OSTEOMIELITIS

10
I. DEFINISI Osteomyelitis adalah infeksi tulang dan sumsum tulang yang dapat timbul dari inokulasi langsung oleh organisme penyebab (misalnya pada frasktur terbuka), atau berasal dari penyebaran hematogen. Jadi infeksi pada osteomyelitis dapat terjadi secara : 1. Hematogen dari fokus yang jauh, seperti pada kulit dan tenggorok 2. Kontaminasi dari luar, seperti fraktur terbuka dan tindakan operasi tulang 3. Perluasan infeksi jaringan ke tulang di dekatnya II. ETIOLOGI Penyebab tersering dari osteomyelitis adalah Staphylococcus. Penyebab yang lain seperti Streptococcus, Pneumococcus, Salmonella, jamur, dan virus. Keadaan yang mendasari infeksi organisme tersebut antara lain : 1. Diabetes menyebabkan terjadinya infeksi pada kaki oleh organisme gram negatif atau Staphylococcus aureus. 2. Septikemia Staphylococcus aureus (misalnya komplikasi dari kanula intravena pada pasien-pasien yang dirawat). 3. Penyakit sickle cell anemia (infeksi dari Salmonella). 4. Imunosupresi (akibat virus) menjadi predisposisi terhadap terjadinya berbagai infeksi lain. 5. Luka tusuk pada kaki dapat menyebabkan osteomyelitis pada kalkaneus, yang disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa. 1

Transcript of OSTEOMIELITIS

Page 1: OSTEOMIELITIS

I. DEFINISI

Osteomyelitis adalah infeksi tulang dan sumsum tulang yang dapat timbul dari

inokulasi langsung oleh organisme penyebab (misalnya pada frasktur terbuka), atau berasal

dari penyebaran hematogen. Jadi infeksi pada osteomyelitis dapat terjadi secara :

1. Hematogen dari fokus yang jauh, seperti pada kulit dan tenggorok

2. Kontaminasi dari luar, seperti fraktur terbuka dan tindakan operasi tulang

3. Perluasan infeksi jaringan ke tulang di dekatnya

II. ETIOLOGI

Penyebab tersering dari osteomyelitis adalah Staphylococcus. Penyebab yang lain

seperti Streptococcus, Pneumococcus, Salmonella, jamur, dan virus. Keadaan yang

mendasari infeksi organisme tersebut antara lain :

1. Diabetes menyebabkan terjadinya infeksi pada kaki oleh organisme gram negatif

atau Staphylococcus aureus.

2. Septikemia Staphylococcus aureus (misalnya komplikasi dari kanula intravena

pada pasien-pasien yang dirawat).

3. Penyakit sickle cell anemia (infeksi dari Salmonella).

4. Imunosupresi (akibat virus) menjadi predisposisi terhadap terjadinya berbagai

infeksi lain.

5. Luka tusuk pada kaki dapat menyebabkan osteomyelitis pada kalkaneus, yang

disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa.

Umumnya infeksi terjadi pada tulang panjang seperti femur, tibia, fibula, humerus,

radius, dan ulna. Infeksi dimulai pada daerah metafisis. Teori terjadinya infeksi pada daerah

metafisis yaitu :

Teori vaskuler

Pembuluh darah pada daerah metafisis berkelok-kelok dan membentuk sinus-sinus

sehingga menyebabkan aliran darah menjadi lambat. Aliran darah yang lambat pada

daerah ini memudahkan bakteri berkembang biak.

Teori fagositosis

Daerah metafisis merupakan daerah pembentukan sistem retikuloendothelial. Bila

terjadi infeksi maka bakteri akan difagosit oleh sel-sel fagosit matur di tempat ini.

Meskipun demikian, di daerah ini terdapat juga sel-sel fagosit imatur yang tidak dapat

1

Page 2: OSTEOMIELITIS

memfagosit bakteri, sehingga beberapa bakteri yang tidak difagosit akan berkembang

biak di daerah ini.

III. KLASIFIKASI DAN PATOFISIOLOGI

Pembagian osteomyelitis yang umum dipakai yaitu :

1. Osteomyelitis primer

Disebabkan oleh penyebaran secara hematogen dari tempat lain. Osteomyelitis

primer dibagi menjadi osteomyelitis hematogen akut dan kronik.

2. Osteomyelitis sekunder (osteomyelitis perkontinuitatum)

Disebabkan oleh penyebaran kuman dari daerah sekitarnya, seperti bisul dan luka.

Osteomyelitis hematogen akut

Kelinan ini sering ditemukan pada anak-anak, dan sangat jarang pada orang dewasa.

