BAB I Auto Saved)

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah perubahan dalam diri seseorang yang merupakan hasil pengalaman. Perubahan pada seseorang tersebut dapat dilihat pada aspek behavioral dan kognitif. Para ahli psikologi behavioral seperti J.B. Watson, E.L. Thorndike, dan B.F. Skinner menegaskan bahwa pembelajaran merupakan perubahan perilaku, yang dengannya seseorang bertindak dalam satu situasi tertentu. Sebaliknya, para psikolog kognitif seperti Jean Piaget, Robert Claser, John Anderson, dan David Ausubel mengatakan bahwa pembelajaran merupakan proses internal yang tidak dapat diobservasi secara langsung. Menurut pandangan kognitif pembelajaran merupakan perubahan dalam kemampuan seseorang untuk merespons satu situasi tertentu. Berikut adalah komponen-komponen pokok dalam pembelajaran , yaitu tujuan, materi, strategi, media, dan evaluasi. Tujuan adalah sesuatu yang ingin dicapai; materi adalah bahan yang dipelajari siswa atau diajarkan guru kepada siswa; strategi adalah langkah- langkah yang ditempuh siswa dan atau guru dalam mempelajari (guru=mengajarkan) materi pelajaran untuk mencapai tujuan; media adalah sarana untuk memudahkan 1

Transcript of BAB I Auto Saved)

Page 1: BAB I Auto Saved)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah perubahan dalam diri seseorang yang merupakan

hasil pengalaman. Perubahan pada seseorang tersebut dapat dilihat pada aspek

behavioral dan kognitif. Para ahli psikologi behavioral seperti J.B. Watson, E.L.

Thorndike, dan B.F. Skinner menegaskan bahwa pembelajaran merupakan

perubahan perilaku, yang dengannya seseorang bertindak dalam satu situasi

tertentu. Sebaliknya, para psikolog kognitif seperti Jean Piaget, Robert Claser,

John Anderson, dan David Ausubel mengatakan bahwa pembelajaran merupakan

proses internal yang tidak dapat diobservasi secara langsung. Menurut pandangan

kognitif pembelajaran merupakan perubahan dalam kemampuan seseorang untuk

merespons satu situasi tertentu.

Berikut adalah komponen-komponen pokok dalam pembelajaran , yaitu

tujuan, materi, strategi, media, dan evaluasi. Tujuan adalah sesuatu yang ingin

dicapai; materi adalah bahan yang dipelajari siswa atau diajarkan guru kepada

siswa; strategi adalah langkah-langkah yang ditempuh siswa dan atau guru dalam

mempelajari (guru=mengajarkan) materi pelajaran untuk mencapai tujuan; media

adalah sarana untuk memudahkan pencapaian tujuan; dan evaluasi adalah proses

untuk mengetahui pencapaian hasil dan efektivitas pembelajaran. Dengan

demikian, evaluasi merupakan salah satu komponen pokok yang selalu ada dalam

pembelajaran. Dengan kata lain, pembelajaran tidak dapat dipisahkan dengan

kegiatan evaluasi.

Secara umum evaluasi memiliki dua fungsi utama, yaitu untuk mengetahui

pencapaian hasil belajar siswa dan hasil mengajar guru. Pengetahuan tentang

hasil belajar siswa terkait dengan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan

pembelajaran atau kompetensi-kompetensi yang telah ditetapkan. Pencapaian

hasil belajar dan mengajar terkait erat dengan pencapaian tujuan pembelajaran dan

pencapaian tujuan pembelajaran tidak terlepas dengan pencapaian tujuan

1

Page 2: BAB I Auto Saved)

pendidikan. Dengan mencermati tujuan tersebut, maka pendidikan yang

diselenggarakan di Indonesia, baik yang dikelola oleh pemerintah (berstatus

negeri) maupun yang dikelola oleh masyarakat (berstatus swasta) mencakup tiga

domain (ranah), yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif

ditunjukkan dengan berilmu; afektif ditunjukkan dengan beriman dan bertakwa,

berakhlak mulia, mandiri, demokratis, bertanggungjawab; dan psikomotor

ditunjukkan dengan kata sehat, cakap, dan kreatif. Dari segi klasifikasinya,

domain afektif memiliki cakupan yang lebih banyak (lima unsur) dibanding

domain lainnya (kognitif dan psikomotor).

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Domain Kognitif ?

2. Apa yang dimaksud dengan Domain Afektif ?

3. Apa yang dimaksud dengan Domain Psikomotor ?

4. Instrumen apa sajakah yang digunakan dalam domain-domain tujuan

pembelajaran tersebut ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Dalam pembelajaran kita dituntut harus memahami segala domain-domain

dalam pembelajaran. Domain-domain itu diantaranya : Domain Kognitif, Domain

Afektif, Domian Psikomotor. Dalam pembelajaran selain kita harus memahami

domain-domain dalam pemmbelajaran kita juga harus memahami instrument apa

yang harus digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran dari setiap domain-

domain tersebut.

