BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital...

48
13 BAB II TINJAUAN LITERATUR Pembangunan secara massal, dibutuhkan ketika terjadi peningkatan permintaan di masyarakat. Peningkatan tersebut dapat terjadi akibat lonjakan pertumbuhan penduduk, atau ketika terjadi bencana sehingga dibutuhkan rekonstruksi pemukiman penduduk. Sistem pembangunan perumahan secara massal, salah satunya dilakukan melalui sistem industrialisasi atau sistem produksi komponen secara massal. Pembangunan rumah dalam jumlah besar membutuhkan komponen bangunan yang banyak, maka metoda pendekatan dalam industrialisasi diperlukan sistem membangun dengan teknik prefabrikasi dengan tujuan bahwa memproduksi komponen-komponen bangunan secara massal dengan harga murah dan mutu terkontrol. 2. 1. Pembangunan Secara Massal Melalui Industrialisasi Sistem pembangunan massal dapat dilakukan melalui sistem industrialisasi komponen-komponen bangunan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation) mendefinisikan industrialisasi bangunan sebagai suatu kontinuitas produksi yang menunjukkan arus permintaan yang stabil, adanya standarisasi, dibutuhkan integrasi dari tahap-tahap proses konstruksi yang berbeda, derajat organisasi kerja yang tinggi, sedapat mungkin mekanisasi untuk menggantikan buruh manual, dan dibutuhkan penelitian dan eksperimen yang terintegrasi dengan produksi. (Ural, 1980) Sementara menurut Terner (1972) industrialisasi adalah proses produksi secara terus menerus yang menerapkan metoda dan teknik produksi yang sesuai dengan kondisi ekonomi tertentu. Pada dasarnya industrialisasi adalah masalah ekonomi, dan merupakan suatu proses yang sering mengacu pada produksi secara massal dengan hasil akhir berupa produk barang. Dalam cara tradisional produk barang

Transcript of BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital...

Page 1: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

13

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Pembangunan secara massal, dibutuhkan ketika terjadi peningkatan permintaan di

masyarakat. Peningkatan tersebut dapat terjadi akibat lonjakan pertumbuhan

penduduk, atau ketika terjadi bencana sehingga dibutuhkan rekonstruksi

pemukiman penduduk. Sistem pembangunan perumahan secara massal, salah

satunya dilakukan melalui sistem industrialisasi atau sistem produksi komponen

secara massal.

Pembangunan rumah dalam jumlah besar membutuhkan komponen bangunan

yang banyak, maka metoda pendekatan dalam industrialisasi diperlukan sistem

membangun dengan teknik prefabrikasi dengan tujuan bahwa memproduksi

komponen-komponen bangunan secara massal dengan harga murah dan mutu

terkontrol.

2. 1. Pembangunan Secara Massal Melalui Industrialisasi

Sistem pembangunan massal dapat dilakukan melalui sistem industrialisasi

komponen-komponen bangunan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nation)

mendefinisikan industrialisasi bangunan sebagai suatu kontinuitas produksi yang

menunjukkan arus permintaan yang stabil, adanya standarisasi, dibutuhkan

integrasi dari tahap-tahap proses konstruksi yang berbeda, derajat organisasi kerja

yang tinggi, sedapat mungkin mekanisasi untuk menggantikan buruh manual, dan

dibutuhkan penelitian dan eksperimen yang terintegrasi dengan produksi. (Ural,

1980)

Sementara menurut Terner (1972) industrialisasi adalah proses produksi secara

terus menerus yang menerapkan metoda dan teknik produksi yang sesuai dengan

kondisi ekonomi tertentu. Pada dasarnya industrialisasi adalah masalah ekonomi,

dan merupakan suatu proses yang sering mengacu pada produksi secara massal

dengan hasil akhir berupa produk barang. Dalam cara tradisional produk barang

Page 2: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

14

tersebut biasa dibuat dengan tangan dan secara individual. Dalam memproduk

barang dalam jumlah besar dibutuhkan proses yang baru, yang mecakup :

1. Standarisasi produk akhir

2. Spesialisasi tenaga kerja

3. Konsentrasi produksi, pengadaan dan pemasaran

4. Mekanisasi atau otomatisasi proses produksi

Industrialisasi tidak selalu dikerjakan di pabrik atau lokasi lain yang berbeda dari

lokasi pembangunan rumah atau bangunan, akan tetapi industrialisasi dapat

dipraktekkan di lokasi konstruksi oleh kontraktor/pembangun yang volume

pekerjaan per tahunnya kecil. Kontraktor kecil ini biasanya berpartisipasi dalam

industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss, pintu,

dinding precast, plat lantai precast dan lain-lain.

Menurut Testa (1969) industrialisasi pada proses konstruksi mengadopsi sistem-

sistem bangunan (systems building). Dengan cara ini proses pembangunan secara

tradisional digantikan dengan metoda baru yaitu metoda konstruksi kering (dry

construction). Industrialisasi tidak hanya fokus pada satu operasi saja, akan tetapi

mencakup keseluruhan proses konstruksi mulai dari tahap perencanaan hingga

pelaksanaan di lapangan.

Sistem industrialisasi perumahan dapat diklasifikasikan dalam cara perakitan

yaitu:

1. Monolithic Units (Boxes)

Unit monolitik biasanya merupakan elemen volumetrik hasil pabrikan dengan

finishing yang bermutu tinggi dan waktu pendirian relatif singkat. Unit

monolitik ini biasanya berbentuk kubus (box) dan dapat berupa satu hunian

lengkap atau kamar dengan empat atau enam sisi. Pada dasarnya, kubus (box)

terbatas daya tempuhnya karena berat dan besar.

Page 3: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

15

Gambar 7. Monolithic Unit

Sumber : Handbook of Housing System for Designers and Developers (Cutler, 1974)

2. Total System (Panel)

Berbentuk lempengan-lempengan besar atau unit-unit panel, tidak dibuat

dalam bentuk kubus tetapi kadang cukup besar ukurannya untuk menampung

satu dinding utuh, partisi, lantai, dan bagian substansial dari lantai dan atap.

Panel-panel ini dibuat di pabrik dan dirakit di lokasi.

Gambar 8 Total System

Sumber : Handbook of Housing System for Designers and Developers (Cutler, 1974)

Page 4: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

16

3. Structural (Frames)

Sistem struktural pada dasarnya terdiri dari bagian rangka bangunan, misalnya

kolom dan balok, yang diproduksi di luar lokasi tapi dirakit di lokasi

konstruksi. Ke dalam rangka-rangka ini dimasukkan unit-unit pengisi,

misalnya dinding, partisi, lantai, langit-langit dan atap. Keuntungan dari

sistem ini adalah pengurangan pekerjaan di lokasi, hanya ada kegiatan

perakitan komponen saja. Kerugiannya adalah penggunaan joint dan material

yang banyak akan cenderung menyulitkan, menaikkan biaya, dan tidak

menjamin adanya privasi antar unit hunian.

Gambar 9 Structural

Sumber : Handbook of Housing System for Designers and Developers (Cutler, 1974)

4. Teknik Konstruksi Khusus

Karakteristik dari teknik ini adalah konstruksi on-site dengan menggunakan

mesin-mesin dan metoda tertentu, biasanya beton curah.

Page 5: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

17

Gambar 10 Teknik Konstruksi Khusus

Sumber : Handbook of Housing System for Designers and Developers (Cutler, 1974)

5. Komponen

Industrialisasi produksi material dan komponen tidak lebih dari rasionalisasi

dan penggunaan koordinasi modular serta teknik perakitan pada teknologi

tradisional. Pengecualiannya adalah pada pengelompokan unit-unit yang telah

diproduksi sebelumnya, didistribusikan secara terpisah, pemisahan sebagian

besar produksi ke pabrik, dan penggunaan material baru.

