Pendidikan Islam Pada Masa Kerajaan Islam Di Indonesia

131
PENDIDKAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA PEMBAHASAN A. Peran Kerajaan Islam Indonesia dalam proses pendidikan Islam di Indonesia. Salah satu tujuan adanya pendidikan Islam adalah terbentuknya masyarakat muslim di Indonesia. Terbentuknya masyarakat muslim disuatu daerah adalah melalui proses yang panjang, yang dimulai dari terbentuknya pribadi muslim sebagai hasil dari upaya para da’i. Dengan terbentuknya komunitas/ masyarakat muslim pada beberapa daerah di Indonesia ini, mendorong untuk membentuk kerajaan Islam sebagai pusat kekuatan/ kekuaaan politik didalam proses Islamisasi di Indonesia. Maka berdirilah kerajaan-kerajaan Islam seperti Samudera Pasai dan Perlak di Aceh pulau Sumatera, Demak di pulau Jawa, kerajaan Mataram, dan sebagainya. Dengan berdirinya kerajaan Islam di Indonesia ini, maka fase perkembangan Islam berikutnya adalah fase perkembangan Islam dan politik, yang artinya perkembangan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan politik. Tumbuhnya kerajaan Islam sebagai pusat-pusat kekuasaan Islam di Indonesia ini jelas sangat berpengaruh sekali dalam proses islamisasi/ pendidikan Islam di Indonesia, yaitu sebagai suatu wadah/ lembaga yang dapat mempermudah penyebaran Islam di Indonesia. Ketika kekuasaan politik Islam semakin kokoh dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam, pendidikan semakin memperoleh

description

pendidikan islam masa walisongo

Transcript of Pendidikan Islam Pada Masa Kerajaan Islam Di Indonesia

PENDIDKAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN ISLAM DI INDONESIAPEMBAHASAN

A. Peran Kerajaan Islam Indonesia dalam proses pendidikan Islam di Indonesia.Salah satu tujuan adanya pendidikan Islam adalah terbentuknya masyarakat muslim di Indonesia. Terbentuknya masyarakat muslim disuatu daerah adalah melalui proses yang panjang, yang dimulai dari terbentuknya pribadi muslim sebagai hasil dari upaya para dai.Dengan terbentuknya komunitas/ masyarakat muslim pada beberapa daerah di Indonesia ini, mendorong untuk membentuk kerajaan Islam sebagai pusat kekuatan/ kekuaaan politik didalam proses Islamisasi di Indonesia. Maka berdirilah kerajaan-kerajaan Islam seperti Samudera Pasai dan Perlak di Aceh pulau Sumatera, Demak di pulau Jawa, kerajaan Mataram, dan sebagainya. Dengan berdirinya kerajaan Islam di Indonesia ini, maka fase perkembangan Islam berikutnya adalah fase perkembangan Islam dan politik, yang artinya perkembangan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan politik.Tumbuhnya kerajaan Islam sebagai pusat-pusat kekuasaan Islam di Indonesia ini jelas sangat berpengaruh sekali dalam proses islamisasi/ pendidikan Islam di Indonesia, yaitu sebagai suatu wadah/ lembaga yang dapat mempermudah penyebaran Islam di Indonesia. Ketika kekuasaan politik Islam semakin kokoh dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam, pendidikan semakin memperoleh perhatian, karena kekuatan politik digabungkan dengan semangat para mubaligh (pengajar agama pada saat itu) untuk mengajarkan Islam merupakan dua sayap kembar yang mempercepat tersebarnya Islam ke berbagai wilayah di Indonesia.

B. Sistem Pendidikan di zaman kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia:a. Kerajaan Samudera PasaiDalam sebuah sejarah ada yang menyatakan bahwa kerajaan Islam yang pertama di Indonesia adalah Samudera Pasai, yang didirikan pada abad ke-10 M dengan raja pertamanya Malik Ibrahim bin Mahdum.Pada tahun 1345, Ibnu Batutah dari Maroko sempat singgah di kerajaan Samudera Pasai pada zaman pemerintahan Malik Az-Zahir pada abad ke-14 M untuk mengikuti pengajian yang diadakan oleh raja dalam sebuah halaqoh setelah shalat Jumat sampai waktu Ashar. Menurut Ibnu Batutah, Pasai pada abad ke-14 M sudah merupakan pusat studi Islam di Asia Tenggara dan menjadi tempat berkumpul ulama-ulama dari negara-negara lslam. Seperti yang telah dinyatakan oleh Ibnu Batutah, bahwa Sultan Malik Az-Zahir adalah orang yang terkenal alim dalam ilmu agama juga cinta kepada para Ulama dan ilmu pengetahuan, sehingga bila hari jumat tiba, Sultan shalat di masjid dengan menggunakan pakaian Ulama, setelah itu mengadakan diskusi dengan para Alim pengetahuan agama, antara lain: Amir Abdullah dari Delhi, dan Tajudin dari Ispahan untuk membahas masalah-masalah keagamaan dan keduniawian sekaligus. Dengan demikian, Samudera Pasai merupakan tempat studi Islam yang paling tua yang dilakukan oleh sebuah kerajaan. Sementara itu, untuk luar kerajaan, diskusi ajaran Islam diduga sudah dilakukan di koloni-koloni tempat pedagang Islam berdatangan di pelabuhan-pelabuhan.Pada abad ke-14 M merupakan zaman kejayaan kerajaan Samudera Pasai, sehingga pada waktu itu pendidikan juga tentu mendapat tempat/ perhatian tersendiri.Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang berlaku di zaman kerajaan Samudera Pasai, diantaranya: Materi pendidikan dan pengajaran agama bidang syariat adalah fiqh Syafii. Sistem pendidikannya secara informal berupa majelis talim dan halaqah (diskusi). Tokoh pemerintahan merangkap tokoh agama. Biaya pendidikan bersumber dari negara.b. Kerajaan Perlak.Kerajaan Islam kedua di Indonesia adalah Perlak di Aceh pulau Sumatera dengan raja pertamanya Sultan Alaudin pada tahun 1161-1186 abad ke-12 M. Perlak merupakan daerah yang terkenal sangat strategis di pantai selat Malaka dan bebas dari pengaruh hindu, sehingga memudahkan perkembangan Islam dalam masyarakat Aceh. Selain sebagai pusat politik Islam, kerajaan Perlak juga giat melaksanakan pengajian dan pendidikan Islam. Belum didapatkan data bagaimana pendidikan Islamdilangsungkan, namun diduga besar kemungkinan sebagaimana yang telah berlaku di Samudera Pasai, yaitu pendidikan Islam dilangsungkan di masjid istana bagi keluarga pembesar, di masjid-masjid, dirumah-rumah, serta surau-surau bagi masyarakat umum. Materi pembelajaran pendidikan Islam dibagi menjadi dua tingkatan: pertama yaitu tingkat dasar yang terdiri atas pelajaran membaca, menulis, bahasa Arab, pengajian Al-Quran, dan ibadah praktis. Kedua yaitu tingkat yang lebih tinggi dengan materi-materi ilmu fiqh, tasawuf, ilmu kalam, dan lain sebagainya.Sebagai peranannya dalam pendidikan Islam, kerajaan Islam Perlak juga memiliki pusat pendidikan Islam Dayah cot kala, yang didirikan oleh Ulama Pangeran Teungku chik M.Amin. Dayah disamakan dengan perguruan tinggi, materi yang diajarkan yaitu bahasa Arab, tauhid, taswuf, akhlaq, ilmu bumi, ilmu bahasa dan sastra Arab, sejarah dan tata negara, mantiq, ilmu falaq dan filsafat.Rajanya yang ke enam bernama Sultan Mahdum Alaudin Muhammad Amin yang memerintah antara tahun 1243-1267 M, terkenal sebagai Sultan yang arif bijaksana lagi alim. Beliau adalah seorang Ulama yang mendirikan perguruan tinggi Islam yaitu majelis talim tinggi dihadiri khusus oleh para murid-murid yang sudah alim. Lembaga tersebut juga mengajarkan dan membacakan kitab-kitab agama yang berbobot pengetahuan tinggi, misalnya kitab Al-Umm karangan Imam Syafii. Dengan demikian, pada zaman kerajaan Perlak ini proses pendidikan Islam telah berjalan cukup baik.c. Kerajaan DemakKerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478, hal itu didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang diperintah oleh Prabu Kertabumi (Brawijaya V) dengan ditandai candrasengkala, sirna ilang kertaning bumi (artinya tahun 1400 Saka atau 1478 Masehi). Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan Raden patah menjadi raja di kerajaan Demak dengan gelar Senapati Jlimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Raden patah adalah putra brawijaya V dengan putrid dari Campa. Setelah tahta ayahnya jatuh ketangan Girindra Wardhana dari Keling (Daha), Demak pun terancam. Akibatnya terjadi peperangan antara Demak dan Majapahit pimpinan Girindra Wardhana dan turunannya yang bernama Prabu Udara hingga tahun 1518. pada akhirnya kemenangan berada di pihak Demak dan tampil sebagai Kerajaan Islam terbesar di Jawa. Dengan begitu penyiaran agama Islam makin meluas, pendidikan dan pengajaran Islam pun bertambah maju.System pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agama Islam di Demak mempunyai kemiripan dengan pelaksanaannya di Aceh, yaitu dengan mendirikan masjid di tempat-tempat sentral di suatu daerah. Disana diajarkan pendidikan agama dibawah pimpinan seorang Badal untuk untuk menjadi guru, yang menjadi pusat pendidikan dan pengajaran serta sumber agama Islam. Pada dasarnya, memang ada hubungan khusus yang terjalin antara kerajaan Demak dengan Walisongo, dimana peran Walisongo dibidang dakwah sangatlah besar. Dalam hal ini Para Sunan dan kyai melaksanakan pendidikan dan penyiaran agama Islam dengan mengikuti sistem yang telah diajarkan oleh Nabi, yaitu dengan memberikan suri tauladan yang baik dalam perangai dan perbuatan nyata. Selain itu, para Wali menyiarkan agama dan memasukkan anasir-anasir pendidikan dan pengajaran Islam dalam segala cabang kebudayaan nasional membuat agama Islam dapat mudah diterima sehingga dapat tersebar keseluruh kepulauan Indonesia.

KESIMPULAN

Dari keterangan yang terdapat dalam pembahasan, dapat diambil sebuah kesimpulan:a. Proses dan sistem pendidikan Islam pada masa kerajaan Islam di Indonesia sudah berlangsung cukup baik. Terbukti dengan adanya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sebagai pusat-pusat kekuasaan Islam di Indonesia ini sangat berpengaruh bagi proses islamisasi di Indonesia sebagai peranannya didalam penyiaran agama Islam, melalui para Ulama sebagai mubaligh/ pendidik dalam penyiaran agama Islam dan kerajaan Islam sebagai wadah kekuasaan politik Islam, keduanya sangat berperan dalam mempercepat tersebarnya Islam ke berbagai wilayah di Indonesia.b. Selain mengikuti sistem yang telah diajarkan oleh Nabi, maka sistem pelaksaan pendidikan Islam yang berlaku pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia hampir sama, yaitu dengan mendirikan masjid sebagai pusat pendidikan, serta mengadakan halaqoh majelis talim untuk mendiskusikan ilmu-ilmu agama.endidikan adalah cara untuk mewariskan ilmu atau pengetahuan yang dimiliki generasi sebelumnya ke generasi selanjutnya. Pendidikan sudah ada sejak manusia dilahirkan ke dunia ini karena pendidikan akan selalu dijalani manusia hingga nyawa meregang dari tubuh manusia tersebut. Karena di setiap perjalanan hidup manusia pasti akan mengalami penambahan ilmu dari pengalaman hidupnya.

Dari zaman ke zaman metode atau cara pendidikan akan selalu berubah-ubah menyesuakinan kebutuhan dan kepentingan dari pengetahuan yang akan di transfer atau di bagi kepada penerus atau orang lain. Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Perkembangan Pendidikan pada Masa Pengaruh Islam. Bagai manakah metode perkembangan Pendidikan pada masa Islam yang pada masa itu lebih ditujukan kepada syiar agama Islam.

A.MODEL PENDIDIKANSecara umum (khusunya di Jawa) ada dua lembaga yang memegang peranan pemting dalam perkembangan pendidikan yaitu langgar dan pesantren. Karena Islam berprinsip demokrasi maka pengajarannya merupakan pengajaran rakyat. Tujuannya memberikan pengetahuan tentang agama, bukan untuk memberikan pengetahuan umum.

1.LanggarPengajaran di langgar merupakan pengajaran agama permulaan. Mula-mula murid mempelajari abjad Arab, kemudian mengeja ayat-ayat Quran pertama dengan irama suara tertentu. Yang menjadi guru adalah orang yang sudah memiliki pengetahuan agama yang agak mendalam. Guru dipandang sebagai orang yang sakti(memiliki kelebihan). Sebagai lembaga sosial langgar memiliki peranan yang penting. Anak-anak rakyat lambat laun menyadari bahwa mereka telah menjadi anggota persekutuan yang besar, yakni persekutuan Islam.

