Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

88
REFERAT PATOGENESIS CA MAMAE Oleh : David Indra W Pembimbing : dr. Suradi Maryono, SpPD-KHOM 1

Transcript of Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Page 1: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

REFERAT

PATOGENESIS CA MAMAE

Oleh :

David Indra W

Pembimbing :

dr. Suradi Maryono, SpPD-KHOM

BAGIAN / SMF PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

2010

1

Page 2: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

LEMBAR PENGESAHAN

PATOGENESIS CA MAMAE

Oleh :

dr. David Indra W

Referat ini telah disetujui untuk diajukan pada tanggal :

Dr. Suradi .M, SpPD-KHOM

Pembimbing

2

Page 3: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB1. PENDAHULUAN..............................................................................1

1.1 ANATOMI PAYUDARA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................5

2.1. DEFINISI..........................................................................................5

2.2 ETIOLOGI........................................................................................5

2.3 KLASIFIKASI..................................................................................7

2.4 PATOFISIOLOGI.............................................................................8

2.5 STADIUM KANKER PAYUDARA................................................9

2.6 GEJALA KLINIS ...........................................................................13

2.7 PEMERIKSAAN............................................................................14

2.8 DIAGNOSIS..................................................................................16

2.9 PENATALAKSANAAN...............................................................20

2.10 PROGNOSIS ................................................................................32

BAB 3. RINGKASAN................................................................................. 33

BAB 4. DAFTAR PUSTAKA ....................................................................39

3

Page 4: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

BAB I

1.1. PENDAHULUAN

Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

pada wanita. Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara.

Setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa

dan kurang lebih 175.000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000

diperkirakan 1.2 juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari

700.000 meninggal karenanya.(1)

Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang

terkumpul dari rumah sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki

ranking pertama diantara kanker lainnya pada wanita. Kanker payudara

merupakan penyebab utama kematian pada wanita akibat kanker. Setiap

tahunnya, di Amerika Serikat 44.000 pasien meninggal karena penyakit ini

sedangkan di Eropa lebih dari 165.000. Setelah menjalani perawatan, sekitar

50% pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan

hidup 18 – 30 bulan.

Dari faktor Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara

terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas. Hanya 6%- nya terjadi pada mereka

yang berusia kurang dari 40 tahun. Meski demikian, kian hari makin banyak

penderita kanker payudara yang berusia 30-an. Oleh karena itu jika Anda

termasuk golongan yang beresiko tinggi, meski baru berusia 30-an, tak ada

salahnya untuk lebih bersikap waspada terhadap perubahan yang terjadi pada

payudara Anda.

Pria juga dapat terkena kanker payudara walau persentasenya lebih kecil

daripada perempuan. Kanker payudara pada pria juga berbahaya. Penyebaran

kanker payudara pada pria lebih cepat karena jaringan sekitar payudara pria

lebih tipis dari perempuan sehingga pada tahap awal mungkin sudah terjadi

pelekatan pada jaringan sekitarnya. Karena itu, disarankan pria juga melakukan

SADARI sehingga setiap perubahan cepat diketahui.

1

Page 5: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Indonesia sudah cukup lama mengkampanyekan SADARI (periksa

payudara sendiri). SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya

gejala-gejala kanker payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan

dapat menekan tingginya angka penderita kanker payudara, karena semakin awal

terdeteksi maka semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan.

Pemerikasaan payudara sendiri dilakukan dengan meraba payudara sendiri

apakah terdapat benjolan atau tidak, baik yang sakit maupun yang tidak sakit.

Benjolan dapat menandakan adanya tumor, 8 dari 10 benjolan yang ditemukan

pada payudara adalah tumor jinak atau tidak memiliki sifat kanker. Namun,

jika anda menemukan benjoan yang permanen pada payudara, segera temui

dokter untuk memastikan bahwa benjolan tersebut tidak berbahaya. Selain itu

perhatikan kulit payudara, apakah pembuluh venanya semakin terlihat? Apakah

kulit di sekitar puting menjadi berkerut? Kemudian cermati puting payudara bila

ada cairan lengket atau darah yang keluar. Terakhir, perhatikan ukuran dan

posisi payudara. Bila ukurannya mengecil atau posisi yang satu lebih rendah

daripada yang lain, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter.

Ada sejumlah kecil kanker payudara muncul tanpa adanya benjolan sama

sekali. Jenis kanker payudara yang dikenal dengan Inflammatory Breast Cancer

(IBC) ini cukup jarang dan jenis yang sangat agresif. Jika tidak segera terdiagnosa

maka bisa menyebabkan kematian.

1.2. ANATOMI PAYUDARA

Payudara terdiri atas korpus mamae (badan payudara), puting susu dan

areola. Korpus terdiri dari jaringan kelenjar payudara, saluran susu (duktus

laktiferus), jaringan ikat, lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe.

Puting susu dan areola merupakan bagian dari kulit payudara. Puting mengandung

ujung-ujung saraf perasa yang sensitif, dan otot polos yang akan berkontraksi

bila ada rangsangan.  Areola merupakan bagian yang lebih berpigmen di

sekeliling puting. Kelenjar Morgagni adalah kelenjar keringat besar yang

salurannya bermuara pada areola. Kelenjar ini mengeluarkan cairan yang

berfungsi melemaskan dan melindungi areola sewaktu menyusui.  Selain itu pada

2

Page 6: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

areola juga terdapat otot polos dan ujung-ujung serabut saraf. Fungsi otot polos

dalam puting dan areola adalah mengurangi permukaan areola, menonjolkan

puting dan mengosongkan sinus laktiferus waktu menyusui.

Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus dari jaringan kelenjar.

Jumlah lobus tidak berhubungan dengan ukuran payudara. Setiap lobus terbuat

dari ribuan kelenjar kecil yang disebut alveoli atau acini, kelenjar ini bersama-

sama membentuk sejumlah gumpalan, mirip buah anggur yang merambat. Alveoli

(alveolus dan acinus singular) menghasilkan susu dan substansi lainnya selama

masa menyusui. Setiap bola memberikan makanan ke dalam pembuluh tunggal

lactiferous yang mengalirkannya keluar melalui puting susu. Sebagai hasilnya,

terdapat 15-20 saluran puting susu, mengakibatkan banyak lubang pada puting

susu. Di belakang puting susu pembuluh lactiferous agak membesar sampai

membentuk penyimpanan kecil yang disebut lubang-lubang lactiferous

(lactiferous sinuses). Setiap lubang berdiameter 2-4 mm (0,08-0,16 inci). Lemak

dan jaringan penghubung mengelilingi bola-bola jaringan kelenjar. Sejumlah

jaringan lemak bergantung pada banyaknya faktor termasuk usia, persentase

lemak tubuh, dan keturunan. Sendi tulang Cooper menghubungkan dinding dada

pada kulit payudara, memberikan bentuk pada payudara dan keelastisannya.