Gambar 11 Komponen

Sumber : Handbook of Housing System for Designers and Developers (Cutler, 1974)

Page 6: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

18

Pengklasifikasian sistem tersebut dimaksudkan untuk memberikan pemahaman

terhadap substansi, dan untuk kepentingan evaluasi. Dalam systems building

proses evaluasi bergantung pada sejumlah besar parameter yang meliputi aspek

struktural dan aspek lain, misalnya sifat arsitektural, proses industrialisasi yang

digunakan, dan masalah transportasi, ereksi dan aspek sosial ekonomi.

Menurut Ural (1980) parameter yang menyangkut aspek transportasi adalah

kemudahan pengepakan, ekonomis, tidak memerlukan peralatan khusus, dan lain-

lain. Sementara dari aspek ereksi adalah memiliki bobot yang ringan untuk

kemudahan handling, tidak memerlukan peralatan khusus, cepat, dan tidak

memerlukan banyak tenaga kerja di lapangan. Parameter dari aspek industrialisasi

dan struktural adalah memiliki jumlah komponen sedikit, mempunyai sistem yang

terintegrasi, penggunaan peralatan yang sederhana serta memiliki durabilitas yang

tinggi.

Sistem industrialisasi dapat pula diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

1. Industrialisasi Sistem Tertutup (closed system)

Sistem ini disebut juga model approach atau building system yaitu dimana

standarisasi terjadi pada tahap akhir dari proses produksi, yaitu pada

bangunannya. Tipologi pada skala bangunan didesain untuk jenis fungsi

tertentu, sehingga elemen-elemen khusus didesain dan diproduksi hanya untuk

itu saja. Sistem ini memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Bangunan dibangun dalam suatu sistem dimana bagian-bagian atau

komponen-komponen sejenis tidak dapat saling dipertukarkan

b. Komponen-komponen bangunan diproduksi oleh satu produsen dengan

mengambil inisiatif sendiri untuk melemparkan satu atau beberapa tipe

bangunan ke pasar (industry sponsored system).

Page 7: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

19

Gambar 12. Closed System

Sumber : Systems Building and Construction Modulaires (Testa, 1969)

2. Industrialisasi Sistem Terbuka (open system)

Yaitu suatu sistem dimana rangkaian proses produksi, komersialisasi dan

konstruksi berasal dari beberapa industri independen, menggunakan

komponen-komponen bangunan yang dapat dirakit di lapangan tanpa masalah.

Sistem ini cenderung dapat menghasilkan tipologi bangunan yang bervariasi.

Karakteristiknya adalah sebagai berikut:

a. Bangunan dibangun dalam suatu sistem, dimana bagian-bagian komponen-

komponen sejenis dapat saling dipertukarkan, karena itu dapat dirakit

dalam konfigurasi dan menghasilkan banyak varian

b. Komponen-komponen bangunan dapat diproduksi oleh beberapa

perusahaan dengan suatu sistem yang sama, sehingga tercipta pasaran

terbuka. Diperlukan suatu normalisasi atau standarisasi harga.

Keuntungan dari open system adalah kebebasan dalam melakukan penukaran

komponen dari produksi dan teknologi yang berbeda. Kelemahan dari open system

adalah :

a. Bentuk dan dimensi komponen mempengaruhi desain connection

b. Elemen dari sistem yang berbeda biarpun sudah mengikuti koordinasi modular

tidak akan dapat disambung bila tidak menggunakan teknologi yang sama.

Page 8: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

20

Gambar 13. Open System

Sumber: Systems Building and Construction Modulaires (Testa, 1969)

Industrialisasi pada bangunan menciptakan suatu situasi baru yaitu rancangan

bangunan harus dapat mengimbangi prosedur manufaktur komponen dan

perakitannya. Menurut Koncz (1970) produksi massal hanya dapat dicapai bila

unit- unit komponen dari berbagai tipe dimanufaktur dalam jumlah besar, dan

untuk mencapainya tiap unit harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Dapat digunakan pada bangunan yang memiliki bermacam fungsi

contoh : unit dinding untuk bangunan industri dan dapat pula dipakai untuk

communal building

2. Dapat dipergunakan untuk berbagai kegunaan, contoh : sebagai atap dan

sebagai unit dinding

3. Untuk bangunan yang hanya memiliki satu fungsi saja tapi memiliki berbagai

macam ukuran dapat dilakukan produksi massal, dengan kombinasi berbagai

cetakan, dengan menggunakan metoda manufaktur yang sama untuk setiap

unit yang dibutuhkan.

4. Setiap komponen harus dapat dimanufaktur dengan mesin dan mudah untuk

ditangani dan dipindahkan

5. Kemungkinan untuk disimpan (storage) untuk menjamin keberlangsungan

produksi.

Page 9: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

21

2.2. Sistem Panel

Dalam Construction of Lower Cost Housing (Ural, 1980) disebutkan bahwa

sistem panel merupakan salah satu sistem yang digunakan dalam industrialisasi

perumahan. Sistem panel sendiri dapat didefinisikan sebagai sistem struktur yang

mendukung bebannya melalui lembaran ukuran besar, yang dapat berupa lantai

dalam ukuran besar dan atau dinding. Panel terbuat dari berbagai jenis bahan dan

berbagai jenis bentuk, serta didirikan pada lokasi untuk membentuk unit finalnya.

Sistem panel diklasifikasikan menjadi beberapa sistem berdasarkan beratnya,

yaitu :

1. Lightweight panels, misalnya rangka kayu, papercore, atau plastik

2. Medium weight panel system, misalnya beton ringan atau material komposit

3. Heavyweight panel system, misalnya panel beton bertulang

Keuntungan dari penggunaan sistem panel, terutama medium lightweight panel

adalah dapat meningkatkan produktivitas di lapangan dan mempersingkat waktu

pemasangan unit-unit bangunan. Hasilnya adalah paket-paket pekerjaan yang

lebih ekonomis.

Alasan utama pemilihan penggunaan sistem panel pada konstruksi adalah :

1. Harga material tetap (fixed price of material)

2. Penyelesaian yang lebih cepat

3. Menyederhanakan pengadaan barang

4. Mengurangi masa konstruksi

5. Pengembalian modal yang lebih cepat

6. Lebih mudah

7. Kualitas yang lebih baik

8. Pengurangan pada investasi peralatan

9. Mengurangi kemungkinan pencurian material.

Page 10: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

22

2.3. Sistem Prefabrikasi

Pada pembangunan dalam jumlah besar yang membutuhkan komponen dalam

jumlah banyak, maka metoda pendekatan dalam industrialisasi diperlukan sistem

membangun dengan teknik prefabrikasi dengan tujuan untuk memproduksi

komponen bangunan secara massal dengan harga murah dan mutu terkontrol.

Prefabrikasi sendiri terdiri dari kata “fabricate” yang berarti menyediakan

material menurut proses manufaktur dengan properti yang spesifik termasuk

dimensi, density, bentuk, konduktivitas, dan lain sebagainya. Pada prakteknya,

“prefabrication” berarti proses manufaktur dari bagian komponen bangunan

sebelum dirakit di lapangan. Teknik prefabrikasi dapat digunakan untuk beragam

aplikasi konstruksi mulai dari direksi kit hingga bangunan-bangunan besar.(Hui

dan Or, 2005)

Pengertian prefabrikasi menurut Habraken (1972) adalah tidak lebih daripada

pembuatan komponen-komponen di suatu tempat dan memasangnya di tempat

lain, dan bukan berarti mekanisasi atau diproduksi dengan mesin. Prefabrikasi

tidak selalu untuk mempercepat produksi, dan pengurangan biaya; karena biaya

transportasi dan tingkat presisi yang tinggi serta pekerjaan persiapan yang tepat

menjadi penting untuk keberhasilan, dapat menaikkan harga. Keberhasilan metoda

tergantung pada kombinasi dari faktor-faktor lokal, ekonomi, dan tenaga kerja

setempat. Asal muasal prefabrikasi adalah bahwa pekerjaan dapat dikerjakan

secara lebih cepat dan mudah di workshop daripada di lokasi.