Gambar : Langgar Gayam di Pamekasan Madura

2.PesantrenMerupakan lembaga pendidikan kelanjutan dari langgar. Murid-muridnya disebut santri pada umumnya terdiri dari anak-anak yang lebih tua dan telah memiliki pengetahuan dasar yang mereka peroleh di langgar. Para santri, yang biasanya berasal dari berbagai tempat, dikumpulkan dalam suatu ruangan yang disebut pondok (semacam asrama). Berdekatan dengan pondok ada masjid dan rumah guru. Guru lazim disebut k. Ada kalanya guru menerima sumbangan dari para muridnya, berupa uang atau bahan makanan.

Gambar : Pondok Pesantren Modern

Mata pelajaran terpanting adalah : 1. Usuludin (pokok-pokok ajaran kepercayaan) 2. Usul Fiqh (alat penggali hukum dari Quran dan Hadits) 3. Fiqh (cabang dari Usuludin) 4. Ilmu Arobiyah (untuk mendalami bahasa Arab)

Di Sumatra Barat tidak ada pemisahan langgar dan pesantren. Sekolah-sekolah agama Islam di sana diberi nama surau. Di surau bukan hanya mempelajari ajaran agama permulaan(dasar) tetapi juga lanjutannya. Sedangkan di Aceh sekolah semacam itu disebut rangkang.

B. ISLAM DI SUMATERA1.Sejarah Islam di AcehBerdasarkan Seminar Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh yang berlangsung di Banda Aceh pada tahun 1978, dinyatakan bahwa kerajaan Islam pertama adalah Perlak, Lamuri, dan Pasai.Masa kerajaan Islam merupakan salah satu dari periodesisasi perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia. Hal ini karena lahirnya kerajaan Islam yang disertai berbagai kebijakan dari penguasanya saat itu sangat mewarnai sejarah Islam di Indonesia. Terlebih-lebih, agama Islam juga pernah dijadikan sebagai agama resmi negara / kerajaan pada saat itu.

2.Kerajaan Islam di AcehKerajaan Samudera PasaiKerajaan ini berdiri pada abad ke-10 M/3 H. Raja pertamanya adalah Al-Malik Ibrahim bin Mahdum; yang kedua bernama Al-Malik al-Shaleh, dan yang terakhir kerajaan Islam pertama di Indonesia (daerah Aceh). Namun ada juga yang menyatakan bahwa kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Perlak, tetapi tidak banyak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung fakta sejarah ini.

Kerajaan PerlakKerajaan Perlak merupakan salah satu kerajaan Islam tertua di Indonesia. Bahkan, ada yang menyatakan lebih dahulu dari Kerajaan Samudera Pasai. Namun, sebagaimana dikemukakan terdahulu, tidak banyak bahan pustaka yang menguatkan pendapat tersebut.Sultan Mahdun Alaudin Muhammad Amin yang memerintah antara tahun 1243-1267 M tercatat sebagai Sultan keenam. Ia terkenal sebagai sultan yang arif bijaksana dan alim, sekaligus seorang ulama. Di Perlak pun terdapat suatu lembaga pendidikan lainnya berupa majelis taklim tinggi, yang dihadiri khusus oleh para murid yang alim dan mendalam ilmunya. Materi yang diajarkan yaitu bahasa Arab, tauhid, tasawuf, akhlak, ilmu bumi, ilmu bahasa dan sastra Arab, sejarah dan tata negara, mantiq, ilmu falaq dan filsafat.

Kerajaan Aceh darussalam (1511 1874)Kerajaan Aceh Darussalam yang diproklamasikan pada tanggal 12 Zulkaedah 916 H\1511 M) menyatakan perang terhadap buta huruf dan buta ilmu. Hal ini merupakan tempaan sejak berabad-abad yang lalu, yang berlandaskan pendidikan Islam dan ilmu pengetahuan.Proklamasi Kerajaan Aceh darussalam tersebut merupakan hasil peleburan Kerajaan islam Aceh di belahan barat dan Kerajaan Islam Samudera Pasai di belahan timur. Putra Sultan Abiddin Syamsu Syah diangkat menjadi raja dengan gelar Sultan Alauddin Ali Mughayat Syah (1507 1522).Pada abad ke-15, diberitakan oleh Cong Ho, Marco Polo, dan Ibnu Batutah bahwa di Aceh telah berdiri Kerajaan Lamuri yang tunduk kepada Pidie. Pada mulanya pusat pemerintahan terletak di satu tempat yang dinamakan Kampung ramni dan dipindahkan ke Darul Kamal oleh Sultan Alaudin Inayat Johan Syah (1408 1465 M). Sultan Ali Mughayat Syah adalah pembebas Aceh dari kekuasaan Pidie. Dia dapat mengalahkan Sultan Pidie (Sultan Ahmad Syah). Kekuasaan kerajaan ini sampai ke Kerajaan Pasai. Masa keemasan kerajaan ini terjadi pada masa Sultan Iskandar Muda (1607 1636 M). Oleh Sultan Iskandar Muda banyak didirikan masjid sebagai tempat beribadah umat Islam, salah satu masjid yang terkenal Masjid Baitul Rahman, yang juga dijadikan sebagai Perguruan Tinggi dan mempunyai 17 daars (fakultas).

Dengan melihat banyak para ulama dan pujangga yang datang ke Aceh, serta adanya Perguruan Tinggi, maka dapat dipastikan bahwa kerajaan Aceh menjadi pusat studi Islam. Karena faktor agama Islam merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat Aceh pada periode berikutnya. Menurut B.J. Boland, bahwa seorang Aceh adalah seorang Islam.(M.Ibrahim,et.al., 1991: 89)

Kerajaan SiakSultan pertamanya adalah Abdul Jalil Rachmad Syah yang memerintah sebagai Sultan Siak I (1723 1746 M). Pada masa Kerajaan Siak II di bawah kekuasaan Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah (1746 1765 M) adalah zaman panji-panji Islam berkibar di Siak. Islam diperkirakan masuk ke Siak pada abad ke-12 M. Peranan Kerajaan Siak dalam memperlambat proses imperialisme Barat sangat dominan. Begitu pula dalam hal pendidikan, di Siak telah berdiri madrasah-madrasah serta sekolah-sekolah umum.

Demikianlah di antara kerajaan-kerajaan yang berada di Sumatera yang berasaskan Islam. Perlu ditekankan bahwa semua kerajaan tersebut telah mendukung penyiaran pendidikan islam, baik di Sumatera ataupun di luar daerah Sumatera.

Gambar : Para Santri

C.SEJARAH ISLAM DI JAWA

1.Kerajaan Islam di Pulau JawaKerajaan Demak (1500 1550 M)Kerajaan Demak berdiri kira-kira tahun 1478. Hal itu didasarkan pada saat jatuhnya Majapahit yang diperintah oleh Prabu Kertabumi (Brawijaya V) dengan ditandai candrasengkala, sirna ilang kertaning bumi (artinya tahun 1400 Saka atau 1478 Masehi). Para wali kemudian sepakat untuk menobatkan Raden Patah menjadi raja di Kerajaan Demak dengan gelar Senapati Jimbung Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Raden Patah adalah putra Brawijaya V dengan putri dari Campa. Setelah takhta ayahnya jatuh ke tangan Girindra Wardhana dari Keling (Daha), Demak pun terancam. Akibatnya terjadi peperangan antara Demak dan Majapahit pimpinan Girindra Wardhana dan keturunannya yang bernama Prabu Udara hingga tahun 1518. Kemenangan berada di pihak Demak dan tampil sebagai Kerajaan Islam terbesar di Jawa. Dengan begitu penyiaran agama Islam makin meluas, pendidikan dan pengajaran Islam pun bertambah maju

Kerajaan Mataram Islam (1575 1757 M)Perpindahan kekuasaan dari Demak ke Pajang (sekitar tahun 1568), tidak menyebabkan perubahan yang berarti pada sistem pendidikan dan pengajaran Islam. Baru kemudian setelah pusat kerajaan Islam berpindah dari Pajang ke Mataram di tahun 1586, tampak beberapa macam perubahan, terutama pada zaman Sultan Agung (tahun 1613). Sesudah mempersatukan hampir seluruh daerah di Jawa dengan Mataram, sejak tahun 1630 Sultan Agung mencurahkan tenaganya untuk membangun negara, seperti mempergiat usaha-usaha pertanian serta memajukan perdagangan dengan luar negeri. Di zaman beliau, aspek kebudayaan, kesenian dan kesusastraan telah mengalami kemajuan. Atas kebijaksanaannya pula, kebudayaan Indonesia asli dan agama Hindu dapat disesuaikan dengan agama dan kebudayaan Islam, seperti:Grebeg, disesuaikan dengan Hari Raya Idul Fitri dan Maulid Nabi. Sejak saat itu dikenal Grebeg Poso (puasa) dan Grebeg Mulud

Gamelan Sekaten yang hanya dibunyikan pada Grebeg Mulud, atas kehendak Sultan Agung gamelan tersebut dipukul di halaman mesjid besar.

Karena hitungan tahun Saka (Hindu) yang dipakai di Indonesia dihitung berdasarkan pada perjalanan matahari, maka pada tahun 1633 Masehi, atas perintah Sultan Agung, tahun Saka yang berangka 1555 saka tidak lagi ditambah dengan hitungan matahari, melainkan dengan perjalanan bulan (sesuai dengan tahun Hijrah). Tahun tersebut kemudian dikenal dengan tahun Jawa dan masih dipergunakan sampai sekarang.

Selain itu, Sultan Agung memerintahkan di tiap ibukota kabupaten didirikan sebuah masjid besar, sebagai induk dari seluruh masjid dalam kabupaten tersebut dan pada tiap ibukota distrik sebuah mesjid Kawedanan. Begitu pula di desa juga didirikan masjid desa. Masjid besar dikepalai oleh seorang penghulu dan dibantu oleh 40 orang pegawainya. Masjid Kawedanan dipimpin oleh naib, dan dibantu 11 pegawainya. Sedang masjid desa dikepalai oleh modin (kayim, kaum) dengan 4 orang pembantunya. Penghulu adalah kepala urusan penyelenggaraan Islam di seluruh daerah kabupaten. Pegawai penghulu sendiri dibagi menjadi 4 golongan (bendahara, ketib/khatib, modin/muadzin, merbot). Wilayah suatu daerah dibagi atas beberapa bagian sebagai usaha untuk memajukan pendidikan dan pengajaran Islam. Pelaksanaannya di tiap-tiap bagian dipercayakan kepada beberapa orang Ketib dan dibantu oleh beberapa orang modin

D. SEJARAH ISLAM DI MALUKUMasuknya Islam ke Maluku dibawa oleh mubaligh dari Jawa, sejak zaman Sunan Giri dari Malaka (kurang lebih tahun 1475). Raja Maluku yang pertama masuk Islam adalah Sultan Ternate, yang bernama Marhum pada tahun 1465 1486 M atas pengaruh Maulana Husein, saudagar dari Jawa. Di Maluku ada raja yang terkenal dalam bidang pendidikan dan dakwah Islamnya, yaitu Sultan Zainal Abidin (1486 1500 M).

E. SEJARAH ISLAM DI KALIMANTANIslam masuk ke Kalimantan pada abad ke-15 M dengan cara damai yang dibawa oleh mubalig dari Jawa. Sunan Bonang dan Sunan Giri mempunyai para santri di Kalimantan Sulawesi, dan Maluku. Gubahan Sunan Giri bernama Kalam Muyang, sedangkan gubahan Sunan Bonang bernama Sumur Serumbung.

F. SEJARAH ISLAM DI SULAWESIKerajaan Islam pertama adalah Kerajaan Kembar Gowa Tallo tahun 1605 M. Rajanya bernama I. Mallingkaang Daeng Manyonri yang kemudian berganti nama dengan Sultan Abdullah Awwaul Islam. Menyusul di belakangnya, Raja Gowa benrama Sultan Aluddin. Dalam waktu dua tahun, seluruh rakyatnya telah memeluk Islam. Mubalig Islam yang berjasa ialah Abdul Qodir Khatib Tunggal yang bergelar Dato Ri Bandang berasal dari Minangkabau, murid Sunan Giri. Seorang Portugis bernama Pinto pada tahun 1544 M menyatakan telah mengunjungi Sulawesi dan berjumpa dengan pedagang-pedagang (mubalig) Islam dari Malaka dan Patani (Thailand).

G. SEJARAH ISLAM DI NUSA TENGGARAIslam masuk ke Nusa Tenggara seiring dengan penaklukan daerah Bore (1606), Bima (1616, 1618 dan 1628 M), Buton (1626 M) oleh Kerajaan Goa. Dengan ditaklukkannya daerah tersebut, agama Islam tersebar ke daerah taklukannya sampai ke Nusa Tenggara.

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM

BAB IPENDAHULUAN

Cikal bakal keberadaan Islam di nusantara telah dirintis pada abad ke-1 hingga ke-5 H atau ke-7 hingga ke-8 M. Pada periode ini para pedagang dan mubalig muslim, membentuk komunitas islam. Para mubalig mengajar dan memperkenalkan islam kepada penduduk setempat antara lain:1. Islam mengajarkan sesama manusia untuk saling menghormati dan tolong-menolong.2. Islam mengajarkan bahwa derajat manusia dihadapan Allah SWT adalah sama, kecuali takwanya.3. Islam mengajarkan bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih, dan Penyayang. Dan melarang manusia saling berselisih, bermusuhan, merusak dan saling dengki.4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya serta senantiasa berbuat baik terhadap sesame manusia tanpa pilih kasih.Agama Islam ini sangat menarik perhatian masyarakat Indonesia dengan pesat karena penuh dengan hikmah dan kedamaian. Setiap perilaku para pedagang dan mubalig yang ramah, jujur, dan dermawan menjadikan penduduk setempat merasa simpati dan tidak keberatan anak-anak mereka menikah dengan para saudagar tersebut. Dajwah dan pengaruh islam makin luas, baik di kalangan masyarakat biasa maupun bangsawan dan penguasa.

