packstone 50 - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME |...

10
61 Sampel lain yang mewakili mikrofasies ini adalah D 34 D, merupakan batugamping packstone, klastik, terpilah buruk, kemas terbuka, disusun oleh butiran (50%), terdiri dari fragmen fosil berupa alga, foraminifera kecil plankton (?) pecahan moluska (bivalvia (?), mineral kuarsa, dan mineral opak, dengan ukuran <0.2mm->2.5mm berbentuk menyudut tanggung-membundar tanggung, porositas berupa porositas moldic, intergranular (lihat foto 4.4). Kenampakan sayatan sampel ini juga hampir serupa dengan sampel PR 1.1 berupa pecahan echinoidea , pecahan moluska dan juga pecahan foraminifera besar, pemilahan buruk yang merupakan penciri dari sistem pengendapan dengan energi sedang-tinggi dan juga terdapatnya detritus pecahan mineral berupa mineral kuarsa yang merupakan penciri adanya suplai sedimen dari daratan. Foto 4.5 Sayatan sampel D 34 D, merupakan batugamping packstone, tersusun atas pecahan echinoid (d8,e3,c2,e4), pecahan bivalvia (a6-e7), foraminifera besar (b4-5), detritus kuarsa (d2,c3,d4), matriks berupa mikrit dan spar (berwarna kecoklatan pada nicol bersilang) dan juga semen berupa blocky kalsit ferroan (berwarna keunguan-kebiruan, e2,e1, d3), dan non ferroan (merah, b1, d2) P1 1 mm 1mm // - Nikol X - Nikol

Transcript of packstone 50 - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME |...

Page 1: packstone 50 - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME | …digilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08Hasil pengamatan petrografis pada sampel D 23 ... Mikritisasi

61

Sampel lain yang mewakili mikrofasies ini adalah D 34 D, merupakan batugamping

packstone, klastik, terpilah buruk, kemas terbuka, disusun oleh butiran (50%), terdiri dari

fragmen fosil berupa alga, foraminifera kecil plankton (?) pecahan moluska (bivalvia (?),

mineral kuarsa, dan mineral opak, dengan ukuran <0.2mm->2.5mm berbentuk menyudut

tanggung-membundar tanggung, porositas berupa porositas moldic, intergranular (lihat foto

4.4). Kenampakan sayatan sampel ini juga hampir serupa dengan sampel PR 1.1 berupa

pecahan echinoidea , pecahan moluska dan juga pecahan foraminifera besar, pemilahan buruk

yang merupakan penciri dari sistem pengendapan dengan energi sedang-tinggi dan juga

terdapatnya detritus pecahan mineral berupa mineral kuarsa yang merupakan penciri adanya

suplai sedimen dari daratan.

Foto 4.5 Sayatan sampel D 34 D, merupakan batugamping packstone, tersusun atas pecahan echinoid

(d8,e3,c2,e4), pecahan bivalvia (a6-e7), foraminifera besar (b4-5), detritus kuarsa (d2,c3,d4), matriks

berupa mikrit dan spar (berwarna kecoklatan pada nicol bersilang) dan juga semen berupa blocky

kalsit ferroan (berwarna keunguan-kebiruan, e2,e1, d3), dan non ferroan (merah, b1, d2)

P11 mm 1mm

// - Nikol X - Nikol

Page 2: packstone 50 - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME | …digilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08Hasil pengamatan petrografis pada sampel D 23 ... Mikritisasi

62

Kenampakan sampel lainnya yang termasuk dalam mikrofasies ini (lihat lampiran D,

deskripsi sayatan petrografis fasies: D3, D1, D30b, D32 e ) menunjukkan karakteristik yang

sama yaitu berupa batugamping packstone-grainstone dengan pemilhan buruk dan fragmen

bervariasi berupa dominasi koral dan alga, dan juga adanya detritus berupa mineral kuarsa

dan mineral lain sebagai bentuk adanya suplai sedimen dari daratan. Dominasi koral dan alga,

pecahan cangkang (moluska), dan adanya detritus mineral dari daratan menunjukkan bahwa

fasies ini diendapkan pada lingkungan dekat dengan daratan (daerah back reef) . Hal ini

didukung juga oleh adanya bukti bahwa adanya kelimpahan foraminifera besar dan bila

mengacu pada klasifikasi mikrofasies Wilson, 1975 maka mikrofasies ini termasuk dalam

zona lagoon open circulation (Wilson, 1975, lihat gambar 4.4).