Metoda konstruksi yang memakai komponen prefabrikasi disebut konstruksi

prefabrikasi. Ciri-ciri dari konstruksi prefabrikasi adalah :

1. Dibatasi oleh proses handling dan transportasi

2. Komponen yang telah dimanufaktur, harus dirakit dengan presisi

3. Komponen prefabrikasi haruslah sudah terdiri dari berbagai finishing,

surfacing, pintu dan jendela.

Page 11: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

23

Sementara menurut Sam C.M. Hui dan George K.C.Or (2005), keuntungan

konstruksi prefabrikasi dapat ditinjau dari empat aspek, yaitu :

1. Implikasi Biaya (Cost Implication)

Proses pembuatan komponen bangunan di luar lokasi (off site) dapat

menurunkan resiko terjadinya pekerjaan yang rumit di lapangan. Penghematan

biaya yang didapat dari setiap tingkatan suplai konstruksi cukup signifikan,

dan dengan pengendalian waktu yang baik, dapat memberikan pengembalian

investasi yang cepat pada klien.

2. Pengendalian Waktu (Time Control)

Berdasarkan pengalaman, prefabrikasi dapat mengurangi masa konstruksi.

Dalam hubungannya dengan manajemen proyek dan jadwal pekerjaan

keseluruhan, prefabrikasi dapat mengurangi hambatan dan halangan yang

terjadi selama proses konstruksi. Hal ini dapat membantu mengurangi waktu

yang dibutuhkan untuk pemasangan, site testing, dan comissioning.

3. Site Management

Prefabrikasi dapat meningkatkan aktivitas di lapangan dan manajemen

lapangan karena jumlah buruh dan material yang di tangani di lapangan jauh

lebih sedikit. Dengan prefabrikasi, masalah-masalah lain yang berhubungan

dengan pekerjaan pada site, misalnya keselamatan dan kesehatan kerja,

kebakaran, asuransi tenaga kerja, dan lingkungan kerja yang ketat; dapat

dikurangi atau dihilangkan.

4. Pengawasan Kualitas (Quality Control)

Prefabrikasi berarti perakitan tidak dilakukan di site, melainkan di pabrik

untuk meningkatkan kualitas dan kecakapan kerja (workmanship).

2.4. Sistem Sambungan (Joint)

Sistem joint yang digunakan harus memiliki beberapa fungsi, yaitu :

1. Mengasimilasikan perbedaan volume komponen dan perubahan struktural

dalam bangunan akibat gempa atau pergerakan

2. Menahan angin dan cuaca

3. Menahan panas

Page 12: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

24

4. Bersama dengan komponen membentuk efek estetika

Jenis sistem sambungan antar komponen adalah :

1. Cor setempat (wet joint)

Sistem sambungan ini dapat memberikan sifat monolitik pada komponen

terutama komponen precast dan dapat mereduksi ketidaktepatan ukuran

komponen. Akan tetapi sistem ini membutuhkan waktu agar dapat

memberikan kekuatan penuh dan tidak menguntungkan apabila dipakai pada

sambungan dengan jumlah yang banyak

2. Baut dan las

Sambungan ini tidak dapat memberikan sifat monolitik pada komponen,

terutama komponen pracetak, akan tetapi dapat mempersingkat waktu

konstruksi hingga 40 % jika dibandingkan dengan cor setempat,

membutuhkan tingkat toleransi yang rendah serta memerlukan ketepatan

dalam manufaktur dan pemasangan.

3. Pra tegang

Sifat monolitik dicapai dengan penggunaan sistem sambungan ini, seperti

halnya wet joint. Cocok digunakan pada struktur bentang besar, memerlukan

tingkat toleransi yang rendah dan ketelitian dalam pembuatan dan

pemasangan.

(Darwin, 2000)

2.5. Material

Menurut Frick (1999) untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan oleh

penggunaan bahan dan buangannya, bahan yang dipilih harus mempertimbangkan

hal-hal sebagai berikut :

1. Berpengaruh positif terhadap kesehatan dan kenyamanan penghuni

2. Penggunaan energi yang hemat

3. Pencemaran lingkungan yang sedikit, dengan perhatian kepada :

a. Bahan yang dapat digunakan kembali atau bertambah kembali

b. Keseimbangan antara bahan bangunan dan daya upaya

Page 13: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

25

c. Sumber bahan bangunan dan pengolahan dari daerah setempat

d. Tidak mengalami perubahan alam (transformasi) yang tidak dapat

dikembalikan ke alam.

2.5.1. Beton Beton adalah campuran yang terdiri dari tiga material yaitu semen, air dan agregat

(pasir dan kerikil). Semen berfungsi sebagai perekat yaitu menghubungkan biji

pasir atau kerikil dan mengisi lubang-lubang diantaranya. Tambahan air baru

memungkinkan pengikatan dan pengerasan dari perekatan.

Gambar 14. Komposisi Beton Sumber : www.pca.org, 2008

Semen Portland berfungsi sebagai bahan pengikat hidrolis. Pada pembangunan

biasanya digunakan kelas dan mutu beton sebagai berikut :

Tabel 1. Pembagian Kelas dan Mutu Beton Sumber : Ilmu Bahan Bangunan ( Frick, 1999)

Page 14: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

26

1. Beton Kelas I adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan non-struktural. Untuk

pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian khusus. Pengawasan mutu hanya

dibatasi pada pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan

terhadap kekuatan tekan tidak disyaratkan pemeriksaan.

2. Beton kelas II adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural secara

umum. Pelaksanaan memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di

bawah pimpinan tenaga ahli.

3. Beton kelas III adalah beton untuk pekerjaan-pekerjaan struktural dimana

dipakai mutu beton dengan kekuatan tekan karakteristik yang lebih tinggi dari

225 kg/m2. Pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan

di bawah pimpinan tenaga ahli.

Sifat beton dipengaruhi oleh faktor-faktor :

1. Kualitas semen

2. Dengan kenaikan mutu beton maka tegangan yang diperbolehkan atas

ketahanan terhadap air meningkat

3. Perbandingan campuran semen portland, bahan tambahan dan air

4. Agregat campuran halus dan kasar

5. Cara mencampur komponen

6. Agregat kasar (kerikil atau batu pecahan)

7. Cara pengecoran

8. Ketelitian pekerjaan perawatan

9. Umur beton

10. Suhu udara waktu mencampur dan waktu pengerasan beton.

2.5.2. Beton Bertulang Serat Kaca Dalam Specification for Manufacture, Curing and Testing of GRC Products,

(2006), Fiber Reinforced Concrete (FRC) adalah beton yang mengandung

material serat yang dapat meningkatkan integritas strukturalnya. Beton ini

mengandung serat-serat pendek yang disebarkan secara merata dan berorientasi

acak. Serat yang dapat digunakan adalah serat baja, serat kaca, serat sintetis dan

Page 15: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

27

serat alami. Ketiga serat ini memberikan karakter berbeda pada fibre reinforced

concrete melalui jenis beton yang beragam, material serat, geometri, penyebaran,

orientasi dan berat jenisnya. Sejak tahun 1960an, baja, kaca (GFRC) dan serat

sintetis seperti polypropylene mulai digunakan pada beton, dan penelitian untuk

menemukan beton berserat terus berlanjut.

Serat digunakan pada beton untuk mengontrol retakan akibat susut plastis dan

retak akibat susut kering. Serat juga mengurangi permeabilitas beton dan

mengurangi bleeding yang dapat terjadi. Beberapa jenis serat menghasilkan

pengaruh yang lebih besar, abrasi dan ketahanan beton terhadap daya hancur.

Penambahan kekuatan dengan serat kaca telah terbukti lebih ekonomis dan solusi

yang secara teknologi paling memungkinkan.

