Pa to Genesis

2
Patogenesis Virus-virus yang menyebabkan parotitis, morbili, varisela masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan. Virus polio dan enterovirus melalui mulut, virus herpes simpleks melalui mulut atau mukosa kelamin. Virus-virus yang lain masuk melalui inokulasi seperti gigitan nyamuk atau binatang (rabies). Bayi dalam kandungan mendapat infeksi melalui plasenta virus rubella atau cytomegalovirus. Pada umumnya virus ensefalitis masuk melalui sistem limfatik. Di dalam sisem limfatik ini terjadi perkembangbiakan dan penyebaran kedalam aliran darah dan mengakibatkan infeksi pada beberapa organ. Pada stadium ini (fase ekstraneural), ditemukan penyakit demam nonpleura, dan sistemis. Didalam tubuh manusia, virus memperbanyak diri secara local, kemudian menjadi viremia yang menyerang susunan saraf pusat melalui kapilaris di pleksus koroideus. Cara lain ialah melalui saraf perifer (gerakan sentripetal) atau secara retrograde axoplasmic spread misalnya oleh virus- virus herpes simpleks, rabies, dan herpes zoster. Pertumbuhan virus mulai di jaringan ektraneural seperti usus atau kelenjar getah bening (poliomyelitis, saluran pernafasan bagian atas atau mukosa gastrointestinal (arbovirus) dan jaringan lemak (coxsackie, poliomyelitis, rabies, variola). Didalam system saraf pusat, virus menyebar secara langsung atau melalui ruang ekstraseluler. Infeksi virus

description

Pa to Genesis

Transcript of Pa to Genesis

Page 1: Pa to Genesis

Patogenesis

Virus-virus yang menyebabkan parotitis, morbili, varisela masuk ke dalam tubuh

manusia melalui saluran pernafasan. Virus polio dan enterovirus melalui mulut, virus

herpes simpleks melalui mulut atau mukosa kelamin. Virus-virus yang lain masuk

melalui inokulasi seperti gigitan nyamuk atau binatang (rabies). Bayi dalam

kandungan mendapat infeksi melalui plasenta virus rubella atau cytomegalovirus.

Pada umumnya virus ensefalitis masuk melalui sistem limfatik. Di dalam sisem

limfatik ini terjadi perkembangbiakan dan penyebaran kedalam aliran darah dan

mengakibatkan infeksi pada beberapa organ. Pada stadium ini (fase ekstraneural),

ditemukan penyakit demam nonpleura, dan sistemis.

Didalam tubuh manusia, virus memperbanyak diri secara local, kemudian menjadi

viremia yang menyerang susunan saraf pusat melalui kapilaris di pleksus koroideus.

Cara lain ialah melalui saraf perifer (gerakan sentripetal) atau secara retrograde

axoplasmic spread misalnya oleh virus-virus herpes simpleks, rabies, dan herpes

zoster.

Pertumbuhan virus mulai di jaringan ektraneural seperti usus atau kelenjar getah

bening (poliomyelitis, saluran pernafasan bagian atas atau mukosa gastrointestinal

(arbovirus) dan jaringan lemak (coxsackie, poliomyelitis, rabies, variola).

Didalam system saraf pusat, virus menyebar secara langsung atau melalui ruang

ekstraseluler. Infeksi virus dalam otak menyebabkan meningitis aseptik dan ensefalitis

(kecuali rabies). Pada meningitis aseptik, proses radang terjadi di mening dan koroid

yang menjadi hiperemik disertai infiltrasi limfosit. Pada ensefalitis terdapat kerusakan

neuron dan glia dimana terjadi intraceluler inclusion bodies, peradangan otak dan

medulla spinalis serta edema otak. Juga terdapat peradangan pada pembuluh-

pambuluh darah kecil, thrombosis dan proliferasi astrosit dan microglia. Neuron-

neuron yang rusak dimakan oleh makrofag atau mikroglia, disebut sebagai

neuronofagia yaitu sesuatu yang khas bagi ensefalitis primer.

Didalam medulla spinalis, virus menyebar melalui endoneurium dalam ruang

intersisial pada saraf-saraf seperti yang terjadi pada rabies dan herpes simpleks. Pada

ensefalitis sel-sel neuron dan glia mengalami kerusakan.

Kerusakan neurologis pada ensefalitis disebabkan oleh:

1. Invasi langsung dan destruksi jaringan saraf oleh virus yang berproliferasi aktif

Reaksi jaringan saraf terhadap antigen-antigen virus