Otitis Media Dengan Efusi

9
Otitis Media dengan Efusi: Hubungannya dengan Disfungsi tuba Eustacius dan Adenoiditis. Kasus di Rumah Sakit Pusat Maputo Abstrak Pendahuluan Meskipun etiologi dari otitis media diketahui sebagai hal yang muktifaktor, infeksi adenoid dan disfungsi tuba eustachius memiliki hubungan yang sering dengan insidensi dari efusi telinga tengah. Kasus dari efusi telinga tengah sering terjadi di Maputo, Mozambique, dan insersi dari selang timpanostomi dan adenoidektomi saja atau disertai dengan tonsilektomi, sering dilakukan untuk mengobati anak anak dan untuk mencegah episode berulang dan yang lebih parah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan hubungan antara factor tersebut terhadap otitis media dengan efusi pada pasien yang mengunjungi poli THT di Rumah Sakit Pusat Maputo (HCM), seperti yang telah digambarkan pada klinis dan profil epidemiologi dari pasien tersebut. Metode dan Pasien Penelitian potongan lintang dilakukan pada penelitian ini. 4.157 data klinis dari pasien yang mengunjungi poli THT pada HCM untuk pertama kali dengan otitis media selama periode 4 tahun (1995-1998) di ulas dalam penelitian kali ini. Hasil 23,3% pasien yang menjungi poli THT Maputo dengan otitis media merupakan anak anak dibawah 3 tahun; mayoritas kasus otitis media dengan efusi terjadi pada anak anak berumur antara 3 dan 7 tahun (49,2%). Otitis media dengan efusi berhubungan sangat erat dengan riwayat adenoiditis dan/atau disfungsi tuba eustachius pada anak laki laki dibawah umur 7 tahun, (OR=9,53), dan pada pasien yang lebih tua (OR=12,26). Kesimpulan Proporsi dari kasus otitis media dengan efusi meningkat pada pasien dengan disfungsi tuba eustachius. Faktor lain

description

THT

Transcript of Otitis Media Dengan Efusi

Page 1: Otitis Media Dengan Efusi

Otitis Media dengan Efusi: Hubungannya dengan Disfungsi tuba Eustacius dan Adenoiditis. Kasus di Rumah Sakit Pusat Maputo

AbstrakPendahuluanMeskipun etiologi dari otitis media diketahui sebagai hal yang muktifaktor, infeksi adenoid dan disfungsi tuba eustachius memiliki hubungan yang sering dengan insidensi dari efusi telinga tengah. Kasus dari efusi telinga tengah sering terjadi di Maputo, Mozambique, dan insersi dari selang timpanostomi dan adenoidektomi saja atau disertai dengan tonsilektomi, sering dilakukan untuk mengobati anak anak dan untuk mencegah episode berulang dan yang lebih parah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan hubungan antara factor tersebut terhadap otitis media dengan efusi pada pasien yang mengunjungi poli THT di Rumah Sakit Pusat Maputo (HCM), seperti yang telah digambarkan pada klinis dan profil epidemiologi dari pasien tersebut.Metode dan PasienPenelitian potongan lintang dilakukan pada penelitian ini. 4.157 data klinis dari pasien yang mengunjungi poli THT pada HCM untuk pertama kali dengan otitis media selama periode 4 tahun (1995-1998) di ulas dalam penelitian kali ini.Hasil23,3% pasien yang menjungi poli THT Maputo dengan otitis media merupakan anak anak dibawah 3 tahun; mayoritas kasus otitis media dengan efusi terjadi pada anak anak berumur antara 3 dan 7 tahun (49,2%). Otitis media dengan efusi berhubungan sangat erat dengan riwayat adenoiditis dan/atau disfungsi tuba eustachius pada anak laki laki dibawah umur 7 tahun, (OR=9,53), dan pada pasien yang lebih tua (OR=12,26).KesimpulanProporsi dari kasus otitis media dengan efusi meningkat pada pasien dengan disfungsi tuba eustachius. Faktor lain yang dapat berpengaruh signifikan pada anak usia dibawah 7 tahun adalah ada tidaknya adenoiditis.

