Kerajaan kerajaan di papua

24
KERAJAAN-KERAJAAN DI PAPUA MUHAMMAD MIFTAHUL RIZQI (25) MUHAMMAD ADITYA NUGRAHA (26) NINGRUM HANDAYANI (27) NURUL HASANAH (28)

description

Kerajaan- kerajaan di Papua materi Sejarah kelas X semester I #Nh

Transcript of Kerajaan kerajaan di papua

Page 1: Kerajaan kerajaan di papua

KERAJAAN-KERAJAAN DI PAPUA

•MUHAMMAD MIFTAHUL RIZQI (25)•MUHAMMAD ADITYA NUGRAHA (26)•NINGRUM HANDAYANI (27)•NURUL HASANAH (28)

Page 2: Kerajaan kerajaan di papua

Kedatangan dan Penerimaan Islam

Sejauh menyangkut kedatangan Islam di Nusantara, terdapat diskusi dan perdebatan panjang di antara para ahli mengenai tiga maslah pokok: tempat asal kedatangan Islam, para pembawanya, dan waktu kedatangannya. Berbagai teori dan pembahasan yang berusaha menjawab ketiga masalah pokok ini jelas belum tuntas, tidak hanya karena kurangnya data yang dapat mendukung suatu teori tertentu, tetapi juga karena sifat sepihak dari berbagai teori yang ada. 

Page 3: Kerajaan kerajaan di papua

Penelusuran sejarah awal Islamisasi di Tanah Papua, setidaknya dapat digali dengan melihat beberapa versi mengenai kedatangan Islam di beberapa tempat di tanah Papua. versi-versi mengenai Islamisasi di tanah Papua, setidaknya terdapat 7 versi, yaitu sebagai berikut:

1. Versi PapuaTeori ini merupakan pandangan adat dan legenda yang melekat di sebagian rakyat asli Papua, khususnya yang berdiam di wilayah Raja Ampat-Sorong, Fakfak, Kaimana, dan Teluk Bintuni-Manokwari. Pada umumnya teori ini memandang Islam bukanlah berasal dari luar Papua dan bukan dibawa dan disebarkan oleh kerajaan Tidore atau pedagang Muslim dan da’i dari Arab, Sumatera, Jawa, maupun Sulawesi. Namun, Islam berasal dari Papua sendiri sejak pulau Papua diciptakan Allah Swt. Mereka juga mengatakan bahwa agama Islam telah terdapat di Papua bersamaan dengan adanya pulau Papua sendiri. Tidak hanya Islam, Kristen juga telah terdapat di Papua sebelum agama Kristen disebarkan ke Papua. 

Page 4: Kerajaan kerajaan di papua

2. Versi AcehMenurut sejarah lisan dari daerah Kokas, Fakfak bahwa Syekh Abdurrauf yang merupakan putra ke 27 dari Wliyullah Syekh Abdul Qadir Jaelani dari kerajaan Samudera Pasai mengutus Tuan Syekh Iskandar Syah untuk melakukan perjalanan dakwah ke Nuu War (Papua) sekitar abad XIII tepatnya 17 Juli 1224, datang Syekh Iskandar Syah di Mesia atau Mes, kini distrik Kokas kabupaten Fakfak. Orang pertama yang diajarkan Syekh Iskandar Syah bernama Kriskris. Saat itu Syekh Iskandar Syah mengatakan; “jika kamu mau maju, mau aman, mau berkembang, maka kamu harus mengenal Alif Lam Ha (maksudnya Allah) dan Mim Ha Mim Dal (maksudnya Muhammad)”. Singkat cerita Kriskris mengucapkan dua kalimat syahadat. Tiga bulan kemudian, Kriskris diangkat menjadi Imam pertama dan beliau sudah menjadi Raja pertama di Patipi, Fakfak.