Gbr. 1.2.1. Anatomi Payudara

3

Page 7: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Tumbuh kembang payudara berawal saat memasuki akil balik dimana sistem

hormonal wanita mulai berfungsi. Hormon estrogen mempengaruhi pertumbuhan

sistem saluran, puting dan jaringan lemak. Sedangkan hormon progesteron

berperan dalam tumbuh kembang kelenjar susu.

Selama masa kehamilan, payudara membesar akibat pengaruh hormon estrogen

dan progesteron yang meningkat. Umumnya air susu belum diproduksi saat

hamil.  Segera setelah melahirkan kelenjar hipofisis mulai mengeluarkan hormon

prolaktin yang bertanggung jawab atas produksi air susu pada kelenjar susu akibat

adanya rangsang puting dari hisapan bayi. Sedangkan proses pengeluaran air susu

dibantu oleh kontraksi otot disekitar puting dan areola yang dirangsang oleh

hormon oksitosin (hormon yang utamanya bertanggung jawab dalam kontraksi

rahim saat bersalin).

4

Page 8: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI

Kanker payudara adalah kanker pada jaringan kelenjar payudara. Ini adalah

jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita.

Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian

dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak

normal, cepat dan tidak terkendali Kanker payudara (Carcinoma mammae)

adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.

Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam

International Classification of Diseases (ICD), (1,2,6)

2.2. ETIOLOGI

Faktor Risiko

Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak

faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker

payudara diantaranya:

1. Faktor Reproduksi

Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya

kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda,

menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua.

Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan,

periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan

pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara.

Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan

bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa

sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi

jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.

5

Page 9: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

2. Penggunaan Hormon

Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.

Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa

terdapat peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna

terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa

walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna

kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang

lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum

menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin

mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.

3. Penyakit Fibrokistik

Pada wanita dengan adenosis, sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia

atipik, risiko meningkat hingga fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada

peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan

papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada

hiperplasia atipik risiko meningkat hingga 5 kali (Karten, 2003).

4. Obesitas

Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh

dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap

kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta

perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.

5. Konsumsi Lemak

Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker

payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang

konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker

payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.

6. Radiasi:

6

Page 10: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas

meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian

yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan

secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.

7. Riwayat Keluarga dan Faktor Genetik

Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat

penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.

Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya

menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker

payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1

dan BRCA2, yaitu suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara,

probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50

tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat

berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun.

Resiko terbesar usia 75 tahun (1,2,3)

2.3. KLASIFIKASI

Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara

diklasifikasikan sebagai berikut: (1,2)

Tabel 2.3.1. Klasifikasi Kanker Payudara

7

Page 11: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Dikutip dari Harrisons, Principle of Internal Medicine

2. 4. PATOFISIOLOGI

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang

disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.

a. Pada Tahap Inisiasi

Terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel

menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh

suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus,

radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki

kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam

sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih

rentan terhadap suatu karsinogen, bahkan gangguan fisik menahunpun

bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

b. Pada Tahap Promosi

Suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel

yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh

promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya

keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).(1)

8

Page 12: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

2.5. STADIUM KANKER PAYUDARA

Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian

dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya,

sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau

jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat jauh stadium hanya dikenal

pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Banyak sekali

cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini

adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistim TNM yang

direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari WHO

atau World Health Organization) / AJCC ( American Joint Committee On

cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College

of Surgeons). Pada sistim TNM dinilai tiga faktor utama yaitu:

1. "T" yaitu Tumor size atau ukuran tumor .

2. "N" yaitu Node atau kelenjar getah bening regional.

3. "M" yaitu metasasis atau penyebaran jauh.

Ketiga faktor T,N,M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi,

juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA) . Pada

kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut :

a. T (Tumor size), Ukuran Tumor :

1. T 0 : tidak ditemukan tumor primer

2. T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang

3. T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm

4. T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm

5. T 4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit

atau dinding dada atau pada keduanya , dapat berupa borok, edema

atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di

kulit di luar tumor utama.

b. N (Node), Kelenjar Getah Bening Regional (Kgb) :

9

Page 13: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

1. N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak / aksilla

2. N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan

3. N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

4. N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula)

atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum.

c. M (Metastasis), Penyebaran Jauh :

1. M x : metastasis jauh belum dapat dinilai

2. M 0 : tidak terdapat metastasis jauh

3. M 1 : terdapat metastasis jauh.

Setelah masing-masing faktor T, N, M didapatkan, ketiga faktor tersebut

kemudian digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut :

a. Stadium 0  : T0 N0 M0

b. Stadium 1  : T1 N0 M0

c. Stadium II A  : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0

d. Stadium II B  : T2 N1 M0 / T3 N0 M0

e. Stadium III A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T2 N2

M0

f. Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0

g. Stadium III C : Tiap T N3 M0

h. Stadium IV : Tiap T-Tiap N -M1 (1,2,3,4,9,10).

Stadium 0 (karsinoma in situ)

Ada dua jenis karsinoma in situ payudara:

Karsinoma Duktus in Situ (KDIS)

Merupakan kondisi non invasive dimana sel-sel abnormal ditemukan

pada lapisan duktus payudara. Sel-sel abnormal tidak menyebar ke luar

10

Page 14: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

duktus atau ke jaringan lain payudara. Pada beberapa kasus, KDIS dapat

menjadi kanker invasif dan menyebar ke jaringan lain walaupun sampai

saat ini belum diketahui bagaimana cara memprediksi lesi yang akan

menjadi invasif.

Karsinoma Lobulus in Situ

Merupakan kondisi dimana sel-sel abnormal ditemukan pada lobulus

payudara. Kondisi ini jarang menjadi kanker invasif tetapi mempunyai

karsinoma lobulus in situ pada salah satu payudara meningkatkan risiko

berkembangnya kanker payudara pada payudara satunya.

Gbr. 2.5.1. Ukuran Tumor Payudara

Pea, peanut, walnut, and lime show tumor sizes.

