pada tahun 1917. Hal ini menyebabkan Amerika Serikat menyatakan

perang terhadap Jerman pada tahun1917. Amerika Serikat memberikan bantuan material

dan finansial ke Eropa yang menyebabkan Jerman semakin terdesak dan akhirnya kalah.

Akhir Perang

Blokade-blokade yang dilakukan Blok Sekutu yang sangat ketat terhadap Jerman,

ditambah kekalahan Jerman di front Barat, menyebabkan kehidupan rakyat Jerman

semakin susah. Kondisi Jerman seperti ini menimbulkan gerakan kaum separtacis

(komunis) yang hendak menggulingkan pemerintahan Jerman. Sehingga Jerman

menghadapi dua serangan sekaligus, yaitu pihak Sekutu dan pemberontakan kaum

separtacis (komunis). Hal inilah menyebabkan Jerman menyerah kalah pada tahun 1918.

Hitler menamakan gerakan separtacis ini sebagai tusukan pisau dari belakang punggung

Jerman, yang menyebabkan Kaisar Jerman Wilhelm II turun tahta dan pemerintah

dipegang oleh Ebert. Jerman kemudian menjadi republik dan menyerah kepada Sekutu.

Sementara itu di Austria timbul pemberontakan yang dilakukan kaum komunis dan kaum

Slavia, yang mengakibatkan Kaisar Karl terpaksa turun tahta pada tahun 1918 sehingga

Austria-Honggaria menjadi rebuplik.

Setelah Perang Dunia I usai, negara-negara yang menang perang melakukan perundingan

perdamaian dengan negara yang kalah perang. Diantaranya

1. Perjanjian Versaillesi (28 Juni 1919) antara Jerman dengan negara-negara Sekutu.

Isi perjanjian tersebut antara lain

a. Jerman menyerahkan wilayah Alsace-Lorraine kepada Perancis dan wilayah

Eupen Malmedy kepada Belgia.

b. Danzig dan sekitarnya menjadi wilayah merdeka dibawah Liga Bangsa-

Bangsa

c. Jerman kehilangan semua tanah jajahannya yang diambil oleh Inggris,

Perancis dan Jepang.

d. Jerman harus membayar ganti rugi perang sebanyak 132 Milyar Mark Emas

e. Angkatan Perang Jerman di perkecil.

f. Kapal perang dan kapal dagang Jerman diambil alih Inggris.

g. Daerah Jerman di sebelah barat Sungai Rijn diduduki sekutu selama 15

tahun.

h. Daerah Saar di perintah oleh Liga Bangsa-Bangsa selama 15 tahun.

Tokoh yang berperan dalam menjalankan Perjanjian Versailles adalah Woodrow

Wilson ( Amerika Serikat), Clemenceau (Perancis), Lloyd Goerge (Inggris) dan

Orlando (Italia). Empat tokoh ini dikenal sebagai “the Big Four”.

2. Perjanjian St Germain (10 November 1919)adalah perjanjian antara Sekutu dengan

Austria, yang isinya antara lain

a. Tidak diperkenankan adanya gabungan Jerman dan Austria.

b. Austria harus menyerahkan Tirol Selatan, Istria kepada Italia serta wilayah

Bohemia dan Morovia kepada Cekoslowakia.

Page 113:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

113

3. Perjanjian Neuilly (27 Nopember 1919) adalah perjanjian antara Sekutu dengan

Bulgaria yang isinya Bulgaria harus menyerahkan daerah pantai Aegia kepada

Yunani.

4. Perjanjian Trianon (4 Juni 1920) adalah perjanjian antara Sekutu dengan Hongaria

yang berisi antara lain

a. Daerah Hongaria diperkecil

b. Keluarga Hapsburg tidak boleh menjadi raja di Hongaria

5. Perjanjian Sevres (20 Agustus 1920) adalah perjanjian antara Sekutu dengan Turki

Utsmani yang berisi antara lain

a. Daerah Turki diperkecil dan tinggal Konstantinopel dan sekitarnya

b. Daerah yang penduduknya bukan orang Turki harus dilepaskan

c. Smyrna dan Thracia diduduki Yunani

d. Dardanela. Laut Marmora, Selat Bosporus harus dibuka untuk kapal-kapal

dari semua bangsa.

e. Armenia diberi status merdeka

f. Kurdi merdeka.

Perjanjian Sevres ini bagi orang Turki dianggap sebuah penghinaan, maka timbullah

pemberontakan kaum nasionalis Turki dibawah pimpinan Mustafa Kemal Pasha. Turki

dijadikan republik dan Kemal Pasha dijadikan Presiden Turki. Kemal tidak mengakui

perjanjian Serves, sehingga Sekutu menyerang Turki, namun Turki dapat mempertahankan

diri. Kemudian Turki dapat memukul mundur Yunani di Smyrna (kota dekat Ankara) dan

kemudian diadakan perjanjian Lausanne pada 24 Juli 1923 antara Sekutu dan Turki.

Perjanjian ini menggantikan perjanjian Serves. Isi perjanjian ini antara lain

a. Thracia Timur kembali kepada Turki

b. Turki melepaskan daerah yang penduduknya bukan bangsa Turki. Misalnya

Arabia merdeka, Lybia ke Italia, Mesir, Irak, Palestina dan Cyprus ke Inggris, Syria

dan Libanon ke Perancis.

c. Semua hak ekstra teritorial dari bangsa asing dihapuskan

d. Turki tidak perlu membayar kerugian perang

e. Turki tidak perlu mengurangi angkatan perangnya

f. Turki harus melindungi kaum minoritasnya.

Dampak Perang

Perang Dunia I merupakan perang yang mengerahkan semua kemampuan dan kekuatan

yang dimiliki secara total oleh negara-negara terlibat di dalamnya, terutama negara-negara

di Benua Eropa. Negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia I, semuanya sama-sama

menanggung resiko. Perang yang melibatkan melibatkan lebih dari 70 juta tentara dan

memakan korban lebih dari 10 juta orang meninggal dan sekitar 20 juta orang terluka

sebagai korban kedahsyatan Perang Dunia I. Selain itu, Perang Dunia I berpengaruh besar

terhadap kehidupan manusia dalam bidang sosial, ekonomi dan politik.

Bidang Politik

Adanya perubahan terotorial dan munculnya paham-paham baru. Perubahan

teritorial terjadi karena tenggelamnya empat negara besar, Jerman, Turki, Rusia

dan Austri dan munculnya negara-negara baru, seperti Polandia, Cekoslovakia,

Page 114:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

114

Kroasia, Yugoslavia, Hongaria, Irak, Iran, Yordania, Mesir, Arab Saudi, dan Syria

(Suriah).

Paham-paham politik baru yang muncul akibat Perang Dunia I, adalah

diktatorisme karena demokrasi dianggap tidak mampu menyelesaikan kekacauan

politik maupun ekonomi. Diktatorisme yang muncul adalah Fasisme di Italia, Nazi

di Jerman, Nasionalisme di Turki, Militerisme di Jepang, dan Diktator Proletariat

di Rusia.

Bidang Sosial

Akibat yang ditimbulkan pasca Perang Dunia I di bidang sosial adalah kemiskinan

dan kesengsaraan. Disini negara-negara berusaha memenuhi kebutuhan

perlengkapan, sehingga mendorong produktivitas industri yang semakin besar.

Sehingga negara menyadari semakin dibutuhkannya buruh sebagai penyedia bahan

makanan dan alat-alat lainnya. Dengan kata lain posisi buruh mulai naik dari

semula sangat rendah menjadi dihargai karena perannya yang begitu penting.

Selain itu muncul juga gerakan emansipasi wanita, dimana selama perang

berlangsung wanita perannya sama dengan laki-laki yang banyak dibutuhkan

digaris depan.

Perang telah melahirkan kesengsaraan dan penderitaan, sehingga melahirkan

kerohanian tersendiri. Kesengsaraan yang ditimbulkan oleh peperangan

menumbuhkan keinginan untuk melenyapkan peperangan dan menciptakan

perdamaian yang kekal bagi umat manusia. Puncak dari akibat ini adalah

munculnua gerakan perdaiamain yang berkembang antara tahun 1920-1931 yang

disebut Liga Bangsa-Bangsa .

Bidang Ekonomi

Egoisme ekonomi mendominasi dalam usaha Selama Perang Dunia I berkecemuk,

menetapkan perjanjian perdamaian setelah perang, dimana negara yang menang

perang saling berebut dalam menuntut ganti rugi. Di Eropa negara-negara yang

terlibat perang mengalami kerugian, kerusakan dalam bidang ekonomi, industri,

pertanian, pertambangan dan lain-lain. Hal ini menyebabkan keadaan ekonomi

Eropa semakin suram sehingga timbul faham-faham politik ekonomi diantaranya

komunisme, fasisme, nasi dan etatisme.

Dampak dari kehancuran ekonomi ini dan nasionalisme yang dilakukan negara-

negara nasionalisme menyebabkan munculnya bea masuk yang tinggi sehingga

menghambat bahkan menghentikan perdagangan internasional. Hal tersebut

berakibat terjadinya over produksi di beberapa negara produsen seperti Amerika

Serikat, Brasil dan Kanada sehingga krisis ekonomi dahsyat melanda dunia yang

dikenal dengan sebutan Malaise pada 1929. Kehancuran juga melanda negara-

negara jajahan bangsa Barat di Asia, Afrika dan Amerika.

Sosok di Balik Perang Dunia I

Kaisar Wilhelm II

Page 115:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

115

Kaisar Wilhelm II merupakan Kaisar terakhir Jerman. Ia lahir dengan nam Friedrich

Wilhelm Albert Victor von Hohenzollern di Berlin pada tahun 1859. Sepanjang hidupnya

Wilhem berjuang dan bertindak layaknya seorang kastria. Sewaktu muda Wilhelm dididik

secara otoriter dan ketat. Pada tahun 1888, Wilhelm naik tahta dan langsung menetang

Otto van Bismark, sang Kanselir yang bertanggung jawab atas penyatan Jerman. Ambisi

Wilhelm yang ingin memiliki kekuasaan absolut di Jerman, membuatnya menyingkirkan

Bismark. Selain itu Wilhelm juga mengucilkan Inggris dan Rusia, meskipun raja Inggris

dan Tsar Rusia masih sepupunya.

Pada tahun 1900 Wilhelm menyediakan dana untuk membangun angkatan laut Jerman,

agar bisa menyaingi angkatan laut Inggris. Ketika terjadi perang Boer pada tahun 1899-

1902, Wilhelm mendukung orang Boer melawan Inggris dan menggambarkan Raja

Edward VII sebagai setan. Tindakannya ini mengundang musuh dimana-mana. Jerman

kemudian dikelilingi oleh bangsa-bangsa yang memusuhinya sehingga membahayakan

Jerman sendiri. Selama Perang Dunia I Wilhelm bertindak sebagai Panglima Perang

Angkatan bersenjata Jerman. Ia ingin menaikkan kekuasaannya. Pada tahun 1916 ketika

kekalahan Jerman sudah di depan mata, pasukan bersenjata berbalik menentangnya. Ketika

terjadi revolusi di Berlin, ia dipaksa turun dari tahta. Ia ingin diasingkan ke Belanda,

namun Belanda mengekstradisinya ke Sekutu. Sekutu ingin mengadili Wilhelm karena dia

penyebab mulainya perang.

Paul Von Hindenburg

Tokoh ini bernama lengkap Paul Ludwig Hans Anton von Beneckendorff und von

Hindenburg. Ia merupakan Presiden Jerman pada masa Republik Weimar yang dilahirkan

di Posen (sekarang Poznan di Polandia). Setelah menamatkan pendidikan militernya, ia

terlibat dalam perang Koniggratz pada tahun 1866 dan perang perancis dan Ruis pada

1870-1871. Hindenberg kemudian naik menjadi Jenderal pada tahun 1903 dan berhenti

dari ketentaraan pada tahun 1911. Namun ketika Perang Dunia I berkecamuk, ia dipanggil

kembali oleh angkatan bersenjata Jerman. Ia dikirim ke front Timur dan memenangkan

pertempuran melawan Rusia di Tannenberg pada tahun 1914 dan danau Masaurian pada

tahun 1915. Hal ini membuatnya naik pangkat menjadi Panglima Tertinggi Jerman,

Pada tahun 1918, Hidenberg mengistirahatkan diri dari ketentaraan Jerman pada tahun

1918, namun meneruskan untuk mengambil kepentingan aktif dalam politik. Pada tahun

1925, Hindenberg menggantikan Friedrich Ebert sebagai Presiden Jerman, dengan

dukungan kelompok partai kanan. Kemudian terpilih kembali pada tahun 1932, namun

pada itu ia sudah tidak mampu menentang perkembangan Hitler lewat Nazinya. Dan pada

tahun 1933 Hindenberg mengangkat Hitler sebagai Kanselir Jerman .

Thomas Woodrow Wilson

Thomas Woodrow Wilson adalah Presiden Amerika Serikat yang ke-28, lahir di stauton,

Virginia, Amerika Serikat pada 28 Desember 1856. Woodrow merupakan penganut

Presbiterian, sehingga ia dikenal sebagai politisi yang religius. Setelah lulus dari perguruan

tinggi, woodrow belajar Ilmu Hukum dan kemudian mendapatkan gelar doktornya dalam .

bidang Ilmu Tatanegara dan Sejarah. Selama 15 tahun ia mengajar di beberapa universitas,

dianataranya Universitas Princeton dan ia menjabat sebagai Presiden di Universitas

tersebut selama delapan tahun.

Karir politik Woodrow Wilson diawali pada tahun 1910 ketika ia menjadi Gubernur New

Jersey. Dua tahun kemudian ia menjadi calon presiden dari Partai Demokrat. Ia

Page 116:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

116

mengajukan program yang disebutnya sebagai “Kebebasan Bam”. Kebebasan tersebut

menekankan individualisme, persamaan kesempatan bagi semua orang, baik besar maupun

kecil serta tentang hak-hak negara bagian. Ia kemudian menjadi Presiden Amerika Serikat

selama dua periode 1913 hingga 1921. Selama masa jabatannya ia berhasil menetapkan

beberapa konstitusi penting melalui kongres, diantaranya undang-undang yang berkaitan

dengan pajak pendapatan federal yang bertingkat-tingkat, undang-undang anti monopoli

serta undang-undang larangan mempekerjakan anak.

Wilson berkeinginan kuat untk memelihara hubungan damai dengan negara-negara lain

tanpa menggunakan kekerasan atau pun ancaman. Oleh karena itu ketika terjadi Perang

Dunia I, ia berusaha agar Amerika Serikat tetap bersikap netral. Namun sikap netralnya

ini goyah tatkala Jerman mengumumkan perang kapal selam yang tidak terbatas dan empat

kapal Amerika Serikat telah ditenggelamkan. Atas tindakan Jerman tersebut, Woodrow

Wilson meminta kepada Kongres untuk mengumumkan perang terhadap Jerman.

Pada Januari 1918, Woodrow Wilson berbicara di depan Kongres untuk menjelaskan

tujuan-tujuan perang Amerika, yang disampaikannya dalam bentuk 14 pasal. Tekad

Woodrow Wilson untuk tidak berunding dengan siapapun kecuali perwakilan negara

demokratis, mempercepat jatuhnya pemerintahan Kaisar Jerman.

Usulan salah satu pasal dari 14 pasal berisi: mendirikan Liga Bangsa-Bangsa yang

menjamin kebebasan politik dan kesatuan wilayah semua negara besar maupun kecil.

Berkat usahanya menciptakan perdamaian dunia, Woodrow Wilson kemudian dianugerahi

hadiah nobel perdamaian pada 1919.

Usaha Woodrow Wilson untuk membawa Amerika Serikat masuk dalam Liga Bangsa-

Bangsa menemui kegagalan. Setelah mendapat serangan jantung pada 1919, ia tidak dapat

menjalankan tugas-tugas pemerintahannya. Ia berhenti dari jabatannya dalam kondisi fisik

yang lemah dan semangat yang hancur. Ia wafat pada 3 Februari 1924.

Terbentuknya Liga Bangsa-Bangsa

Usaha-usaha untuk menciptakan perdamaian selalu muncul setelah berakhirnya

sebuah konflik atau pun sebuah peperangan. Setiap manusia baru menyadari betapa

dahsyatnya dampak dari perang setelah mengalami kengrian dari perang yang terjadi dan

setiap mata menyaksikan betapa merugikannya perang yang telah terjadi. Beberapa upaya

perdamaian telah dilakukan oleh tokoh-tokoh dunia, salah satunya adalah pemikiran

Woodrow Wilson, Presiden Amerika Serikat dari 1913-1921. Sebelum Amerika Serikat

terlibat dalam kancah Perang Dunia I, Woodrow Wilson telah mengajukan usul untuk

mengakhiri perang dan menjamin adanya perdamaian. Usulan Woodrow Wilson ini

dikenal dengan nama Peace Without Victory. Isi dari usulan tersebut antara lain

a. Tidak diperbolehkan adanya perjanjian-perjanjian rahasia

b. Semua bangsa memiliki kedudukan yang sama

c. Melakukan pengurangan perlombaan senjata

Usulan Woodrow Wilson ini kemudian di deklarasikan dengan nama 14 Pasal Wilson

(Wilson’s Fourteen Point) pada 8 Januari 1918 dan menjadi tujuan Amerika Serikat untuk

sesegera mungkin menyelesaikan perang. Dari 14 pasal tersebut, isi terpentingnya adalah

a. Perjanjian rahasia tidak diperbolehkan

Page 117:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

117

b. Pengurangan persenjatan

c. Bangsa-bangsa diberikan hak untk menentukan nasib sendiri

d. Pembentukan Liga Bangsa-Bangsa..

Dari empat belas pasal yang diusulkan yang dapat terlaksana hanya pembentukan Liga

Bangsa-Bangsa yang didirikan pada 20 Januari 1919.. Sedangkan lainnya meskipun ada

yang disetujui, namun tidak ada yang terlaksana. Liga Bangsa-Bangsa ini bertujuan antara

lain

a. Menjamin perdamaian dunia

b. Melenyapkan perang

c. Diplomasi terbuka

d. Mentaati hukum dan perjanjian internasional

Dalam pelaksanaanya, Liga Bangsa-Bangsa ini memiliki badan-badan untuk menjalankan

aktivitasnya. Diantara badan-badan tersebut antara lain

1. Sidang Umum, merupakan sidang dari semua anggota setahun sekali di Jenewa.

Tiap negara anggota memiliki tiga orang wakil dengan satu suara. Badan ini

bertugas

a. merundingkan permasalahan yang muncul dan memberi nasihat yang

tidak mengikat.

b. Membuat rencana keuangan untuk biaya kegiatan Liga Bangsa-Bangsa

c. Memilih hakim untuk mahkamah internasional

d. Menerima anggota baru

e. Menetapkan dan atau mengubah perjanjian internasional

2. Dewan Keamanan, memiliki 15 orang anggota yang terdiri dari wakil-wakil

tetap dari negara besar (5 orang) dan wakil-wakil tidak tetap dari negara-

negara kecil (10 orang) bergantian setiap 3 tahun. Adapun tugas dari dewan ini

adalah

a. Menyelesaikan perselesihan-perselisihan internasional

b. Menjaga negara-negara anggota terhadap serangan negara lain

c. Pengurangan senjata

d. Melindungi dan membela Liga Bangsa-Bangsa

3. Sekretaiat Tetap, sekretariat tetap berkedudukan di Jenewa Swiss. Badan ini

bertugas

a. Melayani kebutuhan Liga Bangsa-Bangsa

b. Mencatat perjanjian-perjanjian internasional

4. Organisasi-organisasi tambahan terdiri dari panitia-panitia mengenai urusan

ekonomi, keuangan, teknik, kesehtan, mandat, ilmu pengetahuan dan

perhubungan. Diantaranya adalah ILO (International Labour Organization)

dan Mahkamah Internasional (Internasional Court of Justice)

Dalam segala hal, sifat Liga Bangsa-Bangsa adalah sukarela (keputusannya tidak mengikat

anggotanya), kedaulatan suatu bangsa tidak boleh dilanggar atau dikurangi. Setiap anggota

secara sukarela mentaati atau tidak mentaati semua keputusan Liga Bangsa-Bangsa.

Sebagai contoh misalnya sangsi boikot terhadap suatu negara, setiap anggota dibebaskan

untuk menjalankan secara sukarela apakah mendukung atau tidak, sehingga sangsi yang

diberikan seperti tidak berguna. Disinilah salah satu kelemahan yang dimiliki oleh Liga

Bangsa-Bangsa. Karena jika negara yang diberi sangsi itu negara yang kuat, maka negara-

negara kecil umumnya tidak berani melaksanakan keputusan Liga Bangsa-Bangsa

Page 118:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

118

tersebut. Namun Liga Bangsa-Bangsa tetap menjalankan sifat seperti ini, sehingga Liga

Bangsa-Bangsa gagal dalam menjalankan tugasnya mengawai perdamaian internasional.

Hasil-hasil perjanjian perdamaian Liga Bangsa-Bangsa antara lain

1. Protokol Jenewa (1924)

2. Perjanjian Locarno (1925)

3. Perjanjian Kellog-Briand (Perjanjian Perdamaian Paris, 1928)

Hasil-hasil Liga Bangsa-Bangsa

1. Soal kepulauan Aaland

2. Soal Wilna

3. Soal Mosul

4. Soal Manchuria

5. Soal Ethiopia

Akhir sebuah Liga Bangsa-Bangsa

Liga Bangsa-Bangsa dalam perjalanannya ternayat tidak mampu bertahan lama.

Munculnya Perang Dunia II menjadi bukti kegagalan Liga Bangsa-Bangsa. Faktor yang

menyebabkan hancurnya Liga Bangsa-Bangsa antara lain

1. Tidak adanya peraturan yang mengikat dan semuanya dilakukan secara

sukarela

2. Tidak mempunyai alat kekuasaan yang nyata dalam menindak setiap negara

yang melanggar

3. Terlalu lemah terhadap negara-negara besar

4. Adanya pergeseran tujuan dari masalah keamanan ke masalah politik.

Karena Liga Bangsa-Bangsa tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik, kemudian

fungsinya digantikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation Organisation)

yang didirikan pada 24 Oktober 1945.

PERANG DUNIA II

Pendahuluan

Perang Dunia II merupakan konflik militer global yang melibatkan hampir seluruh negara

di dunia. Konflik ini terjadi pada 1 September 1939 hingga 14 Agustus 1945. Namun ada

juga yang berpendapat bahwa perang ini sudah lebih awal dimulainya, yaitu ketika Jepang

menduduki Manchuria pada 1 Maret 1937. Perang ini didalamnya melibatkan kekuatan-

kekuatan besar yan dibagi menjadi dua aliansi militer yang berlawanan. Pertama pihak

sekutu yang yang terdiri atas Perancis, Inggris, Polandia, Rusia dan Amerika Serikat.

Kedua, Poros yang terdiri dari Jerman, Italia dan Jepang. Perang Dunia II merupakan

perang terbesar dalam sepanjang sejarah yang melibatkan lebih dari 100 juta personil

militer dan kurang lebih 50 juta orang tewas dalam konflik ini. Konflik ini terjadi di tiga

benua, yaitu Asia, Afrika dan Eropa. Di Eropa, Adolf Hitler sebagai Kanselir Jerman

berusaha membangkitkan kembali kejayaan Jerman melalui fasisme, mengawali perang ini

dengan menyerang Polandia. Selanjutnya dengan bantuan Italia Jerman terus memperluas

wilayah pendudukannya.

Page 119:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

119

Di Asia Pasifik, Jepang Secara mendadak menyerang pangkalan laut Amerika Serikat di

Pearl harbour pada 7 Desember 1941. Dampak dari tindakan Jepang ini adalah

menjadikan Asia sebagai medan pertempuran Perang Dunia II, sehingga Amerika Serikat

yang pada awalnya tidak ikut serta dalam perang mulai mengangkat senjata melawan blok

axis, bergabung bersama Inggris dan Perancis. Uni Soviet, tiba-tiba diserang oleh

sekutunya sendiri, Jerman, melalui operasi Barbarossa pada tahun 1941. Hal ini menjadi

awal rangkaian kekalahan Jerman. Dan Perang ini berakhir pada tanggal 14 Agustus ketika

Jepang menyerah kepada Sekutu dampak dari dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan

Nagasaki. Dan secara resmi berakhir ketika Jepang menandatangani dokumen Japanese

Instrument of Surender di atas kapal USS Missouri pada 2 September 1945.

Situasi Dunia Menjelang Perang Dunia II

Munculnya Negara-negara Fasis Pasca Perang Dunia I

Tahun-tahun setelah Perang Dunia I usai ditandai dengan kerinduan akan perdamaian,

sesuatu yang tidak bisa dijaga oleh Liga Bangsa-Bangsa. Beberapa negara mencoba-coba

sistem pemerintahan baru, seperti komunisme yang jalankan di Rusia (Uni Soviet),

nazisme yang dijalankan di Jerman, dan fasisme yang dijalankan di Italia dan Spanyol,

dimana para diktator memaksakan kekuasaanya pada semua aspek kehidupan,

membungkam kelompok oposisi dengan menggunakan polisi rahasia yang brutal, siksaan

dan kamp penjara. Diktator Jerman Adolf Hitler, pemimpin Partai Nazi Jerman, berupaya

untuk mendirikan kembali kekaisaran Jerman. Negara-negara kecil, seperti Cekoslovakia

dan Austria, terancam oleh ekspansi Jerman. Perancis dan Inggris hanya mengamati tanpa

ikut campur, karena kondisi ekonomi yang melanda mereka, namun akhirnya terlibat

perang untuk menghentikan agresi Jerman pada tahun 1939.

Italia yang berperang bersama Sekutu pada Perang Dunia I, merasa kecewa karena

memperoleh bagian yang sedikit dalam perjanjian damai. Pasca Perang Dunia I, di Italia

muncul konflik yang hampir berujung pada perang saudara. Sebuah gerakan baru, yang

dipimpin Benito Mussolini, fasisme, tumbuh di kota-kota. Kaum fasis merupakan

kumpulan pekerja yang menginginkan perubahan dan percaya pda kebanggaan nasional

dan kepatuhan kepada pemimpinnya. Untuk menarik kelas atas dan menengah golongan

ini menyerang kelompok komunisme. Pada tahun 1922, 50.000 fasis bergerak ke Roma,

dan Mussolini menjadi Perdana Menteri Italia. Pemerintahan fasis Mussolini dalam

menjalankan pemerintahannya dilakukan secara diktator sehingga rakyat tidak bisa

mengeluarkan pendapatnya secara bebas dan menjalankan politik luar negeri yang agresif.

Pada awalnya Mussolini bermusuhan dengan Hitler karena takut akan invasi Jerman ke

Austria, namun ketika akan menginvasi Ethiopia pada 1935, Mussolini meminta bantuan

Hitler. Pada tahun 1936 keduanya membuat pakta kerja sama poros Roma Berlin.

Pada masa Kekaisaran Hirohito, perindustrian Jepang semakin berkembang dan

kehidupan politik bertumpu dengan kuat pada pemerintahan parlementer. Akan tetapi,

kemunculan faktor-faktor baru pada masa itu dapat merusak dan menurunkan wibawa dan

pengaruh parati-partai politik, antara lain kehidupan perekonomian bangsa Jepang semakin

tidak menentu. Selain itu, kepercayaan rakyat terhadap partai politik semakin merosot

karena bebeapa skandal terbuka di muka umum. Keadaan ini dimanfaatkan oleh kaum

ekstrimis dan kaum militer sehingga memperburuk keadaan Jepang saat itu. Bahkan, partai

politik digabungkan dan rakyat dipaksa untuk berperang melawan Cina. Di Cina,

terutama di Manchuria, Jepang semakin menyebarkan pengaruhnya lewat perkembangan

Page 120:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

120

industri yang berbiaya mahal. Pada tahun 1932 Jepang medirikan Republik Manchukuo.

Pada tahun 1937 Jepang dan Cina berperang hingga tahun 1945, hingga tentara Jepang di

Cina menyerah secara resmi.

Munculnya kelompok sebagai kekuatan baru di Jepang lemahnya kontrol parlemen

menjadi salah satu yang menyebabkan timbulnya Perang Asia Timur Raya (perang pasifik)

pada 1942. Aksi di Asia Pasifik, diawali dengan serangan Jepang secara mendadak

pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour pada 7 Desember 1941

dibawah pimpinan Jenderal Isoroku Yamamoto. Tindakan Jepang ini menjadikan Asia

sebagai medan pertempuran Perang Dunia II. Amerika Serikat yang awalnya tidak ikut

perang secara langsung mulai mengangkat senjata melawan blok Axis bergabung bersama

Inggris dan Perancis. Salah satu faktor yang mendorong menjadi negara imperium adalah

kebutuhan akan bahan baku industri dan daerah pemasaran hasil-hasil industri; dan

keinginan Jepang menguasai dunia, sebagaimana yang dilakukan oleh negara-negara maju

lainnya. Tekad Jepang ini dipengaruhi oleh ajaran Shinto yang memandang dunia sebagai

satu keluarga (Hakko Ichi U). Ajaran ini mengartikan bahwa dunia baru disusun sebagai

satu keluarga, dengan Jepang sebagai pemimpinnya. Hal inilah yang melatar belakangi

Jepang melakukan ekspansi ke selatan.

Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II

Pada hakikatnya faktor yang melatarbelakangi terjadinya Perang Dunia II pembagiannya

sama dengan faktor penyebab Perang Dunia I, yakni adanya sebab umum dan sebab

khusus.

Sebab umum

Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) dalam menjalankan tugas-tugasnya.

LBB yang diharapkan mampu menjadi suatu lembaga yang dapat menciptakan

perdamaian dunia, ternyata gagal menjalankan perannya dengan baik

Munculnya politik Aliansi (mencari kawan)

Berkembangnya berbagai paham setelah Perang Dunia I telah menjadikan Eropa

membentuk persekutuan berdasarkan kepentingan ideologi yang berkembang di

negara masing-masing. Terjadinya blok-blok ini sebagai akibat timbulnya politik

mencari kawan yang sepaham. Dari sinilah muncul sikap saling mencurigai antar

negara. Ketika ketegangan ini mulai menghangat, masing-masing pihak

memperkuat dan encari dukungan negara lain.

Perlombaan Senjata

Usai Perang Dunia I, terutama negara yang kalah perang, membangun angkatan

bersenjata dan teknologi perang, seperti yang dilakukan Jerman di bawah

kepemimpinan Hitler

Jerman tidak mengakui lagi perjanjian Versailles

Sebab Khusus

Berdasarkan perjanjian Versailles, wilayah Prusia Timur dipisahkan dari Jerman

dengan dibentuknya negara Polandia (jalan keluar Jerman menuju laut). Di tengah-tengah

negara ini terletak kota Danzig yang dituntut Jerman karena penduduk wilayah itu

berbangsa Jerman. Polandia sendiri menolak untuk menyerahkan wilayah tersebut bahkan

kemudian mengadakan perjanjian dengan Inggris, Perancis, Rumania dan Yunani yang

berisi saling menjamin kemerdekaan masing-masing negara. Hitler menjawab

kesepakatan ini dengan mengadakan perjanjian Jerman-Rusia pada 23 Agustus 1939 yang

Page 121:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

121

berisi kesepakatan Non-Agresi, dimana kedua negara tidak akan saling menyerang.

Jerman pada 1 Septemer 1939 menyerang Polandia. Serangan yang dilancarkan Jerman ini

mengawali Perang Dunia II di front Eropa. Untuk kawasan Asia Pasifik, sebab khusus

yang mengawali Perang Dunia II adalah penyerangan pangkalan angkatan laut Amerika

Serikat di Pearl Harbour, Hawaii oleh Jepang pada 7 Desember 1941. Penyerangan iini

mengawali berkobarnya Perang Pasifik atau Perang Asia Timur Raya.

Jalannya Perang Dunia II

Menurut Nicholas Tate (2002), setelah Jerman melancarkan serangan ke Polandia

pada 1 September 1939, tiga hari kemudian, tanggal 3 September 1939, Perancis dan

Inggris menyatakan perang terhadap Jerman. Kondisi ini menandai dimulainya Perang

Dunia II antara Blok Axis (Poros) yang dipimpin Jerman dengan Blok Sekutu yang

dipimpin Inggris. Jerman menerapkan politik lebensraum yang berperan sebagai motivasi

kebijakan ekspansionis Jerman. Politik ini bertujuan memberikan ruang tambahan untuk

pertumbuhan penduduk Jerman demi terciptanya Jerman Raya. Serangan Jerman yang

dilakukan dengan mengerahkan seluruh kendaraan perang mulai dari tank hingga pesawat

tempur yang mennggempur wilayah musuh dan diikuti gerakan menyapu pasukan

Infanteri yang datang dari belakang mengepung kantong-kantong musuh. Metode perang

ini disebut sebagai “blitzkrieg” yang berarti “perang kilat”. Dengan metode tersebut

menjadikan gerakan ekspansi Jerman sulit dihentikan. Polandia jatuh sebelum September

1939. Setelah enam bulan masa tenang, Hitler menyerang Belgia, Belanda, Denmark,

Norwegia dan Perancis. Pada tanggal 22 Juni 1940 dengan gempuran-gempuran yang

sangat dahsyat dari Jerman dan Italia semuanya sudah dikalahkan Jerman dengan bantuan

Italia, hanya Inggris yang masih bertahan.

Selanjutnya Jerman mencoba untuk menguasai Inggris. Dari bulan Juli hingga September

ia melancarkan serangan udara terhadap kapal, bandara dan pelabuhan dan kota-kota untuk

memperlemah Inggris sebelum mengirimkan pasukan darat. Namun serangan-serangan

Jerman, baik angkatan udara maupun darat dapat dipatahkan oleh pasukan Inggris dibawah

pimpinan Perdana Menteri Winston Churchill.

Pada Juni 1941, Jerman dan Italia telah menduduki daerah Balkan, Yugoslavia, Albania

dan Yunani serta membujuk Rumania, Hongaria, dan Bulgaria untuk membantu mereka.