D. Manfaat Penulisan Makalah

Kita dapat mengetahui domain-domain dalam pembelajaran ( Domain

Kognitif, Domain Afektif, dan Domian Psikomotor ) dan dapat memahami

instrument apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan pemnbelajaran dari

setiap domain-domian tersebut.

2

Page 3: BAB I Auto Saved)

BAB II

ISI

A. Domain Kognitif

Bloom membagi domain kognisi ke dalam 6 tingkatan. Domain ini terdiri

dari dua bagian: Bagian pertama berupa adalah Pengetahuan (kategori 1) dan

bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6)

1. Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan ini merupakan aspek kognitif yang paling rendah tetapi paling

mendasar dalam dunia kependidikan. Berisikan kemampuan untuk mengenali dan

mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi,

prinsip dasar, dsb.

Contoh:

- Ketika ditanya apa yg dipelajari dalam pelajaran kimia, siswa dapat

menjelaskan dan atau paling tidak dapat menyebutkan istilah yang sering

digunakan dalam pembelajaran kimia.

Contoh dalam pembelajaran Kimia

- Suatu senyawa disebut asam jika ….

a. larutannya memerahkan fenolptalein

b. memberikan ion hidogen ke dalam air

c. larutannya membirikan kertas lakmus

d. memberikan ion OH- ke dalam air

2. Pemahaman (Comprehension)

Pemahaman atau mengerti merupakan kegiatan mental intelektual yang

mengorganisasikan materi yang telah diketahui. Temuan-temuan yang didapat

dari mengetahui seperti definisi, informasi, peristiwa, fakta disusun kembali

dalam struktur kognitif yang ada. Temuan-temuan ini diakomodasikan dan

kemudian berasimilasi atau bergabung dengan struktur kognitif yang ada,

3

Page 4: BAB I Auto Saved)

sehingga membentuk struktur kognitif baru. Dikenali dari kemampuan untuk

membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan,

dsb.

Contoh :

- Siswa dapat memahami dan menjelaskan suatu persamaan kimia.

Contoh dalam pembelajaran Kimia

- Perhatikan persamaan reaksi termokimia berikut:

H2(g) + Cl2(g) 2HCl(g) ΔH = -a kJ/mol

Persamaan reaksi ini menunjukkan ….

(1) jumlah mol H2 dan Cl2 yang bereaksi sama

(2) pembentukan HCl merupakan proses endoterm

(3) reaksi berlangsung pada fasa gas

(4) entalpi pembentukan HCl(g) adalah - a kJ/mol

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi adalah menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalah atau

menerapkan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Di tingkat ini, seseorang

memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori,

dsb di dalam kondisi kerja.

Contoh :

- Siswa dapat menterjemahkan soal berbentuk paragraf ke dalam suatu

persamaan kimia dan menyelesaiakan permasalahan yang dimunculkan di

dalam soal.

Contoh dalam pembelajaran Kimia

- Setelah membuat larutan tembaga(II) sulfat, seorang siswa akan

menyimpannya dalam bejana yang terbuat dari aluminium. Begitu melihat

apa yang akan dilakukan siswa itu, Bu Guru berseru: “jangan menyimpan

larutan tembaga(II) sulfat dalam bejana alumnium!”. Jelaskan apa sebab Bu

Guru mengatakan itu.

4

Page 5: BAB I Auto Saved)

B. Domain Afektif

Tingkatan ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl ada lima, yaitu:

receiving (attending), responding, valuing, organization, dan characterization.

1. Tingkat penerimaan (receiving)

Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan

memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus, misalnya kelas,

kegiatan, musik, buku, dan sebagainya. Tugas pendidik mengarahkan

perhatian peserta didik pada fenomena yang menjadi objek pembelajaran

afektif. Misalnya pendidik mengarahkan peserta didik agar senang

membaca buku, senang bekerjasama, dan sebagainya. Kesenangan ini akan

menjadi kebiasaan, dan hal ini yang diharapkan, yaitu kebiasaan yang

positif.

2. Tingkat partisipasi (responding)

Responding merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian

dari perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan

fenomena khusus tetapi ia juga bereaksi. Hasil pembelajaran pada ranah ini

menekankan pada pemerolehan respons, berkeinginan memberi respons,

atau kepuasan dalam memberi respons. Tingkat yang tinggi pada kategori

ini adalah minat, yaitu hal-hal yang menekankan pada pencarian hasil dan

kesenangan pada aktivitas khusus. Misalnya senang membaca buku, senang

bertanya, senang membantu teman, senang dengan kebersihan dan

kerapian, dan sebagainya.