Stadium I

Pada stadium I, kanker telah terbentuk. Benjolan berukuran 2 cm atau lebih kecil

dan tidak menyebar keluar payudara.

Stadium IIA

Pada stadium IIA:

11

Page 15: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Tidak ada benjolan yang ditemukan pada payudara, tetapi kanker

ditemukan pada limfonodi axillaris (kelenjar limfe dibawah lengan); atau

Benjolan berukuran 2 cm atau lebih kecil dan sudah menyebar ke

limfonodi axillaris; atau

Benjolan lebih besar dari 2 cm tetapi tidak lebih besar dari 5 cm (antara 2-

5 cm) dan tidak menyebar ke limfonodi axillaris.

Stadium IIB

Pada stadium IIB, benjolan berukuran:

2 – 5 cm dan sudah menyebar ke limfonodi axillaris; atau

Lebih besar dari 5 cm tetapi belum menyebar ke limfonodi axillaris.

Stadium IIIA

Pada stadium IIIA:

Tidak ada benjolan yang ditemukan di payudara. Kanker ditemukan di limfonodi

axillaris yang saling berdekatan satu sama lain atau pada jaringan lainnya, atau

bisa juga ditemukan pada limfonodi sekitar tulang dada atau

Benjolan berukuran 2 cm atau lebih kecil. Kanker ditemukan di limfonodi

axillaris yang saling berdekatan satu sama lain atau pada jaringan lainnya,

atau bisa juga ditemukan pada limfonodi sekitar tulang dada atau

Benjolan berukuran 2-5 cm. Kanker sudah menyebar ke limfonodi axillaris

yang saling berdekatan satu sama lain atau pada jaringan lainnya, atau

kanker mungkin sudah menyebar ke limfonodi sekitar tulang dada; atau

Benjolan berukuran lebih besar dari 5 cm. Kanker sudah menyebar ke

limfonodi axillaris yang saling berdekatan satu sama lain atau pada

jaringan lainnya, atau kanker mungkin sudah menyebar ke limfonodi

sekitar tulang dada.

Stadium IIIB

Pada stadium III B, benjolan bisa sebesar apapun dan kanker:

Sudah menyebar ke dinding dada dan/atau kulit payudara dan

12

Page 16: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Mungkin sudah menyebar ke limfonodi axillaris yang saling berdekatan

satu sama lain atau pada jaringan lainnya, atau kanker mungkin sudah

menyebar ke limfonodi sekitar tulang dada.

Kanker yang sudah menyebar ke kulit payudara disebut kanker payudara

inflamatorik (Inflammatory Breast Cancer).

Stadium IIIC

Pada stadium IIIC, tidak ada tanda kanker payudara ataupun benjolan dalam

berbagai ukuran dan mungkin sudah menyebar ke dinding dada dan/atau kulit

payudara. Selain itu, kanker juga :

Sudah menyebar ke limfonodi diatas atau dibawah tulang leher dan

Mungkin sudah menyebar ke limfonodi axillaris atau ke limfonodi di

sekitar tulang dada.

Kanker payudara Stadium IIIC dibagi menjadi stadium IIIC yang dapat dioperasi

dan tidak dapat dioperasi.

Pada stadium IIIC yang dapat dioperasi, kanker :

Ditemukan dalam sepuluh atau lebih limfonodi axillaris atau

Ditemukan dalam limfonodi dibawah tulang leher atau

Ditemukan dalam limfonodi axillaris dan limfonodi di sekitar tulang

dada.

Pada stadium IIIC yang tidak dapat dioperasi, kanker sudah menyebar ke

limfonodi diatas tulang leher.

Stadium IV

Pada stadium IV, kanker sudah menyebar ke organ lain tubuh, yang paling sering

ke tulang, hati, atau otak.

2.6. GEJALA KLINIS

Gejala Klinis Kanker Payudara dapat berupa :

a. Benjolan pada payudara

13

Page 17: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu

mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau

menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.

b. Erosi atau eksema puting susu

Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna

merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit

kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul

borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan

mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau

busuk, dan mudah berdarah.

c. Pendarahan pada puting susu.

d. Rasa sakit atau nyeri

Pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok,

atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang.

e. Timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema)

pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 2005)

Gbr. 2.6.1. Pemeriksaan SADARI

Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan

ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA,

rontgen, USG, dan bila memungkinkan dengan CT Scan, scintigrafi .(7)

2.7. PEMERIKSAAN

14

Page 18: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Kanker pada stadium awal jarang menimbulkan gejala, karena itu sangat penting

untuk melakukan penyaringan. Beberapa prosedur yang digunakan untuk

penyaringan kanker payudara.

1. SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri).

Jika SADARI dilakukan secara rutin, seorang wanita akan dapat menemukan

benjolan pada stadium dini. Sebaiknya SADARI dilakukan pada waktu yang

sama setiap bulan. Bagi wanita yang masih mengalami menstruasi, waktu

yang paling tepat untuk melakukan SADARI adalah 7-10 hari sesudah

hari 1 menstruasi. Bagi wanita pasca menopause, SADARI bisa dilakukan

kapan saja, tetapi secara rutin dilakuka setiap bulan (misalnya setiap awal

bulan).

Gbr. 2.7.1. Frekuensi lokasi Kanker Payudara

Dikutip dari Current Medical Diagnosis and Treatment 2009

2. Pemeriksaan Mamografik

Dilakukan pada tiap kelainan palpable atau yang dicurigai di payudara. Ini bukan

hanya untuk menilai payudara yang di curigai, tetapi untuk mengesampingkan

karsinoma payudara kontra-lateral. Penting bahwa radiodiagnostikus mendapat

permintaan yang terarah dengan disebutkan hasil-hasil yang didapat secara klinik. (7)

15

Page 19: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

3.USG Payudara.

USG digunakan untuk membedakan kista (kantung berisi cairan) dengan

benjolan padat.

2.8. DIAGNOSIS

A.Pemeriksaan Fisik

Kira-kira 80% tumor payudara ditemukan oleh penderita sendiri. Terutama pada

wanita di atas 45 tahun disarankan untuk pada pemeriksaan fisik dikerjakan

palpasi jaringan payudara dan memberi intruksi untuk pemeriksaan payudara

sendiri. Melalui pusat kanker dan de Nederlandse Cancer Bestrijding dapat di

peroleh folder umum utuk pemeriksaan payudara sendiri yang memuat petunjuk

yang berguna. Pemeriksaan kedua payudara penting untuk dilakukan dengan

sangat teliti dan sangat besar manfaatnya.