Page 5: Kerajaan kerajaan di papua

3. Versi ArabDalam catatan sejarah kerajaan Nuu Iha (sekarang Sirisori) di Ambon bahwa sekitar tahun 1212 M sampai dengan 1215 M terdapat 3 (tiga) orang mujahidin yang datang dari Irak, masing-masing adalah Syekh Abdul Aziz Assegaf Maulana Malik Ibrahim, Syekh Abdul Rahman Assegaf Maulana Saniki Yarimullah, (dua bersaudara) yang memasuki Asia Tenggara. Pada tahun 1215 M mereka tiba di Nusa Iha dan mendirikan sebuah kerajaan Islam yang bernama Ama Iha I, berkedudukan di Louhatt Amalutu sekarang bernama Sirisori Islam di Ambon.Pada tahun 1230 M, Syekh Abdul Rahman Assegaf Maulana Saniki Yarimullah dengan istrinya Nyai Mara Utah telah memasuki Jazirah Onin, Rumbati-Fakfak. Dan mendirikan kerajaan Islam yang bernama Woni Epapua, dari perkawinannya telah dianugerahi 10 orang anak. Maulana Saniki Yarimullah diberi gelar dengan nama Koning Papua (putra dari kayangan). Akibat perselisihan dalam keluarga, maka pada tahun 1363 lima orang dari mereka memutuskan untuk kembali ke Nusa Iha, sedangkan 5 lainnya menetap di Papua yang kemudian sebagai turunan dari Raja Ampat (kerajaan Misool), Raja Patiran, Poy Waru yang bermarga Patagras, serta Poy Sinna (Raja Kokas yang bermarga Patimura). Namun keturunan dari mereka belum dapat diketahui secara jelas. 

Page 6: Kerajaan kerajaan di papua

4. Versi JawaPada taun 1518 M, Sultan Adipato Muhammad Yunus dengan gelar Pangeran Sebrang Lor anak Raden Patah dari kerajaan Islam Demak mengadakan kerjasama dengan kesultanan Ternate dan Tidore untuk mengirim dai dan mubaligh ke Papua dalam rangka menyiarkan Islam. Para dai dan mubaligh itu dikirim ke wilayah pesisir Barat dan Utara Papua. 

5. Versi BandaMenurut Halwany Microb Islamisasi di Papua, khususnya di Fakfak dikembangkan oleh pedagang-pedagang Bugis melalui Banda yang diteruskan ke Fakfak melalui Seram Timur oleh seorang pedagang dari Arab bernama Haweten Attamimi yang telah lama menetap di Ambon. Microb juga mengatakan bahwa cara atau proses Islamisasi yang pernah dilakukan oleh dua orang mubaligh bernama Salahuddin dan Jainun dari Banda yang sezaman dengan Sultan Tidore sekitar abad XVI, terjadi di pulau Misool yang belum terjangkau oleh Sultan Ternate dan Tidore. Proses pengislaman yang dilakukan antaralain dengan jalan khitanan (sunatan), tetapi dibawah ancaman penduduk setempat jika orang yang disunat mati, kedua mubaligh itu akan dibunuh. Akhirnya keduanya berhasil dalam khitanan tersebut, maka penduduk setempat berduyun-duyun masuk agama Islam.

Page 7: Kerajaan kerajaan di papua

6. Versi BacanKesultanan bacan di masa Sultan Muhammad al-Baqir lewat piagam kasiratan yang dicanangkan oleh peletak dasar Mamlakatul Mulukiyah atau Moloku Kie Raha (Empat Kerajaan Maluku: Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo) lewat walinya Jafar As-Shodiq (1250 M) melalui keturunannya ke seluruh penjuru negeri menyebarkan syiar Islam ke Sulawesi, Filipina, Kalimantan, Nusa Tenggara, Jawa, dan Papua. maka diduga kuat bahwa yang pertama menyebarkan Islam di Papua adalah Kesultanan Bacan sekitar pertengahan abad XV. Dan kemudian pada abad XVI barulah terbentuk kerajaan-kerajaan kecil di kepulauan Raja Ampat. 