3. Tingkat penilaian atau penentuan sikap (valuing)

Valuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang

menunjukkan derajat internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya

mulai dari menerima suatu nilai, misalnya keinginan untuk meningkatkan

keterampilan, sampai pada tingkat komitmen. Valuing atau penilaian

berbasis pada internalisasi dari seperangkat nilai yang spesifik. Hasil

belajar pada tingkat ini berhubungan dengan perilaku yang konsisten dan

stabil agar nilai dikenal secara jelas. Dalam tujuan pembelajaran, penilaian

ini diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi.

5

Page 6: BAB I Auto Saved)

4. Tingkat organisasi (organization)

Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik

antar nilai diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang

konsisten.

Hasil pembelajaran pada tingkat ini berupa konseptualisasi nilai atau

organisasi sistem nilai. Misalnya pengembangan filsafat hidup.

5. Tingkat pembentukan pola (characterization)

Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai. Pada tingkat

ini peserta didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku

sampai pada waktu tertentu hingga terbentuk gaya hidup. Hasil

pembelajaran pada tingkat ini berkaitan dengan pribadi, emosi, dan sosial.

Ditinjau dari tujuannya ada lima macam instrumen pengukuran

ranah afektif, yaitu instrumen (1) sikap, (2) minat, (3) konsep diri, (4)

nilai, dan (5) moral.

1) Instrumen sikap

Instrumen sikap bertujuan untuk mengetahui sikap peserta didik

terhadap suatu objek, misalnya terhadap kegiatan sekolah, mata pelajaran,

pendidik, dan sebagainya. Sikap terhadap mata pelajaran bisa positif bisa

negatif. Hasil pengukuran sikap berguna untuk menentukan strategi

pembelajaran yang tepat. Cara yang mudah untuk mengetahui sikap

peserta didik adalah melalui kuesioner.

Pertanyaan tentang sikap meminta responden menunjukkan

perasaan yang positif atau negatif terhadap suatu objek, atau suatu

kebijakan. Kata-kata yang sering digunakan pada pertanyaan sikap

menyatakan arah perasaan seseorang; menerima-menolak, menyenangi-

tidak menyenangi, baik-buruk, diingini-tidak diingini.

Contoh pernyataan untuk kuesioner:

a) Saya senang membaca buku kimia

b) Tidak semua orang harus belajar kimia

6

Page 7: BAB I Auto Saved)

c) Saya jarang bertanya pada guru tentang pelajaran kimia

d) Saya tidak senang pada tugas pelajaran kimia

e) Saya berusaha mengerjakan soal-soal kimia sebaik-baiknya

f) Memiliki buku kimia penting untuk semua peserta didik

2) Instrumen minat

Instrumen minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang

minat peserta didik terhadap mata pelajaran, yang selanjutnya digunakan

untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran. Cara

yang mudah untuk mengetahui minat peserta didik juga bisa melalui

kuesioner.

Contoh pernyataan untuk kuesioner:

a) Catatan pelajaran kimia saya lengkap

b) Catatan pelajaran kimia saya terdapat coretan-coretan tentang hal-hal

yang penting

c) Saya selalu menyiapkan pertanyaan sebelum mengikuti pelajaran kimia

d) Saya berusaha memahami mata pelajaran kimia

e) Saya senang mengerjakan soal kimia.

f) Saya berusaha selalu hadir pada pelajaran kimia

3) Instrumen konsep diri

Instrumen konsep diri bertujuan untuk mengetahui kekuatan dan

kelemahan diri sendiri. Peserta didik melakukan evaluasi secara objektif

terhadap potensi yang ada dalam dirinya. Karakteristik potensi peserta

didik sangat penting untuk menentukan jenjang karirnya. Informasi

kekuatan dan kelemahan peserta didik digunakan untuk menentukan

program yang sebaiknya ditempuh.

Contoh pernyataan untuk instrumen:

a) Saya sulit mengikuti pelajaran kimia

b) Saya mudah memahami bahasa Inggris

c) Saya mudah menghapal suatu konsep.

7

Page 8: BAB I Auto Saved)

d) Saya mampu membuat karangan yang baik

e) Saya merasa sulit mengikuti pelajaran fisika

f) Saya bisa bermain sepak bola dengan baik

g) Saya mampu membuat karya seni yang baik

h) Saya perlu waktu yang lama untuk memahami pelajaran fisika.

4) Instrumen nilai

Instrumen nilai bertujuan untuk mengungkap nilai dan keyakinan

peserta didik. Informasi yang diperoleh berupa nilai dan keyakinan yang

positif dan yang negatif. Hal-hal yang bersifat positif diperkuat sedangkan

yang bersifat negatif dikurangi dan akhirnya dihilangkan. Nilai seseorang

pada dasarnya terungkap melalui bagaimana ia berbuat atau keinginan

berbuat. Nilai berkaitan dengan keyakinan, sikap dan aktivitas atau

tindakan seseorang. Tindakan seseorang terhadap sesuatu merupakan

refleksi dari nilai yang dianutnya. Definisi operasional nilai adalah

keyakinan seseorang tentang keadaan suatu objek atau kegiatan. Misalnya

keyakinan akan kemampuan peserta didik dan kinerja guru. Kemungkinan

ada yang berkeyakinan bahwa prestasi peserta didik sulit ditingkatkan atau

ada yang berkeyakinan bahwa guru sulit melakukan perubahan.