Gbr. 2.8.1. Evaluasi Massa di Payudara pada Wanita Menoupause

16

Page 20: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Gbr. 2.8.2. Evaluasi Massa di Payudara pada Wanita Usia Subur

17

Page 21: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

a. Inspeksi dan Palpasi

Penderita dalam posisi duduk diminta menunjukkan tempat kelainan, jika ia

sendiri telah menemukannya. Harus waspada terhadap kelainan kulit atau

penarikan ke dalam (pengerutan) papila atau kulit. Dari tiap tumor yang di raba

harus di tentukan ukurannya (dalam sentimeter), bentuknya, konsistensi kalau ada

fiksasi pada kulit atau lapisan dibawahnya. Sesudah itu di periksa ketiak dan

kelenjar Supraklavikular.

Gbr. 2.8.3. Algoritme Massa di Payudara

18

Page 22: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Dikutip dari Harrisons, Principle of Internal Medicine

Teknik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

1. Berdiri di depan cermin, perhatikan payudara. Dalam keadaan normal,

ukuran payudara kiri dan kanan sedikit berbeda. perhatikan perubahan

puting susu apakah kulitnya berkerut?

2. Letakkan kedua tangan dibelakan kepala dan kedua tangan ditarik ke

belakang. dengan posisi ini maka akan lebih mudah dalam pemeriksaan

benjolan di payudara

3. Tekan puting susu perlahan rasakan setiap benjolan dibawah kulit

4. Tekan puting susu secara perlahan dan apakah keluar cairan dari puting

tersebut

19

Page 23: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

5. Berbaring telentang dengan bantal diletakkan dibawah bahu kiri dan

lengan kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara dengan menggunakan jari-

jari tangan. Apakah ada benjolan?

Gbr.2.8.4. Teknik Pemeriksaan SADARI

B. Biopsi

Jika Anda memiliki gambaran mammogram mencurigakan, dokter Anda mungkin

ingin Anda menjalani biopsi. Ada dua cara untuk mendapatkan biopsi yang

dilakukan hanya dengan sedikit operasi (biopsi lebih invasif jarang dibutuhkan

untukDCIS)

o Biopsi aspirasi jarum halus (Fine needle aspiration biopsy)

Jarum berongga sangat kecil dimasukkan ke dalam payudara. Contoh sel

diambil dan diperiksa di bawah mikroskop. Metode ini tidak meninggalkan bekas

luka.

o Biopsi jarum inti (Core needle biopsy)

Jarum yang lebih besar dimasukkan untuk mengambil beberapa sampel

jaringan yang lebih besar dari area yang terlihat mencurigakan. Untuk

mendapatkan jarum inti melalui kulit, ahli bedah harus membuat sayatan kecil. Ini

meninggalkan bekas luka yang sangat kecil yang nyaris tak terlihat setelah

beberapa minggu.

20

Page 24: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Jika jarum biopsi tidak dapat mengambil sel atau jaringan, atau tidak memberikan

hasil yang pasti (meyakinkan), biopsi lebih invasif mungkin diperlukan. Biopsi

ini lebih seperti operasi rutin dari biopsi jarum:

Biopsi insisional : biopsi insisional mengambil sepotong kecil jaringan

untuk diperiksa.

Biopsi eksisional : biopsy eksisional mencoba mengambil seluruh

benjolan yang mencurigakan jaringan payudara.

Biopsi dilakukan hanya untuk membuat diagnosis. Jika DCIS didiagnosis, operasi

diperlukan untuk memastikan semua kanker akan diangkat bersama dengan "batas

yang jelas," yang berarti bahwa perbatasan jaringan sehat di sekitar kanker juga

diangkat. Biasanya ini berarti menjalani lumpektomi, atau dalam beberapa kasus

(area DCIS yang besar, misalnya), mastektomi.

Setelah biopsi, patologi menganalisis bagian jaringan payudara dan melaporkan

kembali mengenai:

• Jenis dan Stadium DCIS:

bagaimana sel-sel yang abnormal terlihat bila dibandingkan dengan

sel payudara normal, dan seberapa cepat mereka tumbuh

• Status Reseptor Hormon:

Ada atau tidaknya reseptor sel kanker (protein dalam sel yang

menerima pesan dari hormon) untuk hormon estrogen dan atau

progesteron. Jika estrogen dan atau reseptor progesteron ditemukan, ini

berarti bahwa pertumbuhan sel kanker didorong oleh hormon tersebut.

2.9. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkaian pengobatan

meliputi pembedahan, kemoterapi, terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru

adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk memusnahkan

kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta menghilangkan gejala-

21

Page 25: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

gejalanya. Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan terapi dilakukan secara

individual.

Lima Tipe Pengobatan Standar :

1. Pembedahan

Pasien kanker payudara sebagian besar menjalani pembedahan untuk

mengangkat kanker dari payudara. Beberapa limfonodi axillaris biasanya diambil

dan dilihat dibawah mikroskop untuk mengetahui apakah limfonodi tersebut

mengandung sel-sel kanker atau tidak.

Operasi konservasi payudara, operasi untuk mengangkat kanker namun tidak ikut

mengangkat payudara itu sendiri, meliputi:

Lumpektomi

Operasi untuk mengangkat tumor (benjolan) dan sejumlah kecil jaringan

normal di sekitarnya.

Mastektomi Parsial:

Operasi untuk mengangkat sebagian payudara yang terkena kanker beserta

jaringan normal di sekitarnya. Prosedur ini juga disebut dengan

mastektomi segmental.

Pasien yang diterapi dengan operasi konservasi payudara juga diambil limfonodi

axillarisya untuk biopsy. Prosedur ini disebut dengan diseksi limfonodi. Prosedur

ini dapat dilakukan bersamaan dengan operasi konservasi payudara atau

setelahnya. Diseksi limfonodi dilakukan melalui insisi yang terpisah.

22

Page 26: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Tipe operasi lain adalah sebagai berikut:

Mastektomi Total

Operasi pengangkatan seluruh payudara yang terkena kanker. Prosedur ini

disebut juga mastektomi sederhana. Beberapa limfonodi axillaris juga

diambil untuk biopsi pada waktu yang bersamaan dengan operasi atau

setelahnya. Prosedur ini dilakukan melalui insisi yang terpisah.

