Pakan Buatan Kerapu Macan

20
MANAJEMEN PENGGUNAAN PAKAN BUATAN PADA BUDIDAYA IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) Oleh: ANDIKA PRATAMA NRP. 49124110352 PROGRAM DIPLOMA IV

description

pakan buatan pada ikan kerapu macan

Transcript of Pakan Buatan Kerapu Macan

Page 1: Pakan Buatan Kerapu Macan

MANAJEMEN PENGGUNAAN PAKAN BUATAN PADA BUDIDAYA

IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus)

Oleh:

ANDIKA PRATAMA

NRP. 49124110352

PROGRAM DIPLOMA IV

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI AKUAKULTUR

JURUSAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERAIRAN

SEKOLAH TINGGI PERIKANAN

2015

Page 2: Pakan Buatan Kerapu Macan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan ikan yang habitat

hidupnya di karang dan di dasar perairan berbatu, berdiam diri di dalam lubang-lubang

untuk menunggu mangsa. Dapat hidup di air laut maupun air payau karena mempunyai

toleransi tinggi terhadap salinitas yaitu 15-35 ppt. Daerah penyebaran kerapu macan di

mulai dari Afrika Timur, Fasifik Barat Daya, Australia, Taiwan, Mikronesia, dan Polinesia.

Sedangkan di perairan Indonesia yang populasinya cukup banyak adalah perairan Sumatera,

Jawa, Sulawesi dan Pulau Buru (Mayunar; et.al.1991).

Kerapu macan mempunyai sifat hidup soliter, dimana hidupnya tidak bergerombol,

baik saat mencari makan maupun dalam keadaan bahaya. Namun pada saat akan memijah

kerapu macan akan bergerombol, ini terjadi beberapa hari sebelum bulan purnama penuh

pada malam hari. Di Indonesia, musim pemijahan ikan kerapu macan terjadi bulan Juli –

September dan November – Februari, terutama di Perairan Kepulauan Riau, Karimun Jawa

dan Irian Jaya. Dalam satu tahun musim pemijahan terjadi sebanyak 6-8 kali, sedangkan

pemijahan pertama (prespawning) terjadi 1-2 kali pemijahan dalam setahun (Basyarie, A.

1989).

Ikan Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) umumnya dikenal dengan istilah

“groupers” dan merupakan salah satu komoditas perikanan yang mempunyai peluang baik

dipasarkan domestik maupun pada internasional dan selain itu nilai jualnya cukup tinggi.

Ekspor ikan kerapu macan melaju pesat sebesar 350% yaitu dari 19 ton pada tahun 1987

menjadi 57 ton pada tahun 1988. Ikan Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)

mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan untuk dibudidayakan karena pertumbuhannya

cepat dan dapat diproduksi massal untuk melayani permintaan pasar ikan kerapu dalam

keadaan hidup. Berkembangnya pasaran ikan kerapu hidup karena adanya perubahan selera

konsumen dari ikan mati atau beku kepada ikan dalam keadaan hidup, telah mendorong

masyarakat untuk memenuhi permintaan pasar ikan kerapu melalui usaha budidaya

(Mayunar; et.al. 1991).

Budidaya ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) telah dilakukan

dibeberapa tempat di Indonesia, namun dalam proses pengembangannya masih menemui

kendala, karena keterbatasan benih. Selama ini para petani nelayan masih mengandalkan

benih alam yang sifatnya musiman. Namun sejak tahun 1993 ikan kerapu macan

Page 3: Pakan Buatan Kerapu Macan

(Epinephelus fuscoguttatus) sudah dapat dibenihkan, Balai Budidaya Laut Lampung sebagai

Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Perikanan, telah melakukan upaya untuk

menghasilkan benih melalui pembenihan buatan, manipulasi lingkungan dan penggunaan

hormon (Basyarie, A. 1989).

Dalam usaha budidaya ikan kerapu, salah satu cara yang diterapkan untuk

mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan produksi adalah memperbaiki mutu pakan

dengan membuat formulasi pakan yang harganya relatif murah. Protein diketahui sebagai

komponen nutrisi utama yang berperan dalam proses pertumbuhan ikan (Halver, 1976).