Contoh pernyataan untuk kuesioner tentang nilai peserta didik:

a) Saya berkeyakinan bahwa prestasi belajar peserta didik sulit untuk

ditingkatkan.

b) Saya berkeyakinan bahwa kinerja pendidik sudah maksimal.

c) Saya berkeyakinan bahwa peserta didik yang ikut bimbingan tes

cenderung akan diterima di perguruan tinggi.

d) Saya berkeyakinan sekolah tidak akan mampu mengubah tingkat

kesejahteraan masyarakat.

e) Saya berkeyakinan bahwa perubahan selalu membawa masalah.

f) Saya berkeyakinan bahwa hasil yang dicapai peserta didik adalah atas

usahanya.

8

Page 9: BAB I Auto Saved)

5) Instrumen moral

Instrumen moral bertujuan untuk mengungkap moral. Informasi

moral seseorang diperoleh melalui pengamatan terhadap perbuatan yang

ditampilkan dan laporan diri melalui pengisian kuesioner. Hasil

pengamatan dan hasil kuesioner menjadi informasi tentang moral

seseorang.

C. Domain Psikomotor

Aspek psikomotor adalah berkaitan dengan pergerakan anggota fizikal.

Sebagaimana seperti domain-domain kognitif dan afektif, domian psikomotorik

turut mempunyai hirarki tersendiri seperti yang dikemukakan oleh taksonomi

Jeweet. Taksonomi Jeweet membaginya kedalam tiga tingkatan, yaitu:

1. pergerakan asas

2. pergerakan khusus

3. pergerakan kreatif

Ranah psikomotor berhubungan dengan kemampuan gerak atau

manipulasi yang bukan disebabkan oleh kematangan biologis. Pengembangan

ranah ini justru kemudian dilanjutkan oleh orang yang bukan masuk dalam

kelompok kerja Bloom. Pertama mengembangkan ranah ini adalah Simpson

(1966) memberikan tujuh jenjang psikomotor yang bersifat hierarkis yaitu

persepsi, kesiapan, penanggapan terpimpin, mekanistik, penanggapan yang

bersifat kompleks, adaptasi, dan originalitas.

Harrow (1972) mengembangkan pula ranah psikomotor ini dengan enam

jenjang. Jenjang yang juga telah dikemukakan oleh Simpson. Keenam jenjang

Simpson ialah gerakan refleks, gerakan badan yang mendasar, kemampuan

persepsi, kemampuan fisik, keterampilan gerakan dan komunikasi yang beraturan

(nondiscursive). Kelemahan utama dari klasifikasi Harrow, terutama mengenai

jenjang pertama dan kedua. Kedua jenjang ini jelas menunjukkan adanya

pengaruh kematangan biologis dan fisik sebagai faktor utama yang menyebabkan

perubahan.

9

Page 10: BAB I Auto Saved)

Domain Psikomotor itu seolah-olah dibentuk untuk menangani

pengembangan keterampilan yang berkaitan dengan tugas-tugas manual dan

gerakan fisik, tetapi juga kekhawatiran dan mencakup bisnis modern dan

keterampilan sosial seperti komunikasi dan pengoperasian peralatan IT, misalnya

telepon dan keterampilan keyboard, atau berbicara di depan umum. keterampilan

Jadi, 'motor' melampaui keterampilan manual dan fisik awalnya membayangkan

tradisional, sehingga selalu mempertimbangkan menggunakan domain ini, bahkan

jika Anda berpikir lingkungan Anda cukup ditutupi oleh Domain Kognitif dan

Afektif. Apapun situasi pelatihan, kemungkinan bahwa Domain Psikomotor

cukup signifikan. Versi Dave dari Domain Psikomotor adalah fitur yang paling

menonjol di sini karena dalam pandangannya adalah yang paling relevan dan

bermanfaat untuk pengembangan kerja-dan kehidupan-terkait, meskipun Domain

Psikomotor disarankan oleh Simpson dan Harrow lebih relevan dan bermanfaat

untuk jenis tertentu seperti pelatihan dan pengembangan, serta mengajar dan

pengembangan siswa. Masing-masing memiliki kegunaan dan keuntungan.

Deskripsi perilaku tingkat kategori atau 'tingkat' contoh aktivitas atau

demonstrasi dan bukti untuk diukur 'kata kunci' (kata kerja yang menggambarkan

kegiatan yang akan dilatih atau diukur pada tiap tingkat)

1. imitasi salinan tindakan orang lain, mengamati dan mereplikasi guru

menonton atau pelatih dan ulangi tindakan, proses atau kegiatan menyalin,

ikuti, replikasi, ulangi, mematuhi.