Modifikasi Mastektomi Radikal

Operasi pengangkatan seluruh payudara yang terkena kanker, beberapa

limfonodi aksillaris, lapisan atas otot-otot dada, dan kadang, bagian dari

otot dinding dada.

Radical Mastektomi

Operasi pengangkatan seluruh payudara yang terkena kanker, otot-otot

dinding dada di bawah payudara, dan seluruh limfonodi axillaris. Prosedur

ini kadang disebut mastektomi radikal Halsted.

23

Page 27: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Walaupun dokter mengangkat semua kanker yang terlihat saat operasi, pasien

tetap diberi terapi radiasi, kemoterapi, atau terapi hormon setelah operasi untuk

membunuh sel-sel kanker yang masih tersisa. Pengobatan yang diberikan setelah

operasi untuk menurunkan risiko kanker muncul kembali disebut terapi ajuvan.

Jika pasien akan menjalani mastektomi, rekonstruksi payudara (operasi untuk

membangun kembali bentuk payudara setelah mastektomi) dapat

dipertimbangkan. Rekonstruksi payudara dapat dilakukan pada waktu

mastektomi atau di waktu mendatang. Payudara yang direkonstruksi dapat dibuat

dari jaringan tubuh (non payudara) pasien sendiri atau dengan menggunakan

implant yang diisi dengan salin atau silikon gel.

2.Terapi Radiasi

Terapi radiasi adalah pengobatan kanker yang menggunakan sinar X

berenergi tinggi atau jenis radiasi lain untuk membunuh sel-sel kanker atau

menahan pertumbuhannya. Ada dua jenis terapi radiasi. Terapi radiasi eksternal

menggunakan mesin diluar tubuh untuk mengirim radiasi ke arah kanker. Terapi

radiasi internal menggunakan substansi radioaktif yang disegel di jarum, biji,

kabel, atau kateter yang ditempatkan langsung ke dalam atau ke dekat kanker.

Cara terapi radiasi yang diberikan tergantung pada jenis dan stadium kanker yang

sedang diobati.

3.Kemoterapi

Kemoterapi adalah pengobatan kanker yang menggunakan obat-obatan

untuk menghentikan pertumbuhan sel kanker, baik dengan membunuh atau

menghentikan pembelahan sel-sel tersebut. Apabila kemoterapi digunakan secara

oral atau diinjeksikan ke pembuluh darah vena atau otot, obat dapat masuk ke

aliran darah dan dapat mencapai sel-sel kanker di seluruh tubuh (kemoterapi

sistemik). Namun apabila kemoterapi ditempatkan langsung ke tulang belakang,

organ, atau rongga tubuh seperti abdomen, obat-obatan sebagian besar akan

mempengaruhi sel-sel kanker di tempat-tempat tersebut (kemoterapi regional).

Cara kemoterapi yang diberikan tergantung pada jenis dan stadium kanker yang

sedang diobati.

24

Page 28: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Tabel 2. 9.1. Preparat Kemoterapi

25

Page 29: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Dikutip dari Harrisons, Principle of Internal Medicine

26

Page 30: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

4.Terapi Hormon

Terapi hormon adalah pengobatan kanker dengan cara menghilangkan

hormon atau menghambat aktivitasnya dan menghentikan pertumbuhan sel-sel

kanker. Hormon adalah substansi yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tubuh

dan beredar dalam aliran darah. Beberapa hormon dapat menyebabkan kanker

tertentu untuk tumbuh. Jika tes menunjukkan bahwa sel-sel kanker menempati

reseptor dimana hormon bekerja, terapi obat-obatan, operasi, atau terapi radiasi

digunakan untuk mengurangi produksi hormon atau menghalangi kerjanya.

Hormon estrogen, yang membuat beberapa jenis kanker payudara tumbuh,

terutama dibuat oleh ovarium. Pengobatan untuk menghentikan ovarium membuat

estrogen disebut ablasi ovarium.

Terapi Hormon dengan Tamoxifen

Sering diberikan kepada pasien dengan kanker payudara stadium dini

dan kanker payudara metastatik (kanker yang telah menyebar ke bagian

lain tubuh). Terapi hormone dengan tamoxifen atau estrogen dapat

bekerja pada sel-sel di seluruh tubuh dan dapat meningkatkan

kemungkinan timbulnya kanker endometrium. Perempuan yang

menggunakan tamoxifen harus melakukan pemeriksaan panggul setiap

tahun untuk mencari tanda-tanda kanker. Adanya perdarahan vagina,

selain menstruasi, harus dilaporkan ke dokter sesegera mungkin.

Terapi Hormon dengan Inhibitor Aromatase

Diberikan kepada beberapa wanita postmenopause yang menderita

kanker payudara tergantung hormon (hormone dependent breast cancer).

Kanker payudara tipe ini memerlukan hormon estrogen untuk tumbuh.

Inhibitor aromatase menurunkan estrogen dalam tubuh dengan

menghambat enzim aromatase yang mengubah androgen menjadi

estrogen.

Untuk pengobatan kanker payudara stadium awal, inhibitor aromatase

tertentu dapat digunakan sebagai terapi adjuvant daripada tamoxifen atau

setelah 2 tahun atau lebih penggunaan tamoxifen. Untuk pengobatan

27

Page 31: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

kanker payudara metastatik, inhibitor aromatase sedang diuji dalam uji

klinis untuk membandingkannya dengan terapi hormon dengan tamoxifen.

Tabel. 2.9.2. Preparat Terapi Hormonal

Dikutip dari Current Medical Diagnosis and Treatment 2009

5. Targeted therapy

Targeted therapy adalah jenis pengobatan yang menggunakan obat atau bahan

Lainnya untuk mengidentifikasi dan menyerang sel kanker spesifik tanpa

merugikan sel normal. Antibodi monoklonal dan inhibitor tirosin kinase adalah

dua jenis Targeted therapy yang sedang dipelajari dalam pengobatan kanker

payudara.

Terapi Antibodi Monoklonal

Adalah pengobatan kanker yang menggunakan antibodi yang dibuat di

laboratorium dari satu jenis sel sistem imun. Antibodi ini dapat

mengidentifikasi substansi pada sel kanker atau substansi normal yang

dapat membantu sel kanker tumbuh. Antibodi melekat pada substansi

tersebut dan membunuh sel kanker, menghambat pertumbuhan, atau

menahan penyebarannya. Antibodi monoklonal diberikan melalui infus.