4.2.2 Mikrofasies Alga- Foraminifera Mudstone-Wackestone

Mikrofasies ini dijumpai pada pertemuan aliran S. Lebak Koneng bagian selatan

dengan aliran S.Cikaramat (lihat lampiran F-2, peta lintasan (PR 3.16, PR 3.15) dan peta

persebaran data mikrofasies pada lampiran F-4 dan F-5). Singkapan yang ditemui pada

daerah ini berupa singkapan batugamping bioklastik, berwarna putih keabuan, kondisi

singkapan segar-agak lapuk, tidak menunjukkan adanya perlapisan, komposisi penyusun

berupa dominasi matriks lumpur karbonat berwarna putih keabuan, dan juga fragmen

penyusun berupa pecahan cangkang moluska, foraminifera, dan cangkang bioklastik lainnya,

permeabilitas buruk, porositas buruk.

Foto 4.6 Singkapan batugamping mudstone-wackestone yang berada di daerah S.Cikaramat (

A) , terlihat adanya cetakan fosil pada singkapan (B).

Pengambilan sampel dilakukan di 6 titik lokasi (D6, D23, D10, D12, D16, D18).

Sampel yang didapat berupa batugamping mudstone-wackestone (lihat lampiran D,deskripsi

sayatan petrografis fasies).

A B U T

Page 3: packstone 50 - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME | …digilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08Hasil pengamatan petrografis pada sampel D 23 ... Mikritisasi

63

Hasil pengamatan petrografis pada sampel D 23 (foto 4.7), didapat batugamping

wackestone, klastik, terpilah sedang-baik, kemas terbuka, disusun oleh butiran terdiri dari

fragmen fosil berupa alga, foraminifera besar, pecahan koral dan mineral detritus berupa

kuarsa dan mineral opak, berbentuk menyudut tanggung-membundar tanggung, dengan

matriks berupa mikrit dan spar dengan porositas berupa interpartikel dan moldic. Pemilahan

yang didapat dari pengamatan sampel D 23 berupa pemilahan sedang-baik menunjukkan

energi pengendapan yang rendah-sedang (berada dibawah normal wave base, lihat gambar

4.4) dan adanya detritus kuarsa menunjukkan bahwa pertumbuhan batugamping ini juga

mendapat pengaruh dari suplai sedimen dari daratan.

Foto 4.7 Sayatan batugamping koral-alga wackestone, terlihat komposisi penyusun berupa alga yang

memanjang B8-E5, foramnifera besar (a4-a8) dan koral (b1-e3), matriks berupa mikrit dan spar

(berwarna coklat keabuan), detritus kuarsa (c8)

Hasil pengamatan sayatan dengan kode D.6 (foto 4.8) didapat batugamping

wackestone, klastik, terpilah sedang, kemas terbuka, disusun oleh butiran (25%), terdiri dari

fragmen fosil berupa alga, pecahan formanifera planktonik, pecahan moluska (bivalvia (?),

detritus mineral kuarsa dan mineral opak, dengan ukuran lempung-pasir sedang (<0.1mm-

2.5 mm), berbentuk menyudut tanggung-membundar tanggung, matriks berupa mikrit dan

P11 mm 1mm

// - Nikol X - Nikol

Page 4: packstone 50 - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME | …digilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08Hasil pengamatan petrografis pada sampel D 23 ... Mikritisasi

64

spar dan porositas berupa porositas interpartikel dan moldic. Pemilahan sedang menunjukkan

energi pengendapan dari batugamping yang rendah-sedang (dibawah normal wave base) dan

adanya detritus pecahan mineral berupa mineral kuarsa yang merupakan penciri adanya

suplai sedimen dari daratan.

Foto 4.8 Sayatan batugamping alga wackestone, terlihat komposisi penyusun berupa alga yang

memanjang (a2-c2), pecahan moluska (a1-a3,b7), detritus mineral kuarsa (b6,a6,c7), matriks berupa

mikrit dan spar (berwarna coklat keabuan)

Analisa dari sampel lain (lihat lampiran D, deskirpsi sayatan petrografi: D10, D12,

D16, D18,PR 3.15) yang merupakan mikrofasies mudstone-wackestone menunjukkan

karakteristik yang sama yaitu dominasi matriks (mud), fragmen didominasi oleh alga,

foraminifera kecil planktonik, dan foraminifera besar seperti Spiroclypeus sp, Lepidocylclina

sp., dan juga koral menunjukkan bahwa pengendapan mikrofasies ini berada pada wilayah

back reef. Pemilahan yang sedang-baik yang menunjukkan kondisi energi pengendapan dari

sedang-rendah (dibawah normal wave base), dan adanya detritus berupa mineral kuarsa

menunjukkan bahwa pertumbuhan dan pengendapan batugamping mendapat pengaruh dari

suplai sedimen dari daratan.