Glassfiber reinforced concrete (GRC) adalah salah satu jenis beton bertulang serat

dan terbuat dari fine grained concrete (matriks beton) dan diberi perkuatan serat

yang terdistribusi secara merata ke seluruh volume beton atau bagian-bagian

tertentu. Kolaborasi dari beton dan serat dipastikan melalui ikatan sepanjang

permukaannya, memberikan sebuah daerah kontak serat-beton yang besar, yang

dapat berkisar antara 10,000 – 50,000 m2 tergantung pada aplikasinya. Hal ini

menghasilkan sifat baru dari material GRC.

GRC memiliki sifat proses yang baik, dapat dicetak dalam beragam bentuk,

memiliki kekuatan tekuk yang tinggi, tahan terhadap tumbukan, elastis, tahan

terhadap retak, tahan air dan apabila diperlukan dapat diberikan berbagai finishing

dekoratif. Beton bertulang serat kaca bersifat ringan, mudah untuk dipelihara,

murah dalam hal pemasangan dan transportasi, memiliki tingkat permiabilitas

rendah, dan dapat mengurangi beban pada bearing structure.

Page 16: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

28

Gambar 15. Jenis Serat Kaca Sumber : www.grca.co.uk, 2008

A. Klasifikasi

Struktur GRC dapat terbuat dari jenis tulangan sebagai berikut :

1. Tulangan serat, dimana struktur hanya diberi perkuatan berupa lembaran-

lembaran serat kaca yang disebar secara merata pada komponen atau bagian-

bagiannya.

2. Tulangan kombinasi, dimana produk tersebut diberi perkuatan dengan

tulangan baja dan lembaran serat kaca yang disebar secara merata sepanjang

isi atau bagian dari komponen

B. Material Pembentuk GRC

Proses pembuatan GRC dibagi menjadi dua yaitu dengan disemprot (spray) atau

dengan adukan biasa (premix). GRC terdiri dari beberapa material pembentuk,

komponen utamanya adalah semen. Komponen lainnya adalah serat kaca anti

alkali, air, agregat halus, admixture, dan acrylic polymer. Berikut diuraikan

mengenai ketentuan bahan-bahan yang digunakan.

1. Serat Kaca Anti Alkali (Alkali-Resistant Glass Fibres)

Serat kaca haruslah berupa filamen serat yang anti alkali yang dikembangkan

dan diformulasikan agar memiliki simpanan kekuatan yang tinggi terhadap

lingkungan semen yang bersifat hidrolis. Serat kaca haruslah memiliki kadar

Page 17: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

29

ZrO2 sebanyak 16 % dari keseluruhan berat, serta harus memiliki simpanan

kekuatan minimum sebanyak 300Mpa.

2. Semen

Semen yang digunakan adalah semen portland biasa dan harus disimpan

dengan benar dan kering agar terhindar dari kerusakan.

3. Agregat Halus

Agregat halus atau pasir harus dicuci dan dikeringkan untuk menghilangkan

material yang larut dan memberikan kontrol akurat pada perbandingan air-

semen. Bentuk partikel agregat haruslah bundar atau tidak beraturan dan

memiliki permukaan yang halus tanpa ada lubang-lubang. Untuk GRC yang

disemprot, maksimum ukuran partikel adalah 1.2 mm dan untuk premix GRC

ukuran partikel maksimum adalah 2.4 mm. Pemberian pasir pada campuran

tidak boleh lebih dari 50% dari berat keseluruhan campuran dan perbandingan

pasir : semen adalah 1:2.

4. Air

Air harus bersih dan bebas dari material yang merusak.

5. Admixtures

Admixtures dapat diberikan pada campuran ini berdasarkan standar yang

berlaku. Penggunaan superplasticiser dianjurkan untuk menjaga air kadar air

tetap minimum tanpa kehilangan karakteristik dari komposit tersebut.

6. Pigmen

Penggunaan pigmen untuk mewarnai GRC harus beberapa memperhatikan

ketentuan, yaitu :

a. Tidak membahayakan kekuatan GRC

b. Stabil pada suhu tinggi

c. Anti Ultra Violet (UV) dan anti-alkali

Page 18: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

30

2.6. Sistem Prefabrikasi di Indonesia

Prefabrikasi di dunia dalam perkembangannya telah mengenal banyak sistem,

antara lain Jespersen System di tahun 1960-an yang menggunakan frame yang

terbuat dari panel dinding beton precast. Panel – panel ini menahan beban dari

atap dan lantai precast. Sistem lain adalah The 5M System yang mengandalkan

fleksibilitas rancangan lay-out dan kemampuan pengaplikasian oleh arsitek lokal

dan pembangun. Sistem ini berdasarkan grid 20 inch dan seluruh komponen

standar didasari oleh kemampuan untuk diangkat oleh 2 orang. (Hilgeman, 2004)

Gambar 16. Jesepersen System

Sumber : A Prefabricated Framing and Enclosure System : Economy, Flexibility, and Applications (Hilgeman, 2004)

Tabel 2. Spesifikasi GRC Sumber : www.grca.co.uk , 2008

Page 19: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

31

Sementara di Indonesia sendiri penelitian mengenai sistem prefabrikasi belum

banyak dilakukan. Penelitian dan pengembangan sistem prefabrikasi ini mulai

gencar dilakukan setelah terjadi lonjakan permintaan perumahan akibat terjadinya

bencana alam. Beberapa pengembangan sistem prefabrikasi yang telah dilakukan

adalah RISHA oleh Pusat Penelitian Pengembangan Perumahan, Smart Modula

oleh ATMI, dan Solusi Rumah oleh PT. Holcim Indonesia, Tbk.

Perkembangan sistem prefabrikasi di Indonesia kemudian dikelompokkan menjadi

dua kelompok, yang diuraikan sebagai berikut:

2.6.1. Sistem Rangka – Panel

2.6.1.1. Smart Modula

Rumah prefabrikasi Smart Modula diciptakan oleh ATMI (Akademi Teknik

Mesin Industri) Surakarta pada tahun 2004. Untuk membantu warga di Provinsi

Nanggroe Aceh Darussalam, pada Mei 2005 ATMI telah membangun lebih dari

1.700 unit bangunan.

Gagasan awalnya, mengutip desain-desain rumah sederhana yang pernah

dikembangkan di Amerika Latin yang banyak menggunakan konstruksi kayu, atau

Eropa yang menggunakan konsep container house, seperti banyak ditemukan di

pertambangan-pertambangan. Ide rumah container menarik karena amat praktis

dan kuat. Untuk itu, prototipe rumah model container mulai dikembangkan oleh

ATMI.

Struktur dasar terbuat dari logam. Bentuk dasar menggunakan sistem modular

(terdiri dari modul-modul yang dapat ditambahkan). Kekuatan utama diletakkan

pada struktur kolom dan pilar baja. Kolom dan pilar baja itu diikat dengan sistem

ikatan baut yang masih memungkinkan gerakan terkontrol sehingga gaya tekanan

horizontal maupun vertikal bisa diredam secara signifikan.

Page 20: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

32

Gambar 17. Rumah Smart Modula

Sumber : www.atmi.ac.id, 2004 Perakitan dapat dilakukan dalam waktu satu minggu, serta tidak diperlukan tenaga

ahli untuk membangunnya. Harga untuk rumah Smart Modula adalah Rp 1,5 juta

per meter persegi terpasang untuk rumah standar. Dengan demikian, harga satu

rumah Smart Modula tipe 36 adalah Rp 54 juta.

Gambar 18. Denah Rumah Smart Modula Sumber : www.atmi.ac.id, 2004

Page 21: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

33

Spesifikasi dari rumah Smart Modula ini adalah :

1. Pondasi

Pondasi setempat berbentuk umpak. Lubang untuk fondasi dibuat di setiap

titik fondasi. Di kedalaman 50 cm, tanah dikeraskan dengan tenaga manusia.

Pondasi terbuat dari beton dengan campuran PC : Pasir : Kerikil = 1:3:5

Ukuran pondasi setempat adalah:

Dasar : 50 x 50 cm, tinggi 50 cm, atas 26 x 26 cm. Di atas permukaan pondasi

dipasang base plate yang menghubungkan pondasi dengan kolom dan sloof.