Serangan ini mendapat perlawanan sengit dari pasukan partisan Yugoslavia dibawah

pimpinan Josep Broz Tito. Kemudian pada 22 Juni 1941, Jerman melancarkan serangan

besar-besaran kepada mantan sekutunya, yaitu Uni Soviet. Serangan-serangan tersebut

berhasil dengan gemulang sehingga negara-negara sekutu dalam posisi bertahan. Namun

pada musim dingin 1944, pasukan Rusia dapat memukul mundur pasukan Jerman dengan

menerobos jauh ke arah Polandia, Rumania, Yugoslavia, Hongaria seringga dapat

mengusir pasukan Jerman dari daerah Balkan.

Di Pasifik, pada 7 Desember 1941, Jepang telah memulai Perang Asia Timur Raya dengan

melakukan penyerangan terhadap pangkalan militer Amerika Serikat di Pearl Harbour,

Hawai. Keesokan harinya, Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang dan

negara Poros lainnya. Perang yang melanda Eropa mengakibatkan wilayah koloni Inggris,

Perancis dan Belanda di Asia Pasifik terabaikan. Jepang mengambil keuntungan dari

kondisi ini. Sehingga dalam waktu 100 hari, Jepang berhasil merebut koloni Inggris di

Malaya dan Burma, koloni Amerika Serikat di Filipina, koloni Belanda di Indonesia, dan

sejumlah pulau di Pasifik.

Page 122:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

122

Untuk membalas serangan Jepang, sekutu menyusun strategi dengan melakukan taktik

"Loncat Katak" (Jumping Frog). Stategi ini dipimpin oleh Jendral Douglas Mac Arthur

dan Laksamana Chester Nimittz.

Pada 7 Mei 1942, sekutu berhasil menghancurkan tentara Jepang di Laut Koral dan

pertempuran Midway. Hal ini membuat rencana Jepang untuk menduduki Australia dan

kepulauan Hawaii berantakan. Setelah itu, pada 1945, Sekutu berhasil merebut Filipina

dan Indo-Cina. Pada awal 1945 pasukan Amerika Serikat mengambil alih Pulau Okinawa

dan Iwojima di Jepang. Kemudian, pada 6 Agustus 1945 angkatan udara Amerika Serikat

menjatuhkan bom atom di atas kota Hiroshima dan membunuh lebih dari 80.000 orang.

Tiga hari kemudian, pada 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di Nagasaki. Selain

itu Uni Soviet juga menyatakan perang terhadap Jepang. Semua bencana ini memaksa

Kaisar Hirohito untuk menyerah. Tentara Jepang akhirnya menyerah pada Sekutu pada 15

Agustus 1945. Kejadian ini pula yang membuat Jepang harus angkat kaki dari Indonesia,

dan dalam masa transisi tersebut, Indonesia menyatakan kemerdekaannya.

Sebelumnya, pasukan Sekutu di bawah pimpinan Montgomery pada 23 Oktober 1942

mendapat kemenangan dalam Perang El-Alamein di Afrika Utara. Disusul oleh

kemenangan Amerika Serikat di Aljazair, Inggris- Amerika Serikat di Sisilia dan Italia

Utara. Adapun, di Italia serangan Sekutu mendapat perlawanan sengit dari pasukan

Jerman. Namun, pada 3 September 1943 Italia akhirnya dapat ditaklukkan.

Pada 1944, kendali Jerman atas Eropa mulai melemah. Serangan balik Sekutu dimulai

pada 6 Juni 1944, dengan serangan besar-besaran di Pantai Normandia oleh Inggris,

Amerika Serikat, Kanada dan pasukan lainnya dibawah pimpinan Jenderal Eisenhower

dari Amerika Serikat. Pos pertahanan dibangun dan akhirnya setelah berperang habis-

habisan pasukan Sekutu memasuki pertahanan Jerman. Pada Agustus pasukan Sekutu

mendarat di Perancis Selatan dan mulai bergerak ke utara. Sebulan kemudian hampir

seluruh Perancis telah bebas. Pada pertengahan April 1945, pasukan Sekutu mulai

memasuki Jerman tengah dan selatan. Pasukan sekutu melancarkan serangan langsung ke

wilayah Jerman dengan menghancurkan pusat-pusat industri Jerman dan berhasil

menduduki kota Berlin. Pasukan Jerman terdesak. Pada 7 Mei 1945, Jerman akhirnya

menyerah kepada Sekutu.

Dengan menyerahnya Jerman dan Jepang kepada Sekutu, berakhirlah Perang Dunia II.

Kekalahan yang dialami pada Perang Dunia I terulang kembali oleh Jerman dan Italia.

Akhir dari Perang Dunia II ialah dengan penandatanganan perjanjian perdamaian antara

Sekutu dengan negara yang kalah perang. Perjanjian tersebut antara lain Perjanjian

Potsdam antara Jerman dan Sekutu yang dilakukan pada 2 Agustus 1945. Isi Perjanjian

Postdam antara lain

1. Wilayah Jerman dibagi empat daerah pendudukan, yaitu Jerman Timur oleh Rusia

dan Jerman Barat oleh Amerika Serikat, Inggris dan Perancis.

2. Danzig dan daerah Jerman bagian timur Sungai Oder dan Neisse diberikan kepada

Polandia

3. Demiliterisasi Jerman

4. Penjahat Perang harus dihukum

5. Jerman harus membayar ganti rugi.

Perjanjian San Fransisco pada 8 September 1951 antara Jepang dan Sekutu. Isi dari

perjanjian tersebut adalah

Page 123:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

123

1. Jepang di perintah oleh tentara pendudukan Amerika Serikat

2. Jepang membayar pampasan perang

3. Daerah pendudukan Jepang dikembalikan kepada pemiliknya

4. Penjahat perang akan dihukum

Akibat Perang Dunia II

Perang Dunia II merupakan perang terbesar dan terdahsyat yang pernah terjadi

dalam sejarah umat manusia. Perang Dunia II sudah pasti membawa kehancuran. Akibat

kehancuran ini sangat berpengaruh luas dalam kehidupan bangsa dan negara yang

bersengketa baik dalam bidang politik, ekonomi sosial dan budaya.

Bidang Politik

Memunculkan dua kekuatan besar dunia yakni Amerika Serikat dengan

ideologi demokrasi liberalnya (liberalisme), dan Uni Soviet dengan ideologi

komunisnya.

Terjadi perebutan hegemoni di antara kedua ideologi yang berbeda berakibat

munculnya perang dingin (cold war) antara Amerika Serikat dan Uni Soviet.

Perang dingin ini sudah berakhir ketika Uni Soviet terpecah pada 1991

menjadi Commonwealth of Independent State (CIS). Pada masa perang dingin

ini kedua kekuatan mencoba mempengaruhi negara-negara sepaham untuk

membentuk aliansi (persekutuan), seperti North Atlantic Treaty Organization

(NATO), yaitu fakta pertahanan Amerika Serikat bersama negara-negara Eropa

Barat. Adapun aliansi bentukan Uni Soviet adalah Pakta Warsawa, yaitu

pertahanan Uni Soviet bersama negara- negara Eropa Timur,

Balance of Power Policy mengakibatkan munculnya politik aliansi yang

berdasarkan atas kemauan bersama (Collective Security) misalnya adanya

METO (middle eastern treaty organiszation) dan SEATO (south east asian

treaty organization)

Berakhirnya Perang Dunia II membawa dampak jatuhnya imperialis. Jatuhnya

imperialisme ini membawa dampak menguatnya semangat nasionalisme di

wilayah Asia dan Afrika untuk melepaskan diri dari cengkeraman negara

Asing. Hal ini membawa dampak semangat untuk merdeka, Misalnya di Asia,

muncul negara-negara baru seperti Indonesia, Filipina, India, Pakistan dan

Srilanka. Di Afrika misalnya muncul Mesir dan Aljazair.

Bidang Ekonomi

Setelah Perang Dunia II berakhir, keadaan Eropa sangat kacau dan semakin parah,

sehingga Eropa tenggelam dalam kesengsaraan dan penderitaan. Amerika Serikat

Page 124:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

124

muncul sebagai kreditor bagi seluruh dunia, terutama Eropa. Amerika Serikat

menyadari bahwa Wilayah Eropa yang rusak akan mudah dicengkeram oleh pihak

komunis, oleh karena itu harus dibantu. Berkaitan dengan itu ada beberapa lembaga

donatur diantaranya

a. Thruman Doctrin (1947), lembaga ini membantu pertumbuhan ekonomi

Yunani dan Turki

b. Marshall Plan (1947), lembaga ini memberi bantuan ekonomi dan

militer untuk membangun kembali ekonomi atas rencana yang terlebih

dahulu dibuat oleh negara-negara Eropa dan disetujui oleh Amerika

Serikat.

c. Point Four Thruman, lembaga ini memberikan bantuan kepada negara-

negara yang masih terbelakang di Asia dalam bentuk bantuan ekonomi

dan militer (Mutual Security Act=MSA)

Bidang Sosial

Reaksi yang muncul dalam bentuk kerja sama bangsa-bangsa di dunia, salah

satunya dengan berlatar belakang dari akibat perang mendorong mereka

mendirikan United Nation Relief Rehabilitation Administration (UNRRA) dengan

membantu ,asyarakat yang menderita dalam bentuk

d. Memberi makan orang-orang terlantar

e. Mengurus pengungsi-pengungsi dan menyatukan anggota keluarga yang

terpisah akibat perang

f. Mendirikan rumah sakit dan balai pengobatan

g. Mengerjakan kembali tanah-tanah yang rusak

Di sisi lain, kesengsaraan yang berkepanjangan akibat Perang Dunia II mendorong

manusia untuk mewujudkan dan menciptakan perdamaian abadi. Niat ini semakin

kuat setelah Liga Bangsa-Bangsa gagal dalam usaha mencari perdamaian.

Sehingga memunculkan tekad untuk membentuk lembaga internasional yang

berwibawa dalam melakukan perdamaian, yaitu Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB) pada tahun 1945. Adapun para pelopor pendiri PBB ialah Franklin Delano

Roosevelt (AS), Winston Churchill (Inggris) dan Josef Stalin (Uni Soviet).

Sosok di Balik Perang

Adolf Hitler

Adolf Hitler dilahirkan pad 20 April 1889 di Braunau, Austria. Ia anak keempat

dari enam bersaudara. Ayahnya seorang pegawai kantor bea cukai, ibunya seorang

yang berdarah Yahudi. Cita-cita Hitler ingin menjadi seorang seniman, oleh karena

itu ia mendaftar di Viena Academy of Art, namun ditolak dua kali.

Pada masa Perang Dunia I, Hitler bergabung dengan angkatan bersenjata Jerman.

Ia menjadi sukarelawan pasukan Bavaria, walaupun Hitler sebenarnya warga

Austria bukan Jerman. Sewaktu resimennya di kirim ke garis depan, mereka

menghadapi serangan Perancis yang bertubi-tubi. Dari 6000 pasukan, hanya 32

orang yang selamat termasuk Hitler di dalamnya. Selamatnya Hitler dikarenakan

ia berbadan kecil dan berjalan di belakang resimen. Namun Hitler terkenal dengan

kecepatan larinya sehingga ia ditugaskan sebagai pengirim pesan.

Page 125:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

125

Para atasan Hitler mengakui keberanian Hitler, ia telah menerima 6 medali

tertinggi untuk keberanian, yaitu The Iron Cross. Kekalahan Jerman dalam Perang

Dunia I membuat Hitler sebagai seorang nasionalis fanatik merasa terpukul.

Dalam perkembangan kariernya, Hitler diberi tugas mengawasi sebuah partai kecil,

yaitu partai buruh yang diduga suka berlaku radikal. Setelah mengawasi rapat-rapat

yang dilakukan, Hitler justru berbalik mendukung partai tersebut. Hitler menilai

bahwa partai buruh Jerman merupakan partai yang jauh lebih nasionalis, tidak

seperti dituduhkan orang. Hitler pun bergabung dengan partai tersebut pada tahun

1921 di Munich. Kemampuannya berbicara digunakannya untuk propaganda partai,

ia membawa partai ini memperoleh dukungan yang besar dari masyarakat. Hitler

kemudian mengubah Partai Buruh Jerman menjadi Partai Buruh Jerman Nasionalis

Sosialis yang kemduian dikenal dengan nama NAZI. Dalam waktu dua tahun

Hitler mendapat julukan Fuehrer, atau pemimpin tanpa saingan. NAZI muncul

menjadi partai yang mempunyai kekuatan besar. Hitler pada tahun 1923 mencoba

melakukan kudeta, namun gagal dan membawanya masuk penjara.

Situasi ekonomi Jerman yang kacau membuat rakyat tidak percaya dengan partai-

partai besar. Hal ini membuat NAZI semakin kuat pada tahun 1928, ketika tahun

1929 diadakan pemilihan umum NAZI muncil sebagai pemegang mayoritas. Hitler

kemudian diangkat menjadi seorang Kanselir. Melalui jabatan inilah Hitler

menjatuhkan semua golongan oposisi dengan cara yang sangat kasar. Hitler

menyalahkan komunisme dan yahudi yang menjadi penyebab hancurnya ekonomi

Jerman. Setelah melakukan politik pembangunan militer, Hitler mendapat

dukungan dari militer.

Selain tindakan kasarnya, Hitler mampu membangun ekonomi dan meningkatkan

lapangan pekerjaan dan sarana serta proyek-proyek umum. Salah satunya yang

cukup terkenal adalah proyek mobil rakyat atau Volkswagen, yaitu suatu proyek

mobil murah yang dapat kejangkau oleh rakyat Jerman. Al hasil Hitler tetap

mendapat dukungan rakyatnya.

Pada September 1939, Hitler menyerang Polandia dan merebut kota Danzig dengan

serangan kilat dengan kendaraan lapis baja dan pesawat pembom yang efektif.

Serangan inilah yang mengawali Perang Dunia II.

Jenderal Isoroku Yamamoto

Admiral Isoroku Yamamoto atau orang biasa menyebutnya Jenderal Yamamoto,

adalah salah satu tokoh kunci invasi Jepang atas Asia, khususnya Asia Tenggara.

Ia dilahirkan pada 4 April 1884 dengan nama Isoroku Takano di Nagaoka Niigata

Jepang. Ayahnya Takano Sadayoshi adalah seorang samurai kelas rendah. Pada

tahun 1916, Isoroku diadopsi oleh keluarga Yamamoto. Nama Yamamoto di

Jepang merupakan nama yang sangat dihormati.

Karier militer Isoroku Yamamoto diawali dari akademi angkatan laut yang lulus

pada tahun 1904. Pada tahun 1905 Yamamoto mendapatkan pengalaman perang

pertamanya dengan ikut bertempur dengan pasukan Jenderala Togo melawan

armada Rusia di Selat Tsushima. Pada pertempuran ini ia mendapat luka

Page 126:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

126

kehilangan dua jari tangan kirinya. Akibat luka ini hampir saja ia dikeluarkan dari

karir kemiliterannya.

Yamamoto tetap bertugas diangkatan laut dan berhasil menyelesaikan studinya di

sekolah torpedo, sekolah meriam dan sekolah staf angkatan laut Jepang. Pada tahun

1919 sampai dengan 1921, Yamamoto menimba ilmu di harvard University,

Amerika Serikat. Pengalamannya studi di Amerika membuatnya memahami

tentang Amerika dan budayanya.

Karir militer dan politiknya begitu gemilang. Ia ditarik pulang untuk memimpin

kapal induk Akagi. Selepas mengomandani Akagi, Yamamoto memimpin

Departemen Teknologi Angkatan Laut Jepang, kemudian menjadi Komandan

Divisi I Udara Angkatan Laut Jeoang. Kemudian ia menjadi Panglima Armada

Gabungan. Saat itu hubungan Jeang dan Amerika Serikat tengah memanas.

Yamamoto menyiapkan beberapa Skenario dalam persiapan menuju perang yang

semakin tidak terhindarkan.

Hubungan Jepang dan Amerika yang semakin memanas, dimanfaatkan Amerika

dengan meningkatkan bantuan ke Cina. Amerika juga mengembargo pengiriman

minya dan bahan mentah lainnya ke Jepang. Embargo ke Jepang ini dianggap

sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional Jepang. Jepang

memutuskan bahwa satu-satunya cara untuk mengalahkan Amerika Serikat adalah

dengan melakukan serangan pendahuluan dengan menghancurkan armada pasifik

Amerika Serikat di Pearl Harbor. Yamamoto sebagai Panglima Armada Gabungan

meyakini kemungkinan Jepang menang melawan Amerika sangatlah kecil,

terkecuali Jepang melakukan serangan pertama yang mematikan.

Yamamoto mengembangkan strategi perang yang sangat berani dengan

mengerahkan seluruh kekuatan armadanya untuk dua operasi besar. Pada tanggal

21 November Yamamoto menerima persetujuan akhir tentang rencana serangan.

Yamamoto memerintahkan Laksamana Madya Chuichi Nagumo untuk memimpin

kekuatan dilapangan, dan pasukan mulai bergerak pada tanggal 26 November

pukul 06.00 menuju kepulauan Hawaii melalui lautan Pasifik yang sepi dan

menghindari jalur kapal dagang. Minggu tanggal 7 Desember 1941, serangan di

mulai dengan mengerahkan kapal-kapal pembom dan pembawa torpedo. Serangan

ini berhasil memporak-porandakan Pearl Harbor dan Jepang pulan membawa

kemenangan.

Penyerbuan inilah yang mengawali perang dunia di wilayah pasifik, Yamamoto

otak dibalik penyerbuan pasukan Jepang atas Pearl Harbor.

Pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Dalam upaya untuk mencapai perdamaian dunia dan belajar dari kegagalan

pembentukan Liga Bangsa-Bangsa yang tidak berdaya mengahadapi ancaman dari negara

besar, kemudian dibentuklah Perseriakan Bangsa-Bangsa (United Nation Organitation)

berdasarkan konferensi San Fransisco yang dihadiri oleh 50 negara di dunia. Dalam

Konferensi ini berhasil dibentuk suatu piagam perdamaian bangsa-bangsa. Pada tanggal 24

Oktober piagam tersebut secara resmi diterima oleh dunia dan secara resmi ditetapkannya

Perserikatan Bangsa-Bangsa Pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa. aPembentukan

Page 127:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

127

Perserikatan Bangsa-Bangsa berkaitan pula dengan Atlantic Charter (14 Agustus 1941)

yang disusun oleh Presiden Roosevelt bersama Perdana Menteri Churchil. Piagam ini

berisi tentang rencana pembentukan tatanan dunia baru yang demokratis setelah Perang

Dunia II selesai. Rumusan singkatnya menentukan nasib sendiri diantara bangsa-bangsa di

dunia. Hasil dari Atlantic Charter semakin diperkuat dengan Declaration of the United

Nation (1 Januari 1942). Landasan-landasan lain dari pembentukan Perserikatan Bangsa-

Bangsa adalah Dumbarton Oaks (7 Oktober 1944) dan Yalta Conference (14

Februari1945).

Perserikatan Bangsa-Bangsa yang lahir pada 24 Oktober 1945, namun baru

diresmikan secara formal pada 10 Januari 1946 dalam sidang pertamanya di London.

Pendirian Perserikatan Bangsa-Bangsa ini bertujuan untuk

1. Menjamin perdamaian dunia, hak-hak manusia, kemajuan sosial, dan ekonomi

2. Menyelesaikan perselisihan dengan jalan damai dan tidak boleh perang

3. Tidak boleh melanggar kedaulatan negara lain

4. Tidak boleh campur tangan urusan dalam negeri suatu negara

5. Mengadakan tindakan kerja sama terhadap negara-negara yang membahayakan

perdamaian dunia.

Dalam rangka mengimpletasikan kerja-kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa kemudian

dibentuk badan-badan keorganisasian yaitu

1. Sidang Umum,

a. Sidang umum diadakan setiap tahun sekali, namun bisa dilakukan setiap

waktu sesuai dengan permintaan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa

Bangsa

b. Dalam sidang umum tiap-tiap negara diwakili oleh 5 orang dengan satu

suara

c. Hak veto tidak berlaku

d. Putusan diambil atas dua pertiga jumlah suara

e. Tugasnya merundingkan segala hal yang dianjukan oleh Dewan Keamanan

dan Anggaran Belanja Perserikatan Bangsa-Bangsa

2. Dewan Keamanan

a. Dewan ini beranggotakan 5 negara tetap dengan hak veto yaitu, Amerika

Serikat, Rusia, Inggris, Perancis dan Cina. Serta 6 anggota tidak tetap yang

dipilih dalam sidang umum setiap dua tahun sekali.

b. Dewan Keamanan bertugas memlihara keamanan dan perdamaian dan

memutuskan sangsi dan mengambil tindakan yang diperlukan

3. Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Council)

a. Dewan ini beranggotakan 18 negara dengan hak yang sama

b. Masa kerja dewan selama 3 tahun

c. Dewan ini bertugas mengurus perkembangan sosial, ekonomi, kesehatan,

kebudayaan, hak-hak manusia, emansiapasi wanita, transportasi

d. Dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh badan-badan khusus seperti ILO,

FAO, UNESCO, WHO, World Bank, IMF, GATT, ICAO, UPU, TU WMO

dan IMCO

4. Dewan Perwakilan

Dewan ini bertugas mengurusi perkembangan sosial, ekonomi dan budaya

bagi negara secara politis maih di bawa perwakilan negara.

Page 128:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

128

5. Mahkamah Internasional

Mahkamah internasional bertugas menyelesaikan masalah-masalah

internasional. Anggota Mahkamah ini dipilih oleh Majelis Umum dan

Dewan Keamanan

6. Sekretariat

Bandan ini diketuai oleh seorang Sekretaris Jenderal yang diangkat oleh

Majelis Umum atas usul Dewan Keamanan dengan masa jabatan 5 tahun.

Sekretaris Jenderal bertugas menyelenggarakan Pekerjaan Administrasi

PBB.

KEBANGKITAN HEROISME DAN KESADARAN KEBANGSAAN

Dr. Rudy Gunawan, M.Pd

I. PENDAHULUAN

1. Imperialisme

Menurut Soebantardjo (1960) Perkataan imperialisme berasal dari kata Latin

"imperare" yang artinya "memerintah". Hak untuk memerintah (imperare) disebut

"imperium". Orang yang diberi hak itu (diberi imperium) disebut "imperator". Yang

lazimnya diberi imperium itu ialah raja, dan karena itu lambat-laun raja disebut imperator

dan kerajaannya (ialah daerah dimana imperiumnya berlaku) disebut imperium. Pada

zaman dahulu kebesaran seorang raja diukur menurut luas daerahnya, maka raja suatu

negara ingin selalu memperluas kerajaannya dengan merebut negara-negara lain. Tindakan

raja inilah yang disebut imperialisme oleh orang-orang sekarang, dan kemudian ditambah

dengan pengertian-pengertian lain hingga perkataan imperialisme mendapat arti-kata yang

kita kenal sekarang ini. hingga kata imperealisme ini bisa digunakan untuk dan menetap

dimana saja (http://id.wikipedia.org/wiki/Imperialisme 2013).

Imperialisme merujuk pada sistem pemerintahan serta hubungan ekonomi dan politik

negara-negara kaya dan berkuasa, mengawal dan menguasai negara-negara lain yang

dianggap terbelakang dan miskin dengan tujuan mengekploitasi sumber-sumber yang ada

di negara tersebut untuk menambah kekayaan dan kekuasaan negara penjajahnya

(http://staff.ui.ac.id/system/files/users/linda.sunarti/material/phki-2.pdf tanpa tahun).

Imperialisme terbagi menjadi dua kategori yaitu imperialisme kuno dan imperialisme

modern. Imperialisme kuno merupakan negara-negara yang berhasil menaklukkan atau

menguasai negara-negara lain, atau yang mempunyai suatu imperium seperti imperium

Romawi, Turki Usmani dan China. Tujuan imperialisme kuno adalah untuk menguasai

daerah kaya dengan sumber daya alam, penyebaran agama dan kejayaan. Sementara itu

imperalisme modern dilakukan oleh negara Eropa untuk mendapatkan daerah pemasaran

hasil industri, mendapakan daerah penghasil bahan baku serta mendapatkan daerah untuk

penanaman modal. Bermula sejak Revolusi Industri di Inggris tahun 1870-an dimana

Page 129:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

129

negara-negara di Eropa berlomba-lomba mencari daerah jajahan di wilayah Asia, Afrika

dan Amerika.

Di Asia Tenggara, bangsa Eropa tiba pada abad ke-16. Ketertarikan di bidang

perdaganganlah yang umumnya membawa bangsa Eropa ke Asia Tenggara, sementara

para misionaris turut serta dalam kapal-kapal dagang dengan harapan untuk menyebarkan

agama Kristen ke wilayah ini. Portugis adalah kekuatan Eropa pertama yang membuka

akses jalur perdagangan yang sangat menguntungkan ke Asia Tenggara tersebut, dengan

cara menaklukkan Kesultanan Malaka pada tahun 1511. Belanda dan Spanyol

mengikutinya dan segera saja mengatasi Portugis sebagai kekuatan-kekuatan European

utama di wilayah Asia Tenggara. Belanda mengambil-alih Malaka dari Portugis di tahun

1641, sedangkan Spanyol mulai mengkolonisasi Philipina (sesuai nama raja Phillip II dari

Spanyol) sejak tahun 1560-an. Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau

Perserikatan Perusahaan Hindia Timur yang bertindak atas nama Belanda, mendirikan kota

Batavia (sekarang Jakarta) sebagai pusat perdagangan dan ekspansi ke daerah-daerah

lainnya di pulau Jawa, serta wilayah sekitarnya.

Inggris, yang diwakili oleh British East India Company, secara relatif datang ke

wilayah ini lebih kemudian. Diawali dengan Penang, Inggris mulai memperluaskan

kerajaan mereka di Asia Tenggara. Mereka juga menguasai wilayah-wilayah Belanda

selama Perang Napoleon. Di tahun 1819, Stamford Raffles mendirikan Singapura sebagai

pusat perdagangan Inggris dalam rangka persaingan mereka dengan Belanda. Meskipun

demikian, persaingan tersebut mereda di tahun 1824 ketika dikeluarkannya traktat Anglo-

Dutch yang memperjelas batas-batas kekuasaan mereka di Asia Tenggara. Sejak tahun

1850-an dan seterusnya, mulailah terjadi peningkatan kecepatan kolonisasi di Asia

Tenggara. British East India Company, kadang kala disebut sebagai John Company,

merupakan sebuah perusahaan saham-gabungan dari para investor, yang diberikan Royal

Charter oleh Elizabeth I pada 31 Desember 1600, dengan tujuan untuk menolong hak

perdagangan di India. Royal Charter (Piagam Kerajaan) secara efektif memberikan

perusahaan yang baru berdiri ini sebuah monopoli dalam seluruh perdagangan di Hindia

Timur. Perusahaan berubah dari sebuah gabungan perdagangan komersial ke salah satu

yang memerintah India ketika perusahaan ini mengambil fungsi pemerintahan dan militer

tambahan, sampai pembubarannya pada 1858.28

2. Kolonialisme

Kolonialisme adalah suatu bentuk penguasaan atau penjajahan yang dilakukan oleh

suatu negara (kolonialis) terhadap suatu daerah atau bangsa lain dalam rangka memperluas

wilayah kekuasaannya. Kolonialisme ditandai dengan adanya penguasaan suatu daerah,

kemudian disusul dengan pemindahan penduduk dari negara kolonial ke wilayah yang

telah dikuasainya tersebut. Sejak abad ke-15, proses kolonialisme yang dilakukan oleh

bangsa-bangsa Eropa dipusatkan ke suatu kawasan yang disebut Dunia Timur.

28 Sejarah Asia Tenggara (http://indonesiaindonesia.com/f/98105-asia-tenggara-sejarah/), Indonesiaindonesia.com. Diambil pada 20 November 2012

Page 130:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

130

GAMBAR 1 PELAYARAN SAMUDERA YANG DILAKUKAN OLEH BANGSA

PORTUGIS MENUJU INDIA DAN NUSANTARA (http://files.sman1-mgl.sch.id/viewing/Pdf/Kelas_11/Sejarah/Kelas11-Sejarah-

Perkembangan+Pengaruh+Barat6.pdf/ t.thn.)

Terdapat enam negara yang menerapkan kolonialisme di Asia Tenggara,

diantaranya: Portugis, Inggris, Spanyol, Belanda, Perancis dan Amerika Serikat.

Kedatangan keenam negara tersebut tidak terjadi secara bersamaan, tetapi diawali oleh

kedatangan bangsa Portugis yang pertama kali mendarat di Malaka pada tahun 1511.

Sehingga Portugislah yang pertama kali membuka jalur masuk ke Asia Tenggara terutama

dalam hal perdagangan. Namun, pada akhirnya daerah kekuasaan Portugis hanya sebagian

kecil dari wilayah di Asia Tenggara yaitu di pulau Timor. Selanjutnya, disusul oleh

kedatangan bangsa Spanyol dan Belanda. Spanyol menduduki Philipina setelah berhasil

menaklukkan Cebu (1565) dan Manila (1571), hingga kemudian daerah kekuasaan tersebut

direbut oleh Amerika dalam Spanish-American war tahun 1898. Hal ini sebagai bentuk

kegagalan Spanyol dalam melawan intervensi atas Philipina terkait sejumlah perebutan

wilayah, termasuk di dalamnya penguasaan atas Sulu.

Sedangkan kolonialisme Belanda terbagi ke dalam dua periode, yaitu periode

pertama disebut masa kekuasaan VOC, Dutch East India Company (1605-1799). Di mana,

masa kekuasaan ini difokuskan oleh bangsa Belanda dalam mengejar keuntungan

maksimal melalui perdagangan monopoli. Belanda menetapkan Batavia (Jakarta) sebagai

pusat jalur perdagangannya (Tarling, 1999). Selanjutnya, periode kedua ketika pemerintah

Belanda mengambil alih aset yang dimilikinya (1825) dan setelah Napoleonic wars,

ekspansi wilayah kekuasaan meluas ke seluruh wilayah Indonesia (Wilson dalam www.

seasite.niu.edu). Namun, perlawanan bangsa Indonesia yang didasarkan pada nasionalisme

hingga tahun 1949, Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.

Ekspansi oleh Perancis atas Vietnam (1858), menjadikan Cochin China sebagai dasar

ekspansi Perancis atas Indochina (Cochin China, Annam, Tongking, Laos, dan Kamboja)

tahun 1907. Tetapi, setelah Perang Dunia II, Vietnam menolak intervensi Perancis dan

berhasil menyatakan kemerdekaannya pada tahun 1946. Selain, negara-negara Eropa,

Amerika Serikat juga terlibat dalam ekspansi wilayah di Philipina menaklukkan Spanyol

(1898).

Berdasarkan bentuk kolonialisme yang diterapkan oleh negara-negara Eropa di Asia

Tenggara, Wilson dalam tulisannya menguraikan terdapat dua bentuk kolonialisme, yaitu:

liberal colonialism (Inggris dan Amerika Serikat) dan repressive colonialism (Spanyol,

Belanda, Perancis). Pada liberal colonialism, negara penguasa masih menghargai aturan

hukum, kebebasan rakyat, partisipasi politik, edukasi terbuka, dan peluang melakukan

kegiatan ekonomi. Selain itu, terdapat peluang untuk menyatakan kemerdekaan.

Page 131:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

131

Sedangkan pada repressive colonialism, semua hal dilakukan secara tertutup dan terbatas

baik dalam partisipasi politik maupun kebebasan masyarakat. Sehingga, tercipta

keterlambatan dalam perkembangan kegiatan ekonomi.

Kolonialisme di Asia Tenggara akhirnya berakhir melalui revolusi yang dlakukan

oleh negara-negara di Asia Tenggara. Pada saat itu, konsep dominan yang diterapkan

untuk mengalahkan kolonialisme adalah gejolak pergerakan nasionalisme dari negara-

negara yang terjajah. Nasionalisme ini dimaksudkan sebagai wujud rasa yang

menginginkan restorasi atas kemerdekaan negara mereka. Lebih lanjut, Wilson

menguraikan terdapat tiga sumber yang membuat perkembangan nasionalisme di Asia

Tenggara, yaitu: pertama, kepercayaan setempat, di mana pergerakan nasionalis pertama di

Burma dipimpin oleh penganut Budha (1906), demikian halnya nasionalis dari Indonesia

yang dipimpin oleh Sarekat Islam (1902); kedua, pendidikan Barat, di mana para pelajar

kemudian semakin memahami nasionalisme; ketiga, gerakan sosial radikal yang

dilatarbelakangi oleh sosialisasi dengan paham komunis, seperti PKI di Indonesia.29

Koloni merupakan negeri, tanah jajahan yang dikuasai oleh sebuah kekuasaan asing.

Koloni adalah satu kawasan diluar wilayah negara asal atau induk. Tujuan utama

kolonialisme adalah kepentingan ekonomi.Kebanyakan koloni yang dijajah adalah

wilayah yang kaya akan bahan mentah, keperluan untuk mendapatkan bahan mentah

adalah dampak dari terjadinya Revolusi Industri di Inggris. Istilah kolonialisme

bermaksud memaksakan satu bentuk pemerintahan atas sebuah wilayah atau negeri lain

(tanah jajahan) atau satu usaha untuk mendapatkan sebuah wilayah baik melalui paksaan

atau dengan cara damai. Usaha untuk mendapatkan wilayah biasanya melalui penaklukan.

Penaklukan atas sebuah wilayah bisa dilakukan secara damai atau paksaan baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pada mulanya mereka membeli barang dagangan

dari penguasa lokal, untuk memastikan pasokan barang dapat berjalan lancar mereka

kemudian mulai campur tangan dalam urusan pemerintahan penguasa setempat dan

biasanya mereka akan berusaha menjadikan wilayah tersebut sebagai tanah jajahan

mereka. Negara yang menjajah menggariskan panduan tertentu atas wilayah

jajahannya, meliputi aspek kehidupan sosial, pemerintahan, undang-undang dan

sebagainya.