PENDAHULUANOtitis media dengan efusi (OME) merupakan inflamasi yang terjadi pada

telinga tengah, dengan ciri adanya cairan atau efusi dibelakan membrane timpani yang intak, tanpa adanya gejala akut. Pada 40 tahun terakhir, menurut kebiasaanya yang resisten terhadap terapi dan kebiasaannya yang timbul menetap, dimana dapat mengarah ke komplikasi dan efek yang serius setelahnya, OME telah menjadi bahasan penelitian dengan meneliti lebih dalam lagi tentang etiologi dan patofisiologinya.

OME merupakan penyakit yang sering terjadi pada usi muda dan asimtomatik di banyaknya kasus dimana sering tidak diketahui oleh orang tua. Sehingga sangat biasa apabila kasus sudah berada pada stadium yang lanjut dan terlambat ketika orang tua membawa anaknya ke rumah sakit. Di banyak Negara yang kekurangan sumberdaya untuk melakukan diagnosis lebih dini, hal ini akan berkontribusi untuk menjadikan kasus menjadi kronis.

Hipertrofi dari adenoid dan disfungsi tuba eustachius sering diketahui diesbabkan oleh berbagai factor penyebab dari kelainan ini. Lebih jauh, OME

Page 2: Otitis Media Dengan Efusi

menyebabkan banyak proses yang kompleks, dimana hal ini menjelaskan mengapa pneumatisasi dari mastoid dan variasi difusi gas dalam sirkulasinya mempunyai peran yang penting dalam fenomena tekanan negative yang terjadi pada telinga tengah.

Saat ini, dipercayai bahwa adenoidektomi, bersamaan dengan miringiotomi, tunggal atau dengan ventilasi tuba, dapat menjadi usaha pencegahan yang efektif untuk mencegah otitis.

Di Maputo, adenoidektomi merupakan hal yang sering dilakukan pada anak anak dengan OME. Rumah sakit menyarankan untuk bahwa hasil terbaik yang didapatkan melalui adenoidektomi, meskipun penelitian tidak dilakukan yang dapat mempermudah kita untuk menggambarkan besar atau ukuran hubungan dari adenoiditis dan disfungsi tuba dengan otitis media.

Tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk menggambarkan hubungan factor ini dengan pasien oME yang mengunjungi poli THT pada Rumah Sakit Pusat Maputo, seperti yang telah dipaparkan pada gambaran klinis dan epidemiologi.

METODE DAN BAHAN

Penelitian ini dilakukan di Maputo, ibukota dari Mozambique, sebuah Negara dimana terdapat Layanan Kesehatan Nasional yang dibangun menjadi 4 tingkat pelayanan. Layanan primer merupakan layanan tingkat 1 dan 2. Rumah sakit pusat Maputo merupakan layanan tingkat 4 dengan unit yang paling berkembang di Negara tersebut. Meskipun memiliki beberapa kekurangan, departemen THT yang paling didukung dengan teknologi berada pada rumah sakit tersebut. Salah satu diantaranya berada di bagian utara dari Negara tersebut dan lainnya berada di pusat, dengan total ada 8 dokter THT yang telah mempelajari 17 juta kelainan.

Penelitian disini merupakan penelitian potong lintang. Rumah sakit mendata pasien pertama yang dating dengan otitis media pada Rumah sakit pusat Maputo, antara januari 1995 dan Desember 1998, menggunakan sumber data rumah sakit.

Selama proses mengumpulkan informasi, riwayat penyakit dikumpulkan termasuk data yang berhubungan dengan umur, jenis kelamin, dan kondisi medis yang paling umum, da nada tidaknya tonsillitis, adenoiditis, otitis media rekuren, riwayat rhinitis, dan fungsi dan kondisi fisik dari membrane timpani.

Kasus otitis dikelompokkan sebagai berikut: akut atau otitis media purulent (AOM), otitis media dengan efusi (OME) dan otitis media kronik (COM). Kasus dimana klasifikasi tidak terlihat jelas dianggap sebagai otitis non spesifik. Untuk klasifikasi otitis dengan efusi, kurva timpanogram dan reflex stapedius, seperti yang tercatat berhubungan dengan riwayat pasien dan pemeriksaan medis, yang dinilai.