Gambar 19. Pemasangan Pondasi dan lantai

Sumber : www.atmi.ac.id, 2004

2. Lantai

Dapat dibuat dengan macam-macam bahan sesuai dengan keinginan. Untuk

rumah tempat tinggal biasanya dipasang keramik. Untuk bangunan sederhana

hanya dihaluskan dengan semen saja.

3. Rangka Bangunan

Balok atau beam terbuat dari baja light lips channel C150 dengan kekuatan

tarik 300 N/mm2. Ketebalan proses galvanisasi 120 micron. Finishing bisa

dengan menggunakan cat. Kolom terbuat dari baja hollow square 75 x 75 x 3

dengan kekuatan tarik 300 N/mm2. Ketebalan proses galvanisasi 90 micron.

Finishing bisa dengan menggunakan cat. Di bagian atas rangka bangunan,

dipasang penguat di setiap sudutnya.

Page 22: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

34

Gambar 20. Rangka Bangunan Sumber : www.atmi.ac.id, 2004

4. Rangka Atap

Kuda-kuda terbuat dari Zincalume profil C75 x 40 x 1. Sistem rangka atap

tidak menggunakan gording dan kasau. Reng langsung dipasang di atas kuda-

kuda. Reng terbuat dari metal sheet zincalume yang dibuat profile top span

dengan tebal 0,6 mm. Setiap kuda-kuda dipasang 10 reng. Reng

disambungkan ke kuda-kuda dengan self tapping screws 10. Ikatan angin

terbuat dari Zincalume C75 x 40 x 1. Baut penyambung bagian kuda-kuda

adalah self tapping screws 8.

          

 Gambar 21. Rangka Atap

Sumber : www.atmi.ac.id, 2004   5. Atap

Terbuat dari Zincalume tebal 0,35 mm dan berat 3,08 kg/m2. Atap Zincalume

terbuat dari 43,5% seng, 55% aluminium, 1,5% silikon. Atap Zincalume

dipasang di atas reng dengan self tapping screws 12. Nok terbuat dari

Page 23: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

35

galvalume 0,35 yang dipasang di bagian paling atas atap dengan baut

penyambung self tapping screws 12. Teritisan bangunan selebar 60 cm.

Apabila diinginkan, teritisan bisa diperlebar.

6. Dinding

Dinding yang dipakai adalah dinding prefabrikasi. Dinding ini terbuat dari

campuran styro-foam, semen, dan cellubond dengan penutup luar superata

tebal 3 mm. Di bagian atas dan bawah dinding, dipasang wall list terbuat dari

galvalume 0,35 mm dengan male-female profile. Dinding dipasang ke rangka

bangunan dengan bantuan U wall clamp 44x40x1 yang dicat anti karat. U wall

clamp disambungkan ke rangka bangunan dengan self tapping screws 12.

Antar dinding disambungkan dengan bantuan H-plate 44x80x1 yang dicat.

Gunungan (bagian paling atas dari dinding yang menutup kuda-kuda paling

luar) terbuat dari Calsiboard 3 mm.

Gambar 22. Dinding dan Kusen Sumber : www.atmi.ac.id, 2004

7. Pintu-Jendela

Rangka dan daun pintu dapat dipilih dari kayu, pvc, pelat, atau aluminium.

Rangka dan daun jendela juga terdapat alternatif yang sama. Di tengah daun

jendela terdapat kaca 3 mm. Rangka pintu dan jendela dipasangkan ke dinding

dengan bantuan H-plate.

Page 24: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

36

8. Instalasi ME

Kerangka bangunan dan dinding Smart Modula dapat mendukung instalasi

listrik, pipa, dan AC sehingga pemasangan asesori rumah dengan mudah

dibuat sesuai dengan kehendak pemilik bangunan.

2.6.1.2.RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat )

RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) yang dikembangkan oleh Pusat

Penelitian Pengembangan Pemukiman Departemen Pekerjaan Umum. RISHA

adalah suatu teknologi konstruksi sistem pracetak untuk bangunan sederhana atau

rumah sederhana sehat (RSH).

Teknologi RISHA dilatarbelakangi perubahan – perubahan yang terjadi pada

rumah yang disediakan oleh pengembang. Akibat dari perubahan tersebut

sejumlah bahan bangunan harus dibuang tanpa dapat dimanfaatkan lagi dan tidak

memiliki nilai jual. Efeknya adalah inefisiensi pada pembangunan perumahan.

(Sabaruddin, 2006)

Gambar 23. Desain RISHA yang Adaptif terhadap Bentuk Arsitektur Setempat

Sumber : Membangun RISHA: Rumah Instan Sederhana Sehat (Sabaruddin, 2006)

Page 25: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

37

Kelebihan dari teknologi RISHA adalah :

1. Komponen RISHA mengikuti prinsip lego sehingga memakai sistem rakit

dalam pemasangannya

2. Jumlah komponen RISHA sedikit sehingga mudah dirakit dan dibongkar

pasang

3. Kemudahan dalam membongkar pasang memungkinkan untuk berpindah

lokasi atau perubahan pada tampaknya

4. Tidak diperlukan pengecoran sama sekali

5. Pembangunan dapat dilakukan dalam waktu singkat dan menurunkan biaya

konstruksi

6. Padat karya karena produksi komponen dapat dilakukan oleh UKM

7. Struktur RISHA telah diuji terhadap resiko gempa sampai dengan zona 6

8. Risha dapat dibangun di atas berbagai jenis lahan, akan tetapi untuk tanah

lunak jenis pondasi harus disesuaikan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (Kimpraswil, 2002)

Gambar 24. Denah RIT dan Denah Tipe 36

Page 26: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

38

1) Komponen Bangunan RISHA

A. Sistem Sambungan

Seluruh komponen RISHA dihubungkan dengan baut dan pelat. Jenis baut yang

digunakan adalah baut galvanis dengan berbagai ukuran. Untuk sistem sambungan

struktural digunakan baut berdiameter 14 mm. Sambungan antara panel struktur

dan panel pengisi (arsitektural) menggunakan baut berdiameter 10 mm.

Komponen-komponen yang tidak dapat dihubungkan langsung oleh baut bisa

menggunakan sistem kancing. Sistem kancing tersebut menggunakan pelat baja

dengan tebal 3 mm. Pelat diberi lapisan galvanis dengan proses hot deep sehingga

bisa lebih tahan lama.

B. Panel

Terdiri dari panel struktur dan panel partisi. Panel struktur terdiri dari panel

Struktur 1 (P1), panel struktur 2 (P2) dan panel simpul.

Gambar 25. Panel Struktur RISHA

Sumber : Membangun RISHA: Rumah Instan Sederhana Sehat (Sabaruddin, 2006)

Panel Struktur 1 (P1) digunakan sebagai kolom, balok, pondasi, sloof dan rangka

kuda-kuda. Dapat juga digunakan sebagai meja dan kursi taman serta infrastruktur

lingkungan lainnya.

Sementara Panel Struktur 2 (P2) berfungsi sebagai pendukung panel struktur P1,

yaitu sebagai kolom, balok, pondasi dan rangka kuda-kuda. Panel Simpul

berfungsi sebagai penghubung antar panel pada sambungan sloof dengan kolom,

kolom dengan balok serta balok dengan kuda-kuda.

Page 27: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

39

Panel partisi terdiri dari rangka yang terbuat dari bahan berbasis kayu, baja atau

alumunium, yang ditutup dengan lembaran masif kedap air. Panel partisi terdiri

dari panel partisi dinding dan partisi pintu dan jendela.

C. Kamar Mandi

Kamar mandi bersifat knock down dan terbuat dari bahan fiber. Terdapat dua

bagian utama yaitu kapsul bagian atas dan kapsul bagian bawah. Sebagai

pendukung terdapat pintu dan bak mandi.