29 Kolonialisme dan Revolusi di Asia Tenggara (http://sartika-t--fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-59684-MBP%20Asia%20Tenggara-Kolonialisme%20dan%20Revolusi%20di%20Asia%20Tenggara.html) , Web.unair.ac.id. Diambil pada 20 November 2012

Page 132:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

132

GAMBAR 2 RUTE PETA PERDAGANGAN PADA MASA KOLONIALIME DAN

IMPERIALISME http://www.public.iastate.edu/~cfford/342WorldHistoryModern.html

II. PEMBAHASAN

1. Masuknya Bangsa Eropa di Indonesia

a. Bangsa Portugis

Bangsa Portugis memasuki kawasan Indonesia pada abad ke-15. Pada tahun

1510 Alfonso d’Albuquerque berhasil menaklukkan Goa dan Malaka setahun

kemudian pada tahun1511. Sebelumnya pemimpin kekuasaan Portugis adalah

Francisco De Almeida telah berhasil menguasai perdagangan di pantai Malabar

tetapi menolak untuk memperluas ekspansinya ke Malaka. Dari Malaka, Portugis

mengirimkan dutanya ke Myanmar dan Siam serta mengirimkan Angkatan

Bersenjata ke Maluku di bawah kepemimpinan Antonio d’ Abreu pada tahun 1512.

Tahun 1512 M Portugis sampai ke Maluku dan pada tahun 1513 M Portugis

kembali datang ke Maluku dan mereka berusaha untuk menjalin hubungan kerja

sama terutama dalam bidang perdagangan rempah-rempah dan mereka

diperbolehkan mendirikan sebuah benteng di sana. Portugis menguasai Ternate

sampai tahun 1574 M, masyarakat Ternate mengusir Portugis karena memonopoli

rempah-rempah. Portugis meninggalkan budaya mereka disana seperti alat musik

beraliran keroncong (biola, ukulele/kentrung dan Cello) bangunan gedung, benteng

pertahanan, penyebaran agama nasrani dan bahasa yang dapat dipahami oleh

masyarakat setempat terutama di Maluku.

Kedatangan bangsa Portugis disebabkan oleh (Darmawan tanpa tahun):

1) Semangat untuk menaklukkan bangsa yang dulu pernah menaklukkan negara

mereka dalam hal ini orang Islam (Rencquesta)

2) Terputusnya perdagangan antara Lisabon dengan kawasan Laut Tengah akibat

jatuhnya Konstantinopel ketangan Turki pada tahun 1453 sehingga Portugis

harus mencari jalan sendiri ke Timur khususnya Indonesia untuk mencari

rempah-rempah.

3) Perubahan besar di Eropa sekitar tahun 1500-an Masehi pada masa

Renaissance. Renaissance dapat diartikan sebagai lahirnya kembali kebudayaan

Romawi dan Yunani. Namun juga Renaissance dapat diartikan sebagai lahirnya

kembali jiwa dan semangat Eropa yang bebas, kebebasan untuk mencari dan

mengembangkan ilmu pengetahuan. Hal ini mengakibatkan perubahan mental

yang besar pengaruhnya bagi bangsa Eropa. Selain itu menumbuhkan semangat

kepeloporan, penjajahan, termasuk penjelajahan untuk mencari daerah-daerah

baru di luar Eropa.

4) Penemuan-penemuan yang diakibatkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi seperti penggunaan mesiu, peta bumi, kompas dan sarana

pelayaran yang lebih baik sehingga mampu melakukan pelayaran ke seluruh

dunia dan mempunyai semangat penjajahan.

Portugis mencoba berhubungan dengan Ratu Padjajaran pada tahun 1522 untuk

membendung kekuasaan Islam dan menyebarkan agama Katolik melalui pelabuhan

Sunda Kelapa. Namun upaya yang dipimpin oleh Franciscus Xaverius tersebut

gagal walaupun sudah dialihkan ke Blambangan. Pada tahun 1587 M Sultan Aceh

Alauddin Riaayat mengadakan perdamaian terhadap Portugis karena adanya

pemberontakan dari wilayah taklukkannya terhadap Aceh, sehingga

pemberontakan itu mampu diredakan dengan bantuan Portugis, hal ini membuat

Page 133:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

133

wilayah kekuasaan Portugis meluas ke Aceh dan mendapatkan keuntungan yang

besar.

Pada tahun 1598 Angkatan laut Portugis yang dipimpin oleh Laurenco de Brito

dari pangkalannya di Goa untuk menyerang kapal dagang Belanda30. Namun tidak

ada satupun kapal Belanda yang berlabuh di Banten sehingga menimbulkan

kemarahan Angkatan laut Portugis. Mangkubumi dituduh telah berhianat dan

bersekongkol dengan Belanda karena membocorkan rahasia, dan menuntut supaya

Mangkubumi mengembalikan semua hadiah yang sudah diberikan. Sudah tentu

Mangkubumi tidak mau menuruti kemauan mereka, karena Portugis tidak ada hak

dan wewenang untuk mengusir kapal-kapal asing yang sedang berlabuh di Banten.

Akhirnya penyerangan dilakukan oleh Portugis kepada tentara Banten dan

merampas barang-barang yang ada dan diangkut ke kapalnya, bahkan lada

kepunyaan pedagang China pun dirampasnya pula. Melihat kejadian itu, tentara

Banten, yang memang sudah dipersiapkan, menyerang kapal-kapal Portugis itu,

sehingga tiga buah kapal Portugis dapat dirampas dan seorang laksamananya

tewas; sedangkan yang lainnya melarikan diri, setelah meninggalkan barang hasil

rampasannya.

Secara umum, kejatuhan Portugis di Asia Tenggara menurut Sir Thomas Roe,

seorang utusan Inggris di Moghul disebabkan oleh hal-hal berikut (Darmawan,

Masuknya Imperialisme Barat di Asia Tenggara, tanpa tahun):

1) Portugis terlalu mengandalkan kekuatan perangnya dan menganggap paling

kuat sehingga melakukan peperangan di mana-mana yang mengakibatkan

banyaknya biaya yang keluar.

2) Portugis datang sebagai penakluk, sehingga menimbulkan permusuhan dan

kebencian di kalangan bangsa-bangsa Asia Tenggara.

3) Seringkali terjadi keributan intern dimana para pemimpinnya sering terlbat

dalam perebutan kekuasaan dan pengaruh untuk kepentingan pribadinya

masing-masing.

4) Negara lain seperti Belanda dan Inggris meningkatkan kemampuan angkatan

lautnya sehingga mampu menyaingi armada Portugis dan Spanyol pada akhir

abad ke-16.

b. Bangsa Spanyol

Bangsa Spanyol tiba di Indonesia pada tahun 1521 dan diterima dengan baik

oleh masyarakat Tidore di Maluku. Kedatangan Spanyol memunculkan persaingan

dengan Portugis yang terlebih dahulu sudah menduduki Maluku (Ternate). Tahun

1524 M bangsa Spanyol kembali datang ke Maluku dan diterima baik oleh

masyarakat Tidore dan persaingan pun kembali terjadi dengan masyarakat Ternate

yang bersekutu dengan Portugis. Pertikaian antara Ternate-Portugis dengan Tidore-

Spanyol di akhiri dengan kemenangan Ternate-Portugis. Spanyol dan Portugis

saling menuduh, bahwa lawannya melangar isi perjanjian Tordessilas (1494).

30 Suatu hari datanglah utusan khusus pemerintah Portugis dari Malaka dengan membawa hadiah uang 10.000 rial dan berbagai perhiasan yang bagus dan mahal. Mereka minta supaya Banten memutuskan hubungan dagang dengan Belanda dan apabila orang-orang Belanda itu datang supaya kapal-kapalnya dirusak atau diusir. Dikatakan pula, bahwa nanti akan datang armada Portugis yang akan mengadakan pembersihan terhadap kapal Belanda di perairan Banten dan negeri timur lainnya. Mangkubumi Jayanagara menerima semua hadiah tersebut, tapi, secara rahasia, diutusnya kurir untuk menyam-paikan berita itu kepada pedagang Belanda, supaya mereka segera meninggalkan Banten karena armada Portugis akan menyergap mereka. Mendengar berita itu, kapal dagang Belanda pun segera meninggalkan Banten (Humaspdg 2010).

Page 134:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

134

Perselisihan ini kemudian dapat diakhiri dengan ditandatanganni Perjanjian

Saragosa (1529), yang menentukan batas timur antara Wilayah kekuasaan Portugis

dan Spanyol yaitu garis meridian yang melalui kepulauan Jailolo. Spanyol lebih

lama menduduki wilayah Philipina dibandingkan dengan Indonesia.

Proses penjajahan Spanyol di Philipina adalah melakukan perlawanan dengan

penduduk asli yang telah beragama Islam maka orang Spanyol menyebut mereka

dengan bangsa Moro. Sepanjang sejarah kolonialisme Spanyol di Philipina orang-

orang Moro di Selatan tidak pernah sama sekali dapat ditaklukan dan ditundukan.

Tercatat paling tidak terdapat enam kali periode peperangan antara bangsa Moro

dengan Spanyol (Mahmud 2012).

c. Bangsa Belanda

Kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia berawal dari wilayah Belanda yang

sempit dan keadaan alamnya yang merupakan daerah dataran rendah dekat dengan

pantai Samudra Atlantik, memaksa Belanda untuk mencari nafkah di laut.

Biasanya para pedagang ini membeli rempah-rempah di Lisabon (ibu kota

Portugis) untuk disebarkan ke Eropa Barat dan Utara. Negeri Belanda pada waktu

itu masih merupakan Negara jajahan Spanyol. Tahun 1585 Belanda tidak dapat

lagi membeli rempah-rempah dari Lisabon karena Portugis juga dikuasai oleh

bangsa Spanyol. Dengan demikian maka putuslah hubungan perdagangan rempah-

rempah antara Lisabon dengan Belanda yang akhirnya mengakibatkan Belanda

menderita kerugian. Sejak itu Belanda berusaha sendiri untuk menjelajahi samudra

dengan tujuan untuk mencari rempah-rempah dari daerah asalnya yaitu Indonesia

(http://febasfi.blogspot.com/2012/11/kedatangan-bangsa-eropa-di-asia-

tenggara.html 2012).

Vlekke (2008:119) mengemukakan Armada Belanda yang pertama berusaha

mencapai Indonesia dipimpin Van Neck, namun ekspedisi ini gagal. Bulan April

1595 Belanda memulai pelayarannya menuju ke Nusantara dengan empat buah

kapal dibawah pimpinan Cornelius de Houtman dan de Keyzer. Dalam

pelayarannya menuju ke Timur Belanda menempuh rute: Belanda-Pantai Barat

Afrika-Tanjung Harapan-Samudra Hindia-Selat Sunda-Banten. Pada 5 Juni 1596

empat kapal Belanda mendekati pantai barat Sumatera dan 12 hari kemudian

mereka mencapai Banten di daerah Jawa Barat Daya31.

(http://febasfi.blogspot.com/2012/11/kedatangan-bangsa-eropa-di-asia-

tenggara.html 2012).

31 Pelayaran bangsa Belanda ke Indonesia selalu menjauhi pelayaran bangsa Portugis, selain itu Belanda juga tidak mau menguasai daerah pendudukan Portugis. Pelayaran de Houtman tidak singgah di India dan Malaka yang sudah di duduki oleh Portugis. Cara ini digunakan untuk menghindarkan pertentangan dengan Portugis, pelayarannya memasuki wilayah nusantara dengan melalui selat Sunda (http://febasfi.blogspot.com/2012/11/kedatangan-bangsa-eropa-di-asia-tenggara.html 2012).

Page 135:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

135

GAMBAR 3 KEDATANGAN BELANDA DI BANTEN PADA TAHUN

1596 http://humaspdg.wordpress.com/2010/04/20/catatan-sejarah-kesultanan-banten/

Pada tanggal 28 November 1598 rombongan baru dibawah pimpinan Jacob

van Neck dan Van Waerwyck dengan 8 buah kapalnya tiba di Banten. Kedatangan

Belanda pada saat itu bernasib baik karena hubungan Banten dengan Portugis

memburuk sehingga mereka diterima dengan baik. Sikap dari Van Neck sendiri

juga diatur dengan sangat hati-hati dan pandai mengambil hati para pembesar

Banten. Jacob van Neck dibantu oleh van Waerwijk dan van Heemskerck pandai

membawa diri dan sanggup menahan hati bila berhadapan dengan Mangkubumi,

bahkan permohonan untuk menghadap Sultan pun dikabulkan. Dengan membawa

hadiah sebuah piala berkaki emas sebagai tanda persahabatan, van Neck

menghadap kepada Sultan Abdul Mafakhir. Hasilnya Van Neck kembali ke

Belanda dengan tiga kapal yang penuh muatan, sedangkan van Waerwijk dan van

Heemskerck melanjutkan perjalanannya ke Maluku dengan lima buah kapal.

Dengan keberhasilan dua ekspedisi dagang ke Indonesia ini akhirnya berduyun-

duyunlah orang-orang Belanda untuk berdagang. Tercatat pada tahun 1598 saja

ada 22 kapal milik perorangan dan perikatan dagang dari Nederland menuju

Indonesia. Bahkan tahun 1602 ada 65 kapal yang kembali dari kepulauan

Indonesia dengan muatan penuh (Humaspdg 2010).

Karena persaingan ketat antar sesama pedagang Belanda yang berlomba-lomba

untuk mendapat rempah-rempah dari negeri timur, maka keuntungan mereka pun

sedikit, dan bahkan rugi32. Melihat kenyataan ini maka pada tahun 1602

dibentuknya persatuan dagang yang kemudian diberi nama “Vereenigde Oost

Indische Compagnie (VOC) dengan modal pertama 6,5 juta gulden dan

berkedudukan di Amsterdam; dan tujuannya adalah mencari laba sebanyak-

banyaknya, di samping untuk memperkuat kedudukan Belanda melawan

kekuasaan Portugis dan Spanyol. Berdirinya VOC ini dibantu oleh pemerintah

kerajaan Belanda, sehingga VOC diberi hak-hak sebagai berikut (Humaspdg

2010):

1) Hak monopoli untuk berdagang di wilayah antara Amerika dan Afrika.

32 dari data-data yang dikumpulkan, ternyata kerugiannya mencapai 5 laksa gulden (Humaspdg 2010)

Page 136:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

136

2) Dapat membentuk angkatan perang sendiri, mengadakan peperangan,

mendirikan benteng dan bahkan menjajah.

3) Berhak untuk mengangkat pegawai sendiri.

4) Berhak untuk membuat peradilan sendiri (justisi).

5) Berhak mencetak dan mengedarkan uang sendiri.

Sejalan dengan hak yang diperoleh oleh VOC maka kewajiban yang harus

dipenuhi terhadap pemerintah kerajaan Belanda, yaitu Bertanggung jawab kepada

Staten General (Dewan Perwakilan Rakyat Belanda) dan Pada waktu perang harus

membantu pemerintah dengan uang dan angkatan perang. Di Indonesia, VOC

pertama kali berpusat di Ambon. Gubernur Jenderal pertamanya adalah Pieter

Both. Di bawah kepemimpinannya, VOC berhasil menguasai perdagangan rempah-

rempah di Maluku. Namun, itu belum cukup bagi VOC sebab Malaka sebagai pusat

perdagangan di Asia Tenggara masih dikuasai Portugis. Oleh karena itu, untuk

menyingkirkan Portugis, Pieter Both merasa perlu memindahkan pusat kegiatan

VOC dari Ambon ke Jayakarta (Wiharyanto, Pergantian Kekuasaan di Indonesia

Tahun 1800 2007). Setelah berjalan lebih dari satu setengah abad, ternyata

keuntungan yang diperoleh semakin kecil , kasnya semakin menipis, sedang

anggaran belanja VOC semakin besar. Keadaan tersebut tidak semakin bertambah

baik tetapi justru semakin merosot. Itulah sebabnya VOC akhirnya membubarkan

diri pada tanggal 31 Desember 1799 (Khoo, 1976 dalam Wiharyanto, 2007).

Setelah VOC bubar, Indonesia diserahkan kepada pemerintah Belanda

(Republik Bataaf). Pegawai-pegawai VOC menjadi pegawai pemerintah Belanda.

Hutang VOC juga menjadi tanggungan negeri Belanda. Dengan demikian sejak

tanggal 1 Januari 1800 Indonesia dijajah langsung oleh negeri Belanda. Sejak saat

itu Indonesia disebut Hindia Belanda. Sejak itu di Indonesia berlangsung masa

kolonialisme33 (Wiharyanto 2007a). Setelah Indonesia menjadi Hindia Belanda,

ternyata nasibnya juga tidak lebih baik dibanding masa VOC. Hal ini disebabkan

karena karakter pimpinan kolonial di Indonesia yang kurang bersahabat dengan

rakyat dan tujuan Belanda menguasai Indonesia juga tidak berubah. Indonesia yang

sejak dahulu telah dikenal sebagai penghasil rempah-rempah, selalu menjadi

incaran banyak bangsa untuk menguasai Indonesia. Tidak heran banyak terjadi

perang antarbangsa untuk memperebutkan Indonesia. Seiring dengan uraian di atas,

maka pada bagian berikut ini akan diuraikan tentang masa politik kolonial liberal

(1800-1811), masa penjajahan liberal di Indonesia atau masa pemerintahan Raffles

(1811-1816), masa Komisi Jenderal (1816-1819), sampai dengan masa

pemerintahan Van der Capellen (1819-1825) (Wiharyanto 2007a).

33 Kolonialisme adalah sistem di mana suatu negara menjalankan politik pendudukan atau penjajahan

Page 137:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

137

GAMBAR 4 WILAYAH HINDIA BELANDA DARI TAHUN 1800 S.D.

TAHUN 1942

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia-Belanda

d. Bangsa Perancis

Bersamaan dengan tertanamnya pengaruh Belanda di kepulauan Nusantara

saudagar Perancis mencoba membuka perdagangan dengan Asia Tenggara. Pada

tahun 1601 sebuah ekspedisi mendarat di Banten, pada tahun 1603 maskapai

dagang Hindia Timur didirikan di Paris. Bangsa Belanda berhasil Menahan

masuknya Portugis dan Inggris. Menghadapi Hindia Timur Perancis kemudian

terhenti kegiatannya. Perdagangan Perancis kemudian diselenggarakan terbatas

kepada perdagangan individual, mereka mengunjungi Sulawesi dan Sumatera

(Darmawan tanpa tahun). Kedatangan Perancis di Indonesia lebih bersifat

individual, Perancis lebih menguasai Indo China diantaranya yaitu Vietnam, Laos,

Kamboja.

e. Bangsa Inggris

Pada abad ke-17, Inggris tampil sebagai sebuah negara yang menguasai lautan

(Sarvajala). Hal ini terbukti dengan semakin luasnya daerah perdagangan Inggris

di kawasan Asia maupun Amerika. Suatu posisi yang pada hakikatnya mendorong

Inggris untuk menjadi sebuah negara yang kaya raya di kawasan Eropa. Dalam

perdagangannya, Inggris tergolong negara yang mahir memainkan peranan dan

strategi perdagangan. Sebagai bukti, pemerintah Inggris memiliki persekutuan

dagang yang disebut East Indies Company (EIC) atau Persekutuan Dagang Hindia

Timur. EIC merupakan sebuah persekutuan dagang yang menjadi saingan bagi

persekutuan dagang Belanda yang bernama VOC di wilayah Hindia Timur dan

Asia Timur. Menjelang abad ke-18, persekutuan EIC ini mengalami kemajuan

yang pesat. Sebuah studi terbaru menunjukkan 90 persen negara di dunia ternyata

pernah dijajah Inggris. Dari sekitar 200 negara di dunia saat ini, hanya 22 negara

yang sama sekali tak pernah dijajah Inggris, antara lain Guatemala, Tajikistan dan

Kepulauan Marshall termasuk satu negara Eropa, Luksemburg. Sejarah penjajahan

Inggris itu dimuat dalam sebuah buku berjudul All Countries We've Ever Invaded:

And the Few Never Got Round To, karya Stuart Laycock (Hardoko 2012).

Inggris tiba di Indonesia pertama kali pada tahun 1740 dengan kedatangan

pedagang Inggris yang bernama Francis Light (1740-1794) berhasil meyakinkan

Page 138:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

138

Gubernur Inggris untuk mengadakan perjanjian dagang yang disebut Perjanjian

Vervailles (1783) dengan Kerajaan Aceh dan Kedah. Walaupun menemui banyak

penolakan terutama dari Sultan Aceh namun Light tetap mengajukan usul yaitu

penduduka Penang dengan pengertian bahwa pendudukan tersebut tidak untuk

pemecahan angkatan laut melainkan untuk mematahkan monopoli Belanda dan

juga menjamin keamanan yang lebih baik bagi pelayaran China (Sudharmono

2012).

.

2. Perlawanan Kerajaan Indonesia terhadap Imperialisme dan Kolonialisme Barat.

Dominasi dan tekanan bangsa Eropa di Indonesia sampai dengan abad ke-18

semakin besar dan meluas, bukan hanya bidang ekonomi dan politik, tetapi sudah

merambah kepada penetrasi budaya dan agama (Johan 2014). Hal ini mengakibatkan

perlawanan dan perang untuk melawan tindakan sewenang-wenang dan penindasan yang

dilakukan oleh penguasa kolonial Eropa yang telah menimbulkan kesengsaraan bagi

bangsa Indonesia. Pada awalnya perlawanan ditujukan kepada kekuasaan Portugis dan

VOC. Perlawanan dilakukan oleh Kerajaan yang wilayahnya menjadi wilayah jajahan

bangsa Eropa

a. Perlawanan Kesultanan Ternate-Tidore (Maluku)

Kedatangan bangsa Portugis dan Spanyol di Maluku pada tahun 1521 khususnya

Ternate dan Tidore bukan hanya memonopoli perdagangan rempah-rempah, tetapi

melakukan kekerasan militer dan pemaksaan terhadap rakyat Ternate dan Tidore. Selain

itu juga terjadi pelanggaran perjanjian persahabatn dan dagang antara Sultan Khairun

(Ternate) dengan Gubernur Portugis de Mesquita pada tahun 1564 yang menganggap

Sultan Khairun berada di bawah jajahan Portugis (Djaelani 1999). Walaupun persetujuan

perjanjian tersebut diperbaharui, dengan menyebutkan bahwa hak-hak sultan diakui,

namun Portugis tetap berhak memonopoli perdagangan rempah-rempah di Ternate, usaha

kristenisasi tidak boleh dihalang-halangi dan jika terjadi perselisihan antara sultan dengan

gubernur, maka raja Portugis yang berhak menyelesaikan.

Setelah satu tahun perjanjian tersebut dilaksanakan, Sultan Khairun kehilangan

kesabarannya dan membatalkan secara sepihak perjanjian tersebut serta sekaligus

menyatakan perang kepada Portugis yang diakibatkan perlakuan Gubernur de Mesquita

yang menganggap kesultanan Ternate sebagai daerah jajahan saja. Keputusan ini

dilanjutkan dengan tindakan militer yaitu pasukan Sultan Khairun dan rakyatnya

diperintahkan mengusir semua orang Kristen, baik Portugis maupun penduduk asli, dari

kekuasaan Sultan Ternate. Hal ini menimbulkan pertempuran yang mengakibatkan banyak

korban dan ribuan orang Portugis serta rakyat yang beragama Kristen sempat melarikan

diri ke Ambon dan Mindanao.

Peristiwa ini menimbulkan kemarahan Gubernur de Mesquita dan pimpinan

missionaris, sehingga meminta bantuan dari Malaka dan Goa. Datangnya bantuan tersebut

tidak menyebabkan pasukan tentara di bawah pimpinan Sultan Khairun menjadi gentar,

bahkan menumbuhkan semangat untuk mati syahid di medan pertempuran, pertempuran

yang gagah-perkasa dari pasukan tentara Ternate ini, mengakibatkan kerugian yang besar

bagi pasukan tentara Portugis sampai Portugis mengajak untuk berdamai.

Sultan Khairun menerima ajakan berdamai dengan syarat semua pemeluk agama

Kristen harus keluar dari Ternate dan kembali ditandatangin oleh Sultan Khairun dan

Gubernur de Masquita. Sebagai bentuk peresmian perjanjian perdamaian, maka Gubernur

mengadakan resepsi di tempat kediaman Gubernur pada tanggal 28 Februari 1570. Namun

pada saat resepsi berlangsung seorang pengawal dari tentara Portugis telah menikam

Page 139:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

139

Sultan dan menimbulkan pertikaian. Pertikaian berdarah tersebut mengakibatkan Sultan

Khairun dan sebagian rombongannya meninggal dunia (Djaelani 1999).

Peristiwa penikaman tersebut menimbulkan kemarahan Pangeran Babullah, putera

Sultan Khairun di Ternate dan mengangkat pangeran menjadi Sultan Ternate untuk

menggantikan ayahnya. Pasukan Sultan Babullah bergerak untuk menghancurkan benteng

pertahanan Portugis di Ternate dan di Ambon dengan dibantu oleh Sultan Tidore. Tentara

Portugis menyerah kepada Sultan Babullah pada akhir tahun 1575 setelah bentengnya

terkurung selama 5 tahun dan tidak mendapat bantuan dari tentara Portugis yang

didatangkan dari Malaka dan Goa akibat tidak mampu menembus blokade pasukan Sultan

Ternate.

b. Perang Mataram (Kerajaan Mataram)

Kesultanan Mataram sudah diajak kerja sama oleh VOC sejak tahun 1614 pada saat

VOC masih bermarkas di Ambon. VOC mengirimkan perwakilan untuk mengajak Sultan

Agung bekerja sama namun ditolak oleh sultan. Tahun 1618 VOC mencoba kembali

bekerja sama setelah melihat Mataram dilanda gagal panen akibat perang melawan

Surabaya, namun kembali ditolak oleh Sultan. Baru pada tahun 1621, Mataram mulai

menjalin kerjasama dengan VOC dengan tujuan untuk memanfaatkan VOC dalam

persaingan menghadapi Surabaya dan Banten. Belanda diizinkan mendirikan benteng (loji)

untuk kantor dagang di Jepara. Belanda juga memberikan dua meriam terbaik untuk

Kerajaan Mataram. Dalam perkembangannya, terjadi perselisihan antara Mataram dengan

Belanda. Gubernur Jendral VOC Jan Piterzoon Coen memerintahkan Van Der Marct

menyerang Jepara. Sultan Agung mempersiapkan serangan terhadap kedudukan Belanda

di Batavia. Serangan pertama dilakukan tahun 1628. Pasukan Mataram yang dipimpin

Tumenggung Baurekso tiba di Batavia tanggal 22 Agustus 1628. Pasukan ini kemudian

disusul pasukan Tumenggung Sura Agul-Agul, yang dibantu dua bersaudara, yakni Kiai

Dipati Mandurojo dan Kiai Upa Santa. Upaya serangan pertama gagal untuk menghalang

mundur pasukan Belanda. Tidak kurang 1.000 prajurit Mataram gugur dalam perlawanan

tersebut. Mataram mempersiapkan serangan kedua ini pun gagal. Selain kelemahan

pasukan pertama, lumbung padi persediaan makanan banyak dihancurkan Belanda. Di

samping Sultan Agung, perlawanan terhadap kekuasaan VOC juga dilakukan oleh

Pangeran Mangkubumi dan Mas Said (Johan 2014).

c. Perang Makasar (Kerajaan Makasar)

Kedatangan VOC di Indonesia memang banyak menghasilkan kontroversi dimana

saja tempat yang mereka singgahi, tidak terkecuali di Makasar. Di Sulawesi Selatan,

perlawanan terhadap kolonialisme Belanda dilakukan oleh Kerajaan Gowa dan Tallo, yang

kemudian bergabung menjadi Kerajaan Makasar. Dilihat dari letak geografisnya, letak

wilayah Kerajaan Makasar sangat strategis dan memiliki kota pelabuhan sebagai pusat

perdagangan di Kawasan Indonesia Timur

(http://buihkata.blogspot.com/2012/11/perlawanan-rakyat-makasar-terhadap.html 2012).

Kerajaan Makassar, dengan didukung oleh pelaut-pelaut ulung, mencapai puncak

kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Hasanudin antara tahun 1654 - 1669. Pada

pertengahan abad ke-17, Kerajaan Makasar menjadi pesaing berat bagi kompeni VOC

pelayaran dan perdagangan di wilayah Indonesia Timur. Persaingan dagang tersebut terasa

semakin berat untuk VOC sehingga VOC berpura-pura ingin membangun hubungan baik

dan saling menguntungkan. Upaya VOC yang sepertinya terlihat baik ini disambut baik

oleh Raja Gowa dan kemudian VOC diizinkan berdagang secara bebas. Setelah

mendapatkan kesempatan berdagang dan mendapatkan pengaruh di Makasar, VOC mulai

Page 140:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

140

menunjukkan perilaku dan niat utamanya, yaitu mulai mengajukan tuntutan kepada Sultan

Hasanuddin.

Tuntutan VOC terhadap Makasar ditentang oleh Sultan Hasanudin dalam bentuk

perlawanan dan penolakan semua bentuk isi tuntutan yang diajukan oleh VOC.

Pertempuran pertama terjadi pada tahun 1633 dan pertempuran kedua terjadi pada tahun

1654. Kedua pertempuran tersebut diawali dengan perilaku VOC yang berusaha

menghalang-halangi pedagang yang masuk maupun keluar Pelabuhan Makasar. Dua kali

upaya VOC tersebut mengalami kegagalan karena pelaut Makasar memberikan

perlawanan sengit terhadap kompeni. Pertempuran ketiga terjadi tahun 1666 - 1667 dalam

bentuk perang besar. Ketika VOC menyerbu Makasar, pasukan kompeni dibantu oleh

pasukan Raja Bone (Aru Palaka) dan Pasukan Kapten Yonker dari Ambon. Pasukan

angkatan laut VOC, yang dipimpin oleh Speelman, menyerang pelabuhan Makasar dari

laut, sedangkan pasukan Aru Palaka mendarat di Bonthain dan berhasil mendorong suku

Bugis agar melakukan pemberontakan terhadap Sultan Hasanudin serta melakukan

penyerbuan ke Makasar. Namun akhirnya Sultan Hasanudin terdesak dan dipaksa untuk

menandatangani perjanjian perdamaian di Desa Bongaya pada tahun 1667. Salah satu

faktor penyebab kegagalan rakyat Makasar adalah keberhasilan politik adu domba Belanda

terhadap Sultan Hasanudin dengan Aru Palaka. Perlawanan rakyat Makasar selanjutnya

dilakukan dalam bentuk lain, seperti membantu Trunojoyo dan rakyat Banten setiap

melakukan perlawanan terhadap VOC (http://buihkata.blogspot.com/2012/11/perlawanan-

rakyat-makasar-terhadap.html 2012).

d. Perang Banten

Peristiwa perompakan atau pembajakan kapal milik Banten yang pulang dari Jawa

Timur oleh kapal-kapal Belanda, menimbulkam amarah Sultan Ageng Tirtayasa, sehingga

ia menyatakan perang kepada Belanda. Kebijaksanaan ini ditentang keras oleh anaknya

Sultan Haji. Bahkan atas bantuan Belanda pada tanggal 1 Maret 1680, Sultan Haji

menurunkan ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa dari kesultanan dan mengangkat dirinya

menjadi Sultan Banten (Djaelani 1999). Tindakan pemecatan Sultan Ageng Tirtayasa

menimbulkan reaksi besar dari para bangsawan Banten di bawah pimpinan Pangeran

Purbaya dan para ulama dan rakyat di bawah pimpinan Syeikh Yusuf. Secara spontan

rakyat Banten tidak mengakui kepemimpinan Sultan Haji di Banten. Dan sebaliknya

mereka berkumpul dihadapan Sultan Ageng Tirtayasa untuk menyatakan kesetiaannya dan

bersedia berperang untuk menurunkan Sultan Haji dan Belanda yang menjadi biang

keladinya.

Pada tanggal 7 April 1680 pagi-pagi buta pasukan Sultan Ageng di bawah

pimpinannya langsung, didampingi oleh anaknya pangeran Purbaya dan menantunya

Syeikh Yusuf melakukan serangan umum yang mematikan, terhadap kehidupan Sultan

Haji dan pasukan Belanda. Dalam keadaan yang sangat kritis, Laksamana Saint Martin

dan Tak menyodorkan 'surat perjanjian' kepada Sultan Haji untuk ditanda-tangani, jika

bantuan pasukan Belanda diperlukan oleh Sultan. Untuk mempertahankan hidupnya dan

kekuasaannya, Sultan Haji menanda-tangani surat perjanjian yang sangat merugikan itu

untuk selama-lamanya. Perang Sultan Ageng Tirtayasa merupakan perang melawan

Belanda, namun karena kekuatan senjata yang tidak seimbang, mengakibatkan pasukan

Sultan Ageng mengalami kekalahan dan akhirnya menyerah pada bulan Maret 1683.

e. Pemberontakan Untung Surapati

Untung ialah seorang budak dari Bali. Ia dibeli oleh pedagang dari Belanda dan

dijadikan pegawai VOC. Kesalahan yang dibuatnya, yaitu menjalin hubungan dengan

seorang gadis yang merupakan putri dari tuannya, sehingga dia dipenjara. Di dalam

Page 141:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

141

penjara ia memimpin teman-temannya untuk membongkar pintu penjara dan kemudian ia

merampok orang orang Belanda. Untung kemudian menjadi buronan, Belanda selalu

menemui kegagalan dalam menangkapnya (Johan 2014). Di sisi lain, VOC sedang

berusaha melakukan penangkapan terhadap Pangeran Purbaya, putra Sultan Ageng

Tirtayasa yang meloloskan diri. Dalam usahanya VOC menarik kelompok Untung untuk

membantunya menangkap Pangeran Purbaya. Kelompok Untung berhasil menangkap

Pangeran Purbaya. Namun, setelah hampir mendekati Batavia, Untung berubah pikiran

karena mendapat penghinaan dari pimpinan pasukan VOC dan ia memutuskan untuk

kembali melawan VOC. Nama Surapati di dapat ketika mampu selamat dari tuduhan

melakukan pembangkangan terhadap Sultan Cirebon dan lawannya yang bernama Surapati

dihukum mati.