2. Manipulasi mereproduksi aktivitas dari instruksi atau memori

melaksanakan tugas dari instruksi tertulis atau lisan kembali membuat,

membangun, melakukan, melaksanakan, menerapkan

3. Precision melaksanakan keterampilan terpercaya, independen membantu

melakukan tugas atau aktivitas dengan keahlian dan berkualitas tinggi

tanpa bantuan atau instruksi; mampu menunjukkan aktivitas untuk pelajar

lain menunjukkan, lengkap, menunjukkan, sempurna, mengkalibrasi,

kontrol,

4. Artikulasi beradaptasi dan mengintegrasikan keahlian untuk memenuhi

tujuan non-standar yang terkait berhubungan dan menggabungkan

10

Page 11: BAB I Auto Saved)

kegiatan untuk mengembangkan berbagai metode untuk memenuhi,

persyaratan novel membangun, mengatasi, menggabungkan,

mengkoordinasikan, mengintegrasikan, beradaptasi, mengembangkan,

merumuskan, memodifikasi, master

5. Naturalisasi otomatis, penguasaan sadar aktivitas dan keterampilan terkait

di tingkat strategis menentukan tujuan, pendekatan dan strategi untuk

penggunaan desain kegiatan untuk memenuhi kebutuhan strategis,

menentukan, mengatur, menemukan, mengelola proyek

Berdasarkan versi RH Dave dari Domain Psikomotor

('Mengembangkan perilaku dan Menulis Tujuan', 1970). Teori ini pertama

kali disajikan pada konferensi Berlin 1967, maka Anda dapat melihat

model Dave dikaitkan dengan 1967 atau 1970). Refresh pemahaman Anda

mengenai di mana Domain Psikomotor cocok menjadi gambaran

Taxonomy Bloom.

Hal ini juga berguna untuk merujuk pada model 'Sadar

Kompetensi', yang arguably overlay, dan perspektif sangat membantu

untuk menjelaskan dan mewakili 'domain Psikomotor', dan terutama versi

Dave. ('Model Kompetensi Sadar' juga memberikan perspektif berguna

untuk dua domain lainnya - kognitif dan afektif, dan untuk Domain

Psikomotor alternatif yang disarankan oleh Harrow dan Simpson di bawah

ini.

Domain Psikomotor Dave di atas mungkin adalah yang paling

sering dirujuk dan digunakan interpretasi psikomotorik domain. Tentu saja

ada dua orang lain; Simpson, dan Harrow's. Ini perlu ditelusuri dan

memahami perbedaan antara tiga Domain Psikomotor interpretasi. Tentu

saja masing-masing berbeda dan memiliki penggunaan yang berbeda.

Dalam pandangan saya model Dave cukup dan tepat untuk

pelatihan orang dewasa yang paling di tempat kerja. Untuk anak-anak

muda, atau untuk orang dewasa belajar keterampilan fisik yang sama

sekali baru dan menantang (yang mungkin memerlukan perhatian

tambahan untuk kesadaran dan persepsi, dan persiapan mental), atau orang

11

Page 12: BAB I Auto Saved)

yang belajar keterampilan yang melibatkan ekspresi perasaan dan emosi,

maka model Simpson atau Harrow dapat lebih berguna karena mereka

lebih khusus mengatasi masalah ini.

Versi Simpson sangat berguna jika kita memakai orang dewasa

keluar dari zona kenyamanan mereka, karena alamat sensorik, persepsi

(dan dengan sikap implikasi) dan masalah persiapan. Misalnya sesuatu

yang menakutkan atau mengancam, seperti rutinitas darurat, situasi

konflik, tugas-tugas fisik yang berat atau kondisi. Versi Harrow adalah

sangat berguna jika Anda mengembangkan keterampilan yang ditujukan

pada akhirnya untuk mengekspresikan, menyampaikan dan / atau perasaan

pengaruh, karena tingkat akhir yang khusus membahas terjemahan

kegiatan tubuh (gerakan, komunikasi, bahasa tubuh, dll) ke menyampaikan

perasaan dan emosi , termasuk efek pada orang lain. Misalnya berbicara,

umum, pelatihan itu sendiri, dan keterampilan tingkat tinggi presentasi.

The Simpson Harrow dan model juga sesuai untuk jenis

pembangunan lainnya dewasa. Misalnya, mengajar orang dewasa untuk

menjalankan sebuah pertemuan yang sulit, atau membuat terjun payung,

akan hampir pasti menjamin perhatian pada indra persepsi dan kesadaran,

dan mempersiapkan diri secara mental, emosional, dan fisik. Dalam kasus

demikian maka, Simpson atau model Harrow itu akan lebih tepat daripada

Dave.