BAB IIPEMBAHASAN PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN-KERAJAAN ISLAMA. PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN SAMUDERA PASAI1. Sejarah Munculnya Kerajaan Samudera PasaiKerajaan Samudra Pasai, merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Ia berdiri pada sekitar awal abad ke-13 M dengan rajanya yang pertama Al Malik Ibrahim bin Mahdum, yang kedua bernama Al Malik Al Shaleh dan yang terakhir Al Malik Sabar Syah (tahun 1444 M / abad ke-15 H). kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Lhokseumawe atau Aceh Utara. Untuk waktu yang lama, Pasai dianggap oleh kerajaan Islan di Nusantara sebagai pusat Islam.Kemunculan Samudra Pasai sebagai Kerajaan Islam diperkirakan dimulai dari awal atau pertengahan abad ke-13, sebagai hasil dari proses islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi pedagang-pedagang muslim sejak abad ke-7 M. dugaan atas berdirinya Kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-13 ini didukung oleh data-data sejarah yang kongkret, antara lain adalah nisan kubur dari Samudra Pasai di Gampong Samudra yang memuat nama Sultan Malik Al Saleh, yang berangka tahun 696 H / 1927 M.[footnoteRef:2][1] [2: ]

Pendapat bahwa Islam sudah berkenbang disana sejak awal abad ke -13 M, didukung oleh berita cina dan pendapat Ibnu Btutah, seorang pengembara terkenal asal Maroko, yang pada pertengahan abad ke -14 M (tahun 746 H / 1345 M) mengunjungi Samudra Pasai dalam perjalananya dari Delhi ke Cina. Ketika itu Samudra Pasai diperintah oleh Sultan Malik Al Zahir, putra Sultan Malik Al Shaleh. Malik Al Zahir dengan hangat menghibur Ibnu Batutah dan rombongan kawan-kawannya didalam kota berdinding kayu, yang terletak beberapa mil disebelah hulu sungai dari pemukiman pelabuhan. Menurut sumber-sumber Cina, pada awal tahun 1282 M kerajaan Samudra mengirim kepada Raja Cina duta-duta yang disebut dengan nama muslim yakni Husain dan Sulaiman.[footnoteRef:3][2] [3: ]

Setelah Sultan Al Malik Al Shaleh mangkat (698 / 1297), digantikan oleh putranya bernama Al Malik Al Zahir I yang memerintah tahun 1297-1326. raja ketiga adalah Al Malik Al Zahir II yang memerintah dari tahun 1326-1345 M.[footnoteRef:4][3] [4: ]

Kerajaan Samudra pasai mengalami kejayaannya pada masa pemerintahan Al Malik Al Zahir II. Setelah beliau wafat digantikan oleh putranya yang bernama Mansur Malik Al Zahir dan seterusnya secara turun menurun.Kerajaan Samudra Pasai adalah sebuah kerajaan maritime. Dalam kehidupan perekonomiannya, kerajaan maritime ini tidak mempunyai basis agraris. Basis perekonomiannya adalah perdagangan dan pelayaran.Kerajaan Islam Samudra Pasai berlangsung sekitar tiga abad (244 tahun), yakni dari tahun 1280-an sampai dengan 1524 M. Secara berturut-turut, kerajaan Samudra Pasai diperintah oleh raja-raja / siltan dengan nama-nama sebagai berikut: Sultan Malik Al Shaleh yang memerintah setelah beragama Islam sekitar tahun 1280-1297 M, Muhammad Malik Al Zahir (1297-1326 M), Muhammad Malik Al Zahir (1326-1345 M), Mansur Malik Al Zhir (1345-1346), Ahmad Malik Al Zahir (1346-1383 M), Zaenal Abidin Malik Al Zahir (1383-1405 M), Nahrasyah (1402-? M), Abu Zaid Malik Al Zahir (?-1455 M), Muhammad Malik Al Zahir (1455-1477 M), Zaenal Abidin (1477-1500 M), Abdulah Malik al Zahir (1501-1513 M), dan Zaenal Abidin (1513-1524 M).

2. Pola Pendidikan Islam Masa Kerajaan Samudera Pasaia. Metode awal penyiaran islamMenurut Muhammad Yunus, rupanya oleh pedagang-pedagang Muslim dahulu dipegang teguh ajaran Islam itu, diturut dan diamalkan. Sambil berdagang, mereka menyiarkan agama Islam kepada orang-orang disekelilingnya. Dimana ada kesempatan, mereka berikan pendidikan dan ajaran agama Islam. Bukan saja dengan perkataan, melainkan juga dengan perbuatan. Didikan dan ajaran Islam mereka berikan dengan perbuatan, dengan contoh dan suri tauladan. Mereka berlaku sopan santun, ramah tamah, tulus ikhlas, amanah dan menjaga kepercayaan, pengasih dan pemurah, jujur dan adil, menepati janji, serta menghormati adat istiadat anak negeri. Pendeknya, mereka berbudi pekerti yang tinggi dan berakhlak mulia. Semua itu berdasarkan cinta dan taat kepada Allah sesuai dengan didikan dan ajaran Islam.Proses penyiaran pendidika Islam ini telah berlangsung lama semenjak abad ke-1 H / ke 7 M, sejalan dengan awal masuknya agama Islam, sehingga muncullah komunitas muslim, yang merupakan perbauran (asimilasi) antara masyarakat pendatang (muslim) yang notabennya adalah para pedagang sekaligus dai dengan masyarakat local (Samudra Pasai).Namun, tampaknya proses penyiaran (pendidikan) Islam tersebut kurang berlaku efektif. Terbukti hampir 5 abad lamanya proses penyiaran pendidikan itu berlangsung, --- antara abad ke-7 hingga awal abad ke-13, tetapi belum menuai hasil yang prestisius dan menggembirakan.Atas dasar fakta tersebut diatas, diubahlah metode penyiaran pendidikan tersebut, yakni dengan mengadakan pendekatan secara langsung dengan pimpinan masyarakat / atau kepala suku yang dilakukan oleh Syekh Ismail seorang dai yang diutus langsung oleh seorang Syarif penguasa makalah. Melalui Merah Silu --- yang kenudian setelah beragama Islan bernama Sultan Malik Al Saleh --- inilah Islam mulai berkembang pesat di Samudra Pasai.b. Sistem PendidikanSistem pendidikan yang berlaku pada masa Kerajaan Samudra tentu tidak seperti zaman sekarang ini. Sistem pendidikan yang berlaku pada saat itu lebih bersifat informal, yang berbentuk majlis taklim dan halaqah. Namun demikian, komponen-komponen pendidikan yang ada pada massa Samudra Pasai pada waktu itu, tidak jauh berbeda dengan komponen-komponen pendidikan yang ada sekarang ini. Hanya saja bentuk dan jenisnya masih sederhana. Namun demikian, secara substansial proses pendidikan dapat berjalan dengan sangat baik. Komponen-komponen pendidikan tersebut adalah sebagai berikut:1. Pendidik dan peserta didik Pada saat itu yang menjadi pendidik atau guru adalah mereka para saudagar yang sekaliguus merangkap sebagai dai yang berasal dari Gujarat dan Timur Tengah. Mereka antara lain adalah Syekh Ismail dan Syekh Sayid Abdul Aziz. Demikian pula para Silltan Kerajaan Samuadra Pasai. Mereka ikut mengajarkan dan mennyebarkakn ajaran Islam kepada segenap rakyatnya.Adapun peserta didik pada saat itu adalah tidak terbatas usia, melainkan dari segala usia, yakni mulai dari anak-anak hingga dewasa (usia lanjut). Tidak terbatas pada kalangan tertentu, melainlkan dari berbagai kalangan, mulai dari rakyat biasa / jelata sampai dengan sultan atau raja.2. Materi PendidikanMateri pendidikan Islam yang pertama kali diberikan pada peserta didik adalah Dua Kalimah Syahadat. Ucaapan itu dilakukan meskipun dengan bahasa sendiri. Setelah mereka mengucapkan dua kalimah sahadat yang berarti telah masuk Islam barulah mereka diberikan pelajaran selanjutnnya, yaitu menbaca Al-Quran, cara melaksanakan shalat dan pada tingkat yang lebih tinggi. Materi yang diajarkan yaitu, pengajian kitab-kitab fiqh yang bermadzhab imam Syafii, seperti: takrb, sulam taufiq, bahkan terdapat pula pengajian yang dilakukan secara berkala pada setiap selesain shalat jumat berupa pengajian kitab-kitab yang lebih tinggi tingkatannya, yaitu kitab Ihya Ulumuddin, Al Um, dan lain-lain. Materi Al-Quran yang diajarkan untuk tingkatan yang sudah bisa membaca huruf Arab adalah berupa pengajian Tafsir Jalalain. Selain materi tersebut, sudah banrang tentu para Syekh mengajarkan tentang Akidah dan Akhlaq.3. Tujuan PendidikanDapat disimpulkan bahwa pendidikan pada saat itu adalah belajar untuk menuntut ilmu sehingga dapat memahami, menguasai, dan mengamalkan ajaran islam yang sudah diperoleh dari sang guru. Lebih dari itu, mengembangkan ajaran Islam tanpa pamrih. dengan kata lain, tidak berorientasi pada materi, melainkan berorientasi semata-mata menuntut ilmu karena Allah.4. Biaya PendidikanMereka belajar dan mengajar semataimaata akhlas karna ingin mendapat ridha dari Allah swt. Mereka belajar untuk menuntut ilmu. Mereka mengajar untuk meningkatkan dan mengembangkan kalimat Allah. Oleh karna itu, tidak mengharapkan imbalan berupa materi. Kendatipun demikian, masyarakat tentu memahami dan mengerti akan kebutuhan-kebutuhan para Syekh yyang notabennya adalah manusia yang tetap membutuhkan makan dan minum serta tempat untuk berteduh. Oleeh karna itu, secara sukarela masyarakat tentu mengeluarkan berbagai macam hadiah atau pemberian kepada para guru tersebut, terutama dalam bentuk hasil pertanian, jamuan-jamuan dan sebagainya. Yang palling penting lagi adalah bahwa pendidikan pada saat itu dibiayai oleh negara / kerajaan, sehingga masyarakat secara resmi tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membayar guru.5. Waktu Dan Tempat Belajara. Tempat belajar Secara umum, pengajar-pengajar Islam dahulu malaksanakan penyaiaran Islam dimana saja nereka berada, dipinggir kali sambil menanti perahu pengangkut barang, di perjamuan di waktu kenduri, dipa dang rumput tempat gembala ternak, di tempat penimbunan barang dagangan, di pasar-pasar tempat berjual beli, dan lain-lain. Disitulah bmereka memberikan didikan dan ajaran Islam dan disanalah orang-orang menerima didikan dan ajaran Islam. Semuanya dilakukan dengan perkataan secara mudah, snehingga mudah pula orang memperoleh dididkan dan ajaran Islam. Adapun secara khusus tempat-tempat pembelajaran dilakukan dirumah-rumah, masjid, surau, rangkang, dan pendopo istana.b. Waktu belajar Waktu yang digunakan untuk mempelajari atau mengerjakan pendidikan sesungguhnya tidak mengikat. Karna pendidikan dapat berjalan kapan dan dimana saja. Pendidikan dapat berlangsung pagi hari, siang hari, sore hari atau bahkan malam hari. Namun secara khusus terutama yang terjadi dikalangan kesultanan, waktu-waktu belajar dapat dilakukan sebagai berikuut:1. Siang hari khususnya setelah shalat jumat2. Sore hari (bada ashar)3. Malam haru (bada magrub / isya) Adapun metode yang digunakan, khususnya dikalangan istana adalah diskusi.[footnoteRef:5][4] [5: ]

B. PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN DEMAK1. Sejarah Munculnya Kerajaan DemakKerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kerajaan ini terletak di Jawa bagian tengah, tepatnya di Kota Demak sekarang, propinsi Jawa Tengah. Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah sekitar tahun 1500 Masehi. Wilayah Kerajaan Demak kemudian berkembang menjadi kerajaan besar karena letaknya yang sangat strategis, yaitu di dekat pelabuhan dan menghubungkan perdagangan di wilayah timur Nusantara (Maluku dan Makassar) dengan wilayah barat (Malaka).Selain itu, mundurnya kejayaan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur juga mendukung kemajuan perkembangan Kerajaan Demak. Kerajaan Demak merupakan salah satu pusat perkembangan agama Islam di Indonesia, oleh karena itu wilayah ini banyak dikunjungi oleh berbagai lapisan masyarakat untuk belajar agama. Kegiatan ekonomi Kerajaan Demak turut maju berkat mobilitas penduduk antar pulau.Penyebar agama Islam sekaligus pendukung berdirinya Kerajaan Demak adalah para wali yang dikenal dengan sebutan Wali Songo. Dalam menyebarkan agama Islam tersebut para wali ini sering menggunakan saran kesenian dalam media dakwahnya, sehingga pada jaman Kerajaan Demak kesenian wayang berkembang dengan sangat pesat. Salah satu kesenian tersebut adalah wayang kulit. Kesenian Jawa dipadukan dengan budaya Arab sehingga menghasilkan seni budaya Demak yang unik. Memadukan Budaya Jawa Dan Islam.[footnoteRef:6][5] [6: ]

Kehidupan sosial masyarakat Demak telah diatur dengan hukum-hukum yang berlaku dalam ajaran agama Islam. Meski demikian, peraturan tersebut tidak begitu saja meninggalkan tradisi lama sehingga muncul sistem kehidupan sosial masyarakat yang telah mendapat pengaruh agama Islam. Karakter agama Islam yang demokratis dan fleksibel memberikan kesempatan bagi rakyat Demak untuk mengembangkan pekerjaan mereka.Pada awalnya, Kerajaan Demak merupakan daerah kekuasaan Kerajaan Majapahit karena Raden Patah, pendiri Kerajaan Demak, adalah putra dari Raja Brawijaya V dari Majapahit. Setelah Raden Patah wafat, di digantikan oleh Pati Unus yang dikenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor. Pengganti Pati Unus adalah Sultan Trenggono. Silsilah penguasa Kerajaan Demak bisa kita pelajari melalui makam keluarga kerajaan yang berada di kompleks Masjid Demak.Sultan Trenggono adalah raja terbesar yang pernah memerintah Kerajaan Demak. Pada masa pemerintahannya, wilayah Demak meliputi seluruh Pulau Jawa, Sumatera bagian Selatan, Kalimantan (Kotawaringin dan Banjar) serta Selat Malaka. Setelah Sultan Trenggono wafat pada tahun 1546 dalam suatu pertempuran di wilayah Pasuruan, Kerajaan Demak mengalami kemunduran. Akhirnya, menantu Sultan Trenggono yang bernama Joko Tingkir berhasil menduduki tahta kerajaan dan memindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Pajang.