Ketika mataram dipimpin oleh Sunan Amangkurat II, Untung Surapati melanjutkan

perjuangan di wilayah Mataram. Dalam melakukan perlawanan terhadap Belanda, Sunan

Amangkurat II merangkul Untung. Namun ia menyadari akan kelicikan sunan ketika

menjerumuskan Trunojaya. Maka, setelah membunuh Kapitan Tack dan anak buahnya

Untung pun menyingkir ke Jawa Timur. Kaptain Tack adalah utusan Belanda yang

bertugas untuk menangkap Untung Surapati. Perjuangan Untung Surapati semakin kuat

dengan dibangunnya pusat perjuangan untuk melawan VOC di Pasuruan Jawa Timur yang

bernama Wiranegara. Wiranegara dipimpin dan diperintah oleh Untung Surapati dan

setelah peperangan dengan Sunan Mas, Untung gugur dalam pertempuran besar di

Banggil. (Johan 2014).

f. Perlawananan Patimura

Pada tahun 1817, terjadi perubahan penguasaan di Indonesia. Belanda kembali

berkuasa di Indonesia menggantikan Inggris. Perkembangan itu telah menggelisahkan

masyarakat Maluku. Belanda menerapkan kebijakan yang sangat berbeda dengan Inggris.

Rakyat pun kecewa, rakyat dipaksa menyerahkan berbagai macam hasil bumi, seperti kopi

dan rempah-rempah. Rakyat mendapat bayaran yang sangat kecil, bahkan kadang kadang

tidak dibayar. Pada bulan Mei 1817, rakyat Maluku di Saparua melancarkan perlawanan

yang dipimpin oleh Thomas Matulessy atau patimura. Thomas Matulessy dilahirkan di

Haria, Pulau Saparua Maluku. Pada tahun 1783. Pada masa pemerintahan Inggris,

Patimura masuk dinas militer berpangkat sersan (Johan 2014). Poesponegoro (2010)

dalam (Johan 2014) menceritakan “Di Pulau Saparua pertemuan-pertemuan pertama

dilakukan di sebuah tempat yang dinamakan Hutan Kayuputih”, Sehari sebelum

penyerbuan ke benteng Duurstede, mereka berkumpul untuk merundingkannya dan

memilih pemimpin perangnya pada tanggal 14 Mei 1817. Para pemuda dan penguasa-

penguasa desa(raja atau patih dan orang kaya) memutuskan untuk menghancurkan pusat

kekuasaan kolonial di benteng Duurstede yang terletak di Pulau Saparua. Keputusan yang

sangat dirahasiahkan ini diteruskan kepada setiap negeri di pulau itu. Selain itu, dalam

musyawarah di tempat itu mereka juga memilih Thomas Matulesy sebagai pimpinan

perang dengan julukan Pattimura.

Pada malam hari tanggal 15 Mei 1817 para pemuda Saparua dibawah pimpinan

Patimura, mulai melakukan perlawanan terhadap Belanda. Mereka membakar perahu-

perahu pos di pelabuan. Setelah itu, mereka mengepung Benteng Duursted. Pada tanggal

16 Mei 1817, Benteng tersebut berhasil diduduki oleh barisan Patimura dan kawan-kawan.

Setelah itu, Benteng Deverdijk dapat dikuasai dan Residen Van Der Berg berhasil

ditembak mati. Sebagaimana dikemukakan oleh (Poesponegoro et al. 2010 :28), bahwa

: “Setiap penghuni benteng tersebut, termasuk Residen Van Der Berg beserta keluarganya

tewas...” (Johan 2014). Pada bulan Juli 1817, pihak Belanda mendatangkan bantuan

dengan kekuatan yang lebih besar dari Batavia. Pasukan ini dipimpin oleh Laksamana

Page 142:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

142

Muda Buykes. Kemudian belanda melancarkan serangan besar-besaran, sehingga pasukan

Patimura terdesak oleh Belanda. Pada Bulan Agustus 1817, Patimura terpaksa menyingkir

ke hutan dan melakukan perang gerilya. Dengan tipuan muslihat, Belanda berhasil

menguasai kembali Benteng Deverdijk pada tanggal 18 November 1817. Belanda juga

berhasil menangkap dan menghukum mati kapitan Paulus Tiahahu. Setelah itu,

perlawanan lainnya dilakukan oleh pehlawan wanita, yaitu Cristian Martha Tiahahu yang

berusia 17 tahun yang pergi ke hutan untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Sekitar bulan November 1817, Patimura terdesak dan akhirnya dapat ditangkap oleh

Belanda. Pada tanggal 16 Desember 1817, Patimura dihukum gantung di alun alun Ambon

di depan Benteng Victoria.

g. Perang Dipenogoro

Pangeran Diponegoro, menurut Babad Diponegoro yang ditulisnya sendiri di Penjara

Menado, menceritakan bahwa ia sejak muda telah mengabdi pada agama, mengikuti jejak

dan hidup moyangnya yang sangat taat pada agama. Moyangnya itu tinggal di Tegalrejo.

Untuk menghindari diri dari pengaruh kraton Yogyakarta, ia tinggal bersama neneknya di

Tegalrejo (Djaelani 1999). Diponegoro dalam memimpin perangnya senantiasa diwarnai

oleh ajaran Islam dan bahkan berusaha agar syari'at Islam itu tegak di dalam daerah

kekuasaannya. Sebagai penasehat keagamaan Dipenogoro memilih Kiai Mojo seorang

ulama terkenal dari Mojo Solo, selain penasehat, Kiai Mojo juga memimpin pasukan

bersama-sama anaknya di daerah Solo.

Sejak Daendels berkuasa, maka wilayah kekuasaan raja-raja Jawa, terutama

Yogyakarta dan Surakarta, makin dipersempit. Daendels menghendaki persamaan derajat

dengan Sultan pada waktu upacara kunjungan resmi diadakan di kraton. Dalam upacara

tersebut pembesar Belanda supaya diijinkan duduk sejajar dengan raja, dan sajian sirih

supaya dihapuskan. Raffles juga meneruskan usaha yang sama terhadap kehidupan

keraton. Kondisi seperti itu menimbulkan rasa kekecewaan dan ketidaksenangan di antara

beberapa golongan bangsawan. Mereka menganggap bahwa martabat kerajaan menjadi

merosot akibat tindakan Belanda tersebut. Tambahan lagi setelah kebiasaan minum-

minuman keras beredar di kalangan kaum bangsawan atau rakyat umum, kekhawatiran

dan kekecewaan di kalangan golongan agama di istana makin meningkat (Johan 2014).

Pengaruh Pangeran Diponegoro sebagai putera Sultan Hamegkubuwono III begitu

besar, apalagi ketika menjadi wali Sultan HB V yang saat itu baru berusia 3 tahun

membuat Belanda menyesal memilih beliau sebagai wali Sultan dan dianggap sebagai

ancaman bagi kekuasaan Belanda sehingga pemerintahan diserahkan kepada Patih

Danurejo dan di bawah kekuasaan residen. Kebijaksanaan lain yang dianggap melecehkan

Diponegoro adalah perbuatan residen dan patih yang selalu mengambil keputusan-

keputusan dengan tidak dirundingkan terlebih dahulu dengan Diponegoro dan Pangeran

Mangkubumi. Misalnya, mengangkat seorang penghulu itu adalah hak Sultan. Tetapi

waktu penghulu Rachmanudin berhenti lantaran berbeda pendapat dengan patih, maka

residen dan patih mengangkat penggantinya tidak dengan persetujuan para wali. Pangeran

Diponegoro menganggap pengangkatan itu tidak sah. Sekali peristiwa Pangeran

Diponegoro diperlakukan tidak pantas oleh dua orang pegawai Belanda, dalam pesta di

rumah patih. Beliau terus meninggalkan perayaan tersebut, lalu mengasingkan diri di

Tegalrejo (Johan 2014).

Page 143:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

143

Pada waktu residen dan patih menyuruh menyambung jalan dari kota ke Tegalrejo

(Jalan Notoyudan) yang akan melalui tempat yang dianggap keramat oleh Diponegoro,

maka Diponegoro menentangnya. Penentangan tersebut mengakibatkan pasukan Belanda

mnyerbu ke Tegalrejo sehingga akhirnya pada tanggal 25 Juli 1825 berkobarlah

perlawanan Dipenogoro. Setelah pertempuran di Tegalrejo ini, Diponegoro dengan

pasukannya menyingkir ke Gua Selarong, sekitar 15 km sebelah barat daya kota

Yogyakarta, guna mengatur siasat perang selanjutnya. Keluarga Pangeran Diponegoro

diungsikan ke Dekso (Kulon Progo) . Kabar mengenai meletusnya perlawanan

Diponegoro terhadap Belanda meluas ke berbagai daerah. Rakyat petani yang telah lama

menderita dalam kehidupannya, banyak yang segera datang untuk ikut serta dalam

perlawanan. Demikian pula para ulama dan bangsawan yang kecewa terhadap Belanda

bergabung dengan Diponegoro. Daerah-daerah lain juga menyambut perlawanan

Diponegoro dengan melakukan perlawanan terhadap Belanda.

Karena itu tawaran Belanda untuk melakukan perdamaian selalu ditolak oleh

Diponegoro.Melihat semakin kuatnya Diponegoro dan semakin meluasnya medan

pertempuran, maka Belanda menilai bahwa perlawanan Diponegoro sangat

membahayakan kedudukan Belanda di Indonesia. Itulah sebabnya Belanda lalu menggelar

berbagai siasat untuk menumpas atau menghentikan perlawanan Diponegoro. Sampai

tahun 1829 tersebut kira-kira 200 ribu pasukan Diponegoro telah gugur. Oleh karena

kondisinya yang semakin terdesak dan melihat kedudukannya yang sudah tidak ada

harapan lagi, maka Diponegoro bersedia untuk melakukan perundingan. Pemerintah

Negeri Belanda mendesak de Kock agar segera menghentikan perlawanan dengan cara

apapun agar melapangkan jalan bagi pelaksanaan Culturstelsel. Di samping itu, de Kock

juga terancam dipecat jika Diponegoro sampai lepas kembali. Perlawanan Pangeran

Diponegoro membawa akibat yang cukup berat. Korban di pihak Belanda sebanyak

15.000 tentara, terdiri dari 8000 ribu orang Eropa, dan 7000 orang serdadu pribumi. Biaya

yang harus dikeluarkan untuk membiayai perang itu tidak kurang dari 20 juta gulden. Di

samping itu, tidak sedikit perkebunan-perkebunan swasta asing yang rusak. Kemakmuran

rakyat lenyap sama sekali.

h. Perang Padri

Latar belakang lahirnya kaum Padri mempunyai kaitan dengan gerakan Wahabi yang

muncul di Saudi Arabia, yaitu gerakan yang dipimpin oleh seorang ulama besar bernama

Muhammad bin Abdul Wahab (1703-1787). Nama gerakan Wahabi sesungguhnya

merupakan nama yang mempunyai konotasi yang kurang baik, yang diberikan oleh lawan-

lawannya, sedangkan gerakan ini lebih senang dan menamakan dirinya sebagai kaum

'Muwahhidin' yaitu kaum yang konsisten dengan ajaran tauhid, yang merupakan landasan

asasi ajaran Islam (Djaelani 1999). Perang Padri adalah peperangan yang berlangsung di

Sumatera Barat dan sekitarnya. Awal mula Perang Padri disebabkan munculnya

pertentangan sekelompok ulama yang dijuluki sebagai Kaum Padri terhadap kebiasaan-

kebiasaan buruk yang dilakukan oleh kalangan masyarakat yang disebut Kaum Adat.

Kebiasaan buruk tersebut antara lain : judi, sabung ayam, madat, minuman keras,

tembakau, sirih dan juga aspek hukum adat mengenai warisan serta longgarnya

pelaksanaan kewajiban ritual formal agama Islam. Tidak adanya kesepakatan dari Kaum

Adat yang telah memeluk Islam untuk meninggalkan kebiasaan tersebut, memicu

kemarahan Kaum Padri, sehingga pecahlah peperangan pada tahun 1803 hingga tahun

1833. Perang tersebut dapat disebut sebagai perang saudara. Dalam peperangan, Kaum

Padri dipimpin oleh Harimau Nan Salapan sedangkan Kaum Adat dipimpinan oleh Yang

Dipertuan Pagaruyung waktu itu Sultan Arifin Muningsyah. Kaum Adat yang mulai

terdesak, meminta bantuan kepada Belanda pada tahun 1821. Namun pada kenyataannya

Page 144:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

144

keterlibatan Belanda justru memperumit keadaan, sehingga sejak tahun 1833, Kaum Adat

berbalik bergabung bersama Kaum Padri dan melawan Belanda (http://dianrana-

katulistiwa.com/padri.pdf t.thn.).

Pada tahun 1825 di Jawa mulai berkobar perang Diponegoro. Belanda menilai bahwa

perang Diponegoro lebih berbahaya dari pada Perang Padri. Karena itu, pasukan Belanda

yang bertugas di Sumatera Barat harus dikurangi untuk dikerahkan ke Jawa. Karena

kondisi tersebut Belanda menggunakan taktik berdamai dengan pihak Padri. Perdamaian

itu diadakan pada tahun 1825 (Johan 2014). Pada saat terjadi gencatan senjata tersebut,

ternyata Belanda melakukan tekanan-tekanan kepada penduduk setempat, sehingga

akhirnya meletuslah perlawanan kembali dari pihak kaum Padri diikuti oleh rakyat

setempat. Perlawanan segera menjalar kembali ke berbagai tempat. Tuanku Imam Bonjol

mendapat dukungan Tuanku nan Gapuk, Tuanku nan Cerdik, dan Tuanku Hitam, sehingga

mulai tahun 1826 volume pertempuran semakin meningkat. Salah satu markas kaum Padri

yang berada di Tanjung Alam diserang oleh pasukan Belanda (1833) . Akibat pertempuran

tersebut, pasukan Padri melemah karena beberapa pemimpin Padri menyerah, misalnya

Tuanku nan Cerdik. Sejak itu perlawanan-perlawan terhadap Belanda dipimpin sendiri

oleh Tuanku Imam Bonjol.

Untuk mempercepat penyelesaian Perang Padri, Gubernur Jenderal van den Bosch

datang ke Sumatera Barat untuk menyaksikan sendiri keadaan di medan pertempuran. Ia

mengeluarkan pernyataan gubernemen yang terkenal dengan nama Pelakat Panjang.

Pernyataan itu memberi hak-hak istimewa kepada mereka yang memihak Belanda. Dalam

kondisi terjepit, pihak Belanda mengajak Imam Bonjol untuk berunding. Tetapi

perundingan perdamaian itu oleh Belanda hanyalah dipakai untuk mengetahui kekuatan

yang terakhir di pihak Padri, yang ada di Benteng Bonjol, sementara mengharapkan Imam

Bonjol mau menyerahkan diri. Perundingan gagal karena pihak Belanda memang telah

melakukan persiapan untuk mengepung benteng tersebut. Jenderal Michiels memimpin

sendiri pengepungan kota Bonjol. Dengan susah payah Kaum Padri menghadapi kekuatan

musuh yang jauh lebih kuat. Pada akhirnya benteng Kaum Padri jatuh ke tangan Belanda.

Tuanku Imam Bonjol beserta sisa-sisa pasukannya tertawan pada tanggal 25 Oktober

1837. Imam Bonjol lalu dibuang ke Cianjur, lalu dipindah ke Ambon dan akhirnya

dibuang ke Minahasa.

i. Perang Aceh

Pelanggaran Traktat London yang ditandatangani pada tahun 1824 oleh Belanda

mengakibatkan perang Aceh terjadi. Salah satu isi perjanjian tersebut adalah Belanda

harus menjamin keamanan di perairan Aceh, tanpa mengganggu kedaulatan negara

tersebut. Namun pada tahun 1863, kesultanan Aceh tidak lagi diakui oleh Belanda sebab

Sultan Deli mengadakan perjanjian kerjasama dengan Belanda dengan memperbolehkan

Belanda membuka perkebunan tembakau besar-besaran di Deli. Keuntungan yang besar,

pembukaan terusan Suez, posisi strategis Aceh dan ketamakan Belanda dan Inggris

membuat Aceh sebagai wilayah kolonialnya membuat Aceh waspada. Pada akhir

Nopember 1871 lahirlah apa yang disebut Traktat Sumatera, dimana disebutkan dengan

jelas "Inggeris wajib berlepas diri dari segala unjuk perasaan terhadap perluasan

kekuasaan Belanda di bagian mana pun di Sumatera. Pembatasanpembatasan Traktat

London 1824 mengenai Aceh dibatalkan” (Djaelani 1999).

Aceh pernah mendapatkan peringatan dari Multatuli pada tahun 1872 namun tidak

dihiraukan oleh Sultan Aceh, sementara Belanda terus menghimpun kekuatan untuk

menyerbu Aceh. Keinginan Gubernur Jenderal Loudon adalah segera sesudah tangal 18

Februari 1873 akan mengirimkan Nieuwenhuyzen bersama beberapa kapal perang ke

Aceh. Pasukan ekspedisinya akan menyusul kemudian. Tetapi keadaan armada negara

Page 145:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

145

begitu buruk, sehingga baru pada tanggal 7 Maret 1873 dua kapal perang siap berlayar.

Walaupun demikian Aceh telah mempersiapkan diri untuk menghadapi penyerbuan

pasukan Belanda, dengan jalan membuat benteng-benteng dan kubu-kubu pertahanan

sepanjang pantai yang diperhitungkan akan menjadi tempat pendaratan pasukan musuh.

Pada tanggal 19 Maret 1873, kapal-kapal perang Belanda yang dipimpin oleh Jenderal

J.H.R. Kohler dan Kolonel Nieuwenhuyzen telah berada dilepas pantai Aceh. Dari kapal

'Citadel van Antwerpen' melalui surat-surat, Belanda memberikan ultimatum, dan

ultimatum itu dijawab oleh Sultan Aceh dengan menyatakan, antara lain: " .....Kemudian

daripada itu kami iringi harapan kami yang sungguh-sungguh, agar hendaknya negeri kami

jangan dihancurkan"

Ekspedisi pertama Belanda dengan 3193 prajurit dipimpin oleh Jenderal Kohler.

Setelah beberapa lama terjadi tembak menembak di daerah pantai, pasukan Aceh

mengundurkan diri dan berkubu di sekitar Mesjid Raya. Belanda langsung menyerbu

Mesjid Raya dengan tembakan-tembakan meriam, sehingga mesjid itu terbakar. Pasukan

Aceh mundur dan Mesjid Raya diduduki Belanda. Namun pasukan Aceh berhasil

menembak Jenderal Kohler sehingga tewas, sehingga pimpinan tentara Belanda diambil

alih oleh Kolonel van Dalen dan menarik diri dari Mesjid Raya (Johan 2014). Pasukan

Aceh melakukan konsolidasi di sekitar istana Sultan Mahmudsyah. Pasukan-pasukan itu

terus digerakkan untuk melakukan serangan-serangan terhadap pos-pos Belanda. Dengan

demikian usaha Belanda untuk menundukkan Aceh dengan serangan terbuka mengalami

kegagalan, sehingga Belanda memilih memblokade Aceh. Ketika itu muncullah tokoh-

tokoh pemimpin seperti Panglima Polem, Teuku Imam Lueng Bata, Cut Banta, Teungku

Cik di Tiro, Teuku Umar, dan istrinya Cut Nya’ Din, dan masih banyak pemimpin Aceh

lainnya yang memimpin perlawanan di daerahnya masing-masing.

Untuk memadamkan perlawanan rakyat Aceh, pemerintah Belanda memisahkan

daerah Aceh sebelah utara dari Aceh sebelah selatan, sedangkan pantai laut dijaga oleh

angkatan laut Belanda. Siasat ini disebut konsentrasistelsel, yaitu daerah yang dikuasai

Belanda dimakmurkan agar orang-orang Aceh yang melakukan perlawanan meletakkan

senjata dan kembali ke daerah yang aman dan makmur itu. Dalam perkembangannya,

siasat tersebut gagal, sebab pagar kawat berduri sebagai daerah pembatas tersebut sering

dirusak kaum gerilya dan penjaganya mati terbunuh. Sementara itu Teuku Umar yang

sudah menyerah kepada Belanda (1893) pada tahun 1896 kembali melawan Belanda

setelah berhasil membawa banyak senjata Belanda. Dalam kondisi sulit ini muncullah

seorang ahli bahasa-bahasa Timur dan hukum Islam Dr. Snouk Hurgronye sebagai

penasehat dalam urusan pemerintahan sipil. Ia mempelajari bahasa, adad istiadat,

kepercayaan dan waktu orang-orang Aceh. Dari hasil penelitiannya akhirnya dapat

diketahui bahwa sebenarnya Sultan Aceh itu tidak mempunyai kekuatan apa-apa tanpa

persetujuan dari kepala-kepala yang ada di bawahnya. Selain itu juga dijelaskan bahwa

pengaruh kaum ulama pada rakyat adalah sangat besar. Karena itu dirasa sulit untuk

menundukkan rakyat yang berkeyakinan agama yang kuat sepeti rakyat Aceh itu.

Dengan hilangnya pemimpin-pemimpin yang tangguh itu, maka perlawanan rakyat

Aceh makin kendor, dan di lain pihak Belanda dapat memperkuat kekuasaannya di daerah

itu. Sekalipun demikian perlawanan rakyat Aceh boleh dikatakanmerupakan perlawanan

yang paling lama dan yang paling besar selama abad ke-19. Dalam rangka untuk

memastikan kemerosotan perlawanan Aceh, pada tahun 1904 Jenderal van Daalen

melakukan ekspedisi lintas pedalaman, khususnya antara Gayo dan Alas. Dalam ekspedisi

tersebut pasukannya memang tidak mendapatkan perlawanan suatu apa sehingga pada

tahun 1904 itu pula perlawanan Aceh dinyatakan berakhir. Namun perlawanan masih

berlangsung terus, secara perseorangan maupun dalam kelompok; hanya semakin lama

semakin terpencil sifatnya.

Page 146:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

146

j. Perang Bali

Hubungan Bali dan Belanda berawal dari banyaknya kapal dagang Belanda

terdampar di salah satu pantai kerajaan Bali dan muatannya dirampas oleh raja. Walaupun

Belanda berulangkali mengajukan proters dan mengadakan perjanjian yang menyangkut

pembebasan kapal-kapal Belanda, namun raja-raja di Bali tidak mengindahkan, karena hal

tersebut merupakan hak yang dimiliki oleh kerajaan-kerajaan Bali di daerah pantai yang

dinamakan hukum tawan karang sekitar tahun 1841 di pantai wilayah Badung. Belanda

juga melakukan perdagangan (terutama perdagangan budak) dengan kerajaan-kerajaan

Bali. Poesponegoro (2010) menyebutkan pada tahun 1843 raja-raja Buleleng, Karangasem,

dan beberapa raja lainnya telah menandatangani perjanjian penghapusan tawan karang,

ternyata mereka tidak pernah melaksanakannya dengan sungguh-sungguh (Johan 2014).

Pada tahun 1846, Belanda mengirimkan ekspedisi militernya ke daerah Buleleng dan

berkobarlah perang Kerajaan Buleleng yang dibantu oleh Karangasem melawan Belanda.

Sebetulnya penyerangan yang pertama sudah dilakukan oleh Belanda pada tahun 1836

tetapi gagal dan dilakukalah perundingan sebagai taktik untuk menyerbu kembali. Bali di

bawah kepemimpinan Gusti Jelantik membangun benteng di Jagakarsa untuk menghalau

serangan Belanda. Tahun 1849 Belanda kembali menyerang Benteng Jagakarsa, karena

kalah dalam persenjataan, maka pasukan Bali mundur dan benteng dikuasai oleh Belanda.

Perlawanan Gusti Jelantik baru mengendor pada akhir abad ke 19 setelah sebagian

kerajaan Bali dikuasai oleh Belanda.

Tahun 1904 kembali pecah perang Bali-Belanda setelah rakyat di kerajaan Badung

merampas kapal dagang Cina yang terdampar34, Belanda berhasil merebut ibukota

Denpasar. Akibatnya raja-raja Bali melakukan puputan yaitu melawan habis-habisan

dengan diikuti sanak-saudaranya, para bangsawan lainnya dan kaum putri, bersenjata

tombak dan keris keramat. Mereka memilih gugur di medan perang dari pada menyerah

kepada Belanda.

k. Perang Banjarmasin

Orang-orang Italia merupakan orang Eropa pertama yang mengunjungi Kalimantan

pada abad ke-14, kemudian disusul orang Spanyol, Inggris, dan Belanda. Kerajaan Sambas

merupakan daerah pertama yang berada di bawah pengaruh Belanda semenjak kontrak

dengan VOC yang dibuat oleh Ratu Sapudak (Raja Sambas) pada tanggal 1 Oktober 1609.

Pada tanggal 4 September 1635, Kesultanan Banjar membuat kontrak perdagangan yang

pertama dengan VOC dan VOC akan membantu Banjar menaklukan Paser. Sejak 1636,

Banjarmasin berusaha menjadi pusat mandala bagi kerajaan-kerajaan lainnya yang ada di

Kalbar, Kalteng, dan Kaltim. Hikayat Banjar mencatat adanya pengiriman upeti kepada

Sultan Banjarmasin dari Sambas, Sukadana, Paser, Kutai, Berau, Karasikan

(Buranun/Sulu), Sewa Agung (Sawakung), Bunyut dan negeri-negeri di Batang Lawai.

Sukadana (dahulu bernama Tanjungpura) merupakan induk bagi kerajaan Tayan, Meliau,

Sanggau dan Mempawah. Pada tahun 1638 di Banjarmasin terjadi tragedi pembantaian

terhadap orang-orang Belanda dan Jepang sehingga Belanda mengirim ekspedisi

penghukuman dan membuat ancaman terhadap Kesultanan Banjarmasin, Kerajaan

Kotawaringin dan Kerajaan Sukadana. Tahun 1700 Sukadana (Matan) mengalami

kekalahan dalam perang dengan Landak (vazal Banten). Landak dibantu Banten dan VOC,

sehingga Banten mengklaim Landak dan Sukadana (sebagian besar Kalbar) sebagai

34 Pada tahun 1904 sebuah kapal dagang Cina terdampar di pantai timur Badung. Kapal tersebut dirampas

oleh penduduk di situ. Cina lalu lapor kepada Belanda. Kerajaan Badung dipersalahkan oleh Gubernemen

dan disuruh membayar denda. Perintah itu ditolak oleh raja Badung (Johan 2014).

Page 147:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

147

wilayahnya. Tahun 1756 VOC berusaha mendapatkan Lawai, Sintang dan Sanggau dari

Banjarmasin.

Daerah awal di Kalimantan yang diklaim milik VOC adalah wilayah sepanjang

pantai dari Sukadana sampai Mempawah yang diberikan oleh Kesultanan Banten pada 26

Maret 1778. VOC sempat mendirikan pabrik di Sukadana dan Mempawah tetapi 14 tahun

kemudian ditinggalkan karena tidak produktif (Sir Stamford Rafless, The History of Java).

Pendirian Kesultanan Pontianak yang didukung VOC di muara sungai Landak semula

diprotes Landak karena merupakan wilayahnya tetapi akhirnya mengendur karena tekanan

VOC. Pada 13 Agustus 1787, Kesultanan Banjar menjadi daerah protektorat VOC dan

vazal-vazal Banjarmasin diserahkan kepada VOC meliputi Kaltim, Kalteng, sebagian

Kalsel, dan pedalaman Kalbar, yang ditegaskan lagi dalam perjanjian 1826. Hindia

Belanda kemudian membentuk Karesidenan Sambas dan kemudian disusul pembentukan

Karesidenan Pontianak dengan diangkatnya raja-raja sebagai regent dalam pemerintahan

kolonial Hindia Belanda. Belakangan Karesidenan Sambas dilebur ke dalam Karesidenan

Pontianak beserta daerah pedalaman Kalbar menjadi Karesidenan Borneo Barat. Tahun

1860 Hindia Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar, kemudian terakhir wilayahnya

menjadi bagian dari Karesidenan Afdeeling Selatan dan Timur Borneo

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Kalimantan#Jaman_VOC 2014).

Tahun 1826 Belanda mengadakan perjanjian dengan Sultan Adam, raja Kerajaan

Banjar. Isi perjanjian ini menyatakan bahwa seluruh wilayah Kalimantan Selatan adalah

kekuasaan Belanda, kecuali Banjarmasin, Martapura, dan Hulu Sungai. Ketika daerah ini

berada di wilayah kekuasaan Sultan Adam dari kesultanan Banjar. Selain itu, Belanda

berhak menentukan siapa yang akan menjadi sultan muda, putra mahkota, dan

mangkubumi (Johan 2014). Tahun 1857 terjadi perebutan kekuasaan antara Pengeran

Tamjid Illah dan Pangeran Hidayat yang menimbulkan keresahan di kalangan rakyat dan

bangsawan Banjar, sehingga Belanda mengambil alih kekuasaan yang justru menimbulkan

kemarahan rakyat. Dipimpin oleh Pangeran Antasari, tahun 1859 rakyat Banjar menyerang

pertahanan Belanda di Martapura dan Pengaron diikut oleh penyerangan oleh tokoh-tokoh

Banjar lainnya.

Setelah tawaran perundingan Belanda ditolak oleh Kerajaan Banjar dan Belanda

menghapuskan kerajaan Banjar pada bulan Juni 1860. Perlawanan Banjar dimulai lagi

pada tahun 1862 setelah Antasari diangkat menjadi pemimpin tertinggi agama Islam di

Banjar, di tahun yang sama Antasari menderita luka-luka dan akhirnya wafat. Sejak tahun

1864 para pemimpin Banjar berhasil ditangkap satu persatu sehingga Banjar sepenuhnya

dikuasai oleh Belanda (Johan 2014).

A. Sumpah Pemuda

Nasionalime bukan hanya menjadi milik organisasi-organisasi politik tapi kemudian

menjadi milik para pelajar dan pemuda yang kemudian terhimpun kedalam PPPI

(perhimpunan-perhimpunan pelajar indonesia), organisasi tersebut didirikan tahun 1926

dan merupakan perkumpulan mahasiswa Recht Schoolgeschar dan STOVIA untuk

merealisasikan persatuannya dan menghilangkan sifat-sifat kedaerahan dan mencapai

Indonesia satu maka diadakanlah suatu kongres yang bertujuan membentuk badan

sentral, mengajukan paham kesatuan, dan semakin mempererat hubungan diantara semua

perkumpulan pemuda kebangsaan. Organisasi pemuda yang berkembang pada masa

pergerakan nasional sangat banyak. Hampir di seluruh wilayah atau daerah di Indonesia

ada, di antaranya Perkumpulan Pasundan (1914) yang ditujukan untuk mempertinggi

kesopanan, kecerdasan, dan kegiatan kemasyarakatan. Organisasi pemuda lainnya ialah Tri

Koro Dharmo (1915) yang nanti berganti nama menjadi Jong Java (1918), Jong Minahasa

(1918), Jong Sumatranen Bond (1918), Jong Ambon (1920), Kaum Betawi (1923), dan

Page 148:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

148

lain sebagainya. Pada perkembangan berikutnya ada di antara organisasi pemuda tersebut

yang berkembang pada pergerakan politik, seperti Jong Java yang berkeinginan

menghimpun pelajar-pelajar Indonesia dalam membentuk kesatuan Indonesia (Gunawan

2013).

Organisasi-organisasi pemuda tersebut mengadakan Kongres Pemuda I pada bulan

Mei 1926 dengan tujuan untuk menyatukan organisasi-organisasi pemuda itu. Pada

Kongres Pemuda II, rasa penyatuan itu semakin jelas dengan dikeluarkan ikrar. Ikrar atau

sumpah para pemuda yang dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 dengan nama Sumpah

Pemuda, isinya tiga sendi persatuan Indonesia yaitu:

Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu,

tanah Indonesia.

Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa

Indonesia.

Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa

Indonesia.

Dalam kongres inilah untuk pertama kalinya dikumandangkan lagu Indonesia Raya

ciptaan Wage Rudolf Supratman dan dikibarkan bendera merah putih sebagai bendera

pusaka. Peristiwa Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 ini merupakan puncak

pergerakan nasional. Sehingga sampai sekarang setiap tanggal 28 Oktober dinyatakan dan

diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Kondisi perjuangan nasional Indonesia sampai meletusnya Perang dunia II tidak

banyak berubah karena pada dasarnya pemerintah Belanda enggan melepaskan

Indonesia dari kekuasaannya. Dengan demikian bangsa Indonesia memasuki masa Perang

Dunia II dengan perasaan kecewa terhadap Belanda, karena tidak mau mengerti aspirasi

rakyat Indonesia akan kemerdekaan. Karena itu ketika Jepang menguasai Indonesia, para

pemimpin pergerakan tidak melawan, tetapi menunggu dan melihat situasi.

B. Pendudukan Militer Jepang di Indonesia.

Jepang masuk ke Indonesia terlebih dahulu melalui Tarakan Kalimantan Timur pada

tanggal 10 Januari 1942, seminggu kemudian menaklukkan Balikpapan, kemudian disusul

Pontianak dan Martapura pada bulan Februari 1941. Jepang menaklukkan Jawa setelah

menguasai daerah-daerah tersebut pada tanggal 1 Maret 1942 dengan menguasai Jawa

Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur (Poesponegoro dan Notosusanto 1984). Pada saat itu

secara otomatis wilayah Hindia Belanda dikuasai sehingga Jepang mulai melakukan

penyesuaian-penyesuaian dengan merencanakan ekspansionisme Dai Nipon.

Kedatangan Jepang pada umumnya diterima dengan baik dan penuh semangat.