Simpson Domain Taksonomi Psikomotor

Elizabeth Simpson interpretasi dari domain Psikomotor berbeda

dari Dave terutama karena mengandung ekstra dua tingkat sebelum imitasi

tahap awal atau salinan. Arguably untuk situasi tertentu, pertama Simpson

dua tingkat, 'tahap Persepsi' dan 'Set' diasumsikan atau dimasukkan dalam

tingkat pertama "Dave Imitasi ', dengan asumsi bahwa Anda berurusan

dengan sehat dan orang sehat (mungkin orang dewasa daripada anak-anak

muda), dan bahwa 'bersiap-siap' atau 'mempersiapkan diri' adalah bagian

dari rutin diajarkan, dipelajari atau diukur. Jika tidak, maka versi yang

lebih komprehensif Simpson mungkin membantu memastikan bahwa

12

Page 13: BAB I Auto Saved)

kedua prasyarat untuk pembangunan pekerjaan fisik yang diperiksa dan

dibahas. Dengan demikian, model Simpson atau versi Harrow mungkin

lebih baik dibandingkan dengan model Dave untuk pengembangan anak-

anak muda.

Domain psikomotor (Simpson) contoh deskripsi tingkat kategori

atau 'tingkat' kegiatan atau demonstrasi dan bukti untuk diukur 'kata kunci'

(kata kerja yang menggambarkan kegiatan yang akan dilatih atau diukur

pada tiap tingkat)

1. Persepsi kesadaran menggunakan dan / atau pemilihan indra

untuk menyerap data untuk membimbing gerakan mengenali,

membedakan, melihat, menyentuh, mendengar, merasakan, dll

2. Setel kesiapan mental, persiapan fisik atau emosional sebelum

pengalaman atau tugas mengatur, mempersiapkan,

mendapatkan set

3. Dipandu Respon upaya meniru atau mengikuti instruksi, coba-

coba meniru, menyalin, ikuti, coba

4. Mekanisme dasar menguasai kemampuan merespons stimulus

untuk tindakan membuat, melakukan, bentuk, lengkap

5. Kompleks jelas kemampuan ahli Respon menjalankan proses

yang kompleks dengan keahlian koordinat, memperbaiki,

menunjukkan

6. Adaptasi kemampuan beradaptasi mengubah respon terpercaya

memenuhi berbagai tantangan menyesuaikan,

mengintegrasikan, menyelesaikan kemampuan kreatif

7. Originasi mengembangkan dan melaksanakan respon terpadu

yang baru dan desain kegiatan, merumuskan, memodifikasi,

desain ulang, masalah menembak

Disesuaikan dan disederhanakan representasi Simpson Domain

Psikomotor ('Klasifikasi tujuan pendidikan dalam domain psikomotor', 1972).

Elizabeth Simpson tampaknya benar-benar memiliki interpretasi pertama kali

13

Page 14: BAB I Auto Saved)

disajikan Psikomotor Domain nya pada tahun 1966 dalam Journal Illinois

Home Ekonomi. Oleh karena itu Anda mungkin melihat teori dikaitkan dengan

baik 1966 atau 1972.

Harrow's Domain Taksonomi Psikomotor

Harrow's interpretasi dari domain Psikomotor adalah sangat bias

terhadap perkembangan kebugaran fisik, ketangkasan dan kelincahan, dan

kontrol fisik 'tubuh', untuk tingkat keahlian yang cukup. Dengan demikian

model Harrow lebih sesuai dengan perkembangan gerakan tubuh anak muda

itu, keterampilan, dan gerakan ekspresif daripada, katakanlah, pengembangan

keterampilan keyboard peserta pelatihan korporat. Dengan cara yang sama,

model Harrow akan mungkin lebih bermanfaat untuk pengembangan berbicara

di depan umum dewasa atau keterampilan kinerja artistik dari Dave atau

Simpson, karena model Harrow berfokus pada terjemahan aktivitas fisik dan

tubuh menjadi ekspresi bermakna. Model Harrow adalah satu-satunya dari tiga

Domain Psikomotor versi yang secara khusus menunjukkan pengaruh

emosional pada orang lain dalam tingkat yang paling ahli kontrol tubuh, yang

bagi saya membuat lebih khusus.

Seperti biasa, memilih kerangka yang paling sesuai situasi Anda, dan

kebutuhan dan tujuan peserta pelatihan atau siswa psikomotorik domain (garu)

contoh deskripsi tingkat kategori atau 'tingkat' kegiatan atau demonstrasi dan

bukti untuk diukur 'kata kunci' (kata kerja yang menggambarkan kegiatan yang

akan dilatih atau diukur pada tiap tingkat)

1. Gerakan refleks reaksi spontan merespons secara fisik secara naluriah

bereaksi, merespon

2. Gerakan dasar sederhana dasar Fundamental Mutasi mengubah posisi,

bergerak, melakukan tindakan pegang sederhana, berjalan, berdiri,

melempar

3. Perseptual kemampuan menggunakan respon dasar dari satu kemampuan

dalam menanggapi menangkap persepsi indra yang berbeda, menulis,

mencari, membedakan menggunakan indra

14

Page 15: BAB I Auto Saved)