2. Pola Pendidikan Islam Masa Kerajaan Demaka. Awal penyebaran pendidikan IslamPada masa awal penyebaran Islam di wilayah kekuasaan Demak yaitu di akhir abad ke- 15, kondisi masyarakat Jawa pada umumnya sedang dalam keadaan buruk seirirng dengan melemahnya situsi-politikdan ekonomi kerajaan-kerajaan yang berkuasa saat itu. Kekuasaan Majapahit yang menguasai Jawa sudah diambang kehancuran ketika penyebaran Islam mulai tumbuh. Kehidupan masyarakat juga sangat terpengaruh oleh imbas krisis ekonomi yang dialami kerajaan. Akhir abad ke-15 memang disebut-sebut sebagai masa akhir kekuasaan Majapahit. Pada masa sulit ini, pengaruh kerajaan sudah melemah. Pelaksanaan ritual keagamaan (Hindu) pun sudah semakin jarang dilaksanakan oleh rakyat biasa. Seraya dengan ini, para pedagang Islam dan guru-guru agama berdatangan dari berbagai daerah. Pendidikan Islam mulai memainkan perannya. Mula-mula pendidikan Islam disampaikan oleh para saudagar kepada orang-orang terdekat mereka. Sementara guru-guru membentuk kelompok pengajiannya di tempatnya masing-masing. Pada masa awal perkembangan ini yang menjadi murid pun masih terbatas pada golongan menengah, kaum pedagang, dan para buruh di Bandar-bandar. Mereka sangat tertarik dengan Islam karena ajarannya yang tidak mengakui adanya perbedaan keturunan, golongan, dan suku antar para pemeluknya. Sama rata yang diajarkan islam itu bagi kaum pedagang dapat menciptakan tata tertetib dan keamanan seraya menonjolkan kerukunan kaum muslim. Masyarakat Islam pun cepat terbentuk dan masjid sebagai sarana vital keagamaan mulai didirikan dipusat-pusat kota atas dukungan masyarakat. Pada awal perkembangannya, pendidikan Islam bisa dikatakan berlangsung secara spontan. Namun, ditengah proses pendidikan yang spontanitas ini usaha intensifikasi pendidikan sudah dirintis. Adalah sunsn Ampel (w. 1481 M) yang merintis corak pendidikan Islam yang dilaksanakan secara intensif. Ia mendirikan sebuah perguruan berupa pesantren yang dibangun di Ampel Denta, Surabaya untuk menampung para murid yang secara intensif dididik agar menguasai ilmu agama Islam dan kelak bias menjadi seorang guru agama di daerahny masing-masing.b. Masa Perkembangan1. Tokoh PendidikanSeluruh wali songo merupakan tokoh-tokoh pendidikan kerajaan Demak. Selain mereka saling mendidik antara satudan lainnya, mereka juga memiliki tugas menyebarkan pendidikan islam ke berbagai daerah. Penyebaran pendidikan islam yang dilakukan wali songo menjangkau seluruh wilayah Jawa mulai dari Jawa Barat, Tengah, sampai Timur. Keterpaduan pihak kerajaan dengan para wali dalam pendidikan Islam selama kurun waktu setengah abad ini, telah mampu mengislamkan Jawa. Islamisasi Jawa ini lebih gencar lagi dan lebih terencana dilakukan oleh Sultan Trenggana karena ia sendiri telah memiliki cita-cita ingin mengislamkan seluruh Jawa. Ia pun membagi tugas kepada para wali untuk menempati daerah-daerah tertentu dan memberikan pendidikan Islam kepada masyarakat di tempat itu.Selain wali sembilan, terdapat juga seorang wali yang juga berperan dalam pendidikan islam, yaitu Syeikh Siti Jenar atau dikenal dengan Syekh Lemah Abang. Ia adalah tokoh controversial karena mengajarkan ajaran-ajaran yang berbeda dengan para wali. Ajaran yang ia pahami dikenal dengan sebutan manunggaling kawula gusti. (dalam terminology tasawuf disebut ittihad) yang artinya bersatunya tubuh hamba (manusia) dengan tuhan. Selain para wali sebagai tokoh sentralnya, orang-orang asing (luar jawa, diantaranya dari Mekkah) beragama islam yang datang ke pesisir Jawa juga telah membantu penyebaran pendidikan islam. Mereka datang dan tinggal di dekat masjid yang telah di bangun. Mereka mengajarkan ilmu agama islam kepada masyarakat yang makin lama makin memperkuat keagamaan mereka. 2. Sarana Pendidikan Dalam melakukan tugas pendidikan islam kepada masyarakat, para wali menggunakan masjid sebagai sarana pengembangan pendidikan islam. Masjidn Agung Demak adalah Masjid tertua di pulau Jawa yang menjadi pusat dan lambing kerajaan. Selain sebagai tempat ibadah, masjid Agung Demak juga digunakan sebagai pusat bertukar pendidikan Islam.Di Demak pendidikan agama di adakan di masjid-masjid umum selain di masjid Agung. Masjid-masjid ini di pimpin oleh seorang Badal yang di tugaskan kerajaan. Badal kemudian digelari Kyai Ageng yang bertugas menjadi seorang guru. Pendidikan agama yang di laksanakan di masjid-masjid diperuntukkan bagi masyarakat umum, sementara keluarga kerajaan belajar agama secara langsung dari wali-wali yang digelari sunan baik di istana maupun di rumah para wali itu.Bagi para pencari ilmu yang ingin mempelajari ajaran islam secara intensif, didirikan pesantren-pesantren yang di kelola oleh para wali atau guru-guru agama. Pesantren pada saat itu merupakan tempat pendidikan agama yang di huni khusus oleh kelmpok-kelompok masyarakat yang terpisah dari kelompok lainnya. Pesantren-pesantren didirikan dilokasi terpisah dari kelompok lainnya. Pesantren-pesantren didirikan dilokasi tertentu yang khusus di peruntukan untuk perguruan agama, dan tak jarang jauh di pegunungan.[footnoteRef:7][6] [7: ]

BAB IIIPENUTUPKESIMPULAN

Dari uraian Bab II dapat penulis simpulkan bahwa : Metode pendidikan islam pada masa kerajaan samudera pasai yaitu mengadakan pendekatan secara langsung dengan pimpinan masyarakat / atau kepala suku yang dilakukan oleh Syekh Ismail seorang dai yang diutus langsung oleh seorang Syarif penguasa makalah. Melalui Merah Silu --- yang kenudian setelah beragama Islan bernama Sultan Malik Al Saleh --- inilah Islam mulai berkembang pesat di Samudra Pasai. Di Demak pendidikan agama di adakan di masjid-masjid umum selain di masjid Agung. Masjid-masjid ini di pimpin oleh seorang Badal yang di tugaskan kerajaan. Badal kemudian digelari Kyai Ageng yang bertugas menjadi seorang guru. Pendidikan agama yang di laksanakan di masjid-masjid diperuntukkan bagi masyarakat umum, sementara keluarga kerajaan belajar agama secara langsung dari wali-wali yang digelari sunan baik di istana maupun di rumah para wali itu.

1. A.Sistem Pendidikan Pada Masa Kerajaan Islam di Aceh1. 1.Kerajaan Samudra PasaiPara ahli sependapat bahwa agama islam sudah masuk ke Indonesia (khususnya sumatra) sejak abad ke-7 atau 8 M, meskipun ketentuan tentang tahunya secara pasti terdapat sedikit perbedaan.Meskipun Islam sudah masuk abad ke-7 atau 8 M tersebut, ternyata dalam perkembanganya mengalami proses yang cukup lama, baru bisa mendirikan sebuah kerajaan Islam. Hal ini disebabkan, bahwa Islam itu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang dan dengan cara damai, ditambah lagi bahwa masyarakat Islam tidak begitu berambisi untuk merebut kekuasaan politik, yang menyebabkan Islam berjalan dengan damai dan wajar.Dari beberapa catatan sejarah, bahwa kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudra Pasai yang didirikan pada abad ke-10 M dengan raja pertamanya Al-Malik Ibrahim bin Mahdum. Tapi catatan lain ada yang menyatakan bahwa kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajaan Perlak. Hal ini dikuatkan oleh Yusuf Abdullah Puar, dengan mengutip pendapat seorang pakar sejarah Dr. NA. Baloch dalam bukunya Advend of Islam in Indonesia. Tapi sayang sekali bukti-bukti kuat yang mendukung fakta sejarah ini tidak banyak ditemukan, terutama menyangkut referensi yang mengarah ke arah itu.Seorang pengembara dari maroko yang bernama Ibnu Batutah pada tahun 1345 M sempat singah di kerajaan Pasai pada zaman pemerintahan Malik Az Zahir, saat perjalananya ke Cina. Ibnu Batutah menuturkan bahwa ia sangat mengagumi akan keadaan kerajaan Pasai, dimana rajanya sangat alim dan begitu pula dalam ilmu agamanya, dengan menganut paham Mazhab SyafiI, dan serta mempraktekkan pola hidup yang sangat sederhana.Menurut apa yang dikemukakan Ibnu Batutah tersebut, dapat ditarik kepada sistem pendidikan yang berlaku di zaman kerajaan Pasai, yaitu:a) Materi pendidikan dan pengajaran agama bidang syariat ialah fiqh mazhab Syafii.b) Sistem pendidikannya secara informal berupa majelis talim dan halaqah.c) Tokoh pemerintahan merangkap sebagai tokoh agama.d) Biaya pendidikan agama bersumber dari negara.Pada zaman kerajaan Pasai ini, sudah terjadi hubungan antara Malaka dengan Pasai, bahkan Islam berkembang di Malaka lewat Pasai. Raja Malaka memeluk Islam karena menikah dengan putri dari kerajaan Pasai.