Kebutuhan protein untuk tiap jenis ikan adalah berbeda. Kebutuhan protein untuk jenis ikan

kerapu bebek, macan, dan lumpur adalah 47,8%–60% (Suwirya et al., 2004). Hal ini secara

langsung terkait dengan efisiensi pemanfaatan pakan oleh ikan yang pada akhirnya

menentukan efisiensi produksi.

1.2. Morfologi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)

Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai bentuk badan yang

pipih memanjang dan agak membulat (Mucharie, A; et.al. 1991). Mulut lebar dan di

dalamnya terdapat gigi kecil yang runcing (Kordi, 2001), menjelaskan bahwa rahang bawah

dan atas dilengkapi dengan gigi yang berderet 2 baris lancip dan kuat.

Gambar 1. Induk Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)

Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mempunyai jari-jari sirip yang keras

pada sirip punggung 11 buah, sirip dubur 3 buah, sirip dada 1 buah dan sirip perut 1 buah.

Jari-jari sirip yang lemah pada sirip puggung terdapat 15-16 buah, sirip dubur 8 buah, sirip

dada 17 buah dan sirip perut 5 buah. Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) memiliki

warna seperti sawo matang dengan tubuh bagian verikal agak putih. Pada permukaan tubuh

terdapat 4-6 pita vertical berwarna gelap serta terdapat noda berwarna merah seperti warna

Page 4: Pakan Buatan Kerapu Macan

sawo (Mucharie, A; et.al. 1991).

1.3. Klasifikasi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)

Menurut (Mucharie, A; et.al. 1991), menjelaskan bahwa kerapu macan (Epinephelus

fuscoguttatus) diklasifikasikan sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Class : Osteichtyes

Sub class : Actinopterigi

Ordo : Percomorphi

Sub ordo : Percoidea

Family : Serranidae

Sub family : Epinephelinae

Genus : Epinephelus

Spesies : Epinephelus fuscoguttatus

1.4. Habitat Ikan Kerapu Macan (Ephinepelus fuscoguttatus)

Adapun habitat ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) hidup diperairan

karang pantai dengan kedalaman 0,5 – 3 m, selanjutnya menginjak dewasa beruaya

keperairan yang lebih dalam antara 7 – 40 m, biasanya perpindahan ini berlansung pada

senja dan siang hari. Telur dan larva bersifat pelagis sedangkan kerapu muda dan dewasa

bersifat domersal. Habitat favorit larva dan kerapu macan muda adalah pantai dekat muara

sungai dengan dasar pasir berkarang yang banyak ditumbuhi padang lamun. Kebanyakan

ikan kerapu tinggal di terumbu karang dan sekitarnya, meskipun ada pula yang hidup di

pantai sekitar muara sungai. Kerapu besar biasanya ditemukan diperairan pantai yang

berlumpur di depan muara sungai (Mucharie, A; et.al. 1991).

1.5. Reproduksi Ikan Kerapu Macan (Ephinepelus fuscoguttatus)

Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) bersifat hermaprodit protogini yang

berarti setelah mencapai ukuran tertentu, akan berganti kelamin (change sex) dari betina

dewasa menjadi jantan. Perubahan jenis kelamin ini memerlukan dalam waktu cukup lama

dan terjadi secara alami. Biasanya perubahan kelamin terjadi ketika ikan mencapai berat 7

kg. (Sudjiharno, 2003).

Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) betina ketika akan memijah akan

mendekati ikan jantan. Bila waktu memijah tiba, ikan jantan dan ikan betina akan berenang

Page 5: Pakan Buatan Kerapu Macan

bersama- sama di permukaan air. Pemijahan biasanya terjadi pada malam hari pada saat

bulan gelap. Jumlah telur yang dihasilkan dalam satu kali pemijahan tergantung dari berat

tubuh ikan betina. Misalnya ikan yang beratnya 8 Kg dapat menghasilkan telur 1.500.000

telur. Telur yang telah dibuahi bersifat non adhesive yaitu telur yang satu tidak melekat

pada telur yang lainnya. Bentuk telur adalah bulat dan transparan dengan garis tengah

sekitar 0,80 – 0,85 mm. telur yang dibuahi akan menetas menjadi benih yang aktif berenang

(Sudjiharno, 2003).