Patofisiologi :

Infeksi terjadi melalui aliran darah dari fokus tempat lain dalam tubuh pada fase

bakteriemia dan dapat menimbulkan septikemia. Embolus infeksi kemudian masuk

ke dalam juksta epifisis pada daerah metafisis tulang panjang. Proses selanjutnya

terjadi hyperemia dan edema di daerah metafisis disertai pembentukan pus.

Terbentuknya pus dalam tulang dimana jaringan tulang tidak dapat berekspansi akan

menyebabkan tekanan dalam tulang bertambah. Peninggian tekanan dalam tulang

mengakibatkan terganggunya sirkulasi dan timbul trombosis pada pembuluh darah

tulang yang akhirnya menyebabkan nekrosis tulang. Disamping proses yang

disebutkan diatas, pembentukan tulang baru yang ekstensif terjadi pada bagian dalam

periosteum sepanjang diafisis (terutama pada anak-anak), sehingga terbentuk suatu

lingkungan tulang yang disebut involukrum dengan jaringan sekuestrum di dalamnya.

Proses ini terlihat jelas pada akhir minggu kedua. Apabila pus menembus tulang maka

terjadi aliran pus (discharge) dari involukrum keluar melalui lubang yang disebut

kloaka atau melalui sinus dari jaringan lunak dan kulit.

Osteomyelitis kronis

Bila osteomyelitis akut tidak diobati secara efektif maka prosesnya berlanjut menjadi

osteomyelitis kronis. Osteomyelitis kronis dapat pula terjadi setelah fraktur terbuka

atau tindakan operasi pada tulang.

2

Page 3: OSTEOMIELITIS

Patofisiologi :

Infeksi tulang dapat menyebabkan terjadinya sekuestrum yang menghambat resolusi

dan penyembuhan spontan yang normal pada tulang. Sekuestrum ini merupakan

benda asing bagi tulang dan mencegah terjadinya penutupan kloaka (pada tulang) dan

sinus (pada kulit). Infeksi dapat terlokalisir serta diliputi oleh jaringan fibrosa yang

membentuk abses tulang kronik yang disebut “abses brodie”.

Daerah penyebaran osteomyelitis antara lain :

Penyebaran kearah korteks, membentuk abses subperiosteal dan sellulitis pada

jaringan sekitarnya.

Penyebaran menembus periosteum membentuk abses jaringan lunak. Abses dapat

menembus kulit melalui suatu sinus dan menimbulkan fistel. Abses dapat menyumbat

atau menekan aliran darah ke tulang dan menyebabkan kematian (sekuester).

Penyebaran kearah medulla.

Penyebaran ke persendian, terutama bila lempeng pertumbuhannya intraartikuler

misalnya sendi panggul pada anak-anak. Jarang terjadi penetrasi ke epifisis.

IV. GEJALA KLINIS

Gejala osteomyelitis hematogen akut :

- Gejala-gejala umum : panas tinggi, malaise, anoreksia

- Nyeri tulang sekitar sendi

- Gangguan fungsi anggota gerak yang bersangkutan

- Pembengkakan lokal dan nyeri tekan

Gejala osteomyelitis kronis :

- Nyeri tidak terlalu berat

- Anggota gerak yang terkena tampak merah dan oedem

- Keluar cairan dari luka atau sinus setelah operasi

- Kadang-kadang disertai demam

3

Page 4: OSTEOMIELITIS

V. GAMBARAN RADIOLOGIS

Osteomyelitis pada tulang panjang

Kelainan tulang yang dilihat pada foto rontgen biasanya baru dapat dilihat pada hari

ke 10-14 setelah infeksi. Tanda pertama yang dapat dilihat adalah adanya

pembengkakan jaringan lunak dekat tulang yang terkena (soft tissue swelling). Bila

tidak diobati maka tampak daerah radioluscent terutama di daerah metafisis. Periost

terangkat yang disebabkan oleh penyebaran infeksi melalui medulla ke korteks.

Daerah radioluscent ini menyebar kemana-mana di dalam shaft bone tetapi tidak

pernah menyebrangi epiphyseal plate.

Pada fase yang kronis akan terbentuk sekuester yang terlihat sebagai butir-butir kecil

osteosklerotik dari tulang yang mati yang dikelilingi bagian radioluscent oleh karena

resorbsi tulang. Selain itu, terdapat cloaca dan involukrum (pembungkus tulang yang

lama), yang terbentuk karena reaksi untuk membentuk tulang baru yang sebelumnya

ditempati oleh eksudat dibawah periost.

Bila foto pertama belum terlihat kelainan tulang, sedangkan klinis dicurugai

osteomyelitis, maka sebaiknya foto diulang 1 minggu kemudian.