Kapsul bagian bawah terdiri dari kloset jongkok, bak mandi, tempat sabun, floor

drain, lantai bahan fiber dengan pola lantai keramik. Seluruh komponen dibuat

menyatu kecuali bak mandi yang dibuat terpisah. Tebal dinding kapsul bagian

bawah minimal 3 mm, dengan lantai minimal 7,5 mm dan bak mandi 3 mm.

Kapsul bagian atas terdiri dari lubang ventilasi yang dapat digunakan untuk vent

dan tangki air. Terdapat juga gantungan lampu. Kapsul bagian atas seluruhnya

diberi bahan fiber dengan ketebalan 3 mm, termasuk ketebalan tangki air.

Komponen pintu terdiri dari engsel kupu-kupu, pegangan kunci pintu, dan

gantungan baju. Pintu memiliki ketebalan 3 mm dan terbuat dari bahan fiber.

Setiap komponen harus dilengkapi komponen pengait jika menggunakan alat

pengangkut saat perakitan.

Gambar 26. Panel Partisi Sumber : Membangun RISHA: Rumah Instan Sederhana Sehat (Sabaruddin, 2006)

Page 28: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

40

Gambar 27. Kapsul Kamar Mandi

Sumber : Membangun RISHA: Rumah Instan Sederhana Sehat (Sabaruddin, 2006)

D. Atap

Atap RISHA menggunakan sistem kuda-kuda yang terbentuk dari komponen P1,

P2, dan simpul, ditambah dengan komponen kaki kuda-kuda. P1 berfungsi

sebagai balok makelar, P2 berfungsi sebagai ikatan angin. Pada prinsipnya kuda-

kuda terbuat dari balok berukuran minimal 5/10 dengan panjang 4 m dan pada

bagian tumpuan kuda-kuda diberi klos atau perata beban dari bahan yang sama.

Bahan kuda-kuda terbuat dari kayu kelas II. Dapat juga digunakan baja,

alumunium, atau bahan lain yang setara dengan kayu kelas II. Penutup atap dapat

menggunakan bahan seperti asbes gelombang, panel gelombang berbasis semen,

sirap dan penutup atap lain yang berbobot ringan.

Page 29: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

41

Gambar 28. Kuda-kuda Sistem RISHA

Sumber : Membangun RISHA: Rumah Instan Sederhana Sehat (Sabaruddin, 2006)

E. Lantai

Bahan lantai menggunakan sistem blok, yang merupakan kombinasi antara model

jenis lantai PC abu-abu dan lantai blok sehingga mudah dibongkar pasang. Tidak

diperlukan adukan, hanya urugan pasir. Ukuran lantai 20 cm x 20 cm dengan tebal

5 cm.

Page 30: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

42

Gambar 29. Lantai Sistem RISHA Sumber : Membangun RISHA: Rumah Instan Sederhana Sehat (Sabaruddin, 2006)

2.6.1.3.Rumah Jl. Rebab (Rumah Prefabrikasi dengan Menggunakan Dinding Panel Bambu Plaster Pracetak oleh Pusat Penelitian Pengembangan Pemukiman)

Prototipe untuk rumah prefabrikasi dengan dinding panel bambu plaster pracetak

dibangun pada tahun 1993, di Jl. Rebab - Bandung. Pengembangan sistem

prefabrikasi dengan dinding bambu plaster pracetak diharapkan dapat

menghasilkan cara-cara penerapan konstruksi panel pracetak yang sesuai dengan

sistem koordinasi modular untuk mencapai kecepatan pelaksanaan, efisiensi dan

memenuhi standar keamanan dan kenyamanan.

Page 31: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

43

Gambar 30. Denah Rumah Jl. Rebab

1. Bahan

Bahan yang digunakan pada rumah prefabrikasi ini adalah :

1. Panel

Terbuat dari komposit kayu-beton. Tulangan terdiri dari bambu dan kawat

ayam. Bahan beton yang dipakai terdiri dari beton normal yang berupa

campuran pasir dengan semen portland dan beton ringan yang berupa

campuran agregat ringan ALWA (Artificial Light Weight Agregate) Ø 0,5 –

1,5 cm dengan semen portland. Campuran beton ringan memiliki berat jenis

1,8 x 10-3 kg/cm3.

Kayu yang dipakai sebagai rangka panel adalah kayu meranti yang termasuk

kelas kuat II dan kelas kuat III dengan ukuran 5/7. Bambu sebagai tulangan

dipakai bambu tali yang sudah berumur tua tanpa pengawetan dengan lebar

bilah 1 cm.

Page 32: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

44

2. Perencanaan Campuran Mortar (mix design)

Mortar yang digunakan terdiri dari campuran beton normal dan beton ringan.

Perbandingan campuran yang dipakai :

a. Beton normal = 1 semen portland : 3 pasir dengan water cement ratio 0.4

b. Beton ringan = 1 portland cement : 4 ALWA dengan water cement ratio

0.4

Agregat ALWA sebelum digunakan harus melalui proses pengayakan dan

perendaman selama 24 jam kemudian dikeringkan.

3. Proses Pembuatan Panel

a. Pembuatan rangka kayu meranti dengan ukuran rangka 60 x 240 cm.

Rangka vertikal berupa 2 batang balok kayu ukuran 5/7 dengan panjang

240 cm, rangka horizontal berupa 5 batang balok kayu 5/7 dengan panjang

60 cm sebagai konektor dipakai paku 7 dan 10 cm.

b. Dipasang tripleks yang berfungsi sebagai bekisting saat pemlesteran,

dengan bantuan klos, kemudian dilapisi dengan plastik untuk mencegah

merekatnya plesteran pada tripleks.

c. Pemlesteran menggunakan aduk kering pasir + semen dengan volume air

0.45 dari volume bahan dilakukan dengan ketebalan sekitar 1 cm, untuk

mencegah lepasnya adukan dan tulangan dari rangka kayu, maka setiap

jarak 15 cm di sekeliling rangka sisi dan di tengah dipasang paku sebagai

angker ke plesteran.

d. Pemasangan tulangan bilah bambu dan kawat ayam dilaksanakan dengan

posisi bersilangan dengan jarak tulangan 10 cm pada arah diagonal di atas

plesteran

e. Pemlesteran akhir di atas tulangan dilakukan hingga mencapai ketebalan

plesteran 3 cm, plesteran kemudian diratakan untuk memperoleh

permukaan yang baik.

f. Panel yang telah selesai dicetak kemudian dikeringkan dalam ruang

tertutup dan tidak boleh terkena matahari langsung.

Page 33: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

45

g. Pada umur 7 hari setelah pengecoran, alas tripleks serta lis kayu penahan

aduk di sisi rangka kayu dapat dibuka

h. Panel yang sudah kering dapat disimpan dalam posisi miring di tempat

yang sudah disediakan. Berat panel beton ALWA adalah 50-52 kg dan

panel beton 90-92 kg.

4. Tahap Pemasangan Panel

a. Pemasangan panel dipakukan di atas dudukan kayu 5/10 dengan

menggunakan paku 10 cm. Pada setiap bidang dinding ukuran 300 cm

dipasang 5 buah panel. Sebelum tiang kolom berukuran 2 x 6/12 dipasang,

panel diberi perkuatan dengan menggunakan sekur kaso-kaso. Sistem

sambungan antar panel menggunakan sekrup untuk sambungan horizontal

dan paku untuk sambungan vertikal.

b. Panel dan tiang kolom diberi balok penyatu ukuran 2 x 5/10 untuk

mengikat tiang kolom dan panel sehingga menjadi satu kesatuan dan

sebagai penghubung untuk tiang kolom dan panel lantai atas.

2. Spesifikasi

1. Pondasi menerus batu belah dengan adukan 1 PC : 6 psr

2. Balok sloof ukuran 15 x 20 cm dengan campuran 1 PC : 2 psr : 3 kerikil

3. Perkuatan antar pondasi dengan beton sloof menggunakan angker besi Ø

10 mm pada setiap jarak 50 cm, dan dipasang angker baut Ø 10 mm ke

atas untuk mengikat balok kayu sebagai alas dudukan rangka panel.