Data kemudian diolah dan dianalisis menggunakan SPSS 8,0 dan program GLIM. Deskripsi univariat dari seluruh variable dimasukan dan didistribusikan sesuai dengan frekuensi dari variable kategori dan pengurukuran dan tendensi sentral dan disperse dalam kasus untuk mengukur variable kuantitatif. Sehingga, untuk kasus dimana tipe otitis yang diklasifikasikan sesuai dengan perkembangan klinis, analisis bivariate digunakan untuk mencari hubungan antara tipe dari otitis dan variable lain yang dihitung menggunalan uji chi-squared. Setelah itu, analisis multivariate digunakan untuk menilai dari

Page 3: Otitis Media Dengan Efusi

hubungan langsung antara perbedaan variable dalam penelitian. Analisis ini dilakukan menggunakan model linear yang panjang. Akhirnya, dengan transformasi, proporsi dari OME dihitung untuk menghitung perbedaan dari observasi. Dengan tujuan untuk membentuk interpretasi dari yang memudahkan hasil, penentuan dari model dilakukan terpisah untuk anak dibawah usia 7 tahun dan yang diatas usia 7 tahun.

HASILTotal dari 4.157 data untuk dianalisis. Distribusi dari otitis yang diamati

sebagai berikut: 37,2% AOM, 29,2% OME dan 17,5% COM. Dalam data klinis dari sisa pasien, klasifikasi yang tidak dijelaskan terdapat 16,1% , dimana hal ini tercatat karena otitis non spesifik. Sehingga, dari total kasus yang ada dimana otitis dapat diidentifikasikan, proporsi OME sebanyak 34,9%.

Pasien yang dipelajari berumur antara 6 bulan dan 65 tahun dan terbagi dalam 6 kelompok umur seperti yang telah digambarkan dalam table 1.

Dapat terlihat dalam table 1 bahwa kelompok dengan jumlah pasien terbanyak yaitu pada anak laki laki dan anak perempuan dengan umur 3 tahun atau kurang. Setiap empat pasien yang diteliti, terdapat 1 yang berumur 3 tahun. Lebih dari separuh dari pasien berada dibawah 25 tahun dan 1 dalam 3 tidak lebih dari 8 tahun. Dalam proporsi tiap kelompok umur OME, dapat terlihat bahwa rendah untuk kelompok umur anak muda pada 22,2%, dan meningkat tajam pada anak berumur 3 hingga 7 pada 49,2%, dan kemudian turun dan menjadi stabil pada kelompok umur sekitar 35-39%

Pada individu yang dipelajari, pria mendominasi 64,2%, proporsi oME lebih tinggi pada kelompok ini (37,6%) daripada wanita (29,8%) (p<0,001)

Telinga yang terkena spesifik pada total 3,505 data; ini mungkin untuk mengkonfirmasi bahwa pada 35,2% dari kasus merupakan otitis yang bilateral. Pada 2,272 kasus dimana yang terkena merupakan unilateral, kiri yang tercatat lebih tinggi sedikit (52,6%) daripada yang kanan (47,4%). Persentase dari OME tidak menunjukan perbedaan dalam hubungan telinga yang terkena.

14% dari seluruh kasus yang diperiksa memiliki hubungan dengan tonsillitis, 9% dengan adenoiditis dan 11,8% dengan disfungsi tuba eustachius. Proporsi dari pasien OME dengan tonsillitis yaitu 40,7%, dan 33,7% yang tidak memilikiki tonsillitis (p=0,003%). 46,9% dari pasien dengan adenoiditis memiliki OME yang dibandingkan dengan 33,4% yang tidak memiliki adenoiditis (p<0,001).

Hasil yang didapatkan dari pasien berusia 7 tahun atau kurang Hasil yang signifikan antara hubungan dari tipe otitis yang diamati antara

variable yang lain dipaparkan dalam table 2 dalam OR yang telah disesuaikan.Hasil yang diperoleh menunjukkan hubungan antara jenis otitis,

adenoiditis dan usia di satu sisi dan jenis otitis, disfungsi tuba eustachius dan jenis kelamin di sisi lain. Dengan demikian, adanya adenoiditis meningkatkan proporsi OME untuk pasien di bawah usia atau usia 3 (OR = 400). Pada anak-anak di atas usia 3, adenoiditis tampaknya berperilaku dengan cara yang sama, meskipun lebih moderat untuk bagaimana berperilaku pada anak-anak muda. Efek ini, bagaimanapun, tidak signifikan karena di perbatasan tingkat didirikan pada 0,05. Situasi yang sama diamati mengacu pada Eustachian sindrom

Page 4: Otitis Media Dengan Efusi

disfungsi tabung. Kehadiran ini jelas meningkatkan proporsi OME pada laki-laki (OR = 9,53). Selain itu, fakta bahwa proporsi OME lebih besar bagi anak-anak di atas usia 3 dari anak-anak muda menonjol dalam cara yang lebih jelas dalam kasus-kasus tanpa adenoiditis. Akhirnya, berkaitan dengan jenis kelamin, harus ditekankan bahwa proporsi lebih tinggi untuk anak laki-laki daripada anak perempuan, terutama dalam kasus-kasus dengan sindrom disfungsi tabung. Kasus tonsilitis tidak menunjukkan hubungan dengan jenis otitis.