Osteomyelitis pada vertebra

Pada stadium awal tampak tanda-tanda destruksi tulang yang menonjol, selanjutnya

terjadi pembentukan tulang baru yang terlihat sebagai sclerosis. Lesi dapat berawal di

bagian sentral atau tepi korpus vertebra. Pada lesi yang berawal di tepi korpus

vertebra, discus cepat mengalami destruksi dan sela discus akan menyempit. Dapat

timbul abses paravertebra yang terlihat sebagai bayangan berdensitas jaringan lunak

sekitar lesi. Abses ini lebih mudah dilihat di daerah thoracal, karena kontras dengan

paru-paru. Di daerah lumbal lebih sukar dilihat, tanda yang penting adalah bayangan

psoas menjadi kabur.

Osteomyelitis pada tulang pelvis

Paling sering terjadi di tulang ilium dan meluas ke sendi sacro-iliaca. Pada foto

terlihat gambaran destruksi tulang yang luas, bentuk tidak teratur, biasanya disertai

sekuester yang multiple. Sering terlihat sclerosis pada tepi lesi. Secara klinis sering

disertai abses dan fistula.

4

Page 5: OSTEOMIELITIS

Abses brodie

Abses ini bersifat kronis, biasanya ditemukan dalam spongiosa tulang dekat ujung

tulang. Bentuk abses biasanya bulat atau lonjong dengan pinggiran sklerotik, kadang-

kadang terlihat sekuester. Abses tetap terlokalisasi dan kavitas dapat secara bertahap

terisi jaringan granulasi.

Osteomyelitis sclerosing garre

Suatu osteomyelitis sub akut, terdapat kavitas yang dikelilingi oleh jaringan sklerotik

pada daerah metafisis dan diafisis tulang panjang. Pada foto terlihat adanya kavitas

yang difus dan dikelilingi oleh jaringan tulang yang sklerotik.

VI. PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

1. Foto polos

Tampak normal hingga 10 hari (2 minggu) setelah infeksi. Tanda awal berupa

pembengkakan jaringan lunak. Tulang yang terinfeksi akan kehilangan detailnya dan

menjadi tidak berbatas jelas dengan reaksi periosteal (yaitu suatu periost yang

terangkat oleh pus yang kemudian akan membentuk tulang baru dibawahnya).

Pada osteomyelitis kronis dapat ditemukan adanya tanda-tanda porosis dan sclerosis

tulang, penebalan periost, elevasi periosteum dan mungkin adanya sekuestrum.

2. CT Scan

Mendeteksi massa jaringan lunak dan sekuestrum yang disebabkan oleh osteomyelitis.

3. MRI

Suatu teknik yang sensitif dalam mendeteksi infeksi.

4. Pemeriksaan radioisotop / pemindaian isotop tulang

Dengan menggunakan technetium, gallium, atau sel-sel darah putih yang telah

ditandai. Semuanya dapat menunjukkan peningkatan aktifitas walaupun tidak spesifik.

5. Ultrasonografi

Pemeriksaan ini dapat menunjukkan adanya efusi pada sendi.

5

Page 6: OSTEOMIELITIS

VII.DIAGNOSA BANDING

a. Tumor ganas primer tulang (osteosarkoma)

Seperti halnya osteomyelitis, osteosarkoma biasanya mengenai metafisis tulang

panjang, sehingga pada stadium dini sulit dibedakan dengan osteomyelitis. Pada

stadium lanjut di osteosarkoma dapat ditemukan pembentukan tulang yang lebih

banyak serta adanya infiltrasi tumor yang disertai penulangan patologik ke dalam

jaringan lunak. Selain itu, dapat ditemukan segitiga Codman.

b. Ewing’s sarcoma

Tampak destruksi tulang yang bersifat infiltratif. Reaksi periosteal kadang-kadang

menyerupai kulit bawang yang berlapis-lapis dan tampak massa jaringan lunak yang

besar.

c. Arthritis supuratif akut

d. Sellulitis

VIII. KOMPLIKASI

Kontraktur sendi

Fraktur patologi

Kerusakan epifisis sehingga terjadi gangguan pertumbuhan

Keganasan pada jaringan epidermis (karsinoma epidermoid)

Penyakit amiloid

6

Page 7: OSTEOMIELITIS

DAFTAR PUSTAKA

1. Palmer P.E.S, dkk. Petunjuk Membaca Foto Untuk Dokter Umum. Cetakan IV.

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 1995.

2. Armstrong Peter/ Wastie Martin L. Pembuatan Gambar Diagnostik. Edisi ke-2.

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

3. Rasad Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Edisi kedua. Penerbit FKUI. Jakarta.

7