4. Diantara balok sloof dan balok kayu diisi dengan pasangan bata merah

yang berfungsi memisahkan lantai bawah dengan balok kayu dudukan

rangka panel.

5. Rangka kolom menggunakan dua kayu (double) berukuran 5/10 pada

setiap pertemuan sudut.

6. Elemen dinding menggunakan panel komposit rangka kayu beton dengan

tulangan bambu dan kawat ayam.

Page 34: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

46

7. Penutup lantai menggunakan ubin tegel abu-abu kepala basah dengan

ukuran 20 x 20 cm.

8. Rangka penutup atap menggunakan bahan kayu dan penutup atap genteng

keramik.

9. Panel yang dipakai pada rumah contoh adalah :

a. Panel ukuran 60x240 cm, 72 buah

b. Panel ukuran 30 x 240 cm, 8 buah

c. Panel untuk bukaan jendela dan ventilasi ukuran 60 x 240 cm, 10 buah

d. Panel untuk bukaan jendela dan ventilasi ukuran 30 x 240 cm, 6 buah.

Gambar 31. Dinding Panel

2.6.1.4.Perumahan Gempol – Bandung

Merupakan rumah dengan dinding panel bambu plaster pracetak yang terletak di

kawasan Gempol, Bandung. Dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda untuk

pegawai negeri pribumi. Bangunannya masih mencoba menerapkan gaya

bangunan tradisional khususnya pada atap.

Page 35: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

1

R

t

m

R

2

P

d

t

1. Sistem S

Rumah - rum

terbagi atas

mendukung

Rangka mem

2. Substru

Pondasi yan

dipasang me

tidak dipasa

G

Struktur

mah di kawa

rangka rum

berdirinya

makai ukuran

uktur

ng dipakai ad

enerus sebag

ang sloof. La

Gambar 32. D

asan Gempol

mah dan ran

rumah, rang

n 8/8, terbua

dalah ponda

gai tumpuan

antai ubin 20

Denah Rumah

l menggunak

ngka dinding

gka dinding

at dari kayu j

asi menerus

n dinding pa

0x20 cm dip

h Jl. Gempol

kan struktur

g. Rangka r

untuk mem

jati dan rasam

rolaag batu

anel praceta

pasang langs

rangka dari

rumah berfu

masang pane

mala

bata. Ponda

ak. Di atas p

ung di atas

kayu yang

ungsi untuk

el pracetak.

asi tersebut

pondasi ini

tanah yang

Page 36: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

48

telah dipadatkan. Pada pertemuan antara dinding dan lantai, posisi ubin menjepit

dinding pracetak dan tidak diberi plint.

3. Dinding Pracetak

Rumah ini menggunakan dinding bambu plaster pracetak dan memfungsikan

bambu sebagai pengganti tulangan beton. Bambu yang dipakai tidak dianyam,

hanya berupa bilah-bilah lebar sekitar 1 cm yang diletakkan tiap jarak 3,5 cm.

Ketinggian bidang pracetak adalah 200 cm dan dibagi dua oleh balok horizontal

untuk memasang panel, sehingga jarak antar balok menjadi 100 cm. Pemasangan

panel pracetak diletakkan pada posisi di tengah as, sehingga rangka terlihat dari

dua sisi. Panel pracetak dipasang pada rangka dengan bantuan kayu penjepit yang

berfungsi sebagai lis ukuran 15/2.

Modul dinding pracetak yang digunakan hanya terdiri dari satu tipe kecuali

kondisi khusus, misalnya daerah sisa di bagian pinggir. Ukuran panel pracetak

adalah 4x25x92 cm dengan berat per panel 20 kg. Sistem sambungan antar panel

menggunakan sambungan plus-minus tanpa diberi adukan

4. Kusen Pintu dan Jendela

Kusen pintu dan jendela menggunakan kayu, begitu juga dengan rangkanya.

Rangka kusen pintu dan jendela rumah pracetak berfungsi sekaligus sebagai

rangka dinding, oleh karena itu rangka vertikal jendela diteruskan ke lantai.

Rangka dan kusen menggunakan kayu ukuran 8/8. Ketinggian kusen baik pintu

maupun jendela mencapai 200 cm dengan ketinggian ambang bawah jendela

adalah 100 cm

Page 37: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

49

Gambar 33. Dinding

5. Atap dan Langit-langit

Untuk bagian atap, rangka yang digunakan adalah rangka kayu dengan penutup

atap berbahan genteng. Sementara untuk langit-langit terbuat dari fiber cement

dengan ketinggian langit-langit datar adalah 400 cm pada bagian tengah

bangunan. Pada sayap bangunan dipakai langit-langit miring dengan ketinggian

200 cm-300 cm

6. Kamar Mandi dan WC

Pada bagian kamar mandi, walaupun merupakan daerah basah, tidak

menggunakan konstruksi dinding bata, melainkan tetap menggunakan dinding

panel pracetak. Dinding tersebut dilapis keramik sampai dengan ketinggian 92 cm

dari lantai.

2.6.2. Sistem Rangka - Block

2.6.2.1. Solusi Rumah Holcim oleh PT. Holcim Indonesia Tbk

Solusi Rumah Holcim merupakan salah satu program unggulan PT. Holcim

Indonesia, Tbk dalam bidang sustainable construction yang merupakan jawaban

untuk mewujudkan kesepakatan Agenda 21 for sustainable construction in

developing countries. Analisa dan implementasi prinsip konstruksi berwawasan

Page 38: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

50

lingkungan yang umumnya hanya diterapkan untuk proyek-proyek mahal,

sebetulnya dapat diterapkan dalam semua proyek.

Solusi rumah Holcim memiliki beberapa keunggulan, yaitu :

1. Efektifitas pemakaian bahan bangunan

2. Pengurangan pemakaian bahan kayu

3. Masa konstruksi lebih cepat

4. Pengembangan modular

5. Limbah konstruksi sedikit.

6. Pemberdayaan UKM dan padat karya

Masa konstruksi satu rumah ini adalah 3 minggu – 1 bulan, tanpa finishing, untuk

tipe 21 m2- 54 m2. Solusi Rumah menggunakan sistem franchise. PT. Holcim

hanya memberikan pelatihan-pelatihan mengenai bahan, prosedur pembuatan

material, standar kualitas, serta tata cara konstruksinya.

1. Spesifikasi

Sistem yang digunakan oleh Solusi Rumah adalah penggunaan elemen-elemen

kecil precast yang terdiri dari :

1. Sistem Modul

Solusi Rumah menggunakan modul dasar 30 cm.

2. Sistem Struktur dan Konstruksi

Solusi Rumah menggunakan dua sistem struktur dan konstruksi, yaitu :

a. Sistem rangka dan dinding pengisi

i. Untuk kolom menggunakan bataton kolom ukuran 290 x 290 x 140

mm

ii. Untuk dinding pengisi dan pengakunya digunakan bataton U ukuran

140 x 140 x 140 mm

iii. Kemudian diberi perkuatan besi tulangan dalam rongga, kemudian

diisi dengan adukan

Page 39: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

51

iv. Daya tahan sistem ini bergantung pada sambungan antara besi tulangan

pada sudut-sudut rangka.

v. Dinding harus diangkur pada kolom

vi. Antar lapisan blok beton diberi lapisan mortar setebal 1 cm. Rasio

semen-agregat adalah 1 : 5

Gambar 34. Bataton Kolom dan Bataton H ½

Sumber : PT. Holcim Indonesia, 2008

Proses konstruksinya adalah :

i. Bataton kolom dapat dipotong untuk membuat sambungan tulangan

horizontal dengan sloof dan dinding

Gambar 35. Proses Pemotongan

Sumber : PT. Holcim Indonesia, 2008

ii. Di atas pondasi yang telah dibuat, dipasang bataton kolom sebagai

tiang kolom struktur rangka.