Untuk menilai efek adenoiditis dan disfungsi tuba eustachius pada jenis otitis media yang lebih baik, proporsi yang berbeda dari OME diperkirakan dalam setiap situasi observasional. Perkiraan ini disajikan dalam tabel 3.

Dalam tabel ini, berkonsentrasi pada variabel lain, dapat dengan jelas terlihat bahwa anak laki-laki yang lebih tua selalu mendaftar persentase lebih tinggi dari OME dari yang lebih muda dan laki-laki lebih dari perempuan bersama dengan tokoh-tokoh yang lebih tinggi dengan kehadiran adenoiditis dan disfungsi tuba eustachius. Juga dalam tabel ini, proporsi OME dengan angka terendah dapat diamati antara anak perempuan berusia 3 atau di bawah tanpa adenoiditis. Dalam hal ini, sekitar hanya 1 per setiap 10 kasus yang tercatat dari otitis adalah OME. Sebaliknya kita memiliki situasi yang aneh untuk anak laki-laki di atas usia 3 dengan disfungsi tuba eustachius mana untuk setiap 10 anak laki-laki yang memiliki karakteristik ini, 9 memiliki OME.

Hasil yang diperoleh untuk pasien yang berusia di atas 7

Dalam hal ini, diamati dalam model disesuaikan bahwa satu-satunya variabel yang terkait dengan jenis otitis adalah jenis kelamin dan disfungsi tuba eustachius (tabel 4).

Proporsi OME dijelaskan pada tabel 5 di mana ia menegaskan bahwa persentase sangat meningkat dengan adanya disfungsi tabung Eustachio dan, lebih sedikit pada pria: untuk setiap 10 pasien dengan tabung Eustachian sindrom disfungsi sekitar 8 memiliki OME, meningkat dari sekitar 55% dalam proporsi yang diamati pada pasien yang tidak memiliki disfungsi ini.

PEMBAHASAN

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini berkaitan dengan proporsi otitis media dengan efusi dalam kaitannya dengan jenis kelamin dan usia setuju dengan yang ditemukan dalam literatur 8,9. Berbagai penelitian epidemiologi otitis media menunjukkan bahwa, seperti halnya dengan kebanyakan infeksi pada bayi dan balita, kejadian otitis media biasanya lebih besar pada laki-laki daripada perempuan. Hal ini sama dengan komplikasi, seperti yang ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan di Boston 9, di mana bentuk kronis lebih umum pada jenis kelamin laki-laki. Dari daftar pustaka berkonsultasi, alasan untuk perbedaan ini tidak jelas, tetapi diketahui bahwa gender adalah salah satu faktor yang berkontribusi terhadap karakterisasi pengembangan fisiopatologis banyak penyakit dan ini bisa menjadi salah satu penyakit tersebut. Namun, hasil dari penelitian yang kami sajikan di sini tidak dapat diekstrapolasikan ke masyarakat luas, mengingat bahwa data yang dikumpulkan di sebuah rumah sakit nasional Model. Hasilnya karena itu tergantung pada tingkat penerimaan pasien. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan ketika menafsirkan hasil adalah kenyataan

Page 5: Otitis Media Dengan Efusi

bahwa studi ini didasarkan pada data retrospektif dimana pasien diperiksa untuk penyakit yang berbeda, bahkan untuk gejala sisa yang berbeda. Dalam hal ini, adalah mungkin bahwa meskipun prevalensi otitis media lebih besar pada laki-laki, mungkin tidak benar-benar begitu dalam proporsi yang ditemukan.