4. Kebugaran fisik kemampuan mengembangkan kekuatan, daya tahan,

kelincahan, pengendalian bertahan, mempertahankan, ulangi,

meningkatkan, meningkatkan, melebihi

5. Skilled Mutasi mengeksekusi operasi yang kompleks dan beradaptasi drive

canggih, terintegrasi gerakan, membangun, menyulap, memainkan alat

musik, kerajinan

6. Komunikasi Non-aktivitas penuh arti ekspresif diskursif atau output

kegiatan mengekspresikan interpretasi bermakna mengungkapkan dan

menyampaikan perasaan dan makna melalui gerakan dan tindakan

Disesuaikan dan disederhanakan representasi Harrow's Psikomotor Domain

(1972). (Non-diskursif berarti secara intuitif langsung dan disajikan dengan

baik.)

DOMAIN PSIKOMOTOR

1. Gerakan refleks (Reflex Movement), yaitu gerak yang tidak terkontrol.

Termasuk di sini :

a. Gerakan segmental

b. Gerakan intersegmental

c. Gerakan supersegmental

2. Gerakan fundamental (Gross body movement), meliputi gerak fisik dasar

manusia.

a. Gerakan locomotor

b. Gerkaan non locomotor

c. Gerakan manipulatif

3. Kemampuan perseptual (perceptual skill), yaitu kemampuan tubuh untuk

berinteraksi dengan sekitar. Termasuk di sini adalah kemampuan

mendengar, melihat dan sebagainya.

4. Kemampuan-kemampuan fisik (physical skill), seperti kekuatan,

fleksibilitas, ketangkasan, dsb.

15

Page 16: BAB I Auto Saved)

5. Keterampilan motoris (motoric skill), yaitu kemampuan tubuh untuk

mengadaptasi gerakan-gerakan dalam pola yang kompleks.

6. Komunikasi non verbal (non verbal communication), yaitu kemampuan

tubuh untuk melakukan gerakan non verbal.

STRATEGI UNTUK TUJUAN PSIKOMOTOR

  Pembahasan mengenai domain ini kurang begitu banyak dibahas. Di

samping pembahasannya yang tak sempurna, terlalu sedikit pula kajian yang telah

dilakukan terhadap domain ini, termasuk metodologi pengajarannya. Tetapi,

sebenarnya untuk melatih fisik kepada suatu keterampilan, kuncinya terletak

kepada dua hal : praktek dan pengalaman.

a. Praktek berarti menjalankan gerakan-gerakan pada waktu melatihnya.

Keterampilan-keterampilan tingkat tinggi memerlukan praktek untuk

menguasainya, misalnya cara tubuh melempar cakram di dalam pelajaran

olah raga, atau melakukan titrasi saat pratikum untuk pembelajaran kimia.

Untuk penguasaaannya diperlukan praktek.

b. Pengalaman artinya beberapa hanya dapat menguasainya dengan

pengalaman langsung dalam kenyataan. Misalnya untuk tujuan gerak

komunikasi non verbal, maka hanya dengan pengalaman, hal itu dapat

dilakukan.

  Sebenarnya, seringkali yang dilatihkan bukanlah ranah psikomotor ini.

Yang paling banyak adalah ranah kognitif yang memerlukan kemampuan fisik.

Sebut misalnya masalah cara berdiskusi. Cara berdiskusi termasuk dalam

knowledge, tetapi hanya bisa dijalankan apabila mempunyai mulut yang bisa

berbicara. Di sini perlu dibedakan antara psikomotor dengan kognitif yang

memerlukan gerakan khusus. Karena itulah pendekatan yang sering muncul

adalah berdasarkan kognisi apa yang akan diperkenalkan, dan bukan berdasarkan

gerakan apa yang akan dilakukan.

16

Page 17: BAB I Auto Saved)

Termasuk dalam kerangka pengertian strategi adalah bagaimana

memanfaatkan sepenuhnya sumber-sumber yang terdapat di sekitar pendidikan.

Sumber belajar itu bisa berupa media maupun peralatan yang dipergunakan dalam

pelaksanaan kurikulum. Lebih detilnya tentang pendekatan, metode, dan media /

peralatan, terdapat pada naskah tentang perencanaan instruksional.

 EVALUASI DOMAIN PSIKOMOTOR

  Evaluasi terhadap kemampuan psikomotor juga sulit dilakukan dan sangat

bervariasi. Untuk mengukur refleks misalnya, adalah dengan dicoba. Untuk

mengukur kepandaian melempar cakram, adalah dengan observasi terhadap

gerakan, dan ukuran terhadap jauh lemparan. Jadi, sangat bervariasi bergantung

jenis motoriknya.

Tetapi, apabila dijelajahi, terdapat beberapa yang bisa dijadikan instrumen /

metode, yaitu : 

a. Tes Tindakan

Di sini berarti dilakukan uji terhadap kemampuan peserta secara

langsung. Peserta diminta melakukan suatu tindakan tertentu dan

dinilai hasilnya.

b. Observasi

Untuk keterampilan dan komunikasi nonverbal, bisa juga dilakukan

dengan observasi. Peserta melakukan suatu tindakan, lalu guru /

pemandu mencatat dan memberikan nilai. Cara memberikan nilai

bisa menggunakan skala penilaian.