Rakyat percaya bahwa Jepang datang untuk memerdekakan dan Jepang makin disenangi

karena segera menizinkan dikibarkannya bendera nasional Indonesia merah putih dan

dikumandangkannya lagu kebangsaan Indonesia Raya, dua hal penting yang dahulu

dilarang oleh Belanda (Kahin 1995). Alasan lainnya yang lebih penting karena Jepang

dapat lebih meningkatkan status sosial ekonomi orang Indonesia, hanya dengan kelayakan

saja tanpa kekerasan dan sejak 6 bulan kedatangannya, Jepang memenjarakan semua

penduduk Belanda, sebagian orang Indo dan sejumlah orang Kriten Indonesia yang diduga

pro Belanda ke dalam kamp-kamp konsentrasi.

Jumlah personil Jepang yang sedikit memaksa Jepang untuk mengambil orang

Indonesia untuk mengisi lowongan hampir semua jabatan tingkat menengah, atasan bidang

Page 149:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

149

adminitrasi dan teknis yang dulu diduduki orang Belanda atau Indo (Kahin 1995)35,

sehingga banyak orang Indonesia yang bekerja di pemerintahan mendapatkan kenaikan

pangkat sampai 3 pangkat. Jepang sepertinya tidak mendapat tantangan nyata dari

pemimpin nasional dan yakin dapat menghisap sumber-sumber di Indonesia untuk

kepentingan perang mereka tanpa harus mengadakan persetujuan dengan kaum nasionalis

Indonesia.

Berdasarkan keyakinan tersebut, Jepang membentuk gerakan 3A pada tanggal 29

April 1942 dan mempropagandakan semboyan dan propaganda Jepang “Nippon Pemimpin

Asia, Nippon Pelindung Asia dan Nippon Cahaya Asia”. Pergerakan ini bertujuan untuk

mengumpulkan dukungan untuk tujuan perang Jepang dan Kemakmuran Bersama Asia

Timur Raya. Pada tanggal 9 Juli 1942, Jepang membawa Soekarno kembali ke Jawa

setelah dia hidup dalam pembuangan selama delapan tahun di Flores dan Sumatera

(Caldwell dan Utrecht 2011). Soekarno langsung menghubungi Hatta dan Sjahrir yang

sebelumnya sudah mengadakan kontak dengan gerakan bahwa tanah yang dipimpin oleh

Sjarifuddin dan Darmawan Mangoenkoesoemo. Pada jaman Jepang ini perjuangan

Nasionalisme dilakukan dengan dua cara, yaitu di atas tanah (terang-terangan) dan di

bawah tanah (diam-diam) dengan pembagian tugas, Soekarno dan Hatta harus bekerja

secara resmi dengan Jepang dan Sjahrir, sambil terus kontak dengan mereka memimpin

perlawanan di bawah tanah (Kahin 1995).

Akan tetapi, kebaikan Jepang tidak berlangsung lama karena Jepang tidak

bermaksud memerdekakan Indonesia. Jepang mulai memperlihatkan tindakan buruk dalam

bentuk menjajah dan mengeruk kekayaan Indonesia dan memaksa para pemuda untuk

menjadi romusha (melakukan kerja pakasa) untuk membangun sarana dan prasarana

pendukung perang Jepang (Poesponegoro dan Notosusanto 1984). Organisasi yang

pertama, Hei Ho, terdiri dari pekerja paksa Indonesia dikirim hingga ke Burma. Jumlah

korban Romusha sangan tinggi dan dari beribu-ribu orang yang meningglkan Jawa, hanya

sebagian kecil yang kembali (Kahin 1995).

Dengan maksud memperoleh dukungan dari pemimpin nasionalis untuk tujuan

perang Jepang, maka Jepang berjanji tidak lama lagi akan memberi Indonesia suatu

pemerintahan sendiri dan mengijinkan berdirinya suatu organisaasi yang mencakup semua

pada tangga 9 Maret 1943 yaitu Poesat tenaga Rakyat (Poetera). Bagi Jepang, Poetera

merupakan suatu sarana untuk menggerakkan dukungan Indonesia bagi tujuan perangny,

karena itu harus dibuat konsesi-konsesi tertentu dengan para pemimpin nasioanlis, agar

mereka berada dalam barisan.. namun bagi pemimpin nasionalis, Poetera merupakan

sarana untuk menyebarkan dan mendayagunakan ide-ide nasionalis di kalangan rakyat

banyak dan mengusahakan pemerintah sendiri.

Pemerintah militer Jepang membanjiri Indonesia dengan mata uang pendudukan

yang mendorong meningkatnya inflasi, terutama mulai tahun 1943 dan seterusnya. Pada

pertengahan tahun 1945, mata uang ini bernilai sekitar 2,5 persen dari nilai nominalnya.

Pengaturan pangan dan tenaga kerja sama secara paksa, gangguan transportasi dan

kekacauan umum telah mengakibatkan timbulnya kelaparan, terutama tahun 1944 dan

1945. Angka kematian meningkat dan kesuburan menurun. Sepanjang yang diketahui,

pendudukan Jepang adalah satu-satunya periode selama dua abad di mana jumlah

penduduk tidak meningkat secara berarti (Ricflefs 2008). Banyak cara yang dilakukan

Jepang demi tercapainya menguasai Indonesia beserta sumber alamnya. Salah satu cara

yang digunakan pihak Jepang ialah melarang pemakaian bahasa Belanda dan bahasa

35 Sekitar enam bulan sebelum pendudukan Jepang hampir semua penduduk Jepang di Indonesia (pedagang, pemilik toko, tukang cukur dan tukang potret) pulang ke Jepang dan kemudian kembali lagi ke Indonesia bersama-sama tentara Jepang sebagai penerjemah atau agen Kempetai.

Page 150:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

150

Inggris dan memajukan pemakaian bahasa Jepang. Suatu kampanye propaganda yang

intensif dimulai.

Akhirnya, Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 15 Agustus dan dengan

demikian menghadapkan para pemimpin Indonesia pada suatu masalah yang berat. Pada

waktu itu terjadi kekosongan politik, meskipun pihak Jepang sudah menyerah kepada

Sekutu, namun masih tetap berkuasa. Dalam kondisi seperti itu, golongan muda

menginginkan Indonesia merdeka lebih cepat dari waktu yang dijanjikan Jepang. Pada

tanggal 16 Agustus pagi, Hatta dan Soekarno dibawa oleh para pimpinan golongan muda

ke Rengasdengklok. Pada tanggal 16 malam, Soekarno dan Hatta dibawa ke rumah Maeda

di Jakarta. Sepanjang malam itu, para perancang kemerdekaan menyusun teks

kemerdekaan yang keesokan harinya dibacakan oleh Soekarno (Ricflefs 2008). Kondisi

Indonesia pada zaman Jepang yang begitu kacau, mempolitisasi rakyat dan mendorong

golongan tua maupun muda untuk mengambil prakarsa tentang pernyataan merdeka bagi

bangsa Indonesia.

C. Akar-akar Nasionalisme yang Terkandung dalam Sarekat Islam, Indische Partij, dan

Budi Oetomo

Kata nasionalisme tidak dapat terlepas dari kata nation yang berarti jiwa dan

semangat yang membentuk sebuah ikatan bersama, baik dalam hal kebersamaan maupun

dalam hal pengorbanan. Gerakan-gerakan yang bersifat nasional yang muncul menentang

kolonialisme, dan berusaha untuk melepaskan diri dari belenggu tersebut didorong oleh

semangat nasionalisme. Pergerakan nasional Indonesia lahir dari berbagai kondisi, baik

yang sifatnya internal maupuan eksternal. Kondisi dalam negeri yang berpengaruh adalah

akibat diterapkannya sistem pemerintahan Kolonial yang menimbulkan berbagai

ketimpangan dalam masyarakat. Kondisi tersebut antara lain kondisi politik, ekonomi,

sosial-budaya, dan pendidikan. Adapun kondisi dari luar yang mendorong lahirnya

pergerakan nasional berasal dari adanya pengaruh dan perkembangan paham-paham baru

di kawasan Eropa.

Berdasarkan perspektif historis dan politis, pembentukan Boedi Oetomo, tanggal 20

Mei 1908, dipandang sebagai tonggak sejarah kelahiran kesadaran kebangsaan Indonesia.

Akan tetapi di sisi lain, ada juga yang menilai Boedi Oetomo sebagai gerakan yang

bersifat lokal karena skala kegiatannya hanya untuk rakyat Jawa dan Madura, sehingga

perlu dicari momentum lain yang berskala nasional untuk ditetapkan sebagai tonggak

sejarah kebangkitan nasional Indonesia (Suara Merdeka, Minggu, 12 Mei 2008: 27)

(Yulianti 2009). Wadah kaum nasionalis yang pertama ini dalam perkembangannya

mengalami pasang surut. Hal ini dapat kita lihat peristiwa keluarnya tokoh-tokoh radikal

seperti dr Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dari organisasi tersebut

setelah Pangeran Notoprojo dari Pakualaman memegang pimpinan pada tahun 1911

(Robert Van Niel, 1984 dalam Wiharyanto, 2008).

Kehadiran Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 menandai permulaan pergerakan

nasional di Indonesia. Gagasan lahirnya Budi Utomo diawali dari perjalanan kampanye

yang dilakukan oleh dr. Wahidin Sudirohusodo ke seluruh Pulau Jawa. Pada tempat-

tempat yang dikunjungi, ia menganjurkan perluasan pengajaran sebagai langkah untuk

memajukan kehidupan rakyat. Menurutnya, tujuan itu bisa dilakukan tidak hanya dengan

menuntut kepada pemerintah, tetapi juga dapat dilaksanakan dengan usaha sendiri, yaitu

dengan membentuk dana pelajar (Studiefonds). Hasilnya digunakan untuk membantu

pelajar-pelajar yang kurang mampu. Pada akhir tahun 1907 melalui perjalanan

kampanyenya dr. Wahidin Sudirohusodo bertemu dengan para pelajar STOVIA (Sekolah

Dokter Pribumi) di Jakarta, satu di antaranya bernama Soetomo. Pertemuannya dengan

Page 151:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

151

para pelajar STOVIA dimanfaatkan untuk membicarakan kondisi nasib rakyat yang masih

kurang mendapatkan pendidikan. Pembicaraan semakin berkembang dan melahirkan

gagasan dan cita-cita yang sama untuk mengangkat harkat dan derajat bangsa Indonesia.

Gagasan dan cita-cita tersebut kemudian dituangkan ke dalam suatu bentuk organisasi

yang diberi nama Budi Utomo. Organisasi Budi Utomo ini didirikan pada hari Rabu

tanggal 20 Mei 1908 dan Soetomo terpilih sebagai ketua. Untuk selanjutnya tanggal 20

Mei oleh bangsa Indonesia diperingati sebagai hari kebangkitan nasional

(http://files.sman1-mgl.sch.id/viewing/Pdf/Kelas_11/Sejarah/Kelas11-Sejarah-

Pergerakan+Kebangsaan7.pdf/ t.thn.).

Dalam perkembangan nasionalisme berikutnya tercatat Sarekat Islam yang moderat

tetapi akhirnya menjadi radikal setelah kemasukkan Marxisme dan menjadi oposisi

pemerintah (1916), dengan anggota sekitar 960 ribu orang, Sarekat Islam itu menuntut

pemerintahan sendiri dan pada tahun 1919 dengan jumlah anggota 2,5 juta orang

telah mencantumkan program kemerdekaan penuh (Wiharyanto, Pembentukan Negara-

negara Nasional di Asia Tenggara 2008). Abdoel Moeis, seorang tokoh Sarekat Islam,

pada tahun 1917 telah mengartikan nasionalisme sebagai perasaan cinta kepada bangsa

dan tanah air, yang diungkapkannya pada harian Sinar Djawa, 25 Oktober 1917 sebagai

berikut:

“ Kalaoe kita mengingat akan nasib boeroeknja tanah air dan bangsa kita, jang

beratoes tahoen selaloe berada dalam koengkoengan orang lain sadja, maka

brdebarlah dada, timboellah soeatoe perasaan jang menggojang segala oerat saraf

kita, perasaan kasihan kepada bangsa dan tanah air itoe (Sinar Djawa, 25

Oktober 1971 dalam (Yulianti 2009).”

Selama antara setahun sampai dua tahun ada semacam kerjasama tertentu antara

Sarekat Islam dan Partai Komunis (PKI). PKI itu berdiri pada tanggal 23 Mei 1920, dan

partai inilah yang melakukan infiltrasi ke dalam tubuh Sareka Islam. Sebagai akibat

infiltrasi komunis itu, maka akhirnya terjadi perbedaan pendapat yang memecah

Sarekat Islam pada tahun 1921. Usaha ketua Sarekat Islam (Cokroaminoto) untuk

mengembalikan Sarekat Islam gagal total.10 Sejak itu Sarekat kehilangan

banyak pengikut, sementara PKI telah memberontak (1926) di Jawa Barat dan

Minangkabau. Pemberontakan komunis itu dipadamkan dan PKI dilarang di Indonesia

(Wiharyanto, Pembentukan Negara-negara Nasional di Asia Tenggara 2008).

Gerakan berikutnya adalah Indische Partij yang didirikan di Bandung pada 25

Desember 1912 oleh Dr. E.F.E. Douwes Dekker, Suwardi Suryaningrat, dan dr. Cipto

Mangunkusumo (ketiga tokoh ini dikenal dengan sebutan Tiga Serangkai). Tiga tokoh

tersebut terkenal dengan tokoh radikal, Douwes Dekker terkenal dengan kritikan-kritikan

terhadap pemerintah kolonial Belanda lewat surat kabar yang dipimpinnya yaitu De

Express. Suwardi Suryaningrat dan Cipto Mangunkusumo adalah mantan anggota Budi

Utomo yang keluar karena Budi Utomo dikuasai oleh para priyayi yang loyal pada

pemerintah Belanda. Mereka selalu melayangkan slogan-slogan Indie Los van Holland

(Indonesia bebas dari Belanda) dan Indie vor Indiers (Indonesia untuk orang Indonesia).

Sifat nasonalisme Indonesia sangat kental mewarnai gerak organisasi ini, sifat

keanggotaan yang terbuka memungkinkan organisasi ini dapat dimasuki oleh orang-orang

dari golongan, suku, agama yang berbeda. Namun, Indische Partij tidak berumur panjang,

sebab pada tahun 1923 organisasi ini dibubarkan.

Indische Partij adalah organisasi campuran yang menginginkan kerjasama orang

Indo dan Bumiputera (Santosa dan Supriatna 2008). Keistimewaan IP adalah usianya yang

sangat pendek, tetapi anggaran dsarnya dijadikan program politik pertama di Indonesia.

Gerakan IP sangatlah mengkhawatirkan pemerintah Kolonial Belanda, karena IP brsifat

radikal dalm menuntut kemerdekaan Indonesia. Keadaan itu yang menyebabkan

Page 152:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

152

pemerintah bersikap keras terhadap IP permohonan IP untuk mendapatkan badan hukum

sia-sia belaka dan organisasi ini dinyatakan sebagai partai terlarang sejak 4 Maret 1913.

para pemimpin IP pun ditangkap dan dibuang ke tempat-tempat yang jauh. Usia IP sangat

pendek, namun bagaikan sebuah tornado yang melanda Jawa. Oleh penerusnya

setelah IP dibubarkan dan pimpinannya di buang kemudian organisasi itu bernama

Insulinde.

III. PENUTUP

Kebangkitan heroisme dan kesadaran kebangsaan di Indonesia disebabkan oleh

pergerakan nasional dan pendidikan barat yang memunculkan kaum terpelajar. Tekanan

yang disebabkan oleh imperialisme dan kolonialisme dalam rentang yang panjang

menimbulkan gerakan-gerakan pemberontakan mulai dari abad ke 15. Kerajaan-kerajaan

di Indonesia pada awal kedatangan bangsa barat menerima dengan tangan terbuka dengan

anggapan akan membuka perdagangan ke dunia Internasional. Namun keserakahan bangsa

Barat yang ingin menguasai seluruh sumber daya alam Indonesia, membuat Sultan-sultan

di seluruh negeri merasa marah dan melakukan perlawanan. Dari sini muncullah nama

Sultan Hasanudin dari Makasar, Sultan Agung dari Mataram, Sultan Khairun dari Tidore,

Sultan Ageung Tirtayasa dari Banten serta sultan-sultan lainnya. Periode abad ke 15

sampai dengan abad 19 memunculkan nama-nama pejuang diluar kesultanan seperti

Pangeran Dipenogoro, Tuanku Imam Bonjol, Cut Nyak Dien, Patimura, Untung Surapati

dan yang lainnya.

Pada awal tahun 1900an, tepatnya tahun 1908 muncullah gerakan kebangsaan yang

disebut dengan Boedi Oetomo disusul dengan gerakan kebangsaan lainnya atas dasar

keinginan untuk merdeka dari penjajahan bangsa Barat khususnya Belanda. Kedatangan

Jepang yang melumpuhkan Belanda, memberi harapan besar bagi kaum intelektual, tokoh

agama dan masyarakat untuk membawa Indonesia keluar dari penjajahan. Namun Jepang

ternyata tidak sebaik yang dikira, walaupun banyak anak bangsa yang duduk di

pemerintahan, tetapi Jepang tetap melakukan pengawasan secara ketat. Taktik Jepang

untuk mendekatkan kepada rakyat dan pemimpin Indonesia ternyata berbalik menjadi

sebuah dorongan bagi bangsa Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaannya.

Tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka yang menandakan keberadaan bangsa

ini sama dengan bangsa-bangsa lain di dunia yang menginginkankan kemerdekaan dan

dapat membangun bangsanya dengan kekuatan sendiri. Kemerdekaan yang di peroleh

bukan dari pemberian bangsa lain tetapi di dapat dengan perjuangan yang panjang sejak

jaman kerajaan sampai jaman pergerakan dan diakhiri dengan perjuangan

mempertahankan kemerdekaan dari penjajah yang ingin kembali menguasai Indonesia.

Namun kekuatan bangsa yang bersatu mengalahkan pihak-pihak ingin yang ingin

menguasai Indonesia.

Referensi

Caldwell, Malcolm , dan Ernst Utrecht. 2011. Sejarah Alternatif Indonesia (Indonesia: An

Alternative History). Dialihbahasakan oleh Saut Pasaribu. Yogyakarta: Djaman

Baroe.

Darmawan, Wawan. tanpa tahun. “Masuknya Imperialisme Barat di Asia Tenggara.”

file.upi.edu.

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._SEJARAH/197101011999031-

WAWAN_DARMAWAN/Imperilisme_di_Asteng.pdf.

Page 153:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

153

Djaelani, Abdul Qadir. 1999. Perang Sabil versus Perang Salib:Umat Islam Melawan

Penjajah Kristen Portugis dan Belanda. Jakarta: Yayasan Pengkajian Islam

Madinah Al-Munawwarah.

Gunawan, Rudy. 2013. Sejarah Asia Tenggara. Bandung: Alfabeta.

Hardoko, Ervan. 2012. “Studi: 90 Persen Negara di Dunia Pernah Dijajah Inggris.”

Kompas.com. 5 November.

http://internasional.kompas.com/read/2012/11/05/16590411/Studi.90.Persen.Negar

a.di.Dunia.Pernah.Dijajah.Inggris.

http://buihkata.blogspot.com/2012/11/perlawanan-rakyat-makasar-terhadap.html. 2012.

Perlawanan Rakyat Makasar Terhadap Belanda (VOC). November.

http://buihkata.blogspot.com/2012/11/perlawanan-rakyat-makasar-terhadap.html.

http://dianrana-katulistiwa.com/padri.pdf. t.thn. “Perang Padri.” http://dianrana-

katulistiwa.com/padri.pdf.

http://febasfi.blogspot.com/2012/11/kedatangan-bangsa-eropa-di-asia-tenggara.html. 2012.

“Kedatangan Bangsa Eropa di Asia Tenggara.” Febasfi Blogspot. November .

http://febasfi.blogspot.com/2012/11/kedatangan-bangsa-eropa-di-asia-

tenggara.html.

http://files.sman1-mgl.sch.id/viewing/Pdf/Kelas_11/Sejarah/Kelas11-Sejarah-

Pergerakan+Kebangsaan7.pdf/. t.thn. Sejarah Pergerakan Kebangsaan.

http://files.sman1-mgl.sch.id/viewing/Pdf/Kelas_11/Sejarah/Kelas11-Sejarah-

Pergerakan+Kebangsaan7.pdf/.

http://files.sman1-mgl.sch.id/viewing/Pdf/Kelas_11/Sejarah/Kelas11-Sejarah-

Perkembangan+Pengaruh+Barat6.pdf/. t.thn. “Perkembangan Pengaruh Barat di

Indonesia pada Masa Kolonial.”

http://id.wikipedia.org/wiki/Imperialisme. 2013. “Imperialisme.” Wikipedia.org. 29

Oktober. Diakses Maret 7, 2014. http://id.wikipedia.org/wiki/Imperialisme.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Kalimantan#Jaman_VOC. 2014. Sejarah Kalimantan.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Kalimantan#Jaman_VOC.

http://indopedia.gunadarma.ac.id/content/16/1154/id/kolonialisme-dan-imperialisme-barat-

di-indonesia.html. 2009. “Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia.”

http://indopedia.gunadarma.ac.id/. 03 Juni.

http://indopedia.gunadarma.ac.id/content/16/1154/id/kolonialisme-dan-

imperialisme-barat-di-indonesia.html.

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/linda.sunarti/material/phki-2.pdf. tanpa tahun.

“Imperialisme dan Kolonialisme.” staff.ui.ac.id.

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/linda.sunarti/material/phki-2.pdf.

Humaspdg. 2010. “Kedatangan Bangsa Belanda di Banten.” Humaspdg.wordpress.com. 7

Mei. http://humaspdg.wordpress.com/2010/05/07/kedatangan-bangsa-belanda-di-

banten/.

Page 154:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

154

Johan, Akhmad. 2014. “Perlawanan terhadap Kolonialisme di Indonesia.” Januari.

http://akhmadjohan.blogspot.com/2014/01/perlawanan-terhadap-kolonialisme-

di.html.

Kahin, George McTurnan. 1995. Nationalism and Revolution in Indonesia.

Dialihbahasakan oleh Nin Bakdi Soemanto. Solo: UNS Press dan Pustaka Sinar

Harapan.

Mahmud, Yusuf. 2012. “Imperialisme di Filipina.” Yusuf Blog. Juni.

http://yusufsejarah.blogspot.com/2012/06/imprealisme-di-filipina.html.

Poesponegoro, Marwati Djoenoed , dan Nugroho Notosusanto. 1984. Sejarah Nasional

Indonesi, Jilid VI. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ricflefs, M.C. 2008. A History of Modern Indonesia. Dialihbahasakan oleh Dharmono

Hardjowidjono. Yogyakarta: Gadjah Mada Universitas Press.

Santosa, Ayi Budi, dan Encep Supriatna. 2008. Buku Ajar: Sejarah Gerakan Nasional

(Dari Budi Utomo 1908 hingga Proklamasi Kemerdekaan 1945). Bandung:

Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI.

Sudharmono. 2012. Sejarah Asia Tenggara Modern. Yogyakarta: Ombak.

Wiharyanto, A Kardiyat. 2007a. “Masa Kolonial Belanda.” Jurnal Historia Vol 21 No. 2.

Oktober.

http://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol21no2okt

ober2007/MASA%20KOLONIAL%20BELANDA%20kardiyat.pdf.

—. 2008. Pembentukan Negara-negara Nasional di Asia Tenggara. Oktober.

http://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol22no2okt

ober2008/PEMBENTUKAN%20NEGARA%20kardiyat.pdf.

—. 2007. “Pergantian Kekuasaan di Indonesia Tahun 1800.” SPPS Vol. 21 No.1. April.

http://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol21no1apr

il2007/PERGANTIAN%20KEKUASAAN%20DI%20INDONESIA%20kardiyat.p

df.

Yulianti, Dewi. 2009. “Menyibak Fajar Nasionalisme Indonesia.” Sarasehan Sejarah

Regional Daerah. Magelang: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa

Tengah. 1-14.

Catatan:

Sebagian tulisan ini dikutip dari Buku Sejarah Asia Tenggara Penerbit Alfabeta Bandung

tahun 2013 yang ditulis oleh Dr. Rudy Gunawan, M.Pd

Page 155:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

155

PROKLAMASI KEMERDEKAAN SEBAGAI

PENEGAKAN HAK BANGSA INDONESIA

Dr. Linda Sunarti

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Peristiwa Proklamasi

Pada 7 September 1944 dalam Sidang Istimewa ke-85 Teikoku Ginkai (Parlemen

Jepang) di Tokyo, Perdana Menteri Jenderal Kuniaki Koiso mengumumkan pendirian

Pemerintah Jepang bahwa daerah Hindia Timur (Indonesia) di perkenankan Merdeka

“kelak dikemudian hari”. Latar belakang dikeluarkannya pernyataan tersebut karena

angkatan perang Jepang terdesak dalam Perang Asia Timur Raya yang menyebabkan

jatuhnya Kabinet Tojo pada 17 Juli 1944.

Salah satu langkah yang diambil Kuniaki guna mempertahankan pengaruh Jepang

di wilayah jajahannya ialah mengeluarkan pernyataan “janji kemerdekaan dikemudian

hari”. Dengan cara demikian Jepang mengharapkan tentara Serikat/Sekutu tidak disambut

sebagai pembebas melainkan penyerbu.

Pemerintahan pendudukan Jepang di Jawa pada 1 Maret 1945 mengumumkan

pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan/BPUPKI

(Dokuritsu Junbi Cosakai). Kebijakan ini merupakan langkah konkrit pertama untuk

melaksanakan janji Koiso tentang “kemerdekaan kelak dikemudian hari.”

Tujuan pembentukan BPUPKI untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal

penting yang berhubungan dengan pembentukan negara Indonesia merdeka.. Pada 28 Mei

1945 dilangsungkan upacara peresmian BPUPKI di gedung Cuo Sangi In, Jalan Pejambon

(sekarang Gedung Departemen Luar Negeri), Jakarta. Upacara dihadiri dua pejabat tinggi

militer Jepang, yaitu : Jenderal Itagaki (Panglima Tentara Ketujuh yang bermarkas di

Singapura) dan Letnan Jenderal Nagano (Panglima Tentara Keenambelas yang baru).

BPUPKI beberapa kali melakukan sidang dari bulan Juni hingga Juli yang

menghasilkan konsep dasar negara (Pancasila) dan rancangan Undang-undang dasar bagi

negara Indonesia merdeka.

Di luar perkiraan ternyata Jepang menyerah kalah kepada Sekutu pada 15 Agustus

1945. Peristiwa ini mendorong ketidaksabaran golongan pemuda Indonesia untuk segera

memproklamirkan kemerdekaan. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya peristiwa

Rengasdengklok 16 Agustus 1945. Berikut ini dibahas perbedaan pendapat antara

golongan pemuda dan golongan tua, waktu pelaksanaan proklamasi, proses perumusan

naskah proklamsi, jalannya upacara proklamasi, dan penyebaran berita proklamasi, serta

dukungan masayarakat dari berbagai wilayah di Indonesia.

II. PERISTIWA-PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI

A. Menjelang Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

1.Aktivitas Golongan Pemuda

Sebelum BPUPKI dibentuk, pada 16 Mei 1945 diadakan Kongres Pemuda Seluruh

Jawa di Bandung. Prakarsanya adalah Angkatan Moeda Indonesia. Pesertanya utusan

pemuda, pelajar dan mahasiswa seluruh Jawa. Kongres menyerukan seluruh pemuda

untuk bersatu dan bersiap melaksanakan proklamasi kemerdekaan.

Kongres menghasilkan dua resolusi:

1. Semua golongan Indonesia, terutama golongan pemuda, dipersatukan di bawah

pimpinan nasional.

Page 156:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

156

2. Mempercepat pelaksanaan proklamasi kemerdekaan.

Walaupun demikian, kongres pun menyatakan dukungan kerjasama erat dengan

pemerntah Jepang dalam usaha mencapai kemenangan akhir. Pernyataan ini tidak

memuaskan beberapa tokoh pemuda yang hadir, seperti utusan dari Jakarta yang dipimpin

oleh Sukarni, Harsono Tjokroaminoto dan Chairul Saleh. Mereka menyiapkan gerakan

pemuda yang lebih radikal melalui pertemuan rahasia pada 3 dan 15 Juni 1945. Pertemuan

rahasia menghasilkan keputusan membentuk Gerakan Angkatan Baroe Indonesia. Tujuan

gerakan:

1. Mencapai persatuan seluruh golongan masyarakat Indonesia

2. Menanamkan semangat revolusioner massa atas dasar kesadaran mereka sebagai

rakyat yang berdaulat

3. Membentuk negara kesatuan Republik Indonesia.

4. Mempersatukan Indonesia bahu membahu dengan Jepang, tetapi jika perlu gerakan

itu bermaksud untuk “mencapai kemerdekaan Indonesia dengan kekuatan sendiri”.

Para pemuda radikal dikutsertakan dalam Gerakan Rakyat Baru yang dibentuk

berdasarkan hasil sidang Cuo Sangi In. Tujuannya untuk mengobarkan semangat cinta

tanah air dan semangat perang. Susunan pengurus gerakan berjumlah 80 orang, terdiri dari

penduduk asli Indonesia, bangsa Jepang, golongan Cina, Arab dan peranakan Eropa.

2. Pembentukan Panitia Persiapakan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)

Pada 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan, dan sebagai gantinya dibentuk PPKI

(Dokuritsu Junbi Inkai) yang dipimpin Ir. Sukarno (ketua), Drs. Moh. Hatta ( wakil ketua),

dan Mr. Ahmad Subardjo ( penasehat). Anggota PPKI terdiri dari perwakilan pulau-pulau:

1. Perwakilan Pulau Jawa berjumlah 12 orang yaitu: Ir Sukarno, Drs. Moh Hatta,

dr. Radjiman Wedioningrat, Oto Iskandardinata, Wachid Hasyim, Ki Bagus

Hadikusumo, Mr Sutarjdo Kartohadikusumo , R.P Suroso, Prof.Dr.Mr.

Supomo, Abdul Kadir Purubojo.

2. Perwakilan Pulau Sumatera berjumlah 3 orang, yaitu: dr Amir, Mr.Teuku Moh

Hasan, Mr. Abdul Abas.

3. Perwakilan Pulau Sulawesi berjumlah 2 orang, yaitu: Dr.G.S.S.J. Ratu Langie ,

Andi Pangeran.

4. Perwakilan Pulau Kalimantan berjumlah 1 orang yaitu A.A. Hamidhan

5. Perwakilan Sunda Kecil (Nusatenggara) berjumlah 1 orang: Mr. I Gusti Ketut

Pudja

6. Perwakilan Maluku berjumlah 1 orang: Mr. J. Latuharhary

7. Perwakilan golongan Cina berjumlah 1 orang: Drs Yap Tjwan Bing.

Anggota PPKI ditambah enam orang tanpa ijin pihak Jepang, yaitu: Wiranatakusumah, Ki

Hadjar Dewantara, Mr. kasman Singodimedjo, Sayuti Melik, Iwa Kusumasumatri dan

Ahmad Subardjo.

Gunseikan Mayor Jenderal Yamamoto menegaskan bahwa PPKI tidak hanya

dipilih oleh pejabat di lingkungan Tentara Keenambelas, tetapi juga oleh Jenderal Besar

Terauci yang menjadi penguasa perang tertinggi di seluruh Asia Tenggara. Dalam rangka

pengangkatan PPKI itulah, Jenderal Besar Terauci memanggil Ir. Sukarno, Drs. Moh.

Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat ke markas besarnya di Dalat, Vietnam Selatan.

Ketiganya berangkat dari Jakarta pada 9 Agustus 1945 dan bertemu Terauci pada 12

Agustus 1945. Dalam pertemuan itu Terauci menyampaikan keputuasan pemerintah

Jepang untuk memberikan kemerdekaan, dan menyerahkan pelaksanaannya kepada PPKI.

Page 157:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

157

Pada 14 Agustus 1945 ketiganya kembali ke tanah air dan tidak mengetahui bahwa

pemerintah Jepang sudah menyerah kalah kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945.

3. Perbedaan Pendapat Golongan Tua dan Golongan Muda

Pada pukul 4 sore Sutan Syahrir menemui Hatta di rumahnya untuk

memberitahukan berita tentang kekalahan Jepang. Ia mendesak pelaksanaan proklamasi

secepatnya. Bung Hatta tidak dapat memenuhi permintaan Sutan Sjahrir dan mengajaknya

ke rumah Ir Sukarno. Sukarno menolak permintaan Sjahrir dan menegaskan bahwa

dirinya hanya bersedia melaksanakan proklamasi kemerdekaan setelah rapat PPKI.

Pendirian Soekarno dan Hatta sangat berbeda dengan golongan pemuda yang mendesak

proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya.

Golongan pemuda mengadakan rapat di Lembaga Bakteriologi jalan Pegangsaan

Timur, Jakarta pada 15 Agustus 1945 pukul 20.00 WIB. Rapat yang dipimpin Chairul

Saleh ini menghasilkan keputusan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan urusan

rakyat Indonesia sendiri sehingga tidak dapat digantungkan kepada orang atau kerajaan

lain.

Wikana dan Darwis mendapat tugas menyampaikan keputusan tersebut kepada

Sukarno. Malam itu juga jam 22.30 keduanya bertemu Sukarno di kediamannya, Jalan

pegangsaan Timur, No. 56 Jakarta. Mereka terlibat dalam perdebatan yang dihadiri para

tokoh golongan tua seperti: Drs. Moh. Hatta, dr. Buntaran, dr. Samsi, Mr. Ahmad Subardjo

dan Iwa Kusumasumantri.

4. Peristiwa Rengasdengklok

Sekitar pukul 12.00 kedua utusan meninggalkan rumah Sukarno dengan diliputi

perasaan kesal. Mereka memberitahukan penolakan golongan tua untuk segera

memproklamasikan kemerdekaan. Dalam rapat, golongan pemuda memutuskan untuk

mengamankan Sukarno dan Hatta ke luar kota Jakarta. Shudanco Singgih mendapatkan

kepercayaan melaksanakan rencana tersebut dengan bantuan Cudanco Latief

Hendraningrat yang sedang menggantikan Daidanco Kasman Singodimedjo karena

bertugas ke Bandung. Pada pagi hari 16 Agustus 1945 mereka membawa Sukarno dan

Hatta ke Rengasdengklok, sebuah kota kawedanan di pantai utara Kabupaten Karawang.