1. 2.Kerajaan PerlakDi atas sudah dikemukakan bahwa kerajaan Perlak merupakan salah satu Kerajaan Islam tertua di Indonesia, bahkan ada yang menyatakan lebih dahulu dari Kerajaan Samudra Pasai. Alasannya, seorang putrid dari Sultan Perlak Muhammad Amin Syah (1225-1263) yang bernama Putri Ganggang Sari telah menikah dengan Merah Selu (Malik As Shaleh) yang diketahui adalah Raja Pasai pertama. Namun sebagaimana dikemukakan terdahulu, bahwa tidak banyak bahan kepustakaan yang menjurus ke arah itu untuk menguatkan pendapat tersebut. Yang jelas Perlak merupakan daerah yang terletak sangat strategis di Pantai Selat Malaka, dan bebas dari pengaruh Hindu. Berdasarkan factor demikian maka Islam dengan mudah sekali bertapak di Perlak tanpa kegoncangan social dengan penduduk pribumi.Berita perjalanan Marco Polo seorang kebangsaan Italia pengeliling dunia, pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 M. Dia menerangkan bahwa Ibukota Perlak ramai dikunjungi pedagang Islam dari Timur Tengah, Parsi dan India, yang sekaligus melakukan tugas-tugas dakwah.Menurut riwayatnya, Sultan Mahmudin Alauddin Muhammad Amin yang memerintah antara tahun 1243-1267 M tercatat sebagai sultan yang keenam, terkenal sebagai seorang sultan yang arif bijaksana lagi alim sekaligus seorang ulama. Dan sultan inilah yang mendirikan semacam perguruan tinggi Islam pada saat itu.Begitu pula di Perlak ini terdapat suatu lembaga pendidikan lainya berupa majelis talim tinggi, yang dihadiri khusus oleh para murid yang sudah alim dan mendalam ilmunya. Pada majelis talim ini diajarkan kitab-kitab agama yang punya bobot dan pengetahuan tinggi, seperti kitab Al Um karangan Imam Syafii dan sebagainya.Dengan demikian pada kerajaan Perlak ini proses pendidikan Islam telah berjalan dengan baik.1. 3.Kerajaan aceh Darussalam (1511-1874)Ketika kerajaan Islam Pasai mengalami kemunduran, di Malaka berdiri sebuah Kerajaan yang diperintah oleh Sultan Muhammad Syah. Namun kerajaan ini pun tidak bisa bertahan lama, setelah mengalami masa keemasan yaitu ketika Sultan Muszaffar Syah (1450) memerintah. Sesudah itu terus mengalami kemunduran. Ia tidak mampu menguasai pengaruh dari luar terutama yang berada di Aceh. Maka sejak itulah Kesultanan di Aceh mulai berkembang.Kerajaan Aceh Darussalam yang diproklamasikan pada tanggal 12 zulkaijah 916 H (1511 M) menyatakan perang terhadap buta huruf dan buta ilmu. Hal ini merupakan tempaan sejak berabad-abad yang lalu, yang berlandaskan Pendidikan Islam dan ilmu pengetahuan.Proklamasi kerajaan Aceh Darussalam tersebut adalah hasil peleburan Kerajaan Islam Aceh di belahan barat dan Kerajaan Islam Samudra Pasai di belahan timur. Putra Sultan Abiddin Syamsu Syah diangkat menjadi raja dengan gelar Sultan Alauddin Ali Mughayat Syah (1507-1522)Aceh pada saat itu merupakan sumber ilmu pengetahuan dengan sarjana-sarjananya yang terkenal di dalam dan di luar negeri, sehingga banyaklah orang luar yang datang ke Aceh untuk menuntut ilmu. Bahkan Ibukota kerajaan Aceh Darussalam terus berkembang menjadi Internasional dan menjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan.Karena itulah beberapa kalangan ada yang menyatakan , bahwa pada saat-saat kekuatan imperialis barat telah mematahkan sebagian besar negara-negara Islam, pada waktu itulah yaitu sekitar permulaan abad 16 M lahir Lima Besar Islam yang terikat dalam suatu kerjasama ekonomi, poitik, militer, dan kebudayaan, meliputi:1. Kerajaan Turki Usmani di Istambul2. Kerajaan Islam Maroko di Afrika Utara3. Kerajaan Islam Isfahan di Timur Tengah4. Kerajaan Islam Akra di India5. Kerajaan Islam Aceh Darussalam di Asia tenggaraDalam bidang pendidikan di Kerajaan Aceh Darussalam adalah benar-benar mendapat perhatian. Pada saat itu terdapat lembaga-lembaga negara yang bertugas dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan, diantaranya: Balai Seutia Hukama;Merupakan lembaga ilmu pengetahuan, tempat berkumpulnya para ulama, ahli pikir dan cendikiawan untuk membahas dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Balai Seutia Ulama;Merupakan jawatan pendidikan yang bertugas mengurus masalah-masalah pendidikan dan pengajaran. Balai Jamaah Himpunan Ulama;Merupakan kelompok studi tempat para ulama dan sarjana berkumpul untuk bertukar pikiran membahas persoalan-persoalan pendidikan dan ilmu pendidikan.Adapun jenjang pendidikan yang ada adalah sebagai berikut: Meunasah (madrasah);Terdapat disetiap kampung, berfungsi sebagai sekolah dasar,materi yang diajarkan yaitu; menulis dan membaca huruf arab, ilmu agama, bahasa Jawi/Melayu, akhlak dan sejarah Islam. Rangkang;Diselengarakan disetiap mukim, merupakan masjid sebagai tempat berbagai aktifitas ummat termasuk pendidikan. Rangkang adalah setingkat Madrasah Tsanawiyah. Materi yang diajarkan; bahasa arab, ilmu bumi, sejarah, berhitung, (hisab), akhlak, fiqh, dan lain-lain. Dayah;Terdapat disetiap daerah ulebalang dan terkadang berpusat di masjid, dapat disamakan dengan Madrasah Aliyah sekarang, Materi yang diajarkan; fiqh (hukum islam), bahasa arab, tauhid, tasawuf/akhlak, ilmu bumi, sejarah/tata negara, ilmu pasti dan faraid. Dayah Teuku Cik;Dapat disamakan dengan perguruan tinggi atau akademi, diajarkan fiqh, tafsir, hadits, tauhid (ilmu kalam), akhlak/tasawuf, ilmu bumi, ilmu bahasa dan sastra arab, sejarah dan tata negara, mantiq, ilmu falaq dan filsafat.Dengan demikian, jelas sekali bahwa di Kerajaan Aceh Darussalam ilmu pengetahuan benar-benar berkembang dengan pesat dan mampu melahirkan para ulama dan ahli ilmu pengetahuan, seperti: Hamzah Fansuri, Syekh Syamsudin Sumatrani, Syekh Nuruddin Ar Raniry dan Syekh Abdur Rauf Tengku Syiah Kuala, yang merupakan nama-nama yang tidak asing lagi sampai sekarang ini. Bahkan diantaranya ada yang diabadikan menjadi nama perguruan tinggi terkenal di Aceh yaitu IAIN Ar Raniry dan Universitas Syiah Kuala.

1. B.Sistem Pendidikan Pada Masa Kerajaan Islam di DemakSalah seorang raja Majapahit bernama Sri Kertabumi mempunyai istri yang beragama Islam yang bernama Putri Cempa. Kejadian tersebut tampaknya sangat besar pengaruhnya terutama dalam rangka dakwah Islam. dari Putri Cempa inilah lahir seorang putra yang bernama Raden Fatah, yang kemudian kita ketahui menjadi Raja Islam pertama di jawa (Demak).Tentang berdirinya kerajaan demak, para ahli sejarah tampaknya berbeda pendapat. Sebagian ahli berpendapat bahwa kerajaan Demak berdiri pada tahun 1478 M, pendapat ini berdasarkan atas jatuhnya kerajaan Majapahit. Adapula yang berpendapat, bahwa kerajaan Demak berdiri pada tahun 1518 M. Hal ini berdasarkan, bahwa pada tahun tersebut merupakan tahun berakhirnya masa pemerintahan Prabu Udara Brawijaya VII yang mendapat serbuan tentara Raden Fatah dari Demak.Kendatipun demikian, kehadiran kerajaan Demak bukan penyebab runtuhnya Majapahit. Keruntuhanya lebih banyak disebabkan kelemahan dan kehancuran Majapahit dari dalam sendiri, setelah wafatnya Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Kerajaan majapahit didahului oleh kelemahan pemerintah pusatnya yang disusul oleh perang saudara. Misalnya perang antara Bre Wirabumi dengan putri mahkota Kusumawardani, perang saudara di Majapahit ini berkepanjangan dengan memakan waktu kurang lebih 30 tahun, yang melibatkan 6 orang ahli waris dari Hayam Wuruk. Dengan demikian keruntuhan tersebut jelas bukan disebabkan oleh agama Islam.Kehadiran kerajaan Islam Demak dipandang oleh rakyat Majapahit sebagai cahaya baru yang membawa harapan. Kerajaan Islam itu diharapkan sebagai kekuatan baru yang akan menghalau segala bentuk penderitaan lahir dan mendatangkan kesejahteraan. Raja Majapahit sudah kenal Islam jauh sebelum kerajaan Demak berdiri. Bahkan keluarga Raja Brawijaya sendiri kenal agama Islam melalui putri Cempa yang selalu bersikap ramah dan damai.Tentang sikap Raden Fatah tatkala terjadi penyerbuan terrhadap istana Majapahit olleh Ranawijaya Girindrawardhana yang menyebabkan tewasnya ayah handanya Raja kertabumi didalam keratin adalah sekedar bertahan dan membela hak waris atas Majapahit. Sebab kalau memang yang melakukan penyerbuan kudeta di Majapahit pada saat itu ialah Raden Fatah, mengapa pada saat tersebut dia tidak memproklamasikan dirinya sebagai pengganti sekaligus. Semua itu sebenarnya otomatis di anggap sah, dan haknya sebagai putra mahkota.Tapi nyatanya Demak sendiri baru dinyatakan berdiri sekitar tahun 1518 M. Dalam tahun ini terjadi pertempuran antara penerus kekuasaan Majapahit Patih Udara dengan Adipati Yunus yang berkuasa di Demak. Setelah terjadinya pertempuran tersebut, kekuasaan Majapahit praktis berakhir.Dengan berdirinya agama Islam Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di jawa tersebut, maka penyiaran agama Islam makin meluas, pendidikan dan pengajaran Islam pun bertambah maju. Pelaksanaan Pendidikan Islam di Kerajaan DemakTentang sistem pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agama Islam di Demak punya kemiripan dengan yang dilaksanakan di Aceh, yaitu dengan mendirikan masjid di tempat-tempat yang menjadi sentral di suatu daerah, disana diajarkan pendidikan agama dibawah pimpinan seorang Badal untuk menjadi seorang guru, yang menjadi pusat pendidikan dan pengajaran serta sumber agama Islam.Wali suatu daerah diberri gelaran resmi, yaitu gelar sunan dengan ditambah nama daerahnya, sehingga tersebutlah nama-nama seperti: Sunan Gunung Jati, Sunan Geseng, Kiai Ageng Tarub, Kiai Ageng Sela dan lain-lain.Memang antara Kerajaan Deamak dengan wali-wali yang Sembilan atau Walisonggo terjalin hubungan yang bersifat khusus, yang boleh dikatakan semacam hubungan timbal-balik, dimana sangatlah besar peranan para walisonggo di bidang dakwah Islam, dan juga Raden Fatah sendiri menjadi raja adalah atas rasa keputusan para wali dan dalam hal ini para wali tersebut juga sebagai penasehat dan pembantu raja.Dengan kondisi yang demikian, maka yang menjadi sasaran pendidikan dan dakwah Islam meliputi kalangan pemerintah dan rakyat umum.Adanya kebijaksanaan wali-wali menyiarkan agama dan memasukkan anasir-anasir pendidikan dan pengajaran Islam dalam segala cabang kebudayaan nasional Indonesia, sangat mengembirakan, sehingga agama Islam dapat tersebar di seluruh kepulauan Indonesia.

1. C.Sistem Pendidikan Pada Masa Kerajaan Islam MataramKerajaan Demak ternyata tidak bertahan lama, pada tahun 1568 M terjadi perpindahan kekuasaan dari Demak ke Pajang. Namun adanya perpindahan ini tidak menyebabkan terjadinya perubahan yang berarti terhadap sistem pendidikan dan pengajaran Islam yyang sudah berjalan.Baru setelah pusat kerajaan Islam berpindah dari Pajang ke Mataram (1586), terutama di saat Sultan Agung (1613) berkuasa, terjadi beberapa macam perubahan. Sultan Agung setelah mempersatukan Jawa Timur dengan Mataram serta daerrah-daerah yang lain, sejak tahun 1630 M mencurahkan perhatianya untuk membangun negara, seperti menggalakkan pertanian, perdagangan dengan luar negeri dan sebagainya,bahkan pada zaman Sultan Agung juga kebudayaan, kesenian dan kesusastraan sangat maju.Atas usaha dan kebijaksanaan dari Sultan Agung lah kebudayaan lama yang berdsarkan Indonesia asli dan Hindu dapat diadaptasikan dengan agama dan kebudayan Islam, seperti:1. Grebek disesuaikan denga hari raya Idul Fitri dan Maulid Nabi. Sejak saat itu terkenal dengan Grebek Poso (Puasa) dan Grebek Mulud.2. Gamelan sekaten yang hanya dibunyikan pada Grebek mulud, atas kehendak Sultan Agung dipukul dihalaman masjid besar.3. Karena hitungan tahun Saka (Hindu) yang dipakai di Indonesia (Jawa) berdasarkan hitungan perjalanan matahari, berbeda dengan tahun Hijriah yang berdasarkan perjalanan bulan, maka pada tahun 1633 M atas perintahan Sultan Agung, tahun yang saka yang telah berangka 1555 saka, tidak lagi ditambah dengan hitungan matahari, melainkan dengan hitungan perjalanan bulan, sesuai dengan tahun Hijriah. Tahun yang baru disusun disebut tahun jawa, dan sampai sekarang tetap jugadipergunakan.

Pelaksanaan Pendidikan dan Pengajaran Agama IslamPada zaman kerajaan Mataram, pendidikan sudah mendapat perhatian sedemikian rupa, seolah-olah tertanam semacam kesadaran akan pendidikan pada masyarakat kala itu. Meskipun tidak ada semacam undang-undang wajib belajar, tapi anak-anak usia sekolah tampaknya harus belajar pada tempat-tempat pengajian di desanya atas kehendak orang tuanya sendiri.Ketika itu hampir disetiap desa diadakan tempat pengajian alquran, yang diajarkan huruf hijaiyah, membaca alquran, barzanji,, pokok dan dasar-dasar ilmu agama Islam dan sebagainya. Adapun cara mengajarkannya adalah dengan cara hafalan semata-mata. Di setiap tempat pengajian dipimpin oleh guru yang bergelar modin.Selain pelajaran alquran, juga ada tempat pengajian kitab, bagi murid-murid yyang telah khatam mengaji alquran. Tempat pengajianya disebut pesantren. Para santri harus tinggal di asrama yang dinamai pondok, di dekat pesantren tersebut.Adapun cara yang dipergunakan untuk mengajar kitab ialah dengan sistem sorogan, seorang demi seorang bagi murid-murid permulaan, dan dengancara bendungan (halaqah) bagi pelajar-pelajar yang sudah lamadan mendalam keilmuanya.Sementara itu pada beberapa daerah Kabupaten diadakan pesantren besar, yang dilengkapi dengan pondoknya, untuk kelanjutan bagi santri yang telah menyelesaikan pendidikan di pesantren-pesantren desa. Pesantren ini adalah sebagai lembaga pendidikan tingkat tinggi.Kitab-kitab yang diajarkan pada pesantren besar itu ialah kitab-kitab besar dalam bahasa Arab, lalu diterjemahkan kata demi kata kedalam bahasa daerah dan dilakukan secara halaqah. Bermacam-macam ilmu agama telah diajarkan disini, seperti: fiqh, tafsir, hadits, ilmu kalam, tasawuf dan sebagainya. Selain pesantren besar, juga diselenggarakan semacam pesantren takhassus, yang mengajarkan satu cabang ilmu agama dengan cara mendalam atau spesialisasi.