Antibodi ini dapat melalui infus langsung atau bersama dengan obat-

obatan, racun, atau bahan radioaktif menuju sel-sel kanker. Antibodi

28

Page 32: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

monoklonal dapat dikombinasikan dengan kemoterapi sebagai terapi

adjuvant.

Trastuzumab (Herceptin)

Adalah antibodi monoklonal yang menghambat pengaruh faktor

pertumbuhan protein HER2, yang mengirim sinyal pertumbuhan sel-sel

kanker payudara. Sekitar seperempat pasien dengan kanker payudara

mempunyai tumor yang dapat diobati dengan trastuzumab dikombinasikan

dengan kemoterapi.

Inhibitor Tirosin Kinase

adalah obat terapi bertarget yang menghambat sinyal yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan tumor. Inhibitor tirosin kinase dapat dikombinasikan

dengan obat antikanker lain sebagai terapi adjuvant.

Lapatinib adalah inhibitor tirosin kinase yang menghambat pengaruh dari

protein HER2 dan protein lain dalam sel tumor. Ini dapat digunakan untuk

mengobati pasien dengan kanker payudara HER2-positif yang telah

mengalami kemajuan setelah pengobatan dengan trastuzumab.

Jenis pengobatan baru sedang diuji dalam uji klinis.

Gbr. 2.9.3. Titik Tangkap Targeted therapy

Dikutip dari Harrisons, Principle of Internal Medicine

29

Page 33: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Pengobatan Pilihan berdasarkan Stadium

1. Karsinoma Duktus In Situ (DCIS)

2. Karsinoma Lobulus In Situ (LCIS)

3. Kanker Payudara Stadium I, Stadium II, Stadium III A, dan Stadium III C yand

dapat dioperasi

4. Kanker Payudara Stadium IIIB, Stadium III C yang tidak dapat dioperasi,

Stadium IV, dan Metastatik

 5.Kanker Payudara Stadium IIIB dan Stadium III C yang tidak dapat dioperasi

 6. Kanker Payudara Stadium IV dan Metastatik

1. Karsinoma Duktus In Situ (DCIS)

Pengobatan karsinoma duktus in situ (DCIS) dapat mencakup sebagai berikut:

• Operasi konservasi payudara dan terapi radiasi dengan atau tanpa tamoxifen.

• Mastektomi total dengan atau tanpa tamoxifen.

• Operasi konservasi payudara tanpa terapi radiasi.

• Percobaan uji klinis operasi konservasi payudara dan tamoxifen dengan atau

tanpa terapi radiasi.

2. Karsinoma Lobulus In Situ (LCIS)

Pengobatan karsinoma lobulus in situ (LCIS) dapat mencakup sebagai berikut:

• Biopsi untuk mendiagnosis LCIS diikuti dengan pemeriksaan dan mammogram

secara rutin dan teratur untuk menemukan adanya perubahan sedini mungkin.

Hal ini disebut observasi.

• Tamoxifen untuk mengurangi risiko terkena kanker payudara.

• Mastektomi profilaksis bilateral. Pilihan pengobatan ini kadang digunakan pada

wanita yang memiliki risiko tinggi terkena kanker payudara. Banyak ahli bedah

percaya bahwa ini adalah pengobatan yang lebih agresif daripada yang

dibutuhkan.

• Percobaan uji klinis obat-obat pencegah kanker.

30

Page 34: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

3. Kanker Payudara Stadium I, Stadium II, Stadium III A, dan Stadium IIIC

yang dapat dioperasi

Pengobatan kanker payudara stadium I, stadium II, stadium IIIA, dan stadium III

C yang dapat dioperasi mencakup hal berikut:

• Operasi konservasi payudara untuk mengangkat kanker dan beberapa jaringan

payudara di sekitarnya, diikuti dengan diseksi kelenjar getah bening dan terapi

radiasi.

• Modifikasi mastektomi radikal dengan atau tanpa operasi rekonstruksi payudara.

• Sebuah uji klinis yang mengevaluasi biopsi limfonodi sentinel diikuti oleh

pembedahan.

Terapi ajuvan (pengobatan yang diberikan setelah operasi untuk meningkatkan

peluang kesembuhan) dapat mencakup sebagai berikut:

• Terapi radiasi ke limfonodi sekitar payudara dan dinding dada setelah

mastektomi radikal dimodifikasi.

• Kemoterapi sistemik dengan atau tanpa terapi hormon.

• Terapi hormon.

• Sebuah uji klinis dari trastuzumab (Herceptin) dikombinasikan dengan

kemoterapi sistemik.

4.Kanker Payudara Stadium IIIB, Stadion III C yang dapat dioperasi,

Stadium IV, dan metastatik

Kanker Payudara Stadium IIIB dan Stadium III C yang dapat dioperasi

Pengobatan kanker payudara stadium IIIB dan stadium IIIC yang dapat dioperasi

mencakup hal berikut:

• kemoterapi sistemik.

• kemoterapi sistemik diikuti dengan pembedahan (operasi konservasi payudara

atau mastektomi total), dengan diseksi limfonodi diikuti dengan terapi radiasi.

Tambahan terapi sistemik (kemoterapi, terapi hormon, atau keduanya) dapat

diberikan.

• Percobaan klinis pengujian obat antikanker baru, kombinasi obat baru, dan cara-

31

Page 35: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

cara baru memberi pengobatan.

5.Kanker Payudara Stadium IV dan Metastatik

Pengobatan kanker payudara stadium IV atau metastasis dapat mencakup hal

berikut:

• Terapi hormon terapi dan / atau kemoterapi sistemik dengan atau tanpa

trastuzumab (Herceptin).

• Terapi inhibitor tirosin kinase dengan lapatinib dikombinasikan dengan

capecitabine.

• Terapi radiasi dan / atau pembedahan untuk mengurangi nyeri dan gejala

lainnya.

• Obat-obatan bisphosphonate untuk mengurangi penyakit tulang dan nyeri saat

kanker telah menyebar ke tulang.

• Percobaan klinis pengujian kemoterapi sistemik baru dan / atau terapi hormon.

• Uji klinis kombinasi baru trastuzumab (Herceptin) dengan obat antikanker.

• Uji klinis kombinasi baru lapatinib dengan obat antikanker.

• Percobaan klinis pengujian pendekatan lainnya, termasuk kemoterapi dosis

tinggi dengan transplantasi stem cell.