P11 mm 1mm

// - Nikol X - Nikol

Page 5: packstone 50 - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME | …digilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08Hasil pengamatan petrografis pada sampel D 23 ... Mikritisasi

65

4.3 Lingkungan Pengendapan Batugamping Formasi Cimapag

Lingkungan pengndapan dari Batugamping Formasi Cimapag berdasarkan

karakteristik tekstur yang bervariasi dari (mudstone-grainstone), komposisi penyusun

fragmen fosil berupa alga, koral, foraminifera bentonik , foraminifera besar Spiroclypeus sp.,

Lepidocylina sp. pechan cangkang (moluska) adalah shelf lagoonal open circulation (Wilson,

1975, lihat gambar 4.4) pada back reef ( Carozzi et al., 1976). Lingkungan pengendapan yang

lebih dekat ke daratan didukung oleh bukti adanya detritus berupa detritus mineral berupa

kuarsa yang berasal dari suplai sedimentasi daratan.

4.4 Diagenesa Batugamping Formasi Cimapag

Diagenesis adalah proses kimiawi maupun fisika yang terjadi setelah proses

sedimentasi pada batuan, perubahan ini tidak termasuk perubahan yang disebabkan oleh

perubahan suhu dan tekanan (metamorfisme) (Scholle dan Ulmer-Scholle, 2003). Proses

diagenesis ini dikontrol oleh perubahan dalam sedimentasi oleh karena burial, kondisi

pembebanan (waktu burial, kedalam maksimum dari burial, aktifitas tektonik (tekanan dan

gaya) dan juga keadaan air formasi (air konat). Diagenesis dapat mempengaruhi karakteristik

primer dari batugamping, dan juga dapat dipergunakan sebagai petunjuk perubahan

lingkungan pengendapan (naik turun muka air laut) dari batugamping.

Proses diagenesis (tidak dibahas secara mendetil pada laporan penelitian ini) terdiri

dari :

Mikritisasi mikrobial

Mikritisasi mikrobial adalah proses perubahan pecahan makhluk hidup (bioklast) oleh

mikroorganisme berupa alga, jamur atau bakteri. Hasil perubahan ini berupa material yang

lebih halus yang dinamakan mikrit.

Neomorfisme

Neomorfisme adalah proses penggantian dan rekristalisasi dimana terjadi perubahan

mineralogi. Perubahan yang dimasud disini adalah perubahan bentuk kristal dengan

komposisi kimia yang sama ataupun perubahan mineralogi baik secara bentuk dan komposisi

kimia (replacement), contoh penggantian cangkang aragonit dan semen oleh kalsit

(calcitization) (Tucker, 1991).

Page 6: packstone 50 - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME | …digilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08Hasil pengamatan petrografis pada sampel D 23 ... Mikritisasi

66

Pelarutan

Proses ini terjadi akibat adanya kontak air meteorik dengan batugamping. Topografi

hasil bentukan pelarutan batugamping seringkali dikenal dengan nama karst. proses ini dapat

terjadi pada dasar laut dan selama deep burial. Menurut Scholle dan Ulmer-Scholle (2003),

pelarutan merupakan proses pencucian mineral yang tidak stabil membentuk porositas

sekunder, seperti vug dan gua.

Kompaksi

Proses kompaksi terdiri dari 2 jenis yaitu kompaksi mekanis akibat dari persentuhan

butiran satu dengan yang lain akibat meningkatnya pembebanan, dan kompaksi kimiawi,

akibat dari pelarutan yang terjadi pada butiran dan mengakibatkan persentuhan.

Dolomitisasi

Dolomitisasi adalah proses penggantian mineral kalsit (CaCO3) menjadi mineral

dolomit (CaMg(CO3)2) akibat adanya kontak batugamping dengan air yang kaya magnesium

pada batuan karbonat.

Lingkungan diagenesis tidak selalu sama dengan lingkungan pengendapan

batugamping, hal ini disebabkan oleh karena proses diagenesis akan tetap berlangsung

walaupun pertumbuhan batugamping telah berhenti, sehingga dapat dismpulkan bahwa

lingkungan diagenesis akan terus berlangsung seiring berjalannya waktu (Longman, 1980).

Berikut adalah pembagian lingkungan diagenesis (lihat gambar 4.6) :

1. Zona Marine Phreatic

2. Zona Mixing

3. Zona Meteoric

Phreatic

4. Zona Meteoric Vadose

5. Zona Burial

Gambar 4.6 Lingkungan Diagenesa (Longman, 1980).