1.6. Cara Makan dan Jenis Makanan Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)

Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) merupakan hewan karnifora yang

memangsa ikan-ikan kecil, kepiting, dan udang-udangan, sedangkan larva ikan kerapu

macan memangsa larva moluska. ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) bersifat

karnifora dan cenderung menangkap/memangsa yang aktif bergerak di dalam air

(Sudjiharno, 2003), ikan kerapu macan juga bersifat kanibal. Biasanya mulai terjadi saat

larva kerapu berumur 30 hari, dimana pada saat itu larva cenderung berkumpul di suatu

tempat dengan kepadatan tinggi.

Ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) mencari makan hingga menyergap

mangsa dari tempat persembunyiannya dengan cara makannya dengan memakan satu per

satu makanan yang diberikan sebelum makanan tersebut sampai ke dasar perairan

(Sudjiharno, 2003).

Page 6: Pakan Buatan Kerapu Macan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pakan untuk Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus)

Secara tradisional, pembesaran ikan kerapu menggunakan ikan rucah sebagai satu-

satunya sumber pakan. Mutu Ikan rucah dapat dibagi menjadi tiga kategori: baik, sedang

dan buruk menurut kriteria sebagai berikut:

• Baik: Segar dan nampak bercahaya

• Sedang: Warnanya kusam tetapi masih dalam bentuk utuh

• Buruk: Rusak, berbau busuk

Hanya ikan rucah yang berkualitas baik yang seharusnya diberikan pada ikan kerapu.

Biaya ikan rucah bervariasi di tiap negara dan sangat tergantung pada musim dan

jenis. Berikut ini disajikan beberapa acuan informasi biaya ikan rucah di beberapa negara:

• Indonesia: US$ 0.35 – 0.59/kg

• Thailand: US$ 0.20 – 0.28/kg

• Vietnam: US$ 0.19 – 0.45/kg

Biaya di atas hanya semacam acuan. Dalam banyak kasus, pembudidaya ikan kerapu

juga merupakan nelayan, sehingga bagi mereka biaya hasil tangkapan sampingan yang

dibuat ikan rucah hanya merupakan biaya peluang.

Gambar 2. Ikan rucah yang telah dipotong

Penggunaan ikan rucah seharusnya dikurangi, jika pakan hasil ramuan tersedia.

Namun demikian, pada banyak lokasi budidaya di wilayah Asia, pakan hasil ramuan masih

agak sulit dijangkau, dan karena itu ikan rucah merupakan satu-satunya sumber pakan yang

Page 7: Pakan Buatan Kerapu Macan

tersedia bagi pembudidaya ikan kerapu. Pemberian pakan ikan rucah untuk ikan kerapu

memerlukan beberapa pengolahan dasar, seperti mengeluarkan isi perut dan kepala ikan,

dan membersihkan semua kotoran. Jika ikan kerapu berukuran kecil, maka ikan pakan ini

harus pula dipotong-potong menjadi potongan yang kecil-kecil agar sesuai dengan bukaan

mulut ikan kerapu.

Untuk menanggulangi keterbatasan dan permasalahan yang berhubungan dengan

penggunaan ikan rucah untuk budidaya ikan kerapu, teknik baru dan lebih baik telah

dikembangkan. Teknik dimaksud berkaitan dengan penggunaan pakan hasil ramuan atau

lebih populer dikenal dengan istilah pakan buatan.

Pakan buatan terdiri dari dua tipe:

1. Pakan basah, yang dapat diproduksi di lokasi budidaya setempat, dan

2. Pellet yang diproduksi secara komersial, jadi harus dibeli dari pabrik pakan

2.2. Keuntungan Pakan Buatan

Kebanyakan pakan hasil ramuan memang lebih mahal dibandingkan dengan ikan

rucah, dan banyak pembudidaya ikan terkecoh dengan membandingkan secara langsung

harga per kilogram pakan. Padahal tidak seharusnya demikian, sebab ikan rucah segar

mengandung uap air sampai sekitar 75%, sedangkan pellet hanya kurang dari 10%. Bahan

kering pellet empat kali lebih banyak dari ikan rucah. Seharusnya cara yang tepat untuk

membandingkan dua tipe pakan tersebut adalah dengan menghitung jumlah dan biaya yang

dibutuhkan untuk menghasilkan pertambahan berat yang sama pada ikan yang dibudidaya,

yaitu dikenal dengan istilah rasio konversi pakan atau ’food conversion ratio’ (FCR).