Page 40: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

52

iii. Jangkarkan bataton kolom pada pondasi dengan besi tulangan

berdiameter 12 mm

Gambar 36. Proses Pembuatan Sloof dan Kolom

Sumber : PT. Holcim Indonesia, 2008

iv. Pemasangan bataton U di atas pondasi sebagai cetakan sloof dan diberi

tulangan 4 Ø 8 mm dan begel Ø 6 – 200 mm.

v. Pemberian adukan beton dalam bataton U (sloof) dan dipadatkan

dengan cara ditusuk-tusuk dan memukul perlahan sisi-sisi bataton lalu

diratakan permukaannya.

vi. Lapisi permukaan sloof dengan mortar setebal 1 cm

vii. Bataton kolom dan bataton U disusun ke atas secara bersamaan hingga

mencapai ketinggian yang diinginkan.

viii. Ring balk menggunakan bataton U yang diberi tulangan 4 Ø 8 mm

dan begel Ø 6 – 200 mm.

b. Sistem Dinding Penahan Beban

i. Menggunakan Bataton H ukuran 290x140x140 mm atau 140x140x140

mm untuk kolom praktis

ii. Bataton U ukuran 290x140x140 mm atau 140x140x140 mm digunakan

sebagai cetakan sloof, balok lintel dan ring balk

Page 41: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

53

Gambar 37. Bataton U dan Bataton H Sumber : PT. Holcim Indonesia, 2008

iii. Balok Roster digunakan pada eksterior dan interior untuk menjaga

sirkulasi udara.

Gambar 38. Bataton Roster

Sumber : PT. Holcim Indonesia, 2008

iv. Untuk perkuatan, besi-besi tulangan dimasukkan ke dalam rongga,

kemudian diisi dengan adukan beton.

Proses konstruksi dinding adalah :

i. Pelapisan permukaan sloof dengan mortar setebal 1 cm

ii. Rongga pada bataton H diberi tulangan kolom praktis 4 Ø 8 mm -200

mm dan tulangan vertikal 1 Ø 8 mm

iii. Isi rongga kolom praktis dengan beton dan kemudian dipadatkan

iv. Susun bataton sampai menjadi dinding sampai ke kolom pada ujung

yang lain

Page 42: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

54

v. Setiap lapisan ke empat diberi tulangan horizontal 2 Ø 6 mm dari

ujung dinding ke ujung dinding lainnya.

Gambar 39. Proses Konstruksi Dinding

Sumber : PT. Holcim Indonesia, 2008

Proses pemasangan bataton roster adalah :

i. Lapisi permukaan dinding yang akan dipasang bataton roster dengan

mortar setebal 1 cm

ii. Susun bataton roster sesuai besaran lubang ventilasi yang diinginkan

iii. Apabila bataton roster yang akan dipasang lebih dari selapis, maka

antar lapisan diberi mortar setebal 1 cm

iv. Di atas bataton roster diberi balok beton bertulang yang terbuat dari

bataton U dengan tulangan 4 Ø 8 mm dan begel Ø 6 mm – 200 mm.

Page 43: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

55

Gambar 40. Proses Pembuatan Roster

Sumber : PT. Holcim Indonesia, 2008

Proses pembuatan ring balk adalah :

i. Bataton U digunakan sebagai cetakan ring balk

ii. Kemudian diberi tulangan U dengan tulangan 4 Ø 8 mm dan begel Ø

6 mm – 200 mm

iii. Beri adukan beton ke dalam bataton U kemudian dipadatkan dan

diratakan

Gambar 41. Pembuatan Ring Balk Sumber : PT. Holcim Indonesia, 2008

2. Sistem Pelat

Sistem ini digunakan untuk membuat plat atap, kanopi, awning, dan plat

lantai. Sistem pelat bangunan terdiri dari dua elemen yaitu :

Page 44: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

56

i. Balok beton pracetak bertulang sebagai balok penyangga

ii. Ubin beton lengkung pracetak yang ditempatkan pada balok beton

iii. Lapisan beton dituangkan di atas ubin dan balok untuk menyatukan kedua

elemen sehingga menghasilkan pelat lantai yang rapi.

iv. Ukuran umum balok beton adalah 10x6x300 cm

Gambar 42. Balok dan Ubin beton lengkung Sumber : PT. Holcim Indonesia, 2008

v. Ukuran ubin yang diproduksi adalah 20 x 53 x 2 cm

vi. Balok dan ubin beton terbuat dari campuran semen, agregat dan air.

vii. Panjang bentangan maksimum 3 m dan terbatas sesuai cetakan yang ada.

Proses pemasangan plat adalah :

i. Tempatkan balok-balok beton sebagai penyangga lantai di atas ring

balk dengan jarak tiap 600 mm

ii. Tempatkan ubin-ubin lengkung di atas balok penyangga sehingga

menutupi lantai. Jangan menginjak ubin lengkung tersebut.

Page 45: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

57

Gambar 43. Proses Pemasangan Plat Sumber : PT. Holcim Indonesia, 2008

iii. Pasang cetakan untuk menutupi rongga-rongga antara ubin lengkung.

Kemudian tuangkan adukan beton dalam bentuk jalur-jalur beton

selebar 20 cm di atas balok penyangga lantai.

iv. Setelah beton mengeras lanjutkan proses penuangan beton hingga

seluruh plat lantai tertutup

v. Bentangkan lerlebih dahulu tulangan susut Ø 8 mm- 200 mm ke arah

memanjang dan melintang lantai di atasnya.

vi. Tuangkan dan ratakan beton sesuai dengan ketinggian cetakan dan

biarkan mengeras

vii. Keringkan rembesan air adukan 2 kali sehari

viii. Tutup beton dengan lembaran plastik selama 7 hari

ix. Dua hari setelah penuangan beton, cetakan dapat dibongkar. Kolom

sementara penyangga balok dapat dibongkar setelah 28 hari.

Page 46: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

58

Gambar 44. Potongan Plat

Sumber : PT. Holcim Indonesia, 2008

x. Untuk mengecor plat lantai beton ukuran 3x3 m dibutuhkan sekitar

beton sebanyak 0.4 m3, untuk rumah ukuran 6x9 dibutuhkan beton

sekitar 2.5 m3.

3. Sistem Kusen Pintu dan Jendela

Sistem kusen pintu dan jendela terdiri dari dua elemen yaitu :

i. Kusen beton pracetak untuk pintu dan jendela dengan engsel dan kunci

yang terpadu

ii. Daun pintu atau jendela yang terbuat dari bahan kayu atau pvc

Gambar 45. Sistem Kusen Pintu dan Jendela Sumber : PT. Holcim Indonesia, 2008

Page 47: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

59

Proses pemasangan kusen pintu dan jendela adalah :

i. Persiapkan lubang-lubang tempat dudukan kusen di dinding

ii. Pasang kusen beton pracetak pada lubang yang telah dipersiapkan

iii. Pasang baut/dynabolt untuk memperkuat hubungan antara kusen dan

tembok

iv. Pasang daun pintu dan jendela dengan menggunakan engsel dan kunci-

kunci yang telah dipersiapkan.

Gambar 46. Pemasangan Kusen

Sumber : PT. Holcim Indonesia, 2008 4. Sistem Atap MCR

i. Sistem untuk atap terdiri atas genteng MCR dan struktur rangka atap

ii. Rangka atap dapat menggunakan kayu ataupun besi

iii. MCR (Micro Concrete Roofing) adalah campuran semen dan agregat

Gambar 47. Penutup Atap MCR

Sumber : PT. Holcim Indonesia, 2008

Page 48: BAB II TINJAUAN LITERATUR - Perpustakaan Digital …digilib.itb.ac.id/files/disk1/667/jbptitbpp-gdl-dina...industrialisasi melalui penggunaan komponen prefabrikasi, seperti truss,

60

iv. MCR digunakan dengan kemiringan atap minimal 22o. Untuk daerah

dengan curah hujan tinggi disarankan kemiringan yang digunakan adalah

30°.

v. Setelah terpasang, atap tidak dapat digunakan untuk tempat memasang

antena TV dll.