Demikianlah gambaran tentang evaluasi di dalam kurikulum. Hasil

evaluasi bisa beragam, sesuai tujuan evaluasi. Bisa berupa nilai, atau bisa saja

hanya berupa keterangan-keterangan tentang keadaan proses, atau produk.

17

Page 18: BAB I Auto Saved)

Dalam domain psikomotor, umumnya kita memahami aktivitas psikomotor

sebagai bagian dari kegiatan olahraga namun sesungguhnya banyak bidang

membutuhkan aktivitas ini. Tidak dapat kita pungkiri kan kalau aktivitas menulis

merupakan bagian aktivitas psikomotor. Bloom’s taxonomy membagi level ini

dalam 6 kategori yaitu : Reflex movements, basic fundamental movement,

perceptual abilities, physical abilities, skilled movement, dan nondiscursive

communication.

Dalam taksonomi ini memang disusun secara berjenjang. Namun

sebaiknya kita tidak memahami bahwa jenjang awal tidak sepenting jenjang

selanjutnya. Misalnya sintesis lebih penting daripada knowledge.

Impelementasinya dalam kegiatan pembelajaran seharusnya dapat memperkaya

aktivitas itu sendiri. Dan yang paling penting, memang pendidikan seharusnya

tidak hanya menyentuh ranah kognitif saja melainkan ranah afeksi dan

psikomotornya. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa

kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari

tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah

laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat

yang lebih rendah.

TAKSONOMI DOMAIN PSIKOMOTOR

Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain

berdasarkan domain yang dibuat Bloom.

1) Persepsi (Perception)

Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu

gerakan.

2) Kesiapan (Set)

Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.

3) Guided Response (Respon Terpimpin)

Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk

di dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.

18

Page 19: BAB I Auto Saved)

4) Mekanisme (Mechanism)

Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil

dengan meyakinkan dan cakap.

5) Repon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)

Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola

gerakan yang kompleks.

6) Penyesuaian (Adaptation)

Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam

berbagai situasi.

7) Penciptaan (Origination)

Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau

permasalahan tertentu.

Domain psikomotorik adalah kemampuan yang menyangkut kegiatan otot

dan fisik. Menurut Davc (1970) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima

kategori yaitu :

a.   Peniruan

terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi respons serupa

dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot saraf. Peniruan

ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.

b.   Manipulasi

Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan, penampilan,

gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan melalui latihan. Pada

tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut petunjuk-petunjuk tidak hanya

meniru tingkah laku saja.

19

Page 20: BAB I Auto Saved)

c.   Ketetapan

memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi dalam

penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan dibatasi

sampai pada tingkat minimum.

d.   Artikulasi

Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat urutan yang

tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di natara gerakan-

gerakan yang berbeda.

e.   Pengalamiahan

Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling sedikit mengeluarkan

energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan secara rutin. Pengalamiahan

merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam domain psikomotorik.

Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa domain psikomotorik dalam

taksonomi instruksional pengajaran adalah lebih mengorientasikan pada proses

tingkah laku atau pelaksanaan, di mana sebagai fungsinya adalah untuk

meneruskan nilai yang terdapat lewat kognitif dan diinternalisasikan lewat afektif

sehingga mengorganisasi dan diaplikasikan dalam bentuk nyata oleh domain

psikomotorik ini.

20

Page 21: BAB I Auto Saved)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan evaluasi dan taksonomi di atas dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Evaluasi dalam sistem pendidikan dan pengajaran adalah komponen

yang urgen yang harus dilakukan terutama untuk tujuan mengetahui

pencapaian keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran yang telah

dijalankan.

2. Tujuan pengajaran pada dasarnya adalah diperolehnya bentuk

perubahan tingkah laku baru pada peserta didik yang menurut Benyamin

S Bloom terbagi dalam tiga ranah tujuan pengajaran yakni ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik yang dikenal dengan taksonomi

Bloom.

3. Taksonomi Bloom dikembangkan dari teori psikologi kognitif dan

dirumuskan pertama kali tahun 1956. Setiap ranah/domain tersusun atas

kategori-kategori atau subkategori yang menunjukkan tingkat

kemampuan yang dapat ditunjukkan oleh peserta didik

4. Dalam evaluasi pendidikan taksonomi Bloom dapat digunakan sebagai

acuan melakukan penilaian secara lebih komprehensif dan terperinci

mencakup ketiga ranah (kognitif, afektif dan psikomotor) dan mencakup

sub-sub kategorinya.

21

Page 22: BAB I Auto Saved)

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom

http://hadisiswoyo.co.cc/index.php?option=com_content&task=view&id=48&Itemid=39

22