FCR untuk ikan kerapu yang dikondisikan untuk mengkonsumsi pakan pellet kering

seharusnya lebih kecil dari 2:1. Artinya, ikan membutuhkan pakan pellet 1,5-2 kg untuk

setiap pertambahan berat badan 1 kg. Hal ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan

mengkonsumsi ikan rucah, yang FCR-nya bisa mencapai 6:1 bahkan lebih. Artinya, setiap

pertambahan berat badan 1 kg ikan kerapu harus mengkonsumsi 6 kg atau lebih ikan rucah.

Keuntungan secara ekonomi kedua akibat menggunakan pakan hasil ramuan adalah

ikan kerapu tumbuh lebih cepat dan lebih sehat dibandingkan dengan ikan yang diberi

pakan ikan rucah, karena pakan hasil ramuan mengandung nutrisi yang lengkap. Sebagai

contoh, hasil penelitian yang didanai ACIAR di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut,

Gondol, Indonesia, menunjukkan ikan kerapu bertumbuh 75% lebih cepat jika diberi pakan

hasil ramuan dibandingkan dengan yang diberi pakan ikan rucah.

Pakan hasil ramuan juga relatif kurang mencemari, karena stabilitas air lebih baik

dan kurangnya pakan yang terbuang. Jadi menjadikan lingkungan lebih baik untuk ikan

Page 8: Pakan Buatan Kerapu Macan

karena mengurangi permasalahan penyakit.

2.3. Jenis Pakan Buatan

2.3.1. Pakan Basah

Pembudidaya ikan di beberapa negara Asia membuat tempat pemeliharaan

didasarkan pada pakan basah untuk ikan laut. Pakan basah umumnya mengikuti formula

yang sudah ada, yang dikembangkan dari hasil penelitian perikanan atau budidaya dan

perkembangan otoritas di tiap negara, dan dimodifi kasi oleh pembudidaya ikan menurut

kebutuhannya, situasi usaha budidaya dan ketersediaan bahan baku. Pakan basah dapat

berupa pellet, bulat, dan lain-lain. Pellet basah mengandung stabilitas air yang lebih baik

dibandingkan dengan pakan basah lainnya, dan dapat diberikan kepada ikan kerapu dengan

cara menyebarkan ke karamba atau kolam. Untuk pakan basah dalam bentuk yang lain,

seperti bulat, paling baik menggunakan semacam penampan pakan untuk mengurangi

limbah pakan selama pemberian pakan.

Dua tabel berikut menunjukkan jumlah aktif vitamin dan trace mineral yang

dianjurkan dan seharusnya terkandung dalam vitamin dan mineral premixes yang digunakan

untuk pakan basah.

Ket.

1) Dapat diganti dengan 20 kg daging ikan ber-

mutu baik (65% protein kasar) dan tambahan

air untuk membentuk adonan.

2) Lemak dimasak/ekstrak.

3) Berat kering sebelum direbus.

4) Disarankan tapi tidak harus

Page 9: Pakan Buatan Kerapu Macan

Formulasi di atas mengandung komposisi nutrisi berikut untuk pakan basah.

Jenis perlatan yang dibutuhkan untuk membuat pakan sendiri di lokasi budidaya

tergantung pada volume pakan yang akan dibuat. Pada dasarnya ada tiga tahap:

Memperkecil ukuran bahan-bahan baku agar percampurannya efektif; mengaduk atau

mencampur bahan-bahan bakunya dalam satu adonan; dan membentuk adonan menjadi

bentuk danberukuran yang sesuai dengan ukuran ikan yang akan diberi pakan.