0. Sistem Pendidikan Pada Masa Kerajaan Islam di BanjarmasinKerajaan Demak memainkan peranan penting dalam memasukkan Islam ke Kalimantan, dan perkembanganya mulai mantap setelah berdirinya Kerajaan Islam Banjarmasin dibawah pimpinan Sultan Suriansyah.Tentang awal berdirinya Kerajaan Islam Banjar ini, menurut Drs. Idwar Saleh. Ketua MSI (Masyarakat Sejarawan Indonesia) cabang Banjarmasin, ialah pada hari Rabu Wage, 24 September 1526 M, dua hari sebelum hari raya Idul Fitri, sesudah Pangeran Samudra yang kemudian berganti nama dengan Sultan Syuriansyah menang perang dengan Pangeran Tumenggung di Negara Daha.Sesudah kerajaan Islam Banjar berdiri dibawah pimpinan Sultan Syuriansyah, sebagai kerajaan Islam yang pertama, maka perkembangan Islam makin maju, masjid-masjid dibangun hampir di setiap desa.Perkembangan yang sangat mengembirakan, pada tahun 1710 M (tepatnya syafar 1122 H) di zaman Kerajaan Islam Banjar ke- 7 dibawah pemerintahan Sultan Tahmilillah (1700-1748) telah lahir seorang ulama terkenal kemudiannya yaitu Syekh Muhammad Arsyad al Banjary di desa Kalampayan Martapura.Syekh Muhammad Arsyad yang sejak kecil di asuh oleh Sultan Tahmilillah ini cukup lama berstudi di Mekah yaitu sekitar 30 tahun, sehingga pada giliranya beliau terkenal keulamaanya dan kedalaman ilmunya, tidak saja terkenal di Kalimantan dan Indonesia, tapi sampai keluar negeri, khususnya di kawasan Asia Tenggara.Syekh Muhammad Arsyad banyak mengarang kitab-kitab agama, di antaranya yang paling terkenal sampai sekarang adalah Kitab Sabilul Muhtadin. Sultan Tahmilillah mengangkatnya sebagai mufti besar Kerajaan Banjar. Syekh Muhammad Arsyad juga berjasa besar dalam mendirikan pondok pesantren di kampung Dalam Pagar, yang sampai sekarang masih terkenal dengan sebutan pesantren Darussalamnya.Sistem pengajian kitab di pesantren Banjarmasin, tidak berbeda dengan sistem pengajian kitab di pondok pesantren Jawa ataupun Sumatra, yaitu dengan mempergunakan sistem halaqah, menerjemahkan kitab-kitab yang dipakai ke dalam bahasa daerah (Banjar), sedang para santrinya menyimaknya.Sebelum tampilnya Syekh Muhammad Arsyad, di Banjarmasin juga sudah terdapat seorang ulama besar, yaitu Syekh Muhammad Nafis bin Idris Al Banjary, yang mengarang sebuah kitab tasawuf Addarunnafis. Bagaimana tingginya iman dan ketebalan tauhid ummat Islam di zaman itu, dapatlah terbaca pada karya Syekh Nafis Al Banjary ini, sehingga bagi yang iman tauhidnya belum mencukupi, niscaya kitab ini akan membahayakan kepada iman dan tauhid seseorang.Ketika pemerintah kolonial Belanda, menancapkan kekuasaanya di daerah Banjar, atas pimpinan seorang ulama besar Pangeran Antasari, meletuskan perang Banjar yang terkenal, sejat tanggal 28 April 1859. Perang tersebut berlangsung lebih dari 40 tahun lamanya, dan baru mereda perlawanan orang-orang Banjar tersebut setelah wafatnya Pangeran Antasari.Demikianlah bagaimana keadaan pendidikan Islam pada masa kerajaan Islam, yang jelas pada saat ini Islam telah berkembang sedemikian rupa. Meskipun hanya beberapa kerajaan Islam yang penulis kemukakan di dalam tulisan ini, bukan berarti mengecilkan arti pentingnya kerajaan-kerajaan Islam yang lain, bahkan yang tak kalah pentingnya seperti Kerajaan Islam di Sulawesi, Kerajaan Islam di Maluku dan sebagainya, yang sangat besar perananya baik dalam pelaksanaan pendidikan Islam maupuin dakwah Islamiyah tentunya.Pendidikan Islam pada masa Kerajaan Islam di Indonesia

Kata PengantarTiada kata yang patut kami ucapkan melainkan rasa syukur kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kajian walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana.Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang telah memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan di muka bumi ini dalam wujud Islam sebagai kebenaran.Persoalan dasar pendidikan merupakan masalah yang sangat fundamental dalam pelaksanaan pendidikan karena dasar pendidikan itu akan menentukan corak dan isi Pendidikan. Masuk dan berkembangnya Islam ke Indonesia dipandang dari segi historis dan sosiologis sangat kompleks dan terdapat banyak masalah, terutama tentang sejarah perkembangan awal Islam.Kami menyadari sepenuhnya bahwa kajian yang kami sajikan masih jauh dari sempurna. Namun bagi kami- sekali lagi- memang baru seperti ini yang dapat kami suguhkan. Kami tetap senantiasa membuka diri dari saran dan kritik, demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan, penulis panjatkan doa semoga kajian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya. Amin ya robbal alamin.

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI iiBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1B. Rumusan masalah 1 BAB II PEMBAHASAN A. Kerajaan-Kerajaan Islam 2 B. Sistem Pendidikan dimasa Kerajaan Islam 4BAB III PENUTUP Kesimpulan8 Daftar pustaka 9

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangMasa kerajaan islam merupakan salah satu dari periodesasi perjalanan pendidikan sejarah pendidikan Islam di Indonesia. Hal ini karena lahirnya kerajaan islam yang disertai berbagai kebijakan dari penguasaannya. Saat itu sangat mewarnai sejarah islam di Indonesia. Terlebih-lebih agama islam juga pernah dijadikan sebagai agama resmi Negara/ kerajaan pada saat itu.Perjalanan sejarah pendidikan slam di Indonesia tidak bisa mengesampingkan keadaan Islam pada masa kerajaan Islam ini. Pendidikan islam itu menjadi tolak ukur bagaimana islam dan umatnya telah memainkan peranannya dalam berbagai aspek social, politik, maupun budaya.Oleh karena itu untuk melacak pendidikan islam di Indonesia dengan periodesasinya, baik dalam Bentuk, isi, maupun sifat dan kelembagaannya. Tidak mugkin dilepaskan dari fase-fase yang dilaluinya. Maka pada makalah ini akan dikemukakan beberapa kerajaan islam di Indonesia, serta peranannya dalam pendidikan Islam dan dakwah islamiyahB. Rumusan Masalah1. Kerajaan Mana saja Yang didalamnya terdapat pendidikan agama Islam?2. Bagaimana Bentuk, Isi dan sifat (Sistem) dari pendidikan Islam di masa Kerajaan Islam?

BAB IIPEMBAHASANA. Kerajaan-kerajaan Islam1. Kerajaan Islam ke-I di AcehKerajaan islam yang pertama di Indonesia adalah kerajaan pasai. Berdiri pada abad ke-10 M. Raja pertamanya Al-Malik Ibrahim bin Mahmud, dan yang kedua bernama Al-Malik Al-Shaleh dan yang terakhir bernama Al-Malik Sabar Syah (thn 1444 M/ abad ke-15 H)Pada tahun 1345 M, Ibnu Batutah dari Maroko, mengelilingi dunia dan singgah dikerajaan pasai pada zaman Al-Malik Al-Zahir, raja yang sangat terkenal sangat alim dalm ilmu agama dan bermazhab SyafiI. mengadakan perjanjian sampai waktu ashar serta fasih berbahasa arab, cara hidupnya sederhana[footnoteRef:8][1]. [8: [1] Rukiati, Dra. Hj. Enung K, Dra. Fenti Hikmawati Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, hal 30]

2. Kerajaan Islam di Sumatra.Islam masuk keminang kabau kira-kira tahun 1250 M, dengan ulamanya yang termashur sampai sekarang pembawa islam keminang kabau adalah Syekh Burhanuddin. Dia mengajarkan islam dan membuka madrasah tempat pengajaran dan pendidikan agama islam.Pada masa sebelum tahun 1900, system pendidikan di Minang kabau dinamai system lama. System ini meliputi cara mengajarkan huruf Al-Quran (hijaiyah) yaitu dengan cara mengajar nama-nama huruf menurut tertib qaidah bagdadiyah, kemudian titik huruf macam-macam baris dan membaca juzama, selanjutnya membaca mushaf Al-Quran. Cara belajar ibadah bermula dari bersuci, wudhu, lalu shalat bila anak kelak telah mampu membaca Al-Quran, pengajian kitab yang diajarkan yaitu dengan mempelajari kitab ilmu nahwu, sharaf, ilmu fiqih, ilmu tafsir dan lain-lain.3. Kerajaan Islam di Jawa[footnoteRef:9][2]. [9: [2] [2] Rukiati, Dra. Hj. Enung K, Dra. Fenti Hikmawati Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, hal 41]

Adapun kerajaan-kerajaan di Jawa yaitu diantaranya kerajaan Demak dan kerajaan Mataram. Pendidikan islam di Jawa berlainan keadaannya dengan di Sumatra dan di Sulawesi. Ajaran islam ini di Jawa terseber dari pelabuhan dan Bandar-bandar perhubungan dagang diantaranya dari luar negri.Disamping para pedagang, ada juga orang-orang yang sangat berjasa diantaranya wali sembilan atau terkenal dengan sebutan wali songo, yaitu sebagai berikut :a.Maulana Malik Ibrahimb. Sunan Ampelc. Sunan Bunangd. Sunan Girie. Sunan Drajatf. Sunan Kudusg. Sunan kalijogoh. Sunan Muriai. Sunan Gunung Djati4. Kerajaan Islam di Kalimantan Dan Sulawesi.Islam Masuk ke Kalimantan Pada abad ke-15 dengan cara damai yang dibawa oleh mubalig dari jawa. Sunan bonang dan sunan giri mempunyai santri di Kalimantan, Sulawesi dan MalukuPerkembangan islam muai mantap setelah berdirinya agama islam di Bandar di bawah pimpinan sultan suriansyah (1540 M) yang bergelar pangeran samudra. Pendidikan Islam di Sulawesi sejak kerajaan islam Gowa Tallo, pesantren banyak berdiri dan berkembang dengan pesat di Sulawesi. Perkembangan itu mulai pesat sejak adanya alim ulama bugis yang datang dari tanah suci, yang bermukin disana beberapa tahun lamanya yaitu Syekh Asad.B. Sistem Pendidikan di Masa Kerajaan Islam1. Sistem Pendidikan Kerajaan Islam ke-I di AcehSistem pendidikan yang berlaku dizaman krajaan pasai, sebagai berikut :a. Materi pendidikan dan pengajaran agama dalam bidang syariat ialah fiqh dan mazhab Syafii.b. System pendidikannya secara informal berupa majlis talim dan halaqah.c. Tokoh pemerintahan merangkap sebagai tokoh ulama.d. Biaya pendidikan agama bersumber dari Negara.Bidang pendidikan dikerajaan Aceh Darussalam benar-benar mendapat perhatian. Pada saat itu terdapat lembaga-lembaga Negara yang bertugas dalam bidang pendidikan dan bidang ilmu pengetahuan, diantaranya :a. Balai seuti hukama.b. Balai seuti ulama.c. Balai jamaah himpunan ulama.Adapun jenjang pendidikan yang ada adalah sebagai berikut :a. Meu nasah.b. Ransuamc. Dayahd. Dayah teuku cikDengan demikian, jelas sekali, bahwa ilmu pengetahuan di kerajaan aceh Darussalam benar-benar berkembang dengan pesat dan mampu melahirkan para ulama dan ahli ilmu pengetahuan, seperti : Hamzah ganshuri, Syek Syamsuddin dan lain-lain.[footnoteRef:10][3] [10: [3] Mustafa, Drs. H. A. - Drs. Abdullah Aly. 1999. Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Hal: 21]

2. Sistem Pendidikan kerajaan Islam SumatraPada masa sebelum tahun 1900[footnoteRef:11][4], system pendidikan di Minang kabau dinamai system lama. System ini meliputi cara mengajarkan huruf Al-Quran (hijaiyah) yaitu dengan cara mengajar nama-nama huruf menurut tertib qaidah bagdadiyah, kemudian titik huruf macam-macam baris dan membaca juzama, selanjutnya membaca mushaf Al-Quran. [11: [4] ibid]