7. Versi Tidore dan TernateSebuah catatan sejarah Kesultanan Tidore “Museum Memorial Kesultanan Tidore Sinyine Mallige” menulis pada tahun 1443 M Sultan Ibnu Mansur (Sultan Tidore X) bernama Sangaji Patani Sahmardan Dan Kapitan Waigeo bernama Kapitan Gurabesi memimpin ekspedisi kedaratan Tanah Besar (Papua). Ekspedisi yang terdiri dari satu armada kora-kora berangkat ke Tanah Besar melewati pulau-pulau seperti Patani, Gebe, Waigeo.Dalam dokumen sejarah tersebut disampaikan bahwa ekspedisi baginda Sultan berangkat dari Rum ibukota Kesultanan Tidore waktu itu, menuju Patani untuk selanjutnya ke Papua. di setiap tempat yang disinggahi, Sultan berkenan mengajarkan agama Islam dan mengangkat pemuda dari penduduk setempat menjadi pemimpin atas kaumnya dan diberi gelar Sangaji Kapita Lau, Gimalaha dan lain-lain. 

Page 8: Kerajaan kerajaan di papua

Kedatangan islam di papua

proses islamisasi tanah papua,terutama di daerah pesisir barat pada pertengahan abad ke-15,dipengaruhi oleh kerajaan kerajaan islam di Maluku(bacan,ternate dan tidore) hal ini di dukung karena faktor letaknya yang strategis,yang merupakan jalur perdagangan rempah-rempah (silk road) di dunia.

Page 9: Kerajaan kerajaan di papua

Pola Penyebaran Islam

Antara kedatangan Islam, terbentuknya masyarakat Muslim, lebih-lebih munculnya kerajaan-kerajaan Muslim, mengambil proses waktu berabad-abad. Demikian pula proses tersebut melalui bermacam-macam cara.

Secara garis besar proses penyebaran Islam dapat melalui berbagai saluran seperti: perdagangan, perkawinan, birokrasi pemerintahan, pendidikan, tasawuf, cabang-cabang kesenian dan lain-lain.

Pola penyebaran Islam di Tanah Papua, juga melalui beberapa saluran antara lain sebagai berikut:1. Saluran Perdagangan2. Saluran Sosial Kultural3. Saluran Politik4. Saluran Perkawinan5. Saluran Pendidikan

Page 10: Kerajaan kerajaan di papua
Page 11: Kerajaan kerajaan di papua

Kerajaan-kerajaan Islam di PapuaDi Tanah Papua pun berdiri kerajaan-kerajaan (petuanan) Islam mini yang di berikan otonomi oleh Kesultanan di Maluku. Kerajaan-kerajaan Islam mini ini terdapat di kepulauan Raja Ampat-Sorong dan Jazirah Bomberay (Fakfak dan Kaimana), yaitu:1. Kerajaan-kerajaan Islam di Kepulauan Raja AmpatKerajaan-kerajaan Islam di Kepulauan Raja Ampat terbagi dalam 4 kerajaan, yaitu: (1) Kerajaan Waigeo dengan pusat pemerintahannya di Weweyai, Pulau Waigeo(2) Kerajaan Salawati dengan pusatnya di Sailolof, pulau Salawatati Selatan; (3) Kerajaan Misool dengan pusatnya di Lilinta, Pulau Misool (4) Kerajaan Batanta.2. Kerajaan-kerajaan Islam di Wilayah Fakfak dan KaimanaKerajaan-kerajaan Islam di Kepulauan Raja Ampat terbagi dalam 9 kerajaan, yaitu: (1) Kerajaan Namatota (2) Kerajaan Komisi (3) Kerajaan Fatagar (4) Kerajaan Ati-Ati; (5) Kerajaan Rumbati(6) Kerajaan Pattipi (7) Kerajaan Sekar(8) Kerajaan Wertuar(9) Kerajaan Arguni.

Page 12: Kerajaan kerajaan di papua

Kerajaan Waigeo

Kerajaan Waigeo (marga Tafalas) adalah kerajaan di Raja Empat,dengan pusat kekuasaannya di Wewayai, pulau Waigeo.