2.3.2. Pellet Kering

Dewasa ini pellet kering telah diproduksi secara komersil di beberapa negara di Asia

Tenggara oleh pabrik pakan. Pellet kering memberikan keuntungan seperti halnya pellet

basah, tetapi ada beberapa keuntung-an tambahan pellet kering yaitu:

• Suplai yang terjamin: Pellet kering komersil tersedia setiap tahun dan pembudidaya ikan

dapat memperolehnya secara mudah dan dapat dipercaya.

Page 10: Pakan Buatan Kerapu Macan

Gambar 3. Pellet kering untuk pembesaran ikan kerapu

• Daya simpan yang lebih lama: Pellet kering komersil dapat disimpan lebih lama

dibandingkan dengan ikan rucah atau pellet basah tanpa mengalami ketengikan.

Penyimpanan di tempat yang berventilasi baik, sejuk dan kering sangat penting untuk

mempertahankan kesegaran pakan.

• Lebih ramah lingkungan: Pellet kering biasanya memiliki stabilitas air yang tinggi,

sehingga nutriennya tidak mudah larut dalam kolom air. Oleh karena itu pakan pellet kurang

mencemari saat pemberian makanan.

Meskipun demikian, pellet kering memiliki kekurangan dibandingkan dengan tipe

pakan yang lain:

• Pellet mungkin belum tersedia di wilayah pedalaman, dan biaya transportasi akan menjadi

biaya tambahan.

• Kerapu, seperti ikan laut lainnya, harus dilatih untuk beralih ke pakan pellet. Ketika sudah

terbiasa, ikan-ikan tersebut tidak boleh diberi pakan ikan rucah lagi, karena memerlukan

waktu tambahan untuk mengalihkan mereka kembali ke pakan pellet. Selama masa

pembiasaan (mungkin selama beberapa minggu), aktivitas makan dan pertumbuhan ikan

akan menurun.

2.4. Aturan Pemberian Pakan

Untuk mendapatkan keuntungan maksimum, ikan harus dibesarkan sampai ukuran

komersil secepat mungkin. Untuk itu, hal yang terbaik adalah menerapkan teknik pemberian

pakan yang memaksimalkan pengambilan pakan oleh ikan budidaya, sehingga tercapai laju

pertumbuhan yang semaksimal mungkin. Patut diperhatikan bahwa tidak baik memberi

pakan secara berlebihan, karena mengakibatkan sebagian pakan terbuang percuma dan

menyebabkan masalah pencemaran air yang mungkin menimbulkan penyakit.

Dua aturan pemberian pakan yang baru-baru ini dikembangkan untuk ikan kerapu,

Page 11: Pakan Buatan Kerapu Macan

baik pakan ikan rucah maupun pellet kering yang dapat digunakan sebagai petunjuk,

walaupun pembudidaya ikan masih kurang pengetahuan dan pengalaman. Aturan dimaksud

disajikan pada dua tabel berikut menurut Sutarmat dkk. (2003).

Aturan pemberian pakan ikan rucah untuk ikan kerapu

Aturan pemberian pakan pellet kering untuk ikan kerapu

2.5. Waktu Pemberian Pakan dan Pembersihan Sisa Pakan

Benih kerapu dengan berat kurang dari 5-10 gram berat tubuh umumnya perlu diberi

pakan lebih dari tiga kali sehari untuk memaksimalkan pengambilan pakan dan

mempercepat pertumbuhan ikan. Semakin besar ukuran ikan, semakin kurang frekuensi

pemberian pakan, tanpa memberi pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan.

Jika ikan diberi makan dua kali setiap harinya, pemberian pakan harus dilakukan

pada pagi hari (subuh) dan petang. Untuk ikan yang diberi makan sekali sehari, lebih baik

dilakukan pada waktu petang sebelum matahari terbenam. Tidak baik memberi pakan pada

siang dan sebelum petang, karena sinar matahari yang terik. Pada waktu tersebut, ikan

kerapu cenderung beristirahat di dasar wadah pemeliharaan dan umumnya kurang aktif

makan.