Cara belajar ibadah bermula dari bersuci, wudhu, lalu shalat bila anak kelak telah mampu membaca Al-Quran, pengajian kitab yang diajarkan yaitu dengan mempelajari kitab ilmu nahwu, sharaf, ilmu fiqih, ilmu tafsir dan lain-lain.Adapun system barunya dengan menggunakan system sekolah (madrasah) dan perguruan-perguruan tinggi.3. Sitem pendidikan Kerajaan Islam di JawaDalam system Pendidikan Islam di Jawa. Seorang ulama adalah tokoh sentral dalam proses pendidikan. Para ulama atau yang sering disebut dengan Wali songo juga sebagai penasehat kerajaan.Dalam prosesnya yang di ajarkan adalah tentang ketauhidan dan baca tulis Al-Quran. Yang mana sifatnya masih tradisional dari tempat yang satu ketempat yang lain.4. Sistem Pendidikan kerajaan Islam Kalimantan.[footnoteRef:12][5] [12: [5] Rukiati, Dra. Hj. Enung K, Dra. Fenti Hikmawati, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia hal: 46]

Di Kalimantan terdapat madrasah-madrasah yang mengajarkan agama dan serta pelajaran umum, diantaranya sebagai berikut.a. Pesantren atau madrasah di Kalimantan Barat yang bernama madrasatun najah wal fatahb. Sekolah menengah islamc.Madrasah normal islam ana untai.d.Perkumpulan ikatan madrasah-madarasah islam (I.M.I) AmuntaiDi Sulawesi system pendidikannya tidak jauh beda dengan tempat-tempat yang lain, yaitu menggunakan system lama. Bentuknya adalah lembaga madrasah akan tetapi masih sangat sederhana. Isinyapun hanya belajar tentang menulis dan membaca Al-quran, hukum tentang kesucian individu dalam menghadap Tuhannya.Adapun madrasah di Sulawesi tengah yaitu :a. Madrasah Al-Khairat.b. Madrasah Tarbiyah islamiyah.c. Madrasah daru dawah wal irsyad[footnoteRef:13][6] [13: [6] ]

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanMasa kerajaan islam merupakan salah satu dari periodisi perjalanan sejarah pendidikan islam di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh lahirnya kerajaan islam yang disertai berbagai kebijakan dari penguasaannya saat itu.Perjalanan sejarah pendidikan islam di Indonesia tidak mengesampingkan keadaan islam pada masa kerajaan islam seperti yang telah penulis kemukakan beberapa kerajaan islam di Indonesia. Serta peranannya dalam pendidikan islam dan dakwah islamiyahnya, sehingga ilmu pengetahuan ataupun ilmu pendidikan islam benar-benar berkembang pesat dan mampu melahirkan para ulama dan ahli ilmu pengetahuan serta terdapat lembaga yang berkecimpung dalam bidang pendidikan.Di setiap kerajaan yang ada di Indonesia, setiap pendidikan yang diajarkan tidak jauh beda dengan tempat yang lain. Baik di aceh, Sumatra, jawa, Kalimantan dan Sulawesi. Kerajaan-Kerajaan tersebut kesemuanya menggunakan system lama. Atau sering disebut dengan system tradisional. Yang mana dalam bentuknya masih dalam model lembaga yang sederhana. Isinyapun masih berkutik dalam bidang keagamaan agama Islam yaitu tentang Tauhid, baca tulis Alquran, dan hukum-Hukum individu dengan tuhannya.

Daftar Pustaka

Mustafa, Drs. H. A. - Drs. Abdullah Aly. 1999. Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia. Bandung: Pustaka SetiaRukiati, Dra. Hj. Enung K, Dra. Fenti Hikmawati, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia .Bandung : pustaka seti

Sejarah Pendidikan Islam Pada Masa Kerajaan Islam Di Indonesia

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwataala, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas berupa makalah yang membahas tentang Pendidikan Islam pada masa Kerajaan Islam di Indonesia.Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik itu di dalam penyusunan ataupun di dalam penulisannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar penulis dapat mengetahui dimana letak kelemahan penulis sehingga pada penyusunan tugas yang selanjutnya penulis akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang telah penulis lakukan di dalam penyusunan makalah ini.Akhirnya Penulis mengharapkan dengan disusunnya makalah tentang Pendidikan Islam pada masa Kerajaan Islam di Indonesia ini akan dapat menambah pengetahuan dan juga mendorong semangat di dalam mempelajari mata kuliah Sejarah Pendidikan Islam, tidak hanya bagi penulis tetapi juga bagi siapa saja yang membaca makalah ini.

Metro, April 2011Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I. PENDAHLUAN1BAB II. PAMBAHASAN2A. Penyajian data Sejarah 2B. Analisis data Sejarah 7BAB III. PENUTUP 11DAFTAR PUSTAKASOAL-SOAL

BAB I PENDAHULUAN

Msa kerajaan Islam merupakan slah satu dari periodesasi perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia, sebab sebagaimana lahirnya kerajaan Islam yang disertai dengan berbagai kebijakan dari penguasaannya saat itu, sangat mewarnai sejarah Islam di Indonesia terlebih-lebih agama Islam juga panah dijadikan resmi negara adalah kerajaan pada saat itu. Perjalanan sejarah pendidikan islam di Indonesia, tentu saja kita tidak bisa menyampingkan bagaimana kerajaan Islam itu sendiri pada masa kerajaan islam ini. Berikut ini akan dikemukakan beberapa kerajaan Islam di Indonesia serta bagaimana peranya dalam pendidikan islam dan dakwah islamiyah tertentu.

BAB II PEMBAHASAN

A. Penyajian data Sejarah 1. Kerajaan Samudera Pasai Para ahli sependapat bahwa agama Islam sudah masuk ke Indonesia: khsusunya Sumatera sejak abad ke 7 atau 8 M. ternyata dalam perkembangannya mengalami proses yang cukup lama, baru bisa mendirikan sebuah kerajaan Islam. Hal ini disebabkan, bahwa Islam itu masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang dan dengan cara damai, ditambah lagi bahwa masyarakat Islam tidak begitu berambisi untuk merebut kekuasaan politik, menyebabkan Islam berjalan dengan damai dan wajar. Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah Kerajan Pasai yang didirikan pada abad ke 10 M dengan raja pertamanya al Malik Ibrahim bin Mahdum, yang kedua bernama Al Malik AL shaleh dan yang terakhir bernama al Malik Sabar SYah (tahun 1444 M/ abad ke 16 H) Pada tahun 1345 M Ibnu Batutah dari Maroo, mengelilingi dunia dan singgah di Kerjaaan Pase pada zaman AL Malik al Zahir, keadaan di kerajaan Pase itu, dimana rajanya sangat alim dalam ilmu agama serta mazhab syafiI, mengadakan pengajian sampai waktu asar serta fasih berbahasa Arab. Cara hidupnya sederhana. 2. Kerajaan Perlak Kerajaan Islam yang kedua di Indonesia adalah Perlak di Aceh, rajanya yang pertama Sultan Alaudin (th 1161-1186 H/abad 12 M). antara Pase dengan Perlak terjalin kerjasama yang baik sehingga seorang raja Pase kawin denganputri raja Perlak. Berita perjalanan Marco Polo seorang berkebangsaan Italia pengelilingi dunia, pernah singga di Perlak pada tahun 1292 M. Dia menerangkan bahwa Ibukota Perlak ramai dikunjungi pedagang Islam dari Timur Tengah, Parsi dan India, yang sekaligus melakukan tugas-tugas dakwah. Rajanya yang ke enam bernama Sultan Mahdum Alauddin Muhammad Amin, adalah seorang ulama yang mendirikan Perguruan Tinggi Islam. Suatu lembaga majlis taklim tinggi dihadiri kusus oleh para murid yan sudah alim. Lembaga tersebut mengajarkan dan membacakan kitab-kitab agama yang berbobot pengetahuan tinggi. Dari Pase dan Perlak ini, dakwah Islam disebarkan ke negeri Malaka, Sumatera Barat dan Jawa Timur. 3. Kerajaan Aceh Darusalam Ketika Kerajaan IslamPasai mengalami kemunduran, berdiri sebuah Kerajaan yan g diperintah oleh Sultan Muhammad Syah. Namun Kerajaan ini pun tidak bisa bertahan lama setelah mengalami masa kecemasan yaitu ketika sultan Muszaffar Syah (1450) memerintah. Sesudah itu terus mengalami kemunduran. Ia tidak mampu menguasai pengaruh dari luar terutama yang berada di Aceh. Maka sejak itulah kesultanan di Ace mulai berkembang. Kerajaan Aceh Darusalam yang diproklamasikan pada tanggal 12 Zulkaedah 916 H (1511 M) menyatakan perang teradpa buta huruf dan buta ilmu. Hal ini merupakan tempaan sejak berabad-abad yang lalu, yang berlandaskan pendidikan Islam dan ilmu pengetahuan. Proklamasi Kerajaan Ace Darussallam tersebut adalah hasil peleburan Kerajaan Islam Aceh di belahan barat dan Kerajaan Islam Samudra Pasai di Belahan timur. Putra sultan Abiddin Syamsu Syah diangkat menjadi raja dengan gelar Sultan ALauddin Ali Mughayat Syah (1807-1522).