Sementara itu di Jakarta para anggota PPKI bersiap rapat pada 16 Agustus di

gedung Pejambon 2. Ahmad Subardjo menanyakan keberadaan Sukarno dan Hatta kepada

Wikana yang memberitahu bahwa Sukarno dan Hatta berada di Rengasdengklok.

Jusuf Kunto dari golongan pemuda mengantar golongan tua ke Rengasdengklok.

Mereka tiba pukul 17.30 WIB. Selanjutnya Ahmad Subardjo memberikan jaminan dengan

taruhan nyawa bahwa Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945

selambat-lambatnya pukul 12.00. Dengan jaminan ini golongan pemuda bersedia

memulangkan Sukarno dan Hatta ke Jakarta untuk melaksanakan proklamasi

kemerdekaan.

5. Perumusan Teks Proklamasi Dari Rengasdengklok, Sukarno dan Hatta pulang ke rumah masing-masing. Setelah

itu keduanya bersama beberapa tokoh golongan tua dan pemuda ke rumah Laksamana

Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1, Jakarta. Dari rumah Maeda, keduanya ditemani

Maeda, Shigetada Nishijima dan Tomegoro Yoshizumi serta Miyoshi menemui Somubuco

(Kepala Pemerintahan Umum) Mayor Jenderal Nishimura untuk meminta ijin

melaksanakan proklamasi kemerdekaan. Nisimura menolaknya karena pihak Jepang

dilarang mengubah status quo (status politik Indonesia).

Page 158:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

158

Setelah pertemuan itu Sukarno dan Hatta beserta rombongan kembali ke rumah

Maeda. Di Ruang makan, naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesi dirumuskan oleh

Sukarno, Hatta dan Ahmad Subardjo. Sedangkan tokoh-tokoh lainnya menunggu di

serambi rumah.

B. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Pertemuan di ruang makan rumah Laksamana Maeda menghasilkan naskah

Proklamasi Kemerdekaan pada dini hari 17 Agustus 1945. Para tokoh golongan pemuda

tidak langsung pulang ke rumah. Mereka berbagi tugas untuk mengatur cara pelaksanaan

dan penyiaran berita Proklamasi melalui pamphlet dan pengeras suara

Pada pagi hari 17 Agustus 1945 barisan pemuda datang ke Lapangan Ikada yang

telah dijaga pasukan Jepang bersenjata lengkap. Para pemuda datang karena informasi dari

kawan-kawannya bahwa Proklamasi dilaksanakan di Lapangan Ikada. Mereka tidak

mengetahui perubahan rencana lokasi penyelenggaraan Proklamasi dari Lapangan Ikada ke

halaman rumah Sukarno jalan Pegangsaan Timur No. 56.

Upacara berlangsung tanpa protokol. Latief segera memberi aba-aba kepada

seluruh barisan pemuda yang telah menunggu sejak pagi. Semua berdiri tegak dengan

sikap sempurna. Latief mempersilahkan Sukarno dan Hatta maju beberapa langkah dari

tempatnya semula. Sukarno mendekati mikrofon. Dengan suara yang mantap dan jelas ia

mengucapkan pidato pendahuluan yang singkat sebelum membaca teks Proklamasi

Kemerdekaan. Peristiwa besar itu berlangsung kurang dari 1 jam. Menurut kalimat-kalimat

yang terdapat di dalam Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 berisi suatu pernyataan

kemerdekaan yang memberitahu kepada bangsa Indonesia sendiri dan kepada dunia luar

bahwa saat itu bangsa Indonesia telah merdeka, lepas dari penjajahan.

C. Berbagai Peristiwa Pasca Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

1.Penyebaran Berita Proklamasi

Berita proklamasi yang sudah meluas di seluruh Jakarta disebarkan ke seluruh

Indonesia. Pagi hari itu juga, teks proklamsi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio

dari Kantor Berita Domei, Waidan B. Palenewen. Ia menerima teks itu dari seorang

wartawan Domei yang bernama Syahrudin. Segera ia memerintahkan F. Wuz untuk

menyiarkan tiga kali berturut-turut. Seorang Jepang masuk ke ruangan radio. Ia

memerintahkan penyiaran berita dihentikan. Namun Waidan memerintahkan kepada F.

Wuz untuk terus menyiarkannya setiap setengah jam. Akibatnya, pucuk pimpinan tentara

Jepang di Jawa meralat berita itu dan menyegelnya pada hari Senin 20 Agustus 1945.

Para tokoh pemuda tidak kehilangan akal. Mereka membuat pemancar baru dengan

bantuan beberapa teknisi radio. Alat-alat pemancar yang diambil dari kantor berita Domei

dibawa ke rumah Waidan dan Menteng 31. Akhirnya terciptalah pemancar baru di

Menteng 31, dengan kode panggilan DJK 1. Dari sinilah berita Proklamasi disiarkan.

Selain lewat radio, berita proklamasi juga disiarkan lewat telepon, pers dan surat

selebaran. Adam Malik yang waktu itu sebagai wartawan menyampaikan teks proklamasi

melalui telepon kepada Asa Bafaqih yang kemudian diteruskan kepada Penghulu Lubis

untuk mendapatkan pengesahan lolos sensor dan selanjutnya di kawatkan ke daerah-

daerah. Seluruh koran di Jawa dalam penerbitan 20 Agustus 1945 memuat berita

proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian

Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang memuat berita proklamasi.

Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui

pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta api,

Page 159:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

159

misalnya dengan slogan ”Respect our Constitution, August 17!” Hormatilah Konstitusi

kami tanggal 17 Agustus! Melalui berbagai cara dan media tersebut, akhirnya berita

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dapat tersebar luas di wilayah Indonesia dan di luar

negeri. Pamflet itu juga dipasang di tempat-tempat strategis. Selain itu, berita proklamasi

kemerdekaan juga menggunakan pengerahan massa dan penyampaian dari mulut ke mulut.

Keampuhan cara itu terbukti dan berdatangannya masyarakat ke Lapangan Ikada untuk

mendengarkan pembacaan Proklamasi Kemerdekaan

Di samping melalui media massa, berita proklamasi juga disebarkan secara

langsung oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Berita proklamasi secara

resmi dibawa dan disebarluaskan ke luar pulau Jawa melalui para anggota PPKI yang

berasal dari daerah yang kebetulan menyaksikan peristiwa proklamasi dan menghadiri

sidang PPKI.

2. Sidang PPKI

PPKI mengadakan sidang sebanyak tiga kali yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945,

19 Agustus 1945, dan 22 Agustus 1945 Rapat pertama PPKI diadakan di gedung yang

sekarang Departemen Kehakiman. Sebelum rapat dimulai, muncul permasalahan yang

disampaikan oleh wakil dari luar Jawa, di antaranya Mr. Latuharhary (Maluku), Dr. Sam

Ratulangi (Sulawesi), Mr. Tadjudin Noor dan Ir. Pangeran Noor (Kalimantan), dan Mr. I

Ktut Pudja (Nusa Tenggara) yang menyampaikan keresahan penduduk non-Islam

mengenai kalimat dalam Piagam Jakarta yang nantinya akan dijadikan rancangan

pembukaan dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Kalimat yang

dimaksud adalah “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariah Islam bagi para

pemeluknya”, serta “syarat seorang kepala negara haruslah seorang muslim”. Untuk

mengatasi masalah tersebut Drs. Mohammad Hatta beserta Ki Bagus Hadikusumo, Wachid

Hasyim, Mr. Kasman Singadimedjo, dan Mr. Teuku Mohammad Hassan

membicarakannya secara khusus. Akhirnya dengan mempertimbangkan kepentingan yang

lebih luas dan menegakkan Negara Republik Indonesia yang baru saja didirikan, rumusan

kalimat yang dirasakan memberatkan oleh kelompok non-Islam dihapus sehingga menjadi

berbunyi “ Ketuhanan Yang Maha Esa” dan syarat seorang kepala negara adalah orang

Indonesia asli.. Setelah menyelesaikan permasalahan tersebut, rapat pleno PPKI dibuka

pada pukul 11.30 dibawah pimpinan Sukarno dan Hatta. Rapat dihadiri oleh 27 anggota.

Rapat pertama ini berlangsung dengan lancar. Pembahasan masalah rancangan

pembukaan dan undang-undang dasar yang telah disiapkan dibuat oleh Badan Penyelidik

Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), sebuah badan yang terbentuk pada

28 Mei 1945 dan beranggotakan 62 orang yang diketuai oleh Dr. K.R.T Radjiman

Wedyodinigrat. Dimana dalam Sidangnya yang pertama pada 29 Mei sampai 1 Juni 1945,

badan ini membahas asas dan dasar Negara Indonesia merdeka dan sebagai hasil dari

pertemuan –pertemuan itu lahirlah Pancasila. Selanjutnya dalam Sidangnya yang kedua ,

pada 10 Juli -16 Juli 1945, Badan tersebut menghasilkan rancangan undang-undang dasar.

Dalam Sidangnya yang pertama ini 18 Agustus 1945 pembahasan rancangan

pembukaan dan UUD yang telah dihasilkan BPUPKI berhasil dibahas dalam tempo 2 jam,

disepakati bersama rancangan Pembukaan dan UUD RI. Sidang di skors pada pukul 21.50,

dan dimulai kembali pada pukul 3.15, pada awal pembukaan saidang kedua ini, Sukarno

mengumumkan 6 orang anggota baru PPKI. Mereka adalah Wiranatakusumah, Ki Hadjar

Dewantara, Mr. kasman Singodimedjo, sayuti Melik, Mr.Iwa Kusumasumatri, Mr.

Subardjo.

Sebelum meningkat kepada acara selanjutnya yaitu Pemilihan presiden dan Wakil

Presiden, Sukarno meminta agar disahkan pasal III dalam aturan peralihan yang berbunyi:

Page 160:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

160

Untuk pertama kali Presiden dan wakil Presiden di pilih oleh Panitia Persiapan

Kemerdekaan. Kemudian Oto Iskandardinata mengusulkan agar pemilihan presiden dan

wakil presiden dilakukan dengan aklamasi. Ia mengajukan calon Ir. Sukarno sebagai

Pesiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden. Semua hadirin menerima dengan

aklamasi sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Setelah pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, sidang meneruskan acara

membahas pasa-pasal rancangan aturan peralihan dan aturan tambahan. Dalam pembukaan

UUD ada kalimat yang semula berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa dengan kewajiban

menjalankan syariat-syariat Islam bagi pemeluknya”. Diubah menjadi “Ketuhanan Yang

Maha Esa”. Dalam Bab III, Pasal 6 yang sebelumnya menyatakan bahwa presiden ialah

orang Indonesia asli yang beragama Islam, diubah menjadi presiden adalah orang

Indonesia asli.

Setelah rancangan UUD tersebut selesai dimusyawarahkan, UUD tersebut kemudian

disahkan menjadi UUD Republik Indonesia dan terkenal dengan nama UUD 1945. UUD

1945 yang telah disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 mempunyai

sistematika sebagai berikut; 1)Pembukaan (mukadimah) yang meliputi empat

alinea. Batang tubuh UUD yang merupakan isi dan terdiri atas 16 bab, 37 pasal 4 pasal

Aturan Peralihan dan 2 ayat Aturan Tambahan, 2) Penjelasan UUD yang terdiri atas

penjelasan umum dan penjelasan pasal demi pasal.. Pengangkatan Presiden dan Wakil

Presiden RI yang pertama

Pemilihan presiden dan wakil presiden pertama kali dilakukan oleh PPKI. Hal ini sejalan

dengan ketentuan pada Pasal III Aturan Peralihan UUD 1945. Pasal tersebut berbunyi:

“Untuk pertama kali presiden dan wakil presiden diangkat dan dipilih oleh PPKI”.

Dalam sidang pertama PPKI tanggal 18Agustus 1945

Dengan perubahan-perubahan kecil seluruh rancangan aturan peralihan dan aturan

tambahan disepakati oleh Sidang. Presiden Soekarno menutup acara pembahasan itu

dengan pernyataan., “Dengan ini tuan-tuan sekalian, Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia serta peraturan peralihan telah sah ditetapkan. Dengan demikian pada

tanggal 18 Agustus 1945 bangsa Indonesia memperoleh landasan kehidupan bernegara,

yang meliputi dasar negara yakni sebuah Undang-Undang Dasar yang kini dikenal sebagai

Undang-Undang Dasar 1945. Pembukaan daripada Undang-Undang Dasar 1945 itu

mengandung dasar negara yang kita kenal dengan nama “Pancasila”. Bahwa Pancasila

Dasar Negara adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab,

Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan

demikian jelaslah bahwa Pancasila Dasar Negara rumusannya yang otentik adalah yang

terdapat di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Adapun rumusan yang

diajukan oleh para pemimpin bangsa pada sidang pertama BPUPKI maupun panitia

sembilan tanggal 22 Juni 1945 adalah konsep belaka.

Sebelum rapat PPKI pertama ditutup. Presiden menunjuk 9 orang anggota sebagai

panitia kecil yang ditugasi untuk menyusun rancangan yang berisi hal-hal yang meminta

perhatian mendesak, yaitu masalah pembagian wilayah negara, kepolisian, tentara

kebangsaan dan perekonomian. Mereka adalah; Oto Iskandardinata, Subardjo, Sayuti

Melik, Iwa Kusumasumatri, Wiranatakusumah, Dr. Amir, A.,A. Hamidhan, Dr. Ratulangie

dan I Gusti Ketut Pudja.

Rapat dilanjutkan pada hari minggu tanggal 19 Agustus 1945 pukul 10 pagi. Acara

pertama adalah membahas hasil kerja panitia kecil yang dipimpin oleh Oto Iskandardinata.

Sebelum acara dimulai Presiden Sukarno menunjuk Mr Ahmad subardjo, sutardjo

Kartohadikusumo, Mr Kasman Singodimedjo untuk membentuk Panita Kecil yang

merencanakan bentuk departemen.

Page 161:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

161

Hasil Panitia Kecil Oto Iskandardinata kemudian dibahas dan meghasilkan

keputusan sebagai berikut:

a) pembagian wilayah yang terdiri dari 8 propinsi beserta calon gubernurnya

yaitu: 1) Jawa Barat , Sutardjo Kartohadikusumo 2) Jawa Tengah,R. Pandji

Soeroso 3) Jawa Timur, R.A. Soerjo, 4) Borneo, Kalimantan , Ir. Pangeran Moh Nur, 5)

Maluku, Mr J Latuharhary, 6) Sulawesi, Dr. GSSJ Ratulangie, 7) Sumatera, Mr. T.

Mohammad Hassan, 8) Sunda Kecil (Nusa Tenggara) Mr .I Gusti Ketut Pudja, dan dua

daerah Istimewa Jojakarta dan Surakarta. Daerah provinsi dibagi menjadi beberapa

karesidenan yang dikepalai oleh seorang residen. Gubernur dan residen dibantu oleh

Komite Nasional Indonesia Daerah.

b) Pembentukan Komite Nasional lndonesia Pusat dan Daerah.

Kemudian Panitia Kecil yang dipimpin oleh Mr Ahmad Subardjo menyampaikan

laporannya. Diusulkan oleh panitia ini adanya 13 Kementrian. Setelah dibahas oleh Sidang

maka diputuskan adanya, 1) Departemen Dalam Negeri, 2) Departemen Luar Negeri, 3)

Departemen Kehakiman,4) Departemen Keuangan,5) Departemen Kemakmuran,6)

Departemen Kesehatan, 7) Departemen Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan, 8)

Departemen Sosial,9) Departemen Pertahanan,10) Departemen Perhubungan, 11)

Departemen Pekerjaan Umum.

Selanjutnya rapat juga memutuskan pembentukan 12 departemen dan empat menteri

negara. Pembahasan mengenai masalah departemen ditunda, kemudian presiden kembali

membahas tentara kebangsaan. Panitia Kecil yang dipimpin oleh Oto Iskandardinata

mengusulkan;

1. Rencana pembelaan negara dari Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan

yang mengandung politik perang tidak dapat diterima

2. Tentara Peta di Jawa dan Bali serta Laskar Rakyat di Sumatera dibubarkan, karena

merupakan organisasi buatan Jepang, yang kedudukannya di dunia internasional

tidak berketentuan. Negara Indonesia membutuhkan alat pertahanan yang sebaik-

baiknya. Oleh karena itu diusulkan agar supaya Presiden memanggil pemuka-

pemuka yang mempunyai kecakapan militer untuk membentuk tentara kebangsaan

yang kokoh

Usul tersebut diterima secara aklamasi oleh sidang. Urusan kepolisian oleh Panitia Kecil

dimasukan ke dalam Departemen Dalam Negeri, dan untuk mempersiapkan pembentukan

tentara kebangsaan dan kepolisian hendaknya presiden menunjuk pelaksanaannya. Hal ini

disetujui oleh Sidang, dan kemudian Presiden menunjuk Abdul kadir, Kasman

Singodimedjo dan Oto Iskandardinata, untuk mempersiapkan pembentukannya. Abdul

Kadir ditunjuk sebagai ketuanya.

Pembicaraan lainnya dari para anggota menekankan perlunya ketentaraan dan

segera dimulainya perjuangan. Rapat pada siang hari tanggal 19 Agustus itu ditutup pada

pukul 14.55. Pada waktu Presiden dan Wakil Presiden akan pulang, mereka diminta oleh

para pemuda untuk hadir pada rapat yang mereka adakan di jalan Prapatan 10. Presiden

dan Wakil Presiden memenuhi permintaan untuk hadir pada rapat pemuda yang dipimpin

oleh Adam Malik bersama Mr Kasman Singodimedjo dan Ki Hadjar Dewantara. Telah

hadir pula disitu Sutan Syahrir. Para pemuda mengharapkan agar Sukarno-Hatta

melakukan perebutan kekuasaan terhadap Jepang yang diatur dengan cepat dan serentak.

Presiden Sukarno memberikan tanggapan bahwa apa yang mereka kehendaki tidak dapat

dilakukan tergesa-gesa. Para pmuda menolak pendapat Sukarno, yang dianggapnya

berbahaya dan merugikan bangsa Indonesia. Adam malik kemudian membacakan dekrit

mengenai lahirnya tentara Republik Indonesia yang berasal dari bekas Peta dan Heiho.

Page 162:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

162

Sukarno dan hatta menyeetujui usul pemuda tersebut namun belum dapat memutuskan

pada saat itu. Rapat kemudian bubar.

Pada malam hari tanggal 19 Agustus 1945, di Jalan Gambir Selatan (sekarang

Merdeka Selatan) No.10, Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, Mr

Sartono, Suwirjo, Oto Iskandardinata, Sukardjo Wirjopranoto, dr. Buntaran, Mr A.G.

Pringgodigdo, Sutardjo Kartohadikusumo, dan dr. Tajuluddin, berkumpul untuk

membahas siapa-siapa yang akan diangkat sebagai anggota KNIP. Disepakati bahwa

anggota KNIP berjumlah 60 orang. Rapat pertama KNIP direncanakan tanggal 29 Agustus

1945 malam, bertempat di Gedung Komidi, jalan Pos (sekarang Gedung Kesenian) Pasar

Baru Jakarta. Rapat PPKI dilajutkan kembali pada 22 Agustus 1945. Dalam rapat itu itu

diputuskan dibentuknya, Komite Nasional, Partai Nasional dan Badan Kemanan Rakyat.

Sesudah keputusan rapat PPKI tanggal 22 Agustus itu, pada tanggal 23 Agustus

1945, Presiden Sukarno dalam pidato radionya menyatakan berdirinya tiga badan baru

yaitu : Komite Nasional Indonesia (KNI), Partai Nasional Indonesia (PNI) dan Badan

Keamanan Rakyat (BKR).BKR ini akan bertugas sebagai penjaga keamanan umum di

daerah-daerah di bawah kordinasi KNI daerah. Hasil-Hasil Sidang PPKI Secara lengkap,

yaitu:

1 . Pembentukan Komite Nasional

Dalam sidang tanggal 18 Agustus 1945, PPKI menegaskan perlunya pembentukan

suatu Komite Nasional sebelum MPR dan DPR terbentuk. Untuk itu, maka pada tanggal

22 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang di Gedung Kebaktian Rakyat Jawa, Jakarta.

Salah satu keputusan sidang itu adalah terbentuknya Komite Nasional lndonesia (KNI).

Badan ini berfungsi sebagai DPR sebelum Pemilu diselenggarakan. KNIP terdiri atas

Komite Nasional lndonesia Pusat (KNIP) yang berkedudukan di Jakarta dan Komite

Nasional Indonesia Daerah di tiap-tiap provinsi. Pembentukan KNIP secara resmi

diumumkan oleh pemerintah pada tanggal 25 Agustus 1945. KNIP yang beranggotakan

135 orang, secara resmi anggotanya dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945 dengan

susunan pengurus sebagai berikut Ketua:Mr. Kasman Singodimejo,Wakil Ketua I:Sutarjo

Kartohadikusumo Wakil Ketua lI: Johanes Latuharhary, Wakil Ketua III:Adam Malik.

Tugas pertama KNIP adalah membantu tugas kepresidenan. Namun, kemudian diperluas

tidak hanya sebagai penasihat presiden, tetapi juga mempunyai kewenangan legislatif.

Wewenang KNIP sebagai DPR ditetapkan dalam rapat KNIP tanggal 16 Oktober 1945.

Dalam rapat tersebut, wakil presiden Drs. Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat

Pemerintah RI No. X yang isinya meliputi hal-hal berikut:

a.) KNIP sebelum DPR/MPR terbentuk diserahi kekuasaan legislatif untuk membuat

undang-undang dan ikut menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN).

b). Berhubung gentingnya keadaan, maka pekerjaan sehari-hari KNIP dijalankan oleh

sebuah Badan Pekerja KNIP yang diketuai oleh Sutan Syahrir. Komite Nasional Indonesia

disusun dari tingkat pusat sampai daerah. Pada tingkat pusat disebut Komite Nasional

Indonesia Pusat (KNIP) dan pada tingkat daerah yang disusun sampai tingkat kawedanan

disebut Komite Nasional Indonesia

2 . Pembentukan Partai Nasional Indonesia

Pembentukan Partai Nasional Indonesia pada waktu itu dimaksudkan sebagai satu-

satunya partai politik di Indonesia (partai tunggal). Dalam perkembangannya muncul

Maklumat tanggal 31 Agustus 1945 yang memutuskan bahwa gerakan dan persiapan Partai

Nasional Indonesia ditunda dan segala kegiatan dicurahkan ke dalam Komite Nasional.

Sejak saat itu, gagasan satu partai tidak pernah dihidupkan lagi. Demi kelangsungan

kehidupan demokrasi, maka KNIP mengajukan usul kepada pemerintah agar rakyat

diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mendirikan partai politik. Sebagai tanggapan

Page 163:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

163

atas usul tersebut, maka pada tanggal 3 November 1945 pemerintah mengeluarkan

maklumat pemerintah yang pada intinya berisi memberikan kesempatan kepada rakyat

untuk mendirikan partai politik. Maklumat itu kemudian dikenal dengan Maklumat

Pemerintah tanggal 3 November 1945. Partai politik yang muncul setelah Maklumat

Pemerintah tanggal 3 November 1945 dikeluarkan antara lain Masyumi, Partai Komunis

Indonesia, Partai Buruh Indonesia, Parkindo, Partai Rakyat Jelata, Partai Sosialis

Indonesia, Partai Rakyat Sosialis, Partai Katolik, Permai, dan PNI.

3 . Pembentukan Badan Keamanan Rakyat

Badan Keamanan Rakyat (BKR) ditetapkan sebagai bagian dari Badan Penolong

Keluarga Korban Perang (BPKKP), yang merupakan induk organisasi yang ditujukan

untuk memelihara keselamatan masyarakat. BKR tugasnya sebagai penjaga keamanan

umum di daerah-daerah di bawah koordinasi KNI Daerah. Para pemuda bekas anggota

Peta, KNIL, dan Heiho segera membentuk BKR di daerah sebagai wadah perjuangannya.

Khusus di Jakarta dibentuk BKR Pusat untuk mengoordinasi dan mengendalikan BKR di

bawah pimpinan Kaprawi. Sementara BKR Jawa Timur dipimpin Drg. Moestopo, BKR

Jawa Tengah dipimpin Soedirman, dan BKR Jawa Barat dipimpin Arudji Kartawinata.

Pemerintah belum membentuk tentara yang bersifat nasional karena pertimbangan politik,

mengingat pembentukan tentara yang bersifat nasional akan mengundang sikap

permusuhan dari Sekutu dan Jepang. Menurut perhitungan, kekuatan nasional belum

mampu menghadapi gabungan Sekutu dan Jepang. Sementara itu para pemuda yang

kurang setuju pembentukan BKR dan menghendaki pembentukan tentara nasional,

membentuk badan-badan perjuangan atau laskar bersenjata. Badan perjuangan tersebut

misalnya Angkatan Pemuda Indonesia (API), Pemuda Republik Indonesia (PRI), Barisan

Pemuda Indonesia (BPI), dan lainnya. Selain itu para pemuda yang dipelopori oleh Adam

Malik membentuk Komite van Actie.

3. Dukungan Daerah

Kemerdekaan yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 ternyata mendapat

sambutan yang luar biasa di berbagai daerah, baik di Jawa maupun luar Jawa. Di Sulawesi

Selatan, Raja Bone (Arumpone) La Mappanjuki, yang masih tetap ingat akan pertempuran-

pertempuran melawan Belanda pada awal abad XX, menyatakan dukungannya terhadap

Negara Kesatuan dan Pemerintahan Republik Indonesia. Mayoritas raja-raja suku Makasar

dan Bugis mengikuti jejak Raja Bone mengakui kekuasaan Dr. Sam Ratulangie yang

ditunjuk pemerintah sebagai Gubernur Republik di Sulawesi.

Raja-raja Bali juga mengakui kekuasaan Republik. Empat raja di Jawa Tengah

(Mangkunegaran, Kasunanan Surakarta, Kasultanan, dan Paku Alaman Yogyakarta)

menyatakan dukungan mereka kepada Republik Indonesia pada awal September 1945.

Dukungan yang sangat penting ditunjukkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dari

Kasultanan Yogyakarta yang nampak dalam pernyataannya tanggal 5 September 1945.

Dalam pernyataan tersebut Sri Sultan Hamengku Buwono IX menegaskan bahwa Negeri

Ngayogyokarto Hadiningrat yang bersifat kerajaan sebagai Daerah Istimewa dalam Negara

Republik Indonesia. Pernyataan tersebut merupakan suatu keputusan yang cukup berani

dan bijak di dalam negara kerajaan yang berdaulat. Sesuai dengan konsep negara kesatuan

yang dianut Indonesia, tidak akan ada negara di dalam negara. Kalau hal tersebut terjadi

akan memudahkan bangsa asing mengadu domba.

Dukungan terhadap negara kesatuan dan pemerintah Republik Indonesia juga

datang dari rakyat dan pemuda. Di Sulawesi Selatan, pada tanggal 19 Agustus 1945,

rombongan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi, mendarat di Sapiria, Bulukumba.

Setelah sampai di Ujungpandang, gubernur segera membentuk pemerintahan daerah. Mr.

Page 164:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

164

Andi Zainal Abidin diangkat sebagai Sekretaris Daerah. Tindakan gubernur oleh para

pemuda dianggap terlalu berhatihati, kemudian para pemuda mengorganisasi diri dan

merencanakan merebut gedung-gedung vital seperti studio radio dan tangsi polisi.

Kelompok pemuda tersebut terdiri dari kelompok Barisan Berani Mati (Bo-ei Taishin),

bekas kaigun Heiho dan pelajar SMP. Pada tanggal 28 Oktober 1945 mereka bergerak

menuju sasaran. Akibat peristiwa tersebut, pasukan Australia yang telah ada bergerak dan

melucuti mereka. Sejak peristiwa tersebut gerakan pemuda dipindahkan dari

Ujungpandang ke Polombangkeng.

Di Bali para pemuda secara sponan membentuk berbagai organisasi pemuda,

seperti AMI, Pemuda Republik Indonesia (PRI) pada akhir Agustus 1945. Mereka

berusaha untuk menegakkan Republik Indonesia melalui perundingan tetapi mendapat

hambatan dari pasukan Jepang. Pada tanggal 13 Desember 1945 mereka melakukan

gerakan serentak untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang, meskipun gerakan ini

gagal. Pada tanggal 13 September 1945 di Gorontalo terjadi perebutan senjata terhadap

markas-markas Jepang. Kedaulatan Republik Indonesia berhasil ditegakkan dan para

pemimpin Republik menolak ajakan untuk berunding dengan pasukan pendudukan

Australia

Rapat Raksasa dilaksanakan di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) tanggal

19 September 1945. Sekitar 200.000 orang hadir dalam pertemuan tersebut. Pada peristiwa

ini, kekuatan Jepang, termasuk tank-tank, berjaga-jaga dengan mengelilingi rapat umum

tersebut. Rapat Ikada dihadiri oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad

Hatta serta sejumlah menteri. Untuk menghindari terjadinya pertumpahan darah, Presiden

Soekarno menyampaikan pidato yang intinya berisi permintaan agar rakyat memberi

kepercayaan dan dukungan kepada pemerintah RI, mematuhi perintahnya dan tunduk

kepada disiplin. Setelah itu Presiden Soekarno meminta rakyat yang hadir bubar dan

tenang.

Pada tanggal 19 September 1945, ketika orang-orang Belanda bekas tawanan

Jepang menduduki Hotel Yamato, dengan dibantu segerombolan pasukan Serikat. Orang-

orang Belanda tersebut mengibarkan bendera mereka di puncak Hotel Yamato. Hal

tersebut memancing kemarahan para pemuda. Hotel tersebut diserbu para pemuda, setelah

permintaan Residen Sudirman untuk menurunkan bendera Belanda ditolak penghuni hotel.

Bentrokan tidak dapat dihindarkan. Beberapa pemuda berhasil memanjat atap hotel serta

menurunkan bendera Belanda yang berkibar di atasnya. Mereka merobek warna birunya

dan mengibarkan kembali sebagai Merah Putih.

Di Yogyakarta perebutan kekuasaan secara serentak dimulai tanggal 26 September

1945. Sejak pukul 10 pagi semua pegawai instansi pemerintah dan perusahaan yang

dikuasai Jepang melaksanakan aksi mogok. Mereka memaksa agar orang-orang Jepang

menyerahkan aset dan kantornya kepada orang Indonesia. Tanggal 27 September 1945

Komite Nasional Indonesia Daerah Yogyakarta mengumumkan bahwa kekuasaan di

daerah tersebut telah berada di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada hari itu juga

di Yogyakarta diterbitkan surat kabar Kedaulatan Rakyat.

Dukungan dan perebutan kekuasaan terjadi di Sumatra Selatan pada tanggal 8

Oktober 1945, ketika Residen Sumatra Selatan dr. A.K. Gani bersama seluruh pegawai

Gunseibu dalam suatu upacara menaikkan bendera Merah Putih. Setelah upacara selesai,

para pegawai kembali ke kantornya masing-masing. Pada hari itu juga diumumkan bahwa

di seluruh Karesidenan Palembang hanya ada satu kekuasaan yakni kekuasaan Republik

Indonesia. Perebutan kekuasaan di Palembang berlangsung tanpa insiden, sebab orang-

orang Jepang telah menghindar ketika terjadi demonstrasi.

Di Bandung, pertempuran diawali dengan usaha para pemuda untuk merebut

pangkalan Udara Andir dan pabrik senjata bekas ACW (Artillerie Constructie Winkel,

Page 165:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

165

sekarang Pindad). Usaha tersebut berlangsung sampai datangnya pasukan Sekutu di

Bandung tanggal 17 Oktober 1945. Di Semarang setelah para pemuda berhasil merebut

kekuasaan, terjadi perbenturan yang dahsyat antara para pemuda Indonesia melawan

Jepang karena pihak Jepang merasa terancam oleh para pemuda yang berusaha merebut

senjata mereka. Pada 14 Oktober 1945, 400 tawanan Jepang dari pabrik gula Cepiring

diangkut oleh pemuda-pemuda Indonesia ke Semarang dengan rencana menutupnya di

penjara Bulu. Sebelum mereka sampai ke penjara Bulu, sebagian tawanan itu melarikan

diri dan minta perlindungan kepada batalyon Kido. Para pemuda menjadi marah dan mulai

merebut dan menduduki kantor pemerintah. Orang-orang Jepang yang ditemui disergap

dan ditawan. Pada keesokan harinya pasukan Jepang menyerbu kota Semarang dari

tangsinya di Jatingaleh. Sejak hari itu mulailah pertempuran yang berlangsung selama lima

hari di Semarang. Korban yang jatuh dalam pertempuran itu ditaksir 990 orang dari kedua

pihak.

Di Bandung, pertempuran diawali dengan usaha para pemuda untuk merebut

pangkalan Udara Andir dan pabrik senjata bekas ACW (Artillerie Constructie Winkel,

sekarang Pindad). Usaha tersebut berlangsung sampai datangnya pasukan Sekutu di

Bandung tanggal 17 Oktober 1945. Di Semarang setelah para pemuda berhasil merebut

kekuasaan, terjadi perbenturan yang dahsyat antara para pemuda Indonesia melawan

Jepang karena pihak Jepang merasa terancam oleh para pemuda yang berusaha merebut

senjata mereka

Di beberapa kota di Kalimantan mulai timbul gerakan yang mendukung

proklamasi. Akibatnya tentara Australia yang sudah mendarat atas nama Sekutu

mengeluarkan ultimatum melarang semua aktivitas politik, seperti demonstrasi dan

mengibarkan bendera Merah Putih, memakai lencana Merah Putih dan mengadakan rapat.