Kabupaten Raja Ampat adalah salah satu kabupatendiprovinsi Papua Barat . Ibukota kabupaten ini terletak di Waisei.

Page 13: Kerajaan kerajaan di papua

Penguasa Kerajaan Penguasa Kerajaan Waigeo / Sailolof (sejak abad ke-16

bawahanKesultanan Ternate):• Gandżun (1900-1918)

Penguasa Kerajaan Misol (sejak abad ke-16 bawahan kerajaan Bacan):• Abd al-Majid {1872-1904)• Jamal ad-Din (1904-1945)• Bahar ad-Din Dekamboe (1945 – )

Penguasa Kerajaan Waigama (sejak abad ke-16 bawahan kerajaan Bacan):• Abd ar-Rahman (1872-1891)• Hasan (1891/1900-1916)• Syams ad-Din Tafalas (1916-1953)

Penguasa Kerajaan Salawati (sejak abad ke-16 bawahanKesultanan Ternate):• Abd al-Kasim (1873-1890)• Muhammad Amin (1900-1918)• Bahar ad-Din Arfan (1918-1935)• Abu’l-Kasim Arfan (1935-?)

Page 14: Kerajaan kerajaan di papua

 Pengaruh Agama Islam Dalam Kehidupan

Potret suasana keagamaan di daerah Papua sangat unik, karena di satu sisi agama Islam telah merupakan ”agama resmi” bagi kerajaan-kerajaan di kepulauan Raja Ampat, Semenanjung Onin dan di daerah Kowiai (Kaimana). Hal ini ditandai dengan raja dan keluarganya telah memeluk agama Islam, serta adanya institusi resmi yang berkaitan pengaturan kehidupan masyarakat. Pengaruh raja umumnya sangat besar dalam membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Akan tetapi di sisi lain tampak pengamalan ajaran Islam sebagian penduduk Papua masih kurang mendalam sehingga terjadi keadaan yang kontradiktif.Diterimanya Islam sebagai agama dan jalan hidup masyarakat Papua, maka pranata-pranata kehidupan sosial budaya memperoleh warna baru. Keadaan ini terjadi karena penerimaan mereka kepada Islam sebagai agama, tidak terlalu banyak mengubah nilai-nilai, kaidah-kaidah kemasyarakatan dan kebudayaan yang telah ada sebelumnya. Apa yang dibawa oleh Islam pada mulanya datangnya, hanyalah urusan-uruasan ‘ubudiyah (ibadat) dan tidak mengubah lembaga-lembaga dalam kehidupan masyarakat yang ada. Islam mengisi sesuatu dari aspek kultural mereka, karena sasaran utama dari pada penyebaran awal Islam hanya tertuju kepada soal iman dan kebenaran tauhid.

Page 15: Kerajaan kerajaan di papua

Keadaan sosial politik

keadaan sosial politik kerajaan di papua itu waktu bangsa Portugis masuk, Portugis langsung memihak dan membantu Papua,karena Portugis mengira Papua lebih kuat. Begitu pula bangsa Spanyol memihak Tidore akhirnya terjadilah peperangan antara dua bangsa kulit, untuk menyelesaikan, Paus turun tangan dan menciptakan Perjanjian Saragosa. sehingga mulai banyak penduduk yang mulai beragama nasrani dan merayakan hari besar umat nasrani sampe sekarang.

Page 16: Kerajaan kerajaan di papua

Keruntuhan Kerajaan-kerajaan di Papua

Penyebab runtuh kerajaan islam di Papua itu karena terjadinya pertentangan diantara keluarga kerajaan/bangsawan,kurangnya pemimpin yang berwibawa,masuknya kekuasaan baru (masuknya bangsa-bangsa Barat ke Indonesia) yang membawa agama nasrani ke indonesia 

Page 17: Kerajaan kerajaan di papua

Bukti-Bukti Peninggalan

1. Daerah Fakfak dan KaimanaDi daerah Fakfak dan Kimana terdapat bukti-bukti peninggalan penyebaran Islam, di antaranya ialah: terdapat tiga buah masjid tua, masing-masing Masjid Tunasgain di kampung Tunasgain, distrik Fakfak Timur, Masjid Tubirseram di pulau Tubirseram, dan Masjid Patimburak di kampung Ptimburak. Selain bukti masjid-masjid tersebut, terdapat juga bukti lain yaitu naskah kuno, Manuskrip yang berupa mushaf al-Qur’an yang ditulis di atas kulit kayu dan masih banyak yang lainnya. 