Jika pembudidaya ikan menerapkan pemberian pakan sampai kenyang dan

mendistribusikan pakan secara merata, makahal ini akan mencegah ikan makan dengan

agresif dan dengan demikian mengurangi terbuangnya sisa pakan ke dasar wadah dan

Page 12: Pakan Buatan Kerapu Macan

memperkecil pencemaran. Hindari cara pemberian pakan dengan melemparkan begitu saja

sejumlah pakan baik ikan rucah atau pellet ke dalam wadah tanpa memeriksa kebiasaan

makan dari ikan-ikan tersebut karena akan banyak pakan yang keluar dari dasar karamba

dan menjadi limbah yang mencemari perairan sekitar.

2.6. Pengelolaan Pakan yang Baik

• Aturan dasar pertama – beri ikan pakan sampai kenyang, tetapi jangan berlebihan. Ketika

ikan-ikan berhanti makan, segera hentikan pemberian pakan.

• Pemberian pakan seharusnya didasarkan pada biomassa ikan dalam karamba atau kolam

dan gunakan tabel pemberian makan, tetapi hanya sebagai acuan.

• Pakan jangan ditebarkan sembarang hingga menumpuk di dalam karamba atau kolam,

tetapi sebaiknya diberikan sedikit demi sedikit dan disebarkan ke tempat dimana ikan

berada.

• Penggunaan produk obat-obatan seperti antibiotika dalam pakan harus dihindari. Jika

memang terpaksa harus digunakan, sebaiknya berdasarkan dosis dan anjuran dari instansi

perikanan setempat atau nasional yang berwewenang. Penggunaan pakan yang mengandung

obat-obatan harus segera dihentikan jika ikan telah sembuh.

• Pakan seharusnya diberikan menurut ukuran ikan, dan ukuran pellet sebaiknya semakin

besar dengan semakin bertumbuhnya ikan peliharaan. Perusahan pakan biasanya dapat

memberikan saran ukuran pellet yang sesuai untuk setiap kisaran ukuran ikan.

Page 13: Pakan Buatan Kerapu Macan

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1) Secara tradisional, pembesaran ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus)

menggunakan pakan ikan rucah. Namun, dewasa ini untuk budidaya ikan kerapu

macan telah menggunakan pakan buatan yang dianggap lebih efektif.

2) Keuntungan menggunakan pakan buatan ialah ikan kerapu tumbuh lebih cepat dan

lebih sehat dibandingkan dengan ikan yang diberi pakan ikan rucah, karena pakan

hasil ramuan mengandung nutrisi yang lengkap.

3.2. Saran

Sebaiknya dalam pemberian pakan buatan hendaknya memperhatikan kebutuhan

ikan yang dibudidayakan. Jangan memberi pakan secara berlebihan, karena mengakibatkan

sebagian pakan terbuang percuma dan menyebabkan masalah pencemaran air yang mungkin

menimbulkan penyakit.

Page 14: Pakan Buatan Kerapu Macan

DAFTAR PUSTAKA

Basyarie, A. 1989. Pengendalian hama dan penyakit ikan. Sub balai penelitian budidaya

pantai. Bojonegoro.

Ghaufran, M. 2001. Usaha Pembesaran Ikan Kerapu di Tambak. Kanisius. Yokyakarta.

Mayunar, P.T. Imanto, S. Diani, dan T. Yokohama. 1991 Pemijahan Ikan Kerapu Macan, (Ephinepelus fuscoguttatus). Bul. Pen. Perikanan (terbitan Khusus). 15 hal.

Murtidjo, B. A. 2002. Budidaya Ikan Kerapu Dalam Tambak. Kanisius. Yokyakarta.

Mucharie, A. Sapriatna. T. Ahmad, dan kohno. 1991. Pepeliharaan Larva Kerapu Macan, (Ephinepelus fuscoguttatus).pen. Perikanan. (terbitan Khusus).

Sudjiharno, 2003. Perkembangan Usaha Budidaya Kerapu di Keramba Jaring Apung di Wilayah lampung.

Sutarmat, T., Ismi, S., Hanafi , A. and Kawahara, S. 2003. Manual for Humpback Grouper

Culture (Cromileptes altivelis) in Floating Net Cages. Gondol Research Institute for

Mariculture and Japan International Cooperation Agency, Bali, Indonesia.