4. Kerajan Islam di Jawa (Demak) Tentang berdirinya Kerajaan Dmeka, para ahli sejarah tampaknya berbeda pendapat. Sebagian ahli berpendapat bahwa Kerajaan demak berdiri pada tahun 1478 M, pendapat ini berdasarkan atas jatuhnya Kerajaan Majapahit. Adapula yang berpendapat, bahwa Kerajaan Demak berdiri pada tahun 1518 M. hal ini berdasarkan, bahwa pada tahun tersebut merupakan tahun mendapat serbuan tentara Raden Fatah dari Demak. Kendatipun demikian, kehadiran Kerajaan Demak bukan penyabab runtuhnya Majapahit, keruntuhannya lebih banyak disebabkan kelamahan dan keancuran Majapaht dari dalam sendiri setelah wafatnya Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada. Kerajaan Majapahit didahuluii oleh kelemahan pemerintah pusatnya yang disusul oleh perang saudara. Misalnya perang antara Bre WIrabumi dengan putri mahkota Kusumawardhani, peran saudara di Majapahit ini berkepanjangan denganmemakan waktu 30 tahun, yang melibatkan 6 rang ahli waris dari Hayam Wuruk. Dengan demikian kerunthnan tersebut jelas bnukan disebabkan oleh agama Islam. Kehadiran Kerajaan Islam Demak dipandang oleh rakyat Majapahit sebagai cahaya baru yang membawa harapan. Kerajaan islam itu diharapkan sebagai kekuatan baru yang akan menghalau segala bentuk penederitaan lahir batin dan mendatangkan kesejahteraan. Raja majapahit sudah kenal Islam jauh sebelum kerajan Demak berdiri. Bahkan keluarga Raja Brawijaya sendiri kenal agama Islam melalui putri Cempa yang selalu bersikap ramah dan damai. 5. Kerajaan Islam Mataram Kerajaan Demak ternyata tidak bertahan lama, pada tahun 1568 M terjadi perpindahan kekuasaan dari Demak ke Panjang. Namun adanya perpindahan ini tidak menyebabkan terjadinya perubahan yang berarti terhadap sistem pendidikan dan pengajaran Islam yang sudah berjalan. Baru setelah pusat Kerajaan Islam berpindah dari Pajang ke Mataram (1586), terutama di saat Sultan Agung (1613) berkuasa, terjadi beberapa macam perubahan. Sultan agung setelah mempersatukan Jawa Timur dengan Mataram serta daerah-daerah yang lain, sejak tahun 1630 M mencurahkan perhatiannya untuk membangun negara, seperti menggalakkan pertanian, perdagangan dengan luar negeri dan sebagainya, bakan pada zaman Sultan Agung juga kebudayaan, kesenian dan keesusasteraan sangat maju. Atas usaha dan kebijaksanaan dari Sultan Agunglah kebudayaan lama yang berdasarkan Indonesia asli dan Hindu dapat diadaptasikan dengan agama dan kebudayaan Islam, seperti: a. Gerebeg di sesuaikan dengan hari raya Idul Fitri dan Maulid Nabi. b. Gamelan sekaten yang hanya dibunyikan pada gerebeg mulud, atas kehendak Sultan Agung dipukul di halaman masjid besar c. Karena hitungan tahun Saka (hindu) yang dipakai di Indonesia (Jawa) berdasarkan hitungan perjalanan matahari, berbeda dengan tahun Hijriah yang berdasarkan perjalanan bulan, maka pada tahun 1633 M atas perintah Sultan Agung, tahun saka yang telah berangka 1555 saka. 6. Kerajaan Kalimantan Islam maulai masuk di Kalimantan pada abad ke 15 M dengan cara damai, dibawa oleh muballig dari Jawa. Sunan Bonang dan SUnan Giri mempunyai santri-santri dari Kalimanta, Sulawesi dan Maluku. Sunan Giri, ketika berumur 23 tahun, pergi ke Kalimantan bersama saudagar Kamboja bernama Abu Hurairah. Gubahan SUnan Giri bernama Kalam Muyang dan gubahan SUnan Bonag bernama Sumur Serumbung menjadi buah mulut di Kalimantan. Muballig lainnya dari Jawa adalah Sayid NGabdul Rhman alias Khatib Daiyan dari Kediri. Perkembangan Islam mulai mantap setelah berdirinya Kerajaan Islam di Bandar Masih di bawah pimpinan Sultan Suriansyah taun 1540 M bergelar pangeran Samudera dan dibantu oleh Patih Masih. Pada tahun 1710 di Kalimantan terdapat seorang ulama besar bernama syekh Arsyah al Banjari dari desa Kalampayan yang terkenal sebagai pendidik dan muballlig besar. Pengaruhnya meliputi seluruh kaimantan (selatan, Timur dan Barat). 7. Kerajaan Islam di MalukuIslam masuk di Maluku dibawa oleh Muballig dari Jawa sejak zaman SUnan Giri dan dari Malaka. Raja maluku yang pertama masuk Islam adalah Sultan Ternate bernama Marhum pada tahun 1465-1486 M, atas pengaruh Maulana Husain, saudagar dari Jawa. Raja Maluku yang terkenal di bidang pendidikan dan dakwah Islam ialah sultan Zainudin Abidin, tahun 1486-1500 M. dakwah Islam di Maluku menghadapi dua tantangan, ayaitu yang datang dari orang-orang yang masih animis dan dari orang Portugais yang mengkristenkan penduduk Maluku. Sultan Sairun adalah tokoh yang pa,ling keras melawan orang Portugis dan usha Kristenisasi di Maluku. Tokoh missi Katholik yang perma di maluku ialam Fransiscus Zaverius tahun 1546 M. ia berhasil mengkhatolikkan sebagian dari penduduk maluku. 8. Kerajaan di Sulawesi Kerajaan yang mula-,ula berdasarkan Islam adalah Kerajaan Kembar Gowa Tallo tahun 1605 M. rajanya bernama I. Mallingkaang Daeng Mansyonri yang kemudian bergantiu nama dengan Sultan Abdullah Awwalul Islam. Menyusul di belakangnya raja Gowa bernama Sultan Aluddin. Dalam waktu dua tahun seluruh rakyatnya telah memeluk Islam. Muballig Islam yang berjasa di sana ialah Abdul Qorid Katib Tunggal gelar Dato Ri Bandang berasal dari Minangkabau, murid Sunan Giri. Seorang Portugis bernmama Pinto pada tahun 1544 M menyatakan telah mengunjungi SUlawesi dan berjumpa dengan pedagang-pedagang (muballig) Islam dari Malaka dan Patani (Thailand). Pengaruh raja gowa dan Tallo dalam dakwah Islam sangatr besar terhadap raja-raja kecil lainnya. Diantara raja-raja itu sudah ada perjanjian yang berbunyi sebagia berikut: Barangsiapa yang menemukan jalan yang lebih baik, maka ia berjanji akan memberitahukan kepada raja-raja yang menjadi sekutunya. Jalan idisini berarti jalan idup atau agama. Dengan demikian maka Islam ikut mempersatukan kerajaan-Kerajaan yang semula selalu berperang itu. Diantara ualam besar kelahiran Sulawesi sendiri adalah Syekh Maulana Yusuf yang belajar di Mekkah pada thaun 1644 M. ia pulang ke Indonesia dan menetap di Banten. Banyak santrinya datang dari Makasar, kemudian karna memberontak, dibuang oleh Belanda ke Sri Langka dan wafat di Afrika Selatan. Jenazahnya dipulangkan ke Makasar dan dikubur disana, ia mengarang kitab Tasawuf dalam Bahasa Arab, Bugis, Melayu dan Jawa. Dari Sulawesi Selatan, AGAMA Islam mengembang ke Sulawesi Tengah dan Utara. Islam masuk daerah Manado pada zaman Sultan Hasanuddin, ke daerah Bolaang Mangondow di Sulawesi Utara pada tahun 1560 M, ke Gorontalo tahun 1612 M. Buku-buku lama di Gorontalo ditulis dengan huruf Arab. B. Analisis data Sejarah Ada dua faktor penting yang menyebabkan masyarkaat Islam mudah berkembang di Aceh, yaitu: a. Letaknya yang strategis dalam hubungannya dengan jalur Timur Tengah dan Tiongkok b. Pengaruh Hindu-Budha dari Kerajaan Sriwijaya di Palembang tidak begitu berakar kuat di kalangan rakyat Aceh, karena jarak antara Palembang dan Aceh cukup jauh. Keterangan Ibu Batutah dapat ditarik kepada sistem pendidikan yang berlaku di zaman Kerajaan Pase sebagai berikut: a. Materi pendidikan dan epngajarna agmaa bidang syariat ialah Fiqih Mazhab Syafii b. Sistem pendidikannya secar ainformal berupa majlis taklim dan halaqah c. Tokoh pemerintahan merangkap sebagia tokoh ulama d. Biaya pendidikan agama bersumber dari negara. Perlak merupakan daerah yang telretak sangat strategi sdi Pantai Selat Malaka, dan bebas dari pengaruh Hidun. Berdasarkan faktor demikian maka Islam dengan mudah sekali bertapak di Perlak tanpa kegoncangan sosial dengan penduduk Pribumi. Di Perlak terdapat suatu lemabga pendidikan lainnya berupa majlis taklim tinggi, yang dihadairi khusus oleh para muri yang sudah alim dan mendalam ilmunya. Pada majlis talim ini diajarkan kitab-kitab agama yang punya bobot dan pengetahuan tinggi, seperti kitan Al Um karangan imam Syafii dan sebagainya. Aceh pada saat itu merupakan sumber ilmu pengetahaun dengan sarjana-sarjananya yang tekrnal di dalam dan di luar negeri, sehingga banyaklah orang luar yang datang ke Aceh untuk menuntut ilmu. Bahkan ibukota Kerajaan Aceh Darussalam terus berkembang menjadi kota internasional danmenjadi pusat perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Dalam bidang pendidikan di Kerajaan Aceh Darussalam adalah benar-benar mendapat perhatian. Pada saat itu terdapat lembaga-lembaga negara yang bertugas dalam bidang pendidikan dan Ilmu pengetahuan, diantaranya: 1. Balai Seutia Hukama Merupakan lembaga ilmu pengetahuan, tempat berkumpulnya para ulama, ahli pikir dan cendekiawan untuk membahas dan mengembangkan ilmu pengetahuan. 2. Balai Seutia Ulama Merupakan jawaban pendidikan yang bertugas mengurus masalah-masalah pendidikan dan pengajaran. 3. Balai Jamaah Himpunan Ulama Merupakan kelompok studi tempat para ulama dan sarjana berkumpul untuk bertukar pikiran membahas persoalan-persoalan pendidikan dan ilmu kependidikannya Jenjang pendidikan yang ada: 1. Meunasah (Madrasah) Terdapat di setiap kampung, berfungsi bsegaai sekolah dasar 2. Rangkang Diselenggarakan di setiap mukim, merupakan masjid sebagai tempat berbagai aktivitas umat termasuk pendidikan 3. Dayah Terdapat disetiap daerah ulebalang dan terkadang berpusat di masjid, dapat disamakan dengan Madrasah Aliyah sekarang. 4. Dayah Teuku Cik Dapat disamakan dengan perguruan tinggi atau akademi. Kerajaan Islam Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa tersebut, maka penyiaran agama Islam semakin meluas, pendidikan dan pengajaran Islam pun bertambah maju. Pelaksanaan pendidikan islam di Kerajaan Demak Tentang sistem pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agama Islam di Demak punya kemiripan dengan yang dilaksanakan di Aceh, yaitu dengan mendirikan mesjid di tempat-tempat yuang menjadi sentral di suatu daerah, disana diajarkan pendidikan agama di abwah pimpinan seorang Badal untuk menjadi seorang guru, yang menjadi pusat pendidikan dan pengajaran serta sumber agama Islam.Pelaksanaan Pendidikan dan Pengajaran Agama Islam Pada zaman Kerajaan Mataram, pendidian sudah mendapat perhatian sedemikian rupa, seolah-olah tertanam semajam kesadaran akan pendidikan pada masyarakat kala itu. Meskipun tidak ada semacam undang-undang wajib belajar, tetapi anak-anak usia sekolah tampaknya harus belajar pada tempat-tempat pengajian di desanya atas kehendak orang tuanya sendiri. Selain pelajarna Al Quran, jug ada tempat pengajian kitab, bagi murid-murid yang jkhatam mengaji al Quran. Tempat pengajiannya disebut pesantre. Para santri harus tinggal di asrama yang dinamai pondok, di dekat pesantren tersebut. Sistem pengajian kitab agama di Pesantren Kalimantan sama dengan sistem pengajian kitab di pondok pesantren di Jawa, terutama cara-cara menerjemahkannya ke dalam bahasa daerah. Salah saorang tokoh Islam yang masuk di Kalimantan Barat ialah Syarif Abdurrahman AL Kadri dari Handramaut pada thaun 1735 M dan kawin dengan putra Dayak yang akhirnya mewarisi Kerajaan di Kalimantan Barat Pontianak. Salah seorang pejuang Islam lain dari Kalimantan Selatan ialah pangeran Antasari lahir pada tahun 1790 M 1862 M, cucu dari Pangeran Amir, putra Sultan Tahmidillah I. Pangeran Antasari Melawan Belanda untuk memebela Agama Islam dan tana air. Ia diberi gelar oleh rakyat sebagai Khalifah Amirul Mukminin. Dakwah Islam di Maluku menghadapi dua tantangan, yaitu yang datang dari orang-orang yang masih animis dan dari orang Portugis yuang mengkristenkan penduduk Maluku. Sultan Sairun adalah tokoh yang paling keras melawan orang Portugis dan usaha Kristenisasi di Maluku. Tokoh missi Khatolik yang pertama di Maluku ialah Fransiscus Zaverisu tahun 1546 M. Ia berhasil mengkatolikkan sebagian dari penduduk Maluku. Agama Islam yang telah kuat di Sulawesi Selatan itu menjalar masuk ke Kepulauan Nusa Tenggara, yaitu ke Bima (Sumbawa) dan Lombok, dibawa oleh pedagang-pedagang Bugis. Sumbawa di Kuasai Kerajaan Gowa pada tahun 1616 M.

BAB IIIPENUTUP

Dari beberapa penjelasan di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa pendidikan Islam pada masa kerjaan Islam di Indonesia sudah mulai menyebar luas hal tersebut dibuktikan dengan adanya tingkatan-tingkatan jenjang pendidikan yang diberikan kepada para santri-santrinya serta beberapa tempat yang dijadikan lembaga pendidikannya. Selain itu isi pendidikan yang diberikan pada masa itu sepertihalnya disebutkan di pembahasan di atas adalah pembahasan mengenai fiqih yang bermazhabkan kepada imam as Syafii, begitupula kitab-kitab yang dipelajari. Sehingga pada masa itu merupakan awal dari pendidikan Islam di Indonesia yang banyak dipelopori oleh para kerajaan-kerjaan Islam pada masa itu.

DAFTAR PUSTAKA

Muchtarom, Zuhairini, (2008), Sejarah Pendidikan Islam, Bumi Aksara: Jakarta Hasbullah, (2001), Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, PT Raja Grafindo Persada: Jakartahttp://iskandarberkasta-sudra.blogspot.com/2011/03/sejarah-pendidikan-indonesia-pada-masa.htmlhttp://dahlanforum.wordpress.com/2009/05/02/kerajaan-kerajaan-bercorak-islam-di-indonesia/

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KERAJAAN MUSLIM

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangMasa kerajaan islam merupakan salah satu dari periodesasi perjalanan pendidikan sejarah pendidikan islam di Indonesia. Hal ini kaena lahirnya kerajaan islalm yang disertai berbagai kebijakan dari penguasaannya. Saat itu sangat mewarnai sejarah islam di Indonesia. Terlebih-lebih agama islam juga pernah dijadikan sebagai agama resmi Negara atau kerajaan pada saat itu.Perjalanan sejarah pendidikan islam di Indonesia tidak bisa mengesampingkan keadaan islam pada masa kerajaan islam ini. Pendidikan islam itu menjadi tolak ukur bagaimana islam dan umatnya telah memainkan peranannya dalam berbagai aspek social, politik, maupun budaya. Oleh karena itu, untuk melacak sejarah pendidikan islam di Indonesia dengan periodesasinya, baik dalam pemikiran, isi maupun pertumbuhan organisasi dan kelembagaannya. Tidak mugkin dilepaskan dari fase-fase yang dilaluinya.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka permasalahan mendasar yang hendak ditelaah dalam makalah ini adalah:1. Bagaiman Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia ?2. Apa Akibat Munculnya kerajaan Islam?

C. Tujuan MasalahTujuan penyusunan makalah ini adalah untuk: 1. Mengetahui Pertumbuhan dan Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia.2. Mengetahui Akibat Munculnya kerajaan Islam.

BAB IIPEMBAHASANA. Masuknya Islam ke IndonesiaTidak ada perdebatan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan cara damai. Namun, terdapat diskusi dan perdebatan panjang di antara para ahli, mengenai tiga masalah pokok, tempat asal kedatangan Islam, para pembawanya, dan waktu kedatangannya. Berbagai teori dan pembahasan yang berusaha menjawab ketiga masalah pokok ini jelas belum tuntas,