Namun kaum nasionalis tidak menghiraukannya. Di Balikpapan tanggal 14 November

1945, tidak kurang 8.000 orang berkumpul di depan komplek NICA sambil membawa

bendera Merah Putih.

Di Sulawesi Utara, sekalipun telah hampir setengah tahun dikuasai oleh NICA

(Netherland Indies Civil Adminstration) ,usaha menegakkan kedaulatan tidak padam,.

Pada tanggal 14 Februari 1946, para pemuda Indonesia anggota KNIL tergabung dalam

Pasukan Pemuda Indonesia (PPI) mengadakan gerakan di Tangsi Putih dan Tangsi Hitam

di Teling, Manado. Mereka membebaskan tawanan yang mendukung Republik Indonesia

antara lain Taulu, Wuisan, Sumanti, G.A. Maengkom, Kusno Dhanupojo, dan G.E. Duhan.

Di sisi lain mereka juga menahan Komandan Garnisun Manado dan semua pasukan

Belanda di Teling dan penjara Manado. Dengan diawali peristiwa tersebut para pemuda

menguasai markas Belanda di Tomohon dan Tondano. Berita tentang perebutan kekuasaan

tersebut dikirim ke pemerintah pusat yang saat itu di Yogyakarta dan mengeluarkan

Maklumat No. 1 yang ditandatangani oleh Ch.Ch. Taulu. Pemerintah sipil dibentuk tanggal

16 Februari 1946 dan sebagai residen dipilih B.W. Lapian. Satuan tentara Indonesia

disusun dengan pilihan kolektif Ch.Ch. Taulu, SD Wuisan, dan J Kaseger.

Di Gorontalo pada tanggal 13 September 1945, terjadi perebutan senjata terhadap

markas-markas Jepang. Kedaulatan RI berhasil ditegakan dan pemimpin-pemimpin

Republik menolak setiap ajakan untuk berunding dengan pasukan pendudukan Australia.

Kekuatan mereka berjumlah 600 orang pemuda yang terlatih.Di Pulau Sumbawa, pemuda-

pemuda Indonesia pada bulan Desember 1945, berusaha merebut senjata dari Jepang. Di

Gempe terjadi bentrokan antara 200 pemuda melawan Jepang. Juga di sape 400 orang

pemuda berusaha merebut senjata di markas Jepang, juga di Raba terjadi peristiwa yang

sama.

Di Bali, para pemuda telah membentuk beberapa organisasi pemuda seperti AMI,

Pemuda Republik Indonesia (PRI) pada akhir bulan Agustus. Mereka berusaha menegakan

Page 166:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

166

RI melalui perundingan tetapi mendapat hambatan dari pihak Jepang. Pada tanggal 13

Desember 1945 mereka melakukan gerakan serentak untuk merebut kekuasaan dari tangan

Jepang akan tetapi gagal.

Di Banda Aceh pada tanggal 6 Oktober 1945 para pemuda dan tokoh masyarakat

membentuk Angkatan Pemuda Indonesia (API). Pada tanggal 12 Oktober 1945 Shucokan

Jepang memanggil para pemimpin pemuda. Ia menyatakan sekalipun Jepang telah kalah,

tetapi keamanan dan ketertban masih menjadi tanggung jawab pemerintah Jepang. Karena

itu ia meminta agar semua kegiatan mendirikan perkumpulan yang tanpa ijin dihentikan.

Perkumpulan yang sudah terlanjur didirikan supaya dibubarkan. Para pemimpin pemuda

menolak dengan keras. Sejak hari itu dimulailah perebutan dan pengambil alihan kantor-

kantor pemerintah dengan pengibaran bendera merah putih. Perlucutan senjata Jepang

terjadi di beberapa tempat. Bentrokan-bentrokan dengan pasukan Jepang terjadi di Langsa,

Lho Nga, Ulee Lheue dan tempat-tempat lain di Aceh.

Di Sumatera Selatan perebutan kekuasaan terjadi pada tanggal 8 Oktober 1945, di

mana residen Sumatera Selatan dr. AK Gani bersama seluruh pegawai Gunseibu dalam

suatu upacara mengerek bendera Merah Putih. Pada hari itu juga diumumkan bahwa di

seluruh karesidenan Palembang hanya ada satu kekuasaan yakni Republik Indonesia.

Perebutan kekuasaan di palembang itu berlangsung tanpa insiden,karena orang-orang

jepang telah menghindar ketika terjadi demonstrasi.

III. PENUTUP

Setelah berabad-abad bangsa Indonesia memperjuangkan kemerdekaan dan

dilandasi oleh semangat kebangsaan, dan telah mengorbankan nyawa maupun harta yang

tidak terhitung jumlahnya, maka peristiwa Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus

1945 merupakan titik puncak perjuangan tersebut. Proklamasi kemerdekaan merupakan

peristiwa yang sangat penting dan memiliki makna yang sangat mendalam bagi bangsa

Indonesia.

Proklamasi Kemerdekaan bangsa Indonesia, dilakukan dengan penuh tekad dan

keyakinan, dilandasi dan dijiwai oleh suatu cita-cita luhur sebagaimana dirumuskan dalam

pembukaan UUD 1945 : “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa

dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai

dengan peri kemanusiaan dan perikeadilan, Dan perjuangan pergerakan Kemerdekaan

Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa

mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang Kemerdekaan Negara Indonesia

yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rahmat Allah yang Maha

Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan

yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”

Terlaksananya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, tidak terlepas

dari peran penting para tokoh bangsa saat itu, baik dari golongan Tua seperti Soekarno,

Hatta, Ahmad Subardjo, dsb, serta golongan muda seperti Wikana, Sukarni, Adam Malik

dan lain-lain. Meskipun ada perbedaan pendapat diantara mereka terkait waktu

pelaksanaan dan cara proklamasi dilakukan, namun kedua pihak ini bisa menyelesaikan

perbedaan pendapat mereka dengan baik. Menurut Moh Hatta , mengapa Ia dan Sukarno

(gol tua) mengingkan Proklamasi Indonesia merdeka harus ditetapkan oleh Panitia

Persiapan Kemerdekaan Indonesia karena mereka dianggap mewakili seluruh Indonesia.

Jika perlu ditambah dengan beberapa anggota lainnya yang mewakili berbagai golongan

dalam masyarakat. Sekalipun utusan dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Sunda

Kecil dan Maluku itu diangkat oleh Jepang, suara yang mereka perdengarkan untuk

menyatakan Indonesia merdeka adalah suara dan cita-cita rakyat. Dengan ikutnya mereka

terdapatlah simbul persatuan seluruh Indonesia. Rasa persatuan Indonesia itulah sangat

penting dalam menyelenggarakan Revolusi Nasional. Dan rasa persatuan kedalam itu lebih

Page 167:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

167

penting dari pertimbangan yuridis dari luar apakah badan itu diangkat oleh Jepang atau

tidak". Keadaan ini memberikan gambaran jelas kepada kita, bahwa pada tanggal 16

Agustus 1945 menjelang tanggal 17 Agustus 1945 itu, sebenarnya iklim Demokrasi sudah

muncul. Rasanya persatuan yang diwarnai oleh kesadaran kebangsaan jauh lebih penting

dari pada rasa persatuan untuk satu tujuan dan cita-cita yang ditentukan atau dipaksakan

oleh satu atau sekelompok orang. Namun, tidak bisa dipungkiri adanya tuntutan golongan

muda yang ingin segera memproklamirkan kemerdekaan juga memiliki peran besar dalam

mempercepat terjadinya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Terlepas dari perdebatan –perdebatan yang cukup sengit antara kedua golongan

tersebut, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 memilki makna yang

sangat penting bagi bangsa Indonesia, diantaranya, proklamasi merupakan pernyataan

yang berisi keputusan bangsa Indonesia untuk menetapkan tatanan hukum nasional

(Indonesia) dan menghapuskan tatanan hukum kolonial. Selain itu proklamasi merupakan

pernyataan bangsa Indonesia yang lepas dari penjajahan dan membentuk Negara Republik

Indonesia yang bebas, merdeka, dan berdaulat penuh. Proklamasi juga merupakan puncak

perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Proklamasi menjadi alat

hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan seluruh dunia, bahwa bangsa

Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri untuk menggenggam seluruh hak

kemerdekaan. Proklamasi merupakan mercusuar yang menunjukkan jalannya sejarah,

pemberi inspirasi, dan motivasi dalam perjalanan bangsa Indonesia di semua lapangan di

setiap keadaan. Dengan proklamasi kemerdekaan tersebut, maka bangsa Indonesia telah

lahir sebagai bangsa dan negara yang merdeka, baik secara de facto maupun secara de

jure.

Untuk mengenang peristiwa Proklamasi yang bersejarah tersebut, di halaman

gedung Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta, dibangunlah sebuah tugu peringatan

Proklamasi. Jalan di depan gedung tersebut kemudian diberi nama jalan Proklamasi. Di

jalan tersebut juga dibangun Monumen Proklamator Soekarno-Hatta. Peristiwa Proklamasi

Kemerdekaan Indonesia memiliki makna yang luas dan dalam bagi bangsa Indonesia,

antara lain sebagai sebagai titik kulminasi perjuangan bangsa Indonesia dalam rangka

mencapai kemerdekaan yang berlangsung kurang lebih 300 tahun. Selain itu Proklamasi

merupakan awal terbebasnya bangsa Indonesia dari kekuasaan bangsa asing dan menjadi

bangsa yang berdiri sendiri. Proklamai merupakan sumber hukum yang menegaskan mulai

berdirinya negara kesatuan RI yang merdeka dan berdaulat. Merupakan momentum politik

terbebasnya bangsa Indonesia dari kekuasaan bangsa lain, dan bangsa Indonesia menjadi

bangsa yang sederajad dengan bangsa lain di dunia. Terakhir Proklamasi Merupakan

manifesto politik perjuangan dalam mewujudkan Indonesia yang merdeka dan berdaulat.

DAFTAR PUSTAKA

Hatta, Muhammad, 1970. Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. Jakarta : Tintamas, 1970

………………….., 1979, Memoir. Jakarta: Tintamas, 1979

Malik, Adam. 1975. Riwayat dan Perdjuangan Sekitar Proklamasi Kemerdekaan

Indonesia 17 Agustus 1945. Djakarta : Wijaya

Page 168:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

168

Sudiro, 1972. Pengalaman Saja di sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945, Jakarta: Idayu

Poesponegoro, Marwati Djoened, 1984. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: PN Balai

Pustaka

Soebardjo, Mr. Achmad.1977. Lahirnya Republik Indonesia. Jakarta: PT Kinta

Sekretariat Negara.1975. 30 Tahun Indonesia Merdeka., 1945-1949. Jakarta: PT Tira

Pustaka

Bahsan, Omar , 1955, PETA dan Peristiwa Rengasdengklok , NV Melati Bandung.1955)

Page 169:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

169

PENILAIAN AUTENTIK

PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR SEJARAH

Dr. Rudy Gunawan, M.Pd

A. KONSEP TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI

Penilaian pembelajaran merupakan salah satu bagian dari evaluasi pembelajaran

yang merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru. Dalam sistem

pembelajaran, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap yang harus

ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan belajar (Arifin, 2009, hal. 2).

Sebenarnya istilah penilaian dan evaluasi itu berbeda secara konsepsional namun

mempunyai hubungan yang erat. Seringkali pula istilah evaluasi dan penilaian dianggap

sama dengan tes dan pengukuran. Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan maksud dari

istilah tes, pengukuran, penilaian dan evaluasi (Arifin, 2009, hal. 2-8):

1. Tes (Test)

a. Menurut Gilbert Sax (1980) dalam (Arifin, 2009, hal. 2) tes sebagai suatu tugas

atau rangkaian tugas yang berbentuk soal atau perintah/suruhan lainnya yang harus

dikerjakan oleh peserta didik sehingga hasilnya dapat digunakan untuk menarik

kesimpulan tertentu tentang peserta didik baik kuantitatif maupun kualitatif.

b. Said Hamid Hasan (1988) dalam (Arifin, 2009, hal. 3) menjelaskan bahwa tes

merupakan alat pengumpulan data yang dirancang secara khusus dan dapat terlihat

dari konstruksi butir soal. Jadi tes merupakan alat pengumpul data yang dapat

berupakan pertanyaan serta dirancang melalui suatu perangkat kriteria yang ketat.

c. Conny Setiawan S (1986) dalam (Arifin, 2009, hal. 3) menyebutkan tes sebagai alat

ukur untuk menetapkan apakah berbagai faset dari kesan yang diperkirakan oleh

guru dari peserta didik benar-benar sebuah fakta.

d. Pada hakikatnya tes adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus

dikerjakan atau soal-soal tertentu yang harus dijawab oleh peserta didik untuk

mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Fungsi tes adalah sebagai alat untuk

mengukur tingkat kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pelajaran

yang telah disampaikan (Arifin, 2009, hal. 3).

2. Pengukuran (Measurement)

a. Ahman dan Glock dalam Said Hamid Hasan (1988) dalam (Arifin, 2009, hal. 3)

menjelaskan bahwa “in the last analysis measurement is only a part, although a

Page 170:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

170

very substansial part of evaluation. It provides information upon which an

evaluation can be based... educational measurement is the process that attemps to

obtain a quantified representation of the degree to which a trait is possessed by a

pupil.

b. Pengukuran merupakan suatu prosedur pemberian angka terhadap atribut atau

variabel suatu kontinum (Saifuddin, 2010, hal. 3).

c. Pengukuran merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas

sesuatu. Kata sesuatu dapat berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, meja

belajar, white board. Dalam proses pengukuran guru menggunakan alat ukur (tes

dan non tes) (Arifin, 2009, hal. 4).

3. Penilaian (Assessment)

a. Penilaian adalah semua cara yang digunakan untuk menilai kerja individu, yaitu

prestasi belajar peserta didik melalui bukti-bukti tentang pencapaian belajar peserta

didik (Mardapi, 2008, hal. 5)

b. Depdikbud (1994) menjelaskan bahwa penilaian adalah suatu kegiatan untuk

memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan menyeluruh tentang

proses dan hasil yang telah dicapai peserta didik (Arifin, 2009, hal. 4).

4. Evaluasi (Evaluation)

a. Lincoln dan Guba (1985) menyebutkan bahwa evaluasi adalah suatu proses untuk

menggambarkan peserta didik dan menimbangnya dari segi nilai dan arti (Arifin,

2009, hal. 5).

b. Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan

kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu

dalam rangka pembuatan keputusan (Arifin, 2009, hal. 5).

B. PENILAIAN AUTENTIK

1. Pengertian Penilaian Autentik

Menurut Mueller (2006) penilaian autentik merupakan penilaian langsung dan

ukuran langsung (Rustaman, tanpa tahun, hal. 2). Pada saat melakukan penilaian

sebenarnya banyak kegiatan pada saat proses pembelajaran akan lebih jelas apabila

langsung diberi penilaian pada saat itu juga. Misalnya kemampuan berargumentasi,

keterampilan membuat peta atau keterampilan lainnya yang diperlukan. Begitu juga

dengan sikap atau perilaku peserta didik terhadap sesuatu atau pada saat melakukan

sesuatu.

Page 171:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

171

Penilaian autentik sering disebut sebagai penilaian kinerja dimana suatu penilaian

dikatakan autentik apabila secara langsung dapat mengamati perilaku peserta didik dan

merupakan proses penilaian kinerja pada situasi nyata. Penilaian kinerja diharapkan dapat

mengukur tujuh kemampuan dasar menurut Horward Gardner yaitu visual-spatial, bodily-

kinesthtic, musical-rhythmical, intrapersonal, logical mathematic dan verbal linguistic

(Zainul, 2001, hal. 7-8).

Penilaian autentik adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil

belajar peserta didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Istilah asesmen

merupakan sinonim dari penilaian, pengukuran, pengujian, atau evaluasi. Istilah autentik

merupakan sinonim dari asli, nyata, valid, atau reliabel. Dalam kehidupan akademik

keseharian, frasa asesmen autentik dan penilaian autentik sering dipertukarkan. Akan

tetapi, frasa pengukuran atau pengujian autentik, tidak lazim digunakan (Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, hal. 280). Dalam American Librabry Association

asesmen autentik didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi,

motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran.

Sementara dalam Newton Public School, asesmen autentik diartikan sebagai penilaian atas

produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik.

Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta

didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktifitas-aktifitas

pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan

analisa oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antarsesama melalui debat, dan

sebagainya (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, hal. 280).

Penilaian autentik merupakan salah satu unsur dalam penilaian berbasis kelas.

Penilaian berbasis kelas dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan, pelaporan dan

penggunaan data dan informasi tentang hasil belajar peserta didik untuk menetapkan

tingkat pencapaian dan penguasaan peserta didik terhadap tujuan pendidikan yang telah di

tetapkan (Arifin, 2009, hal. 180). Tujuan pendidikan yang dimaksud adalah kompetensi

inti, kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar yang terdapat dalam

kurikulum.

Dalam kurikulum 2013, penilaian autentik relevan terhadap pendekatan ilmiah dalam

pembelajaran karena mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik

dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.

Asesmen autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual,

memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan

Page 172:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

172

yang lebih autentik. Karenanya, asesmen autentik sangat relevan dengan pendekatan

tematik terpadu dalam pembelajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata

pelajaran yang sesuai (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, hal. 280).

Penilaian autentik meminta peserta didik untuk hasil belajar peserta didik, baik

dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.

Asesmen autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual,

memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan

yang lebih autentik. Karenanya, asesmen autentik sangat relevan dengan pendekatan

tematik terpadu dalam pembejajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata

pelajaran yang sesuai.

Pembelajaran autentik mengharuskan pembelajaran yang autentik pula. Menurut

Ormiston belajar autentik mencerminkan tugas dan pemecahan masalah yang diperlukan

dalam kenyataannya di luar sekolah. Asesmen Autentik terdiri dari berbagai teknik

penilaian. Pertama, pengukuran langsung keterampilan peserta didik yang berhubungan

dengan hasil jangka panjang pendidikan seperti kesuksesan di tempat kerja. Kedua,

penilaian atas tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan yang luas dan kinerja yang

kompleks. Ketiga, analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan respon peserta

didik atas perolehan sikap, keteampilan, dan pengetahuan yang ada. Dengan demikian,

asesmen autentik akan bermakna bagi guru untuk menentukan cara-cara terbaik agar

semua peserta didik dapat mencapai hasil akhir, meski dengan satuan waktu yang berbeda.

Konstruksi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dicapai melalui penyelesaian tugas di

mana peserta didik telah memainkan peran aktif dan kreatif. Keterlibatan peserta didik

dalam melaksanakan tugas sangat bermakna bagi perkembangan pribadi mereka

(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, hal. 282).

Dalam pembelajaran autentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi

dengan pendekatan saintifik, memahami aneka fenomena atau gejala dan hubungannya

satu sama lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata

yang luar sekolah. Di sini, guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang

terjadi. Peserta didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu

yang fleksibel, dan bertanggung jawab untuk tetap pada tugas. Asesmen autentik pun

mendorong peserta didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis,

menafsirkan, menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya

menjadi pengetahuan baru.

Page 173:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

173

Oleh karena itu, dalam penilaian autentik harus ada pembelajaran autentik dan guru

autentik. Peran guru bukan hanya pada proses pembelajaran, melainkan juga pada

penelitian. Kriteria guru autentik adalah sebagai berikut (Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2013, hal. 282).

a. Mengetahui bagaimana menilai kekuatan dan kelemahan peserta didik serta desain

pembelajaran.

b. Mengetahui bagaimana cara membimbing peserta didik untuk mengembangkan

pengetahuan mereka sebelumnya dengan cara mengajukan pertanyaan dan

menyediakan sumber daya memadai bagi peserta didik untuk melakukan akuisisi

pengetahuan.

c. Menjadi pengasuh proses pembelajaran, melihat informasi baru, dan mengasimilasikan

pemahaman peserta didik.

d. Menjadi kreatif tentang bagaimana proses belajar peserta didik dapat diperluas dengan

menimba pengalaman dari dunia di luar tembok sekolah.

Menurut Mueller (2006:1) dalam (Rustaman, tanpa tahun, hal. 2), penilaian autentik

merupakan penilan langsung dan ukuran langsung karena banyak kegiatan yang akan lebih

jelas apabila dinilai langsung, seperti kemampuan berargumentasi atau berdebat,

kemampuan melakukan penilaian terhadap uji coba yang dilakukan oleh peserta didik dan

menilai sikap atau perilaku peserta didik. Dalam hal-hal tertentu mungkin saja ada tugas

yang tidak dapat dikerjakan di dalam kelas, sehingga tugas-tugas tersebut harus dikerjakan

di luar kelas atau di luar jam pelajaran. Dengan metode belajar yang tepat misalnya project

based learning maka penilaian autentik dapat digunakan untuk penilaian berdasarkan

penugasan atau proyek.

2. Ciri-ciri Penilaian Autentik

Penilaian autentik berbeda dengan penilaian tradisional (Kunandar, 2013, hal. 37).

Pada penilaian tradisional peserta didik cenderung memilih respons yang tersedia,

sedangkan dalam penilaian autentik peserta didik menampilkan atau mengerjakan suatu

tugas atau proyek. Penilaian tradisional menilai kemampuan berpikir cenderung pada level

memahami dan fokusnya adalah guru. Pada penilaian autentik, kemampuan berpikir yang

dinilai adalah level konstruksi dan aplikasi serta fokus pada peserta didik. Ciri-ciri

penilaian autentik adalah sebagai berikut (Kunandar, 2013, hal. 38-39) :

a. Mengukur semua aspek pembelajaran yakni kinerja dan hasil atau produk.

Page 174:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

174

Hal ini berarti dalam penilaian terhadap peserta didk harus mengukur aspek kinerja dan

produk yang merupakan cerminan kompetensi dari peserta didik tersebut secara nyata

dan objektif.

b. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.

Dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik, guru dituntut untuk melakukan

penilaian terhadap kemampuan pada proses pembelajaran dan setelah melakukan

kegiatan pembelajaran.

c. Menggunakan berbagai cara dan sumber.

Guru harus menggunakan berbagai teknik penilaian dan menggunakan berbagai

sumber atau data yang dapat digunakan sebagai informasi yang menggambarkan

kompetensi peserta didik.

d. Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian.

Penilaian harus dilakukan secara komprehensif yang didukung oleh informasi-

informasi lain sehingga kompetensi peserta didik dapat tercapai.

e. Tugas-tugas sesuai dengan kehidupan nyata.

Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus menceminkan bagian-bagian

kehidupan peserta didik yang nyata dan dilakukan setiap hari, sehingga peserta didik

dapat menceritakan kembali pengalamannya tersebut.

f. Menekankan pada kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik.

3. Karakteritik Penilaian Autentik

Berikut merupakan karakteristik penilaian autentik (Kunandar, 2013, hal. 39)

a. Dapat digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi secara formatif (terhadap

satu atau beberapa kompetensi dasar) atau sumatif (pencapaian dalam satu semester)

b. Mampu mengukur keterampilan dan kinerja bukan hanya mengingat fakta.

c. Dilakukan secara terus menerus dan merupakan satu kesatuan yang utuh baik dalam

penilaian proses maupun hasil belajar.

d. Dapat dipergunakan sebagai umpan balik terhadap pencapaian kompetensi peserta

didik secara komprehensif.

4. Jenis-jenis Penilaian Autentik

Agar penilaian autentik dapat dilaksanakan dengan baik, guru harus memahami

secara jelas tujuan dari penilaian autentik terutama yang terkait dengan sikap, keterampilan

Page 175:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

175

serta pengetahuan yang akan dinilai; fokus penilaian serta tingkat pengetahuan yang akan

dinilai. Jenis-jenis penilaian autentik digambarkan pada paparan berikut (Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, hal. 283-287):

a. Penilaian Kinerja

Penilaian autentik dimaksimalkan dengan melibatkan partisipasi peserta didik,

khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat melakukannya

dengan meminta peserta didik menyebutkan unsur-unsur proyek/tugas yang akan mereka

gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Dengan menggunakan informasi ini,

guru dapat memberikan umpan balik tehadap kinerja peserta didik baik dalam bentuk

laporan naratif maupun laporan kelas. Cara untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja

adalah sebagai berikut:

1) Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsur-unsur

tertentu dari indikator atau subindikator yang harus muncul dalam sebuah peristiwa

atau tindakan.

2) Catatan anekdot/narasi (anecdotal/narative records). Digunakan dengan cara guru

menulis laporan narasi tentang apa yang dilakukan oleh masing-masing peserta didik

selama melakukan tindakan. Dari laporan tersebut, guru dapat menentukan seberapa

baik peserta didik memenuhi standar yang ditetapkan.

3) Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan menggunakan skala

numerik berikut predikatnya. Misalnya: 5 = baik sekali, 4 = baik, 3 = cukup, 2 =

kurang, 1 = kurang sekali.

4) Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan cara

mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, dengan tanpa membuat catatan.

Guru menggunakan informasi dari memorinya untuk menentukan apakah peserta didik

sudah berhasil atau belum. Cara seperti tetap ada manfaatnya, namun tidak cukup

dianjurkan.

Penilaian kinerja memerlukan pertimbangan-pertimbangan khusus yaitu:

1) Langkah-langkah kinerja harus dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja

yang nyata untuk suatu atau beberapa jenis kompetensi tertentu.

2) Ketepatan dan kelengkapan aspek kinerja yang dinilai.

3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan oleh peserta didik untuk

menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran.

4) Fokus utama dari kinerja yang akan dinilai, khususnya indikator esensial yang akan

diamati.

Page 176:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

176

5) Urutan dari kemampuan atau keterampilan peserta didik yang akan diamati.

Pengamatan atas kinerja peserta didik perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk

menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai keterampilan

berbahasa peserta didik, dari aspek keterampilan berbicara, misalnya, guru dapat

mengobservasinya pada konteks yang, seperti berpidato, berdiskusi, bercerita, dan

wawancara. Dari sini akan diperoleh keutuhan mengenai keterampilan berbicara dimaksud.

Untuk mengamati kinerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen, seperti

penilaian sikap, observasi perilaku, pertanyaan langsung, atau pertanyaan pribadi.

Salah satu penilaian yang termasuk kedalam penilaian kinerja adalah penilaian diri

(self assessment). Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik

diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat

pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian

diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif yaitu: menumbuhkan

rasa percaya diri, peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, mendorong,

membiasakan, dan melatih peserta didik berperilaku jujur serta menumbuhkan semangat

untuk maju secara personal.

Contoh teknik penilaian adalah sebagai berikut:

1) Penilaian ranah pengetahuan. Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai

penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu

mata pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

2) Penilaian ranah sikap. Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan curahan

perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau acuan yang telah

disiapkan.

3) Penilaian ranah keterampilan. Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai

kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh dirinya berdasarkan kriteria

atau acuan yang telah disiapkan.

b. Penilaian Proyek

Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas

yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian

tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari

perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian

Page 177:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

177

data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman,

mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain.

Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh

kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu,

pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus

dari guru, yaitu:

1) Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data,

mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan

menulis laporan.

2) Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.

3) Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan

oleh peserta didik.

Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek. Dalam

kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan rancangan

dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan laporan.

Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi.

Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.

Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus.

Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil

akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk dimaksud meliputi penilaian atas

kemampuan peserta didik menghasilkan produk, seperti makanan, pakaian, hasil karya seni

(gambar, lukisan, patung, dan lain-lain), barang-barang terbuat dari kayu, kertas, kulit,

keramik, karet, plastik, dan karya logam. Penilaian secara analitik merujuk pada semua

kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik

merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.

c. Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan

kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa

berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara

berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa

dimensi.

Page 178:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

178

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada

kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam

satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses

pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang

relevan dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata

pelajaran tertentu. Fokus penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik secara

individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama

dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri.

Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan

belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat

karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur,

laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta

didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan pembelajaran.

Penilaian portofolio dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah seperti berikut

ini.

1) Guru menjelaskan secara ringkas esensi penilaian portofolio.

2) Guru atau guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat.

3) Peserta didik, baik sendiri maupun kelompok, mandiri atau di bawah bimbingan guru

menyusun portofolio pembelajaran.

4) Guru menghimpun dan menyimpan portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai,

disertai catatan tanggal pengumpulannya.

5) Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu.

6) Jika memungkinkan, guru bersama peserta didik membahas bersama dokumen

portofolio yang dihasilkan.

7) Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

d. Penilaian Tertulis

Meski konsepsi asesmen autentik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes tertulis

yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil pembelajaran

tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian.

Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan,

dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat

Page 179:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

179

atau pendek, dan uraian. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik

mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,

mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis

berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan

ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik.

Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan

jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka

memperoleh nilai yang sama. Misalnya, peserta didik tertentu melihat fenomena

kemiskinan dari sisi pandang kebiasaan malas bekerja, rendahnya keterampilan, atau

kelangkaan sumberdaya alam. Masing-masing sisi pandang ini akan melahirkan jawaban

berbeda, namun tetap terbuka memiliki kebenarann yang sama, asalkan analisisnya benar.

Tes tertulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu jawaban

terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response). Hal ini sangat

tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru. Tes semacam ini memberi

kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan

yang lebih tinggi atau kompleks.

Dari 4 (empat) jenis penilaian autentik tersebut di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa hal-hal yang dapat digunakan sebagai dasar menilai prestasi peserta

didik dalam penilaian autentik dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

TABEL 1 JENIS TUGAS DALAM PENILAIAN AUTENTIK

No Jenis Tugas dalam

Penilaian Autentik Penjelasan

1 Proyek atau

penugasan dan

laporannya

Proyek atau penugasan adalah tugas yang diberikan oleh guru

kepada peserta didik dalam waktu tertentu sebagai implementasi dan

pendalaman dari pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran.

2 Hasil Tes tulis Salah satu cara atau alat untuk mengukur pencapaian peserta didik

terhadap kompetensi yang bersifat kognitif

3 Portofolio Merupakan kumpulan karya peserta didik selama satu semester atau

satu tahun. Disusun dan dibuat berserta didik berupa produk atau

hasil kerja.

4 Pekerjaan Rumah Dikerjakan peserta didik sebagai pendalaman penguasaan

kompetensi yang diperoleh dalam pembelajaran. Hasilnya harus

diberi respon dan catatan oleh guru, sehingga peserta didik

mengetahui kesalahan yang dilakukan dalam mengerjakan PR

5 Kuis Kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan pertanyaan-

pertanyaan terhadap peserta didik terhadap materi atau kompetensi

yang telah dikuasai oleh peserta didik

6 Karya Peserta Didik Karya individual, kelompok. Misalnya laporan diskusi kelompok,

eksperimen, pengamatan

7 Presentasi Merupakan tugas peserta didik ketika melaporkan proyek atau tugas

yang diberikan oleh guru

8 Demontrasi Peserta didik mensimulasikan suatu alat atau aktivitas tertentu yang

Page 180:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

180

No Jenis Tugas dalam

Penilaian Autentik Penjelasan

terkait dengan materi pembelajaran.

9 Laporan Merupakan laporan kegiatan atau aktivitas peserta didik yang terkait

dengan pembelajaran

10 Jurnal Catatan perkembangan peserta didik yang menggambarkan

perkembanag peserta didik yang terkait dengan pembelajaran

11 Wawancara Dilakukan guru terhadap peserta didik berkaitan dengan

pembelajaran dan penguasaan terhadap kompetensi tertentu.

Sumber: (Kunandar, 2013, hal. 40-41)

5. Tugas (Task) dan Rubrik (Rubrics)

Suatu penilaian autentik melibatkan suatu tugas (task) bagi para peserta didik untuk

menampilkan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dan sebuah kriteria penilaian

atau rubrik (rubrics) yang akan digunakan untuk menilai penampilan berdasarkan tugas

tersebut (Rustaman, tanpa tahun, hal. 4).

a. Tugas Autentik

Tugas dianggap autentik apabila peserta didik diminta untuk mengkonstruk respons

mereka sendiri, bukan sekedar memilih dari yang tersedia serta merupakan tantangan

yang mirip dengan kenyataan yang sebenarnya (Rustaman, tanpa tahun, hal. 4).

Baron’s (Marzano, 1993) menyebutkan lima kriteria tugas untuk penilaian autentik

adalah sebagai berikut:

1) Tugas tersebut bermakna baik bagi peserta didik maupun bagi guru

2) Tugas disusun bersama atau melibatkan peserta didik

3) Tugas tersebut menuntut peserta didik menemukan dan menganalisis informasi

sama baiknya dengan menarik kesimpulan tentang hal tersebut.

4) Tugas tersebut meminta peserta didik untuk mengkomunikasikan hasil dengan

jelas

5) Tugas tersebut mengharuskan peserta didik untuk bekerja atau melakukan

(Rustaman, tanpa tahun, hal. 4).

Anonymous (2005) dalam (Rustaman, tanpa tahun, hal. 4) mengemukakan terdapat

dua hal yang perlu dipilih dalam penilaian autentik yaitu keterampilan (skill) atau

kemampuan (Abilities), hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan bias dan

kebingungan pada peserta didik.

b. Kriteria Penilaian (Rubrics)

Rubrik atau kriteria penilaian adalah alat pemberi skor yang berisi daftar kriteria untuk

sebuah pekerjaan atau tugas, merupakan rating scales serta dirancang sebelumnya dan

digunakan untuk menilai hasil kerja peserta didik pada saat menampilkan keterampilan

Page 181:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

181

atau kemampuannya (Zainul, 2001, hal. 19). Rubrik terdiri dari komponen dimensi

(dasar menilai kinerja peserta didik), definisi dan contoh (penjelasan mengenai setiap

dimensi), skala (ditetapkan untuk digunakan dalam menilai dimensi) serta standar

(ditentukan untuk setiap kategori kinerja) (Rustaman, tanpa tahun, hal. 5).