2.10. PROGNOSIS

Pada permulaan terutama ditemukan pertumbuhan intraluminal, tanpa

infiltrasi. Stadium ini disebut karsinoma in situ. Mengenani lamanya transformasi

maligna tidak banyak diketahui. Kanker payudara sendiri mempunya fraksi

pertumbuhan rendah ( sel dalam siklus replikasi) dengan waktu duplikasi rata-rata

200 hari, maka suatu tumor akan membutuhkan 20 tahun untuk menjadi palpable

(diameter 1-2 cm). Meskipun kecepatan pertumbuhan kebanyakan tidak konstan

dan juga tidak logaritmik, kalkulasi ini berimplikasi bahkan pada pertumbuhan

yang amat cepat (waktu duplikasi 20 hari) paling sedikit waktu latensi preklinis

adalah 2 tahun. Pertumbuhan infiltrative local adalah akibat bertambahnya sel-

sel tumor dalam jaringan kelenjar payudara, yang di dalamnya terjadi

pertumbuhan neoplastik itu. Tumor yang tumbuh bervariasi dalam bentuk dan

struktur internnya, yang disamping secara patologik juga mamografik dapat

32

Page 36: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

dikenal. Pertumbuhan infiltrative terjadi sepanjang tabung-tabung kelenjar, tali

temali jaringan ikat dan jaringan lemak dalam payudara yang hanya member

sedikit tahanan. Sel-sel tumor dapat menembus pembuluh limfe dan darah dengan

cara yang sama seperti sel darah putih. Dengan cara ini kadang-kadang sebelum

tumor bisa dideteksi sudah didapatkan metastasis dini.

Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun

kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Gejala kanker ini sering tidak

dirasakan penderita dengan jelas.(6)

Tabel. 2.10.1 Prognosis Kanker Payudara

Dikutip dari Current Medical Diagnosis and Treatment 2009

Dikutip dari Harrisons, Principle of Internal Medicine

33

Page 37: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

BAB III

RINGKASAN

3.1. Pengertian

Kanker Payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan

atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara, Hal ini bisa

terjadi terhadap wanita maupun pria. Dari seluruh penjuru dunia, penyakir kanker

payudara (Breast Cancer/Carcinoma mammae) diberitakan sebagai salah satu

penyakit kanker yang menyebabkan kematian nomor lima (5) setelah ; kaker paru,

kanker rahim, kanker hati dan kanker usus.

3.2. Etiologi

Penyakit kanker payudara terbilang penyakit kanker yang paling umum

menyerang kaum wanita, meski demikian pria pun memiliki kemungkinan

mengalami penyakit ini dengan perbandingan 1 di antara 1000. Sampai saat ini

belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker ini terjadi, namun

beberapa faktor kemungkinannya adalah :

1. Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.

2. Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)

3. Wanita yang belum mempunyai anak

4. Kehamilan dan menyusui

5. Wanita gemuk

6. Preparat hormon estrogen

7. Faktor genetik

3.3 Anatomi Fisiologi

1. Anatomi Payudara

Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus, sinus

laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolar. Pengaliran limfa dari payudara

34

Page 38: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama dari

bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar

interpektoralis.

2. Fisiologi Payudara

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon.

Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa

pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak

pubertas pengaruh ekstrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium

dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan

timbulnya asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar

hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa

hari sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal.

Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama

beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri

sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan.

Pada waktu itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena

kontras kelenjar terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya

berkurang.

Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan

payudara menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus

berproliferasi, dan tumbuh duktus baru.

Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu

diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui

duktus ke puting susu. (8)

3.4. Insiden

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa 5 besar kanker di dunia

adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung

dan kanker hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia 35

Page 39: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

menyatakan bahwa urutan 5 besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker

payudara, kelenjar getah bening, kulit dan kanker nasofaring.

Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Data

terakhir menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita

menunjukkan angka ke 2 tertinggi penyebab kematian setelah kanker rahim.

3.5. Patofisiologi

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang

disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi . Penyakit

payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas

sesudah masa menopause (postmenopause). Respon dan prognosis

penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.

Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent” mengandung reseptor

yang mengikat estradiol, suatu tipe estrogen, dan pertumbuhannya dirangsang

oleh estrogen. Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan

lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormon dependent. Kanker-kanker ini

memberikan respon terhadap pengobatan hormone.

3.6. Gejala klinik

Gejala kanker payudara antara lain, terdapat benjolan di payudara yang nyeri

maupun tidak nyeri, keluar cairan dari puting, ada perlengketan dan lekukan pada

kulit dan terjadinya luka yang tidak sembuh dalam waktu yang lama, rasa tidak

enak dan tegang, retraksi puting, pembengkakan lokal.

Gejala lain yang ditemukan yaitu konsistensi payudara yang keras dan

padat, benjolan tersebut berbatas tegas dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya

dalam stadium ini belum ada penyebaran sel-sel kanker di luar payudara.

3.7. Klasifikasi Kanker Payudara

1. Tumor primer (T)

1. Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan

2. To : Tidak terbukti adanya tumor primer36

Page 40: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

3. Tis : Kanker in situ, paget dis pada papila tanpa teraba tumor

4. T1 : Tumor < 2 cm

T1a : Tumor < 0,5 cm

T1b : Tumor 0,5 – 1 cm

T1c : Tumor 1 – 2 cm

5. T2 : Tumor 2 – 5 cm

6. T3 : Tumor diatas 5 cm

7. T4 : Tumor tanpa memandang ukuran, penyebaran langsung ke dinding

thorax atau kulit.

T4a : Melekat pada dinding dada

T4b : Edema kulit, ulkus, peau d’orange, satelit

T4c : T4a dan T4b

T4d : Mastitis karsinomatosis

2. Nodus Limfe Regional (N)

1. Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

2. N0 : Tidak teraba kelenjar axila

3. N1 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang tidak melekat.

N2 : Teraba pembesaran kelenjar axila homolateral yang melekat satu

sama lain atau melekat pada jaringan sekitarnya.

N3 : Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral

3. Metastas Jauh (M)

1. Mx : Metastase jauh tidak dapat ditemukan

2. M0 : Tidak ada metastase jauh

3. M1 : Terdapat metastase jauh, termasuk kelenjar subklavikula

3.8. Stadium Kanker Payudara :

1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, tidak ada limfonodus terkena (LN) atau

penyebaran luas.