Page 18: Kerajaan kerajaan di papua

Masjid Patimburak 

Masjid Patimburak merupakan salah satu masjid tua peninggalan sejarah Islam di Papua. Masjid yang diberi nama Al-Yassin ini terletak di Patimburak, Distrik Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat.

Masjid Patimburak dibangun pada tahun 1870 oleh imam pribumi bernama Abuhari Kilian. Mengingat usia bangunan yang sudah tua, masjid tua ini sudah beberapa kali direnovasi. Namun, empat pilar penyangga bangunan masih asli.

Page 19: Kerajaan kerajaan di papua

Renovasi Masjid Patimburak

Page 20: Kerajaan kerajaan di papua

2. Daerah Raja AmpatDi daerah Raja Ampat terdapat bukti-bukti peninggalan penyebaran Islam, di antaranya ialah: Living Monument (masjid-masjid)

peninggalan yang sampai saat ditemukan kembali masih dipergunakan sesuai dengan fungsi semula.

Dead Monument (makam-makam Islam lama) peninggalan purbakala yang pada waktu ditemukan sudah tidak dipergunakan lagi sesuai dengan fungsi semula.

Page 21: Kerajaan kerajaan di papua

3. Kepulauan Mansinam ManokwariDi daerah Manokwari terdapat bukti-bukti peninggalan penyebaran Islam, di antaranya ialah: salinan manuskrip yang aslinya berbahasa Tidore kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. 

Page 22: Kerajaan kerajaan di papua

salinan manuskrip

Dalam naskah ini menceritakan bahwa utusan Sultan Tidore pada tanggal 18 Agustus 1812 M./17 Rajab 1217 H. yang bernama Dano Sech Muhammad Alting bersama adiknya bernama Dano Muhammad Hasan dan seorang penerjemah Tolowo Warwe bergelar Kasim Raja dari Sorong Dom beserta beberapa anak buah perahu Ternate mengunjungi pulau Mansinam-Manokwari. Kedatangan Sultan tidak disambut dengan ramah oleh penduduk setempat, tetapi setelah melalui dialog dengan kepala suku yang bernama Mayor Kerui Rumander, akhirnya ia memeluk Islam dan diikuti oleh beberapa anggota keluarganya. Dano Sech Muhammad Alting pulang ke Tidore, setelah anak lali-lakinya meninggal dan dikuburkan di pulau Mansinam, sedangkan istrinya meninggal dunia juga di Manokwari dan dimakamkan di Roudi bersama Hj. Boki Fatimah (istri Mayor Kuni Rumander). Kuni Rumander demi keselamatan dirinya, nama famnya (marga) diganti menjadi Rumbobiar.

Page 23: Kerajaan kerajaan di papua

Masjid Raya Al Akbar Sorong

Masjid Raya Al Akbar adalah sebuah masjid yang berada di kota Sorong, Papua Barat. Di komplek masjid ini juga terdapat ruang pertemuan yang bernama Al Akbar Convetion Center. Masjid ini merupakan masjid terbesar di Sorong dan selalu dipadati oleh jamaah Islam. Bangunan masjid ini terdiri dari dua lantai yang dominan bercat warna putih dan hijau. Bentuk kubah di masjid ini sangat khas karena berbentuk kubah yang berlekuk lima. Masjid ini mempunyai dua menara di samping kiri kanannya untuk menambah nuansa masjid pada umumnya.

Page 24: Kerajaan kerajaan di papua

Thank You!