Page 7: packstone 50 - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME | …digilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08Hasil pengamatan petrografis pada sampel D 23 ... Mikritisasi

67

Lingkungan diagenesis daerah penelitian terdiri dari 3 lingkungan diagenesis yaitu marine

phreatic, meteroic phreatic dan juga lingkungan mixing

4.4.1 Lingkungan Marine Phreatic

Proses diagenesa marine phreatic terjadi ketika seluruh pori dan fragmen telah

terendam air laut. Proses ini sangat ditentukan oleh naik turunnya muka air laut. Lingkungan

diagenesis ini dibagi menjadi 3 (Tucker dan Wrights, 1980) yaitu zona marine phreatic aktif

yang memiliki suplai air dan sirkulasi air yang baik sehingga proses diagenesis yang meliputi

pengisina pori dan sementasi lebih intensif, contohnya pada lingkungan reef dan sand shoals,

stagnant marine phreatic dengan kondisi sirkulasi air yang kurang baik seperti pada

lingkungan lagoon, dan marine vadose yaitu kondisi sementasi yang terbentuk akibat proses

evaporasi dari air laut pada lingkungan tidal flat dan pantai.

Kehadiran mikritisasi mikroba dan semen mikrit (foto 4.10) dan juga bentuk semen

berupa semen fibrous cement (foto 4.9) menandakan pada daerah penelitian pernah berada

pada lingkungan diagenesa stagnant marine phreatic.

P1 (x- Nikol) P2 (x – Nikol) 0 0,5 mm 0 0,2 mm

Foto 4.9 Semen berupa high ferroan calcite dengan bentuk fibrous (anak panah hitam)

Page 8: packstone 50 - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME | …digilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08Hasil pengamatan petrografis pada sampel D 23 ... Mikritisasi

68

Foto 4.10 Hasil proses diagenesis berupa mikritisasi mikrobial, terlihat fosil foraminifera kecil sudah

mulai ter”mikrit”kan (b7, d1), dan terlihat dominasi mikrit (berwarna keabuan)

4.4.2 Lingkungan Meteoric Phreatic

Lingkungan ini terletak diantara zona vadose dan zona mixed marine phreatic-

freshwater. Semua pori pada zona ini diisi oleh air meteorik yang mengandung karbonat

terlarut. Lingkungan yang terbentuk pada zona ini dicirikan oleh proses neomorfisme butir

yang diikuti atau tanpa diikuti sementasi kalsit yang intensif. Ciri khas lain yang terjadi pada

batuan karbonat akibat dari proses diagenesis adalah Proses neomorfisme menyebabkan

mikrit berubah menjadi mikrospar dan pseudospar. Proses neomorfisme juga menyebabkan

aragonite dan Mg calcite terubah menjadi kalsit (berubah dalam bentuk dan ukuran kristal).

Semen yang dominan pada lingkungan meteoric phreatic adalah kalsit dengan

kandungan Mg yang rendah. Morfologi semen pada lingkungan ini adalah isopachus dan

blocky (Scholle dan Ulmer-Scholle, 2003)

P11 mm 1mm

// - Nikol X - Nikol

Page 9: packstone 50 - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME | …digilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08Hasil pengamatan petrografis pada sampel D 23 ... Mikritisasi

69

Hasil dari proses diagenesis didaerah ini adalah berupa semen berbentuk blocky (lihat

foto 4.9)

P1 (x- Nikol) P2 (x – Nikol) 0 0,5 mm 0 0,2 mm

Foto 4.11 Semen berbentuk blocky (berwarna kemerahan (kalsit non ferroan) c5, kiri), berwarna kebiru keunguan (kalsit ferroan) a6, kanan)

4.4.3 Lingkungan Mixing

Proses diagenesa yang terjadi pada lingkungan yang terletak diantara marine phreatic

dan freshwater phreatic yang ditandai dengan lingkungan dengan keadaaan air yang payau.

Ciri khas dari lingkungan ini antara lain sedikitnya jumlah semen karena kecilnya ruang

antara zona freshwater dengan marine phreatic.

Bentukan semen dari proses mixing ini adalah proses dolomitisasi yang merupakan

proses penggantian kalsit menjadi dolomit. Proses ini dikontrol oleh faktor iklim dan juga

perubahan muka air laut.

Page 10: packstone 50 - Perpustakaan Digital ITB - WELCOME | …digilib.itb.ac.id/files/disk1/453/jbptitbpp-gdl... ·  · 2016-06-08Hasil pengamatan petrografis pada sampel D 23 ... Mikritisasi

70

P1 (x- Nikol) P2 (x – Nikol) 0 0,5 mm 0 0,2 mm

Foto 4.12 Dolomit (berwarna putih keabuan, c6, kanan) sebagai bentukan semen dari zona mixing