2. Stadium IIa : tumor kurang dari 5 cm, tanpa keterlibatan LN, tidak ada

penyebaran jauh. Tumor kurang dari 2 cm dengan keterlibatan LN

37

Page 41: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

3. Stadium IIb : tumor kurang dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. Tumor lebih

besar dari 5 cm tanpa keterlibatan LN

4. Stadium IIIa : tumor lebih besar dari 5 cm, dengan keterlibatan LN. semua

tumor dengan LN terkena, tidak ada penyebaran jauh

5. Stadium IIIb : semua tumor dengan penyebaran langsung ke dinding dada atau

kulit semua tumor dengan edema pada tangan atau keterlibatan LN supra

klavikular.

6. Stadium IV : semua tumor dengan metastasis jauh.

3.9. Pemeriksaan Diagnostik

1) Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari

payudara, hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.

2) Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan

kista.

3) CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada

organ lain

4) Sistologi biopsi aspirasi jarum halus

3.10. Pencegahan

Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan

di payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri (SADARI).

Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum

menstruasi, payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.

3.11. Penatalaksanaan

Penanganan dan pengobatan penyakit kanker payudara tergantung dari tipe dan

stadium yang dialami penderita. Umumnya seseorang baru diketahui menderita

penyakit kanker payudara setelah menginjak stadiun lanjut yang cukup parah, hal

ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau rasa malu sehingga terlambat untuk

diperiksakan kedokter atas kelainan yang dihadapinya

38

Page 42: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Pembedahan

1. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran).

2. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara,

semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor.

3. Mastektomi radikal yang dimodifikasi aksial

1) Mastektomi radikal

Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya :

seluruh isi aksial.

2) Mastektomi radikal yang diperluas

Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.

Non Pembedahan

1. Penyinaran

Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi

pada kanker lanjut; pada metastase tulang, metastase kelenjar limfe

aksila.

2. Kemoterapi

Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang

lanjut.

3.Terapi hormon dan endokrin

Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen,

antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi.

39

Page 43: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Devita et al, Principles and Practice of Oncology 7 th ed, 2006, p: 1415,

1420-1424, 1457,1651-1716

2. Harrisons, Principle of Internal Medicine 17 Th ed, 2008, capt 86

3.Singh J.,Devi L.: Avoidable factors of maternal mortality Asian medical Journal

2002, p 22:44-52

4.Fleming et al, AJCC Cancer Staging Manual, 5 Th ed, 1997, p : 171-180

5.Klein M.L.,Karten J.: Maternal deaths : Cancer Take a Part of Our Live.

A.J.O.G.110, 2003, p: 298-302

6.Van de Velde C.J.H., Bosman F.T., Wagener D.J.Th., 1999, Onkologi

Kedokteran, Panitia Kanker RSUP dr. Sardjito,Yogyakarta. Hal : 467-492

7.Handoyo, Pengetahuan Mengenai Kanker. Bina Pustaka. Bandung 2005

8. Sjamsuhidajat R., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta 1997, hal

530-535

9. Victor G. Vogel, MD, MHS, Journal for cliniians Breast Cancer Prevention: A

Review of Current Evidence, 2000, Vol 50 no 3, p: 156-169

10. Suzanne D. Conzen, Tatyana A. Grushko, dan Olufunmilayo I. Olopade,

Cancer of The Breast, 2008, p: 1595-1654

11. Mc Phee SJ, Papadakis MA, Current Medical Diagnosis and Treatment 2009,

48 Th ed.

40

Page 44: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Daftar Pustaka

Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta

Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.

Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta

Sjamsuhidajat R., Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta 1997

Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Breast Cancer Prevention: A Review of Current Evidence, Victor G. Vogel, MD, MHS

Pengelompokan faktor risiko kanker payudara

Buku : Tahun 2008, Suzanne D. Conzen, Tatyana A. Grushko, dan Olufunmilayo I. Olopade, Cancer of The Brest, hal1595-1654

41

Page 45: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

BAB V

LAMPIRAN

42

Page 46: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

43

Page 47: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

44

Page 48: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

45

Page 49: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Devita

46

Page 50: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Pengobatan Kanker Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang

penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit, yaitu mastektomi.

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi,

yaitu:

47

Page 51: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

a. Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh

payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan

tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.

b. Total Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara

saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.

c. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari

payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya

pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh

payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.

Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar

tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

Penyinaran/radiasi, yang dimaksud radiasi adalah proses

penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan

sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker

yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini

tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di

sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung

menurun sebagai akibat dari radiasi. Kemoterapi Kemoterapi

adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil

cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel

kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh

tubuh. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan

muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang

diberikan pada saat kemoterapi.

(Karten, 2003)

48

Page 52: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

49

Page 53: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

50

Page 54: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

51

Page 55: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

52

Page 56: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

53

Page 57: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

54

Page 58: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

55

Page 59: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

56

Page 60: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

57

Page 61: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

58

Page 62: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

59

Page 63: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

60

Page 64: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Anatomy of the breast, showing lymph nodes and lymph vessels.

61

Page 65: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Breast-conserving surgery. Dotted lines show the area containing the tumor that is removed and some of the lymph nodes that may be removed.

Total (simple) mastectomy. The dotted line shows where the entire breast is removed. Some lymph nodes under the arm may also be removed.

62

Page 66: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

Modified radical mastectomy. The dotted line shows where the entire breast and some lymph nodes are removed. Part of the chest wall muscle may also be removed.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Montano DE, Manders DB, Philips WR. 1990. Cancer of survey instrument. Berlin.

Singh J.,Devi L.: Avoidable factors of maternal mortality Asian medical Journal 22:44-52,2002

Klein M.L.,Karten J.: Maternal deaths : Cancer take a part of our live.A.J.O.G.110 : 298-302,2003

Van de Velde C.J.H., Bosman F.T., Wagener D.J.Th., 1999, Onkologi Kedokteran, Panitia Kanker RSUP dr. Sardjito,Yogyakarta. Hlm,467-492

Handoyo. 2005. Pengetahuan Mengenai Kanker. Bina Pustaka. Bandung

Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria

operbilitas Heagensen sebagai berikut:

1. Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara).

2. Adanya nodul satelit pada kulit payudara.

3. Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa. 63

Page 67: Pa to Genesis CA Mamae Auto Saved)

4. Terdapat model parasternal.

5. Terdapat nodul supraklavikula.

6. Adanya edema lengan.

7. Adanya metastase jauh.

8. Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit,

edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening

aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat

satu sama lain.

64