Dalam hal usia, hasil penelitian lain dikonfirmasi. Fitur yang menonjol dari hasil ini adalah bahwa sebagian besar kasus akut otitis media, proporsi yang lebih besar daripada yang diamati pada kasus otitis dengan efusi, adalah anak-anak di bawah usia 3. Pengamatan ini sangat umum di negara-negara berkembang. Harus dicatat, bagaimanapun, bahwa proporsi kasus otitis media dengan efusi bisa dianggap remeh karena fakta bahwa itu adalah sering tanpa gejala pada tahap awal penyakit. Hal ini dapat memberikan kontribusi kepada orang tua anak-anak di bawah usia 3 tidak mengidentifikasi masalah sampai mereka mencapai usia sekolah atau ketika penyakit ini pada stadium lanjut.

Hal ini diketahui bahwa etiologi otitis media adalah multifaktorial dan faktor lainnya seperti infeksi 10, negara fungsional dari tabung Eustachian 11,12,

negara imunologi 1, alergi 13,14 dan lingkungan dan sosial ekonomi 15 faktor semua bisa terlibat. Faktor ini, negara fungsional dari tabung Eustachian berdiri keluar diberikan fungsinya menjaga ventilasi di telinga tengah dan mastoids; kondisi fundamental untuk pendengaran yang optimal 13.

Berbagai pasien dilibatkan dalam penelitian ini mengunjungi rumah sakit karena rhinitis dan / atau adenoiditis berulang. Pemeriksaan THT pasien mengungkapkan OME dalam banyak kasus. Dalam hal ini, hasil yang diperoleh menunjukkan hubungan yang jelas antara jenis otitis dan adanya adenoiditis pada pasien di bawah usia 7, serta antara jenis otitis dan disfungsi tuba eustachius, terlepas dari usia.

Hipotesis bahwa disfungsi tuba eustachius adalah asal otitis media serosa atau otitis dengan efusi pertama kali diasumsikan oleh Politzer lebih dari 100 tahun yang lalu. Sejak itu banyak penelitian telah dilakukan, bahkan bereksperimen pada hewan, di mana pentingnya negara fungsional dari tabung Eustachian telah dinilai (yang fungsinya adalah untuk ventilasi dan menguras gendang telinga) dalam mekanisme histopatologi dari berbagai jenis otitis media 16-18, serta dalam proses pertukaran CO 2 dan O 2 antara telinga tengah dan darah 19. Disfungsi tuba dapat disebabkan oleh dua faktor: obstruksi dan perubahan permeabilitas. Obstruksi dapat hasil dari hambatan mekanis, dari penyebab fungsional, atau situasi campuran di mana dua mekanisme digabungkan. Obstruksi disebabkan mekanis dapat hasil dari anomali struktural, faktor ekstrinsik dari kompresi peritubic karena adenoid, tumor, atau peningkatan tekanan luar sekolah di terlentang dekubitus. Dalam hal ini, hipertrofi adenoid mengurangi ventilasi nasofaring, meningkatkan akumulasi sekresi dan dapat menjadi fokus infeksi bagi telinga tengah. Peningkatan sekresi dapat menghasilkan obstruksi internal tabung Eustachio, dengan penurunan konsekuen dalam ventilasi telinga tengah. Obstruksi fungsional telah diamati pada berbagai penyakit inflamasi dan alergi nasofaring, dengan penurunan tekanan udara di gendang telinga yang, bersama-sama dengan terhalangnya tabung, menyebabkan akumulasi cairan.

Kerentanan besar anak-anak untuk infeksi pada tahun pertama kehidupan baik diketahui, mengingat bahwa mereka berada dalam kontak dengan mikroorganisme terhadap yang mereka tidak memiliki antibodi khusus yang diperlukan. Hal ini dapat menjadi salah satu alasan mengapa anak-anak

Page 6: Otitis Media Dengan Efusi

lebih rentan terhadap menderita otitis. Selain itu, ketidakmatangan sistem kekebalan tubuh, sudah hanya sedikit efektif, meningkatkan risiko yang ditimbulkan oleh faktor anatomi, sebagai tabung Eustachio pendek dan lebih horizontal. Hal ini dapat memfasilitasi penyebaran infeksi lokal di nasofaring dari telinga tengah. Ketidakdewasaan imunologi ini, bersama-sama dengan ketidakmatangan anatomi dan fungsional dari telinga bayi, bisa merupakan faktor yang memperkuat satu sama lain dan yang akan menjelaskan keseriusan beberapa gejala otitis media yang berkembang ke keadaan kronis, bahkan ketika dirawat dengan benar.