Perlu dikembangkan alat untuk menilai rubrik, karena walaupun sudah disusun

sempurna, tapi mungkin hanya kriteria untuk menilai kinerja peserta didik dalam

bidang tertentu, sehingga dari satu tugas saja dimungkinkan penyusunan lebih dari satu

rubrik (Rustaman, tanpa tahun, hal. 6). Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat digunakan

sebagai patokan untuk menilai suatu rubrik (Zainul, 2001, hal. 29-30):

1) Seberapa tinggi hubungan langsung rubrik dengan kriteria yang dinilai?

2) Bagaimana rubrik tersebut mencakup keseluruhan dimensi kinerja yang dinilai

3) Apakah kriteria yang dipilih sudah menggunakan standar umum yang berlaku

dalam bidang kinerja yang dinilai?

4) Bagaimana dimensi dan skala yang digunakana dapat didefinisikan dengan baik?

5) Jika menggunakan skala numerik, seberapa besar angka-angka yang digunakan

telah menggambarkan perbedaan dari setiap kategori kinerja?

6) Seberapa besar selisih skor yang dihasilkan oleh rater yang berbeda?

7) Apakah rubrik yang digunakan dipahami oleh peserta didik?

8) Apakah rubrik cukup adil dan bebas dari bias?

9) Apakah rubrik mudah digunakan, cukup praktis dan mudah diadministrasikan?

C. STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu kepada Permendikbud No.66 Tahun 2013

tentang Standar Penilaian Pendidikan. Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria

mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik

(Lampiran Permendikbud RI No.66, 2013, hal. 2). Penilaian pendidikan sebagai proses

pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta

didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan,

ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat

kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk

menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan.

Cakupan penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata

Page 182:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

182

pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses (Lampiran Permendikbud

RI No.66, 2013, hal. 3). Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi

sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan, dan keterampilan dapat dilihat pada tabel 2

berikut beserta penjelasannya (Lampiran Permendikbud RI No.66, 2013, hal. 4-5).

TABEL 2 TEKNIK DAN INSTRUMEN PENILAIAN DALAM KURIKULUM

2013

No Kompetensi Teknik Instrumen

1 Sikap (Spiritual dan

Sosial)

Observasi Daftar cek/skala penilaian (rating scale)

disertai rubrik Penilaian Diri

Penilaian antar peserta didik

Jurnal Catatan Pendidik

2 Pengetahuan Tes Tulis Pilihan ganda, isian, jawaban singkat,

benar- salah, menjodohkan, dan uraian.

Instrumen uraian dilengkapi pedoman

penskoran.

Tes Lisan daftar pertanyaan

Penugasan pekerjaan rumah, proyek individu atau

kelompok sesuai dengan karakteristik

tugas

3 Keterampilan Tes Praktik Daftar cek/skala penilaian (rating scale)

disertai rubrik Projek

Penilaian Portofolio

Sumber: (Lampiran Permendikbud RI No.66, 2013, hal. 4-5)

1. Penilaian Kompetensi Sikap

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri,

penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta didik dan jurnal. Instrumen

yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah

daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, sedangkan pada

jurnal berupa catatan pendidik.

a. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan

dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan

menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang

diamati.

b. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk

mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian

kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.

c. Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta

peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi.

Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.

Page 183:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

183

d. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi

hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan

dengan sikap dan perilaku.

2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.

a. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,

menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.

b. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.

c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan

secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

3. Penilaian Kompetensi Keterampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja,yaitu penilaian

yang menuntut peserta didik mendemonstrasikansuatu kompetensi tertentu dengan

menggunakan tes praktik,projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan

berupadaftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.

a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan

melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

b. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan

perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu

tertentu.

c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai

kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-

integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas

peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan

nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.

Penilaian autentik selain memperhatikan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan,

juga harus memperhatikan input,proses dan output peserta didik. Jadi penilaian hasil

belajar harus dilakukan pada awal pembelajaran, selama pembelajaran dan setelah

pembelajaran (Kunandar, 2013, hal. 42).

1. Penilaian Input (Awal Pembelajaran)

a. Dilakukan sebelum proses belajar mengajar dilakukan.

Page 184:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

184

b. Tujuan: mengetahui kemampuan awal peserta didik terhadap materi atau

kompetensi yang akan dipelajari.

c. Teknik: Pre test

d. Memetakan kompetensi awal peserta didik

e. Acuan guru dalam proses belajar.

f. Hasil input dapat dibandingkan dengan hasil proses dan output

g. Menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai acuan.

2. Penilaian Proses (Selama Pembelajaran)

a. Dilakukan selama proses pembelajaran

b. Tujuan: mengecek tingkat pencapaian kompetensi peserta didik ketika proses

belajar mengajar berlangsung

c. Hasil dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.

d. Teknik: soal latihan, pengamatan diskusi kelompok, pekerjaan rumah, lembar kerja

e. Mengukur keaktifan dan perhatian peserta didik selama proses belajar

f. Instrumen: lembar observasi

3. Penilaian Output (Setelah Pembelajaran)

a. Dilakukan setelah proses belajar mengajar berlangsung.

b. Tujuan: mengetahui tingkat pencapain kompetensi setelah mengikuti pembelajaran

c. Hasil dibandingkan dengan KKM yang telah ditentukan

d. Penilaian formatif atau ulangan harian (mengukur satu KD), ujian tengah semester

(beberapa KD), ujian akhir semester (mengukur seluruh KD di semester ganjil) dan

ujian kenaikan kelas (mengukur seluruh KD di semester genap.

Dalam pembelajaran otentik, peserta didik diminta mengumpulkan informasi dengan

pendekatan saintifik, memahahi aneka fenomena atau gejala dan hubungannya satu sama

lain secara mendalam, serta mengaitkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata yang luar

sekolah. Guru dan peserta didik memiliki tanggung jawab atas apa yang terjadi. Peserta

didik pun tahu apa yang mereka ingin pelajari, memiliki parameter waktu yang fleksibel,

dan bertanggungjawab untuk tetap pada tugas. Penilaian otentik pun mendorong peserta

didik mengkonstruksi, mengorganisasikan, menganalisis, mensintesis, menafsirkan,

menjelaskan, dan mengevaluasi informasi untuk kemudian mengubahnya menjadi

pengetahuan baru.

D. PENILAIAN AUTENTIK KOMPETENSI SIKAP

Page 185:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

185

Sikap berawal dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait dengan kecenderungan

seseorang dalam merespons sesuatu atau objek. Sikap juga dapat dikatakan sebagai

ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat

dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Sikap terdiri dari tiga

komponen yaitu afektif ( perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap

sesuatu objek), kognitif (kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek) dan

konatif (kecenderungan untuk berprilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan

dengan kehadiran objek sikap) (Kunandar, 2013, hal. 99).

Dalam kurikulum 2013, kompetensi sikap, baik sikap spiritual (KI 1) maupun sosial

(KI 2) tidak diajarkan dalam proses belajar mengajar, artinya tidak dijabarkan dalam

materi atau konsep yang harus diajarkan. Namun demikian tetap harus terimplementasikan

dalam PBM melalui pembiasaan dan keteladanan yang ditunjukkan oleh peserta didik

dalam keseharian melalui dampak pengiring dari pembelajaran (Kunandar, 2013, hal. 101).

Sikap sosial dan spiritual harus muncul dalam tindakan nyata di kehidupan sehari-hari

dengan mendapatkan contoh dari gurunya maka tetap harus ada penilaian yang dilakukan

oleh guru secara berkesinambungan dengan menggunakan instrumen tertentu.

Uraian kompetensi sikap ini untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah

Aliyah Kejuruan dapat dilihat pada tabel berikut (Permendikbud Nomor 70, 2013, hal. 9,

83-85)

TABEL 3 KOMPETENSI DASAR DARI KOMPETENSI INTI SIKAP

SPIRITUAL DAN SOSIAL SEJARAH SMA/MA

KOMPETENSI INTI

SIKAP SPIRITUAL

DAN SOSIAL

KOMPETENSI

DASAR KELAS X

KOMPETENSI

DASAR KELAS XI

KOMPETENSI

DASAR KELAS XII

KI 1 Menghayati dan

mengamalkan

ajaran agama

yang dianutnya

1.1. Menghayati

keteladanan para

pemimpin dalam

mengamalkan

ajaran agamanya.

1.2. Menghayati

keteladanan para

pemimpin dalam

toleransi antar

umat beragama

dan

mengamalkannya

dalam kehidupan

sehari-hari

1.1. Menghayati nilai-

nilai persatuan

dan keinginan

bersatu dalam

perjuangan

pergerakan

nasional menuju

kemerdekaan

bangsa sebagai

karunia Tuhan

Yang Maha Esa

terhadap bangsa

dan negara

Indonesia.

1.1. Mengamalkan

hikmah

kemerdekaan

sebagai tanda

syukur kepada

Tuhan YME,

dalam kegiatan

membangun

kehidupan

berbangsa dan

bernegara

KI 2 Menghayati dan

mengamalkan

perilaku jujur,

disiplin,

tanggungjawab,

peduli (gotong

2.1. Menunjukkan

sikap tanggung

jawab, peduli

terhadap berbagai

hasil budaya

zaman praaksara,

2.1 Mengembangkan

nilai dan perilaku

mempertahankan

harga diri bangsa

dengan bercermin

2.1 Meneladani

perilaku

kerjasama,

tanggung jawab,

cinta damai para

pejuang dalam

Page 186:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

186

KOMPETENSI INTI

SIKAP SPIRITUAL

DAN SOSIAL

KOMPETENSI

DASAR KELAS X

KOMPETENSI

DASAR KELAS XI

KOMPETENSI

DASAR KELAS XII

royong,

kerjasama,

toleran, damai),

santun,

responsif dan

pro-aktif dan

menunjukkan

sikap sebagai

bagian dari

solusi atas

berbagai

permasalahan

dalam

berinteraksi

secara efektif

dengan

lingkungan

sosial dan alam

serta dalam

menempatkan

diri sebagai

cerminan

bangsa dalam

pergaulan

dunia.

Hindu-Buddha

dan Islam.

2.2. Meneladani sikap

dan tindakan cinta

damai, responsif

dan pro aktif yang

ditunjukkan oleh

tokoh sejarah

dalam mengatasi

masalah sosial

dan

lingkungannya

2.3. Berlaku jujur dan

bertanggungjawab

dalam

mengerjakan

tugas-tugas dari

pembelajaran

sejarah

pada kegigihan

para pejuang

dalam melawan

penjajah.

2.2 Meneladani

perilaku

kerjasama,

tanggung jawab,

cinta damai para

pejuang dalam

mewujudkan cita-

cita mendirikan

negara dan bangsa

Indonesia dan

menunjukkannya

dalam kehidupan

sehari-hari.

2.3 Meneladani

perilaku

kerjasama,

tanggung jawab,

cinta damai para

pejuang untuk

meraih

kemerdekaan dan

menunjukkannya

dalam kehidupan

sehari-hari.

2.4 Meneladani

perilaku

kerjasama,

tanggung jawab,

cinta damai para

pejuang untuk

mempertahankan

kemerdekaan dan

menunjukkannya

dalam kehidupan

sehari-hari.

2.5 Berlaku jujur dan

bertanggungjawab

dalam

mengerjakan

tugas-tugas dari

pembelajaran

sejarah.

mempertahankan

kemerdekaan dan

menunjukkannya

dalam kehidupan

sehari-hari.

2.2 Berlaku jujur dan

bertanggungjawab

dalam

mengerjakan

tugas-tugas dari

pembelajaran

sejarah.

2.3 Menunjukkan

sikap peduli dan

proaktif yang

dipelajari dari

peristiwa dan para

pelaku sejarah

dalam

menyelesaikan

permasalahan bangsa dan negara

Indonesia.

Sumber: (Permendikbud Nomor 70, 2013)

Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai

mata pelajaran adalah sebagai berikut (Kunandar, 2013, hal. 113):

1. Sikap terhadap materi pelajaran

2. Sikap terhadap guru/pengajar

3. Sikap terhadap proses pembelajaran

Page 187:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

187

4. Sikap yang terkait dengan nilai-nilai atau norma-norma tertentu berhubingan dengan

suatu materi pelajaran

5. Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan

materi pelajaran.

Dalam ranah sikap terdapat lima jenjang proses berpikir yaitu menerima atau

memperhatikan, merespons atau menanggapi, meinlai atau menghargai, mengorganisasi

atau mengelola dan berkarakter. Ciri-ciri hasil belajar ranah kompetensi sikap (afektif)

dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 4 CIRI-CIRI HASIL BELAJAR RANAH KOMPETENSI SIKAP

No. Tingkatan Hasil Belajar Ciri-ciri

1 Menerima (Receiving) 1. Aktif menerima dan sensitif (tanggap) dalam

menghadapi gejala-gejala (fenomena)

2. Peserta didik sadar tetapi sikapnya pasif terhadap

stimulus

3. Peserta didik sedia menerima, pasif terhadap fenomena

tetapi sikapnya mulai aktif

4. Peserta didik mulai selektif, artinya sudah aktif melihat

dan memilih.

2 Merespon (responding) 1. Bersedia menerima, menanggapi dan aktif menyeleksi

reaksi

2. Mengikuti sugesti dan patuh

3. Bersedia menanggapi atau merespons

4. Merasa puas dalam menanggapi

3 Menilai (Valuing) 1. Sudah mulai menyusun atu memberikan persepsi

tentang objek atau fenomena

2. Menerima nilai (percaya)

3. Memilih nilai dan menyeleksi nilai

4. Memiliki ikatan batin (memiliki keyakinan terhadap

nilai)

4 Mengorganisasikan

(organization)

1. Pemilikan sistem nilai

2. Aktif mengonsepsikan nilai dalam dirinya

3. Mengorganisasikan

5 Berkarakter

(characterization)

1. Menyusun berbagai sistem nilai menjadi nilai yang

mapan dalam dirinya

2. Terapan dan pemilikan sistem nilai

3. Karakteristik pribadi atau ineternalisasi nilai (nilai

sudah menjadi bagian yang melekat dalam pribadinya)

Sumber: (Kunandar, 2013, hal. 112)

Guru melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri,

penilaian teman sejawat, jurnal serta wawancara. Instrumen yang digunakan untuk

observasi, penilaian diri dan penilaian antar peserta didik adalah daftar cek atau skala

penilaian yang disertai rubrik, jurnal menggunakan catatan pendidik dan wawancara

berupa daftar pertanyaan (Kunandar, 2013, hal. 114).

1. Observasi

Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan

dengan menggunakan pedoman atau lembar observasi yang berisi sejumlah indikator

Page 188:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

188

perilaku atau aspek yang diamati. Hasil pengamatan dapat dijadikan sebagai umpan

balik dalam pembinaan terhadap peserta didik (Kunandar, 2013, hal. 117). Dalam

pengamatan terhadap kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial harus

mengacu pada indikator pencapain kompetensi yang sudah dibuat oleh guru sesuai

dengan kompetensi dasar dari kompetensi inti sikap spiritual dan sikap sosial.

Kriteria instrumen observasi:

a. Mengukur aspek sikap yang dituntut pada Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar

b. Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur

c. Memuat indikator sikap yang dapat diobservasi

d. Mudah atau feasible untuk digunakan

e. Dapat merekam sikap peserta didik

Contoh Instrumen Observasi dan Pengolahan Hasil Observasi (Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, hal. 7):

Page 189:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

189

GAMBAR 5 PEDOMAN OBSERVASI SIKAP SPIRITUAL

Pedoman Observasi Sikap Spiritual

Petunjuk:

Lembaran diisi oleh guru untuk menilai sikap spiritual peserta didik. Berilah tanda cek (v) pada

kolom skor sesuai sikap spiritual yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan kriteria sebagai

berikut :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan

kadang-kadang tidak melakukan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan

sering tidak melakukan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik : ....................................................................

Kelas : ....................................................................

Tanggal Pengamatan : ....................................................................

Materi Pokok : ....................................................................

No Aspek Pengamatan Skor

1 2 3 4

1 Berdoa sebelum dan sesudah melakukan sesuatu

2 Mengucapkan rasa syukur atas karunia Tuhan

3 Memberi salam sebelum dan sesudah menyampaikan

pendapat/presentasi

4 Mengungkapkan kekaguman secara lisan maupun tulisan

terhadap Tuhan saat melihat kebesaran Tuhan

5 Merasakan keberadaan dan kebesaran Tuhan saat

mempelajari sejarah

Jumlah Skor

CATATAN: Disarankan untuk ditambah lagi aspek pengamatannya Petunjuk Penskoran :

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Contoh :

Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :

Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00

Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33

Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33

Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33

Page 190:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

190

GAMBAR 6 PEDOMAN OBSERVASI SIKAP SOSIAL

Pedoman Observasi Sikap Sosial

Petunjuk:

Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai sikap sosial peserta didik dalam tanggung jawab.

Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap tanggung jawab yang ditampilkan oleh

peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut :

4 = selalu, apabila selalu melakukan sesuai pernyataan

3 = sering, apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan

kadang-kadang tidak melakukan

2 = kadang-kadang, apabila kadang-kadang melakukan dan

sering tidak melakukan

1 = tidak pernah, apabila tidak pernah melakukan

Nama Peserta Didik : ....................................................................

Kelas : ....................................................................

Tanggal Pengamatan : ....................................................................

Materi Pokok : ....................................................................

No Aspek Pengamatan Skor

1 2 3 4

1 Tidak nyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan/tugas

2 Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki

3 Masuk kelas tepat waktu

4 Memakai seragam sesuai tata tertib

5 Membawa buku tulis sesuai mata pelajaran

6 Melaksanakan tugas individu dengan baik

7 Menghormati pendapat teman

8 Menghormati teman yang berbeda suku, agama, ras,

budaya, dan gender

9 Aktif dalam kerja kelompok

10 Ketersediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan

Jumlah Skor

CATATAN: Disarankan untuk ditambah lagi aspek pengamatannya

Petunjuk Penskoran :

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Contoh :

Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :

Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00

Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33

Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33

Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33

Page 191:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

191

2. Penilaian Diri

Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk

mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian

kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri. Penggunaan

teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan kepribadian

seseorang. Keuntungan penggunaan teknik penilaian diri dalam penilaian di kelas

sebagai berikut (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, hal. 10):

a. dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi

kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;

b. peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika

mereka melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan

dan kelemahan yang dimilikinya;

c. dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat

jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan

penilaian.Penilaian Antarpeserta didik.

Contoh instrumen penilaian diri sebenarnya dapat diduplikasi dari instrumen

observasi, hanya saja kriterianya dirubah menjadi kriteria untuk menyatakan sikap

yang dilakukan oleh diri sendiri.

Page 192:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

192

GAMBAR 7 PEDOMAN PENILAIAN DIRI

3. Penilaian Antarpeserta Didik

Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta

peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang

digunakan untuk penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek dan skala penilaian (rating

scale) dengan teknik sosiometri berbasis kelas. Guru dapat menggunakan salah satu dari

Pedoman Penilaian Diri

Petunjuk:

Lembaran ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap disiplin diri peserta didik. Berilah

tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap disiplin yang kamu miliki sebagai berikut :

Ya = apabila kamu menunjukkan perbuatan sesuai pernyataan

Tidak = apabila kamu tidak menunjukkan perbuatan sesuai pernyataan.

Nama Peserta Didik : ....................................................................

Kelas : ....................................................................

Tanggal Pengamatan : ....................................................................

Materi Pokok : ....................................................................

No Aspek Pengamatan Melakukan

Ya Tidak

1 Saya tidak nyontek dalam mengerjakan

ujian/ulangan/tugas

2 Saya mengakui kesalahan atau kekurangan yang

dimiliki

3 Saya masuk kelas tepat waktu

4 Saya memakai seragam sesuai tata tertib

5 Saya membawa buku tulis sesuai mata pelajaran

6 Saya melaksanakan tugas individu dengan baik

7 Saya menghormati pendapat teman

8 Saya menghormati teman yang berbeda suku, agama,

ras, budaya, dan gender

9 Saya aktif dalam kerja kelompok

10 Saya bersedia melakukan tugas sesuai kesepakatan

Jumlah Skor

CATATAN: Disarankan untuk ditambah lagi aspek pengamatannya

Petunjuk Penskoran :

Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4

Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :

Contoh :

Skor diperoleh 14, skor maksimal 4 x 5 pernyataan = 20, maka skor akhir :

Sesuai Permendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah :

Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00

Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33

Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33

Kurang : apabila memperoleh skor : skor ≤ 1,33

Page 193:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

193

keduanya atau menggunakan dua-duanya. Contoh penilaian antarpeserta didik sama

dengan penilaian dari guru, petunjuknya saja yang disesuaikan.

4. Jurnal

Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi

informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang

berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik

terhadap aspek tertentu secara kronologis (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,

2013, hal. 19). Kriteria jurnal adalah sebagai berikut:

a. Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting.

b. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator.

c. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.

d. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.

e. Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan

komunikatif.

f. Menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.

E. PENILAIAN AUTENTIK KOMPETENSI PENGETAHUAN

Penilaian pengetahuan dapat diartikan sebagai penilain potensi intelektual yang

terdiri dari tahapan mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan

mengevaluasi (Anderson & Krathwohl, 2001)

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/PENILAIAN%20KOMPETENSI%20PENGETAHUA

N.docx. Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan

penugasan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, hal. 20).

1. Tes tulis merupakan seperangkat pertanyaan atau tugas dalam bentuk tulisan yang

direncanakan untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang kemampuan

peserta tes. Tes tulis menuntut adanya respon dari peserta tes yang dapat

dijadikan sebagai representasi dari kemampuan yang dimilikinya. Instrumen tes

tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan,

dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran. Bentuk soal yang

sering digunakan di SMA adalah pilihan ganda dan uraian. Butir soal pilihan

ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Untuk

tingkat SMA biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima

Page 194:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

194

pilihan jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar

atau paling tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor).

Contoh:

Pilihan Ganda

1 Tradisi sejarah tertua masyarakat Indonesia yang sudah mengenal tulisan adalah...

a. Prasasti Purnawarman b. Prasasti Talang Tuwo c. Menhir Pasemah

d. Prasasti Kutai e. Punden Berundak

Jawaban: D

2 Apabila seorang veteran sedang menulis tentang riwayat hidupnya, berarti ia sedang

membuat …

a. autokritik b. Autobiografi c. historiografi

d. curriculum vitae e. biografi

Jawaban: B

3 Tokoh yang bertugas sebagai ahli menulis dalam segala hal yang berkaitan dengan

lingkungan kerajaan disebut …

a. Penyair b. Empu c. pujangga

d. juru tulis e. sekretaris

Jawaban: C

4 Visi sejarah yang ditampilkan dalam historiografi nasional pada awal kemerdekaan adalah

a. Neerlando-sentris b. Religio-magisme c. Raja-sentrisme

d. Indonesia-sentris e. Multidimensional

Jawaban: D

Soal Uraian

1. Jelaskan tentang Historiografi menurut Lois Gottschalk!

2. Jelaskan ciri-ciri penting penulisan sejarah yang neerlandosentris!

Jawaban:

No

Soal Kunci Jawaban

Skor

Maksimal

1 a. Historiografi merupakan bentuk publikasi, baik dalam bentuk tulisan

maupun secara lisan, yang sengaja memberi pertelaan mengenai suatu

peristiwa atau kombinasi peristiwa-peristiwa pada masa lampau

b. Historiografi diartikan sebagai hasil karya berupa tulisan atau bacaan

mengenai sejarah yang meliputi juga sejarah lisan

c. Historiografi adalah proses penulisan sejarah sebagai penerapan

aspek serba interpretatif dalam metode sejarah untuk menyusun

sintetis sejarah yang dilandasi oleh penelitian yang seksama melalui

heuristik, kritik terhadap sumber-sumber sejarah dan seleksi terhadap

fakta-fakta sejarah.

d. Historiografi merupakan kegiatan dalam kerja keilmuan di bidang

sejarah yang menghasilkan tulisan-tulisan sebagai kategori pemikiran

teoritis dan metodologis mengenai masalah-masalah dalam penelitian

danproses penelitian sejarah.

20

2 a. Belanda Sentrisme atau Neerlando Sentrismus artinya sejarah

Indonesia di tulis dari sudut pandang kepentingan orang-orang

Belanda yang sedang berkuasa (menjajah) di Nusantara Indonesia

saat itu

b. Eropasentrisme, artinya selain ditulis dari sudut pandang kepentingan

orang Belanda, ditulis juga sesuai dengan kepentingan bangsa Eropa

pada umumnya.

c. Mitologisasi artinya banyak kejadian yang tidak didasarkan pada

kejadian yang sebenarnya

d. ahistoris artinya Orang Belanda dianggap sebagai manusia paling

20

Page 195:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

195

No

Soal Kunci Jawaban

Skor

Maksimal

sempurna dalam berbagai kehidupan di Nusantara, peran mereka

ditulis dalam historiografi Kolonial sampai berlembar-lembar

sementara peran rakyat pribumi sebagai pemilik sangat sederhana dan

dituangkan dalam halaman yang sangat minim.

2. Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik

menjawabnya secara lisan. Instrument tes lisan disiapkan oleh pendidik berupa daftar

pertanyaan yang disampaikan secara langsung dalam bentuk tanya jawab dengan

peserta didik.

3. Penugasan berupa tugas pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan

secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.

F. PENILAIAN AUTENTIK KOMPETENSI KETERAMPILAN

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian

yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan

menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang

digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik

(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, hal. 27).

1. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan

melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dalam

pembelajaran sejarah peserta didik diajak ke objek sejarah yang terdekat dengan

lingkungan sekolah atau tempat tinggal untuk melakukan observasi, pengamatan

benda-benda atau objek sejarah yang disesuaikan dengan kompetensi yang ingin

dicapai.

Contoh:

Peserta didik diajak ke objek sejarah dan melakukan pengamatan benda-benda atau

objek sejarah.

Page 196:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

196

TABEL 5 KRITERIA, SKOR DAN INDIKATOR KETERAMPILAN

PENELITIAN

Kriteria Skor Indikator Jumlah benda sejarah yang diamati 3 Lebih dari 10 benda

2 5-10 benda

1 1-5 benda

Macam-macam benda sejarah yang diamati 3 Lebih dari 10 benda

2 5-10 benda

1 1-5 benda

Asal benda sejarah yang diamati 3 Lebih dari 10 benda

2 5-10 benda

1 1-5 benda

Catatan: silahkan ditambahkan kriteria sesuai dengan kompetensi yang

diharapkan

TABEL 6 FORMAT PENILAIAN UNTUK SELURUH PESERTA DIDIK

No Nama Skor untuk Jumlah

Skor Nilai

Jumlah Macam Asal

1 Dian Pelangi 3 2 2 7 78

2 dst

Keterangan:

Skor maksimal = 𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐫𝐢𝐭𝐞𝐫𝐢𝐚 𝐱 jumlah indikator setiap kriteria

= 3 x 3 = 9

Nilai Keterampilan = 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒌𝒐𝒓

𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 𝒙 𝟏𝟎𝟎

= 𝟕

𝟗 𝒙 𝟏𝟎𝟎 = 𝟕𝟕, 𝟖 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒍𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝟕𝟖

2. Projek tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan,

pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

Peserta didik diminta untuk membuat laporan sederhana terkait dengan objek sejarah

yang diteliti.

Contoh:

Peserta didik dapat melakukan penelitian mengenai museum yang berada di

lingkungannya.

Rumusan tugas: lakukan penelitian mengenai museum yang berada di lingkungan kota

tempat tinggalmu. Tuliskan rencana penelitianmu, lakukan, dan buatlah

laporannya. Dalam membuat laporan perhatikan latar belakang, perumusan masalah,

kebenaran informasi/data, kelengkapan data, sistematika laporan, penggunaan bahasa,

dan tampilan laporan!

Pedoman penskoran:

Page 197:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

197

TABEL 7 PEDOMAN PENSKORAN LEARNING TASKS

No Aspek yang Dinilai Skor Maks

1 Persiapan:

No Kriteria Skor

3 2 1

1 Latar belakang Tepat Kurang

tepat

Tidak

tepat

2 Rumusan

Masalah

Tepat Kurang

tepat

Tidak

tepat

6

2 Pelaksanaan

No Kriteria Skor

3 2 1

1 Keakuratan

data/informasi

akurat Kurang

akurat

Tidak

akurat

2 Kelengkapan

data

lengkap Kurang

lengkat

Tidak

lengkap

3 Analisis data baik cukup kurang

4 Kesimpulan tepat Kurang

tepat

Tidak

tepat

12

3 Pelaporan Hasil

No Kriteria Skor

3 2 1

1 Sistematika

laporan

baik Kurang

baik

Tidak

baik

2 Kaidah

penggunaan

bahasa

sesuai Kurang

sesuai

Tidak

sesuai

3 Penulisan ejaan tepat Kurang

tepat

Tidak

tepat

4 Tampilan Menarik Kurang

menarik

Tidak

menarik

12

𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑷𝒓𝒐𝒋𝒆𝒌 = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏

𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 𝒙 𝟏𝟎𝟎

3. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan

seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif

untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik

dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang

mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya. Dalam pembelajaran

sejarah, tugas-tugas peserta didik tidak hanya dinilai dari tugas yang dikumpulkan

tetapi penilaian dilakukan dari tugas yang pertama samapai yang terakhir.

Contoh Instrumen:

a. Tujuan

Peserta didik dapat menyusun laporan ulangan harian sebagai tulisan ilmiah

b. Uraian tugas portofolio

Page 198:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

198

1) Buatlah laporan ulangan harian selama semester 2

2) Penilaian laporan ulangan harian meliputi persiapan, pelaksanaan dan hasil

ulangan harian

3) Pilihlah (peserta didik bersama guru) beberapa karya portofolio terbaik untuk

dinilai

TABEL 8 KRITERIA, SKOR DAN INDIKATOR KETERAMPILAN

PENELITIAN

Kriteria Skor Indikator Persiapan 3 Persiapan menghadapi ulangan harian baik

2 Persiapan menghadapi ulangan harian kurang

baik

1 Persiapan menghadapi ulangan harian tidak

baik

Pelaksanaan 3 Pada saat ulangan tidak mencontek

2 Pada saat ulangan sebagian mencontek

1 Pada saat ulangan semua hasil mencontek

Hasil 3 Hasil ulangan baik

2 Hasil ulangan kurang baik

1 Hasil ulangan tidak baik

TABEL 9 FORMAT PENILAIAN UNTUK SELURUH PESERTA DIDIK

No Nama Skor untuk Jumlah

Skor Nilai

Persiapan Pelaksanaan Hasil

1 Dian Pelangi 3 2 2 7 78

2 dst

Keterangan:

Skor maksimal = 𝐣𝐮𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐫𝐢𝐭𝐞𝐫𝐢𝐚 𝐱 jumlah indikator setiap kriteria

= 3 x 3 = 9

Nilai Keterampilan = 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒌𝒐𝒓

𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 𝒙 𝟏𝟎𝟎

= 𝟕

𝟗 𝒙 𝟏𝟎𝟎 = 𝟕𝟕, 𝟖 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒍𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝟕𝟖

Referensi:

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

http://p3g.unm.ac.id/index.php/download/category/19-rpp-dan-

penilaian.html?download=243%3Apenilaian-kompetensi-sikap. (2013, Juli 17-19).

Penilaian Pencapaian Kompetensi Sikap. Diambil kembali dari p3g.unm.ac.id:

http://p3g.unm.ac.id/index.php/download/category/19-rpp-dan-

penilaian.html?download=243%3Apenilaian-kompetensi-sikap

http://www.unhas.ac.id/hasbi/LKPP/Assesment%20Pembelajaran/Pengukuran%20dan%20

Penilaian.doc. (t.thn.). Pengukuran (Assessment) dan Penilaian (Evaluation) Hasil

Belajar. Dipetik April 2, 2014, dari Universitas Hasanudin:

http://www.unhas.ac.id/hasbi/LKPP/Assesment%20Pembelajaran/Pengukuran%20dan

%20Penilaian.doc

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi

Kurikulum 2013 SMA dan SMK/MAK Sejarah Indonesia. Jakarta: BPSDM-PMK.

Page 199:  · 1 KERAJAAN-KERAJAAN BESAR INDONESIA PADA MASA KEKUASAAN HINDU-BUDDHA Dr. Hasan Djafar I. PENDAHULUAN Pada masa akhir Zaman Prasejarah, khususnya pada Masa Perundagian, sebagian

199

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Model Penilaian Hasil Belajar Peserta

Didik. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, Dirjen Pendidikan Menengah,

Kemdikbud.

Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013). Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Lampiran Permendikbud RI No.66. (2013). Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta:

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lampiran V Permendikbud RI Nomor 81A . (2013). Implementasi Kurikulum: Pedoman

Evaluasi Kurikulum. Jakarta, Indonesia.

Mardapi, D. (2008). Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Non Tes. Yogyakarta: Mitra

Cendekia Press.

Muchtar, H. (Juni 2010). Penerapan Penilaian Autentik dalam Upaya Peningkatan Mutu

Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur No.14 Tahun ke-9, 68-76. Dipetik Maret 29,

2014, dari http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.%2068-

76%20Penerapan%20Penilaian%20Autentik.pdf

Permendikbud Nomor 70. (2013). Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah

Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta: Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia.

Rustaman, N. Y. (tanpa tahun). Penilaian Otentik (Authentic Assessment) dan

Penerapannya dalam Pendidikan Sains. Dipetik Maret 29, 2014, dari file.upi.edu:

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/195012311979032-

NURYANI_RUSTAMAN/PENILAIAN_OTENTIK_Sgr'06.pdf

Saifuddin, A. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Siswono, T. Y. (2002). Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Kontekstual. Matematika,

Jurnal Matematika atau Pembelajarannya Tahun VIII, 51-57. Dipetik Maret 29, 2014,

dari http://tatagyes.files.wordpress.com/2009/11/paper02_penilaian3.pdf

Zainul, A. (2001). Alternative Assessment: Applied Approach Mengajar di Perguruan

Tinggi. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas.

Catatan:

Sebagian dari materi Penilaian Autentik diambil dari Draft Buku Pembelajaran IPS dalam

Kurikulum 2013 (belum diterbitkan) yang disusun oleh Dr. Rudy Gunawan, M.Pd dan Dr.

Huriah Rachmah, M.Pd.